Anda di halaman 1dari 106

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi sebagian maupun keseluruhan Tugas
Akhir saya dengan judul AUDIT ENERGI DAN ANALISIS PENGHEMATAN
KONSUMSI ENERGI PADA GEDUNG WORKSHOP PT. XYZ DENGAN
PENDEKATAN METODE ANP-PROMETHEE adalah benar-benar hasil karya
intelektual mandiri, diselesaikan tanpa menggunakan bahan-bahan yang tidak
diizinkan dan bukan merupakan karya pihak lain yang saya akui sebagai karya sendiri.
Semua referensi yang dikutip maupun dirujuk telah ditulis secara lengkap pada daftar
pustaka. Apabila ternyata pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan yang berlaku.

Balikpapan, 14 Juni 2022

Muhammad Afif Zuhair


NIM. 03181043

i
Halaman ini sengaja dikosongkan

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Institut Teknologi Kalimantan, saya yang bertanda tangan
di bawah ini :
Nama : Muhammad Afif Zuhair
NIM : 03181043
Program Studi : Teknik Mesin
Jurusan : Jurusan Teknologi Industri dan Proses
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Teknologi Kalimantan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
AUDIT ENERGI DAN ANALISIS PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI
PADA GEDUNG WORKSHOP PT. XYZ DENGAN PENDEKATAN
METODE ANP-PROMETHEE
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini, Institut Teknologi Kalimantan berhak menyimpan,
mengalihmediakan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Balikpapan, 14 Juni 2022

Muhammad Afif Zuhair


NIM. 03181043

iii
Halaman ini sengaja dikosongkan

iv
Halaman ini sengaja dikosongkan

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul:
“AUDIT ENERGI DAN ANALISIS PENGHEMATAN KONSUMSI
ENERGI PADA GEDUNG WORKSHOP PT. XYZ
DENGAN PENDEKATAN METODE ANP-PROMETHEE”
Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh
untuk menyelesaikan Program Sarjana di Program Studi Teknik Mesin, Jurusan
Teknologi Industri dan Proses, Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Balikpapan.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Illa Rizianiza, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing utama dan Bapak
Doddy Suanggana, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing pendamping.
2. Bapak Andi Idhil Ismail, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Koordinator Program
Studi Teknik Mesin Jurusan Teknologi Industri dan Proses ITK
3. Bapak Alfian Djafar, S.T., M.T., Bapak Andre Amba Matarru, ST., M.Han,
Bapak Chaerul Qalbi AM, S.T., M.Sc, Ibu Diniar Mungil Kurniawati, S.T.,
M.T., Bapak Faisal Manta, S.T, M.T., Bapak Gad Gunawan, S.T., M.T.,
Bapak Hadhimas Dwi Haryono, S.T., M.T., dan Bapak Ridwan Haliq, S.T.,
M.T. selaku Dosen Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknologi Industri
dan Proses ITK.
4. Abi penulis Hamli Kadri, Umi penulis Kusnarti, kakak penulis Nida Azizah
Haifa dan adik penulis Muhammad Ibrahim Yahya yang terus memberikan
doa dan dukungan kepada penulis selama 4 tahun kuliah hingga
terselesainya penelitian Tugas Akhir.
5. Teman seperjuangan Tugas Akhir penulis, Aji Bagas Caesar yang
memberikan semangat dan mengingatkan keselamatan kerja selama
pengerjaan Tugas Akhir.
6. Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me,
I wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for having
no days off, I wanna thank me for never quitting.

vii
Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya
penulis ucapkan terima kasih.

Balikpapan, 14 Juni 2022

Penulis

viii
AUDIT ENERGI DAN ANALISIS PENGHEMATAN
KONSUMSI ENERGI PADA GEDUNG WORKSHOP PT. XYZ
DENGAN PENDEKATAN METODE ANP-PROMETHEE

Nama Mahasiswa : Muhammad Afif Zuhair


NIM : 03181043
Dosen Pembimbing Utama : Illa Rizianiza, S.T., M.T.
Dosen Pembimbing Pendamping : Doddy Suanggana, S.T., M.T.

ABSTRAK

Konsumsi energi listrik terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan
pertumbuhan infrastruktur dan peningkatan jumlah penduduk. Upaya yang
diusahakan oleh pemerintah dalam menerapkan penghematan energi diantaranya
yaitu menerapkan kebijakan Audit Energi pada tingkat perusahaan. Oleh sebab itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan listrik Gedung Workshop
PT. XYZ dengan menganalisis Intensitas Konsumsi Energi (IKE), standar
pencahayaan dan standar termal meliputi suhu dan kelembapan, serta memberikan
rekomendasi Peluang Hemat Energi (PHE) meliputi analisis biayanya. Prosedur
penelitian yang dilakukan yaitu melakukan pengukuran langsung dan inventarisir
alat elektronik di setiap ruangan, dan wawancara sebagai data penunjangnya. Hasil
yang didapatkan Gedung Workshop PT. XYZ masih dalam kategori sangat efisien
dengan nilai IKE sebesar 83,64kWh/m²/tahun. Pada pencahayaan didapati 6 dari 13
ruangan intensitas pencahayaan masih dibawah standar dan pada Tata Udara dari
11unit pendingin udara terpasang terdapat 1 yang masih tidak sesuai standar.
Setelah dilakukan perhitungan dan dianalisis didapatkan rekomendasi PHE yang
telah dianalisis Analytical Network Process (ANP) dan Preference Ranking
Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE) yaitu dengan
urutan yang pertama yaitu penyuluhan hemat energi kepada pekerja Workshop
dilanjutkan dengan peningkatan kualitas tata cahaya dengan penggantian jenis
lampu downlight menjadi non-downlight dan penggantian unit lampu dengan Watt
yang lebih tinggi pada ruang intensitas cahaya tidak standar, dan dilanjutkan dengan
melakukan penggantian refrigerant Freon-22 menjadi Musicool Mc-22 pada 11unit
pendingin udara terpasang. Pada analisis biaya didapatkan hasil dengan
mengeluarkan biaya penerapan PHE sebesar Rp.3.293.000,00 akan menghemat
Rp.7.668.518,40/tahun dan akan kembali modal dalam kurun waktu 5,2 bulan.

Kata Kunci: Analytical Network Process, Audit Energi, Preference Ranking


Organization Method for Enrichment Evaluation

ix
Halaman ini sengaja dikosongkan

x
AUDIT ENERGY AND ANALYSIS SAVING ENERGY
CONSUMPTION IN WORKSHOP BUILDING PT. XYZ
WITH ANP-PROMETHEE METHOD APPROACH

By : Muhammad Afif Zuhair


Student Identity Number : 03181043
Supervisior : Illa Rizianiza, S.T., M.T.
Co-Supervisior : Doddy Suanggana, S.T., M.T.

ABSTRACT

Consumption of electrical energy continues to increase from time to time in


line with infrastructure growth and population growth. Efforts made by the
government in implementing energy savings include implementing an Energy Audit
policy at the company level. Therefore, this study aims to evaluate the electricity
usage of the Workshop Building of PT. XYZ by analyzing the Energy Consumption
Intensity (IKE), lighting standards and thermal standards including temperature
and humidity, as well as providing recommendations for Energy Saving
Opportunities (PHE) including cost analysis. The research procedure carried out
is to carry out direct measurements and inventory of electronic devices in each
room, and interviews as supporting data. The results obtained by the Workshop
Building PT. XYZ is still in the very efficient category with an IKE value of
83.64kWh/m²/year. In the lighting of the building, it was found that 6 out of 13
rooms, the lighting intensity was still below standard and in the Air Conditioning
of the 12 air conditioning units installed there was 1 which was still not up to
standard. After calculating and analyzing, it is obtained recommendations for
Energy Saving Opportunities that have been analyzed by Analytical Network
Process (ANP) and Preference Ranking Organization Method for Enrichment
Evaluation (PROMETHEE) in the following order first is Energy saving education
for Workshop workers, next is Improving the quality of lighting by changing the
type of downlight to non-downlight and replacing the lamp unit with a higher Watt
in a non-standard light intensity room, and the last replace refrigerant Freon-22 to
Musicool Mc-22 on 12 installed air conditioning units. In the cost analysis, the
results obtained with the cost of implementing PHE of Rp.3.293.000,00 will save
Rp.7.668.518,40 per year and will payback period within 5,2 months.

Keywords: Analytical Network Process, Audit Energy, Preference Ranking


Organization Method for Enrichment EvaluationPROMETH

xi
Halaman ini sengaja dikosongkan

EE,

xii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ...................................................... i


PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. iii
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
ABSTRACT ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix
DAFTAR NOTASI .............................................................................................. xxi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
1.5 Kerangka Pemikiran.................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
2.1 Manajemen Energi .................................................................................... 5
2.2 Audit Energi .............................................................................................. 6
2.2.1 Audit Energi Singkat (Walk Through Audit) .................................... 6
2.2.2 Audit Energi Awal (Preliminary Audit)............................................ 7
2.2.3 Audit Energi Rinci (Detail Audit) ..................................................... 8
2.3 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) ............................................................ 9
2.4 Sistem Tata Cahaya................................................................................. 10
2.5 Sistem Tata Udara ................................................................................... 13
2.5.1 Kenyamanan Udara ......................................................................... 14
2.6 Peluang Hemat Energi ............................................................................ 14
2.7 Payback Period ....................................................................................... 15

xiii
2.8 Analytical Network Process (ANP) ......................................................... 15
2.9 Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation
(PROMETHEE) ....................................................................................... 16
2. 10 Penelitian Terdahulu................................................................................ 19
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 23
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 23
3.2 Prosedur Penelitian .................................................................................. 23
3.2.1 Persiapan .......................................................................................... 23
3.2.2 Studi Literatur .................................................................................. 23
3.2.3 Pengambilan Data ............................................................................ 23
3.2.4 Pengolahan Data dan Analisis Data................................................. 24
3.3 Diagram Alir Penelitian........................................................................... 25
3.4 Variabel Penelitian .................................................................................. 26
3.4.1 Variabel Kontrol .............................................................................. 26
3.4.2 Variabel Bebas ................................................................................. 26
3.4.3 Variabel Terikat ............................................................................... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 29
4.1 Pengumpulan Data Gedung Workshop PT. XYZ .................................... 29
4.2 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) .......................................................... 31
4.3 Analisis Pencahayaan .............................................................................. 33
4.4 Analisis Tata Udara ................................................................................. 38
4.4.1 Kenyamanan Udara ......................................................................... 39
4.5 Rekomendasi Pasca Pelaksanaan Audit Energi....................................... 41
4.5.1 Peningkatan Intensitas Pencahayaan Sesuai Standarisasi ............... 41
4.5.2 Peningkatan Kenyamanan Termal Sesuai Standarisasi ................... 43
4.5.3 Peluang Hemat Energi ..................................................................... 45
4.6 Analisis Biaya.......................................................................................... 47
4.6.1 Payback Period................................................................................ 49
4.7 Analisis Analytical Network Process (ANP)........................................... 50
4.8 Analisis Preference Ranking Organization Method for Enrichment
Evaluation (PROMETHEE) .................................................................... 54
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 63

xiv
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 63
5.2 Saran ....................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
LAMPIRAN .......................................................................................................... 69
Lampiran A ....................................................................................................... 69
Lampiran B........................................................................................................ 72
Lampiran C........................................................................................................ 75
Lampiran D ....................................................................................................... 77
Lampiran E ........................................................................................................ 80
Lampiran F ........................................................................................................ 81
RIWAYAT PENULIS .......................................................................................... 82

xv
Halaman ini sengaja dikosongkan

EE,

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................... 4


Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .................................................................... 25
Gambar 4.1 Lampu Luar Dibiarkan Menyala di Siang Hari ................................. 45
Gambar 4.2 Pintu Ruang Ber-AC Dibiarkan Terbuka .......................................... 46
Gambar 4.3 Lampu LED 14,5Watt Philips (Tokopedia, 2022) ............................ 47
Gambar 4.4 Refrigerant Musicool Mc-22 (Tokopedia, 2022) .............................. 48
Gambar 4.5 Model Jaringan ANP Peluang Hemat Energi .................................... 52
Gambar 4.6 Model Jaringan ANP Pada Super Decisions ..................................... 53
Gambar 4.7 Prioritas Akhir Pada Super Decisions ............................................... 54

xvii
Halaman ini sengaja dikosongkan

EE,

xviii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai IKE Bangunan .............................................................................. 10


Tabel 2.2 Tingkat Pencahayaan Rata-rata, Renderansi, dan Temperatur Warna
yang Direkomendasikan ....................................................................... 11
Tabel 2.3 Keterangan Intensitas Pekerjaan ........................................................... 12
Tabel 2.4 Daya Listrik Maksimum Untuk Pencahayaan ...................................... 12
Tabel 2.5 Konversi PK AC dan BTU/hr ............................................................... 13
Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 19
Tabel 3.1 Variabel Kontrol Penelitian .................................................................. 26
Tabel 3.2 Variabel Bebas Penelitian ..................................................................... 26
Tabel 3.3 Variabel Terikat Penelitian ................................................................... 27
Tabel 4.1 Data Historis Penggunaan Listrik PT. XYZ ......................................... 29
Tabel 4.2 Luas Ruangan pada Gedung Workshop PT. XYZ ................................ 30
Tabel 4.3 Penggunaan Listrik Gedung Workshop................................................. 31
Tabel 4.4 Penggunaan Listrik Gedung Workshop 2021........................................ 32
Tabel 4.5 Intensitas Pencahayaan Gedung Workshop PT. XYZ........................... 34
Tabel 4.6 Daya Pencahayaan Terpasang ............................................................... 36
Tabel 4.7 Inventaris Pendingin Udara Terpasang ................................................. 38
Tabel 4.8 Kesesuaian Pendingin Udara Terpasang Dengan Standarisasi ............. 39
Tabel 4.9 Data Suhu dan Kelembapan Ruang Kerja............................................. 40
Tabel 4.10 Data Intensitas Pencahayaan Ruang Tidak Standar ............................ 41
Tabel 4.11 Rekomendasi Peningkatan Intensitas Pencahayaan ............................ 41
Tabel 4.12 Kenaikan Daya Listrik Dalam Penerapan Rekomendasi .................... 42
Tabel 4.13 Rekomendasi Perubahan Lampu Downlight ....................................... 43
Tabel 4.14 Penggunaan Energi Listrik Untuk Pendingin Udara ........................... 44
Tabel 4.15 Scoring Judgement Prioritas ............................................................... 52
Tabel 4.16 Pembobotan Prioritas ANP Super Decisions ...................................... 55
Tabel 4.17 Scoring Input Sub Kriteria 1 pada Perbandingan A1-A2 ................... 57
Tabel 4.18 Nilai Standar Deviasi Sub Kriteria 1 pada Perbandingan A1-A2 ....... 57
Tabel 4.19 Nilai Fungsi Prefensi (A1,A2) ............................................................ 58

xix
Tabel 4.20 Nilai Fungsi Prefensi Sub Kriteria 1 pada Perbandingan A1-A2 ........ 58
Tabel 4.21 Nilai Fungsi Prefensi A1-A2 PROMETHEE ...................................... 58
Tabel 4.22 Matrix Nilai Prefensi A1-A2 ............................................................... 59
Tabel 4.23 Nilai Index Prefensi PROMETHEE .................................................... 59
Tabel 4.24 Hasil Perhitungan PROMETHEE I ..................................................... 60
Tabel 4.25 Hasil Perhitungan PROMETHEE II.................................................... 60

xx
DAFTAR NOTASI

Notasi Keterangan Satuan


T Perbedaan Temperatur ºC
A Luas Permukaan m2
E Tingkat Intensitas Cahaya Lux
N Jumlah Lampu -
A Luas Ruangan m2
IKE Intensitas Konsumsi Energi kWh/m2
- Daya pendingin AC BTU/hr
- Daya Kompresor AC PK

xxi
Halaman ini sengaja dikosongkan

xxii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke 4 di
dunia dengan jumlah populasi sebanyak 270.20 juta jiwa. Angka penduduk tersebut
terus mengalami kenaikan. Dalam 10 tahun terakhir, tercatat peningkatan populasi
penduduk terjadi sebanyak 32.56 juta jiwa dengan rasio laju pertumbuhan
penduduk sebesar 1.25% setiap tahunnya (Badan Pusat Statistik, 2021). Untuk
menunjang kehidupan penduduk diperlukan sarana dan prasarana yang memadai,
sehingga pembangunan infrastruktur terus dilakukan, tercatat terdapat 201 proyek
strategis nasional yang diharapkan selesai pada 2024 diantaranya yaitu Jalan Raya,
Stasiun Kereta Api, Bandar Udara, Bendungan dan Irigasi, serta sarana Pendidikan
(Santia, 2021).
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pembangunan
infrastruktur di Indonesia meningkat pula penggunaan energi listriknya. Dalam 5
tahun terakhir Kementrian ESDM mencatat penggunaan energi listrik di indonesia
terus meningkat, pada tahun 2015 penggunaan listrik sebesar 910kWh per kapita
pada tahun 2020 meningkat menjadi 1142kWh per kapita (Lidwina, 2020).
Berbagai upaya penghematan terus dilakukan untuk mengurangi penggunaan
energi berasal dari fosil yang tidak terbarukan, yang hingga saat ini energi fosil
masih menjadi sumber energi utama bagi indonesia dengan berbagai produknya
yaitu batu bara, minyak bumi, dan gas bumi. Ketersediaan energi yang fosil
memiliki jumlah yang terbatas, dalam siaran pers Kementrian ESDM oleh Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral (Menteri ESDM) yaitu Arifin Tasrif dikatakan
penggunaan energi fosil bila tidak didapatkan cadangan baru maka minyak bumi di
Indonesia akan habis dalam 9 tahun ke depan, gas bumi akan habis 22 tahun lagi,
dan batu bara akan habis 65 tahun mendatang (Kementrian ESDM, 2020).
Berbagai upaya pemerintah untuk penghematan energi terus menerus
dilakukan, diantaranya dengan melakukan kampanye hemat listrik melalui program

1
Gerakan Potong 10 Persen di 20 kota dengan penggunaan energi listrik
terbesar di indonesia termasuk Balikpapan, yaitu dengan menghemat konsumsi
energi di kehidupan sehari-hari. Tidak hanya lingkup pribadi dan rumahan, tetapi
juga lingkup besar seperti industri perusahaan (Kementrian ESDM, 2016). Sejalan
Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2008 tentang Penghematan Energi dan Air,
memberikan instruksi kepada Instansi Pemerintah, Perusahaan Swasta, dan
masyarakat untuk melaksanakan program dan kegiatan penghematan energi dan air
(Kementrian ESDM, 2016). Satu diantara langkah penghematan energi dalam
lingkup industri perusahaan adalah dengan melakukan audit energi
Audit energi adalah suatu proses evaluasi penggunaan energi, yang
kemudian dianalisis dan didapatkan langkah-langkah rekomendasi upaya
penghematan energi yang dapat dilakukan (Merpaung, 2014). Ditengah pandemi
Covid-19 yang melanda Indonesia, salah satu sektor esensial yang tetap beroperasi
di kota Balikpapan adalah gedung Workshop di PT XYZ. PT XYZ adalah
perusahaan yang bergerak di bidang jasa minyak dan gas, diantaranya yaitu jasa
distribusi dan logistik energi, serta perbaikan dan pemeliharaan terhadap mesin-
mesin. Gedung Workshop berisi kegiatan kerja bengkel dan ruang perkantoran
merupakan gedung yang belum pernah dilakukan audit energi listrik nya. Untuk
menunjang penerapan Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2008 tentang penghematan
energi pada perusahaan maka peneliti mengajukan Tugas Akhir dengan judul
“Audit Energi dan Analisis Penghematan Konsumsi Energi Pada Gedung Workshop
PT. XYZ Dengan Pendekatan Metode ANP-PROMETHEE”. Metode ANP-
PROMETHEE adalah metode yang didalamnya mempertimbangkan segala
prioritas dan kemampuan perusahaan sehingga menghasilkan rekomendasi
penghematan energi yang dibutuhkan secara optimal.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian tugas akhir ini sebagai berikut:
1. Bagaimana menganalisis Intensitas Konsumsi Energi (IKE) pada
Gedung Workshop PT. XYZ?
2. Bagaimana menganalisis Peluang Hematan Energi (PHE) pada Gedung
Workshop PT. XYZ?

2
3. Bagaimana menganalisis besaran daya listrik dan biaya tagihan listrik
yang dapat direduksi bila diterapkan rekomendasi PHE?
4. Bagaimana menganalisis payback period yang dikeluarkan dalam
investasi penerapan PHE apabila PHE diterapkan?

Batasan masalah pada penelitian tugas akhir ini sebagai berikut:


1. Pengolahan data Analytical Network Process (ANP) menggunakan
software Super Decisions
2. Pelaksanaan audit energi yang dilakukan menggunakan pedoman SNI
03-6196-2011 tentang Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung
3. Standarisasi yang digunakan pada sistem tata udara berpedoman kepada
SNI 03-6572-2001 tentang pengkondisian udara pada Gedung
4. Standarisasi yang digunakan pada sistem pencahayaan berpedoman
kepada SNI 6197:2011 tentang Konservasi Energi Sistem Pencahayaan
Pada Bangunan Gedung
5. Standarisasi yang digunakan pada pengkondisian udara berpedoman
kepada SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem
Ventilasi Dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penelitian tugas akhir ini sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis IKE pada Gedung Workshop PT. XYZ
2. Untuk menganalisis PHE pada Gedung Workshop PT. XYZ
3. Untuk menganalisis besaran daya listrik dan biaya tagihan listrik yang
dapat direduksi bila diterapkan rekomendasi PHE
4. Untuk menganalisis payback period yang dikeluarkan dalam investasi
penerapan PHE apabila PHE diterapkan

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dalam penelitian tugas akhir ini sebagai berikut:
1. Memberikan informasi terkait IKE pada Gedung Workshop PT. XYZ

3
2. Data yang diperoleh dapat menjadi acuan analisis PHE untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan energi Gedung Workshop PT. XYZ
sesuai SNI
3. Sebagai acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya terkait audit
energi

1.5 Kerangka Pemikiran


Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian tugas akhir ini ditunjukkan
pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Energi


Manajemen energi adalah suatu aktivitas meliputi pendataan, pemeriksaan
dan menganalisa konsumsi energi secara maksimal sehingga energi dapat
digunakan secara efisien baik secara teknis maupun ekonomis. Apabila manajemen
energi dilakukan secara efektif akan memberikan efek yang baik dan
menguntungkan di masa mendatang, karena manajemen energi yang berhasil akan
mereduksi biaya energi baik untuk produksi, pengoperasian fasilitas dan peralatan,
pemeliharaan (maintenance) (Ghurri, 2016).
Manajemen energi merupakan kegiatan yang bertujuan agar dilakukan
konservasi energi di suatu perusahaan, konservasi energi adalah suatu upaya untuk
tetap menggunakan energi secara hemat dan tetap mempertahankan produktivitas,
sehingga biaya energi dapat ditekan menjadi seminimal mungkin (Kartika, 2018).
Pelaksanaan konservasi energi untuk menghasilkan penggunaan energi yang lebih
efisien terdapat empat tahap pengelolaan energi yaitu:
1. Penyediaan energi,
2. Pengusahaan energi
3. Pemanfaatan energi,
4. Konservasi sumber daya energi.

Untuk mewujudkan konservasi energi dibutuhkan kerja sama yang baik antar
individu maupun perusahaan, sehingga pemanfaatan energi dapat dilakukan
sehemat mungkin, salah satu langkah kegiatan konservasi energi melalui
manajemen energi pada perusahaan yaitu dengan melaksanakan audit energi
(Peraturan Pemerintahan RI, 2009).

5
2.2 Audit Energi
Audit energi adalah suatu proses evaluasi penggunaan energi dan
menganalisis peluang-peluang yang dapat dilakukan untuk melakukan
penghematan energi serta peningkatan efisiensi dalam mengkonsumsi energi pada
pengguna energi dan sumber energinya untuk mewujudkan konservasi energi
(Kementerian ESDM, 2012). Audit energi dilakukan untuk mengetahui besarnya
penggunaan energi dengan cara melakukan pengukuran secara langsung, kemudian
dianalisis agar didapatkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk penghematan
energi.Pelaksanaan audit energi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu audit energi
singkat, audit energi awal, audit energi rinci (Moncef Krarti, 2011).
2.2.1 Audit Energi Singkat (Walk Through Audit)
Audit energi singkat merupakan jenis audit energi yang meliputi
pengumpulan data-data yang lalu, data dokumentasi bangunan gedung yang
tersedia dan observasi, perhitungan intensitas konsumsi energi (lKE) dan
kecenderungannya, potensi penghematan energi dan penyusunan laporan
audit (Badan Standardisasi Nasional (BSN), 2011).
Audit energi singkat adalah tahapan awal untuk memeriksa secara
visual setiap sistem yang menggunakan energi. Audit energi singkat adalah
kegiatan audit yang paling murah dan dapat menghasilkan data awal sebagai
perkiraan potensi penghematan dan memberikan daftar peluang
penghematan biaya dengan tingkatan rendah melalui perbaikan dalam
operasional dan pemeliharaan (maintenance). Audit energi singkat juga
merupakan suatu cara untuk dapat mengumpulkan informasi-informasi
awal yang dibutuhkan sehingga akan digunakan untuk melakukan audit
energi yang lebih rinci apabila penghematan awal tidak sesuai dengan
standarisasi (Thumann, 2013). Metodologi yang dilakukan pada audit
energi singkat (Badan Standardisasi Nasional (BSN), 2011):
a. Persiapan
a) Penyusunan jadwal singkat perencanaan
b) Daftar yang akan diperiksa
c) Sumber daya manusia
b. Pengumpulan Data

6
a) Konsumsi energi historis dalam satu tahun terakhir
b) Luas total bangunan
c) Beban hunian
c. Analisis
a) Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
b) Persentase penghematan
c) Pilihan audit lanjutan
d. Laporan
a) Penyusunan laporan akhir berisi rekap penggunaan energi
b) Rekomendasi penghematan
2.2.2 Audit Energi Awal (Preliminary Audit)
Audit energi awal merupakan kegiatan audit energi yang meliputi
pengumpulan data historis, data dokumentasi bangunan gedung yang
tersedia, observasi dan pengukuran sesaat, perhitungan IKE dan
kecenderungannya, potensi penghematan energi dan diakhiri dengan
penyusunan laporan audit (Badan Standardisasi Nasional (BSN), 2011).
Jenis audit energi ini adalah lanjutan untuk melakukan evaluasi terhadap
penggunaan energi serta mengetahui gambaran umum penggunaan energi.
Audit energi awal dilakukan dengan mengukur penggunaan energi melalui
peninjauan secara langsung terhadap peralatan-peralatan yang
menggunakan energi. Kegiatan ini juga mencakup beberapa pengukuran
dan pengujian ditempat untuk mengukur dan mengetahui efisiensi energi
dari berbagai peralatan yang menggunakan energi (Thumann, 2013).
Metodologi pada audit energi awal (Badan Standardisasi Nasional (BSN),
2011):
a. Persiapan
a) Penyusunan jadwal rinci perencanaan
b) Pembentukan tim audit
c) Daftar yang akan diperiksa
d) Dokumen penggunaan energi historis
e) Alat ukur
b. Pengumpulan Data

7
a) Penggunaan konsumsi energi historis
b) Luas bangunan
c) Dokumen rekening listrik
d) Beban hunian
e) Observasi visual
f) Pengukuran sesaat pada sampling komponen
c. Analisis
a) Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
b) Persentase penghematan
c) Analisis kembalinya modal secara sederhana
d. Pembahasan Hasil Sementara
a) Melakukan presentasi singkat terkait progress yang telah dikerjakan
e. Laporan
a) Penyusunan laporan akhir pelaksanaan audit energi singkat
b) Melakukan presentasi hasil pelaksanaan audit energi
c) Memberikan rekomendasi-rekomendasi Peluang Hemat Energi (PHE)
2.2.3 Audit Energi Rinci (Detail Audit)
Kegiatan audit energi rinci dilaksanakan saat IKE yang didapatkan
setelah pengukuran lebih besar dari nilai standarisasi yang ada, rangkaian
kegiatan meliputi pengumpulan data konsumsi energi yang telah lalu, data
dokumentasi bangunan gedung, observasi dan pengukuran secara
mendetail, perhitungan intensitas konsumsi energi, potensi penghematan
energi, kemudian analisis teknis dan finansial serta penyusunan laporan
audit (Badan Standardisasi Nasional (BSN), 2011). Audit jenis ini
merupakan audit energi yang paling komprehensif dan memakan banyak
waktu. Audit energi rinci dilakukan untuk mengetahui lebih mendalam
terkait pemborosan energi pada seluruh bangunan atau peralatan-peralatan
yang menggunakan energi sehingga dapat dievaluasi penggunaan energi
tersebut serta dapat dianalisis potensi-potensi peluang hemat energi (PHE)
dan memberikan rekomendasi untuk peluang hemat energi (Moncef Krarti,
2011). Adapun metodologi pada audit energi rinci(Badan Standardisasi
Nasional (BSN), 2011):

8
a. Persiapan
a) Penyusunan jadwal rinci perencanaan audit
b) Pembentukan tim audit
c) Daftar yang akan diperiksa
d) Mempersiapkan alat ukur
b. Pengumpulan Data
a) Penggunaan konsumsi energi historis
b) Luas bangunan
c) Dokumen rekening listrik
d) Beban hunian
e) Observasi visual
f) Pengukuran lengkap pada peralatan terpasang
c. Analisis
d) Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
e) Persentase penghematan
f) Analisis kembalinya modal
g) Kinerja alat
d. Pembahasan Hasil Sementara
a) Melakukan presentasi singkat terkait progress yang telah dikerjakan
e. Laporan
a) Penyusunan laporan akhir pelaksanaan audit energi rinci
b) Melakukan presentasi hasil pelaksanaan audit energi
c) Memberikan rekomendasi-rekomendasi Peluang Hemat Energi (PHE)
d) Potensi penghematan energi dan biaya pada objek penelitian
e) Rekomendasi spesifik saran tindak lanjut

2.3 Intensitas Konsumsi Energi (IKE)


Intensitas Konsumsi Energi (IKE) adalah suatu nilai indikator suatu Gedung
atau bangunan dikatakan hemat atau tidaknya. Intensitas Konsumsi Energi
merupakan perbandingan antara jumlah konsumsi energi dengan luas
gedung/bangunan. Untuk menentukan besarnya nilai IKE dapat menggunakan
Persamaan 2.1 (Putri dan Sari, 2014).

9
Total konsumsi energi (kWh)
IKE = (2.1)
Luas bangunan (m2 )
Gedung atau bangunan dapat dikategorikan konsumsi energinya telah sesuai
dengan standarisasi atau belum, dengan meninjau nilai standar IKE pada Permen
ESDM No. 13 Tahun 2012 dan ASEAN USAID Tahun 1987 ditunjukkan pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Nilai IKE Bangunan

No Jenis Bangunan Nilai IKE (kWh/m²/tahun)


1 Perkantoran* 240
2 Pertokoan (Mall)* 330
3 Hotel* 300
4 Rumah Sakit* 380
5 Pabrik/Industri# 300
*) (Biantoro, Agung Wahyudi; Permana, 2017)
#
) (Jamal, Marlina dan Dwi, 2019)

2.4 Sistem Tata Cahaya


Pada sebuah Gedung sistem tata cahaya yang digunakan selain
menggunakan penerangan lampu, juga dapat memanfaatkan penerangan alami dari
sinar matahari, sinar matahari harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya namun
terdapat hal yang harus diperhatikan yaitu masuknya radiasi matahari langsung ke
dalam bangunan harus dirancang seminimal mungkin (Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral, 2012). Berdasarkan Badan Standarisasi Nasional (2011) untuk
penerangan menggunakan lampu, terdapat 3 kelompok kualitas warna lampu dan
renderasi warna yang dihasilkan yaitu:
1. Kelompok 1: Warna lampu putih kekuning-kuningan (warm-white)
(<3300K)
2. Kelompok 2: Warna lampu netral (cool-white) (3300K – 5300K)
3. Kelompok 3: Warna lampu putih (daylight) (>5300K)

10
Tingkat pencahayaan rata-rata yang direkomendasikan berdasarkan SNI
6197:2011 mengenai konservasi energi pada sistem pencahayaan dapat dilihat pada
Tabel 2.2 (Badan Standardisasi Nasional, 2011).

Tabel 2.2 Tingkat Pencahayaan Rata-rata, Renderansi, dan Temperatur Warna


yang Direkomendasikan

Temperatur Warna
Tingkat Kelompok Warm
Fungsi ruangan Pencahayaan Renderasi Warm white Cool
(Lux) Warna <3300 3300K Daylight
K – > 5300K
5300K
Perkantoran:
Ruang
300 1 atau 2 √ √
resepsionis
Ruang direktur 350 1 atau 2 √ √
Ruang kerja 350 1 atau 2 √ √
Ruang komputer 350 1 atau 2 √ √
Ruang rapat 300 1 √ √
Ruang gambar 750 1 atau 2 √ √
Gudang arsip 150 1 atau 2 √ √
Ruang arsip
300 1 atau 2 √ √
aktif
Ruang tangga
150 1 atau 2 √
darurat
Ruang parkir 100 3 atau 4 √
Industri (umum):
Gudang 100 3 √ √
Pekerjaan kasar 200 2 atau 3 √ √
Pekerjaan
500 1 atau 2 √ √
menengah
Pekerjaan halus 1000 1 √ √
Pekerjaan amat
halus 2000 1 √ √
Pemeriksaan
warna 750 1 √ √

Pada aktivitas pekerjaan industri tingkat pencahayaan ruang yang dibutuhkan


dibedakan pada intensitas pekerjaannya yaitu dari tingkat kasar, hingga amat halus,
adapun keterangan intensitas pekerjaan ditunjukkan pada Tabel 2.3 (Handayani et
al., 2013).

11
Tabel 2.3 Keterangan Intensitas Pekerjaan

Jenis Kegiatan Keterangan

Pekerjaan kasar Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar


Pekerjaan agak halus / Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor
menengah atau pekerjaan dengan mesin
Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, pekerjaan mesin
Pekerjaan halus
halus dan perakitan halus
Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan
Pekerjaan sangat halus
mesin, dan perakitan yang sangat halus

Dalam prosedur audit energi sistem tata cahaya tidak hanya pada tingkat
intensitas pencahayaan ruang yang akan disesuaikan dengan standarisasi tetapi juga
daya listrik maksimum yang digunakan di setiap ruang, pada standarisasi SNI
6197:2011 memuat standarisasi daya listrik maksimum setiap luasan ruang
ditunjukkan pada Tabel 2.4 (Badan Standardisasi Nasional, 2011).

Tabel 2.4 Daya Listrik Maksimum Untuk Pencahayaan

Fungsi Ruangan Daya maksimum (W/m²)

Perkantoran:
Ruang resepsionis 13
Ruang direktur 13
Ruang kerja 12
Ruang komputer 12
Ruang rapat 12
Ruang gambar 20
Gudang arsip tidak aktif 6
Ruang arsip aktif 12
Ruang tangga darurat 4
Ruang parkir 4
Industri:
Gudang 5
Pekerjaan kasar 7
Pekerjaan menengah 15
Pekerjaan halus 25
Pekerjaan amat halus 50
Pemeriksaan warna 20

12
Konsumsi energi listrik pada sistem pencahayaan dapat diketahui
besarannya yaitu dengan menggunakan Persamaan 2.2 (Rahmawati, 2018).

(2.2)
Wh = n × P × t
Dimana,
n = Banyaknya unit
P = Daya dalam Watt
t = Waktu dalam jam
Wh = Energi dalam Watt jam
Watt jam (Watt hour = Wh) merupakan energi yang dikeluarkan jika 1Watt
digunakan selama 1 jam.

2.5 Sistem Tata Udara


Sistem tata udara merupakan suatu sistem pengkondisian udara atau yang
lebih dikenal dengan AC (Air Conditioner) sehingga dapat mencapai temperatur
dan kelembapan yang sesuai dengan yang dipersyaratkan pada ruangan atau tempat
tertentu. Indonesia yang merupakan Negara beriklim panas, pengkondisian udara
menggunakan Air conditioning telah menjadi kebutuhan dan bukan lagi
mengandung arti kemewahan (Novtian, Suyitno dan Hermawan, 2017).
Menghitung kebutuhan AC yang akan digunakan pada suatu ruangan sangat
penting untuk dilakukan agar kerja AC dan pengkondisian udara yang dihasilkan
sesuai dengan standarisasi. Setidaknya terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu
1. Pendingin AC (BTU/hr atau British Thermal Unit per jam)
2. Daya listrik AC (Watt)
3. PK kompresor AC (kemampuan daya kompresor AC)
Nilai 1 PK bila dikonversikan menjadi 9000 sampai dengan 10.000 BTU/hr dengan
besar 800 Watt, dan untuk luasan 1m² diperlukan 550 BTU/hr (Azmi, 2014). untuk
lebih rinci dapat dilihat melalui Tabel 2.3 (Fitriana, 2019).

Tabel 2.5 Konversi PK AC dan BTU/hr

PK Air Conditioner BTU/hr Luas Ruangan (m²)


½ PK ±5000 10

13
PK Air Conditioner BTU/hr Luas Ruangan (m²)
¾ PK ±7000 14
1 PK ±9000 18
1.5 PK ±12000 24
2 PK ±18000 36

Setelah diketahui standarisasi kebutuhan PK AC, dapat dilakukan perhitungan


kebutuhan AC menggunakan Persamaan 2.3 (Azmi, 2014).

(2.3)
Besarnya PK = Luas ruangan × 550 BTU/hr

2.5.1 Kenyamanan Udara


Kenyamanan termal merupakan suatu kondisi yang timbul dari pikiran
manusia sebagai bentuk kepuasan dengan termal pada suatu lingkungan, sehingga
memberikan perasaan nyaman dan menyenangkan (Alkausar dan Susetyarto,
2018). Bila meninjau dari standarisasi tentang Tata cara perancangan sistem
ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan Gedung yaitu SNI 03-6572-2001,
kenyamanan udara dibagi menjadi 2 (Standar Nasional Indonesia, 2001):
1. Temperatur Udara
a. Sejuk nyaman : 20,5 °C – 22,8 °C
b. Nyaman optimal : 22,8 °C – 25,8 °C
c. Hangat nyaman : 25,8 °C – 27,1 °C
2. Kelembapan Udara
a. Kelembapan udara ideal : 40 % – 50 %
b. Kelembapan udara pada ruangan padat : 55 % – 60 %

2.6 Peluang Hemat Energi


Peluang Hemat Energi (PHE) merupakan suatu tindakan-tindakan yang
dapat dilakukan untuk mengurangi pemborosan energi. Peluang tersebut
didapatkan melalui proses analisa perbandingan antara standarisasi Intensitas
Konsumsi Energi (IKE) dengan hasil perhitungan IKE yang telah dilakukan.
Apabila hasil perbandingan antara standarisasi dengan hasil perhitungan nilainya
sama atau kurang dari target maka analisis PHE dapat dihentikan. Namun, bila yang

14
didapatkan melebihi target standarisasi IKE maka dilakukan audit rinci. Gambaran
umum untuk mencapai penghematan energi dapat dilihat dari jumlah energi yang
digunakan, waktu operasional dalam penggunaan energi, serta kinerja dari
peralatan-peralatan yang menggunakan energi (Samhuddin, Kadir, 2017).

2.7 Payback Period


Payback Period adalah metode perhitungan yang digunakan untuk
mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal dari investasi yang
telah dilakukan dalam penerapan rekomendasi hasil analisis peluang hemat energi.
Payback Period merupakan metode perhitungan yang dapat digunakan untuk
mengetahui pengembalian modal dari investasi yang akan dikeluarkan dalam
rangka menerapkan rekomendasi hemat energi apabila tidak diketahui aliran kas,
dapat menggunakan simple payback period dengan Persamaan 2.4 (Suprayogi,
2014).

investasi (2.4)
𝑆𝑖𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = saving (penghematan)

Dimana,
Simple Payback Period : Kurun waktu pengembalian modal
Investasi :Biaya yang dikeluarkan dalam menerapkan
rekomendasi penghematan listrik
Saving (Penghematan) : Biaya yang dihemat bila rekomendasi penghematan
listrik di terapkan

2.8 Analytical Network Process (ANP)


Pengolahan data Analytical network process (ANP) adalah suatu metode
pengambilan keputusan yang menggabungkan logika ketidakpastian yaitu
mempertimbangkan adanya ketidakpastian dan keraguan dengan adanya interval
pada setiap peringkat, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
suatu masalah yang kompleks. Metode pengambilan keputusan dengan metode
ANP merupakan metode yang mampu menangkap pengaruh atau (dependence)
antar komponen secara timbal balik (feedback) (Adiprama, 2012).

15
Salah satu kelebihan metode ANP dalam proses pengambilan keputusan
adalah dapat dimasukkan pengaruh antar kriteria dan sub kriteria pengambilan
keputusan dalam tujuan yang ingin dicapai. Berkaitannya sub kriteria satu dengan
yang lain dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu inner dependence dan outer
dependence. Inner dependence merupakan keterkaitan yang terjadi antar sub
kriteria masih pada kriteria yang sama, sedangkan outer dependence merupakan
keterkaitan yang terjadi antar sub kriteria dengan kriteria yang berbeda. Informasi
hubungan antara sub kriteria satu dengan yang lain dalam penelitian ini didapatkan
dari hasil wawancara terhadap pengambil keputusan (Sandy dan Fathurahman,
2013).
Metode ANP dapat dilakukan melalui software Super Decisions yang
memungkinkan pengambil keputusan memasukkan kriteria dan sub kriteria serta
dihubungkan. Pengambil keputusan memberikan poin penilaian berdasarkan hasil
wawancara yang telah dilakukan untuk mengetahui prioritas setiap kriteria,
kemudian diproses dan didapatkan nilai hasil pembobotan.

2.9 Preference Ranking Organization Method for Enrichment


Evaluation (PROMETHEE)
Satu diantara metode pembuat keputusan atau Multi Criteria Decision
Making (MCDM) adalah Preference Ranking Organization Method for Enrichment
Evaluation (PROMETHEE) adalah suatu metode penentuan urutan. Pada
pemilihan keputusan dengan metode ini, semua parameter yang dinyatakan
mempunyai pengaruh terhadap ekonomi Metode PROMETHEE menggunakan
kriteria dan bobot dari masing-masing kriteria yang kemudian diolah untuk
menentukan pemilihan alternatif, yang hasilnya menjadi hirarki urutan berdasarkan
prioritasnya. Penggunaan Metode PROMETHEE dapat dijadikan metode untuk
pengambilan keputusan di bidang pemasaran, sumber daya manusia, pemilihan
lokasi, atau bidang lain yang berhubungan dengan pemilihan alternatif (Tanti,
2015).
Metode PROMETHEE digunakan untuk menentukan keputusan yang
paling optimal dari beberapa alternatif keputusan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Dimana semua data digabung menjadi satu dengan bobot penilaian

16
yang telah diperoleh melalui penilaian atau survey. Metode PROMETHEE dapat
digunakan apabila pengambil keputusan dapat mengekspresikan preferensi diantara
dua tindakan pada kriteria yang diberikan pada skala rasio (Adiprama, 2012).
Dalam melakukan ranking untuk mencari peluang hemat energi, dapat
menggunakan perhitungan metode PROMETHEE dengan cara sebagai berikut
(Aulia, 2015):
1. Pengumpulan nilai pembobotan yang dihasilkan melalui proses ANP dan
nilai poin yang ditentukan pemberi keputusan,
2. Penentuan tipe penilaian minimum dan maksimum, kriteria penilaian ini
dimaksudkan dengan permisalan kriteria Ekonomi, maka semakin
minimum akan semakin baik. Apabila kriterianya adalah budaya kerja,
maka semakin maksimum semakin baik,
3. Penentuan nilai parameter pada sub kriteria
Mula-mula dilakukan perhitungan untuk mencari nilai |d|

Nilai |d| = poin sub kriteria (a) − (b) (2.5)


Dimana,
|d| = Standar deviasi
(a) = Evaluasi kriteria dari alternatif a
(b) = Evaluasi kriteria dari alternatif b

Setelah nilai |d| didapatkan, kemudian dilakukan perhitungan nilai


parameter sub kriteria yaitu menghitung nilai p dan q
1 (2.6)
q= × Nilai |d|
3

p = Nilai |d| − Q (2.7)


Dimana,
q = (indifference threshold)
p = (preference threshold)

Nilai parameter pada sub kriteria dibutuhkan untuk menentukan nilai pada
fungsi prefensi,

17
4. Penentuan nilai fungsi prefensi sub kriteria
H (d) = 0 jika |d| ≤ p
H (d) = 0,5 jika q < |d| ≤ p (2.8)
H (d) = 1 jika p < |d|
Dimana,
H (d) = Nilai fungsi prefensi

Nilai fungsi prefensi kriteria dibutuhkan untuk melakukan perhitungan pada


index prefensi.
5. Perhitungan Index prefensi
nilai pembobotan sub kriteria 1 ×
( )+⋯
∑ nilai fungsi prefensi sub kriteria 1 (2.9)
hingga sub kriteria akhir
∏(a, b) =
∑ nilai pembobotan
Dimana,
∏(a, b) = Index prefensi alternatif a terhadap b

Nilai index prefensi a terhadap b dilanjutkan nilai index prefensi b terhadap


a, nilai tersebut digunakan untuk melakukan perhitungan leaving flow dan
entering flow pada PROMETHEE I.
6. Perhitungan dan ranking PROMETHEE I
1
Nilai Leaving flow = jumlah alternatif−1 ∑ ∏(a, b) (2.10)

1
Nilai Entering flow = jumlah alternatif−1 ∑ ∏(b, a) (2.11)

Dimana,
∏(a, b) = Index prefensi alternatif a terhadap b
∏(b, a) = Index prefensi alternatif b terhadap a

Bila didapatkan urutan nilai hasil perhitungan PROMETHEE I telah


comparable maka perhitungan dianggap cukup, bila tidak maka dilanjutkan
ke perhitungan PROMETHEE II.

18
7. Perhitungan dan ranking PROMETHEE II
Nilai 𝑁𝑒𝑡 𝑓𝑙𝑜𝑤
(2.12)
= Nilai 𝐿𝑒𝑎𝑣𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑙𝑜𝑤 − Nilai 𝐸𝑛𝑡𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑙𝑜𝑤
Hasil nilai net flow terbesar yang didapatkan merupakan urutan alternatif
terbaik yang didapatkan.

2. 10 Penelitian Terdahulu
Berikut merupakan rangkuman hasil penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan yang ditunjukkan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu

Nama dan Tahun


No Hasil
Publikasi
Metode: Intensitas Konsumsi Energi (IKE),
Peluang Hemat Energi Pada Sistem
Pencahayaan dan Sistem Pendinginan.

Audit Energi Pada


Hasil: Melakukan penggantian jenis lampu
Bangunan Gedung
dari jenis lampu TL menjadi lampu LED.
Direksi PT. Perkebunan
Dimana apabila dilakukan penggantian jenis
1 Nusantara XIII (Persero).
lampu tersebut dapat menghemat penggunaan
(Marzuki dan Rusman,
energi sebesar 1,538.592kWh/m2/bulan atau
2012)
18,463.104kWh/m2/tahun.
Penggantian refrigerant AC konvensional
(Freon R22) menjadi AC Inverter (R410) yang
dapat memberikan potensi penghematan
energi sebesar 60%.
Metode: Intensitas Pencahayaan (Lux),
Analisis Konservasi
Peluang Konservasi Energi, Perhitungan
Energi Pada Sistem
Payback Period.
2 Pencahayaan dan Sistem
Pendingin Di Kantor
Hasil: penerangan masih jauh dibawah standar
Sekretaris Daerah
SNI, sehingga dilakukan pergantian dari

19
Nama dan Tahun
No Hasil
Publikasi
Kabupaten Garut (Illahi, lampu TL menjadi lampu LED dan payback
Priatna dan Hiron, 2020) period yaitu 4.5 tahun.
Konservasi energi yang dapat dilakukan pada
sistem pendingin yaitu menyalakan AC disaat
dibutuhkan saja dan melakukan penggantian
AC yang lebih hemat energi, serta dapat
dilakukan penambahan AC jika memang
dibutuhkan dengan payback period yaitu 27
bulan dan total daya menjadi 6760 Watt.
Metode: Analisa Sistem Pencahayaan,
Analisa Sistem Pendinginan.

Hasil: penggantian refrigerant AC menjadi


refrigerant hidrokarbon (Musicool) lebih
Audit Energi Pada
hemat dan performa lebih baik dengan
3 Gedung PPSDM Migas
memastikan instalasi karena Musicool jenis
(Winarto, 2019)
refrigerant yang mudah terbakar.
Dalam sistem pencahayaan diberikan
rekomendasi untuk melakukan penggantian
jenis lampu menjadi LED yang lebih hemat
energi dan ramah lingkungan.
Audit Energi dengan Metode: Analytical Network Process (ANP),
Pendekatan Metode PROMETHEE.
MCDM-PROMETHEE
untuk Konservasi serta Hasil: 1. Mengidentifikasi Peluang Hemat
4
Efisiensi Listrik di Energi menggunakan metode ANP dan
Rumah Sakit Haji Promethee.
Surabaya (Adiprama, 2. ANP dilakukan dengan melakukan
2012) pengisian kuesioner terlebih dahulu kemudian

20
Nama dan Tahun
No Hasil
Publikasi
dimodelkan pada software dan didapatkan
hasil pembobotan kriteria Metode ANP.
3. Hasil pembobotan pada metode ANP
kemudian dilakukan perhitungan
PROMETHEE untuk didapatkan urutan
alternatif dari peluang hemat energi yang
paling efektif.
Metode: Analytical Network Process (ANP),
PROMETHEE.

Hasil: 1. Identifikasi Peluang Hemat Energi


dilakukan dengan Metode ANP menggunakan
Software Super Decision. Didapatkan nilai
Pemilihan Alternatif
pembobotan berdasarkan kepentingan dan
Peluang Hemat Energi
prioritas.
Listrik Dengan
5 2. Setelah didapatkan nilai pembobotan
Pendekatan Metode Anp
menggunakan metode ANP, dilakukan
Dan Promethee (Putri
pemilihan alternatif dengan Metode
dan Sari, 2014)
PROMETHEE.
3. Penentuan Parameter sub kriteria dan
prefensi dengan melakukan perhitungan,
kemudian hasilnya diurutkan, sehingga
didapatkan rekomendasi alternatif peluang
hemat energi yang paling efektif.

21
Halaman ini sengaja dikosongkan

22
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Pengambilan data dan Penelitian dilaksanakan pada 10 Januari 2022 sampai
11 Januari 2022 dan 21 Maret 2022 sampai 24 Maret 2022 di Gedung Workshop
PT. XYZ
3.2 Prosedur Penelitian
Adapun tahapan prosedur penelitian yang akan dilakukan pada tugas akhir
sebagai berikut
3.2.1 Persiapan
Tahap awal yang dilakukan pada tugas akhir ini ialah melakukan persiapan
seperti perizinan ke PT. XYZ untuk melakukan penelitian dan pengambilan
data, persiapan alat-alat ukur, dan kebutuhan protokol Kesehatan.
3.2.2 Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan studi literatur yang berkaitan dengan Audit Energi
serta pengolahan data dengan Metode ANP dan Promethee. Literatur yang
digunakan berasal dari jurnal penelitian terdahulu dan buku yang berkaitan
dan dijadikan referensi pada penelitian.
3.2.3 Pengambilan Data
Pada tahap pengambilan data digunakan alat ukur seperti thermometer atau
thermogun untuk mengukur suhu, Lux meter untuk mengukur intensitas
cahaya, hygrometer untuk mengukur kelembapan. Pada penelitian ini
dibutuhkan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui
pengukuran secara langsung seperti tegangan, intensitas cahaya, dan udara,
sedangkan data sekunder didapatkan melalui proses wawancara dengan
pihak perusahaan. Adapun data-data yang dibutuhkan adalah:

23
1. Luas ruangan pada Gedung Workshop
2. Konsumsi Energi Listrik dalam setahun terakhir
3. Temperatur dan kelembapan di dalam dan luar Gedung
4. Jumlah lampu dan besar dayanya
5. Jumlah peralatan elektronik dan besar dayanya
6. Kebutuhan Prioritas pada Gedung Workshop
3.2.4 Pengolahan Data dan Analisis Data
Setelah data-data yang diperlukan didapatkan, maka dilakukan pengolahan
data dengan perhitungan konsumsi energi listrik untuk pemakaian
komponen yang menggunakan listrik. Selanjutnya dihitung intensitas
konsumsi energinya dan mengidentifikasi peluang hemat energi yang dapat
direkomendasikan berikut dengan analisis biayanya, setelah rekomendasi
didapatkan, dilakukan analisis kebutuhan prioritas PT. XYZ dengan
Analytical Network Process (ANP) dilanjutkan perhitungan Preference
Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE)
untuk menghasilkan urutan pelaksanaan rekomendasi agar sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan PT. XYZ. Sehingga rekomendasi yang
diberikan dapat diterapkan oleh PT. XYZ.

24
3.3 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir pada penelitian Tugas Akhir ditunjukkan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

25
3.4 Variabel Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini terdapat variabel-variabel yang akan
digunakan dijadikan sebagai acuan didalam melakukan analisis data.
3.4.1 Variabel Kontrol
kontrol merupakan variabel yang akan ditetapkan sehingga variabel bebas
tidak dipengaruhi oleh faktor luar terhadap variabel terikat. Adapun variabel kontrol
pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Variabel Kontrol Penelitian

No Variabel Variasi Hasil


1 Luas Gedung Luas (m2)
2 Jumlah alat mesin, lampu dan Unit
peralatan elektronik
3 Waktu pengambilan data Jam Kerja
4 Standarisasi SNI SNI 03-6572-2001 Tentang Sistem
Pengkondisian Udara
SNI 6197:2011 Tentang Konservasi
Energi Sistem Pencahayaan Pada
Bangunan Gedung.

3.4.2 Variabel Bebas


Variabel bebas merupakan variabel yang akan mempengaruhi variabel
terikat. Adapun variabel bebas pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Variabel Bebas Penelitian
No Variabel Variasi Hasil
1 Intensitas cahaya Lux
2 Temperatur Temperatur (°C)
3 Peralatan elektronik Daya (W)

3.4.3 Variabel Terikat


Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya akan berubah yang
disebabkan oleh variabel bebas. Adapun variabel terikat pada penelitian ini
ditunjukkan pada Tabel 3.3.

26
Tabel 3.3 Variabel Terikat Penelitian
No Variabel Variasi Hasil
1 Intensitas konsumsi energi kWh/m²
2 Beban pencahayaan Lux
3 Beban pendingin udara PK
4 Kenyaman termal udara Temperatur (°C)
Kelembapan (RH)

27
Halaman ini sengaja dikosongkan

28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data Gedung Workshop PT. XYZ


Setelah dilakukan pengambilan data pada Gedung Workshop PT. XYZ,
didapatkan hasil data yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 hingga Tabel 4.2.
1. Data konsumsi listrik PT. XYZ dalam 1 tahun terakhir, adapun penggunaan
listrik pada perusahaan PT. XYZ didapati hanya menggunakan 1 sumber
arus listrik PLN, sehingga data konsumsi listrik yang diperoleh mencakup
Office, Workshop, laboratorium, dan gedung anak perusahaan PT. XYZ. PT.
XYZ menggunakan listrik PLN dengan daya 150kVa, sehingga dengan
merujuk surat penetapan yang dikeluarkan PLN terkait Penyesuaian Tarif
Dasar Listrik Tahun 2021 biaya yang dikeluarkan yaitu Rp.1.444,70/kWh.
Data penggunaan listrik pada tahun 2021 ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data Historis Penggunaan Listrik PT. XYZ

No Bulan Konsumsi Listrik (kWh) Tarif Listrik (Rp)


1 Januari 29.492 42.607.092,4
2 Februari 28.582 41.292.415,4
3 Maret 33.646 48.608.376,2
4 April 30.920 44.670.124,0
5 Mei 28.813 41.626.141,1
6 Juni 32.258 46.603.132,6
7 Juli 29.147 42.108.670,9
8 Agustus 27.376 39.550.107,2
9 September 27.440 39.642.568,0
10 Oktober 30.810 44.511.207,0
11 November 31.775 45.905.342,5
12 Desember 31.829 45.983.356,3
Total 362.088 523.108.533,6

2. Gedung Workshop PT. XYZ terdiri atas 13 ruang yang terdiri dari ruang
kerja bengkel, ruang kantor dan ruang gudang dan alat-alat. Adapun luas
ruang-ruang tersebut ditunjukkan pada Tabel 4.2.

29
Tabel 4.2 Luas Ruangan pada Gedung Workshop PT. XYZ

Luas
No Ruang Ruang Keterangan
(m²)
Asset, Lifting Gear, Surplus Material
1 336
Storage
2 PJT, CTU, Wireline Equipment Storage 115
Gudang
3 Tool Store 22
4 Genset Room 42,4
5 Chemical Storage 522,72
6 FL Loker dan Planner Office 50
7 EFK Office 81,5
Kantor
8 Operation office container 19,25
9 LD Service container 15,6
10 XYZ MLU Workshop 29
11 Mechanic Shop 547,2
Bengkel
12 Welding Shop 295
13 Electrical shop 88,8
Total 2.164,47

3. Data inventaris alat elektronik yang digunakan di masing-masing ruangan


Gedung Workshop serta durasi penggunaan alat dalam sehari yang
didapatkan dengan pendataan langsung dan observasi wawancara terhadap
pekerja. Data inventaris alat elektronik ditunjukkan pada Lampiran A yang
digunakan untuk menghitung nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE).

30
4.2 Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
Pada tahap perhitungan Intensitas Konsumsi Energi, dilakukan dengan
meninjau data historis penggunaan energi listrik dalam 1 tahun yaitu sejak Januari
2021 hingga Desember 2021. Karena keterbatasan PT. XYZ yang menggunakan
satu sumber listrik PLN untuk seluruh bagian perusahaan, sehingga untuk
mengetahui penggunaan energi listrik khusus pada Gedung Workshop dilakukan
pendekatan dengan menghitung penggunaan daya listrik Gedung Workshop
dipersentasekan dengan penggunaan listrik untuk seluruh wilayah perusahaan,
sehingga untuk mengetahui penggunaan daya di masing-masing ruang dilakukan
perhitungan menggunakan Persamaan 2.2.

Wh = n × P × t
𝑊h Asset, Lifting Gear, Surplus Material Storage
Lampu Besar
= 2 x 80Watt × 12 Jam
= 1.920 Wh/hari
Lampu Sorot
= 3 x 400Watt × 12 Jam
= 14.400 Wh/hari
Total daya harian
= 16.320Wh/hari 16,32kWh/hari
Total daya bulanan
= 16,32kWh x 30 hari
= 489,6kWh/bulan
Dengan menggunakan Persamaan 2.2 yang sama didapatkan hasil perhitungan
penggunaan energi listrik Gedung Workshop dimuat pada Lampiran C dan
ditunjukkan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Penggunaan Listrik Gedung Workshop

Daya
No Ruang Bulanan
(kWh)
Asset, Lifting Gear, Surplus
1 489,6
Material Storage

31
Daya
No Ruang Bulanan
(kWh)
PJT, CTU, Wireline Equipment
2 307,2
Storage
3 Tool Store 944,64
4 Genset Room 324
5 Chemical Storage 540
6 FL Loker dan Planner Office 778,6
7 EFK Office 1167
8 Operation office container 351,28
9 LD Service container 210,96
10 XYZ MLU Workshop 938,6
11 Mechanic Shop 3.331,5
12 Welding Shop 5847
13 Electrical shop 691,75
Total 15.914,89

Penggunaan listrik Gedung Workshop P.T XYZ dalam sebulan sebesar


15914,89kWh. Dengan meninjau aktivitas pekerjaan yang sama saat pengambilan
data dengan aktivitas pekerjaan di bulan Desember maka digunakan data historis
penggunaan listrik bulan Desember untuk mendapatkan persentase Gedung
Workshop terhadap total penggunaan listrik seluruh wilayah perusahaan dan
didapatkan penggunaan listrik Gedung Workshop bulan Desember adalah setengah
dari total seluruh penggunaan listrik dalam bulan Desember, dengan pendekatan
tersebut didapatkan penggunaan energi listrik pada Gedung Workshop PT. XYZ di
setiap bulan ditunjukkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Penggunaan Listrik Gedung Workshop 2021

No Bulan Konsumsi Listrik (kWh)


1 Januari 14.746
2 Februari 14.291
3 Maret 16.823
4 April 15.460
5 Mei 14.406,5
6 Juni 16.129
7 Juli 14.573,5
8 Agustus 13.688
9 September 13.720
10 Oktober 15.405

32
No Bulan Konsumsi Listrik (kWh)
11 November 15.887,5
12 Desember 15.914,5
Total 181.044

Total penggunaan listrik Gedung Workshop PT. XYZ dalam satu tahun yaitu
181044kWh, dengan luas total Gedung Workshop sebesar 2.164,47m2 maka
dilakukan perhitungan nilai IKE dengan menggunakan Persamaan 2.1.

Total konsumsi energi setahun (kWh)


IKE =
Luas bangunan (m2 )
181.044
IKE =
2.164,47
kWh
IKE = 83,64 /tahun
m2

Nilai Intensitas Konsumsi Energi Gedung Workshop PT. XYZ adalah


83,64kWh/m²/tahun. Berdasarkan Tabel 2.1 standar maksimal Intensitas Konsumsi
Energi untuk Gedung Pabrik atau Gedung dengan aktivitas industri yaitu
300kWh/m²/tahun, dikarenakan hasil perhitungan nilai IKE Gedung Workshop PT.
XYZ masih jauh dibawah nilai maksimal IKE dapat dikatakan bahwa Gedung
Workshop PT. XYZ masih dalam kategori sangat efisien.

4.3 Analisis Pencahayaan


Analisis pencahayaan dilakukan untuk meninjau lebih lanjut audit energi
pada Gedung Workshop PT. XYZ, dilakukan pengukuran pencahayaan di setiap
ruangnya, intensitas pencahayaan suatu ruang sangat penting untuk diperhatikan,
karena pencahayaan berkaitan erat dengan penggunaan listrik untuk sistem
penerangan serta kenyamanan penglihatan ketika beraktivitas, semakin
membutuhkan ketelitian penglihatan yang tinggi maka kebutuhan intensitas cahaya
akan semakin tinggi pula. Pemerintah Republik Indonesia melalui BSN
mengeluarkan standarisasi untuk pencahayaan suatu ruangan yaitu dalam SNI
6197:2011 “Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan”. Menggunakan acuan
standar yang tertera pada Tabel 2.2 dapat dilakukan pengukuran aktual intensitas

33
cahaya menggunakan Lux meter kemudian nilai hasil pengukuran disesuaikan
dengan standar yang berlaku.
Gedung Workshop PT. XYZ merupakan Gedung yang terdiri dari ruang
bengkel, ruang alat dan gudang, serta ruang kantor, untuk mengetahui intensitas
pencahayaan di setiap ruang pada Gedung Workshop dilakukan pengukuran pada
jam kerja dengan cuaca cerah, hal ini dikarenakan bila cuaca mendung atau hujan
pekerja pada bengkel Workshop dengan tipe ruang hanggar tidak melakukan
aktivitas kerja dikarenakan antisipasi bahaya petir. Adapun hasil pengukuran
intensitas pencahayaan ditunjukkan pada Lampiran B kemudian dirata-ratakan dan
disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Intensitas Pencahayaan Gedung Workshop PT. XYZ

Intensitas Intensitas
Cahaya Cahaya
No Ruang Keterangan
Aktual Standar
(Lux) (Lux)
Asset, Lifting Gear,
1 2.891,72 100 Sesuai
Surplus Material Storage
PJT, CTU, Wireline
2 1.792,55 100 Sesuai
Equipment Storage
3 Tool Store 79,80 100 Tidak sesuai
4 Genset Room - 100 -
5 Chemical Storage 439,79 100 Sesuai
FK Loker dan Planner
6 155,3 350 Tidak sesuai
Office
7 EFK Office 155,34 350 Tidak sesuai
8 Operation office container 218,38 350 Tidak sesuai
9 LD Service container 483,85 350 Sesuai
10 XYZ MLU Workshop 173,02 350 Tidak sesuai
11 Mechanic Shop 1.421,83 500 Sesuai
12 Welding Shop 5.240,78 500 Sesuai
13 Electrical shop 225,17 500 Tidak sesuai

Pengukuran yang telah dilakukan dilanjutkan dengan perbandingan


standarisasi yang berlaku tentang pencahayaan yaitu SNI 6197:2011, didapati
beberapa ruangan yang masih memiliki intensitas pencahayaan yang masih
dibawah standar, ruangan dengan intensitas pencahayaan yang tidak sesuai standar
akan menimbulkan dampak buruk pada pekerja diantaranya yaitu ketidaknyamanan
pada penglihatan, ketidaknyamanan penglihatan dapat menimbulkan kelelahan

34
pada mata, sehingga berpotensi menurunkan produktivitas sebesar 10-50% dan
dapat memicu resiko kesalahan dalam bekerja sebesar 30-60%. Kurangnya
intensitas pencahayaan juga dapat menimbulkan penyakit seperti sakit kepala,
nausea, sakit leher dan keluhan penglihatan seperti mata rabun (Extrada et al.,
2021).
Berdasarkan hasil pengukuran ruang Gudang atau storage hampir seluruh
ruangan telah sesuai dengan standar intensitas pencahayaan yaitu 100lux, namun
terdapat satu ruang yaitu Tool Store yang tidak sesuai standar sehingga untuk
peningkatan intensitas pencahayaan dapat dilakukan penggantian lampu yang
semula 2 buah lampu LED 13Watt dilakukan pergantian menjadi 2 buah lampu
LED 14,5Watt. Pada ruang Genset Room tidak dilakukan pengukuran intensitas
pencahayaan karena akses masuk ruangan yang terbatas.
Pada ruang dengan aktivitas pekerjaan kantor didapati intensitas
pencahayaan ruangan masih tidak sesuai dengan standarisasi yaitu 350lux,
diantaranya:
1. Plannar Office, nilai intensitas pencahayaan tidak sesuai standar
sehingga dapat dilakukan rekomendasi penggantian lampu LED yang
semula 2 buah lampu 10Watt diganti dengan daya yang lebih besar
menjadi 13Watt.
2. EFK Office, nilai intensitas pencahayaan ruang belum memenuhi
standar intensitas, pada ruang ini menggunakan 10 buah lampu LED
berjenis Downlight yang mengakibatkan cahaya terkonsentrasi pada
arah bawah lampu terpasang (Setiawan dan Hartanti, 2014). Untuk
langkah peningkatan intensitas pencahayaan serta penghematan daya
listrik direkomendasikan untuk mengganti jenis menjadi lampu LED
menjadi non-Downlight dengan jumlah 5 titik lampu saja. Dengan
penggantian tersebut penggunaan energi listrik yang semula
16kWh/bulan dapat ditekan 50% mencapai 8kWh/bulan.
3. Operation Office Container, nilai intensitas pencahayaan belum
memenuhi standar intensitas pencahayaan, sehingga diberikan
rekomendasi penggantian unit lampu yang semula LED 13Watt menjadi
lampu LED 14,5Watt.

35
4. XYZ MLU Workshop, nilai intensitas pencahayaan belum memenuhi
standar intensitas pencahayaan, lampu terpasang pada ruang tersebut
menggunakan 6 buah lampu LED Downlight 13Watt, untuk mencapai
nilai standar intensitas pencahayaan serta dapat mengurangi daya listrik
diberikan rekomendasi penggantian jenis lampu menjadi LED non-
Downlight dengan jumlah lampu menjadi 3 titik.

Pada ruang kerja bengkel didapati 1 ruang memiliki penerangan dengan


intensitas pencahayaan yang belum memenuhi standar 500lux.
1. Electrical Shop, ruang bengkel masih belum sesuai standar
pencahayaan, untuk mencapai standar intensitas pencahayaan diberikan
rekomendasi penggantian 5 buah lampu LED yang semula 13Watt
menjadi 14,5Watt.

Untuk mengidentifikasi audit energi lebih lanjut pada sistem pencahayaan,


dengan mengacu pada SNI 6197:2011 dilakukan pula analisis terkait standarisasi
daya pencahayaan maksimum pada setiap luasan ruang, dengan mengacu pada
Tabel 2.4 dilakukan perbandingan kesesuaian daya pencahayaan terpasang dengan
standarisasi ditunjukkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Daya Pencahayaan Terpasang

Daya
Luas Daya Daya
Lampu/Luas
No Ruang Ruangan Lampu Maksimum Ket
Ruangan
(m²) (Watt) (Watt/m²)
(Watt/ m²)
Asset, Lifting
1 Gear, Surplus 336 1.360 4,04 5 Sesuai
Material Storage
PJT, CTU,
Wireline Tidak
2 115 880 7,65 5
Equipment Sesuai
Storage
3 Tool Store 22 26 1,18 5 Sesuai
4 Genset Room 42,4 - - 5 -
5 Chemical Storage 522,72 1.500 2,86 5 Sesuai
FK Loker dan
6 50 236 4,72 12 Sesuai
Planner Office
7 EFK Office 81,5 100 1,22 12 Sesuai
Operation office
8 19,25 13 0,67 12 Sesuai
container

36
Daya
Luas Daya Daya
Lampu/Luas
No Ruang Ruangan Lampu Maksimum Ket
Ruangan
(m²) (Watt) (Watt/m²)
(Watt/ m²)
LD Service
9 15,6 36 2,30 12 Sesuai
container
XYZ MLU
10 29 78 2,68 12 Sesuai
Workshop
11 Mechanic Shop 547,2 2.460 4,49 15 Sesuai
12 Welding Shop 295 3.600 12,20 15 Sesuai
13 Electrical Shop 88,8 65 0,73 15 Sesuai

Sistem pencahayaan terpasang pada masing-masing ruang Gedung


Workshop mayoritas masih dalam standar daya maksimum setiap luasan ruang
berdasarkan SNI 6197:2011 dengan rincian yaitu:
1. Ruang Gudang (Storage), didapati 1 ruang dengan lampu terpasang
melebihi standar daya maksimum, namun tidak diberikan rekomendasi
pergantian dikarenakan waktu operasional lampu hanya digunakan malam
hari dan tipe ruang berbentuk hangar sehingga di siang hari tidak
memerlukan pencahayaan dari lampu cukup menggunakan pencahayaan
alami dari matahari dan lampu terpasang tersebut hanya digunakan pada
malam hari.
2. Ruang Kantor didapatkan nilai daya listrik untuk pencahayaan masih jauh
dari batas nilai maksimum standarisasi, sehingga intensitas pencahayaan
yang dihasilkan juga tidak memenuhi standarisasi SNI 6197:2011, karena
semakin tinggi daya lampu terpasang maka semakin tinggi pula intensitas
cahaya yang dihasilkan (Fajri, Wibawa dan Hasanah, 2014). Oleh karena
itu, untuk meningkatkan intensitas pencahayaan rekomendasi penggantian
lampu yang telah diberikan dapat dilakukan.
3. Ruang Bengkel didapati pula masih sesuai dalam batas maksimum standar,
sehingga rekomendasi penggantian lampu untuk ruang yang masih dengan
intensitas pencahayaan yang tidak sesuai standar dapat dilakukan.

37
4.4 Analisis Tata Udara
Audit energi dalam sistem tata udara juga diperlukan untuk dilakukan, audit
sistem tata udara bertujuan untuk mengetahui peluang penghematan energi dengan
memperhatikan kenyamanan udara (Illahi, Priatna dan Hiron, 2020). Kesesuaian
pendingin udara terpasang dengan standarisasi dapat diketahui dengan melakukan
peninjauan langsung besar PK pendingin udara yang terpasang adapun data
inventaris pendingin udara ditunjukkan pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Inventaris Pendingin Udara Terpasang

Pendingin
No Ruang Udara Jumlah
Terpasang (PK)
1 Tool Store 1 1
2 Plannar Office 1 2
3 EFK Office 1 5
4 Operation Office Container 1 1
5 LD Service Container 1 1
6 Welding Shop 1 1

Setelah dilakukan peninjauan langsung untuk mendapatkan kesesuaian pendingin


udara terpasang dengan standarisasi dilakukan perhitungan menggunakan
Persamaan 2.3

Daya pendingin AC 𝑇𝑜𝑜𝑙 𝑆𝑡𝑜𝑟𝑒


BTU
= Luas ruangan × 550
hr
BTU
= 22 × 550
hr
BTU
= 12.100
hr

Daya pendingin AC untuk ruang Tool Store sebesar 12.100 BTU/hr dengan
meninjau konversi standarisasi pada Tabel 2.5, besar PK AC yang dibutuhkan yaitu
AC 1.5 PK, dan dengan cara yang sama didapatkan standarisasi pendingin udara
setiap ruang ditunjukkan pada Tabel 4.8.

38
Tabel 4.8 Kesesuaian Pendingin Udara Terpasang Dengan Standarisasi

Daya AC
AC Terpasang
No Ruang Pendingin Standarisasi Ket.
(BTU/h) PK Jumlah PK Jumlah
Tidak
1 Tool Store 12.100 1 1 1.5 1
sesuai
Plannar
2 13.750 1 2 1 2 Sesuai
Office
EFK
3 44.825 1 5 1 5 Sesuai
Office
Operation
4 Office 10.587,5 1 1 1 1 Sesuai
Container
LD
5 Service 8.580 1 1 1 1 Sesuai
Container
Welding
6 8.800 1 1 1 1 Sesuai
Shop

Setelah dilakukan perhitungan dan disesuaikan dengan standarisasi, didapati 1


ruangan di Gedung Workshop masih tidak sesuai standar yaitu pada ruang Tool
Store pendingin udara terpasang adalah 1 PK sedangkan tipe AC standar untuk
dapat mencakup ruangan dengan 22m² adalah 1.5 PK, pada ruang tersebut berisi
ruang penyimpanan alat dan pendingin udara digunakan untuk menjaga suhu ruang
tetap stabil, dengan menggunakan pendingin udara 1 PK masih dapat mencukupi
kebutuhan suhu yang diinginkan sehingga tidak diberikan rekomendasi
penggantian.
4.4.1 Kenyamanan Udara
Dalam beraktivitas perasaan nyaman sangat diperlukan diantaranya rasa
nyaman yang diperlukan yaitu kenyamanan penglihatan dan kenyamanan pada
udara. Kenyamanan udara meliputi suhu ruangan serta kelembapan ruang,
pemerintah telah mengatur standarisasi tentang kenyamanan udara yaitu pada SNI
03-6572-2001 “Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara
Pada Bangunan Gedung” bila suatu ruangan memiliki suhu dan kelembapan berada
diatas standar maka pekerja akan merasa tidak nyaman, ketidaknyamanan ini akan
berpotensi mengurangi tingkat fokus dan menghambat kinerja para pekerja.

39
1. Temperatur Udara
a. Sejuk nyaman : 20,5 °C – 22,8 °C
b. Nyaman optimal : 22,8 °C – 25,8 °C
c. Hangat nyaman : 25,8 °C – 27,1 °C
2. Kelembapan Udara
a. Kelembapan udara ideal : 40 % – 50 %
b. Kelembapan udara pada ruangan padat : 55 % – 60 %

Pada Gedung Workshop dilakukan peninjauan serta pengukuran langsung


suhu dan kelembapan ruang yang terdapat aktivitas pekerjaan, dengan hasil data
pada Lampiran B yang kemudian dirata-ratakan dan disesuaikan dengan
standarisasi disajikan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Data Suhu dan Kelembapan Ruang Kerja

Suhu Kelembapan
No Ruang Aktual Ket Aktual Ket
(°C) (%RH)
FK Loker dan Melebihi
1 28,46 44 Ideal
Planner Office Standar
Hangat
2 EFK Office 26,97 54,39 Ideal
nyaman
Operation Office Melebihi Melebihi
3 28,52 71,91
Container Standar Standar
LD Service Melebihi Melebihi
4 33,29 63,06
Container Standar Standar
Melebihi
5 XYZ MLU Workshop 28,27 48,19 Ideal
Standar
Melebihi Melebihi
6 Mechanic Shop 31,44 75,12
Standar Standar
Melebihi Melebihi
7 Welding Shop 30,98 74,44
Standar Standar
Melebihi Melebihi
8 Electrical Shop 33,14 69,87
Standar Standar

Berdasarkan hasil pengukuran langsung didapati sebagian besar ruang


memiliki suhu diatas standar nyaman standarisasi. Ruang EFK Office merupakan
satu-satunya ruang yang masih sesuai dengan suhu standar udara nyaman pada
kategori hangat dengan suhu 26,97°C selain ruang tersebut suhu ruangan tidak
memenuhi standarisasi kenyamanan suhu udara. Pada tingkat kelembapan udara,

40
sebanyak 5 dari 8 ruangan memiliki tingkat kelembapan yang tinggi diatas
standarisasi kelembapan udara ideal, dengan hasil tersebut maka diberikan
rekomendasi untuk penggantian refrigerant yang akan dijelaskan pada sub bab
berikutnya.

4.5 Rekomendasi Pasca Pelaksanaan Audit Energi


Pada tahap ini berisi langkah-langkah rekomendasi berupa tindakan yang
dapat dilakukan setelah proses Audit Energi dilakukan.
4.5.1 Peningkatan Intensitas Pencahayaan Sesuai Standarisasi
Berdasarkan hasil audit energi, penggunaan energi listrik Gedung Workshop
masih dalam kategori sangat efisien, namun setelah dilakukan pengukuran lebih
lanjut didapati ruangan-ruangan yang intensitas pencahayaannya masih tidak sesuai
standar seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Data Intensitas Pencahayaan Ruang Tidak Standar

Intensitas Cahaya Intensitas Cahaya


No Ruang
Aktual (Lux) Standar (Lux)
1 Tool Store 79,80 100
2 FK Loker dan Planner Office 155,3 350
3 EFK Office 155,34 350
4 Operation office container 218,38 350
5 XYZ MLU Workshop 173,02 350
6 Electrical shop 225,17 500

Dengan memperhatikan standarisasi daya listrik maksimal untuk penerangan per


satuan luas yang masih sesuai standar, diberikan rekomendasi peningkatan tipe
lampu ditunjukkan pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Rekomendasi Peningkatan Intensitas Pencahayaan

Terpasang Rekomendasi
Kenaikan
No Ruang Daya Daya Daya
Lampu Jumlah Lampu Jumlah (Watt)
(Watt) (Watt)
1 Tool Store 13 2 14,5 2 3
FK Loker dan
2 10 2 13 2 6
Planner Office

41
Terpasang Rekomendasi
Kenaikan
No Ruang Daya Daya Daya
Lampu Jumlah Lampu Jumlah (Watt)
(Watt) (Watt)
Operation office
3 13 1 14,5 1 1,5
container
4 Electrical shop 13 5 14,5 5 7,5

Dengan menggunakan Persamaan 2.2 dilakukan perhitungan untuk mengetahui


kenaikan daya energi listrik.

𝐸𝐹𝐾 𝑂𝑓𝑓𝑖𝑐𝑒
pemakaian hari
= 3 x 8 jam x 20
hari bulan
480Wh
=
bulan

Dengan menggunakan cara yang sama didapatkan kenaikan daya energi listrik yang
digunakan ditunjukkan pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Kenaikan Daya Listrik Dalam Penerapan Rekomendasi

Besar
No Ruang Kenaikan Daya
(Wh/bulan)
1 Tool Store 480
2 FK Loker dan Planner Office 960
3 Operation office container 31,6
4 Electrical shop 1.500
Total 2.220

Peningkatan intensitas pencahayaan pada ruang yang masih dibawah standar


intensitas cahayanya diberikan rekomendasi dengan mengganti lampu, terdapat
kenaikan penggunaan energi listrik sebesar 2.22kWh/bulan.
Pergantian jenis lampu pada ruang EFK Office dan XYZ MLU Workshop,
yang sebelumnya menggunakan lampu dengan jenis downlight direkomendasikan
untuk diganti dengan lampu jenis non-downlight, pergantian lampu ini dibutuhkan
karena jenis lampu downlight hanya menyebar cahaya ke arah bawah lampu
terpasang tidak menyebar ke seluruh ruangan (Setiawan dan Hartanti, 2014),

42
sehingga dengan menggantinya menjadi lampu non-downlight cahaya yang
dihasilkan akan lebih menyebar ke seluruh ruangan dan jumlah lampu yang
digunakan dapat dikurangi.
Tabel 4.13 Rekomendasi Perubahan Lampu Downlight

Lampu Rekomendasi
No Ruang Jumlah Jumlah
Terpasang Lampu
10Watt 10 10Watt 5
1 EFK Office
(downlight) (non-Downlight)
XYZ MLU 10Watt 6 10Watt 3
2
Workshop (downlight) (non-Downlight)

𝐸𝐹𝐾 𝑂𝑓𝑓𝑖𝑐𝑒
pemakaian
= 5 x 10Watt x 8 jam
hari
400Wh
= x 20 hari
hari
= 8.000Wh/bulan atau 8kWh/bulan

𝑋𝑌𝑍 𝑀𝐿𝑈 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑠ℎ𝑜𝑝


pemakaian
= 3 x 10Watt x 8 jam
hari
240Wh
= x 25 hari
hari
= 6.000Wh/bulan atau 6kWh/bulan

Total
= 8 kWh/bulan + 6 kWh/bulan
= 14 kWh/bulan

Dengan penggantian jenis lampu tersebut dapat mengurangi penggunaan energi


listrik sebesar 14kWh/bulan.
4.5.2 Peningkatan Kenyamanan Termal Sesuai Standarisasi
Penggantian refrigerant pada pendingin udara terpasang, sebelumnya
refrigerant yang digunakan yaitu jenis Freon R-22 diganti menjadi refrigerant
dengan jenis Musicool Mc-22, refrigerant jenis tersebut adalah refrigerant yang

43
memiliki kemampuan mendinginkan lebih baik sesuai dengan kebutuhan yang
mana banyak ruangan yang masih belum mencapai kenyaman suhu, refrigerant ini
juga mampu menghemat penggunaan energi listrik sebesar 20%–30%, tidak hanya
itu refrigerant Musicool Mc-22 juga refrigerant yang ramah lingkungan tidak
beracun dan dalam proses pelepasan ke alam bebas tidak akan merusak ozon.
Dalam proses perubahan refrigerant Freon R-22 menjadi Musicool Mc-22 tidak
membutuhkan penggantian pelumas maupun komponen apapun, serta refrigerant
tersebut juga telah memenuhi standar keselamatan internasional (Kurnianto, 2017).
Untuk mengetahui penggunaan energi listrik untuk pendingin udara terpasang di
Gedung Workshop dilakukan perhitungan menggunakan Persamaan 2.2.

Ruang 𝑇𝑜𝑜𝑙 𝑠𝑡𝑜𝑟𝑒


pemakaian
= 1 x 800Watt x 8 jam
hari
6.400Wh hari
= x 20
hari bulan
= 128.000Wh/bulan atau 128kWh/bulan

Dengan menggunakan cara yang sama didapatkan data penggunaan energi


listrik untuk pendingin udara terpasang adalah ditunjukkan pada Tabel 4.15.

Tabel 4.14 Penggunaan Energi Listrik Untuk Pendingin Udara

AC
Jumlah Daya Listrik
No Ruang Terpasang
(Unit) (kWh/bulan)
(PK)
1 Tool Store 1 1 128
2 FK Loker dan Plannar Office 1 2 256
3 EFK Office 1 5 640
4 Operation office container 1 1 128
5 LD Service container 1 1 128
6 Welding Shop 1 1 160
Total 1.440

Rekomendasi penggantian refrigerant yang sebelumnya menggunakan


Freon-22 menjadi Musicool Mc-22, dapat menghemat penggunaan energi listrik
sebesar 20%-30%, sehingga penghematan yang akan didapatkan yaitu (Kurnianto,
2017):

44
Total Daya Listrik AC Gedung 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑠ℎ𝑜𝑝
= 1.440kWh/bulan
Besar Reduksi Daya Listrik Setelah Pergantian 𝑅𝑒𝑓𝑟𝑖𝑔𝑒𝑟𝑎𝑛𝑡
= 1.440 x 30%
= 432kWh/bulan
Sehingga, dengan menerapkan rekomendasi penggantian refrigerant, penggunaan
energi listrik yang semula 1.440kWh/bulan dapat ditekan menjadi
1.008kWh/bulan.
4.5.3 Peluang Hemat Energi
Penggunaan energi listrik Gedung Workshop PT. XYZ masih dalam
kategori sangat efisien, untuk dapat meningkatkan penghematan penggunaan energi
listrik beberapa langkah penghematan yang dapat dilakukan yaitu:
1. Melakukan penyuluhan terkait himbauan hemat energi kepada pekerja,
kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya
melakukan hemat energi, hal ini diperlukan karena dalam proses pengambilan
data didapati kondisi perilaku yang berpotensi menimbulkan keborosan energi
listrik.

Gambar 4.1 Lampu Luar Dibiarkan Menyala di Siang Hari

45
Gambar 4.2 Pintu Ruang Ber-AC Dibiarkan Terbuka
2. Melakukan peningkatan pencahayaan terjadi kenaikan sebesar 2,22kWh/bulan
pada penggantian unit lampu yang lebih besar dayanya, dan dengan mengganti
jenis lampu downlight dapat mengurangi penggunaan energi listrik sebesar
14kWh/bulan.
3. Melakukan penggantian refrigerant pada pendingin udara terpasang,
menerapkan rekomendasi penggantian refrigerant dapat menghemat
432kwh/bulan sehingga penggunaan energi listrik yang semula
1.440kWh/bulan dapat ditekan menjadi 1.008kWh/bulan.

Setelah dilakukan analisis besar daya listrik yang digunakan apabila menerapkan
rekomendasi untuk peningkatan intensitas cahaya dan rekomendasi penghematan
energi didapatkan besar daya listrik:

1. Peningkatan intensitas pencahayaan = 2,22kWh/bulan


2. Pergantian jenis lampu downlight = - 14kWh/bulan
3. Pergantian jenis refrigerant = - 432kWh/bulan
Total = - 443,78kWh/bulan

46
Dengan menerapkan langkah-langkah rekomendasi mampu meningkatkan
intensitas pencahayaan pada ruang yang intensitas cahayanya masih dibawah
standar, dan mampu mengurangi penggunaan energi listrik sebesar
443,78kWh/bulan.

4.6 Analisis Biaya


Setelah didapatkan langkah-langkah rekomendasi untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan energi listrik, selanjutnya dilakukan analisis biaya untuk
mengetahui biaya yang akan dikeluarkan dalam penerapan rekomendasi serta untuk
mengetahui biaya pembayaran listrik yang akan dihemat bila rekomendasi tersebut
diterapkan, adapun pembiayaan yang dikeluarkan yaitu biaya pembelian unit lampu
baru untuk ruangan yang memiliki intensitas cahaya dibawah standarisasi, biaya
penggantian jenis lampu untuk ruangan dengan jenis lampu downlight, serta biaya
yang dikeluarkan untuk investasi peluang hemat energi yang telah dianalisis
1. Biaya Peningkatan Intensitas Pencahayaan Sesuai Standarisasi
Setelah dilakukan pengukuran intensitas pencahayaan pada setiap ruang
Gedung Workshop dan dianalisis dengan membandingkan standarisasi
pencahayaan yang dikeluarkan oleh BSN yaitu SNI 6197:2011 mengenai
Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan didapati beberapa ruangan
yang membutuhkan penggantian lampu baru dengan total kebutuhan 8 buah
Lampu LED 14,5Watt dengan biaya investasi sebesar Rp.185.000,00 untuk
4 buah, sehingga total pembiayaan yang dikeluarkan yaitu Rp.370.000,00

Gambar 4.3 Lampu LED 14,5Watt Philips (Tokopedia, 2022)

47
2. Biaya Penggantian Jenis Lampu Downlight ke non-Downlight
Pada pencahayaan ruang di Gedung Workshop didapati pula ruangan yang
menggunakan jenis lampu downlight memiliki intensitas pencahayaan yang
kurang atau dibawah standarisasi, hal ini dikarenakan lampu downlight
memiliki fokus penyebaran cahaya ke arah bawah lampu terpasang,
sehingga diberikan rekomendasi untuk menggantinya menjadi lampu
dengan jenis non-Downlight, adapun pembiayaan yang akan dikeluarkan
yaitu (Tokopedia, 2022):

1. Papan GRC 4mm = Rp.58.000,00


2. Semen Compound 1kg = Rp.6.000,00
3. Fitting Lampu 8 buah = Rp.10.000,00
4. Jasa tukang 1 hari = Rp.100.000,00
Total = Rp.173.000,00

3. Biaya Penggantian Refrigerant Freon-22 ke Musicool Mc-22


Penggantian jenis refrigerant Freon-22 ke Musicool Mc-22 mampu
memberikan penghematan listrik hingga 30%, selain itu refrigerant
Musicool Mc-22 memiliki kemampuan mendinginkan lebih baik sehingga
dapat meningkatkan kenyamanan termal untuk pekerja, untuk biaya
investasi penggantian refrigerant ke Musicool Mc-22 yang dikeluarkan
yaitu sebesar Rp.250.000,00/1 PK AC, sehingga total biaya yang
dikeluarkan yaitu sebesar Rp.2.750.000,00 (Miqrad, 2021).

Gambar 4.4 Refrigerant Musicool Mc-22 (Tokopedia, 2022)

48
Total pembiayaan yang dikeluarkan untuk menerapkan rekomendasi peningkatan
pencahayaan sesuai standarisasi bagi ruangan dengan intensitas pencahayaan di
bawah standar dan rekomendasi penghematan energi yaitu:

1. Biaya peningkatan intensitas pencahayaan sesuai standarisasi


= Rp.370.000,00
2. Biaya penggantian jenis lampu downlight ke non-downlight
= Rp.173.000,00
3. Biaya penggantian refrigerant Freon-22 ke Mc-22
= Rp. 2.750.000,00
Total = Rp.3.293.000,00

Sehingga dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp.3.293.000,00 dalam penerapan


rekomendasi yang telah diberikan, dapat mengurangi penggunaan energi listrik
sebesar 443,78kWh/bulan atau 5.325,36kWh/tahun dan bila dikonversi terhadap
tarif pembiayaan listrik dapat mengurangi biaya sebesar Rp.639.043,20/bulan atau
Rp.7.668.518,40/tahun.
4.6.1 Payback Period
Setelah didapatkan hasil perhitungan terkait biaya yang dikeluarkan
dalam menerapkan rekomendasi penghematan energi dan besar biaya yang
dapat dihemat, selanjutnya dapat dianalisis payback period atau periode
pengembalian modal nya, proses ini dilakukan agar PT. XYZ memiliki
bahan pertimbangan lebih lanjut dalam menerapkan rekomendasi-
rekomendasi yang telah diberikan, untuk menghitung payback period
dengan tidak diketahui aliran kas perusahaan dapat menggunakan
Persamaan 2.4.

investasi
𝑆𝑖𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 =
𝑠𝑎𝑣𝑖𝑛𝑔 (penghematan)

Rp. 3.293.000,00
𝑆𝑖𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 =
Rp. 639.043,20
𝑆𝑖𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = 5,2 Bulan

49
Untuk dapat menerapkan langkah-langkah rekomendasi yang telah
diberikan pasca pelaksanaan audit energi yaitu meningkatkan intensitas
pencahayaan di ruang dengan tingkat pencahayaan di bawah standar dengan
mengganti unit lampu dan mengganti jenis lampu, serta mengganti jenis
refrigerant pendingin udara untuk mendapatkan penghematan energi listrik
dan meningkatkan kenyamanan termal membutuhkan investasi sebesar
Rp.3.293.000,00 yang akan kembali modal dalam kurun waktu 5,2 bulan.

4.7 Analisis Analytical Network Process (ANP)


Pada tahap analisis Analytical Network Process (ANP), analisis ini
dilakukan untuk menentukan rekomendasi tindakan pasca audit mana yang paling
sesuai dengan prioritas perusahaan untuk dilakukan terlebih dahulu, sehingga
rekomendasi yang ditawarkan akan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, adapun
tahapan analisis ANP:
1. Penentuan Alternatif
Alternatif merupakan tindakan rekomendasi yang ditawarkan setelah
dilakukan audit energi (A1, A2, A3):
a. Penyuluhan himbauan hemat energi kepada pekerja Workshop PT.
XYZ
b. Peningkatan kualitas tata cahaya dengan penggantian jenis lampu
downlight menjadi non-downlight dan penggantian unit lampu dengan
Watt yang lebih tinggi pada ruang intensitas cahaya tidak standar
c. Penggantian refrigerant Freon-22 menjadi Musicool Mc-22 pada
11unit pendingin udara terpasang di Workshop PT. XYZ.
2. Penyusunan jaringan ANP
Setelah diketahui Alternatif selanjutnya adalah penyusunan jaringan ANP
dengan menetapkan Tujuan, Kriteria, Sub Kriteria, dan hubungan antar
kriteria dan sub kriteria yaitu:
a. Tujuan
Tujuan atau Goal pada analisis ANP di penelitian ini adalah Upaya
Penghematan Energi Gedung Workshop PT. XYZ.

50
b. Kriteria dan Sub Kriteria
Kriteria adalah aspek yang diperhatikan atau dipertimbangkan dalam
mencapai tujuan, dalam penelitian ini kriteria ditentukan bersama
dengan pihak Workshop PT. XYZ yaitu:
i. Tenaga kerja
Pada kriteria tenaga kerja sub kriteria yang diperhatikan adalah
kenyamanan pekerja dan budaya kerja.
ii. Biaya
Pada kriteria biaya, sub kriteria yang diperhatikan adalah biaya
investasi dan biaya yang dapat dihemat bila rekomendasi
diterapkan.
iii. Reputasi perusahaan
Pada kriteria reputasi perusahaan, sub kriteria yang diperhatikan
adalah Oil and Gas Company Reputation dan integritas (Trusted
Energy Service).
iv. Standarisasi Audit Energi
Pada kriteria standarisasi audit energi, sub kriteria yang
diperhatikan adalah standar pencahayaan, standar suhu dan
kelembapan (termal), dan standar intensitas konsumsi energi.
c. Hubungan Antar Kriteria Dan Sub Kriteria
Adapun hubungan antar kriteria dan sub kriteria digambarkan pada
Gambar 4.5.

51
Gambar 4.5 Model Jaringan ANP Peluang Hemat Energi
d. Scoring judgement prioritas
Setelah didapatkan jaringan ANP, selanjutnya adalah menentukan scoring
terhadap kriteria dan sub kriteria tersebut yang diberikan oleh Pejabat PT.
XYZ dengan berdasarkan kondisi yang terjadi dilapangan.

Tabel 4.15 Scoring Judgement Prioritas

Alternatif
Penyuluhan Peningkatan Penggantian
No Sub Kriteria Hemat Kualitas Refrigerant
Energi Tata Pendingin Udara
Cahaya Terpasang
1 Kenyamanan pekerja 80 100 90
2 Budaya kerja 100 90 80
3 Biaya investasi 80 90 100
Biaya yang dapat
4 90 80 100
dihemat
Oil and Gas
5 100 90 80
Company Reputation
6 Integritas 100 80 80
7 Standar IKE 100 80 80
8 Standar pencahayaan 90 100 50
9 Standar termal 90 50 100

52
e. Proses Software Super Decisions
Setelah didapatkan jaringan ANP dan Scoring judgement prioritas,
selanjutnya adalah memasukkan jaringan yang telah disusun ke software
Super Decisions. Super Decisions merupakan software yang berfungsi
untuk mendapatkan nilai pembobotan prioritas yang ditentukan berdasarkan
kaitan kriteria dan sub kriteria serta scoring yang telah diinputkan.

Gambar 4.6 Model Jaringan ANP Pada Super Decisions

Setelah dilakukan permodelan jaringan ANP pada software Super


Decisions, selanjutnya diberikan input scoring judgment prioritas yang telah
diberikan oleh pihak PT. XYZ dan didapatkan pembobotan prioritas
ditunjukkan pada Gambar 4.7.

53
Gambar 4.7 Prioritas Akhir Pada Super Decisions

4.8 Analisis Preference Ranking Organization Method for


Enrichment Evaluation (PROMETHEE)
Pada tahap analisis menggunakan metode Preference Ranking Organization
Method for Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk didapatkan urutan
implementasi peluang hemat energi sesuai dengan kebutuhan PT. XYZ dalam
meningkatkan penghematan energi pada Gedung Workshop PT. XYZ
1. Pengumpulan nilai pembobotan yang dihasilkan melalui proses ANP
dengan Super Decisions,
2. Penentuan tipe penilaian minimum dan maksimum,
3. Penentuan nilai parameter pada sub kriteria, dibutuhkan untuk menentukan
nilai pada fungsi prefensi,
4. Penentuan nilai fungsi prefensi sub kriteria,
5. Perhitungan Index prefensi, digunakan untuk melakukan perhitungan
leaving flow dan entering flow pada PROMETHEE I,
6. Perhitungan dan ranking PROMETHEE I, bila nilai hasil perhitungan telah
comparable maka perhitungan dianggap cukup, bila tidak maka dilanjutkan
ke perhitungan PROMETHEE II,
7. Perhitungan dan ranking PROMETHEE II bila diperlukan.

54
1. Pengumpulan nilai pembobotan
Hasil dari penggunaan aplikasi Super Decisions didapatkan nilai
pembobotan terkait prioritas perusahaan dalam menentukan urutan
pelaksanaan rekomendasi peluang hemat energi berdasarkan kebutuhan.

Tabel 4.16 Pembobotan Prioritas ANP Super Decisions

No Sub Kriteria Bobot

1 Kenyamanan pekerja 0,09167


2 Budaya kerja 0,09167
3 Biaya investasi 0,11684
Biaya yang dapat
4 0,11684
dihemat
Oil and Gas Company
5 0,12778
Reputation
6 Integritas 0,12778
7 Standar IKE 0,10503
8 Standar pencahayaan 0,10503
9 Standar termal 0,11378
Total 1

2. Penentuan keterangan penilaian


Penentuan penilaian pada setiap sub kriteria
1. Kenyamanan pekerja
Perusahan memperhatikan kenyamanan pekerja nya baik yang bekerja
di ruang kantor maupun ruang bengkel, sehingga semakin nyaman maka
semakin baik (maksimum).
2. Budaya kerja
Perusahaan menerapkan budaya kerja yang penuh memperhatikan
keselamatan dan kompetensi sesuai dengan standar, sehingga semakin
budaya kerja diterapkan dengan maksimal maka akan semakin baik
(maksimum).
3. Biaya investasi
Dalam menerapkan rekomendasi peluang hemat energi perusahaan
sebisa mungkin mengeluarkan dana seminimal mungkin sesuai dengan
kebutuhan investasi yang diperlukan (minimum).

55
4. Biaya yang dapat dihemat
Dengan menerapkan rekomendasi peluang hemat energi, diharapkan
mampu memberikan penghematan dalam biaya sehingga semakin besar
biaya tarif listrik yang dapat dihemat maka akan semakin baik
(maksimum).
5. Oil and Gas Company Reputation
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pada industri minyak dan
gas, diharapkan mampu melakukan penghematan konsumsi energi
setiap tahunnya, sehingga semakin besar penghematan akan semakin
baik reputasi perusahaan (maksimum).
6. Integritas
PT. XYZ dengan motto Trusted Energy Services sangat memperhatikan
mutu dan integritas sesuai dengan mottonya, semakin baik integritasnya
maka akan semakin baik perusahaannya (maksimum).
7. Standar IKE
Semakin sesuai penggunaan energi dengan standarisasi intensitas
konsumsi energi maka akan semakin baik (maksimum).
8. Standar pencahayaan
Semakin sesuai intensitas pencahayaan ruang-ruang pada Gedung
Workshop dengan standarisasi tingkat pencahayaan maka akan semakin
baik (maksimum).
9. Standar termal
Semakin sesuai suhu dan kelembapan ruang dengan standarisasi
kenyamanan termal maka akan semakin baik (maksimum).

Setelah ditentukan keterangan maksimum dan minimum pada sub kriteria


selanjutnya dilakukan perhitungan nilai preferensi, perhitungan ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat pengaruh antara sub kriteria terhadap alternatif, untuk
perhitungan nilai prefensi perbandingan antara Alternatif 1 yaitu penyuluhan
hemat energi dengan Alternatif 2 yaitu peningkatan kualitas tata cahaya (A1,A2).

56
3. Penentuan nilai parameter pada sub kriteria
Nilai parameter ditentukan dengan mencari nilai standar deviasi dengan
menggunakan Persamaan 2.5 didapatkan nilai yang tertera pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17 Scoring Input Sub Kriteria 1 pada Perbandingan A1-A2

Alternatif
No Sub Kriteria Penyuluhan Peningkatan Kualitas
Hemat Energi Tata Cahaya
1 Kenyamanan pekerja 80 100

Nilai |d| = poin sub kriteria (A1) − (A2)


Nilai |d| = 80 − 100
Nilai |d| = -20

Tabel 4.18 Nilai Standar Deviasi Sub Kriteria 1 pada Perbandingan A1-A2

No Sub Kriteria |𝐝| Ket P(A1,A2) P(A2,A1)


1 Kenyamanan pekerja 20

4. Penentuan nilai fungsi prefensi sub kriteria


Setelah didapatkan nilai |d|, selanjutnya dilakukan perhitungan nilai
parameter sub kriteria yaitu menghitung nilai p dan q menggunakan
Persamaan 2.6 dan Persamaan 2.7:
1
q= × Nilai |d|
3
1
q = × −20
3
q = −6,67

p = Nilai |d| − Q
p = −20 − (−6,67)
p = −13,33
setelah didapatkan nilai q dan p, dilakukan penentuan nilai fungsi prefensi.

57
Tabel 4.19 Nilai Fungsi Prefensi (A1,A2)

No Sub Kriteria |𝐝| Ket P(A1,A2) P(A2,A1)


1 Kenyamanan pekerja 20 max 0

Cara perhitungan untuk mendapatkan nilai fungsi prefensi (A1,A2) diatas


digunakan pula untuk mendapatkan nilai fungsi prefensi (A2,A1)
ditunjukkan pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20 Nilai Fungsi Prefensi Sub Kriteria 1 pada Perbandingan A1-A2

No Sub Kriteria |𝐝| Ket P(A1,A2) P(A2,A1)


1 Kenyamanan pekerja 20 max 0 1

setelah itu, dilakukan perhitungan nilai prefensi terhadap 8 sub kriteria


lainnya, sehingga nilai fungsi prefensi perbandingan Alternatif 1 dan
Alternatif 2 ditunjukkan pada Tabel 4.21.

Tabel 4.21 Nilai Fungsi Prefensi A1-A2 PROMETHEE

No Sub Kriteria |𝐝| Ket P(A1,A2) P(A2,A1)


1 Kenyamanan pekerja 20 max 0 1
2 Budaya kerja 10 max 1 0
3 Biaya investasi 10 min 0 1
4 Biaya yang dapat
10 max 1 0
dihemat
5 Oil and Gas Company
10 max 1 0
Reputation
6 Integritas 20 max 1 0
7 Standar IKE 20 max 1 0
8 Standar pencahayaan 10 max 0 1
9 Standar termal 40 max 1 0

5. Perhitungan index prefensi


Setelah didapatkan nilan fungsi prefensi didapatkan, dilakukan perhitungan
index prefensi menggunakan Persamaan 2.9.

58
∏(A1, A2)
(0,09167 × 0) + (0, ,09167 × 1) + (0,11684 × 0) + (0,11684 × 1)
∑ + (0,12778 × 1) + (0,12778 × 1) + (0,10503 × 1) + (0,10503 × 0)
+ (0,11378 × 1)
=
1

∏(A1, A2) = 0,68288


Setelah didapatkan nilai index prefensi (A1,A2) dilanjutkan perhitungan
nilai index prefensi (A2,A1).

∏(A2, A1)
(0,09167 × 1) + (0, ,09167 × 0) + (0,11684 × 1) + (0,11684 × 0)
∑ + (0,12778 × 0) + (0,12778 × 0) + (0,10503 × 0) + (0,10503 × 1)
+ (0,11378 × 0)
=
1

∏(A2, A1) = 0,31354

Sehingga didapatkan matrix nilai prefensi A1-A2 ditunjukkan pada Tabel


4.22.

Tabel 4.22 Matrix Nilai Prefensi A1-A2

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3


Alternatif 1 0,68288
Alternatif 2 0,31354
Alternatif 3

Setelah didapatkan nilai prefensi pada perbandingan Alternatif 1 dan


Alternatif 2, dengan menggunakan cara yang sama dilakukan perhitungan
nilai prefensi pada perbandingan Alternatif 1 dan Alternatif 3 (A1-A3) serta
perbandingan Alternatif 2 dan Alternatif 3 (A2-A3), sehingga didapatkan
matrix PROMETHEE I ditunjukkan pada Tabel 4.24.

Tabel 4.23 Nilai Index Prefensi PROMETHEE

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3


Alternatif 1 0,68288 0,55729
Alternatif 2 0,31354 0,41615
Alternatif 3 0,43913 0,34746

59
Nilai index prefensi digunakan untuk melakukan perhitungan leaving flow
dan entering flow pada PROMETHEE I.

6. Perhitungan dan Ranking PROMETHEE I


Dengan menggunakan Persamaan 2.10 dan 2.11 didapatkan nilai leaving
flow dan entering flow pada perbandingan Alternatif 1 dan Alternatif 2

1
Nilai Leaving flow (A1-A2) = 3−1 (0,68288+0,55729)

Nilai Leaving flow (A1-A2) = 0,620085


1
Nilai Entering flow (A1-A2) = 3−1 (0,31354+0,43913)

Nilai Entering flow (A1-A2) = 0,376335

Setelah didapatkan nilai Leaving Flow dan Entering Flow pada


perbandingan A1-A2, dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk
nilai tersebut pada perbandingan A1-A3 dan A2-A3, sehingga didapatkan
urutan prioritas PROMETHEE I ditunjukkan pada Tabel 4.25.

Tabel 4.24 Hasil Perhitungan PROMETHEE I

Leaving Flow Rank Entering Flow Rank


Alternatif 1 0,620085 1 0,376335 3
Alternatif 2 0,364845 3 0,51517 1
Alternatif 3 0,393295 2 0,48672 2

Setelah dilakukan ranking, didapatkan hasil yang tidak comparable


sehingga dilanjutkan ke perhitungan PROMETHEE II.

7. Perhitungan dan ranking PROMETHEE II


PROMETHEE II menggunakan Persamaan 2.12 ditunjukkan pada Tabel
4.26.

Tabel 4.25 Hasil Perhitungan PROMETHEE II

Net Flow Rank


Alternatif 1 0,24375 1
Alternatif 2 -0,150325 2
Alternatif 3 -0,093425 3

Dengan hasil tersebut, didapatkan urutan pelaksanaan rekomendasi upaya


penghematan energi pada Gedung Workshop PT. XYZ berdasarkan prioritas

60
dengan menggunakan analisis Analytical Network Process (ANP) dan
perhitungan PROMETHEE I dan II yaitu penyuluhan hemat energi,
dilanjutkan dengan peningkatan kualitas tata cahaya dan dilanjutkan dengan
penggantian refrigerant pendingin udara terpasang.

61
Halaman ini sengaja dikosongkan

62
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian Tugas Akhir yang telah
dilakukan yaitu:
1. Berdasarkan hasil perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) yang telah
dilakukan, didapatkan Gedung Workshop PT. XYZ memiliki nilai IKE
sebesar 83,64kWh/m²/tahun dan masih dalam kategori sangat efisien.
2. Peluang Hemat Energi (PHE) yang didapatkan setelah proses analisis yang
dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik
pada Gedung Workshop PT. XYZ yaitu:
a. Melakukan penyuluhan hemat energi kepada pekerja Workshop PT.
XYZ dengan berfokus pada peningkatan kesadaran (awareness)
akan pentingnya hemat energi.
b. Meningkatan kualitas pencahayaan pada ruang dengan intensitas
cahaya tidak standar dengan mengganti lampu yang semula berjenis
downlight menjadi non-downlight, dan pada ruang yang telah
berjenis lampu non-downlight namun masih tidak standar dilakukan
penggantian unit lampu dengan Watt yang lebih tinggi.
c. Melakukan penggantian refrigerant Freon-22 menjadi Musicool
Mc-22 pada 11unit pendingin udara terpasang pada Gedung
Workshop PT. XYZ.
3. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis biaya, dengan mengeluarkan
satu kali biaya penerapan rekomendasi PHE sebesar Rp.3.293.000,00 dapat
mengurangi penggunaan energi listrik sebesar 5.325,36kWh/tahun atau tarif
pembiayaan listrik sebesar Rp.7.668.518,40/tahun.
4. Berdasarkan perhitungan kembalinya modal (payback period) dengan
mengeluarkan biaya Rp.3.293.000,00 untuk penerapan rekomendasi PHE
akan kembali modal dalam kurun waktu 5,2 bulan.

63
5.2 Saran
Setelah dilakukan penelitian Tugas Akhir didapatkan beberapa saran yang
diberikan yaitu sebagai berikut:
1. Dalam proses perhitungan IKE didapatkan data rekening listrik masih
menjadi satu dengan seluruh wilayah perusahaan, sehingga disarankan
untuk memisahkan sumber listrik khusus untuk Gedung Workshop untuk
mendapatkan hasil audit energi yang lebih baik dan presisi.
2. Disarankan kepada PT. XYZ untuk menerapkan langkah rekomendasi PHE
yang telah diberikan dan melakukan evaluasi pasca penerapan tersebut
dilakukan.
3. Untuk penelitian berikutnya dapat dilakukan simulasi sebaran cahaya dan
distribusi termal pada sebelum dan sesudah penerapan PHE di masing-
masing ruangan menggunakan software pendukung.

64
DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik (2021) “Berita resmi statistik,” Bps.Go.Id, (27), hal. 1–52.
Tersedia pada: https://papua.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/336/indeks-
pembangunan-manusia-provinsi-papua-tahun-2017.html.
Adiprama, T. R. (2012) “Audit Energi dengan Pendekatan Metode MCDM-
PROMETHEE untuk Konservasi serta Efisiensi Listrik di Rumah Sakit Haji
Surabaya,” 1.
Alkausar dan Susetyarto, M. B. (2018) “Kondisi Kenyamanan Termal Rumah Banjar
Balebini Di Tepian Sungai Kuin, Banjarmasin,” Seminar Nasional Cendekiawan
ke 4, hal. 33–40.
Aulia, R. E. (2015) “ANALISIS PROSES PELAKSANAAN LELANG PADA AHP
DAN PROMETHEE ( STUDI KASUS : PT PJB UP CIRATA ) AUCTION
PROCESS ANALYSIS IN SELECTING PROJECT EXECUTOR BY USING
AHP AND PROMETHEE METHOD.”
Azmi, A. (2014) “Studi Perencanaan Kebutuhan Instalasi Listrik Di Rumah Sakit
Bersalin Jeumpa,” Journal of Chemical Information and Modeling, hal. 8.
Badan Standardisasi Nasional (2011) “SNI 6197: 2011 Konservasi Energi pada Sistem
Pencahayaan,” Standar Nasional Indonesia, hal. 1–38.
Badan Standardisasi Nasional (BSN) (2011) “SNI 6196:2011 Prosedur Audit Energi pada
Bangunan Gedung,” hal. 6196.
Biantoro, Agung Wahyudi; Permana, D. S. (2017) “Analisis Audit Energi Untuk
Pencapaian Efisiensi Energi Di Gedung AB, Kabupaten Tangerang, Banten,”
Jurnal Teknik Mesin, 06.
Extrada, E. et al. (2021) “Analisis Dampak Intensitas Pencahayaan Ruangan Farmasi
Dengan Keluhan Kelelahan Mata Pada Pekerja Di Rumah Sakit Mesra Kabupaten
Kampar Tahun 2020,” Al-Tamimi Kesmas: Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
(Journal of Public Health Sciences), 9(1), hal. 50–56.
Fajri, U. D., Wibawa, U. dan Hasanah, R. N. (2014) “Hubungan antara Tegangan dan
Intensitas Cahaya pada Lampu Hemat Energi Fluorescent Jenis Sl (Sodium Lamp)

65
Dan Led (Light Emitting Diode),” Jurnal Teknik Elektro Universitas Brawijaya,
2, hal. 1–6.
Fitriana, S. (2019) “ANALISIS MENENTUKAN REKOMENDASI PENYEJUK
UDARA YANG TEPAT MENGGUNAKAN METODE MOORA,” Jurnal
Ilmiah Galuh Justisi, 7(1), hal. 59–74.
Ghurri, A. (2016) “Konsep Manajeman Energi,” hal. 1–106.
Handayani, D. et al. (2013) “Analisis Pencahayaan Ruang Kerja : Studi Kasus Pada
Usaha Kecil Mikro dan Menengah ( UMKM ) Batik Tulis di Yogyakarta
Workspace Lighting Analysis : Case Study on Handmade Batik Industry in
Yogyakarta,” hal. 6–9.
Illahi, S. N., Priatna, E. dan Hiron, N. (2020) “Analisis Konservasi Energi Pada Sistem
Pencahayaan Dan Sistem Pendingin Di Kantor Sekretaris Daerah Kabupaten
Garut,” … of Energy and Electrical Engineering, 01(02), hal. 29–36.
Jamal, J., Marlina dan Dwi, F. (2019) “Audit Energi dan Analisis Peluang Penghematan
Energi Listrik Pada Bagian Produksi di PT. EPFM Makassar,” Media Mesin:
Majalah Teknik Mesin, 17(1), hal. 42–47.
Kartika, S. A. (2018) “Analisis Konsumsi Energi Dan Program Konservasi Energi (Studi
Kasus: Gedung Perkantoran Dan Kompleks Perumahan Ti),” Sebatik, 22(2), hal.
41–50.
Kementerian ESDM (2012) “Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia Nomor 14 TAHUN 2012,” BMC Public Health, 5(1), hal. 1–
8.
Kementrian ESDM (2016) “Pemerintah Ajak Masyarakat Hemat Energi,” 2018, hal. 1–
4.
Kementrian ESDM (2020) “Menteri Arifin: Transisi Energi Mutlak Diperlukan,” hal.
2018–2021.
Kurnianto, M. N. (2017) “AUDIT ENERGI DI GEDUNG TEKNIK ARSITEKTUR
DAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS
DIPONEGORO.”
Lidwina, A. (2020) “Konsumsi Listrik Nasional Terus Meningkat,”
Databoks.Katadata.Co.Id, hal. 2020.

66
Marzuki, A. dan Rusman, D. A. N. (2012) “Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi
PT . Perkebunan Nusantara XIII ( Persero ),” 8, hal. 184–196.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (2012) “Peraturan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Republik Indonesia No. 13 Tahun 2012 Tentang Penghematan
Pemakaian Tenaga Listrik,” Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
(JDIH), hal. 1–14.
Merpaung, P. (2014) “PERSIAPAN PROSES AUDIT ENERGI.” Himpunan Ahli
Konservasi Energi.
Miqrad, S. (2021) “Analisis Efisiensi Penggunaan Energi Listrik Dengan Audit,” Jurnal
Teknik Elektro Universitas Tanjungpura, 1(1).
Moncef Krarti (2011) ENERGY AUDIT OF BUILDING SYSTEMS An Engineering
Approach, Second Edition, Taylor & Francis Group.
Novtian, W. S., Suyitno, B. M. dan Hermawan, R. (2017) “Optimasi Sistem
Pengkondisian Udara Pada Kereta Rel Listrik,” hal. 3–7.
Peraturan Pemerintahan RI (2009) “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 70/
2009 Konservasi Energi,” hal. 1–17.
Putri, A. D. dan Sari, R. A. (2014) “Pendekatan Metode Anp Dan Promethee the Selection
of Energy-Saving Opportunities Alternatives Using Anp and Promethee Method
Approach,” Jurnal Rekayasa Dan Manajeman Sistem Industri, 3(1), hal. 142–153.
Rahmawati, A. (2018) “EVALUASI KAPASITAS DAN KEBUTUHAN DAYA
LISTRIK DAN UPAYA MENGHEMAT PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK
DI SMP NEGERI 03 SUNGAI RAYA Anggun,” Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952.
Samhuddin, Kadir, M. S. (2017) “Analisis Konsumsi Energi Pada Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara Dan Lelang (KPKNL) Kendari,” ENTHALPY-Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Teknik Mesin ANALISIS, 2(3), hal. 4.
Sandy, I. A. dan Fathurahman, H. (2013) “Penggunaan Metode Analytic Network Process
(ANP) dalam Pemilihan Supplier Bahan Baku Kertas pada PT Mangle Panglipur,”
Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 2(1), hal. 32–39.
Santia, T. (2021) “Telan Biaya Rp 4.817 Triliun, 201 Proyek Strategis Nasional Rampung

67
Sebelum 2024,” Liputan6.com, hal. 4–7.
Setiawan, B. dan Hartanti, G. (2014) “Pencahayaan Buatan pada Pendekatan Teknis dan
Estetis untuk Bangunan dan Ruang Dalam,” Humaniora, 5(2), hal. 1222.
Standar Nasional Indonesia (2001) “Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung,” Sni 03 - 6572 - 2001, hal. 1–55.
Suprayogi, M. R. (2014) “Analisis Audit Energi Pada Beban HVAC (Heat, Ventilation,
and Air Conditioning) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang.”
Tanti, L. (2015) “Penerapan Metode Promethee Dalam Penyeleksian Siswa Baru (
Airlines Staff ) pada LPP Penerbangan,” hal. 869–875.
Thumann, P. E. (2013) Handbook of Energy Audits, Handbook of Energy Audits.
Winarto, S. (2019) “Audit Energi pada Gedung PPSDM MIGAS,” 9(1), hal. 30–43.

68
LAMPIRAN

Lampiran A Data Inventaris Elektronik


Waktu Waktu
Daya Listrik Operasional Operasional
No Ruang Nama Elektronik/Mesin Jumlah
(W) Harian Bulanan
(Jam) (Hari)
Asset, Lifting Gear, Lampu Besar 2 80 12
1
Surplus Material Storage Lampu Sorot 3 400 12
PJT, CTU, Wireline Lampu Biasa 4 20 8
2
Equipment Storage Lampu Sorot 2 400 12
Ac 1pk 1 800 8
Lampu Biasa 2 13 8 30
3 Tool Store
Dispenser Teh Dan Kopi 2 1500 8
Kipas Angin 1 110 8
Lampu Sorot 1 400 12
4 Genset Room
Lampu Sorot 2 250 12
5 Chemical Storage Lampu Sorot 6 250 12
Lampu Tl 6 36 8
Ac 1 Pk 2 800 8
Lampu Led 2 10 8
FL Loker dan Planner
6 Komputer 3 250 8 20
Office
Dispenser 1 420 24
Printer 2 300 3
Lampu Sorot 2 250 12

69
Ac 1 Pk 5 800 8
7 EFK Office Lampu Downlight 10 10 8
Dispenser 1 420 24
Fotokopi Develop Ineo 221 1 1580 4
Komputer 4 250 8
Printer 1 300 3
Proyektor 1 250 1
Ac 1 Pk 1 800 8
Lampu 1 13 8
Operation office
8 Printer 1 300 3
container
Dispenser 1 420 24
Exhaust Fan 1 40 2
Ac 1 Pk 1 800 8
Lampu Tl 2 18 8
9 LD Service container Komputer 1 250 8
Printer 1 300 3
Lampu Luar 2 40 12
Dispenser (Maspion) 1 320 24
Lampu Downlight 6 13 8
Ac 1 Pk 1 800 8
Komputer 4 250 8
10 XYZ MLU Workshop
Dispenser Maspion 1 340 24
Printer 2 300 8
25
Lampu Luar 1 40 12
Teko Listrik 1 350 4
Lampu Besar 2 150 12
Lampu Kecil 8 20 12
11 Mechanic Shop
Lampu Sorot 5 400 12
Kompressor Proair 1 1890 6

70
Mesin Las Kobewel Japan Xi
1 14000 6
350 3 Fasa
Dispenser (Miyako) 1 350 24
Lampu Sorot 9 400 12
Gerinda Duduk (Bosch) 1 2200 6
Drill Press Hitachi 1 750 6
12 Welding Shop Gerinda Tangan (Bosch) 1 670 6
Trafo Las Dach 400 I Power 2 13380 6
Komputer 1 250 8
Ac 1 Pk 1 800 8
Lampu Led 5 13 8
Lampu Sorot 1 400 12
Kompor Listrik Philips 1 2100 1
Lakoni Air Comp 0.75hp 1 500 6
Komputer 1 250 8
13 Electrical shop
Printer 1 300 3
Dispenser 1 420 24
Kipas 4 110 8
Solder 1 50 3
Kulkas Kecil 1 Pintu 1 100 6

71
Lampiran B Intensitas cahaya, Temperatur, dan Kelembapa
Pencahayaan (Lux) Temperatur (°C) Kelembapan (%RH)
No Tanggal Nama Ruang
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

2811 4499 3622 1768 1519 1924 33,2 32,9 33,3 33,2 32,2 67,7 68,5 67,1 68,8 68,3
3279 3638 4322 2528 1686 2346 33,1 32,5 33,9 33,5 32 69,1 68,9 66,3 69,3 68,8
Asset. Lifting Gear.
2984 3994 3946 2801 1439 2945 32,8 33 32,8 32,8 32,9 67,8 69 66,9 68,3 70
1 11/01/2022 Surplus Material
Storage
3025 4044 3963 23661548 2405 33,03 32,8 33,33 33,17 32,37 68,2 68,8 66,77 68,8 69,03
Total 2892 Total 32,94 Total 68,32
247,1 72,3 129,7 109,5 138,2 97,36 28,9 28,4 28,1 27,9 29 42,6 44,8 44,8 44,5 43,9
289,6 96,1 231 123,4 148,9 101,3 29,1 28,4 28 27,7 29,1 43 43,6 44,7 44,5 44,1
FL Loker dan Planner 341,1 88,4 195,3 124,2 145,3 116 29 28,5 27,9 27,9 29 42,9 43,9 44,6 44,9 43,2
2 11/01/2022
Office
292,6 85,6 185,3 119 144,1 104,9 29 28,43 28 27,83 29,03 42,83 44,1 44,7 44,63 43,73
Total 155,3 Total 28,46 Total 44
120,2 167,6 196,8 182,9 175,8 135,9 27,8 27,1 26,6 26,7 26,8 52,9 52,8 55,9 54,8 56,2
137,9 158,1 183,6 188,3 191,1 127,7 26,9 27,4 27,1 25,9 27,1 54,6 54,1 56,5 55,8 55,8
128,3 173,7 194,3 176,5 15,8 141,7 27,4 28 26,9 26,4 26,5 53,6 53,5 56,8 55,3 56,5
3 11/01/2022 EFK Office
128,8 166,5 191,6 182,6 127,6 135,1 27,37 27,5 26,87 26,33 26,8 53,7 53,47 56,4 55,3 53,13
Total 155,3 Total 26,97 Total 54,4
214,2 192,8 248,1 231,1 219,4 189,9 29,2 29 28,7 27,8 27,8 75,6 74,7 76,1 76,7 75,8
226 191,2 239,5 237,1 217,9 192,4 29,2 29,1 28,8 27,5 27,9 76,1 74,6 76 75,4 76
Operation office 216,9 199,4 263,1 240,3 220,4 191,2 29,2 29,1 28,9 27,7 27,9 75,9 74,5 77,2 76,6 76,1
4 11/01/2022
container
219 194,5 250,2 236,2 219,2 191,2 29,2 29,07 28,8 27,67 27,87 75,87 74,6 76,43 76,23 56,44
Total 218,4 Total 28,52 Total 71,91
3516 955,8 983,8 3275 721,8 811,7 31 31,2 31,1 32 31,9 76,9 75,4 74,9 71,7 72,6
3742 1321 1219 3411 924,9 957,1 31 31,1 31 31,6 31,7 77 74,8 75,1 72,6 71,8
PJT. CTU. Wireline 3619 918,2 1037 3115 845,2 892,4 30,9 30,8 30,9 31,5 31,3 75,2 75,8 75 73,8 73,8
5 11/01/2022
Equipment Storage
3626 1065 1080 3267 830,6 887,1 30,97 31,03 31 31,7 31,63 76,37 75,33 75 72,7 72,73
Total 1793 Total 31,27 Total 74,43
85,5 72,9 67,8 82 88 79 30,8 30,1 29,6 29 29,8 63 65,4 67,9 70,7 70,9
91,2 74,1 66,3 83,1 87,6 80,1 30,4 30,2 30,1 29,1 30 63 65,9 68 70,9 70,9
726 11/01/2022 Tool Store
89 73,5 66,4 81,6 88,2 80,2 30,5 30,6 30 29,1 29,9 64 65,8 68,1 70,8 70,9

88,57 73,5 66,83 82,23 87,93 79,77 30,57 30,3 29,9 29,07 29,9 63,33 65,7 68 70,8 70,9
Total 79,81 Total 29,95 Total 67,75
4129 2629 404,1 739,2 324,9 309,7 31,8 31,5 31,7 31,1 31,1 73,7 74,9 74,8 76 75,9
Operation office 216,9 199,4 263,1 240,3 220,4 191,2 29,2 29,1 28,9 27,7 27,9 75,9 74,5 77,2 76,6 76,1
4 11/01/2022
container
219 194,5 250,2 236,2 219,2 191,2 29,2 29,07 28,8 27,67 27,87 75,87 74,6 76,43 76,23 56,44
Total 218,4 Total 28,52 Total 71,91
3516 955,8 983,8 3275 721,8 811,7 31 31,2 31,1 32 31,9 76,9 75,4 74,9 71,7 72,6
3742 1321 1219 3411 924,9 957,1 31 31,1 31 31,6 31,7 77 74,8 75,1 72,6 71,8
PJT. CTU. Wireline 3619 918,2 1037 3115 845,2 892,4 30,9 30,8 30,9 31,5 31,3 75,2 75,8 75 73,8 73,8
5 11/01/2022 Pencahayaan (Lux) Temperatur (°C) Kelembapan (%RH)
Equipment Storage
No Tanggal Nama Ruang
1 2
3626 1065 1080 3 4
3267 5
830,6 6
887,1 1
30,97 2
31,03 3 31 31,7
4 5
31,63 1
76,37 2
75,33 3 75 72,7
4 5
72,73
Total 1793 Total 31,27 Total 74,43
2811 4499
85,5 72,9 3622
67,8 176882 151988 1924
79 33,2
30,8 32,9 29,6
30,1 33,3 33,2 29 32,2
29,8 67,7 68,5 67,9
63 65,4 67,1 70,7
68,8 68,3
70,9
3279 3638
91,2 74,1 4322
66,3 2528
83,1 1686
87,6 2346
80,1 33,1
30,4 32,5 30,1
30,2 33,9 29,1
33,5 32
30 69,1 68,9
63 65,9 66,3 69,3
68 70,9 68,8
70,9
Asset. Lifting Gear.
2984
89 3994
73,5 3946
66,4 2801
81,6 1439
88,2 2945
80,2 32,8
30,5 33 32,8
30,6 32,8
30 29,1 32,9
29,9 67,8
64 65,869 68,1
66,9 70,8
68,3 70
70,9
61 11/01/2022 Surplus
Tool Material
Store
Storage
3025
88,57 4044 3963 82,23
73,5 66,83 2366 87,93
1548 2405
79,77 33,03
30,57 32,8 33,33
30,3 33,17 32,37
29,9 29,07 29,9 68,2
63,33 68,8 66,77
65,7 68 68,8 69,03
70,8 70,9
Total 2892
79,81 32,94
Total 29,95 68,32
Total 67,75
247,1
4129 72,3 404,1
2629 129,7 739,2
109,5 324,9
138,2 97,36
309,7 28,9
31,8 28,4 31,7
31,5 28,1 31,1
27,9 31,1
29 42,6
73,7 44,8
74,9 44,8 44,5
74,8 43,9
76 75,9
289,6
3951 96,1
2832 231 746,2
431 123,4 351,4
148,9 101,3
314,4 29,1
31,7 28,4 31,7
31,5 28 31,2
27,7 29,1
31 43
73,9 43,6
75 44,7 75,9
74,9 44,5 44,1
76
FL Loker dan Planner 341,1
3866 88,4 395,3
2766 195,3 743,7
124,2 348,6
145,3 116
311,4 29
31,8 28,5 31,7
31,6 27,9 31,2
27,9 31,1
29 42,9
74 43,9
75,1 44,6 75,8
74,9 44,9 76,1
43,2
72 11/01/2022 Mechanic
Officeshop
292,6
3982 85,6 410,1
2742 185,3 119 341,6
743 144,1 104,9
311,8 29 31,53
31,77 28,43 28 31,17
31,7 27,83 31,07
29,03 42,83
73,87 44,1 44,7 44,63
75 74,87 75,9 43,73
76
Total 155,3
1422 28,46
Total 31,45 44
Total 75,13
120,2
4772 167,6
5211 196,8
4325 182,9
6415 175,8
5061 135,9
5198 27,8
30,8 27,1
31,1 26,6 26,7 31,2
31 30,8 26,8 52,9
74,9 52,8 73,6
74,3 55,9 74,3
54,8 75,2
56,2
137,9
4857 158,1
5196 183,6
4612 188,3
6614 191,1
5217 127,7
5217 26,9
30,8 27,4
31,2 27,1 25,9 31,2
31 30,7 27,1 54,6
74,9 54,1 73,6
74,2 56,5 74,3
55,8 75,1
55,8
128,3
4769 173,7
5366 194,3
4438 176,5 15,8
6581 5169 141,7
5316 27,4
30,8 28
31,2 26,9 30,8
31,1 26,4 31,1
26,5 53,6
75 53,5 73,6
74,2 56,8 74,2
55,3 75,2
56,5
83 11/01/2022 EFK Office
Welding shop
128,8
4799 166,5
5258 191,6
4458 182,6
6537 127,6
5149 135,1
5244 27,37 27,5 31,03
30,8 31,17 26,87 30,77
26,33 26,8
31,17 53,7 74,23
74,93 53,47 56,4 74,27
73,6 55,3 53,13
75,17
Total 155,3
5241 Total 26,97
30,99 Total 54,4
74,44
214,2 192,8 248,1 231,1 219,4 189,9 29,2 29 28,7 27,8 27,8 75,6 74,7 76,1 76,7 75,8
9 11/01/2022 Genset Room 226 191,2 239,5 - 237,1 217,9 192,4 29,2 29,1 28,8
- 27,5 27,9 76,1 74,6 - 76 75,4 76
Operation office 216,9 199,4 263,1 240,3 220,4 191,2 29,2 29,1 28,9 27,7 27,9 75,9 74,5 77,2 76,6 76,1
4 11/01/2022
container 593,7 822,7 208,7 241 380,9 319,6 30,5 31,1 31,6 31,7 32,1 76,6 74,5 72,5 71,9 71,4
219 814,3
621,8 194,5 213,9
250,2 253,1
236,2 391,8
219,2 191,2
304,3 29,2 29,07
30,4 28,8 27,67
31,2 31,6 31,7 27,87
31,9 75,87 74,6
76,4 74,5 76,43
71,9 76,23
72 56,44
71,2
Total
634,2 793,9 241,3 249,3 421,5 218,4
410,3 30,3 31,2 31,6 Total
31,7 28,52
32 75,9 74,5 72,2 Total
72,1 71,91
71,2
10 11/01/2022 Chemical Storage
3516 955,8 983,8 3275 721,8 811,7 31 31,2 31,1 32 31,9 76,9 75,4 74,9 71,7 72,6
3742 810,3
616,6 1321 221,3
1219 247,8
3411 398,1
924,9 957,1
344,7 31 31,17
30,4 31,1 31,631 31,7
31,6 31,7
32 77 74,5
76,3 74,8 75,1 72,6
72,2 72 71,8
71,27
PJT. CTU. Wireline 3619 918,2 1037 3115 845,2 Total 892,4
439,8 30,9 30,8 30,9 Total
31,5 31,3
31,37 75,2 75,8 75 Total
73,8 73,8
73,25
5 11/01/2022
Equipment Storage 1713 240,9 76,6 91,1 229,5 680,4 33,9 33,6 32,8 32,9 33,4 63,5 63,7 62,1 63 62,8
3626 1065
1562 242 1080
82,3 326795 830,6
243 887,1
643,4 30,97
33,9 31,03
33,6 32,731 31,7
33 31,63
33,3 76,37
64 75,33
64 75 72,7
62,1 63 72,73
62,9
1493 246,6 81,4 92,4 236,4Total 1793
661 33,8 33,6 32,7 Total 33 31,27
33,2 62,5 64,1 62,1 Total
63,1 74,43
63
11 11/01/2022 LD Service container
85,5 72,9 67,8 82 88 79 30,8 30,1 29,6 29 29,8 63 65,4 67,9 70,7 70,9
91,2 243,2
1589 74,1 80,1
66,3 92,83
83,1 236,3
87,6 80,1
661,6 30,4 33,6
33,87 30,2 32,73
30,1 32,97
29,1 30
33,3 63 63,93
63,33 65,9 68 63,03
62,1 70,9 70,9
62,9
89 73,5 66,4 81,6 Total88,2 80,2
483,9 30,5 30,6 30 Total
29,1 29,9
33,29 64 65,8 68,1 Total
70,8 70,9
63,06
6 11/01/2022 Tool Store
178 160,3 184,7 146,2 178,9 169 31,3 28,9 27,2 27 27,1 42,7 43,3 49,6 52,2 51,773
88,57 73,5 189,4
184 158,6 66,83 82,23 87,93
150 190,1 79,77
170 30,57 30,3 27,1
31,3 28,9 29,9 29,07
27 29,9
27 63,33 65,7
43,1 43,6 68 51,9
50 70,8 70,9
52
186 161 Total
194 151,6 186,5 79,81
176,2 31,3 28,8 27,1 Total 27 29,95
27,1 43,8 44,5 50,6 Total
52 67,75
51,9
12 11/01/2022 XYZ MLU Workshop
4129 2629 404,1 739,2 324,9 309,7 31,8 31,5 31,7 31,1 31,1 73,7 74,9 74,8 76 75,9
3951 160
182,7 2832 189,4
431 149,3
746,2 185,2
351,4 314,4
171,7 31,7 28,87
31,3 31,5 27,13
31,7 31,227 31
27,07 73,9 43,8
43,2 75 74,9 52,03
50,07 75,9 76
51,87
3866 2766 395,3 743,7 348,6 311,4 31,8 31,6 31,7 31,2 31,1 74 75,1 74,9 75,8 76,1
4799 5258 4458 6537 5149 5244 30,8 31,17 31,03 30,77 31,17 74,93 74,23 73,6 74,27 75,17
Total 5241 Total 30,99 Total 74,44

9 11/01/2022 Genset Room - - -

593,7 822,7 208,7 241 380,9 319,6 30,5 31,1 31,6 31,7 32,1 76,6 74,5 72,5 71,9 71,4
621,8 814,3 213,9 253,1 391,8 304,3 30,4 31,2 31,6 31,7 31,9 76,4 74,5 71,9 72 71,2
634,2 793,9 241,3 249,3
Pencahayaan 421,5
(Lux) 410,3 30,3 31,2 31,6 (°C)
Temperatur 31,7 32 75,9 Kelembapan
74,5 72,2 (%RH)
72,1 71,2
10 11/01/2022
No Tanggal Chemical
Nama RuangStorage
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
616,6 810,3 221,3 247,8 398,1 344,7 30,4 31,17 31,6 31,7 32 76,3 74,5 72,2 72 71,27
2811 4499 3622 1768 Total1519 439,8
1924 33,2 32,9 33,3 Total33,2 31,37
32,2 67,7 68,5 67,1 Total
68,8 73,25
68,3
1713
3279 240,9 76,6 2528
3638 4322 91,1 229,5
1686 680,4
2346 33,9
33,1 33,6
32,5 32,8
33,9 32,9
33,5 33,432 63,5
69,1 63,7
68,9 62,1 63
66,3 69,3 62,8
68,8
Asset. Lifting Gear. 1562 242 82,3 95 243 643,4 33,9 33,6 32,7 33 33,3 64 64 62,1 63 62,9
2984 3994 3946 2801 1439 2945 32,8 33 32,8 32,8 32,9 67,8 69 66,9 68,3 70
1 11/01/2022 Surplus Material 1493 246,6 81,4 92,4 236,4 661 33,8 33,6 32,7 33 33,2 62,5 64,1 62,1 63,1 63
11 11/01/2022 LD Service container
Storage
3025 4044 3963 2366 1548 2405 33,03 32,8 33,33 33,17 32,37 68,2 68,8 66,77 68,8 69,03
1589 243,2 80,1 92,83 236,3
Total 661,6
2892 33,87 33,6 32,73 32,97 33,3
Total 32,94 63,33 63,93 62,1 63,03
Total 62,9
68,32
247,1 Total
72,3 129,7 109,5 138,2 483,9
97,36 28,9 28,4 28,1 27,9Total 33,29
29 42,6 44,8 44,8 Total
44,5 63,06
43,9
178
289,6 160,3
96,1 184,7
231 146,2
123,4 178,9
148,9 169
101,3 31,3
29,1 28,9
28,4 27,2 27 27,1
28 27,7 29,1 42,7
43 43,3
43,6 49,6
44,7 52,2
44,5 51,7
44,1
184
FL Loker dan Planner 341,1 158,6 189,4 150 190,1
88,4 195,3 124,2 145,3 170
116 31,3
29 28,9
28,5 27,1
27,9 27,927 27
29 43,1
42,9 43,6 50 51,9
43,9 44,6 44,9 52
43,2
2 11/01/2022 186 161 194 151,6 186,5 176,2 31,3 28,8 27,1 27 27,1 43,8 44,5 50,6 52 51,9
12 11/01/2022 XYZ MLU Office
Workshop
292,6 85,6 185,3 119 144,1 104,9 29 28,43 28 27,83 29,03 42,83 44,1 44,7 44,63 43,73
182,7 160 189,4 149,3 185,2Total 171,7
155,3 31,3 28,87 27,13 Total27 27,07
28,46 43,2 43,8 50,07 52,03
Total 51,87
44
120,2 Total
167,6 196,8 182,9 175,8 173
135,9 27,8 27,1 26,6 26,7 28,27
Total 26,8 52,9 52,8 55,9 Total
54,8 48,19
56,2
330,5
137,9 135,7 377 122,1
158,1 183,6 188,3 162,1
191,1 222,7
127,7 32,9
26,9 33,2
27,4 33,3
27,1 33,2
25,9 33,2
27,1 70,7
54,6 68,8
54,1 69,5 69
56,5 55,8 69
55,8
329
128,3 138,3
173,7 381,2
194,3 127,4
176,5 159,6
15,8 214
141,7 32,9
27,4 33,1 28 33,3
26,9 33,1
26,4 33,2
26,5 71 53,5
53,6 69 69,3 70
56,8 55,3 70,2
56,5
3 11/01/2022 EFK Office 325 146 376,5 125,9 161 219,1 33 33,1 33,2 33,2 33,2 70,9 69,1 70 71 70,6
13 11/01/2022 Electrical shop
128,8166,5 191,6 182,6 127,6 135,1 27,37 27,5 26,87 26,33 26,8 53,7 53,47 56,4 55,3 53,13
328,2140 378,2 125,1 160,9
Total 218,6
155,3 32,93 33,13 33,27 33,17 33,2
Total 26,97 70,87 68,97 69,6 Total
70 69,93
54,4
Total 225,2
214,2 192,8 248,1 231,1 219,4 189,9 29,2 27,8 33,14
29 28,7 Total 27,8 75,6 74,7 76,7 69,87
76,1 Total 75,8
226 191,2 239,5 237,1 217,9 192,4 29,2 29,1 28,8 27,5 27,9 76,1 74,6 76 75,4 76
Operation office 216,9 199,4 263,1 240,3 220,4 191,2 29,2 29,1 28,9 27,7 27,9 75,9 74,5 77,2 76,6 76,1
4 11/01/2022
container
219 194,5 250,2 236,2 219,2 191,2 29,2 29,07 28,8 27,67 27,87 75,87 74,6 76,43 76,23 56,44
Total 218,4 Total 28,52 Total 71,91
3516 955,8 983,8 3275 721,8 811,7 31 31,2 31,1 32 31,9 76,9 75,4 74,9 71,7 72,6
3742 1321 1219 3411 924,9 957,1 31 31,1 31 31,6 31,7 77 74,8 75,1 72,6 71,8
PJT. CTU. Wireline 3619 918,2 1037 3115 845,2 892,4 30,9 30,8 30,9 31,5 31,3 75,2 75,8 75 73,8 73,8
5 11/01/2022
Equipment Storage
3626 1065 1080 3267 830,6 887,1 30,97 31,03 3131,7 31,63 76,37 75,33 7572,7 72,73
Total 1793 Total 31,27 Total 74,43
85,5 72,9 67,8 82 88 79 30,8 30,1 29,6 29 29,8 63 65,4 67,9 70,7 70,9
91,2 74,1 66,3 83,1 87,6 80,1 30,4 30,2 30,1 29,1 30 63 65,9 68 70,9 70,9
89 73,5 66,4 81,6 88,2 80,2 30,5 30,6 30 29,1 29,9 64 65,8 68,1 70,8 70,9
6 11/01/2022 Tool Store
74 88,57 73,5 66,83 82,23 87,93 79,77 30,57 30,3 29,9 29,07 29,9 63,33 65,7 6870,8 70,9
Total 79,81 Total 29,95 Total 67,75
4129 2629 404,1 739,2 324,9 309,7 31,8 31,5 31,7 31,1 31,1 73,7 74,9 74,8 76 75,9
3951 2832 431 746,2 351,4 314,4 31,7 31,5 31,7 31,2 31 73,9 75 74,9 75,9 76
3866 2766 395,3 743,7 348,6 311,4 31,8 31,6 31,7 31,2 31,1 74 75,1 74,9 75,8 76,1
Lampiran C Perhitungan Konsumsi Energi Listrik
Daya Listrik Total Daya Waktu Operasional Waktu Operasional Daya Harian Daya Bulanan
No Tanggal Nama Ruang Luas Ruang (m²) Nama Elektronik/Mesin Jumlah Wh IKE Keterangan
(W) Listrik (W) Harian (Jam) Bulanan (Hari) (kWh) (kWh)
Asset, Lifting Gear, lampu besar 2 80 160 12 1920
1 10/01/22 336 30 16,32 489,6 1,4571 Gudang
Surplus Material Storage lampu sorot 3 400 1200 12 14400
PJT, CTU, Wireline lampu biasa 4 20 80 8 640
2 10/01/22 115 30 10,24 307,2 2,6713 Gudang
Equipment Storage lampu sorot 2 400 800 12 9600
ac 1pk 1 800 800 8 6400
lampu biasa 2 13 26 8 208
3 10/01/22 Tool Store 22 30 31,488 944,64 42,938 Gudang
Dispenser teh dan kopi 2 1500 3000 8 24000
kipas angin 1 110 110 8 880
lampu sorot 1 400 400 12 4800
4 10/01/22 Genset Room 42,4 30 10,8 324 7,6415 Gudang
lampu sorot 2 250 500 12 6000
5 11/01/22 Chemical Storage 522,72 lampu sorot 6 250 1500 12 30 18000 18 540 1,0331 Gudang
lampu tl 6 36 216 8 1728
ac 1 pk 2 800 1600 8 12800
lampu led 2 10 20 8 160
FL Loker dan Planner
6 10/01/22 50 komputer 3 250 750 8 20 6000 38,568 771,36 15,427 Kantor
Office dispenser 1 420 420 24 10080
printer 2 300 600 3 1800
Lampu sorot 2 250 500 12 6000
ac 1 pk 5 800 4000 8 32000
lampu downlight 10 10 100 8 800
dispenser 1 420 420 24 10080
7 10/01/22 EFK Office 81,5 fotokopi Develop ineo 221 1 1580 1580 4 20 6320 58,35 1167 14,319 Kantor
komputer 4 250 1000 8 8000
printer 1 300 300 3 900
proyektor 1 250 250 1 250
ac 1 pk 1 800 800 8 6400
lampu 1 13 13 8 104
8 10/01/22 Operation office container 19,25 printer 1 300 300 3 20 900 17,564 351,28 18,248 Kantor
dispenser 1 420 420 24 10080
exhaust fan 1 40 40 2 80
ac akari turbo cool 1PK 1 710 710 8 5680
lampu tl 2 18 36 8 288
9 11/01/22 LD Service container 15,6 komputer 1 250 250 8 20 2000 9,828 196,56 12,6 Kantor
printer 1 300 300 3 900
Lampu luar 2 40 80 12 960
dispenser (maspion) 1 320 320 24 7680
Lampu downlight 6 13 78 8 624
Komputer 4 250 1000 8 8000
10 11/01/22 XYZ MLU Workshop 29 dispenser maspion 1 340 340 24 25 8160 31,144 778,6 26,848 Kantor
printer 2 300 600 8 4800
lampu luar 1 40 40 12 480
Teko Listrik 1 350 350 4 1400
lampu besar 2 150 300 12 3600
lampu kecil 8 20 160 12 1920
lampu sorot 5 400 2000 12 24000
11 10/01/22 Mechanic Shop 547,2 25 133,26 3331,5 6,0883 Bengkel
kompressor proair 1 1890 1890 6 11340
Mesin las kobewel japan xi 350 3 Fasa 1 14000 14000 6 84000
Dispenser (miyako) 1 350 350 24 8400
lampu sorot 9 400 3600 12 43200
Gerinda duduk (bosch) 1 2200 2200 6 13200
drill press hitachi 1 750 750 6 4500
12 10/01/22 Welding Shop 295 Gerinda tangan (bosch) 1 670 670 6 25 4020 230,76 5769 19,556 Bengkel
trafo las dach 400 i power 2 13380 26760 6 160560
komputer 1 250 250 8 2000
ac 1/2pk 1 410 410 8 3280
lampu led 5 13 65 8 520
lampu sorot 1 400 400 12 4800 75
kompor listrik philips 1 2100 2100 1 2100
lakoni air comp 0.75hp 1 500 500 6 3000
komputer 1 250 250 8 2000
13 10/01/22 Electrical shop 88,8 25 27,67 691,75 7,79 Bengkel
printer 1 300 300 3 900
dispenser 1 420 420 24 10080
kipas 4 110 440 8 3520
solder 1 50 50 3 150
ac akari turbo cool 1PK 1 710 710 8 5680
lampu tl 2 18 36 8 288
9 11/01/22 LD Service container 15,6 komputer 1 250 250 8 20 2000 9,828 196,56 12,6 Kantor
printer 1 300 300 3 900
Lampu luar 2 40 80 12 960
dispenser (maspion) 1 320 320 24 7680
Lampu downlight 6 13 78 8 624
Komputer 4 250 1000 8 8000
10 11/01/22 XYZ MLU Workshop 29 dispenser maspion 1 340 340 24 25 8160 31,144 778,6 26,848 Kantor
printer 2 300 600 8 4800
lampu luar 1 40 40 12 480
Teko Listrik 1 350 350 4 1400
lampu besar 2 150 300 12 3600
lampu kecil 8 20 160 12 1920
lampu sorot 5 400 2000 12 24000
11 10/01/22 Mechanic Shop 547,2 25 133,26 3331,5 6,0883 Bengkel
kompressor proair 1 Daya1890
Listrik 1890
Total Daya 6
Waktu Operasional Waktu Operasional 11340 Daya Harian Daya Bulanan
No Tanggal Nama Ruang Luas Ruang (m²) Mesin Nama Elektronik/Mesin
las kobewel japan xi 350 3 Fasa Jumlah
1 14000 14000 Wh IKE Keterangan
(W) Listrik (W) Harian6(Jam) Bulanan (Hari) 84000 (kWh) (kWh)
Asset, Lifting Gear, Dispenser
lampu besar(miyako) 21 350
80 350
160 24
12 8400
1920
1 10/01/22 336 lampu 30 16,32 489,6 1,4571 Gudang
Surplus Material Storage lampu sorotsorot 39 400
400 3600
1200 12
12 43200
14400
PJT, CTU, Wireline Gerinda
lampu duduk (bosch)
biasa 41 2200
20 2200
80 86 13200
640
2 10/01/22 115 drill presssorot
hitachi 30 10,24 307,2 2,6713 Gudang
Equipment Storage lampu 21 750
400 750
800 126 4500
9600
12 10/01/22 Welding Shop 295 Gerinda ac tangan
1pk (bosch) 11 670
800 670
800 86 25 4020
6400 230,76 5769 19,556 Bengkel
trafo las
lampudachbiasa
400 i power 22 13380
13 26760
26 86 160560
208
3 10/01/22 Tool Store 22 komputer 1 250 250 30 31,488 944,64 42,938 Gudang
Dispenser teh dan kopi 2 1500 3000 88 2000
24000
ac 1/2pk
kipas angin 11 410
110 410
110 88 3280
880
lampusorot
lampu led 15 13
400 65
400 128 520
4800
4 10/01/22 Genset Room 42,4 lampu sorot
sorot 30 10,8 324 7,6415 Gudang
lampu 21 400
250 400
500 12
12 4800
6000
5 11/01/22 Chemical Storage 522,72 komporlampu listrik philips
sorot 61 2100
250 2100
1500 121 30 2100
18000 18 540 1,0331 Gudang
lakoni air comp
lampu tl 0.75hp 61 500
36 500
216 86 3000
1728
komputer
ac 1 pk 21 250
800 250
1600 88 2000
12800
13 10/01/22 Electrical shop 88,8 25 27,67 691,75 7,79 Bengkel
printer
lampu led 21 300
10 300
20 83 900
160
FL Loker dan Planner dispenser
6 10/01/22 50 komputer 31 420
250 420
750 24
8 20 10080
6000 38,568 771,36 15,427 Kantor
Office kipas
dispenser 14 110
420 440
420 248 3520
10080
solder
printer 21 50
300 50
600 33 150
1800
kulkas kecil
Lampu sorot 1 pintu 21 100
250 100
500 126 600
6000
ac 1 pk 5 800 4000 8 32000
lampu downlight 10 10 100 8 800
dispenser 1 420 420 24 10080
7 10/01/22 EFK Office 81,5 fotokopi Develop ineo 221 1 1580 1580 4 20 6320 58,35 1167 14,319 Kantor
komputer 4 250 1000 8 8000
printer 1 300 300 3 900
proyektor 1 250 250 1 250
ac 1 pk 1 800 800 8 6400
lampu 1 13 13 8 104
8 10/01/22 Operation office container 19,25 printer 1 300 300 3 20 900 17,564 351,28 18,248 Kantor
dispenser 1 420 420 24 10080
exhaust fan 1 40 40 2 80
ac akari turbo cool 1PK 1 710 710 8 5680
lampu tl 2 18 36 8 288
9 11/01/22 LD Service container 15,6 komputer 1 250 250 8 20 2000 9,828 196,56 12,6 Kantor
printer 1 300 300 3 900
Lampu luar 2 40 80 12 960
dispenser (maspion) 1 320 320 24 7680
Lampu downlight 6 13 78 8 624
Komputer 4 250 1000 8 8000
10 11/01/22 XYZ MLU Workshop 29 dispenser maspion 1 340 340 24 25 8160 31,144 778,6 26,848 Kantor
printer 2 300 600 8 4800
lampu luar 1 40 40 12 480
Teko Listrik 1 350 350 4 1400
lampu besar 2 150 300 12 3600
lampu kecil 8 20 160 12 1920
lampu sorot 5 400 2000 12 24000
11 10/01/22 Mechanic Shop 547,2 25 133,26 3331,5 6,0883 Bengkel
kompressor proair 1 1890 1890 6 11340
Mesin las kobewel japan xi 350 3 Fasa 1 14000 14000 6 84000
Dispenser (miyako) 1 350 350 24 8400
lampu sorot 9 400 3600 12 43200
Gerinda duduk (bosch) 1 2200 2200 6 13200
drill press hitachi 1 750 750 6 4500
12 10/01/22 Welding Shop 295 Gerinda tangan (bosch) 1 670 670 6 25 4020 230,76 5769 19,556 Bengkel
trafo las dach 400 i power 2 13380 26760 6 160560
komputer 1 250 250 8 2000
ac 1/2pk 1 410 410 8 3280
lampu led 5 13 65 8 520
lampu sorot 1 400 400 12 4800
76 kompor listrik philips 1 2100 2100 1 2100
lakoni air comp 0.75hp 1 500 500 6 3000
komputer 1 250 250 8 2000
13 10/01/22 Electrical shop 88,8 25 27,67 691,75 7,79 Bengkel
printer 1 300 300 3 900
dispenser 1 420 420 24 10080
kipas 4 110 440 8 3520
solder 1 50 50 3 150
Lampiran D Lembar Scoring Input ANP Super Decisions

77
78
79
Lampiran E Perhitungan PROMETHEE
A1-A2
No Sub Kriteria Min/Max Fungsi Prefensi Index Prefensi
|d| q p (A1,A2) q p (A2,A1)
P(A1,A2)P(A2,A1) (A1,A2) (A2,A1)
1 Kenyamanan pekerja Maksimum 20 -6,67 -13,3 -20 6,67 13,3 20 0 1 0 0,09167 Nilai Index Prefensi PROMETHEE
2 Budaya kerja Maksimum 10 3,33 6,67 10 -3,33 -6,67 -10 1 0 0,09167 0 Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
3 Biaya investasi Minimum 10 -3,33 -6,67 -10 3,33 6,67 10 0 1 0 0,11684 Alternatif 1 0,68288 0,55729
4 Biaya yang dapat dihemat Maksimum 10 3,33 6,67 10 -3,33 -6,67 -10 1 0 0,11684 0 Alternatif 2 0,31354 0,41615
5 Oil and Gas Company Reputation Maksimum 10 3,33 6,67 10 -3,33 -6,67 -10 1 0 0,12778 0 Alternatif 3 0,43913 0,34746
6 Integritas Maksimum 20 6,67 13,3 20 -6,67 -13,3 -20 1 0 0,12778 0
7 Standar IKE Maksimum 20 6,67 13,3 20 -6,67 -13,3 -20 1 0 0,10503 0
8 Standar pencahayaan Maksimum 10 -3,33 -6,67 -10 3,33 6,67 10 0 1 0 0,10503 Hasil Perhitungan PROMETHEE I
9 Standar termal Maksimum 40 13,3 26,7 40 -13,3 -26,7 -40 1 0 0,11378 0 Leaving Flow Rank Entering Flow Rank
0,68288 0,31354 Alternatif 1 0,620085 1 0,376335 3
Alternatif 2 0,364845 3 0,51517 1
A1-A3 Alternatif 3 0,393295 2 0,48672 2
No Sub Kriteria Min/Max Fungsi Prefensi Index Prefensi
|d| q p (A1,A3) q p (A3,A1)
P(A1,A3)P(A3,A1) (A1,A3) (A3,A1)
1 Kenyamanan pekerja Maksimum 10 -3,33 -6,67 -10 -3,33 -6,67 10 0 1 0 0,09167 Hasil Perhitungan PROMETHEE II
2 Budaya kerja Maksimum 20 6,67 13,3 20 6,67 13,3 -20 1 0 0,09167 0 Net Flow Rank
3 Biaya investasi Minimum 20 -6,67 -13,3 -20 -6,67 -13,3 20 0 1 0 0,11684 Alternatif 1 0,24375 1
4 Biaya yang dapat dihemat Maksimum 10 -3,33 -6,67 -10 -3,33 -6,67 10 0 1 0 0,11684 Alternatif 2 -0,150325 2
5 Oil and Gas Company Reputation Maksimum 20 6,67 13,3 20 6,67 13,3 -20 1 0 0,12778 0 Alternatif 3 -0,093425 3
6 Integritas Maksimum 20 6,67 13,3 20 6,67 13,3 -20 1 0 0,12778 0
7 Standar IKE Maksimum 20 6,67 13,3 20 6,67 13,3 -20 1 0 0,10503 0
8 Standar pencahayaan Maksimum 40 13,3 26,7 40 13,3 26,7 -40 1 0 0,10503 0
9 Standar termal Maksimum 10 -3,33 -6,67 -10 -3,33 -6,67 10 0 1 0 0,11378
0,55729 0,43913

A2-A3
No Sub Kriteria Min/Max Fungsi Prefensi Index Prefensi
|d| q p (A2,A3) q p (A3,A2)
P(A2,A3)P(A3,A2) (A2,A3) (A3,A2)
1 Kenyamanan pekerja Maksimum 10 3,33 6,67 10 -3,33 -6,67 -10 1 0 0,09167 0
2 Budaya kerja Maksimum 10 3,33 6,67 10 -3,33 -6,67 -10 1 0 0,09167 0
3 Biaya investasi Minimum 10 -3,33 -6,67 -10 3,33 6,67 10 0 1 0 0,11684
4 Biaya yang dapat dihemat Maksimum 20 -6,67 -13,3 -20 6,67 13,3 20 0 1 0 0,11684
5 Oil and Gas Company Reputation Maksimum 10 3,33 6,67 10 -3,33 -6,67 -10 1 0 0,12778 0
6 Integritas Maksimum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Standar IKE Maksimum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Standar pencahayaan Maksimum 50 16,7 33,3 50 -16,7 -33,3 -50 1 0 0,10503 0
9 Standar termal Maksimum 50 -16,7 -33,3 -50 16,7 33,3 50 0 1 0 0,11378
0,41615 0,34746

80
Lampiran F Dokumentasi

a. Inventaris Alat Elektronik b. Pengukuran Intensitas Cahaya,


Suhu, dan Kelembapan

81
RIWAYAT PENULIS

Muhammad Afif Zuhair dilahirkan di Balikpapan pada hari


Senin, 25 Oktober 1999, penulis merupakan anak ke-2 dari 3
bersaudara. Penulis merupakan anak dari pasangan Hamli
Kadri, S.E. dan Kusnarti, A.Md. Penulis telah menempuh
pendidikan taman kanak-kanak di TKIT Al-Auliya, pendidikan
sekolah dasar di SDIT Al-Auliya 2, dilanjutkan dengan
pendidikan menengah pertama di SMPIT Al-Auliya, dan
pendidikan menengah kejuruan SMKN 1 Balikpapan. Penulis selesai menempuh
pendidikan menengah kejuruan pada tahun 2017, dan memiliki jeda 1 tahun karena
bekerja sebelum melanjutkan ke jenjang perkuliahan di tahun 2018 penulis diterima
di Tenik Mesin, Institut Teknologi Kalimantan melalui jalur SBMPTN.
Selama kuliah penulis aktif di berbagai kegiatan kampus dan perlombaan,
diantaranya mengikuti UKM Asmawarman ITK yang bergerak di pengembangan
pesawat tanpa awak, mengawali dari staff magang, penulis melanjutkan aktif
hingga menjadi staff mekanikal, hingga dipercaya untuk menjadi Ketua Umum.
Penulis juga aktif di kepanitiaan acara kampus diantaranya menjadi staff divisi
acara, staff ahli divisi acara, hingga menjadi pembicara pada acara penyambutan
mahasiswa baru yaitu SPIn ETAM ITK.
Melanjutkan pendidikan di jenjang perkuliahan di Institut Teknologi
Kalimantan merupakan rangkaian perjalanan hidup penulis yang berkesan dan
penuh pelajaran berharga sebagai bekal untuk di jenjang kehidupan berikutnya.

82

Anda mungkin juga menyukai