Anda di halaman 1dari 16

BAB V

PEMELIHARAAN DALAM
KEADAAN BEBAS TEGANGAN
DAN BERTEGANGAN
M. Alif al hafis
Marcelino Yobel
Muhamad Reza Hamdhany
5.1 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan

Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakaan atau proses
kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan menyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga dapat di cegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan

 Tujuan pemeliharaan perlatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjamin kontinyunitas
penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain,
a. Untuk meningkatkan reliability, avaliability dan effiency. Untuk memperpanjang umur
peralatan.
b. Mengurangi Resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan. Meningkatkan Safety
Peralatan
c. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.
5.2 Macam-macam Pemeliharaan

Jenis-jenis pemeliharaan peralatan adalah sebagai berikut:


a. Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan yang di lakukan
dengan cara memprediksi kondisi suatu perlatan listrik, apakah dan kapan kemungkinanya perlatan
listrik tersebut menuju kegagalan.
b. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah ekegitan pemeliharaan yang
dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan perlatan secara tiba-tiba dan untuk
mempertahankan untuk kerja peralatan yang optimum ssuai umur teknisinya.
c. Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang di lakukan dengan berencana pada waktu-
waktu tertentu ketika perlatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat
menjalankan fungsinya dengan tujuan unutk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan
dan penyempurnaan instalasi/
d. Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan
mendadak yang waktunya tidak terentu dan sifatnya darurat.
5.3 Jadwal Pemeliharaan

Jadwal Pemeliharaan dengan kurung waktu berbeda sesuai dengan kebutuhan dan umur dari
peralatan yang akan dipelihara, waktu tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pemeliharaan Mingguan
b. Pemeliharaan Bulanan
c. Pemeliharaan Triwulan
d. Pemeliharaan Semesteran
e. Pemeliharaan Tahunan
5.4 PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN

Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaringan distribusi (TR / TM) yang dilaksanakan dimana
obyeknya dalam keadaan aktip bekerja atau bertegangan
Contoh :
1. Pemeriksaan rutin kondisi gardu yang sedang beroperasi
2. Pengukuran beban dan tegangan gardu

 Gangguan-ganguan dalam Pemeliharaan dalam Keadaan Berteganga


a. Petir
b. Binatang
c. Manusia
d, Tumbuhan
e. Jumper putus
f. Isolator retak atau pecah
Ketentuan bekerja di dekat instalasi bertegangan :
1. Saat bekerja harus berada pada jarak minimum aman kerja

Tegangan Fasa Ke Bumi Fasa Ke Fasa

70 Kv 900 mm 1200 mm
150 Kv 1200 mm 1500 mm
500 Kv 3400 mm 5500 mm
2. Bila bekerja di dekat instalasi yang lebih tinggi dari pada tegangan perlengkapan yang dikerjakan,
harus dipastikan bahwa perlengkapan tersebut bebas dari kebocoran isolasi atau imbas yang
membahayakan dan sebaiknya dibumikan
3. Dilarang menggunakan pengukur panjang, tali logam atau tali dengan anyaman benang logam
4. Di dekat bagian bertegangan, dilarang menggunakan tangga kayu atau bambu yang diperkuat
dengan batang logam yang memanjang searah dengan arus listrik
5. Jika jarak aman tidak dapat dipenuhi, petugas harus menggunakan pengaman dari bahan isolasi
Metode PDKB TT/TET Metode Barehand
Metode barehand adalah suatu metode dimana pelaksana bekerja dengan
menyentuh konduktor yang bertegangan, sehingga tidak ada perbedaan potensial
antara pelaksana dengan konduktor yang bertegangan. Metode ini dapat dilakukan
pada tegangan 150 kV sampai dengan 500 kV dengan memperhatikan jarak aman
minimum.
Metode Hot Stick
Metode Hot Stick adalah suatu metode dimana pelaksana berada di sisi tower yang
terisolasi dari konduktor bertegangan. Metode ini menggunakan peralatan hot stick dengan
jarak tertentu sehingga aman dikerjakan. Pelaksana harus menjaga diri dan semua peralatan
yang dibawa dan yang digunakan (misal: ladder, platform, dll.) agar tidak melanggar jarak
aman minimum yang ditentukan. Semua peralatan hot stick harus mempunyai panjang isolasi
yang cukup, sesuai dengan jarak aman minimum tegangan operasi. Sarung tangan berisolasi
tidak boleh digunakan pada saat pelaksanaan pekerjaan metode hot stick karena penggunaan
sarung tangan dapat menutupi rasa sengatan listrik bila terjadi arus bocor, yang
mengindikasikan kerusakan peralatan hot stick. Penggunaan sarung tangan dapat menjadi
penyebab kontaminasi pada permukaan peralatan hot stick, sehingga mengurangi sifat isolasi
peralatan. Hot stick yang digunakan pada metode ini terbuat dari Fibreglass Reinforced Plastic
(FRP) yaitu plastik yang diperkuat dengan fiberglass .Semua hot stick yang terbuat dari FRP
harus mempunyai daya tahan elektrik dan mekanik yang sesuai standar. Semua hot stick yang
terbuat dari FRP harus diuji setiap 6 bulan di Lembaga sertifikasi dan hasilnya tercatat dan
dibukukan. Pemeriksaan visual peralatan hot stick dilakukan sebelum dan sesudah digunakan.
Untuk mengetahui tanda-tanda kerusakan, antara lain:
 Hilang atau turunnya mutu isolasi akibat terkontaminasi polutan padahot stick dan tangga isolasi.
Cacat pada permukaan peralatan hot stick.
 Penyimpanan dan penggunaan yang tidak tepat.
 Adanya garis karbon berwarna yang tidak beraturan pada permukaanhot stick yang diakibatkan
beban elektrik yang berlebihan.
 Adanya lengkungan, keretakan, pemuaian, dan kendornya pin padahot stick yang disebabkan
pembebanan mekanik yang berlebihan.
Jika tanda-tanda kerusakan tersebut diatas ditemukan, maka harus segera dievaluasi, diperbaiki dan
diuji serta hasilnya dicatat pada data peralatan. Metode hot stick dapat juga digunakan bersamaan
dengan metode barehand selama metode tersebut bisa saling melengkapi.
PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN
BEBAS TEGANGAN

Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaring distribusi tm / tr yang dilaksanakan dimana obyeknya


dalam keadaan tanpa tegangan atau pemadaman. Hal ini bukan berartii disekitar obyek pemeliharaan
benar-benar sama sekali tidak bertegangan.

 Contoh :
Pada waktu pemeliharaan phb – tr pada gardu distribusi, maka pada sisi tm fco atau kubikel dan trafo
harus dipadamkan, tetapi pada keadaan tertentu tetap dioperasikan. Dengan demikian segi keamanan
terhadap tegangan sentuh harus tetap diperhatikan.
Alasan Dilaksanakan Pemeliharaan Dalam Keadaan Tanpa Tegangan :
 Pemeliharaan dengan metoda pdkb memang belum dimungkinkan.
 Instalasi dilengkapi dengan sistem cadangan sehingga tidak mengganggu suplai
tenaga listrik.
 Jaringan yang akan dipelihara secara ekonomis tidak terlalu mengguntungkan dan
secara sosial tidak berdampak negatif.
 SDM dan sarana yg diperlukan untuk pemeliharaan dengan PDKB belum tersedia.
Ketentuan bekerja pada keadaan bertegangan :
1. Petugas / pelaksana pekerjaan mempunyai kompetensi yang dibutuhkan
2. Memiliki surat ijin kerja dari yang berwenang
3. Dalam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tidak dalam keadaan mabuk
4. Saat bekerja harus berdiri pada tempat atau mempergunakan perkakas yang berisolasi dan andal
5. Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai dan diperiksa setiap dipakai sesuai petunjuk yang
berlaku
6. Dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan dengan tangan telanjang
7. Keadaan cuaca tidak mendung / hujan
8. Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran / ledakan, lembab dan sangat panas
Keuntungan Dan Kerugian Pemeliharaan Tanpa Tegangan
Keuntungannya :
 Terjadinya kecelakaan terhadap sentuhan tegangan listrik dapat dihindarkan.
 Pekerjaan dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan kondisi cuaca hujan.
 Peralatan kerja, alat bantu kerja dan peralatan k3 harganya lebih murah.
 Biaya pekerjaan pemeliharaan lebih murah.

Kerugiaannya :
 Akibat pemadaman berarti energi tidak tersalurkan / terjual menjadi lebih besar sebanding
dengan lamanya pekerjaan.
Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan :
1. Pelaksanaan pekerjaan harus mempunyai kompetensi yang dibutuhkan
2. Perlengkapan listrik yang dipekerjakan harus bebas dari tegangan
3. Sarana pemutusan sirkit dipasang rambu peringatan
4. Melaksanakan pemeriksaan tegangan untuk memastikan keadaan bebas tegangan
5. Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan secara baik
6. Petugas untuk pembebasan tegangan harus mempunyai surat tugas dari atasan yang berwenang
7. Mengunci peralatan yang mungkin dapat dimasukkan / dikeluarkan
8. Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari tegangan dan akan dibuang sisa muatan
listriknya, harus diperiksa secara teliti
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai