Anda di halaman 1dari 72

K3

PENGENALAN JURUSAN TITL


JOB KERJA
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2)
&
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
K2 / K3 PADA BIDANG DISTRIBUSI 
 
4.1. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2)
4.1.1. Hubungan Antara K2 Dan K3
Bagaimana hubungan antara K2 dan K3 ?
Hubungan antara K2 dan K3 dapat dijelaskan sebagai
berikut :
 
K3 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K2 = Keselamatan Ketenagalistrikan
K3 = K2 =
Kesel. & Kesehatan Kerja Keselamatan Ketenagalistrikan

Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Masy.Umum sekitar Instalasi
Instalasi
Lingkungan Instalasi
Dibatalkan MK
Kembali ke
UU No.1/1970 UU 20/2002 UU 15/1985
ttg. Kesel.Kerja ttg.Ktngltk ttg.Ktngltk
( K2 ) ( Kesel.Kerja
Kesel. Umum )
PP 3/2005 Psl.21
( K2 )

Dipersiapkan UU Baru ttg.Ktngltk ( K2 )


4
4.1.2 Pengertian Keselamatan
Ketenagalistrikan (K2)
Definisi / Pengertian :
Keselamatan Ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah
- langkah pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan
pemanfaat tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal bagi
instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi manusia, serta kondisi
akrab lingkungan (ramah lingkungan ), dalam arti tidak merusak
lingkungan hidup disekitar instalasi tenaga listrik.
 
Upaya untuk mewujudkan “ K 3 “ dapat dilakukan dengan ;
Standarisasi
Penerapan 4 pilar K2
Sertifikasi
Penerapan SOP /
Adanya pengawas pekerjaan
4.1.3 KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Dasar Hukum :
1. UU No.1 / 1970 ttg Keselamatan Kerja
2. UU No.15 / 1985 ttg Ketenagalistrikan
3. PP No.3 / 2005 ttg Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik
4. Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
5. Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
6. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
7. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
8. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja
9. Kep Direksi No. ………………… ttg Pedoman Keselamatan Lingkungan

6
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN ( PP No.3/2005 Psl.21 )
1. Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan
2. Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :
a. Standarisasi
b. Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan kondisi :
- Andal dan aman bagi instalasi ( Keselamatan Instalasi )
- Aman dari bahaya bagi manusia :
* Tenaga Kerja ( Keselamatan Kerja )
* Masyarakat Umum ( Keselamatan Umum )
- Akrab lingkungan ( Keselamatan Lingkungan )
c. Sertifikasi :
- Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,
- Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk instalasi
pemanfaatan TL (instalasi pelanggan),
- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah tangga)
- Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan
7
KISI-KISI KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Komitmen/Kewajiban
Perusahaan

Visi INSTALASI TENAGA LISTRIK YANG AMAN, ANDAL & AKRAB LINGKUNGAN

Standarisasi SNI & SNI Wajib (Ex. SPLN & Standar Ketenagalistrikan Lainnya)

Jalur 1 Jalur 2 Jalur 3 Jalur 4

Wujud KESELAMATAN KERJA KESELAMATAN UMUM KESEL. LINGKUNGAN KESEL. INSTALASI


(Aman dari Bahaya) (Aman dari Bahaya) (Akrab Lingkungan) (Andal dan Aman)

Perlin- Pekerja Masy.Umum Sekitar Inst. Lingkungan Instalasi Instalasi Penyediaan TL


dungan (Peg. & TK Bukan Peg.) Pelanggan, Tamu

Pence- Kecelakaan Kerja Kecelakaan Masy. Umum Pencemaran, Kerusakan Inst.(Int&Ext)


gahan Peny.Yg.Timb.Krn.Hub.Kerja Kerusakan Lingkungan Kebakaran
Kecel. Diluar Wkt Kerja

Persya- Tempat Kerja Tan.Pering.& Larangan Baku Mutu Ling. (BML) Prosedur O&M Instalasi
ratan Lingkungan Tem. Kerja Sert. Kompet. Pekerja Wajib AMDAL:RKL/RPL SOP Op.Sis.Kelistrikan
Tan.Pering.& Larangan Sert. Laik Operasi Tdk Wjb : UKL/UPL Karakter. Pengusahaan
Prosedur Kerja (Sert.Keses.Stan.PUIL) Prog.Antis.Perub.Iklim Kesiapan Alat Pemadam
Alat Pelind. Diri (APD) (Tan.Kesel.Pemanf.TL) SOP Penang.Kebakaran
Pemer. Keseh. Berkala Latihan Pemadaman
Tan.Kesel.PemanfaatTL Sispam Instalasi
Sert. Kompet. Pekerja Prog. Bina Lingkunga
Sert.Peralat.Berbahaya

Audit Sis. Manajemen K3 (SMK3) SMK3 Lingkungan SMK3


BATAS LINGKUP KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN DI PT PLN (PERSERO)
Instalasi Pembangkitan:
PLTA, PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP

APP

Jaringan
Distribusi
PLTA PLTU
Pelanggan Kecil

JTR
Saluran Transmisi (Rumah)
JTM

Gardu Induk

JTM /
Gardu

JTR
Distribusi

APP
Fuse / APP

APP Instalasi
Pemda
Pelanggan Besar Pelanggan Sedang
Gardu PB (Apartmen/Hotel)
(Pabrik/Industri)
Pegangan awal dalam melaksanakan kegiatan
yang mempunyai potensi bahaya :
a. Standarisasi Proses ( Pemasangan dsb)
b. Standarisasi Uji (Performance Test, Komisioning
dsb)
c. Standarisasi Produk (Spesifikasi dsb)
Keselamatan kerja, upaya mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan
ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan memberikan
perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul karena hubungan kerja
yang menimpa pekerja.

Keselamatan umum, upaya mewujudkan kondisi aman bagi


masyarakat umum dari bahaya yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi
dan kegiatan ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan
memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap
terjadinya kecelakaan masyarakat umum yang berhubungan dengan
kegiatan Perusahaan.
Keselamatan lingkungan, upaya mewujudkan kondisi akrab
lingkungan dari Instalasi, dengan memberikan perlindungan
terhadap terjadinya pencemaran dan / atau pencegahan
terhadap terjadinya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
kegiatan Instalasi.

Keselamatan instalasi, upaya mewujudkan kondisi andal dan


aman bagi Instalasi, dengan memberikan perlindungan,
pencegahan dan pengamanan terhadap terjadinya gangguan dan
kerusakan yang mengakibatkan Instalasi tidak dapat berfungsi
secara normal dan atau tidak dapat beroperasi.

13
EMPAT PILAR
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

MELIPUTI

KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN


KERJA UMUM LINGKUNGAN INSTALASI

PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN


PERLINDUNGAN
TERHADAP : PEGAWAI, TERHADAP : TERHADAP :
TERHADAP :
BUKAN PEGAWAI MASYARAKAT UMUM INSTALASI
LINGKUNGAN
SEKITAR INSTALASI, PENYEDIAAN TENAGA
INSTALASI
PELANGGAN, TAMU LISTRIK

PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN


TERHADAP TERHADAP TERHADAP TERHADAP
KECELAKAAN DAN KECELAKAAN PENCEMARAN, KERUSAKAN
PENYAKIT AKIBAT MASYARAKAT UMUM KERUSAKAN INSTALASI,
KERJA LINGKUNGAN KEBAKARAN DLL
4.1.5 Pengertian K3
Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia
pada umumnya, hasil karya dan budayanya, untuk
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
Keselamatan kerja adalah suatu usaha pencegahan terhadap
kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan berbagai kerugian,
baik kerugian harta benda (rusaknya peralatan), maupun
kerugian jiwa manusia (luka ringan, luka berat, / cacat bahkan
tewas).
Pengertian Kecelakaan
Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga /tiba-tiba
yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta
benda  
 
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
• Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
• Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja
perlu terjamin pula keselamatannya
• Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan efisien.
• Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya
upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja
• Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan
dalam Undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan
umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan
teknologi.
4.1.6 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang :
Keselamatan Kerja
Diundangkan tanggal : 12 januari 1970
Tujuan / sasaran dari undang – undang ini adalah :
a.Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada ditempat
kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
b.Agar sumber – sumber produksi dapat dipakai dan digunakan
secara aman dan efisien
c.Agar proses produksi dapat berjalan secara aman dan efisien
Undang – undang ini diberlakukan untuk setiap tempat kerja yang
di dalamnya terdapat tiga unsur , yaitu :
a.Adanya suatu usaha, baik usaha yang bersifat ekonomi
maupun sosial
b.Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara
terus menerus atau hanya sewaktu-waktu
c.Adanya sumber bahaya
4.1.7 Hak dan Kewajiban setiap tenaga kerja dalam K3
(bab VIII, pasal 12, UU no : 1 tahun 1970)
a. Memberikan keterangan yang benar tentang k3, bila diminta
oleh pengawas / ahli k3
b. Memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan
c. Mematuhi dan mentaati semua syarat k3
d. Minta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat k3
yang di wajibkan
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat
k3 dan alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan
olehnya, kecuali dalam hal-hal khusus yang ditentukan oleh
pengawas dalam batas-batas yang masih dapat di
pertanggung jawabkan
 
4.1.8 Filosopi Dasar pengelolaan K2/K3
Filosofi dasar dalam mengelola kegiatan K2/K3 dapat
dijelaskan sebagai berikut ;
a.Mengelola kegiatan K3 diibaratkan dengan orang naik
sepeda di jalan tanjakan, bila berhenti mengayuh,maka
sepedanya akan terjatuh.
b.Harus selalu ada aktivitas K3 agar tidak terjadi kecelakaan
kerja
c.K3 harus melibatkan seluruh unsur yang ada diperusahaan
tanpa kecuali (Safety By All)
4.1.9 Pola penerapan K2 / K3 di PT PLN (Persero)
Pola pelaksanaan K3 di PT PLN (Persero) dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Pola penerapannya sesuai dengan Budaya Perusahaan
b. K2/K3 didefinisikan dan dipahami dengan jelas oleh segenap
karyawan
c. Adanya komitmen yang jelas dari Top Manajemen dari setiap
unit – unit kerja PLN
d. Pengorganisasian K2 / K3 ditangani dengan jelas oleh;
•Pejabat yang bertanggung jawab terhadap program K2/K3
•Ahli K3
•P2K3 (Panitia Pembina K3)
•Disusunnya rencana kerja K2/K3 yang meliputi kegiatan /
program – program sebagai berikut :
 
Program teknis Operasional,meliputi ;
a. Perlindungan dan pencegahan kecelakaan
b. Pendidikan dan Pelatihan
c. Pencegahan dan penaggulangan bahaya kebakaran
d. Kesehatan kerja
e. Investigasi,pelaporan dan tindak lanjut kecelakaan
f. Pemeliharaan dan peningkatan K2 / K3

Program Manajemen meliputi;


• Zero Accident ( Kecelakaan Nihil)
• SMK3 (Sistem Manajemen K3)
Hasil penerapan program K2 / K3 dapat dilihat pada Statistik dan
kinerja unit – unit PLN khususnya dalam kinerja K2 / K3 serta
adanya penghargaan prestasi K2 / K3 dari pihak / institusi yang
berwenang.
4.1.10 Pengaruh “K 2” Terhadap Penilaian Tingkat
Kinerja Unit - Unit PT PLN (Persero).
Dituangkan dalam Keputusan Direksi PT PLN (Persero) yang mengatur
tentang Sistem penilaian tingkat kinerja PT PLN (Persero)
Pembangkit,Wilayah,Distribusi,Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban serta
Jasa Penunjang .
Dalam Keputusan Direksi tersebut :
•K2 Merupakan salah satu indikator kinerja yang dinilai pada “ Perspektif
Bisnis Internal ”
•K2 adalah indikator yang digunakan untuk mengukur ketaatan unit – unit
PLN untuk melaksanakan kewajiban :
a.Keselamatan kerja
b.Keselamatan Instalasi
c.Keselamatan Umum
d.Keselamatan Lingkungan
Jika K2 ini tidak dilaksanakan, maka akan menjadi “ Salah satu faktor
pengurang” penilaian tingkat kinerja unit -unit PLN.
 
4.2. BAHAYA LISTRIK
4.2.1. Pendahuluan
Pengertian Bahaya Listrik
Karena begitu tingginya manfaat listrik bagi kehidupan manusia,
hal yang sering terlupakan adalah tentang bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh listrik. Padahal dari fakta-fakta yang kita
jumpai, disamping manfaatnya yang begitu banyak, ternyata
listrik juga dapat menimbulkan bahaya.
Secara umum bahaya listrik adalah sesuatu yang dapat
mendatangkan (menimbulkan) kecelakaan,bencana,kerugian
dan sejenisnya yang diakibatkan oleh adanya arus listrik. Selain
karena Unsafe Condition,bahaya listrik juga bisa timbul karena
adanya Unsafe Action, yang salah satunya adalah ketidaktaatan
ataupun kelalaian dari manusia yang menggunakan energi
listrik.
4.2.2 Macam-macam Bahaya Listrik Bagi Manusia
Secara umum bahaya-bahaya yang mungkin dapat ditimbulkan
oleh energi listrik (tegangan/arus listrik) terhadap manusia yaitu :
a.Kejutan/terkejut
b.Kematian
c.Pingsan
d.Terbakar/luka bakar
Selain itu apabila terjadi hubung singkat pada instalasi / peralatan
listrik, maka dapat menimbulkan kebakaran.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan yang
ditimbulkan listrik terhadap manusia adalah :
a.Tegangan dan kondisi orang terhadap tegangan tersebut.
b.Besarnya arus yang melewati tubuh manusia
c.Jenis arus, searah dan bolak-balik
4.3. KESELAMATAN KERJA PADA SISTEM MANUVER
PEKERJAAN BIDANG DISTRIBUSI (Instalasi TM / TR)
4.3.1. Pengertian Manuver
Manuver adalah suatu prosedur untuk mengubah posisi
jaringan / instalasi dari :
kondisi tidak operasi (keluar dari sistem) ke kondisi operasi
(masuk kedalam sistem) atau sebaliknya
Dalam manuver terjadi suatu kegiatan operasi pembukaan dan
penutupan PMT/ CB,PMS/DS,LBS,PTS,FUSE atau bentuk
kegiatan lain dalam pemutusan / penyambungan sirkit listrik
serta pemasangan / pelepasan Sistem pentanahan / Grounding
lokal
4.3.2. Tujuan Manuver
Secara singkat manuver dalam instalasi ketenagalistrikan
bertujuan untuk :
a.Kebutuhan sistem
b.Keamanan / keselamatan personil
c.Keamanan / keselamatan instalasi / peralatan
 
4.3.3. Pemberi Perintah Manuver
Pemberi perintah manuver dalam sistem Ketenagalistrikan terdiri
dari:
a.Dispatcher P3B ,untuk sistem 500 kV
b.Dispatcher Region / UPB,untuk sistem 150 kV dan 70 kV
c.Dispatcher APD/UPD,untuk sistem 20 kV
d.Petugas Pengatur Jaringan Distribusi di PLN APJ / PLN
Cabang (Piket Cabang),tanpa fasilitas SCADA (Instalasi TM/TR).
 
4.3.4. Pelaksana Manuver
Pelaksana manuver pada instalasi ketenagalistrikan terdiri dari:
a.Operator GI/GITET
b.Operator pusat-pusat pembangkit
(PLTU,PLTA,PLTGU,PLTP,PLTD)
c.Dispatcher P3B (secara remote control)
d.Dispatcher Region / UPB (secara remote controll)
e.Dispatcher APD (secara remote control)
f.Petugas Manuver di PLN APJ/PLN Cabang, secara
“lokal”,tanpa scada
4.3.5. Macam - Macam Manuver
Pada umumnya manuver dalam instalasi ketenagalistrikan
dikelompokkan menjadi:
a.Manuver pembebasan tegangan
b.Manuver pemberian tegangan
c.Manuver pemindahan beban (pindah pasokan/pindah rel /
pindah penyulang)
4.3.6. Potensi Bahaya Dalam Manuver
Potensi bahaya karena Unsafe Act /Tidakan tdk aman :
a.Perintah manuver kurang jelas / tidak dimengerti oleh
pelaksana manuver (operator)
b.Perintah manuver salah / tidak sesuai SOP
c.Salah dalam melaksanakan perintah manuver / tidak sesuai
SOP
d.Melaksanakan manuver dengan sikap yang tidak aman
Potensi bahaya karena Unsafe Condition / Kondisi tdk aman:
a.Adanya tegangan / arus listrik yang berbahaya (TM,TR,TT,TET)
b.Kemungkinan timbulnya ledakkan / kebakaran pada peralatan
(PMT,PMS,CT,PT,LBS,PTS,FUSE,dan sebagainya)
c.Adanya semburan minyak panas dari PMT yang menggunakan
minyak, jika PMT tersebut meledak
d.Adanya peralatan / instalasi yang kondisinya kurang baik
e.Sistem penerangan yang kurang baik
f.Cuaca buruk (hujan lebat, banyak petir, angin kencang dan
sebagainya)
g.Peralatan komunikasi yang kurang baik
4.3.7. Pencegahan Kecelakaan Dalam Manuver
Mencegah kecelakaan dalam manuver berarti mengantisipasi
(mengurangi / menghilangkan) potensi bahaya dalam manuver.
Antisipasi tersebut dilakukan terhadap :
•sikap / perilaku personil dalam bekerja
•kondisi / keadaan instalasi / peralatan yang akan dikerjakan
  
Pencegahan kecelakaan dalam manuver selengkapnya dapat
dijelasakan sebagai berikut :
Pencegahan Kecelakaan Dalam Manuver
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam manuver, maka
potensi bahaya yang ada dalam manuver harus diantisipasi /
dihilangkan atau minimal dikurangi sampai sekecil-kecilnya.
Berikut ini merupakan beberapa usaha / cara-cara untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dalam manuver.
DILANJUTKAN PADA TABEL HALAMAN 30 SD
39
4.4 PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PADA
PEKERJAAN BIDANG DISTRIBUSI (INSTALASI
TEGANGAN MENENGAH / TEGANGAN RENDAH)

Adalah suatu tata cara pelaksanaan pekerjaan yang benar dan


aman yang disusun secara sistematis untuk menerapkan
aturan - aturan keselamatan kerja dalam melaksanakan
pekerjaan pada instalasi tegangan menengah / rendah
(instalasi distribusi),sehingga pekerjaan tersebut berlangsung
secara aman, tertib, dan efektif .
 
4.4.1 Tujuan
• Menghindari kesalahan & kelalaian pelaksana dan pengawas
pekerjaan
• Mencegah kecelakaan personil
• Mencegah kerusakan peralatan / instalasi,
• Sehingga tercipta zero accident (safety proces dan safety product)

4.4.2 Ruang Lingkup


Prosedur ini berlaku untuk semua pekerjaan pada instalasi /peralatan
tegangan Menengah / rendah (instalasi distribusi) yang sudah tidak
bertegangan.
 
4.4.3Tugas Pengawas Pekerjaan
Secara umum tugas pengawas pekerjaan adalah:
• Mengawasi keselamatan personil
• Mengawasi manuver pembebasan tegangan
• Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
• Mengawasi manuver pemberian tegangan (penormalan konfigurasi)
4.4.4 Rincian Tugas Pengawas Pekerjaan :
a. Pada Saat Manuver
• Mengawasi pelaksanaan manuver
• Mengawasi pemasangan & pelepasan grounding lokal
• Menjaga keamanan instalasi
• Mencegah kesalahan manuver yang dilakukan oleh
pelaksana manuver
• Mengunci pemisah-pemisah, LBS / PTS , melepas
Fuse / MCB PMS dan PMT (memutus supply tegangan
ke motor PMS / PMT),untuk pekerjaan di gardu induk
sisi 20 kV.
• Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam
manuver
•  
b. Pada Saat Mengawasi Keselamatan Personil
• Memeriksa kondisi petugas sebelum bekerja
• Mengawasi kondisi / tempat - tempat yang berbahaya
(Unsafe Condition)
• Mengawasi tingkah laku / sikap yang berbahaya
(Unsafe Act)
• Menyiapkan / mengawasi pemakaian alat-alat keselamatan
kerja/alat-alat pelindung diri (APD)
• Memasang rambu-rambu pengaman (bertanggung jawab
terhadap pemasangan / pelepasan rambu-rambu pengaman)
• Mengadakan koordinasi dengan pihak terkait dalam bidang K3
•  
c. Pada Saat Pelaksanaan Pekerjaan
• Mengawasi pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi :
metode, alat kerja, material, waktu dan kompetensi
personil
• Memberikan penjelasan mengenai teknis pelaksanaan
pekerjaan kepada para pelaksana
• Mengadakan koordinasi dengan pihak terkait
• Memasang dan melepas grounding lokal (bertanggung
jawab terhadap pemasangan / pelepasan grounding lokal)
4.4.5 Tahapan Prosedur Keselamatan Kerja Pada
Pekerjaan Bidang Distribusi
TAHAPAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJAAN
BIDANG DISTRIBUSI

TAHAP I PERSIAPAN

PEMBEBASAN TEGANGAN DAN


TAHAP II PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN SELESAI PEMBERIAN


TAHAP III TEGANGAN DAN PENORMALAN
KONFIGURASI
a. Tahap I : Persiapan
Kegiatan yang harus dilakukan:
•Membuat rencana kerja
•Melakukan koordinasi dengan unit / pihak terkait
•Menyiapkan / memeriksa peralatan kerja dan material
•Menyiapkan / memeriksa alat pelindung diri (APD)
•Membuat / mengeluarkan surat perintah kerja (SPK)
•Memeriksa kesiapan personil
•Memberikan penjelasan tentang teknis pekerjaan
•Menjelaskan macam alat kerja, pelindung diri yang harus dipakai
•Menjelaskan tempat - tempat yang rawan bahaya
•Membuat rencana pengaman instalasi yang akan dikerjakan
•Membagi tugas sesuai kemampuan / keahlian (kompetensi)
•Menyusun langkah - langkah manuver pembebasan tegangan
b. Tahap II : Pembebasan Tegangan Dan Pelaksanaan
Pekerjaan
• Melakukan do’a bersama
• Melaksanakan manuver pembebasan tegangan
• Melakukan pengetesan tegangan / gunakan tester tegangan
• Memasukan PMS tanah (di gardu induk sisi 20 kV)
• Memasang grounding lokal
• Melaksanakan pengamanan tambahan (pengaman berlapis /
melepas FUSE/ MCB, mengunci PMS, LBS, PTS, memutus
supplay tegangan ke motor PMS / PMT (di gardu induk sisi20
kV)
• Memasang rambu-rambu pengamanan (rantai, bendera, papan
peringatan, tagging, dsb)
• Membuat / mengeluarkan “ pernyataan bebas tegangan “
• Melaksanakan pekerjaan sesuai rencana
• Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan keselamatan personil.
c. Tahap III : Pekerjaan Selesai, Pemberian
Tegangan Dan Penormalan Konfigurasi
•Memeriksa hasil pekerjaan
•Melepas grounding lokal / pentanahan setempat
•Melepas tanda - tanda / rambu - rambu pengaman
•Membuat “ pernyataan selesai pekerjaan “
•Melakukan persiapan pemberian tegangan
•Melaksanakan manuver pemberian tegangan (setelah ada
instruksi dari pengatur)
•Menormalkan konfigurasi jaringan (bila diperlukan)
•Melakukan do’a bersama
4.4.6 Urutan Pengaman Pada Lokasi Pekerjaan Setelah
Peralatan Bebas Tegangan
PENGUNCIAN PEMISAH • PASANG KUNCI / GEMBOK MEKANIK PADA
(LBS/PTS) PMS/LBS/PTS
• MEMUTUS SUPPLY TEGANGAN UNTUK MOTOR
PENGETESAN TEGANGAN
PENGGERAK PMS DAN PMT (LEPAS SIKRING /
MCB) UNTUK PEKERJAAN DI GARDU INDUK SISI
20 kV
• GUNAKAN TESTER TEGANGAN MENENGAH
PENTANAHAN UNTUK MEMASTIKAN BAHWA PADA PERALATAN
SUDAH TIDAK ADA TEGANGAN
• MASUKKAN PMS TANAH (DI GI SISI 20 kV)
PEMASANGAN RAMBU DAN • PASANG GROUNDING LOKAL PADA PERALATAN
PENGAMAN
TAMBAHAN
YANG AKAN DIKERJAKAN
• PASANG RAMBU-RAMBU PADA PERBATASAN
ANTARA DAERAH BERBAHAYA DAN DAERAH
AMAN
• PASANG PENGAMAN TAMBAHAN PADA
PERALATAN YANG MEMUNGKINKAN TERJADI
PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERGERAKAN (PISAU-PISAU PMS/LBS/PTS YANG
TERBUKA DLL),YAITU DENGAN :
• * SEKAT-SEKAT ISOLASI / PARTISI
• * SELUBUNG ISOLASI
• LAKUKAN PENGAWASAN PEKERJAAN DAN
PENGAWASAN KESELAMTAN PERSONIL.
4.4.7. Daerah Berbahaya (Danger Zone) :
Tempat / daerah di sekitar peralatan (bagian) bertegangan
yang batasnya tidak boleh dilanggar
 
4.4.8 Jarak Aman (Safety Distance) :
Jarak dimana orang dapat bekerja dengan aman dari bahaya
yang dapat
ditimbulkan oleh peralatan (bagian) yang bertegangan.

Daerah Berbahaya & Jarak Aman spt halaman 45


 
4.4.9. Jarak Minimum Aman Kerja Menurut Puil 2000
  TEGANGAN U JARAK AMAN MINIMUM
(ANTARA FASE DAN BUMI) (cm)
TEGANGAN
DALAM kVU JARAK AMAN MINIMUM
(ANTARA FASE DAN BUMI) (cm)
1 kV
DALAM 50

12
1 60
50

20
12 75
60

36
20 100
75

Formulir - Formulir Yang Digunakan (Dokumen K3)


FORMULIR 1 BERIKUT LAMPIRAN
FORMULIR 2
FORMULIR 3
FORMULIR 4
FORMULIR 5
FORMULIR 6
FORMULIR 7
Seperti yang terdapat pada halaman 49 s.d, 57.
4.411. Peralatan Keselamatan Kerja (Alat Pelindung Diri)
Yang Dibutuhkan Untuk Pekerjaan Bidang
Distribusi:
• Shackel stock (tongkat hubung)
• Alat pentanahan portable (grounding lokal)
• Tester tegangan
• Bangku isolator
• Rambu-rambu pengaman / tanda-tanda peringatan
• Topi pengaman (helm)
• Pakaian kerja
• Sarung tangan
• Sarung tangan tahan tegangan / berisolasi
• Sarung tangan untuk pemeliharaan batere (di gardu induk)
• Kaca mata pengaman
• Sabuk pengaman
• Sepatu panjat
• Sepatu kerja biasa
• Sepatu tahan tegangan / berisolasi
• Respirator (masker hidung)
• Jas hujan
Sekian & terima kasih
KECELAKAAN KERJA PDKB TM / TR
No THN UNIT PLN NAMA KORBAN AKIBAT KECELAKAAN SEBAB KECELAKAAN

1 2000 APJ Mojo- Agus Sudi-ono Luka bakar dahi, tangan Melanggar EP
kerto Nyono Puji- Luka bakar tangan Melanggar EP
anto

2 2001 APJ Sema- Sutrisno Tewas Tersengat listrik, tdk


rang mematuhi SOP,
Pengawas tdk ber-
fungsi semestinya

3 2003 APJ Sidoarjo Wiri tiyoso Luka bakar sda


4 2004 APJ Cirebon Kusharyanto Tewas sda
APJ Purwo- Sujarwo Luka bakar tangan, jari sda
kerto telunjuk diamputasi
FX Suwar- Luka bakar paha, tangan sda
doyo kiri diamputasi sampai
bahu

APJ Suraba- Tewas sda


ya Selatan Sudaryanto Luka bakar tangan, kaki Jatuh dari tangga
Rusdianto
TUJUAN POKOK BAHASAN
SETELAH MENYELESAIKAN POKOK BAHASAN, PESERTA MAMPU :
1. MEMAHAMI LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN K2 / K3 DI PT PLN
(PERSERO)
2. MENJELASKAN PENGERTIAN K2 DAN HUBUNGANNYA DENGAN K3
3. MENJELASKAN 4 (EMPAT) PILAR K2
4. MENJELASKAN PENGERTIAN K3
5. MENJELASKAN POLA K2 / K3 DI PT PLN (PERSERO)
6. MEMAHAMI PENGARUH K2 TERHADAP KINERJA UNIT ( Kep Dir NO:
060.K/DIR/2005 )
7. MENJELASKAN PROSEDUR K2/K3 YANG TELAH DITETAPKAN
UNTUK PEKERJAAN INSTALASI TT/TET
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

DEFINISI / PENGERTIAN :

KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN ADALAH SEGALA UPAYA ATAU LANGKAH-


LANGKAH PENGAMANAN INSTALASI TENAGA LISTRIK DAN PENGAMANAN PEMANFAAT
TENAGA LISTRIK UNTUK MEWUJUDKAN KONDISI ANDAL BAGI INSTALASI DAN KONDISI
AMAN DARI BAHAYA BAGI MANUSIA, SERTA KONDISI AKRAB LINGKUNGAN, DALAM ARTI
TIDAK MERUSAK LINGKUNGAN HIDUP DI SEKITAR INSTALASI TENAGA LISTRIK
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
(K2)

Keselamatan umum, upaya mewujudkan kondisi aman bagi


masyarakat umum dari bahaya yang diakibatkan oleh kegiatan
Instalasi dan kegiatan ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan,
dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian
terhadap terjadinya kecelakaan masyarakat umum yang berhubungan
dengan kegiatan Perusahaan.
Keselamatan Ketenagalistrikan
Dasar Hukum
Undang-Undang No 15 Tahun 1985 tentang ketenagalistrikan
- Memperhatikan Keselamatan Kerja &
- Keselamatan Umum
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Pasal 87 : Kewajiban
perusahaan menerapkan SMK3 yang terintegrasi dalam sistem manajemen
perusahaan)
PP No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 10
Tahun 1989 tentang Penyediaan Dan Pemanfaatan Tenaga Listrik.
PP No.10/1992 ttg Pelaksanaan Program Jamsostek (antara lain Pelaksanaan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja)
Keputusan Presiden No.22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
KepMenaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
OHSAS 18000 (Occupational Health and Safety Assessment Series), sebagai salah satu SMK3 Standard Internasional
Pasal 21 (PP No.03 / 2005)
(1) Setiap usaha penyediaan tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan
mengenai keselamatan ketenagalistrikan
(2) Ketentuan mengenai keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi standarisasi, pengamanan instalasi
tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga listrik untuk
mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi dan kondisi aman dari
bahaya bagi manusia serta kondisi akrab lingkungan
(3) Pekerjaan instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan pemanfaatan
tenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga
Listrik (BUPTL) yang di sertifikasi oleh lembaga sertifikasi yang
terakreditasi.
(4) Dalam hal disuatu daerah belum terdapat BUPTL yang telah di
disertifikasi sbgmana dimaksud pada ayat (3), Menteri, Gubernur atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dapat menunjuk BPUTL.
(5) Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi
sbgmana dimaksud pada ayat (3), Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota
sesuai kewenangannya dapat menunjuk lembaga sertifikasi.
Pasal 21 (PP No.03 / 2005)
(6) Pemeriksaan dan Pengujian instalasi penyediaan tenaga listrik dan
instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi dan tegangan
menengah dilaksanakan oleh lembaga inspeksi teknik yang diakreditasi
oleh lembaga yang berwenang.
(7) Pemeriksaan instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan
rendah dilaksanakan oleh suatu lembaga inspeksi independen yang sifat
usahanya nirlaba dan ditetapkan oleh Menteri.
(8) Pemeriksaan instalasi tegangan rendah yang dimiliki oleh konsumen
tegangan tinggi dan/ atau konsumen tegangan menengah dilakukan
olehm lembaga inspeksi sebagaimana dimaksud pada ayat (6).
(9) Setiap tenaga teknik yang bekerja dalam usaha ketenagalistrikan wajib
memiliki sertifikasi kompetensi sesuai perundangan-undangan.
(10)Untuk jenis-jenis usaha penunjang tenaga listrik sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) yang berkaitan dengan jasa konstruksi diatur tersendiri
dalam peraturan perundangan-undangan di bidang Jasa Konstruksi.
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Ditinjau Dari UU.20/2002 dan PP 03/2005
PP No. 3 Tahun 2005

Pasal 21 : 1. Setiap usaha penyediaan tenagalistrik wajib


memenuhi ketentuan mengenai Keselamatan
Ketenagalistrikan
2. Ketentuan mengenai keselamatan Ketenagalistrikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi standarisasi, pengamanan
instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga listrik untuk
mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi dan kondisi aman dari
bahaya bagi manusia serta kondisi akrab lingkungan

9. Setiap tenaga teknik yang bekerja dalam usaha ketenagalistrikan wajib


memiliki sertifikat kompetensi sesuai peraturan perundang-undangan

Pasal 22 :
(2) Setiap instalasi ketenagalistrikan sebelum dioperasikan wajib memiliki
sertifikat laik operasi
UU. No. 20 Tahun 2002
Pasal 48 :
1. Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan mengenai
keselamatan ketenagalistrikan
2. Ketentuan mengenai keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi standarisasi, pengamanan instalasi tenaga listrik dan
pengamanan pemanfaat tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal dan
aman bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi manusia serta kondisi
akrab lingkungan
3. Setiap instalasi tenaga listrik yang akan beroperasi wajib memiliki sertifikasi laik
operasi
4. Setiap pemanfaat tenaga listrik yang akan diperjualbelikan wajib memiliki tanda
keselamatan
5. Setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat
kompetensi
6. Ketentuan mengenai keselamatan ketenagalistrikan, seritifikat laik operasi, tanda
keselamaan, dan sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 60, 61, 62 mengenai Sanki-sanksi


KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN ( Persero ) :

NO : 090.K/DIR/2005 ,TENTANG KESELAMATAN INSTALASI


DILINGKUNGAN PT PLN ( Persero )

NO: 091.K/DIR/2005 TENTANG PEDOMAN KESELAMATAN UMUM


DILINGKUNGAN PT PLN ( Persero )

NO: 092.K/DIR/2005 TENTANG PEDOMAN KESELAMATAN KERJA


DILINGKUNGAN PT PLN ( Persero )
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

• DEFINISI K3 : USAHA-USAHA UNTUK MENGAMANKAN KEGIATAN PLN


DARI TERJADINYA KECELAKAAN, MELALUI KEGIATAN-KEGIATAN
YANG TUJUANNYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN, PENCEGAHAN
DAN PENYELESAIAN TERJADINYA KECELAKAAN
• K3 MERUPAKAN BAGIAN DARI K2
3. POLA PELAKSANAAN K2 / K3 DI PLN

DEFINISI DAN KOMITMEN


K2/K3 BUDAYA PERUSAHAAN

PENGORGANISASIAN K2 / K3 :
PEJABAT K2 / K3, AHLI K2 / K3, PANITIA PEMBINA K2 / K3

RENCANAKERJA DAN ANGGARAN K3

PROGRAM TEKNIS OPERASIONAL :


a. PENDIDIKAN & PELATIHAN
b. PERLINDUNGAN & PENCEGAHAN KECELAKAAN
PROGRAM MANAJEMEN :
c. PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN KEBAKARAN
a. PROGRAM KECELAKAAN NIHIL
d. KESEHATAN KERJA
b. SISTEM MANAJEMEN K3 (SMK3) & AUDIT *
e. INVESTIGASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
KECELAKAAN
f. PEMELIHARAAN & PENINGKATAN K2 / K3 * DILAKSANAKAN OLEH UNIT-UNIT PLN
YANG MENGELOLA LANGSUNG
INSTALASI
HASIL PENERAPAN K2 / K3

A. STATISTIK DAN KINERJA K2 / K3


B. PENGHARGAAN K2 / K3
PENGARUH “K 2” TERHADAP PENILAIAN TINGKAT
KINERJA UNIT-UNIT PT PLN (Persero)

DITUANGKAN DALAM :
KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (Persero)
NOMOR : 060.K/DIR/2005
TANGGAL : 21 MARET 2005
TENTANG : SISTEM PENILAIAN TINGKAT KINERJA
PADA UNIT ORGNISASI PT PLN (Persero)
WILAYAH / PEMBANGKITA/DISTRIBUSI/
/ P3B / DAN JASA PENUNJANG
TAHUN 2005
DALAM KEP. DIR. TSB :
• K2 Merupakan salah satu indikator kinerja yang dinilai pada “
Perspektif Bisnis Internal ”
• K2 Adalah indikator yang digunakan untuk mengukur ketaatan
unit PLN untuk melaksanakan kewajiban :
1. Keselamatan kerja
2. Keselamatan Instalasi
3. Keselamatan Umum
4. Keselamatan Lingkungan

. Jika K2 ini tidak dilaksanakan, maka akan menjadi “ Salah satu


faktor pengurang” penilaian tingkat kinerja unit, dengan nilai
maksimum minus lima (- 5 )
SERTIFIKASI PADA KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

KOMITE
Institusi LEMBAGA
KESELAMATAN
Yg berwenang KETENAGALISTRIKAN AKREDITASI **) **) Untuk Bidang:
**) Interdep : (Interdep *) - MSTQ : KAN
ESDM, Ristek, - Jasa Konstruksi : LPJK
Kimpraswil, - Jasa Non-Konstruksi:
Nakertrans, AKREDITASI MESDM cq. DJLPE
LH, Perindag

LEMBAGA
Lembaga LEMBAGA LEMBAGA LEMB. SERT. LEMBAGA
PEMERIKSA
LEMBAGA
Sertifikasi SERTIFIKASI SERTIFIKASI LAB.UJI / SERTIFIKASI SERTIFIKASI
KESESUAIAN KELAIKAN
TENAGA TEK BAD USAHA KALIBRASI. PRODUK
STAND.PUIL INSTALASI
(Asosiasi (Asosiasi (Perus. Jasa (Perus. Jasa (Lembaga (Perus. Jasa
Perusahaan) Perusahaan) Pengujian) Pengujian) Independen) Pengujian)
SERTIFIKASI SERTIFIKASI SERTIFIKASI
Wujud SERTIFIKASI SERTIFIKASI SERTIFIKASI
LAB.UJI TANDA KESESUAIAN
KOMPETENSI BADAN USAHA LAIK OPERASI
Sertifikasi / KALIBRASI KESELAMATAN STANDAR PUIL

Obyek
Sertifikasi

Tenaga Instalasi
Badan Usaha Lab.Uji Instalasi Pembangkitan,
Teknik Penunjang Kalibrasi Pemanfaat TL Pemanfaatan TL Transmisi
Ketenagali Penyediaan TL (Pelanggan) Distribusi
strikan
DATA KECELAKAAN KERJA
DAN
KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM
2000 s/d 2004
Dan SAMPAI 2020 TERUS MENGECIL
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
40
35
30
25
TERJADI

20
15
10
5
0
2000 2001 2002 2003 2004
LISTRIK NON LISTRIK
PENYAKIT / MENINGGAL MENDADAK LALU LINTAS
LAINNYA
PADA SAAT KECELAKAAN KERJA

40

30
KORBAN

20

10

0
2000 2001 2002 2003 2004
TEWAS LUKA PARAH LUKA RINGAN
HASIL PERAWATAN KECELAKAAN KERJA

35

30

25
KORBAN

20

15

10
5
0
2000 2001 2002 2003 2004
MENINGGAL CACAT SEMBUH
KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM

120

100

80
ORANG

60

40

20

0
2000 2001 2002 2003 2004

MENYENTUH JARINGAN PLN INSTAL PLG / PERAL LISTRIK


PENCURIAN LISTRIK KURANG PAHAM LISTRIK
INSTALASI PLN NON LISTRIK
KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM

140

120

100

80
ORANG

60

40

20

0
2000 2001 2002 2003 2004

TEWAS LUKA, CACAT DLL.


Pasal 22 (PP No.03 / 2005)
(1) Instalasi ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat
(3) harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia Bidang
Ketenagalistrikan
(2) Setiap instalasi ketenagalistrikan sebelum dioperasikan wajib
memiliki sertifikasi laik operasi

Pasal 23 (PP No.03 / 2005)


Ketentuan mengenai perencanaan, pemasangan, pengamanan,
pemeriksaan, pengujian dan uji laik operasi instalasi ketenagalistrikan
diatur dengan Peraturan Menteri.
STRUKTUR KURIKULUM
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan
Kompetensi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
  KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
  1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 - - - -

6 Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya *) 3 3 3 3 4 4

  Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 - - - -

2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 2 2 2 2 - -

3 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
4 BK (Bimbingan Konseling) 2 2 - - - -
  Jumlah B 9 9 4 4 2 2
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa
1 Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2 Fisika 3 3 - - - -
3 Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan
1 Gambar Teknik Listrik 3 3 - - - -
2 Dasar Listrik dan Elektronika 6 6 - - - -
3 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 4 4 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
1 Instalasi Penerangan Listrik - - 8 8 7 7
2 Instalasi Tenaga Listrik - - 8 8 7 7
3 Instalasi Motor Listrik - - 8 8 6 6
4 Perbaikan Peralatan Listrik - - - - 5 5
5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C ( C1,C2 dan C3 ) 22 22 31 31 33 33
TOTAL 50 50 50 50 50 50
Pembagian Jam Pembelajaran 2020/2021
Mata Pelajaran Kurikulum 2013 Teknik Ketenagalistrikan Pembangkit Teknik Instalasi Tenaga Listrik
No Nama Guru Kd Gr Jumlah Jam Total
X XI XII XI XII

Tingkat/Kelas L1 L2 L3 L4 P P TL1 TL2 TL3 TL1 TL2 TL3


1 Sugiyono, ST. 9 Instalasi Penerangan Listrik             8           8 8
2 Farida Kusumawardani, ST 14 Gambar Teknik     3 3                 6 6
Aris Indra Gunawan, ST. 21 Gambar Teknik 3 3                     6
3 Aris Indra Gunawan, ST. 21 Dasar Listrik dan Elektronika     6 6                 12 24
Aris Indra Gunawan, ST. 21 Produk Kreatif           6             6
Sutrisno Hadi Wibowo, ST 35 Pekerjaan Dasar Elektromekanik       4                 4
4 Sutrisno Hadi Wibowo, ST 35 Instalasi Penerangan Listrik               8 8       16 38
Sutrisno Hadi Wibowo, ST 35 Instalasi Motor Listrik                   6 6 6 18
Yuli Nurhidayah, S.Pd. 50 Dasar Listrik dan Elektronika 6                       6
5 Yuli Nurhidayah, S.Pd. 50 Instalasi Tenaga Listrik                   7     7 37
Yuli Nurhidayah, S.Pd. 50 Instalasi Motor Listrik             8 8 8       24
Arif Susanto, ST. 74 Pekerjaan Dasar Elektromekanik     4                   4
6 Arif Susanto, ST. 74 Instalasi Penerangan Listrik                   7   7 14 41
Arif Susanto, ST. 74 Instalasi Tenaga Listrik             8 8     7   23
Santoso Widodo, ST. 75 Produk Kreatif                       6 6
7 Santoso Widodo, ST. 75 Instrumentasi dan Kontrol Pembangkitan         8 9             17 31
Santoso Widodo, ST. 75 Proteksi Mesin Pembangkit         4 4             8
8 Bambang Sukowiyono 76 Perangkat Pembangkit         4 4             8 8
Didik Nurhadi, ST 77 Dasar Listrik dan Elektronika   6                     6
9 Didik Nurhadi, ST 77 Perbaikan Peralatan Listrik                     5 5 10 32
Didik Nurhadi, ST 77 Mesin Listrik Pembangkit         8 8             16
Wahyu Surya Dewa, ST. 87 Instalasi Tenaga Listrik                 8     7 15
10 37
Wahyu Surya Dewa, ST. 87 Produk Kreatif             5 5   6 6   22
Mochamad Jafar Isnaini, ST. 88 Perbaikan Peralatan Listrik                   5     5
Mochamad Jafar Isnaini, ST. 88 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 4 4                     8
11 40
Mochamad Jafar Isnaini, ST. 88 Instalasi Penerangan Listrik                     7   7
Mochamad Jafar Isnaini, ST. 88 Produk Kreatif 5 5     5       5       20
Jumlah Jam 18 18 13 13 29 31 29 29 29 31 31 31 302 302
LAB
Lab di Jurusan TITL.

Lab Dasar
Lab Instalasi Penenrangan
Lab Instalasi Tenaga
Lab Instalasi Motor Listrik
No Dunia Usaha/Dunia Industri
TEMPAT PKL Alamat DU/DI
1 PT. ANINDO BERTAHANNUTS PERKASA Jl. Danau Toba blok B No. 19 Sawojajar MALANG
2 PT. AYODYA JAYA Jl. Lahor No. 5 Malang
3 PT. CAHAYA BARU ELEKTRO Perum Bumi Kepuh Permai Kav. B No. 10 kel. Bandungrejosari Kec. Sukun MALANG
4 PT. INDO CITRA GROUP Jl. Raya Ranugrati No. 23 Sawojajar MALANG
Desa Wates, Jl. Raya Surabaya – Probolinggo KM. 73, Lekok, Wates, Pasuruan, Jawa
5 PT. Indonesia Power UP Grati
Timur 67186
6 PT. JATIM AUTOCOMP INDONESIA Jl. Raya Wonoayu 26 Gempol PASURUAN
7 PT. JAYA KENCANA Branch Jl. Rungkut Industri I No. 9 SURABAYA
8 PT. KOPESERA Jl. Sentani Raya I No. 34 Sawojajar Malang
9 PT. LUMINTU Jl. S. Supriadi No. 171A Malang Jawa Timur
10 PT. MULIA MEKANIKAL ELEKTRIKAL Perumahan Griya Shanta Blok H-112 MALANG
11 PT. PLN (Persero) Distribusi Jatim APJ Kediri Rayon Ngunut Ngunut TULUNGAGUNG
12 PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur APJ SURABAYA UTARA Jl. Gemblongan No. 64 Alun-alun Contong, Bubutan, Kota Surabaya Jawa Timur 60174
13 PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang RAYON BATU Jl. Trunojoyo No. 14 - A Batu Malang
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang Rayon
14 Jl. Raya Bululawang Malang
Bululawang
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang Rayon
15 Gondanglegi Malang
Gondanglegi
16 PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang Rayon Kepanjen Jl. Panji No. 2 Kepanjen Malang
PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PASURUAN -
17 Jl. Taman Wisata Tretes, Semeru Prigen PASURUAN
Rayon Prigen
18 PT. PLN Distribusi Jatim Area Kediri Rayon Srengat Jl. Raya Dandong No. 19 Srengat Blitar
19 PT. PLN Distribusi Jatim Area Kediri Rayon Wlingi Jl. Panglima Sudirman No. 2, Wlingi-Blitar
20 PT. Rajawali I Up. Unit PG Krebet Baru II Bululawang MALANG
21 PT. TOMAH JAYA Jl. Tata Surya I/ N0. 01 Dinoyo Malang
22 PT. ANUGERAH TEKINDO SASINAAP MULIA Jl. Argo Kelud 12 Ponggok Blitar Jawa Timur Kp. 66153
23 PT. KALYA MEDIA TEKINDO Perumahan Permata Brantas Kav. 42 Malang
24 PT. SEMBILAN TREKINDO PERKASA Jl.Simpang Sulfat Utara No.9 Malang
25 PT. PJB UP BRANTAS UNIT PLTA SUTAMI Ds. Karangkates, Sumberpucung 65165, Kabupaten Malang
Jl. Raya Pacitan - Trenggalek KM 55 Desa Sukorejo Kec. Sudimoro Kab. Pacitan. Jawa
26 PT. PJB UBJOM PACITAN - PLTU PACITAN (PJB CLASS)
Timur
PT. PJB UBJOM TANJUNG AWAR-AWAR - PLTU TANJUNG AWAR-
27 Jl. Tanjung Awar – Awar Wadung Jenu Kabupaten Tuban Jawa Timur 62352
AWAR (PJB CLASS)
28 PT. PJB UP BRANTAS - PLTA SUTAMI (PJB CLASS) Ds. Karangkates Sumberpucung Kabupaten Malang 65165
29 PT. PJB UP BRANTAS - PLTA WLINGI (PJB CLASS) Jegu Tumpang Talun Blitar Jawa Timur 66172
30 PT. Bambang Djaja (Manufaktoring Transformator) Rungkut Industri III No. 56 Surabaya
Jl. Teluk Mandar Tromol Pos No.5, Arjosari, Kec. Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur
VEDC
31 65126
JOB KERJA
Lapangan Kerja yang dibutuhkan oleh
teknisi instalasi tenaga listrik yaitu
mulai dari instansi terkecil sampai
instansi yang besar, semua
membutuhkan tenaga teknis dalam
pemasangan kelistrikan.

Anda mungkin juga menyukai