Anda di halaman 1dari 10

1

Makalah Seminar Kerja Praktik PENGOPRASIAN JARINGAN DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT. PLN (PERSERO) AREA PURWOKERTO RAYON PURWOKERTO KOTA

Oleh: Tiar Kusuma Dewi 21060110060051 disampaikan dalam kegiatan Seminar Kerja Praktik Jurusan PSD III Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang pada 4 April 2013
ABSTRAK

Untuk meningkatkan pelayanan dalam pasokan tenaga listrik ke pelanggan, termasuk menjaga keandalan energi listrik. PLN melakukan beberapa langkah diantaranya dengan memasang berbagai macam proteksi pada jaringan dan pemeliharaan semua jaringan beserta proteksinya. Begitu juga dengan penanganan apabila terjadi gangguan yang menyebabkan supply listrik kepada konsumen terhambat. Penaganan gangguan tersebut meliputi pengaturan, pembagian, pemindahan, dan penyaluran tenaga listrik kepada konsumen secepat mungkin serta menjamin kelangsungan penyaluran dan pelayanan. Dalam hal ini penentuan atau perencanaan instalasi jaringan harus di sesuaikan dengan beberapa sumber, diantaranya dari buku Standar SPLN, Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), SOP (Standing Operation Procedure), PK (Perintah Kerja) dan peraturan daerah masing-masing. Kata kunci : Manuver , Proteksi. I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam upaya memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa, tenaga listrik merupakan komponen produk utama yang penting, karena merupakan pendorong dalam kegiatan di sector ekonomi. Tenaga listrik merupakan salah satu aspek dalam menunjang pembangunan dan dapat dirasakan dalam setiap kegiatan manusia yang merupakan kebutuhan universal. Untuk mendapatkan tenaga listrik diperlukan suatu system yang saling terkait satu dengan lainya , karena pusat pusat pembangkit biasanya terletak jauh dari pusat beban atau pemakaian. Oleh karena itu diperlukan saluran yang berfungsi menyalurkan tenaga listrik melalui penghantar. Salah satu sub sistem penyaluran tenaga yang terpenting adalah saluran tranmisi dan distribusi. Mengingat pentingnya fungsi salah satu sub sistem dari sistem penyaluran tenaga listrik terutama dalam hal ini adalah saluran distribusi maka perlunya diperhatikan kriteria dan kaidah atau spesifikasi standar dan kriteria, baik material, peralatan dan sistem, akan dicapai suatu sistem dengan keandalan yang tinggi dan kontinuitasnya terjamin. Disinilah akan terlihat pentingnya PT.PLN (PERSERO) yang berfungsi mengatur dan memanageman listrik di indonesia baik dalam penyaluran ( Transmisi dan Distribusi ) maupun pelayanan bagi masyarakat sehingga listrik dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat indonesia dan listrik benar benar menjadi komponen produksi utama yang berfungsi untuk mencerdaskan bangsa dan mensejahterakan masyarakat. I.2. Batasan Masalah Dalam pembahasan ini, ditekankan pada pengertian Pengoperasian Jaringan Distribusin berdasar pada Standing Operating Procedure (SOP).

I.3. Tujuan Adapun tujuan Praktek Kerja Lapangan ini adalah : 1. Melalui Praktek Kerja Lapangan ini, mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang luas di bidang ketenagalistrikan. 2. Meningkatkan kualitas ketrampilan dan kemampuan praktek mahasiswa sebagai calon tenaga kerja siap kerja. 3. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dari perusahaan tempat Praktek Kerja Lapangan. 4. Sebagai studi banding antara teori yang sudah didapat pada waktu kuliah dengan keadaan sebenarnya yang dialami pada saat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di suatu perusahaan. 5. Menambah wawasan dan pengalaman yang tidak diperoleh di bangku kuliah. 6. Melatih rasa tanggung jawab dalam mengemban tugas. II. PENGOPERASIAN JARINGAN DISTRIBUSI 2.1 Pengertian Pengoperasian Jaringan Distribusi adalah segala kegiatan yang mencakup pengaturan, pembagian, pemindahan, dan penyaluran tenaga listrik kepada konsumen secepat mungkin serta menjamin kelangsungan penyaluran dan pelayanan. Yaitu dengan mengoprasikan peralatan maneuver sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga suplay listrik ke pelanggan tidak terhenti. 2.2. Tolak Ukur Kinerja Pengoperasian Jaringan Distribusi a) Mutu Listrik Harus Terjaga Ada 2 (dua) hal yang menyatakan menjadi ukuran mutu listrik, yaitu tegangan dan frekuensi. Faktor yang membuat baik-tidaknya mutu listrik tersebut dari sisi distribusi adalah faktor pembebanan pada system distribusi yaitu pembebanan yang tidak stabil oleh karena pengoperasian normal atau karena

lebih banyak akibat gangguan pada suplai dari GI dan Penyulang. b) Keandalan Penyaluran Tenaga Listrik Tinggi Sebagai indicator penyaluran adalah angka lama dan seringnya pemadaman pada pelanggan yang disebut angka SAIDI dan SAIFI. SAIDI = lama padam x jumlah pelanggan padam Jumlah pelanggan x 1 tahun =menit/pelanggan . tahun SAIFI = seringnya padam x daya tidak tersalurkan Jumlah pelanggan x 1 tahun =kali/pelanggan . tahun Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai SAIDI dan SAIFI dari sisi distribusi adala : Konvigurasi jaringan yang berkaitan dengan maneuver Kondisi jaringan yang rentan terhadap gangguan dari dalam system maupun dari luar system Cara pengoperasian yang tidak memperhatikan kemampuan peralatan maupun kemampuan pasokan daya. c) Keamanan dan Keselamatan Terjamin Sebagai indicator adalah jumlah angka kecelakaan akibat listrik pada personil dan kerusakan pada instalasi/peralatan serta lingkungan. Upaya untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan diantaranya : Kondisi instalasi memenuhi persyaratan System proteksi berfungsi baik Pemeliharaan instalasi sesuai jadwal Alat kerja dan peralatan keselamatan kerja memenuhi syarat Koordinasi kerja baik Sikap dan cara kerja memperhatikan K2/K3 Menginformasikan kepada masyarakat tentang bahaya listrik dan menghindarinya.

d) Biaya Pengoperasian Efisien Sebagai indikator adalah angka susut jaringan, yaitu selisih antara energy yang dikeluarkan oleh gardu atau pembangkit dengan energy yang digunakan oleh pelanggan. e) Mempertahankan Kepuasan Pelanggan Mempertahankan kepuasan pelanggan dapat terjadi bila kebutuhan akan listrik oleh konsumen baik kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pelayanan terpenuhi, maka dari itu yang perlu dilakukan diantaranya : Pengendalian tegangan, yaitu mengadakan pengaturan mulai dari tingkat suplai sampai ke titik ujung pada batas toleransi yang diijinkan. Pengendalian beban, yaitu membatasi pembebanan sesuai kemampuan sumber pasokan tenaga listrik, maupun peralatan dan material jaringan. 2.3 Prosedur Pengoperasian Jaringan Distribusi Yang dimaksud dengan prosedur operasi pengaturan dan pengusahaan jaringan tegangan menengah adalah usaha menjamin kelangsungan penyaluran tenaga listrik, mempercepat penyelesaian gangguan gangguan yang timbul, serta dilain pihak menjaga keselamatan baik petugas pelaksana operasi maupun instalasinya sendiri. Pengoperasian jaringan distribusi tegangan menengah tersebut dilaksanakan dengan : 1. Memanuver atau memanipulasi jaringan, dengan menggunakan telekontrol maupun dilapangan. 2. Menerima informasi - informasi mengenai keadaan jaringan dan kemudian membuat penilaian (observasi) seperlunya guna menetapkan tindak lanjutan. 3. Menerima besaran-besaran pengukuran pada jaringan yang kemudian membuat penilaian (observasi) seperlunya guna menetapkan tindak lanjutan. 4. Mengkoordinasikan pelaksanaanya dengan pihak - pihak lain yang bersangkutan. 5. Mengawasi jaringan secara kontinyu.

6. Mengusut dan melokalisir gangguan jaringan. 7. Mendeteksi gangguan jaringan sehingga titik gangguannya dapat ditemukan untuk diperbaiki Kegiatan operasi distribusi ini dibedakan dalam dua keadaan yaitu keadaan normal dan keadaan gangguan. Operasi sistem distribusi juga tergantung dari beberapa hal, antara lain berdasarkan pada konfigurasi dan pola jaringan sistem distribusi yang digunakan. Dalam operasi sistem distribusi, setiap alur tugas dari pekerjaan ditentukan oleh prosedur tetap yang biasa disebut Standing Operation Procedure ( SOP ), dimana SOP adalah prosedur yang dibuat berdasarkan kesepakatan / ketentuan yang harus dipatuhi oleh seseorang atau tim untuk melaksanakan tugas / fungsinya agar mendapatkan hasil yang optimal dan untuk mengantisipasi kesalahan manuver, kerusakan peralatan dan kecelakaan manusia. 2.4 Pengoperasian JTM Sistem Radial

Pola radial adalah jaringan yang setiap saluran primernya hanya mampu menyalurkan daya dalam satu arah aliran daya. Jaringan ini biasa dipakai untuk melayani daerah dengan tingkat kerapatan beban yang rendah. Keuntungannya ada pada kesederhanaan dari segi teknis dan biaya investasi yang rendah. Adapun kerugiannya apabila terjadi gangguan dekat dengan sumber, maka semua beban saluran tersebut akan ikut padam sampai gangguan tersebut dapat diatasi. Keadaan Normal 1. Semua peralatan hubung dalam keadaan masuk 2. Koordinasi pengaman PMT, Reclosser dan Sectionalizer, Fuse Cut Out (bila ada) harus benar

4 3.

Penampang penghantar diperhitungkan dengan cermat

perlu

c.

Keadaan Gangguan 1. 2. 3. Pemadaman pada sebagian jaringan tidak dapat dihindarkan ABSW atau saklar tiang, Fuse Cut Out, Jumper dapat dipakai untuk sarana melokalisir gangguan Penormalan Jaringan dilakukan setelah gangguan diperbaik d. e.

Pemasukan dan pengeluaran PMB/LBS dilaksanakan oleh operator lapangan cabang/Area/AJ atas permintaan APD Posisi jaringan di gardu distribusi adalah : PMB/LBS incoming kearah GI Masuk PMB/LBS outging kearah GI masuk Operator lapangan wajib dan bertanggung jawab untuk segera melaporkan kepada APD

2.5 Pengoperasian JTM Sistem Spindel

Jaringan primer pola spindel merupakan pengembangan dari pola radial dan loop terpisah. Beberapa saluran yang keluar dari gardu induk diarahkan menuju suatu tempat yang disebut gardu hubung (GH), kemudian antara GI dan GH tersebut dihubungkan dengan satu saluran yang disebut express feeder. Sistem gardu distribusi ini terdapat disepanjang saluran kerja dan terhubung secara seri. Saluran kerja yang masuk ke gardu dihubungkan oleh saklar pemisah, sedangkan saluran yang keluar dari gardu dihubungkan oleh sebuah saklar beban. Jadi sistem ini dalam keadaan normal bekerja secara radial dan dalam keadaan darurat bekerja secara loop melalui saluran cadangan dan GH. Keadaan Normal a. Posisi jaringan di GH adalah : PMB/LBS seluruh penyulang/feeder kerja dalam keadaan keluar PMB/LBS Express Feeder/penyulang dalam keadaan masuk b. APD menerima pemberitahuan perubahan keadaan jaringan di GI dari operator lapangan Cabang/Area dan Melalui printer/Display Dispatcher APD

Keadaan Gangguan a. APD menerima pemberitahuan keadaan jaringan dari indikasi keluarnya PMT dan bekerjanya Rele b. APD menetapkan section gangguan pada penyulang/feeder, bila dilengkapi teleprocessing c. Melokalisir gangguan berdasarkan section yang terganggu d. Mengadakan maneuver pada jaringan yang tidak terganggu e. Mengadakan perbaikan gangguan oleh regu pemeliharaan f. Penormalan jaringan dilakukan setelah gangguan diperbaiki 2.5 Pengoperasian JTM Lingkar/Loop

Jaringan pola loop adalah jaringan yang dimulai dari suatu titik pada rel daya yang berkeliling di daerah beban kemudian kembali ke titik rel daya semula. Pola ini ditandai pula dengan adanya dua sumber pengisian yaitu sumber utama dan sebuah sumber cadangan. Jika salah satu sumber pengisian (saluran utama) mengalami

gangguan, akan dapat digantikan oleh sumber pengisian yang lain (saluran cadangan). Jaringan dengan pola ini biasa dipakai pada sistem distribusi yang melayani beban dengan kebutuhan kontinyuitas pelayanan yang baik (lebih baik dari pola radial). Keadaan Normal a. Posisi normal jaringan disusun / ditetapkan berdasarkan Beban, jarak, kemampuan penghantar, tingkat urgensi penyaluran dan sebagai saluran cadangan. b. PMS tiang pada saluran utama dalam keadaan keluar/terbuka c. PMS tiang pada saluran percabangan dalam keadaan masuk d. APD menerima pemberitahuan perubahan pada jaringan dari operator lapangan PLN Area/cabang e. Pemasukan/pengeluaran PMS/PTS, PMT dan PMS gardu dilaksankan oleh operator lapangan f. Operator lapangan wajib dan bertanggung jawab untuk segera melaporkan pada APD atas pelaksanaan pengaturan Keadaan Gangguan a. APD menerima pemberitahuan keadaan gangguan penyulang / feeder dari : Indikasi keluarnya PMT dan bekerjaya Rele Indikasi keluarnya secara tetap, dari kondisi Recloser section/tiang b. Mengadakan pengusutan gangguan c. Mengadakan maneuver jaringan d. Penormalan jaringan dilakukan setelah gangguan diperbaiki
2.7 Manuver Jaringan Distribusi

a. Memisahkan bagianbagian jaringan yang semula terhubung dalam keadaan bertegangan ataupun tidak bertegangan dalam kondisi normalnya. b. Menghubungkan bagianbagian jaringan yang semula terpisah dalam keadaan bertegangan ataupun tidak bertegangan dalam kondisi normalnya.

2.8 Peralatan Manuver Optimalisasi atas keberhasilan kegiatan manuver jaringan dari segi teknis ditentukan oleh konfigurasi jaringan dan peralatan manuver yang tersedia di sepanjang jaringan. Peralatan yang dimaksud adalah peralatan peralatan jaringan yang berfungsi sebagai peralatan hubung. Peralatan itu yaitu : 1. Pemutus Tenaga (PMT) Pemutus tenaga (PMT) adalah adalah alat pemutus tenaga listrik yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan listrik (switching equipment) baik dalam kondisi normal (sesuai rencana dengan tujuan pemeliharaan), abnormal (gangguan), atau manuver system, sehingga dapat memonitor kontinuitas system tenaga listrik dan keandalan pekerjaan pemeliharaan. Ditinjau dari media pemadam busur apinya PMT dibedakan atas : - PMT dengan media minyak (Oil Circuit Breaker) - PMT dengan media gas SF6 (SF6 Circuit Breaker) - PMT dengan media vacum (Vacum Circuit Breaker) 2. Disconector (DS)/Saklar Pemisah. Sebuah alat pemutus yang digunakan untuk menutup dan membuka pada komponen utama pengaman/recloser, DS tidak dapat dioperasikan secara langsung, karena alat ini mempunyai desain yang dirancang khusus dan mempunyai kelas atau spesifikasi tertentu, jika dipaksakan untuk pengoperasian langsung, maka akan menimbulkan busur api yang dapat berakibat fatal. Yang dimaksud

Manuver / manipulasi jaringan distribusi adalah serangkaian kegiatan membuat modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat dari adanya gangguan atau pekerjaan jaringan yang membutuhkan pemadaman tenaga listrik, sehingga dapat mengurangi daerah pemadaman dan agar tetap tercapai kondisi penyaluran tenaga listrik yang semaksimal mungkin. Kegiatan yang dilakukan dalam manuver jaringan antara lain :

dengan pengoperasian langsung adalah penghubungan atau pemutusan tenaga listrik dengan menggunakan DS pada saat DS tersebut masih dialiri tegangan listrik. Pengoperasian DS tidak dapat secara bersamaan melainkan dioperasikan satu per satu karena antara satu DS dengan DS yang lain tidak berhubungan, biasanya menggunakan stick (tongkat khusus) yang dapat dipanjangkan atau dipendekkan sesuai dengan jarak dimana DS itu berada, DS sendiri terdiri dari bahan keramik sebagai penopang dan sebuah pisau yang berbahan besi logam sebagai switchnya. 3. Air Break Switch (ABSW) peralatan hubung yang berfungsi sebagai pemisah dan biasa dipasang pada jaringan luar. Biasanya medium kontaknya adalah udara yang dilengkapi dengan peredam busur api / interrupter berupa hembusan udara. ABSw juga dilengkapi dengan peredam busur api yang berfungsi untuk meredam busur api yang ditimbulkan pada saat membuka / melepas pisau ABSw yang dalam kondisi bertegangan. Kemudian ABSw juga dilengkapi dengan isolator tumpu sebagai penopang pisau ABSw, pisau kontak sebagai kontak gerak yang berfungsi membuka / memutus dan menghubung/ memasukan ABSw, serta stang ABSw yang berfungsi sebagai tangkai penggerak pisau ABSw. Perawatan rutin yang dilakukan untuk ABSw karena sering dioperasikan, mengakibatkan pisaupisaunya menjadi aus dan terdapat celah ketika dimasukkan ke peredamnya / kontaknya. Celah ini yang mengakibatkan terjadi lonjakan bunga api yang dapat membuat ABSw terbakar. 4. Load Break Switch (LBS) Load Break Switch (LBS) atau saklar pemutus beban adalah peralatan hubung yang digunakan sebagai pemisah ataupun pemutus tenaga dengan beban nominal. Proses

pemutusan atau pelepasan jaringan dapat dilihat dengan mata telanjang. Saklar pemutus beban ini tidak dapat bekerja secara otomatis pada waktu terjadi gangguan, dibuka atau ditutup hanya untuk memanipulasi beban. Alat ini memungkinkan perbaikan jaringan saat terjadi gangguan ditengahtengah jalur jaringan, sehingga tidak sampai memutuskan aliran listrik. Dalam pendistribusian tenaga listrik dari satu jaringan ke jaringan yang lain, akan dijumpai suatu titik temu yang disebut gardu hubung / Key Point. Hal ini memungkinkan untuk mengisi dan menerima distribusi tenaga listrik dari satu penyulang ke penyulang lain yang mengalami gangguan 5. Recloser Recloser adalah peralatan yang digunakan untuk memproteksi bila terdapat gangguan, pada sisi hilirnya akan membuka secara otomatis dan akan melakukan penutupan balik (reclose) sampai beberapa kali tergantung penyetelannya dan akhirnya akan membuka secara permanen bila gangguan masih belum hilang (lock out). Penormalan recloser dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan sistem remote. Recloser juga berfungsi sebagai pembatas daerah yang padam akibat gangguan permanen atau dapat melokalisir daerah yang terganggu 6. FCO (Fuse Cut Out) Sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang berbeban pada jaringan distribusi yang bekerja dengan cara meleburkan bagian dari komponenya (fuse link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya. FCO ini terdiri dari : 1. Rumah Fuse (Fuse Support) 2. Pemegang Fuse (Fuse Holder) 3. Fuse Link 2.9 Peralatan Manuver Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan saat akan melaksanakan kegiatan manuver diantaranya yaitu :

a. Mengetahui keadaan operasi normal maupun darurat dari bagian jaringan yang mutakhir. b. Mengetahui kemampuan seluruh peralatan yang terpasang pada jaringan. c. Mengikuti secara kronologis keadaan yang terjadi pada jaringan, manuver manuver yang berlangsung. d. Mengetahui tata cara komunikasi dalam operasi jaringan. e. Mempersiapkan peralatan manuver. f. Perlengkapan pengaman. g. Peralatan kerja, K3 / K2, alat ukur dan SOP. h. Sarana transportasi / kendaraan. 2.10 SOP/Prosedur Tetap Dalam Pelaksanaan Manuver Jaringan Prosedur atau SOP yang harus dilaksanakan petugas saat akan melaksanakan manuver adalah : a. Manuver secara manual : mengirim petugas ke lapangan. b. Manuver dengan control : dilakukan dari GI / Gardu Induk. c. Manuver dengan control jarak jauh : dilakukan dari pusat control APD yang melayani daerah / area yang cukup luas. 2.11 Prosedur Komunikasi Alat Komunikasi Yang Digunakan : Telepon JWOT (Java West Optic Telecomunication) PLC (Power Line Carier) Radio Komunikasi Tata Tertib Berkomunikasi : Fasilitas telekomunikasi operasional hanya digunakan untuk menyampaikan berita operasional jaringan distribusi Tidak dibenarkan menyampaikan berita yang berada di luar tanggung jawab piket pelaksana/ pengatur distribusi Tidak dibenarkan bergurau/ berbicara tidak sopan Setiap berita operasional harus ditulis dan diulang pembacaannya secara detail Penerima berita harus membaca ulang seluruh berita yang diterima

Berita operasional diusahakan disampaikan secara langsung Semua informasi yang diperlukan baik lisan atau tertulis harus dicatat atau direkam Setiap menyampaikan informasi/menerima berita harus menyebut identitas,waktu dan tanggal
III. Pengoperasian Jaringan Distribusi di

PT. PLN (Persero) Rayon Purwokerto Kota PT PLN (Persero) Rayon Purwokerto Kota merupakan kantor jaga yang berada di wilayah Purwokerto, khususnya daerah kota dan sekitarnya. Adapun untuk jaringan disuplai dari Gardu Induk (GI) Kalibakal dan Gardu Induk (GI) Rawalo melalui 15 feeder atau Penyulang, yaitu : 1. Kalibakal 1 (KBL 1) 2. Kalibakal 2 (KBL 2) 3. Kalibakal 3 (KBL 3) 4. Kalibakal 4 (KBL 4) / dalam proses pemeliharaan. 5. Kalibakal 5 (KBL 5) 6. Kalibakal 6 (KBL 6) 7. Kalibakal 7 (KBL 7) 8. Kalibakal 8 (KBL 8) 9. Kalibakal 9 (KBL 9) 10. Kalibakal 10 (KBL 10) 11. Kalibakal 11 (KBL 11) 12. Kalibakal 12 (KBL 12) 13. Kalibakal 13 (KBL 13) 14. Rawalo 2 (RWO 2) 15. Rawalo 3 (RWO 3) 3.1 Alur Komunikasi Manuver Dalam berkomunikasi, alur komunikasi dimulai dari piket di lapangan, Piket lapangan bila akan mengoperasikan alat di jaringan ( misal ABSW / Recloser/LBS ) harus memberi tahu ke piket yang ada di Rayon, kemudian Piket Rayon akan meminta ijin kepada piket Area guna pengoperasian peralatan baik untuk pelimpahan, pemadaman, penyalaan dan manuver jaringan. Setelah mendapat pemberitahuan dari piket Rayon, piket Area akan berkoordinasi dengan piket Gardu Induk (GI) untuk melakukan pengamatan di penyulang yang sedang dioperasikan. Setelah itu piket Area memberi

ijin kepada piket Rayon untuk melakukan pengoprasian jaringan. Lalu piket Rayon memberi perintah kepada piket lapangan untuk mengoprasikan alat. 3.2 Manuver Jaringan Distribusi Karena Gangguan Misal terjadi PMT KBL 02 trip gangguan yaitu isolator pecah di KBL 02.50.U85.B41 dan Recloser KBL 02.75.U40 mengalami trip langkah switching-nya adalah sbb :
Gangguan isolator pecah di KBL02.50.U85.B41

3.3 Manuver Jaringan Distribusi karena Pekerjaan Misal ada pekerjaan perbaikan konduktor rantas di KBL 09.22 feeder KBL 09, langkah switchingnya adalah sbb :

Pekerjaan Perbaikan Konduktor rantas

Langkah Switchingnya : Melepas ABSW KBL 02.75.U68 Recloser KBL 02.75.U40 dimasukan kembali LBS KBL 02.50.U85.B68 diposisikan open LBS KBL 02.50.U85.B115 dimasukan (Rawalo 02 menyuplai sampai LBS KBL 02.50.U85) ABSW KBL 02.50.U85.B34 dilepas LBS KBL 02.50.U85.B15 Dimasukan menyuplai sampai ABSW KBL 02.50.U85.B34 Sedangkan penormalan konfigurasinya adalah: ABSW KBL 02.75.U68 dimasukan sehingga tegangan sampai LBS KBL 02.50.U85.B68 dan ABSW KBL 02.50.U85.B34 ABSW KBL 02.50.U85.B34 dimasukan LBS KBL 02.50.U85.B15 diposisikan close kembali KBL 02.50.U85.B68 diposisikan masuk LBS KBL 02.50.U85.B115 diposisikan open sehingga konvigurasi Kalibakal 02 dan Rawalo 02 normal kembali

Langkah Switchingnya : Menyamakan tegangan antara feeder KBL 09 dan KBL 07 Memasukan LBS KBL 09.34.T23 joint antara KBL 09 dan KBL 07 Melepas ABSW KBL 09.34.T12 Recloser KBL 09.12 diposisikan Open Sedangkan penormalan konfigurasinya adalah: Recloser KBL 09.12 dimasukan kembali sehingga tegangan sampai ABSW KBL 09.34.T12 ABSW KBL 09.34.T12 dimasukan LBS KBL 09.34.T23 dilepas kembali, konfigurasi antara KBL 09 dan KBL 07 normal kembali. 3.4 Pemeliharaan JTM utuk Keandalan Jaringan Dikarenakan letak atau wilayah kerja dari PT PLN (Persero) Rayon Purwokerto Kota di tengah perkotaan, dengan kondisi masyarakat yang sangat kritis, terdapat juga pelanggan-pelanggan dengan daya yang besar misalkan pabrik atau industri, Bank dan Perkantoran/Institusi lainnya, Permasalahan yang dihadapi oleh PT PLN (Persero) Rayon Purwokerto Kota adalah menjaga agar jaringan distribusi tenaga listrik agar tetap memiliki tingkat keandalan yang tinggi, sehingga kontinuitas distribusi tenaga listrik tetap terjaga. Berikut ini adalah table ujuk kerja PMT karena gangguan :

Pekerjaan perbaikan konduktor rantas

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

Peralatan Januari PMT KBL 01 0 PMT KBL 02 2 PMT KBL 03 2 PMT KBL 04 0 PMT KBL 05 1 PMT KBL 06 1 PMT KBL 07 2 PMT KBL 08 1 PMT KBL 09 3 PMT KBL 10 0 PMT KBL 11 2 PMT KBL 12 2 PMT KBL 13 3 PMT RWO 02 2 PMT RWO 03 3

Februari 0 0 2 0 1 0 2 0 3 4 1 0 1 3 0

1. Gangguan yang terjadi ada 2 yaitu Gangguan Eksternal dan Internal:


Gangguan internal :

1. Komponen dari JTM (Jumper Putus, Kawat Putus, Isolator, fuselink putus) 2. Peralatan JTM (FCO,ABSW,Arrester,Grounding) 3. Gardu 4. Tiang
Gangguan Eksternal :

Dari data data table di atas tersebut, dapat diketahui bahwa PMT KBL 09 dan PMT RWO 02 merupakan PMT yang paling sering mengalami trip. Hal itu tidak lepas dari kondisi jalur yang dilalui feeder tersebut, yang banyak terdapat pepohonan yang rindang, dikarenakan feeder Kalibakal 09 menyuplai wilayah Ajibarang (pedesaan) dan feeder Rawalo 02 menyuplai daerah Patikraja (pedesaan). Selain ranting pepohonan, penyebab PMT sering trip juga diakibatkan oleh isolator yang retak/pecah, jumperanjumperan dan konektor yang kurang baik sehingga menyebabkan jumperan putus, kerangka layang layang pun masih banyak bertebaran di jaringan. Bahkan tidak sedikit pula gangguan yang tidak ditemukan. Akan tetapi jika penyebab gangguan - gangguan tersebut tidak diselesaikan maka di waktu lain gangguan akan muncul kembali sehingga unjuk kerja PMT dan akan bertambah. Untuk menjaga kontinuitas distribusi tenaga listrik di wilayah PT PLN (Persero) Rayon Purwokerto Kota upaya-upaya yang dilakukan antara lain sebagai berikut : 1. Melaksanakan Inspeksi Jaringan 2. Mengadakan perambasan pohon di dekat jaringan secara berkala 3. Melakukan Testo Pada Malam Hari 4. Memperbaiki kulitas dari connector pada jumperan 5. Upgrading Jaringan 1 Phasa menjadi 3 Phasa 3.6 Kendala & Problem Solving

1. Ranting-pohon yang melintang pada saluran SUTR 2. Alam 3. Pihak 3/Binatang 4. Layang-layangan/umbul-umbul 2. Cara Mengatasinya : 1. Penghantarnya ditutup dengan selubung (Paralon & selang) 2. Mengganti penghantar AAAC (tanpa isolasi) menjadi AAACS (dengan setengah isolasi) 3. Memasang tutup pada Isolator

IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Operasi jaringan distribusi adalah segala kegiatan yang mencakup pengaturan, pembagian, pemindahan, dan penyaluran tenaga listrik kepada konsumen secepat mungkin serta menjamin kelangsungan penyaluran/pelayanan. 2. Sebagai tolok ukur atas keberhasilan pada pengoperasian dapat dilihat dari beberapa parameter, yaitu: Mutu listrik harus terjaga Keandalan penyaluran tenaga listrik Keamanan dan keselamatan kerja Biaya operasi efisien Mempertahankan kepuasan pelanggan 3. Manuver / manipulasi jaringan distribusi adalah serangkaian kegiatan membuat modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat dari adanya gangguan atau pekerjaan jaringan yang membutuhkan pemadaman tenaga listrik, sehingga dapat

10

mengurangi daerah pemadaman dan agar tetap tercapai kondisi penyaluran tenaga listrik yang semaksimal mungkin. 4. Peralatan Manuver Jaringan Distribusi antara lain : Pemutus Tenaga (PMT) Disconector/ Saklar Pemisah ABSW LBS Recloser FCO 5. Manuver Jaringan Distribusi dilakukan karena : Karena adanya gangguan Karena adanya pemeliharaan terencana 4.2. Saran 1. Tingkatkan kegiatan pemeliharaan peralatan dan jaringan agar kontinuitas pendistribusian tenaga listrik tetap optimal 2. Agar segera material dan peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan dilengkapi, serta memperbaiki peralatan yang sudah rusak atau menggantinya, sehingga kinerja pelayanan gangguan dapat dilaksanakan dengan aman dan lebih cepat. 3. Bagi karyawan / karyawati di PT PLN ( Persero ) Rayon Tegal Kota, semakin semangat dan meningkatkan kinerja kita dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan. 4. Tingkatkan kerjasama yang baik dengan pihak-pihak ketiga ( Out Sourcing ) yang bekerjasama dan telah membantu PT PLN ( Persero ) dalam meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan sehingga akan terjadi hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak. V. DAFTAR PUSTAKA Marsudi, Djiteng.1990. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Jakarta. Balai Pustaka. Perusahaan Listrik Negara. Pedoman Standar Konstruksi. 2008. Perusahaan Listrik Negara (APJ). Uraian Jabatan Karyawan. SPLN. 1983. Pola Pengamanan Sistem Bagian Tiga Sistem Distribusi 6 kV dan 20 kV. Jakarta: PT.PLN (Persero)

PT.PLN(PERSERO) Dist. Jateng & DIY,2008. Pedoman Standart Konstruksi.Semarang:PT.P LN (PERSERO) Dist. Jateng dan DIY
BIODATA PENULIS Tiar Kusuma Dewi (21060110060051) dilahirkan di Purbalingga, 13 Juli 1992, menempuh seluruh pendidikan dari SD sampai SMA di Purwokerto dan saat ini sedang melanjutkan studi Program DIII Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Semarang, Maret 2013 Mengetahui dan menyetujui, Dosen Pembimbing

Drs. Iman Setiono, MSi NIP.195411301985031004

Anda mungkin juga menyukai