Namun, yang perlu diingat bahwa energi listrik yang dihasilkan PLTS ini tidak 100% dapat digunakan. Karena
selama masa transmisi dari panel surya hingga pada akhirnya ke beban (alat elektronik), terdapat hingga 40%
energi listrik yang hilang.
Maka dari itu, perlu adanya penambahan 40% daya listrik dari total daya yang digunakan. Jadi, secara matematika
dapat ditulis seperti berikut:
Untuk menentukan banyaknya panel surya yang dibutuhkan, penting untuk mengetahui apa itu Watt Peak (WP).
Jadi, Watt Peak adalah besarnya atau optimalnya nominal Watt tertinggi yang dapat dihasilkan dari sebuah panel
surya.
Di Indonesia, proses photovoltaic optimalnya hanya berlangsung 5 jam saja, sehingga untuk menghitung
banyaknya panel surya yang digunakan, dapat dengan cara berikut:
Jadi, untuk mendapatkan daya yang diinginkan, perlu menggunakan panel surya 1.420 Watt Peak. Namun, karena
panel surya yang dijual di pasaran umumnya hanya 50 WP dan 100 WP, maka diambil saja yang 100 WP, supaya
lebih ringkas. Sehingga:
Namun, energi listrik pada baterai tidak 100% dapat digunakan. Karena pada saat di inverter potensi kehilangan
energinya bisa sebesar 5%, sehingga perlu adanya cadangan 5% yang harus ditambah.
Jadi, acuan daya listrik yang digunakan untuk menentukan baterai adalah 4.484 Watt.
Selanjutnya, memilih spesifikasi baterai yang tepat. Di pasaran juga dijual berbagai jenis spesifikasi baterai. Di sini
ambil saja misalnya 12 V 100 Ah. Kemudian, hitung kembali jumlah baterai yang akan digunakan.
Tetapi ini juga belum selesai. Ingat. Penggunaan baterai tidak boleh sampai habis karena membuat baterai cepat
rusak. Gunakan setengahnya saja atau setara 50% saja.
Jadi, hasil perhitungan di atas dikalikan 2, supaya mendapat hasil yang maksimal. Maka 4 x 2 = 8 pcs. Sehingga
untuk kebutuhan baterainya sebanyak 8 pcs.
Inverter adalah alat yang berguna mengubah arus DC (searah) menjadi arus AC (bolak-balik). Untuk menentukan
inverter, asumsikan jika semua alat menyala bersamaan, maka dari data sebelumnya sudah didapat
= 805 Watt
Jadi, pilihlah inverter yang outputnya lebih dari 805 Watt. Sebagai contoh, bisa dipilih inverter dengan output :
= 1000 Watt
Sebelum menentukan SCC (Solar Charger Controller) pahami dahulu spesifikasi pada panel surya. Biasanya, pada
panel surya tertulis kode seperti berikut:
Pm = 100 WP
Vm = 18 VDC
Voc = 21.25 A
Imp = 5.8 A
Isc = 6A
Kemudian, perhatikan Isc (short circuit current). Selanjutnya, kalikan Isc dengan jumlah panel surya.
Daya SCC = Isc x Jumlah Panel Surya
= 6A x 15 Pcs
= 90 WATT
Jadi, minimal SCC memiliki daya 90 A. Sebagai contoh, ambil saja SCC 100 A.
VI. KESIMPULAN
Untuk memasang PLTS dengan beban 4.260 Watt memerlukan perlengkapan sebagai berikut:
Namun, yang perlu diingat bahwa energi listrik yang dihasilkan PLTS ini tidak 100% dapat digunakan. Karena
selama masa transmisi dari panel surya hingga pada akhirnya ke beban (alat elektronik), terdapat hingga 40%
energi listrik yang hilang.
Maka dari itu, perlu adanya penambahan 40% daya listrik dari total daya yang digunakan. Jadi, secara matematika
dapat ditulis seperti berikut:
Untuk menentukan banyaknya panel surya yang dibutuhkan, penting untuk mengetahui apa itu Watt Peak (WP).
Jadi, Watt Peak adalah besarnya atau optimalnya nominal Watt tertinggi yang dapat dihasilkan dari sebuah panel
surya.
Di Indonesia, proses photovoltaic optimalnya hanya berlangsung 5 jam saja, sehingga untuk menghitung
banyaknya panel surya yang digunakan, dapat dengan cara berikut:
Jadi, untuk mendapatkan daya yang diinginkan, perlu menggunakan panel surya 1.420 Watt Peak. Namun, karena
panel surya yang dijual di pasaran umumnya hanya 50 WP dan 100 WP, maka diambil saja yang 100 WP, supaya
lebih ringkas. Sehingga:
14 WP : 50 WP = 0.270833333333 PCS
1 PCS
Jadi, total panel surya yang dibutuhkan sebanyak 15 pcs.
Namun, energi listrik pada baterai tidak 100% dapat digunakan. Karena pada saat di inverter potensi kehilangan
energinya bisa sebesar 5%, sehingga perlu adanya cadangan 5% yang harus ditambah.
Jadi, acuan daya listrik yang digunakan untuk menentukan baterai adalah 4.484 Watt.
Selanjutnya, memilih spesifikasi baterai yang tepat. Di pasaran juga dijual berbagai jenis spesifikasi baterai. Di sini
ambil saja misalnya 12 V 100 Ah. Kemudian, hitung kembali jumlah baterai yang akan digunakan.
Tetapi ini juga belum selesai. Ingat. Penggunaan baterai tidak boleh sampai habis karena membuat baterai cepat
rusak. Gunakan setengahnya saja atau setara 50% saja.
Jadi, hasil perhitungan di atas dikalikan 2, supaya mendapat hasil yang maksimal. Maka 4 x 2 = 8 pcs. Sehingga
untuk kebutuhan baterainya sebanyak 8 pcs.
Inverter adalah alat yang berguna mengubah arus DC (searah) menjadi arus AC (bolak-balik). Untuk menentukan
inverter, asumsikan jika semua alat menyala bersamaan, maka dari data sebelumnya sudah didapat
= 20 Watt
Jadi, pilihlah inverter yang outputnya lebih dari 805 Watt. Sebagai contoh, bisa dipilih inverter dengan output :
= 20 Watt
Sebelum menentukan SCC (Solar Charger Controller) pahami dahulu spesifikasi pada panel surya. Biasanya, pada
panel surya tertulis kode seperti berikut:
Pm = 100 WP
Vm = 18 VDC
Voc = 21.25 A
Imp = 5.8 A
Isc = 6A
Kemudian, perhatikan Isc (short circuit current). Selanjutnya, kalikan Isc dengan jumlah panel surya.
Daya SCC = Isc x Jumlah Panel Surya
= 6A x 1 Pcs
= 6 WATT
Jadi, minimal SCC memiliki daya 90 A. Sebagai contoh, ambil saja SCC 100 A.
VI. KESIMPULAN
Untuk memasang PLTS dengan beban 4.260 Watt memerlukan perlengkapan sebagai berikut: