1
Sistem Tenaga Listrik
275/150 kV
Interbus Substation
275 kV
Proses Bisnis Kelistrikan
Permen ESDM No. 37/2008
Tentang
Aturan Jaringan
Sistem Tenaga Listrik Sumatera
4
Susunan Grid Code
GRID CODE
GRID MANAGEMENT CODE PLANNING CODE
(GMC) (PC) Power Wheeling
Code ?
CONNECTION CODE OPERATING CODE
(CC) (OC)
Renewable Energy
Code ?
SCHEDULING AND
SETTLEMENT CODE
DISPATCH CODE
(SC)
(SDC)
DATA REQUIREMENTS
METERING CODE
CODE
(MC)
(DRC)
Grid Code Sumatera (1/2)
SCHEDULING AND
DISPATCH CODE
PLANNING CODE CONNECTION CODE OPERATING CODE
(SDC) (PC) (CC) (OC)
• GMC 1.0 Keadaan • PC 1.0 Tujuan • CC 1.0 Tujuan • OC 1.0 Pokok-pokok
• CC 2.0 KarakterisQk Unjuk • OC 2.0 Marjin Cadangan
Takterduga • PC 2.0 Prosedur Kerja Jaringan Operasi
• GMC 2.0 Komite Perencanaan • CC 3.0 Persyaratan Untuk • OC 3.0 Pengendalian
Manajemen • PC 3.0 Data Peralatan Pemakai Jaringan Frekuensi
• CC 4.0 Prosedur • OC 4.0 Pengendalian
• GMC 3.0 Perencanaan Penyambungan Tegangan
Penyelesaian • PC 4.0 Kriteria • CC 5.0 KarakterisQk Operasi • OC 5.0 Proteksi Jaringan
Perselisihan Perencanaan TerdaSar • OC 6.0 Stabilitas Sistem
• CC 6.0 Data Perencanaan • OC 7.0 Prosedur Darurat
• GMC 4.0 • PC 5.0 Alur Fasilitas dan Pengoperasian • OC 8.0 Prosedur Pemulihan
Perubahan Aturan Komunikasi • CC 7.0 Nomenklatur dan Sistem
• GMC 5.0 IdenQfikasi Peralatan • OC 9.0 Koordinasi
• CCA1 Appendix 1: Keselamatan
Pemaksaan Persyaratan dan • OC 10.0 Penghubung
• GMC 6.0 Pelaporan Standardisasi Peralatan di Operasi
TiQk Sambungan
• GMC 7.0 • CCA2 Appendix 2 :
• OC 11.0 Pelaporan Kejadian
Interpretasi Umum Pengukuran, Telemetri, dan
• OC 12.0 Pengujian,
Pemantauan dan
Aturan Jaringan Kontrol di TiQk Sambungan
Pemeriksaan
• CCA3 Appendix 3:
• OC 13.0 Penomoran dan
Penomoran Peralatan, dan
Penamaan Peralatan
Kode IdenQfikasi
• OC 14.0 RaQng Peralatan
Grid Code Sumatera (2/2)
SCHEDULING AND DISPATCH
CODE SETTLEMENT CODE METERING CODE DATA REQUIREMENTS CODE
(SC) (MC) (DRC)
(SDC)
• SDC 1.0 Prinsip Dasar • SC 1.0 Pendahuluan • MC 1.0 Kriteria Pengukuran • DRC 1.0 Kebutuhan Data
• SDC 2.0 Perencanaan • SC 2.0 Penagihan dan • MC 2.0 Persyaratan Spesifik
Operasi Jangka Panjang Pembayaran Peralatan Meter • DRC 2.0 Kewajiban Pemakai
• SDC 3.0 Rencana/Jadwal • SC 3.0 Penyelesaian • MC 3.0 Komisioning Jaringan dalam
Bulanan Perselisihan Transaksi (Commissioning) Menyediakan Kebutuhan
• SDC 4.0 Rencana/Jadwal • SC 4.0 Pemrosesan Data • MC 4.0 Pengujian Setelah Data
Mingguan Meter Komisioning • DRC 3.0 Prosedur untuk
• SDC 5.0 Pelaksanaan Harian • SC 5.0 Perangkat Proses • MC 5.0 Segel dan Penyampaian Data atas
(Dispatch) Setelmen programming ulang permintaan P3B
• SDC 6.0 Operasi Real-Time • SC 6.0 Prosedur Audit • MC 6.0 Pemeriksaan Data
dan Dispatch-Ulang Proses Setelmen Meter dan Peralatan
• SDC 7.0 Pembebanan • SC 7.0 Ketersediaan Data • MC 7.0 Keamanan Instalasi
Pembangkit Meter untuk Pihak lain Meter dan Data
• SDC 8.0 AkQfitas • SC 8.0 Ketentuan Lainnya
Pascaoperasi dan Evaluasi
• SDCA1 Appendix 1:
Prakiraan Beban
• SDCA2 Appendix 2:
Rencana Pemeliharaan
• SDCA3 Appendix 3:
Pernyataan/Deklarasi
Perusahaan Pembangkit
• SDCA4 Appendix 4:
Perintah Dispatch
(Pelaksanaan)
Aturan Penyambungan (CC.2.1)
a. Frekuensi nominal 50 Hz, diusahakan untuk Qdak lebih rendah dari 49,5 Hz. atau lebih Qnggi dari
50,5 Hz, dan selama waktu keadaan darurat (emergency) dan gangguan, frekuensi Sistem diizinkan
turun hingga 47.5 Hz atau naik hingga 52.0 Hz sebelum unit pembangkit diizinkan keluar dari
operasi;
b. Tegangan Sistem harus dipertahankan dalam batasan sebagai berikut:
Tegangan Nominal Kondisi Normal
275 kV +5%, -5%
150 kV +5%, -10%
70 kV +5%, -10%
20 kV +5%, -10%
c. distorsi harmonik total maksimum pada seQap QQk sambungan dalam kondisi operasi normal dan
pada kondisi-kondisi keluar terencana maupun tak terencana harus memenuhi sebagai berikut:
Tegangan Nominal Distorsi Total
275 kV Qdak termasuk
150 kV 3%
70 kV 3%
20 kV 3%
Aturan Penyambungan (CC.2.1)
d. komponen urutan negaQf maksimum dari tegangan fasa dalam jaringan Qdak boleh melebihi 1% pada kondisi
operasi normal dan keluar terencana, serta Qdak melebihi 2% selama kejadian tegangan impuls sesaat
(infrequently short duraQon peaks), dan
e. fluktuasi tegangan pada suatu QQk sambungan dengan beban berfluktuasi, harus Qdak melebihi batasan:
i. 2% dari Qngkat tegangan untuk seQap perubahan step, yang dapat terjadi berulang. SeQap kejadian
ekskursi tegangan yang besar di luar perubahan step dapat diizinkan hingga 3% asalkan Qdak
menimbulkan risiko terhadap jaringan transmisi, atau instalasi Pemakai Jaringan. Kedip tegangan hingga
5% saat menjalankan motor listrik yang Qdak sering terjadi, dapat ditolerir.
ii. flicker jangka-pendek 1.0 unit dan jangka-panjang 0.8 unit yang terukur dengan flicker meter sesuai
dengan spesifikasi IEC-868.
f. faktor-daya (Cos ϕ) di QQk sambung antara instalasi Pemakai Jaringan dengan Jaringan minimum sebesar 0.85
lagging.
g. Kedua belah pihak berkewajiban memasang power quality meter yang dapat memantau secara terus menerus dan
terekam berupa soScopy.
Aturan Penyambungan
Code Usulan Perubahan Keterangan
Tentang
Aturan Distribusi Tenaga Listrik
12
Susunan DistribuQon Code
DISTRIBUTION CODE
14
ConnecQon Code
ATURAN PENYAMBUNGAN
(CONNECTION CODE-CC)
• CC 1.0. Tujuan
• CC 2.0. Batasan TiQk Sambung
• CC 3.0. Persyaratan Teknik Sistem Distribusi
• CC 4.0. Persyaratan Peralatan PSD dan Konsumen
Persyaratan dan Standar Peralatan yang Digunakan pada TiQk
Sambung Distribusi
• CCL 1. 0 . Umum
• CCL 2.0. Persyaratan yang Berkaitan dengan PSD dan Konsumen
pada TiQk Sambung
• CC 5.0. Prosedur Penyambungan dari PSD dengan PD dan PD
dengan Konsumen
• CC 6.0. Tanggung Jawab PD
15
OperaQon Code
ATURAN OPERAS1
(OPERATING CODE-OC)
• OC 1.0. Tujuan
• OC 2.0. Tanggung Jawab
• OC 3.0. Proteksi Distribusi
• Pengaturan Beban
• Keadaan Darurat
• Prosedur Pemulihan
• Pengujian dan Pemeriksaan
• Pemeriksaan dan lzin Masuk ke Lokasi Instalasi
• Prosedur Komunikasi dan Pelaporan
• Batas Tanggung Jawab Pemeliharaan Sistem Distribusi
• Prosedur Persiapan dan Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan
• Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
16
Planning Code
ATURAN PERENCANAAN
(PLANNING CODE-PC)
• PC 1.0. Tujuan
• PC 2.0. Tanggung Jawab Para Pihak
• PC 3.0. Kajian Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi
• PC 4.0. Data Perencanaan
• PC 5.0. Perencanaan Tata Ruang
• PC 6.0. Kebutuhan Data
17
Seolement Code
ATURAN SETELMEN
(SETTLEMENT CODE-SC)
• SC 1.0. Tujuan
• SC 2.0. Ketentuan Transaksi
• SC 3.0. Pembacaan dan Pembayaran
• SC 4.0. Penyelesaian Perselisihan Transaksi
• SC 5.0. Prosedur Audit Proses Setelmen
18
Metering Code
ATURAN PENGUKURAN
(METERING CODE-MC)
• MC 1 0. Tujuan
• MC 2.0. Kriteria Pengukuran
• MC 3.0. Persyaratan Peralatan Meter
• MC 4.0. Komisioning (Commissioning)
• MC 5.0. Pengujian Setelah Komisioning
• MC 6.0. Penyegelan dan Pemrograman Ulang
• MC 7.0. Pemeriksaan Data Meter dan Peralatan
• MC 8.0. Keamanan Peralatan Pengukuran
• MC 9.0. Pengecualian dan Batas Waktu
• MC 10.0. Ketentuan Lain - Lain
19
Kepdir PT PLN (Persero)
Nomor. 0357.K/DIR/2014
Tentang
Pedoman Penyambungan Pembangkit
Listrik EBT ke Sistem Distribusi PLN
20
Terima kasih
21