Anda di halaman 1dari 33

TUGAS PRAKTIKUM TRANSFORMATOR

Pengujian Trafo dan Pengujian Minyak Trafo

NAMA : INDAH HANIFAH FADILA

NIM : 2001031031

KELAS: 3A D3 TEKNIK LISTRIK

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2023
 Pengujian Tahanan Isolasi Pada Transformator Distribusi 160kVA

 Pengujian Tahanan Isolasi


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi isolasi antara belitan dengan ground atau
antara dua belitan. Metoda yang umum dilakukan adalah dengan memberikan tegangan dc dan
merepresentasikan kondisi isolasi dengan satuan Megohm. Pengujian tahanan isolasi sangat
penting karena untuk mencegah terjadinya arus bocor pada belitan yang dapat menyebabkan
gangguan pada transformator sehingga dapat membuat tranformator mengalami kerusakan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kualitas tahanan isolasi pada transformator tenaga menurun antaralain:
suhu,jalur bocor pada permukaan eksternal seperti kotoran pada bushing atau isolator kotor, usia
peralatan atau komponen, dan alat uji [8].

 Indeks Polarisasi (Polarization Index)


Tujuan dari pengujian index polarisasi adalah untuk memastikan peralatan tersebut layak
dioperasikan dan biasa digunakan, dalam menunjukan pembacaan tahanan isolasi transformator
dikenal sebagai dielectric absorption, yang diperoleh dari pembacaan berkelanjutan untuk periode
waktu yang lebih lama dengan sumber tegangan yang konstan. Pengujian index polarisasi dilakukan
dalam selama 10 menit, karena tahanan isolasi akan mempunyai kemampuan untuk mengisi
kapasitansi tinggi ke dalam isolasi transformator, dan pembacaan resistansi akan meningkat lebih
cepat jika isolasi bersih dan kering. Rasio pembacaan 10 menit dibandingkan
pembacaan 1 menit. Besarnya indeks polaritas (IP) dapat
dirumuskan sebagai berikut menurut standard
IEEE 62- 1995 mengenai evaluasi dari isolasi
transformer pada persamaan 2.2
Keterangan :
𝐼𝑃 = R10
R1

Keterangan :
IP = Indeks Polaritas
R1 = Nilai tahanan isolasi pengujian menit pertama, R10 = Nilai tahanan isolasi pengujian pada
menit kesepuluh.
Jika nilai indeks polaritas (IP) terlalu rendah ini mengindikasikan bahwa isolasi telah
terkontaminasi oleh kotoran, kelembaban, suhu dan arus bocor. Metode ini digunakan untuk
mengetahui kondisi isolasi berdasarkan hasil pengujian tahanan isolasi. Kondisi isolasi berdasarkan
indeks polarisasi menurut standard IEEE- 62 tahun 1995 ditunjukan pada Tabel 3.1 [9].

Tabel 3.1 Tabel Indeks Polarisasi (IP) menurut standar IEEE-62 tahun 1995
Hasil Keterangan Rekomenda
si
Pengujia
n
<1 Berbahaya Ditindak
lanjuti
1-1,1 Jelek Ditindak
lanjuti
1,1-1,25 Dipertanyak Uji kadar
an
minyak,
uji
tangen delta
1,25-2 Baik -
>2 Sangat baik -

Gambar 4.1 High Voltage Insulation Tester (Megger)

High Voltage Insulation Tester ini digunakan untuk mengukur nilai tahanan isolasi antara
belitan dengan ground atau antara dua belitan. Untuk prinsip pengukuran High Voltage Insulation
Tester sama dengan Ohm Meter, yaitu memberikan tegangan dari alat ukur ke isolasi peralatan, dan
karena nilai resistansi isolasi ini cukup tinggi maka diperlukan tegangan yang cukup tinggi pula
agar arus dapat mengalir.
Merk KYORITSU
Type KEW 3123A Tegangan pengukuran yang digunakan
Tegangan 5000/1000 V tergantung pada
Inject tegangan kerja dari alat yang akan diukur.
Rentangan 5GΩ/200GΩ (Auto-ranging) (5000V) Tegangan untuk mengetes isolasi dapat
Ukur 10GΩ/400GΩ (Auto-ranging) (10000V
dirubah berdasarkan pada keadaan
Satuan Giga Ohm (GΩ) tergantung pada kelas isolasi yang
Akurasi ± 5% rdg digunakan. Besar tahanan
Tegangan isolasi yang memenuhi persyaratan secara
Sumber R6 (AA) (1.5V) × 8
umum, ditentukan oleh tegangan kerja dari
Dimensi 200 (L) × 140 (W) × 80 (D) mm
peralatan tersebut. Adapun parameter yang
Berat ± 1 kilogram
di ukur pada saat pengujian transformator
yaitu hambatan insulation sehinga didapat
index polarisasi. Adapun spesifikasi teknis
dari High Voltage Insulation Tester dapat
dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Spesifikasi High Voltage Insulation Tester (Megger)

Untuk isolasi belitan yang baik, nilai indeks polarisasi harus minimum 1.25 pada
pengukuran di temperatur 20 C. Umtul nilai Indeks Polarisasi dibawah diantara 1.25-2,0, peralatan
masih dapat dioperasikan, tapi perlu pengawasan dan pemantauan berkala. Nilai Indeks Polarisasi
dibawah 1.25, mengindikasikan isolasi belitan peralatan tersebut dalam keadaan basah, kotor atau
sudah ada yang bocor. Sehingga perlu dilakukan pembersihan, pengeringan dan refurbish apabila
ditemukan kerusakan pada isolasinya.

2. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1High Voltage Insulation Tester (Mega Ohm Meter)


Pengambilan data pengukuran uji tahanan isolasi untuk mengidentifikasi keadaan atau kondisi
dari transformator. Untuk alat pengujian tahanan isolasi menggunakan High Voltage Insulation
Tester atau Megger (Mega Ohm Meter) seperti pada Gambar 4.1

2.2 Pengujian Transformator


Sebelum dilakukan pengukuran atau pengujian Transformator perlu memperhatikan langkah
awal yang terlebih dahulu perlu dilakukan yaitu alat yang diukur harus bebas tegangan AC / DC
atau tegangan induksi, karena tegangan tersebut akan mempengaruhi hasil ukur. Adapun prosedur
pengujian tahanan transformator dapat dilihat pada poin – poin berikut :
1. Periksa keadaan baterai, usahakan baterai dalam kondisi penuh sebelum melakukan
pengukuran
2. Kemudian melakukan grounding
3. Koneksinya dipastikan sudah betul, koneksi konduktor dari trafo sudah dilepas dan input sama
outputnya sudah lepas juga, hanya trafonya saja yang diuji dikarenakan trafo yang diuji sudah
berada di gudang.
4. Bersihkan isolator pada bushing dan body trafonya
5. Selesai dibersihkan, untuk Megger diatur tegangan inject sebesar 5000V
6. Kemudian hubungkan kedua jumper dari alat ukur ke phasa (R-S), (S-T), dan (T-R), (R-r), (S-
s), (T-t), (R-body), (S-body), (T-Body), (r-Body), (s-Body), (t-Body), dan (r-r), (s-s), (t-t)
untuk mengukur tahanan isolasi fasa ke fasa, dan fasa ke ground.
7. Kemudian atur waktu T1 = 1 menit dan T2 = 10 menit untuk Primer – Body dan Sekunder –
Body.
8. Lalu, hasil pengukuran dicatat pada Berita Acara Pengoperasi Transformator PT. PLN
(Persero) UP3 Bengkulu.

2.3 Jenis Transformator


yang diuji
Jenis Transformator yang digunakan pada PT. PLN (Persero) yaitu transformator distribusi
yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik hingga taraf tertentu sesuai kebutuhan atau
disesuaikan dengan sebuah rangkaian listrik. potensial transformator yang digunakan yaitu
mengubah tegangan sebesar 20 kV menjadi 380/220V yang digunakan untuk keperluan pemakaian
untuk menyalurkan ke jaringan distribusi Saluran Udara Tegangan Rendah kemudian disalurkan
ke konsumen Rumah Tangga, Pabrik, dan Komersial. Adapun bentuk transformator distribusi pada
PT. PLN (Persero) UP3 Bengkulu dapat dilihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Transformator Distribusi 160 KVA

Transformator distribusi ada berbagai macam jenis dari merk dan tipenya, semua
keterangan dari masing – masing jenis transformator ada pada name plat. Berikut adalah name plat
transformator yang diuji pada Gambar 4.3

Gambar 4.3 Name Plate Transformator

2.4 Data Hasil Pengujian Tahanan Isolasi Transformator Setelah melakukan pengujian tahanan
isolasi pada
transformator distribusi pada PT. PLN (Persero) UP3 Bengkulu maka diperoleh hasil pengukuran.
Disini penulis mengukur dua jenis transformator sebagai perbandingan antara transformator yang
masih dalam kondisi baik dan rusak yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan 4.3

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi Transformator (Trafindo)

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi Transformator (B & D)

Dari kedua Tabel diatas yaitu Tabel 4.2 dan 4.3 didapatkan hasil pengukuran tahanan
isolasi transformator. Pada Tabel 4.2 hasil pengukuran tahanan isolasi transformator
(TRAFINDO) dan Tabel 4.3 adalah hasil pengukuran tahanan isolasi transformator (B&D
TRANSFORMER). Pada Transformator TRAFINDO didapatkan R - Body : 35 M Ohm, S -
Body : 40 M Ohm, T - Body : 40 M Ohm untuk Primer – Body, R-r : 40 M Ohm, S-s : 40 M
Ohm, T-t : 40 M Ohm untuk Primer – Sekunder, r - Body : 30 M Ohm, s - Body : 30 M Ohm, t -
Body : 30 M Ohm untuk Sekunder – Body. Untuk Primer – primer dan Sekunder – sekunder
adalah 0 G Ohm.
Pada Transformator B&D Transformer didapatkan hasil pengukuran tahanan isolasinya
yaitu R - Body : 6 M Ohm, S - Body : 6 M Ohm, T - Body : 6 M Ohm untuk Primer – Body, R-r :
2 M Ohm, S-s : 2 M Ohm, T-t : 2 M Ohm, r - Body : 4 M Ohm, s - Body : 4 M Ohm, t - Body : 4
M Ohm untuk Sekunder – Body. Untuk Primer – primer dan Sekunder – sekunder yaitu sama G M
Ohm. Referensi hasil pengukuran tahanan isolasi adalah 1 MOhm/kV (SE PLN
No.032/PST/1984), tahanan isolasi kumparan trafo sesuai Buku Pemeliharaan Peralatan SE.
032/PST/1984 adalah : Menurut standard VDE (catalouge 228/4) minimum besarnya tahanan
isolasi kumparan trafo, pada suhu operasi dihitung “ 1 kilo Volt = 1 MΩ (Mega Ohm) “ dan untuk
batas minimum transformator dalam kondisi baik adalah 20 untuk inject 5000V. Dari kedua
transformator diatas dapat dilihat menurut batasan minimum 20 G Ohm, bahwa TRAFINDO
Transformator dapat dioperasikan atau baik, sedangkan B&D Transformer tidak layak
dioperasikan karena < 20 G Ohm atau kurang dari 20 G Ohm.
2.5 Data Hasil Indeks Polarisasi (Polarization Index)
Setelah dilakukan pengujian tahanan isolasi transformator dan pengambilan data di PT. PLN
(Persero) UP3 Bengkulu, untuk memastikan peralatan tersebut layak dioperasikan selain dari
pengujian, dilakukan perhitungan Indeks Polarisasi (Polarization Index). Perhitungan ini hanya
dilakukan pada transformator TRAFINDO dikarenakan jenis transformator ini sudah layak
dioperasikan menurut pengujian tahanan isolasinya. Pengujian Ini digunakan persamaan 2.2
1) Primer – Body (Ground)
𝑅10
𝐼𝑃 =
𝑅1
50 𝐺 𝑂ℎ𝑚
𝐼𝑃 =
40 𝐺 𝑂ℎ𝑚
𝐼𝑃 = 1,25
2) Sekunder – Body (Ground)
𝑅10
TRAFINDO Transformer dan B&D Transformer yaitu pada Grafik 4.1 dan 4.2

Grafik 4.1 Grafik Indeks Polarisasi TRAFINDO Transformer

Grafik 4.2 Grafik Indeks Polarisasi B&D Transformer

Dari Grafik 4.1 dan 4.2 diatas untuk nilai index polarisasi pada TRAFINDO Transformer
menunjukkan dalam kondisi baik dengan nilai IP Primer – Body yaitu: R-Body = 1,25, S-Body
dan T-Body=1,33 dan nilai index polarisasi Sekunder- Body yaitu : r-Body = 1,5, s- Body dan T-
Body = 1,42 (standar baik antara 1,25 – 2,0).

Nilai index polarisasi pada B&D Transformer menunjukkan dalam kondisi kurang baik
(jelek) dengan nilai IP Primer – Body yaitu : R-Body = 1.08, S-Body dan T-Body=1.07 dan nilai
index polarisasi Sekunder- Body yaitu : r-Body = 1.125, s-Body dan T-Body = 1,2 (standar baik
antara 1,25 – 2,0)
1. Pengujian tegangan tembus isolasi minyak transformator fasilitas gedung
Fasilitas Gedung dalam pengoperasian catu daya menggunakan sebuah unit transformator dengan
kapasitas trans- formator 630 kVA, tegangan sisi primer terhubung dengan tegangan menengah 20
kV, tegangan sisi sekunder adalah 380–220 Volt.
Sistim kerja Transformator adalah seperti pada umumnya Transformator, bila kumparan primer
dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang
menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan
mengalir arus pada minyak trafo.
Minyak Transformator.
Fungsi dari minyak Transformator adalah sebagai berikut:
 Isolasi yaitu mengisolasi kumparan didalam trafo supaya tidak terjadi loncatan bunga
api listrik (hubunganpendek) akibat tegangan tinggi.
 Pendingin yaitu mengambil panas yang ditimbulkan sewaktu transformator berbeban lalu
melepaskannya.
 Melindungi komponen-komponen di dalam Transformator terhadap korosi danoksidasi.

Untuk itu minyak transformator harus memenuhi persyaratan sebagaiberikut:


 Kekuatan isolasi harus tinggi, sesuai IEC 296 minyak transformator harus Class 1 & 2
yaitu untuk minyak baru dan belum di Filter > 30 kV/2,5 mm dan setelah difilter yaitu > 50
kV/2,5 mm.
 Penyalur panas yang baik, berat jenis kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak
dapat mengendap dengan cepat.
 Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendingan menjadi
lebih baik. Pada IEC 296 Viskositas minyak class 1 saat suhu 40o C adalah < 16,5 cSt.
 Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan. Sesuai IEC 296
Flash point minyaktransformator di atas 163oC dan Pour point adalah di bawah – 30 o C.
 Tidak merusak bahan isolasi padat.
 Sifat kimia (keasaman) yang stabil.

Spesifikasi dan metode pengetesan minyak yang digunakan untuk minyak isolasi transformator
adalah menggunakan standar IEC Publ 296 “Specification for unused mineral insulating oil for
transfor- mer and switchgear”.
Jika minyak isolasi transformer didatangkan dengan tangki tersendiri, besar moisture yang terdapat
dalam minyak tidak boleh lebih besar dari 10 ppm dan dalam masa pengangkutan minyak tidak
boleh terkontaminasi oleh udara, maka sebelum minyak dipompakan ke dalam tangki
transformator perlu dilakukan penyaringandan pemurnian (Treatment).

Pengaman Transformator.
Sistim pengaman pada Transfor- mator diantaranya adalah sebagai berikut:
- Tangki dan Konservator.
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak transformator berada dalam
tangki. Untuk menampung pemuaian minyak transformator, tangki dilengkapi dengan
konservator.
- Pendingin.
Pada inti besi dan kumparan- kumparan akan timbul panas akibat rugi- rugi besi dan rugi-rugi
tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak
isolasi di dalam transformator, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan
tersebut transformator perlu dilengkapi dengan sistem pendingin. Sedangkan untuk
menyalurkan panas keluar transformator dengan melalui kisi-kisi dari tangki minyak
transformator sebagai mediator pemindah panas yang bersinggungan langsung dengan udara
luar. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa udara atau gas, minyak dan
air.
- Alat pernapasan.
Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu
minyakpun akan berubah- ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak
akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki.
Sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam
tangki.
Kedua proses di atas disebut pernapasan transformator.
Permukaan minyak transformator akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan
nilai tegangan tembus minyak transformator, yang menyebabkan ketidak murnian pada minyak.
Maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung
berisi kristal zathygroskopis ( Sillikagel).
Pemakaian minyak transformator mempunyai persyaratan khusus yang telah di atur oleh
SPLN'50-1982 “Pedoman Pepengujian Transformator Terendam Minyak”. dan IEC
No.56.Thn1991 antara lain mengenai persyaratan dan keandalan minyak transformator dengan
daya tembus minyak harus serendah-rendahnya 30 kV
/2,5 mm.
Berdasarkan peraturan tersebut dan mengingat faktor keamanan dan kesela- matan, maka perlu
kiranya dilakukanpengujian daya tembus minyak trans- formator secara berkala.

Jadwal Pemeliharaan Transformator


- Pemeliharaan Bulanan.
Dilaksanakan dalam keadaan bero- perasi. Berupa pekerjaan pemeriksaan visual yang meliputi
pemeriksaan: tinggi permu- kaan minyak, wama minyak, kondisi bushing, kondisi permukaan
tangki/radiator, dan kemungkinan adanya kebocoran, suhu transformator, mengadakan
pengukuran tegangan/beban transformator, sertapenyetelan sadapan.
- Pemeliharaan Tahunan.
Dilaksanakan dalam keadaan tidak bertegangan pekerjaan yang dilakukan sama dengan pekerjaan
pemeliharaan bulanan ditambah dengan pemeriksaan kelengkapan transformator, yaitu: arrester,
spark gap, pentanahan, tempat kedudukan transfor- mator serta pengukuran/pengujian konti-
nyuitas belitan, tahanan isolasi, polaritas indeks dan dielektrik minyak isolasinya.
Unit Transformator pada fasilitas Gedung Rektorat Universitas Airlangga Surabaya yang telah
digunakan sejak tahun 1954, terhitung mulai tahun 2010 dilakukan kerjasama penanganan
masalah pemeli- haraan rutin Transformator dengan pihak luar yaitu CV. Sancaka Tehnika.
Adapun pemeliharaan tersebut dilaksanakan setiap 4 bulan sekali meliputi pembersihan Gardu
Transformator dan Pengujian Tegangan tembus minyak Transformator, sedangkan pekerjaan
Purifikasi atau Treatment minyak Transformator dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali
untuk mengantisipasi keamanandan kontinuitas operasi.
Tata Kerja.
Alat: Merk Megger, Tipe OTS60- PB, digunakan untuk menguji /mengukur kemampuan
dielektrik minyak Transfor- mator. Hal ini dilakukan karena selain berfungsi sebagai
pendingin Transformator,minyak /oli Transformator juga berfungsisebagai isolasi.

Prosedur kerja.
Peralatan yang dapat digunakan selain Merk Megger, Tipe OTS60PB, misalnya Merk
Hipotronics type EP600CD.Cara pengujian:
a. Bersihkan tempat sample oli dari kotorandengan mencucinya dengan oli sampaibersih.
b. Ambil contoh/sample oli yang akan diuji, usahakan pada saat pengambilan
sample oli tidak tersentuh tangan atau terlalu lama terkena udara luar karena oli
/minyak ini sangat sensitive.
c. Tempatkan sample oli pada alat test.
d. Nyalakan power alat test.
e. Tekan tombol start dan counter akan mencatat secara otomatis sejauh mana kemampuan
dielektrik oli tersebut. Setelah counter berhenti dan tombol reset menyala, tekan tombol reset
untuk mengembalikan ke posisi semula.
f. Hasil pengujian tegangan tembus diambil rata-ratanya setelah dilakukan 6 (lima) kali
dengan selang waktu 30 detik.
Cara kerja
Cara pengujian minyak transfor- mator dilakukan sesuai dengan Standar SPLN'50-1982 dan IEC
No.56.Thn1991.
Cara kerja pengujian tersebut adalahsebagai berikut: [4]
Pengambilan sampel sebanyak setengah liter dengan cara membuka katup buang tanki yang
terletak pada bagian bawah dari tangki. Gambar 1 berikut ini menunjukkan katub buang tangki
minyak Transformator.

Katub buang tangki minyak Trafo

Gambar 1 Katup buang Tanki minyak Transfor- mator


Selanjutnya minyak tersebut dimasukkan ke dalam alat uji. Gambar 2. berikut ini adalah
menunjukkan alat penguji minyak Trafo.

Tempat sample oli

Counter Digital Cable Power


Meter

Tombol reset Power Switch

Tombol Start

Gambar 2. Alat Penguji Minyak Trafo

Alat penguji tersebut dilengkapi dengan dua buah elektroda positip dan negatip dengan
diameter 12,5 mm. Kerapatan diatur 2,5 mm kemudian disambung pada jalur listrik, tuas Main
Circuit Breaker (MCB) yang terdapat pada panel penguji di naikkan. Regulator diatur pada
posisi 2 kV, naikkan setiap detik sampai terjadi loncatan bunga api antara dua buah elektroda.
Hal ini dilakukan enam kali pengujian dengan selang waktu 30 detik, dilakukan setiap kali
proses pengujian sebanyak enam kali, dan diambil rata-rata.
Lebih jelasnya seperti pada Gambar 3.
Pengujian tegangan tembus isolasi minyak Transformator dilakukan pada suhu 30 oC dengan
menggunakan alat uji merk : Megger tipe OTS60PB.
Mulai
Tembus minyak Transformator setelah dila-
kukan proses purifikasi /treatment ditunjuk-
kan pada Tabel 2 berikut ini.

> Bersihkan tempat sample oli Tabel 1. Hasil Pengujian


/minyak yang akan diuji.
Tegangan tembus minyak
> Atur gap /celah pada 2,5 cm
> Ambil sample minyak Transformator sebelum
Transformator yang akan diuji. purifikasi/ treatment
Tegan
No. gan *)
Tempatkan sample Gar Penguji tembu Wak War
minyak yang akan diuji du an tu na
s / 2,5
kedalam Tangki uji. Induk (deti Miny
mm k) ak
(kV)
1 21, 30
6
> Nyalakan Power alat uji 2 24, 30
> Tekan tombol Start alat uji Rektor 8
at 3 19, 30
5 2
4 22, 30
Hasil uji tegangan 4
tembus & waktu 5 28, 30
6
6 17, 30
5
rata-rata nilai : 22,4 30
Tekan tombol Reset
Sumber : CV. Sancaka Tehnika
*)Keterangan : 1= baru /baik, 2 = baik,
7=jelek/ganti baru
Rata-rata hasil pengujian
tegangan tembus & waktu
(6 x uji) Tabel 2. Hasil Pengujian
Tegangan tembus minyak
Transformator setelah
Selesai purifikasi/treat-ment
Tegan
No. gan *)
Gar Penguji tembu Wak Warn
du an a
s / 2,5 tu
Indu (deti Miny
k mm ak
k)
(kV)
1 70.1 30
2 70,1 30
3 70,9 30
Rektor
4 70,4 30
at 5 80.4 30 2
6 70,7 30
rata-rata nilai : 72,0 30
5
Sumber : CV. Sancaka Tehnika
*)Keterangan : 1= baru /baik, 2 = baik,
7=jelek/ganti baru

Gambar 3. Diagram Alir Pengujian

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengujian Tegangan tembus minyak Transformator sebelum dilakukan proses purifikasi
/treatment ditunjukkan padaTabel 1, sedangkan hasil pengujian Tegangan
Grafik hasil analisis tegangan tembus isolasi minyak Transformator pada suhu 30oC masing-
masing dapat dilihat padaGambar 4. Gambar 5, Gambar 6 dan Gambar 7 berikut ini.
Pada grafik Gambar 5 dapat diketahui bahwa tegangan tembus isolasi minyak transformator
sebelum dipurifikasi /ditreat- ment besarnya rata-rata 22,4 kV/2,5 mm.

35 80

30 70

Pengujian 60
25 Waktu (detik)
50
20
40
15 Teg. Tembus Rata-rata Teg.
30 Tembus /2,5 (kV)
10 /2,5 mm (kV) 20
5
10
0 0
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

Gambar 4. Grafik Tegangan tembus isolasi minyak Transformator pada suhu


30oC sebelum ditreatment

Gambar 5. Grafik Tegangan tembus rata-rata isolasi minyak Transformator


pada suhu 30oC sebelum ditreatment

35

30

25
Waktu (detik)
20
15 Rata-rata Teg.
10 Tembus /2,5 (kV)

5
0
1 2 3 4 5 6
100
80
Pengujian
60
40 Teg. Tembus
20 /2,5 mm (kV)

0
1 2 3 4 5 6

Gambar 6. Grafik Tegangan tembus isolasi minyakTransformator pada suhu


30oC setelah ditreatment
Gambar 7. Grafik Tegangan tembus rata-rata isolasi minyak Transformator
pada suhu 30oC setelah ditreatment

Jika dibandingkan dengan peraturan yang telah ditetapkan menurut SPLN'50- 1982 dan IEC
No. 56 tahun 1991, minyak trafo tergolong di bawah standar (standar ≥
30 kV/2,5 mm). Perubahan penurunan tegangan tembus minyak transformator disebabkan
adanya partikel uap air dalam minyak. Terjadinya penambahan partikel air pada minyak trafo,
karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun temperatur udara luar. Oleh
sebab itu, temperatur minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila
temperatur minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan
minyak keluar dari dalam tangki. Sebaliknya apabila temperatur minyak turun, minyak
menyusut sehingga udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut
pernapasan transformator.
Permukaan minyak transformator akan selalu bersinggungan dengan udara luar sehingga uap
air dalam udara masuk ke minyak transformator dan menurunkan nilai tegangan tembus
minyak transformator. Apabila silikagel berfungsi dengan baik maka udara yang masuk ke
dalam minyak
transformator menjadi kering. Untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara
luar dilengkapi tabung yang terisi kristal zat higroskopis (Sillikagel). Sillikagel dinyatakan jenuh
apabila telah terjadi perubahan warna, yakni dari warna dasar biru menjadi merah. Perubahan
warna tersebut disebabkan minyak transformator yang telah merembes ke dalam sillikagel.
Rembesan minyak transformator tidak akan terjadi apabila minyak transformator dalam kondisi
baik dengan kandungan partikel air tidak terlalu banyak bedasarkan hasil uji tegangan tembus
yang berada di bawah standar. Dapat dipastikan bahwa minyak transformator sudah dapat diganti
dengan minyak transformator yang baru atau dilakukanpenanganan.
Setelah dilakukan penanganan perawatan rutin dan melalui proses purifikasi /treatment pada
minyak transformator diperoleh rata-rata hasil pengujian tegangan tembus isolasi minyak
transformator sebesar 72,05 kV /2,5 mm (lihat Gambar 7), menurut SPLN'50-1982 dan IEC No.
56 tahun 1991, minyak transformator tergolong diatas standar (standar ≥ 30 kV/2,5 mm).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil pengujian tegangan tembus isolasi minyak Transformator fasilitas Gedung dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Tegangan tembus rata-rata isolasi minyak. Transformator pada suhu 30oC sebelum
dilakukan proses purifikasi
/treatment dalah 22,4 kV /2,5 mm, menurut SPLN' 50-1982 dan IEC No.56 Tahun 1991.
Isolasi minyak Transformator tergolong dibawah standar (standar ≥ 30 kV /2,5 mm).
2. Warna minyak Transformator masih dalam kategori baik, yaitu angka 2 (belum
disyaratkan untuk diganti).
3. Tegangan tembus rata-rata isolasi minyak Transformator pada suhu 30oC setelah
dilakukan proses purifikasi
/treatment adalah 72,05 kV /2,5 mm, menurut SPLN'50-1982 dan IEC No.56 Tahun
1991 isolasi minyak Transformator tergolong diatas standar (standar ≥ 30 kV/2,5 mm).

Saran
1. Perlu dilakukan penanganan guna menjaga kesetabilan dan
keselamatan transformator dari kerusakan.
2. Perlu dilakukan penggantian sillika gel, karena sillikagel merupakan filter
penghubung dengan udara luar. Untuk perawatan minyak transformator perlu
dilakukan pengujian daya tembus minyak dan silikagel setiap dua tahun sekali.
2. PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS PADA MINYAK TRAFO
Umumnya, kegagalan alat listrik pada waktu dipakai karena kegagalan isolasi dalam
menjalankan fungsinya sebagai isolator. dalam hal ini isolasi minyak merupakan hal yang
sangat penting dalam peralatan sistem tenaga khususnya transformator, circuit breaker.
Isolasi minyak mempunyai kerapatan lebih tinggi daripada isolasi gas, dan dapat mengisi
celah atau ruang yang akan diisolasi secara serentak. Akan tetapi minyak juga mudah
terkontaminasi. partikel-partikel dan uap air yang menyebabkan ketidakmurnian dalam
minyak.
Karena mudahnya isolasi cair terkontaminasi sehingga menyebabkan jumlah isolasi cair
yang tidak lagi di pakai bertambah banyak karena kekuatan dielektriknya menurun,
semakin banyak isolasi cair yang tidak layak pakai yang akan menjadi sampah bahkan
akan menjadi limbah yang akan menyebabkan pencemaran lingkungan. dan juga isolasi
dari minyak bumi yang sewaktu- waktu akan
berkurang jumlahnya. Untuk mengembalikan lagi kekuatan dielektrik isolasi cair yang
tidak di pakai lagi dengan cara di filter ulang, dengan mencoba melakukan pengukuran
tegangan tembus minyak trafo bekas sebelum dan sesudah di filter menggunakan alat
uji minyak merk Megger OTS100AF dengan acuan standard pengujian IEC 156.

1. LANDASAN TEORI

1.1 PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MINYAK


1.2 Transformator daya yang digunakan di gardu induk, terdapat minyak trafo yang berfungsi
untuk memisahkan secara listrik kumparan primer dengan kumparan sekundernya agar
tidak terjadi tegangan tembus (breakdown). Minyak trafo ini memiliki tingkat isolasi yang
lebih baik jika dibandingkan dengan udara bebas. Salah satu parameter yang dapat
menunjukkan baik buruknya tingkat isolasi suatu bahan adalah tegangan tembusnya.

Gambar 2.1 Rangkaian pengujian tegangan tembus minyak

1.3 PEMBANGKITAN TEG TINGGI AC


Untuk memastikan kelayakan tegangan tembus minyak trafo harus di lakukan pengujian
tegangan tembus minyak menggunakan tegangan tinggi AC untuk membangkitkan tegangan
tinggi arus bolak-balik. Trafo uji yang digunakan adalah trafo satu fasa, hal ini disebabkan
pengujian biasanya dilakukan untuk setiap fasa.

Gambar 2.2 Bagan pengujian tegangan tembus minyak


Pada gambar 2.1 dan 2.2 .pengujian tegangan tembus minyak trafo dari mulai supply yang
di gunakanan yaitu AC 220V kemudian ada regulator tegangan untuk menaik turunkan
tegangan secara manual, trafo tegangan 100kV sebagai penaik tegangan maksimal 100kV,
resistor disini berfungsi sebagai penahan apabila nilai tegangan tembus sudah di dapatkan
tegangan tidak bisa naik terus oleh karena itu dipasanglah resistor, capasitor disini
berfungsi sebagai penunjuk hasil dari pengujian tegangan tembus tersebut, sedangkan
yang terakhir ada elektroda pada kotak uji yang berfungsi sebagai patokan titik tembus
minyak dengan jarak 2.5mm.

1.4 KEKUATAN DIELEKTRIK


Suatu dielektrik tidak mempunyai elektron- elektron bebas, melainkan elektron-elektron
yang terikat pada inti atom unsur yang membentuk dielektrik tersebut. Suatu dielektrik
ditempatkan diantara dua elektroda piring sejajar. Bila elektroda diberi tegangan searah V,
maka akan timbul medan listrik (E) di dalam dielektrik. Medan listrik ini akan memberi
gaya kepada elektron- elektron agar terlepas dari ikatannya dan menjadi elektron bebas.
Maka dapat

dikatakan bahwa medan listrik merupakan suatu beban yang menekan dielektrik agar
berubah sifat menjadi konduktor.
Beban yang dipikul dielektrik disebut juga terpaan medan listrik yang satuannya
dinyatakan dalam Volt/cm. Setiap dielektrik mempunyai batas kekuatan untuk
memikul terpaan listrik. Jika terpaan listrik yang dipikulnya melebihi batas tersebut
dan terpaan berlangsung lama, maka dielektrik akan menghantar arus atau gagal
melaksanakan fungsinya sebagai isolator. Dalam hal ini dielektrik mengalami tembus
listrik atau “breakdown”.

1.4.1 Sifat-Sifat Listrik Bahan Dielektrik


Adapun fungsi yang paling penting dari suatu bahan dielektrik adalah:
A. Untuk mengisolasi antara satu penghantar dengan penghantar lainnya.
B. Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang diisolasinya.
C. Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia.
Dari sifat-sifat bahan dielektrik yang ada, terdapat 6 sifat yang perlu diketahui, yaitu;
Kekuatan dielektrik, .konduktansi, Rugi dielekrik, Tahanan Isolasi dan Partial
discharge dan Kekuatan kerak isolasi (tracking strenght)
1.4.2 Dielektrik Cair
1.4.3 Kekuatan dielektrik cair tergantung pada sifat atom dan molekul cairan itu sendiri,
material dari elektroda, suhu, jenis tegangan yang diberikan, gas yang terdapat dalam
cairan, dan sebagainya yang dapat merubah sifat
molekulcairan.Dalamisolasicairkekuatan dielektrik setara dengan tegangan yang
terjadi. Menurut hukum Paschen’s, kekuatan dielektrik cair berkisar
7
antara 10 V/cm. Dielektrik cairmempunyai kerapatan 1000 kali lebih besar
daripada dielektrik gas sehingga kekuatan dielektriknya lebih tinggi daripada
dielektrik gas. Kelebihan lain dari dielektrik cair murni yaitu mempunyai kemampuan
untuk memperbaiki diri sendiri jika terjadi suatu pelepasan muatan. Salah satu
kekurangan dielektrik cair yaitu mudah terkontaminasi.

1.5 ELEKTRODA UJI


Dalam melakukan pengujian tegangan tembus minyak ada beberapa elektroda yang
digunakan, antara lain :
A. Elektroda Setengah Bola
Elektroda setengah bola yang digunakan standar IEC 156 untuk pengukuran tegangan
tembus isolasi cair mempunyai diameter 50 mm. Jarak elektroda pada saat pengujian
adalah 2 mm dan 2.5 mm, dan 3 mm, karena jarak sela elektroda akan mempengaruhi
tegangan tembus yang diterapkan pada isolasi cair.

mbar 2.3 Elektroda setengah bola

B. Elektroda Bola
Elektroda bola yang digunakan untuk pengukuran tegangan tembus minyak trafo
mempunyai diameter 25 mm . Elektroda bola digunakan sebagai contoh penggunaan
bentuk elektroda seragam dan selain itu, elektroda bola juga digunakan untuk
menganalisis pengaruh jarak sela antar elektroda.

Gambar 2.4 Elektroda Bola

C. Elektroda Bidang

Elektroda bidang yang digunakan untuk pengukuran tegangan tembus minyak trafo
mempunyai diameter 45 mm dan secara khusus dipasangkan dengan elektroda bola
diameter 20 mm untuk melakukan pengujian pengaruh medan tak seragam.

minyak akan menghambat sirkulasi minyak sehingga proses aliran panas akan terhambat.

2.6.1 Jenis – Jenis Minyak Trafo


Jenis – jenis minyak yang dapat digunakan untuk bahan isolasi terdiri dari :

a. Minyak isolasi Dari Bahan Olahan Bumi, terdiri dari


Minyak Isolasi Mineral Minyak yang berasal dari minyak bumi yang diproses secara
fraksinasi dan destilasi.

Minyak Isolasi Sintesis. contoh dari minyak isolasi sintesis adalah askarel, silikon cair,
fluorinasi cair, ester sintesis.

Minyak Isolasi Dari Bahan Olahan Nabati, contohnya :Minyak jarak,Minyak kelapa
murni (VCO),Minyak kelapa sawit (CPO),Minyak kedelai danMinyak jagung

2.6.2 Pemurnian Minyak Trafo


Minyak transformator dapat terkontaminasi oleh berbagai macam pengotor seperti
kelembaban, serat, resin dan sebagainya. Ketidakmurnian dapat tinggal di dalam
minyak karena pemurnian yang tidak sempurna. Pengotoran dapat terjadi saat
pengangkutan dan penyimpanan, ketika pemakaian, dan minyak itu sendiri pun dapat
membuat pengotoran pada dirinya sendiri. Beberapa metode pemurnian minyak
transformator adalah sebagai berikut :

Gambar 2.5 Elektroda Bidang


2.6 MINYAK TRAFO SEBAGAI BAHAN ISOLASI CAIR
Minyak trafo merupakan jenis minyak organik. Minyak trafo hampir tidak berwarna
yang tersusun dari senyawa hidrokarbon yang terdiri dari paraffin, iso-parafin,
naphthalene dan aromatic. Ketika diaplikasikan untuk jangka waktu tertentu, minyak
trafo difungsikan untuk mengalirkan panas dan pada suhu 950C akan mengakibatkan
proses penuaan pada minyak.
Beberapa pengotor mempunyai sifat korosif terhadap material isolasi padat dan bagian-
bagian konduktor pada trafo. Lumpur yang menumpuk pada inti trafo, lilitan dan
didalam saluran
A. Mendidihkan (boiling)

Minyak dipanaskan hingga titik didih air dalam alat yang disebut Boiler.

B. Alat Sentrifugal (Centrifuge reclaiming)


Air serat, karbon dan lumpur yang lebih berat dari minyak dapat dipindahkan minyak
setelah mengendap. Untuk masalah ini memerlukan waktu lama, sehingga untuk
mempercepatnya minyak dipanaskan hingga 45 - 55°C dan diputar dengan cepat dalam
alat sentrifugal. minyak yang bersih akan tetap berada ditengah bejana.

C. Penyaringan (Filtering)

Dengan metode ini minyak disaring melalui kertas penyaring sehingga pengotor tidak
dapat melalui pori-pori penyaring yang kecil, sementara embun atau uap telah diserap
oleh kertas yang mempunyai hygroscopicity yang tinggi.
.
D. Regenerasi (Regeneration)

Produk-produk penuaan tidak dapat dipindahkan dari minyak dengan cara sebelumnya.
Penyaringan hanya baik untuk memindahkan bagian endapan yang masih tersisa dalam
minyak. Semua sifat sifat minyak yang tercemar dapat dipindahkan dengan pemurnian
menyeluruh yang khusus yang disebut regenerasi.

2.6.3 Teori Kegagalan Isolasi Cair

Pada dasarnya tegangan pada isolasi merupakan suatu tarikan atau tekanan yang harus
dilawan oleh gaya yang terdapat pada isolasi. Perlawanan ini diharapkan mampu
mencegah terjadinya kegagalan pada isolasi tersebut.
Teori kegagalan isolasi yang terjadi pada minyak transformator dibagi menjadi empat
jenis sebagai berikut :
A. Teori kegagalan zat murni atau elektronik
Jika diantara elektroda diterapkan suatu kuat medan yang sangat kuat, sedangkan pada
elektroda tersebut terdapat permukaan yang tidak rata, maka kuat medan yang terbesar
terdapat pada bagian yang tidak rata tersebut. Perolehan ini digunakan untuk
mengionisasikan molekul karena benturan dan mengawali banjiran.

B. Teori kegagalan gelembung gas


Yaitu ketakmurnian (misalnya gelembung udara ) mempunyai tegangan gagal yang lebih
rendah dari zat cair, disini adanya gelembung udara dalam cairan merupakan awal dari
pencetus kegagalan total dari pada zat cair.Kegagalan gelembung merupakan bentuk
kegagalan isolasi cair yang disebabkan oleh gelembung-gelembung gas didalamnya.

C. Teori kegagalan uap air


Air dan uap air terdapat pada minyak, terutama pada minyak yang telah lama digunakan.
Jika terdapat medan listrik, maka molekul uap air yang terlarut memisah dari minyak dan
terpolarisasi membentuk suatu dipole. Jika jumlah molekul molekul uap air ini banyak,
maka akan tersusun semacam jembatan yang menghubungkan kedua elektroda, sehingga
terbentuk suatu kanal peluahan. Kanal ini akan merambat dan memanjang sampai
menghasilkan tembusan listrik.

D. Teori kegagalan partikel padat


Partikel debu atau serat selulosa yang ada disekeliling isolasi padat (kertas) seringkali ikut
tercampur dengan minyak. Selain itu partikel padat ini pun dapat terbentuk ketika terjadi
pemanasan dan tegangan lebih. Pada saat terjadi medan listrik,partikel – partikel ini akan
terpolarisasi dan membentuk jembatan. Arus akan mengalir melalui jembatan dan
menghasilkan pemanasan local serta menyebabkan terjadinya kegagalan.

2.7 KEKUATAN KEGAGALAN

Dari semua teori yang membahas tentang kegagalan zat cair tidak memperhitungkan
hubungan antar panjang ruang celah (sela) dengan kekuatan kegagalan maksimum
yang dicapai. Namun dari semua teori diatas dapat ditarik suatu persamaan baru yang
berisi komponen panjang ruang celah dan komponen kekuatan peristiwa kegagalan
pada benda cair, yaitu :

Dimana :
Vb = tegangan gagal / breakdown (kV) d = panjang ruang celah
(mm)
A = konstanta
n = konstanta yang nilainya <1

Namun pada pengujian tegangan tembus yang kita lakukan tidak dapat dicari tegangan
kegagalan / breakdown minyak trafo menggunakan rumus di atas dikarenakan pada
saat purifikasi yang dilakukan tidak menggunakan fenol sebagai bahan pemurnian
namun yang kita lakukan adalah purifikasi menggunakan metode filtering jadi tidak
ada zat kimiawi pada proses pemurniannya.

2.8 STANDARISASI PENGUJIAN ISOLASI CAIR


2.8.1 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengujian tegangan
tembus isolasi cair menurut IEC 156 antara lain :
1. Pemasangan Temporary Grounding pada alat Uji Untuk pengantisipasi kerusakan alat
maka termporary grounding harus di pasang terlebihh dahulu

2. Persiapan Sampling
Sesegera mungkin sebelum mengisi kotak uji, sampling harus dikocok berulang kali
secara lembut untuk memastikan adanya homogenisasi kontaminan cairan tanpa
menimbulkan gelembung udara pada cairan.
3. Pengisian Kotak Uji
Sebelum melaksanakan pengujian, bersihkan kotak uji, dinding-dindingnya, elektroda
dan komponen lainnya. Kemudian tuang kedalam kotak uji secara

perlahan dan hindari terjadinya gelembung- gelembung udara.


A. Pemberian Tegangan
Berikan tegangan pada elektroda dengan kenaikan yang seragam (konstan) dimulai dari 0
V sampai sekitar 2,0 kV/dt ± 0.2 kV/dt sampai timbul tegangan tembus
B. Pencatatan data
Dilakukan 6 kali percobaan pengujian tegangan tembus pada alat uji dengan jeda sekurang-
kurangnya 2 menit dari setiap pengujian. Pastikan tidak muncul gelembung udara diantara
jarak sela. Kecuali jika menggunakan pengaduk maka percobaan dapat dilakukan secara
terus-menerus.

C. Laporan
Data yang dimasukkan dalam laporan adalah hasil dari nilai rata-rata dari 6 kali percobaan
yang sudah dilakukan.

2.8.2 Tegangan Tembus Isolasi Cair


Untuk mengetahui sampel minyak masih dalam keadaan baik maka dibutuhkan
perbandingan hasil uji dengan suatu standarisasi. Pengujian tegangan tembus pada isolasi
minyak trafo dilakukan pada kondisi temperatur 30o C. Dengan menggunakan 2 jenis
minyak trafo yaitu minyak trafo baru dan minyak trafo bekas. Standarisasi yang
digunakan untuk minyak trafo adalah Standar IEC 156 yang dapat terlihat pada tabel di
bawah ini :

Tabel 2.1 Standarisasi tegangan tembus untuk minyak trafo IEC 156
Menurut standarisasi SPLN 49-1 tegangan tembus yang harus dipenuhi untuk spesifikasi
minyak isolasi baru adalah >50 kV/2.5 mm.
2.8.3 Fenomena yang Terjadi Saat Pengujian Tegangan Tembus Minyak
Untuk mendapatkan nilai tegangan tembus pada sampel minyak, maka dimulai dengan
menaikkan tegangan uji secara bertahap, saat kondisi sampel uji mendekati nilai tegangan
tembusnya, akan timbul suara mendesis. Hal ini terjadi karena adanya tekanan yang terus-
menerus dan semakin besar pada sampel minyak. Pada saat terjadi tegangan tembus pada
sampel uji akan timbul suara ledakan. Dalam kondisi sesudah terjadi tegangan tembus akan
timbul gelembung gas dan kabut hitam (arang) pada sampel minyak. Hal ini disebabkan
oleh :

a.Permukaan elektroda tidak rata, sehingga terdapat kantong-kantong udara di


permukaannya

b.Adanya tabrakan elektron saat terjadi tegangan tembus, sehingga muncul produk-
produk baru berupa gelembung gas atau arang.

c.Adanya penguapan cairan karena lucutan pada bagianbagian elektroda yang tajam dan
tak teratur
d.Zat cair dikenai perubahan suhu dan tekanan

2.9 PROSES FILTERING


Oil Treatment Plant adalah alat yang dirancang khusus untuk treatment oil transformer.
Purifying atau Filtering minyak trafo merupakan proses pemurnian kembali minyak
trafo dengan menggunakan alat yang disebut High Vacum Oil Purifier dengan jalan
sirkulasi

Gambar 2.6 Oil Treatment Plan atau mesin Filtering


A. Filter Awal
Filter awal ini bertujuan untuk menyaring butiran-butiran pengotor seperti sisa korosi
peralatan maupun arang yang besarnya lebih dari 10 mikron.
B. Filter Akhir
Filter yang ditempatkan di akhir ini bertujuan untuk menyaring kembali minyak yang
telah di vacum agar minyak tersebut lebih jernih.
C. Tabung Vacum
Tabung vacum ini berfungsi menyimpan minyak yang akan di vacum.
D. Motor 3 Phase
Motor 3 Phase ini berfungsi sebagai penyedot dan pendorong minyak agar dapat
bersirkulasi dengan baik.
E. Mesim Vacum
Pada mesin vacum ini terdapat 2 buah heater yang berfungsi memanaskan minyak
sampai titik didih sehingga kandungan air atau kelembapan pada minyak terpisah agar
minyak trafo tersebut kembali murni tanpa ada kandungan lain didalamnyan.
F. Panel Indikator

Panel indikator ini bertfungsi sebagai pengontrol dari mesin filter tersebut dan indikator
apabila bila minyak telah selesai di filter.
2.9.1 Prinsip Kerja Mesin Filter Minyak
Ada 2 proses penting dalam proses purifikasi minyak trafo, antara lain :
A. Heating
Minyak dipanaskan hingga titik didih air. Air yang ada dalam minyak akan menguap
karena titik didih minyak lebih tinggi dari pada titik didih air. Pemanasan dilakuan dalam
ruang vacum. Penggunaan ruang vacum ini bertujuan agar air mendidih pada suhu rendah
sehingga air menguap lebih cepat. Dengan suhu rendah diharapkan minyak tidak menua
dengan cepat.
B. Penyaringan ( filter press )
Setelah minyak terpisah dari uap air dan asam, minyak trafo tersebut disaring oleh filter
yang berbahan higroscopicity sehingga pengotor dapat tersaring.
2.9.2 Metode Filtering
Purifikasi minyak transformator dilakukan dalam kondisi transformator tersebut sedang
bekerja (on line). Secara sederhana, prinsip kerja purifikasi ini yaitu mensirkulasikan
minyak transformator yang akan dipurifikasi. Minyak disedot masuk ke dalam alat
purifikasi untukdimurnikan, kemudian dipompa kembali dimasukkan ke dalam
transformator
Secara detail, proses purifikasi minyak transformator dapat dilihat pada diagram alir di
bawah ini.

Gambar 2.7 Diagram Alir Purifikasi Minyak Trafo Secara detail


Tahap proses purifikasi:
A. Minyak yang ada di dalam trafo dialirkan keluar menuju filter pertama dengan
bantuan daya hisap motor 3 fasa yang dipasang setelah filter pertama, sehingga
minyak masuk ke dalam filter pertama. Di dalam filter ini butiran-butiran pengotor
seperti sisa korosi peralatan maupun

arang yang besarnya lebih dari 10 mikron akan tersaring.


B. Setelah itu minyak dialirkan menuju ke rung boiler vacum. Ruang ini terdapat dua
heater yang disusun secara vertikal. Heater ini berfungsi memanasi minyak. Selain
itu juga dipasang indikator ketinggian permukaan minyak dalam tabung vacum.
Indikator ini berupa sensor infra merah. Ketika sinar infra merah terhalang oleh
minyak maka motor yang befungsi menghisap minyak dari filter akan berhenti. Di
dalam ruang ini minyak dipanaskan hingga ± 70ºC. Dalam ruang vacum, air akan
menguap dibawah titik didih air (titik didih air = 100ºC). Uap air yang berasal dari
pemanasan disedot keluar melalui mesin vacum. Dengan metode vacum, minyak
tidak tercampur oleh udara luar.
C. Setelah minyak terpisah dari kandungan air, selanjutnya dialirkan menuju filter
kedua. Pori-pori filter ini berukuran 5 mikron. Butiran pengotor yang tidak tersaring
pada filter pertama akan tersaring pada filetr ini. Tahap proses di atas tersebut akan
diulang – ulang atau minyak disirkulasikan secara berulang
– ulang. Menurut standar PLN (Manual Book Produk Trafo) untuk minyak lama
dibutuhkan 4-6 sirkulasi sedangkan minyak baru membutuhkan 2-3 sirkulasi.
Akan tetapi pada dasarnya yang menjadi patokan untuk menentukan jumlah
sirkulasi adalah kualitas dari minyak trafo ketika sebelum dipurifikasi..
Mesin yang digunakan mampu mensirkulasikan 1000 liter minyak dalam waktu 1 jam
dengan kecapatan putar motor untuk mensirkulasikan adalah ± 19 rpm. Berarti dapat
diambil kesimpulan bahwa 1 liter minyak mampu disirkulasikan dalam waktu ± 7 detik.
Dengan lama waktu tersebut diharapkan proses penyaringan dan pemanasan minyak
dapat optimal.
P
ROSEDUR PENGUJIAN DAN PENGAMBI LAN DATA
Pengujian tegangan tembus yang dilakukan menggunakan standar IEC 156 dan

menggunakan elektroda setengah bola, minyak trafo yang digunakan pada pengujian ini
adalah minyak trafo jenis shell diala B sebelum dan sesudah di filter untuk mendapatkan
perbandingan nilai tegangan tembus dari minyak trafo tersebut.

3.2 ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pengujian ini antara lain sebagai
berikut.
Alat :
A. Alat uji tegangan tembus minyak merk Megger OTS100AF

Gambar 3.1 Alat uji tegangan tembus minyak

Pada alat uji tegangan tembus tersebut ada beberapa panah yang menunjukan fungsi dari
item tersebut diantaranya : Tombol On/Off untuk menghidupkan dan mematikan alat 2)
Tombol arah untuk memilih item item pada layar 3) Tombol Test untuk memulai
pengujian 4) Tombol huruf dan angka untuk mengedit item pengujian
5) Layar monitor untuk melihat hasil pengujian 6) Tempat kotak minyak diletakan untuk di
uji 7) Printer hasil pengujian untuk mengetahui detail dari pengujian
B. Mesin Filtering minyak

Gambar 3.2Mesin Filtering minyak


Bahan :
Minyak Trafo merk Shell Type Diala B sebelum dan sesudah di filter
Gambar 3.3 Minyak trafo merk shell type diala B sebelum di filter

Gambar 3.4 Minyak trafo merk shell type diala B sesudah di filter

3.3 WAKTU DAN TEMPAT


Pengujian tegangan tembus minyak trafo ini sudah dilakukan di PT. PLN ( Persero )
Gardu Induk Danayasa Jl. Sudirman, kawasan SCBD Lot12 Jakarta Selatan.
3.4 DATA-DATA YANG DIBUTUHKAN

Data-data yang dibutuhkan merupakan data yang diambil dari survey langsung ke
lapangan dan data dari Gardu Induk tersebut, seperti : Hasil pengujian tegangan tembus
minyak trafo sebelum di filter dan Hasil pengujian tegangan tembus minyak trafo
sesudah di filter
3.5 METODE PENGAMBILAN DATA melakukan studi pustaka yang berkaitan
dengan pengujian tegangan tembus minyak trafo Pengambilan data
baik data tertulis maupun pengamatan langsung.
3.6 PENGUJIAN DAN ANALISIS DATA
Proses pengambilan data dilakukan untuk mengetahui karakteristik tegangan tembus
pada minyak trafo tersebut sebelum dan sesudah di filter.
3.6.1 Urutan Pengujian
Urutan pengujian isolasi cair berdasarkan IEC 156 adalah sebagai berikut:
A. Sampel minyak trafo bekas diuji terlebih dahulu untuk mengetahui tegangan
tembusnya.
B. Kemudian minyak trafo bekas di filter dengan menggunakan mesin filter minyak.
C. Sebelum minyak dituang, kotak uji harus dalam keadaan bersih dan kering.
D. Pada saat menuang minyak ke dalam kotak uji harus hati-hati agar tidak menimbulkan
gelembung gas dalam minyak.
E. Banyaknya minyak harus sedemikian rupa sehingga tingginya di atas puncak elektroda
lebih dari 20 mm.
F. Kemudian minyak dibiarkan kira-kira 10 menit untuk menghilangkan gelembung gas
yang masih mungkin terjadi saat pengisian minyak ke dalam kotak uji.
G. Selanjutnya tegangan naik otomatis secara bertahap 2 kV/detik sampai terjadi tembus
listrik
H. Setelah terjadi tembus listrik minyak diaduk dengan suatu tangkai tipis dan bersih
untuk menghilangkan gelembung gas yang timbul saat terjadi tembus listrik.
I. Setelah terjadi tembus listrik elektroda juga harus di periksa untuk meyakinkan

bahwa elektroda tidak mengalami kerusakan pada permukaannya yang diakibatkan saat
terjadi tembus listrik.
J. Selang dua menit pengujian di ulang kembali sampai dengan enam kali pengujian.
K. Tegangan tembus dari keenam pengujian dijumlahkan untuk mendapatkan tegangan rata-
rata.
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRAFO SEBELUM DAN
SESUDAH DI FILTER
4.1 PENGUJIAN
Pengujian yang telah dilakukan pada minyak trafo dengan metode uji IEC 156 dan
rangkaian pengujian seperti pada gambar 2.2 Elektroda uji medan seragam yang digunakan
adalah elektroda setengah bola.
Data pengujian yang didapatkan adalah sebagai berikut :
A. Pengujian tegangan tembus minyak trafo sebelum di filter menggunakan elektroda
setengah bola dengan suhu dan jarak sela elektroda.
B. Pengujian tegangan tembus minyak trafo sesudah di filter menggunakan elektroda
setengah bola dengan suhu dan jarak sela elektroda .
proses pengujian tegangan tembus minyak sebelum dan sesudah di filter,

4.2 Pengujian tegangan tembus minyak trafo sebelum di filter

Ga mbar 4.1 Rangkaian Pengujian Tegangan Tembus


Minyak Trafo sebelum di Filter

Pada gambar 4.2 bisa dilihat langkah pengujian tegangan tembus minyak trafo dari
rangkaian tersebut dari mulai pengambilan sample minyak dari valf bawah, kemudian
sample di siapkan di dalam alat uji da terakhir sample minyak di uji tegangan tembusnya.
Untuk memulai pengujian tegangan tembus minyak trafo sebelum di filter
menggunakan alat uji merk megger

Gambar 4.2 Pengujian tegangan tembus minyak trafo sebelum di Filter


OTS100AF dapat kita lihat langkah – langkah nya sebagai berikut :
[1] Nyalakan alat uji dengan menekan tombol On
[2] Siapkan sample minyak yang akan di uji pada kotak uji
[3] Pilih edit id pada monitor dan tekan ok
[4] Edit id sesuai dengan tempat atau waktu pengujian
[5] Tekan tombol Test untuk memulai pengujian
[6] Hasil pengujian sebanyak 6 kali di print untuk melihat hasil rata – rata dari 6 kali
pengujian tersebut
Gambar 4.3 Hasil pengujian tegangan tembus minyak trafo sebelum di Filter
Dari gambar 4.3 bisa dilihat hasil pengujian tegangan tembus minyak trafo sebelum di
filter sebanyak 6 kali dan hasil rata – rata dari pengujian tersebut.

4.2.1 Pengujiantegangan tembus minyak trafo sesudah di filter


Pada gambar 4.4 bisa dilihat sebelum pengujian tegangan tembus minyak trafo di
lakukan minyak di filter terlebih dahulu dengan memasang selang pada valf bawah trafo
untuk penyedot minyak dan selang

Gambar 4.4 Rangkaian Pengujian Tegangan Tembus Minyak Trafo sesudah di Filter
dipasang di valf atas atas maintank untuk mendorong minyak dari mesin filter, kemudian
memulai pengambilan sample minyak adri valf bawah, sample di siapkan dalam alat uji
dan terakhir sample minyak di uji tegangan tembusnya.

Gambar 4.5Pengujian tegangan tembus minyak trafo sesudah di Filter


untuk memulai pengujian tegangan tembus minyak trafo sesudah di filter menggunakan
alat uji merk megger OTS100AF dapat kita lihat langkah – langkah nya sebagai berikut :
[1] Nyalakan alat uji dengan menekan tombol On
[2] Siapkan sample minyak yang akan di uji pada kotak uji
[3] Pilih edit id pada monitor dan tekan ok
[4] Edit id sesuai dengan tempat atau waktu pengujian
[5] Tekan tombol Test untuk memulai pengujian
[6] Hasil pengujian sebanyak 6 kali di print untuk melihat hasil rata – rata dari 6 kali
pengujian tersebut.
Gambar 4.6 Hasil pengujian tegangan tembus minyak trafo sesudah di Filter

4.3 ANALISIS
Pengujian tegangan tembus minyak trafo dilakukan dengan menerapkan 6 tahap
pengujian untuk mendapatkan nilai rata-rata dari hasil pengujian sebelum dan sesudah di
filter. Dari hasil pengujian yang telah didapatkan, diperoleh gambar grafik karakteristik
yang menunjukkan tegangan tembus minyak transformator sebelum dan sesudah di
filter.

4.3.1 Analisis karakteristik tegangan tembus minyak trafo sebelum di filter

Gambar 4.7 Tabel hasil pengujian tegangan tembus minyak trafo sebelum di Filter

Gambar 4.8 Hasil rata – rata pengujian tegangan tembus minyak trafo dan viskositas
sebelum di filter

Gambar 4.9 Grafik Tegangan tembus minyak trafo sebelum di filter

Bahwa nilai kekuatan dielektrik dari minyak trafo yang di uji sebelum di filter rata-rata
berada di kisaran 29.1kV/2.5mm dengan menggunakan elektroda setengah bola. Dari
hasil rata-rata pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan tembus pada
minyak trafo sebelum di filter adalah JELEK.
4.3.2 Analisis karakteristik tegangan tembus minyak trafo sesudah di filter

Gambar 4.10Tabel hasil pengujian tegangan tembus minyak trafo sesudah di filter

Gambar 4.11 Hasil rata – rata pengujian tegangan tembus minyak trafo dan viskositas
sesudah di filter

Gambar 4.12 Grafik Tegangan tembus minyak trafo sesudah di filter


Dari gambar 4.12 dapat dilihat bahwa nilai kekuatan dielektrik dari minyak trafo yang di
uji setelah di filter rata-rata berada di kisaran 59kV/2.5mm dengan menggunakan
elektroda setengah bola. Dari hasil rata-rata pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa
nilai tegangan tembus pada minyak trafo sesudah di filter adalah BAGUS.

4.3.3 Karakteristik perbandingan hasil pengujian tegangan tembus sebelum dan


sesudah di Filter

Gambar 4.13 Grafik perbandingan hasil pengujian tegangan tembus minyak trafo
sebelum dan sesudah di Filter
Dari gambar 4.13 dapat dilihat bahwa hasil pengujian tegangan tembusi minyak trafo
sebelum dan sesudah di filter sangat berbeda, itu menujukan bahwa proses filtering
pada minyak trafo adalah salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas tahanan isolasi
minyak pada trafo.
4.3.4 Analisis Fenomena Yang Terjadi Pada Pengujian Tegangan Tembus Minyak
trafo
Jika suatu tegangan diterapkan pada elektroda yang di celup pada isolasi cair maka
akan timbul medan listrik pada isolasi cair tersebut. Medan listrik ini akan memberi
gaya kepada elektron-elektron agar terlepas dari ikatannya dan menjadi elektron
bebas. Sehingga medan listrik ini merupakan beban yang menekan isolasi cair agar
berubah sifat menjadi konduktor.
Beban yang dipikul isolasi cair disebut juga terpaan medan listrik. Setiap isolasi cair
atau dielektrik mempunyai batas kekuatan untuk memikul terpaan listrik. Jika terpaan
listrik yang dipikulnya melebihi batas tersebut dan terpaan berlangsung lama, maka
isolasi cair akan menghantar arus atau gagal melaksanakan fungsinya sebagai isolator.
Dalam hal ini isolasi cair atau dielektrik mengalami tembus listrik atau “breakdown”.
Jika zat cair yang digunakan dalam pengujian ini adalah minyak trafo maka pada saat
tegangan diterapkan pada dua buah elektroda yang dicelup pada minyak trafo , maka
akan timbul medan listrik dalam minyak trafo tersebut. Medan listrik ini akan
memberikan gaya pada elektron-elektron yang terikat pada struktur molekul minyak
trafo agar terlepas dari ikatannya. Jika ikatan ini lepas maka isolasi hilang pada tempat
itu dan minyak trafo akan menghantar arus (konduktor) dan minyak trafo gagal
melaksanakan fungsinya sebagai isolator.

Jadi sesungguhnya bagi bahan isolasi tegangan merupakan tekanan yang harus dilawan
oleh suatu gaya dalam bahan isolasi itu sendiri supaya bahan isolasi tidak gagal
menjalankan fungsinya sebagai isolator.
Untuk memperoleh tegangan tembus pada setiap pengujian, tegangan uji diberikan pada
sistem secara bertahap dengan tingkat kenaikan yang sama per satuan waktu
menggunakan peralatan pengontrol. Dengan demikian dapat diamati fenomena apa saja
yang terjadi selama pelaksanaan pengujian dengan digolongkan kedalam kelompok
sebagai berikut :
A. Saat sebelum terjadi Tegangan Tembus Proses sebelum terjadi tembus dimulai dari
menaikkan tegangan uji secara bertahap dari keadaan tegangan rendah sampai
mendekati tegangan tembus. Dalam kondisi mendekati nilai tegangan tembus timbul
suara mendesis, Hal ini terjadi karena adanya tekanan yang terus- menerus dan
semakin besar pada minyak isolasi.
B. Saat terjadi terjadi tegangan tembus Pada saat terjadi tegangan tembus terjadi
lucutan diantara kedua elektroda tersebut. Lucutan dalam ini terdiri dari unsur-
unsur sebagai berikut :
 Aliran listrik yang besarnya ditentukan oleh karakteristik rangkaian.
 Lintasan cahaya yang cerah yang bergerak dari satu elektroda ke elektroda
lainnya.
 Pembentukan lubang pada elektroda.
 Tekanan impulsif dalam zat cair disertai suara ledakan.
C. Saat sesudah terjadi tembus
Dalam kondisi sesudah terjadi tegangan tembus timbul gelembung gas dan kabut hitam
(arang) pada minyak isolasi. Hal ini disebabkan oleh :
 Permukaan elektroda tidak rata, sehingga terdapat kantong-kantong udara di
permukaannya
 Adanya tabrakan elektron saat terjadi tegangan tembus, sehingga muncul
produk-produk baru berupa gelembung gas atau arang,
 Adanya penguapan cairan karena lucutan pada bagian-bagian elektroda yang
tajam dan tak teratur
 Zat cair dikenai perubahan suhu dan tekanan.

4.3.5 Record Hasil Pengujian Tegangan Tembus Minyak Trafo Sebelum dan
Sesudah di Filter 1 tahun ke belakang

A. Tabel Hasil Pengujian Tegangan Tembus Minyak Trafo Sebelum di


Filter 1 Tahun ke belakang dengan kurun waktu 3 bulan sekali

Gambar 4.14Tabel Hasil Pengujian Tegangan Tembus Minyak Trafo

Gambar 4.15 Tabel Hasil Pengujian Tegangan Tembus Minyak Trafo sebelum di Filter

Gambar 4.16 Tabel Hasil Pengujian Tegangan Tembus Minyak Trafo sebelum di Filter

Gambar 4.17 Tabel Hasil Pengujian Tegangan Tembus Minyak Trafo sebelum di Filter

B. Tabel Hasil Pengujian Tegangan Tembus Minyak Trafo Sesudah di Filter 1 Tahun
ke belakang dengan kurun waktu 3 bulan sekali
Gambar 4.18 Tabel Hasil Pengujian Tegangan Tembus Minyak Trafo sesudah di Filter

Gambar 4.19 Tabel Hasil Pengujian Tegangan Tembus Minyak Trafo sesudah di Filter

Gambar 4.20 Tabel Hasil Pengujian Tegangan Tembus Minyak Trafo sesudah di Filter

Gambar 4.21 Tabel Hasil Pengujian Tegangan Tembus Minyak Trafo sesudah di Filter

C. Grafik perbandingan hasil dari pengujian tegangan tembus minyak trafo


sesbelum dan sesudah di filter 1 tahun ke belakang dengan kurun waktu 3 bulan sekali
Gambar 4.22 Grafik perbandingan hasil pengujian tegangan tembus minyak trafo
sebelum dan sesudah di filter 1 tahun ke belakang dengan kurun waktu 3 bulan sekali
Dari record 1 tahun kebelakang per 3 bulan sekali semua hasil pengujian sebelum dan
sesudah di filter terlihat jelas penurunan nilai tegangan tembus dari minyak trafo
tesebut meskipun sudah di filter 3 bulan kedepan nilai tegangan tembusnya akan
menurun kembali. Rata – rata penurunan nilai tegangan tembus minyak trafo sebelum
di filter yaitu 4.13kV / 3 bulan, sedangkan rata – rata penurunan nilai tegangan tembus
setelah difilter yaitu 5,73kV /
3 bulan. Dapat disimpulkan bahwa lifetime untuk mempertahankan nilai tegangan
tembus dari minyak trafo tersebut dengan cara filtering hanya bertahan kurang dari 1
tahun.
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil uji dan data tegangan tembus minyak trafo merk shell type diala B sebelum
dan sesudah di filter yang telah didapatkan, muncul beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
A. Hasil pengujian tegangan tembus minyak trafo dalam 6 kali pengujian sebelum di
filter menunjukan nilai rata-rata tegangan tembusnyan 29.1kV/2.5mm.Sedangkan
pengujian tegangan tembus minyak trafo dalam 6 kali pengujian sesudah di filter
menunjukan nilai rata-rata tegangan tembusnyan 59kV/2.5mm.
B. Filtering minyak trafo sangat berpengaruh pada hasil uji tegangan tembus minyak
trafo tersebut.
C. Dari record 1 tahun
kebelakang per 3 bulan sekali semua hasil pengujian sebelum dan sesudah di filter
terlihat jelas penurunan nilai tegangan tembus dari minyak trafo tesebut meskipun
sudah di filter 3 bulan kedepan nilai tegangan tembusnya akan menurun kembali. Rata
– rata penurunan sebelum di filter yaitu 4.13kV / 3 bulan, sedangkan rata
– rata penurunan nilai tegangan tembus setelah difilter yaitu 5,73kV / 3 bulan. Dapat
disimpulkan bahwa lifetime nilai tegangan tembus minyak trafo untuk mempertahankan
nilai tegangan tembus dari minyak trafo tersebut dengan cara filtering hanya bertahan
kurang dari 1 tahun.
D. Karena PLN mengutamakan pelayan kepada konsumen maka antisipasi untuk mencegah
breakdown pada trafo yang digunakan maka salah satu cara mengantisipasinya yaitu
dengan metode Filtering minyak trafo tersebut.

Anda mungkin juga menyukai