Anda di halaman 1dari 64

1B.

KESELAMATAN
KETENAGALISTRIKAN
KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
(K2. K3)

7 September 2020

1
Hanya untuk kepentingan internal PLN
Agenda Pembelajaran

01 Kinerja Rayon dan K3LH

02 Manajemen pembangkitan

03 Manajemen Distribusi

04 Manajemen Transaksi Energi

05 Manajemen Pelayananan (AP2T dan APKT)

06 Manajemen Pelayanan Teknik

07 Manajemen Pengawasan Kontrak

08 Corporat Exposure dan Diskusi

www.pln.co.id |
LINGKUP K2 DAN K3 DI PLN MELIPUTI:

- INSTALASI PEMBANGKIT
- INSTALASI PENYALURAN (TRANSMISI,GARDU INDUK,PENGATUR
BEBAN)
- INSTALASI DISTRIBUSI

www.pln.co.id |
BATAS LINGKUP KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN DI PLN

www.pln.co.id |
K2 dan K3

K3 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja


K2 = Keselamatan Ketenagalistrikan

APA BEDANYA ?

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA K2 DAN K3?

www.pln.co.id |
www.pln.co.id |
DASAR HUKUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

UU No. 1 / 1970

UU No. 30 / 2009
Keselamatan
Kerja Pasal 44 Peraturan Direksi PLN
Keselamatan
Ketenagalistrikan Perdir 0250.P/2016 Perdir 0251.P/2016 Perdiri 0252.P/2016
Keselamatan Kerja Keselamatan Instalasi Keselamatan Umum
PERTIMBANGAN PADA UU NO. 1/1970

a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional
b. Bahwa setiap orang lainya yang berada di tempat kerja terjamin pula keselamatannya
c. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien
d. Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk membina norma-
borma perlindungan kerja
e. Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-Undang yang memuat
ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan
masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi.
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2)

Diatur dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan Pasal 44 :


“Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan.” (1)

Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan bertujuan untuk mewujudkan kondisi :


a. Andal dan Aman bagi Instalasi ;
b. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya ; dan
c. Ramah lingkungan
DASAR HUKUM KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN DAN
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA.

Beberapa Dasar Hukum K2:


1.UU No.30 / 2009 tentang Ketenagalistrikan
2.PP No 14/2012 tentang kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik
3.PP No 62/2012 tentang usaha jasa penunjang tenaga listrik
4.Per Men ESDM 05/2014 tentang tata cara akreditasi dan sertifikasi ketenagalistrikan
5. Per Men ESDM No. 46/2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
6. Per Direksi PLN No.0250.P/DIR/2016 ttg Pedoman Keselamatan Kerja
7. Per Direksi PLN No.0251.P/DIR/2016 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
8. Per Direksi PLN No.0252.P/DIR/2016 ttg Pedoman Keselamatan Umum
9. Peraturan Lain yang terkait.

www.pln.co.id |
KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN ( Persero ) :

NO : 0251.P/DIR/2016 ,TENTANG PEDOMAN


KESELAMATAN INSTALASI
DILINGKUNGAN PT PLN ( Persero )

NO: 0252.P/DIR/2016 TENTANG PEDOMAN KESELAMATAN


UMUM DILINGKUNGAN PT PLN ( Persero )

NO: 0250.P/DIR/2016 TENTANG PEDOMAN KESELAMATAN


KERJA DILINGKUNGAN PT PLN ( Persero )

www.pln.co.id |
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
(K2)

SEGALA UPAYA ATAU LANGKAH-LANGKAH PENGAMANAN INSTALASI


PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PENGAMANAN PEMANFAAT
TENAGA LISTRIK

UNTUK MEWUJUDKAN KONDISI ANDAL


DAN AMAN BAGI INSTALASI DAN KONDISI
AMAN BAGI MANUSIA DAN MAHLUK HIDUP
LAINNYA, SERTA KONDISI RAMAH
LINGKUNGAN, DI SEKITAR INSTALASI
TENAGA LISTRIK

www.pln.co.id |
EMPAT PILAR
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

MELIPUTI

KESELAMATAN KERJA KESELAMATAN UMUM KESELAMATAN KESELAMATAN INSTALASI


LINGKUNGAN

PERLINDUNGAN TERHADAP : PERLINDUNGAN TERHADAP : PERLINDUNGAN TERHADAP :


PERLINDUNGAN TERHADAP :
PEGAWAI, BUKAN PEGAWAI MASYARAKAT UMUM SEKITAR INSTALASI PENYEDIAAN
LINGKUNGAN
INSTALASI, PELANGGAN, TAMU TENAGA LISTRIK
INSTALASI

PENCEGAHAN TERHADAP PENCEGAHAN TERHADAP PENCEGAHAN TERHADAP PENCEGAHAN TERHADAP


KECELAKAAN DAN KECELAKAAN MASYARAKAT PENCEMARAN, KERUSAKAN KERUSAKAN INSTALASI,
PENYAKIT AKIBAT KERJA UMUM LINGKUNGAN KEBAKARAN DLL

14
Keselamatan kerja
adalah upaya mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan ketenagalistrikan lainnya dari
Perusahaan, dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian
terhadap terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul karena hubungan
kerja yang menimpa pekerja.

www.pln.co.id |
Keselamatan lingkungan
adalah upaya mewujudkan kondisi akrab lingkungan dari Instalasi, dengan
memberikan perlindungan terhadap terjadinya pencemaran dan / atau
pencegahan terhadap terjadinya kerusakan lingkungan yang diakibatkan
oleh kegiatan Instalasi.

www.pln.co.id |
Keselamatan instalasi
adalah upaya mewujudkan kondisi andal dan aman bagi Instalasi, dengan
memberikan perlindungan, pencegahan dan pengamanan terhadap terjadinya
gangguan dan kerusakan yang mengakibatkan Instalasi tidak dapat berfungsi
secara normal dan atau tidak dapat beroperasi.

www.pln.co.id |
Keselamatan umum
adalah upaya mewujudkan kondisi aman bagi masyarakat umum dari bahaya
yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan ketenagalistrikan lainnya
dari Perusahaan, dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan
penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan masyarakat umum yang
berhubungan dengan kegiatan Perusahaan.

www.pln.co.id |
PENGERTIAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3)

Secara umum :
Keselamatan kerja mengatur segala upaya guna mencegah/mengurangi terjadinya kecelakaan
di tempat kerja yang mana dapat mengakibatkan kerugian, baik jiwa/raga dan atau harta.
Sedangkan kesehatan kerja mengatur segala upaya guna mencegah/mengurangi sakit akibat
melaksanakan kerja.

“Upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi pegawai dan tenaga kerja dari bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh adanya kegiatan/pekerjaan di instalasi atau kegiatan lain dari
Perseroan, dengan memberikan perlinfungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan PAK/PAHK yang menimpa pegawai dan/atau
tenaga kerja.” – Perdir PLN No. 0250.P/DIR/2016
Beberapa Dasar Hukum K3:

1.UU No.1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja

2.KEPPRES No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja

3.PP No 50 / 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3)

4. Peraturan lainnya yang terkait (Per Men / Kep Men)

www.pln.co.id |
PENGERTIAN TEMPAT KERJA

“Tiap ruangan (di permukaan tanah, diatas permukaan tanah, di dalam tanah, dipermukaan air,
dai dalam air dan tempat kerja lainnya) atau lapang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap,
dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimanan terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.”
TUJUAN PENERAPAN
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3)

a. Memberikan perlindungan dan pencegahan terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga


kerja dan orang yang berada di lingkungan kerja terhadap terjadinya kecelakaan kerja,
Penyakit Akibat Kerja (PAK) / Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK).
b. Mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan/kerugian pada peralatan dan
sumber produksi.
c. Mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadi kerusakan pada lingkungan.
KECELAKAAN KERJA

“Kecelakaan kerja yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang
timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalan berangkat
dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar
dilalui.” – Perdir PLN No. 0250.P/DIR/2016

Kriteria kecelakaan kerja, PAK/PAHK & Meninggal Mendadak pada tenaga kerja di PT PLN
(Persero) sesuai dengan Perdir PLN No. 0250.P/DIR/2016 Pasal 4, 5 dan 6
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
MENURUT “MW HEINRICH” (TEORI DOMINO)
PENYEBAB GEJALA KEJADIAN KERUGIAN
DASAR

• BUDAYA • PERILAKU • KECELAKAAN • TENAGA


KERJA BERBAHAYA KERJA KERJA
• POLA PIKIR (UNSAFE • PERUSAHAA
• MANAJEMEN ACT) N
• KONDISI • LINGKUNGA
BERBAHAYA N
(UNSAFE
CONDITION)
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

UNSAFE ACTION UNSAFE CONDITION

✤ LALAI, CEROBOH ✤ TEMPAT KERJA LICIN, BAU, DAN PENGAP


✤ BERGURAU DITEMPAT KERJA ✤ PERLATAN RUSAK / TIDAK LAIK PAKAI

✤ MENGGUNAKAN ALAT YANG RUSAK ✤ PERALATAN LISTRIK YANG MASIH

✤ BEKERJA DENGAN CARA YANG SALAH BERTEGANGAN


✤ PERALATAN / MESIN TANPA PELINDUNG
✤ BEKERJA TANPA WEWENANG
✤ TERDAPATBAHAYA KEBAKARAN /
✤ TIDAK MEMAKAI ALAT KESELAMATAN
KERJA LEDAKAN
✤ DAN LAIN-LAIN
✤ DAN LAIN-LAIN
DATA KECELAKAAN DI PT PLN (PERSERO)
UNSUR PENYEBAB 32 KECELAKAAN KERJA TAHUN 2016 78%
66%

47%

19% 22%

6%

i it rd n rd n
ns jaa jaa
t e r m da r da r
pe g Pe ta
n ke ta
n ke
m
kin is pe is pe
i ko r su
a
na su
a as
k o se sa se w
ili W k ak k ga
em ga
n a el a e n
m en tid p tid ap
ak d n/ an n/ y
ti d ai aka nak aka an
n su n sa n ad
jaa ks
e igu ilak igu ak
ke
r
d a ak
d d ak
d Tid
e /ti tid ak tid
ap pa ja / ti d
D
san ta
n r te AP
lak Ke da
Pe rja at p
ke Al U
Be dak
ti
P
SO

Sumber : Presentasi Rakor K3&Kam Tahun 2017


HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO/BAHAYA K3
HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO/BAHAYA K3
ELIMINASI MENGHILANGKAN SUMBER BAHAYA

SUBSTITUSI MENGGANTI ALAT/BAHAN/MESIN YANG MEMILIKI POTENSI


BAHAYA MENJADI TIDAK BERPOTENSI/POTENSI RENDAH TEMPAT KERJA/
PEKERJAAN
MENJADI AMAN
PERANCANGAN MEMODIFIKASI ALAT/MESIN YANG DIGUNAKAN MENJADI
LEBIH AMAN

ADMINISTRASI MELAKUKAN PELATIHAN KOMPETENSI, MEMBUAT


PROSEDUR KERJA, MEMASANG TANDA TENAGA KERJA
BAHAYA/RAMBU/POSTER/LABEL AMAN DENGAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) MENGGUNAKAN APD PADA SAAT BEKERJA MENGURANGI
PAPARAN
Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
Sesuai Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 12, kewajiban dan
atau hak tenaga kerja untuk :

• Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh Pegawai Pengawas


dan atau Ahli Keselamatan Kerja.

• Memakai alat-alat perlindungan diri yang


diwajibkan
• Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan
kerja dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
• Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan
kerja dan kesehatan kerja yang diwajibkan.

• Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat


keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal
khusus ditentuakan lain oleh Pegawai Pengawas dalam batas-
batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.
PENCEGAHAAN KECELAKAAN

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja :
1. Menghilangkan/mengurangi “Unsafe Act” dari semua personil yang terlibat
2. Menghilangkan/menguransi “Unsafe Condition” di semua tempat kerja
3. Membuat dan menerapkan Standing Operation Procedure (SOP) bagi semua jenis pekerjaan
yang mengandung potensi bahaya
4. Melakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko terhadap semua jenis pekerjaan yang akan
dilakukan
5. Menugaskan personil yang berkompetensi sesuai dengan jenis pekerjaannya
6. Menunjuk/menetapkan “Pengawas” dalam setiap pekerjaan
7. Menyediakan peralatan kerja, material dan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan
standar
8. Memasang Lock Out Tag Out (LOT) / Rambu pada saat melakukan pekerjaan
POLA PENERAPAN K3 DI PT PLN (PERSERO)

Dituangkan ke dalam Maturity Level K3L sesuai dengan Nota Dinas dari KDIV K3L No.
00138/KLH.00.01/KDIVK3L/2017 Tentang Penilaian Kinerja Keselamatan, Kesehatan Kerja,
Keamanan dan Lingkungan (K3)

Penilaian terdiri dari :


1. Kepemimpinan, Kebijakan dan Komitmen Manajemen
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
3. Keamanan
4. Lingkungan
5. Integritas Pelaporan
POLA PENERAPAN K3 DI PT PLN (PERSERO)

Program Teknis Operasional, meliputi :


1. Perlindungan dan Pencegahan Kecelakaan seperti penerapan Identifikasi Bahaya dan Penilaian
Resiko (IBPR), pembuatan SOP serta penunjukkan Pengawas
2. Pendidikan dan Pelatihan
3. Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
4. Kesehatan Kerja
5. Investigasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Kecelakaan

Program Manajemen meliputi penerapan Sistem Manajemen di Perusahaan (SMK3, SMP, ISO)
PENGAWASAN K3
PASAL 5 (1) UU No 1/170

PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN


MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG TERHADAP DITAATINYA UNDANG
UNDANG INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA.
1. Pegawai pengawas K3 adalah pegawai teknis berkeahlian khusus dari
Depnakertrans, sebagai Pejabat Fungsional
dan sebagai PPNS.

2. Ahli K3
Adalah Tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnakertrans
ditunjuk oleh MENAKERTRANS
-> Professional <-

www.pln.co.id |
3. Pengawas K2/K3 Internal PLN

Untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari dilingkungan


PLN (bidang pembangkit,transmisi dan distribusi) diperlukan banyak
sekali Pengawas K2/K3 yang sesuai dengan kebutuhan PLN.
Kebutuhan ini tidak memungkinkan bisa dipenuhi oleh Pengawas K3
seperti pada butir 1 dan 2. Untuk itu PLN menciptakan sendiri
Pengawas K2/K3 dengan kriteria:
a. Berasal dari kalangan pegawai PLN (sesuai bidangnya)
b. Di latih sendiri oleh PLN (sesuai kompetensi yang dibutuhkan
PLN)
c. Di gunakan “hanya”untuk mengawasi K2/K3 pada instalasi
ketenagalistrikan di lingkungan PLN

www.pln.co.id |
Pengelolaan Lingkungan
Pada Kegiatan Ketenagalistrikan
DASAR HUKUM PENGELOLAAN LINGKUNGAN

UU No.1/1970
Keselamatan Kerja

UU No.32 /2009
UU No. 30/2009 Pasal Perlindungan dan
32 Lingkungan Hidup Pengelolaan
Lingkungan Hidup

Permen LH No. Permen LH No.


Permen LH No.
05/2009 18/2009 PP No. 27/2012 PP No. 101/2014
13/2010
Jenis Usaha Wajib Tata Cara Perizinan Izin Lingkungan Pengelolaan Limbah B3
UKL-UPL dan SPPL
Amdal Pengelolaan Limbah B3
PENGERTIAN BERDASARKAN UU NO. 32/2009

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk
hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinyan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi pernecanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum
PENGERTIAN BERDASARKAN PP NO. 101/2014

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk/dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,


dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Pencemaran lingkungan hidup dapat disebabkan oleh limbah atau sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan

Limbah B3

Limbah

Limbah Non B3
PENGERTIAN LIMBAH B3 BERDASARKAN PP NO. 101/2014

“Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain.”

Penetapan Limbah B3 sesuai PP No. 101/2014 pasal 3, yaitu :


a. Limbah B3 kategori 1 dan kategori 2;
b. Limbah B3 berdasarkan sumbernya yaitu sumber tidak spesifik, sumber dari B3
kadaluwarsa dan sumber spesifik;
c. Limbah B3 berdasarkan sumber spesifik yaitu spesifik umum dan khusus.
PERTIMBANGAN PADA UU NO. 30/2009 PASAL 32
“Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam
peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.”

Berdasarkan UU No. 32/2009 Pasal 14 bahwa Instrumen pencegahan pencemaran


dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas :
a. KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis);
b. Tata ruang;
c. Baku mutu lingkungan hidup;
d. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;
e. Amdal;
f. UKL-UPL;
g. Perizinan;
h. Instrumen ekonomi lingkungan hidup
i. Peraturan perundang-undang berbasis lingkungan hidup;
j. Anggaran berbasis lingkungan hidup;
k. Analisis risiko lingkungan hidup;
l. Audit lingkungan hidup ; dll.
Apa itu AMDAL dan UKL-UPL ?

Berdasarkan PP No. 27 /2009

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) adalah


kajian mengenai dampak pentik suatu Usaha dan/atau Kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha
dan/atau Kegiatan

UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya


Pemantauan Lingkungan Hidup) adalah pengelolaan dan
pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha
Permen LH No. 13/2010 dan/atau Kegiatan
KEWAJIBAN PENANGGUNG JAWAB USAHA
TERKAIT PENGELOLAAN LINGKUNGAN

PP No. 27/2009 Pasal 2


(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan

PP No. 27/2009 Pasal 3


(2) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Amdal
(3) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib Amdal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib memiliki UKL-UPL

Permen LH No. 13/2009 Pasal 2


(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang yang tidak termasuk dalam kriteria wajib Amdal wajib memiliki UKL-
UPL
(2) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL wajib membuat SPPL
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL)
Berdasarkan PP No. 05 Tahun 2012 Lampiran I
PENGELOLAAN LIMBAH B3
UU NO. 32/2009 Pasal 59
(1) Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang
dihasilkannya.
(2) Dalam hal B3 telah kadaluwarsa, pengelolaannya mengikuti ketentuan pengelolaan limbah
B3.
(3) Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan limbah B3,
pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain.
(4) Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri, Gubernur atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya.

Pengelolaan limbah B3 diatur di dalam PP No. 101/2014


Pengelolaan limbah B3 diatur di dalam PP No. 101/2014, terdiri dari :
a. Penetapan Limbah B3;
b. Pengurangan Limbah B3;
c. Penyimpanan Limbah B3;
d. Pengumpulan Limbah B3;
e. Pengangkutan Limbah B3;
f. Pemanfaatan Limbah B3;
g. Pengolahan Limbah B3;
h. Penimbunan Limbah B3;
i. Dumping (Pembuangan) Limbah B3;
j. Pengcualian Limbah B3;
k. Perpindahan Lintas Batas Limbah B3;
l. Penanggulangan Pencemaran Lingkungna Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan
Hidup dan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup ;
m. Sistem Tanggap Darurat dalam Pengelolaan Limbah B3
n. Pembinaan;
o. Pengawasan;
p. Pembiayaan ; dan
q. Sanksi administratif
POLA PENERAPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
DI PT PLN (PERSERO)
Dituangkan ke dalam Maturity Level K3L sesuai dengan Nota Dinas dari KDIV K3L No.
00138/KLH.00.01/KDIVK3L/2017 Tentang Penilaian Kinerja Keselamatan, Kesehatan Kerja,
Keamanan dan Lingkungan (K3)

Penilaian terdiri dari :


1. Kepemimpinan, Kebijakan dan Komitmen Manajemen
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
3. Keamanan
4. Lingkungan
5. Integritas Pelaporan
POLA PENERAPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
DI PT PLN (PERSERO)
Program Teknis Operasional Pengelolaan Limbah Kegiatan Penyimpanan

Fasilitas Penyimpanan dapat berupa :


a. Bangunan; Fasilitas Penyimpanan LB3 sesuai dengan jumlah
b. Tangki / Kontainer ; limbh B3, karakteristik limbah B3 dan dilengkapi
c. Silo ; dengan upaya pengendalian pencemaran lingkungan
d. Tempat tumpukan limbah (waste pile); hidup dan peralatan penanggulanagan darurat dengan
e. Waste impoundment; dan/atau berlokasi di kawasan bebas banjir dan tidak rawan
f. Bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu bencana alam.
pengetahuan dan teknologi.

PP No. 101/2014 Pasal 12 (3) :


“Untuk dapat melakukan penyimpanan limbah B3, setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib memiliki
izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3.”
POLA PENERAPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
DI PT PLN (PERSERO)
Program Teknis Operasional Pengelolaan Limbah Kegiatan Penyimpanan

Lama penyimpanan Limbah B3 diatur di dalam PP No. 101/2014 Pasal 28, yaitu :
1. 90 hari sejak limbah B3 dihasilkan, untuk limbah yang dihasilkan sebesar 50 kg per hari atau lebih ;
2. 180 hari sejak limbah B3 dihasilkan, untuk limbah yang dihasilkan kurang dari 50 kg per hari untuk limbah
B3 kategori 1;
3. 365 hari sejak limbah B3 dihasilkan, untuk limbah yang dihasilkan kurang dari 50 kg per hari untuk limbah
B3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan sumber spesifik; atau
4. 365 hari sejak limbah B3 dihasilkan, untuk limbah yang dihasilkan kurang dari 50 kg per hari untuk limbah
B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus.
POLA PENERAPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
DI PT PLN (PERSERO)
Program Teknis Operasional Pengelolaan Limbah Kegiatan Pengemasan

Pengemasan limbah B3 dengan menggunakan kemasan yang :


a. Terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang
disimpan;
b. Mampu mengukung limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan;
c. Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan penyimpanan,
pemindahan atau pengangkutan;dan
d. Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat atau tidak rusak.

Kemasan limbah B3 wajib dilekati label dan simbol


limbah B3 paling sedikit memuat keterangan
mengenai :
a. Nama limbah B3;
b. Identitas penghasil limbah B3;
c. Tanggal dihasilkannya limbah B3;
d. Tanggal pengemasan limbah B3
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik
CONTENT / KISI – KISI KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2)
KOMITMEN / KEWAJIBAN PERUSAHAAN: MENERAPKAN K2
- VISI : Mewujudkan Instalasi Tenaga Listrik yang Aman,Andal
dan Ramah Lingkungan
- Standardisasi : SNI & SNI Wajib (SNI,SPLN dan Standar
Ketenagalistrikan Lainnya)
1. KESELAMATAN KERJA:
Wujud : Aman dari Bahaya
Perlindungan : Pekerja (Pegawai dan Out Sourcing)
Pencegahan : Kecelakaan pada waktu kerja,Kecel diluar jam
kerja,penyakit yang timbul akibat hubungan kerja
Persyaratan : Tempat Kerja,Lingkungan Tempat Kerja,Tanda
peringatan dan larangan,Prosedur
Kerja,APD,Pemeriksaan kesehatan berkala,Tanda
Keselamatan Pemanfaat Tenaga Listrik

www.pln.co.id |
2. KESELAMATAN UMUM :
Wujud : Aman dari Bahaya

Perlindungan : Masyarakat Umum sekitar Instalasi

Pencegahan : Kecelakaan masyarakat umum

Persyaratan : Tanda Peringatan dan larangan,Sertipikat


Kompetensi Pekerja,SLO,Sertipikat
Kesesuaian dengan Standar
PUIL,Tanda Keselamatan Pemanfaat TL.

www.pln.co.id |
3. KESELAMATAN LINGKUNGAN :

Wujud : Ramah lingkungan

Perlindungan : Lingkungan Instalasi

Pencegahan : Pencemaran Kerusakan Lingkungan

Persyaratan : Baku Mutu Lingkungan (BML),


Wajib AMDAL : RKL / RPL
Tidak Wajib AMDAL : UKL / UPL
Program Antisipasi Perubahan Iklim

www.pln.co.id |
4. KESELAMATAN INSTALASI:
Wujud : Aman dan Andal

Perlindungan : Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik

Pencegahan : Kerusakan Instalasi,Kebakaran

Persyaratan : Prosedur O & M Peralatan,


SOP,Karakteristik Pengusahaan,Kesiapan
APK,SOP P2BK,Latihan P2BK,Sistem
Keamanan Instalasi

www.pln.co.id |
SERTIFIKASI :

Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,


- Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk Instalasi Pemanfaatan TL (Instalasi Pelanggan),
- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah
tangga)
-Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik
ketenagalistrikan

www.pln.co.id |
STANDARISASI

SEBAGAI PEGANGAN AWAL MELAKSANAKAN KEGIATAN BERPOTENSI


BAHAYA :
- Standarisasi Proses ( Pemasangan dsb)
- Standarisasi Uji (Performance Test, Komisioning,dsb)
- Standarisasi Produk (Spesifikasi dsb)

www.pln.co.id |
SERTIFIKASI PADA KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

www.pln.co.id |
PENGARUH K2 TERHADAP KINERJA UNIT – UNIT PLN

- Ditetapkan dengan SK Direksi


- K2 Adalah indikator yang digunakan untuk mengukur ketaatan unit PLN untuk melaksanakan
kewajiban :
1. Standarisasi
2. Keselamatan Kerja
3. Keselamatan Umum,
4. Keselamatan Lingkungan
5. Keselamatan Instalasi dan
6. Sertifikasi.
- Jika K2 ini tidak dilaksanakan, maka akan menjadi “ Salah satu faktor pengurang” penilaian
tingkat kinerja unit dan jika dilaksanakan akan dinilai “Maturity Levelnya”

www.pln.co.id |
POLA PELAKSANAAN K2 / K3 DI PLN

DEFINISI DAN KOMITMEN K2/K3


BUDAYA PERUSAHAAN

PENGORGANISASIAN K2 / K3 :
PEJABAT K2 / K3, AHLI K3, P2K3 (SAFETY COMMITTEE)

RENCANAKERJA DAN ANGGARAN K2/K3

PROGRAM TEKNIS OPERASIONAL :


a. PENDIDIKAN & PELATIHAN
b. PERLINDUNGAN & PENCEGAHAN KECELAKAAN
c. PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN KEBAKARAN PROGRAM MANAJEMEN :
d. PENCEGAHAN KERUSAKAN INSTALASI a. PROGRAM KECELAKAAN NIHIL
e. KESEHATAN KERJA
b. SISTEM MANAJEMEN K3 (SMK3)
f. INVESTIGASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT KECELAKAAN
g. PEMELIHARAAN & PENINGKATAN K2 / K3

HASIL PENERAPAN K2 / K3:

A. STATISTIK DAN KINERJA K2 / K3

B. PENGHARGAAN K2 / K3

www.pln.co.id |
UNDANG-UNDANG KETENAGALISTRIKAN NOMOR 30 TAHUN 2009.
TANGGAL 23 SEPTEMBER 2009
BAB XV. KETENTUAN PIDANA
Pasal 50
1) Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) yang mengakibatkan matinya seseorang
karena tenaga listrik dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

www.pln.co.id |
KETENTUAN PIDANA

2)Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh


pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik atau pemegang izin operasi
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda
paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)

(3) Selain pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemegang izin usaha
penyediaan tenaga listrik atau pemegang izin operasi juga diwajibkan untuk
memberi ganti rugi kepada korban.

(4) Penetapan dan tata cara pembayaran ganti rugi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

www.pln.co.id |
Pasal 51
(1). Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan ketenagalistrikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) sehingga mempengamhi
kelangsungan penyediaan tenaga listrik dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda palingbanyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).

www.pln.co.id |
PASAL 51
(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)mengakibatkan
terputusnya aliran listrik sehingga merugikan masyarakat, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).

www.pln.co.id |

Anda mungkin juga menyukai