Anda di halaman 1dari 95

PENGENALAN

K2/K3
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal MARET 2015
HUBUNGAN ANTARA K2 DAN K3

K2 = Keselamatan Ketenagalistrikan

dan

K3 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Kesel. & Kesehatan Kerja Keselamatan Ketenagalistrikan

Tenaga Kerja
Masy.Umum sekitar Instalasi
Instalasi
Tenaga Kerja Lingkungan Instalasi

Dibatalkan MK Kembali ke
UU 15/1985 UU 15/1985
ttg ttg
Ketenagalistrikan Ketenagalistrikan
(Kesel.Kerj, Kesel. (Kesel.Kerj, Kesel.
Umum ) Umum )

UU No.1/1970 PP. 3 / 2005 Psl. 21


ttg. Kesel.Kerja UU Keselamatan Ketenagalistrikan ( K2 )
No. 30 Tahun 2009 Tgl. 29 Sept. 2009

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

DEFINISI / PENGERTIAN :

KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN ADALAH SEGALA UPAYA


ATAU LANGKAH - LANGKAH PENGAMANAN INSTALASI TENAGA
LISTRIK DAN PENGAMANAN PENGGUNA TENAGA LISTRIK
UNTUK MEWUJUDKAN KONDISI ANDAL BAGI INSTALASI DAN
KONDISI AMAN DARI BAHAYA BAGI MANUSIA, SERTA KONDISI
AKRAB LINGKUNGAN, DALAM ARTI TIDAK MERUSAK
LINGKUNGAN HIDUP DI SEKITAR INSTALASI TENAGA LISTRIK

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN “ ANDAL AMAN, RAMAH “ ( A3 )

1. STANDARISASI

2. PENERAPAN 4 PILAR K2

3. SERTIFIKASI

4. PENERAPAN SOP / IK (INSTRUKSI KERJA),

5. ADANYA PENGAWAS PEKERJAAN

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Dasar Hukum :
1. UU No.1 / 1970 ttg Keselamatan Kerja
2. UU No.15 / 1985 ttg Ketenagalistrikan
3. PP No. 3 / 2005 ttg Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik
4. Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
5. PP 50/2012 ttg Sistem Manajemen K3 ( SMK3 )
6. Kep. Direksi No. 090.K / DIR / 2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
7. Kep. Direksi No. 091.K / DIR / 2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
8. Kep. Direksi No. 092.K / DIR / 2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
( PP. No. 3 / 2005 Psl. 21 )
1. Setiap Usaha Ketenagalistrikan Wajib memenuhi Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan
2. Keselamatan Ketenagalistrikan meliputi :
a. Standarisasi
b. Pengamanan Instalasi dan Pemanfaat Tenaga Listrik untuk
mewujudkan kondisi :
- Andal dan Aman bagi Instalasi ( Keselamatan Instalasi )
- Aman dari bahaya bagi Manusia :
* Tenaga Kerja ( Keselamatan Kerja )
* Masyarakat Umum ( Keselamatan Umum )
- Akrab Lingkungan ( Keselamatan Lingkungan )
c. Sertifikasi :
- Sertifikasi Laik Operasi bagi Instalasi Penyediaan Tenaga
Listrik,
- Sertifikasi kesesuaian dengan Standar PUIL untuk Instalasi
Pemanfaatan Tenaga Listrik ( Instalasi Pelanggan ),
- Tanda Keselamatan bagi Pemanfaat Tenaga Listrik ( Alat
Kerja / Rumah Tangga ),
- Sertifikasi Kompetensi bagi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


SERTIFIKASI PADA KESELAMATAN
KETENAGALISTRIKAN
KOMITE
Institusi LEMBAGA
KESELAMATAN
Yg KETENAGALISTRIKAN AKREDITASI **) **) Untuk Bidang:
berwenang **) Interdep : (Interdep *) - MSTQ :
ESDM, KAN
Ristek, - Jasa Konstruksi :
Kimpraswil, AKREDITASI LPJK
Nakertrans, - Jasa Non-Konstruksi:
LH, Perindag MESDM cq.
DJLPE

LEMBAGA LEMBAGA LEMB. SERT. LEMBAGA LEMBAGA LEMBAGA


Lembaga SERTIFIKASI SERTIFIKASI LAB.UJI / SERTIFIKASI PEMERIKSA SERTIFIKASI
Sertifikasi TENAGA TEK BAD USAHA KALIBRASI. PRODUK KESESUAIAN KELAIKAN
STAND.PUIL INSTALASI
(Asosiasi (Asosiasi (Lembaga
Perusahaan) Perusahaan)
(Perus. Jasa (Perus. Jasa Independen) (Perus. Jasa
Pengujian)
Pengujian) Pengujian)
SERTIFIKASI SERTIFIKASI SERTIFIKASI
SERTIFIKASI SERTIFIKASI SERTIFIKASI
LAB.UJI TANDA KESESUAIAN
KOMPETENSI BADAN USAHA LAIK OPERASI
Wujud / KALIBRASI KESELAMATAN STANDAR PUIL
Sertifikasi

Obyek
Sertifikasi

Tenaga Instalasi
Badan Usaha Lab.Uji Instalasi Pembangkitan,
Teknik Penunjang Kalibrasi Pemanfaat Pemanfaatan TL Transmisi
Ketenaga Penyediaan TL TL (Pelanggan) Distribusi
listrikan
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
KISI-KISI KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Komitmen/Kewajiban PP No.3/2005 , Pasal 21
Perusahaan KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Visi INSTALASI TENAGA LISTRIK YANG AMAN, ANDAL & AKRAB LINGKUNGAN

Standarisasi SNI & SNI Wajib (SNI, SPLN & Standar Ketenagalistrikan Lainnya)
Jalur 1 Jalur 2 Jalur 3 Jalur 4
Wujud KESELAMATAN KERJA KESELAMATAN UMUM KESEL. LINGKUNGAN KESEL. INSTALASI
(Aman dari Bahaya) (Aman dari Bahaya) (Akrab Lingkungan) (Andal dan Aman)
Perlin- Pekerja Masy.Umum Sekitar Inst. Lingkungan Instalasi Instalasi Penyediaan TL
dungan (Pegawai & Outsourcing) Pelanggan, Tamu
Pence- Kecel. Pada Waktu Kerja Kecel. Masy. Umum Pencemaran, Kerusakan Instalasi,
gahan Kecel. Diluar Wkt Kerja Kerusakan Lingkungan Kebakaran
Peny.Yg.Timb.Krn.Hub.Kerja
Persya- Tempat Kerja Tan.Pering.& Larangan Baku Mutu Ling. (BML) Prosedur O&M Instalasi
ratan Lingkungan Tempat Kerja Sertif. Kompetensi Pekerja Wajib AMDAL: RKL / RPL SOP Op.Sis.Kelistrikan
Tan.Peringat.& Larangan Sertifikat Laik Operasi Tdk Wjb AMDAL: UKL / UPL Karakter. Pengusahaan
Prosedur Kerja (Sertif.Keses.Stand.PUIL) Prog.Antisipasi Perub.Iklim Kesiapan Alat Pemadam
Alat Pelind. Diri (APD) (Tan.Kesel.PemanfaatTL) SOP Penangg.Kebakaran
Pemerik. Keseh. Berkala Latihan Pemadaman
Tan.Kesel.PemanfaatTL Sis. Kam. Instalasi
Sertif. Kompetensi Pekerja Prog. Bina Lingkunga
Sert.Peralat.Berbahaya (Peduli Ling./ Comdev)
Manajemen/ SMK3 / OHSAS 18000 SMK3 / OHSAS 18000 Manajemen Lingkungan SMK3 / OHSAS 18000
Audit
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Keputusan Direksi PT PLN (Persero) NO : 091.K /DIR / 2005
Tentang : PEDOMAN KESELAMATAN UMUM
DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO)

• Tujuan dari pada Pedoman Keselamatan Umum di lingkungan PT


PLN (Persero) adalah untuk mewujudkan kondisi aman dari bahaya
bagi masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan
perseroan yang dilaksanakan dengan memberikan perlindungan,
pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan
masyarakat umum, sehingga dapat memberikan rasa aman bagi
masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan perseroan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 10


BATAS LINGKUP KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN DI PLN

Instalasi Pembangkitan:
PLTA, PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP

APP

Jaringan
PLTA PLTU Distribusi
Pelanggan Kecil

JTR
Saluran Transmisi (Rumah)
JTM

Gardu Induk Gardu

JTM /

JTR
Distribusi
JTM /
JTR

APP
Fuse / APP

APP Instalasi Pemda


(PJU & Taman Pelanggan Sedang
Pelanggan Besar Gardu PB Kota) (Apartmen/Hotel)
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
(Pabrik/Industri)
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

STANDARISASI SEBAGAI PEGANGAN AWAL


MELAKSANAKAN KEGIATAN BERPOTENSI
BAHAYA :

- Standarisasi Proses ( Pemasangan dsb. )


- Standarisasi Uji ( Performance Test, Komisioning)
- Standarisasi Produk ( Spesifikasi dsb. )

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No : 090.K /DIR / 2005
Terntang : PEDOMAN KESELAMATAN INSTALASI
DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO)

• Maksud dan tujuan pedoman Instalasi di Lingkungan PT PLN


(Persero) adalah sebagai pedoman keselamatan Instalasi bagi
perseroan dalam mewujudkan kondisi andal dan aman bagi
Instalasi penyedia tenaga listrik, kondisi aman bagi bangunan dan
sarana.

• Dengan cara memberikan perlindungan, pencegahan dan


pengamanan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dan atau
kerusakan pada instalasi.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 13


KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Keputusasn Direksi PT PLN (Persero) NO : 092.K /DIR / 2005
Tentang : PEDOMAN KESELAMATAN KERJA
DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO)

• Tujuan Pedoman Keselamatan Kerja di lingkungan PT PLN


(Persero) adalah untuk mewujudkan kondisi aman bagi pegawai
dan outsourching dari bahaya yang dikandung oleh kegiatan
instalasi atau kegiatan lain dari perseroan,

• Dengan memberikan perlindungan pencegahan dan penyelesaian


terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit
yang timbul karena hubungan kerja, sehingga dapat memberikan
rasa aman, rasa nyaman dan rasa sehat kerja bagi pegawai dan
outsoaurching di lingkungan perseroan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 14


KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
EMPAT PILAR K2

MELIPUTI

KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN


KERJA UMUM LINGKUNGAN INSTALASI

PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN


PERLINDUNGAN
TERHADAP : TERHADAP : TERHADAP :
TERHADAP :
PEGAWAI, BUKAN MASYARAKAT UMUM INSTALASI
LINGKUNGAN
PEGAWAI SEKITAR INSTALASI, PENYEDIAAN
INSTALASI
PELANGGAN, TAMU TENAGA LISTRIK

PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN


TERHADAP TERHADAP TERHADAP TERHADAP
KECELAKAAN KECELAKAAN PENCEMARAN, KERUSAKAN
DAN PENYAKIT MASYARAKAT KERUSAKAN INSTALASI,
AKIBAT KERJA UMUM LINGKUNGAN KEBAKARAN DLL

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

BEBERAPA PENGERTIAN / DEFINISI :

Keselamatan Kerja, upaya mewujudkan kondisi Aman bagi Pekerja dari


bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan
Ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan memberikan
Perlindungan, Pencegahan dan Penyelesaian terhadap terjadinya
Kecelakaan Kerja dan Penyakit yang timbul karena hubungan kerja yang
menimpa Pekerja.

Keselamatan Umum, upaya mewujudkan kondisi Aman bagi Masyarakat


Umum dari bahaya yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan
Ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan memberikan
Perlindungan, Pencegahan dan Penyelesaian terhadap terjadinya
Kecelakaan Masyarakat Umum yang berhubungan dengan kegiatan
Perusahaan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Keselamatan lingkungan, upaya mewujudkan kondisi akrab


lingkungan dari Instalasi, dengan memberikan perlindungan
terhadap terjadinya pencemaran dan / atau pencegahan
terhadap terjadinya kerusakan lingkungan yang diakibatkan
oleh kegiatan Instalasi.

Keselamatan instalasi, upaya mewujudkan kondisi andal dan


aman bagi Instalasi, dengan memberikan perlindungan,
pencegahan dan pengamanan terhadap terjadinya gangguan
dan kerusakan yang mengakibatkan Instalasi tidak dapat
berfungsi secara normal dan atau tidak dapat beroperasi.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NO 30 TAHUN 2009
TENTANG
KETENAGALISTRIKAN

MULAI DIUNDANGKAN PADA TANGGAL 29


SEPTEMBER 2009

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


BAGIAN KEDUA
KETEKNIKAN
PASAL 43

Keteknikan Ketenagalistrikan terdiri atas :


a. Keselamatan Ketenagalistrikan; dan
b. Pemanfaatan Jaringan Tenaga Listrik
untuk kepentingan Telekomunikasi,
Multimedia, dan Informatika.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PASAL 44
(1) Setiap kegiatan Usaha Ketenagalistrikan Wajib
memenuhi Ketentuan keselamatan Ketenagalistrikan.
(2) Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertujuan
untuk mewujudkan kondisi :
a. Andal dan Aman bagi Instalasi;
b. Aman dari bahaya bagi Manusia dan makhluk hidup
lainnya; dan
c. Ramah lingkungan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PASAL 44
(3) Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi :
a. Pemenuhan Standardisasi Peralatan dan Pemanfaat Tenaga Listrik;
b. Pengamanan Instalasi Tenaga Listrik; dan
c. Pengamanan Pemanfaat Tenaga Listrik.
(4) Setiap Instalasi Tenaga Listrik yang beroperasi Wajib memiliki
Sertifikat Laik Operasi.
(5) Setiap Peralatan dan Pemanfaat Tenaga Listrik Wajib memenuhi
Ketentuan Standar Nasional Indonesia ( SNI ).
(6) Setiap Tenaga Teknik dalam usaha Ketenagalistrikan Wajib
memiliki Sertifikat Kompetensi.
(7) Ketentuan mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan, Sertifikat
Laik Operasi, Standar Nasional Indonesia, dan Sertifikat Kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


UNDANG-UNDANG KETENAGALISTRIKAN
NOMOR 30 TAHUN 2009.
TANGGAL 23 SEPTEMBER 2009
BAB XV. KETENTUAN PIDANA
Pasal 50 ;

1) Setiap orang yang tidak memenuhi Keselamatan


Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 44 ayat (1) yang mengakibatkan matinya
seseorang karena Tenaga Listrik dipidana dengan
Pidana Penjara paling lama 10 ( sepuluh ) Tahun dan
Denda paling banyak sebesar Rp500.000.000,00
( Lima Ratus Juta Rupiah ).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KETENTUAN PIDANA
(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh Pemegang Izin Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik atau Pemegang Izin Operasi dipidana
dengan Pidana Penjara paling lama 10 ( sepuluh )
Tahun dan Denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00
( Satu Miliar Rupiah ).

(3) Selain Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (2),


Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau
Pemegang Izin Operasi juga diwajibkan untuk
memberi Ganti Rugi kepada korban.

(4) Penetapan dan Tata-Cara pembayaran ganti rugi


sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan
sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang -
Undangan yang berlaku.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Pasal 51

1. Setiap orang yang tidak memenuhi Keselamatan


Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
44 ayat (1) sehingga mempengaruhi kelangsungan
penyediaan tenaga listrik dipidana dengan Pidana
Penjara paling lama 3 ( tiga ) Tahun dan Denda paling
banyak sebesar Rp. 500.000.000,00 ( Lima Ratus Juta
Rupiah ).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENGERTIAN K3

Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang


ditujukan untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya, untuk
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

PENGERTIAN DAN DEFINISI

Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk


menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya, untuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja

Keselamatan Kerja, adalah suatu usaha pencegahan terhadap


kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan berbagai kerugian, baik
kerugian harta benda (rusaknya peralatan), maupun kerugian jiwa
manusia ( luka ringan, luka berat, / cacat bahkan tewas ).

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

LANDASAN HUKUM

1. UU No.1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
3. Keppres No.22 / 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
4. PP No.50 / 2012 tentang Sistem Manajemen K3 ( SMK3 )

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESELAMATAN KESEHATAN KERJA
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup tentang Keselamatan Kerja dalam segala tempat kerja,


baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air maupun
diudara yang berada didalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia, yang antara lain :

a. Dilakukan pembuatan, uji coba dan penggunaan peralatan mesin dan


instalasi yang dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau
peledakan.
b. Dilakukan pembuatan, perdagangan, penggunaan dan pengangkutan
barang-barang mudah meledak, terbakar menggigit dan beracun.
c. Dilakukan pembangunan, pebaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran.
d. Dilakukan usaha petanian, perkebunan, pembukaan hutan dan
pengolahan hasil hutan.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

RUANG LINGKUP
e. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan.
f. Dilakukan pengangkutan, barang, binatang dan manusia.
g. Dilakukan pekerjaan bongkar muat.
h. Dilakukan penyelaman dan pengambilan benda dan pekerjaan didalam air.
i. Dilakukan pekerjaan diketinggian.
j. Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara.
k. Dilakukan pekerjaan yang mengundang bahaya tertimbun, kajatuhan, kena benda
terpelanting, terperosok.
l. Dilakukan pekerjaan dalam tanki, sumur atau lobang.
m. terdapat atau penyibara debu, api, radiasi, asap, gas, getaran, sinar atau suara.
n. Dilakukan pembuangan atau penimbunan serempak atau limbah.
o. Dilakukan pemancaran, penyiaran, radio, telepon, TV atau radar.
p. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan penyelidikan/riset yang
menggunakan alat teknis.
q. Dibangkitkan, dirubah, disalurkan, dikumpulkan atau disimpan listrik, gas, air atau
minyak.
r. Diputar film pertunjukan, sandiwara atau rekreasi menggunakan instalasi listrik atau
peralatan mekanik.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
KESELAMATAN KESEHATAN KERJA
RUANG LINGKUP

Undang - Undang 1/1970 diberlakukan untuk setiap tempat kerja


yang di dalamnya terdapat 3 (tiga) unsur, yaitu :
1. Adanya suatu usaha, baik usaha yang bersifat ekonomi maupun
sosial
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara
terus menerus atau hanya sewaktu-waktu
3. Adanya sumber bahaya

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

TUJUAN / SASARAN

Diundangkan pada tanggal : 12 Januari 1970, dari Undang - Undang


1/1970 adalah :
1. Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada ditempat
kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
2. Agar sumber - sumber produksi dapat dipakai dan digunakan
secara aman dan efisien
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara aman dan efisien

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESELAMATAN KESEHATAN KERJA
3. POLA PELAKSANAAN K2 / K3 DI PLN

DEFINISI DAN KOMITMEN


K2/K3 BUDAYA
PERUSAHAAN

PENGORGANISASIAN K2 / K3 :
PEJABAT K2 / K3, AHLI K2 / K3, PANITIA PEMBINA K2 /
K3

RENCANAKERJA DAN ANGGARAN K3

PROGRAM TEKNIS OPERASIONAL :


a. PENDIDIKAN & PELATIHAN
b. PERLINDUNGAN & PENCEGAHAN KECELAKAAN
PROGRAM MANAJEMEN :
c. PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN KEBAKARAN
a. PROGRAM KECELAKAAN NIHIL
d. KESEHATAN KERJA
b. SISTEM MANAJEMEN K3 (SMK3) &
e. INVESTIGASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT AUDIT *
KECELAKAAN
f. PEMELIHARAAN & PENINGKATAN K2 / K3 * DILAKSANAKAN OLEH UNIT-UNIT PLN
YANG MENGELOLA LANGSUNG
INSTALASI
HASIL PENERAPAN K2 / K3

A. STATISTIK DAN KINERJA K2 /


K3

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

PENGERTIAN DAN DEFINISI

Upaya perlindungan tenaga kerja agar tenaga kerja selalu dalam


keadaan sehat, selamat, aman dan sejahtera sehingga pada
akhirnya untuk mencapai suatu tingkat produktivitas yang tinggi
maka dilakukan upaya kesehatan kerja

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

• Kesehatan kerja menurut Suma’mur (2009)

“adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta


prekteknya yang bertujuan agar tenaga kerja atau masyarakat
tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial, dengan upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap penyakit atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan dan atau
lingkungan kerja, serta terhadap penyakit pada umumnya. “

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

• Kesehatan kerja menurut Syukri Sahab (1997),

meliputi segala upaya untuk mencegah penyakit akibat kerja dan


penyakit lainnya pada tenaga kerja. Namun secara umum
pengertiannya sama yaitu suatu upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan karyawan agar tercipta produktivitas yang setinggi-
tingginya

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

“Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan masyarakat yang


mempunyai ruang lingkup tenaga kerja, yang bertujuan untuk
mendapatkan derajat kesehatan bagi tenaga kerja seoptimal
mungkin baik fisik, mental, maupun sosial dan produktif”
(Depnaker, 1997)

Dari aspek kesehatan kerja, setiap tenaga kerja ingin agar tetap sehat
sejak memulai kariernya sampai mencapai masa pensiun, terhindar
dari berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan
maupun lingkungan kerjanya. Untuk itu setiap pengusaha /
manajemen perusahaan harus melaksanakan upaya kesehatan
kerja ditempat kerja

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA
TUJUAN KESEHATAN KERJA

Menurut komite bersama ILO dan WHO adalah sebagai berikut :


1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja
yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani, maupun sosial untuk
semua lapangan pekerjaan.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
kondisi kerja.
3. Mencegah tenaga kerja dari bahaya kesehatan yang timbul akibat
pekerjaan.
4. Menempatkan tenaga kerja pada suatu lingkungan kerja yang
sesuai dengan kondisi fisik, faal tubuh dan mental psikologis
tenaga kerja yang bersangkutan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

RUANG LUNGKUP
Ruang lingkup kesehatan kerja meliputi (Depnaker, 2001)
• Kesehatan kuratif, adalah menekan seminimal mungkin angka
absen karena sakit, serta memperpendek lamanya sakit.
• Kesehatan preventif Kesehatan prefentif merupakan upaya untuk
mencegah tenaga kerja mengalami gangguan kesehatan dan
penyakit.
• Kesehatan rehabilitatif Pengamanan bahaya oleh karena proses
produksi yang mungkin berakibat kepada tenaga kerja maupun
masyarakat luas.
• Kesehatan promitif Penyesuaian diantara tenaga kerja dan
pekerjaannya dengan tujuan kegairahan dan efensiensi kerja.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PROGRAM KESEHATAN KERJA
Program Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut
1. Pemeriksaan kesehatan kerja. Meliputi
a. Pemeriksaan Kesehatan sebelum kerja
b. Pemeriksaan Kesehatan berkala
c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus
2. Diagnosa dan pengobatan penyakit, baik penyakit umum maupun khusus.
3. Monitoring atau evaluasi tempat kerja secara berkala melalui pengukuran.
4. Pengamanan bahaya bahan kimia di tempat kerja.
5. Latihan dan pendidikan tentang kerja yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.
6. Pengadaan oleh alat pelindung diri oleh perusahaan dan pemanfaatan serta pemeliharaan
alat tersebut oleh tenaga kerja.
7. Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja.
8. Penelitian epidemiologis untuk mengevaluasi dampak lingkungan kerja.
9. Mengevaluasi secara berkala evektifitas dari program kesehatan kerja yang telah
dilaksanakan.
10. Usaha lain, masalnya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana yang diselenggarakan
oleh perusahaan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

• Pemeriksaan kesehatan kerja ditetapkan dalam Peraturan Menteri


Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 02/MEN/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam penyelenggaraan
keselamatan kerja yang meliputi
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja (awal)
– Sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan
pekerjaan.
2. Pemeriksaan kesehatan berkala (periodik)
– Setelah tenaga kerja bekerja
3. Pemeriksaan kesehatan khusus
– Terhadap tenaga kerja tertentu
– Terhadap tenaga kerja dengan kondisis tertentu
• Pemeriksaan kesehatan purna bakti
– Dilakukan 3 (tiga) bulan sebelum TK memasuki masa
pensiun.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

TUJUAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA


1. Rikes awal (sebelum kerja) :
– Tenaga Kerja yang diterima sehat
– Tidak mempunyai penyakit menular
– Cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan
2. Rikes berkala (periodik) :
– Mempertahankan derajat kesehatan Tenaga Kerja
– Menilai kemungkinan pengaruh dari pekerjaan
– Untuk pengendalian Lingkungan kerja
3. Rikes khusus :
– Menilai adanya pengaruh dari pekerjaan tertentu.
– Menilai terhadap Tenaga Kerja atau golongan Tenaga Kerja
tertentu

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

Mekanisme Pemeriksaan Kesehatan TK


• Dilakukan oleh dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja.
• Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja membuat rencana
pemeriksaan.
• Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja harus membuat
laporan tentang kegiatan pemeriksaannya.

Waktu Pemeriksaan Kesehatan TK


1. Rikes awal dilakukan sebelum seorang tenaga kerja
bekerja atau pindah tempat kerja
2. Rikes berkala dilakukan minimal 1 tahun sekali.
3. Rikes khusus dilakukan pada saat/kondisi tertentu
4. Rikes purna bakti dilakukan 3 bulan sebelum pensiun/berhenti
bekerja.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

SYARAT-SYARAT KESEHATAN KERJA


MENURUT UU 1/1970

Sebagaimana tercantum dalam pasal 3 ayat 1 Undang – Undang No.1 tahun


1970 diaman syarat-syarat kesehatan kerja yaitu :
1. Memberikan pertolongan pada kecelakaan
2. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
3. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan, angin, cuaca,
sinar, suara dan getaran.
4. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
5. Menyelenggarakan suhu dan lembab yang baik
6. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
7. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingungan cara
dan proses kerjanya.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

PENERAPAN KESEHATAN KERJA DI PERUSAHAAN

Dalam UU 1/1970 pasal 8 menyebutkan kewajiban pengusaha untuk:


1. Memeriksa kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari
tenaga kerjaa yang akan diterimanya maupun yang akan dipindahkan,
sesuai dengan sifat pekerjaannya
2. Memeriksakan kesehatan dari semua tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinanya secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA
LANDASAN HUKUM / DASAR HUKUM
1. UU 1/1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU 03/1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
3. Peraturan Pemerintah 14/1993 tentang JAMSOSTEK
4. KEPRES 22/1992 tentang Penyakit Timbul karena Hubungan Kerja
5. PMP 7/1964 tentang Syarat KEsehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja
6. PerMen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi 01/1976 tentang Kewajiban Latihan Hyperkes
bagi Dokter Perusahaan
7. PerMen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi 01/1979 tentang Kewajiban Latihan Hyperkes
bagi Paramedis
8. Permenaker 02/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja
9. Permenakertrans 01/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
10. Permenakertrans 03/1982 tenatng Pelayanan Kesehatan Kerja
11. Permenaker 01/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan BAgi Tenaga Kerja
dengan Manfaat Lebih Baik dari JAminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
12. Keputusan Menteri TEnaga Kerja 333/1989 tentang diagnose dan Pelaporan Akibat Kerja
13. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja SE.01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang
Makan
14. Surat Edaran Dirjen Binawas SE.07/BW/1997 tenatnag Pengujian Hepatitis B dalam
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
15. Surat Edaran Dirjen Binawas SE.86//BW/89 tentang Perusahaan Catering yang Mengelola
Makan Bagi Tenaga Kerja.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

FAKTOR BAHAYA DI LINGKUNGAN KERJA

1. Faktor Fisik
 Kebisingan, Temperatur, Cahaya, Radiasi, Getaran, dll.
2. Faktor Kimia
 Padat, Cair, Gas.
3. Faktor Biologi
 Serangga, Bakteri, Virus, Parasit, dll.
4. Faktor Fisiologi ( Ergonomi )
 Cara Kerja, Alat.
5. Faktor Psikologi
 Upah, Kerja monoton, Lokasi kerja yang terpencil, dll.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Dalam mencegah tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja,
diperlukan suatu pengendalian ataupun pengawasan sistem kerja
maupun alat produksinya.

Ada 3 hal pokok yang harus diperhatikan ;


1. Pengendalian sistem peralatan/mesin paling baik dalam
mencegah bahaya adalah mesin yang dirancang tidak akan
mengganggu tenaga kerja dan lingkungannya. Setidaknya
mengurangi bahan beracun, atau memasang pelindung mesin
dan memakai ventilasi yang baik.
2. Pengendalian sistem administrasi perlu diatur suatu sistem kerja,
waktu kerja yang baik. Mengurangi jumlah tenaga kerja ditempat
kerja yang berbahaya, termasuk pula perlunya pelatihan.
3. Menyediakan alat pelindung diri.

Apabila kedua hal tersebut diatas belum dapat mengurangi bahaya,


maka alat pelindung diri harus dipergunakan.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

FUNGSI APD adalah mengurangi akibat/resiko dari suatu


kecelakaan. Alat Pelindung diri bukan untuk mencegah kecelakaan

Pemakaian APD tidak menjamin pemakiannya bebas dari


kecelakaan karena :
1. Kecelakaan ada sebabnya, pencegahan bisa dilaksanakan jika
sebab-sebab kecelakaan dihilangkan
2. Adanya gerakan tak sadar / refle dari pemakainnya
3. mempunyai kemampuan terbatas

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Ada dua kategori utama alat pelindung diri
Alat pelindung diri yang lazim digunakan:
1. Pelindung kepala - helm;
2. Pelindung kaki - sepatu atau boot pengaman;
3. Pelindung kulit - baju kerja yang cocok.

Alat pelindung diri untuk pekerjaan atau tugas khusus yang harus
dikerjakan :
4. Pelindung tangan - sarung tangan;
5. Untuk paru-paru - respirator;
6. Untuk mata - pelindung mata/kaca mata;
7. Menahan jatuh - pakaian keselamatan / belt pengtkat;
8. Menahan kebisingan - pelindung telinga.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA
Penerapan dan Pemeliharaan Alat Pelindung Diri sebagai berikut :
a. Menyediakan alat pelindung diri yang dapat memberi
perlindungan yang memadai.
b. Memilih alat perlindungan diri yang pas dan baik, dan mudah
dipelihara, untuk digunakan apabila resiko pemaparan tidak
dapat dihilangkan dengan cara lain.
c. Memastikan pemakaian rutin alat pelindung diri dilakukan sesuai
dengan instruksi yang benar dan melalui masa percobaan dan
pelatihan.
d. Memastikan semua orang menggunakan alat pelindung diri
apabila dibutuhkan untuk bekerja.
e. Memberikan tanda yang jelas di tempat kerja yang wajib
menggunakan alat pelindung diri.
f. Memberikan dukungan untuk pembersihan dan pemeliharaan
alat pelindung diri secara rutin.
g. Memastikan bahwa alat pelindung diri dapat diterima oleh
pekerja
h. Menyediakan tempat yang memadai bagi menyimpan alat
pelindung diri.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
PENANGGULANGAN KEBKARAN

PENGGERTIAN DAN DEFINISI K3 KEBAKARAN


Kebakaran merupakan hal yang sering terjadi pada gedung
yang diawali dari kebakaran kecil yang kemudian menjadi besar
dikarenakan kesiapan peralatan pemadam api yang kurang
memadai atau ketidaksiapan peralatan tersebut pada saat
hendak digunakan.

Kebakaran adalah terjadinya api yang tidak dikehendaki. Bagi


tenaga kerja,kebakaran perusahaan dapat merupakan
penderitaan dan malapetaka khususnya terhadap mereka yang
tertimpa kecelakaan dan dapat berakibat cacat fisik

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN
LANDASAN HUKUM
1. UU No.1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No.30 / 2009 tentang Ketenagalistrikan
3. PP 50/2012 tentang Sistem Manajemen K3 ( SMK3 )
4. KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
di Tempat Kerja , Pasal 2 (1) dan (2) mewajibkan kepada pengurus/ pengusaha
untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
5. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
6. PERMENAKER 04/80 tentang APAR
7. PERMENAKER 02/83 tentang ALARM
8. INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997 tentang pengawasan khusus k3
penaggulangan kebakaran

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

FENOMENA KEBAKARAN

Fenomena kebakaran atau gejala pada setiap tahapan mulai awal terjadinya
penyalaan sampai kebakaran padam, dapat diamati beberapa fase tertentu,
yaitu :
1. Sumber awal pencetus (source energy)
2. Penyalaan tahap awal (initiation)
3. Api berkembang lebih besar (Growth)
4. Penyalaan api serentak (Flashover)
5. Kebakaran mantap (Stedy/full development fire)
6. Periode surut (Decay)

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


FENOMENA KEBAKARAN

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

TEORI API
Nyala api adalah suatu fenomena yang dapat diamati gejalanya
yaitu adanya cahaya dan panas dari suatu bahan yang sedang
terbakar

Benda akan mengalami perubahan baik bentuk fisiknya maupun


sifat kimianya.Keadaaan fisik bahan yang telah terbakar akan
berubah menjadi arang, abu atau hilang menjadi gas sifat dan
kimianya akan berubah pula menjadi zat baru

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Teori segitiga Api (Triangle of fire)
Unsur pokok terjadinya api dalam teori klasik yaitu teori segitiga api (Triangle
of fire) menjelaskan bahwa untuk dapat berlangsungnya proses nyala api
diperlukan adanya tiga unsur pokok yaitu adanya unsur :
1. bahan yang dapat terbakar (fuel)
2. oksigen (O2) yang cukup dari udara atau dari bahan oksidator.
3. panas yang cukup

“Dengan teori itu maka apabila salah satu


unsur dari segitiga api tersebut tidak ada
maka api tidak akan terjadi. “

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN
PENGENDALIAN PEKERJAAN
Dalam pengendalian pekerjaan teknik pemadaman kebakaran api yaitu
1. Prinsip mendinginkan (Cooling) dengan menurunkan panas benda
sampai mencapai suhu dibawah titik nyala (flash point). Misalnya :
A. Disiram dengan air
B. Ditimbun dengan pohon yang mengandung air
C. Dipadamkan dengan APAR jenis CO2
2. Prinsip (Starvation)Mengurangi/mengambil bahan yang terbakar atau
menutup aliran
cairan atau gas yang terbakar . Misalnya :
A. Memisahkan benda yang terbakar
B. Menjauhkan benda yang belum terbakar
C. Menutup kran instalasi minyak/gas yang terbakar
3. Prinsip mengurangi oksigen (Dilution) misalnya menyeprotkan gas
CO2

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

PENGENDALIAN KEBAKARAN
3. Prinsip memutus rantai reaksi api (break chain reaction) dengan
pemadaman menggunakan APAR contohnya : drypowder, APAR jenis
Halon
4. Prinsip Smothering (Isolasi) Memutuskan hubungan udara luar dengan
fluida yang terbakar agar perbandingan udara berkurang contoh :
A. Menutupi dengan menggunakan karung basah
B. Menutupi dengan menggunakan pasir,lumpur atau tanah
C. Pemadaman dengan menggunakan APAR jenis Foam
5. Prinsip Emulsification, Pemadaman kebakaran plastik dengan air
6. Pelarutan, Pemadaman kebakaran alkohol dengan menggunakan air

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

KLASIFIKASI KEBAKARAN

Penerapan prinsip pemadaman kebakaran diatas, tidak dapat


disamaratakan akan tetapi harus diperhatikan jenis bahan apa yang
terbakar, kemudian baru dapat ditentukan metoda apa yang cocok untuk
diterapkan dan media jenis apa yang sesuai.

Klasifikasi Kebakaran Indonesia mengacu standard NFPA yang dimuat


dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

KLASIFIKASI KEBAKARAN
Klasifikasi Kebakaran Indonesia mengacu standard NFPA yang dimuat
dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Standar Amerika (NFPA) Standart Inggris (LPC)

Klas Jenis Kebakaran Klas Jenis Kebakaran

A Bahan padat kecuali logam, A Bahan padat kecuali logam, seperti


seperti kayu, arang, kertas, kayu, arang, kertas, tekstil, plastik dan
tekstil, plastik dan sejenisnya sejenisnya

B Bahan cair dan gas seperti B Bahan cair dan gas seperti bensin,
bensin, solar, minyak tanah, solar, minyak tanah, aspal, gemuk
aspal, gemuk alkohol gas alkohol gas alam, gas LPG dan
alam, gas LPG dan sejenisnya
sejenisnya

C Peralatan Listrik yang C Bahan Gas seperti gas alam, gas


betegangan LPG

D Bahan logam seperti D Bahan logam seperti Manesium


Manesium aluminium Kalium aluminium Kalium dan lain-lain
dan lain-lain

E - E Peralatan listrik yang bertegangan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

SISTEM DETEKSI KEBAKARAN


Penerapan system proteksi kebakaran atau sumber daya yang
direncakanan untuk mengantisipasi bahaya kebakaran yang
direncanakan sesuai dengan tingkat resiko bahaya kebakaran yang
dibagi dalam tingkatan kategori sebagi berikut :

1. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran ringan;


2. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang I
3. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II
4. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang III dan;
5. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran berat.

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA


NOMOR KEP. 186/MEN/ 1999
TANGGAL; 29 SEPTEMBER 1999

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN
SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

Perencanaan system proteksi kebakaran ada 3 sistem strategi :


1. Sarana proteksi kebakaran aktip yaitu berupa alat atau instalasi yang
dipersiapkan untuk mendeteksi dan memadamkan kebakaran seperti
• system deteksi dan alarm,
• APAR, Hydrant, Springkler, House rell dll
2. Sarana proteksi kebakaran pasif yaitu berupa alat saran atau metoda
mengendalikan penyebaran asap panas dan gas berbahaya bila terjadi
kebakaran seperti
• system kompartementasi, treatment atau clotting fire retardant,
sarana pengendalian asap (smoke control system),
• sarana evakuasi system pengendali asap dan api (smoke damper,
fire damper, fire stopping dan alat bantu evakuasi serta rescue dll
3. Fire safety manajemen

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN
KLASIFIKASI SISTEM ALARM
Dengan perkembangan teknologi peran penjagaan tempat kerja
dapat digantikan dengan memasang system instalasi deteksi dan
alarm kebakaran otomatis. Maka untuk menjamin kehandalan
system tersebut diharuskan mengikuti ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1983
 
 
Klasifikasi system alarm sebagai berikut :
1. Manual
2. Otomatis (semi addressable atau fully addressable)
3. Otomatis Intergrated system (deteksi, alarm dan pemadam)

Komponen system alarm kebakaran otomatis terdiri dari


4. Detektor dan tombol manual (input signal)
5. Panel Indikator kebakaran (Sistem control)
6. Alarm audible atau visible (signal output

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

ALAT PEMADAM KEBAKARAN

• Alat pemadam kebakaran adalah sebuah seperangkat alat yang


didesain dan digunakan untuk memadamkan jenis kebakaran yang
dapat membahayakan jiwa dan asset yang berharga.

• Jenis-jenis Alat pemadam kebakaran adalah sebagai berikut :


1. Alat pemadam Api Tradisional
2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
3. Hydrant
4. Springkler

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

APAT (ALAT PEMADAM TRADISIONAL)

• Alat Pemadam Api Tradisional ini disebut juga dengan APAT.Alat ini
sangat baik untuk mencegah dan atau untuk pemadaman awal
(dalam keadaan api masihkecil), terutama dalam lingkungan rumah
tangga atau perkantoran dengan ruangan yang tidak begitu luas

• Macam dari APAT ini antara lain :


a. pasir,
b. selimut api atau karung basah,
c. sekop,
d. pengkait,
e. ember,
f. galah bambu yang ujungnya dipasang plat seng dan lain-lain.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)


• Alat pemadam api ringan, digunakan untuk memadamkan api pada
awal kebakaran.
• Syarat pemasangan alat pemadam api ringan adalah
– Ditempatkan yang mudah diliat dan mudaah dijangkau, mudah
diambil (tidak diikat mati atau digembok
– Jarak jangkauan maksimum 15 m
– Tinggi pemasangan maksimum 125 cm
– Jenis media dan ukurannya sesuai dengan klasifikasi kebakaran
dan beban api.
– Secara berkala harus diperiksa
– Media pemadam harus diisi ulang sesuai batas waktu yang
ditentukan
– Kekuatan konstruksi tabung harus diuji padat dengan air sesuai
ketentuan
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
PENANGGULANGAN KEBKARAN
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

• Jenis media pemadam kebakaran ada 2 tipe :


A. tipe basah (air dan busa)
B. tipe kering (powder, gas (CO2), dan Clean agent)

• Kegagalan dalam pemadaman kebakaran dalam penggunaan


APAR adalah
– Jenis tidak sesuai
– Ukuran tidak sesuai
– Macet/tidak berfungsi dikarenakan tidak bertekanan dan
menggumpal
– Salah penempatan
– Petugas (belum ditunjuk dan belum terampil

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

• Air ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)


Air
• air digunakan untuk memadamkan kebakaran dengan hasil yang
memuaskan ( efektif dan ekonomis ) karena harganya relatif murah,
pada umumnya mudah diperoleh, aman dipakai, mudah disimpan
dan dipindahkan APAR jenis air terdapat dalam bentuk stored
pressure type (tersimpan bertekanan) dan gas cartridge type
(tabung gas). Sangat baik digunakan untuk
• pemadaman kebakaran kelas A.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

Busa
Dapat digunakan memadamkan api untuk class A dan B, namun
sangat efektif untuk pemadaman kebakaran class B
• Sangat tidak dianjurkan untuk dipakai pada pemadaman kebakaran
class C
• Berfungsi mendinginkan dan memutus hubungan (menyelimuti)
Tidak boleh digunakan dalam ruang sempit dan tertutup,karena bila
terhirup akan mempengaruhi sistem pernafasan.
• Tindakan pertolongan bila terhirup adalah dengan meminumkan
susu panas pada korban. antara udara dan minyak
• Dapat disimpan selama maksimal 1 tahun
• untuk jenis kulit tertentu dapat menimbulkan efek gatal dan dapat
ditanggulangi dengan mencuci menggunakan air dan sabun

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

Dry Powder
• Dapat digunakan memadamkan api untuk class A,B dan C
• Berisi serbuk kimia yang dapat menyerap panas,tidak
menghantarkan listrik,mempunyai daya lekat yang baik,dan
menghalangi terjadinya oksidasi pada bahan bakar.
• Dapat disimpan selama 2 tahun
Gas (CO2)
• Dapat digunakan memadamkan api untuk class A,B dan C
• Berisi gas CO2 bertekanan 1000-1200 psi (± 80 atm)
• Berfungsi mendinginkan dan memutus hubungan O2 (menyelimuti)
• Dapat disimpan selama 4-5 tahun
• Sangat efektif digunakan pada ruangan sempit dan tertutup
• Tidak menimbulkan efek samping pada kesehatan
• Umumnya memiliki ukuran tabung yang besar dan berat
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
PENANGGULANGAN KEBKARAN

APAR

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

HYDRANT
• Hydrant adalah instalasi pemadam kebakaran yang dipasang
permanen berupa jaringan perpipaan berisi ari bertekanan terus
menerus yang siap untuk memadamkan kebakaran.

• Komponen utama system hydrant terdiri dari :


1. Sistem persediaan air (min 45 menit)
2. System pompa yang handal, terdiri 3 macam pompa yaitu
pompa jockey, pompa utama dan pompa cadangan
3. Siamese Connection atau sambungan untuk mensupplai air dari
mobil kebakaran

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

NSTALASI HYDRANT
1 1/2 Inc

2 1/2 Inc
2 1/2 Inc

Out door

Seamiest
Connection

RESERVOAR

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN
SPRINGKLER
• Springkler adalah instalasi pemadam kebakaran yang dipasang
secara permanen untuk melindungi bangunan dari bahaya
kebakaran yang akan bekerja secara otomatis memancarkan air,
apabila(nosel/pemancar/kepala springkler) terkena panas pada
temperature tertentu.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PRINSIP KERJA SPRINGKLER

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN

SPRINGKLER

• Komponen utama system springkler seperti pada gambar terdiri dari


– Persedian Air
– Pompa
– Siamese Connection (sambungan dinas kebakaran
– Jaringan Pipa
– Kepala Springkler

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PENANGGULANGAN KEBKARAN
INSTALASI SPRINGKLER

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KECELAKAAN KERJA

PENGERTIAN DAN DEFINISI KECELAKAAN


Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan / tidak
diharapkan .yang dapat menimbulkan berbagai kerugian ,baik kerugian
harta benda (rusaknya peralatan ) maupun kehilangan jiwa manusia

KEJADIAN BERBAHAYA LAINNYA


Suatu kejadian yang potensial dapat menyebabkan kecelakaan kerja
atau penyakit akibat kerja kecuali kebakaran, peledakan dan bahaya
pembuangan limbah “Nearmiss”

Upaya pencegahan kecelakaan ditujukan untuk menjamin keutuhan


dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani setiap tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya,
untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KECELAKAAN KERJA

PENGERTIAN DAN DEFINISI KECELAKAAN


Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan / tidak
diharapkan .yang dapat menimbulkan berbagai kerugian ,baik kerugian
harta benda (rusaknya peralatan ) maupun kehilangan jiwa manusia

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan


hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari
rumah menuju tempat kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa
atau wajar dilalui. Kecelakaan kerja tidak selalu diukur dari adanya korban
manusia cidera atau mati.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KECELAKAAN KERJA

Kecelakaan dinas adalah kecelakaan yang terjadi berhubung


dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena
hubungan kerja yaitu:
Kecelakaan dinas pada waktu kerja
a. Kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah
menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalu jalan maupun
diluar kerja.
b. Kecelakaan dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas,
kewajiban dan tanggung jawab sehari-hari baik ditempat kerja
maupun di luar kerja.
c. Kecelakaan dalam melakukan perjalanan dinas di dalam negeri
atau diluar negeri yang harus dibuktikan dengan surat perintah
perjalanan dinas, kecuali perjalanan pengobatan dan perjalanan
pensiun.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KECELAKAAN KERJA

a. Meninggal dunia secara mendadak ditempat kerja, termasuk


perjalanan ditempat kerja sampai iba di Rumah Sakit, tetapi belum
sempat mendapat perolehan dari dokter dengan catatan bahwa
yang bersangkutan dari rumah dalam keadaan sehat.
b. Perkelahian ditempat kerja yang disebabkan pegawai yang
bersangkutan mendapat serangan dari fihak lain yang tidak
diperkirakan sebelumnya atau melakukan reaksi dari aksi yang
dilakukan fihak lain.
c. Kecelakaan yang terjadi pada waktu instirahat antara jam-jam
kerja dilingkungan kerja.
Kecelakaan Dinas di luar waktu kerja :
d. Kegiatan Olah raga yang merupakan tugas dari perseroan.
e. Mengikuti pendidikan yang merupakan tugas dari perseroan
f. Pemberian penghasilan dan hak-hak kepegawaian lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Angka II 1.2 Edaran ini diberikan
untuk waktu paling lama 18 (delapan belas) bulan
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
KECELAKAAN KERJA
PENYEBAB KECELAKAAN
• Unsafe action
Unsafe Action adalah Sikap atau tingkah laku manusia yang tidak
aman (berbahaya). Contoh-contoh Unsafe Act diantaranya adalah:
lalai, ceroboh bergurau ditempat kerja, menggunakan alat yang
rusak , bekerja 21`21`dengan cara yang salah, bekerja tanpa
wewenang, tidak memakai alat pelindung diri (APD)

• Unsafe Condition
Unsafe Condition adalah Kondisi / keadaan tempat kerja atau
peralatan kerja yang tidak aman (berbahaya). Contoh Unsafe
Condition diantaranya adalah: tempat kerja licin, bau, dan pengap,
perlatan rusak / tidak laik pakai, peralatan listrik yang masih
bertegangan , peralatan / mesin tanpa pelindung, terdapatbahaya
kebakaran / ledakan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KECELAKAAN KERJA

KERUGIAN-KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN

• Terhadap karyawan :
Luka ringan, luka berat, cacat atau bahkan tewas, Penderitaan dan
kesedihan, Beban masa depan Dan sebagainya
• Terhadap perusahaan :
Kehilangan jam kerja, Timbulnya biaya pengobatan , Kerusakan
instalasi, Merusak nama baik perusahaan, Kelambatan produksi,
Dan sebagainya
• Terhadap masyarakat :
Kerusakan lingkungan, Kerusakan harta benda, Kehilangan jiwa
Dan sebagainya

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KECELAKAAN KERJA
JENIS-JENIS KECELAKAAN
Kecelakaan yang terjadi pada perusahaan dapat berupa :
 Near miss (kejadian hampir celaka)
 Kecelakaan kerja (ringan, berat)
 Kerusakan harta dan kerugian proses
 Musibah (bencana alam) dan kehilangan
 Penyakit akibat kerja.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KECELAKAAN KERJA

PRINSIP PENCEGAHAN KECELAKAAN


Pencegahan Kecelakaan dapat dilakukan dengan penerapan
Safety Engineering,yaitu ;
• Penerepan “ safety engineering “ pada saat perencanaan dan
pelaksanaan.
• Penerapan safety engineering pada waktu berlangsungnya proses
produksi.

Pencegahan Kecelakaan diarahkan terhadap ;


• Lingkungan kerja
• Instalasi, Msin, Pralatan kerja dan Mterial
• Tenaga Kerja
• Cara kerja

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KECELAKAAN KERJA

Tindakan dalam pelaksanaan pencegahan kecelakaan kerja adalah


 Bekerja sesuai prosedur
 Menggunakan pakaian keselamatan kerja sesuai dengan yang
dianjurkan
 Melaksanakan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku
ditempat kerja
 Semua tempat kerja dalam keadaan bersih dan aman
 Semua jalan masuk bebas dari bahaya.
 Tata ruang cukup baik/nyaman

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


KECELAKAAN KERJA
 Pintu darurat/alat pemadam siap dipakai
 Penerangan yang cukup
 Lantai, jalan keluar dalam kondisi bebas dari gangguan atau
tumpahan oli
 Alat pengangkut dapat dioperasikan dengan baik
 Alat pengaman dalam kondisi baik dan pada tempatnya
 Peralatan kerja dalam keadaan aman
 Penyimpanan barang-barang yang mudah terbakar dan meledak
dengan aman
 Pengamatan terhadap peraturan mengenai bahan-bahan yang
mudah meledak dan terbakar.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PROSEDUR PENANGULANGAN KEBAKARAN
Prosedur Melakukan Pemadaman adalah sebagai berikut:
1) Safety Life First.
2) Sikap dan Tindakan.
– Tegas dan disiplin.
– Tenang , waspada (mudah berpikir) dan self confident).
– Kompak dalam team work. \Cepat dan effisien
3) Sebelum melakukan fire fighting perlu di perhatikan.
– Arah angin – Posisi berdiri, harus selalu diatas angin..
– Bahan yang terbakar (kelas bahan).
– Posisi dari lingkungan
– Volume bahan yang terbakar.
– Alat pemadam yang tersedia dan harus diadakan.
– Lamanya telah terbakar.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PROSEDUR PENANGULANGAN KEBAKARAN
Langkah-langkah pelaksanaan penaggulangan pemadaman
dengan menggunakan APAR:
1. Turunkan APAR dari tempatnya.
2. Buka slang dari jepitannya.
3. Putuskan lead seal (locea).
4. Cabut split pen (pen penahan).
5. Pegang horn (nozzle) dengan tangan kiri arah ke atas.
6. Tekan katub dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba alat
berisi atau tidak).
7. Bawa alat tersebut ketempat kebakaran (minyak, kertas, listrik dll).
8. Semprotkan kearah kebakaran dengan mengibaskan horn sebaik
mungkin.
9. Tangan kanan angkat Dry Chemical samibil menekan tutup.
10. Sedang tangan kiri pegang horn mengibaskan ke arah api.
11. Posisi harus selalu berada di atas angin.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA

Tahapan Pelaksanaan Indtifikasi Bahaya adalah sebagai berikut :


A. Dalam mengidentifikasi sumber bahaya di lingkungan pekerjaaan
hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan
potensi bahaya
2. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin
dapat terjadi

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA
B. Penilaian resiko oleh Petugas yang berkompeten akan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penilaian risiko kerja termasuk penilaian perlengkapan APD-
nya
2. Mempertimbangkan semua tugas dan situasi
3. Mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi atau mungkin akan
terjadi
4. Mengidentifikasi kepada siapa yang mungkin terkena bahaya
5. Menganalisa resiko yang terluka dan yang mengalami kerugian
dari bahaya yang terjadi dan mengidentifikasi semua resiko
yang signifikan
6. engevaluasian resiko

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA
C. Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan
melalui :
1. Pengendalian teknis yang meliputi eliminasi, substitusi, isolasi,
ventilasi, higiene dan sanitasi
2. Risiko kerja yang sudah diatasi dengan penggunaan APD bagi
pekerjanya, masuk dalam katagori prioritas tindakan ke 4
3. Pekerjaan yang dinilai berisiko dan belum ada APD-nya, masuk
dalam katagori prioritas tindakan 3 sd.1, tergantung besar atau
kecilnya penilaian tingkat risiko, semakin tinggi penilaian tingkat
risiko, semakin diutamakan urutan prioritas tindakannya.
4. Pendidikan dan pelatihan tentang HIRARC
5. Evaluasi melalui audit internal

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


TERIMA KASIH

END OF THIS SESSION

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal

Anda mungkin juga menyukai