SKRIPSI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kimia
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta
Oleh
Mikroalga memiliki kandungan lipid dan asam lemak yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan berbagai industri. Peningkatan produksi lipid pada mikroalga dapat
dilakukan dengan mutasi sinar ultraviolet (UV). Dalam penelitian ini dilakukan
mutasi sinar UV pada mikroalga BLT0404 dan BLT0502 tipe liar dan mutan.
Ekstraksi lipid mikroalga dengan modifikasi Bligh dan Dyer dan analisis komposisi
asam lemak dilakukan dengan gas chromatography mass spectrofotometry. Hasil
penelitian menunjukkan peningkatan kandungan lipid pada mikroalga yang
dimutasi dimana BLT0404 mutan memiliki kandungan lipid sebesar 41,5 % b/b dan
tipe liar sebesar 27,5 % b/b serta mikroalga BLT0502 mutan sebesar 58,4 % b/b
dan tipe liar sebesar 30,3 % b/b.. Mikroalga yang dimutasi juga memiliki perbedaan
komposisi asam lemak dengan tipe liar. Perbedaan profil asam lemak BLT0404
mutan dan tipe liar yaitu pada asam lemak C16:3(Δ7,10,13 ) dan C18:3(Δ9,11,13) dan
BLT0502 mutan dan liar yaitu pada asam lemak C16:3(Δ7,10,13 ), C16:2(Δ7,10 ),
C16:1 dan C18:1(Δ11 ). Di sisi lain kandungan total PUFA pada mikroalga mutan
relatif lebih rendah dibandingkan tipe liar.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, atas segala nikmat-
Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan dengan baik skripsi ini. Shalawat
serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW. Skripsi ini berjudul “Produksi Lipid dan Karakterisasi Asam Lemak
Mikroalga BLT0404 dan BLT0502 Tipe Liar dan Mutan”. Pada kesempatan
ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dan mendukung sehingga penelitian dan penulisan skripsi penelitian ini
dapat diselesaikan.
1. Dr. Sandra Hermanto, M.Si selaku pembimbing I yang telah memberikan ilmu
penelitian.
3. Dr. Sri Yadial Chalid, M.Si selaku penguji I yang telah memberikan saran
5. Drs. Dede Sukandar, M.Si selaku Ketua Program Studi Kimia, Fakultas Sains
6. Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
7. Dr. Siti Nurbayti, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah
viii
8. Dr. Dwi Susilaningsih selaku Kepala Laboratorium Bioenergi dan Bioproses,
9. Orang tua dan keluarga besar yang senantiasa memberikan semangat dan batuan
10. Swastika Praharyawan, M.Si, Apt dan Saeful Anhari S.Si selaku staf
11. Hana Nurbaiti SH, Nurul Qomariyah dan Nailil Amani sebagai teman
Penulis
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................... xi
xi
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 18
BAB V PENUTUP............................................................................................... 41
xii
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
lipid (Hadiyanto & Azim, 2012). Kandungan lipid pada berbagai jenis mikroalga
50 % (Hu, et al., 2008). Keadaan ini dapat membuat mikroalga mengubah jalur
bisointesis lipid menuju akumulasi lipid netral (Hu, et al., 2008). Akumulasi lipid
netral dalam bentuk triasilgliserol (TAG) bermanfaat sebagai bahan baku biodiesel.
Hal ini menandakan bahwa segala sesuatu yang telah Allah SWT ciptakan memiliki
Artinya :
Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya dan Dia
bergerak yang bergerak di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami
1
Berdasarkan ayat al-quran Q.S Luqman ayat 10 bahwa didunia ini Allah
manfaat salah satunya yaitu mikroalga yang dapat menghasilkan lipid dan asam
lemak yang dapat digunakan pada berbagai industri seperti pangan, kosmetik,
Mikroalga adalah tanaman bersel satu yang hidup di air dan menggunakan
(lipid netral) dan lipid struktural (lipid polar). Lipid struktural pada umumnya
memiliki kadar asam lemak tak jenuh ganda yang tinggi. Lipid penyimpanan
terutama dalam bentuk triasilgliserol (TAG) yang tersusun atas asam lemak jenuh
yang lebih dominan dan beberapa asam lemak tak jenuh yang dapat
membuat kondisi pertumbuhan mikroalga menjadi stres dengan cara mutasi (Hu, et
al., 2008; Sharma, et al., 2012). Mutasi mikroalga dapat merubah komposisi asam
lemak yang dihasilkan (Hu, et al., 2008). Mutasi menyebabkan mikroalga Chlorella
2010). Berdasarkan penelitian Doan & Obbard (2012) efek mutasi etil
kandungan lipid dibandingkan tipe liar, dimana pada tipe liar sebesar 34,0 ± 3,8 %
b/b dan setelah dimutasi meningkat menjadi 50,8 ± 6,8 % b/b. Mutasi yang di
2
(2012) efek mutasi Nannochloropsis sp. memiliki pengaruh terhadap kandungan
polysaturated fatty acid (PUFA) pada fase stasioner, dimana hasil PUFA menurun
Penelitian yang dilakukan oleh Nguyen et al (2013) mutasi mutasi pada jenis
terdapat perbedaan komposisi asam lemak, dimana mikroalga mutan tidak terdapat
asam lemak C16:3 sedangkan pada tipe liar terdapat asam lemak C16:3 dan mutasi
Ekstraksi lipid dilakukan dengan modifikasi Bligh dan Dyer yaitu dengan
dalam proses perusakan membran sel yaitu pengocokkan dan perubahan suhu.
Kelebihan ekstraksi lipid metode Bligh dan Dyer telah dilakukan oleh Patmawati
et al (2014) yaitu hasil lipid yang diperoleh sebesar 20,45 % b/b dan hasil lipid
kandungan lipid yang lebih tinggi dibandingkan metode soxhlet dengan n-heksana.
Penelitian lain telah dilakukan Sheng et al (2011) yaitu hasil ekstraksi lipid metode
Bligh and Dyer menghasilkan lipid 4,22 ± 0,00 % b/b dan metode Floch yaitu 4,20
± 0,01 % b/b.
hasil ekstraksi lipid dari biomassa basah mikroalga hijau jenis Chlorella vulgaris
3
menggunakan metode Bligh and Dyer yang dimodifikasi sebesar 1,37 % b/b dan
metode Bligh & Dyer (1959) yaitu sebesar 0,71 % b/b. Hasil yang diperoleh bahwa
melihat komposisi asam lemak pada mikroalga BLT0404 dan BLT0502 tipe liar
dan mutan melalui tahapan kultivasi dengan media F/2 Guillard, pemanenan
menggunakan metode Bligh dan Dyer yang dimodifikasi, serta karakterisasi profil
asam lemak?
1.3 Hipotesis
tipe liar.
4
1.4 Tujuan Penelitian
1. Menentukkan kandungan lipid mikroalga BLT0404 dan BLT0502 tipe liar dan
mutan
lipid dan komposisi asam lemak mikroalga BLT0404 dan BLT0502 tipe liar dan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikroalga
ditemukan di air tawar dan lingkungan laut. Mikroalga terdapat lebih dari 300.000
matahari, air dan karbon dioksida (Demirbas, 2010). Komponen utama mikroalga
yaitu karbohidrat, protein dan lipid (Hadiyanto & Azim, 2012). Tabel 1 merupakan
6
Tabel 1 diatas menunjukkan jenis mikroalga yang berbeda memiliki
berbeda pada setiap jenis mikroalga dan kondisi pertumbuhan dapat mempengaruhi
2008).
penyimpanan (lipid netral) dan lipid struktural (lipid polar). Lipid struktural pada
umumnya memiliki kadar asam lemak tak jenuh ganda yang tinggi. Lipid
atas asam lemak jenuh dan beberapa asam lemak tak jenuh yang keduanya dapat
a. Intensitas Cahaya
dengan energi yang diterima mikroalga untuk fotosintesis. Intensitas cahaya yang
intensitas cahaya. Penelitian (Prakash & Sharma, 2015) efek intensitas cahaya
7
sebesar 2100, 2700 dan 3300 lux terhadap mikroalga Chlorella sp mempengaruhi
b. Suhu
Mikroalga dapat tumbuh pada berkisar suhu 15 sampai 40 ºC. Suhu mikroalga
(Mata, et al., 2010). Suhu ideal untuk pertumbuhan mikroalga yaitu 20 sampai 30
ºC (Chisti, 2008).
b. Nutrisi
sulfur, kalium, magnesium dan fosfor), mikronutrisi (zat besi, boron, mangan,
(Sharma, et al., 2012). Nutrisi yang dibutuhkan mikroalga harus cukup selama
metabolisme sintesis lipid membrane menjadi lipid netral (Hu, et al., 2008)
c. Oksigen
jawab terhadap efek oksigen yang dapat merusak pertumbuhan mikroalga adalah
menyebabkan kerusak sel dari fotosistem II oleh adanya oksigen reaktif (ROS)
8
d. Karbon Dioksida
Karbon dioksida (CO2) dapat larut dalam media pertumbuhan mikroalga dan
digunakan oleh mikroalga untuk melakukan fotosintesis (Lannan & Lannan, 2011).
Suplai CO2 digunakan pada fotosintesis alga karena CO2 adalah sumber utama
mengenai efek karbon dioksida dan gas campuran udara yaitu CO2 100 %, CO2 66
% dan udara 34 %, CO2 33 % dan udara 67 % serta CO2 100 % menunjukkan bahwa
lebih banyak pada Chlamydomonas reinhardtii yaitu 2.0 g/L/hari dan penambahan
CO2 yang terlalu tinggi (CO2 100 %) akan menghambat pertumbuhan mikroalga
e. Salinitas
dengan tiga cara stres osmotik, ion garam dan perubahan rasio ion seluler akibat
sp. sebesar 30,96 ‰ dan menghasilkan pertumbuhan optimal sebesar 0,41 g/L.
f. pH
mikroalga memiliki hubungan dengan kadar CO2. Penurunan pH pada media kultur
9
alga disebabkan oleh reaksi karbon dioksida dengan air menghasilkan asam
karbonat HCO−
3 yang selanjutnya mengalami disosiasi asam karbonat menghasilkan
ion hidrogen (H+), ion hidrogen ini yang menyebabkan pH menjadi turun. Popoluasi
g. Pengadukan
mulai dari fase awal hingga fase kematian. Kurva pertumbuhan mikroalga terlihat
pada Gambar 1.
Stasionary phase Death phase
Exponential phase
.
Lag phase
mikroalga terdiri dari fase lag, eksponensial, stasioner dan kematian. Berikut ini
10
a. Fase lag
Fase ini merupakan fase adaptasi mikroalga dalam media baru. Mikroalga
lebih sensitif terhadap nutrisi serta perubahan lingkungan sekitar. Pada fase lag ini
tidak terjadi pertumbuhan mikroalga. Jika mikroalga tidak dapat beradaptasi, maka
b. Fase eksponensial
(Istirokhatun & Aulia, 2017). Mikroalga pada fase skponensial ini terjadi
peningkatan serapan CO2 dan laju pembentukan biomassa lebih tinggi (Prayitno,
2016).
c. Fase Stasioner
Fase ini ditandai dengan laju pertumbuhan sel seimbang dengan laju kematian
sel (Prayitno, 2016). Fase ini ditandai pula dengan jumlah sel minimal dan
kematian (Chalid, et al., 2010). Fase stasioner ini adalah fase dimana mikroalga
(2010) fase stasioner yang terbaik untuk menentukan waktu panen adalah pada
menjelang akhir fase stasioner karena pada fase ini mikroalga berada dalam kondisi
d. Fase Kematian
Fase ini menunjukan jumlah sel yang mati lebih banyak dari jumlah sel yang
hidup, kebutuhan nutrisi berkurang bahkan habis, cadangan makanan dalam tubuh
11
sel berkurang serta semakin banyak racun yang dihasilkan (Dianursanti, et al.,
2014).
jumlah sel mikroalga. Mikroalga menggunakan cahaya sebagai sumber energi dan
CO2 sebagai sumber karbon (Ariyanti, et al., 2015). Sistem kultivasi terbagi dua
a b
Gambar 2. Sistem Kultivasi a.kultivasi terbuka dan b. kultivasi tertutup (Ugwu, et al, 2008)
mengatur suhu pertumbuhan (Wolf, et al., 2016). Sistem terbuka lebih rentan
lingkungan luar, namun parameter pengukursn seperti pH, suhu, karbon dioksida
dapat dengan mudah dikontrol. Sistem tertutup ini menyebabkan akumulasi oksigen
12
kurang maksimal dan dapat merugikan pertumbuhan mikroalga (Lannan & Lannan,
skala semi outdoor dan skala outdoor (Kabinawa, 2006; Sari dan Manan, 2012).
digunakan pada skala semi outdoor dan skala outdoor (Kabinawa, 2006).
yang digunakan yaitu cahaya matahari namun tidak secara langsung menembus
tertutup dan menggunakan matahari sebagai sumber energi (Sari dan Manan, 2012).
mencapai fase stasioner. Fase stasioner ini dipilih untuk mencegah mikroalga
mengalami penurunan jumlah sel (Rafaelina, et al., 2016). Metode pemanenan yang
digunakan salah satunya dengan cara kimiawi yaitu flokulasi. Flokulasi sering
flokulasi terjadi pada saat zat terlarut saling bertumbukan dan menempel satu sama
13
lain sehingga flokulasi membuat mikroalga menggumpal dan mudah dipanen
mikroalga selain protein, karbohidat dan air. Minyak dan lemak adalah kelompok
lipid yang tidak larut dalam pelarut polar tetapi larut dalam pelarut non polar seperti
eter, kloroform dan hidrokarbon. Ekstraksi lipid ini dilakukan berdasarkan prinsip
like dissolved like. Prinsip ekstraksi didasarkan kesaaamaan polaritas antara zat
terlarut dengan pelarut, sehingga zat yang polar akan larut dalam pelarut polar dan
zat non polar akan larut dengan pelarut non polar (Halim, et al., 2011).
biologi (Purwanti, 2015). Berikut merupakan cara ekstraksi lipid dari mikroalga
(Gambar 3).
Press
Mekanik Microwave
Ultra sound
Bead milling
Electroporation
Biomassa
alga
Liquid nitrogen
Cell miking
Biologi Enzymatics dan Genetics modification
14
Gambar 3 menunjukkan macam-macam metode ekstraksi lipid mikroalga.
Metode ekstraksi lipid yang digunakan salah satunya adalah metode Bligh dan
Dyer. Metode Bligh dan Dyer pertama kali digunakan untuk ekstraksi lipid pada
pelarut ekstraksi yang digunakan antara klorofrom, methanol dan air adalah (1 : 2 :
lipid tinggi pada jaringan ikan dan diperoleh hasil kandungan lipid sebesar 94 %
Metode ekstraksi lipid pertama kali yaitu metode Bligh dan Dyer. Metode
Bligh dan Dyer yang digunakan pada jaringan ikan. Metode tersebut mengalami
memerlukan modifikasi metode ekstraksi lipid karena memiliki dinding sel yang
cukup sulit dipecah, sehingga untuk mengektraksi lipid didalam sel mikroalga
lipid dilakukan dengan modifikasi Bligh dan Dyer yaitu dengan modifikasi
proses perusakan membran sel yaitu pengocokkan dan perubahan suhu (Irhamni, et
al., 2014). Modifikasi Bligh dan Dyer pada penelitian ini yaitu modifikasi
sel dengan dengan pengocokkan pada alat pengocok selama proses ekstraksi dan
kejutan suhu dengan cara menyimpan sampel pada suhu 4 °C selama 24 jam dan
15
memindahkannya pada suhu yang lebih tinggi yaitu 29 oC. Penambahan air
Modifikasi ekstraksi lipid Bligh dan Dyer memiliki kelebihan yaitu hasil
dari biomassa basah mikroalga hijau jenis Chlorella vulgaris menggunakan metode
Bligh and Dyer yang dimodifikasi sebesar 1.37 % b/b dan metode Bligh & Dyer
(1959) yaitu sebesar 0.71 % b/b. Hasil yang diperoleh bahwa dengan melakukan
modifikasi metode Bligh dan Dyer diperoleh peningkatan kandungan lipid dari 0.71
gugus karboksil (COOH) dan dan gugus metil (CH3). Komposisi asam lemak yang
terdapat pada mikroalga adalah asam lemak jenuh/saturated fatty acid (SFA), asam
lemak tak jenuh tunggal/monounsaturated fatty acid (MUFA) dan asam lemak tak
jenuh ganda/polyunsaturated fatty acid (PUFA). Asam lemak jenuh adalah asam
lemak yang hanya memiliki ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam
lemak tak jenuh tunggal adalah asam lemak yang memiliki satu ikatan rangkap pada
rantai hidrokarbonnya. Asam lemak yang mengandung dua atau lebih ikatan
rangkap disebut asam lemak tak jenuh jamak (PUFA) (Jacoeb, et al., 2014)
%), asam palmitoleat C16:1 (0.5 – 18.61 %), C18:2 asam linoleat (1.34 - 9.65 %)
dan asam linolenat C18:3 (0.02 – 25.31 %). Komposisi asam lemak Cyanophyceae
16
adalah asam palmitat C16:0 (47.33 – 66.05 %), asam stearat C18:0 (9.78 – 14.16
%), asam palmitoleat C16:1 (4.14 – 12.19 %) dan asam oleat C18:1 (5.31 – 24.85
sebagai biodiesel (Kaur. et al., 2012). Kandungan asam lemak dalam mikroalga
yang paling umum adalah asam palmitat (C16:0), asam stearat (C16:0), asam oleat
(C18:1), asam linoleat (C18:2) dan asam linolenat (C18:3). Asam lemak yang
17
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2017 hingga bulan Januari 2018.
Penelitian ini meliputi proses preparasi, kultivasi, ekstraksi lipid dan analisis profil
asam lemak. Proses preparasi, kultivasi dan ekstraksi sampai analisis dilakukan di
3.2.1 Alat
magnetic stirrer, oven, timbangan analitik, cawan petri, peralatan gelas, refluks,
3.2.2 Bahan
Belitung dengan kode BLT0404 dan BLT0502, mikroalga BLT0404 dan BLT0502
yang telah dimutasi oleh Laboratorium Bioenergi dan Bioproses, Lipi dengan
lampu UV 30 watt selama 90 menit, media f/2 (media yang telah dikurangai
komposisinya ½ dari jumlah semula pada media f2 Guillard, 1975), air laut,
18
metanol, kloroform, akuades, natrium hidroksida, boron triflorida dalam metanol,
natrium klorida jenuh dan n-heksana dan f/2 metal Komposisi media f/2 adalah
natrium nitrat, natrium diposfat dihidrat, vitamin B12, biotin, tiamin HCl, natrium
metasilikat nonahidrat, dan air laut (lampiran 1). Komposisi f/2 metals yaitu
natrium etilen diamin tetra asetat dihidrat, besi (III) klorida heksahidrat, kobalt (II)
sulfat heptahidrat, mangan (II) klorida tetrahidrat, seng (II) sulfat heptahidrat,
Pemanenan
Biomassa
mikraolga
Ekstrak lipid
Transesterifikasi
19
3.3.2 Kultivasi (Lannan & Lannan, 2011)
Mikroalga BLT0404 tipe liar dan mutan dikultivasi pada media f/2 dalam air
laut, isolat BLT0502 tipe liar dan mutan dikultivasi pada media f/2 dalam akuades
sebanyak 500 mL ditambahkan ke dalam 4500 mL media kultur f/2 dalam air laut
untuk BLT0404 tipe liar dan mutan dan 4500 mL media kultur f/2 dalam air tawar
untuk BLT0502 tipe liar dan mutan. Kultur diaerasi menggunakan aerator. Energi
dilakukan setiap hari mulai hari ke 0 (awal kultivasi) hingga kultur mencapai fase
dilakukan pada pagi hari pukul 09.00. Pengukuran kerapatan sel yaitu dengan cara
VIS pada panjang gelombang 680 nm. Hasil kerapatan sel dibuat dalam bentuk
grafik kurva pertumbuhan dengan memplotkan data kerapatan sel pada sumbu y
20
b. Pengukuran pH
pagi hari pukul 09.00. Pengukuran pH yaitu dengan cara memasukkan kertas
indikator pH ke dalam kultur mikroalga BLT0404 dan BLT0502 tipe liar dan mutan
parameter pH yang terdapat pada kotak kertas indikator pH, sehingga diketahui
c. Pengukuran Salinitas
pada pagi hari pukul 09.00. Pengukuran salinitas pada kultur mikroalga BLT0404
dan BLT0502 tipe liar dan mutan dengan cara meneteskan pada permukaan alat
tempat sampel dengan menggunakan alkohol dan tisu. Sampel yang telah diteteskan
dilakukan pada pagi hari pukul 09.00. Pengukuran intensitas cahaya ini
menggunakan luxmeter. Cara kerja alat tersebut yaitu sensor cahaya diposisikan
tepat di daerah yang akan diukur intensitas cahayanya, kemudian dilihat hasil
e. Pengukuran Suhu
Pengukuran suhu dilakukan dari hari ke 0 hingga hari ke 13 dan dilakukan pada
pagi hari pukul 09.00. Pengukuran suhu ini menggunakan termometer yang
21
dimasukkan ke dalam kultur BLT0404 dan BLT0502 tipe liar dan mutan untuk
Ekstraksi lipid dilakukan pada fase pertumbuhan mikroalga yaitu fase lag,
fase eksponensial dan fase stasioner. Fase tersebut dilihat berdasarkan pengukuran
kerapatan sel dan dilihat dari grafik pertumbuhan mikroalga dari hari ke 0 hingga
hari ke 13. Kultur BLT0404 dan BLT0502 tipe liar dan mutan masing-masing
bobot kosongnya dan disentrifugasi dengan kecepatan 6000 rpm selama 10 menit.
Sampel akan terpisah menjadi 2 bagian yaitu supernatan dan pelet. Supernatan
didiamkan hingga terpisah sempurna menjadi tiga lapisan. Lapisan atas berupa
metanol dan akuades, lapisan tengah berupa biomassa dan lapisan bawah berupa
lipid dan kloroform. Lapisan atas dibuang, lapisan bawah dipindahkan ke cawan
petri yang telah ditimbang bobot kosongnya dan lapisan tengah dioven pada suhu
kloroform hilang ditandai sampel sudah tidak berbau kloroform dan sudah kering.
Bobot lipid dicatat. Kandungan lipid dihitung dengan rumus sebagai berikut :
22
3.3.6 Pemanenan Mikroalga (Amini, 2005)
sebanyak 1,255 g dalam 500 mL akuades yang dimasukkan dalam kultur. Kultur
tersebut dan diaduk hingga homogen dan didiamkan (tanpa aerasi) selama 4 jam
Lipid hasil ekstraksi sebanyak 0,1 g dimasukan ke dalam labu ekstraksi dan
selama 20 menit. Sampel dimasukkan ke dalam corong pisah dan didiamkan hingga
terbentuk dua lapisan yaitu lapisan gliserol di bagian bawah dan biodiesel di bagian
atas. Biodiesel dipisahkan dari gliserol untuk dilakukan analisis profil asam lemak
menggunakan GCMS.
23
Tabel 2. Sistem operasi instrumen GCMS
GC Condition
Coloumn
C18 DB5-MS Agilent
Column Oven
60 ºC
Temperature
1.00 mL/min
Column Flow
Injection Temperature 230 ºC
Injection Mode Split
Presure 57.4 kPa
Carrier gas Helium
Total Flow 104.0 mL/min
Oven temperature
10 ºC/min to 230 ºC.
program
MS Condition
Ion Source Temp. 250 ºC
Interface Temperature 270 ºC
Scan Speed 1111
24
BAB IV
pada hari ke 0 hingga hari ke 13 pada jam 09.00 WIB. Menurut Ho et al (2014)
suhu adalah faktor penting bagi pertumbuhan mikroalga dan fisiologi mikroalga.
Pertumbuhan sel mikroalga akan terus bertambah secara eksponensial jika berada
pada rentang suhu optimum atau ideal dan akan menurun pertumbuhannya setelah
cahaya dan salinitas dari mikroalgan BLT0404 dan BLT0502 tipe liar dan mutan.
pada BLT0404 dan BLT0502 tipe liar dan mutan di lapang (outdoor). Hasil
pengukuran suhu yang diperoleh bahwa mikroalga BLT0404 dan BLT0502 tipe liar
dan mutan selama penelitian adalah 24 - 33 °C. Suhu pada media kultur mikroalga
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (lapang) pada saat kultivasi. Range suhu yang
25
diperoleh bertujuan untuk mengetahui kemampuan mikroalga dapat tumbuh pada
skala lapang (outdoor). Kisaran suhu pada penelitian ini masih berada pada kisaran
suhu optimal yang dibutuhkan mikroalga untuk pertumbuhan. Suhu optimal setiap
Botryococcus braunii tumbuh stabil pada suhu 15 – 30 °C dan tidak dapat tumbuh
pada suhu 45 °C. Suhu ideal menurut Chisti (2008) untuk pertumbuhan mikroalga
mikroalga dan apabila melewati batas kisaran suhu toleransi mikroalga akan
penelitian ini mikrolaga BLT0404 dan BLT0502 tipe liar dan mutan mengalami
pertumbuhan yang optimal karena masih berada pada kisaran suhu pertumbuhan
kultur. Mikroalga BLT0404 tipe liar dan mutan dapat tumbuh pada kisaran pH 6 -
8 dan mikroalga BLT0502 tipe liar dan mutan dapat tumbuh pada kisaran pH 5 - 9.
dapat tumbuh dan bertahan hidup pada pH tersebut. Nilai pH dapat mempengaruhi
hidroksil (OH − ) dalam kultur akibat asilmilasi CO2 dan HCO3− oleh mikroalga.
26
Mikroalga mampu melakukan metabolisme kabon dioksida (CO2), sehingga
hubungan dengan kadar CO2. Penurunan pH pada media kultur alga disebabkan
oleh reaksi karbon dioksida dengan air menghasilkan asam karbonat HCO3− yang
ion hidrogen ini yang menyebabkan pH menjadi turun (Khairuddin & Sahabuddin,
adalah pada pH 8 sampai 9 dan pada pH 10 mikroalga ini tidak dapat tumbuh.
cahaya. Penelitian ini dilakukan pada skala lapang (outdoor) dengan memanfaatkan
cahaya matahari sebagai sumber energi untuk fotosintesis. Intensitas cahaya kultur
mikroalga BLT0404 dan BLT0502 tipe liar dan mutan selama penelitian adalah
cahaya, karbon dioksida (CO2) dan juga air (H2O). Glukosa yang dihasilkan dari
27
sel mikroalga (Salisbury dan Ross, 2000). Peningkatan intensitas cahaya pada
adaptasi mikroalga dan menghambat proses pertumbuhan sel serta kepadatan sel
tipe liar yaitu 35 – 42 ppt (0/00), BLT0404 mutan 35 – 43 ppt (0/00), BLT0502 tipe
mikroalga Chaetoceros calcitrans dapat tumbuh pada salinitas 30 ppt (0/00) dan
Chlorella sp dapat tumbuh pada salinitas 25 ppt (0/00). Tekanan osmotik membuat
28
4.2 Efek Mutasi terhadap Kerapatan Sel (Optical Density)
1.200
1.000
0.800
Kerapatan Sel
0.600
(abs)
0.400
0.200
0.000
0 2 4 6 8 10 12 14
Waktu kultivasi (Hari)
BLT0404 BLT0404
dan stasioner. Fase lag terjadi dari hari ke 0 hingga ke 1, eksponensial hari ke 2
hingga hari ke 4 dan stasioner terjadi hari ke 5 hingga hari 10 (BLT0404 mutan),
hari ke 13 (BLT0404 tipe liar). Menurut Madigan et al (2003) pada fase lag,
tidak tahan terhadap lingkungan baru akan cepat mati atau bahkan mengalami
dilingkungan dan media yang baru dilihat dari pola grafik pertumbuhan pada
Gambar 5. Pengambilan waktu panen dilakukan pada fase akhir stasioner yaitu pada
29
1.600
1.400
Kerapatan Sel 1.200
1.000
(abs)
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
0 2 4 6 8 10 12
Waktu kultivasi (Hari)
BLT0502 BLT0502M
Gambar 6 menunjukkan hasil kerapatan sel BLT0404 tipe liar dan mutan.
dan stasioner. Fase lag terjadi dari hari ke 0 hingga ke 1, eksponensial hari ke 2
hingga hari ke 4 dan stasioner terjadi hari ke 5 hingga hari ke 9 (BLT0502 mutan)
dan hari ke 13 (BLT0502 tipe liar). Pola grafik kerapatan sel terlihat naik dan turun
serta tidak terlihatnya fase stasioner secara sempurna, hal ini dikarenakan
pertumbuhan meningkat.
intensitas cahaya dan suhu serta dipengaruhi oleh keadaan iklim selama kultivasi
serta pengaruh radiasi lampu UV (Li et al., 2011). Pengaruh sinar ultaviolet (UV)
30
pada mikroalga dapat mengurangi kapasitas penyerapan nutrisi seperti nitrogen,
pertumbuhan (Hessen, et al., 1997). Menurut Wiencke et al (2004) efek dari radiasi
Ekstraksi lipid dilakukan dengan metode Bligh dan Dyer yang dimodiikasi.
Pelarut yang digunakan pada proses ekstraksi lipid yaitu pelarut tunggal atau pelarut
kimia dan pelarut yang digunakan adalah pelarut campuran yaitu metanol,
perlarut lipid yang ditambahkan bervariasi, sehingga dapat diperoleh lipid yang
lebih banyak dan modifikasi dalam proses perusakan membran sel, sehingga lipid
mengekstraksi lipid yang ada pada mikroalga. Pemecahan sel merupakan cara
untuk mengekstraksi lipid dari dalam sel. Proses pemecahan sel dilakukan dengan
pengocokkan pada alat pengocok selama proses ekstraksi dan kejutan suhu dengan
cara menyimpan sampel pada suhu 4 °C selama 24 jam dan memindahkannya pada
suhu yang lebih tinggi yaitu 29 oC. Penambahan air bertujuan untuk mengekstraksi
31
4.5 Efek Mutasi Mikroalga Terhadap Kandungan Lipid
Analisis kandungan lipid pada mikroalga BLT0404 dan BLT0502 tipe liar
dan mutan dilakukan pada fase lag, eksponensial dan stasioner. Berikut merupakan
45 41.5
40
35
kandungan lipid (%)
30 26.4 25.7
25
18.8
20
14.5
Kandungan Lipid (%)
15 13.5
10
5
0
lag eksponensial stasioner
Fase pertumbuhan
BLT0404M BLT0404
Gambar 7. Kandungan lpid mikroalaga BLT0404 tipe liar dan mutan
Gambar 7 menunjukkan bahwa kandungan lipid BLT0404 tipe liar dan mutan
mengalami kenaikan pada setiap fasenya. BLT0404 tipe liar dan mutan memiliki
terlihat bahwa kandungan lipid tertingi yaitu pada mikroalga BLT0404 yang
dimutasi.
32
Analisis kandungan lipid BLT0502 tipe liar dan mutan dapat dilihat pada
70
58.4
60
Kandungan lipid (%)
50
40
29.9 30.8 30.3
30 28.1
23.9
20
10
0
lag eksponensial stasioner
Fase pertumbuhan
BLT0502M BLT0502
mutan mengalami kenaikan pada setiap fasenya. BLT0502 tipe liar dan mutan
tersebut terlihat bahwa kandungan lipid tertingi yaitu pada mikroalga BLT0502
yang dimutasi.
oculata pada fase stasioner lebih tinggi sebesar 67,7 % dibandingkan dengan pada
fase eksponensial sebesar 35.7 % Hal ini dikarenakan pada fase stasioner mikroalga
dengan cara mengakumulasi lipid yang dikandungnya. Lipid ini merupakan sumber
energi yang disimpan pada saat fotosintesis. Energi yang disimpan mikroalga pada
33
saat fotosintesis digunakan untuk pertumbuhan, cadangan makanan dan
mempertahankan diri pada saat terjadi tekanan pada lingkungannya (Khoo et al.,
2011).
Mikroalga mutan memiliki lipid lebih tinggi dibandingkan tipe liar. Hal ini
pembentukkan dan akumulasi lipid netral dalam bentuk triasilgliserol (TAG) dan
lipid netral dalam bentuk TAG dapat dilakukan pada banyak spesies dalam kondisi
stress dan lipid ini merupakan prekursor yang cocok untuk produksi biodiesel (Hu,
dengan membuat mikroalga berada dalam keadaan stress. Keadaan stress tersebut
seperti kekurangan nutrisi, temperatur yang tinggi atau rendah, salinitas yang
masih dapat bertahan hidup karena mampu mengubah metabolisme lipid secara
lemak terutama mengarah kepada sintesis lipid membran. Kondisi sebaliknya yaitu
merubah jalur biosintesis lipid menuju ke pembentukan dan akumulasi lipid netral
dalam bentuk TAG. Peran TAG yaitu sebagai bentuk penyimpanan karbon dan
energi. Peningkatan kandungan lipid total pada mikroalga selama kondisi stress
yaitu meningkatnya kandungan lipid netral teutama TAG. Hal ini disebabkan oleh
34
pergesaran metabolisme lipid dari sintesis lipid membran menjadi lipid netral atau
mengalami pergeseran fluks karbon untuk sintesis pati menjadi biosintesis TAG,
lipid penyimpanan dalam kondisi stres sebesar 70 % dibandingkan jenis tipe liar.
Uraian diatas menunjukkan bahwa mutasi dapat meningkatkan kandungan lipid dan
sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa kandungn lipid (%) mikroalga BLT0404
dan BLT0502 yang dimutasi memiliki kandungan lipid (%) yang lebih besar
yang melibatkan reaksi antara trigliserida dan alkohol untuk membentuk asam
Katalis
35
Asam lemak yang dihasilkan selanjutnya dianalisis dengan GCMS dan
diperoleh hasil profil asam lemak BLT0404 tipe liar pada Gambar 10 dan mutan
5
3
1 2 7
6
3
5
11 22 7
66
menghasilkan tujuh peak asam lemak. Peak yang muncul kemudian diidentifikasi
36
NIST. Hasil komposisi asam lemak mikroalga BLT0404 tipe liar dan mutan dapat
MUFA
Metil Oleat (C18:1) 5 36,59 5 35.32
Metil Vaksenat (C18:1) 6 3,14 6 3.21
Total MUFA 39,73 38.53
PUFA
Metil 7,10-heksadekanoat (C16:2) 1 3,18 1 3.06
Metil 7,10,13-heksadekanoat (C16:3) 2 3,39 - -
Metil linoleat (C18:2) 4 21,11 4 19.35
Metil linolenat (C18:3) - - - 3.52
Total PUFA 27,68 25.93
Tabel 4 merupakan komposisi asam lemak mikroalga BLT0404 tipe liar dan
mutan. Asam lemak dominan pada BLT0404 tipe liar dan BLT0404 mutan adalah
asam oleat secara berurutan sebesar 36,49 % dan 35,32 %. Mikroalga BLT0404
tipe liar ini mengandung asam lemak saturated fatty acid (SFA) sebesar 32,58,
monosaturated fatty acid (MUFA) sebesar 39,73 dan polyunsaturated fatty acid
dan PUFA secara berurutan sebesar 35,54, 38,53 dan 25,93 %. Kandungan
Perbedaan komposisi asam lemak yang dihasilkan mikroalga BLT0404 tipe liar dan
mutan yaitu pada BLT0404 tipe liar tidak terdapat asam lemak linolenat. Asam
lemak tak jenuh menurut literature dapat berfungsi sebagai antibakteri dan
Hasil analisis asam lemak BLT0502 tipe liar Gambar 12 dan mutan dengan
37
4 56
8
9
1
2
7
1 1
2
3 4
1
38
Berdasarkan kromatogram Gambar 11 dan Gambar 12 masing-masing
menghasilkan sembilan peak dan lima peak asam lemak. Masing-masing peak yang
senyawa target dengan database NIST. Hasil komposisi asam lemak mikroalga
MUFA
Metil Palmitoleinat (C16:1) 3 1,15 - -
Metil Oleat (C18:1) 6 29,99 3 19,99
Metil Vaksenat (C18:1) 7 2,21 - -
Total MUFA 33,53 19,99
PUFA
Metil 7,10-heksadekanoat (C16:2) 1 2,80 - -
Metil 7,10,13-heksadekanoat (C16:3) 2 1,42 - -
Metil linoleat (C18:2) 5 25,32 2 19,87
Metil linolenat (C18:3) - - - -
Total PUFA 29,54 19,87
Tabel 5 merupakan komposisi asam lemak mikroalga BLT0502 tipe liar dan
mutan. Asam lemak dominan pada BLT0502 tipe liar adalah asam oleat sebesar
29,99 % dan BLT0502 mutan adalah asam palmitat 27,80 %. Mikroalga BLT0502
tipe liar mengandung SFA, MUFA dan PUFA secara berurutan sebesar 37,10,
33,53 dan 29,54 %. Mikroalga BLT0502 mutan mengandung SFA, MUFA dan
PUFA secara berurutan sebesar 61,10, 19,99 dan 19,87 %. Perbedaan komposisi
asam lemak BLT0502 tipe liar dan mutan yaitu BLT0502 mutan tidak terdapat
39
Penelitian tentang efek mutasi pada mikroalga dilakukan oleh Wang & Chai
yang dimutasi memiliki komposisi asam lemak tak jenuhnya lebih rendah sebesar
14,6 ± 0,3 % total fatty acid dibandingkan pada tipe liarnya sebesar 21,4 ± 1,3 %
total fatty acid. Penurunan tingkat PUFA dapat dijelaskan oleh perubahan dalam
mekanisme seluler yang berkaitan dengan metabolisme lipid (Hessen, et al., 1997).
ATP jauh lebih besar dibandingkan dengan biosintesis SFA dan MUFA
penghambatan aktivitas beberapa enzim yang terlibat dalam biosintesis asam lemak
tak jenuh (denaturasi dan elongasi). Kandungan PUFA BLT0404 dan BLT0502
40
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
sebesar 41,5 % dan tipe liar sebesar 25,7 % serta mikroalga BLT0502 mutan
memiliki kandungan lipid sebesar 58,4 % dan tipe liar sebesar 30,3 %.
2. Mutasi sinar UV juga mempengaruhi komposisi asam lemak dan total PUFA
5.2 Saran
dalam jumlah yang tinggi. Hal ini penting dilakukan untuk aplikasi skala industru.
41
DAFTAR PUSTAKA
Adenan, N. S., Yusoof, F. M., & Shariff, M. 2011. Effect of Salinity and
Temperaturein The Growth of Diatoms and Green Algae. Fisheries and
Aquatic Science, 6(2), 186–193.
Ariyanti, D. & Handayani, N. A. 2015. Mikroalga sebagai Sumber Biomasa
Terbarukan: Teknik Kultivasi dan Pemanenan. Jurusan Teknik Kimia UNDIP,
(April), 35–40.
Bartley, M. L., Boeing, W. J., Dungan, B. N., Holguin, F. O., & Schaub, T. 2014.
pH effects on growth and lipid accumulation of the biofuel microalgae
Nannochloropsis salina and invading organisms. Journal of Applied
Phycology, 26(3), 1431–1437.
Bellinger, E. G., & Sigee, D. C. 2010. Freshwater Algae. (J. Wiley & Sons, Eds.)
(I). USA: Wiley-Blackwell.
Bligh, E., & Dyer, W. 1959. A Rapid Method of Total Lipid Extraction And
Purification. Can.J.Biochem.Physiol., 37, 911–917.
Chalid, S. Y., Amini, S., & Lestari, S. D. 2010. Kultivasi Chlorella , sp Pada Media
Tumbuh Yang Diperkaya Dengan Pupuk Anorganik Dan Soil Extract. Valensi,
1(6), 298–304.
Chisti, Y. 2008. Biodiesel from microalgae beats bioethanol. Trends in
Biotechnology, 26(3), 126–131.
Cooney, M., Young, G., & Nagle, N. 2009. Separation & Purification Reviews
Extraction of Bio ‐ oils from Microalgae. Separation & Purification Reveiws,
38(June 2013), 291–325.
Demirbas, A. 2010. Use of algae as biofuel sources. Energy Conversion and
Management, 51(12), 2738–2749.
Dianursanti, Taufiq, B., & Teguh, M. 2014. Industrial Tofu Wastewater as a
Cultivation Medium of Microalgae Chlorella vulgaris. Energy Procedia, 47,
56–61.
Doan, T. T. Y., & Obbard, J. P. 2012. Enhanced intracellular lipid in
Nannochloropsis sp. via random mutagenesis and flow cytometric cell sorting.
Algal Research, 1(1), 17–21.
E. W. Becker. 1994. Microalgae: Biotechnology and Microbiology. Cambridge
University Press.
Feng, Y., Li, C., & Zhang, D. 2011. Lipid production of Chlorella vulgaris cultured
in artificial wastewater medium. Bioresource Technology, 102(1), 101–105.
Forget, N., Belzile, C., Rioux, P., & Nozais, C. 2010. Teaching the microbial
growth curve concept using microalgal cultures and flow cytometry. Journal
of Biological Education, 44(4), 185–189.
42
Goes, J. I., Handa, N., Taguchi, S., & Hama, T. 1994. Effect of UV-B radiation on
the fatty-acid composition of the marine-phytoplankton Tetraselmis sp -
relationship to cellular pigments. Marine Ecology Progress Series, 114, 259–
274.
Guillard, R. R. L. 1975. Culture of Phytoplankton for Feeding Marine Invertebrates.
In W. L. Smith & M. H. Chanley (Eds.), Culture of Marine Invertebrate
Animals: Proceedings --- 1st Conference on Culture of Marine Invertebrate
Animals Greenport (pp. 29–60). Boston, MA: Springer US.
Guschina, I. A., & Harwood, J. L. 2006. Lipids and lipid metabolism in eukaryotic
algae. Progress in Lipid Research, 45(2), 160–186. Hadiyanto, & Azim, M.
2012. Mikroalga Sumber Pangan & Energi Masa Depan. UPT UNDIP Press
Semarang (Vol. 38).
Halim, R., Gladman, B., Danquah, M. K., & Webley, P. A. 2011. Bioresource
Technology Oil extraction from microalgae for biodiesel production.
Bioresource Technology, 102(1), 178–185.
Han, F., Wang, W., Li, Y., Shen, G., Wan, M., & Wang, J. 2013. Changes of
biomass, Lipid content and fatty acids composition under a light-dark cyclic
culture of Chlorella pyrenoidosa in response to different temperature.
Bioresource Technology, 132, 182–189.
Hartati, R., Endrawati, H., & Mamuaja, J. 2013. Fatty acid composition of marine
microalgae in Indonesia. JOURNAL OF TROPICAL BIOLOGY AND
CONSERVATION, 10(May), 75–82.
Hartati, R., Endrawati, H., Yudiati, E., Iriani, V. R., Pembahasan, H., & Metode,
M. 2011. Pengaruh Pengurangan Konsentrasi Nutrien Fosfat dan Nitrat
Terhadap Kandungan Lipid Total Nannochloropsis oculata. Ilmu Kelautan,
16(1), 24–29.
Harwood, J. L. 1988. Fatty Acid Metabolism. Annual Review of Plant Physiology
and Plant Molecular Biology, 39(1), 101–138.
Hasanudin, M. 2010. Pengaruh Perbedaan Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan
dan Kadar Lipid Mikroalga Scendesmus sp yang dibudidayakan pada Limbah
Cair Tapioka. Biologi, 1–9.
Hessen, D. O., DeLange, H. J., & Donk, E. Van. 1997. UV-induced changes in
phytoplankton cells and its effect on grazers. Freshw. Biol., 38, 513–524.
Ho, S. H., Chen, C. N. N., Lai, Y. Y., Lu, W. Bin, & Chang, J. S. 2014. Exploring
the high lipid production potential of a thermotolerant microalga using
statistical optimization and semi-continuous cultivation. Bioresource
Technology, 163, 128–135.
Hu, Q., Sommerfeld, M., Jarvis, E., Ghirardi, M., Posewitz, M., Seibert, M., &
Darzins, A. 2008. Microalgal triacylglycerols as feedstocks for biofuel
production: Perspectives and advances. Plant Journal, 54(4), 621–639.
Irhamni, Elvitriana, & Viena, V. 2014. Kultivasi Mikroalga Hijau Pada Sumber
43
Nitrogen Berbeda Untuk Ekstraksi Lipida. Jurnal Purifikasi, 14(2), 99–105.
Islam, M. A., Ayoko, G. A., Brown, R., Stuart, D., & Heimann, K. 2013. Influence
of fatty acid structure on fuel properties of algae derived biodiesel. Procedia
Engineering, 56, 591–596.
Istirokhatun, T., & Aulia, M. 2017. Potensi Chlorella Sp . untuk Menyisihkan COD
dan Nitrat dalam Limbah Cair Tahu. Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi
Dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 14(2), 88–96.
Jacoeb, A. M., Suptijah, P., & Kamila, R. 2014. JARINGAN DAGING BELUT
SEGAR DAN REBUS The Contents af Fatty Acid , Cholestrol , and
Description of Tissue in Fresh and Boiled Eel. Jurnal Pengolahn Hasil
Perikanan Indonesia, 17(Wpi 2010), 134–143.
Kaur, S., Sarkar, M., Srivastava, R. B., Gogoi, H. K., & Kalita, M. C. 2012. Fatty
acid profiling and molecular characterization of some freshwater microalgae
from India with potential for biodiesel production. New Biotechnology, 29(3),
332–344.
Khairuddin, & Sahabuddin. 2013. Komposisi Nutrien dan Pertumbuhan Mikroalga
Chaetoceros Gracilis yang di Kultur pada Berbagai Konsentrasi
Karbondioksida. Galung Tropika, 2(2), 106–115.
Khoo, H. H., Sharratt, P. N., Das, P., Balasubramanian, R. K., Naraharisetti, P. K.,
& Shaik, S. 2011. Life cycle energy and CO2 analysis of microalgae-to-
biodiesel: Preliminary results and comparisons. Bioresource Technology,
102(10), 5800–5807.
Kong, Q. X., Li, L., Martinez, B., Chen, P., & Ruan, R. 2010. Culture of microalgae
chlamydomonas reinhardtii in wastewater for biomass feedstock production.
Applied Biochemistry and Biotechnology, 160(1), 9–18.
Lannan, E., & Lannan, E. 2011. Scale-up of algae growth system to cleanse
wastewater and produce oils for biodiesel production. Rochester Institute of
Technology.
Li, Y., Zhou, W., Hu, B., Min, M., Chen, P., & Ruan, R. R. 2011. Integration of
algae cultivation as biodiesel production feedstock with municipal wastewater
treatment: Strains screening and significance evaluation of environmental
factors. Bioresource Technology, 102(23), 10861–10867.
Loerke, R., Tan, X., & Liu, Q. 2017. Dewatering of Oil Sands Mature Fine Tailings
by Dual Polymer Flocculation and Pressure Plate Filtration. Energy and Fuels,
31(7), 6986–6995.
Mata, T. M., Martins, A. A., & Caetano, N. S. 2010. Microalgae for biodiesel
production and other applications: A review. Renewable and Sustainable
Energy Reviews, 14(1), 217–232.
Moheimani, N. 2005. The Culture of Coccolithophorid Algae for Carbon.
Philosophy of Murdoch University.
Moigradean, D., Poiana, M., Alda, L., & Gogoasa, I. 2013. Quantitative
44
identification of fatty acids from walnut and coconut oils using GC-MS
method. Journal of Agroalimentary Processes and Technologies 2013, 19(4),
2–6.
Nguyen, H. M., Cuiné, S., Beyly-adriano, A., Légeret, B., Billon, E., Auroy, P., …
Biologie, U. M. R. 2013. The Green Microalga Chlamydomonas reinhardtii
Has a Single v -3 Fatty Acid Desaturase That Localizes to the Chloroplast and
Impacts Both Plastidic and Extraplastidic Membrane Lipids 1 [ C ][ W ]. Plant
Physiol, 163, 914–928.
Nur, M. M. A. 2014. Potensi Mikroalga sebagai Sumber Pangan Fungsional di
Indonesia. Eksergi, XI(2), 1–6.
Ohnishi, N., Allakhverdiev, S. I., Takahashi, S., Higashi, S., Watanabe, M.,
Nishiyama, Y., & Murata, N. 2005. Two-step mechanism of photodamage to
photosystem II: Step 1 occurs at the oxygen-evolving complex and step 2
occurs at the photochemical reaction center. Biochemistry, 44(23), 8494–8499.
Ong, S., Kao, C., Chiu, S., Tsai, M., & Lin, C. 2010. Bioresource Technology
Characterization of the thermal-tolerant mutants of Chlorella sp . with high
growth rate and application in outdoor photobioreactor cultivation.
Bioresource Technology, 101(8), 2880–2883.
Patmawati, Ibrahim, B., Setyaningsih, I., & Sudadi, U. 2014. Produksi Biodiesel
dari Biomassa Chlamydomonas Sp. ICCB 9113 Dikultivasi Menggunakan
Media yang Murah : Efektivitas Dari Metode Ekstraksi. Teknologi Hasil
Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan IPB, 17(2), 269–276.
Prakash, M., & Sharma, N. 2015. Effect of Salinity, pH, Light Intensity on Growth
and Lipid Production of Microalgae for Bioenergy Application. OnLine
Journal of Biological Sciences, 15(4), 260–267.
Prayitno, J. 2016. Pola Pertumbuhan dan Pemanenan Biomassa dalam
Fotobioreaktor Mikroalga untuk Penangkapan Karbon Growth Pattern and
Biomass Harvesting in Microalgal Photobioreactor for Carbon Sequestration.
Teknologi Lingkungan, 17(1), 45–52.
Purwanti, A. 2015. Pengaruh Proses Ekstraksi Bertekanan dalam Pengambilan
Lipid dari Mikroalga Jenis Nannochloropsis sp. dengan Pelarut. Vol . 7 No . 2
Februari 2015 ISSN : 1979-8415 Vol . 7 No . 2 Februari 2015, 7(2), 112–117.
Rafaelina, M., Rustam, Y., & Amini, S. 2016. Pertumbuhan dan aktivitas
antioksidan dari mikroalga. Jurnal Biologi, 12(1), 12–21.
Rocha, J. M. S., Garcia, J. E. C., & Henriques, M. H. F. 2003. Growth aspects of
the marine microalga Nannochloropsis gaditana. Biomolecular Engineering,
20(4–6), 237–242.
Rudiyanti, S. 2011. Pertumbuhan Skeletonema costatum Pada Berbagai Tingkat
Salinitas Media. Jurnal Saintek Perikanan, 6(2), 69–76.
Salisbury, F. B., & Ross, C. W. 2000. Fisiologi Tanaman (2nd ed., Vol. 7386, pp.
1–10). Bandung.
45
Sari, I. P., & Manan, A. 2012. Pola Pertumbuhan Nannochloropsis sp pada Kultur
Skala Laboratorium, Intermediet dan Massal. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan
Kelautan, 4(2), 123–127.
Scott, S. A., Davey, M. P., Dennis, J. S., Horst, I., Howe, C. J., Lea-Smith, D. J., &
Smith, A. G. 2010. Biodiesel from algae: Challenges and prospects. Current
Opinion in Biotechnology, 21(3), 277–286.
Sharma, K. K., Schuhmann, H., & Schenk, P. M. 2012. High lipid induction in
microalgae for biodiesel production. Energies, 5(5), 1532–1553.
Sheng, J., Vannela, R., & Rittmann, B. E. 2011. Evaluation of methods to extract
and quantify lipids from Synechocystis PCC 6803. Bioresource Technology,
102(2), 1697–1703.
Sukmawan, M. A., Antara, N. S., & Arnata, I. W. 2014. Optimization Salinity And
Initial pH onThe Biomass PRODUCTION of Nannochloropsis sp . K-4.
Jurnal Rekayasa Proses, 2(1), 19–28.
Thompson, P. A., Harrison, P. J., & Whyte, J. N. . 1990. Influence of Irradiance on
The Fatty Acid Composition of Phytoplankton. Journal of Phycology, 26(2),
278–288.
Wang, K. S., & Chai, T. J. 1994. Reduction in omega-3-fatty-acids by uv-b
irradiation in microalgae. Journal Of Applied Phycology, 6(4), 415–421.
Wang, Z. T., Ullrich, N., Joo, S., Waffenschmidt, S., & Goodenough, U. 2009.
Algal lipid bodies: Stress induction, purification, and biochemical
characterization in wild-type and starchless chlamydomonas reinhardtit.
Eukaryotic Cell, 8(12), 1856–1868.
Wiencke, C., Clayton, M. N., & Schoenwaelder, M. 2004. Sensitivity and
acclimation to UV radiation of zoospores from five species of Laminariales
from the Arctic. Marine Biology, 145(1), 31–39.
Wolf, J., Stephens, E., Steinbusch, S., Yarnold, J., Ross, I. L., Steinweg, C., …
Hankamer, B. 2016. Multifactorial comparison of photobioreactor geometries
in parallel microalgae cultivations. Algal Research, 15, 187–201.
Ying, K., Gilmour, D. J., & Zimmerman, W. B. 2014. Microbial & Biochemical
Technology Effects of CO 2 and pH on Growth of the Microalga Dunaliella
salina. Microbial and Biochemical Technology, 6(1), 167–173.
Yoshimura, T., Okada, S., & Honda, M. 2013. Bioresource Technology Culture of
the hydrocarbon producing microalga Botryococcus braunii strain Showa :
Optimal CO 2 , salinity , temperature , and irradiance conditions. Bioresource
Technology, 133, 232–239.
46
DAFTAR LAMPIRAN
47
Lampiran 2. Database GCMS mikroalga BLT0404 tipe liar
48
49
Lampiran 3. Database GCMS mikroalga BLT0404 mutan
50
51
Lampiran 4. Database GCMS mikroalga BLT0502 tipe liar
52
53
Lampiran 5. Database GCMS mikroalga BLT0502 mutan
54
Lampiran 6. Strelisasi alat dan bahan
Proses sterilisasi alat dan bahan dilakukan dengan menggunakan otoklaf pada
suhu 121 ᴼC selama 15 menit. Alat yang disterilisasi dalam otoklaf meliputi selang
aerasi, tips 5 mL dan 1 mL, botol kultur dan gelas ukur. Sterilisasi alat seperti galon
5 L dengan tutup, batu aerasi direndam alkohol dan disinari UV di laminar. Alat
yang disterilisasi dengan otoklaf sebagian dibungkus dengan alumunium foil dan
ada yang dimasukkan ke dalam plastik tahan panas. Sterilisasi bahan meliputi
55
Lampiran 7. Pembuatan me dia f/2 Guillard
H2O) ditimbang berturut-turut sebanyak 7.5 mg dan 0.6 mg. Bahan tersebut
dimasukkan kedalam botol Scott yang telah terisi akuades steril sebanyak 1 L. botol
(Na2SiO3. 9H2O) dan 100 mL larutan f/2 metal. Botol Scott di streilisasi di otoklaf
selama 2 jam pada suhu 121 °C dan media tersebut didinginkan. Media yang telah
dingin ditambahkan 0.5 mL tiamin HCl, 0.5 mL biotin dan 0.5 mL vitamin B12.
56
Lampiran 8. Hasil rata-rata kerapatan sel BLT0502
57
Lampiran 9. Hasil rata-rata kerapatan sel BLT0502
58
Lampiran 10. Hasil Kromatogram asam lemak BLT0404 tipe liar
IS Amount : [1]=1.000
59
60
Lampiran 11. Hasil kromatogram asam lemak BLT0404 mutan
IS Amount : [1]=1.000
61
62
Lampiran 12. Hasil kromatogram asam lemak BLT0502 tipe liar
Analyzed by : Admin Dilution Factor : 1.000
Analyzed : 4/10/2018 1:03:34 PM Vial # :6
Sample Type : Unknown Injection Volume : 1.000
Level # :1 Modified by : Admin
Sample Name : larissa risky amalia Modified : 4/13/2018 9:50:44 AM
Sample ID : mikroalga
IS Amount : [1]=1.000
63
64
Lampiran 13. Hasil kromatogram asam lemak BLT0502 mutan
Analyzed by : Admin Dilution Factor : 1.000
Analyzed : 4/10/2018 3:07:35 PM Vial # :4
Sample Type : Unknown Injection Volume : 1.000
Level # :1 Modified by : Admin
Sample Name : larissa risky amalia Modified : 4/11/2018 3:40:18 PM
Sample ID : mikroalga
IS Amount : [1]=1.000
65
66
Lampiran 14. Alat ukur intensitas cahaya
67
Lampiran 15. Alat ukur salinitas
68
BIODATA MAHASISWA
IDENTITAS PRIBADI
Nama Lengkap : Larissa Risky Amalia
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 12 September 1995
NIM : 11140960000072
Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
Alamat Rumah : Perumahan Grand Kahutipan
Jl. Bromo VI Blok BG No.2
Klapanunggal. Kab. Bogor. Jawa
Barat
Telp/HP. : 081517439682
Email : larissariskyamalia@gmail.com
Hobby/ Keahlian (softskill) : Kuliner
PENDIDIKAN FORMAL
Sekolah Dasar : SD Negeri 01 Cipete Utara, Jakarta
Lulus tahun 2007
Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 13 Jakarta Selatan Lulus
tahun 2010
SLTA/SMK : SMK Analis Kimia (SMAKBO) Lulus
tahun 2014
Perguruan Tinggi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Masuk tahun 2014
69
4. Pelatihan Kalibrasi dan Perawatan pH meter
: No. Sertifikat -
dan analytical balance
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Himpunan Mahasiswa Kimia Jabatan staff akademik Tahun 2014 sd
(HIMKA) 2015
2. Himpunan Mahasiswa Kimia Jabatan staff akademik Tahun 2015
(HIMKA) sd 2016
3. Ikatan Himpunan Mahasiswa Kimia Jabatan Staff Litbang Tahun 2017
Indonesia (IKAHIMKI)
4. Dewan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Jabatan Staff Pendidikan Tahun 2017
Universitas (DEMA-U)
PENGALAMAN KERJA
1. Praktek Kerja Lapangan (PKL) : PT Pupuk Kujang Cikampek/
november 2013 – Maret 2014 Judul
PKL Analisis Cooling Water
2. Praktek Kerja Lapangan (PKL) : PT Pupuk Kujang Cikampek/ Januari
2017 – Februari 2017 Judul PKL
Pemanfaatan Limbah Bahan Baku
Pupuk Organik Sebagai Bahan
Campuran Pupuk Buatan
3. Penelitian : Pusat Penelitian Bioteknologi, Lipi/
Oktober 2017 – Januari 2018
Judul Penelitian Produksi Lipid dan
Karakterisasi Asam Lemak
70