Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN PKLI

“PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN JARINGAN DISTRIBUSI


TEGANGAN MENENGAH PADA PDKB (PERKERJAAN DALAM KONDISI
BERTEGANGAN) DI PT. PLN (PERSERO) UNIT LAYANAN PELANGGAN
RAYON MEDAN TIMUR”

Oleh :

KEVIN BOIJOGY BATUBARA

5182131008

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI

PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN JARINGAN DISTRIBUSI


TEGANGAN MENENGAH PADA PDKB (PERKERJAAN DALAM KONDISI
BERTEGANGAN) DI PT. PLN (PERSERO) UNIT LAYANAN PELANGGAN
RAYON MEDAN TIMUR

Oleh :

KEVIN BOIJOGY BATUBARA


5182131008

Diajukan untuk memenuhi syarat seminar PKLI Pendidikan Teknik Elektro


Program Studi S-1 Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

Medan, April 2021


Disetujui Dosen Pembimbing PKLI

Dr. Arif Rahman, M.Pd.


NIP. 196604121992031001

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI (PKLI)

PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN JARINGAN DISTRIBUSI


TEGANGAN MENENGAH PADA PDKB (PERKERJAAN DALAM KONDISI
BERTEGANGAN) DI PT. PLN (PERSERO) UNIT LAYANAN PELANGGAN
RAYON MEDAN TIMUR

Oleh :

KEVIN BOIJOGY BATUBARA

5182131008

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing PKLI

M. Galeh Siddik Dr. Arif Rahman, M.Pd.


NIP. 196604121992031001

Ketua Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro

Dr. Salman Bintang, M.Pd.


NIP. 196806151993031001

ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN LAPORAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN INDUSTRI (PKLI)

Nama : Kevin Boijogy Batubara


Nim : 5182131008
Jurusan : Pendidikan Teknik Elektro
Judul : Pemeliharaan Dan Perbaikan Jaringan Distribusi
Tegangan Menengah Pada PDKB (Pekerjaan Dalam
Kondisi Bertegangan) Di PT.PLN (Persero) Unit Layanan
Pelanggan Rayon Medan Timur

Dosen Pembimbing Tanda Tangan Tanggal

Dr. Arif Rahman, M.Pd.


NIP. 196604121992031001

Dosen Penguji

Dr. Muhammad Amin, S.T, M.Pd.


NIP. 196801011994031003

Dosen Penguji

Drs. Marsangkap Silitonga, M.Pd.


NIP. 196012151986011001

Dosen Penguji

Drs. Nelson Sinaga, M.Pd.


NIP. 196005281986011002

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Praktek Kerja
Lapangan Industri (PKLI) selama satu bulan (9 Februari – 9 Maret 2021) di PT. PLN
(Persero) Unit Layanan Pelanggan Rayon Medan Timur.
Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan dan wawancara langsung di
lapangan PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Rayon Medan Timur. Adapun
judul laporan PKLI ini adalah “Perbaikan dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi
Tegangan Menengah Pada PDKB (Perkerjaan Dalam Kondisi Bertegangan) di PT.
PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Rayon Medan Timur”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan dalam penyusunan Laporan Praktek
Kerja Lapangan Industri (PKLI) ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada yang
teristimewa untuk Bapak dan Ibu yang tercinta yang selalu memberikan motivasi dan
mendukung secara material serta doa yang diberikan kepada saya. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Salman Bintang, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Dadang Mulyana, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Teknik Elektro Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Dr. Muhammad Amin, S.T., M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan
Teknik Elektro Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen pembimbing
akademik dan Dosen penguji saya
6. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd, selaku Dosen pembimbing PKLI saya di
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Medan.
7. Bapak Drs. Marsangkap Silitonga, M.Pd, selaku dosen penguji saya.
8. Bapak Drs. Nelson Sinaga, M.Pd, selaku dosen penguji saya.

iv
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu yang telah
membantu dalam penulisan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa
selalu menyertai kita semua, Amin. Dan mudah-mudahan Laporan Praktek Kerja
Lapangan Industri (PKLI) ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan berfikir
serta sebagai bahan referensi dan informasi yang bermanfaat bagi pengetahuan.

Medan, Maret 2021


Penulis

Kevin Boijogy Batubara


NIM. 5182131008

v
ABSTRAK
“PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN
MENENGAH PADA PDKB (PERKERJAAN DALAM KONDISI
BERTEGANGAN) DI PT. PLN (PERSERO) UNIT LAYANAN PELANGGAN
RAYON MEDAN TIMUR”

Oleh:

Kevin boijogy batubara - 5182131008

ABSTRAK Praktek Kerja Lapangan Industri ini bertujuan untuk mengetahui


Pemeliharaan Dan Perbaikan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Pada PDKB
(Pekerjaan Dalam Kondisi Bertegangan) di PT.PLN (Persero) Unit Layanan
Pelanggan Rayon Medan Timur. Metode dasar yang digunakan dalam Praktek Kerja
Industri ini adalah Wawancara, Observasi, Praktek Lapangan, Studi Literetur. Proses
pemeliharaan pada jaringan tegangan menengah dapat dilakukan dengan cara
pengukuran, pengecekkan, dan pembersihan suatu komponen dalam keadaan
bertegangan dengan menggunakan teknik pararelisasi TR UGB pada jaringan
distribusi tegangan menengah sehingga pasokan listrik yang mengarah kepelanggan
tetap berjalan atau menyala. Sedangkan proses perbaikan jaringan distribusi
tegangan menengah dilakukan dengan cara penggantian kompenen yang sudah rusak
dan penyetelan komponen yang mulai tidak sinkron dengan menggunakan metode
sentuh langsung dengan memperhatikan jarak EP atau zona aman perkerja.
Pekerjaan ini dilakukan oleh tim yang professional dan terlatih dari PLN (Persero)
ULP Rayon Medan Timur yaitu Tim PDKB.

Kata Kunci : Pemeliharaan, Perbaikan, JTM, PDKB.

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN........................................................ iii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iv
ABSTRAK............................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Gambaran Umum Proyek.......................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan PKLI.................................................... 3
C. Manfaat Pelaksanaan PKLI....................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................. 5


A. Ruang Lingkup Kerja PDKB..................................................................... 5
B. Teknik Kerja Pada PDKB......................................................................... 6
C. Perhitungan Beban Pada Jaringan SUTM Dan kWh Yang Diselamatkan
Pada PDKB................................................................................................ 7
D. Peralatan Kerja Dan Alat Pelindung Diri (APD) Tim PDKB................... 8
a. Peralatan Kerja Tim PDKB................................................................. 8
b. Alat Pelindung Diri (APD) Tim PDKB............................................... 15
E. Pemeliharaan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Pada PDKB....... 18
a. Pengertian Pemeliharaan..................................................................... 18
b. Jenis-Jenis Pemeliharaan..................................................................... 20
c. Teknik Pemeliharaan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Pada
PDKB.................................................................................................. 21
F. Perbaikan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Pada PDKB............. 26
a. Pengertian Perbaikan........................................................................... 26
b. Teknik Perbaikan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Pada
PDKB.................................................................................................. 26

vii
BAB III PENGALAMAN LAPANGAN........................................................... 29
A. Orientasi Lapangan Pekerjaan................................................................... 29
B. Pemeliharaan Fuse Cut Out (FCO) Dengan Tim PDKB Yang Dilakukan
Sewaktu PKLI........................................................................................... 30
a. Prosedur Pengecekan Fuse Link Pada FCO..................................... 30
b. Prosedur Penggantian dan Pemasangan Fuse link Pada FCO............. 30
C. Perbaikan Fuse Cut Out (FCO) Dengan Tim PDKB Yang Dilakukan
Sewaktu PKLI........................................................................................... 32
a. Prosedur Penggantian Fuse Cut Out (FCO) Pada PDKB................ 32
D. Peralatan Kerja Yang Digunakan Oleh Tim PDKB.............................. 36
E. Pembahasan Hasil PKLI............................................................................ 42
F. Refleksi Mahasiswa PKLI......................................................................... 44

BAB I V PENUTUP............................................................................................. 45
A. Kesimpulan................................................................................................ 45
B. Saran.......................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 48

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Ilustrasi Daerah Terlarang................................................... 7

Gambar 2.2 Hook Pole.......................................................................................... 9

Gambar 2.3 Tie Pole.............................................................................................. 9

Gambar 2.4.Rack Wire Cutter............................................................................... 10

Gambar 2.5 Wire Holding Stick............................................................................ 10

Gambar 2.6 Temporary Jumper Sets..................................................................... 10

Gambar 2.7 By Pass Clamps................................................................................. 11

Gambar 2.8 Insulated Rubber Blanket.................................................................. 11

Gambar 2.9 Connector Cleaning Bursh................................................................. 11

Gambar 2.10 Universal Hand Pole........................................................................ 12

Gambar 2.11 Cover Pegs....................................................................................... 12

Gambar 2.12 Measuring Rod................................................................................ 13

Gambar 2.13 Conductor Cover.............................................................................. 13

Gambar 2.14 Tangga Isolasi.................................................................................. 14

Gambar 2.15 Tangga Aluminium.......................................................................... 14

Gambar 2.16 Tali Tambang/Tali Pre..................................................................... 14

Gambar 2.17 Safety Helmet................................................................................. 15

Gambar 2.18 Kaca Mata Pelindung....................................................................... 16

Gambar 2.19 Hand Glove ................................................................................... 17

Gambar 2.20 Body Harness................................................................................. 17

Gambar 2.21 Safety Shoes.................................................................................. 18

Gambar 2.22 Sambungan Dyn 5........................................................................... 24

Gambar 2.23 Urutan Fasa Delta-Star Pada Pararelisasi........................................ 25

Gambar 3.1 Penurunan Fuse Tube Dari Badan FCO............................................ 31


ix
Gambar 3.2 Mengganti Fuse Link Yang Putus Atau Lama................................. 31

Gambar 3.8 Pemasangan Fuse Tube Pada Badan FCO......................................... 32

Gambar 3.9 NH-Fuse Posisi Terbuka.................................................................... 33

Gambar 3.10 Fuse Tube Terlepas.......................................................................... 33

Gambar 3.11 Melepaskan Jumperan FCO Dari Jaringan...................................... 34

Gambar 3.12 Melepaskan FCO Lama................................................................... 34

Gambar 3.13 Pemasangan FCO Baru.................................................................... 35

Gambar 3.14 Menghubungkan Jumperan Dari FCO Ke Jaringan........................ 35

Gambar 3.15 NH-Fuse Posisi Terhubung............................................................. 36

Gambar 3.16 Puller NH-Fuse................................................................................ 36

Gambar 3.17 Tongkat/Stick 20 kV........................................................................ 37

Gambar 3.18 Tangga Fiber.................................................................................... 38

Gambar 3.19 Tali Panjat........................................................................................ 38

Gambar 3.20 Tali Tambang/Tali Pre..................................................................... 39

Gambar 3.21 Tang Kombinasi Dan Potong.......................................................... 39

Gambar 3.22 Tang Press Hidrolik (Crimping Tools)............................................ 40

Gambar 3.23 Tang Ratchet.................................................................................... 40

Gambar 3.24 Kunci Pas ........................................................................................ 41

x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Elemen Pelindung............................................................................ 8

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto-foto dokumentasi PKLI....................................................... 49

Lampiran 2 Surat permohonan izin PKLI ke perusahaan............................... 50

Lampiran 3 Surat Balasan dari Perusahaan..................................................... 51

Lampiran 4 Surat penugasan dosen pembimbing PKLI.................................. 52

Lampiran 5 Surat keterangan selesai PKLI dari Perusahaan........................... 53

Lampiran 6 Kartu bimbingan PKLI................................................................ 54

Lampiran 7 Jurnal Harian Dan Absensi Selama PKLI.................................... 55

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Proyek

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan majunya teknologi


dan untuk lebih mensukseskan visi dan misi PLN menuju Perusahaan Listrik
yang bisa bersaing di tingkat internasional, maka PLN terus berupaya
melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik agar visi dan misi
tersebut bisa tercapai, terutama dari sisi teknik, perusahaan berupaya terus
melakukan perbaikan agar citranya di masyarakat bisa terangkat sehingga
keluhan- keluhan pelanggan selama ini dapat lebih diminimalisir.
Salah satu misinya yaitu dapat mengurangi pemadaman listrik yang
terencana dalam melaksanakan pemeliharaan jaringan dan salah satu teknik
yang mendukung solusi tersebut adalah teknik PDKB (Pekerjaan Dalam
Keadaan Bertegangan). Sumber daya manusia merupakan yang tidak dapat
dipisahkan bagi keberhasilan perusahaan. Visi dan misi Perusahaan akan
tercapai jika memiliki SDM yang mumpuni yang mampu bekerja dengan
profesionalisme tinggi serta disiplin dalam menerapkan standar tetap
pengoprasian. Perlu pembinaan dan pengembangan manajemen secara
berkelanjutan terhadap peningkatan hard dan soft competency anggota Tim
PDKB agar tujuan yang dicanangkan tercapai sesuai dengan rencana. Dengan
dilaksanakannya praktek kerja lapangan ini, mahasiswa dapat mengetahui
relevansi antara pendidikan dengan penerapan diinstansi tempat praktik kerja
lapangan, mutu manajemen instansi serta pentingnya organisasi dalam
pemecahan masalah.
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Industri adalah kegiatan yang
dilakukan atas beberapa bagian, sesuai dengan bagian-bagian di PT. PLN
(Persero) ULP Medan Timur tersebut. Bagian-bagian yang dimaksud adalah
bagian Pelayanan Administrasi (PAD), Transaksi Energi Listrik (TEL),
TEKNIK, Keselamatan Kesehatan Kerja Listrik (K3L), dan Kantor Jaga. Dari
beberapa bagian penulis pernah berpartisipasi mengambil kegiatan-kegiatan

1
2

praktek lapangan tertentu sesuai arahan dan bimbingan dari Pembimbing


lapangan. Namun, lebih dominan berpartisipasi dalam mengikuti praktek
kerja lapangan dibagian Teknik. Pada bagian Teknik lebih menjurus ke dunia
lapangan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan jaringan listrik tegangan
menengah yang mengalami gangguan dalam keadaan bertegangan. Untuk
meminimalisir terjadinya gangguan atau kerusakan pada peralatan, maka
diperlukan pengaman dan pemutus di jaringan 20 KV.Pada gardu distribusi,
sistem pengaman yang digunakan umumnya berupa arrester untuk
mengantipasi tegangan lebih (over voltage), kawat tanah (ground wire) untuk
melindungi saluran fasa dari sambaran petir dan sistem pentanahan untuk
menetralisir muatan lebih, serta sekring pada sisi tegangan tinggi (fuse cut
out) untuk memutus rangkaian jika terjadi arus lebih (beban lebih).
Fuse Cut Out (FCO) merupakan peralatan proteksi yang bekerja
apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat ini akan memutuskan rangkaian
listrik yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus yang melewati
kapasitas kerjanya. Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka
fuse cut out akan putus, dan tabung ini akan lepas dari pegangan atas, dan
menggantung di udara, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke sistem.
Fuse Cut Out (FCO) menjadi perhatian utama ketika akan dilakukan
pemeliharaan. Kejadian terbakar Fuse Cut Out (FCO) akibat arus lebih yang
terjadi di Jalan Tuasan ULP Medan Timur yang mengakibatkan padamnya
listrik di daerah tersebut. Maka Tim PDKB ULP Medan Timur melakukan
pemeliharaan dan perbaikan Fuse Cut Out (FCO) pada gardu portal di daerah
tersebut. Perbaikan dan Pemeliharaan Fuse Cut Out (FCO) dilakukan
berdasarkan SOP yang berlaku dan perlengkapan yang digunakan dalam
pekerjaan harus memenuhi standar SNI atau standar lain yang berlaku.
Dari permasalahan tersebut, penulis ingin melihat dan mengetahui
serta memahami bagaimana cara pemeliharaan dan perbaikan Fuse Cut Out
(FCO) secara PDKB (Pekerjaan Dalam Kondisi Bertegangan) sebagai
laporan Praktek Kerja Lapangan Industri guna mengetahui pentingnya
peranan komponen pengaman (Fuse Cut Out/FCO) pada Jaringan Distribusi
Tegangan Menengah.
`
3

B. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan PKLI


1. Maksud PKLI
Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja lapangan Industri (PKLI)
yang diwujudkan dalam kerja di PT PLN (Persero) ULP Rayon Medan
Timur adalah Sebagai salah satu syarat Tugas Akhir untuk menyelesaikan
Studi Setara Sarjana dan sebagai kegiatan mahasiswa untuk mencari
Pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya,
serta mengaplikasikan ilmu yang diperoleh mahasiswa di bangku
perkuliahan ke lapangan Industri.
2. Tujuan PKLI
Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Industri PT PLN
(Persero) ULP Rayon Medan Timur adalah :
a. Mengetahui apa saja peralatan kerja dan APD (Alat
Pelindung Diri) yang digunakan oleh Tim PDKB beserta
kegunaannya
b. Mengetahui teknik pemeliharaan jaringan distribusi
tegangan menengah pada pekerjaan dalam kondisi
bertegangan (PDKB).
c. Mengetahui teknik perbaikan jaringan distribusi tegangan
menengah pada pekerjaan dalam kondisi bertegangan
(PDKB).

C. Manfaat Pelaksanaan PKLI


Manfaat Praktek Kerja Lapangan Industri yaitu :
1. Bagi Mahasiswa
a. Telah melaksanakan satu mata kuliah wajib pada Fakultas Teknik
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Medan.
b. Dapat melaksanakan perbandingan dan analisa terhadap disiplin
ilmu yang telah didapat pada bangku kuliah dengan penerapannya
dilapangan.
c. Mengetahui ruang lingkup dan gambaran PT. PLN (Persero) Unit
Layanan Pelanggan Medan Timur.
`
4

d. Mengetahui bermacam-macam peralatan dan perlengkapan yang


digunakan untuk perbaikan dan pemeliharaahn jaringan tegangan
menengah secara PDKB.
e. Mengetahui bagaimana cara-cara yang harus dilakukan didalam
melaksanakan suatu proyek di PT. PLN (Persero) Unit Layanan
Pelanggan Medan Timur dalam keadaan bertegangan.
f. Menerapkan hasil yang diperoleh selama melaksanakan Kerja
Praktek Industri sehingga dapat mengembangkan potensi diri dari
mahasiswa itu sendiri
2. Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Medan
a. Menjalin kerja sama dengan industri dalam meningkatkan mutu
lulusan Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
b. Meningkatkan mutu lulusan antara keseimbangan penguasaan
teori dan praktek pada mahasiswanya.
c. Menghasilkan tenaga kerja yang profesional, baik dalam bidang
pendidikan maupun dalam bidang industri.
d. Dapat mengetahui keberadaan perusahaan dari sudut pandang
mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja Lapangan Industri di
PT PLN (Persero) ULP Rayon Medan Timur.
3. Bagi PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Medan Timur
a. Dapat meningkatkan kerjasama antara akademik dengan
perusahaan atau instansi.
b. Membantu perusahaan atau instansi dalam menyelesaikan tugas
sehari-hari selama pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan.
c. Meningkatkan mutu dengan Praktek Kerja Lapangan Industri
(PKLI) jangka pendek untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas.
d. PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Medan Timur bisa
memberikan informasi dan pengetahuan serta pelatihan kepada
mahasiswa tentang keadaan dunia kerja.
`
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Ruang Lingkup Kerja PDKB


Tim elit dari PLN yang melaksanakan pekerjaan pada jaringan listrik
yang terdiri dari pemeliharaan, perbaikan, dan rehabilitasi dimana jaringan
tetap dalam keadaan bertegangan disebut tim PDKB (Pekerjaan Dalam
Kondisi Bertegangan). Sehingga pelanggan PLN tetap bisa menikmati listrik
yang tetap menyala walaupun sedang ada perbaikan dan pemeliharaan
jaringan distribusi dan transmisi (SPLN Buku 82-1, 1991).
Ada beberapa ruang lingkup kerja untuk tim PDKB, sebagai berikut :
1. Penggantian atau Pemeliharaan Pin Isolator, pelaksanaan pergantian atau
pemeliharaan isolator pada saat kondisi flash over, pecah karena
tersambar petir, dan terkena benda lainnya. Sedangkan pada
pemeliharaan,isolator dapat dilaksanakan dalam kondisi baik untuk
menjaga life time isolator, secara berkala dengan melaksanakan
pembersihan kurang lebih 1 tahun sekali.
2. Penggantian atau pemeliharaan arrester pelaksanaan pergantian atau
pemeliharaan arrester pada kondisi flash over pecah tersambar petir.
Untuk kegiatan pemeliharaan perlu dilaksanakan secara berkala kurang
lebih 1 tahun sekali.
3. Penggantian atau pemeliharaan Cut out, pelaksanaan pergantian atau
pemeliharaan cut out sama dengan isolator dan arrester, pada kondisi
pecah, flash over. Perlu pelaksanaan pergantian. Dan kegiatan
pemeliharaan dilaksanakan pembersihan secara berkala.
4. Pemasangan LBS, pelaksanaan kegiatan pemasangan LBS (Load Break
Switch) pada kondisi baru/ pemasangan baru.
5. Penggantian / Pemasangan tiang TM, pemasangan sisi tiang TM biasanya
dilaksanakan untuk gardu sisipan/ geser jaringan, karena adanya
pelebaran jalan.
6. Penggantian / Pemeliharaan Traves, pelaksanaan kegiatan pada saat
kondisi Traves di jaringan rusak karena karat/ korosi. Pelaksanaan
5
6

kegiatan tergantung dari kondisi tempat dimana traves berada.


7. Penggantian/Pemeliharaan Jumper, pelaksanaan kegiatan dilakukan pada
saat jumper mengalami lost kontak, maka diperlukan pergantian jumper.
8. Putus/sambung Jumper aftak main line maupun gardu baru,
dilaksanakannya kegiatan, jika ada PAT (Penarikan Aktiva Tetap). Gardu
dalam kondisi tidak ada konsumen/ tidak beroperasi, di bongkar
dipindahkan ke gardu lain.

B. Teknik Kerja Pada PDKB


Teknik PDKB dibagi menjadi tiga metode :
1. Metode berjarak yaitu, metode dengan menggunakan hotline stick atau
tongkat solasi.
2. Metode sentuh langsung yaitu, dengan memakai pijakan isolasi dan
sarung tangan isolasi.
3. Metode potensial yaitu, dengan menyamakan beda potensial antara tubuh
manusia dengan jaringan.

Pada teknik kerja secara PDKB harus memperhatikan jarak aman


minimum PDKB (Live Line Minimum Approach Distance/LLMAD) Jarak
aman minimum adalah daerah dimana pelaksana dapat bekerja dan peralatan
dapat digunakan dengan aman pada daerah bertegangan. Jarak aman biasanya
dalam PDKB TM Metode Berjarak disebut dengan istilah Elemen Pelindung.
Pelaksana Pekerjaan harus mentaati jumlah minimal Elemen Pelindung (EP)
antara ruang bebas gerak pelaksana dengan bagiang jaringan yang
bertegangan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Elemen Pelindung

Tegangan U < 20 kV 20 kV < U < 26 kV

Jarak Aman (Elemen Pelindung) 6 EP 8 EP

* 1 EP = 10 cm

`
7

Daerah terlarang bagi pelaksana adalah daerah dimana pelaksana


tidak dapat masuk tanpa sesuai dengan tingkatan dan hanya dapat
memasukkan perkakas atau peralatan yang sesuai dengan pekerjaan
bertegangan (B.1.1.3.24.3 PT. PLN (Persero).VI.hal.80)

Gambar 2.1 Ilustrasi Daerah Terlarang

C. Perhitungan Beban Pada Jaringan SUTM Dan kWh Yang


Diselamatkan Pada PDKB
Perhitungan beban pada penyulang dapat dirumuskan dengan:
I = Plgn x P rata-rata \ U x √3 x Cos ¢
Keterangan :
I = Beban pada jaringan (Ampere)
Plgn = Jumlah Pelanggan pada Jaringan tersebut (Pelanggan)
P rata-rata = Daya pemakaian rata-rata pelanggan(VA)
U = Tegangan pada jaringan (V)
√3 = 1,73
Cos ¢ = 0,85
Sehingga untuk menghitung kWh yang diselamatkan dan dirumuskan
sebagai berikut :
kWh diselamatkan = I x √3 x U x Cos ¢ x t
Keterangan :
I = Beban pada jaringan (Ampere)

`
8

√3 = 1,73
U = Tegangan pada jaringan (V)
Cos ¢ = 0,85
T = Standar Waktu Pekerjaan Offline (Jam)
Dari hasil tersebut didapatkan Rupiah yang diselamatkan yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Rp diselamatkan = kWh diselamatkan x (Rp/kWh)
Keterangan :
Rp/kWh = Total Rupiah Jual Unit / Total kWh Jual Unit
Setiap pelaksanaan pekerjaan PDKB selesai, maka secara tidak
langsung perusahaan akan mendapatkan kWh saving. Secara umum kWh
saving PDKB adalah keuntungan finansial yang diperoleh dari aktivitas
PDKB. Keuntungan tersebut berupa :
 Penghematan biaya operasi (Rp)

 Meningkatkan kWh jual

 Peningkatan Pendapatan Rupiah

 Memaksimalkan tingkat ketersediaan kapasitas pelayanan

 Kontinuitas Pelayanan kepada Pelanggan tetap terjaga

 Meningkatkan Citra Pelayanan kepada Pelanggan

D. Peralatan Kerja Dan Alat Pelidung Diri (APD) Yang Digunakan Tim
PDKB
a. Peralatan Kerja Tim PDKB
Dalam PDKB digunakan peralatan-peralatan yang telah diuji dengan
tegangan 100KV per 30 cm. Peralatan yang ada, berisolasi dan harus di uji
tegangan secara berkala, sehingga jika terjadi kebocoran cepat diketahui.
Ada beberapa persyaratan peralatan kerja secara PDKB yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Semua perlengkapan dan peralatan harus mempunyai nilai Beban
Aman Minimum (BAM) dari pabrikannya.

`
9

2. Beban aman minimum adalah beban maksimum peralatan yang


diijinkan sesuai dengan Faktor Keselamatan(FK).
3. Faktor Keselamatan (FK) adalah perbandingan antara beban
patah/putus perlatan (BPP) dengan batas aman minimum (BAM).

4. Faktor keselamatan pada setiap pekerjaan berpengaruh juga pada


jumlah personil pelaksanaan pekerjaan. Minimum jumlah pelaksana
pekerjaan adalah 7 (tujuh) orang, yang terdiri dari 1 (satu) orang
pengawas pekerjaan, 1 (satu) orang pengawas K3 dan 5 (lima) Orang
pelaksana/linesman yang bisa bergantian pada pekerjaan.
Secara umum peralatan kerja yang dipakai tim PDKB antara lain
sebagai berikut:
1. Hook Pole

Gambar 2.2 Hook Pole

Hook pole adalah peralatan yang digunakan untuk pemasangan


dan pembongkaran peralatan yang akan dipasang di konduktor
bertegangan.

2. Tie Pole

`
10

Gambar 2.3 Tie Pole

Tie pole adalah peralatan yang digunakan untuk membuka dan


memasang tie wire pada konduktor sebagai pengikat di isolator.
3. Rack Wire Cutter

Gambar 2.4 Rack Wire Cutter

Rack wire cutter adalah peralatan yang digunakan untuk memotong


konduktor. biasanya digunakan pada pekerjaan jumper pada konstruksi
Tegangan Menengah.

4. Wire Holding Stick

Gambar 2.5 Wire Holding Stick

Wire Holding Stick adalah peralatan yang digunakan untuk


menahan konduktor bertegangan.

5. Temporary Jumper Sets

Gambar 2.6 Temporary jumper sets


`
11

Temporary Jumper Sets adalah kabel jumper yang bersifat


sementara, biasa digunakan pada pekerjaan pergantian jumper tegangan
menengah.

6. By Pass Clamps

Gambar 2.7 By Pass Clamp

By Pass Clamps adalah peralatan yang digunakan untuk menahan


jumper baru yang akan dipasang pada konduktor bertegangan

7. Insulated Rubber Blanket

Gambar 2.8 Insulated Rubber Blanket

Insulated Ruber Blanket adalah selimut yang bersifat isolasi,


mengamankan Linesman bersentuhan langsung pada tapping tegangan
rendah.
8. Connector Cleaning Bursh

`
12

Gambar 2.9 Connector Cleaning Bursh

Connector Cleaning Bursh adalah peralatan berupa sikat yang


berungsi sebagai pembersih konduktor yang akan dijumper baru,
penggunaan alat ini disambungkan dengan Universal Hand Pole.

9. Insulating By Pass Jumper


Insulating By Pass Jumper adalah peralatan yang digunakan untuk
penyambungan, biasanya digunakan pada pekerjaan jumper pada
konstruksi Tegangan Menengah.

10. Universal Hand Pole

Gambar 2.10 Universal Hand Pole


Universal Hand Pole adalah stick yang ujungnya dapat dipasang
berbagai jenis peralatan yang mempunyai kesamaan kunci, dan dapat
menjadi alat yang multifungsi untuk pengerjaan berjarak.
11. Cover Pegs

Gambar 2.11 Cover Pegs


Cover pegs adalah penjepit, digunakan untuk menjepit selimut

`
13

isolasi agar Insulated Ruber Blanket tidak terjatuh saat Linesman bekerja.

12. Measuring Rod

Gambar 2.12 Measuring Rod

Measuring rod adalah alat ukur jarak, untuk mengukur jarak EP


pekerjaan dan mengukur panjang kabel jumper yang dibutuhkan,
pengukuran panjang kabel jumper disesuaikan dengan konstruksi tiang.

13. Conductor Cover

Gambar 2.13 Conductor Cover


Conductor Cover adalah penutup konduktor yang dipakai agar jarak

`
14

linesmen dari konduktor dapat sedekat mungkin. Biasanya dalam pekerjaan


pemeliharaan PTS.
14. Tangga Isolasi Dan Tangga Alumunium

Gambar 2.14 Tangga Isolasi Gambar 2.15 Tangga Alumunium

Tangga Isolasi adalah tangga yang dipakai oleh linesmen


agar tidak menyentuh langsung dengan ground. Dan yang di
sampingnya adalah Tangga yang terbuat dari bahan alumunium
yang digunakan sebagai pondasi agar tidak meleset.

15. Tali Tambang/Tali Pre

Gambar 2.16 Tali tambang/Tali Pre

`
15

Tali tambang atau tali pre digunakan sebagai alat untuk memindahkan
atau menarik peralatan-peralatan dan bahan-bahan yang dibawah untuk
dinaikkan ke atas yang dimana tali dilengkapi dengan pengait dan katrol.
b. Alat Pelindung Diri (APD) Tim PDKB
Alat pelindung diri (APD) yang digunakan harus sesuai dengan
potensial bahaya dan resiko pekerjaannya sehingga efektif melindungi
pekerja yang menggunakannya.
Adapun perlengkapan safety atau alat pelindung diri (APD) yang
digunakan tim PDKBadalah:
1. Topi Pelindung ( Safety Helmet)
Helmet atau topi pelindung digunakan untuk melindungi kepala
dari paparan bahaya seperti kejatuhan benda ataupun paparan bahaya arus
listrik, pemakaian topi pelindung harus sesuai dengan lingkar kepala
pengguna supaya efektif untuk melindunginya. Topi pelindung ini
digunakan setiap melakukan pekerjaan di lapangan, baik penggantian
Fuse Cut Out (FCO) maupun fuse link.

Safety Helmet

Gambar 2.17 Safety Helmet


2. Kaca Mata Pelindung

`
16

Kacamata pelindung adalah alat yang digunakan untuk


melindungi mata dari loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel
kecil, mengurangi sinar yang menyilaukan serta percikan bahan
kimia.Kaca mata pelindung ini memiliki beberapa jenis. Pada
umumnya jenis kacamata yang sering digunakan berwarna hitam dan
putih. Kacamata yang berwarna hitam digunakan pada siang hari dan
kacamata yang berwarna putih digunakan pada malam hari.

Kaca Mata
Pelindung

Gambar 2.18 Kaca Mata Pelindung


3. Sarung Tangan (Hand Glove)
Sarung tangan adalah perlengkapan yang digunakan untuk
melindungi tangan dari kontak arus listrik, tergores atau lukanya
tangan akibat sentuhan dengan benda runcing dan tajam. Sarung
tangan memiliki beberapa jenis dan bahan pembuatannya juga
bermacam-macam. Untuk pekerja yang bekerja di bidang kelistrikan
sarung tangan yang harus digunakan yaitu sarung tangan yang
terbuat dari bahan-bahan yang bersifat isolator, misalnya terbut dari
bahan karet dan kulit, hal ini bertujuan supaya tidak terjadi kontak
`
17

pada saat bekerja di lapangan seperti penggantian Fuse Cut Out


(FCO).

Hand Glove

Gambar 2.19 Hand Glove


4. Sabuk Pengaman (Body Harness)
Sabuk pengaman/ body harness ini berfungsi untuk
mengurangi resiko terjadinya kecelakaan jatuh dari atas tiang saat
penggantian Fuse Cut Out (FCO). Sabuk pengaman ini digunakan
hanya pada saat bekerja pada tempat yang tinggi, seperti pada saat
penggantian Fuse Cut Out (FCO). Pada saat penggantian fuse link
sabuk pengaman ini tidak perlu digunakan.

`
18

Body Harness

Gambar 2.20 Body Harness


5. Sepatu Pelindung (Safety Shoes)
Sepatu pelindung adalah perlengkapan yang digunakan untuk
melindugi kaki dari kejatuhan benda-benda tajam dan aliran listrik.
Sama halnya dengan sarung tangan, sepatu pelindung ini juga harus
terbuat dari bahan-bahna isolator. Hal ini supaya melindungi pekerja
dari terkena kontak arus listrik. Bahan yang biasa digunakan untuk
pembuatan sepatu ini yaitu alas sepatu terbuat dari baja dan dibalut
dengan karet yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Sepatu
pelindung ini digunakan setiap bekerja di lapangan baik itu pada saat
penggantian Fuse Cut Out (FCO) maupun penggantian fuse link.

`
19

Safety Shoes

Gambar 2.21 Safety Shoes

E. Pemeliharaan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Pada PDKB


a. Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk
mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya
gangguan yang menyebabkan kerusakan.
Menurut Sofyan Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk
memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan
perbaikan atau penyesuaian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu
keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncanakan.
Secara umum tujuan dilakukannya pemeliharaan adalah menjaga
kondisi dan atau untuk memperbaiki mesin agar dapat berfungsi sesuai
tujuan usaha. Kondisi yang diterima adalah sesuai mesin yang mampu
menghasilkan produk sesuai standar, yaitu memenuhi toleransi bentuk,
ukuran dan fungsi. Namun demikian secara umum tujuan utama
pemeliharaan adalah: (Ngadiyono, 2010)

`
20

1. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang tepat guna memenuhi


rencana kegiatan produksi dan proses produksi dapat memperoleh
laba investasi secara maksimal.
2. Memperpanjang umur produktif suatu mesin pada tempat kerja,
bangunan dan seluruh isinya
3. Menjamin ketersediaan seluruh peralatan yang diperlukan dalam
kondisi awal.
4. Menjamin keselamatan semua orang yang berada dan menggunakan
sarana tersebut.
Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik
adalah sistem isolasi. Isolasi meliputi isolasi keras (padat) dan isolasi
minyak (cair). Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat
bagus dari demikian isolasi merupakan bagian yang terpenting dan sangat
menentukan umur dari peralatan. Untuk itu kita harus memperhatikan/
memelihara sistem isolasi sebaik mungkin, baik terhadap isolasinya
maupun penyebab kerusakan isolasi (Putra Kivlan, 1999).
Dalam pemeliharaan peralatan listrik kita membedakan antara
pemerikasaan/ monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar)
dalam keadaan operasi dan memelihara (kalibrasi/ pengujian, koreksi/
resetting serta memperbaiki/ membersihkan) dalam keadaan padam.
Pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh operator atau
petugas patroli setiap hari dengan sistem check list atau catatan saja.
Sedangkan pemeliharaan harus dilaksanakan oleh regu pemeliharaan.
b. Jenis-jenis Pemeliharaan
1. Predictive Maintenance (Conditional Maintenance)
Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah
pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu
peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik
tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat
diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah
memonitor kondisi secara online baik saat peralatan beroperasi atau tidak.
Untuk itu diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa.
`
21

Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi


(Condition base Maintenance).
2. Preventive Maintenance(Time Based Maintenance)
Preventive maintenance adalah aktivitas perawatan yang dilakukan
sebelum terjadinya kegagalan atau kerusakan pada sebuah sistem atau
komponen, dimana sebelumnya sudah dilakukan perencanaan dengan
pengawasan yang sistematik, deteksi, dan koreksi, agar sistem atau
komponen tersebut dapat mempertahankan kapabilitas fungsionalnya
(Kusnadi, 2016).
3. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan
berencana pada waktu - waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami
kelainan atau unjuk kerja rendah saat menjalankan fungsinya dengan
tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan
penyempurnaan instalasi.Pemeliharaan ini disebut juga Curative
Maintenance, yang bisa berupa Trouble Shooting atau penggantian
part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan
terencana.
4. Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah
terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu bersifat darurat.
Pelaksanaan pemeliharaan dapat dibagi 2 macam yaitu :
1) Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakuan oleh petugas
operator atau petugas patroli bagi Gardu Induk yang tidak dijaga
(GITO) Gardu Induk Tanpa Operator.
2) Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang
dilakukan oleh petugas pemeliharaan.

c. Teknik Pemeliharaan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah


Pada PDKB
Dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tanpa padam
`
22

(paralelisasi), ada dua tempat pelaksanaan pekerjaan, yakni gardu bergerak


dan gardu existing / gardu distribusi itu sendiri.
1. Prosedur kerja yang harus dilakukan sesuai pedoman PDKB
1) Menyiapkan denah lokasi
2) Membuat SP2B dan SP3B.
3) Mempersiapkan peralatan kerja dan APD
4) Memeriksa titik pekerjaan
5) Memeriksa semua peralatan jaringan
6) Mengganti gardu exiting menjadi TR UGB dengan cara di
paralelisasi
7) Setelah itu melakukan pengecekkan, pengukuran dan pembersihan
pada setiap komponen jaringan
8) Melepas TR UGB dan memeasang kembali gardu exiting
9) Dokumentasi
10) Membuat laporan hasil kerja

2. Prosedure pelaksanaan pekerjaan paralelisasi :


Untuk proses paralelisasi, tegangan disisi gardu existing tetap
beroperasi hingga kekonsumen untuk menampung beban gardu ini
diperlukan UGB (Unit Gardu Bergerak) sebagai penggantinya. Di sisi UGB
tegangan telah timbul disisi handle TR UGB dan posisi handle keluar, yang
perlu dilakukan untuk paralelisasi adalah melakukan penjumperan dari
kabel opstiq TR UGB kesisi kabel opstiq konsumen. Sehingga setelah
dipasang akan timbul dua tegangan disisi handle TR UGB. Disisi inilah
pelaksanaan pengecekkan sinkronisasi putaran fasa dikedua sisi tegangan.
Jika kedua sisi tegangan telah sama (putaran fasa, dan urutan fasa)
maka kedua sisi bisa kita laksanakan paralelisasi. Setelah handle TR UGB
posisi on, maka konsumen telah mendapat tegangan dari kedua gardu
(gardu existing dan gardu UGB). Kemudian handle TR gardu existing dan
Fuse Cut Out dapat kita lepas, maksudnya bahwa gardu distribusi dalam
kondisi off dan dapat dilaksanakan pemeliharaan.

`
23

3. Syarat-syarat pelaksanaan kerja paralelisasi :

 Vektor Group trafo gardu distribusi & UGB harus sama


Metode yang umum digunakan adalah Alternating voltage,
caranya dengan menghubungkan terminal transformator yang
memiliki notasi yang sama. Untuk dapat di gunakan dalam jaringan
distribusi, maka transformator harus dapat menyesuaikan diri dengan
tegangan kerja pada jaringan distribusi tersebut,maka pada pada
transformator distribusi dilengkapi dengan pengubah sadapan (tap
changer). Jumlah sadapan (tap) pada transformator distribusi sesuai
SPLN 50:1997, Ada 5 sadapan (tap), yaitu:
 Tap 1 = 22.000 volt

 Tap 2 = 21.000 volt

 Tap 3 = 20.000 volt

 Tap 4 = 19.000 volt

 Tap 5 = 18.000 volt


Dan untuk perbandingan belitan, maka hasil pengukuran harus
didalam toleransi yang diijinkan, yaitu sebesar 0,5 % dari rasio
tegangan. Untuk perhitungannya :
Tap 1: 21.000/400/ 3
Tap 1 = 95,262

Nilai toleransi batas atas dikalikan dengan 1,005,sedangkan


batas bawah dikalikan dengan 0,995. Sehingga didapatkan nilai
toleransi :
Tap 1 : 95,262 x 1,005 = 95,739
Tap 1 = 95,262 x 0,995 = 94,785

Tap 2 : 21.000/400/3 = 90.932

Tap 2 = 90,932 x 1,005 = 91,387

= 90,932 x 0,995 = 90,477


`
24

Tap 3 : 20.000/400/ 3
= 86,062
Tap 3 = 86,602 x1,005
=87,035
= 86,602 x 0.995 = 86,168

Tap 4 : 19.000/400/ 3 = 82,272

Tap 4 = 82,272 x 1,005 = 82,683

= 82,272 x 0.995 = 81,860

Tap 5 : 18.000/400/ 3 = 77,942

Tap 5 = 77,942 x1,005 = 78,331 = 77,942 x 0.995 = 77,552

Maka sebuah transformator distribusi dapat dikatakan memiliki


perbandingan yang baik apabila nilai rasionya berada di antara batas
atas dan batas bawah pada masing-masing tap.Maka akan diperoleh
besar pengukuran tegangan pada 1W-2w=1V-2w=1V-2v > 1W-2v.
Sehingga terbukti kelompok vektor transformator adalah Dyn5.

Gambar. 2.22 Sambungan Dyn 5

 Tegangan harus sama

`
25

Dilaksanakan penyamaan tegangan yakni pada tegangan rendah,


untuk melaksanaan penyamaan tegangan terlebih dahulu dilakukan
pengukuran perbandingan belitan, untuk mengetahui perbandingan
jumlah belitan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada
setiap tap (sadapan), sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh
transformator sesuai dengan yang dikehendaki.
Metode pengukuran perbandingan tegangan transformator yaitu
:
 Pengukuran dengan 2 (dua) voltmeter

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan 2 voltmeter (dapat

menggunakan transformator tegangan bila diperlukan), masing-

masing diletakkan disisi primer dan sekunder. Pembacaan voltmeter

dilakukan secara bersamaan.

 Pengukuran dengan metode perbandingan

Metode ini menggunakan transformator lain yang sudah

diketahui nilai rasionya. Transformator yang akan diketahui nilai

rasionya di hubungkan paralel dengan transformator yang sudah di

ketahui nilai rasionya dan belitan sekunder dihubungkan paralel

dengan voltmeter dipasang diantara terminal.

 Dengan menyamakan urutan fasa

Persyaratan selanjutnya untuk melakukan paralelisasi dengan

mengurutkan masing-masing fasa antara lain, R-R, S-S, T-T.

Trafo 1 Trafo 2

R R

`
T T S T T S
26

t t

s s
r r

Gambar. 2.23 Urutan Fasa delta – star pada paralelisasi

Keterangan gambar :

Pada rangkaian trafo 1


 Fasa R S T pada jaringan distribusi bertemu dengan fasa R S T
hubungan delta sisi primer.
 Fasa R S T pada jaringan distribusi bertemu dengan fasa R S T
hubungan star sisi sekunder.

Pada rangkaian trafo 2.


 Fasa R S T pada jaringan distribusi bertemu dengan fasa R S T
hubungan delta sisi primer.
 Sisi sekunder fasa R S T bertemu dengan fasa R S T hubungan
star sisi sekunder.

4. Ruang lingkup pelaksanaan pemeliharaan paralelisasi UGB


 Pergantian/pemeliharaan fuse cut out (FCO), pelaksanaan
pergantian/ pemeliharaan fuse cut out pada kondisi flash over,
pecah. Dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dilaksanakan
pembersihan.
 Pergantian/pemeliharaan Arrester, pelaksanaan pergantian/
pemeliharaan Arrester pada kondisi flash over, pecah disebabkan
tersambar petir. Untuk pelaksanaan pemeliharaan perlu dilakukan
secara berkala.
 Pergantian Trafo distribusi, pelaksanaan kegiatan pada pergantian
`
27

Trafo pada kondisi trafo bocor, oli habis, dan recondisi trafo.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala.
 Pergantian Rak/PHB, pelaksanaan pekerjaan PHB pada kondisi
berkarat karena korosi. Pekerjaan tersebut dilakukan tergantung dari
kondisi tempat dimana PHB tersebut berada.

F. Perbaikan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Secara PDKB


a. Pengertian Perbaikan
Perbaikan adalah proses penggantian dan penyetelan bagian tertentu
alat agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam kondisi
bertegangan. Istilah lain dari perbaikan adalah servis, yang berarti
memperbaiki barang yang rusak atau usang atau merawat secara khusus
suatu barang yang masa penggunaannya telah melampaui batas waktu
tertentu (SPLN 82-3. 1991. Bagian 3).

b. Teknik Perbaikan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Secara


PDKB
Pada proses perbaikan jaringan distribusi tegangan menengah itu
dilakukan setelah adanya pemeliharaan atau pengecekan terhadap setiap
peralatan jaringan, yang dimana jika salah satu peralatan yang tidak
berfungsi sebagaimana mestinya dan harus dilakukan perbaikan.
Dengan mengganti suatu peralatan JTM seperti FCO, Pin Isolator, LA,
PHB-TR Bushing dan lain-lain yang sudah tidak berfungsi akibat dari
berbagai factor, memperbaiki jumper, memperbaiki trafo yang
mengalami kebocoran dan lain sebainya.
Dalam hal ini prosedur perbaikan yang dilakukan PDKB
disiapkan sehari sebelum pelaksanaan kerja mencakup :
1. Prosedur kerja yang harus dilakukan sesuai pedoman PDKB

1. Menyiapkan diagram satu garis pada lokasi

2. Menuju lokasi kerja

3. Memeriksa titik pekerjaan


`
28

4. Memeriksa titik pekerjaan dan konstruksi satu gawang


kekanan dan kekiri
5. Membuat foto dan gambar titik pekerjaan

6. Kembali ke kantor

7. Membuat laporan surve


 Diterbitkan peta lokasi, penyulang, nomor tiang,
konstruksi titik pekerjaan dan hazard
8. Mendiskusikan Rencana Pelaksanaan Kerja dengan tim PDKB

 Dapat dilakukan di PDKB

 Jumlah peralatan

 Jumlah pelaksanaan

9. Mendokumentasikan hasil survey yang telah didiskusikan

 Ditandatangani oleh koordinator dan preparator.

10. Menyiapkan SP2B dan SP3B.


2. Doa
Pelaksanaan doa sebelum memulai pekerjaan
3. Mengukur jarak EP menggunakan alat Measuring Rod
Adapun jarak yang ditekankan untuk keselamatan adalah 6 EP
(Elemen Pelindung) dengan 1 EP udara adalah 10 cm, jadi jumlah
jarak EP yang ditentukan ialah 60 cm. Untuk jarak kurang dari 6 EP
tersebut merupakan pelanggaran keras, karena dapat membahayakan
jiwa linesmen (pekerja).

4. Pelaksanaan

1) Pelaksanaan mencakupi, mengecek, mempersiapkan, dan


membawa peralatan yang sesuai untuk pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
2) Berangkat ke lokasi kerja.

3) Memasang trafficcone sebagai jarak aman pekerjaan dari


`
29

orang selain pekerja PDKB.


4) Menghamparkan terpal untuk meletakkan peralatan yang
dibutuhkan, apabila lokasi kerja memadai.
5) Memasang tangga alumunium kemudian memasang tangga
isolasi.

`
BAB III
PENGALAMAN LAPANGAN

A. Orientasi Lapangan Pekerjaan


Pada Unit Pelayanan PT PLN (Persero) ULP Rayon Timur terdapat
beberapa tim pelayanan diantaranya Pelayanan Administrasi (PAD),Teknik
(Gangguan dan tim PDKB/Pemeliharaan), Transaksi Energi Listrik (TEL)
seperti tim Tusbung. Penulis lebih banyak mengikuti pekerjaan di bagian
Teknik yaitu tim Gangguan dan tim PDKB (Pekerja Dalam Keadaan
Bertegangan). Tim Gangguan adalah tim yang khusus menangani
permasalahan-permasalahan atau keluhan-keluhan dari masyarakat rumah
tangga dengan memakai aplikasi khusus PLN dengan sistem kerjanya adalah
masyarakat yang mengalami permasalahan listrik di rumah bisa di sampaikan
melalui call center PLN 123, maka PLN area akan menerima dan
mengkonfirmasikan keluhan tersebut berdasarkan tim Gangguan di rayon
masing-masing. Sedangkan tim PDKB adalah tim PLN yang khusus
menangani masalah-masalah di jaringan distribusi termasuk masalah-masalah
kerusakan peralatan seperti Fuse Cut Out (FCO). Fuse Cut Out (FCO) yang
mengalami kerusakan akan cepat di perbaiki oleh tim PDKB dan jika
kerusakan Fuse Cut Out (FCO) hanya fuse linknya yang putus maka diganti
dengan fuse link yang baru dengan rating arus yang sama. Namun jika
kerusakan Fuse Cut Out (FCO) sudah parah maka dilakukan penggantian
Fuse Cut Out (FCO) secara keseluruhan.
Salah satu kejadian terbakar Fuse Cut Out (FCO) akibat arus lebih
yang terjadi Jalan Tuasan ULP Medan Timur yang mengakibatkan padamnya
listrik di daerah tersebut, merupakan permasalahan yang ditangani PT PLN
(PERSERO) ULP Rayon Medan Timur. Maka tim PDKB ULP Rayon Medan
Timur melakukan penggantian dan pemeliharaan Fuse Cut Out (FCO) pada
gardu portal di daerah tersebut. Penggantian Fuse Cut Out (FCO) dilakukan
berdasarkan SOP yang berlaku dan perlengkapan yang digunakan dalam
pekerjaan harus memenuhi standar SNI/IEC dan/atau standar lain yang
berlaku.

30
31

B. Pemeliharaan Fuse Cut Out (FCO) Dengan Tim PDKB Sewaktu PKLI
Prosedur Pemeriksaan dan Penggantian Fuse Link Pada FCO.
a. Prosedur Pemeriksaan fuse link Pada FCO adalah sebagai
berikut:
1) Sebelum kami memeriksa fuse link pada FCO, kami menggunakan
teknil pararelisasi TR UGB maksudnya kami menggunaka gardu
bergerak sebagai pengganti gardu penyulang.
2) Setelah itu kami mulai melepaskan fuse tube dari badan FCO dan
salah satu tim PDKB naik untuk melepaskan seutuh FCO dari
tiang cross-am dan diturunkan kebawah menggunakan tali pre
3) Kemudian kami melepaskan fuse link dari bambu FCO untuk di
ukur tahanan nya menggunakan multitester, sebelum mengukur
kami mengkalibrasi multitester dan menghubungkan kabel probe
ke masing-masing ujung fuse link dan hasilnya tidak ada
pergerakan pada jarum multitester dengan itu fuse link sudah tidak
berguna atau layak pakai
4) Lalu kami mengganti fuse link dengan yang baru yang berbahan
tembaga karena memiliki titik lebur yang lebih besar yaitu 1090℃
5) Setelah itu kami menggosok bagian dudukan fuse linkdari karat
menggunakan bruss conector.
6) Lalu kami membersihkan batang cross-am dam merapikan
jumperan insulating nya. Setelah itu baru fuse link dipasang ke
bam bu CO dan dipasangkan ke badan FCO agar dipasang
kembali ke tiang cross-am
7) Setelah itu kami mengembalikan jaringan ke gardu penyulang
kembali dengam pelepas pararelisasi dari TR UGBnya
b. Prosedur Penggantian dan pemasangan fuse link pada FCO
adalah sebagai berikut:
1. Kami lepaskan dulu fuse tube pada FCO menggunakan tongkat
Tie Pole sampai terlepas dari badan FCO dengan memasukkan
ujung tongkat yang berbetuk kait ke dalam cincin bagian bawah

`
32

fuse tube yang tergantung. Kemudian angkat dan turunkan fuse


tube dengan cara disentak atau tiba-tiba.

Gambar 3.1 Penurunan Fuse Tube Dari Badan FCO


2. Setelah itu kami ganti fuse link yang lama pada fuse tube-nya dan
memasang fuse link-nya kembali pada fuse tube dengan fuse link
baru yang telah kami dibawa.

Gambar 3.2 Mengganti Fuse Link Yang Putus Atau Lama

`
33

3. Saya kunci fuse link pada bagian ujung fuse tube menggunakan tang
kombinasi.
4. Setelah selesai kami pasang kembali fuse tube pada FCO dengan
menggunakan tongkat. Sama halnya seperti saat menurunkan fuse
tube, masukkan ujung tongkat yang berbentuk kait pada cincin bagian
bawah fuse tube lalu letakkan pada bagian bawah FCO. Kemudian
lengketkan bagian atas fuse tube ke bagian atas FCO dengan
menggunakan tonggat/stick.

Gambar 3.8 Pemasangan Fuse Tube Pada Badan FCO

C. Perbaikan Fuse Cut Out (FCO) Dengan Tim PDKB Sewaktu PKLI
a. Prosedur Penggantian Fuse Cut Out (FCO) Pada PDKB
Salah satu proses perbaikan jaringan yang kami lakukan selama PKL
iyalah memperbaiki FCO dengan melakukan proses penyetelan dan
penggantian FCO, dengan prosedure sebagai berikut :
1. Pertama kami melepaskan atau mencabut NH-Fuse pada PHB-TR.
Adapun alat yang digunakan untuk mencabut NH-fuse adalah
Puller NH Fuse dengan cara menempelkannya pada badan NH-
fuse dan kemudian ditarik/dicabut.

`
34

Gambar 3.9 NH-Fuse Posisi Terbuka


2. Kemudian kami lepaskan fuse tube dari badan Fuse Cut Out (FCO)
dengan menggunakan tongkat. Adapun cara yang dilakukan yaitu
masukkan ujung tongkat (yang berupa kait) pada bagian atas fuse
tube yang berupa cincin, setelah ujung tongkat masung ke dalam
bagian atas fuse tube, tarik tongkat sehingga fuse tube terlepas dari
FCO.

Gambar 3.10 Fuse Tube Terlepas

`
35

3. Lalu kami Lepaskan jamperan dari FCO dari jaringan industri 3


fasa dengan menggunakan rack wire cutter.

rack wire
cutter

Gambar 3.11 Melepaskan Jumperan FCO Dari Jaringan


4. Setelah itu kami membuka FCO yang lama satu – persatu beserta
jamperannya, setelah FCO lama di turunkan, naikkan FCO yang
sudah siap diset dan akan dipasang dan di naikkan menggunakan
tali tambang, kemudian pasanglah satu-persatu FCO yang baru
sesuai dengan jalurnya masing-masing.

Gambar 3.12 Melepaskan FCO Lama

`
36

Gambar 3.13 Pemasangan FCO Baru

5. Setelah FCO telah terpasang, langsung kami masukkan fuse tube ke


badan FCO lalu hubungkan jamperan dari busshing ke bagian bawah
FCO dan jumperan arresster ke bagian atas FCO kemudian hubungan
jamperan dari bagian atas FCO ke jaringan distribusi 3 fasa
menggunakan Hook Pole. Hook Pole adalah peralatan yang digunakan
untuk pemasangan dan pembongkaran peralatan yang akan di pasang
di konduktor bertegangan.

Hook Pole

Gambar 3.14 Menghubungkan Jamperan Dari FCO ke Jaringan

`
37

6. Jika sudah selesai, kami hubungkan kembali tabung fuse tube ke


badan FCO bagian atas, kemudian dihubungkan kembali NH-FUSE
ke dalam jalurnya masing-masing dengan menggunakan Puller NH
Fuse.

Gambar 3.15 NH Fuse Posisi Terhubung

D. Peralatan Kerja Yang Digunakan Oleh Tim PDKB


1. Puller NH-Fuse
Puller NH Fuse yang berfungsi sebagai alat untuk memasang dan
membuka NH Fuse pada Fuse Bash atau dudukan NH fuse yang digunakan di
PHB trafo listrik pada gardu trafo tiang. Pada saat pengalaman lapangan
penulis, Puller NH Fuse ini digunakan hanya pada saat penggantian Fuse Cut
Out (FCO), pada penggantian fuse link, Puller NHFuse ini tidak digunakan.

Gambar 3.1 Puller NH-Fuse

`
38

1. Tongkat/ Stick 20 kV
Tongkat ini digunakan untuk memutus dan memasukkan
tabungFuse Cut Out (FCO)ke badan FCO. Tongkat ini digunakan
pada saat pemasangan Fuse Cut Out (FCO) dan penggantianfuse link.
Tongkat ini terbuat dari pelastik yang memiliki tahan isolasi sampai
tegangan 20 kV, supaya tidak dapat dialiri oleh arus listrik.

Tongkat/ Stick

Gambar 3.2 Tongkat/ Stick 20 kV

2. Tangga Fiber
Digunakan sebagai alat untuk naik ke atas gardu distribusi atau
tiang pada jaringan distribusi. Pada saat pengalaman lapangan tangga
ini digunakan hanya pada saat penggantian Fuse Cut Out (FCO),
karena pada penggantian Fuse Cut Out (FCO) dilakukan di atas tiang
jaringan distribusi, oleh karena itu tangga ini sangat dibutuhkan
sebagai alat yang lebih mudah untuk naik ke atas tiang tersebut.
Tangga tersebut terbuat dari bahan isoator.

`
39

Tangga

Gambar 3.3 Tangga Fiber

3. Tali Panjat
Tali panjat merupakan suatu alat yang sangat sederhana yang
digunakan sebagai alat untuk menaiki tiang pada jaringan distribusi.
Selain tangga tali panjat ini juga sangat dibutuhkan untuk penggantian
Fuse Cut Out (FCO), selain sebagai alat untuk menaiki tiang
distribusi, tali panjat ini juga berfungsi sebagai penopang/penahan
pada saat penggantian FCO. Tali panjat ini tidak digunakan pada saat
penggantian fuse link.Tali panjat ini terbuat dari tali tambang yang
sangat kuat.

Tali Panjat

Gambar 3.4 Tali Panjat

`
40

4. Tali Tambang/ Tali Pre


Tali tambang merupakan sebuah tali yang digunakan sebagai
alat untuk memindahkan atau menarik peralatan-peralatan dan bahan-
bahan yang digunkan dalam proses penggantian Fuse Cut Out (FCO)
dari bawah. Tali tambang ini digunakan hanya pada saat penggantian
FCO. Sama halnya dengan tali panjat, tali tambang ini juga terbuat
dari bahan yang sangat kuat, karena beberapa peralatan untuk
penggantian Fuse Cut Out (FCO) cukup berat.

Tali Tambang

Gambar 3.5 Tali Tambang

5. Tang kombinasi dan Tang Potong


Digunakan untuk menjepit dan memotong kawat penghantar
fuse link yang berdiameter kecil.

Tang Potong
Tang Kombinasi

Gambar 3.6 Tang Kombinasi dan Potong

`
41

6. Tang Press Hidrolik (Crimping Tools)


Digunakan untuk mengoneksikan sebuah kabel dengan skun
kabel dengan cara di jepit atau di press. Dengan menggunakan tang
press ini pengerjaan press sekun menjadi ringan dan tidak perlu
mengeluarkan tenaga yang besar.

Gambar 3.7 Crimping Tools

7. Tang Ratchet
Digunakan untuk memetong kabel dengan ukuran kurang lebih
30 mm. Alat ini biasanya digunakan untuk memotong kabel untuk
jamperan pada saat penggantian FCO (Fuse Cut Out).

Gambar 3.8 Tang Ratchet

`
42

8. Kunci Pas
Alat ini digunakan pada saat penggantian FCO yaitu untuk
melepas FCO lama dari Cross Arm dan digunakan untuk pemasangan
FCO yang baru yang akan dipasang.

Gambar 3.9 Kunci Pas

Selain dari peralatan-peralatan yang di atas, untuk pekerjaan


mengganti Fuse Cut Out (FCO) para petugas juga sangat membutuhkan
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan perlengkapan yang wajib yang
sesuai standar kerja secara PDKB digunakan untuk perlindungan diri dari
kemungkinan-kemungkinan bahaya yang akan dialami pada saat
melakukan pekerjaan penggantin Fuse Cut Out (FCO). Proses Perbaikan
dan Pemeliharan Fuse Cut Out (FCO) secara PDKB di lapangan
Pemeliharaan yang penulis ikuti dilapangan selama mengikuti
PKLI adalah termasuk pada pemeliharaan dan pebaikan Breakdown
Maintenance. Dimana pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi
kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu bersifat darurat.
Pemeliharaan khusus atau darurat yang penulis laksanakan di PT PLN
(Persero) ULP Rayon Medan Timur ialah mengganti atau memperbaiki
fuse link pada Fuse Cut Out (FCO) yang putus akibat ada gangguan pada
jaringan tegangan menengah. Gangguannya seperti penebangan pohon
oleh warga dan lain-lain.

`
43

E. Pembahasan Hasil PKLI


Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan,kesesuaian antara
landasan teori dengan teknik pelaksanaan perbaikan dan pemeliharaan pada
jaringan distribusi tegangan menengah secara PDKB pada kasus perbaikan
dan pengantian FCO dilapangan memiliki persamaan dan perbedaan terhadap
teknik pengamatan di lapangan. Persamaan dan perbedaan terhadap landasan
teori dan teknik pelaksanaan yang penulis dapatkan tedapat pada proses
pemeliharaan dan penggantian FCO secara PDKB, yaitu :
1) pemeliharaan pada landasan teori adalah pemeliharaan secara korektif
yang berarti pemeliharaan terencana dikarenakan faktor waktu dimana
peralatan memerlukan perbaikan atau pemeliharaan yang tidak terencana
tetapi berdasarkan kondisi peralatan yang menunjukkan gejala kerusakan
atau pun sudah terjadi kerusakan. Sedangkan pada teknik pelaksanaan
lapangan dilakukan pemeliharaan Breakdown Maintenance, dimana
pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang
waktunya tidak tertentu atau bersifat darurat.
2) Teknik kerja secara PDKB dalam Penggantian FCO yang di jelaskan
pada landasan teori apasaja sasaran yang harus dicapai sama dengan
teknik pelakasanaan di lapangan.
Praktek kerja lapangan Industri yang penulis ikuti di PT PLN
(Persero) ULP Rayon Medan Timur selama 1 bulan memberikan banyak
dampak positif bagi saya. Seluruh kegiatan dan pekerjaan PLN di rancang
secara terstruktur oleh setiap tim. Termasuk pekerjaan perbaikan dan
pemeliharaan jaringan distribusi tegangan menengah secara PDKB pada Fuse
Cut Out (FCO) atau Fuse link yang mengalami penuaan atau kerusakan
karena gangguan-gangguan di Jaringan Tegangan Menengah 20 KV.
Di PT PLN (Persero) ULP Rayon Medan Timur tim yang melakukan
pemeliharaan dan penggantian Fuse Cut Out (FCO) adalah tim Pekerja
Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB), kadang-kadang dilakukan oleh Tim
gangguan dari bagian TEKNIK. Ketika melakukan penggantian atau
pemeliharaan, petugas terlebih dahulu melakukan survei lapangan atau
setelah mendapat informasi keluhan dari masyarakat. Petugas akan mensurvei

`
44

apakah Fuse Cut Out (FCO) akan diganti secara keseluruhan atau fuse
linknya yang harus di ganti tergantung dari kerusakan Fuse Cut Out
(FCO).Setelah dikonfirmasi ke Mandor atau Supervisor dan diperintahkan
untuk mengerjakan, maka Petugas atau tim akan melakukan dan
mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
Selain peralatan pekerjaan yang harus disiapkan oleh petugas,
perlengkapan yang penting lainya yang harus disiapkan adalah alat pelindung
diri (APD). APD dalam dunia industri dikenal dengan Personal Protective
Equipment (PPE) adalah peralatan yang digunakan oleh pekerja untuk
melindungi diri terhadap potensi bahaya kecelakaan kerja. Dan dalam proses
pengerjaan FCO (Fuse Cut Out) harus dikerjakan sesuai dengan standart
operation procedure (SOP) yang berlaku dan di koordinir oleh mandor.
Setelah semua peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan maka petugas
akan melakukan penggantian Fuse Cut Out (FCO) atau fuse Link sesuai
dengan Prosedur PDKB yang telah dijelaskan pada laporan ini.
Pada dasarnya gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusi
saluran 20 kV yang merusak Fuse Cut Out (FCO) disebabkan oleh surja petir
atau surja hubung, urung atau daun-daun, polusi debu, pohon-pohon yang
tumbuh di dekat jaringan, keretakan pada isolator , dan andongan (sag) yang
terlalu kendor, kesalahan mekanis, karena tegangan lebih, karena material
yang cacat atau rusak,gangguan hubung singkat, konduktor putus.
Untuk lebih meningkatkan keandalan mutu penyaluran dan pelayanan
energi listrik kepada konsumen, maka dibutuhkan sistem proteksi yang
handal, sehingga keberlangsungan sistem penyaluran energi listrik ke
konsumen dapat dijaga semaksimal mungkin, sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Salah satu cara untuk menjaga keberlangsungan sistem
penyaluran energi listrik ke konsumen yang dilakukan oleh PT PLN (Persero)
ULP Rayon Medan Timur ini adalah dengan meminimalisir terjadinya
gangguan, dengan cara melengkapi sistem jaringan penyaluran energi listrik
dengan alat proteksi. Peralatan proteksi yang biasanya ada adalah Fuse Cut
Out (FCO) yang dipasang pada jaringan distribusi 20 KV.

`
45

F. Refleksi Mahasiswa PKLI


Selama kegiatan PKLI berlangsung peraturan dan sistem kerja yang
dilakukan para pegawai dan karyawan PLN diikuti dan dilakukan dengan
baik sesuai dengan standard operation procdure (SOP). Dari kegiatan PKLI
ini hubungan para pegawai dan karyawan PLN seperti partner kerja dan tim
yang bisa saling kerja sama untuk mewujudkan listrik untuk kehidupan yang
lebih baik sebagai motto dari PT PLN (Persero) ULP Rayon Medan Timur.
Karna masih keadaan PANDEMI Covid 19, PT PLN (Persero) ULP Rayon
Medan Timur juga menerapkan Protokol Kesehatan yang baik dimana untuk
mencegah penularan Covid 19 dan untuk menjaga kesehatan bekerja di PT
PLN (Persero) ULP Rayon Medan Timur. Hal tersebut sangat di terapakan
baik kepada pegawai kantor dan kepada petugas lapangan seperti tim PDKB
yang ada di PT PLN (Persero) ULP Rayon Medan Timur.
PT PLN (Persero) ULP Rayon Medan Timur dapat menjadi mitra
lembaga pendidikan untuk Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) dan
Universitas/ Politeknik dalam hal Praktek Kerja Lapangan Industri. Keadaan
ini didukung dengan penerimaan dan bimbingan dari PT PLN (Persero) ULP
Rayon Medan Timur yang baik dan ramah kepada kami dan peserta PKLI
lainnya.Dengan adanya pengalaman langsung dari kegiatan PKLI yang
dilakukan selama satu bulan penuh ini yang dibimbing langsung oleh para
pegawai, tim petugas PDKB (Pekerja Dalam Keadaan Bertegangan) dan
supervisor PLN dapat mengetahui dan memahami baik teori maupun teknik
kerja dilapangan dan dapat menerima ilmu dari lapangan yang dimana setelah
teori di dalam perkuliahan.

`
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka penulis membuat beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Dalam PDKB digunakan peralatan-peralatan yang telah diuji dengan
tegangan 100KV per 30 cm, sebagai berikut :
1) Hoke Pole
2) Tie Pole
3) Rack Wire Cutter
4) Wire Holding Stick
5) Temporary Jumper Sets
6) By Pass Clamp
7) Insulated Rubber Blanket
8) Connector Cleaning Bursh
9) Insulating By Pass Jumper
10) Universal Hand Pole
11) Cover Pegs
12) Measuring Rod
13) Conductor Cover
14) Tangga Isolasi dan Tangga Aluminium
15) Tali Tambang/Tali Pre
Kemudian dalam PDKB alat pelindung diri (APD) harus sesuai
dengan potensial bahaya atau resikopekerjaan sehingga efektif
melindungi pekerja yang menggulakan. Beberapa APD yang digunakan
pada PDKB, yaitu :
1) Topi Pelindung (Safety Helmet)
2) Kaca Mata Pelindung
3) Sarung Tangan (Hand Glove)
4) Sabuk Pengaman (Body Harnnes)
5) Sepatu Pelindung (safety Shoes)

46
47

2. Pemeliharaan jaringan distribusi TM pada PDKB dari PLN yaitu


menggunakan teknik paralelisasi UGB (Unit Gardu Bergerak), yaitu suatu
kegiatan pemasangan gardu baru dengan kondisi tidak tetap (bergerak)
yang berfungsi untuk menampung beban konsumen dari gardu existing
yang akan melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi TM
mencangkup pengecekan, pengukuran, dan pembersihan komponen
jaringan TM tanpa adanya pemadaman, sehingga konsumen tidak
mengalami pemadaman, karena tetap mendapat aliran listrik/tegangan
dari UGB (Unit Gardu Bergerak). Prosedur melakukan pemeliharaan
jaringan ditribusi tegangan menengah yang dilakukan yaitu:
1) Mempersiapkan denah lokasi kerja
2) Membuat izin SP2B dan SP3B.
3) Mempersiapkan peralatan kerja dan APD
4) Memeriksa titik pekerjaan
5) Memeriksa semua peralatan jaringan
6) Mengganti gardu exiting menjadi TR UGB dengan cara di
paralelisasi
7) Setelah itu melakukan pengecekkan, pengukuran dan pembersihan
pada setiap komponen jaringan
8) Melepas TR UGB dan memeasang kembali gardu exiting
9) Dokumentasi
10) Membuat laporan hasil kerja
3. Perbaikan jaringan distribusi TM pada PDKB yaitu dengan menggunakan
metode sentuh langsung, dimana harus memperhatikan jarak EP atau zona
aman pekerja. Setelah itu baru bisa melakukan kegiatan perbaikan
jaringan distribusi TM yang mencangkup penggantian dan penyetelan
bagian komponen JTM yang sudah tidak bisa berfungsi sebagaimana
mestinya dan memasang kembali komponen JTM yang baru. Prosedur
melakukan perbaikan pada jaringan disribusi tegangan menengah yaitu:

1) Menyiapkan diagram satu garis pada lokasi

2) Menuju lokasi kerja

`
48

3) Membuat foto dan gambar titik pekerjaan

4) Membuat laporan surve dengan diterbitkan peta lokasi, penyulang,


nomor tiang, konstruksi titik pekerjaan dan hazard
5) Mendiskusikan Rencana Pelaksanaan Kerja dengan tim PDKB

6) Mendokumentasikan hasil survey yang telah didiskusikan dan


ditandatangani oleh koordinator dan preparator.

7) Menyiapkan SP2B dan SP3B.

8) Melakukan Doa

9) Menentukan Jarak EP dengan cara diukur mengguankan measuring


road dan memasang traffictcone

10) Memasang tangga dan menghamparkan terpal untuk tempat alat dan
komponen agar terhindar dari tanah atau pasir, setelah itu baru mulai
melakukan perbaikan FCO pada JTM

B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang telah penulis lakukan di
PT PLN (Persero) ULP Rayon Medan Timur, penulis menyarankan untuk
untuk masa yang akan datang, yaitu:
1. Perlunya penambahan peralatan PDKB dalam penerapannya dengan
pekerjaan yang dijalankan sehingga operasi kerja berjalan cepat dan
tepat.
2. Dalam melaksanakan survey lapangan hendaknya lebih teliti agar
dapat menyiapkan peralatan sesuai pekerjaan dan mengurangi
kemungkinan terjadinya Force majeure.
3. Selain itu prihal yang tidak kala penting untuk diperhatikan yaitu
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap, khususnya
penggunaan helm, sarung tangan, dan sepatu safety sesuai dengan
standart K3 agar menjamin keselamatan kerja yang baik dan benar
sesuai dengan aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
PDKB.

`
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Universitas


Indonesia.

B.1.1.3.24.3 2009. Pelaksana PDKB TM PT. PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan
Pelatihan.

Ngadiyono, Yatin. 2010. Pemeliharaan Mekanik Industri. Yogyakarta: Kementrian


Pendidikan Nasional Universitas Negeri Yogyakarta.

Putra Kivlan. 1999. Pemeliharaan Sistem Jaringan Distribusi Saluran Udara


Tegangan Menengah 20KV : Jakarta.

PLN. 1991. Operasi Dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi (Dasar). Jakarta : Pusat
Pendidikan dan Latihan Teknik Listrik.

SPLN 82-1. 1991. Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan Bagian I peraturan


umum. PT. PLN (Persero).

SPLN 82-3. 1991. Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan Bagian 3 Lembar


Teknik Perkakas dan lembar teknik – metode operasi. PT. PLN (persero).

49
50

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Foto-Foto Dokumentasi Selama PKL

Foto Bersama Pegawai PDKB Saat Penggantian FCO Di Jalan Tuasan

Foto Saat Menaikkan Stick Outpul


51

Foto Saat Memisahkan Bambu FCO Pada Badan FCO Dengan Menggunakan Tie
Pole

Foto Saat Menggunakan Safety Body atau Body Harness


52

2. Surat Permohonan Izin PKLI Ke Perusahaan


53

3. Surat Balasan Dari Perusahaan

4. Surat Penugasan Dosen Pembimbing PKLI


54

5. Surat Keterangan Selesai PKLI dari Perusahaan


55

6. Kartu Bimbingan PKLI


56

7. Jurnal Harian Dan Absensi Selama PKLI


57

Anda mungkin juga menyukai