Anda di halaman 1dari 14

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Proteksi Sistem Distribusi

5. PROSEDUR PENGATURAN OPERASI SISTEM DISTRIBUSI

5.1. PENGOPERASIAN SISTEM DISTRIBUSI

5.1.1. Indikator Kinerja Pengoperasian Jaringan Distribusi


Sebagai tolok ukur atas keberhasilan pada pengoperasian dapat dilihat
dari beberapa parameter, yaitu :
A. Mutu listrik harus terjaga
Ada 2 ( dua ) hal yang menyatan yang menjadi ukuran mutu listrik
yaitu : tegangan dan frekwensi. Tegangan pelayanan ditentukan oleh
:
 Batasan toleransi tegangan, pada konsumen TM adalah ± 5 % -
± 10 % , sedangkan pada konsumen TR maksimum + 5 % dan
minimum – 10 %.
 Keseimbangan tegangan pada setiap titik sambungan
 Kedip akibat pembebanan sekecil mungkin
 Hilang tegangan sejenak akibat manuver secepat mungkin
Frekuensi
 Batas toleransi frekuensi adalah ± 1 % dari frekuensi standar 50
Hz

Faktor yang membuat baik-tidaknya mutu listrik tersebut dari sisi


distribusi adalah faktor pembebanan pada sistem distribusi yaitu
pembebanan yang tidak stabil oleh karena pengoperasian normal
atau karena lebih banyak akibat gangguan pada suplai dari GI dan
penyulang.

B. Keandalan penyaluran tenaga listrik tinggi


Sebagai indikator penyaluran adalah angka lama dan atau seringnya
pemadaman pada pelanggan yang disebut dengan angka SAIDI dan
SAIFI.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


136
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Proteksi Sistem Distribusi

Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai SAIDI dan SAIFI dari sisi
dstribusi adalah :
a. Konfigurasi jaringan yang berkaitan dengan manuver
b. Kondisi jaringan yang rentan terhadap gangguan dari dalam
sistem maupun dari luar sistem
c. Cara pengoperasian yang tidak memperhatikan kemampuan
peralatan maupun kemampuan pasokan daya.
Menurunkan angka SAIDI dan SAIFI dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu :
 Meningkatkan kualitas konfigurasi jaringan
 Meningkatkan pasokan tenaga listrik alternatif
 Meningkatkan kualitas pemeliharaan
 Meningkatkan pengetahuan & ketrampilan petugas
 Menyiapkan jumlah petugas dengan perbandingan yangmemadai
dengan jumlah pelanggan
 Menggunakan material sesuai standar
 Mengidentifikasi peralatan yang sering rusak
 Meningkatkan kualitas teknik informasi pelanggan
 Memutakhirkan data teknik jaringan

C. Keamanan dan keselamatan terjamin


Sebagai indikator adalah jumlah angka kecelakaan akibat listrik pada
personil dan kerusakan pada instalasi / peralatan serta lingkungan
Meningkatkan keamanan dan keselamatan
 Kondisi instalasi memenuhi persyaratan
 Sistem proteksi berfungsi dengan baik
 Pemeliharaan instalasi sesuai jadual
 Alat kerja dan peralatan keselamatan kerja memenuhi syarat
 Koordinasi kerja baik
 Sikap dan cara kerja memperhatikan aturan K3 / K2
 Menginformasikan kepada masyarakat tentang bahaya listrik dan
menghindarinya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


137
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Proteksi Sistem Distribusi

D. Biaya pengoperasian efisien


Sebagai indikator adalah angka susut jaringan, yaitu selisih antara
energi yang dikeluarkan oleh gardu / pembangkit dengan energi yang
digunakan oleh pelanggan
Penyebab susut jaringan :
 Pencurian listrik
 Kesalahan alat ukur
 Kesalahan rasio CT
 Kesalahan ukuran penghantar
 Jaringan terlalu panjang
 Faktor daya rendah
 Kualitas konektor dan pemasangannya jelek

E. Mempertahankan kepuasan pelanggan


Mempertahankan kepuasan pelanggan dapat terjadi bila kebutuhan
akan listrik oleh konsumen baik kwantitas, kualitas dan kontinyuitas
pelayanan terpenuhi, untuk itu hal yang perlu dilakukan adalah :
 Pengendalian tegangan, yaitu mengadakan pengaturan mulai
dari tingkat suplai sampai ke titik ujung tegangan pada batas
toleransi yang diijinkan.
 Pengendalian beban, yaitu membatasi pembebanan sesuai
kemampuan sumber pasokan tenaga listrik, maupun peralatan
dan material jaringan .

5.2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTINYUITAS PELAYANAN

Ada 2 ( dua ) faktor yang mempengaruhi kontinyuitas pelayanan,yaitu dari


faktor ketersediaan pasokan energi dari pembangkit sampai gardu induk dan
faktor dari sisi distribusi sendiri sebagai akibat dari :
 Adanya pekerjaan jaringan
 Kecepatan mengisolasi gangguan dan manuver beban

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


138
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Proteksi Sistem Distribusi

 Ketahanan peralatan terhadap gangguan tegangan lebih, hubung


singkat, pembebanan

5.3. ORGANISASI PENGOPERASIAN SISTEM DISTRIBUSI


Ada beberapa pola yang diterapkan di PLN berdasarkan cakupan wilayah
dan besarnya kapasitas beban :
 Untuk wilayah dan kapasitas yang besar dibentuk oragnisasi
pengoperasian dengan komando pada piket pengatur yang berposisi di
Kantor Induk, yang berkoordinasi dengan area pengatur distribusi yang
disebut dengan dispatcher dan unit-unit pemakai beban yang berada di
APJ / AJ dan pada tingkat yang paling bawah disebut UPJ / UJ .
Pemasukan atau pelepasan beban yang dikehendaki oleh unit-unit
pemakai disampaikan ke Pengatur Distribusi, dan selanjutnya oleh
Pengatur Distribuasi dikonformasikan kepeada Dispatcher terhadap
kemungkinan hal tersebut dengan memberikan data pada parameter dan
indikatator yang terdapat pada dispatcher. Pengatur Distribusi akan
memutuskan tindakan untuk menyetujui dengan cara memerintahkan
Dispatcher untuk memasukkan atau melepaskan peralatan hubung yang
ada di Gardu Induk. Tetapi bila kondisi tidak memungkinkan, maka
Pengatur distribusi yang harus mencari alternatip atau memutuskan
tindakan lainnya.

 Untuk Wilayah dan kapasitas yang kecil, tingkat organisasinya lebih


sederhana yaitu antara Piket pengatur di tingkat cabang, Piket di Gardu
Induk dan Unit pemakai

5.4. PROSEDUR KOMUNIKASI.


Di dalam pengendalian sistem tenaga listrik terdapat sarana bantu yang
sangat dibutuhkan yaitu sarana komunikasi. Untuk itu agar tujuan
pengoperasian sistem tenaga listrik yang handal, ekonomis dan mutu yang
baik diperlukan sistem komunikasi yang baik pula.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


139
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Proteksi Sistem Distribusi

5.4.1. Sarana Komunikasi Yang Dipergunakan Dengan Prioritas :


1. Radio Transceiver : Adalah sarana komunikasi yang menggunakan
media udara dan mempunyai sifat CONFRENCE artinya salah satu
bicara menggunakan Radio, maka akan dapat didengar oleh semua
Operator/teknisi Jaringan Distribusi (TM) dan Dispatcher APD (sesuai
frekuensi yang digunakan masing-masing Region).
2. Fiber Optik : Adalah merupakan sarana komunikasi telephone dengan
menggunakan media kabel fiber optik yang terbentang pada saluran
transmisi 500 kV dan 150 kV.
3. Telephone
Didalam berkomunikasi ada batas-batas tertentu yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan dengan etika komunikasi yang menyangkut tata tertib dan
sopan santun.
Adapun yang dimaksud dengan etika komunikasi adalah ; jika anda
menerima telepon maka sebutkan nama atau tempat anda berada dan
kemudian tanyakan dari mana dan atau tanyakan keperluannya. Akan tetapi
jika anda mengirim, kenalkan terlebih dahulu dengan menyebutkan nama
dan kesatuan anda, dan selanjutnya tanyakan siapa lawan bicara kemudian
baru membicarakan maksud dan tujuan anda menghubungi seseorang /
tempat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti secara
santun.

5.4.2. Tata-tertib berkomunikasi :


 Fasilitas telekomunikasi operasional hanya digunakan untuk
menyampaikan berita operasional jaringan distribusi.
 Tisdak dibenarkan menyampaikan berita yang berbeda diluar
tanggung jawab piket pelaksana / pengatur distribusi.
 Tidak dibenarkan untuk bergurau / berbicara tidak sopan.
 Setiap berita / perintah operasional harus ditulis dan diulang
pembacaanya secara detail.
 Penerima berita / perintah harus membaca ulang seluruh berita yang
diterima.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


140
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Proteksi Sistem Distribusi

 Berita operasional diusahakan disampaikan secara langsung.


 Semua insformasi yang diperlukan baik lisan /tertulis harus dicatat /
direkam.
 Setiap menyampaikan / menerima berita harus menyebut atau
mencatat :
- Nama dan indentitas penmgirim / penerima.
- Waktu dan tanggal menerima / menyampaikan insformasi

5.5. PROSEDUR PENGATURAN OPERASI SISTEM DISTRIBUSI


Ada 2 macam jaringan distribusi yang dioperasikan :
 Jaringan baru
 Jaringan lama yang padam atau dipadamkan

5.5.1. Operasi Sistem


 Kegiatan mengatur, membagi, memindahkan, dan menyalurkan
tenaga listrik dari gardu induk, gardu distribusi sampai ke konsumen
dilakukan oleh beberapa pihak yang dikoordinir oleh Pengatur
Distribusi
 Alur tugas ditentukan prosedur tetap SOP Pengoperasian .
 Operasi pengaturan dibedakan keadaan normal dan keadaan
gangguan
 Operasi pengaturan berdasarkan konfigurasi dan pola sistem
distribusi.

5.5.2. Pengaturan Operasi JTM di Gardu Induk.


a. Keadaan normal
1. Pada pelaksanaan / pengeluaran PMT 150 & 70 kV dilaksanakan
oleh Area / Pengatur Beban / Piket Pengawas secara RC ataupun
operator GI
2. Area berkonsultasi dengan Area Pengatur Distribusi ( APD )
3. Pengatur beban memutuskan sendiri
4. Piket pengawas konsultasi dengan piket pimpinan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


141
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Proteksi Sistem Distribusi

5. Posisi normal PMT TM incoming dan trafo TT / TM dalam


keadaan masuk.
6. Posisi normal PMT feeder TM dalam keadaan masuk.
7. APD / piket cabang melakukan pencatatan data operasional
secara langsung atau dari display.
8. APD menerima pemberitahuan perubahan keadaan jaringan di GI
dari Area Pengaturam Beban / Piket Pengawas atau melalui
printer atau display.
9. Pemasukan / pengeluaran feeder TM dilaksanakan oleh Operator
GI atas permintaan APD
10. Pemasukan / pengeluaran PMT – TM dari trafo TT / TM
dilaksanakan oleh :
11. APD bila dilengkapi RC sepengetahuan operator dan konsultasi
dengan area, jika gagal oleh operator
12. Operator GI atas permintaan APD
13. Operator GI wajib bertanggung jawab untuk segera melaporkan
semua pelaksanaan pengoperasian.
b. Keadaan gangguan
1. APD menerima pemberitahuan keadaan GI
- dari area
- dari display
2. Pengeluaran / pemasukan PMT – TM trafo / incoming
dilaksanakan oleh :
- APD bila dilengkapi RC, sepengetahuan operator GI dan telah
berkonsultasi dengan Area bila gagal oleh operator GI
- Operator GI atas permintaan APD
3. PMT – PMT feeder khusus tidak dikeluarkan pada keadaan
gangguan total
4. Pengeluaran / pemasukan PMT feeder dilaksanakan oleh ;
- APD bila dilengkapi RC, sepengetahuan operator GI , bila
gagal oelh operator GI
- Operator GI atas permintaan APD

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


142
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Proteksi Sistem Distribusi

5. Operator GI wajib bertanggung jawab untuk segera melaporkan


semua pelaksanaan pengoperasian

5.5.3. Pengaturan Operasi JTM sistem radial.


a. Keadaan Normal :
1. Semua peralatan hubung dalam keadaan masuk.
2. Koordinasi pengaman PMT, Reclosser dan Sectionalizer, fese Cut
Out ( bila ada ) harus benar.
3. Penampang penghantar perlu diperhitungkan dengan cermat.

a. Keadaan Gangguan:
1. Pemadaman pada sebagian jaringan tidak dapat dihindarkan.
2. PTS atau saklar tiang , Fuse Cut Out , Jumper dapat dipakai untuk
sarana melokalisir gangguan.
3. Penormalan jaringan dilakukan setelah gangguan diperbaiki.

5.5.4. Pengaturan Operasi JTM lingkar / loop.


a. Keadaan Normal:
1. Posisi normal jaringan disususn / ditetapkan berdasarkan :
Beban, Jarak, Kemampuan penghantar, Tingkat
urgensipenyaluran dan sebagai saluran cadangan.
2. PMS tiang pada saluran utama dalam keadaan keluar / terbuka.
3. PMS tiang pada saluran percabangan dalam keadaan masuk.
4. APD menerima pemberitahuan perubahanpada jaringan dari
operator lapangan PLN APJ / cabang.
5. Pemasukan / pengeluaran PMS / PTS , PMT dan PMS gardu
dilaksanakan oleh operator lapangan.
6. Operator lapangan wajib dan bertanggung jawab untuk segera
melaporkan pada APD atas pelaksanaan Pengaturan.

b. Keadaan Gangguan:
1. APD menerima pemberitahuan keadaan gangguan Penyulang /
feeder dari :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


143
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Proteksi Sistem Distribusi

- Indikasi keluarnya PMT dan bekejanya Rele.


- Indikasi keluarnya secara tetap, dari kondisi Recloser sction /
tiang.
2. Mengadakan pengusutan gangguan.
3. Mengadakan manuver jaringan
4. Penormalan jaringan dilakukan setelah gangguan diperbaiki.

5.6. PENGATURAN OPERASI JTM SISTEM SPINDEL.


5.6.1. Keadaan Normal :
1. Posisi jaringan di GH adalah :
- PMB / LBS seluruh penyulang / feeder kerja dalam keadaan
keluar.
- PMB / LBS Express Feeder / Penyulang dalam keadaan masuk.
2. APD menerima pemberitahuan perubahan keadaan jaringan di GI
dari :
- Operator lapangan Cabang / APJ.
- Melalui Printer / Disply Dispatcher APD.
3. Pemasukan dan pengeluaran PMB / LBS dilaksanakan oleh :
- Operator lapangan Cabang / APJ atas permintaan APD.
- Apabila operator lapangan gagal, maka dlakukan oleh UPD.
4. Posisi jaringan di gardu distribusi adalah :
- PMB / LBS incoming ( kearah GI ) Masuk.
- PMB / LBS out going (kearah GH) Masuk.
5. Operator lapangan wajib dan bertangung jawab untuk segera
melaporkan kepada APD.

5.6.2. Keadaan Gangguan :


1. APD menerima pemberitahuan keadaan jaringan dari indikasi
keluarnya PMT dan bekerjanya Rele.
2. APD menetapkan Section gangguan pada Penyulang / Feeder, bila
dilengkapi teleprocesing.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


144
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Proteksi Sistem Distribusi

3. Melokalisir gangguan berdasarkan section yang terganggu.


4. Mengadakan manuver pada jaringan yang tidak terganggu.
5. Mengadakan perbaikan gangguan oleh regu pemeliharaan
6. Penormalan jaringan dilakukan setelah gangguan diperbaiki

5.7. MANUVER JARINGAN DISTRIBUSI.


Manuver / Manipulasi jaringan adalah serangkaian kegiatan membuat
modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat adanya gangguan /
pekerjaan jaringan sehingga tetap tercapainya kondisi penyaluran tenaga
listrik yang maksimal atau dengan kata lain yang lebih sederhana adalah
mengurangi dareah pemadaman . Kegiatan yang dilakukan dalam manuver :
• Memisahkan bagian-bagian jaringan yang semula terhubung dalam
keadaan bertegangan / tidak bertegangan.
• Menghubungkan bagian-bagian jaringan yang terpisah menurut keadaan
operasi normalnya dalam keadaan bertegangan / tidak bertegangan.

5.7.1. Peralatan Manuver


Optimalisasi atas keberhasilan manuver dari segi teknis ditentukan oleh
konfigurasi jaringan dan peralatan manuver yang tersedia di sepanjang
jaringan. Peralatan jaringan yang dimaksud adalah peralatan-hubung
yang terdiri dari berbagai macam.

5.7.2. Peralatan Manuver pada pada jaringan sistem Radial SUTM


 Pole Top Switch ( PTS )
Dioperasikan secara lokal, untuk membuka setelah jaringan bebas
dari beban / tegangan sedang untuk memasukkan kembali diusahakan
beban di sisi hilirnya tidak terlalu besar.

 Fuse Cut-Out ( FCO ) atau Cut- Out ( CO )

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


145
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Proteksi Sistem Distribusi

Dioperasikan sama dengan PTS

 Pole Top – Load Break Switch ( PT – LBS )dioperasikan secara


lokal, maupun jarak jauh bila dilengkapi peralatan control jarak jauh.
Untuk membuka dan menutup kembali sirkit dapat dilakukan dalam
keadaan berbeban.

 Sectionalizer. akan membuka secara otomatis bila jaringan di sisi


hilirnya mengalami gangguan hubung singkat, setelah melalui
beberapa kali PMT disisi hulunya trip. Untuk memasukkan kembali
dilakukan secara manual di lokasi.

 Recloser,
Berupa PMT yang dilengkapi dengan peralatan proteksi arus lebih dan
penutup-balik Bila ada gangguan pada sisi hilirnya akan membuka
secara otomatis dan akan melakukan penutupan-balik sampai
beberapa kali tergantung penyetelannya atau membuka secara
permanent. Penormalan kembali dilakukan secara manual di lokasi.

 Automatic Vacum Switch ( AVS )


Pengoperasiannya hampir sama dengan Sectionalizer, perbedaannya
hanya pada peraltan deteksi yang menyebabkan terbukanya alat-
hubungnya, yaitu berdasarkan tegangan.

5.7.3. Peralatan Manuver Pada Pada Jaringan Sistem Lingkar / Loop


SUTM
Peralatan manuver terletak pada ujung-ujung jaringan yang dapat
dioperasikan lingkar, berupa PTS atau PT-LBS.

5.7.4. Peralatan Manuver pada pada jaringan sistem Spindel SKTM


Peralatan manuver berupa LBS atau PMT yang berada pada Gardu-
Hubung, Gardu-Tengah atau Gardu Distribusi.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


146
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Proteksi Sistem Distribusi

Dioperasikan secara manual di lokasi atau secara jarak jauh bila


dilengkapi dfengan peraltan kontrol jarak jauh.

5.8. PROSEDUR MANUVER JARINGAN


5.8.1. Persiapan Manuver
 Mengetahui keadaan operasi normal maupun darurat dari bagian
jaringan yang mutakir.
 Mengetahu kemampuan seluruh peralatan yang terpasang pada
jaringan.
 Mengikuti secara kronologis keadaan yang terjadi pada jaringan,
manuver-manuver yang berlangsung.
 Mengetahui tata cara komunikasi dalam operasi jaringan.
 Mempersiapkan perlengkapan manuver :
 Perlengkapan pengaman.
 Peralatan kerja, K3 /K2, Alat ukur dan SOP.
 Sarana transportasi / kendaraan.
5.8.2. Langkah Pelaksanaan Manuver Jaringan.
 Manuver secara manual : mengirim petugas ketempat / lapangan.
 Manuver dengan control : dilakukan dari GH / gardu Induk.
 Manuver dangan control jarak jauh : dilakukan dari pusat control APD
yang melayani daerah / area yang cukup luas.

5.9. PEMADAMAN
5.9.1. Penyebab terjadinya pemadaman
 Disebabkan terjadinya gangguan pada jaringan sehingga alat proteksi
bekerja memutus jaringan.
Macam-macam gangguan pada jaringan tegangan menengah
• Gangguan hubung singkat di penghantar antara kawat fasa dengan
fasa atau kawat fasa dengan benda lain yang terhubung dengan
bumi. Penyebab gangguan antara lain ; tiupan angin yang keras pada

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


147
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Proteksi Sistem Distribusi

penghantar saluran udara, kawat fasa terhubung karena tertimpa


pohon, tiang roboh karena kecelakaan atau bencana alam, kubikel
dimasuki binatang dan menyentuh hantaran yang bertegangan.
• Penghantar jaringan putus oleh faktor usia, beban melebihi
kemampuan hantar arusnya sehingga kawat panas berlebihan, akibat
terjadi kecelakaan atau bencana alam.
• Gangguan pada gardu distribusi, trafo terhubung singkat tetapi
pengamannya tidak bekerja cepat
• Terjadi gangguan petir, arrester bekerja tapi lambat sehingga arus
jaringan mengalir ke bumi melalui arrester.

 Pemadaman direncanakan.
Dilakukan oleh beberapa sebab, yaitu adanya pekerjaan
pemeliharaan jaringan. dan adanya pekerjaan perluasan jaringan.
Pemadaman dilakukan pada seluruh penyulang atau sebagian
penyulang
Waktu lamanya pemadaman biasanya sudah ditentukan dan
sebelumnya sudah diinformasikan kepada pelanggan melalui
beberapa media.

5.9.2. Pemulihan Jaringan


Untuk jaringan padam yang disebabkan terjadinya gangguan
pemulihannya dapat dilakukan melalui manuver untuk sebagian jaringan
yang tidak terganggu, sedangkan pemulihan seluruhnya dilakukan setelah
gangguan diperbaiki.
Untuk jaringan yang padam direncanakan biasanya dipulihkan sesuai
dengan waktu yang sudah direncanakan sebelumnya.

5.10. PELAPORAN PADA PEKERJAAN PENGOPERASIAN.


5.10.1. Fungsi Pelaporan
Setiap kegiatan dan kejadian dalam pemeliharaan jaringan harus selalu
dibuatkan laporannya.
Fungsi laporan diharapkan dapat membantu manajemen dalam :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


148
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Proteksi Sistem Distribusi

• Menilai unjuk kerja jaringan, ranting / rayon dsan sterusnya


• Mengetahui kondisi jaringan / gardu.
• Menentukan tindakan untuk memperbaiki kwalitas dan keandalan
jaringan.
• Memperkirakan kebutuhan material dan biaya pemeliharaan.

5.10.2. Kejadian Yang Perlu Dilaporkan


• Pemadaman.
– Karena gangguan atau direncanakan.
– Jumlah pelanggan yang padam.
– Sebab pemadaman.
– Kwh yang tak tersalurkan.
– Pemakaian material untuk mengatasi gangguan.
• Prosedur pengamanan dalam pekerjaan pada instalasi tegangan tinggi.
• Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan pemeliharaan.
• Pengoperasian kembali.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


149

Anda mungkin juga menyukai