Anda di halaman 1dari 56

 Definisi Istilah Kelistrikan Pada PUIL 2000 01:31 Dunia Listrik 1 comment Persyaratan

Umum Instalasi Listrik tahun 2000 (PUIL 2000) merupakan hasil penyempurnaan
Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987 dengan memperhatikan standar IEC, terutama
terbitan TC 64 “Electrical Installations of Buildings” dan standar internasional lainnya
yang berkaitan. Berikut adalah definisi dari istilah-istilah kelistrikan yang sering kita
temui. Diurutkan berdasarkan urutan alpahabet. Anda dapat mendownload PUIL 2000,
disini. A aparat (listrik), lihat definisi radas. armatur luminair tanpa lampu, lihat definisi
luminair. arus beban lebih (suatu sirkit) arus lebih yang terjadi dalam sirkit pada waktu
tidak ada gangguan listrik. (overload current (of a circuit)) – IEV 826-05-07. arus
bocoran a) (pada suatu instalasi) – arus yang dalam keadaan tidak ada gangguan mengalir
ke bumi atau ke bagian konduktif ekstra dalam sirkit; CATATAN: Arus ini dapat
mempunyai komponen kapasitif termasuk yang dihasilkan dari penggunaan kapasitor
yang disengaja. (leakage current (in an installation)) – IEV 826-03-08. b) arus dalam
lintas lain selain yang diinginkan karena isolasi tidak sempurna. (leakage current (syn.
earth current)) – IEV 151-03-35.
 2. arus bocoran bumi semua arus bocoran dan arus kapasitif antara suatu penghantar dan
bumi. (earth current) – IEV 151. arus gangguan arus yang mengalir di titik tertentu pada
jaringan listrik karena gangguan di titik lain pada jaringan tersebut. (fault current) – IEV
603-02-25. arus hubung pendek a) arus lebih yang diakibatkan oleh gangguan impedans
yang sangat kecil mendekati nol antara dua penghantar aktif yang dalam kondisi operasi
normal berbeda potensialnya. (short-circuit current) – IEV 441. b) arus lebih karena
hubung pendek yang disebabkan oleh gangguan atau hubungan yang salah pada sirkit
listrik. (short-circuit current) – IEV 441. c) arus yang mengalir di titik tertentu pada
jaringan listrik akibat hubungan pendek di titik lain pada jaringan tersebut. (short-circuit
current) – IEV 603-02-27. arus lebih a) arus dengan nilai melebihi nilai pengenal
tertinggi; (overcurrent) – IEV 151, 441. b) setiap arus yang melebihi nilai pengenalnya;
untuk penghantar, nilai pengenalnya adalah Kemampuan Hantar Arus (KHA) penghantar
yang bersangkutan. (overcurrent) – IEV 826-05-06. arus operasi (arus kerja) nilai arus
yang pada atau di atas nilai tersebut pelepas (release) dapat bekerja. (operating current (of
an overcurrent release)) – IEV 441-16-45. arus pengenal a) arus operasi yang mendasari
pembuatan perlengkapan listrik. b) (belitan suatu transformator) – arus yang mengalir
lewat terminal saluran suatu belitan transformator, yang diperoleh dengan membagi daya
pengenal oleh tegangan pengenal belitan tersebut dan faktor fase yang tepat. (rated
current (of a winding of a transformer)) – IEV 421-0405. arus sisa jumlah aljabar nilai
arus sesaat, yang mengalir melalui semua penghantar aktif suatu sirkit pada suatu titik
instalasi listrik. (residual current) – IEV 826-03-09.
 3. arus sisa operasi arus terkecil yang dapat mengetripkan gawai proteksi arus sisa dalam
waktu yang ditentukan. arus trip (arus bidas) arus yang menyebabkan gawai proteksi
bekerja. B bagian aktif penghantar atau bagian konduktif yang dimaksudkan untuk
dilistriki pada pemakaian normal; termasuk di dalamnya penghantar netral, tetapi
berdasarkan perjanjian (konvensi) tidak termasuk penghantar PEN. CATATAN Bagian
aktif ini tidak berarti dapat menyebabkan risiko kejut listrik. (live part) – IEV 826-03-01.
bagian konduktif bagian yang mampu menghantarkan arus walaupun tidak harus
digunakan untuk mengalirkan arus pelayanan. (conductive part) – IEV 441-11-09. Bagian
Konduktif Ekstra (BKE) bagian konduktif yang tidak merupakan bagian dari instalasi
listrik dan dapat menimbulkan potensial, biasanya potensial bumi. (extraneous
conductive part) – IEV 826-03-03. Bagian Konduktif Luar (BKL) lihat definisi Bagian
Konduktif Ekstra. Bagian Konduktif Terbuka (BKT) a) bagian konduktif yang gampang
tersentuh dan biasanya tak bertegangan, tetapi dapat bertegangan jika terjadi gangguan.
CATATAN 1 Bagian Konduktif Terbuka yang khas adalah dinding selungkup, gagang
operasi, dan lain-lain. (exposed conductive part) – IEV 826-03-02. b) bagian konduktif
perlengkapan listrik yang dapat tersentuh dan biasanya tidak bertegangan, tetapi dapat
bertegangan jika terjadi gangguan. CATATAN 2 Bagian konduktif perlengkapan l istrik
yang hanya dapat bertegangan dalam kondisi gangguan melalui BKT tidak dianggap
sebagai BKT. (exposed conductive part) – IEV 441-11-10. bahan kebal bakar bahan yang
tidak akan terbakar selama pemakaiannya sesuai dengan tugas yang diperuntukkan
baginya; atau tidak akan terus menyala setelah dibakar.
 4. baterai kotak perlengkapan hubung bagi (PHB) yang terdiri atas beberapa kotak yang
umumnya sejenis seperti kotak rel, kotak cabang, kotak pengaman lebur, dan kotak
sakelar yang dirakit menjadi satu. beban lebih a) Kelebihan beban aktual melebihi beban
penuh. CATATAN : Istilah "beban lebih" tidak digunakan sebagai sinonim arus lebih
(overload) – IEV 151, 441-11-08. b) Keadaan operasi dalam sirkit yang menimbulkan
arus lebih, meskipun sirkit itu secara listrik tidak rusak. beban penuh nilai beban tertinggi
yang ditetapkan untuk kondisi pengenal operasi. (full load) – IEV 151-0316. bumi massa
konduktif bumi, yang potensial listriknya di setiap titik mana pun menurut konvensi sama
dengan nol. (earth) – IEV 151-01-07. C celah proteksi celah dengan jarak tertentu
sehingga, jika terjadi gangguan dalam sirkit, akan bekerja sebagai proteksi dengan cara
mengalirkan arus melalui celah tersebut, sesuai dengan tingkat proteksi yang
dikehendaki. celah tegangan lebih celah proteksi yang bekerja sebagai proteksi
berdasarkan tegangan lebih tertentu yang terjadi karena gangguan dalam sirkit yang
bersangkutan. E elektrode batang elektrode dari pipa logam, baja profil, atau batang
logam lainnya yang dipancangkan ke bumi. elektrode bumi bagian konduktif atau
kelompok bagian konduktif yang membuat kontak langsung dan memberikan hubungan
listrik dengan bumi. (earth electrode) – IEV 826-04-02, 461-06-18, 19502-01, 604-04-
03.. elektrode gradien potensial elektrode sistem pembumian, yang dipasang khusus
untuk menurunkan tegangan langkah.
 5. elektrode pelat elektrode dari bahan logam pejal atau berlubang, pada umumnya
ditanam dalam-dalam. elektrode pita elektrode yang dibuat dari penghantar berbentuk
pipih, bundar, atau pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal. elemen lebur
bagian dari pengaman lebur yang dirancang agar lebur bila pengaman lebur bekerja
(fuseelement) – IEV 441 G gangguan a) segala perubahan yang tidak dikehendaki, yang
melemahkan kerja normal; b) kejadian yang tidak direncanakan atau kerusakan pada
barang, yang dapat mengakibatkan satu kegagalan atau lebih, baik pada barang itu
sendiri, ataupun pada perlengkapan yang berhubungan dengan barang itu. (fault) – IEV
151-03-39, 604-02-01. gangguan bumi a) kegagalan isolasi antara penghantar dan bumi
atau kerangka. b) gangguan yang disebabkan oleh penghantar yang terhubung ke bumi
atau karena resistans isolasi ke bumi menjadi lebih kecil daripada nilai tertentu. (earth
fault) – IEV 195-04-14. gangguan isolasi cacat pada isolasi perlengkapan, yang dapat
mengakibatkan dielektrik tertembus atau arus abnormal mengalir lewat isolasi.
(insulation fault) – IEV 604-02-02. gangguan permanen gangguan yang mempengaruhi
gawai dan menghalangi kepulihan pelayanannya selama belum ada tindak perbaikan atas
titik gangguan. (permanent fault) – IEV 604-02-10. gawai (listrik) perlengkapan listrik
yang digunakan dalam kaitan dengan, atau sebagai pembantu pada, perlengkapan listrik
lain; misalnya termostat, sakelar, atau transformator instrumen. (device) – IEEE,
dictionary.
 6. Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) gawai yang digunakan sebagai pemutus, yang peka
terhadap arus sisa, yang dapat secara otomatis memutuskan sirkit termasuk penghantar
netralnya, dalam waktu tertentu bila arus sisa yang timbul karena terjadinya kegagalan
isolasi melebihi nilai tertentu sehingga bertahannya tegangan sentuh yang terlalu tinggi
dapat dicegah. Gawai Proteksi Arus Lebih (GPAL) gawai penyakelaran mekanis atau
sekumpulan gawai yang dirancang untuk menyebabkan terbukanya kontak jika arus lebih
mencapai nilai yang diberikan dalam kondisi yang ditentukan. H hubung pendek
hubungan antara dua titik atau lebih dalam suatu sirkit melalui impedans yang sangat
kecil mendekati nol. (short-circuit) – IEV 441. I instalasi darurat instalasi yang digunakan
u ntuk penerangan dan tenaga listrik pada waktu terjadi gangguan pada sistem penyuplai
tenaga listrik dan penerangan yang normal. instalasi domestik instalasi dalam bangunan
yang digunakan sebagai tempat tinggal. instalasi pelanggan instalasi listrik yang
terpasang sesudah meter di rumah atau pada bangunan. instalasi lampu luah tabung gas
instalasi penerangan yang menggunakan lampu tabung gas dan bekerja pada tegangan di
atas 1000 V (TM atau TT); misalnya penerangan tanda dan penerangan bentuk. instalasi
listrik bangunan rakitan perlengkapan listrik pada bangunan yang berkaitan satu sama
lain, untuk memenuhi tujuan atau maksud tertentu dan memiliki karakteristik
terkoordinasi. (electrical installation (of building)) – IEV 826-01-01. instalasi listrik desa
instalasi untuk pembangkitan, pendistribusian, pelayanan, dan pemakaian tenaga listrik di
desa. instalasi listrik pasangan dalam instalasi listrik yang ditempatkan dalam bangunan
tertutup sehingga terlindung dari pengaruh langsung cuaca. instalasi listrik pasangan luar
instalasi listrik yang tidak ditempatkan dalam bangunan sehingga terkenai pengaruh
langsung
 7. cuaca. instalasi pembangunan instalasi yang digunakan selama masa pembangunan,
pemugaran, pembongkaran atau perombakan gedung dengan pengawatan yang khusus
untuk penerangan dan tenaga listrik. instalasi sementara instalasi listrik yang
pemakaiannya ditetapkan untuk suatu tempat tertentu untuk jangka waktu sementara
sesuai dengan standar/ketentuan yang berlaku paling lama tiga bulan, dan tidak boleh
dipakai di tempat lain. instrumen gawai untuk mengukur nilai kuantitas sesuatu yang
diamati. (instrument) – IEEE, dictionary inti kabel rakitan yang mencakup penghantar
beserta isolasinya (dan tabir tapisnya jika ada). (core (of a cable)) - IEV 461-04-04 isolasi
a) (sebagai bahan) - segala jenis bahan yang dipakai untuk menyekat sesuatu; b) (pada
kabel) - bahan yang dipakai untuk menyekat penghantar dari penghantar lain, dan dari
selubungnya, jika ada; c) (pada perlengkapan) - sifat dielektrik semua bahan isolasi
perlengkapan; d) (sebagai sifat) - segala sifat yang terdapat pada penghantar karena
pengisolasian penghantar. (Insulation) – IEV 195-06-06, 195-06-07, 195-06-08, 195-06-
09, 195-02-41. isolasi dasar isolasi yang diterapkan p ada bagian aktif untuk memberikan
proteksi dasar terhadap kejut listrik. CATATAN ke dalam isolasi dasar tidak termasuk
isolasi yang digunakan secara khusus untuk tujuan fungsional. (basic insulation) - IEV
826-03-17 isolasi diperkuat isolasi bagian aktif yang berbahaya yang memproteksi
manusia dari kejut listrik setara dengan isolasi ganda. (reinforced insulation) - IEV 826-
03-20 isolasi ganda isolasi yang mencakup isolasi dasar dan isolasi suplemen.
 8. (double insulation) - IEV 826-03-19 isolasi suplemen isolasi independen yang
diterapkan sebagai tambahan pada isolasi dasar agar memberikan proteksi untuk manusia
dari kejut listrik dalam kejadian kegagalan isolasi. (supplementary insulation) IEV 826-
03-18 J jangkauan tangan daerah yang dapat dicapai oleh uluran tangan dari tempat
berdiri, tanpa menggunakan sarana apapun. (arm’s reach) IEV 195-06-12, 826-03-11.
jarak bebas jarak antara dua bagian konduktif yang sama dengan rentangan tali terpendek
antara bagian konduktif tersebut. (clearance) IEV 441-17-31, 604-03-60. jarak udara
jarak terpendek antara dua bagian aktif diukur melintasi udara. jaringan listrik sistem
listrik yang terdiri atas penghantar dan perlengkapan listrik yang terhubung satu dengan
lainnya, untuk mengalirkan tenaga listrik. (electrical network) K kabel berisolasi atau
disingkat kabel – rakitan kabel yang terdiri atas : a) satu inti atau lebih b) selubung
individual (jika ada) c) pelindung rakitan (jika ada) d) selubung kabel (jika ada).
Penghantar yang tidak berisolasi tambahan dapat digolongkan sebagai kabel. (insulated
cable) IEV 461-06-01 kabel fleksibel kabel yang disyaratkan untuk mampu melentur
pada waktu digunakan, dan yang struktur dan bahannya memenuhi persyaratan.
 9. (flexible cable) - IEV 461-06-14 kabel tanah jenis kabel yang dibuat khusus untuk
dipasang di permukaan atau dalam tanah, atau dalam air. (underground cable) IEV 601-
03-05. keadaan darurat keadaan yang tidak biasa atau tidak dikehendaki yang
membahayakan keselamatan manusia dan keamanan bangunan serta isinya, yang
ditimbulkan oleh gangguan suplai utama listrik. kedap sifat tidak dapat dimasuki sesuatu;
misalnya kedap air atau kedap debu. Kemampuan Hantar Arus (KHA) arus maksimum
yang dapat dialirkan dengan kontinu oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa
menimbulkan kenaikan suhu yang melampaui nilai tertentu. (current carrying capacity)
IEV 826-05-05. kendali tindakan dengan maksud tertentu pada atau dalam sistem, untuk
memperoleh sasaran tertentu. CATATAN Kendali (dapat) termasuk pemantauan
(monitoring) dan pelindungan ( safe guarding) di samping tindak kendali itu sendiri.
(control) – IEV 351. kontak tusuk (kotak kontak dan tusuk kontak) susunan gawai
pemberi dan penerima arus yang dapat dipindah-pindahkan, untuk menghubungkan dan
memutuskan saluran ke dan dari bagian instalasi. Kontak tusuk meliputi : a) kotak kontak
– bagian kontak tusuk yang merupakan gawai pemberi arus; b) tusuk kontak – bagian
kontak tusuk yang merupakan gawai penerima arus. Kotak Kontak Biasa (KKB) kotak
kontak yang dipasang untuk digunakan sewaktu-waktu (tidak secara tetap) bagi peranti
listrik jenis apa pun yang memerlukannya, asalkan penggunaannya tidak melebihi batas
kemampuannya. Kotak Kontak Khusus (KKK) kotak kontak yang dipasang khusus untuk
digunakan secara tetap bagi suatu jenis peranti listrik tertentu yang diketahui daya mau
pun tegangannya. kotak sambung kotak pada sambungan kabel yang melindungi isolasi
kabel terhadap udara dan air.
 10. L lengkapan gawai yang melakukan tugas kecil atau sampingan sebagai tambahan,
yang berhubungan dengan tetapi bukan bagian perlengkapan. (accessory) - IEC 581
luminair unit penerangan yang lengkap, terdiri atas satu lampu atau lebih dengan bagian
yang dirancang untuk mendistribusikan cahaya, dan menempatkan, melindungi, serta
menghubungkan lampu ke suplai daya. P panel hubung bagi perlengkapan hubung bagi
yang pada tempat pelayanannya berbentuk suatu panel atau kombinasi panel-panel,
terbuat dari bahan konduktif atau tidak konduktif yang dipasang pada suatu rangka yang
dilengkapi dengan perlengkapan listrik seperti sakelar, kabel dan rel. Perlengkapan
hubung bagi yang dibatasi dan dibagi-bagi dengan baik menjadi petak-petak yang
tersusun mendatar dan tegak dianggap sebagai satu panel hubung bagi. pemanfaat listrik
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mengubah energi listrik menjadi energi bentuk
lain, misalnya cahaya, bahang, tenaga gerak. (current-using equipment) – IEV 826-07-02.
pembebanan intermiten pembebanan periodik dengan waktu kerja tidak melampaui 4
menit diselingi dengan waktu istirahat (beban nol atau berhenti), yang cukup lama untuk
mendinginkan penghantar sampai suhu kelilingnya. pembebanan singkat pembebanan
dengan waktu kerja singkat, tidak melampaui 4 menit, disusul dengan waktu istirahat
yang cukup lama, sehingga penghantar menjadi dingin kembali sampai suhu keliling.
pembumian penghubungan suatu titik sirkit listrik atau suatu penghantar yang bukan
bagian dari sirkit listrik, dengan bumi menurut cara tertentu. (earthing) pemisah gawai
untuk memisahkan atau menghubungkan sirkit dalam keadaan tidak atau hampir tidak
berbeban. (Isolator) -
 11. pemutus sirkit (pemutus tenaga) sakelar mekanis yang mampu menghubungkan,
mengalirkan dan memutuskan arus pada kondisi sirkit normal, dan juga mampu
menghubungkan, mengalirkan untuk jangka waktu tertentu dan memutuskan secara
otomatis arus pada kondisi sirkit tidak normal tertentu, seperti pada kondisi hubung
pendek (circuit-breaker) – IEV 441 pengaman lebur (sekering) gawai penyakelaran
dengan peleburan satu komponen atau lebih yang dirancang khusus dan sebanding, yang
membuka sirkit tempat pengaman lebur disisipkan dan memutus arus bila arus tersebut
melebihi nilai yang ditentukan dalam waktu yang sesuai. CATATAN Pengaman lebur
meliputi semua bagian yang membentuk gawai penyakelaran yang utuh. (fuse) – IEC
60269-1 pengedapan (pemakalan) proses penutupan celah komponen agar mampu
menahan masuknya kotoran. (sealing) - IEV 461-10-02. penghantar aktif setiap
penghantar dari sistem suplai yang mempunyai beda potensial dengan netral atau dengan
penghantar yang dibumikan. Dalam sistem yang tidak memiliki titik netral, semua
penghantar harus dianggap sebagai penghantar aktif (active conductor ) - SAA 0.5.4
penghantar bumi penghantar dengan impedans rendah, yang secara listrik
menghubungkan titik yang tertentu pada suatu perlengkapan (instalasi atau sistem)
dengan elektrode bumi. (earth conductor) – IEC MDE, 1983, p.76 penghantar netral (N)
penghantar (berwarna biru) yang dihubungkan ke titik netral sistem dan mampu
membantu mengalirkan energi listrik. (neutral conductor) – IEC MDE, 1983, p.76
penghantar PEN (nol) penghantar netral yang dibumikan dengan menggabungkan fungsi
sebagai penghantar proteksi dan penghantar netral. CATATAN Singkatan PEN
dihasilkan dari penggabungan lambang PE untuk penghantar proteksi dan N untuk
penghantar netral. (PEN conductor) – IEC MDE, 1983, p.76, IEV 826-04-06. penghantar
pembumian
 12. a) penghantar berimpedans rendah yang dihubungkan ke bumi; b) penghantar proteksi
yang menghubungkan terminal pembumi utama atau batang ke elektrode bumi. (earthing
conductor) – IEC MDE, 1983, p.76 penghantar pilin penghantar yang terdiri atas satu
pilinan, atau sejumlah pilinan yang dipintal jadi satu tanpa isolasi di antaranya.
penghantar proteksi (PE) penghantar untuk proteksi dari kejut listrik yang
menghubungkan bagian berikut : bagian konduktif terbuka, bagian konduktif ekstra,
terminal pembumian utama, elektrode bumi, titik sumber yang dibumikan atau netral
buatan. (protective conductor) – IEC MDE, 1983, p.77 penyakelaran (switsing) proses
penghubungan atau pemutusan aliran/arus dalam satu sirkit atau lebih. (switching) – IEV
441. penyambung berpengedap (berpakal) penyambung yang menggunakan pengedap
yang mampu menghasilkan kedap terhadap zat tertentu. peranti listrik barang pemanfaat
listrik, biasanya merupakan unit yang sudah lengkap, pada umumnya bukan perlengkapan
industri, lazim dibuat dengan ukuran atau jenis yang baku, yang mengubah energi listrik
menjadi bentuk lain, biasanya bahang atau gerak mekanis, di tempat pemanfaatannya.
Misalnya pemanggang roti, seterika listrik, mesin cuci, pengering rambut, bor genggam,
dan penyaman udara. (electrical appliance) – IEEE dictionary perlengkapan genggam
perlengkapan randah (portabel) yang dimaksudkan untuk dipegang dengan tangan dalam
kerja normal, dan motornya, jika ada, merupakan bagian yang menyatu dengan
perlengkapan tersebut. (hand-held equipment) – IEC MDE, 1983, p.148 Perlengkapan
Hubung Bagi dengan atau tanpa kendali (PHB) suatu perlengkapan untuk membagi
tenaga listrik dan/atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat listrik
mencakup sakelar pemutus sirkit, papan hubung bagi tegangan rendah dan sejenisnya.
perlengkapan listrik
 13. a) istilah umum yang meliputi bahan, fiting, gawai, peranti, luminair, aparat, mesin,
dan lain-lain yang digunakan sebagai bagian dari, atau dalam kaitan dengan, instalasi
listrik. b) barang yang digunakan untuk maksud-maksud seperti pembangkitan,
pengubahan, transimisi distribusi atau pemanfaatan energi listrik, seperti, mesin,
transformator, radas, instrumen, gawai proteksi, perlengkapan untuk pengawatan, peranti.
(electrical equipment) – IEC MDE, 1983, p.148 perlengkapan listrik pasangan dalam
perlengkapan listrik yang ditempatkan dalam ruang bangunan tertutup sehingga
terlindung dari pengaruh cuaca secara langsung. (indoor electrical equipment)
perlengkapan listrik pasangan luar perlengkapan listrik yang tidak ditempatkan dalam
bangunan sehingga terkena pengaruh cuaca secara langsung. (outdoor electrical
equipment) perlengkapan magun (terpasang tetap) perlengkapan yang terpaku pada
penyangga atau dalam keadaan kokoh aman di suatu tempat khusus. (fixed equipment) –
IEC MDE, 1983, p.148 perlengkapan pegun (stasioner) perlengkapan magun atau
perlengkapan yang tidak mempunyai gagang untuk pegangan, dan yang mempunyai
massa cukup besar sehingga tak mudah dipindah-pindah. CATATAN Nilai massa
tersebut besarnya 18 kg atau lebih menurut standar IEC jika menyangkut peranti rumah-
tangga. (stationary equipment) – IEC MDE, 1983, p.148 perlengkapan portabel (randah)
perlengkapan yang dapat dipindah-pindah ketika bekerja, atau mudah dipindah-pindah
dari satu tempat ke tempat lain dalam keadaan tetap terhubung pada sumber listrik.
(portable equipment) – IEC MDE, 1983, p.148 PHB cabang semua PHB yang terletak
sesudah PHB utama atau sesudah suatu PHB utama subinstalasi. PHB utama PHB yang
menerima tenaga listrik dari saluran utama konsumen dan membagikannya ke seluruh
instalasi konsumen.
 14. R radas (aparat) perlengkapan listrik yang biasanya terdapat dekat atau di tempat
pemanfaatannya, tanpa patokan yang tegas tentang pengertian besar-kecilnya, misalnya
generator, motor, transformator, atau pemutus sirkit. rel pembumi batang penghantar
tempat menghubungkan beberapa penghantar pembumi. rancangan instalasi listrik berkas
gambar rancangan dan uraian teknik, yang digunakan sebagai pegangan untuk
melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik. resistans isolasi lantai dan dinding
resistans antara permukaan lantai atau dinding dan bumi. resistans elektrode bumi
resistans antara elektrode bumi atau sistem pembumian dan bumi acuan/referensi.
resistans pembumian jumlah resistans elektrode bumi dan resistans penghantar pembumi.
resistans pembumian total a) resistans dari seluruh sistem pembumian yang terukur di
suatu titik, b) resistan antara terminal pembumian utama dan bumi (total earthing
resistance) – IEV 826 – 04 – 03 ruang kering ruang yang biasanya tidak lembab. Ruang
yang kelembabannya hanya berlaku sewaktu-waktu, sehingga hampir tidak
mempengaruhi mutu isolasi, meskipun kelembabannya itu berlangsung dalam jangka
waktu lama, digolongkan dalam ruang kering. ruang kerja kasar ruang terbuka atau
tertutup untuk bermacam-macam pekerjaan kasar. ruang kerja listrik ruang khusus yang
digunakan untuk pemasangan dan pengusahaan perlengkapan listrik yang berbahaya dan
karena itu ruang itu hanya boleh dimasuki oleh orang yang berpengetahuan tentang
teknik listrik. ruang kerja listrik terkunci ruang kerja listrik yang hanya boleh dibuka dan
dimasuki oleh orang yang berwenang.
 15. ruang lembab dan basah ruang terbuka atau tertutup yang demikian lembab sehingga
isolasi yang baik sukar untuk dipertahankan dan resistans isolasi antara badan manusia
dan bumi berkurang. ruang sangat panas ruang yang suhunya sangat tinggi dengan akibat
menurunnya (tidak dapat dipertahankannya) daya sekat bahan isolasi yang lazim
digunakan di tempat lain, atau menurunnya resistans listrik tubuh manusia yang berada
dalam ruang itu. ruang uji atau laboratorium listrik ruang terbuka atau tertutup tempat
dilakukan pemeriksaan, pengujian atau percobaan listrik, yang selama berlangsungnya
pekerjaan itu hanya boleh dimasuki oleh orang yang berwenang saja. S sakelar gawai
untuk menghubungkan dan memutuskan sirkit dan mengubahnya menjadi berbeban atau
tidak. sakelar cabang sakelar untuk menghubungkan dan memisahkan masing-masing
cabang. sakelar keluar sakelar pada PHB di sisi tenaga listrik keluar dari PHB tersebut.
sakelar masuk sakelar pada PHB di sisi tenaga listrik masuk ke PHB tersebut. sakelar
pemisah sakelar untuk memisahkan atau menghubungkan sirkit dalam keadaan tidak atau
hampir tidak berbeban (lihat definisi pemutus sirkit). (disconnector) sakelar pemisah
pengaman sarana pengamanan untuk memisahkan sirkit perlengkapan listrik dari jaringan
sumber dengan menggunakan transformator pemisah atau motor generator, pemisahan
dimaksudkan untuk mencegah timbulnya tegangan sentuh yang terlalu tinggi pada BKT
perlengkapan yang diamankan, bila terjadi kegagalan isolasi dalam perlengkapan
tersebut. (protective disconnector) sakelar utama sakelar masuk dan keluar pada PHB
utama instalasi atau PHB utama subinstalasi. saluran listrik
 16. seperangkat penghantar, isolator dan lengkapan untuk mengalirkan energi antara dua
titik suatu jaringan. (electrical line) saluran luar saluran yang dipasang di atas tanah dan
di luar bangunan. sambungan rumah saluran listrik yang menghubungkan instalasi
pelanggan dan jaringan distribusi. saluran tegangan rendah bagian jaringan tegangan
rendah tidak termasuk sambungan pelayanan. saluran transmisi saluran listrik yang
merupakan bagian dari suatu instalasi, biasanya terbatas pada konstruksi udara.
(transmission line) – SAA Wiring rules saluran utama pelanggan saluran antara meter
atau kotak pelayanan rumah dan PHB utama. (consumer’s mains) – SAA Wiring rules
saluran utama subinstalasi saluran antara PHB utama dan PHB utama subinstalasi, atau
saluran antar PHB utama subinstalasi. (subinstallation line) sentuh langsung persentuhan
manusia atau ternak dengan bagian aktif. (direct contact) – IEV 826-03-05 sentuh tak
langsung persentuhan manusia atau ternak dengan bagian konduktif terbuka yang
bertegangan jika terjadi gangguan. (indirect contact) – IEV 826-03-06 sirkit akhir a) sirkit
keluar dari PHB, yang dilindungi oleh pengaman lebur dan atau pemutus sirkit, dan yang
menghubungkan titik beban atau pemanfaat listrik. b) sirkit yang terhubung langsung ke
perlengkapan pemanfaat arus listrik atau ke kotak kontak. (final circuit) – IEV 826-05-03
sirkit cabang
 17. sirkit keluar dari PHB, yang dilindungi oleh pengaman lebur dan atau pemutus
tenaga, dan yang menghubungkannya ke PHB lain. (branch circuit) sistem IT atau sistem
Penghantar Pengaman (HP) sistem yang semua bagian aktifnya tidak dibumikan, atau
titik netral dihubungkan ke bumi melalui impedans. BKT instalasi dibumikan secara
independen atau kolektif, atau ke pembumian sistem. sistem TN atau sistem Pembumian
Netral Pengaman (PNP) sistem yang mempunyai titik netral yang dibumikan langsung,
dan BKT instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi. sistem TT atau
sistem Pembumi Pengaman (PP) sistem yang mempunyai titik netral yang dibumikan
langsung dan BKT instalasi dihubungkan ke elektrode bumi yang secara listrik terpisah
dari elektrode bumi sistem tenaga listrik. T tegangan klasifikasi sistem tegangan adalah
sebagai berikut : a) tegangan ekstra rendah - tegangan dengan nilai setinggi-tingginya 50
V a.b. atau 120 V a.s. CATATAN Tegangan ekstra rendah ialah sistem tegangan yang
aman bagi manusia. b) tegangan rendah (TR) - tegangan dengan nilai setinggi-tingginya
1000 V a.b. atau 1500 V a.s.. c) tegangan di atas 1000 V a.b., yang mencakup : 1)
tegangan menengah (TM), tegangan lebih dari 1 kV sampai dengan 35 kV a.b. digunakan
khususnya dalam sistem distribusi; (medium voltage) – IEC MDE, 1983, p.435 2)
tegangan tinggi (TT), tegangan lebih dari 35 kV a.b. tegangan elektrode tegangan antara
elektrode dan titik acuan yang ditetapkan, biasanya pada katode. CATATAN Kecuali jika
dinyatakan lain, tegangan elektrode diukur pada terminal yang tersedia. tegangan
gangguan tegangan yang timbul antara dua BKT, atau antara BKT dan bumi
acuan/referensi. tegangan langkah bagian tegangan elektrode bumi antara dua titik di
permukaan bumi, yang jaraknya sama dengan
 18. satu langkah biasa. (step voltage) tegangan nominal a) (pada sistem atau
perlengkapan, atau bagian sistem) – nilai tegangan yang lebih kurang sesuai untuk
mengidentifikasi sistem atau gawai. CATATAN 1 : Nilai-nilai nominal dibakukan.
(nominal voltage) – IEV 601 b) (pada instalasi) – tegangan yang diperuntukkan bagi
instalasi atau bagian instalasi. CATATAN 2 : Tegangan aktual boleh berbeda dari
tegangan nominal dengan kuantitas yang dibatasi oleh toleransi. (nominal voltage of an
instalation ) – IEV 826-02-01 tegangan pengenal – (suatu perlengkapan atau gawai)
tegangan yang disyaratkan oleh suatu instalasi atau oleh bagian daripadanya. CATATAN
Tegangan yang sebenarnya boleh berbeda dari tegangan nominal sebesar toleransi yang
diizinkan. tegangan sentuh tegangan yang timbul selama gangguan isolasi antara dua
bagian yang dapat terjangkau dengan serempak. CATATAN : a) Berdasarkan perjanjian,
istilah ini hanya dipakai dalam hubungan dengan proteksi dari sentuh tak langsung. b)
Dalam hal tertentu, nilai tegangan sentuh dapat dipengaruhi cukup besar oleh impedans
orang yang menyentuh bagian tersebut. (touch voltage) – IEC MDE, 1983, p.437, IEV
826-03-02 tegangan sentuh prospektif tegangan sentuh tertinggi yang besar kemungkinan
dapat timbul pada kejadian gangguan dengan impedans sangat kecil mendekati nol dalam
instalasi listrik. (prospective touch voltage) – IEV 826-02-03. tegangan uji tegangan yang
diberikan kepada suatu objek uji untuk menunjukkan sifat isolasi objek tersebut. titik
beban
 19. titik pada sirkit akhir instalasi untuk dihubungkan dengan beban. titik lampu titik
beban yang dimaksudkan untuk dihubungkan beban penerangan seperti lampu, luminair
atau kabel lampu gantung. Teori Dasar Listrik 15:22 HaGe 10Komentar Artikel kali ini
lebih saya tujukan kepada orang awam yang ingin mengenal dan mempelajari teknik
listrik ataupun bagi mereka yang sudah berkecimpung di dalam teknik elektro untuk
sekedar mengingat kembali teori-teori dasar listrik. 1. Arus Listrik adalah mengalirnya
elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan
jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus
listrik adalah Ampere. Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-
), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak
dari terminal negatif (-) ke terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan
dengan arah gerakan elektron. Gambar 1. Arah arus listrik dan arah gerakan elektron. “1
ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 624x10^16 (6,24151 × 10^18) atau
sama dengan 1 Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor” Formula arus
listrik adalah: I = Q/t (ampere)
 20. Dimana: I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere Q = Besarnya muatan listrik,
coulomb t = waktu, detik 2. Kuat Arus Listrik Adalah arus yang tergantung pada banyak
sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan
waktu. Definisi : “Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118
milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik”. Rumus – rumus untuk
menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu: Q=Ixt I = Q/t t = Q/I Dimana
: Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb I = Kuat Arus dalam satuan
Amper. t = waktu dalam satuan detik. “Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus
listrik” “muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip
dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan ”coulomb
(C)”, muatan proton +1,6 x 10^-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10^-19C. Muatan
yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik”
3. Rapat Arus Difinisi : “rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm² luas
penampang kawat”. Gambar 2. Kerapatan arus listrik.
 21. Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas
penampangnya. Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm², maka
kerapatan arusnya 3A/mm² (12A/4 mm²), ketika penampang penghantar mengecil
1,5mm², maka kerapatan arusnya menjadi 8A/mm² (12A/1,5 mm²). Kerapatan arus
berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar dipertahankan sekitar 300°C,
dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar
Arus (KHA). Tabel 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA) Berdasarkan tabel KHA kabel
pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm², 2 inti kabel memiliki KHA 30A, memiliki
kerapatan arus 8,5A/mm². Kerapatan arus berbanding terbalik dengan penampang
penghantar, semakin besar penampang penghantar kerapatan arusnya mengecil. Rumus-
rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan penampang
kawat: J = I/A I=JxA A = I/J Dimana: J = Rapat arus [ A/mm²] I = Kuat arus [ Amp] A =
luas penampang kawat [ mm²] 4. Tahanan dan Daya Hantar Penghantar Penghantar dari
bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan aluminium memiliki daya
hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan atom, setiap atom terdiri proton
dan elektron. Aliran arus listrik merupakan aliran elektron. Elektron bebas yang mengalir
ini mendapat hambatan saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan
elektron denganatom dan ini menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar
memiliki sifat menghambat yang terjadi pada setiap bahan.
 22. Tahanan didefinisikan sebagai berikut : “1 Ω (satu Ohm) adalah tahanan satu kolom
air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan penampang 1 mm² pada temperatur 0° C"
Daya hantar didefinisikan sebagai berikut: “Kemampuan penghantar arus atau daya
hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan yang mempunyai tahanan
yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang
berarti sangat sulit dialiri arus listrik”. Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik
terhadap daya hantar arus: R = 1/G G = 1/R Dimana : R = Tahanan/resistansi [ Ω/ohm] G
= Daya hantar arus /konduktivitas [Y/mho] Gambar 3. Resistansi Konduktor Tahanan
penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas penampangnya dan juga besarnya
tahanan konduktor sesuai hukum Ohm. “Bila suatu penghantar dengan panjang l , dan
diameter penampang q serta tahanan jenis ρ (rho), maka tahanan penghantar tersebut
adalah” : R = ρ x l/q Dimana : R = tahanan kawat [ Ω/ohm] l = panjang kawat [meter/m] l
ρ = tahanan jenis kawat [Ωmm²/meter] q = penampang kawat [mm²]
 23. faktot-faktor yang mempengaruhi nilai resistant atau tahanan, karena tahanan suatu
jenis material sangat tergantung pada : • panjang penghantar. • luas penampang
konduktor. • jenis konduktor . • temperatur. "Tahanan penghantar dipengaruhi oleh
temperatur, ketika temperatur meningkat ikatan atom makin meningkat akibatnya aliran
elektron terhambat. Dengan demikian kenaikan temperatur menyebabkan kenaikan
tahanan penghantar" 5. potensial atau Tegangan potensial listrik adalah fenomena
berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang berbeda potensialnya. dari hal tersebut, kita
mengetahui adanya perbedaan potensial listrik yang sering disebut “potential difference
atau perbedaan potensial”. satuan dari potential difference adalah Volt. “Satu Volt adalah
beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu joule untuk memindahkan
muatan listrik satu coulomb” Formulasi beda potensial atau tegangan adalah: V = W/Q
[volt] Dimana: V = beda potensial atau tegangan, dalam volt W = usaha, dalam newton-
meter atau Nm atau joule Q = muatan listrik, dalam coulomb RANGKAIAN LISTRIK
Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut : 1. Adanya sumber tegangan 2. Adanya alat penghubung 3. Adanya beban
 24. Gambar 4. Rangkaian Listrik. Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan
mengalir melalui beban . Apabila sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke beban R
dan Ampere meter akan menunjuk. Dengan kata lain syarat mengalir arus pada suatu
rangkaian harus tertutup. 1. Cara Pemasangan Alat Ukur. Pemasangan alat ukur Volt
meter dipasang paralel dengan sumber tegangan atau beban, karena tahanan dalam dari
Volt meter sangat tinggi. Sebaliknya pemasangan alat ukur Ampere meter dipasang seri,
hal inidisebabkan tahanan dalam dari Amper meter sangat kecil. “alat ukur tegangan
adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah amperemeter” 2. Hukum Ohm Pada
suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah sebanding dengan tegangan V dan
berbanding terbalik dengan beban tahanan R, atau dinyatakan dengan Rumus : I = V/R
V=RxI R = V/I Dimana; I = arus listrik, ampere V = tegangan, volt R = resistansi atau
tahanan, ohm • Formula untuk menghtung Daya (P), dalam satuan watt adalah: P=IxV
P=IxIxR P = I² x R 3. HUKUM KIRCHOFF Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar
dari arus-arus yang bertemu di satu titik adalah nol (ΣI=0).
 25. Gambar 5. loop arus“ KIRChOFF “ Jadi: I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0 I1 + I4 =
I2 + I3 + I5
 26. Motor Listrik 00:55 HaGe 16Komentar Pada artikel “klasifikasi mesin listrik”, Motor
listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan merupakan sebuah perangkat
elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik
ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan
kompresor, mengangkat bahan, dll di industri dan digunakan juga pada peralatan listrik
rumah tangga (seperti: mixer, bor listrik,kipas angin). Anda dapat melihat animasi prinsip
kerja motor DC ini di sini. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri,
sebab diperkirakan bahwa motormotor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di
industri. Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama (Gambar
1), yaitu: • Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya. • Jika kawat yang
membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu
pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan. •
Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan. • Motor-
motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang
lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang
disebut kumparan medan. Dalam memahami sebuah motor listrik, penting untuk mengerti
apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga
putar/torsi sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat
dikategorikan kedalam tiga kelompok: • Beban torsi konstan, adalah beban dimana
permintaan keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya, namun torsi nya
tidak bervariasi. Contoh beban dengan torsi konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan
pompa displacement konstan. • Beban dengan torsi variabel, adalah beban dengan torsi
yang bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan torsi variabel adalah
pompa sentrifugal dan fan (torsi bervariasi sebagai kwadrat kecepatan). • Beban dengan
energi konstan, adalah beban dengan permintaan torsi yang berubah dan berbanding
terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-
peralatan mesin.
 27. Gambar 1. Prinsip Dasar Kerja Motor Listrik. JENIS MOTOR LISTRIK Bagian ini
menjelaskan tentang dua jenis utama motor listrik: motor DC dan motor AC. Motor
tersebut diklasifikasikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan mekanisme operasi,
dan dijelaskan lebih lanjut dalam bagan dibawah ini. Gambar 2. Klasifikasi Motor
Listrik. 1. Motor DC/Arus Searah Motor DC/arus searah, sebagaimana namanya,
menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC
digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau
percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas. Gambar 3 memperlihatkan
sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama: • Kutub medan. Secara sederhada
digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada
motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang
menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki
dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar
melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih
besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet
menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan. • Dinamo.
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo
 28. yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban.
Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk
oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini
terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo. •
Kommutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah
untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Kommutator juga membantu dalam
transmisi arus antara dinamo dan sumber daya. Gambar 3. Motor DC. Keuntungan utama
motor DC adalah kecepatannya mudah dikendalikan dan tidak mempengaruhi kualitas
pasokan daya. Motor DC ini dapat dikendalikan dengan mengatur: • Tegangan dinamo –
meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan. • Arus medan –
menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan. Motor DC tersedia dalam banyak
ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan
berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang, seperti peralatan mesin
dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik
mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk
penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada
sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan,
flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut: Gaya
elektromagnetik: E = KΦN Torsi: T = KΦIa Dimana: E =gaya elektromagnetik yang
dikembangkan pada terminal dinamo (volt) Φ = flux medan yang berbanding lurus
dengan arus medan N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit) T = torsi
electromagnetik Ia = arus dinamo
 29. K = konstanta persamaan Jenis-Jenis Motor DC/Arus Searah a. Motor DC sumber
daya terpisah/ Separately Excited, Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka
disebut motor DC sumber daya terpisah/separately excited. b. Motor DC sumber daya
sendiri/ Self Excited: motor shunt. Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt)
disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo (A) seperti diperlihatkan dalam
gambar 4. Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan
arus dinamo. Gambar 4. Karakteristik Motor DC Shunt. Berikut tentang kecepatan motor
shunt (E.T.E., 1997): • Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban
(hingga torsi tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar 4) dan oleh karena
itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan
mesin. • Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan
seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus
medan (kecepatan bertambah). c. Motor DC daya sendiri: motor seri. Dalam motor seri,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo (A)
seperti ditunjukkan dalam gambar 5. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus
dinamo. Berikut tentang kecepatan motor seri (Rodwell International Corporation, 1997;
L.M. Photonics Ltd, 2002): • Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM. • Harus dihindarkan
menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal
yang tinggi,
 30. seperti derek dan alat pengangkat hoist (lihat Gambar 5). Gambar 5. Karakteristik
Motor DC Seri. d. Motor DC Kompon/Gabungan. Motor Kompon DC merupakan
gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt)
dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dinamo (A) seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 6. Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal
yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni
persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque
penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50%
menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor
kompon yang standar (12%) tidak cocok (myElectrical, 2005). Gambar 6. Karakteristik
Motor DC Kompon.
 31. 2. Motor AC/Arus Bolak-Balik Motor AC/arus bolak-balik menggunakan arus listrik
yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC
memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor" seperti ditunjukkan dalam
Gambar 7. Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik
berputar untuk memutar as motor. Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC
adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian
ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk
meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi
merupakan motor yang paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah
perawatannya. Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari
harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup
tinggi (sekitar dua kali motor DC). Jenis-Jenis Motor AC/Arus Bolak-Balik a. Motor
sinkron. Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada sistim
frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya
dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk
penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi
dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim,
sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik. Komponen
utama motor sinkron adalah (Gambar 7): • Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron
dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang
sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit
rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang
dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet
lainnya. • Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan
frekwensi yang dipasok. Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh
persamaan berikut (Parekh, 2003): Ns = 120 f / P Dimana: f = frekwensi dari pasokan
frekwensi P= jumlah kutub
 32. Gambar 7. Motor Sinkron. b. Motor induksi. Motor induksi merupakan motor yang
paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena
rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung
disambungkan ke sumber daya AC. Komponen Motor induksi memiliki dua komponen
listrik utama (Gambar 8): • Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor: - Rotor
kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak
slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya
dengan alat cincin hubungan pendek. - Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase,
lapisan ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase
digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin
kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel padanya. • Stator. Stator
dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase.
Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi
geometri sebesar 120 derajat . Klasifikasi motor induksi Motor induksi dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003): • Motor induksi satu fase.
Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu
fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk
menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum
digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan pengering
pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp. • Motor induksi tiga fase. Medan
magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut
memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan
rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan
bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa,
kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3
hingga ratusan Hp.
 33. Gambar 8. Motor Induksi. Kecepatan motor induksi Motor induksi bekerja sebagai
berikut, Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet
ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan
magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menyebabkan
rotor berputar. Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada
kecepatan sinkron namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya
perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya “slip/geseran” yang
meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk
menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser/ slip ring, dan motor tersebut
dinamakan “motor cincin geser/slip ring motor”. Persamaan berikut dapat digunakan
untuk menghitung persentase slip/geseran(Parekh, 2003): % Slip = (Ns – Nb)/Ns x 100
Dimana: Ns = kecepatan sinkron dalam RPM Nb = kecepatan dasar dalam RPM
Hubungan antara beban, kecepatan dan torsi
 34. Gambar 9. Grafik Torsi vs Kecepatan Motor Induksi. Gambar 9 menunjukan grafik
torsi vs kecepatan motor induksi AC tiga fase dengan arus yang sudah ditetapkan. Bila
motor (Parekh, 2003): • Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan
torsi yang rendah (“pull-up torque”). • Mencapai 80% kecepatan penuh, torsi berada pada
tingkat tertinggi (“pull-out torque”) dan arus mulai turun. • Pada kecepatan penuh, atau
kecepatan sinkron, arus torsi dan stator turun ke nol.
 35. • Beranda ingin tahu lebih? Cari artikel yang anda inginkan, dengan memasukkan
kata kunci artikel yang anda cari !!! Telusuri • • Beranda Forum Diskusi Kelistrikan o
Masuk ke Forum Dunia Listrik o Daftar Menjadi Anggota Forum Dunia Listrik
Registrasi E-mail Dapatkan informasi artikel terbaru dari Dunia Listrik. Klik ikon
Einstein untuk mendaftarkan alamat e-mail anda. Kami tidak akan mempublikasikan
alamat e-mail anda kepada pihak manapun. Dijamin ! Jika anda tidak menerima
konfirmasi pendaftaran email dari feedburner. Periksa Kotak SPAM atau BULK E-mail
anda. *** Terima Kasih *** Kategori Artikel • Analisa Sistem Tenaga Listrik
 36. • Animator dan Software • Artikel dan Berita Listrik Nasional • Dasar Teknik Elektro
• Elektronika Daya • Handbook • ilmu Bahan Listrik • Instalasi Penerangan • Mesin
Listrik • Sistem Kontrol • Sistem Pembangkitan dan Konversi Energi • Sistem Proteksi
dan Pentanahan • Sistem Transmisi dan Distribusi • Tokoh Author • • HaGe Rasam
Syamsudin • Arif Uji • Saepudin • Susiono • Chandra MDE Blog Sahabat • • Electrical
Science Electrical Power • 500 kV Sub-Station • Inside Power Station • Teori Medan •
Analisa STL
 37. • montir listrik • TIPTL SMKN1 • TE-Links • Lowongan Kerja • Dunia HaGe 29
April 2009 Prinsip Kerja Generator sinkron 17:01 HaGe 3Komentar Setelah kita
membahas di sini mengenai konstruksi dari suatu generator sinkron, maka artikel kali ini
akan membahas mengenai prinsip kerja dari suatu generator sinkron. Yang akan menjadi
kerangka bahasan kali ini adalah pengoperasian generator sinkron dalam kondisi
berbeban, tanpa beban, menentukan reaktansi dan resistansi dengan melakukan
percobaan tanpa beban (beban nol), percobaan hubung-singkat dan percobaan resistansi
jangkar. Seperti telah dijelaskan pada artikel-artikel sebelumnya, bahwa kecepatan rotor
dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh suatu generator sinkron berbanding
lurus. Gambar 1 akan memperlihatkan prinsip kerja dari sebuah generator AC dengan dua
kutub, dan dimisalkan hanya memiliki satu lilitan yang terbuat dari dua penghantar secara
seri, yaitu penghantar a dan a’. Untuk dapat lebih mudah memahami, silahkan lihat
animasi prinsip kerja generator, di sini. Gambar 1. Diagram Generator AC Satu Phasa
Dua Kutub. Lilitan seperti disebutkan diatas disebut “Lilitan terpusat”, dalam generator
sebenarnya terdiri dari banyak lilitan dalam masing-masing fasa yang terdistribusi pada
masing-masing alur stator dan disebut “Lilitan terdistribusi”. Diasumsikan rotor berputar
searah jarum jam, maka fluks medan rotor bergerak sesuai lilitan jangkar. Satu putaran
rotor dalam satu detik menghasilkan satu siklus per detik atau 1 Hertz (Hz). Bila
kecepatannya 60 Revolution per menit (Rpm), frekuensi 1 Hz. Maka untuk frekuensi f =
60
 38. Hz, rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk kecepatan rotor n rpm, rotor harus
berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila rotor mempunyai lebih dari
1 pasang kutub, misalnya P kutub maka masing-masing revolution dari rotor
menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator. Frekuensi dari tegangan induksi
sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor, dan diformulasikan dengan: Untuk generator
sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing-masing terpisah sebesar 120 derajat
listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti diperlihatkan pada kumparan a –
a’, b – b’ dan c – c’ pada gambar 2. Masing-masing lilitan akan menghasilkan gelombang
Fluksi sinus satu dengan lainnya berbeda 120 derajat listrik. Dalam keadaan seimbang
besarnya fluksi sesaat : ΦA = Φm. Sin ωt ΦB = Φm. Sin ( ωt – 120° ) ΦC = Φm. Sin ( ωt
– 240° ) Gambar 2. Diagram Generator AC Tiga Fasa Dua Kutub Besarnya fluks resultan
adalah jumlah vektor ketiga fluks tersebut adalah: ΦT = ΦA +ΦB + ΦC, yang merupakan
fungsi tempat (Φ) dan waktu (t), maka besar- besarnya fluks total adalah: ΦT = Φm.Sin
ωt + Φm.Sin(ωt – 120°) + Φm. Sin(ωt– 240°). Cos (φ – 240°) Dengan memakai
transformasi trigonometri dari : Sin α . Cos β = ½.Sin (α + β) + ½ Sin (α + β ), maka dari
persamaan diatas diperoleh : ΦT = ½.Φm. Sin (ωt +φ )+ ½.Φm. Sin (ωt – φ) + ½.Φm. Sin
( ωt + φ – 240° )+ ½.Φm. Sin (ωt – φ) +½.Φm. Sin (ωt + φ – 480°) Dari persamaan
diatas, bila diuraikan maka suku kesatu, ketiga, dan kelima akan silang menghilangkan.
Dengan demikian dari persamaan akan didapat fluksi total sebesar, ΦT = ¾ Φm. Sin ( ωt
- Φ ) Weber . Jadi medan resultan merupakan medan putar dengan modulus 3/2 Φ dengan
 39. sudut putar sebesar ω. Maka besarnya tegangan masing-masing fasa adalah : E maks
= Bm. ℓ. ω r Volt dimana : Bm = Kerapatan Fluks maksimum kumparan medan rotor
(Tesla) ℓ = Panjang masing-masing lilitan dalam medan magnetik (Weber) ω =
Kecepatan sudut dari rotor (rad/s) r = Radius dari jangkar (meter) anda dapat juga
membaca artikel yang terkait dengan bahasan kali ini, di: - elektromekanis dalam sistem
tenaga-1, di sini. - elektromekanis dalam sistem tenaga-2, di sini. Generator Tanpa Beban
Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai generator dengan diputar pada
kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka pada kumparan jangkar stator
akan diinduksikan tegangan tanpa beban (Eo), yaitu sebesar: Eo = 4,44 .Kd. Kp. f. φm. T
Volt Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, sehingga tidak
terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If). Bila
besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan keluaran juga akan naik sampai titik
saturasi (jenuh), seperti diperlihatkan pada gambar 3. Kondisi generator tanpa beban bisa
digambarkan rangkaian ekuivalennya seperti diperlihatkan pada gambar 3b. Gambar 3a
dan 3b. Kurva dan Rangkaian Ekuivalen Generator Tanpa Beban Generator Berbeban
Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan terminal V akan
berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan pada: • Resistansi
jangkar Ra • Reaktansi bocor jangkar Xl
 40. • Reaksi Jangkar Xa a. Resistansi Jangkar Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan
terjadinya kerugian tegang/fasa (tegangan jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus
jangkar. b. Reaktansi Bocor Jangkar Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar,
sebagian fluks yang terjadi tidak mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti
ini disebut Fluks Bocor. c. Reaksi Jangkar Adanya arus yang mengalir pada kumparan
jangkar saat generator dibebani akan menimbulkan fluksi jangkar (ΦA ) yang berintegrasi
dengan fluksi yang dihasilkan pada kumparan medan rotor(ΦF), sehingga akan dihasilkan
suatu fluksi resultan sebesar : Interaksi antara kedua fluksi ini disebut sebagai reaksi
jangkar, seperti diperlihatkan pada Gambar 4. yang mengilustrasikan kondisi reaksi
jangkar untuk jenis beban yang berbeda-beda. Gambar 4a, 4b, 4c dan 4d. Kondisi Reaksi
Jangkar. Gambar 4a , memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat generator dibebani
tahanan (resistif) sehingga arus jangkar Ia sefasa dengan GGL Eb dan ΦA akan tegak
lurus terhadap ΦF. Gambar 4b, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat generator
dibebani kapasitif , sehingga arus jangkar Ia mendahului ggl Eb sebesar θ dan ΦA
terbelakang terhadap ΦF dengan sudut (90 -θ). Gambar 4c, memperlihatkan kondisi
reaksi jangkar saat dibebani kapasitif murni yang mengakibatkan arus jangkar Ia
mendahului GGL Eb sebesar 90° dan ΦA akan memperkuat ΦF yang berpengaruh
terhadap pemagnetan. Gambar 4d, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat arus diberi
beban induktif murni sehingga mengakibatkan arus jangkar Ia terbelakang dari GGL Eb
sebesar 90° dan ΦA akan memperlemah ΦF yang berpengaruh terhadap pemagnetan.
Jumlah dari reaktansi bocor XL dan reaktansi jangkar Xa biasa disebut reaktansi Sinkron
Xs. Vektor diagram untuk beban yang bersifat Induktif, resistif murni, dan kapasitif
diperlihatkan pada Gambar 5a, 5b dan 5c.
 41. Gambar 5a, 5b dan 5c. Vektor Diagram dari Beban Generator Berdasarkan gambar
diatas, maka bisa ditentukan besarnya tegangan jatuh yang terjadi, yaitu : Total Tegangan
Jatuh pada Beban: = I.Ra + j (I.Xa + I.XL) = I {Ra + j (Xs + XL)} = I {Ra + j (Xs)} =
I.Zs Menentukan Resistansi dan Reaktansi Untuk bisa menentukan nilai reaktansi dan
impedansi dari sebuah generator, harus dilakukan percobaan (test). Ada tiga jenis test
yang biasa dilakukan, yaitu: • Test Tanpa beban ( Beban Nol ) • Test Hubung Singkat. •
Test Resistansi Jangkar.
 42. Test Tanpa Beban Test Tanpa Beban dilakukan pada kecepatan Sinkron dengan
rangkaian jangkar terbuka (tanpa beban) seperti diperlihatkan pada Gambar 6. Percobaan
dilakukan dengan cara mengatur arus medan (If) dari nol sampai rating tegangan output
terminal tercapai. Gambar 6. Rangkaian Test Generator Tanpa Beban. Test Hubung
Singkat Untuk melakukan test ini terminal generator dihubung singkat, dan dengan
Ampermeter diletakkan diantara dua penghantar yang dihubung singkat tersebut (Gambar
7). Arus medan dinaikkan secara bertahap sampai diperoleh arus jangkar maksimum.
Selama proses test arus If dan arus hubung singkat Ihs dicatat. Gambar 7. Rangkaian Test
Generator di Hubung Singkat. Dari hasil kedua test diatas, maka dapat digambar dalam
bentuk kurva karakteristik seperti diperlihatkan pada gambar 8.
 43. Gambar 8. Kurva Karakteristik Tanpa Beban dan Hubung Singkat sebuah Generator.
Impedansi Sinkron dicari berdasarkan hasil test, adalah: , If = konstatn Test Resistansi
Jangkar Dengan rangkaian medan terbuka, resistansi DC diukur antara dua terminal
output sehingga dua fasa terhubung secara seri, Gambar 9. Resistansi per fasa adalah
setengahnya dari yang diukur. Gambar 9. Pengukuran Resistansi DC. Dalam
kenyataannya nilai resistansi dikalikan dengan suatu faktor untuk menentukan nilai
resistansi AC efektif , eff R . Faktor ini tergantung pada bentuk dan ukuran alur, ukuran
penghantar jangkar, dan konstruksi kumparan. Nilainya berkisar antara 1,2 s/d 1,6 . Bila
nilai Ra telah diketahui, nilai Xs bisa ditentukan berdasarkan persamaan:
 44. Sistem 3 Fasa 20:37 HaGe 11Komentar Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya
daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P
pembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan
yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude dan frekuensi
yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar
120°listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60°, dan dapat
dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D). Gambar 1. sistem 3 fase.
Gambar 1 menunjukkan fasor diagram dari tegangan fase. Bila fasor-fasor tegangan
tersebut berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah berlawanan jarum jam (arah
positif), maka nilai maksimum positif dari fase terjadi berturut-turut untuk fase V1, V2
dan V3. sistem 3 fase ini dikenal sebagai sistem yang mempunyai urutan fasa a – b – c .
sistem tegangan 3 fase dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fase. Hubungan Bintang (Y,
wye) Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu
dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal
a – b – c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap
terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan “fase” atau Vf.
 45. Gambar 2. Hubungan Bintang (Y, wye). Dengan adanya saluran / titik netral maka
besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem
tegangan 3 fase yang seimbang dengan magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari
tegangan fase). Vline = akar 3 Vfase = 1,73Vfase Sedangkan untuk arus yang mengalir
pada semua fase mempunyai nilai yang sama, ILine = Ifase Ia = I b = I c Hubungan
Segitiga Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga
membentuk hubungan segitiga 3 fase. Gambar 3. Hubungan Segitiga (delta, Δ, D).
 46. Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase,
karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama,
maka: Vline = Vfase Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara
kedua arus tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga:
Iline = akar 3 Ifase = 1,73Ifase Daya pada Sistem 3 Fase 1. Daya sistem 3 fase Pada
Beban yang Seimbang Jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya
yang diserap oleh beban 3 fase, diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase.
Pada sistem yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya fase, karena
daya pada tiap-tiap fasenya sama. Gambar 4. Hubungan Bintang dan Segitiga yang
seimbang. Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar θ, maka besarnya daya
perfasa adalah Pfase = Vfase.Ifase.cos θ sedangkan besarnya total daya adalah
penjumlahan dari besarnya daya tiap fase, dan dapat dituliskan dengan, PT = 3.Vf.If.cos θ
• Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase maka
tegangan perfasanya menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama dengan arus
fase, IL = If, maka daya total (PTotal) pada rangkaian hubung bintang (Y) adalah: PT =
3.VL/1,73.IL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ • Dan pada hubung segitiga, dengan besaran
tegangan line yang sama dengan tegangan fasanya, VL = Vfasa, dan besaran arusnya
Iline = 1,73Ifase, sehingga arus perfasanya menjadi IL/1,73, maka daya total (Ptotal)
pada rangkaian segitiga adalah: PT = 3.IL/1,73.VL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ Dari
persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya daya pada
kedua
 47. jenis hubungan adalah sama, yang membedakan hanya pada tegangan kerja dan arus
yang mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi beban yang seimbang. 2. Daya sistem 3
fase pada beban yang tidak seimbang Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang
adalah jumlah phasor dari ketiga tegangan adalah sama dengan nol, begitupula dengan
jumlah phasor dari arus pada ketiga fase juga sama dengan nol. Jika impedansi beban dari
ketiga fase tidak sama, maka jumlah phasor dan arus netralnya (In) tidak sama dengan
nol dan beban dikatakan tidak seimbang. Ketidakseimbangan beban ini dapat saja terjadi
karena hubung singkat atau hubung terbuka pada beban. Dalam sistem 3 fase ada 2 jenis
ketidakseimbangan, yaitu: 1. Ketidakseimbangan pada beban. 2. ketidakseimbangan pada
sumber listrik (sumber daya). Kombinasi dari kedua ketidakseimbangan sangatlah rumit
untuk mencari pemecahan permasalahannya, oleh karena itu kami hanya akan membahas
mengenai ketidakseimbangan beban dengan sumber listrik yang seimbang. Gambar 5.
Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase. Pada saat terjadi gangguan, saluran netral
pada hubungan bintang akan teraliri arus listrik. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3
fase dapat diketahui dengan indikasi naiknya arus pada salahsatu fase dengan tidak wajar,
arus pada tiap fase mempunyai perbedaan yang cukup signifikan, hal ini dapat
menyebabkan kerusakan pada peralatan.
 48. Konfigurasi Hubungan Belitan Transformator 3 fasa 12:44 HaGe 3Komentar Pada
artikel Transformator di sini, telah dibahas mengenai klasifikasi transformator dan
bagianbagian transformator, dan kemudian diikuti dengan artikel selanjutnya tentang
bagian-bagian transformator dan peralatan proteksinya di sini. Rangkaian artikel
mengenai transformator dilengkapi pula dengan artikel mengenai perawatan dan
pemantauan kondisi transformator saat bekerja di sini. Sedangkan artikel kali ini akan
dibahas secara umum, HANYA mengenai hubungan-hubungan belitan pada
transformator 3 fasa. Dan jika anda ingin mengetahui besarnya nilai tegangan, arus dan
daya pada masing-masing hubungan, anda dapat membacanya pada artikel di sini.
Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fase yang disusun
menjadi 3 buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan sekunder. Ada
dua metode utama untuk menghubungkan belitan primer yaitu hubungan segitiga dan
bintang (delta dan wye). Sedangkan pada belitan sekundernya dapat dihubungkan secara
segitiga, bintang dan zig-zag (Delta, Wye dan Zig-zag). Ada juga hubungan dalam
bentuk khusus yaitu hubungan open-delta (VV connection) Konfigurasi Transformator 3
Fasa Transformator hubungan segitiga-segitiga (delta-delta)
 49. Gambar 1. Hubungan delta-delta (segitiga-segitiga). Pada gambar 1 baik belitan
primer dan sekunder dihubungkan secara delta. Belitan primer terminal 1U, 1V dan 1W
dihubungkan dengan suplai tegangan 3 fasa. Sedangkan belitan sekunder terminal 2U, 2V
dan 2W disambungkan dengan sisi beban. Pada hubungan Delta (segitiga) tidak ada titik
netral, yang diperoleh ketiganya merupakan tegangan line ke line, yaitu L1, L2 dan L3.
Dalam hubungan delta-delta (lihat gambar 1), tegangan pada sisi primer (sisi masukan)
dan sisi sekunder (sisi keluaran) adalah dalam satu fasa. Dan pada aplikasinya (lihat
gambar 2), jika beban imbang dihubungkan ke saluran 1-2-3, maka hasil arus keluaran
adalah sama besarnya. Hal ini menghasilkan arus line imbang dalam saluran masukan A-
B-C. Seperti dalam beberapa hubungan delta, bahwa arus line adalah 1,73 kali lebih besar
dari masing-masing arus Ip (arus primer) dan Is (arus sekunder) yang mengalir dalam
lilitan primer dan sekunder. Power rating untuk transformator 3 fasa adalah 3 kali rating
transformator tunggal. Gambar 2. Diagram Hubungan Delta-Delta Transformator 3 Fasa
Dihubungkan Pembangkit Listrik dan Beban (Load) Transformator hubungan bintang-
bintang (wye–wye)
 50. Gambar 3. Hubungan Belitan Bintang-bintang. Ketika transformator dihubungkan
secara bintang-bintang, yang perlu diperhatikan adalah mencegah penyimpangan dari
tegangan line ke netral (fase ke netral). Cara untuk mencegah menyimpangan adalah
menghubungkan netral untuk primer ke netral sumber yang biasanya dengan cara
ditanahkan (ground), seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Cara lain adalah dengan
menyediakan setiap transformator dengan lilitan ke tiga, yang disebut lilitan ” tertiary”.
Lilitan tertiary untuk tiga transformator dihubungkan secara delta seperti ditunjukkan
pada Gambar 5, yang sering menyediakan cabang yang melalui tegangan dimana
transformator dipasang. Tidak ada beda fasa antara tegangan line transmisi masukan dan
keluaran (primer & sekunder) untuk transformator yang dihubungkan bintang-bintang.
Gambar 4. Hubungan bintang-bintang. Gambar 5. Hubungan Bintang-bintang dengan
belitan tertier. Transformator hubungan segitiga-bintang (delta-wye) Pada hubungan
segitiga-bintang (delta-wye), tegangan yang melalui setiap lilitan primer adalah sama
dengan tegangan line masukan. Tegangan saluran keluaran adalah sama dengan 1,73 kali
tegangan sekunder yang melalui setiap transformator. Arus line pada phasa A, B dan C
adalah 1,73 kali arus pada lilitan sekunder. Arus line pada fasa 1, 2 dan 3 adalah sama
dengan arus pada lilitan sekunder.
 51. Gambar 6. Hubungan Segitiga-Bintang (Delta-wye) Hubungan delta-bintang
menghasilkan beda fasa 30° antara tegangan saluran masukan dan saluran transmisi
keluaran. Maka dari itu, tegangan line keluaran E12 adalah 30° mendahului tegangan line
masukan EAB, seperti dapat dilihat dari diagram phasor. Jika saluran keluaran memasuki
kelompok beban terisolasi, beda fasanya tidak masalah. Tetapi jika saluran dihubungkan
paralel dengan saluran masukan dengan sumber lain, beda phasa 30° mungkin akan
membuat hubungan paralel tidak memungkinkan, sekalipun jika saluran tegangannya
sebaliknya identik. Keuntungan penting dari hubungan bintang adalah bahwa akan
menghasilkan banyak isolasi/penyekatan yang dihasilkan di dalam transformator. Lilitan
HV (high Voltage/tegangan tinggi) telah diisolasi/dipisahkan hanya 1/1,73 atau 58% dari
tegangan saluran. Gambar 8. Skema Diagram Hubungan Delta-Bintang dan Diagram
Phasor Transformator hubungan segitiga terbuka (open-delta) Hubungan open-delta ini
untuk merubah tegangan sistem 3 fasa dengan menggunakan hanya 2 transformator yang
dihubungkan secara open–delta. Rangkaian open–delta adalah identik dengan rangkaian
delta–delta, kecuali bahwa satu transformer tidak ada. Bagaimanapun, hubungan
opendelta jarang digunakan sebab hanya mampu dibebani sebesar 86.6% (0,577 x 3 x
rating trafo) dari kapasitas transformator yang terpasang.
 52. Gambar 7. Hubungan Open Delta. Sebagai contoh, jika 2 transformator 50 kVA
dihubungkan secara open–delta, kapasitas transformator bank yang terpasang adalah jelas
2x50 = 100kVA. karen terhubung open-delta, maka transformator hanya dapat dibebani
86.6 kVA sebelum transformator mulai menjadi overheat (panas berlebih). Hubungan
open–delta utamanya digunakan dalam situasi darurat. Maka, jika 3 transformator
dihubungkan secara delta–delta dan salah satunya rusak dan harus
diperbaiki/dipindahkan, maka hal ini memungkinkan Transformator hubungan Zig-zag
Transformator dengan hubungan Zig-zag memiliki ciri khusus, yaitu belitan primer
memiliki tiga belitan, belitan sekunder memiliki enam belitan dan biasa digunakan untuk
beban yang tidak seimbang (asimetris) - artinya beban antar fasa tidak sama, ada yang
lebih besar atau lebih kecil- Gambar 9. Hubungan Bintang-zigzag (Yzn5)
 53. Gambar 9 menunjukkan belitan primer 20 KV terhubung dalam bintang L1, L2 dan
L3 tanpa netral N dan belitan sekunder 400 V merupakan hubungan Zig-zag dimana
hubungan dari enam belitan sekunder saling menyilang satu dengan lainnya. Saat beban
terhubung dgn phasa U dan N arus sekunder I2 mengalir melalui belitan phasa phasa U
dan phasa S. Bentuk vektor tegangan Zig-zag garis tegangan bukan garis lurus,tetapi
bergeser dengan sudut 60°. Tentang Panas Bumi 00:54 Dunia Listrik No comments
Energi Geo (Bumi) thermal (panas) berarti memanfaatkan panas dari dalam bumi. Inti
planet kita sangat panas- estimasi saat ini adalah,500°C (9,932° F)- jadi tidak
mengherankan jika tiga meter teratas permukaan bumi tetap konstan mendekati 10°C-
16°C (50°F-60°F) setiap tahun. Berkat berbagai macam proses geologi, pada beberapa
tempat temperatur yang lebih tinggi dapat ditemukan di beberapa tempat.
 54. Menempatkan panas untuk bekerja Dimana sumber air panas geothermal dekat
permukaan, air panas itu dapat langsung dipipakan ke tempat yang membutuhkan panas.
Ini adalah salah satu cara geothermal digunakan untuk air panas, menghangatkan rumah,
untuk menghangatkan rumah kaca dan bahkan mencairkan salju di jalan. Bahkan di
tempat dimana penyimpanan panas bumi tidak mudah diakses, pompa pemanas tanah
dapat membahwa kehangatan ke permukaan dan kedalam gedung. Cara ini bekerja
dimana saja karena temparatur di bawah tanah tetap konstan selama tahunan. Sistem yang
sama dapat digunakan untuk menghangatkan gedung di musim dingin dan mendinginkan
gedung di musim panas. Pembangkit listrik Pembangkit Listrik tenaga geothermal
menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai
cadangan panas bumi yang sangat panas. Beberapa pembangkit listrik ini menggunakan
panas dari cadangan untuk secara langsung menggerakan turbin. Yang lainnya memompa
air panas bertekanan tinggi ke dalam tangki bertekanan rendah. Hal ini menyebabkan
"kilatan panas" yang digunakan untuk menjalankan generator turbin. Pembangkit listrik
paling baru menggunakan air panas dari tanah untuk memanaskan cairan lain, seperti
isobutene, yang dipanaskan pada temperatur rendah yang lebih rendah dari air. Ketika
cairan ini menguap dan mengembang, maka cairan ini akan menggerakan turbin
generator. Keuntungan Tenaga Panas Bumi Pembangkit listrik tenaga Panas Bumi
hampir tidak menimpulkan polusi atau emisi gas rumah kaca. Tenaga ini juga tidak
berisik dan dapat diandalkan. Pembangkit listik tenaga geothermal menghasilkan listrik
sekitar 90%, dibandingkan 65-75 persen pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Sayangnya, bahkan di banyak negara dengan cadangan panas bumi melimpah, sumber
energi terbarukan yang telah terbukti ini tidak dimanfaatkan secara besar-besaran.
sumber: greenpiece indonesia Isu Pemanasan Global
 55. Pemanasan global dan polusi dan pembakaran bahan bakar fosil yang menyebabkan
bahwa ada ancaman di seluruh dunia. Selimut ini polusi dunia, perangkap panas dan
membuat efek rumah kaca yang mempengaruhi atmosfir bumi. Semua ini berdampak
pada persediaan air bersih, kesehatan masyarakat, pertanian, pantai, hutan, dan banyak
lagi. Energi bersih, terbaharukan dan ramah lingkungan Panas Bumi adalah sumber
energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral
ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu
sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.
Pemanfaatan panas bumi relatif ramah lingkungan, terutama karena tidak memberikan
kontribusi gas rumah kaca, sehingga perlu didorong dan dipacu perwujudannya;
pemanfaatan panas bumi akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak
sehingga dapat menghemat cadangan minyak bumi Potensi energi panas bumi di
Indonesia mencakup 40% potensi panas bumi dunia, tersebar di 251 lokasi pada 26
propinsi dengan total potensi energi 27.140 MW atau setara 219 Milyar ekuivalen Barrel
minyak. Kapasitas terpasang saat ini 1.194 atau 4% dari seluruh potensi yang ada.
sumber: PERTAMINA GeoThermal Energy PANAS BUMI DI INDONESIA:
PROBLEM SOLVER ATAU PROBLEM MAKER? Kalau kita membaca judul di atas,
terbayang betapa berat beban yang harus ditanggung pihakpihak yang terkait dengan
pengembangan panas bumi. Dari sekian banyak stakeholders
 56. pengembangan panas bumi, paling tidak ada 3 pihak utama, yaitu pengembang panas
bumi, PLN sebagai pembeli dan pemerintah sebagai regulator. Mengapa sampai ada
pertanyaan di atas? Ini dikarenakan banyak pihak yang berpendapat, yang
mengisyaratkan ketidakyakinan, apakah pengembangan panas bumi merupakan langkah
yang strategis, tepat, dan ekonomis buat Negara ataukah malah sebaliknya, akan
memberikan beban kepada Negara ini. Meskipun pada sisi yang lain, banyak pihak juga
yang optimis bahwa panas bumi akan memberikan solusi terhadap kekurangan pasokan
listrik nasional. Pertanyaan yang sering diutarakan adalah pada harga beli listrik berapa
yang harus ditanggung oleh PLN. Panas Bumi Seperti diketahui dari data Pemerintah,
bahwa Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 40% cadangan dunia, yaitu
mencapai 27.000 MW. Jumlah yang sangat besar apabila dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk penyediaan listrik nasional. Sampai sejauh ini,
pemanfaatannya hanya sebesar 1.196 MW (4.4%) saja yang berasal dari 7 pembangkit
listrik yaitu di Jawa, Sulawesi dan Sumatera Utara. Mengapa baru sebesar itu? Dalam
kebijakan energy-mix ditargetkan bahwa pada tahun 2025, Indonesia harus sudah dapat
memanfaatkan panas bumi sebagai sumber energi minimum 5% (atau lebih dari 1.350
MW) terhadap konsumsi energi nasional. Berdasarkan milestone-nya, sesuai yang
termuat dalam Blue Print Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025, diperlukan
penambahan lebih dari 5.000 MW Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP)
sebelum tahun 2015. Hal ini kemudian tertuang dalam Rencana Proyek Kelistrikan
10.000 MW Tahap Kedua antara tahun 2010-2015. Panas Bumi di Indonesia Dari
beberapa artikel yang Penulis baca, kebutuhan listrik nasional akan meningkat antara 6-
10% per tahun. Dari data PLN Jawa Bali, beban puncak dari Januari sampai dengan April
2010 berkisar antara 14.000-17.000 MW (80% dari beban nasional). Apabila dihitung
rata-rata sebesar 16.000 MW, maka kebutuhan listrik nasional saat ini menjadi sekitar
20.000 MW. Rata-rata margin cadangan listrik nasional saat ini adalah 20% sedangkan
persentase margin yang ideal diasumsikan sebesar 35%. Dengan mempertimbangkan
kehilangan listrik secara nasional ratarata sebesar 10% (tahun 2009), maka jumlah listrik
yang harus tersedia pada kuartal pertama 2010 menjadi sekitar 29.000 MW. Tingkat
elektrifikasi nasional sampai dengan Oktober 2009 baru sebesar 64% (masih di bawah
50% untuk Indonesia bagian timur, sedang Jakarta hampir 100%). Target PLN adalah
80% pada tahun 2014, terutama akan tercapai dengan masuknya pengusahaan listrik oleh
swasta. Bagaimana kebutuhan listrik nasional sebesar itu dapat terpenuhi? Direktur
Utama PT PLN (Persero) sebelum Dahlan Iskan, Fahmi Mochtar pernah mengatakan
bahwa ada 4 tantangan utama yang menjadi penghambat percepatan penyediaan energi
listrik nasional yaitu keseimbangan antara supply dan demand, tarif dan subsidi,
optimalisasi "fuel mix" serta keamanan penyediaan energi primer. Dari situs Berita
Indonesia, April 2009, kapasitas pembangkitan pada tahun 2009 adalah sebesar 29.705
MW (Jawa-Bali 22.302 MW dan di luar Jawa-Bali sebesar 7.403 MW). Dari data ini
dapat dilihat bahwa margin cadangan listrik yang kita punyai relatif kecil. Inilah salah
satu penyebab mengapa masih sering terjadi shortage listrik di Jawa-Bali.
 57. Kamojang Sejauh mana cadangan energi nasional mampu menjawab tantangan
kebutuhan listrik di atas? Menurut dokumen Departemen Energi Dan Sumber Daya
Mineral, Siaran Pers Nomor 24/HUMAS DESDM/2008 pada bulan April 2008 tentang
Membangun Ketahanan Energi Nasional, disebutkan bahwa pada April 2008, cadangan
dan produksi energi Indonesia terdiri dari Minyak Bumi dengan sumber daya 56,6 miliar
barel, cadangan 8,4 miliar barel, produksi 348 juta barel dan rasio cadangan/produksi 24
tahun. Gas bumi dengan sumber daya 334,5 TSCF, cadangan 165 TSCF, produksi 2,79
TSCF dan rasio cadangan/produksi 59 tahun. Batubara dengan sumber daya 90,5 miliar
ton, cadangan 18,7 miliar ton dan produksi 201 juta ton, sedangkan rasio
cadangan/produksi 93 tahun. Coal Bed Methane (CBM) dengan sumber daya 453 TSCF.
Tenaga air 75,67 GW, panas bumi 27 GW, mikro hydro 0,45 GW, biomass 49,81 GW,
tenaga surya 4,8 kWh/m2/day, tenaga angin 9,29 GW dan uranium 3 GW untuk 11 tahun
(hanya di Kalan, Kalimantan Barat). Dari cadangan yang tersisa, bahan bakar fosil akan
habis dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dengan mengandalkan sumber energi dari
fosil maka akan ada ketergantungan yang tinggi terhadap harga pasar dan kehilangan
kesempatan untuk mendapatkan pendapatan/devisa dari ekspor bahan bahan bakar fosil
tersebut karena pemanfaatan di dalam negeri. Panas bumi mempunyai keunikan secara
alami yang tidak dipunyai oleh sebagian besar jenis energi yang lain, diantaranya adalah
bahwa hasil dari panas bumi tidak dapat di-ekspor, hanya dapat dimanfaatkan di lokasi
asal panas bumi tersebut dihasilkan, ramah lingkungan untuk mendukung usaha
pemerintah merespon isu global warming, merupakan energi terbarukan, pengusahaannya
tidak memerlukan lahan yang luas, tingkat keandalan pembangkit yang tinggi sehingga
menjadi dapat alternative base-load dari PLN, bebas dari risiko kenaikan harga bahan
bakar fosil, tidak tergantung dari cuaca, dan pada akhirnya dapat menggantikan sebagian
dari bahan bakar fosil yang makin habis. Pengusahaan panas bumi mempunyai keunikan
dibandingkan dengan energi yang lain. Produksi dari pengusahaan hulu adalah uap panas
yang sebagian besar akan dipakai untuk menggerakkan sudu-sudu pembangkit listrik.
Kapasitas dan jenis pembangkit listrik dirancang dengan mempertimbangkan parameter-
parameter tertentu; terutama karakteristik uap, cadangan yang tersedia di reservoir,
kemampuan produksi uap per sumur, dan kondisi lokasi untuk tempat pembangkit. Hal-
hal tersebut akan menentukan besarnya investasi yang akan ditanamkan. Skema
pengusahaan dari hulu (produksi uap) ke hilir (produksi listrik) ini dikenal dengan skema
total project. Pengusahaan dapat juga mengusahakan produksi uapnya saja, kemudian
dijual ke pihak lain seperti yang terjadi di wilayah Gunung Salak, Drajat dan Lahendong.
Pada saat ini investor secara umum lebih tertarik dengan skema pengembangan total
project. Hal ini dapat dipahami karena dengan skema total project, pengembang dapat
menjamin kepastian tidak adanya keterlambatan pemanfaatan produksi uap menjadi
listrik. Namun demikian, baik skema parsial maupun total project, pengembang haruslah
mendapatkan kepastian bahwa produksi uap dan
 58. listriknya dibeli dengan harga yang wajar oleh pembeli, dalam hal ini PLN. Karena
PLN adalah pembeli tunggal listrik hasil pengusahaan tersebut, maka wajar apabila
sebelum pengembang memutuskan suatu investasi, mulai dari mengikuti lelang wilayah
panas bumi, eksplorasi dan eksploitasi, sudah harus diketahui berapa harga listrik yang
akan diterima kalau berhasil memproduksi uap dan listrik. Hal ini berbeda dengan
pengusahaan batubara dan migas, yang hasil produksinya dapat dijual bebas ke pasar
dengan harga pasar. Karena itu dengan adanya beberapa lelang WKP yang melelangkan
harga jual listrik sebagai penentu, dapat dikatakan sebagai langkah terobosan Pemerintah
untuk mempercepat proses pembangunan pembangkit listrik panas bumi. Penentuan
harga beli listrik ini sempat lama ditunggu oleh para pengembang, dan setelah melalui
beberapa perubahan peraturan, akhirnya Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri
ESDM Nomor 32/2009 pada tanggal 4 Desember 2009, yang menetapkan harga patokan
tertinggi pembelian tenaga listrik oleh PLN dari pembangkit listrik tenaga panas bumi
sebesar 9,70 sen US$/Kwh. Harga ini sama dengan harga beli listrik yang diusulkan oleh
API (Asosiasi Panas Bumi Indonesia), namun lebih tinggi dari usulan PLN yaitu sebesar
7,6 sen US$/Kwh. Usulan API dibarengi dengan rekomendasi bahwa project IRR yang
menarik untuk pengembang adalah 16%, lebih tinggi dibandingkan dengan usulan PLN
sebesar 12%. JICA/BKF-DEPKEU melakukan kajian harga beli listrik panas bumi dan
hasilnya adalah sebesar 11,9 sen US$/Kwh. Perbandingan yang lebih lengkap dapat
dilihat pada tabel di bawah ini. Apakah besaran maksimum harga beli di atas memberikan
dampak positif sehingga membuat para pengembang tertarik dan segera menanamkan
investasi? Dari beberapa kesempatan dan berdasarkan uraian di beberapa media,
nampaknya pengembang dapat menerima ceiling price yang dikeluarkan, namun masih
menyisakan kebimbangan; diantaranya adalah apakah PLN akan membeli listrik dengan
hasil lelang WKP? Bagaimana dengan key terms and conditions dari Electricity Sales
Contract-nya (ESC)? PLN dalam banyak kesempatan masih meyakini bahwa harga beli
listrik panas bumi seharusnya sama atau lebih rendah dari batubara. Masih menurut studi
JICA (West JEC), harga beli listrik batubara berfluktuasi tergantung dari harga pasar
batubara. Pada harga pasar tertentu, harga beli listrik dari batubara memang masih lebih
rendah dari harga beli listrik panas bumi. Dengan memakai harga listrik panas bumi hasil
studi JICA, sepanjang harga pasar batubara tidak lebih dari US$ 135 per ton, maka harga
beli listrik batubara masih lebih rendah dari harga beli listrik panas bumi. Hal ini tentu
menyisakan pertanyaan apakah harga batubara dapat bertahan di bawah harga tersebut
dalam 30 tahun ke depan seiring dengan makin menipisnya cadangannya? Bagaimana
dampaknya terhadap ketahanan dan swasembada energi nasional? Tabel 1: Harga
Pembelian PLTP dengan Kapasitas 110 MW (Base Price, sen US$/Kwh) Tabel 2: Harga
Listrik Pembangkit Batubara (PLTU) Hasil Studi JICA (West JEC)
 59. Dengan memperhitungan keunikan panas bumi, JICA (West JEC) menyatakan bahwa
totalbiaya pembangkit listrik PLTU (batubara) adalah sen 17,7 sen US$/kwh, lebih mahal
sebesar 5,8 sen US$ per kwh dibandingkan dengan panas bumi. Perbedaan ini disebabkan
oleh selisih efisiensi pembangkit, kesempatan mendapatkan devisa dari ekspor batubara,
selisih pendapatan pajak serta biaya lingkungan yang harus dibebankan untuk
pengusahaan batubara. Apakah harga beli listrik panas bumi sebesar di atas tidak
memberikan beban subsisi yang semakin besar ke Negara? Memang, banyak pihak yang
mengatakan bahwa sejalan dengan pengembangan panas bumi sebagai sumber tenaga
listrik, maka biaya subsidi yang akan ditanggung Negara akan meningkat. Hal ini tidak
tepat. Seperti diketahui bahwa BPP (Biaya Pokok Penyediaan) PLN tahun 2009 adalah
sebesar US$ 10 sen sedangkan harga tertinggi listrik panas bumi yang ditetapkan adalah
US$ 9,7 sen. Sehingga harga beli listrik pada lokasi yang sama (electricity grid) panas
bumi secara nasional masih lebih rendah dari BPP. Dengan berjalannya waktu dan
dengan terambilnya porsi listrik dari tenaga diesel yang tergantikan oleh sumber panas
bumi misalnya, maka BPP tentu akan turun sehingga harga beli listrik panas bumi tidak
lagi lebih rendah dari BPP. Dari semua uraian di atas, Penulis berpendapat bahwa
pengusahaan tenaga listrik dari panas bumi merupakan salah satu solusi yang tepat;
terutama untuk menambah tingkat elektrifikasi nasional, meningkatkan ketahanan Negara
dan swasembada di bidang listrik karena pemanfaatan sumberdaya lokal yang secara
karakteristik harus dimanfaatkan di tempat (non-exportable), mendukung penuh upaya
Negara dalam menurunkan efek global warming, dan di atas semua itu, pemanfaatan
sumberdaya panas bumi, secara integral, tidak memberikan beban subsidi yang lebih
besar kepada Negara. Salah satu kunci sukses percepatan pengembangan sumberdaya
panas bumi adalah response yang cepat dari PLN dalam pencapaian kesepakatan dengan
para pengembang PLTP, baik dari sisi harga beli listrik maupun dalam kesepakatan
ketentuanketentuan dan kondisi-kondisi yang penting dalam kontrak pembelian listrik.
Dan pada akhirnya, kelengkapan dan ketersediaan peraturan-peraturan pendukung secara
cepat dan akurat tentu sangat diperlukan oleh PLN dan para pengembang untuk bersama-
sama memajukan bangsa dan Negara ini.
 60. kalkulasi tegangan jatuh listrik 22:32 Dunia Listrik No comments Apa arti praktis
kalkulasi tegangan jatuh listrik bagi seorang perencana listrik ketenagaan? Kalkulasi ini
adalah sama artinya dengan perencanaan ukuran-ukuran kabel daya dan sistem proteksi
listrik ketenagaan yang aman suatu bangunan atau utilitas plant. Contohnya jika seorang
insinyur listrik diminta untuk merancang ukuran kabel 3-fasa untuk suatu pompa
submersible listrik 150 HP, 380 V yang akan digunakan sebagai pompa banjir( katakan
banjir lumpur Porong Sidoarjo). Pompa tersebut berjarak 125 meter dari sumber
listriknya(atau panel induknya), berapa ukuran kabel yang aman, tidak panas tetapi
ekonomis, kemudian berapa ukuran rating pemutus tenaga (Circuit Breaker atau Fuse)
agar dapat memproteksi kabel secara aman terhadap beban lebih. Seorang mahasiswa
calon insinyur atau ahli madya yang serius belajar disiplin ilmunya seharusnya
menguasai program spread-sheet excel sehingga kalkulasi kelistrikan secara umum
 61. akan lebih cepat difahami, dilatih, dan diingat terus sebagai pegangan bagi seorang
praktisi listrik ketenagaan. Karena variabel-variabel ukuran kabel yang banyak, dan
pembebanan arus yang juga bervariasi tergantung dari kebutuhan beban listrik, maka
menggunakan program excel adalah merupakan keharusan. Berikut ini bentuk formulasi
dasar tegangan jatuh dalam bentuk format excel/ppt yang dapat dikembangkan lebih jauh
untuk aplikasi yang berbeda. Kalkulasi tegangan jatuh listrik sebenarnya berdasarkan
hukum Ohm kemudian ditambahkan faktor reaktansi (induktif atau kapasitif) dan faktor
daya, maka formulasinya untuk aplikasi tegangan rendah sampai tegangan menengah 20
KV dapat ditulis sbb : Tegangan jatuh = 1.732*R*I*cos f + 1.732*X*I*sin f dimana
1.732 adalah hasil akar 3 ( beban 3-fasa), I adalah arus beban, R adalah resistansi arus
bolak-balik AC ( bukan arus searah DC) , X adalah reaktansi induktif, dan cos f adalah
faktor daya. Kemudian data-data resistansi kabel dapat dicari dari buku katalog
spesifikasi kabel seperti Supreme, Kabel Metal, Kabelindo, Tranka, Voksel yang bisa
diminta langsung ke fabrikannya atau produk luar negeri untuk industri perminyakan
seperti Pirelli atau Okonite. Data resistansi kabel pada umumnya disajikan dalam bentuk
satuan Ohm per-kilometer sebagai resistansi arus searah DC, artinya resistansi terbaca
jika kita mengukur dengan alat ukur Ohm-meter. Yang kita perlukan adalah resistansi AC
(arus bolak-balik), kalau ditampilkan resistansi AC pada suhu 90 derajat Celsius maka
resistansinya menjadi lebih besar. Umumnya suhu inti konduktor kabel yang diizinkan
adalah 70 derajat Celsius, jadi resistansinya lebih kecil dari tabel. Rumus tegangan jatuh
diatas dapat diaplikasikan untuk arus searah DC maka faktor daya = 1 sehingga
formulasinya untuk kabel 2 jalur adalah Tegangan jatuh = 2*R*I dimana R adalah
resistansi DC ( hasil pengukuran alat Ohm-meter) dan I adalah arus searah DC. Berapa
jatuh tegangan kerja yang diizinkan. Jika tegangan rumah 220 Volt dan misalnya kita
menerima dari sumber PLN hanya 200 Volt berari jatuh tegangan 10%, maka hal ini akan
mengganggu performance motor listrik mesin pendingin (Air Conditioner atau Kulkas)
atau pompa air. Jatuh tegangan maksimum 5% dari sumber ke beban konsumen masih
dapat diterima sistem (misalnya sumber 400 Volt dan kita sebagai konsumen menerima
tegangan kerja setelah dibebani sebesar 380 Volt), tetapi untuk perencanaan terkadang
ada yang menetapkan 2,5 %, tergantung untuk aplikasi dimana dan semuanya akan
mempengaruhi total biaya instalasi listrik. Sebagai referensi online, pembaca dapat meng-
click link-link situs Okonite atau General Electric untuk studi perbandingan aplikasi
tegangan jatuh, tetapi ingat rating tegangan listrik Amerika berbeda dengan Indonesia,
jadi kita harus mengkonversikan dahulu dan pula mereka menggunakan standar ukuran
kabel AWG( lihat tabel konversi AWG dan mm2 dibawah). Silahkan pembaca melatih
formulasi tegangan jatuh ini dengan excel dengan data dari berbagai sumber dan silahkan
dikembangkan lebih jauh. sumber: http://www.geocities.com/kelistrikan/powercable.htm
(situs sudah tidak dapat dibuka karena yahoo geocities sudah menghentikan pelayanan
gratisnya)
 62. • Beranda ingin tahu lebih? Cari artikel yang anda inginkan, dengan memasukkan
kata kunci artikel yang anda cari !!! Telusuri • • Beranda Forum Diskusi Kelistrikan
 63. o Masuk ke Forum Dunia Listrik o Daftar Menjadi Anggota Forum Dunia Listrik
Registrasi E-mail Dapatkan informasi artikel terbaru dari Dunia Listrik. Klik ikon
Einstein untuk mendaftarkan alamat e-mail anda. Kami tidak akan mempublikasikan
alamat e-mail anda kepada pihak manapun. Dijamin ! Jika anda tidak menerima
konfirmasi pendaftaran email dari feedburner. Periksa Kotak SPAM atau BULK E-mail
anda. *** Terima Kasih *** Kategori Artikel • • Analisa Sistem Tenaga Listrik Animator
dan Software • Artikel dan Berita Listrik Nasional • Dasar Teknik Elektro • Elektronika
Daya • Handbook • ilmu Bahan Listrik • Instalasi Penerangan • Mesin Listrik • Sistem
Kontrol • Sistem Pembangkitan dan Konversi Energi • Sistem Proteksi dan Pentanahan •
Sistem Transmisi dan Distribusi
 64. • Tokoh Author • • HaGe Rasam Syamsudin • Arif Uji • Saepudin • Susiono •
Chandra MDE Blog Sahabat • • Electrical Science Electrical Power • 500 kV Sub-Station
• Inside Power Station • Teori Medan • Analisa STL • montir listrik • TIPTL SMKN1 •
TE-Links • Lowongan Kerja • Dunia HaGe 27 August 2010 Karakteristik Beberapa Jenis
Bahan Penghantar Listrik 19:00 Dunia Listrik 2Komentar
 65. Seperti telah kita ketahui, bahwa untuk pelaksanaan penyaluran energi listrik dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu berupa saluran udara dan kabel tanah. Pada saluran
Udara, terutama hantaran udara telanjang biasanya banyak menggunakan kawat
penghantar yang terdiri atas: kawat tembaga telanjang (BCC, singkatan dari Bare Cooper
Cable), Aluminium telanjang (AAC, singkatan dari All Aluminium Cable), Campuran
yang berbasis aluminium (Al-Mg-Si), Aluminium berinti baja (ACSR, singkatan dari
Aluminium Cable Steel Reinforced) dan Kawat baja yang berisi lapisan tembaga (Cooper
Weld). Sedangkan pada saluran kabel tanah, biasanya banyak menggunakan kabel
dengan penghantar jenis tembaga dan aluminium, perkembangan yang sangat dominan
pada saluran kabel tanah adalah dari sisi bahan isolasinya, dimana pada saat awal banyak
menggunakan isolasi berbahan kertas dengan perlindungan mekanikal berupa timah
hitam, kemudian menggunakan minyak ( jenis kabel ini dinamakan GPLK atau
Gewapend Papier Lood Kabel yang merupakan standar belanda dan NKBA atau Normal
Kabel mit Bleimantel Aussenumheullung yang merupakan standar jerman, dan jenis
bahan isolasi yang terkini adalah isolasi buatan berupa PVC (Polyvinyl Chloride) dan
XLPE (Cross-Linked Polyethylene). Jenis bahan isolasi PVC dan XLPE pada saat ini
telah berkembang pesat dan merupakan bahan isolasi yang andal. Di waktu yang lalu,
bahan yang banyak digunakan untuk saluran listrik adalah jenis tembaga (Cu). Namun
karena harga tembaga yang tinggi dan tidak stabil bahkan cenderung naik, aluminium
mulai dilirik dan dimanfaatkan sebagai bahan kawat saluran listrik, baik saluran udara
maupun saluran kabel tanah. Lagipula, kawat tembaga sering dicuri karena bahannya
dapat dimanfaatkan untuk pembuatan berbagai produk lain. Suatu ikhtisar akan
disampaikan dibawah ini mengenai berbagai jenis logam atau campurannya yang dipakai
untuk kawat saluran listrik, yaitu: • Tembaga elektrolitik, yang harus memenuhi beberapa
syarat normalisasi, baik mengenai daya hantar listrik maupun mengenai sifat-sifat
mekanikal. • Brons, yang memiliki kekuatan mekanikal yang lebih besar, namun
memiliki daya hantar listrik yang rendah. Sering dipakai untuk kawat pentanahan. •
Aluminium, yang memiliki kelebihan karena materialnya ringan sekali. Kekurangannya
adalah daya hantar listrik agak rendah dan kawatnya sedikit kaku. Harganya sangat
kompetitif. Karenanya merupakan saingan berat bagi tembaga, dan dapat dikatakan
bahwa secara praktis
 66. kini mulai lebih banyak digunakan untuk instalasi-instalasi listrik arus kuat yang baru
dari pada menggunakan tembaga. • Aluminium berinti baja, yang biasanya dikenal
sebagai ACSR (Aluminium Cable Steel Reinforced), suatu kabel penghantar aluminium
yang dilengkapi dengan unit kawat baja pada inti kabelnya. Kawat baja itu diperlukan
guna meningkatkan kekuatan tarik kabel. ACSR ini banyak digunakan untuk kawat
saluran hantar udara. • Aldrey, jenis kawat campuran antara aluminium dengan silicium
(konsentrasinya sekitar 0,4 % – 0,7 %), Magnesium (konsentrasinya antara 0,3 % - 0,35
%) dan ferum (konsentrasinya antara 0,2 % - 0,3 %). Kawat ini memiliki kekuatan
mekanikal yang sangat besar, namun daya hantar listriknya agak rendah. • Cooper-weld,
suatu kawat baja yang disekelilingnya diberi lapisan tembaga. • Baja, bahan yang paling
banyak digunakan sebagai kawat petir dan juga sebagai kawat pentanahan. Berdasarkan
ikhtisar diatas, dapat dikatakan bahwa bahan yang terpenting untuk saluran penghantar
listrik adalah tembaga dan aluminium, sehingga kedua bahan tersebut banyak digunakan
sebagai kawat pengantar listrik, baik saluran hantar udara maupun kabel tanah. Untuk
pembahasan lebih detail mengenai bahan penghantar listrik, dapat dibaca pada artikel
berikut: “Ilmu Bahan Listrik Dasar” , "Konduktor" dan “Electrical Power Cable
Engineering” atau kunjungi label artikel: "Ilmu Bahan Listrik" Dasar Elektronika Daya -
bagian 1 09:43 HaGe No comments
 67. Pada Sistem Tenaga Listrik terdapat penggunaan komponen elektronika yang
umumnya dipakai dalam rangkaian pengaturan motor-motor listrik. Komponen-
komponen elektronika yang dipergunakan pada sistem tenaga listrik pada prinsipnya
harus mampu menghasilkan daya yang besar atau mampu menahan disipasi daya yang
besar. Elektronika daya meliputi switching, pengontrolan dan pengubah (konversi) blok-
blok yang besar dari daya listrik dengan menggunakan sarana peralatan semikonduktor.
Dengan demikian elektronika daya secara garis besar terbagi menjadi 2 (dua) bagian
yaitu : 1. Rangkaian Daya 2. Rangkaian kontrol Pada gambar berikut menunjukkan
hubungan antara kedua rangkaian diatas yang terintegrasi menjadi satu, dimana keduanya
banyak memanfaatkan peralatan semikonduktor. Rangkaian daya terdiri dari komponen
Dioda, Thyristor dan Transistor Daya. Sedangkan rangkaian kontrol terdiri atas Dioda,
Transistor dan rangkaian terpadu (Integrated Circuit / IC). Dengan menggunakan
peralatan-peralatan yang serupa keandalan dan kompatibilitas dari perlengkapan (sistem)
akan dapat diperbaiki. Elektronika daya merupakan bagian yang penting
 68. dalam industri-industri, yaitu dalam pengontrolan daya pada sistem, proses
elektronika dan lainlain. I. DIODA Dioda merupakan penyatuan dari lapisan P dan N
sebagaimana gambar struktur dan simbol lapisan. Syarat dioda dalam keadaan ON adalah
Vak positip sedangkan untuk OFF adalah Vak negatif. Karateristik tersebut
menggambarkan hubungan antara arus dioda (IR dan IF) agar Vak dalam kondisi
menahan arus (OFF) maupun dalam keadaan mengalir (ON). Dalam keadaan OFF, Vak =
Vr = negatif, maka dioda menahan arus namun terdapat arus bocor Ir yang kecil. Dalam
keadaan ON, Vak = Vf = positif, dioda mengalirkan arus namun terdapat tegangan jatuh
pada dioda = ∆ Vf, dan jika ∆ Vf ini makin besar untuk arus dioda yang makin tinggi,
berarti rugi konduksi If * ∆ Vf naik. Terlihat pula pada karateristik dioda diatas bahwa
bila Vr terlalu tinggi dioda akan rusak. Karateristik Switching
 69. Karateristik ini menggambarkan sifat kerja dioda dalam perpindahan keadaan ON ke
OFF dan sebaliknya. Dioda akan segera melalukan arus jika Vr telah mencapai lebih dari
Vf minimum dioda kondusif dan pada saat OFF terjadi kelambatan dari dioda untuk
kembali mempunyai kemampuan memblokir tegangan reverse. Dari gambar diatas
tgerlihat adanya arus balik sesaat pada dioda, dimana arus balik ini terjadi pada saat
peralihan keadaan dioda dari kondisi ON ke kondisi membloking tegangan reverse.
Dengan adanya sifat arus balik, maka diperoleh dua jenis penggolongan dioda yaitu : 1.
Dioda Cepat, yaitu dioda dengan kemapuan segera mampu membloking tegangan reverse
yang cepat, orde 200 ns terhitung sejak arus forward dioda sama dengan 0 (nol). 2. Dioda
Lambat, yaitu untuk hal yang sama dioda memerlukan waktu lebih lama, Q32 > Qs1.
Terminologi karateristik dioda Trr : Reverse Recovery Time, waktu yang diperlukan
dioda untuk bersifat membloking tegangan forward. Tjr : Waktu yang diperlukan oleh
Juction P-N untuk bersifat membloking. Tbr : Waktu yang diperlukan daerah perbatasan
Junction untuk membentuk zone bloking. Qs : Jumlah muatan yang mengalir dalam arah
reverse selama perpindahan status dioda ON ke OFF. Dioda jenis lambat banyak
digunakan pada rangkaian konverter dengan komutasi lambat/natural, seperti rangkaian
penyearah. Sedangkan Dioda jenis Cepat dipergunakan pada konverter statis dengan
komutasi sendiri seperti misalnya pada DC Chopper, konverter komutasi sendiri dll.
Kemampuan Tegangan Dioda bersifat memblokir tegangan reverse, ternyata mampu
menahan tegangan tersebut tergantung pada karateristik tegangan itu sendiri.
 70. VRWM = Puncak tegangan kerja normal. VRRM = Puncak tegangan lebih yang
terjadi secara periodik. VRSM = Puncak tegangan lebih tidak periodik. Kemampuan Arus
Dioda Adanya tegangan jatuh konduksi ∆ Vf menyebabkan rugi daya pada dioda yang
keluar dalam bentuk panas. Temperatur junction maksimum terletak antara 110°C -
125°C. Panas yang melebihi dari temperatur ini akan menyebabkan dioda rusak.
Temperatur maksimum ini dapat dicapai oleh bermacam-macam pembebanan arus
terhadap dioda. If (AV) : Arus rata-rata maksimum yang diijinkan setiap harga arus rata-
rata akan menghasilkan suatu harga temperatur akhir pada junction dioda. Batas If (AV)
ini juga tergantung pada temperatur ruang dan jenis sistem pendinginan (Heat-sink). If
(RMS) : Harga effektif maksimum arus dioda. Harga rata-rata yang di bawah If (∆V)
maksimum, belum menjamin keamanan operasi dioda terutama arus beban dioda dengan
form factor yang tinggi. ( Rate Mean Square ) If (RM) : Harga puncak arus lebih periodik
yang diijinkan. If (SM) : Harga puncak arus lebih non periodik yang diijinkan
 71. T : Batas integral pembebanan arus dimana dioda masih mampu mengalaminya.
Besaran ini berlaku untuk ½ cycles atau 1 ms dan merupakan pedoman dalam pemilihan
pengaman arus. Contoh data Fast Dioda Type MF 70 Maximum repetitive peak reverse
voltage, Vdrm = 1200 Volt. Mean forward current, If (AV) = 70 A RMS forward current,
Irms max = 110 A Non repetitive forward current, If (ms) = 700 A Forward V-Drop,
Vfm=V, pada Ifm = 210 A Peak reverse current, Irm = 5 mA Reverse recovery time, trr =
200 ns Stored, charger, Qrr = T µc (Qs) Thermal resistance, Rth-jc = 0,37°C/w Pada
artikel lanjutan akan dibahas mengenai: SCR (Silicon Controlled Rectifier), TRIAC
(Trioda Alternating Current Switch), DIAC (Bilateral Trigger Dioda) dan UJT (Uni-
Juntion Transistor). Semoga bermanfaat, Terima kasih kepada Kontributor: Ir. A. Muid
Fabanyo, MMT (Elektronika Daya-Elektro S1) Sinkronisasi
 72. 15:51 Dunia Listrik 1 comment Sinkronisasi adalah suatu cara untuk menghubungkan
dua sumber atau beban Arus Bolak-Balik (AC). Sumber AC tersebut antara lain generator
dan beban adalah transformer yang akan digabungkan atau diparalel dengan tujuan untuk
meningkatkan keandalan dan kapasitas sistem tenaga listrik, seperti telah dijelaskan pada
artikel “metode paralel generator sinkron” Pada gambar 1 diperlihatkan 2 buah generator
pada satu busbar, generator #1 dalam keadaan terbuka dan akan diparalel atau
disinkronkan ke busbar dimana generator #2 telah masuk (telah sinkron dengan
jaringan/busbar). Gambar 1. 2 generator dalam satu busbar. Untuk dapat terjadi proses
sinkronisasi generator #1 ke busbar, maka dibutuhkan parameter yang harus terpenuhi
oleh generator #1, yaitu: 1. Nilai Tegangan yang sama antara tegangan Generator #1
dengan tegangan busbar. 2. Nilai Frekuensi yang sama antara Generator #1 dan busbar, di
Indonesia digunakan frekuensi 50 Hz. 3. Sudut phase yang sama, vector sudut phase dari
generator #1 harus sama dengan vector sudut pase pada busbar. 4. Phase Sequence yang
sama, terminal RST generator #1 harus dihubungkan dengan terminal RST busbar.
 73. Gambar 2. 2 Sumber dengan sudut phase yang sama.
 74. Gambar 3. Proses penyamaan sudut phase. Untuk memenuhi persyaratan sinkron
tersebut dilakukan dengan cara mengatur kecepatan putar shaft generator dan tegangan
keluaran generator. Circuit Breaker (PMT) dari Generator #1 dapat dimasukan jika
persyaratan sinkron terpenuhi Jenis Sinkronisasi Seperti telah dijelaskan diawal, bahwa
sinkronisasi adalah proses untuk menyamakan tegangan, frekuensi, sudut phase dan
sequence phase antara 2 sumber daya AC. Maka berdasarkan arah atau susunan peralatan
pada sistem tenaga listrik, sinkronisasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Forward
Synchronization (sinkronisasi maju), yaitu proses sinkronisasi generator kedalam sistem
atau busbar. 2. reverse Synchronization atau backward synchronization (sinkronisasi
terbalik), biasanya terjadi pada sistem tenaga listrik disuatu pabrik, dimana suatu jaringan
suplai akan digabungkan kedalam suatu jaringan sistem atau busbar yang ada. Pada
kondisi ini tidak dimungkinkan untuk mengatur parameter sinkron pada sisi incoming
(jaringan yang akan disinkronkan), yang terpenting CB (PMT) dari beban-beban pada
jaringan suplai (grid supply) dalam keadaan terbuka.
 75. Peralatan Instrumentasi Untuk Proses Sinkronisasi Double Voltmeter Adalah
voltmeter dengan tampilan 2 pengukuran tegangan yaitu tegangan dari peralatan yang
akan disinkron (generator) dan tegangan sistem yang bekerja simultan. Double Frequency
Meter Menampilkan nilai frekuensi dari kedua sumber AC. Synchroscope Alat yang
digunakan untuk mengetahui sudut phase dari kedua sumber. Terdiri dari jarum berputar
(rotating pointer), jika jarum berputar tersebut berada pada posisi tepat di jam 12, maka
sudut phase dari kedua sumber sama dengan nol dan dapat dikatakan kedua sumber
“sefase”, dalam sudut phase yang sama.
 76. Phase Sequence Indikator Alat ini sama dengan yang digunakan untuk mengetahui
sequence phase dari motor induksi. Dilengkapi dengan jarum berputar (rotating pointer),
jika jarum berputar searah jarum jam, maka dapat dikatakan memiliki sequence positif
RST dan jika berputar sebaliknya ber-sequence negative atau RTS. Namun biasanya
peralatan Phase Sequence tidak diikut sertakan di panel sinkron.
 77. Fenomena Frekwensi Listrik 14:26 Dunia Listrik 3Komentar Berbicara mengenai
frekwensi listrik tidak lepas dari analisa dari pembangkit listrik/generator, karena
sumbernya dari situ. Bagi yg non electrical yg masih kurang faham apa itu frekwensi
saya coba kasih gambaran disini. Frekwensi sebenarnya adalah karakteristik dari
tegangan yg dihasilkan oleh generator. Jadi kalau dikatakan frekwensi 50 hz, maksudnya
tegangan yg dihasilkan suatu generator berubah-ubah nilainya terhadap waktu, nilainya
berubah secara berulang-ulang sebanyak 50 cycle setiap detiknya. jadi tegangan dari nilai
nol ke nilai maksimum (+) kemudian nol lagi dan kemudian ke nilai maksimum tetapi
arahnya berbalik (-) dan kemudian nol lagi dst (kalau digambarkan secara grafik akan
membentuk gelombang sinusoidal) dan ini terjadi dalam waktu yg cepat sekali, 50 cycle
dalam satu detik. Jadi kalau kita perhatikan beban listrik seperti lampu, sebenarnya sudah
berulang kali tegangan nya hilang (alias nol) tapi karena terjadi dalam waktu yg sangat
cepat maka lampu tersebut tetap hidup.
 78. Jadi kalau kita amati fenomena ini dan mencoba bereksperimen, coba kita buat
seandainya kalau frekwensinya rendah, kita ambil yg konservatif misalnya 1 hz, apa yg
terjadi maka setiap satu detik tegangan akan hilang dan barulah kelihatan lampu akan
hidup-mati secara berulang-ulang seperti lampu flip-flop (lihat animasi disebelah kanan).
Dari analisa diatas kita bisa tarik kesimpulan bahwa untuk kestabilan beban listrik
dibutuhkan frekwensi yg tinggi supaya tegangan menjadi benar-benar halus (tidak terasa
hidup-matinya). Nah sekarang timbul pertanyaan kenapa 50 hz atau 60 hz kenapa gak
dibuat saja yg tinggi sekalian 100 hz atau 1000 hz biar benar-benar halus. untuk
memahami ini terpaksa kita harus menelusuri analisa sampai ke generatornya. Tegangan
yg berfrekwensi ini yg biasa disebut juga tegangan bolak-balik (alternating current) atau
VAC, frekwensinya sebanding dengan putaran generator. Secara formula N = 120f/P N =
putaran (rpm) f = frekwensi (hz) P = jumlah pasang kutub generator, umumnya P = 2
Dengan menggunakan rumus diatas, untuk menghasilkan frekwensi 50 hz maka generator
harus diputar dengan putaran N = 3000 rpm, dan untuk menghasilkan frekwensi 60 hz
maka generator perlu diputar dengan putaran 3600 rpm, jadi semakin kencang kita putar
generatornya semakin besarlah frekwensinya. Nah setelah itu apa masalahnya? kenapa
gak kita putar saja generatornya
 79. dengan putaran super kencang biar menghasilkan frekwensi yg besar sehingga
tegangan benar2 halus. Kalau kita ingin memutar generator maka kita membutuhkan
turbine, semakin tinggi putaran yg kita inginkan maka semakin besarlah daya turbin yg
dibutuhkan, dan selanjutnya semakin besarlah energi yg dibutuhkan untuk memutar
turbin. Kalau sumber energinya uap maka makin banyaklah uap yg dibutuhkan, dan
makin besar jumlah bahan bakar yg dibutuhkan, dst dst. Para produsen generator maupun
turbine tentunya mempunyai batasan dan tentunya setelah para produsen bereksperimen
puluhan tahun dengan mempertimbangkan segala sudut teknis maka dibuatlah standard
yangg 50 hz dan 60 hz itu, yg tentunya dinilai cukup efektif untuk kestabilan beban dan
effisien dari sisi teknis maupun ekonomis. Eropa menggunakan 50 hz dan Amerika
menggunakan 60 hz. Setelah adanya standarisasi maka semua peralatan listrik di desain
mengikuti ketentuan ini. Jadi logikanya kalau 50 hz atau 60 hz saja sudah mampu
membuat lampu tidak kelihatan kedap-kedip untuk apalagi dibuat frekwensi lebih tinggi
yg akan memerlukan turbine super kencang dan sumber energi lebih banyak sehingga
tidak efisien. Baik tegangan maupun frekwensi dari generator bisa berubah-ubah
besarnya berdasarkan range dari beban nol ke beban penuh. sering kita temui spesifikasi
menyebutkan tegangan plus minus 10% dan frekwensi plus minus 5%. Ini artinya sistim
supplai listrik/generator harus di desain pada saat beban penuh tegangan tidak turun
melebihi 10% dan pada saat beban nol tegangan tidak naik melebihi 10%, begitu juga
dengan frekwensi. Berlian Syako Lead Electrical Engineer Escravos Export System
Project - Chevron Nigeria Ltd (hasil diskusi di yahoo groups)
 80. • Beranda ingin tahu lebih? Cari artikel yang anda inginkan, dengan memasukkan
kata kunci artikel yang anda cari !!! Telusuri • • Beranda Forum Diskusi Kelistrikan o
Masuk ke Forum Dunia Listrik o Daftar Menjadi Anggota Forum Dunia Listrik
Registrasi E-mail Dapatkan informasi artikel terbaru dari Dunia Listrik. Klik ikon
Einstein untuk mendaftarkan alamat e-mail anda. Kami tidak akan mempublikasikan
alamat e-mail anda kepada pihak manapun. Dijamin ! Jika anda tidak menerima
konfirmasi pendaftaran email dari feedburner. Periksa Kotak SPAM atau BULK E-mail
anda. *** Terima Kasih *** Kategori Artikel • Analisa Sistem Tenaga Listrik
 81. • Animator dan Software • Artikel dan Berita Listrik Nasional • Dasar Teknik Elektro
• Elektronika Daya • Handbook • ilmu Bahan Listrik • Instalasi Penerangan • Mesin
Listrik • Sistem Kontrol • Sistem Pembangkitan dan Konversi Energi • Sistem Proteksi
dan Pentanahan • Sistem Transmisi dan Distribusi • Tokoh Author • • HaGe Rasam
Syamsudin • Arif Uji • Saepudin • Susiono • Chandra MDE Blog Sahabat • • Electrical
Science Electrical Power • 500 kV Sub-Station • Inside Power Station • Teori Medan •
Analisa STL
 82. • montir listrik • TIPTL SMKN1 • TE-Links • Lowongan Kerja • Dunia HaGe 17
December 2008 Instalasi Penerangan: Teori Dasar Pencahayaan 20:42 HaGe 4Komentar
Sejak dimulainya peradaban, manusia menciptakan cahaya hanya dari api, walaupun
lebih banyak sumber panasnya daripada cahaya yang dihasilkan. Di abad ke 21 ini kita
masih menggunakan prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan cahaya,
salahsatunya adalah melalui lampu pijar. Hanya dalam beberapa dekade terakhir produk-
produk penerangan menjadi lebih canggih dan beraneka ragam. Perkiraan menunjukan
bahwa pemakaian energi oleh penerangan adalah 20 45% untuk pemakaian energi total
oleh bangunan komersial dan sekitar 3 - 10% untuk pemakaian energi total oleh industri.
Hampir kebanyakan pengguna energi komersial dan industri peduli penghematan energi
dalam sistim penerangan. Seringkali, penghematan energy yang cukup berarti dapat
didapatkan dengan investasi yang minim dan masuk akal. Mengganti lampu uap merkuri
atau sumber lampu pijar dengan logam halida atau sodium bertekanan tinggi, sehingga
akan menghasilkan pengurangan biaya energi dan meningkatkan jarak penglihatan.
Memasang dan menggunakan kontrol foto, pengaturan waktu penerangan, dan sistim
manajemen energi juga dapat memperoleh penghematan yang luar biasa. Walau begitu,
dalam beberapa kasus mungkin perlu mempertimbangkan modifikasi rancangan
penerangan untuk mendapatkan penghematan energi yang dikehendaki. Penting untuk
dimengerti bahwa lampu-lampu yang efisien, belum tentu merupakan sistim penerangan
yang efisien. Teori Dasar Mengenai Cahaya Cahaya hanya merupakan satu bagian dari
berbagai jenis gelombang elektromagnetis yang terbang ke angkasa. Gelombang tersebut
memiliki panjang dan frekuensi tertentu, yang nilainya dibedakan dari energi cahaya
lainnya dalam spektrum elektromagnetisnya. Cahaya dipancarkan dari suatu benda
dengan fenomena sebagai berikut: • Pijar, benda padat dan cair memancarkan radiasi
yang dapat dilihat bila dipanaskan sampai
 83. suhu tertentu. Intensitas meningkat dan penampilan menjadi semakin putih jika suhu
naik. • Muatan Listrik, jika arus listrik dilewatkan melalui gas,maka atom dan
molekulnya akan memancarkan radiasi, dimana spektrumnya merupakan karakteristik
dari elemen yang ada. • Electro Luminescence, Cahaya dihasilkan jika arus listrik
dilewatkan melalui padatan tertentu seperti semikonduktor atau bahan yang mengandung
fosfor. • Photo luminescence, radiasi pada salahsatu panjang gelombang diserap, biasanya
oleh suatu padatan dan dipancarkan kembali pada berbagai panjang gelombang. Bila
radiasi yang dipancarkan kembali tersebut merupakan fenomena yang dapat terlihat,
maka radiasi tersebut disebut fluorescence atau phosphorescence. Cahaya nampak,
seperti yang dapat dilihat pada spektrum elektromagnetik, diberikan dalam Gambar 1,
menyatakan gelombang yang sempit diantara cahaya ultraviolet (UV) dan energi
inframerah (panas). Gelombang cahaya tersebut mampu merangsang retina mata, yang
menghasilkan sensasi penglihatan yang disebut pandangan. Oleh karena itu, penglihatan
memerlukan mata yang berfungsi dan cahaya yang nampak. Gambar 1. Radiasi yang
Tampak Definisi dan Istilah yang Umum Digunakan • Lumen: Satuan flux cahaya; flux
dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas
cahaya yang seragam satu candela. Satu lux adalah satu lumen per meter persegi. Lumen
(lm) adalah kesetaraan fotometrik dari watt, yang memadukan respon mata “pengamat
standar”. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm. • Efficacy Beban
Terpasang: Merupakan iluminasi/terang rata-rata yang dicapai pada suatu bidang kerja
yang datar per watt pada pencahayaan umum didalam ruangan yang dinyatakan dalam
lux/W/m². • Perbandingan Efficacy Beban Terpasang: Merupakan perbandingan efficacy
beban target dan beban terpasang. • Luminaire: Luminaire adalah satuan cahaya yang
lengkap, terdiri dari sebuah lampu atau beberapa lampu, termasuk rancangan
pendistribusian cahaya, penempatan dan perlindungan lampu-lampu, dan
dihubungkannya lampu ke pasokan daya. • Lux: Merupakan satuan metrik ukuran cahaya
pada suatu permukaan. Cahaya rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada
berbagai titik pada area yang sudah ditentukan. Satu lux setara dengan satu lumen per
meter persegi. Tinggi mounting: Merupakan tinggi peralatan atau lampu diatas bidang
kerja. Efficacy cahaya terhitung: Perbandingan keluaran lumen terhitung dengan
pemakaian daya terhitung dinyatakan dalam lumens per watt. • Indeks Ruang:
Merupakan perbandingan, yang berhubungan dengan ukuran bidang keseluruhan
terhadap tingginya diantara tinggi bidang kerja dengan bidang titik lampu.
 84. • Efficacy Beban Target: Nilai efficacy beban terpasang yang dicapai dengan efisiensi
terbaik, dinyatakan dalam lux/W/m². • Faktor pemanfaatan (UF): Merupakan bagian flux
cahaya yang dipancarkan oleh lampulampu, menjangkau bidang kerja. Ini merupakan
suatu ukuran efektivitas pola pencahayaan. • Intensitas Cahaya dan Flux: Satuan
intensitas cahaya I adalah candela (cd) juga dikenal dengan international candle. Satu
lumen setara dengan flux cahaya, yang jatuh pada setiap meter persegi (m2) pada
lingkaran dengan radius satu meter (1m) jika sumber cahayanya isotropik 1-candela
(yang bersinar sama ke seluruh arah) merupakan pusat isotropik lingkaran. Dikarenakan
luas lingkaran dengan jari-jari r adalah 4πr2, maka lingkaran dengan jari-jari 1m
memiliki luas 4πm2, dan oleh karena itu flux cahaya total yang dipancarkan oleh sumber
1- cd adalah 4π1m. Jadi flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya isotropik
dengan intensitas I adalah: Flux cahaya (lm) = 4π × intensitas cahaya (cd) Perbedaan
antara lux dan lumen adalah bahwa lux berkenaan dengan luas areal pada mana flux
menyebar 1000 lumens, terpusat pada satu areal dengan luas satu meter persegi,
menerangi meter persegi tersebut dengan cahaya 1000 lux. Hal yang sama untuk 1000
lumens, yang menyebar kesepuluh meter persegi, hanya menghasilkan cahaya suram 100
lux. Hukum kuadrat terbalik Hukum kuadrat terbalik mendefinisikan hubungan antara
pencahayaan dari sumber titik dan jarak. Rumus ini menyatakan bahwa intensitas cahaya
per satuan luas berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumbernya (pada dasarnya
jari-jari). E = I / d² Dimana E = Emisi cahaya, I = Intensitas cahaya d = jarak Bentuk lain
dari persamaan ini yang lebih mudah adalah: E1 d1² = E2 d2² Jarak diukur dari titik uji ke
permukaan yang pertama-tama kena cahaya – kawat lampu pijar jernih, atau kaca
pembungkus dari lampu pijar yang permukaannya seperti es. Contoh: Jika seseorang
mengukur 10 lm/m² dari sebuah cahaya bola lampu pada jarak 1 meter, berapa kerapatan
flux pada jarak setengahnya? Penyelesaian: E1m = (d2 / d1)² * E2 = (1,0 / 0,5)² * 10 = 40
lm/m² Suhu Warna Suhu warna, dinyatakan dalam skala Kelvin (K), adalah penampakan
warna dari lampu itu
 85. sendiri dan cahaya yang dihasilkannya. Bayangkan sebuah balok baja yang
dipanaskan secara terus menerus hingga berpijar, pertama-tama berwarna oranye
kemudian kuning dan seterusnya hingga menjadi “putih panas”. Sewaktu-waktu selama
pemanasan, kita dapat mengukur suhu logam dalam Kelvin (Celsius + 273) dan
memberikan angka tersebut kepada warna yang dihasilkan. Hal ini merupakan dasar teori
untuk suhu warna. Untuk lampu pijar, suhu warna merupakan nilai yang
“sesungguhnya”; untuk lampu neon dan lampu dengan pelepasan intensitas tinggi (HID),
nilainya berupa perkiraan dan disebut korelasi suhu warna. Di Industri,“suhu warna” dan
“korelasi suhu warna” kadang-kadang digunakan secara bergantian. Suhu warna lampu
membuat sumber cahaya akan nampak “hangat”, “netral” atau “sejuk”. Umumnya, makin
rendah suhu, makin hangat sumber, dan sebaliknya. Perubahan Warna Kemampuan
sumber cahaya merubah warna permukaan secara akurat dapat diukur dengan baik oleh
indeks perubahan warna. Indeks ini didasarkan pada ketepatan dimana serangkaian uji
warna dipancarkan kembali oleh lampu yang menjadi perhatian relatif terhadap lampu
uji, persesuaian yang sempurna akan diberi angka 100. Indeks CIE memiliki
keterbatasan, namun cara ini merupakan cara yang sudah diterima secara luas untuk sifat-
sifat perubahan warna dari sumber cahaya. Kesalah pahaman yang umum terjadi adalah
bahwa suhu warna dan perubahaan warna keduanya menjelaskan sifat yang sama
terhadap lampu. Selain itu, suhu warna menjelaskan penampilan warna sumber cahaya
dan cahaya yang dipancarkannya. Perubahan warna menjelaskan bagaimana cahaya
merubah warna suatu objek.
 86. Pembangkit Listrik Tenaga Osmosis 15:04 Dunia Listrik 2Komentar Kebutuhan
terhadap sumber energi, terutama energi listrik, mendorong munculnya banyak variasi
sumber pembangkit. Terlebih adanya desakan untuk menciptakan sumber pembangkit
ramah lingkungan, menjadi salah satu faktor pendorong untuk mencari sumber energi lain
selain bahan bakar fosil. Salah satu yang saat ini sedang ramai adalah pembangkit dengan
konsep renewable energy yang umumnya sudah banyak dikembangkan di negara –
negara maju. Salah satu bagian dari renewable energy adalah pembangkit listrik
menggunakan teknik energi osmosis yang akan dibahas pada artikel ini. Pada prinsipnya,
proses pembangkitan listrik melibatkan perubahan energi kinetik menjadi energi listrik
(memutar rotor pada generator). Energi kinetik inilah yang umum menjadi permasalahan.
Hal ini dikarenakan pada metode pembangkitan secara konvesional (seperti pembangkit
berbahan bakar fosil) bahan bakar tersebut akan dibakar untuk memanaskan air, yang
pada proses selanjutnya akan menghasilkan tekanan untuk memutar rotor. Hal inilah yang
kemudian dilihat dan berusaha dimanfaatkan pada proses osmosis. Berdasarkan
pengertiannya, Osmosis merupakan salah satu sifat yang dimiliki dari benda cair (fluida)
untuk berpindah melalui lapisan semiperrmiabel diantara 2 fluida yang memiliki
kepekatan berbeda. Lapisan semipermiabel ini berfungsi untuk memisahkan 2 lapisan dan
hanya mampu ditembus oleh air, sementara partikel yang lain tertahan. Sehingga arah
pergerakan fluida berasal dari fluida dengan kepekatan rendah menuju fluida dengan
kepekatan lebih tinggi hingga dicapai kepekatan yang sama. Perpindahan fluida ini akan
mengakibatkan adanya perubahan volume yang juga mengakibatkan tekanan pada sisi
fluida yang lebih pekat. Tekanan ini kemudian akan menyebabkan pergerakan fluida dan
tekanan yang dapat digunakan sebagai sumber energi kinetik. Konsep inilah yang
 87. kemudian digunakan pada pembangkit listrik dengan konsep teknik osmosis dengan
memanfaatkan air laut. Dengan memanfaatkan kepekatan air laut dan juga air murni,
pembangkit listrik dengan teknik osmosis dapat dikembangkan. Untuk lebih memahami
mengenai proses osmosis, dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pada kondisi awal
Pada saat proses osmosis telah mencapai titik keseimbangan Teknik osmosis yang
digunakan pada pembangkit listrik memiliki 2 tipe yang berbeda, yaitu SHEOPP
Converter dan Underground PLO Plant. SHEOPP Converter SHEOP Converter
merupakan pembangkit listrik yang terpasang di dasar permukaan laut. Prinsip yang
digunakan pada pembangkit ini adalah menggunakan air laut sebagai fluida pekat, dan
memanfaatkan aliran air sungai atau dam yang berfungsi sebagai fluida yang kurang
pekat. Dasar peletakan pembangkit ini didasar laut dikarenakan faktor beda ketinggian
dan juga kadar kepekatan air laut itu sendiri. Faktor ini cukup mempengaruhi energi
listrik yang nantinya dapat dibangkitkan.
 88. SHEOPP Converter Plant Underground PLO Plant Pada prinsipnya, tipe pembangkit
Undergorund PLO Plant memiliki prinsio kerja yang sama dengan SHEOPP Converter.
Perbedaan terletak pada penempatan pembangkit. Jika pada SHEOPP Converter,
pembangkit diletakkan pada bagian dasar laut untuk memastikan tekanan dan jumlah
fluida yang tepat, maka pada pembangkit tipe Undergorund PLO plant pembangkit
diletakkan di bawah tanah. Hal ini yang didasarkan untuk memunculkan perbedaan
tekanan, dengan mengalirkan air dari sungai atau dam dan air laut menuju ke level
tekanan yang lebih rendah. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Underground PLO Plant Akan tetapi, seperti banyak pembangkit renewable energy
lainnya, konsep pembangkit dengan teknik osmosis masih mendapat banyak tantangan.
Hal ini terkait dengan faktor – faktor kualitas, kuantitas, dan ekonomis yang kurang baik.
Permasalahan terutama terpaku pada kemampuan lapisan semipermiabel sebagai bagian
penting teknik ini, dan juga faktor biaya yang dibutuhkan dalam menghasilkan energi
listrik per Watt-nya.Oleh karena itu masih sedikit pembangkit listrik dengan teknik ini
yang dikembangkan. Perkembangan pembangkit dengan teknik ini sampai sekarang,
hanya terdapat beberapa tempat , diantaranya adalah oleh perusahaan Starkraft di Tofte,
Norwegia dan Eddy Potash Mine di New Mexico. Bahkan ketika pertama kali dibangun,
pembangkit listrik yang berada di Norwegia hanya mampu menghasilkan beberapa kilo-
Watt yang jika dikonversikan hanya dapat memanaskan air untuk 1-2 ketel. Perhatian
pada pembangkit ini pun akhirnya menarik beberapa pihak untuk meneliti dan menelaah
lebih jauh. Salah satunya adalah perhatian untuk peningkatan kerja pada sisi lapisan
semipermiabelnya. Namun, seiring waktu berjalan, bukanlah sesuatu yang tidak mungkin
apabila di masa depan pembangkit dengan teknik ini dapat menjadi salah satu bagian dari
sistem pembangkit listrik dengan dasar renewable energy.
 89. Referensi : [1] http://www.exergy.se/goran/cng/alten/proj/97/o/ [2]
http://en.wikipedia.org/wiki/Osmotic_power [4]
http://www.osmosefilmer.com/engelsk2.html [3]Haynie, Donald T. (2001). Biological
Thermodynamics. Cambridge: Cambridge University Press. pp. 130–136.
[5]http://www.osti.gov/bridge/servlets/purl/756432-k7Q3X9/webviewable/ [6]
http://www.newscientist.com/article/dn18204-first-osmosis-power-plant-goes-on-stream-
innorway.html Artikel ini merupakan kiriman khusus untuk pembaca dunia listrik dari:
Akhmad Syaiful Hidayat (ASH) - 3 Juni 2010 Konversi Daya 20:23 Dunia Listrik No
comments Ada empat tipe konversi daya, atau dengan kata lain ada empat jenis
pemanfatan energi listrik yang berbeda-beda, lihat gambar 1. Pertama dari listrik PLN
220 VAC melalui penyearah yang mengubah listrik AC menjadi listrik DC yang dibebani
motor DC. Kedua mobil dengan sumber akumulator 12 V dengan inverter yang
mengubah listrik DC menjadi listrik AC dengan tegangan AC 220 V dan dibebani PC.
Ketiga dari sumber PLN 220 V dengan AC konverter diubah tegangannya menjadi 180 V
untuk menyalakan lampu. Keempat dari sumber Akumulator truk 24 V dengan DC
konverter diubah tegangannya menjadi 12 V untuk pesawat CB Transmitter.
 90. Gambar 1. Pemanfaatan energi listrik. Pada gambar 1 dijelaskan ada empat konverter
daya yang terbagi dalam empat kuadran. 1. Kuadrant 1 disebut penyearah fungsinya
menyearahkan listrik arus bolak-balik menjadi listrik arus searah. Energi mengalir dari
sistem listrik AC satu arah ke sistem DC. Contoh: Listrik AC 220 V/50 Hz diturunkan
melewati trafo menjadi 12VAC dan kemudian disearahkan oleh Diode menjadi tegangan
DC 12V. 2. Kuadran 2 disebut DC chopper atau dikenal juga dengan istilah DC-DC
konverter. Listrik arus searah diubah menjadi arus searah juga namun dengan besaran
yang berbeda. Contoh: Listrik DC 15V dengan komponen elektronika diubah menjadi
listrik DC 5V. 3. Kuadran 3 disebut inverter yaitu mengubah listrik arus searah menjadi
listrik arus bolakbalik pada tegangan dan frekuensi yang dapat diatur. Contoh: Listrik DC
12 V dari akumulator dengan perangkat inverter diubah menjadi listrik tegangan AC
220V, frekuensi 50 Hz. 4. Kuadran 4 disebut AC-AC konverter yaitu mengubah energi
listrik arus bolak balik dengan tegangan dan frekuensi tertentu menjadi arus bolak balik
dengan tegangan dan frekuensi yang lain. Ada dua jenis konverter AC, yaitu: • pengatur
tegangan AC (tegangan berubah, frekuensi konstan) • cycloconverter (tegangan dan
frekuensi dapat diatur). Contoh: tegangan AC 220 V dan frekuensi 50 Hz menjadi
tegangan AC 110 V dan frekuensi yang baru 100 Hz. Rancangan konverter daya paling
sedikit mengandung lima elemen, lihat gambar 2, yaitu: (1) sumber energi, (2) komponen
daya, (3) piranti pengaman dan monitoring, (4) sistem kontrol lop tertutup dan (5) beban.
 91. Gambar 2. Diagram blok konverter daya. Generator Set (GENSET) 21:48 HaGe No
comments Ketika terjadi pemadaman catu daya utama (PLN) maka dibutuhkan suplai
cadangan listrik dan pada kondisi tersebut Generator-Set diharapkan dapat mensuplai
tenaga listrik terutama untuk beban-beban prioritas. Genset dapat digunakan sebagai
sistem cadangan listrik atau "off-grid" (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan
pemakai). Genset sering digunakan oleh rumah sakit dan industri yang membutuhkan
sumber daya yang mantap dan andal (tingkat keandalan pasokan yang tinggi), dan juga
untuk area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara komersial dipasok listrik melalui
jaringan distribusi PLN yang ada. Suatu mesin diesel generator set terdiri dari: 1. Prime
mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel (dalam bahasa inggris disebut
diesel engine) 2. Generator 3. AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic
Transfer Switch) 4. Baterai dan Battery Charger 5. Panel ACOS (Automatic Change Over
Switch) 6. Pengaman untuk Peralatan 7. Perlengkapan Instalasi Tenaga Mesin Diesel
Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan motor
bakar, ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya (energi panas). Untuk
membangkitkan listrik,
 92. sebuah mesin diesel dihubungkan dengan generator dalam satu poros (poros dari
mesin diesel dikopel dengan poros generator). Keuntungan pemakaian mesin diesel
sebagai penggerak mula: * Desain dan instalasi sederhana * Auxilary equipment
(peralatan bantu) sederhana * Waktu pembebanan relatif singkat Kerugian pemakaian
mesin diesel sebagai Penggerak mula: *Berat mesin sangat berat karena harus dapat
menahan getaran serta kompresi yang tinggi. * Starting awal berat, karena kompresinya
tinggi yaitu sekitar 200 bar. * Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya
makin besar pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar. *
Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar minyak yang relatif lebih mahal
dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar jenis lainnya,
seperti gas dan batubara. Cara Kerja Mesin Diesel Prime mover atau penggerak mula
merupakan peralatan yang berfungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk
memutar rotor generator. Pada mesin diesel/diesel engine terjadi penyalaan sendiri,
karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder
pada tekanan yang tinggi (± 30 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan
pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bersuhu dan bertekanan
tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga bahan bakar yang diinjeksikan akan
terbakar secara otomatis. Penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada
tekanan yang konstan. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan
mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak,
sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan
diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi
poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu
motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa
dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang
dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus otto).
Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses
pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena
adanya loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug),
sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran
udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena
prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga disebut
compression ignition engine sedangkan motor bensin disebut spark ignition engine.
 93. Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada
setiap langkah daya. 1. Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan
dan penghisapan, di sini udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar
ke bawah. 2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar
menyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua
proses ini (1 dan 2) termasuk proses pembakaran. 3. Langkah ketiga merupakan langkah
ekspansi dan kerja, di sini kedua katup yaitu katup isap dan buang tertutup sedangkan
poros engkol terus berputar dan menarik kembali torak ke bawah. 4. Langkah keempat
merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan menyebabkan gas
akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada proses keempat ini
torak kembali bergerak naik keatas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses
terakhir ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan. 5. Setelah keempat proses tersebut,
maka proses berikutnya akan mengulang kembali proses yang pertama, dimana udara dan
bahan bakar masuk kembali. Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel
dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Diesel kecepatan rendah (< 400 rpm) 2.
Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm) 3. Diesel kecepatan tinggi ( >1000 rpm)
Sistem starting atau proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel dibagi
menjadi 3 macam sistem starting yaitu: 1. Sistem Start Manual Sistem start ini dipakai
untuk mesin diesel dengan daya mesin yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk
menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak
engkol start pada poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga
manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya.
2. Sistem Start Elektrik Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang
yaitu < 500 PK. Sistem ini
 94. menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk
menstart diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan
menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran
tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6
kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka
dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC. Pengisian ulang baterai atau accu
digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel
tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN, sedangkan pada saat
diesel bekerja maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi dari
pengaman tegangan adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga
apabila tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan
tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau accu
akan diputus oleh pengaman tegangan. 3. Sistem Start Kompresi Sistem start ini dipakai
oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor dengan
udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan
menyimpan udara ke dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi
sehingga menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection
Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi
pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan di dalam tabung turun
sampai batas minimum yang ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis
menaikkan tekanan udara di dalam tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan
siap dipakai untuk melakukan starting mesin diesel. AMF (Automatic Main Failure) dan
ATS (Automatic Transfer Switch)
 95. AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan meningkatkan
keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker
(CB) atau alat sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan
sebaliknya. Dan ATS merupakan pelengkap dari AMF dan bekerja secara bersama-sama.
Cara Kerja AMF dan ATS Automatic Main Failure (AMF) dapat mengendalikan transfer
suatu alat dari suplai utama ke suplai cadangan atau dari suplai cadangan ke suplai
utama.AMF akan beroperasi saat catu daya utama (PLN) padam dengan mengatur catu
daya cadangan (genset). AMF dapat mengatur genset beroperasi jika suplai utama dari
PLN mati dan memutuskan genset jika suplai utama dari PLN hidup lagi. Baterai (baterry
dan accu) Battery merupakan suatu proses pengubahan energi kimia menjadi energi
listrik yang berupa sel listrik. Pada dasarnya sel listrik terdiri dari dua buah logam/
konduktor yang berbeda dicelupkan ke dalam larutan maka akan bereaksi secara kimia
dan menghasilkan gaya gerak listrik antara kedua konduktor tersebut. Proses pengisian
battery dilakukan dengan cara mengalirkan arus melalui sel-sel dengan arah yang
berlawanan dengan aliran arus dalam proses pengosongan sehingga sel akan
dikembalikan dalam keadaan semula. Battery yang digunakan pada sistem otomatis
GenSet berfungsi sebagai sumber arus DC pada starting diesel. Battery Charger
 96. Alat ini berfungsi untuk proses pengisian battery dengan mengubah tegangan PLN
220V atau dari generator itu sendiri menjadi 12/24 V menggunakan rangkaian penyearah.
Battery Charger ini biasanya dilengkapi dengan pengaman hubung singkat (Short Circuit)
berupa sekering/ fuse. Panel ACOS ACOS (Automatic Change Over Switch) merupakan
panel pengendalian generator dan terdapat beberapa tombol yang masing-masing
mempunyai fungsi yang berbeda. Tombol pengontrol operasi Gen Set automatic, antara
lain yaitu : Off, Automatic, Trial Service, Manual Service, Manual Starting, Manual
Stoping, Signal Test, Horn Off, Release, Start, Start Fault, Engine Running, Supervision
On, Low Oil Pressure, Temperature To High, Generator Over Load. Sistem Pengaman
Genset Sistem pengaman harus dapat bekerja cepat dan tepat dalam mengisolir gangguan
agar tidak terjadi kerusakan fatal. Proteksi pada mesin generator ada dua macam yaitu :
1) Pengaman alarm Bertujuan memberitahukan kepada operator bahwa ada sesuatu yang
tidak normal dalam operasi mesin generator dan agar operator segera bertindak. 2)
Pengaman trip Berfungsi untuk menghindarkan mesin generator dari kemungkinan
kerusakan karena ada sistem yang berfungsi tidak normal maka mesin akan stop secara
otomatis. Jenis pengaman trip antara lain : 1) Putaran lebih (over speed) 2) Temperatur
air pendingin tinggi
 97. 3) Tekanan minyak pelumas rendah 4) Emergency stop 5) Reverse power Pentanahan
(grounding) a) Pentanahan sistem, pentanahan untuk suatu titik pada penghantar arus dari
sistem. Pada umumnya titik tersebut adalah titik netral dari suatu mesin, transformator,
atau untuk rangkaian listrik tertentu. b) Pentanahan peralatan sistem, pentanahan untuk
suatu bagian yang tidak membawa arus dari sistem, misalnya : Semua logam seperti
saluran tempat kabel, kerangka mesin, batang pemegang sakelar, penutup kotak sakelar.
Relay pengaman pada genset: a) Relay arus lebih Thermal Over Load Relay (TOLR)
digunakan untuk melindungi motor dan perlengkapan kendali motor dari kerusakan
akibat beban lebih atau terjadinya hubungan singkat antar hantaran yang menuju jaring
atau antar fasa. b) Relay tegangan lebih bekerja bila tegangan yang dihasilkan generator
melebihi batas nominalnya. c) Relay diferensial bekerja atas dasar perbandingan
tegangan atau perbandingan arus, yaitu besarnya arus sebelum lilitan stator dengan arus
yang mengalir pada hantaran yang menuju jaring-jaring. d) Relay daya balik berfungsi
untuk mendeteksi aliran daya aktif yang masuk ke arah generator. Sekering berungsi
untuk mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari gangguan hubung singkat Jika
suatu sekering dilewati arus di atas arus kerjanya, maka pada waktu tertentu sekering
tersebut akan lebur (putus). Besarnya arus yang dapat meleburkan suatu sekering dalam
waktu 4 jam dibagi arus kerja disebut faktor peleburan berkisar 1 hingga 1,5. *) Gambar
langkah kerja piston pada mesin diesel milik gudangilmu.org *) Gambar ATS dan AMF
milik caturmukti.com *) Gambar panel ACOS milik tredintechnologies.com Semoga
bermanfaat, HaGe – http://dunia-listrik.blogspot.com Sistem-Sistem Pendukung pada
GenSet 22:46 HaGe 1 comment Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi GenSet
memerlukan sistem pendukung agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa mengalami
gangguan. Secara umum sistem-sistem pendukung
 98. tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Sistem Pelumasan 2. Sistem Bahan Bakar
3. Sistem Pendinginan 1. Sistem Pelumasan Untuk mengurangi getaran antara bagian-
bagian yang bergerak dan untuk membuang panas, maka semua bearing dan dinding
dalam dari tabung-tabung silinder diberi minyak pelumas. Cara Kerja Sistem Pelumasan
Minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak 2 dan disalurkan dengan
tekanan ke saluran-saluran pembagi setelah terlebih dahulu melewati sistem pendingin
dan saringan minyak pelumas. Dari saluran-saluran pembagi ini, minyak pelumas
tersebut disalurkan sampai pada tempat kedudukan bearing-bearing dari poros engkol,
poros jungkat dan ayunan-ayunan. Saluran yang lain memberi minyak pelumas kepada
sprayer atau nozzle penyemperot yang menyemprotkannya ke dinding dalam dari piston
sebagai pendingin. Minyak pelumas yang memercik dari bearing utama dan bearing
ujung besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari tabung- tabung silinder. Minyak
pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan kemudian kembali kedalam bak
minyak lagi melalui saluran kembali dan kemudian dihisap oleh pompa minyak untuk
disalurkan kembali dan begitu seterusnya. Gambar 1. Sistem Pelumasan 1. Bak minyak 2.
Pompa pelumas 3. Pompa minyak pendingin 4. Pipa hisap 5. Pendingin minyak pelumas
6. Bypass-untuk pendingin 7. Saringan minyak pelumas 8. Katup by-pass untuk saringan
9. Pipa pembagi
 99. 10. Bearing poros engkol (lager duduk) 11. Bearing ujung besar (lager putar) 12.
Bearing poros-bubungan 13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston
14. Piston 15. Pengetuk tangkai 16. Tangkai penolak 17. Ayunan 18. Pemadat udara
(sistem Turbine gas) 19. Pipa ke pipa penyemprot 20. Saluran pengembalian 2. Sistem
Bahan Bakar Mesin dapat berputar karena sekali tiap dua putaran disemprotkan bahan
bakar ke dalam ruang silinder, sesaat sebelum, piston mencapai titik mati atasnya
(T.M.A.). Untuk itu oleh pompa penyemperot bahan bakar 1 ditekankan sejumlah bahan
bakar yang sebelumnya telah dibersihkan oleh saringan-bahan bakar 5, pada alat pemasok
bahan bakar atau injektor 7 yang terpasang dikepala silinder. Karena melewati injektor
tersebut maka bahan bakar masuk kedalam ruang silinder dalam keadaan terbagi dengan
bagian-bagian yang sangat kecil (biasa juga disebut dengan proses pengkabutan) Didalam
udara yang panas akibat pemadatan itu bahan bakar yang sudah dalam keadaan
bintikbintik halus (kabut) tersebut segera terbakar. Pompa bahan bakar 2 mengantar
bahan bakar dari tangki harian 8 ke pompa penyemprot bahan bakar. Bahan bakar yang
kelebihan yang keluar dari injektor dan pompa penyemperot dikembalikan kepada tanki
harian melalui pipa pengembalian bahan bakar. Gambar 2. Sistem bahan bakar 1. Pompa
penyemperot bahan bakar 2. Pompa bahan bakar 3. Pompa tangan untuk bahan bakar 4.
Saringan bahar/bakar penyarinnan pendahuluan 5. Saringan bahan bakar/penyaringan
akhir 6. Penutup bahan bakar otomatis
 100. 7. Injektor 8. Tanki 9. Pipa pengembalian bahan bakar 10. Pipa bahan bakar tekanan
tinggi 11. Pipa peluap. 3. Sistem Pendinginan Hanya sebagian dari energi yang
terkandung dalam bahan bakar yang diberikan pada mesin dapat diubah menjadi tenaga
mekanik sedang sebagian lagi tersisa sebagai panas. Panas yang tersisa tersebut akan
diserap oleh bahan pendingin yang ada pada dinding-dinding bagian tabung silinder yang
membentuk ruang pembakaran, demikian pula bagian-bagian dari kepala silinder
didinginkan dengan air. Sedangkan untuk piston didinginkan dengan minyak pelumas
dan panas yang diresap oleh minyak pendingin itu kemudian disalurkan melewati alat
pendingin minyak, dimana panas tersebut diresap oleh bahan pendingin. Pada mesin
diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi, udara yang telah dipadatken oleh
turbocharger tersebut kemudian didinginkan oleh air didalam pendingin udara
(intercooler), Pendinginan sirkulasi dengan radiator bersirip dan kipas (pendinginan
dengan sirkuit) Cara Kerja Sistem Pendingin Pompa-pompa air 1 dan 2 memompa air
kebagian-bagian mesin yarg memerlukan pendinginan dan kealat pendingin udara
(intercooler) 3. Dari situ air pendingin kemudian melewati radiator dan kembali kepada
pompa-pompa 1 dan 2. Didalam radiator terjadi pemindahan panas dari air pendingin ke
udara yang melewati celah-celah radiator oleh dorongan kipas angin. Pada saat Genset
baru dijalankan dan suhu dari bahan pendingin masih terlalu rendah, maka oleh
thermostat 5, air pendingin tersebut dipaksa melalui jalan potong atau bypass 6 kembali
kepompa. Dengan demikian maka air akan lebih cepat mencapai suhu yang diperlukan
untuk operasi. Bila suhu tersebut telah tercapai maka air pendingin akan melalui jalan
sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis. Gambar 3. Sistem pendinginan (sistem
sirkulasi dengan 2 Sirkuit) 1. Pompa air untuk pendingin mesin 2. Pompa air untuk
pendinginan intercooler 3. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)
 101. 4. Radiator 5. Thermostat 6. Bypass (jalan potong) 7. Saluran pengembalian lewat
radiator 8. Kipas. Susunan Konstruksi Pada Generator Gambar 4. Sistem konstruksi
Generator 1. Stator 2. Rotor 3. Exciter Rotor 4. Exciter Stator 5. N.D.E. Bracket 6. Cover
N.D.E 7. Bearing ‘O’ Ring N.D.E 8. Bearing N.D.E 9. Bearing Circlip N.D.E 10.
D.E.Bracket?Engine Adaptor 11. D.E.Screen 12. Coupling Disc 13. Coupling Bolt 14.
Foot 15. Frame Cover Bottom 16. Frame Cover Top 17. Air Inlert Cover 18. Terminal
Box Lid 19. Endpanel D.E 20. Endpanel N.D.E 21. AVR 22. Side Panel 23. AVR
Mounting Bracket 24. Main Rectifier Assembly – Forward 25. Main Rectifier Assembly
– Reverse
 102. 26. Varistor 27. Dioda Forward Polarity 28. Dioda Reverse Polarity 29. Lifting Lug
D.E 30. Lifting Lug N.D.E 31. Frame to Endbracket Adaptor Ring 32. Main Terminal
Panel 33. Terminal Link 34. Edging Strip 35. Fan 36. Foot Mounting Spacer 37. Cap
Screw 38. AVR Access Cover 39. AVR Anti Vibration Mounting Assembly 40.
Auxiliary Terminal Assembly Semoga bermanfaat, HaGe – http://dunia-
listrik.blogspot.com Metode Paralel Generator Sinkron 23:14 HaGe 7Komentar Bila
suatu generator mendapatkan pembebanan yang melebihi dari kapasitasnya, maka dapat
mengakibatkan generator tersebut tidak bekerja atau bahkan akan mengalami kerusakan.
Untuk mengatasi kebutuhan listrik atau beban yang terus meningkat tersebut, bisa diatasi
dengan menjalankan generator lain yang kemudian dioperasikan secara paralel dengan
generator yang telah bekerja sebelumnya, pada satu jaringan listrik yang sama.
Keuntungan dari menggabungkan 2 generator atau lebih dalam suatu jaringan listrik
adalah bila salah satu generator tiba-tiba mengalami gangguan, maka generator tersebut
dapat dihentikan serta beban dialihkan pada generator lain, sehingga pemutusan listrik
secara total bisa dihindari. Cara Memparalel Generator
 103. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memparalel dua buah generator atau lebih
ialah: • Polaritas dari generator harus sama dan tidak bertentangan setiap saat terhadap
satu sama lainnya. • Nilai efektif tegangan harus sama. • Tegangan Generator yang
diparalelkan mempunyai bentuk gelombang yang sama. • Frekuensi kedua generator atau
frekuensi generator dengan jala-jala harus sama. • Urutan fasa dari kedua generator harus
sama. penjelasan mengenai syarat-syarat diatas dapat dibaca pada artikel di sini, sini dan
sini. Kerja Paralel Generator Ada beberapa cara untuk memparalelkan generator dengan
mengacu pada syarat-syarat diatas, yaitu : a. Lampu Cahaya berputar dan Volt-meter b.
Voltmeter, Frekuensi Meter, dan Synchroscope. c. Cara Otomatis Lampu Cahaya
Berputar dan Volt-meter Dengan rangkaian pada gambar 1, pilih lampu dengan tegangan
kerja dua kali tegangan fasanetral generator atau gunakan dua lampu yang dihubungkan
secara seri. Dalam keadaan saklar S terbuka operasikan generator, kemudian lihat urutan
nyala lampu. Urutan lampu akan berubah menurut urutan L1 - L2 - L3 - L1 - L2 - L3.
Gambar 1. Rangkaian Paralel Generator. Perhatikan Gambar 2a, pada keadaan ini L1
paling terang, L2 terang, dan L3 redup. Perhatikan Gambar 2b, pada keadaan ini:
 104. • L2 paling terang • L1 terang • L3 terang Perhatikan gambar 2c, pada keadaan ini, •
L1 dan L2 sama terang • L3 Gelap dan Voltmeter=0 V Pada saat kondisi ini maka
generator dapat diparalelkan dengan jala-jala (generator lain).
 105. Gambar 2a,b dan c. Rangkaian Lampu Berputar. Voltmeter, Frekuensi Meter dan
Synchroscope Pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik, untuk indikator paralel
generator banyak yang menggunakan alat Synchroscope, gambar 3. Penggunaan alat ini
dilengkapi dengan Voltmeter untuk memonitor kesamaan tegangan dan Frekuensi meter
untuk kesamaan frekuensi. Ketepatan sudut fasa dapat dilihat dari synchroscope. Bila
jarum penunjuk berputar berlawanan arah jarum jam, berarti frekuensi generator lebih
rendah dan bila searah jarum jam berarti frekuensi generator lebih tinggi. Pada saat jarum
telah diam dan menunjuk pada kedudukan vertikal, berarti beda fasa generator dan jala-
jala telah 0 (Nol) dan selisih frekuensi telah 0 (Nol), maka pada kondisi ini saklar
dimasukkan (ON). Alat synchroscope tidak bisa menunjukkan urutan fasa jala-jala,
sehingga untuk memparalelkan perlu dipakai indikator urutan fasa jala-jala. Paralel
Otomatis Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara
otomatis memonitor perbedaan fasa, tegangan, frekuensi, dan urutan fasa. Apabila semua
kondisi telah tercapai alat memberi suatu sinyal bahwa saklar untuk paralel dapat
dimasukkan.
 106. Gambar 3. Synchroscope. Semoga bermanfaat,http://dunia-listrik.logspot.com
Pengaturan Tegangan Generator Sinkron 17:34 HaGe No comments Pengaturan tegangan
adalah perubahan tegangan terminal antara keadaan beban nol dengan beban penuh, dan
ini dinyatakan dengan persamaan : Terjadinya perbedaan tegangan terminal V dalam
keadaan berbeban dengan tegangan Eo pada saat tidak berbeban dipengaruhi oleh faktor
daya dan besarnya arus jangkar (Ia) yang mengalir.
 107. Untuk menentukan pengaturan tegangan dari generator adalah dengan
memanfaatkan karakteristik tanpa beban dan hubung singkat yang diperoleh dari hasil
percobaan dan pengukuran tahanan jangkar. Ada tiga metoda atau cara yang sering
digunakan untuk menentukan pengaturan tegangan tersebut, yaitu : • Metoda Impedansi
Sinkron atau Metoda GGL. • Metoda Amper Lilit atau Metoda GGM. • Metoda Faktor
Daya Nol atau Metoda Potier. Metoda Impedansi Sinkron Untuk menentukan pangaturan
tegangan dengan menggunakan Metoda Impedansi Sinkron, langkah-langkahnya sebagai
berikut : • Tentukan nilai impedansi Sinkron dari karakteristik tanpa beban dan
karakteristik hubung singkat. • Tentukan nilai Ra berdasarkan hasil pengukuran dan
perhitungan. • Berdasarkan persamaan hitung nilai Xs. • Hitung harga tegangan tanpa
beban Eo. • Hitung persentase pengaturan tegangan. Gambar 1. Vektor Diagram Pf
“Lagging” Gambar 1 memperlihatkan contoh Vektor diagram untuk beban dengan faktor
daya lagging. Eo =OC = Tegangan tanpa beban V =OA = Tegangan terminal
I.Ra=AB=Tegangan jatuh Resistansi Jang-kar I.Xs = BC= Tegangan jatuh Reaktansi
Sinkron.
 108. Pengaturan yang diperoleh dengan metoda ini biasanya lebih besar dari nilai
sebenarnya. Metoda Amper Lilit Perhitungan dengan Metoda Amper Lilit berdasarkan
data yang diperoleh dari percobaan tanpa beban dan hubung singkat. Dengan metoda ini
reaktansi bocor XL diabaikan dan reaksi jangkar diperhitungkan. Adapun langkah-
langkah menentukan nilai arus medan yang diperlukan untuk memperoleh tegangan
terminal generator saat diberi beban penuh, adalah sebagai berikut : • Tentukan nilai arus
medan (Vektor OA) dari percobaan beban nol yang diperlukan untuk mendapatkan
tegangan nominal generator. • Tentukan nilai arus medan (Vektor AB) dari percobaan
hubung singkat yang diperlukan untuk mendapatkan arus beban penuh generator. •
Gambarkan diagram vektornya dengan memperhatikan faktor dayanya: • untuk faktor
daya “Lagging” dengan sudut (90° + ϕ) • untuk faktor daya “Leading” dengan sudut (90°
- ϕ) • untuk faktor daya “Unity” dengan sudut (90°). perhatikan gambar 2a,b,c. • Hitung
nilai arus medan total yang ditunjukkan oleh vektor OB.
 109. Gambar 2. Vektor Arus Medan Gambar 3 akan memperlihatkan diagram secara
lengkap dengan karakteristik beban nol dan hubung singkat. OA = Arus medan yang
diperlukan untuk mendapatkan tegangan nominal. OC = Arus medan yang diperlukan
untuk mendapatkan arus beban penuh pada hubung-singkat. AB = OC = dengan sudut
(90° + ϕ) terhadap OA. OB = Total arus medan yang dibutuhkan untuk mendapatkan
tegangan Eo dari karakteristik beban nol.
 110. Gambar 3. Karakteristik Beban Nol, Hubung Singkat, dan Vektor Arus Medan.
Metoda Potier Metoda ini berdasarkan pada pemisahan kerugian akibat reaktansi bocor
XL dan pengaruh reaksi jangkar Xa. Data yang diperlukan adalah : • Karakteristik Tanpa
beban. • Karakteristik Beban penuh dengan faktor daya nol. Khusus untuk karakteristik
beban penuh dengan faktor daya nol dapat diperoleh dengan cara melakukan percobaan
terhadap generator seperti halnya pada saat percobaan tanpa beban, yaitu menaikkan arus
medan secara bertahap, yang membedakannya supaya menghasilkan faktor daya nol,
maka generator harus diberi beban reaktor murni. Arus jangkar dan faktor daya nol saat
dibebani harus dijaga konstan. Langkah-langkah untuk menggambar Diagram Potier
sebagai berikut : 1. Pada kecepatan Sinkron dengan beban reaktor, atur arus medan
sampai tegangan nominal dan beban reaktor (arus beban) sampai arus nominal. 2.
Gambarkan garis sejajar melalui kurva beban nol. Buat titik A yang menunjuk-kan nilai
arus medan pada percobaan faktor daya nol pada saat tegangan nominal. 3. Buat titik B,
berdasarkan percobaan hubung singkat dengan arus jangkar penuh. OB menunjukkan
nilai arus medan saat percobaan tersebut. 4. Tarik garis AD yang sama dan sejajar garis
OB. 5. Melalui titik D tarik garis sejajar kurva senjang udara sampai memotong kurva
beban nol dititik J. Segitiga ADJ disebut segitiga Potier. 6. Gambar garis JF tegak lurus
AD. Panjang JF menunjukkan kerugian tegangan akibat reaktansi bocor. 7. AF
menunjukkan besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi efek magnetisasi
akibat raeksi jangkar saat beban penuh. 8. DF untuk penyeimbang reaktansi bocor
jangkar (JF).
 111. Gambar 4. Diagram Potier. Dari gambar Diagram Potier diatas, bisa dilihat bahwa :
• V nilai tegangan terminal saat beban penuh. • V ditambah JF (I.Xl) menghasilkan
tegangan E. • BH = AF = arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi reaksi jangkar. •
Bila vektor BH ditambah kan ke OG, maka besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk
tegangan tanpa beban Eo bisa diketahui. Vektor diagram yang terlihat pada diagram
Potier bisa digambarkan secara terpisah seperti terlihat pada Gambar 5. Gambar 5. Vektor
Diagram Potier.
 112. Persoalan Pokok pada Pembangkit Tenaga Listrik 12:08 Dunia Listrik No comments
Pembangkit listrik yang biasa digunakan pada suatu Sistem Tenaga Listrik (STL) terdiri
dari pembangkit listrik tenaga air (Hydro plant atau PLTA) dan unit-unit
thermal.Pembangkitpembangkit itu sekarang ini umumnya sudah berhubungan satu
dengan yang lainnya, atau yang sering disebut dengan interkoneksi. Setelah beroperasi
dalam waktu tertentu, maka dari pembangkit-pembangkit itu ada yang keluar dari sistem
interkoneksi dan hal ini disebabkan karena ada unit pembangkit yang rusak dan tentunya
perlu diganti atau diperbaiki, kedua karena ada pembangkit yang istirahat untuk
keperluan pemeliharaan. Salah satu contoh rencana pemeliharaan unit pembangkit adalah
dengan menggunakan metode Levelized Resh dari Gaever. Namun dalam aplikasinya
harus dibagi dalam dua kriteria, yaitu pertama unit pembangkit bisa dikeluarkan tanpa
adanya penyesuaian. Kedua unit pembangkit yang dikeluarkan harus diatur dalam kurun
waktu yang terbatas. Dengan demikian berarti pada waktu tertentu ada unit pembangkit
yang keluar dari sistem, sehingga akan menimbulkan perubahan pada biaya produksi.
Tapi setelah habis masa pemeliharaan (overhaul) harus dilakukan evaluasi koefisien
ongkos pembebanan hal ini dilakukan untuk memperoleh akurasi yang baik. Selanjutnya
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana meminimumkan ongkos tapi memenuhi
tingkat sekuriti. Biasanya pada operasi pembangkit thermal biaya yang dihitung hanyalah
biaya bahan bakar, hal ini karena komponen biaya yang lainnya dinaggap konstan.
Berarti kalau saja bisa dihemat penggunaan bahan bakar, maka pengeluaran biaya pada
pengoprasian sistem tenaga listrik bisa dikurangi. Sementara itu beban yang akan
dilayaninya berubah-ubah menurut waktu, jadi yang penting adalah bagaimana dalam
operasi pembangkit hidro-thermal itu bisa dihemat penggunaan bahan bakar.
 113. Kemudian dengan menggunakan metode dynamic programing dapat dicari alternatif
pembebanan hidro thermal yang optimum. Sedangkan kemampuan pembangkit thermal
dapat diketahui dengan menggunakan effective capabilitydari Gaever : C" = C - M In (1-
r+r.Cc/m) Di mana : C" = Effective capability (MW) C = Installed capacity M = System
characteristic r = FOR (forced outage rate) Dan untuk pembangkit hidro kemampuan
maximun bisa diketehui dari model operasi dan situasi air. semoga bermanfaat, dunia-
listrik.blogspot.com sumber: pln-je.co.id gambar PLTU Tanjung Jati B - milik:
www.plntjb.co.id AVR (Automatic Voltage Regulator) 15:13 HaGe 5Komentar Artikel
kali ini erat kaitannya dengan artikel mengenai sistem eksitasi karena prinsip kerja dari
AVR adalah mengatur arus penguatan ( excitacy)pada exciter. Sistem pengoperasian Unit
AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator
tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu
stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah, dikarenakan
beban sangat mempengaruhi tegangan output generator. Prinsip kerja dari AVR adalah
mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter. Apabila tegangan output generator di
bawah tegangan nominal tegangan generator, maka AVR akan memperbesar arus
penguatan (excitacy) pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan output
Generator melebihi tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus
penguatan (excitacy) pada exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan
output Generator akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan
dilengkapi dengan peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat
minimum ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
 114. Gambar 1. Diagram sistem eksitasi. AVR dioperasikan dengan mendapat satu daya
dari permanen magnet generator (PMG) sebagai contoh AVR dengan tegangan 110V,
20A, 400Hz. Serta mendapat sensor dari potencial transformer (PT) dan current
transformer (CT). Gambar 2. Diagram AVR. Bagian-bagian pada unit AVR a. Sensing
circuit Tegangan tiga phasa generator diberikan pada sensing circuit melewati PT dan
90R terlebih dahulu, dan tegangan tiga phasa keluaran dari 90R diturunkan kemudian
disearahkan dengan rangkaian dioda, dan diratakan oleh rangkaian kapasitor dan resistor
dan tegangan ini dapat diatur dengan VR (Variable Resistant). Keuntungan dari sensing
circuit adalah mempunyai respon yang cepat terhadap tegangan output generator. Output
tegangan respon berbanding lurus dengan output tegangan Generator berbanding lurus
seperti ditinjukkan pada Gambar 3.
 115. Gambar 3. Grafik hubungan sensing tegangan terhadap output of Generator b.
Comparative amplifier Rangkaian comparative amplifier digunakan sebagai pembanding
antara sensing circuit dengan set voltage. Besar sensing voltage dengan set voltage tidak
mempunyai nilai yang sama sehingga selisih/rentang besar tegangan tersebut. Selisih
tegangan disebut dengan error voltage. Ini akan dihilangkan dengan cara memasang VR
(variable resistance) pada set voltage dan sensing voltage. c. Amplifier circuit Aliran arus
dari D11, D12, dan R34 adalah rangkaian penguat utama atau penguatan tingkat
terendah. Keluaran dari comparative amplifier dan keluaran dari over excitation limiter
(OEL) adalah tegangan negative dan dari tegangan negative kemudian pada masukan
OP201. Ketika over excitation limiter (OEL) atau minimum excitation limiter (MEL)
tidak operasi maka keluaran dari comparative amplifier dikuatkan oleh OP201 dan
OP301 masukan dari OP301 dijumlahkan dengan keluaran dari dumping circuit. OP401
adalah Amplifier untuk balance meter hubungan antara tegangan masuk dan tegangan
keluaran dari OP201 dan OP401 diperlihatkan pada bagan berikut. Gambar 4. Rangkaian
Amplifier d. Automatic manual change over and mixer circuit Rangkaian ini disusun
secara Auto-manual pemindah hubungan dan sebuah rangkaian untuk mengontrol
tegangan penguatanmedan generator. Auto-manual change over and mixer circuit pada
operasi manual pengaturan tegangan penguatan medan generator dilakukan oleh 70E, dan
pada saat automatic manual change over and mixer circuit beroperasi manual maka AVR
(automatic voltage Rregulator) belum dapat beroperasi. Dan apabila rangkaian ini pada
kondisi auto maka AVR sudah dapat bekerja untuk mengatur besar arus medan generator.
e. Limited circuit
 116. Limited circuit adalah untuk penentuan pembatasan lebih dan kurang penguatan
(excitation) untuk pengaturan tegangan output pada sistem excitacy, VR125 untuk
pembatas lebih dari keluaran terminal C6 dan VR126 untuk pembatas minimal dari
keluaran terminal C6. f. Phase syncronizing circuit Unit tyristor digunakan untuk
mengontrol tegangan output tyristor dengan menggunakan sinyal kontrol yang diberikan
pada gerbang tyristor dengan cara mengubah besarnya sudut sinyal pada gerbang tyristor.
Rangkaian phase sinkronisasi berfungsi untuk mengubah sudut gerbang tyristor yang
sesuai dengan tegangan output dari batas sinkronisasi dan juga sinyal kontrol yang
diberikan pada tyristor di bawah ini terdapat gambar sinkronisasi. g. Thyristor firing
circuit Rangkaian ini sebagai pelengkap tyristor untuk memberikan sinyal kontrol pada
gerbang tyristor. h. Dumping circuit Dumping circuit akan memberikan sensor besarnya
penguatan tegangan dari AC exciter dan untuk diberikan ke amplifier circuit dengan
dijadikan feed back masukan terminal OP301. i. Unit tyristor Merupakan susunan dari
tyristor dan dioda. Dan juga menggunakan fuse (sekring) yang digunakan sebagai
pengaman lebur dan juga dilengkapi dengan indikator untuk memantau kerja dari tyristor
yang dipasang pada bagian depan tyristor untuk tiap phase diberikan dua fuse yang
disusun pararel dan ketika terjadi kesalahan atau putus salah satunya masih dapat
beroperasi. j. MEL (minimum excitacy limiter) MEL (minimum eksitasi limiter) yaitu
untuk mencegah terjadinya output yang berlebihan pada generator dan adanya
penambahan penguatan (excitacy) untuk meningkatkan tegangan terminal generator pada
level konstan. Rangkaian ini digunakan untuk mendeteksi operasional dari generator
yaitu dengan mendeteksi keluaran tegangan dan arus pada generator. Rangkaian inijuga
digunakan untuk membandingkan keluaran tegangan generator dengan eksitasi minimum
yang telah diseting. Rangkaian ini akan memberikan batas sinyal pada rangkaian AVR
apabila melebihi eksitasi minimum, kemudian output dari MEL (Minimum Eksitasi
Limiter) dikuatkan oleh amplifier. Gambar 5. Diagram Minimum Excitasi Limiter. k.
Automatic follower Prinsip kerja dari alat ini adalah untuk melengkapi penguatan dengan
pengaturan secara manual oleh 70E. Untuk menyesuaikan pengoperasian generator dalam
pembandingan fluktuasi dari
 117. tegangan terminal oleh sinyal error. Hal tersebut digunakan untuk menjaga
kesetabilan tegangan pada generator. Pengoperasian ini digunakan untuk pengaturan
manual (70E) untuk ketepatan tingkatan excitacy yang telah disesuaikan. Kondisi
pengoperasian generator dan pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal
tegangan error. Hal tersebut dijadikan pegangan untuk menjaga kestabilan tegangan pada
generator dengan adanya perubahan beban. Automatic Follower digunakan untuk
mendeteksi keluaran regulator dari sinyal tegangan error dan pengoperasian otomatis
manual adjuster dengan membuat nilai nol. Rangkaian ini untuk menaikkan sinyal dan
menurunkan sinyal yang dikendalikan oleh 70E. Dengan cara memutar 70E untuk
mengendalikan sinyal pada rangkaian ini. Gambar 6. Blok Diagram Automatic Follower
Sistem Eksitasi 14:53 HaGe 1 comment Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC
sebagai penguatan pada generator listrik atau sebagai pembangkit medan magnet,
sehingga suatu generator dapat menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan
keluaran generator bergantung pada besarnya arus eksitasinya. Sistem ini merupakan
sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik dan pada perkembangannya, sistem
Eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: 1. Sistem
Eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation) 2. Sistem Eksitasi tanpa sikat
(brushless excitation). 1. Sistem Eksitasi dengan sikat Pada Sistem Eksitasi menggunakan
sikat, sumber tenaga listriknya berasal dari generator arus searah (DC) atau generator
arus bolak balik (AC) yang disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier.
Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau
menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG) medan magnetnya adalah magnet
permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik diubah atau
disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan medan eksiter
utama (main exciter).
 118. Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari main exciter ke rotor generator menggunakan
slip ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke
main exciter . Gambar 1. Sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation). Prinsip kerja
pada sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation) Generator penguat yang pertama,
adalah generator arus searah hubungan shunt yang menghasilkan arus penguat bagi
generator penguat kedua. Generator penguat (exciter) untuk generator sinkron merupakan
generator utama yang diambil dayanya. Pengaturan tegangan pada generator utama
dilakukan dengan mengatur besarnya arus Eksitasi (arus penguatan) dengan cara
mengatur potensiometer atau tahanan asut. Potensiometer atau tahanan asut mengatur
arus penguat generator pertama dan generator penguat kedua menghasilkan arus penguat
generator utama. Dengan cara ini arus penguat yang diatur tidak terlalu besar nilainya
(dibandingkan dengan arus generator penguat kedua) sehingga kerugian daya pada
potensiometer tidak terlalu besar. PMT arus penguat generator utama dilengkapi tahanan
yang menampung energi medan magnet generator utama karena jika dilakukan
pemutusan arus penguat generator utama harus dibuang ke dalam tahanan. Sekarang
banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah untuk menghasilkan arus
searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator utama sehingga penyaluran arus
searah bagi penguatan generator utama, oleh generator penguat kedua tidak memerlukan
cincin geser karena. penyearah ikut berputar bersama poros generator. Cincin geser
digunakan untuk menyalurkan arus dari generator penguat pertama ke medan penguat
generator penguat kedua. Nilai arus penguatan kecil sehingga penggunaan cincin geser
tidak menimbulkan masalah. Pengaturan besarnya arus penguatan generator utama
dilakukan dengan pengatur tegangan otomatis supaya nilai tegangan klem generator
konstan. Pengaturan tegangan otomatis pada awalnya berdasarkan prinsip mekanis, tetapi
sekarang sudah menjadi elektronik. Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron
dengan sistem eksitasi tanpa sikat, karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada
putaran tinggi. Untuk menghilangkan sikat digunakan dioda berputar yang dipasang pada
jangkar. Gambar 2 menunjukkan sistem excitacy tanpa sikat. 2. Sistem Eksitasi tanpa
sikat (brushless excitation) Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus
excitasi ke rotor generator mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu
dialirkan pada sikat arang relatif kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang,
digunakan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat
 119. (brushless excitation. Keuntungan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat
(brushless excitation), antara lain adalah: 1) Energi yang diperlukan untuk Eksitasi
diperoleh dari poros utama (main shaft), sehingga keandalannya tinggi 2) Biaya
perawatan berkurang karena pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak
terdapat sikat, komutator dan slip ring. 3) Pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless
excitation) tidak terjadi kerusakan isolasi karena melekatnya debu karbon pada farnish
akibat sikat arang. 4) Mengurangi kerusakan ( trouble) akibat udara buruk (bad
atmosfere) sebab semua peralatan ditempatkan pada ruang tertutup 5) Selama operasi
tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga meningkatkan keandalan operasi dapat
berlangsung terus pada waktu yang lama. 6) Pemutus medan generator (Generator field
breaker), field generator dan bus exciter atau kabel tidak diperlukan lagi 7) Biaya pondasi
berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak memerlukan pondasi
Gambar 2. Sistem Excitacy tanpa sikat (Brushless Escitacy) Keterangan gambar: ME :
Main Exciter MG : Main Generator PE : Pilot Exciter AVR : Automatic Voltage
Regulator V : Tegangan Generator AC : Alternating Current (arus bolak balik) DC :
Direct Current (arus searah) Gambar 3. Sistem Eksitasi tanpa sikat (Brushless Excitation)
Prinsip kerja sistem Eksitasi tanpa sikat (Brushless Excitation)
 120. Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat kedua disebut
main exciter (penguat utama). Main exciter adalah generator arus bolak-balik dengan
kutub pada statornya. Rotor menghasilkan arus bolak-balik disearahkan dengan dioda
yang berputar pada poros main exciter (satu poros dengan generator utama). Arus searah
yang dihasilkan oleh dioda berputar menjadi arus penguat generator utama. Pilot exciter
pada generator arus bolak-balik dengan rotor berupa kutub magnet permanen yang
berputar menginduksi pada lilitan stator. Tegangan bolak-balik disearahkan oleh
penyearah dioda danmenghasilkan arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet y
ang ada pada stator main exciter. Besar arus searah yang mengalir ke kutub main exciter
diatur oleh pengatur tegangan otomatis (automatic voltage regulator/AVR). Besarnya
arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan main exciter, maka besarnya arus
main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan oleh generator
utama. Pada sistem Eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubung singkat
atau gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada sekering lebur dari dioda berputar yang
putus, hal ini harus dapat dideteksi. Gangguan pada rotor yang berputar dapat
menimbulkan distorsi medan magnet pada generator utama dan dapat menimbulkan
vibrasi (getaran) berlebihan pada unit pembangkit. Keandalan Pembangkit 20:43 Dunia
Listrik No comments Pada artikel mengenai faktor-faktor dalam pembangkitan (dapat
dibaca di sini) disebutkan bahwa Forced Outage Rate (FOR) adalah suatu faktor yang
menggambarkan keandalan unit pembangkit. Dalam sistem interkoneksi yang terdiri dari
banyak unit pembangkit, maka keandalan unit-unit pembangkit yang beroperasi
dibandingkan dengan beban yang harus dilayani menggambarkan keandalan sistem
tersebut. Ada angka yang menggambarkan berapa besar probabilitas unit-unit pembangkit
yang beroperasi tidak mampu melayani beban. Angka probabilitas ini dalam bahasa
Inggris disebut "loss of load probability" atau biasa disingkat LOLP. Gambar 1
menggambarkan secara kualitatif besarnya LOLP untuk suatu sistem, yaitu: LOLP = p x t
keterangan p : menggambarkan probabilitas sistem dapat menyediakan daya sebesar b. t :
menggambarkan lamanya garis tersedianya daya sebesar b memotong kurva lama beban
dari sistem.
 121. Grafik 1. Penggambaran LOLP = pxt dalam hari per tahun pada kurva lama beban.
Nilai LOLP biasanya dinyatakan dalam hari per tahun. "Makin kecil nilai LOLP, makin
tinggi keandalan sistem. Sebaliknya, makin besar nilai LOLP, makin rendah keandalan
sistem, karena hal ini berarti probabilitas sistem tidak dapat melayani beban yang makin
besar." Nilai LOLP dapat diperkecil dengan menambah daya terpasang atau menurunkan
nilai Forced Outage Rate (FOR) unit pembangkit, karena dua langkah ini dapat
memperkecil probabilitas daya tersedia b pada gambar 1 menjadi terlalu rendah sehingga
memotong kurva lama beban dengan nilai t yang lebih lama. Penentuan besarnya nilai
LOLP dari suatu sistem harus mempertimbangkan besarnya peran penyediaan tenaga
listrik pada sistem tersebut atau dengan kata lain berapa besar kerugian yang dialami
pemakai energi listrik (konsumen) apabila terjadi interupsi atau gangguan penyediaan
pasokan energi listrik. Misalnya dalam sitem yang berupa sebuah PLTD dengan bebeapa
unit pembangkit yang memasok tenaga listrik kesebuah pabrik. LOLP dari sistem ini
ditentukan dengan mempertimbangkan berapa kerugian yang timbul apabila pabrik
mengalami gangguan pasokan tenaga listrik, yang dinyatakan dalam Rupiah per kWh
terputus. Pada sistem yang besar seperti sistem tenaga listrik yang dikelola oleh PLN,
penentuan nilai LOLP ini haruslah mempertimbangkan harga Rupiah per kWh terputus
secara nasional. Hal ini disebabkan karena dengan terputusnya pasokan tenaga listrik dari
PLN, berarti menimbulkan kerugian nasional. Standar PLN mengenai LOLP adalah 3
hari per tahun untuk sistem interkoneksi Jawa (JAMALI) hari dan 5 hari per tahun untuk
sistem di luar Jawa. semoga bermanfaat, http:/dunia-listrik.blogspot.co
 122. • Beranda ingin tahu lebih? Cari artikel yang anda inginkan, dengan memasukkan
kata kunci artikel yang anda cari !!! Telusuri • • Beranda Forum Diskusi Kelistrikan o
Masuk ke Forum Dunia Listrik o Daftar Menjadi Anggota Forum Dunia Listrik
Registrasi E-mail Dapatkan informasi artikel terbaru dari Dunia Listrik. Klik ikon
Einstein untuk mendaftarkan alamat e-mail anda. Kami tidak akan mempublikasikan
alamat e-mail anda kepada pihak manapun. Dijamin ! Jika anda tidak menerima
konfirmasi pendaftaran email dari feedburner. Periksa Kotak SPAM atau BULK E-mail
anda. *** Terima Kasih *** Kategori Artikel • Analisa Sistem Tenaga Listrik
 123. • Animator dan Software • Artikel dan Berita Listrik Nasional • Dasar Teknik
Elektro • Elektronika Daya • Handbook • ilmu Bahan Listrik • Instalasi Penerangan •
Mesin Listrik • Sistem Kontrol • Sistem Pembangkitan dan Konversi Energi • Sistem
Proteksi dan Pentanahan • Sistem Transmisi dan Distribusi • Tokoh Author • • HaGe
Rasam Syamsudin • Arif Uji • Saepudin • Susiono • Chandra MDE Blog Sahabat • •
Electrical Science Electrical Power • 500 kV Sub-Station • Inside Power Station • Teori
Medan • Analisa STL
 124. • montir listrik • TIPTL SMKN1 • TE-Links • Lowongan Kerja • Dunia HaGe 01
February 2010 Belajar Dasar SCADA 13:37 Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
1 comment Apa manfaat SCADA bagi Anda?SCADA bukanlah teknologi khusus, tapi
lebih merupakan sebuah aplikasi. Kepanjangan SCADA adalah Supervisory Control And
Data Acquisition, semua aplikasi yang mendapatkan data-data suatu sistem di lapangan
dengan tujuan untuk pengontrolan sistem merupakan sebuah Aplikasi SCADA! Seperti
telah dibahas pada artikel lainnya di sini. Ada dua elemen dalam Aplikasi SCADA, yaitu:
1. Proses, sistem, mesin yang akan dipantau dan dikontrol - bisa berupa power plant,
sistem pengairan, jaringan komputer, sistem lampu trafik lalu-lintas atau apa saja; 2.
Sebuah jaringan peralatan ‘cerdas’ dengan antarmuka ke sistem melalui sensor dan luaran
kontrol. Dengan jaringan ini, yang merupakan sistem SCADA, membolehkan Anda
melakukan pemantauan dan pengontrolan komponenkomponen sistem tersebut. Anda
dapat membangun sistem SCADA menggunakan berbagai macam teknologi maupun
protokol yang berbeda-beda. DIMANAKAH SCADA DIGUNAKAN? Anda dapat
menggunakan SCADA untuk mengatur berbagai macam peralatan. Biasanya, SCADA
digunakan untuk melakukan proses industri yang kompleks secara otomatis,
menggantikan tenaga manusia (bisa karena dianggap berbahaya atau tidak praktis -
konsekuensi logis adalah PHK), dan biasanya merupakan proses-proses yang melibatkan
faktor-faktor kontrol yang lebih banyak, faktor-faktor kontrol gerakan-cepat yang lebih
banyak, dan lain sebagainya, dimana pengontrolan oleh manusia menjadi tidak nyaman
lagi. Sebagai contoh, SCADA digunakan di seluruh dunia misalnya untuk… • Penghasil,
transmisi dan distribusi listrik: SCADA digunakan untuk mendeteksi besarnya arus dan
tegangan, pemantauan operasional circuit breaker, dan untuk mematikan/menghidupkan
the
 125. power grid; • Penampungan dan distribusi air: SCADA digunakan untuk
pemantauan dan pengaturan laju aliran air, tinggi reservoir, tekanan pipa dan berbagai
macam faktor lainnya; • Bangunan, fasilitas dan lingkungan: Manajer fasilitas
menggunakan SCADA untuk mengontrol HVAC, unit-unit pendingin, penerangan, dan
sistem keamanan. • Produksi: Sistem SCADA mengatur inventori komponen-komponen,
mengatur otomasi alat atau robot, memantau proses dan kontrol kualitas. • Transportasi
KA listrik: menggunakan SCADA bisa dilakukan pemantauan dan pengontrolan
distribusi listrik, otomasi sinyal trafik KA, melacak dan menemukan lokasi KA,
mengontrol palang KA dan lain sebagainya. • Lampu lalu-lintas: SCADA memantau
lampu lalu-lintas, mengontrol laju trafik, dan mendeteksi sinyals-sinyal yang salah. Dan,
tentunya, masih banyak lagi aplikasi-aplikasi potensial untuk sistem SCADA. SCADA
saat ini digunakan hampir di seluruh proyek-proyek industri dan infrastruktur umum.
Intinya SCADA dapat digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kemudahan
dalam pemantauan sekaligus juga pengontrolan, dengan berbagai macam media
antarmuka dan komunikasi yang tersedia saat ini (misalnya, Komputer, PDA, Touch
Screen, TCP/IP, wireless dan lain sebagainya). NGAPAIN JUGA PAKE SCADA? Coba
sekarang pikirkan tanggung-jawab atau tugas Anda di perusahaan, berkaitan dengan
segala macam operasi dan parameter-parameter yang akhirnya mempengaruhi hasil
produksi: • Apakah peralatan Anda membutuhkan Catu Daya, suhu yang terkontrol,
kelembaban lingkungan yang stabil dan tidak pernah mati? • Apakah Anda perlu tahu -
secara real time - status dari berbagai macam komponen dan peralatan dalam sebuah
sistem kompleks yang besar? • Apakah Anda perlu tahu bagaimana perubahan masukan
mempengaruhi luaran? • Peralatan apa saja yang perlu Anda kontrol - secara real time -
dari jarak jauh? • Apakah Anda perlu tahu dimanakah terjadinya kesalahan/kerusakan
dalam sistem sehingga mempengaruhi proses? PEMANTAUAN DAN
PENGONTROLAN SECARA REAL-TIME MENINGKATKAN EFISIENSI DAN
MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN Tanyakan beberapa poin tersebut sebelumnya,
saya yakin Anda akan bisa memperkirakan dimanakah Anda bisa mengaplikasikan
SCADA. Bisa jadi Anda akan berkata lagi “Terus ngapain? So What?”. Apa yang
sebenarnya ingin Anda ketahui adalah hasil secara nyata yang bagaimanakah yang bisa
Anda harapkan dengan mengaplikasikan SCADA? Berikut ini beberapa hal yang bisa
Anda lakukan dengan Sistem SCADA: • Mengakses pengukuran kuantitatif dari proses-
proses yang penting, secara langsung saat itu maupun sepanjang waktu. • Mendeteksi dan
memperbaiki kesalahan secara cepat. • Mengukur dan memantau trend sepanjang waktu.
 126. • Menemukan dan menghilangkan kemacetan (bottleneck) dan pemborosan
(inefisiensi). • Mengontrol proses-proses yang lebih besar dan kompleks dengan staf-staf
terlatih yang lebih sedikit. Intinya, sebuah sistem SCADA memberikan Anda keleluasaan
mengatur maupuan mengkonfigurasi sistem. Anda bisa menempatkan sensor dan kontrol
di setiap titik kritis di dalam proses yang Anda tangani (seiring dengan teknologi SCADA
yang semakin baik, Anda bisa menempatkan lebih banyak sensor di banyak tempat).
Semakin banyak hal yang bisa dipantau, semakin detil operasi yang bisa Anda lihat, dan
semuanya bekerja secara real-time. Tidak peduli sekompleks apapun proses yang Anda
tangani, Anda bisa melihat operasi proses dalam skala besar maupun kecil, dan Anda
setidaknya bisa melakukan penelusuran jika terjadi kesalahan dan sekaligus
meningkatkan efisiensi. Dengan SCADA, Anda bisa melakukan banyak hal, dengan
ongkos lebih murah dan, tentunya, akan meningkatkan keuntungan! Contoh Arsitektur
SCADA Bagaimana SCADA bekerja? Sebuah sistem SCADA memiliki 4 (empat) fungsi
, yaitu: 1. Akuisisi Data, 2. Komunikasi data jaringan, 3. Peyajian data, dan 4. Kontrol
(proses) Fungsi-fungsi tersebut didukung sepenuhnya melalui 4 (empat) komponen
SCADA, yaitu: 1. Sensor (baik yang analog maupun digital) dan relai kontrol yang
langsung berhubungan dengan berbagai macam aktuator pada sistem yang dikontrol; 2.
RTUs (Remote Telemetry Units). Merupakan unit-unit “komputer” kecil (mini),
maksudnya sebuah unit yang dilengkapi dengan sistem mandiri seperti sebuah komputer,
yang ditempatkan pada lokasi dan tempat-tempat tertentu di lapangan. RTU bertindak
sebagai pengumpul data
 127. lokal yang mendapatkan datanya dari sensor-sensor dan mengirimkan perintah
langsung ke peralatan di lapangan; 3. Unit master SCADA (Master Terminal Unit -
MTU). Kalo yang ini merupakan komputer yang digunakan sebagai pengolah pusat dari
sistem SCADA. Unit master ini menyediakan HMI (Human Machine Iterface) bagi
pengguna, dan secara otomatis mengatur sistem sesuai dengan masukan-masukan (dari
sensor) yang diterima; 4. Jaringan komunikasi, merupakan medium yang
menghubungkan unit master SCADA dengan RTU-RTU di lapangan. SISTEM SCADA
PALING SEDERHANA DI DUNIA! Sistem SCADA yang paling sederhana yang
mungkin bisa dijumpai di dunia adalah sebuah rangkaian tunggal yang memberitahu
Anda sebuah kejadian (event). Bayangkan sebuah pabrik yang memproduksi pernak-
pernik, setiap kali produk pernak-pernik berhasil dibuat, akan mengaktifkan sebuah
saklar yang terhubungkan ke lampu atau alarm untuk memberitahukan bahwa ada satu
pernak-pernik yang berhasil dibuat. Tentunya, SCADA bisa melakukan lebih dari sekedar
hal sederhana tersebut. Tetapi prinsipnya sama saja, Sebuah sistem SCADA skala-penuh
mampu memantau dan (sekaligus) mengontrol proses yang jauh lebih besar dan
kompleks. AKUISISI DATA Pada kenyataannya, Anda membutuhkan pemantauan yang
jauh lebih banyak dan kompleks dari sekedar sebuah mesin yang menghasilkan sebuah
produk (seperti contoh sebelumnya). Anda mungkin membutuhkan pemantauan terhadap
ratusan hingga ribuan sensor yang tersebar di seluruh area pabrik. Beberapa sensor
digunakan untuk pengukuran terhadap masukan (misalnya, laju air ke reservoir), dan
beberapa sensor digunakan untuk pengukuran terhadap luaran (tekanan, massa jenis,
densitas dan lain sebagainya). Beberapa sensor bisa melakukan pengukuran kejadian
secara sederhana yang bisa dideteksi menggunakan saklar ON/OFF, masukan seperti ini
disebut sebagai masukan diskrit atau masukan digital. Misalnya untuk mengetahui
apakah sebuah alat sudah bekerja (ON) atau belum (OFF), konveyornya sudah jalan (ON)
atau belum (OFF), mesinnya sudah mengaduk (ON) atau belum (OFF), dan lain
sebagainya. Beberapa sensor yang lain bisa melakukan pengukuran secara kompleks,
dimana angka atau nilai tertentu itu sangat penting, masukan seperti ini disebut masukan
analog, bisa digunakan untuk mendeteksi perubahan secara kontinu pada, misalnya,
tegangan, arus, densitas cairan, suhu, dan lain sebagainya. Untuk kebanyakan nilai-nilai
analog, ada batasan tertentu yang didefinisikan sebelumnya, baik batas atas maupun batas
bawah. Misalnya, Anda ingin mempertahankan suhu antara 30 dan 35 derajat Celcius,
jika suhu ada di bawah atau diatas batasan tersebut, maka akan memicu alarm (baik
lampu dan/atau bunyi-nya). Terdapat empat alarm batas untuk sensor analog: Major
Under, Minor Under, Minor Over, dan Major Over Alarm. KOMUNIKASI DATA
 128. Dari contoh sederhana pabrik pernak-pernik, yang dimaksud ‘jaringan’ pada kasus
tersebut adalah sekedar kabel yang menghubungkan saklar dengan panel lampu.
Kenyataannya, seringkali Anda ingin memantau berbagai macam parameter yang berasal
dari berbagai macam sensor di lapangan (pabrik), dengan demikian Anda membutuhkan
sebuah jaringan komunikasi untuk melakukannya. Pada awalnya, SCADA melakukan
komunikasi data melalui radio, modem atau jalur kabel serial khusus. Saat ini data-data
SCADA dapat disalurkan melalui jaringan Ethernet atau TCP/IP. Untuk alasan
keamanan, jaringan komputer untuk SCADA adalah jaringan komputer lokal (LAN -
Local Area Network) tanpa harus mengekspos data-data penting di Internet. Komunikasi
SCADA diatur melalui suatu protokol, jika jaman dahulu digunakan protokol khusus
yang sesuai dengan produsen SCADA-nya, sekarang sudah ada beberapa standar
protokol yang ditetapkan, sehingga tidak perlu khawatir masalah kecocokan komuninkasi
lagi. Karena kebanyakan sensor dan relai kontrol hanyalah peralatan listrik yang
sederhana, alat-alat tersebut tidak bisa menghasilkan atau menerjemahkan protokol
komunikasi. Dengan demikian dibutuhkan RTU yang menjembatani antara sensor dan
jaringan SCADA. RTU mengubah masukan-masukan sensor ke format protokol yang
bersangkutan dan mengirimkan ke master SCADA, selain itu RTU juga menerima
perintah dalam format protokol dan memberikan sinyal listrik yang sesuai ke relai kontrol
yang bersangkutan. Gambar Contoh Jaringan pada Sistem SCADA PENYAJIAN DATA
Untuk kasus pabrik pernak-pernik kita, satu-satunya tampilan adalah sebuah lampu yang
akan menyala saat saklar diaktifkan. Ya, tentu saja kenyataannya bisa puluhan hingga
ratusan lampu, bayangkan siapa yang akan Anda minta untuk mengawasi lampu-lampu
tersebut, emangnya lampu hiasan? Bukan khan? Sistem SCADA melakukan pelaporan
status berbagai macam sensor (baik analog maupun digital) melalui sebuah komputer
khusus yang sudah dibuatkan HMI-nya (Human Machine INterface) atau HCI-nya
(Human Computer Interface). Akses ke kontrol panel ini bisa dilakukan secara lokal
maupun melalui website. Bahkan saat ini sudah tersedia panel-panel kontrol yang
TouchScreen. Perhatikan contoh-contoh gambar dan penjelasan pada STUDI KASUS.
 129. Gambar Contoh akses SCADA melalui website KONTROL Sayangnya, dalam
contoh pabrik pernak-pernik kita tidak ada elemen kontrol. Baiklah, kita tambahkan
sebuah kontrol. Misalnya, sekarang operator juga memiliki tombol pada panel kontrol.
Saat dia klik pada tombol tersebut, maka saklar di pabrik juga akan ON. Okey, jika
kemudian Anda tambahkan semua kontrol pabrik ke dalam sistem SCADA melalui HMI-
nya, maka Anda mendapatkan sebuah kontrol melalui komputer secara penuh, bahkan
menggunakan SCADA yang canggih (hampir semua produk perangkat lunak SCADA
saat ini sudah canggih-canggih) bisa dilakukan otomasi kontrol atau otomasi proses,
tanpa melibatkan campur tangan manusia. Tentu saja, Anda masih bisa secara manual
mengontrolnya dari stasion master. Tentunya, dengan bantuan SCADA, proses bisa lebih
efisien, efektif dan meningkatkan profit perusahaan. Bagaimana mengevaluasi Sistem
dan Perangkat Keras SCADA? Okey, sekarang persoalannya adalah petunjuk bagaimana
memilih dan memilah sistem SCADA yang baik. Apalagi sistem SCADA akan Anda
gunakan hingga 10 sampai 15 tahun yang akan datang, tentunya Anda harus mencari
produk-produk yang terkenal reputasinya. Namun hal ini akan berdampak pada investasi
yang harus dilakukan, sebuah produk dengan reputasi handal dan terkenal tentu harganya
jauh lebih mahal dibandingkan produk-produk SCADA baru yang saat ini mulai banyak
bermunculan. Ada beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan, antara lain: • Anda
bisa menghabiskan masa depan pabrik dengan ongkos berlebih yang tidak perlu; •
Kadangkala setelah menghabiskan dana yang sangat besar, akhirnya Anda hanya
mendapatkan sebuah sistem yang kurang atau bahkan tidak memenuhi apa yang
diinginkan; • Atau barangkali saat ini sistem betul-betul memenuhi kebutuhan, tetapi
tidak untuk pengembangan masa depan. Catatan singkat mengenai Sensor dan Jaringan
Sensor dan relai kontrol merupakan komponen yang penting. Tentu saja, ada beberapa
sensor yang lebih baik daripada lainnya, namun tersedianya datasheet untuk sebuah
sensor akan membantu Anda mengenali lebih detil dari sensor yang bersangkutan,
sehingga Anda bisa memilih mana yang terbaik. Sebuah jaringan (LAN/WAN) berbasis
TCP/IP merupakan jaringan yang mudah digunakan, dan jika pabrik Anda belum
semuanya memiliki jaringan, transisi ke jaringan LAN bisa jadi merupakan tujuan jangka
panjang perusahaan. Namun Anda tidak perlu langsung menerapkan jaringan LAN
semuanya untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan SCADA. Sistem SCADA
yang baik akan mendukung jaringan lama Anda dan jaringan LAN, sehingga Anda bisa
melakukan transisi secara bertahap. Berikut saya sampaikan beberapa petunjuk (dari
pengalaman dan beberapa rujukan dari online maupun offline) dalam membangun sistem
SCADA terutama masalah pemilihan RTU dan MTU.
 130. Apa yang perlu Anda perhatikan dalam memilih SCADA RTU SCADA RTU Anda
harus mampu berkomunikasi dengan segala macam peralatan yang di pabrik dan bisa
bertahan terhadap berbagai macam kondisi industri (panas, dingin, tekanan dan lain
sebagainya). Berikut ceklis untuk pemilihan RTU yang berkualitas: • Kapasitas yang
cukup untuk mendukung berbagai macam peralatan di pabrik (dalam cakupan SCADA
yang diinginkan), tetapi tidak lebih dari yang dibutuhkan. Jangan sampai Anda membeli
RTU dengan kapasitas yang berlebih sedemikian hingga akhirnya tidak akan pernah
digunakan, ini adalah pemborosan. • Konstruksi yang tahan banting dan kemampuan
bertahan terhadap suhu dan kelembaban yang ekstrim. Sudah jelas khan? Kalo tidak
tahan banting dan tidak bisa bertahan buat apa pasang RTU tersebut? Bisa jadi hasil
pengukuran menjadi tidak akurat dan alat jebol. • Catu daya yang aman dan berlimpah.
Sistem SCADA seringkali harus bekerja penuh 24 jam setiap hari. Seharusnya digunakan
RTU yang mendukung penggunaan daya dari baterei, idealnya, ada dua sumber catu daya
(listrik dan baterei). • Port komunikasi yang cukup. Koneksi jaringan sama pentingnya
seperti catu daya. Port serial kedua atau modem internal bisa menjaga agar RTU tetap
online walaupun jaringan saat itu sedang rusak atau gagal. Selain itu, RTU dengan port
komunikasi beragam dapat mendukung strategi migrasi LAN. • Memori nonvolatile
(NVRAM) untuk menyimpan firmware. NVRAM dapat menyimpan data walaupun catu
daya dimatikan. Firmware baru (hasil modifikasi dan lain sebagainya) dapat diunduh ke
penyimpan NVRAM melalui jaringan, sehingga kemampuan RTU akan selalu up-todate
(terbaharui) tanpa harus mengunjungi lokasi RTU yang bersangkutan. • Kontrol cerdas.
Sistem SCADA yang canggih saat ini bisa melakukan kontrol dengan sendirinya sesuai
dengan program atau pengaturan yang dimasukkan, terutama tanggapan terhadap
berbagai macam masukan sensor-sensor. Ini jelas tidak perlu untuk semua aplikasi,
namun menawarkan kemudahan operasional. • Jam waktu-nyata (real-time clock). untuk
pencetakan tanggal/waktu pada laporan secara tepat dan akurat; • Pewaktu watchdog
yang memastikan RTU bisa start-ulang setelah terjadinya kegagalan daya (power failure).
Tipikal arsitetur RTU Apa yang perlu Anda perhatikan dalam memilih SCADA MTU
SCADA master atau MTU harus mampu menampilkan berbagai informasi dalam bentuk
yang
 131. familiar bagi pengguna atau operator-nya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
berkaitan dengan SCADA MTU: • Fleksibel, tanggapan terhadap sensor bisa diprogram.
Cari sistem yang menyediakan perangkat yang mudah untuk memprogram soft alarm
(laporan kejadian yang kompleks yang merupakan kombinasi antara masukan sensor dan
pernyataan tanggal/jam) dan soft control (tanggapan terhadap sensor yang bisa
diprogram). • Bekerja penuh 24/7, peringatan melalui SMS (pager) dan pemberitahuan
email secara otomatis. Anda tidak perlu mempekerjakan orang untuk mengamati papan
pemantauan 24 jam sehari. Jika peralatan membutuhkan campur tangan manusia, maka
secara otomatis sistem akan mengirimkan peringatan melalui SMS atau email ke
penanggung-jawab yang bersangkutan. • Tampilan informasi secara detil. Tentunya Anda
ingin sebuah sistem yang menampilkan dalam bahasa harian Anda (Inggris, Indonesia,
dll) yang jelas dan sederhana, dengan penjelasan yang lengkap terhadap aktivitas yang
sedang terjadi dan bagaimana Anda seharusnya menangani atau menanggapinya. • Tapis
untuk alarm mengganggu (tidak perlu). Alarm-alarm yang mengganggu akan membuat
para staff menjadi tidak peka lagi terhadap pelaporan alarm, dan mereka mulai percaya
bahwa semua alarm merupakan alarm menganggu. Akhirnya mereka akan berhenti
menanggapi semua alarm termasuk alarm yang kritis (alarm yang benar-benar harus
mendapatkan perhatian). Gunakan SCADA yang dapat menapis dan memilah-milah
alarm-alarm mana yang mengganggu dan yang kritis. • Kemampuan pengembangan
kedepan. Sebuah sistem SCADA merupakan investasi jangka panjang (10 hingga 15
tahun). Sehingga Anda perlu memastikan kemampuan SCADA untuk pengembangan
dalam jangka waktu 15 tahun kedepan. • Pencadangan yang beragam. Sistem SCADA
yang baik mendukung berbagai macam pencadangan master, di beberapa lokasi. Jika
master SCADA utama gagal, master yang kedua dalam jaringan akan mengambil alih
secara otomatis, tanpa adanya interupsi fungsi pemantauan dan pengontrolan. •
Mendukung berbagai macam tipe protokol dan peralatan. Jika jaman dulu SCADA hanya
dbuat untuk protokol-protokol tertentu yang tertutup. Solusi vendor tunggal bukan
merupakn ide yang bagus - seringkali vendor tidak lagi menyediakan dukungan untuk
produk-produk mereka. Dukungan terhadap berbagai macam protokol yang terbuka akan
mengamankan sistem SCADA Anda dari keusangan yang tak-terencana. Tipikal
arsitektur MTU @Sumber dari afgianto (maaf jika ada kesalahan penulisan) Untuk
mengetahui daftar istilah lainnya yang ada di SCADA, dapat anda baca di sin • Beranda
 132. ingin tahu lebih? Cari artikel yang anda inginkan, dengan memasukkan kata kunci
artikel yang anda cari !!! Telusuri • • Beranda Forum Diskusi Kelistrikan o Masuk ke
Forum Dunia Listrik o Daftar Menjadi Anggota Forum Dunia Listrik Registrasi E-mail
Dapatkan informasi artikel terbaru dari Dunia Listrik. Klik ikon Einstein untuk
mendaftarkan alamat e-mail anda. Kami tidak akan mempublikasikan alamat e-mail anda
kepada pihak manapun. Dijamin ! Jika anda tidak menerima konfirmasi pendaftaran
email dari feedburner. Periksa Kotak SPAM atau BULK E-mail anda. *** Terima Kasih
*** Kategori Artikel • • Analisa Sistem Tenaga Listrik Animator dan Software • Artikel
dan Berita Listrik Nasional
 133. • Dasar Teknik Elektro • Elektronika Daya • Handbook • ilmu Bahan Listrik •
Instalasi Penerangan • Mesin Listrik • Sistem Kontrol • Sistem Pembangkitan dan
Konversi Energi • Sistem Proteksi dan Pentanahan • Sistem Transmisi dan Distribusi •
Tokoh Author • • HaGe Rasam Syamsudin • Arif Uji • Saepudin • Susiono • Chandra
MDE Blog Sahabat • • Electrical Science Electrical Power • 500 kV Sub-Station • Inside
Power Station • Teori Medan • Analisa STL • montir listrik • TIPTL SMKN1
 134. • TE-Links • Lowongan Kerja • Dunia HaGe 15 January 2010 Daftar Istilah SCADA
22:49 Dunia Listrik No comments Berikut adalah daftar istilah pada SCADA beserta
definisinya: ANOFT (Analog Output Fault)-> Po, Pr dan N level terganggu. App
(Appear) -> Alarm muncul. AR (Auto Reclose) -> CB penghantar keluar sesaat dan
kemudian masuk lagi. ARO (Auto Reclose Switch Out) -> Peralatan auto/reclose untuk
penghantar dimatikan ( auto reclose tidak bekarja) hanya GI. 500 kV.
 135. • Beranda ingin tahu lebih? Cari artikel yang anda inginkan, dengan memasukkan
kata kunci artikel yang anda cari !!!
 136. Telusuri • • Beranda Forum Diskusi Kelistrikan o Masuk ke Forum Dunia Listrik o
Daftar Menjadi Anggota Forum Dunia Listrik Registrasi E-mail Dapatkan informasi
artikel terbaru dari Dunia Listrik. Klik ikon Einstein untuk mendaftarkan alamat e-mail
anda. Kami tidak akan mempublikasikan alamat e-mail anda kepada pihak manapun.
Dijamin ! Jika anda tidak menerima konfirmasi pendaftaran email dari feedburner.
Periksa Kotak SPAM atau BULK E-mail anda. *** Terima Kasih *** Kategori Artikel •
• Analisa Sistem Tenaga Listrik Animator dan Software • Artikel dan Berita Listrik
Nasional • Dasar Teknik Elektro • Elektronika Daya • Handbook • ilmu Bahan Listrik •
Instalasi Penerangan • Mesin Listrik
 137. • Sistem Kontrol • Sistem Pembangkitan dan Konversi Energi • Sistem Proteksi dan
Pentanahan • Sistem Transmisi dan Distribusi • Tokoh Author • • HaGe Rasam
Syamsudin • Arif Uji • Saepudin • Susiono • Chandra MDE Blog Sahabat • • Electrical
Science Electrical Power • 500 kV Sub-Station • Inside Power Station • Teori Medan •
Analisa STL • montir listrik • TIPTL SMKN1 • TE-Links • Lowongan Kerja • Dunia
HaGe 11 January 2010 SCADA
 138. 17:55 Dunia Listrik No comments SCADA merupakan singkatan dari Supervisory
Control and Data Acquisition. SCADA merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan
informasi atau data-data dari lapangan dan kemudian mengirimkan-nya ke sebuah
komputer pusat yang akan mengatur dan mengontrol data-data tersbut. Sistem SCADA
tidak hanya digunakan dalam proses-proses industri, misalnya, pabrik baja, pembangkit
dan pendistribusian tenaga listrik (konvensional maupun nuklir), pabrik kimia, tetapi juga
pada beberapa fasilitas eksperimen seperti fusi nuklir. Dari sudut pandang SCADA,
ukuran pabrik atau sistem proses mulai dar 1.000an hingga 10.000an I/O
(luara/masukan), namun saat ini sistem SCADA sudah bisa menangani hingga ratusan
ribu I/O. Ada banyak bagian dalam sebuah sistem SCADA. Sebuah sistem SCADA
biasanya memiliki perangkat keras sinyal untuk memperoleh dan mengirimkan I/O,
kontroler, jaringan, antarmuka pengguna dalam bentuk HMI (Human Machine Interface),
piranti komunikasi dan beberapa perangkat lunak pendukung. Semua itu menjadi satu
sistem, istilah SCADA merujuk pada sistem pusat keseluruhan. Sistem pusat ini biasanya
melakukan pemantauan data-data dari berbagai macam sensor di lapangan atau bahkan
dari tempat2 yang lebih jauh lagi (remote locations). Sistem pemantauan dan kontrol
industri biasanya terdiri dari sebuah host pusat atau master (biasa dinamakan sebagai
master station, master terminal unit atau MTU), satu atau lebih unit-unit pengumpul dan
kontrol data lapangan (biasa dinamakan remote stattion, remoter terminal unit atau RTU)
dan sekumpulan perangkat lunak standar maupun customized yang digunakan untuk
memantau dan mengontrol elemen-elemen data-data di lapangan. Sebagian besar sistem
SCADA banyak memiliki karakteristik kontrol kalang-terbuka (open-loop) dan banyak
menggunakan komunikasi jarak jauh, walaupun demikian ada beberapa elemen
merupakan kontrol kalangtertutup (closed-loop) dan/atau menggunakan komunikasi jarak
dekat. Sistem yang mirip dengan sistem SCADA juga bisa kita jumpai di beberapa pabrik
proses, perawatan dan lain-lain. Sistem ini dinamakan DCS (Distributed Control
Systems). DCS memiliki fungsi yang mirip dengan SCADA, tetapi unit pengumpul dan
pengontrol data biasanya ditempatkan pada beberapa area terbatas. Komunikasinya bisa
menggunakan jaringan lokal (LAN), handal dan berkecepatan tinggi. SCADA Pada
Sistem Tenaga Listrik Fasilitas SCADA diperlukan untuk melaksanakan pengusahaan
tenaga listrik terutama pengendalian operasi secara realtime. Suatu sistem SCADA terdiri
dari sejumlah RTU (Remote Terminal Unit), sebuah Master Station / RCC (Region
Control Center), dan jaringan telekomunikasi data antara RTU dan Master Station. RTU
dipasang di setiap Gardu Induk atau Pusat Pembangkit yang hendak dipantau. RTU ini
bertugas untuk mengetahui setiap kondisi peralatan tegangan tinggi melalui pengumpulan
besaran-besaran listrik, status peralatan, dan sinyal alarm yang kemudian diteruskan ke
RCC melalui jaringan telekomunikasi data. RTU juga dapat menerima dan melaksanakan
perintah untuk merubah status peralatan tegangan tinggi melalui sinyal-sinyal perintah
yang dikirim dari RCC.
 139. Dengan sistem SCADA maka Dispatcher dapat mendapatkan data dengan cepat
setiap saat (real time) bila diperlukan, disamping itu SCADA dapat dengan cepat
memberikan peringatan pada Dispatcher bila terjadi gangguan pada sistem, sehingga
gangguan dapat dengan mudah dan cepat diatasi / dinormalkan. Data yang dapat diamati
berupa kondisi ON / OFF peralatan transmisi daya, kondisi sistem SCADA sendiri, dan
juga kondisi tegangan dan arus pada setiap bagian di komponen transmisi. Setiap kondisi
memiliki indikator berbeda, bahkan apabila terdapat indikasi yang tidak valid maka
operator akan dapat megetahui dengan mudah. Fungsi kendali pengawasan mengacu pada
operasi peralatan dari jarak jauh, seperti switching circuit breaker, pengiriman sinyal
balik untuk menunjukkan atau mengindikasikan kalau operasi yang diinginkan telah
berjalan efektif. Sebagai contoh pengawasan dilakukan dengan menggunakan indikasi
lampu, jika lampu hijau menyala menunjukkan peralatan yang terbuka (open), sedang
lampu merah menunjukkan bahwa peralatan tertutup (close), atau dapat menampilkan
kondisi tidak valid yaitu kondisi yang tidak diketahui apakah open atau close. Saat RTU
melakukan operasi kendali seperti membuka circuit breaker, perubahan dari lampu merah
menjadi hijau pada pusat kendali menunjukkan bahwa operasi berjalan dengan sukses.
Operasi pengawasan disini memakai metode pemindaian (scanning) secara berurutan dari
RTURTU yang terdapat pada Gardu Induk-Gardu Induk. Sistem ini mampu mengontrol
beberapa RTU dengan banyak peralatan pada tiap RTU hanya dengan satu Master
Station. Lebih lanjut, sistem ini juga mampu mengirim dari jarak jauh data-data hasil
pengukuran oleh RTU ke Master Station, seperti data analog frekuensi, tegangan, daya
dan besaran-besaran lain yang dibutuhkan untuk keseluruhan / kekomplitan operasi
pengawasan . Keuntungan sistem SCADA lainnya ialah kemampuan dalam membatasi
jumlah data yang ditransfer antar Master Station dan RTU. Hal ini dilakukan melalui
prosedur yang dikenal sebagai exception reporting dimana hanya data tertentu yang
dikirim pada saat data tersebut mengalami perubahan yang melebihi batas setting,
misalnya nilai frekuensi hanya dapat dianggap berubah apabila terjadi perubahan sebesar
0,05 Herzt. Jadi apabila terjadi perubahan yang nilainya sangat kecil maka akan dianggap
tidak terjadi perubahan frekuensi. Hal ini adalah untuk mengantisipasi sifat histerisis
sistem sehingga nilai frekuensi yang sebenarnya dapat dibaca dengan jelas. Master
Station secara berurutan memindai (scanning) RTU-RTU dengan mengirimkan pesan
pendek pada tiap RTU untuk mengetahui jika RTU mempunyai informasi yang perlu
dilaporkan. Jika RTU mempunyai sesuatu yang perlu dilaporkan, RTU akan mengirim
pesan balik pada Master Station, dan data akan diterima dan dimasukkan ke dalam
memori komputer. Jika diperlukan, pesan akan dicetak pada mesin printer di Master
Station dan ditampilkan pada layar monitor. Siklus pindai membutuhkan waktu relatif
pendek, sekitar 7 detik (maksimal 10 detik). Siklus pindai yaitu pemindaian seluruh
remote terminal dalam sistem. Ketika Master Station memberikan perintah kepada
sebuah RTU, maka semua RTU akan menerima perintah itu, akan tetapi hanya RTU yang
alamatnya sesuai dengan perintah itulah yang akan menjalankannya. Sistem ini
dinamakan dengan sistem polling. Pada pelaksanaannya terdapat waktu tunda untuk
mencegah kesalahan yang berkaitan dengan umur data analog.
 140. Selain dengan sistem pemindaian, pertukaran data juga dapat terjadi secara
incidental ( segera setelah aksi manuver terjadi ) misalnya terjadi penutupan switch
circuit breaker oleh operator gardu induk, maka RTU secara otomatis akan segera
mengirimkan status CB di gardu induk tersebut ke Master Station. Dispatcher akan
segera mengetahui bahwa CB telah tertutup. Ketika operasi dilakukan dari Master
Station, pertama yang dilakukan adalah memastikan peralatan yang dipilih adalah tepat,
kemudian diikuti dengan pemilihan operasi yang akan dilakukan. Operator pada Master
Station melakukan tindakan tersebut berdasar pada prosedur yang disebut metode “select
before execute (SBXC)“, seperti di bawah ini: 1.) Dispatcher di Master Station memilih
RTU. 2.) Dispatcher memilih peralatan yang akan dioperasikan. 3.) Dispatcher mengirim
perintah. 4.) Remote Terminal Unit mengetahui peralatan yang hendak dioperasikan. 5.)
Remote Terminal Unit melakukan operasi dan mengirim sinyal balik pada Master Station
ditunjukkan dengan perubahan warna pada layar VDU dan cetakan pesan pada printer
logging. Prosedur di atas meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan operasi. Jika
terjadi gangguan pada RTU, pesan akan dikirim dari RTU yang mengalami gangguan
tadi ke Master Station, dan pemindaian yang normal akan mengalami penundaan yang
cukup lama karena Master Station mendahulukan pesan gangguan dan menyalakan alarm
agar operator dapat mengambil tindakan yang diperlukan secepatnya. Pada saat yang lain,
pada kebanyakan kasus, status semua peralatan pada RTU dapat dimonitor setiap 2 detik,
memberikan informasi kondisi sistem yang sedang terjadi pada operator di Pusat Kendali
(RCC). Hampir semua sistem kendali pengawasan modern berbasis pada komputer, yang
memungkinkan Master Station terdiri dari komputer digital dengan peralatan masukan
keluaran yang dibutuhkan untuk mengirimkan pesan-pesan kendali ke RTU serta
menerima informasi balik. Informasi yang diterima akan ditampilkan pada layar VDU
dan/atau dicetak pada printer sebagai permanent records. VDU juga dapat menampilkan
informasi grafis seperti diagram satu garis. Pada RCC (pusat kendali), seluruh status
sistem juga ditampilkan pada Diagram Dinding (mimic board), yang memuat data
mengenai aliran daya pada kondisi saat itu dari RTU. Anda juga dapat membaca artikel
scada lainnya di sini dan sini semoga bermanfaat, Terima kasih kepada:
http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2009/01/apakah-scada-itu/ dan
http://endro.wordpress.com/2008/02/25/sistem-scada/

Anda mungkin juga menyukai