Edisi I
November 2014
DASAR PEMELIHARAAN LISTRIK DAN KONTROL
INSTRUMEN
(B.1.1.1.083.2.M.EL)
i
SAMBUTAN
Akhir kata, semoga buku ini dapat bermanfaat untuk kemajuan perusahaan.
ii
KATA PENGANTAR
Materi pembelajaran ini disusun oleh Tim yang kompeten dan berpengalaman dalam bidang
“Pemeliharaan Listrik dan control Instrumen Pembangkitan”, sehingga materi ini akan
selaras dengan kebutuhan operasional dalam rangka menunjang kinerja yang ekselen.
Namun demikian kami menyadari sepenuhnya bahwa materi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kami mengharapkan masukan dan sarannya dari semua pihak untuk
perbaikan dan penyempurnaan materi ini.
Akhir kata, pembelajaran ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja unit
Operasional pada khususnya dan mampu menunjang kinerja ekselen korporat. Kepada
semu pihak yang telah membantu dalam penyusunan materi pembelajaran ini kami
mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
3
DAFTAR BUKU PELAJARAN
Mata Pelajaran 1
DASAR PEMELIHARAAN LISTRIK
Mata Pelajaran 2
DASAR PEMELIHARAAN PROTEKSI
Mata Pelajaran 3
DASAR PEMELIHARAAN KONTROL DAN INSTRUMEN
4
Mata Pelajaran 1
DASAR PEMELIHARAAN LISTRIK
DURASI : 16 JP
PENYUSUN : 1. Miftahurrozaq
2. M. Ikhfan
1. Teori Listrik
1.1 Tahanan Listrik
Gerakan pembawa muatan dengan arah tertentu di bagian dalam suatu penghantar
terhambat oleh terjadinya tumbukan dengan atom-atom (ion-ion atom) dari bahan
penghantar tersebut. "Perlawanan" penghantar terhadap pelepasan arus inilah disebut
sebagai tahanan.
Simbol formula untuk tahanan listrik adalah R. Simbol satuan untuk Ohm yaitu Ω (baca:
Ohm). Satuan SI yang ditetapkan 1 Ω didefinisikan dengan aturan sbb: 1 Ohm adalah
sama dengan tahanan yang dengan perantaraan tegangan 1 V mengalir arus sebesar
1A.
Tahanan beban
Tahanan penghantar
Tahanan beban menimbulkan daya beban yang bermanfaat menjadi daya mekanik
(untuk menggerakkan/memutar peralatan mekanikal), daya beban panas (untuk
pemanas), dan daya beban penerangan (untuk menyalakan lampu).
Tahanan penghantar dan tahan jepit menimbulkan panas (pada penghantar atau pada
jepitan sambungan) menjadi rugi-rugi panas (losses) yang dapat mengakibatkan
�
�
�=
�
�
�= �
�(�+ ��∆�)
Dimana:
R = Tahanan
L = Panjang penghantar
∆t = Perubahan temperatur °C
Temperatur penghantar
Tahanan isolasi adalah tahanan antara suatu penghantar dengan penghantar lainnya
dan/atau dengan lingkungan sekitarnya (termasuk wadah tempat dudukan penghantar),
yang berfungsi untuk mencegah arus listrik mengalir dari penghantar (arus bocor) ke
lingkungan sekitarnya. Tahanan isolasi dibuat setinggi mungkin, sehingga arusnya adalah
nol. Semakin tinggi tegangan listrik melalui suatu penghantar, maka semakin besar
tahanan isolasi yang diperlukan untuk mencegah arus bocor.
Isolasi terpasang pada penghantar telah ditetapkan tahanan dan atau tegangan
tembusnya. Namun karena kondisi operasi tahanan tembus tersebut dapat berubah
besarnya. Sehingga secara berkala isolasi suatu penghantar harus diperiksa/diukur
tegangan tembusnya untuk mengetahuinya apakah masih dalam batas aman.
Isolator atau isolasi adalah suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali
sehingga tidak mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit
dialiri arus listrik. Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar
arus adalah :
�
�=
�
Dimana:
Isolasi yang digunakan dapat berupa bentuk isolasi padat, Cair dan Gas
Tegangan atau beda potensial adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu
muatan (sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke
terminal/kutub lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda potensial
jika kita menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari satu terminal ke
terminal lainnya. Keterkaitan antara kerja yang dilakukan sebenarnya adalah energi yang
dikeluarkan, sehingga pengertian diatas dapat dipersingkat bahwa tegangan adalah
energi per satuan muatan. Secara matematis di rumuskan dalam persamaan berikut ini:
𝝏𝒘
�=
𝝏�
Dimana:
Simbol satuan untuk Volt yaitu V (baca: Volt). Satuan SI yang ditetapkan 1 V didefinisikan
dengan aturan sbb: Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha
satu joule untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb.
Untuk mendapatkan aliran listrik harus ada perbedaan potensial antara dua titik/terminal.
Beda potensial antara dua titik ini disebut perbedaan tegangan atau tegangan saja dengan
simbol V dalam satuan Volt (V). Dengan kata lain tegangan adalah gaya yang mendorong
elektron-elektron untuk berpindah/bergerak disepanjang penghantar, sehingga disebut
juga gaya gerak listrik (GGL). Bila beda potensial antara dua terminal konduktor dinaikan,
maka jumlah elektron yang mengalir akan bertambah banyak sehingga arus pun
bertambah besar pula.Pada rangkaian listrik dibedakan beberapa
macam tegangan, yaitu tegangan sumber dan tegangan jatuh.
A rus I
+ 1
Tahanan 1 U1
Us 2
Tahanan 2 U2
- 3
Seperti yang terlihat pada gambar diatas bahwa tegangan sumber (simbol Us) adalah
tegangan yang dibangkitkan didalam sumber tegangan. Dengan demikian maka tegangan
sumber merupakan penyebab atas terjadinya aliran arus. Tegangan sumber
didistribusikan ke seluruh rangkaian listrik dan digunakan pada masing-masing beban
disebut sebagai tegangan jatuh pada beban. Antara dua titik yang manapun pada
rangkaian arus misalnya antara 1 dan 2 atau antara titik 2 dan 3, merupakan tegangan
jatuh pada beban.
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dari suatu titik yang
berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial rendah dalam waktu satu detik. Peristiwa
Simbol dari arus listrik adalah "I", dan terbagi menjadi arus listrik searah (DC) dan arus
listrik bolak balik (AC). Definisi arus listrik arus searah secara sederhana dapat kita artikan
bahwa arus listrik mengalir secara searah (direct) sehingga pada rangkaian ini ditentukan
adanya kutub positif (+) dan kutub negatif (-). Arus akan mengalir dari kutub positif ke
kutub negatif (gambar 3). Sedangkan pada arus listrik bolak balik, arus akan mengalir
secara bolak-balik karena disebabkan perubahan polaritas tegangan (AC).
Satuan SI yang ditetapkan untuk arus listrik adalah Ampere. Simbol formula untuk arus
listrik adalah I. Satuan SI yang ditetapkan 1 A didefinisikan dengan aturan sbb: 1 (satu)
ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 628 x 1016 atau sama dengan 1
Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor.
Kuat arus listrik adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang
berpindah melewati suatu penampang dalam satuan waktu, dimana dapat dirumuskan
dengan persamaan:
�
�=
�
Dimana:
Rapat arus adalah besarnya arus tiap-tiap mm2 luas penampang kawat. Rumus dibawah
ini menghitung besarnya rapat arus sebagai berikut:
�
�=
�
Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas
penampangnya. Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm², maka
kerapatan arusnya 3A/mm² (12A/4 mm²), ketika penampang penghantar mengecil
1,5mm², maka kerapatan arusnya menjadi 8A/mm² (12A/1,5 mm²). Kerapatan arus
berpengaruh pada kenaikan temperatur, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah
ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar Arus (KHA).
Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm², 2 inti kabel
memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 7,5A/mm². Kerapatan arus berbanding terbalik
dengan penampang penghantar, semakin besar penampang penghantar kerapatan
arusnya mengecil.
Jumlah arus listrik yang mengalir menuju percabangan sama dengan jumlah arus yang
keluar dari percabangan, sesuai dengan hokum Kirchoff.
�
�+ �
�= �
�+ �
�+ �
�
Bila kita bandingkan 2 tangki air yang sama dengan permukaan air yang berbeda.
Aliran/arus air pada gambar A akan lebih besar dari pada aliran/arus air pada gambar B.
ini disebabkan karena gaya untuk mendorong air keluar dari tangki A lebih besar dari gaya
untuk mendorong air keluar dari tangki B. besar kecilnya gaya disebabkan oleh besar
kecilnya perbedaan permukaan air.
Untuk permukaan air yang sama tapi dengan saluran yang berbeda maka pada saluran
yang panjang aliran air lebih kecil dari pada saluran pendek. Hal ini disebabkan karena
gesekan atau hambatan saluran yang panjang lebih besar dari pada gesekan atau
hambatan dari saluran yang pendek.
Prinsip ini dapat dianalogikan dengan aliran arus listrik. Besarnya arus dalam suatu
rangkaian tergantung pada 2 faktor, yaitu:
Gaya/tegangan dalam Volt yang mendorong arus agar dapat mengalir di dalam
rangkaian, dimana makin besar tegangan yang diberikan maka semakin besar
arus yang mengalir.
Tahanan listrik yang cenderung menahan aliran arus didalam rangkaian, dimana
makin besar tahanan maka semakin kecil arus yang mengalir dalam rangkaian.
Jadi besarnya arus mengalir dalam suatu rangkaian tergantung tegangan dan tahanan
listrik, yaitu sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan tahanan listrik,
dimana dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut:
�
�= �
Dimana:
Daya listrik adalah besar energi listrik yang ditransfer oleh suatu rangkaian listrik tertutup.
Daya listrik sebagai bentuk energi listrik yang mampu diubah oleh alat-alat pengubah
energi menjadi berbagai bentuk energi lain, misalnya energi gerak, energi panas, energi
Daya didefinisikan sebagai kecepatan melakukan kerja atau usaha setiap satuan waktu.
Secara matematis pernyataan itu dapat ditulis sebagai berikut.
�
�=
�
Dimana:
P = Daya (Watt)
W = Usaha (Joule)
t = Waktu (detik)
Namun, berkaitan dengan perubahan bentuk energi listrik, daya listrik dapat di definisikan
sebagai kecepatan perubahann energi listrik menjadi energi bentuk lain. Berdasarkan
persamaan energi listrik.
� = �× �
�= �× �× �
Dimana:
Jika dihubungkan dengan hukum Ohm V = IR. Persamaan daya listrik juga dapat
dirumuskan:
� = ���
�
�
�=
�
Hal ini karena arus pada konduktor menghasilkan medan magnet di sekitar konduktor
tersebut. Perubahan medan magnet (medan magnet yang berubah-ubah) memotong
konduktor menghasilkan tegangan di konduktor. Demikian juga, jika konduktor terletak
pada medan magnet, dimana medan magnet yang memotong konduktor atau konduktor
yang bergerak memotong medan magnet maka tegangan terinduksi dalam konduktor.
Efek ini disebut induksi elektromagnetik.
Di bawah ini adalah generator AC sederhana dengan kawat tunggal dalam rangkaian
tertutup (loop). Gambar ini menunjukkan loop kawat berputar searah jarum jam melalui
medan magnet.
Hal ini akan menunjukkan grafik gelombang sinus yang merupakan representative
tegangan dan arus. Kumparan/konduktor akan mencakup putaran sebesar 360 derajat
dan akan menunjukkan perbedaan di setiap titiknya. Kumparan berputar dibagi menjadi
dua bagian yaitu hitam dan putih untuk mengetahui atau membedakan posisi kumparan.
Langkah 1: Pada saat kumparan pada posisi titik 0 derajat dan tidak ada rotasi, maka
tidak ada tegangan yang dihasilkan dan tidak ada bagian dari gelombang sinus yang
muncul pada sumbu horisontal dan vertikal.
Langkah 2: Kumpuran bergerak dari titik awal 0 derajat sampai 90 derajat. Kumparan
berputar 0-90 derajat, memotong semakin banyak garis fluks. Pada saat kumparan
memotong garis fluks dipotong, tegangan yang dihasilkan dalam arah positif.
Langkah 3: Kumparan bergerak dari titik 90 -180 derajat. Kumparan akan terus berputar,
mulai dititik 90 derajat maka kumparan memotong semakin sedikit garis fluks. Oleh karena
itu, tegangan yang dihasilkan maksimum kembali menuju ke nol.
Langkah 4: Kumparan bergerak dari titik 180-270 derajat. langka ke 4 ini seperti dengan
Langkah 2, akan tetapi tegangan yang dihasilkan dalam arah negative.
Langkah 5: Kumparan bergerak dari titik 270 ke 360 derajat. langkah ke 5 ini seperti
dengan Langkah 3, akan tetapi tegangan yang dihasilkan dalam arah negatif. Setelah
mencapai titik 0 derajat dan satu putaran (cycle) 360 derajat lengkap telah selesai. Pada
titik ini, kumparan kembali ke posisi awal aslinya dan satu siklus telah selesai. Jika
kumparan terus berputar, siklus akan terus mengulang
Besaran AC gelombang sinus bervariasi dalam arah (polaritas) dan besarnya. Berbeda
dengan gelombang DC yang dianggap stabil, tidak berubah terhadap waktu, dengan arau
gelombang satu arah. Arah (polaritas) dari gelombang AC umumnya bolak-balik secara
siklus, yaitu, gelombang bernilai positif dan negatif secara bergantian.
Nilai listrik AC selalu berubah-ubah terhadap waktu, maka berbagai nilai dalam listrik AC.
Nilai-nilai tersebut adalah :
Nilai puncak adalah nilai maksimum dari amplitudo gelombang sinus dua kali dalam
satu siklus, dimana terjadi dalam setengah siklus positif maupun negatif. Nilai puncak
diberi tanda ’^’ atau index ’p’, misalnya arus puncak = Ip.
Nilai puncak ke puncak adalah nilai dari puncak positif hingga puncak negatif atau
sebaliknya.
Nilai sesaat adalah nilai pada satu titik waktu tertentu dari nol sampai nilai puncak.
Nilai arus AC selalu berubah setiap saat secara terus menerus. Tegangan atau arus
sesaat diberi simbol dengan huruf kecil v dan i.
Nilai rata-rata satu siklus lengkap adalah sama dengan nol. Area diantara kurva dan
sumbu waktu menunjukkan jumlah listrik yang telah mengalir selama selang waktu
tersebut. Karena bentuk kurva simetris sempurna, maka jumlah listrik yang mengalir
pada setengah siklus pertama sama dengan arus yang mengalir pada setengah siklus
berikutnya tetapi dalam arah yang berlawanan. Oleh karena itu nilai rata-rata arus AC
sama dengan nol.
Seperti yang diperlihatkan dalam gelombang sinusoidal bahwa ada beberapa bilai
yang berbeda dari tegangan dan arus bolak-balik, nilai efektif dikembangkan untuk
menerjemahkan nilai yang berbeda tersebut menjadi setara dengan nilai AC. Hal ini
dikenal dengan nilai RMS (root-mean-square).
Sebagai contoh rumah rata-rata menggunakan 220 volt, yang merupakan nilai RMS. Nilai
efektif menjadi sekitar 0,707 kali nilai puncak. Rumusnya adalah sebagai berikut:
�
��= �
.��
�× �
���
Kita perlu memiliki nilai yang dapat digunakan untuk perhitungan yang menunjukkan
jumlah arus listrik. Nilai Efektif adalah Nilai dari gelombang Arus bolak-balik sinusoida
dimana pada nilai tersebut Tegangan/Arus akan menyerap daya atau menghasilkan
jumlah kalor yang sama dengan daya yang diserap oleh Tegangan/Arus searah.
1.6.2 Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya siklus (gelombang) dalam setiap detik dan diberi simbol f.
Satuan untuk frekuensi adalah Hertz (Hz) atau cycle per second (c/s). Didalam sistem
kelistrikan frekuensi hanya terdapat pada arus bolak-balik (AC). Pada arus searah (DC)
tidak ada frekuensi karena besar dan arah nya tetap pada setiap saat.
Standar frekuensi listrik di Indonesia adalah 50 Hz. Oleh karena itu apabila generator unit
pembangkit diputar oleh turbin dengan kecepatan 3000 rpm, maka jumlah kutub
magnetnya adalah 2 atau satu pasang. Jumlah kutub magnet suatu generator ditentukan
berdasarkan putaran kerja dan frekuensi generator yang dinginkan.
�
�=
�
Dimana:
f = Frekuensi
T = Periode
Periode adalah waktu yang diperlukan oleh arus bolak-balik untuk kembali pada harga
yang sama dan arah yang sama (1 cycle).
Frekuensi system PLN adalah 50 Hz, sehingga dalam satu detik dihasilkan 50 cycle
gelombang listrik.
Besarnya frekuensi yang dibangkitkan oleh generator ditentukan oleh kecepatan putar
medan magnet dan banyaknya kutub atau pasang kutub magnet. Atau dapat ditulis
dengan formula :
�× �
�=
�
�
Dimana:
f = Frekuesi
Jadi apabila suatu generator mempunyai magnet empat kutub (1 pasang) pada rotornya
berputar dengan kecepatan 3000 rpm, maka frekuensi yang dihasilkan adalah:
� ���𝐱 �
𝐟= =� �𝐇𝐳
��
Sehubungan dengan persamaan ini,maka untuk frekuensi (f) = 50 Hz, harga P dan N
dapat ditabelkan sebagai berikut:
P 2 4 6 12 24
Sumber 3 fasa pada umumnya dihasilkan dalam suatu sistem generator, dimana elemen
dasar dari generator 3 fasa terdiri dari batang magnet yang berputar dan kawat kumparan
(belitan-belitan) stationer yang disusun sedemikian rupa sehingga masing-masing
susunan belitan menghasilkan tegangan dengan perbedaan fasa sebesar 120°.
Pada sambungan segitiga, ujung – ujung permulaan dari satu fasa disambung pada ujung
penghabisan dari fasa yang berikutnya. Dengan demikian fasa tersebut tersambung seri
dan merupakan suatu lingkaran tertutup, seperti diperlihatkan pada titik sambungan XW;
YU; dan ZV, yang kemudian dipasangkan saluran jaringan R, S, dan T.
���= �
�; ���= �
�; ��� = �
�
Dengan cara vektor dapat dicari dan terdapatlah Arus jaring-jaring (net) yang besarnya:
�
�= �
�× √�; �
�= �
�× √�; �
�= �
�× √�
Jadi pada sambungan sigitiga terdapat Arus Jaring net yang besarnya √3 kali lebih besar
dari pada Arus fasa.
b. Sambungan Bintang
Suatu jaringan yang mempunyai 4 saluran dinamakan jaringan saluran empat, jika suatu
jaringan yang tidak mempunyai 4 saluran maka jaringan semacam ini dinamakan
pada sambungan Bintang terdapat arus jaringan (net) yang sama besarnya dengan arus
fasa.
��= �
�; �
�= �
�; �
�= �
�
Dengan cara vektor dapat dicari dan terdapatlah Tegangan jaring – jaring (net) yang
besarnya :
���= �
�× √�; ���= �
�× √�; ��� = �
�× √�
Jadi pada sambungan bintang terdapat Tegangan Jaring-jaring (net) yang besarnya 3
(baca akar tiga) kali lebih besar dari pada tegangan fasa
Rangkaian listrik arus bolak-balik yang merupakan beban generatorr pada dasarnya
terdiri dari tiga komponen, yaitu:
Resistif (R)
Induktif (L)
Kapasitif (C)
Di dalam kenyataannya beban generator atau sistem tenaga listrik tidak pernah hanya
terdiri dari beban resistif murni saja, atau bebas induktif murni saja atau beban kapasitif
Rangkaian listrik yang hanya terdiri dari tahanan (resistor) disebut rangkaian tahanan
murni. Peralatan listrik yang mempunyai tahanan murni contohnya resistor elemen
pemanas dan lampu pijar. Pada peralatan ini nilai induktansi dan kapasitansinya dapat
diabaikan.
Bila suatu rangkaian arus bolak-balik hanya terdiri dari tahanan murni, maka berlaku
hukum ohm dan formula lain sebagaimana yang diterapkan pada rangkaian arus searah.
Pada rangkaian tahanan murni arus sefasa dengan tegangan seperti diperlihatkan pada
gambar dibawah ini.
Pengaruh beban resistif pada generator akan menimbulkan reaksi jangkar pada stator
sehingga timbul medan magnit yang arahnya melawan medan magnit rotor, akibatnya
putaran rotor turun, Karena putaran turun maka frekuensi dan tegangan juga akan turun.
Untuk memulihkannya ke kondisi normal, maka putaran (aliran uap) harus di tambah.
Akibat timbulnya medan magnit pada stator, maka pada inti kumparan stator terjadi
pemanasan (kenaikan temperatur) atau biasanya di sebut core end heating.
Arus listrik yang mengalir didalam penghantar akan menimbulkan medan magnet
disekitarnya dengan arah garis gaya magnetnya mengelilingi penghantar tersebut. Kuat
Arah dari ggl induksi ini sedemikian rupa, sehingga melawan gerakan arus yang
membangkitkannya (lihat hukum Lenz). Oleh karena itu ggl ini disebut ggl lawan. Bila arus
dalam suatu rangkaian listrik berubah, rangkaian ini mencoba melawan perubahan itu.
Sifat dari rangkaian yang melawan perubahan disebut "induktansi" dan rangkaiannya
disebut induktif. Simbol untuk induktansi adalah L dan satuannya adalah Henry.
Didalam rangkaian induktif, jika arus naik rangkaian menyimpan energi didalam medan
magnet. Jika arus berkurang rangkaian mengeluarkan energi dari medan magnet tadi.
Rangkaian yang terdiri dari kumparan dengan inti besi mempunyai induktif yang lebih
tingggi dibanding yang hanya terdiri dari rangkaian penghantar saja. Oleh karena itu
induktansi membangkitkan ggl lawan yang melawan atau menunda perubahan arus,
karena sifat ini maka suatu rangkaian arus bolak-balik yang berisi induktansi tinggi (murni),
menyebabkan arus tidak naik dan turun secara bersamaan dengan tegangan. Arus
tertinggal seperempat siklus atau 90º di belakang tegangan sepanjang siklus atau
dikatakan arus tidak sefasa lagi dengan tegangan dengan sudut 90º, seperti pada gambar
25. Tetapi didalam penerapannya tidak ada rangkaian listrik induktif murni.
Dalam rangkaian induktif selalu terdapat tahanan R, sehingga didalam rangkaian induktif
arus tertinggal dari tegangan dengan sudut kurang dari 90º. Besarnya sudut ini tergantung
pada seberapa besar kandungan tahanan induktansi.
�� = �
���
Dimana :
= 3,14 L = Induktansi
Pengaruh beban induktif terhadap generator adalah pemanasan pada kumparan rotor.
Beban induktif menyebabkan tegangan turun dan faktor daya rendah, sementara arus
generator naik akibat reaksi jangkar di stator. Akibat selanjutnya tegangan cenderung
turun sehingga untuk mengembalikan ke harga normal arus eksitasi harus ditambah.
Penambahan arus eksitasi ini akan menyebabkan pemanasan pada rotor.
Apabila induktansi bersifat selalu melawan perubahan arus, maka kapasitansi bersifat
menahan perubahan tegangan. Kapasitansi timbul dalam rangkaian listrik karena terdapat
bagian yang dapat menyimpan muatan listrik. Untuk melihat pengaruh kapasitansi
terhadap tegangan, lihat gambar di bawah ini. Sebelum switch ditutup tegangan antara
plat adalah nol dan tidak ada arus mengalir. Ketika switch ditutup, satu sisi plat terhubung
ke terminal positif baterai dan plat yang lain keterminal negatif. Akibatnya elektron (arus
listrik) akan mengalir dan memuati plat. Pada mulanya arusnya besar, tapi makin lama
makin kecil dan akhirnya arus berhenti mengalir ketika muatan listrik di plat sudah penuh
dan tegangan diantara plat sama dengan tegangan baterai (sumber).
Kejadian memuati listrik ke dalam kedua plat hingga bertegangan disebut kapasitansi dan
rangkaian kedua plat disebut kapasitor atau kondensor. Jadi kapasitansi melawan
perubahan tegangan dan menunda timbulnya tegangan. Bila switch dibuka muatan listrik
tetap berada di dalam kedua plat atau kapasitor tetap menyimpan energi listrik. Muatan
ini akan berkurang dan bahkan habis (discharge), apabila diantara kedua plat
dihubungkan kesuatu beban (rangkaian). Proses pengisian (charging) dan pembuangan
muatan (discharging) pada kapasitor akan terjadi berulang-ulang, apabila kapasitor
dihubungkan ke sumber arus bolak-balik. Oleh karena kapasitansi memyebabkan
penundaan timbulnya tegangan , maka arus dan tegangan menjadi tidak sefasa. Didalam
rangkaian kapasitif arus mendahului tegangan dengan sudut 90°.
Tetapi karena tidak ada rangkaian listrik, yang hanya terdiri dari kapasitansi murni,
melainkan selalu dibarengi adanya tahanan (resistansi), maka besarnya sudut fasa
anatara arus dan tegangan tidak sampai 90°. Karena kapasitansi menyebabkan
perlawanan terhadap perubahan tegangan, maka disebut reaktansi kapasitif, dan diberi
simbul XC dengan satuan Ohm. Besarnya reaktansi kapasitif tidak hanya tergantung pada
kapasitansi tetapi juga pada frekuensi. Bila frekuensi atau kapasitansi naik, reaktansi
kapasitif turun.
�
�
���
������
���
�����= �
�=
�
���
Dimana:
C = kapasitansi
Simple Inspiring Performing Phenomenal 23
Xc = Reaktansi Kapasitif
Pengaruh beban kapasitif terhadap generator adalah meningkatnya suhu stator, karena
adanya penguatan medan magnet dari luar (sistem). Beban kapasitif menyebabkan
tegangan cenderung naik karena adanya penambahan eksitasi dari luar, akibatnya
kumparan stator menjadi lebih panas sedang arus eksitasi ke rotor menjadi kecil
sehingga generator cenderung beroperasi ke daerah tidak stabil.
Bila arus mengalir melalui suatu hambatan, maka timbul panas pada hambatan tersebut.
Lalu disebut apakah panas yang timbul itu, Dalam ilmu listrik ada dua istilah dan
keduanya mempunyai definisi yang sama. Istilah tersebut adalah “Daya” dan “Energi”.
Energi listrik adalah kemampuan sistem listrik untuk melakukan kerja. Satuan pengukuran
energi listrik adalah Joule atau Watt jam.
Disebut kerja (usaha) telah dilakukan, apabila muatan sebesar Q (Coulomb) berpindah
melalui perbedaan tegangan V (Volt.)
� = �× ��
���
� �
�
�= �× �× ��
���
�
Sedangkan daya listrik adalah laju (rate) dari kerja yang dilakukan. Karena Joule adalah
satuan kerja, maka daya di ukur dalam Joule per detik. Istilah yang lebih umum untuk
satuan daya adalah Watt.
�
�=
�
�= �× �(�
���)
Daya semu
Daya reaktif
Daya nyata adalah daya yang dapat dilihat hasilnya dan merupakan hasil perkalian antara
�
arus dan tegangan dengan faktor daya (��∅), dalam satuan watt dimana dirumuskan
dengan persamaan sebagai berikut:
�= �. �. �
��∅
Faktor daya adalah pergeseran fasa antara arus dan tegangan. Di dalam rangkaian arus
bolak-balik, beban rangkaian merupakan gabungan dari beban R, L dan C. Oleh karena
itu selalu timbul perbedaan fasa antara arus dan tegangan. Besarnya sudut pergeseran
fasa tergantung dari kandungan L dan C dalam rangkaian. Faktor daya atau Cos
merupakan perbandingan antara hambatan R dan impedansi Z.
Bila dalam arus searah berlaku hukum Ohm untuk mencari hubungan antara, arus dan
hambatan, maka dalam arus bolak-balik formula tersebut berlaku. Tetapi hambatan arus
bolak-balik adalah impedansi Z. Impedansi adalah hasil penjumlahan secara aljabar dari
R, XL, dan XC atau ditulis :
�= √�� + (�
�− ��)�
�
�=
�
Daya nyata merupakan daya yang menghasilkan panas setara dengan panas yang
dihasilkan peralatan tersebut bila dialiri arus searah.
Daya reaktif adalah daya hasil perkalian antara arus dan tegangan dengan ���∅, dan
satuannya adalah Voltampere reaktif (Var).
� = �. �. �
��∅
Ini adalah daya yang tidak menghasilkan kerja (panas) atau daya yang tidak berguna
(Wattless power), tetapi selalu timbul di dalam rangkaian arus bolak-balik. Daya ini tidak
menghasilkan panas tetapi memerlukan arus untuk energis atau memuati rangkaian
induktif atau kapasitif.
Daya semu adalah daya yang mengabaikan adanya beban induktif dan beban kapasitif,
atau perkalian antara arus dan tegangan dengan satuan Volt ampere.
�= �
.�
Suatu rangkaian listrik arus bolak-balik secara teoritis tidak mungkin hanya terdiri dari
beban R, sehingga arus sefasa dengan tegangan. Oleh karena itu daya ini disebut daya
semu, karena dalam prakteknya kemungkinan arus sefasa dengan tegangan kecil sekali.
Hubungan diantara ketiga daya dapat membentuk suatu segitiga dan disebut segitiga
daya.
��= ��+ �
�
Sudut antara daya nyata dengan daya semu adalah sudut ∅, dan faktor daya juga dapat
dinyatakan sebagai perbandingan antara daya nyata dengan daya semu.
�
�
��∅ =
�
Daya listrik Generator sistem 3 fasa, seperti diperlihatkan pada gambar sebagai berikut:
���
���= ��+ �
�+ �
�
����
��= ��
��
����
��= ��
��. ���. �
��∅
��
���
���= � . ���. �
��∅
√�
���
���= √��
�. ���. �
��∅
Medan magnet sangat berperan dalam proses konversi energi. Melalui media medan
magnet, bentuk energi mekanik dapat diubah menjadi energi listrik, alat konversinya
disebut generator, atau sebaliknya dari bentuk energi listrik menjadi energi mekanik, alat
konversinya disebut motor. Pada transformator, gandengan medan magnet berfungsi
untuk memindahkan dan mengubah energi listrik dari rangkaian primer ke sekunder
melalui prinsip induksi elektromagnetik.
Dari sisi pandangan elektris, medan magnet dapat menginduksikan tegangan pada
penghantar, sedangkan dari sisi pandangan mekanis, medan magnet dapat
menghasilkan gaya dan kopel.
Keutamaan medan magnet dalam proses konversi energi disebabkan terdapatnya bahan-
bahan magnetic yang memungkinkan diperolehnya kerapatan energi yang tinggi,
kerapatan energi yang tinggi ini akan menghasilkan kapasitas daya per unit volume mesin
yang tinggi pula. Jelaslah bahwa pengertian kuantitatif tentang medan magnet dan
rangkaian magnet merupakan bagian penting untuk memahami proses konversi energi
listrik.
Magnet dan listrik sangat erat kaitannya, diaman terdapat tiga dasar hubungan antara
magnet dan listrik yaitu:
Setiap magnet dikelilingi oleh medan magnet yang terdiri dari garis fluks yang bergerak
dari satu ujung magnet ke lainnya serta bergerak didalam magnet sendiri. Kutub Utara
dan selatan saling tarik menarik satu sama lain karena kutub berlawanan.
Medan magnet terbentuk dari gerakan elektron, mengingat arus listrik melalui penghantar
merupakan aliran elektron, maka di sekeliling kawat listrik tersebut akan ditimbulkan suatu
medan magnet. Medan magnet memiliki arah, kerapatan, dan intensitas yang
digambarkan sebagai “garis-garis fluks” dan dinyatakan dengan simbol ɸ (fluks) dalam
besaran Weber.
Besaran kerapatan medan magnet atau disebut juga kuat medan magnet dinyatakan
dengan besarnya fluks sepanjang jarak tertentu dan mempunyai symbol B adalah
kerapatan fluks dalam Weber/meter2 (Wb/m2).
Intensitas medan magnet disebut sebagai kuat medan dan dinyatakan dengan besarnya
fluksi sepanjang jarak tertentu, mempunyai symbol: H adalah kuat medan dalam ampere
/meter (A/m).
�= �
�
Dimana:
Permeabilitas pada ruang bebas (udara), µo mempunyai nilai 4π x 10-7 H/m. material
seperti besi dan nikel mempunyai permeabilitas yang relative lebih tinggi dan biasanya
disebut sebagai material yang mempunyai karakteristik feromagnet. Besaran fluks dapat
dinyatakan dengan:
∅ = ∫�
.��
Hubungan antara arus listrik dan medan magnet dinyatakan oleh hukum ampere, dan
untuk rangkaian sederhana seperti pada gambar 33, persamaannya adalah
�. �= �. ��
���
��. ��
��
Dimana
N = Jumlah lilitan
Apabila besarnya fluks magnet berubah-ubah terhadap waktu, akibat arus AC yang
berbentuk sinusoidal, suatu tegangan akan dibangkitkan dan diinduksikan. Hubungan ini
dinyatakan oleh hukum faraday. Medan magnet atau fluks yang berubah-ubah pada inti
besi menghasilkan gaya gerak listrik (ggl) sebesar:
� = −� � �= −�
ɸ/� � �
/�
Dimana
a. Perubahan fungsi waktu (t), akibat arus bolak-balik yang terbentuk sinusoid
seperti diuraikan diatas
d
dt
Edl BdA
s
d
eind
dt
Oleh karena flux linkage (λ), merupakan fungsi putaran (θ) dan fungsi waktu (t), maka:
d
eind
( , t)
dt
d ( , t) d dt
t
eind
t t
Atau
Arus listrik (i) yang dialirkan melalui penghantar yang dibelitkan pada inti besi yang
berbentuk cincin toroidal, akan menghasilkan medan magnet yang sebanding dengan
jumlah lilitan (n) dikalikan dengan besaran arus listrik (i). Ampere-turn Ni ini dikenal
sebagai gaya gerak magnet (ggm) dan dinyatakan dengan notasi F
�= �
���
���
�.�
���
Gaya gerak magnet (ggm) adalah perbedaan potensial magnet yang cenderung
menggerakkan fluks disekitar cincin toroidal. Gerakan fluks di sekitar cincin, selain
ditentukan oleh besaran ggm, juga merupakan fungsi dari tahanan inti besi yang
membawa fluks tersebut. Tahanan inti besi disebut reluktansi R dari rangkaian magnet.
F
weber
R
Seperti juga tahanan dalam rangkaian listrik, reluktansi berbanding lurus dengan panjang
(L), berbanding terbalik dengan penampang luas bidang (A), dan bergantung pada bahan
magnet tersebut, dimana besar L dalam meter dan A dalam meter persegi.
l
R Ampere-turn/Weber
A
Tahanan listrik
3 Tahanan Magnet (reluktansi) R R
(resistansi)
Perhitungan rangkaian magnet dapat pula dilakukan melalui pendekatan grafik dengan
penjelasan sebagai berikut:
F F F
B H weber/m2
A AR
A l A l
Dimana
F Ni
H ampere-turn/m
l l
Besaran H disebut kuat medan magnet dan merupakan nilai ggm per unit panjang. Untuk
rangkaian magnet yang seragam seperti gambar 35a, maka ggm per unit panjang inti besi
adalah konstan. Oleh karena itu, nilai kuat medan H sepanjang jalur inti besi juga adalah
konstan. Persamaan diatas memperlihatkan hubungan sifat magnetic suatu bahan
dengan syarat hantar µ, yang dapat ditunjukkan melalui kurva kerapatan fluks B sebagai
fungsi dari kuat medan H, yang biasanya disebut kurva B – H atau kurva magnetasi. kurva
B – H hanya dipengaruhi oleh jenis bahan yang dipakai dan tidak tergantung pada dimensi
bahan tersebut. Apabila diketahui harga ampere – turn Ni dan
Keuntungan menggunakan bahan feromagnet sebagai inti besi pada mesin-mesin listrik
adalah dimungkinkannya memperoleh fluks magnet yang berlipat ganda untuk ggm
tertentu yang diberikan. Walaupun demikian, bila dihendaki nilai fluks yang sebanding
dengan harga ggm-nya, maka inti besi harus dioperasikan pada daerah tidak jenuh.
Bentuk nonlinear kurva magnetasi ini berperan penting dalam pembahasan sifat mesen-
mesin arus listrik dan transformator.
Konversi energi baik dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya
dari energi mekanik menjadi energi listrik (generator) berlangsung melalui media medan
magnet. Energi akan diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, sementara akan tersimpan
dalam media medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadi bentuk energi lainnya.
Dengan demikian medan magnet selain berfungsi sebagai tempat
Energi listrik minus rugi energi ditahanan = energi mekanik minus rugi gesekan +
energi tersimpan pada medan magnet plus rugi energi total yang menyertainya
Diatas telah dijelaskan bahwa energi yang diubah dari suatu bentuk ke bentuk lain akan
tersimpan sementara pada media medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadi
energi bentuk lainnya dan secara matematika dinyatakan oleh persamaan diferensial.
dWE dWM dWF (untuk aksi motor)
Hal tersebut diatas hanya berlaku ketika proses konversi energi sedang berlangsung,
artinya berlaku untuk keadaan dinamis yang transien, untuk keadaan steady state,
dimana fluks merupakan harga konstan, maka:
dWF 0
dWE dWM
Apabila sebuah konduktor digerakkan tegak lurus sejauh ds memotong suatu medan
magnet dengan kerapanan fluks B, maka perubahan fluks pada konduktor dengan
panjang efektif l ialah:
d B l d s
d B l d s
e
dt dt
e Bl v
N B S
Gambar 37. Gaya Gerak Listrik
Arah gaya gerak listrik ini ditentukan oleh aturan tangan kanan, dengan jempol, telunjuk
dan jari tengah ang saling tegak lurus menunjukkan masing-masing arah v, B dan e. Bila
konduktor tersebut dihubungkan dengan beban, seperti suatu tahanan, maka pada
konduktor tersebut mengalir arus yang menjauhi kita.
Persamaan e = Blv dapat diartikan bahwa apabila dalam medium medan magnet
diberikan energi mekanik (untuk menghasilkan kecepatan v), maka akan dibangkitkan
energi listrik (e); dan ini merupakan prinsip dasar sebuah generator.
1.8.3 Torsi
Arus listrik I yang dialirkan di dalam suatu medan magnet dengan kerapatan fluks B akan
menghasilkan suatu gaya F sebesar:
F B.I.l
Arah gaya F ini ditentukan oleh aturan tangan kiri, dengan ibu jari, telunjuk dan jari tengah
yang saling tegak lurus menunjukkan masing-masing arah F, B, dan l. persamaan
F B.I.l merupakan prinsip sebuah motor, dimana terjadi proses perubahan energi
listrik menjadi energi mekanik. Bila jari-jari rotor adalah r, torsi yang dibangkitkan adalah:
T F r B I l r
Perlu di ingat bahwa pada saat gaya F dibangkitkan, penghantar bergerak di dalam medan
magnet dan seperti diketahui akan menimbulkan tegangan listrik yang melawan tegangan
penyebabnya. Agar konversi energi listrik menjadi energi mekanik (motor)
dapat berlangsung, tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan listrik lawan.
Gerak penghantar di dalam medan magnet akan membangkitkan tegangan e Blv dan
bila dihubungkan dengan beban, akan mengalir arus listrik (I) atau energi mekanik
berubah menjadi energi listrik (generator). Arus listrik (I) yang akan mengalir pada
penghantar tadi menyebabkan medan magnet pula yang akan berinteraksi dengan
medan magnet yang telah ada (B). Interaksi medan magnet merupakan gaya reaksi
(lawan) terhadap gaya mekanik yang diberikan. Agar konversi energi mekanik ke energi
listrik dapat berlangsung, gaya mekanik yang diberikan haruslah lebih besar daripada
gaya reaksi tadi.
Kerja suatu mesin dinamik dapat juga dilihat dari segi adanya interaksi antara medan
magnet stator dan rotor, yaitu:
F B.I.l
Seperti diketahui penghantar arus listrik (I) pada persamaan di atas akan menimbulkan
fluks juga di sekitar penghantar yang dilalui. Bila kerapatan fluks akibat arus listrik (I)
dinyatakan dengan Br, sedangkan kerapatan fluks akibat kumparan medan adalah Bs,
maka dapat dituliskan.
T KBr Bs sin
Dimana
Celah Udara
S
U S
Bs
Br
U
Sudut dikenal sebagai torsi atau sudut daya dengan nilai maksimumnya = 90°.
Dengan menganggap Br dan Bs sebagai fungsi arus rotor dan arus stator persamaan torsi
menjadi:
T KI r I s sin
Pembahasan diatas menjelaskan bahwa terjadinya torsi dapat dianggap sebagai adanya
interaksi antara dua medan magnet atau antara dua arus.
Insulation material adalah bahan yang tidak menghantarkan arus listrik. Jika sebuah
material isolasi mempunyai daya hantaran yang sangat rendah dan arus yang dialirkannya
masih dapat diabaikan maka material tsb dapat diklasifikasikan sebagai “bahan isolator”,
kebanyakan orang akan mengatakan bahwa gelas adalah merupakan bahan insulation
yang baik, demikian juga dengan mica, porcelin atau keramik.
Bahan isolator digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang bertegangan. Untuk itu
pemakaian bahan isolator perlu mempertimbangkan sifat kelistrikanya. Di samping itu juga
perlu mempertimbangkan sifat termal, sifat mekanis, dan sifat kimia.
Besarnya kapasitansi bahan isolasi yang berfungsi sebagai dielektrik ditentukan oleh
permitivitasnya, di samping jarak dan luas permukaannya. Besarnya permitivitas udara
adalah 1,00059, sedangakan untuk zat padat dan zat cair selalu lebih besar dari itu.
Apabila bahan isolasi diberi tegangan bolak-balik maka akan terdapat energi yang
diserap oleh bahan tersebut. Besarnya kerugian energi yang diserap bahan isolasi
tersebut berbanding lurus dengan tegangan, frekuensi, kapasitansi, dan sudut kerugian
dielektrik. Sudut tersebut terletak antara arus kapasitif dan arus total (Ic + Ir).
Pemakaian bahan isolasi sering dipengaruhi bermacam-macam energi radiasi yang dapat
berpengaruh dan mengubah sifat bahan isolasi. Radiasi sinar matahari mempengaruhi
umur bahan, khususnya jika bersinggungan dengan oksigen. Sinar ultra violet dapat
merusak beberapa bahan organic. T yaitu kekuatan mekanik elastisitas. Sinar X sinar-sinar
dari reactor nuklir, partikel-partikel radio isotop juga mempengaruhi kemampuan bahan
isolasi. Sifat mekanis bahan yang meliputi kekuatan tarik, modulus elastisitas, dan derajat
kekerasan bahan isolasi juga menjadi pertimbangan dalam memilih suatu jenis bahan
isolasi.
Bahan penyekat listrik dapat dibagi atas beberapa kelas berdasarkan suhu kerja
maksimum, yaitu sebagai berikut:
Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti Katun, sutera alam,
wol sintetis, rayon serat poliamid, kertas, prespan, kayu, poliakrilat, polietilen, polivinil,
karet, dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan pernis atau bahan pencelup
lainnya. Termasuk juga bahan termoplastik yang dapat lunak pada suhu rendah.
Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat polyvinylformal,
polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat lain sejenis dengan bahan selulosa,
pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film dan serat polyethylene terephthalate.
Yaitu Yaitu bahan non-organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes) yang dicelup atau
direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan biasanya tahan panas (dengan
dasar minyak pengering, bitumin sirlak, bakelit, dan sebagainya).
Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu dengan epoksi, poliurethan, atau
vernis yang tahan panas tinggi.
Semua bahan komposisi dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber yang dicelup
dalam silikon tanpa campuran bahan berserat (kertas, katun, dan sebagainya). Dalam
kelas ini termasuk juga karet silikon dan email kawat poliamid murni.
Bahan anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan substansi organic, misalnya
mika, mikanit yang tahan panas (menggunakan bahan pengikat anorganik), mikaleks,
gelas, dan bahan keramik. Hanya satu bahan organik saja yang termasuk kelas C yaitu
politetra fluoroetilen (Teflon).
Motor listrik adalah sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energy mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakkan compressor dan lain sebagainnya.
Adapun Prinsip kerjanya berdasarkan hukum gaya lorenz dan kaidah tangan kiri
Fleming, yang menyatakan bahwa apabila sebatang konduktor yang dialiri arus listrik
ditempatkan didalam medan magnit maka konduktor tersebut akan mengalami gaya,
seperti diperlihatkan gambar 40.
Arah dari gaya yang dialami oleh konduktor tersebut ditunjukan oleh kaidah tangan kiri
Fleming, seperti pada gambar 41. Gaya tersebut dialami oleh setiap batang konduktor
pada rotor, sehingga menghasilkan putaran dengan torsi yang cukup untuk memutarkan
beban yang dikopel dengan motor. Kecepatan putaran dan besarnya torsi jualah yang
menentukan sesuatu motor itu sesuai untuk pekerjaan.
Medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat menyimpan energi sekaligus
berfungsi sebagai medium untuk mengkopel proses perubahan energi.
Pada motor dc terdiri dari kumparan magnet pada stator dan kumparan jangkar pada rotor.
Pada saat kumparan magnet di stator diberi suplai tegangan DC maka akan mengalir arus
dc pada kumparan magnet tersebut sehingga menimbulkan medan magnet yang mengalir
dari kutub utara ke kutub selatan seperti pada gambar 43.
Setelah medan magnet dihasilkan dari suplai arus dc pada kumparan medan di stator,
maka selanjutnya adalah memberikan suplai arus dc ke kumparan jangkar di rotor seperti
diperlihatkan pada gambar 44
�= �. �. �
Dalam prakteknya, rotor terdiri dari sejumlah konduktor (Z) dan juga mempunyai
beberapa cabang lilitan (a), sehingga persamaan menjadi :
�
�= �. �. �
.
�
Karena torsi T = F. r, dimana r adalah radius perputaran, maka :
�
�= �. �. �
.�.
�
Apabila rotor dari motor listrik berputar, maka pada saat itu prinsip generator berlaku
sehingga pada rotor akan dibangkitkan gerak gaya listik (ggL) yang arahnya menentang
ggl yang ada sehingga disebut gaya gerak listrik (ggl) lawan yang besarnya dinyatakan
dengan persamaan.
�
��= �. ∅. �
. . ��
�
Apabila sumber tegangan 3 fasa dihubungkan pada kumparan stator, seperti pada gambar
7 maka akan timbul medan putar dengan kecepatan nS = 120.f / p, kemudian medan
putar tersebut memotong batang konduktor (rotor) akibatnya pada kumparan rotor timbul
ggl induksi sebesar 4,44 N2f2.
Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, ggl (E) akan menghasilkan arus
(I), adanya arus didalam medan magnet memikul torsi beban, maka rotor akan berputar
searah dengan medan putar stator.
Telah diterangkan diatas bahwa tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang
konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan
adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (nS) dengan kecepatan
berputar rotor (nr).
Motor Shunt
Motor Seri
Motor Compound
Motor Sinkron
Mator Kapasitor
A. Motor Sinkron
Prinsip Kerja
Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energy listrik
menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan
kumparan medan pada rotor. Kumparan jangkarnya berbentuk sama dengan mesin
induksi, sedangkan kumparan medan mesin sinkron dapat berbentuk kutub sepatu
(salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder). Arus searah (DC) untuk
menghasilkan fluks pada kumparan medan dialirkan ke rotor melalui cincin dan sikat. Jadi
kontruksi motor sinkron ini adalah sama dengan generator sinkron, bedanya hanya bahwa
generator sinkron rotornya diputar untuk menghasilkan tegangan, sedangkan motor
sinkron statornya diberi tegangan agar rotornya berputar.
Keadaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: apabila kumparan jangkar (pada stator)
dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa maka akan mengalir arus tiga fasa pada
kumparan. Arus tiga fasa pada kumparan jangkar ini menghasilkan medan putar homogen
(BS). Berbeda dengan motor induksi, motor sinkron mendapat eksitasi dari sumber DC
eksternal yang dihubungkan ke rangkaian rotor melalui slip ring dan sikat. Arus DC pada
rotor ini menghasilkan medan magnet rotor (BR) yang tetap. Kutub medan rotor mendapat
tarikan dari kutub medan putar stator hingga turut berputar dengan kecepatan yang sama
(sinkron). Torsi yang dihasilkan motor sinkron merupakan fungsi sudut torsi (δ). Semakin
besar sudut antara kedua medan magnet, maka torsi yang dihasilkan akan semakin besar
seperti persamaan di bawah ini.
�= �× �� × ����� × sin 𝛿
medan stator, berbentuk sudut kopel (δ); untuk kemudian berputar dengan kecepatan
yang sama lagi. Beban maksimum tercapai ketika δ = 90o. Penambahan beban lebih lanjut
mengakibatkan hilangnya kekuatan torsi dan motor disebut kehilangan sinkronisasi. Oleh
karena pada motor sinkron terdapat dua sumber pembangkit fluks yaitu arus bolak- balik
(AC) pada stator dan arus searah (DC) pada rotor, maka ketika arus medan pada rotor
cukup untuk membangkitkan fluks (ggm) yang diperlukan motor, maka stator tidak perlu
memberikan arus magnetisasi atau daya reaktif dan motor bekerja pada faktor daya
= 1,0. Ketika arus medan pada rotor kurang (penguat bekurang), stator akan menarik arus
magn
etisasi dari jala-jala, sehingga motor bekerja pada faktor daya terbelakang (lagging).
Sebaliknya bila arus pada medan rotor belebih (penguat berlebih), kelebihan fluks (ggm)
ini harus diimbangi, dan stator akan menarik arus yang bersifat kapasitif dari jala-jala, dan
karenanya motor bekerja pada faktor daya mendahului (leading). Dengan demikian, faktor
daya motor sinkron dapat diatur dengan mengubah-ubah harga arus medan (IF)
Untuk menganalisa kondisi motor sinkron dengan mudah, harus diketahui terlebih dahulu
bentuk model rangkaian ekivalennya. Rangkaian ekuivalen motor sinkron ini mirip dengan
rangkaian ekuivalen generator sinkron, kecuali arah arus jangkar (Ia) yang dibalik. Oleh
karena itu bentuk rangkaian ekuivalen motor sinkron 1-fasa mirip dengan rangkaian
Atau
Dan,
𝑃��= 𝑉 × 𝐼𝑎 × cos 𝜑
𝑃��= (𝐼��)2 × �𝑎
Dengan:
Pind : Daya mekanik yang dibangkitkan pada rotor motor sinkron (W)
Konstruksi motor sinkron 3-fasa sama dengan konstruksi generator sinkron 3-fasa
(alternator 3-fasa). Oleh karena itu, kumparan motor sinkron ini juga dapat dibuat dalam
bentuk hubunga bintang (Y) dan delta seperti halnya pada alternator 3- fasa. Motor ini
dapat dianalisa dengan menggunakan rankaian ekivalen yang sama dengan alternator,
tetapi dengan arah arus yang berbeda. Dengan menggunakan
gambar 49 pada bagian sub bab alternator 3-fasa, maka dapat dibuatkan rumus
Hubungan Y (Star)
����(�𝑎���−�) = 𝑉�𝑁 − ����(�) × ( �
𝐴�+ ����(�) )
Dengan
𝑉�𝑁 = 𝑉𝐿�� ∠ �
°
𝐸 𝐴 (�𝑎�𝑎−�) = 𝑉�𝑁 − 𝐼��(�) × (�
��(�) + ���
� (�))
Dengan
𝑉�𝑁 = 𝑉𝐿�� ∠ (�+ 240)°
𝐸 𝐴 (�𝑎���−�) = 𝑉�𝑁 − 𝐼��(�) × (�
��(�) + ���
� (�))
Dengan
𝐸 𝐿��= 𝑉�
� = 𝑉�
�= 𝑉��
Hubungan Delta
𝐸 ��(𝐹𝑎�𝑎−�) = 𝑉��− 𝐼��(��) × ( �
��(�
�) + ���
� �
(� ))
Dengan
𝑉��= 𝑉𝐿�� ∠ �
°
𝐸 ��(𝐹𝑎���−�) = 𝑉��− 𝐼��(��) × ( �
��(�
� ) + ���
� �
(� ))
Untuk menghitung efisiensi motor sinkron 3-fasa dapat digunakan persamaan diatas.
B. Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan
Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi
medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari
sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan
relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan
oleh arus stator. Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari
baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor
induksi 3-fase dan motor induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem
tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industry dengan kapasitas
yang besar. Motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1- fase dan banyak
digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa
air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai daya keluaran
yang rendah. Bentuk gambaran motor induksi 3-fasa diperlihatkan
Data-data motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang berhubungan
dengan kerja motor induksi dibuatkan pada plat nama (name plate) motor induksi. Contoh
data yang ditampilkan pada plat nama motor induksi ini diperlihatkan pada gambar 52
Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada
kumparan rotornya. Bila kumparan stator motor induksi 3-fasa yang dihubungkan dengan
suatu sumber tegangan 3-fasa, maka kumparan stator akan
menghasilkan medan magnet yang berputar. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan
dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau
tegangan induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang
tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor. Penghantar (kumparan) rotor
yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan stator
sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang
cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator.
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor,
sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan turut berputar
mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut
slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor yang oleh karenanya akan
memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan
putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi. Bila beban motor bertambah, putaran rotor
cenderung menurun.
Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slot- slotnya yang
dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini menentukan kecepatan
berputarnya medan stator yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya.
Makin besar jumlah kutup akan mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan
stator dan sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron.
Besarnya kecepatan sinkron ini adalah sebagai berikut.
Dimana,
Motor DC dengan jenis ini, penguat magnetnya mendapat arus dan sumber tersendiri dan
terpisah dengan sumber arus ke rotor. Sehingga arus yang diberikan untuk jangkar
dengan arus yang diberikan untuk penguat magnet tidak terikat satu sama lain secara
kelistrikan. Karakteristik motor dengan penguat terpisah ditunjukan pada gambar 53
Motor jenis ini penguat magnitnya mendapat arus dari sumber yang sama dengan arus
yang diberikan pada jangkar. Jadi medan magnitnya tersambung paralel atau seri dengan
jangkar.
a. Motor Shunt.
Belitan medan motor shunt tersambung paralel dengan jangkar, sehingga apabila
tegangan sumber konstan, maka kuat medan magnit motor ini konstan. Rangkaian
ditunjukan pada gambar 54.
Motor Shunt pada umumnya berdaya kecil. Motor Shunt dengan daya besar
penggunaannya tidak banyak, tetapi tetap ada, karena motor shunt mempunyai putaran
hampir konstan.
Pada keadaan operasi normal pada umumnya kecepatan motor diatur dengan shunt
regulator, dan cara mengatur putaran atau membalik putaran serta karakteristik
ditunjukkan pada gambar. Sesuai dengan karakteristiknya, motor shunt baik dipakai untuk
pekerjaan yang memerlukan kecepatan putaran hampir konstan seperti conveyor, lift dan
sebagainya.
b. Motor Seri.
Pada motor ini, jangkar dan kumparan medan magnitnya dihubungkan dalam rangkaian
seri dengan sumber tegangan. Rangkaian ditunjukan pada gambar 55
Motor seri mempunyai perubahan kecepatan yang cukup besar sejalan dengan
pertambahan bebannya. Pada beban besar, arus jangkar dan arus medan magnit
berkurang, sehingga kecepatan putaran tinggi.
Pada motor seri ukuran besar, jangan menjalankan motor seri tanpa dibebani, karena
putarannya akan tinggi sekali dan dapat menyebabkan kerusakan pada motor. Jadi motor
seri harus selalu tersambung pada beban tetap tertentu untuk menghindari dari hilang
sama sekalinya beban mekanik motor.
T αФ . I atau T α I2
Dengan sifat-sifatnya seperti ditunjukan pada gambar diatas, motor seri sebaiknya dipakai
untuk kereta listrik, Crane, Elevator, motor stater mobil dan sebagainya.
c. Motor Compound.
Motor Compound merupakan gabungan sifat dari motor shunt dan motor seri, ada dua
jenis motor Compound yaitu
Jenis yang banyak dipakai adalah motor Compound kumulatif (kompound pendek).
Adapun pada gambar 56 memperlihat motor coumpund panjang dan pendek
Setiap mesin DC terdiri dari bagian Stator yang terdiri dari set magnet dengan cincin baja
dan lilitan yang menonjol dengan inti utama, sepatu kutub yang terbuat dari lempeng
elektro serta lilitan kawat penguat eksitasi sering disebut Field Winding dan kutub bantu
seperti terlihat pada Gambar 57 dibawah ini.
Bagian rotor sering disebut Jangkar/Armature Winding terbuat dari poros baja beralur dan
lilitan kawat pada alur tersebut. Gambar 58 menunjukkan potongan sebuah motor DC
dengan komutator diujung motor. Sikat arang ( Carbon Brush ) adalah bagian dari stator
.Sikat arang ini ditahan oleh pemegang sikat ( Carbon Holder ).
Gambar 58 menunjukkan bagian dari sebuah komutator dan bagian lain yang saling
berkaitan
Gambar 58. Sikat arang (kiri), Pemegang /Holder (tengah), dan Sikat arang yang terpasang (kanan)
Motor Induksi merupakan motor Asinkron. Konstruksinya terdiri dari 2 bagian utama yaitu
bagian diam disebut stator dan bagian berputar disebut rotor, seperti diperlihatkan
gambar 60
Stator
Stator dari motor induksi, mempunyai prinsip sama dengan motor sinkron atau generator.
Apabila belitan – belitan stator disuplai dengan arus 3 (tiga) fasa, maka menghasilkan
medan magnet atau fluksi magnet yang mana adalah pada harga tetap tetap asal saja
berputar pada kecepatan sinkron ( Ns ). Gambar stator seperti terlihat pada gambar 61
dibawah ini.
f = Frekuensi
P = Jumlah Kutub
Pada setiap motor mempunyai 2 (dua) buah tutup (end plate) seperti diperlihatkan
gambar 62, masing-masing pada kedua sisinya yang berfungsi sebagai :
Akurasi dudukan tutup motor terhadap bantalan dan rumah stator sangat menentukan
keandalan gerakan poros suatu motor.
Rotor pada motor yang terbuat dari laminasi baja silikon yang mempunyai alur-alur
sebagai penempatan kumparan rotor berada tepat di dalam stator yang ditempatkan pada
poros. Berdasarkan jenis motor yang ada, dikenal beberapa jenis rotor yaitu :
Rotor kurungan – bajing ( squirrel – cage ) motor – motor yang menggunakan rotor
tipe ini dikenal sebagai motor induksi kurungan tupai, seperti pada gambar 63
Sikat pada motor induksi rotor belitan seperti terlihat pada gambar 65 berfungsi sebagai
jaringan antara kumparan rotor dengan tahanan pengasut untuk motor induksi rotor lilit.
Pada rotor motor induksi dilengkapi dengan bantalan atau bearing yang berfungsi
sebagai :
Mengurangi gesekan putaran, maka setiap bantalan harus selalu dilengkapi dengan
pelumas
Transformer adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi
listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Tahun 1832, Joseph Henry menemukan bahwa perubahan flux yang cepat dapat
menghasilkan tegangan koil yang cukup tinggi.
Tahun 1836, Nicholas Callan memodifikasi penemuan Henry dengan dua koil.
Tahun 1850 – 1884, era penemuan generator AC dan penggunaan listrik AC.
Prinsip kerja suatu transformer adalah induksi bersama (mutual induction) antara dua
rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana,
transformer terdiri dari dua buah kumparan yang secara listrik terpisah tetapi secara
magnet dihubungkan oleh suatu alur induksi. Kedua kumparan tersebut mempunyai
mutual induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan
kumparan yang lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi
(sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday.
Berdasarkan hukum Faraday yang menyatakan magnitude dari electromotive force (emf)
proporsional terhadap perubahan fluks terhubung dan hukum Lenz yang menyatakan arah
dari emf berlawanan dengan arah fluks sebagai reaksi perlawanan dari perubahan fluks
tersebut didapatkan persaman:
�𝛹
�= − ( )
��
Dimana :
e = emf sesaat
= Fluks terhubung
Dan pada transformer ideal yang dieksitasi dengan sumber sinusoidal berlaku
persamaan:
Dimana :
E = Tegangan (rms)
N = Jumlah lilitan
f = frekuensi
m = Fluks puncak
Dan persamaan :
E1 N1
E2 N 2
Dikarenakan pada transformer ideal seluruh mutual flux yang dihasilkan salah satu
kumparan akan diterima seutuhnya oleh kumparan yang lainnya tanpa adanya leakage
flux maupun loss lain misalnya berubah menjadi panas. Atas dasar inilah didapatkan pula
persamaan:
P1 P1
V1 I1 V2 I 2
N1 I1 N 2 I 2
Untuk mempermudah analisis dalam pengujian, rangkaian primer dan sekunder dibuat
menjadi sebuah rangkaian yang disebut rangkaian equivalent. Pada rangkaian ini rugi
tembaga pada sisi sekunder diubah menjadi nilai ekuivalennya dan dilihat dari arah
primer.
Loss I 2 a 2 R
2 1 2
R2 ' a 2 R2
X 2 ' a2 X 2
Selain memperhitungkan rugi-rugi inti, transformer praktis juga memasukkan unsur fluks
bocor (leakage flux). Untuk menghitung tegangan induksi akibat fluks bocor ini dapat
dilakukan dengan memodifikasi Φm menjadi Φ1 leakage.
E1 4, 44 1 N f
Arus pusar adalah arus yang mengalir pada material inti karena tegangan yang diinduksi
oleh fluks. Arah pergerakan arus pusar adalah 90o terhadap arah fluks seperti terlihat
pada gambar berikut.
pe ke f 2 t 2 Bmax
2
f = frekuensi [Hz]
Rugi hysterisis terjadi karena respon yang lambat dari material inti. Hal ini terjadi karena
masih adanya medan magnetik residu yang bekerja pada material, jadi saat arus eksitasi
bernilai 0, fluks tidak serta merta berubah menjadi 0 namun perlahan-lahan menuju 0.
Sebelum fluks mencapai nilai 0 arus sudah mulai mengalir kembali atau dengan kata lain
arus sudah bernilai tidak sama dengan 0 sehingga akan membangkitkan fluks kembali.
Grafik hysterisis dapat dilihat pada gambar berikut.
Rugi hysterisis ini memperbesar arus eksitasi karena medan magnetik residu mempunyai
arah yang berlawanan dengan medan magnet yang dihasilkan oleh arus eksitasi. Untuk
f = frekuensi [Hz]
Rugi hysteris maupun rugi arus pusar bernilai tetap, tidak bergantung pada besarnya
beban.
Rugi tembaga adalah rugi yang dihasilkan oleh konduktor/tembaga yang digunakan
sebagai bahan pembuat kumparan. Rugi ini diakibatkan oleh adanya resistansi bahan.
Nilai resistansi konduktor dapat dihitung dengan Persamaan berikut.
l
R
A
Pcp I 2p R p
Pcs I s2 R s
Dengan memperhatikan Persamaan diatas terlihat bahwa besarnya arus yang mengalir
pada kumparan berpengaruh terhadap besarnya rugi konduktor, dengan kata lain
besarnya beban mempengaruhi besarnya nilai kerugian.
Efisiensi transformer adalah perbandingan antara daya output yang dihasilkan dibanding
dengan daya input masukannya.
Pout
Efisiensi 100%
Pin
V I
Efisiensi out out 100%
Vin I in
Konstruksi suatu trafo tiga fasa terdiri dari rangaian tiga buah trafo satu fasa.
Namun pada saat ini untuk transformer tiga fasa sudah menggunakan satu buah core
untuk ketiga fasanya.
Pada dasarnya formulasi trafo tiga fasa dikembangkan atau merupakan jumlah vektor
dari tiga buah trafo satu fasa. Jadi:
P3 fasa P1 P2 P3
P3 fasa I1 V1 I 2 V2 I 3 V3
P3 fasa 3 I V
Rumus disamping ini berlaku baik pada trafo terhubung bintang maupun segitiga, dengan
catatan bahwa arus (i) dan tegangan (v) adalah arus dan tegangan trafo satu fasa (bukan
arus dan tegangan line).
VRS VLL
VR VS VT VLN
VLL VLN 3
P3 Fasa 3 I VLN
P3 Fasa 3 I V
LL
3
P3 Fasa I VLL 3
VLine VFasa
I R Ir It
IR Ir 3
IR IS IT I Line
I r I s I t I Fasa
VRS VST VTR VLine
I Line I Fasa 3
P Fasa I V Line V
I
3
3
3 3 Fasa
P3Fasa I Line V 3
P V I 3
P V I Cos 3
Pada standart IEC 60076-1 Power Transformers Part 1: Secara umum power transformer
didefinisikan sebagai peralatan static yang terdiri dari dua atau lebih belitan, dimana
dengan induksi elektromagnet merubah sistem tegangan dan arus AC menjadi system
tegangan dan arus AC yang lain yang biasanya mempunyai besar tegangan dan arus
yang berbeda dan mempunyai frekuensi yang sama yang bertujuan untuk
mentransmisikan tenaga listrik.
Persamaan kebanyakan power transformer kecuali ukuran dan aplikasinya adalah bentuk
fisik dan material dominannya, seperti:
Magnetic steel plate tipis special pada inti, yang dapat menghasilkan medan
magnet yang kuat.
Cellulose seperti high density paper dan pressboard sebagai material isolasi
padat.
Minyak mineral digunakan sebagai isolasi cair dan juga sebagai media pendingin
pada transformer.
Terdapat dua konsep dasar yang berbeda mengenai desain dari transformer, yaitu:
Core Type
Shell Type
Transformer dengan tipe ini digunakan untuk menerima energy dari level tegangan yang
lebih tinggi dan menyalurkannya ke gardu dengan tegangan yang lebih rendah atau
langsung ke pelanggan tegangan tinggi. Range power dari trafo ini adalah dari 5000 kVA
ke atas.
Tipe transformer ini biasanya digunakan untuk menurunkan tegangan tinggi menjadi
tegangan rendah untuk distribusi energy listrik di daerah perkotaan besar dan juga untuk
aplikasi industry. Range power dari transformer ini adalah 400-5000 kVA.
Tranformer tipe ini digunakan untuk menurunkan tegangan 3 fasa menjadi tengan rendah
untuk mendistribusikan energy listrik ke pemukiman penduduk. Range power dari
transformer ini adalah sampai 315 kVA.
A. Generator Transformer
Transformer ini mengambil tegangan dari generator kemudian dinaikkan sesuai dengan
level tegangan transmisi. Transformer ini biasanya terhubung secara Ynd. Berikut ini
adalah beberapa alasan untuk menghubungkan sisi low voltage dengan hubungan delta:
Hubungan delta menjaga impedansi zero sequence dari transformer tetap rendah.
Pada transformer yang besar, arus pada sisi low voltage angat besar. Pada
hubungan bintang, arus yang mengalir melalui winding adalah sebesar arus line
dibagi 3 . Dengan demikian dibutuhkan belitan yang lebih kecil dibandingkan jika
dihubungkan dengan hubungan bintang.
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks magnetik yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Inti besi terbuat dari iron-based material, karena memiliki
permeability yang tinggi. Untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
ditimbulkan oleh Eddy Current, inti besi dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang
berisolasi.
Minyak transformer merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan sebagai
isolasi dan pendingin pada transformer Sebagian bahan isolasi minyak harus memiliki
kemampuan untukmenahan tegangan tembus, sedangkan sebagai pendingin minyak
transformer harus mampu meredam panas yang ditimbulkan, sehinggadengan kedua
kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu melindungi transformer dari
gangguan.
Minyak transformer mempunyai unsur atau senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam
minyak transformer ini adalah senyawahidrokarbon parafinik, senyawa hidrokarbon
naftenik dan senyawahidrokarbon aromatik. Selain ketiga senyawa diatas
minyaktransformer masih mengandung senyawa yang disebut zat aditifmeskipun
kandungannya sangat kecil.
Minyak transformer adalah cairan yang dihasilkan dari prosespemurnian minyak mentah.
Selain itu minyak ini juga berasal dari bahan-bahan organik, misalnya minyak piranol dan
silikon, berapa jenis minyak transformer yang sering dijumpai dilapangan adalah minyak
transformer jenis Diala A, diala B dan Mectrans.
Kenaikan suhu pada transformer akan menyebabkan terjadinya proses hidrokarbon pada
minyak, nilai tegangan tembus dan kerapatan arus konduksi merupakan beberapa
indikator atau variable yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu minyak
transformer memiliki ketahanan listrik yang memahami persyaratan yang berlaku.
Secara analisa kimia ketahanan listrik suatu minyak transformer dapat menurun akibat
adanya pengaruh asam dan pengaruh tercampurnya minyak dengan air. Untuk
menetralisir keasaman suatu minyak transformator dapat menggunakan potas hidroksida
(KOH). Sedangkan untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat dalam minyak
tersebut yaitu dengan cara memberikan suatu bahan higroskopis yaitu silika gel.
a. Kejernihan
b. Massa jenis
Massa jenis dibatasi agar air dapat terpisah dari minyak isolasi dan tidak
melayang.
c. Viskositas kinematika
d. Titik nyala
Titik nyala yang rendah menunjukkan adanya kontaminasi zat gabar yang mudah
terbakar.
e. Titik tuang
Titik tuang dipakai untuk mengidentifikasi dan menentukan jenis peralatan yang
akan menggunakan minyak isolasi.
f. Angka kenetralan.
g. Korosi belerang
h. Tegangan tembus
i. Kandungan air
3.7.4. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dan ke jaringan luar melalui sebuah busing
yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator yang kontruksinya dapat dilihat
pada gambar dibawah. Bushing sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor
tersebut dengan tangki transformator.
Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang sering disebut
center tap.
Tangki konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara akibat
pemanasan trafo karena arus beban. Di antara tangki dan trafo dipasangkan relai bucholz
yang akan meyerap gas produksi akibat kerusakan minyak.Untuk menjaga agar minyak
tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara melalui saluran pelepasan
dan masuknya udara ke dalam konservator perlu dilengkapi media penyerap uap air pada
udara sering disebut dengan silicagel dan dia tidak keluar mencemari udara di sekitarnya.
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi tembaga. Maka
panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, ini akan merusak isolasi,
maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut transformator perlu
dilengkapi dengan alat atau sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar
transformator media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa: udara/gas,
minyak, dan air.
Pada cara alamiah, pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu media dan
untuk mempercepat pendinginan dari media-media (minyak-udara/gas) dengan cara
melengkapi transformator dengan sirip-sirip (radiator). Bila diinginkan penyaluran panas
yang lebih cepat lagi, cara manual dapat dilengkapi dengan peralatan untuk mempercepat
sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa sirkulasi minyak, udara, dan air, cara ini
disebut pendingin paksa (Forsed). Macam-macam sistem pendingin transformator dapat
dilihat pada table berikut:
Jenis MEDIA
No. sistem Di dalam transformator Di luar transformator
pendingin Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi
alami alami
1. AN - - Udara -
2. AF - - - Udara
3. ONAN Minyak - Udara -
4. ONAF Minyak - - Udara
5. OFAN - Minyak Udara -
6. OFAF - Minyak - Udara
7. OFWF - Minyak - Air
8. ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4
9. ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5
10. ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6
11. ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7
Pada saat operasi penyaluran teaga listrik terjadi penurunan tegangan sehingga
kualitasnya menurun untuk itu perlu alat pengatur tegangan agar tegangan selalu pada
kondisi terbaik, konstan dan kontinu. Untuk itu trafo dirancang sedemikian rupa sehingga
perubahan tegangan pada salah satu sisi input berubah tetapi sisi outputnya tetap. Alat
ini disebut sebagai pengatur tap tegangan tanpa terjadi pemutusan beban maka disebut
On Load Tap Changer (OLTC). Pada umumnya OLTC tersambung pada sisi primer dan
jumlahnya tergantung pada perancang dan perubahan sistem tegangan pada jaringan,
yang kontruksinya dapat dilihat pada gambar berikut:
Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas yang timbul maka
minyak ditampung pada tangki yang sering disebut sebagai konservator. Pada
konservator ini permukaan minyak diusahakan tidak boleh bersinggungan dengan udara
karena kelembapan udara yang mengandung uap air akan mengontaminasi minyak
walaupun prosesnya berlangsung cukup lama.
Untuk mengatasi hal tersebut udara yang masuk ke dalam tangki konservator pada saat
minyak menjadi dingin diperlukan suatu media pengisap kelembapan yang digunakan
biasanya adalah silicagel. Kebalikan jika trafo panas maka pada saat menyusut maka
3.7.9. Indikator-Indikator
A. Thermometer
Alat ini berfungsi untuk mengukur tingkat panas dari trafo baik panasnya kumparan primer
dan sekunder juga minyak. Thermometer ini bekerja atas dasar air raksa (mercuri/Hg)
yang tersambung dengan tabung pemuaian dan tersambung dengan jarum indikator
derajat panas. Beberapa thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor khusus
yang tersambung dengan tansformator arus, yang terpasang pada salah satu fasa (fasa
tengah) dengan demikian penunjukan yang diperoleh adalah relatif terhadap kebenaran
dari panas yang terjadi. Gambar konstruksi Thermometer dapat dilihat pada gambar
berikut:
Alat ini berfungsi untuk penunjukan tinggi permukaan minyak yang ada pada konservator.
Ada beberapa jenis penunjukan seperti penunjukan lansung yaitu dengan cara memasang
gelas penduga pada salah satu sisi konservator sehingga akan mudah mengetahui level
minyak. Sedangkan jenis lain jika konservator dirancang sedemikian rupa dengan
melengkapi semacam balon dari bahan elastis dan diisi dengan udara biasa dan dilengkapi
dengan alat pelindung seperti pada sistem pernapasan sehingga pemuaian dan
penyusutan minyak udara yang masuk ke dalam balon dalam kondisi kering dan aman.
Gambar konstruksinya dapat dilhat pada gambar berikut:
Maksud dan tujuan pemasangan relai proteksi pada transformator daya adalah untuk
mengamankan peralatan /system sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari
atau dikurangi menjadi sekecil mungkin dengan cara:
Gangguan pada transformator daya tidak dapat kita hindari, namun akibat dari gangguan
tersebut harus diupayakan seminimal mungkin dampaknya.
Ada dua jenis penyebab gangguan pada transformator, yaitu gangguan eksternal dan
gangguan internal.
a. Ganggauan eksternal.
Gangguan eksternal sumber gangguan- nya berasal dari luar pengamanan transformator,
tetapi dampaknya dirasakan oleh transformator tersebut, diantaranya
beban lebih
surja petir
b. Gangguan internal
Membandingkan arus yang masuk dan yang keluar dari peralatan, jika ada selisih
melebih setting rele akan kerja
Sangat cocok untuk proteksi terhadap gangguan suatu peralatan karena tidak
perlu koordinasi dengan rele lainnya dan waktu kerja bisa dibuat secepat mungkin
Sensing CT diambil dari Primary Transformer dan Line CT di Bus supaya VR ikut
terproteksi
Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat
yang terjadi didalam daerah pengaman transformator dapat dilhat pada gambar di bawah
ini.
Karakteristik dari relay differensial dapat ditunjukkan pada kurva berikut ini:
Relay over voltage ini mendeteksi apabila adanya tegangan lebih pada Transformator.
Adapun prinsip kerja dari relay ini adalah sebagai berikut:
Melihat Besar Tegangan saja tanpa memperhatikan besar frekuensi jika
melebihi setting tegangannya maka rele akan kerja
Setting biasanya sebesar 10 % dari tegangan nominal. Jika dipakai definite time,
maka tunda waktunya sekitar 15 – 20 detik.
Berguna untuk mencegah kerusakan winding Trafo atau Generator dari over
Voltage
Relai overexcitasi ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gangguan kelebihan eksitasi
pada belitan transformator. Adapun prinsip kerja dari relay ini adalah sebagai berikut:
Penggunaan rele deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator terendam minyak yaitu untuk
mengamankan transformator yang didasarkan pada gangguan Transformator seperti:
arcing, partial discharge, over heating yang umumnya menghasilkan gas. Gas- gas
tersebut dikumpulkan pada ruangan rele dan akan mengerjakan kontak-kontak alarm.
Rele deteksi gas juga terdiri dari suatu peralatan yang tanggap terhadap ketidaknormalan
aliran minyak yang tinggi yang timbul pada waktu transformator terjadi gangguan serius.
Peralatan ini akan menggerakkan kontak trip yang pada umumnya terhubung dengan
rangkaian trip Pemutus Arus dari instalasi transformator tersebut. Ada beberapa jenis rele
bucholtz yang terpasang pada transformator, Rele sejenis tapi digunakan untuk
mengamankan ruang On Load Tap Changer adalah relay jansen.
Load Tap Cahnger (OLTC) dengan prinsip kerja yang sama sering disebut dengan Rele
Jansen. Terdapat beberapa jenis antara lain sema seperti rele bucholtz tetapi tidak ada
kontrol gas, jenis tekanan ada yang menggunakan membran/selaput timah yang lentur
sehingga bila terjadi perubahan tekanan kerena gangguan akan berkerja, disini tidak ada
alarm akan tetapi langsung trip dan denganprinsip yang sama hanya menggunakan
pengaman tekanan atau saklar tekanan. Gambar kontruksi Rele Bucholz seperti gambar
ini:
Alat ini berfungsi untuk Pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane) / Bursting Plate
yang kontruksinya seperti gambar dibawah ini:
Rele ini bekerja karena tekanan lebih akibat gangguan didalam transformator, karena
tekanan melebihi kemampuan membran yang terpasang, maka membran akan pecah dan
minyak akan keluar dari dalam transformator yang disebabkan oleh tekanan minyak.
Suatu flash over atau hubung singkat yang timbul pada suatu transformator terendam
minyak, umumnya akan berkaitan dengan suatu tekanan lebih didalam tangki, karena gas
yang dibentuk oleh decomposisi dan evaporasi minyak. Dengan melengkapi sebuah
pelepasan tekanan pada trafo maka tekanan lebih yang membahayakan tangki trafo dapat
dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih ini tidak dapat dieliminasi dalam waktu beberapa
millidetik, tangki trafo akan meledak dan terjadi panas lebih pada cairan, konsekuensinya
pada dasarnya harus memberikan suatu peralatan pengaman. Peralatan pengaman
harus cepat bekerja mengevakuasi tekanan tersebut. Gambar kontruksi rele tekanan lebih
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Rele bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir tangki akibat gangguan fasa ke
tangki atau dari instalasi bantu seperti motor kipas, sirkulasi dan motor-motor bantu yang
lain, pemanas dll. Arus ini sebagai pengganti rele diferensial sebab sistim rele pengaman
tangki biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus disisi primer dan
biasanya pada trafo dengan kapasitas kecil.
Trafo dipasang diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah kemudian dengan
menggunakan kabel pentanahan yang dilewatkan melali trafo arus dengan tingkat isolasi
dan ratio yang kecil kemudian tersambung pada rele tangki tanah dengan ratio Trafo arus
antara 300 s/d 500 dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.
Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat
antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator Juga diharapkan rele
ini mempunyai sifat komplementer dengan rele beban lebih. rele ini berfungsi pula sebagai
pengaman cadangan bagi bagian instalasi lainnya.bentuk rele ini dapat dilhat pada
gambar pengawatannya pada gambar di bawahnya.
3.8.11. Rele gangguan tanah terbatas (Restricted Earth fault Relay ) (87 N)
Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap tanah didalam daerah
pengaman transformator khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat
dirasakan oleh rele differensial dapat dilhat pada gambar di bawah ini:
Directional over current Rele atau yang lebih dikenal dengan Rele arus lebih yang
mempunyai arah tertentu merupakan Rele Pengaman yang bekerja karena adanya
besaran arus dan tegangan yang dapat membedakan arah arus gangguan. Rele ini
terpasang pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah juga pada pengaman
transformator tenaga dan berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik akibat adanya
gangguan phasa-phasa maupun Phasa ketanah.
Rele ini mempunyai 2 buah parameter ukur yaitu tegangan dan arus yang masuk ke dalam
rele untuk membedakan arah arus ke depan atau arah arus ke belakang.Pada
pentanahan titik netral trafo dengan menggunakan tahanan, rele ini dipasang pada
penyulang 20 KV. Bekerjanya rele ini berdasarkan adanya sumber arus dari ZCT (Zero
Current Transformer) dan sumber tegangan dari PT (Potential Transformers). Sumber
tegangan PT umumnya menggunakan rangkaian Open-Delta, tetapi tidak menutup
kemungkinan ada yang menggunakan koneksi langsung 3 Phasa. Untuk membedakan
arah tersebut maka salah satu phasa dari arus harus dibandingkan dengan Tegangan
pada phasa yang lain. Berikut adalah gambar rele arus lebih berarah:
Pada pentanahan titik netral trafo dengan menggunakan tahanan, relai ini dipasang pada
penyulang 20 KV. Bekerjanya relai ini berdasarkan adanya sumber arus dari ZCT (Zero
Current Transformer) dan sumber tegangan dari PT (Potential Transformers). Sumber
tegangan PT umumnya menggunakan rangkaian Open-Delta, tetapi tidak menutup
kemungkinan ada yang menggunakan koneksi langsung 3 Phasa. Untuk membedakan
arah tersebut maka salah satu phasa dari arus harus dibandingakan dengan Tegangan
pada phasa yang lain.
Relay ini digunakan untuk mengamankan transformator dari kerusakan akibat adanya
suhu yang berlebihan. Ada 2 macam relay suhu pada transformator, yaitu:
Relay ini dilengkapi dengan sensor yang dipasang pada minyak isolasi transformator.
Pada saat transformator bekerja memindahkan daya dari sisi primer ke sisi sekunder,
maka akan timbul panas pada minyak isolasi, akibat rugi daya maupun adanya gangguan
pada transformator.
Relay ini hampir sama dengan relay suhu minyak. Perbedaannya terletak pada
sensornya. Sensor relay suhu kumparan berupa elemen pemanas yang dialiri arus dari
transformator arus yang dipasang pada kumparan-kumparan transformator.
Relay hubung tanah berfungsi untuk mengamankan transformator dari kerusakan akibat
gangguan tanah (Earth faulth). Relay ini dilengkapi dengan transformator arus, kumparan
kerja relay dan kumparan triping. Pada kondisi normal, dimana tidak ada gangguan yang
terjadi pada transformator, jumlah arus ketiga fase sama dengan nol sehingga jumah fluks
pada inti transformator sama dengan nol. Apabila terjadi gangguan tanah, maka jumlah
fluks pada inti transformator tidak lagi nol.
Relai arah hubung tanah memerlukan operating signal dan polarising signal. Operating
signal diperoleh dari arus residual melalui rangkaian trafo arus penghantar (Iop = 3Io)
sedangkan polarising signal diperoleh dari tegangan residual. Tegangan residual dapat
diperoleh dari rangkaian sekunder open delta trafo tegangan seperti pada Gambar 114
Relay ini berfungsi untuk mengamankan transformator dari kerusakan akibat adanya
beban (arus) yang melebihi harga tertentu. Beban lebih kalau dibiarkan terlalu lama akan
menyebabkan panas pada kumparan transformator sehingga bisa terjadi kerusakan
isolasi pada kumparan transformator. Sensor relay ini pada umumnya berupa bimetal
yang mendapat sinyal atau arus masukan dari transformator arus. Sinyal arus masukan
diubah ke panas untuk mengerakkan elemen bimetal (termis).
Karena transformator di Gardu Induk pada umumnya berhubungan dengan rel danrel
langsung berhubungan dengan saluran transmisi sedangkan saluran
transmisikebanyakan adalah saluran udara yang jumlah gangguannya tingi maka
kemungkinan bahwa transformator mendapat gangguan karena gangguan disaluran
transmisi adalahlebih besar dari pada generator.Petir yang banyak menyambar saluran
udara setelah menjalar disaluran udarakemudian menuju transforrnator tetapi terlebih
dahulu akan di “potong” oleh lightning arrester.
Dalam suatu pembangkit listrik, Generator merupakan salah satu peralatan utama dalam
suatu pembangkit yang menghasilkan energi listrik.Generator digerakkan oleh pembangkit
– pembangkit seperti tenaga nuklir, tenaga air, tenaga uap dan lain sebagainnya. Pada
pembahasan ini secara umum akan dibahas mengenai generator yang digerakkan oleh
turbin uap dan turbin gas yang biasa disebut dengan generator turbo atau (turbo
generators).Khusus untuk turbo generator di desain dengan kutub 2 (dua) dan 4 (empat)
dengan memanfaatkan desain rotor silinder halus (round rotor) yang biasanya
dioperasikan pada putaran 3600 rpm dan 1800 rpm (Amerika Utara, sebagian jepang, dan
sebagaian Asia) dan 3000 rpm dan 1500 rpm (Eropa, Afrika, Australia, sebagaian Asia,
Sebagian Jepang dan Amerika Selatan).Kapasitas turbin dan generator pembangkit
bervariasi mulai dari kapasitas kecil sampai dengan kapasitas besar hingga mencapai
1900 MW.
Generator sinkron merupakan komponen utama PLTU yang berfungsi untuk merubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Kapasitas generator PLTU di Indonesia sangat
bervariasi, karena pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan energi yang harus
dilayani. Dimana Kapasitas salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konstruksi dari
generator.
Komponen utama generator diperlihatkan pada gambar dibawah ini, terdiri dari :
C. Rotor
D. Eksiter
e. Sistem Kontrol
f. Sistem Pentanahan
Generator adalah mesin pembangkit listrik yang fungsinya merubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Berdasarkan tegangan yang dibangkitkan generator dibagi menjadi
2 jenis, yaitu ::
Komponen utama pada generator adalah terdiri dari stator dan rotor. Pada umumnya
stator adalah bagian yang tak berputar (diam) yang mempunyai bagian terdiri dari rangka
stator yang merupakan salah satu bagian utama dari generator yang terbuat dari besi
tuang dan ini merupakan rumah dari semua bagian-bagian generator, kutub utama
beserta belitannya, kutub-kutub pembantu beserta belitannya, bantalan-bantalan poros.
sedangkan rotor adalah bagian yang berputar yang mempunyai bagian terdiri dari poros,
inti, kumparan, cincin geser, dan sikat-sikat..
Tegangan searah yang diterapkan pada kumparan medan magnet yang mempunyai
tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub.
Tegangan induksi akan dibangkitkan pada generator.
Jika generator dihubungkan dengan beban dan Ra adalah tahanan dalam generator,
maka hubungan dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini :
Vf = If Rf
Ea = Vt + IaRa
Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui pengaturan
tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik atau magnetik.
Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan melalui belitan LF.
Adapun karakteristik dari generator penguat terpisah dapat diperlihatkan pada gambar
dibawah ini
Jika generator dihubungkan dengan beban dan Ra adalah tahanan dalam generator,
maka hubungan dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini :
Is = Ia = IL
Vf = Is Rs
Ea = Ia (Ra + Rf) + Vt
Jika generator dihubungkan dengan beban dan Ra adalah tahanan dalam generator,
maka hubungan dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini :
Ia = Ish + IL
Vf = Ish Rsh
Ea = Ia Ra + Vt
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-
A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan
magnet
stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang
akan memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya.
Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan
geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang
dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya.
Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
Adapun karakteristik dari generator shunt dapat diperlihatkan pada gambar dibawah
ini
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang
yang akan mengalami keausan dan harus diganti secara periodik / berkala. Komutator
harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang
mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas
sikat arang.
Pada generator DC seperti diperlihatkan gambar diatas, kumparan jangkar berada pada
bagian yang bergerak (rotor) dan kumparan magnet berada pada bagian yang diam
(stator). Pada saat kumparan magnet di stator diberi arus DC (penguatan) maka akan
timbul medan magnet yang bergerak dari sisi kutub magnet utara ke kutub magnet
selatan. Pada saat rotor diputar oleh penggerak mula (primover) maka kumparan jangkar
akan memotong medan magnet di stator sehingga pada kumparan jangkar di rotor akan
timbul Gaya Gerak Listrik (GGL). GGL yang timbul pada kumparan jangkar merupakan
GGL bolak balik dimana GGL bolak balik tersebut akan disearahkan oleh komutator dan
sikat sehingga pada keluaran terminal generator akan dihasilkan tegangan searah (DC)
lihat gambar dibawah ini. Pada saat generator dibebani maka akan mengalirkan arus
searah pada beban.
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:
Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi tersebut dapat dilihat pada Gambar
131 dan Gambar 132.
Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan medan
magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi.
Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar 131 (a) dan
(c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh
penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 131.(b), akan menghasilkan
tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan
penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut juga
dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar132.(1), maka dihasilkan listrik AC (arus
bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator
satu cincin Gambar 132 (2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua
gelombang positif.
Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder beralur. Belitan tersebut
merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi. Pada umumnya jangkar terbuat dari
bahan yang kuat dan mempunyai sifat feromagnetik dengan permeabilitas yang cukup
besar. Permeabilitas yang besar diperlukan agar lilitan jangkar terletak pada daerah yang
induksi magnetnya besar, sehingga tegangan induksi yang ditimbulkan juga besar.
Belitan jangkar terdiri dari beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur jangkar. Tiap-
tiap kumparan terdiri dari lilitan kawat atau lilitan batang
Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah generator saat tanpa
beban disebut Fluks Medan Utama (Gambar 134). Fluks ini memotong lilitan jangkar
sehingga timbul tegangan induksi.
Bila generator dibebani maka pada penghantar jangkar timbul arus jangkar. Arus jangkar
ini menyebabkan timbulnya fluks pada penghantar jangkar tersebut dan biasa disebut
FIuks Medan Jangkar (Gambar 135).
Gambar 135. Medan Jangkar dari Generator DC (a) dan Reaksi Jangkar (b)
Dengan kata lain, garis netral akan bergeser. Pergeseran garis netral akan melemahkan
tegangan nominal generator. Untuk mengembalikan garis netral keposisi awal,
dipasangkan medan magnet bantu (interpole atau kutub bantu) seperti ditunjukan pada
gambar 136.
Gambar 136 Generator dengan Kutub Bantu (a) dan Generator Kutub Utama, Kutub
Bantu, Belitan Kompensasi (b) Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran
fisiknya lebih kecil dari kutub utama. Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang
diletakkan pada permukaan komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan
bergeser. Jika sikat dipertahankan pada posisi semula (garis netral), maka akan timbul
percikan bunga api, dan ini sangat berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya
lainnya. Oleh karena itu, sikat juga harus digeser sesuai dengan pergeseran garis netral.
Bila sikat tidak digeser maka komutasi akan jelek, sebab sikat terhubung dengan
penghantar yang mengandung tegangan. Reaksi jangkar ini dapat juga diatasi dengan
kompensasi yang dipasangkan pada kaki kutub utama baik pada lilitan kutub utara
maupun kutub selatan, seperti ditunjukkan pada gambar 136 (a) dan (b), generator
dengan komutator dan lilitan kompensasinya. Kini dalam rangkaian generator DC memliki
tiga lilitan magnet, yaitu :
Generator 1 Fasa
Generator 3 Fasa
Generator induksi merupakan salah satu jenis generator AC yang menerapkan prinsip
motor induksi untuk menghasilkan daya. Generator induksi dioperasikan dengan
menggerakkan rotornya secara mekanis lebih cepat daripada kecepatan sinkron sehingga
menghasilkan slip negatif. Motor induksi biasa umumnya dapat digunakan sebagai
sebuah generator tanpa ada modifikasi internal. Generator induksi sangat berguna pada
aplikasi-aplikasi seperti pembangkit listrik mikrohidro, turbin angin, atau untuk
menurunkan aliran gas bertekanan tinggi ke tekanan rendah, karena dapat memanfaatkan
energi dengan pengontrolan yang relatif sederhana (Wikipedia).
Ada beberapa keterbatasan ketika mesin induksi beroperasi sebagai generator. Karena
tidak adanya rangkaian medan yang terpisah, generator induksi tidak dapat menghasilkan
daya reaktif. Dalam pengoperasiannya, generator induksi justru mengonsumsi daya reaktif
sehingga sumber daya reaktif eksternal harus terhubung kepada generator sepanjang
waktu untuk menjaga medan magnet statornya. Sumber daya reaktif eksternal ini juga
harus mengontrol tegangan teriminal generator. Tanpa arus medan, generator induksi
tidak dapat mengontrol tegangan keluarannya sendiri. Normalnya, tegangan generator
dijaga oleh sistem tenaga dimana generator tersebut dihubungkan.
Fakta bahwa tidak ada pengaturan rumit yang diperlukan membuat generator induksi
menjadi pilihan yang tepat untuk kincir angin, sistem pemanfaatan panas, dan sumber-
sumber daya tambahan serupa yang ditambahkan kepada sistem tenaga eksisting. Pada
aplikasi-aplikasi seperti itu, perbaikan faktor daya dapat dihasilkan oleh kapasitor dan
tegangan terminal generator induksi dapat dikontrol sistem tenaga eksternal.
Berdasarkan jenis Rotor generator sinkron terdapat dua jenis generator yaitu :
Silinderis halus (Round Rotor), yaitu digunakan untuk generator turbo dimana
kecepatannya amat tinggi
Kutub menonjol, yaitu tipe yang dipakai untuk generator dengan kecepatan rendah
dan menengah
Untuk mesin-mesin pembangkit listrik yang biasa untuk putaran tinggi seperti pembangkit
termal, kutub magnitnya berbentuk silindris dengan jumlah kutub magnet 2 (dua) atau 4
(empat), sedangkan mesin dengan putaran rendah seperti pada pembangkit PLTA
biasanya sebanyak 6 (enam) buah kutub magnit atau lebih yang berbentuk kutub
menonjol.
Gambar 138. Rotor Silinder Halus dan Kutub Menonjol Generator Sinkron
Generator merupakan peralatan yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Generator dibagi menjadi generator arus searah dan generator arus bolak balik sering
disebut alternator atau generator sinkron. Prinsip pembangkitan listriknya berdasarkan
induksi magnet. Unsur utama untuk membangkitkan listrik secara induksi adalah :
Kecepatan relatif
Oleh karena itu formula dari pembangkitan tegangan secara induksi adalah :
Harga Efektifnya :
E = 4,44 f N Volt
Dimana :
N = Jumlah lilitan
f = Frekuansi (Hz)
= Fluksi
Fluksi () dimana berubah – ubah (variabel) tergantung besar arus penguatan
Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci tentang prinsip kerja berdasarkan keluaran tegangan
output generator, diantaranya :
Pada generator AC 1 Fasa seperti gambar diatas, kumparan jangkar berada pada bagian
yang bergerak (rotor) dan kumparan magnet berada pada bagian yang diam (stator)
seperti pada generator DC. Pada saat kumparan magnet di stator diberi arus DC
(penguatan) maka akan timbul medan magnet yang bergerak dari sisi kutub magnet utara
ke kutub magnet selatan. Pada saat rotor diputar oleh penggerak mula (primover) maka
kumparan jangkar akan memotong medan magnet di stator sehingga pada kumparan
jangkar di rotor akan timbul Gaya Gerak Listrik (GGL). GGL yang timbul pada kumparan
jangkar merupakan GGL bolak balik dimana GGL bolak balik tersebut akan dialirkan
melalui slip ring dan sikat sehingga pada keluaran terminal generator akan dihasilkan
tegangan bolak balik (AC) 1 fasa seperti pada gambar dibawah ini. Pada saat generator
dibebani maka akan mengalirkan arus bolak balik 1 fasa pada beban.
Sehingga apabila kumparan jangkar tersebut diputar oleh turbin dengan putaran 3000 rpm
sama dengan putaran tiap detik 50 putaran dalam sebuah generator berkutub dua, maka
gelombang arus bolak-balik yang dihasilkan sebanyak 50 periode sama dengan frekuensi
50 Hz.
Pada generator AC 3 Fasa pada gambar 141, pada umumnya kumparan jangkar berada
pada bagian yang diam (stator) dan kumparan magnet berada pada bagian yang bergerak
(rotor). Pada saat kumparan magnet di rotor diberi arus DC (penguatan) maka akan timbul
medan magnet yang bergerak dari sisi kutub magnet utara ke kutub magnet selatan. Pada
saat rotor diputar oleh penggerak mula (primover) maka kumparan medan magnet akan
memotong kumparan jangkar di stator sehingga pada kumparan jangkar di stator akan
timbul Gaya Gerak Listrik (GGL). GGL yang timbul pada kumparan jangkar merupakan
GGL bolak balik 3 fasa dimana GGL bolak balik tersebut akan dialirkan melalui terminal
menuju beban listrik. Pada saat generator dibebani maka akan mengalirkan arus bolak
balik 3 fasa pada beban.
Generator tiga fasa mempunyai tiga kumparan yang sama pada statornya, penempatan
dari tiap kumparan berjarak 120° satu sama lain dimana diperlihatkan pada gambar
diatas gelombang sinusiodal keluaran generator 3 fasa.
Generator sinkron merupakan komponen utama PLTU yang berfungsi untuk merubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Kapasitas generator PLTU di Indonesia sangat
bervariasi, karena pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan energi yang harus
dilayani. Dimana Kapasitas salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konstruksi dari
generator.
Komponen utama generator diperlihatkan pada gambar berikut yang terdiri dari :
c. Rotor
d. Eksiter
c. Sistem Pelumas
Rangka Stator adalah salah satu bagian utama dari generator yang terbuat dari besi tuang
dan merupakan rumah dari bagian-bagian generator dimana stator core, bearing bracket
dan seal ring bracket terpasang. Untuk generator dengan pendingin hidrogen yang
bertekanan, Desain stator frame ditujukan untuk menghasilkan kontruksi casing generator
yang kedap udara dan mampu menahan tekanan gas sampai 10 kg/cm2, dua kali lipat
tekanan maksimum gas. Selain itu frame harus mampu menahan torsi beban normal
maupun saat gangguan. Stator frame terbuat dari material rolled steel, dan dibentuk dalam
ukuran material yang besar sehingga mengurangi proses pengelasan yang harus
dilakukan. Hal ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya keretakan material.
Stator adalah bagian yang diam dari generator sinkron 3 fasa yang terdiri dari kumparan
jangkar, dan inti besi (core), terminal dan lain sebagainya.
Kumparan jangkar generator merupakan penghantar utama arus output generator berupa
gulungan kawat penghantar yang berisolasi yang ditempatkan pada alur-alur inti besi.
Kumparan jangkar seperti pada gambar dibawah ini merupakan tempat terbentuknya
GGL induksi yang diakibatkan adanya perpotongan medan magnet putar dari rotor yang
memotong kumparan jangkar/penghantar stator. Pada kumparan jangkar stator akan
mengalirkan arus jangkar bolak – balik 3 fasa apabila pada kumparan tersebut terhubung
dengan beban. Dimana arus tersebut akan menimbulkan panas pada kumparan yang
dapat merusak isolasi kumparan jangkar dan memberi efek pemanasan pada inti besi.
Stator coil terbuat dari material tembaga murni (copper) yang dilapisi oleh material isolasi.
Kumparan jangkar pada generator dibagi menjadi 3 bagian yang berbeda fasa 120° listrik.
Dimana umumnya dihubungkan dengan sambungan bintang (Y) dan delta (Δ). Ujung dan
pangkal tiap kumparan jangkar diberi kode angka atau huruf yang berbeda dimana:
Seluruh kumparan pada generator dinamakan lilitan stator. Lilitan stator dari generator
tiga fasa dapat disambung dalam sambungan Segitiga dan sambungan Bintang. Cara
pengerjaan penyambungannya hubungan dapat dikerjakan diluar generator yaitu melalui
papan jepit (Klem jepit) yang mana telah erdapat susunan huruf seperti : U, V, W, dan
sebagainya.
Perbedaan antara sambungan delta dan bintang akan lebih dijelaskan pada pembahasan
berikut ini :
Pada sambungan segitiga, ujung – ujung permulaan dari satu fasa disambung pada
ujung penghabisan dari fasa yang berikutnya. Dengan demikian fasa tersebut
tersambung seri dan merupakan suatu lingkaran tertutup, seperti diperlihatkan
pada sambungan segitiga terdapat tegangan – tegangan jaringan (fasa - fasa) yang
sama besarnya dengan tegangan fasa.
Dengan cara vektor dapat dicari dan terdapatlah Arus jaring – jaring (net) yang
besarnya
IR = I1 . 3 ; IS = I2 . 3 ; IT = I3 . 3.
Jadi pada sambungan sigitiga terdapat Arus Jaring net yang besarnya 3 (baca akar
tiga) kali lebih besar dari pada Arus fasa
b. Sambungan Bintang
Pada sambungan bintang, ujung – ujung permulaan dari ketiga fasa X, Y, dan Z
disambungkan pada ujung – ujung U, V, dan W. Jika pada titik 0 (nol) juga
disambungkan satu kawat terdapatlah saluran ke empat yang dinamakan Saluran
Nol. (0).
Suatu jaringan yang mempunyai 4 saluran dinamakan jaringan saluran empat, jika
suatu jaringan yang tidak mempunyai 4 saluran maka jaringan semacam ini
dinamakan jaringan saluran tiga . Pada gambar dibawah ini nampak jelas bahwa
antara saluran jaringan R, S, dan T serta saluran Nol (0) terdapat tegangan fasa e1,
e2, dan e3.
pada sambungan Bintang terdapat arus jaringan (net) yang sama besarnya dengan
arus fasa.
IR = I1 ; IS = I2 ; IT = I3
Dengan cara vektor dapat dicari dan terdapatlah Tegangan jaring – jaring (net) yang
besarnya
Jadi pada sambungan bintang terdapat Tegangan Jaring-jaring (net) yang besarnya
3 (baca akar tiga) kali lebih besar dari pada tegangan fasa
Tabel berikut ini menunjukkan hubungan antara tegangan dan arus pada sistem
tenaga listrik tiga fasa, baik line maupun fasa.
Isolasi stator coil adalah material dielektrik yang melapisi coil konduktor stator sehingga
secara elektrik terpisah/tidak terhubung dengan bagian inti besinya (ground). Isolasi stator
coil ini terdiri dari beberapa lapisan.
Inti besi merupakan bagian tempat terpasang kumparan (stator coil) dan tempat
mengalirnya induksi fluks magnet yang memotong kumparan jangkar di stator. Stator core
(inti besi stator) terbentuk dari susunan plat – plat besi silicon magnetic tipis dengan
ketebalan 0,35 – 0,5 mm yang membentuk suatu cakram, dimana dibagian sisi dalam
dibentuk seperti gigi yang membentuk slot untuk lokasi pemasangan coil. Plat-plat
pembentuk core tersebut satu sama lain dipisahkan dengan lapisan isolasi tipis yang
terbuat dari bahan varnish yang dipanaskan. Plat-plat yang telah membentuk cakram itu
kemudian ditumpuk dan dibaut membentuk silinder yang disebut sebagai stator core. Inti
besi stator terdiri dari laminasi-laminasi plat besi yang satu dan lainnya terisolasi dengan
vernis atau kertas isolasi (implegnated paper).
4.6.3 Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar dari generator yang yang terbuat dari plat-plat
besi yang terdiri dari shaft, winding, retaining ring, bearing dan fan. Rotor pada generator
sinkron merupakan bagian untuk menempatkan kumparan medan magnit. Kumparan
medan magnit disusun pada alur-alur inti besi rotor, sehingga apabila pada kumparan
tersebut dialirkan arus searah (DC) maka akan membentuk kutub magnet utara dan
selatan.
Silinderis halus (Round Rotor), yaitu digunakan untuk generator turbo dimana
kecepatannya amat tinggi, menengah seperti pembangkit termal, kutub magnitnya
berbentuk silindris dengan jumlah kutub magnet 2 (dua) atau 4 (empat), seperti yang
diperlihatkan pada gambar dibawah ini
sedangkan mesin dengan putaran rendah seperti pada pembangkit PLTA biasanya
sebanyak 6 (enam) buah kutub magnit atau lebih yang berbentuk kutub menonjol.
Hubungan antara jumlah kutub magnet, frekuensi dan putaran dirumuskan seperti brkt :
pn
f =
120
dimana : f = frekuensi
p = jumlah kutub
n = putaran
Sehubungan dengan persamaan ini,maka untuk frekuensi (f) = 60 Hz, harga P dan N
dapat ditabel 4 berikut :
P 2 4 6 12 24 36
Arus eksitasi atau penguatan medan magnet pada rotor dapat menimbulkan panas
kumparan medan magnet dan arus pusar (eddy current) pada inti rotor yang
mengakibatkan panas pada inti rotor, maka rotor tersebut perlu didinginkan. Untuk
mendinginkan rotor generator cukup dengan mengalirkan udara dingin atau hidrogen
melewati saluran atau rongga-rongga pada sisi kumparan medan magnet dan intinya.
Agar sirkulasi media pendingin ke rongga-rongga rotor dan stator dapat bersikulasi, maka
pada rotor generator dipasang baling-baling sebagai blower.
Berikut ini akan di jelaskan beberapa bagian dari rotor generator diantaranya :
A. Rotor Shaft
Berbeda dengan stator core yang terdiri dari laminasi plat besi tipis, konstruksi rotor core
merupakan satu kesatuan dengan shaft rotor seperti gambar dibawah ini yang dibuat
melalui proses penempaan secara utuh. Hal ini jelas akan memperkuat rotor untuk
menahan tekanan mekanis saat berotasi. Bagian coil slot dibentuk pola trapezoid untuk
memperbesar kapasitas eksitasi. Slot coil dibentuk pada rotor core secara simetris saling
berlawanan dan disebar merata di 2/3 bagian lingkaran rotor. Sedangkan 1/3 bagian dari
rotor yang lain tidak dibentuk slot coil.
Rotor coil adalah susunan konduktor yang dipasang di rotor. Jika coil ini dialiri arus DC,
maka akan timbul medan magnet yang saling berlawanan di permukaan kutub rotor. Saat
rotor diputar, maka medan magnet akan memotong stator coil sehingga akan timbul
tegangan induksi di stator coil. Rotor coil dibuat dari material campuran tembaga dan
perak. Konstruksi Inner cooling rotor coil merupakan gabungan dari 2 buah serat
konduktor berbentuk U, yang membentuk lubang ventilasi ditengahnya. Setiap 1 putaran
coil dipasang dalam 2 bagian atau lebih. Sambungan dalam tiap coil dibuat pada bagian
tengah atau sudut dari ujung coil. Lapisan isolasi yang terbuat dari material fiberglass
(slot-liner) dipasang disekeliling coil memisahkan antara coil dengan rotor core. Tiap-tiap
putaran coil (turns) juga saling terisolasi dengan fiberglass. Sedangkan pada bagian ujung
(end), tiap-tiap coil dipisahkan oleh insulation block.
C. Retaining Ring
Retaining ring adalah konstruksi penahan berbentuk silinder yang dipasang pada bagian
luar rotor coil end, baik di sisi turbin maupun exciter. Fungsi utama retaining ring adalah
menahan konstruksi rotor coil end terhadap gaya centrifugal (lempar keluar) akibat
putaran rotor dan juga menyalurkan flux yang berasal dari rotor coil end. Retaining ring
dibuat dari material baja non magnetik dengan gaya regang (tensile) tinggi.
Bantalan berfungsi sebagai penyangga rotor sehingga membuat rotor dapat stabil/lurus
pada posisinya didalam casing dan rotor dapat berputar dengan aman dan bebas.
Bantalan bermanfaat untuk menyangga dan menjaga r otor generator dan turbin tetap
pada posisinya, disamping itu bantalan mempunyai efek menimbulkan kerugian mekanik
karena gesekan. Sebagai bagian yang berputar, rotor memiliki kecenderungan untuk
bergerak baik dalam arah radial maupun dalam arah aksial. Karena itu rotor harus ditumpu
secara baik agar tidak terjadi pergeseran radial maupun aksial yang berlebihan.
Komponen yang dipakai untuk keperluan ini disebut bantalan (bearing). Generator
umumnya dilengkapi oleh bantalan jurnal (journal bearing).
Penguatan medan disebut eksitasi adalah pemberian arus listrik dc pada rotor untuk
membuat kutub magnet pada generator. Dengan mengatur besar kecil arus listrik dc
tersebut, dapat mengatur besar tegangan keluaran, daya reaktif dan faktor daya (CosΦ)
yang diinginkan pada generator yang sedang paralel dengan sistem jaringan besar
(infinite bus).
Sistem Eksitasi Statik adalah sistem eksitasi generator tersebut disuplai dari eksiter yang
bukan mesin bergerak atau tidak dikopel dengan rotor generator. Pada sistem eksitasi
statik, sumber tegangan yang akan disearahkan oleh sistem penyearah berasal dari
keluaran generator itu sendiri atau sumber lain dengan melalui transformator eksitasi.
Pada umumnya sistem eksitasi statik menggunakan sikat arang dan slipring. Secara
prinsip dapat diperlihatkan pada gambar berikut
Sistem Eksitasi Dinamik adalah sistem eksitasi yang sumber suplai arus eksitasi diambil
dari mesin yang bergerak, dan mesin yang bergerak tersebut disebut Eksiter. Umumnya
eksiter tersebut sebagai penggeraknya dipasang satu poros dengan generator. Akan
tetapi terdapat beberapa sistem eksiter dinamik di PLTD yang digerakkan melalui Vanbelt.
Adapun gambar dibawah ini memperlihatkan bagan sistem eksiter dinamik.
Seperti kita ketahui bahwa untuk arus eksitasi adalah arus searah, maka sebagai
eksiternya adalah mesin arus searah (generator DC) atau dapat juga dengan mesin arus
Gambar 164. Diagram Prinsip Sistem Eksitasi Dinamik dengan Eksiter Generator DC
Seperti pada gambar diatas, bahwa sistem eksitasi dengan menggunakan eksiter
generator DC untuk menyalurkan arus eksitasi generator utama dengan media sikat arang
dan slip ring, serta keluaran arus searah dari generator eksiter melalui sikat arang. Ditinjau
dari segi pemeliharaan sistem ini kurang efektif, sehingga mulai dikembangkan dengan
sistem eksitensi tanpa sikat atau disebut “ Brushless Excitation”
Sistem eksitasi dengan sikat terdiri dari generator AC yang arusnya disearahkan dengan
penyearah statik yang terdiri dari main exciter, slipring, pilot exciter atau generator
frekuensi tinggi, penyearah dan pengatur tegangan otomatis. Didalam sistem ini pilot
exciter atau permanen magnet generator ( PMG ) atau HFG, medan magnetnya adalah
magnet permanen. Banyaknya kutub biasanya 16, sehingga menghasilkan frekuensi 400
Hz. Keluaran dari pilot eksiter adalah AC dan dialirkan Panel penyearah. Didalam panel
ini tegangan diubah menjadi DC dan digunakan untuk mengontrol arus kekumparan
medan eksiter utama ( main exciter ). Gambar berikut memperlihatkan konfigurasi sistem
eksitasi dengan sikat untuk generator 300 MW tipikal.
Didalam sistem eksitasi untuk generator diproduksi melalui tiga tahap, yaitu pilot exciter,
main exciter, dan rotor generator. Untuk mengalirkan arus eksiter dari main exciter ke
rotor generator digunakan slipring dan sikat arang. Demikian pula penyaluran arus dari
pilot exciter ke main exciter menggunakan slipring dan sikat arang.
Sistem eksitasi generator AC dengan penyearah berputar yang biasa dengan sistem
eksitasi tanpa sikat (Brushless Excitation) adalah Suatu sistem dalam menyalurkan arus
eksitasi ke rotor generator utama, maupun untuk eksitasi eksiter tanpa melalui media sikat
arang.
Kapasitas rating generator ditentukan oleh batasan nilai temperatur dari material –
material pembentuk generator. Semakin besar kapasitas rating suatu generator, semakin
besar disipasi panas yang dihasilkannya dan harus semakin kuat dan besar pula
kemampuan thermal dari komponen-komponennya. Generator yang beroperasi selain
memproduksi energi listrik juga menghasilkan panas didalam generator. Sistem pendingin
generator diperlukan untuk menyerap panas yang timbul didalam generator sehingga
mencegah terjadinya panas lebih yang dapat merusak isolasi. Panas didalam generator
merupakan kerugian yang menurunkan efisiensi generator. Kerugian yang menimbulkan
panas didalam generator meliputi :
Kerugian Tembaga
Kumparan stator dan rotor yang dilalui arus listrik mempunyai nilai tahanan tertentu.
Besarnya nilai tahanan ini tergantung pada panjang, luas penampang dan jenis
material (biasanya tembaga). Aliran arus listrik (I) yang mengalir melalui kumparan
yang mempunyai tahanan (R) menimbulkan panas. Besarnya panas ditentukan oleh
rumus :
Panas = I2 . R ( watt)
Kumparan rotor generator dialiri arus searah yang dipasok dari eksiter sehingga
menjadi magnet. Rotor yang berputar menyebabkan medan magnetnya memotong
kumparan stator dan membangkitkan listrik. Tetapi tegangan juga dihasilkan didalam
inti statornya sendiri (ggl lawan) sehingga meningkatkan arus Eddy (arus pusar).
Arus mengalir melalui kumparan, arus Eddy juga timbul di dalam inti dan
mengakibatkan panas.Untuk mengurangi besarnya arus Eddy yang menimbulkan
panas, maka inti stator dibuat dari lembaran-lembaran plat tipis yang disebut laminasi.
Laminasi dibuat dari baja silikon khusus yang diisolasi satu sama lain dengan vernis
atau material isolasi lain. Bagian lain dari struktur stator juga harus diperhatikan
untuk mencegah terjadinya arus Eddy.
Selama rotor berputar pada kecepatan nominalnya (3000 rpm), maka terjadi
peningkatan panas karena pengaruh gesekan dan angin terhadap media yang
mengelilinginya. Panas yang timbul pada butir a, tergantung dari besarnya arus yang
mengalir pada kumparan atau oleh besarnya beban , sedang panas yang ditimbulkan
oleh butir b dan c hampir konstan tidak tergantung pada beban.
Jumlah kerugian tersebut diatas harus diusahakan kecil hingga tidak lebih dari 2 % dari
keluaran generator. Oleh karena itu sistem pendingin harus mampu mencegah kenaikan
temperatur melebihi batas operasinya.
Untuk menyerap dan membuang panas (disipasi) yang timbul didalam generator yang
sedang beroperasi dapat menggunakan beberapa media pendingin. Adapun jenis media
pendingin yang biasa digunakan meliputi:
• Udara
• Gas Hidrogen
• Air
Secara alami, semakin besar kapasitas generator maka panas yang ditimbulkan semakin
besar pula. Adapun media pendingin yang paling efektif adalah air, tetapi air banyak
kendala yang harus ditangani, disamping instalasinya mahal pemeliharaannyapun susah,
maka generator yang media pendinginnya air terbatas pada kapasitas yang besar dan
sistem pendinginannya pada kapasitas tertentu terbatas pada bagian stator, sedangkan
dibagian rotor menggunakan hidrogen.
Pendinginan dengan udara terbatas pada generator yang berkapasitas kecil atau untuk
mesin eksiter. Tetapi selalu ada pengecualian, karena pertimbangan keamanan atau
Kemudian untuk generator yang cukup besar kapasitasnya, yang paling sederhana
penanganannya tetapi bukan berarti paling mudah, dan efektif dalam penyerapan
panasnya dibanding dengan udara adalah dengan gas hidrogen.
Adapun keuntungan dan kerugian penggunaan media udara sebagai pendingin generator
dan eksiter sebagai berikut
Keuntungannya :
Murah
Kerugiannya :
Udara pendingin disirkulasikan didalam generator secara sirkulasi tertutup dengan dua
fan rotor dan didinginkan didalam pendingin (Water Cooler / box cooler) yang dipasang
Langkah 1.
Udara diarahkan kecelah ( air gap ) melaui rotor retaining ring. Udara ini kemudian
dialirkan ke inti stator melalui ventilating duct. Jalur ini ditujukan untuk mendinginkan
retaining ring, badan rotor dan bagian pinggir inti stator.
Langkah 2
Dialirkan ke kumparan stator ke duct udara dan ke ruang ( kompartemen) udara didalam
rangka stator. Kemudian udara dialirkan ke duct didalam inti untuk menyerap panas dari
inti dan kumparan stator.
Langkah 3
Udara dialirkan untuk mendinginkan kumparan rotor, aliran udara pendingin melintasi tiap
kumparan kemudian mengalir ke lubang-lubang badan rotor.
Langkah 4
Udara dialirkan ke kumparan stator dan ke eksiter untuk mendinginkan eksiter. Sebagian
udara yang masuk ke generator bocor melalui poros, sehingga setiap saat udara ditambah
dari atmosfir melalui saringan (filter).
Untuk menjaga agar temperatur media pendingin tidak meningkat terus, maka setelah
menyerap panas media pendingin ini harus didinginkan melalui water cooler untuk
membuang panas yang dikandungnya. Oleh karena itu media pendingin harus
disirkulasikan melalui sistem water cooler/Box Cooler
Heat transfer temperatur lebih lambat karena menggunakan udara dan proses
pendinginannya juga lambat jika dibandingkan dengan pendingin generator
menggunakan hydrogen..
Kelembaban udara tinggi karena generator jenis ini tidak bisa mengatur kelembaban
udara di dalam generator.
Life time lebih pendek jika dibandingkan dengan generator yang menggunakan
sistem pendingin hidrogen.
Generator dengan sistem pendinginan menggunakan udara tetap juga harus dilengkapi
dengan heater yang gunanya menjaga kelembaban udara ketika generator tidak
beroperasi, sehingga kelembaban udara tidak terlalu tinggi dan tahanan isolasi belitan
tetap tinggi.
Gambar 169. Bagan Generator dengan Sistem Pendinginan Memakai Udara Tetap
Sistem pentanahan generator merupakan sambungan bintang sistem 3 (tiga) phase yang
titik netralnya dihubungkan ke tanah. Yang tujuannya untuk siklus tertutup arus hubung
tanah dan proteksi.
Pentanahan titik netral generator pada umumnya jenis pentanahan tidak langsung yaitu
penghantar tanah tersebut terhubung dengan Transformator Pentanahan (NGT = Netral
Grounding Transformer) dan dihubung paralel dengan Tahanan (NGR = Neutral
Grounding Resistance).
NGT NGR
Netral Grounding Resistor digunakan untuk tahanan pentanahan pada sistem tenaga
listrik di Pembangkit. Umumnya tahanan titik netral dihubungkan antara ground dan titik
netral transformator ataupun generator. Netral Grounding Resistor digunakan untuk
membatasi arus maksimum agar tidak merusak peralatan pada sistem tenaga. Hal ini
diperlukan dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut
gangguan hubung tanah.
Mengalirnya arus gangguan hubung tanah yang besar akan mengoperasikan relay
proteksi gangguan arus fasa ke tanah sehingga arus gangguan dapat dihilangkan. Netral
Grounding Resistor merupakan aplikasi yang paling umum digunakan untuk membatasi
arus gangguan satu phasa dengan mempergunakan tahanan titik netral yang terhubung
ke tanah pada trafo dan generator
a. Ampere meter
Berfungsi untuk mengukur besaran arus pada keluaran Generator, dengan jumlah
3 buah untuk penghantar 3 fasa.
Berfungsi untuk mengukur besaran arus eksitasi sumber DC.
b. Volt meter :
Berfungsi untuk mengukur besaran tegangan keluaran Generator, antara fasa-
fasa atau fasa-netral.
Berfungsi untuk mengukur besaran tegangan eksitasi.
c. Watt Meter
Berfungsi untuk mengukur Daya aktif keluaran generator, dengan satuan KW atau
MW.
e. KWH meter
Berfungsi untuk mengukur energi listrik generator, dengan satuan KWh, MWh atau
GWh.
f. Cos φ meter
Berfungsi untuk mengukur Faktor Daya (Power Factor), dapat bersifat lagging atau
leading.
h. Temperature Indicator
Berfungsi untuk mengukur besaran panas / temperatur pada kumparan stator, dengan
pendeteksi RTD (Resistance Temperatur Detector) satuanya °C atau °F. Untuk
pendeteksi inti stator dengan menggunakan thermocouple, sedangkan untuk
temperatur Rotor dengan referensi arus medan.
i. Vibrasi meter
Berfungsi untuk mengukur besaran getaran / vibrasi pada poros, yang terpasang pada
bearing generator, dengan satuan mm p-p atau m p-p
k. Purity Indicator
Berfungsi untuk mengukur kemurnian gas didalam generator, satuannya dalam
prosentase ( > 96% ).
Bila dua sistem tegangan bolak-balik ( AC ) akan di paralel, seperti pada gambar berikut,
maka kesamaan dari lima kondisi atau parameter berikut ini harus dipenuhi. Kondisi
tersebut adalah :
a. Tegangan
b. Frekuensi
d. Urutan fasa
e. Bentuk gelombang
Urutan fasa dan bentuk gelombang merupakan konstanta yang berkaitan dengan rancang
bangun dan operasinya tidak dapat dikontrol. Sedangkan tiga kondisi lainnya harus
dikontrol agar tegangan, frekuensi dan sudut fasanya sama sebelum dihubungkan. Proses
ini disebut sebagai “ Mensinkronkan “.
c. Generator berputar pada putaran nominal dengan governor pada posisi minimum.
e. Sistem jaringan telah bertegangan dan pemisah pada bus sudah masuk.
e. Atur eksitasi agar tegangan generator sama dengan tegangan sistem. Atur
frekuensi dan sudut fasa dengan menggunakan kontrol governor agar
synchroscope berputar perlahan kearah fast.
f. Pada saat jarum synchroscope mendekati titik nol ( jam 12 ), tekan tombol
pemutus tenaga generator sehingga CB masuk pada saat jarum menunjuk titik
nol. Generator telah sinkron.
Seringkali terdapat kerancuan antara perbedaan fasa dan frekuensi. Frekuensi adalah
banyaknya siklus ( sinusoida ) dalam satu detik dari suatu sirkuit listrik. Sedang perbedaan
fasa adalah pergeseran sudut antara satu sirkuit dengan sirkuit listrik yang lain untuk fasa
yang sama,
Untuk dapat melihat perbedaan fasa secara grafis diperlukan instrument osiloskop. Tetapi
didalam penerapannya menjadi tidak praktis untuk memasang osiloskop pada panel listrik
generator. Sebagai gantinya dipasang sinkroskop. Didalam sinkroskop ini hanya
ditunjukan keterangan “ slow “, dan “ fast, serta titik atau garis yang terletak diantaranya.
Apabila jarum menunjuk kearah flow, artinya fasa generator tertinggal dibelakang fasa
sistem, sedang apabila jarum menunjuk kearah fast, artinya, fasa generator lebih cepat
dari fasa sistem.
Sinkronisasi yang dilakukan pada saat sudut fasa tidak sama dengan nol atau mendekati
nol dapat mengakibatkan kerusakan pada trafo dan generator, karena terjadi sentakan
aliran arus sirkulasi dari generator ke sistem atau dari sistem ke generator.
Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencegah terjadinya gangguan pada saat unit
beroperasi, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih besar/fatal dan peralatan
tersebut mempunyai masa pakai yang lebih lama, menghasilkan unjuk kerja yang lebih
baik serta tingkat keselamatan lebih terjamin.
Kerusakan terbesar pada mesin listrik berputar terutama pada mesin induksi disebabkan
oleh kerusakan
Thermal Stresses
Overheating yang terjadi pada winding dan berlangsung lama, menyebabkan stress
pada winding & isolasi kawat menjadi rapuh, dan lama kelamaan isolasi akan retak.
Jika gejala ini disertai dengan timbulnya PD (Partial discharge), maka proses penuaan
isolasi akan semakin semakin cepat.
Winding yang tidak divarnish dengan baik, connection point, blocking coil, adalah
merupakan titik paling lemah terhadap pengaruh luar, seperti mechanical vibration dan
magnetic vibration.
Environmental Stresses:
Kontaminasi : udara lembab, debu, karbon, minyak atau bahan kimia lain, yang
terkumpul dipermukaan isolasi, adalah merupakan partikel konduktif yang dapat
menghantar listrik. Karena adanya beda potensial antara winding dengan ground,
maka partikel tersebut berfungsi sebagai media hantaran untuk menghantar arus listrik
dari winding ke ground, karena sifat kotoran yang demikian maka pada tempat
penumpukan kotoran akan terbentuk jalur hantaran listrik (“electrical tracking”).
Thermal Stresses
Mechanical Stresses
Environmental Stresses
Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci tentang jenis-jenis pemeliharaan, diantaranya :
Pemeriksaan yang bersifat rutin ialah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang
dengan periode waktu harian, mingguan dan bulanan dengan kondisi sedang beroperasi,
yaitu meliputi:
Pemeriksaan vibrasi pada bearing generator dilakukan harian melalui alat ukur
terpasang dilokal dan system DCS di ruang control room
Pemeriksaan energi, arus, tegangan, daya, cos phi pada sisi stator dilakukan
setiap harian (Lokal dan DCS)
Pembersihan sistem filter udara untuk generator dengan sistem pendingin udara.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penggantian pada kondisi
beroperasi, yaitu:
Lokasi tempat kerja harus bersih, penerangan yang cukup dan diberi batas.
Petugas pelaksana harus berpakaian rapi tidak sobek dan pakaian lengan
pendek.
Semua piranti kerja harus terisolasi dan tidak dapat jatuh pada saat kerja.
Beri catatan (tagging) pada panel kontrol bahwa sedang dilaksanakan pekerjaan
penggantian sikat arang.
Sebelum sikat arang lepas dari rumah sikat arang, periksa dan yakinkan bahwa
sikat arang yang lain mengontak dengan baik terhadap komutator slip ring.
Cek tekanan sikat arang, tidak boleh terlalu lemah atau terlalu keras.
Bergetar.
Pemeriksaan yang bersifat periodik ialah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan lama
operasi dari generator, yang diklasifikasikan:
Jenis pemeliharaan ini merupakan pemeriksaan yang dilakukan terhadap alat-alat bantu,
kekencangan baut, gland seal pompa ataupun penggantian peralatan yang ringan yang
bersifat perbaikan. Pelaksanaan pemeliharaan ini setelah mesin beroperasi selama 8.000
jam. Adapun program standar pemeliharaan sederhana dapat dilihat pada Tabel 5.
KELOMPOK DAN
PROGRAM STANDAR CATATAN
PERALATAN
Generator
Brushless exciter
periksa sekeringnya
Dioda putar (dioda
wheel) periksa kerusakan dan perubahan bentuk
dari ujung penghantar (lead)
AC generator
periksa tahanan isolasi kumparan medan
Sistem pendingin H2
Tangki H2 pengujian
Sirkuit H2 pengujian
Pada Generator Sinkron pengujian tahanan isolasi atau megger dilakukan pada sisi stator,
rotor dan eksiter. Berikut ini akan dijelaskan tentang pengujian tahanan isolasi pada stator
generator
Pengukuran tahanan isolasi adalah mengukur besaran nilai tahanan isolasi yang mampu
memberikan perlindungan/isolasi antara bagian yang bertegangan dan tidak bertegangan
atau yang bertegangan dengan tegangan lainnya. Setidaknya suatu instalasi listrik harus
mempunyai perlindungan yang cukup dari adanya hubungan pendek dan hubung tanah.
Alat ukur untuk mengukur tahanan isolasi biasa disebut “Megger”. Alat ukur Megger
prinsip kerjanya ada yang sistem engkol dan sistem elektronik. Besar tegangan DC alat
ukur sebesar 500 V, 1000 V, 2500 V, 5000 V dan 1 kV. Ada dua jenis Insulation Tester
yaitu Insulation Tester Elektronik dan Insulation Tester Engkol. Adapun pada gambar
dibawah ini memperlihatkan contoh insulation tester (megger) elektronik.
Line Test Lead With Probe sebagai kabel test yang dihubungkan dengan konduktor
Tombol lampu pada skala sebagai tombol untuk menghidupkan lampu pada papan
skala
f) Hasil pengukuran ini merupakan data terbaru hasil pengukuran dan sebagai
bahan evaluasi pembanding dengan hasil pengukuran sebelumnya.
D. Standar pengujian
Nilai minimum Tahanan Isolasi adalah: (Un + 1) M, dimana Un merupakan tegangan
nominal peralatan dalam satuan kV.
Baterai merupakan peralatan yang berisi bahan-bahan kimia yang dapat memproduksi
elektron. reaksi kimia yang dapat menghasilkan elektron disebut dengan elektrokimia.
Secara umum baterai dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Baterai Primer
Baterai yang didesain hanya untuk mengkonversi energi kimia menjadi energi listrik
untuk sekali saja, seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini
b. Baterai Sekunder
Baterai Sekunder atau “ Storage Battery, yang didesain dapat membalikan proses
konversi energi dan dapat digunakan secara berulang untuk discharge dan charging.
Jenis baterai sekunder yang banyak digunakan adalah baterai timah hitam (lead acid)
dan baterai Nikel Cadmium, seperti pada gambar dibawah ini
Pada tabel dibawah ini diperlihatkan perbandingan baterai sekunder antara bateri timah
hitam (lead Acid) dengan baterai nikel cadmium
Pada bab ini akan dibahas tentang baterai sekunder yang didefinisikan suatu peralatan
listrik yang dapat menyimpan dan mengeluarkan energi listrik melalui proses kimia
(elektrolisa). Baterai dapat terdiri dari susunan beberapa sel atau hanya satu sel dan tiap
sel terdiri dari elektroda positif (+), elektroda negatif (-) dan elektrolit. Elektrolit
yang digunakan tergantung dari pabrik yang memproduksinya.
Lithium-ion (Li-ion).
Sodium-Sulphur (NaS).
Nickel-Cadmium (NiCd).
Nickel-Metal Hydride (NiMH).
Lead-Acid (PbA).
Vanadium-Redox (VRB).
Zinc-Bromine (ZnBr).
Polysulfide-Bromide (PSB).
Dalam aplikasinya baterai banyak digunakan dalam proses aktivitas sehari – hari
diantaranya :
a. Pada pembangkit Listrik
Untuk tegangan kontrol dan relay proteksi
Ada beberapa contoh gambar aplikasi baterai dalam bidang pembangkitan yang
diperlihatkan pada gambar dibawah ini:
Gambar 190. Aplikasi Baterai untuk suplai power di sistem essensial pembangkit
Pada Umumunya baterai berfungsi sebagai media penyimpan dan penyedia energi listrik.
Sumber listrik yang digunakan sebagai pembangkit daya dalam bentuk arus searah (DC),
dimana digunakan pada peralatan-peralatan yang menggunakan sumber DC.
Keistimewaan dari baterai adalah bila energi listrik sudah habis atau kosong, maka
energinya dapat diisi kembali, sedangkan energi listrik yang dapat disimpan dalam baterai
adalah arus searah.
Baterai terdiri dari beberapa bagian seperti pada gambar dibawah ini, yaitu :
a. Sel baterai Terdiri dari elektroda positif (+) disebut anoda dan elektroda negatif (-)
disebut katoda. Sel baterai merupakan unit dasar dalam elektrokimia baterai, yang
terdiri dari satu sel plate positif dan negatif yang terpisahkan oleh separator, dimana
plat tersebut direndam dalam larutan elektrolit dan tertututp dalam casing. Tipe baterai
b. Bahan aktif dalam baterai adalah bahan baku yang membentuk komposisi plat positif
dan negatif, dan komponen reaktan dalam sel elektrokimia. Jumlah bahan aktif dalam
baterai sebanding dengan kapasitas baterai yang dapat diberikan. Dalam tipe baterai
lead acid, material aktif adalah lead dioxide (PbO2) untuk plat positif dan metalic
sponge lead (Pb) pada plate negatif yang bereaksi dengan sulfuric acid (H2SO4)
selama baterai beroperasi.
c. Elektrolit berupa cairan Asam sulfat (H2SO4) maupun potasium hydroksida (KOH).
Penggunaan Asam sulfat maupun potasium hydroksida tergantung dari karakteristik
baterainya. Elektrolik merupakan media penghantar yang memungkinkan mengalirnya
arus melalui transfer ion atau elektron antara plate dalam baterai. Baterai tipe lead acid
merupakan larutan sulfuric acid yang berupa liquid (flooded) baik berupa gelled atau
absorbed dalam glass mats.
d. Separator diperlukan pemisah antara dua reaksi elektroda dan harus diperhatikan agar
tidak terjadi kontak eletronik secara seksama karena pada saat berbeban akan
menyebabkan pengosongan baterai (battery discharge).
e. Grid dalam baterai lead acid merupakan paduan lead alloy yang mendukung bahan
aktif pada plate baterai dan juga arus konduktor. Elemen paduan terdiri dari antimony
dan calcium digunakan untuk memperkuat jaringan lead dan mempunyai karakteristik
pada kinerja baterai seperti kinerja cycle dan gassing. Beberapa grid dibuat dengan
memperluas lembaran timah paduan tipis ke piring datar, sementara yang lain terbuat
dari bahan aktif berlapis disekitarnya dengan membentuk tabung atau piring tubular.
f. Seal terminal merupakan salah satu elemen yang penting pada baterai dengan
elektrolit cair yang menggunakan vent harus dicegah cairan elektrolit yang bocor,
khususnya amati dengan seksama baterai yang menggunakan elektrolit alkaline.
Kemudian harus diperhatikan juga hidrogen yang keluar dan oksigen yang masuk ke
area yang mengandung hidrogen di sekitar baterai.
g. Kontainer merupakan tempat elektrolit dan elektroda positif (+) dan negatif (-). Setiap
satu sel maupun beberapa sel mempunyai satu kontainer.
Pada baterai akan mengalami proses pengosongan muatan (discharge) dan proses
pengisian muatan (Charger). Berikut ini akan dijelaskan prinsip kerja pengosongan
muatan dan pengisian muatan pada baterai asam (Lead Acid).
Proses Pengosongan Muatan (Discharge)
--
Bila baterai dibebani, maka tiap ion negatif sulfat (SO4 ) akan bereaksi dengan plat
timah murni (Pb) sebagai katoda (negatif) menjadi timah sulfat (PbSO 4) sambil
Proses tersebut terjadi secara simultan dengan reaksinya dapat dinyatakan sebagai
berikut :
dimana :
Pada gambar 195 dibawah ini, akan dijelaskan ilustrasi baterai mengalami proses
pengosongan muatan (Discharge) pada baterai Asam – Timah (Lead Acid) :
Ilustrasi B : pada saat baterai mulai dikosongkan (sekitar 50 % dari kapasitas) dengan
menghubungkan baterai dengan beban, maka kapasitas (Ampere – Hour) baterai
berkurang sekitar 50 %, tegangan baterai akan menurun dari tegangan nominal (<2,0 V),
berat jenis (Specific Gravity) akan menurun dimana terjadi penurunan densitas atau
konsentrasi asam (H2SO4) sudah mulai terbentuk air (H2O), pelat positif dan negatif mulai
terjadi penambahan volume dari kondisi normalnya dimana pada pelat tersebut mulai
terbentuk garam (PbSO4) sehinggan mulai terjadi penurunan kapasitas baterai.
Proses ini adalah kebalikan dari proses pengosongan dimana arus listrik dialirkan yang
arahnya berlawanan dengan arus yang terjadi pada saat pengosongan. Pada proses ini
+
setiap molekul air terurai dan tiap pasang ion hidrogen ( 2H ) yang dekat plat negatif
bersatu dengan ion negatif Sulfat (SO4--) pada plat negatif untuk membentuk Asam sulfat.
Proses tersebut terjadi secara simultan dengan reaksinya dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Pada gambar 196 dibawah ini, akan dijelaskan ilustrasi baterai mengalami proses
pengisian muatan (Charge) pada baterai Asam – Timah (Lead Acid) :
Ilustrasi A : pada tingkat pengosongan baterai mencapai 100 % maka kapasitas (Amper
– Hour) baterai akan mencapai 0 %, tegangan baterai pada saat ini disebut tegangan
pengosongan yang nilainya merupakan titik terendah tegangan baterai dimana nilai
tegangannya lebih kecil dari tegangan nominal (<<2 V), berat jenis akan kecil karena
banyaknya terbentuk air (H2O) sehingga densitas atau konsentrasi asam (H2SO4)
berkurang/mengecil, pelat positif dan negative menjadi tebal (bertambah) dari kondisi
normalnya karena adanya endapan garam (PbSO4) yang banyak. Dimana kondisi ini
kapasitas baterai mencapai titik terendah.
Ilustrasi C : Pada saat baterai terisi penuh sekitar 100 % pengisian maka kapasitas
(Ampere – hour) baterai 100 %, tegangan baterai menjadi penuh (pengisian penuh) serta
berat jenis elektrolit (specific gravity) akan maksimal karena density atau konsentrasi
asam (H2SO4) meningkat dan kandungan air (H2O) sangat kecil, dimana larutan akan
sangat bersifat asam (H2SO4) dan pelat positif dan negatif pada kondisi normal karena
endapan garam sudah terlarut pada cairan elektrolit (H2SO4).
Jadi pada proses pengosongan baterai, maka akan terjadi beberapa kondisi:
Pada gambar dibawah ini, akan dijelaskan ilustrasi baterai mengalami proses pengisian
berlebih muatan (Overcharge) pada baterai Asam – Timah (Lead Acid)
Ilustrasi D : Pada saat baterai terisi penuh sekitar 100 % dan proses pengisian berlanjut
akibat tegangan sumber DC jauh lebih besar dari tegangan nominal/penuh baterai maka
pada baterai akan terjadi pengisian berlebih (Overcharge) dimana pada kondisi ini baterai
akan mengalami beberapa hal diantaranya :
a. terjadi penurunan level elektrolit yang cukup besar disebabkan terjadinya penguapan
pada larutan elektrolit baterai.
b. Terjadinya peningkatan elektrolisa air menjadi H2 dan O2 dimana terjadi peningkatan
gas yang menguap ke udara.
c. Terjadi korosi pada pelat positif.
Adapun konstruksi dari baterai deep cycle diperlihatkan pada gambar dibawah ini
4000
Deep Cycling Batteries
3000
2000
1000
Shallow Cycling Batteries
0
10 30 50 70
Baterai AGM merupakan langkah terbaru dalam evolusi baterai timah timbal (lead –
acid). baterai AGM menggunakan fiber glass seperti separatoruntuk
menahanelektrolitdi tempat. Ikatanfisik antaraseratpemisah (separator fiber), plate
timah dan kontainer membuat baterai AGM mampu menahan tumpahan,
getarandandampak perlawanan baterai timbal-asam(lead – acid) yang tersediasaat
ini. Baterai AGMmenggunakan hampir sama dengan tegangan set poit baterai flooded
dengan demikiandapat digunakan sebagai pengganti untuk baterai flooded.
Baterai AGM juga diproduksi untuk pemakaian untuk baterai otomotif yang dapat
mendukung start – stop kendaraan dimana untuk beban tersebut menggunakan
baterai tipe starting, sehingga baterai agm ini dapat juga berupa baterai starting.
Baterai AGM bertahan lebih lama dalam aplikasi penggunaan ke beban dengan bebas
perawatan (Free Maintenance).
Adapun konstruksi baterai tipe AGM diperlihatkan pada gambar dibawah ini:
Pada proses pengoperasian pengisian & pengosongan muatan dan pemeliharaan baterai
ada beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam baterai diantaranya ampere hour,
arus, tegangan, berat jenis, temperatur, kapasitas, dan energI . Berikut ini dijelaskan
beberapa parameter tersebut:
a. Ampere Hour Baterai
Ampere –hour (Ah) pada baterai secara umum merupakan ukuran kapasitas
penyimpanan energi listrik pada baterai. Nilai Ampere hour mengambarkan
kemampuan pengosongan arus baterai dalam ampere selama periode waktu tertentu.
Satu Ampere – hour (Ah) sama dengan mentransfer 1 ampere arus listrik baterai ke
beban dengan periode waktu selama satu jam. Sebagai contoh baterai dengan
mengirimkan arus 5 ampere selama 20 jam dapat dikatakan mengirimkan 100 ampere
– hour.
Tingkat pengosongan
Kedalaman/laju pengosongan,
Pemotongan tegangan (cut off voltage),
Temperatur,
Umur dan
Sejarah cycle pengisian dan pengosongan pada baterai.
t = Waktu (jam)
Penulisan kapasitas biasanya disertai dengan angka laju pengeluaran arusnya C10,
C20, C100
Amper-Hour dari suatu baterai diukur pada suatu laju pengeluaran yang akan
menyebabkan baterai habis/kosong dalam 20 jam. (atau laju C/20, atau 0,05C ). Jika
dilakukan pelepasan pada laju yang lebih besar dari C/20, akan didapatkan kapasitas
tersedia lebih kecil dari C total.
Selain laju C/20, kapasitas nominal juga kadang-kadang dinyatakan dalam C/10,
C/100 dan lainnya.bergantung pada laju dimana batere akan digunakan.
c. Tegangan baterai
Tegangan dari suatu baterai tidak ditentukan oleh ukuran dan banyaknya plat dari
baterai, tetapi ditentukan oleh material plat negatif dan positif serta cairan elektrolit
dan sistem elektrokimia yang digunakan.
Dibawah ini diperlihatkan besar tegangan nominal per-sel baterai berdasarkan
jenisnya.
- Timah hitam
Lead Antimony dengan tegangan persel 2 Volt
Lead Calcium dengan tegangan persel 2 Volt
- Alkaline
Nikel Cadmium dengan tegangan persel 1,2 Volt
Nikel Iron dengan tegangan persel 1,2 Volt
Harga tegangan per sel baterai timah hitam keadaan rangkaian terbuka ( open circuit
) adalah
Vdc = B.D + 0,84.
dimana : V dc = Tegangan sel baterai ( Volt )
BD = Berat jenis cairan elektrolit ( gr/cm3 )
Namun, kapasitas berkurang secara signifikan pada suhu yang lebih rendah,terutama
untuk baterai timah-asam. Ketika baterai diletak dalam ruangan tertutup maka harus
dipertimbangkan dalam hal pengaturan suhu ruangan sehingga diperlukan sistem
pendingin dan ventilasi dalam ruangan baterai. Penggunaan sistem baterai harus
menjadi perhatian khusus ketika mencapai temperatur yang diijinkan. Gambar 205
menunjukkan pengaruh suhu terhada kapasitas baterai timah asam.
DOD adalah ukuran dari berapa banyak total kapasitas baterai yang telah diambil dari
baterai dalam satu siklus pengeluaran daya, yang diekspresikan sebagai persentase.
Umur baterai bergantung pada seberapa dalam pengeluaran daya itu terjadi dalam
masing-masing siklus. Pabrik sebaiknya menyediakan grafik yang mengkaitkan
Pada umumnya peralatan-peralatan yang menggunakan sumber arus searah pada Pusat
Pembangkit Listrik dengan tegangan dan kapasitas daya tertentu. Untuk kebutuhan
besaran tegangan maupun kapasitasnya, maka diperlukan merangkai beberapa baterai,
agar tegangan keluaran baterai maupun kapasitas daya sesuai dengan tegangan kerja
peralatan serta kapasitas daya yang dibutuhkan.
a. Hubungan Seri
Berhubung terbatasnya tegangan per sel baterai yaitu jenis baterai asam 2,0 Volt dan
jenis baterai basa 1,2 Volt maka untuk mendapat tegangan kerja dari peralatan yang pada
umumnya di Pembangkit Tenaga Listrik adalah 110 Vdc atau 220 Vdc , maka perlu
merangkai beberapa baterai secara hubungan seri, sehingga didapat tegangan keluaran
baterai sesuai dengan tegangan kerja peralatan. Untuk lebih jelasnya diperlihatkan
gambar berikut hubungan seri beberapa dari baterai lihat rangkaian dibawah ini.
apabila menggunakan baterai asam dengan tegangan 2,0 Volt maka untuk mendapatkan
tegangan keluaran baterai sebesar 110 Vdc, perlu menghubungkan secara seri sebanyak
55 sel baterai dan bila tegangan keluaran yang diinginkan sebesar 220 Vdc, maka baterai
diseri sebanyak 110 sel.
Pada hubungan seri dari baterai, dimana Vdc sama dengan penjumlahan tegangan dari
masing sel baterai sedangkan kapasitas baterai dalam amperehour adalah tetap.
b. Hubungan Paralel
Pada umumnya menghubungkan paralel setiap sel baterai jarang ditemukan pada Pusat
Pembangkit Listrik, tetapi menghubungkan paralel yang terdiri dari beberapa group
baterai (satu group merupakan hubungan seri dari beberapa baterai ) banyak dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut.
Untuk lebih jelasnya diperlihatkan gambar dibawah ini hubungan parallel beberapa dari
baterai lihat rangkaian dibawah
1 2 3
1. Sel baterai 1.1. Periksa semua sel dan bagian baterai apakah
dalam keadaan bersih dan kering.
2. Jadwal : Mingguan
1 2 3
Peralatan Komponen
No. Cara Pelaksanaan
yang diperiksa
1 2 3
Peralatan/Komponen
Cara Pelaksanaan
No. yang diperiksa
1 2 3
Peralatan kerja
3 3.1. Periksa dan siapkan peralatan kerja khusus
khusus untuk baterai
untuk baterai, bila perlu dilakukan kalibrasi
terhadap alat-alat : Hydrometer,
Thermometer dan Cell Voltmeter Tester.
Klem sambungan
4 4.1.Periksa baut klem sambungan baterai
baterai
apakah ada yang kendor atau berkarat. Bila
perlu kencangkan baut klem tersebut secara
hati-hati dengan menggunakan kunci sekrup
/spanner dan cegah jangan sampai terjadi
hubung singkat. Bersihkan noda-noda karat
yang menempel pada klem sambungan
Percobaan
5 5.1. Setelah 5 tahun operasi, maka lakukan
pengosongan baterai
(discharge) percobaan pengosongan baterai (discharge)
untuk dapat mengetahui kemampuan baterai
sesungguhnya (actual capacity).