oleh
Jurusan Teknik
Oleh :
H41181975
JURUSAN TEKNIK
2022
i
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
LEMBAR PENGESAHAN
Pada tanggal :
Tim Penilai
Mengetahui,
i
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusunan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang berjudul
“Analisis Intensitas Konsumsi Energi Pada Ruang Sortasi Dan Optimalisasi
Penggunaan Energi Listrik Pada Mesin Pengolahan Kopi (Studi Kasus Di Pdp
Kahyangan Kebun Sumberwadung)” dapat diselesaikan dengan baik. Laporan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh
pendidikan D4 Program Studi Teknik Energi Terbarukan di Politeknik Negeri
Jember. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya disampaikan kepada :
ii
14. Rekan-rekanku dan semua pihak yang telah membantu dalam
pelaksanaan maupun penulisan laporan ini.
Penulis
iii
RINGKASAN
iv
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) pada gedung sortasi sudah memenuhi Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No.13 Tahun 2012
yaitu sebesar 0,295 kWh/bulan sudah dikatakan sangat efisien. Namun hasil
pengukuran tingkat pencahayaan pada gedung sortasi tidak memenuhi SNI 6127-
2011 sebesar 1000 lux. Konsumsi energi listrik pada mesin pengolahan kopi
17.301,41 kWh dengan biaya tagihan listrik sebesar Rp. 24.926.13 sehingga perlu
dilakukan penghematan energi agar pembayaran tagihan listrik semakin kecil.
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
PRAKATA .............................................................................................................. ii
RINGKASAN ........................................................................................................ iv
vi
2.4 Kondisi Lingkungan ..................................................................................8
vii
3.6.3.4 Kegiatan Penirisan Lembaran Sheet .............................................32
BAB 4. Kegiatan Khusus PKL Analisis Intensitas Konsumsi Energi Pada Ruang
Sortasi Dan Optimalisasi Penggunaan Energi Listrik Pada Mesin Pengolahan Kopi
(Studi Kasus Di PDP Kahyangan Kebun Sumberwadung) ...................................42
4.5 Audit Energi Sistem Pencahayaan dan Mesin Pengolahan Kopi ............48
viii
4.5.2 Denah Lokasi Sitem Pencahayaan ...................................................49
LAMPIRAN ...........................................................................................................64
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan ......... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.1 Pompa Air untuk Pabrik PDP Kahyangan .........................................13
Gambar 3.2 Generator set ......................................................................................14
Gambar 3.3 Motor Listrik AC 3 Phase ..................................................................15
Gambar 3.4 Biji Kopi Gelondong PDP Kahyangan ..............................................16
Gambar 3.5 Diagram Alir Pengolahan Kopi .......... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.6 Bak Penampung Biji Kopi..................................................................18
Gambar 3.7 Elevator ..............................................................................................19
Gambar 3.8 Vispulper ............................................................................................20
Gambar 3.9 Kneyser...............................................................................................20
Gambar 3.10 Raungwasher ....................................................................................21
Gambar 3.11 Bak Fermentasi.................................................................................21
Gambar 3.12 Tungku Pembakaran dan Vis Dryer . Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.13 Tungku Pembakaran dan Masondryer ........... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 3.14 Blower ..............................................................................................23
Gambar 3.15 Masondryer ......................................................................................24
Gambar 3.16 Huler (Pemisah Kulit Ari Kopi) .......................................................24
Gambar 3.17 Mesin Garbus ...................................................................................25
Gambar 3.18 Mutu Kopi 1,2, dan 3 ....................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.19 Limbah Kulit Luar dan Kulit Ari ..... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.20 Diagram Alir Pengolahan Karet .......................................................27
Gambar 3.21 Pengumpulan Lateks di Anglot ........................................................29
Gambar 3.22 Tempat Penimbangan Lateks di Pabrik ............................................30
Gambar 3.23 Jeding (Bak Koagulasi) ....................................................................31
Gambar 3.24 Alat Penggiling Sheet .......................................................................32
Gambar 3.25 Lori dan Glantang untuk Tempat Penirisan Lembar Sheet ..............33
Gambar 3.26 Proses Pengasapan di Ruang Pengasapan ........................................34
Gambar 3.27 Proses Sortasi Lembar Sheet ............................................................35
xi
Gambar 3.28 Proses Pelipatan Lembar Sheet kedalam Metal Box ................ Error!
Bookmark not defined.
Gambar 3.29 Proses Pengepresan Lembaran Sheet ...............................................36
Gambar 3.30 Hasil Lembaran Sheet yang Sudah Melalui Proses Pengepresan dan
Pelaburan ................................................................................................................36
Gambar 3.31 Mesin Penghancur Lump ..................................................................38
Gambar 3.32 Mesin Crepe Mangel (Penyambung) ...............................................38
Gambar 3.33 Mesin Crepe Mangel (Penghalus) ....................................................39
Gambar 3.34 Proses Pengeringan Brown Crepe ....................................................40
Gambar 3.35 Proses Sortasi Brown Crepe ............................................................40
Gambar 3.36 Proses Pelipatan Lembaran Brown Crepe ........................................41
Gambar 3.37 Proses Penimbangan Lembaran Brown Crepe ................................41
Gambar 3.38 Proses Pengepresan Lembaran Brown Crepe...................................41
Gambar 4.1 Diagram Alir Penelitian .....................................................................42
Gambar 4.2 Kontruksi Motor AC 3 fasa ................................................................45
Gambar 4.3 Instalasi Lampu di Ruang Sortasi ......................................................49
Gambar 4.4 Jenis Lampu yang Digunakan di Ruang Sortasi.................................52
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai PKL dari Perusahaan .................................64
Lampiran 2 Rangkuman Kegiatan Harian PKL (Logbook kegiatan) ....................65
Lampiran 3 Lembar Penilaian Pembimbing PKL ..................................................69
Lampiran 4 Data Pendukung Yang Diperlukan Sesuai Kebutuhan Kompetensi
Prodi .......................................................................................................................70
Lampiran 5 Foto/Dokumentasi Rangkaian Kegiatan selama PKL ........................73
Lampiran 6 Denah Lokasi PKL .............................................................................75
xiii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
atau bangunan sudah sesuai dengan standar baku yang ada, jika melebihi dari
batas konsumsi energi maka akan dilakukan penghematan energi sebagai
solusinya.
Menurut penanggung jawab di Pabrik PDP Kahyangan Kebun
Sumberwadung, belum pernah dilakukan penelitian mengenai audit energi sistem
pencahayaan dan kebutuhan listrik pada alat-mesin pengolahan kopi, agar dapat
dilakukan peluang penghematan energi pada sistem pencahayaan dan mesin
pengolahan kopi di PDP Kahyangan Kebun Sumberwadung.
Sistem pencahayaan yang baik sangat diperlukan pada proses pengolahan
kopi khususnya para pekerja. Sistem penerangan dan jenis lampu yang dipakai
akan berpengaruh terhadap kemampuan pekerja dan dapat meningkatkan
konsentrasi pekerja. Mesin pengolahan kopi sangat berpengaruh terhadap kualitas
kopi yang dihasilkan, kinerja mesin yang bagus akan berpengaruh terhadap proses
pengolahan sehingga menghasilkan kualitas kopi sesuai dengan standart pabrik.
Konsumsi energi listrik yang dibutuhkan pada mesin pengolahan kopi
menunjukkan kinerja dari mesin. Apabila kinerja mesin menurun dapat
menyebabkan konsumsi energi meningkat hal tersebut dikarenakan tegangan dan
arus yang dihasilkan oleh mesin tidak optimal sehingga kebutuhan energi listrik
meningkat.
Oleh karena itu, perlu adanya audit energi untuk mengetahui efisien atau
tidaknya konsumsi energi yang digunakan di PDP Kahyangan Kebun
Sumberwadung dengan menganalisa pemanfaatan dan peluang penghematan
energi khususnya penggunaan energi listrik pada sistem pencahayaan dan mesin
pengolahan kopi di pabrik.
Kebun Sumberwadung.
2. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan dan
meningkatkan keterampilan yang sesuai dengan keahlian.
3. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya
nalarnya dalam menghadapi permasalahan di industri.
4. Melatih mahasiswa dilapangan untuk bekerjasama dan bersosialisasi
dalam suatu kelompok, serta meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dan mengakses berbagai informasi.
1.4.2 Waktu
Waktu kegiatan praktek kerja lapang dilaksanakan di Perusahaan Daerah
Perkebunan (PDP) Khayangan Kebun Sumberwadung dilaksanakan pada 14
September–31 Desember 2021. Jam kerja pada kegiatan praktek kerja lapang PDP
Kahyangan Kebun Sumberwadung disajikan pada tabel 1.1.
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari buku, jurnal, dan
dokumen yang berkaitan dengan judul laporan Praktek Kerja Lapang
(PKL). Peneliti juga mempelajari spesifikasi mesin yang diamati di
PDP Kahyangan Kebun Sumberwadung.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung di tempat praktek
kerja lapang (PKL). Tujuan observasi ini untuk melihat proses
produksi dan mengamati mesin pada PDP Kahyangan Kebun
Sumberwadung.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan sesi tanya jawab langsung dengan
pembimbing lapang. Diskusi mengenai kondisi mesin produksi dan
instalasi listrik dengan pembimbing lapang, mandor, maupun
karyawan di PDP Kahyangan Kebun Sumberwadung.
4. Latihan Kerja
Latihan ini dilakukan di pabrik PDP Kahyangan Kebun
Sumberwadung dengan pemberian materi oleh pembimbing lapang,
mandor, dan juga diskusi. Selain itu pembimbing lapang juga
menjelaskan tentang setiap bagian produksi dari pengumpulan lateks
sampai pengemasan.
BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
1. Periode Keemasan
Periode keemasan ini berlangsung pada saat Perkebunan Sumberwadung
dikuasai pemilik berkebangsaan Belgia. Perkebunan Sumberwadung mengalami
zaman keemasan (kebesaran) dimana Kebun Sumberwadung merupakan kebun
yang terkelola secara baik dengan seluruh area tertanami dengan 3 komoditi
andalan yaitu karet, kopi, dan kakao. Produksi pada saat itu cukup besar, dan
perkebunan Sumberwadung menjadi pusat (induk dari kebun Silosanen, Kebun
Malangsari, Kebun Kali sepanjang sekarang PTPN XII. Tetapi zaman keemasan
ini mulai terlihat merosot tajam setelah adanya peristiwa politis, yaitu Kebun
Sumberwadung diambil alih oleh masa buruh tahun 1963.
6
7
Guna Usaha (HGU) tahun 1968 habis diperpanjang kembali pada tanggal 9 Juni
1998. Dengan surat keputusan No. 20 HGU/BPN/1998. Serta surat Ijin Usaha
Tetap pada tanggal 11 Maret 1998. No. 67/KB/20/SK/D.J.BUN/03.98, maka
Perusahaan Daerah Perkebunan atau PDP kabupaten Jember secara bertahap harus
dikelola dengan tertib secara swadaya murni hingga sekarang.
A. Tanaman Sela
Tanaman sela yang ada di PDP Kahyangan Sumberwadung meliputi, tanaman
sengon dan tanaman lada dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tanaman Sengon dan Lada Kebun Sumberwadung
12
13
sederhana ini dilakukan oleh pihak pengelola kopi berskala kecil seperti petani itu
sendiri. Raungwasher dapat dilihat pada gambar 3.10.
Gambar 3. 13 Blower
kopi terdorong menuju grader/ayakan kopi yang berukuran besar atau L akan
lolos dari ayakan tingkat 1 dan langsung menuju karung untuk ukuran L.
kemudian untuk kopi yang berukuran sedang atau M akan lolos dari ayakan
tingkat 1 dan jatuh menuju karung untuk ukuran M. Untuk yang kopi yang
berukuran S akan lolos dari ayakan tingkat 1 dan 2 kemudian jatuh menuju karung
ukuran S sedangkan untuk kopi ukuran K yaitu berupa serpihan kopi yang hancur
atau rusak dimana untuk kopi ukuran K ini akan lolos dari 3 tingkatan tersebut
dan langsung menuju karung ukuran K.
Mulai
Penghancuran lump
Pembekuan mengunakan mesin crepe
mangel penghancur
Penirisan
Penghalusan menggunkan
mesin crepe mangel
Pengasapan
penghalus
Sortasi Pengeringan
Pengepresan Sortasi
Pemasaran
Selesai
3.6.1 Sadap
Sadap adalah suatu tindakan membuka pembuluh lateks agar lateks yang
terdapat di dalam tanaman karet keluar. Tindakan ini merupakan cara pemanenan
karet yang sering digunakan para pekerja kebun. Kulit pohon karet sebagai modal
utama dan sumber potensi penghasil lateks, Adapun kriteria untuk menentukan
matang sadap karet adalah dengan melihat ukuran lilit batang. Lilit batang dinilai
bisa memberi informasi ketebalan kulit untuk menghasilkan lateks dalam jangka
waktu lama. Maka diperlukan perawatan dan pemeliharaan yang baik untuk
meningkatkan produktivitas tanaman dalam jangka waktu lama. Teknik
penyadapan yang benar dan tepat mempengaruhi hasil lateks yang dihasilkan juga
mempengaruhi kualitas pohon karet. Adapun urutan pekerjaan dalam menyadap
pohon karet yaitu :
1) Membuat talang lateks dan menempatkannya 10 cm dibawah alur sadapan
terendah.
2) Membuat garis sadapan sesudah sadapan sebelumnya dengan alat sadap.
3) Memasang mangkok dibawah talang lateks sebagai tempat penampungan
lateks.
Kegiatan menyadap dilakukan pada pohon karet yang berumur minimal 5
tahun, sementara untuk waktu penyadapan dimulai pukul 02.00-05.00 WIB ketika
tidak ada sinar matahari yang akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis
pohon karet. Ketika pohon karet melakukan proses fotosintesis maka hasil
produksi lateks dari pohon karet berkurang.
Gambar 3.24 Lori dan Glantang untuk Tempat Penirisan Lembar Sheet
terlebih dahulu agar tidak lengket pada alat pengepres Untuk alat press
pengolahan karet ditunjukkan pada gambar 3.29.
Gambar 3.29 Hasil Lembaran Sheet yang Sudah Melalui Proses Pengepresan dan Pelaburan
37
3.6.4.6 Sortasi
Sortasi adalah memisahkan karet jenis brown crepe berdasarkan mutu atau
kualitasnya. Brown crepe berdasarkan kualitasnya dibagi menjadi tiga kelas yaitu
brown crepe I, brown crepe II, dan brown crepe III. Tahapan yang dilakukan pada
proses sortasi brown crepe adalah sebagai berikut:
a) Lembaran brown crepe yang sudah kering dibawa ke ruang sortasi.
b) Pisahkan lembaran brown crepe berdasarkan mutu atau kualitasnya.
Mulai
Studi Literatur
Observasi Data
Pengolahan Data
1. Perhitungan Nilai IKE
2. Perhitungan Konsumsi Energi
Mesin Pengolahan Kopi
< Target
EFISIEN
Tidak
Ya
Rekomendasi PHE
Selesai
42
43
4.2 Studi Literatur
Studi literatur merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
mencari informasi teori sesuai dengan topik yang akan dibahas. Tahap ini
bertujuan agar gagasan dan ide yang kita dapat dari sumber literasi dapat
digunakan untuk mencari informasi dan data-data sekunder yang relevan dengan
peneletian yang akan dilakukan. Studi literatur didapatkan dari beberapa sumber
seperti buku, jurnal, dan penelitian sebelumnya. Studi literatur yang diperoleh
tentang definisi energi listrik, konservasi energi, dan audit energi.
Energi listrik adalah suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus
dinyatakan dalam satuan Watt hour. Berikut ini merupakan rumus energi yang
digunakan oleh peralatan listrik adalah sebagai berikut:
………………………………………………………4.1
Prinsip kerja motor induksi tiga fasa didasarkan pada Hukum Faraday.
Rumus hukum Faraday sebagai berikut.
= B x l x v…………………………………………………….4.2
Dimana :
= Tegangan induksi (V)
Dimana :
F = Gaya Lorentz (N)
B = Medan magnet (T)
46
i = Arus yang mengalir pada konduktor (A)
l = Panjang konduktor (m)
Belitan stator diberi tegangan tiga fasa maka akan mengalir arus dan
menimbulkan medan magnet. Belitan tiga fasa pada stator dililit dengan jarak
antar belitan sebesar 120°.jika belitan diberi tegangan tiga fasa maka akan
mengalir arus dan menimbulkan medan magnet. Medan magnet pada suatu
luasan belitan akan menimbulkan fluks pada masing–masing fasa. Ketiga fluks
tersebut bergabung membentuk fluks secara vektor yang bergerak mengelilingi
permukaan stator pada kecepatan konstan yang disebut medan magnet putar.
Medan magnet putar akan menyebabkan rotor berputar dengan arah yang sama
dengan fluks putar.
Prinsip dasarnya adalah tegangan induksi akan timbul pada setiap
konduktor yang diakibatkan oleh medan magnet yang memotong konduktor
(Hukum Faraday). Konduktor dihubungkan menjadi satu atau dihubung singkat
pada ujung belitan, maka tegangan induksi akan menyebabkan arus mengalir dari
satu konduktor ke konduktor lain. Arus pada suatu medan magnet akan mengalir
sehingga menimbulkan gaya (Hukum Lorentz). Gaya akan selalu menarik
konduktor (rotor) agar bergerak sepanjang medan magnet berputar
(Devianto,2021).
47
a. Lux meter
Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya.
b. Roll meter
Roll meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur luas pada ruang
sortasi.
c. Tang ampere digital (Clamp meter)
Clamp meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik pada
kabel konduktor dengan menggunakan dua rahang penjepitnya. Selain itu,
tang ampere juga terdapat dua lubang probe yang digunakan untuk
mengukur DC, AC, hambatan, bahkan ada clamp meter yang dapat
mengukur arus listrik DC, frekuensi, suhu, dan kapasitansi (Dickson Kho)
d. Buku catatan
Buku catatan digunakan untuk mencatat data pada saat penelitiaan.
e. Laptop
Laptop digunakan untuk mengolah data dan membuat laporan.
a. Tata letak lampu, daya lampu yang digunakan, dan luas ruangan di
gedung sortasi
Taraf pencahayaan diukur dibeberapa titik tepat dibawah lampu. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah setiap pekerja mendapat taraf pencahayaan
yang baik. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menganalisa
taraf pecahayaan pada ruang sortasi. Data pengukuran besarnya taraf pencahayaan
dan luas bangunan menggunakan lux meter dan roll meter untuk mengetahui
besarnya intensitas konsumsi energi yang digunakan. Hasil intensitas konsumsi
energi tersebut kemudian akan dibandingkan dengan standar Permen No.13 Tahun
2012.
50
Tabel 4. 1 SNI-03-6197-2011 Pencahayaan Ruangan
Taraf
Titik Daya Waktu Konsumsi
Pencahayaan
ke- (Watt) (hour) Energi (Wh)
(lux)
1 23 923 8 184
2 23 864 8 184
3 23 658 8 184
4 23 526 8 184
5 23 425 8 184
6 23 365 8 184
7 23 475 8 184
8 23 457 8 184
9 23 455 8 184
10 23 424 8 184
11 23 582 8 184
12 23 529 8 184
Jumlah 2208
52
……………4.4
= 0,295 kWh/m2
KonsumsiEnergi
Kriteria
(kWh/m2/bulan)
Sangat Efisien 0-3,4
Efisien 3,4-5,6
Cukup Efisien 5,6-7,4
Boros 7,4-~
Sumber : Permen ESDM No.13 Tahun 2012
Berdasarkan perhitungan nilai IKE pada ruang sortasi untuk gedung yang
tidak ber-AC sudah memenuhi kriteria Permen ESDM No.13 Tahun 2012 dapat
dikatakan sangat efisien.
………………………………………………4.6
Keterangan :
P = daya motor listrik (Watt)
t = waktu penggunaan (jam/hour)
Tabel 4. 4 Data Tegangan pada Mesin Pengolahan Kopi
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
No Mesin Yang Digunakan Tegangan (V) Tegangan (V) Tegangan (V)
RS ST TR RS ST TR RS ST TR
1 Pompa Bak Pencucian 369,50 373,10 363,80 369,40 372,80 363,10 364,10 368,80 358,50
Elevator, Vispulper,
2 373,60 366,10 375,40 374,80 358,70 349,80 370,40 363,40 372,40
Pencacah
3 Raung Washer 1 367,10 375,60 375,10 367,10 375,10 374,40 363,40 371,30 370,60
4 Raung Washer 2 367,10 375,60 375,10 367,10 371,10 370,40 363,40 371,30 371,40
53
5 Pompa Bak Fermentasi 369,50 373,10 363,80 369,40 372,80 363,10 364,10 368,80 358,50
Pompa Menuju Mason
6 368,00 373,60 375,00 371,00 375,90 377,60 367,30 372,40 373,80
dan Penggorengan
7 Mason 376,30 377,20 369,60 378,20 380,20 373,00 376,10 377,40 370,20
8 Blower pada Mason 371,90 372,40 365,40 373,10 374,00 366,70 372,30 373,00 366,60
9 Garbus 371,10 374,60 376,70 371,90 375,90 377,80 372,60 376,40 379,00
10 Blower pada Garbus 376,80 378,20 369,20 374,10 375,70 366,50 373,80 375,50 366,70
11 Ayakan 375,80 376,50 368,70 375,60 376,50 368,40 374,70 375,60 368,10
12 Pompa limbah karet 371,00 371,50 370,70 367,90 369,20 371,40 370,60 373,00 373,40
54
Tabel 4.6 Perhitungan Konsumsi Energi Hari ke-1 pada Mesin Pengolahan Kopi
Hari ke-1
Mesin Yang cos Waktu
No V rata- I rata- Daya Konsumsi
Digunakan φ penggunaan
rata(V) rata (A) (watt) Energi (Wh)
(h)
11017,9
1 Pompa Bak Pencucian 0,79 368,8 21,83 5,00 55089,48
0
Elevator, Vispulper, 13731,0
2 0,86 371,7 24,80 5,00 68655,18
Pencacah 4
3 Raung Washer 1 0,86 372,6 14,87 8251,17 5,00 41255,85
Raung Washer 2 0,86 372,6 14,87 8251,17 5,00 41255,85
11017,9
5 Pompa Bak Fermentasi 0,79 368,8 21,83 5,00 55089,48
0
Pompa Menuju Mason 11254,4
6 0,83 372,2 21,03 2,00 22508,84
dan Penggorengan 2
7 Mason 0,84 374,4 2,73 1488,78 15,00 22331,66
12521,5
8 Blower Mason 0,84 369,9 23,27 15,00 187823,39
6
9 Garbus 0,86 374,1 7,63 4254,02 5,00 21270,11
10 Blower Garbus 0,82 374,7 6,90 3672,37 5,00 18361,83
11 Ayakan 0,73 373,7 6,77 3197,00 5,00 15985,00
12 Pompa limbah Karet 0,85 371,1 6,73 3678,42 5,50 20231,32
Jumlah 569857,99
56
Tabel 4.7 Perhitungan Konsumsi Energi Hari ke-2 pada Mesin Pengolahan Kopi
Hari ke-2
Mesin Yang
No cos φ V rata- I rata- Daya Waktu Konsumsi Energi
Digunakan
rata(V) rata (A) (watt) penggunaan (h) (Wh)
Pompa Bak
1 0,79 368,43 21,60 10889,31 5,00 54446,55
Pencucian
Elevator,
2 Vispulper, 0,86 361,10 24,23 13034,66 5,00 65173,30
Pencacah
3 Raung Washer 1 0,86 372,20 16,33 9055,45 5,00 45277,27
4 Raung Washer 2 0,86 369,53 16,40 9027,27 5,00 45136,36
Pompa Bak
5 0,79 368,43 21,60 10889,31 5,00 54446,55
Fermentasi
Pompa Menuju
6 Mason dan 0,83 374,83 19,53 10525,76 2,00 21051,51
Penggorengan
7 Mason 0,84 377,13 1,87 1024,24 15,00 15363,60
8 Blower Mason 0,84 371,27 23,00 12423,78 15,00 186356,68
9 Garbus 0,86 375,20 7,30 4079,86 5,00 20399,28
10 Blower Garbus 0,82 372,10 8,00 4227,89 5,00 21139,47
11 Ayakan 0,73 373,50 7,83 3699,31 5,00 18496,55
Pompa limbah
12 0,85 369,50 6,67 3626,63 5,50 19946,44
Karet
Jumlah 567233,57
57
Tabel 4.8 Perhitungan Konsumsi Energi Hari ke-1 pada Mesin Pengolahan Kopi
Hari ke-3
Waktu
No Mesin Yang Digunakan cos φ V rata- I rata- Daya Konsumsi
penggunaan
rata(V) rata (A) (watt) Energi (Wh)
(h)
11764,5
1 Pompa Bak Pencucian 0,79 363,80 23,63 5,00 58822,76
5
Elevator, Vispulper, 14500,2
2 0,86 368,73 26,40 5,00 72501,24
Pencacah 5
3 Raung Washer 1 0,86 368,43 16,37 8982,11 5,00 44910,54
4 Raung Washer 2 0,86 368,70 16,37 8988,61 5,00 44943,04
11764,5
5 Pompa Bak Fermentasi 0,79 363,80 23,63 5,00 58822,76
5
Pompa Menuju Mason dan 11418,8
6 0,83 371,17 21,40 2,00 22837,65
Penggorengan 3
7 Mason 0,84 374,57 2,77 1507,74 15,00 22616,07
12546,3
8 Blower Mason 0,84 370,63 23,27 15,00 188195,75
8
9 Garbus 0,86 376,00 7,13 3995,21 5,00 19976,04
10 Blower Garbus 0,82 372,00 8,03 4244,37 5,00 21221,85
11 Ayakan 0,73 372,80 7,77 3660,95 5,00 18304,76
12 Pompa limbah Karet 0,85 372,33 6,60 3617,89 5,50 19898,40
Jumlah 593050,86
58
= 576,714 kWh
= 17.301,41 kWh/bulan
Rupiah/kWh
= Rp. 24.926.13
Konsumsi energi mesin kopi selama sebulan sangat besar yaitu 17.301,41
kWh dengan biaya tagihan listrik sebesar Rp. 24.926.13 sehingga perlu dilakukan
penghematan energi agar pembayaran tagihan listrik semakin kecil.
Menurut Multi & Febriane (2012) motor induksi tiga phase yang tidak
menggunakan VSD konsumsi energi listriknya sebesar 1.825.824 kWh dengan
pembayaran tagihan listriknya sebesar Rp 1.332.851.520 sedangkan jika
menggunakan VSD konsumsi energi listriknya lebih kecil daripada tanpa VSD
menjadi 821.839,2 kWh/ tahun dengan pembayaran tagihan listrik Rp.
599.942.616
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang dilakukan, maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Taraf pencahayaan semua titik lampu pada ruang sortasi kopi sebesar
365-923 lux masih belum sesuai SNI 6197-2011 yang seharusnya
sebesar 1000 lux. Hal ini dikarenakan daya lampu yang digunakan
masih sebesar 23 W.
2. Temperatur warna lampu pada ruang sortasi kopi jenis cool daylight
sudah sesuai SNI 6197-2011.
3. Nilai intensitas konsumsi energi listrik pada ruang sortasi yaitu 0,295
kWh/m2/bulan untuk ruangan non AC dalam kategori sangat efisien
berdasarkan standar Permen ESDM No.13 Tahun 2012.
5.2 Saran
Rekomendasi penghematan lain yang dapat dilakukan yaitu menggunakan
sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan seperti cahaya matahari yang
61
62
dijadikan sebagai pembangkit tenaga surya untuk memenuhi konsumsi listrik pada
sitem pencahayaan dan mesin pengolahan kopi.
DAFTAR PUSTAKA
Al Amin, MS, & Emidiana, E. (2021). Lampu Led Sebagai Alternatif Penghemat
Energi Listrik Rumah Tangga. Teknika: Jurnal Teknik, 8 (1), 92-98.
Amin, S., Jamala, N., & Luizjaya, J. (2016). Analisis Pencahayaan Alami pada
Ruang Kuliah Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Jurnal
Lingkungan Binaan Indonesia, 6 (1), 33-38.
Idris, M. (November 13). Berapa Tarif Listrik Per kWh PLN Saat Ini?. Diakses
dari https://money.kompas.com/read/2021/11/13/200015726/berapa-tarif-
listrik-per-kwh-pln-saat
ini?page=all&jxconn=1*ta732q*other_jxampid*U2VpSXR0QmEwcnhFX
01mYzNTM1p0aE9hZGVwWFk3bEFMd0NkWkNKd1oybG1WX0xjUW
1GTGlKRUloX0RFeTdCMA..#page2.
62
63
Multi, A., & Febryane, E. (2012). Penggunaan Variable Speed Drive Pada Motor
Induksi Untuk Penghematan Konsumsi Energi Listrik. Sainstech: Jurnal
Penelitian Dan Pengkajian Sains Dan Teknologi, 22(2),30-37.
Salpanio,R. (2007). Audit Energi Listrik pada Gedung Kampus UNDIP Pleburan
Semarang, Semarang: Universitas Diponogoro.
Tanjung, A. (2018). Analisis Penggunaan Energi Listrik Motor Induksi Tiga Fase
Menggunakan Variable Speed Drive (VSD). SainETIn: Jurnal Sains,
Energi, Teknologi, dan Industri, 2(2), 52-59.
64
65
Lampiran 2. Rangkuman Kegiatan Harian PKL (Logbook kegiatan)
66
67
68
69
Lampiran 3. Lembar Penilaian Pembimbing PKL
70
Lampiran 4. Data Pendukung Yang Diperlukan Sesuai Kebutuhan Kompetensi
Prodi