Anda di halaman 1dari 28

Pengukuran Insulasi Resistand

PENGUKURAN INSULASI RESISTAN


Data pengujian resistansi insulasi berguna dalam mengevaluasi adanya beberapa
masalah insulasi seperti kontaminasi, kelembaban, atau cracking yang parah, akan
tetapi, pengujian ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
– Resistansi insulasi kumparan tidak secara langsung berkaitan dengan kekuatan
dielektriknya. Kecuali bila defect terkonsentrasi, adalah mustahil untuk dapat
menentukan nilai resistansi insulasi dimana sistem insulasi kumparan akan mengalami
kegagalan
– Pengukuran resistansi insulasi tunggal pada tegangan tertentu tidak mengindikasikan
apakah materi-materi asing terkonsentrasi atau terdistribusi di sepanjang kumparan
– Pengujian tegangan searah tidak dapat mendeteksi void-void yang ada pada insulasi
yang disebabkan karena improper impregnation atau thermal deterioration.
Komponen Arus Searah yang terukur

• Secara definitif, resistansi insulasi adalah hasil bagi dari


tegangan searah yang diberikan melalui insulasi terhadap arus
resultan total pada waktu tertentu.
• Arus resultan total merupakan penjumlahan dari empat arus
yang berbeda, yaitu :
1. Arus bocor permukaan,
2. Arus kapasitans geometrik,
3. arus konduktansi dan
4. arus absorpsi.
Prinsip cara kerja pengujian tahanan insulasi.



• Alat ini terdiri dari dua Kumparan 0

V dan C yang ditempatkan secara C


menyilang. Pada kumparan V
V

mengalir arus sebesar E/Ep dan N


S G

pada kumparan C mengalir arus L

sebesar E/Rs . Disini Rx adalah Sumber


tegangan E
tahanan yang akan diukur. tinggi arus Rp E
searah

Penunjuk alat penunjuk rasio


akan bergeser dan pergeseran ini
ditentukan oleh ratio dari kedua
arus, yaitu sebanding dengan
Rp/Rx, atau dengan kata lain
berbanding secara terbalik
terhadap besarnya tahanan yang
akan diukur.
Mengukur tahanan insulasi kumparan trafo.

• memperhatikan ketentuan pengukuran yang berlaku sehingga tidak


merusakkan alat ukur (megger) itu sendiri.
• akibat tegangan induksi listrik di sekitarnya sangat tinggi atau masih
adanya muatan residual pada belitan
• Hasil pengukuran tahanan insulasi belitan trafo juga dipengaruhi oleh
kebersihan permukaan isolator bushing, suhu trafo, faktor usia dan
kelembaban udara di sekitarnya.
• Batasan dari tahanan insulasi kumparan trafo sesuai Keputusan Direksi PT
PLN (PERSERO) NO : 0520-2.K/DIR/2014.
• Menurut standard VDE (catalouge 228/4) minimum besarnya tahanan
insulasi kumparan trafo, pada suhu operasi dihitung
“ 1 kilo Volt = 1 MΩ (Mega Ohm) “.
Rangkaian pengganti RLC Trafo
Mengukur Tahanan insulasi Kumparan
Tahanan insulasi
Pengkategorian kondisi insulasi berdasarkan hasil pengujian tahanan
insulasi dilihat dari :
• nilai tahanan insulasinya itu sendiri (megohm) dan
• index polarisasi (perbandingan hasil pengujian tahanan insulasi pada
menit ke – 10 dengan menit ke – 1).

Nilai tahanan insulasi minimum mengacu ke rumus berikut

CE
R Keterangan :
kVA R
C
= tahanan insulasi (MΩ)
= 1,5 untuk oil filled transformer pada suhu 20o C
30,0 untuk untanked oil-impregnated transformers
E = Rating tegangan (V) antar fasa pada koneksi delta, fasa
netral pada koneksi star
kVA = rating kapasitas belitan yang diuji.
Test Polarization Index / IP .
Tujuan dari pengujian index polarisasi adalah untuk memastikan peralatan tersebut layak dioperasikan atau bahkan untuk dilakukan
overvoltage test. Index polarisasi merupakan rasio tahanan insulasi saat menit ke 10 dengan menit ke 1 dengan tegangan yang konstant.
• Arus total yang yang muncul saat memberikan tegangan dc steady state terdiri dari:
• Charging current karena sifat kapasitansi dari insulasi yang diukur. Arus ini turun dari nilai maksimum ke nol sangat cepat.
• Absorption current karena molecular charge shifting pada insulasi. Arus transien ini menghilang sampai nol lebih lambat
• leakage current merupakan arus konduksi nyata pada insulasi. Leakage current bervariasi tergantung tegangan uji. Juga termasuk arus
bocor dikarenakan kebocoran pada permukaan akibat kontaminasi.
Leakage current meningkat lebih cepat dengan kehadiran moisture dibanding absorption current, pembacaan megaohm tidak akan
meningkat seiring waktu layaknya antara kecepatan pada insulasi buruk dengan cepatnya insulasi yang bagus. Hal ini berdampak pada
rendahnya index polarisasi. Keuntungan dari index ratio adalah dengan banyaknya hal yang dapat mempengaruhi pembacaaan megaohm
seperti suhu dan humidity baik pada 1 menit maupun 10 menit. Index polarisasi merupakan perbandingan antara nilai tahanan insulasi pada
menit ke 10 dengan menit ke 1.

perbandingan kedua hasil ukur yang berbeda waktu tersebut dapat dipakai acuan, bahwa :
R10
(Polarization Index / IP).
R1
Keterangan :
R1 = Nilai tahanan insulasi pengukuran menit pertama,
R10 = Nilai tahanan insulasi pengukuran pada menit kesepuluh.

Kondisi Index Polarisasi


Berbahaya < 1,0
Jelek 1,0 - 1,1
Dipertanyakan 1,1 - 1,25
Baik 1,25 - 2,0
Sangat Baik Di atas 2.0
Dielectric Absorbent Ratio (DAR)
• Pada peralatan dengan komponen listriknya induktif (L) dan
capasitor (C), tidak terlalu dominan seperti CT, PT dan PMT
atau insulator keramik (insulator duduk), insulator piring maka
pengukuran insulasinya tidak selalu perbandingan 1 dan 10
menit tetapi cukup antara 15 detik dengan 60 detik.
• Batasannya adalah DAR > 1.5.
Dimana :
• 1.25 < kondisi buruk
• 1.25 – 1.5 kondisi dipertanyakan.
• > 1.5 kondisi baik.
MACAM ALAT UKUR
Persiapan
1. Persiapkan alat ukur (megger) dan periksa sumber tegangan
/ baterenya
2. Persiapkan kabel dan accessories lainnya serta yakinkan
semuanya dalam kondisi baik
3. Persiapkan tool set yang diperlukan
4. Persiapkan blanko pengukuran/pengujian
5. Catat spesifikasi peralatan yang akan diukur
6. Lepaskan konduktor/kabel pada terminal peralatan yang
akan diukur serta beri tanda konduktor/kabel yang dilepas
7. Referensi hasil pengukuran tahanan insulasi adalah 1
MOhm/kV (SE PLN No.032/PST/1984 dan Suplemennya
Pelaksanaan
1. Matikan (Switch-OFF) tombol alat ukur
2. Hubungkan alat yang telah diukur ke ground untuk
menghilangkan induksi Masukkan pangkal kabel
tester pada terminal alat ukur
3. Hubungkan ujung kabel (probe) pada terminal ukur
dari peralatan/instalasi yang hendak diukur dan
yakinkan bahwa probe tersebut sudah terhubung
dengan baik
4. Aktifkan (Switch-ON) tombol alat ukur
5. Amati hasil penunjukkan pada alat ukur dan catat
pada blanko yang telah disediakan
Finishing
1. Lepas rangkaian kabel alat ukur
2. Simpan pada kotak penyimpanan bersama dengan
kabel atau accessoriesnya
3. Sambungkan kembali konduktor/kabel pada
terminal peralatan yang telah diukur seperti semula
sesuai tanda yang telah diberikan
4. Lakukan pengecekan ulang untuk meyakinkan
sambungan konduktor/kabel pada terminal telah
terpasang dengan baik dan benar
START

PERSIAPAN
MENGAKTIFKAN ALAT (LANGKAH 3 s/d 6)
1. Siapkan alat ukur dan accessoriesnya serta MENGUKUR, MENGAMATI
yakinkan semuanya dalam kondisi baik MENCATAT HASIL UKUR
2. Letakkan alat ukur pada tempat yang aman dan
terjangkau
3. Siapkan tool set yang diperlukan
4. Siapkan blanko pengukuran
5. Catat spesifikasi peralatan yang akan diukur

Apakah
Titik yang diukur
SUDAH SELESAI ?
Pengambilan data spesifikasi alat yang akan diukur Tidak

Ya

Apakah dapat
MELEPAS RANGKAIAN ALAT
Dilaksanakan ttanpa
kendala ? Tidak

Ya

Catatan Hasil ukur


MERANGKAI ALAT (LANGKAH 1 s/d 2)

STOP
Gambar pelaksanaan
Index Polarisasi (IP) adalah perbandingan harga tahanan insulasi pada saat 10
menit dibagi saat 1 menit , Nilai minimum 1,25.

3 fasa di
hub.singkat

push olt
conservator
c

radiator

Primer – Sekunder
Primer – Ground
Sekunder - Ground
CARA MENGUKUR insulasi DENGAN
MENGGUNAKAN ‘GUARD’
maka

1 1 1 100
  M Rt   5 M
Rt 100 5 21
Mengukur Tahanan insulasi Kabel
Menggunakan Guard
Pengukuran insulasi resistan pada
Combine CT-PT
HV

H1P1/H1N – Grnd
H1P1 – X
H1P1 – Y
H1P1 – Z
X – Grd
Y - Grd
Z - Grd

Input R/B

N N
Dilepas groundingnya
Hasil ukur tahanan insulasi
PT PLN (Persero) P3B
REGION :
LEMBAR HASIL PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
PENGUJIAN/PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI BELITAN TRAFO

UPT/UJT : MERK/TYPE : NO. TRAFO :


LOKASI GI : TEG. / DAYA : TANGGAL :

NO URAIAN KEGIATAN ACUAN HASIL SEBELUMNYA KONDISI AWAL TINDAKAN KONDISI AKHIR KESIMPULAN PELAKSANA

A B C 1 MENIT 10 MENIT IP 1 MENIT 10 MENIT IP 1 MENIT 10 MENIT IP H I

1 SETELAH TRAFO OFF


Suhu : 35° C
1 PRIMER - TANAH
2 SEKUNDER - TANAH Standar VDE (Catalouge
3 TERTIER - TANAH 228/4)
4 PRIMER - SEKUNDER
5 PRIMER - TERTIER 1 k Volt = 1 M Ohm
6 SEKUNDER - TERTIER IP(normal) =1,25 - 2,0
7 PRIMER & SEKUNDER - TERTIER
8 PRIMER & SEKUNDER - TANAH
2 SETELAH PEMELIHARAAN
o
Suhu : C
1 PRIMER - TANAH
2 SEKUNDER - TANAH Standar VDE (Catalouge
3 TERTIER - TANAH 228/4)
4 PRIMER - SEKUNDER
5 PRIMER - TERTIER 1 k Volt = 1 M Ohm
6 SEKUNDER - TERTIER IP(normal) =1,25 - 2,0
7 PRIMER & SEKUNDER - TERTIER
8 PRIMER & SEKUNDER - TANAH

CATATAN :

Penanggung Jawab Pengawas Pekerjaan

( ………………………...……… ) ( ……………………………….. )

Anda mungkin juga menyukai