NANI SURYANI
JAKARTA
2013 M / 1434 H
PEMBUATAN PUPUK KALIUM SULFAT
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
NANI SURYANI
109096000040
JAKARTA
2013 M/ 1434 H
Bismillahirrahmaanirrahiim…
Bapak, mama…
Alhamdulillah…
Dengan semangat kegigihan, aku selalu berusaha untuk terus
mewujudkan ini semua..
Kata kunci: Minyak Goreng Bekas, Crude Glycerol, KOH, Pupuk Kalium Sulfat.
ABSTRACT
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Puji dan syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tiada henti kepada penulis sehingga
BEKAS”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada suri teladan
kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabatnya dan para pengikutnya
dan semoga kita semua termasuk pengikutnya yang istiqomah dalam mengemban
risalahnya. Aamiin
Ada pun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengembangkan
penelitian di bidang kimia dan untuk memenuhi syarat akhir kelulusan di jenjang
pendidikan strata 1 (S1). Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis
menyadari begitu banyaknya dukungan dan bimbingan yang telah diberikan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan rasa
ix
3. Drs. Dede Sukandar, M.Si selaku Ketua Program Studi Kimia Fakultas
4. Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,
pengorbanan dalam materi, do’a dan kasih sayang yang tulus tiada batas
kepada penulis.
selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
SWT.
penulis.
8. Kepada adik dan kakakku tersayang Ka Dewi, Deti dan Mahran, yang
Adawiyah, Tiara, Putri, Rafi, Dhoni, Luthfi, Hafiz, dll yang masih tetap
10. Kepada kakak-kakak dan adik-adik kelas yang telah memberikan masukan
x
11. Semua pihak yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak
memohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk penyusunan
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca, terutama
energi. Aamiin
Wassalaamu’alaikumWr. Wb.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Hal
xii
2.5.2. Komponen Utama Instrumentasi Spektrofotometer Serapan
Atom ........................................................................................... 28
4.3. Hasil Analisa Sifat Fisik dan Kimia Pupuk Kalium Sulfat ...................... 48
xiii
4.3.3. Analisa Kadar Klorin ................................................................... 51
LAMPIRAN ................................................................................................ 61
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 19. Hasil Pupuk K2SO4 Variasi Suhu (a) 300C , (b) 40 0C, (c) 600C,
(d) 800C ........................................................................................ 45
xv
Gambar 20. Hasil Pemisahan Filtrat K2SO4 Variasi Konsentrasi 1% ................. 46
Gambar 21. Hasil Pupuk K2SO4 Variasi Konsentrasi (a) 2%, (b) 2.5%,
(c) 5% ........................................................................................... 47
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 7. Pengaruh Suhu Terhadap Massa Pupuk K2SO4 yang Dihasilkan ......... 44
Tabel 9. Hasil Analisa Sifat Fisik dan Kimia Pupuk Kalium Sulfat .................. 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 12. Perhitungan Kadar Kalium dalam K2SO4 Secara Teoritis ........... 72
Lampiran 13. Perhitungan Kadar Sulfur dalam K2SO4 Secara Teoritis ............. 73
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
satu hal yang hangat untuk dibicarakan. Mulai dari masalah ketersediaan
sumber pangan, papan dan sandang hingga masalah limbah yang dihasilkan
manusia setiap harinya. Oleh karena itu, sebagai makhluk ciptaan-Nya kita
Dari kutipan ayat Allah SWT tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT
untuk dicari solusinya. Berdasarkan firman-Nya yang lain Allah SWT juga
memerintahkan kita untuk berfikir dan mengambil manfaat dari setiap hal
yang terjadi disekitar kita. Hal ini dapat dilihat pada Surah Ali- Imran ayat
1
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
Dalam ayat ini Allah SWT juga menjelaskan bahwa sesungguhnya Dia
manfaat jika kita mau berfikir, merenungi dan menganalisanya, dengan tujuan
ini.
Beberapa bahan pokok yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari,
tidak dikelola dengan baik. Salah satu bahan pokok yang banyak
Seperti yang telah kita ketahui, berbagai macam industri yang bergerak
dibidang pengolahan pangan mulai dari industri rumah tangga hingga industri
yang lebih besar lagi (restoran), menggunakan minyak goreng sebagai bahan
(Rukmini, A., 2007). Oleh karena itu, untuk mengelola hasil dari limbah-
2
menjadi sumber energi baru dan lebih ramah lingkungan yaitu dalam bentuk
KOH. Produk utama yang dihasilkan adalah biodiesel dan produk sampingnya
Pada crude glycerol terkandung katalis KOH. Menurut Yuniwati dan Karim
(2009) katalis KOH dapat mempercepat reaksi ke kanan antara trigliserida dan
berlangsungnya reaksi, tetapi dapat diperoleh kembali pada akhir reaksi. Agar
katalis KOH ini tidak menjadi limbah yang sia-sia, maka dapat diolah menjadi
dilakukan. Pupuk kalium sulfat sangat jarang digunakan karena harganya yang
cukup mahal jika dibandingkan dengan pupuk kalium yang lainnya seperti
kalium klorida (Gunadi, 2009). Oleh karena itu, melalui penelitian ini akan
dibuat pupuk kalium sulfat dari limbah biodiesel yang dapat menekan biaya
produksi agar relatif lebih murah dan lebih efisien. Selain itu, pupuk kalium
sulfat juga mengandung sulfur (belerang) yang juga dibutuhkan oleh tanaman
dari limbah gliserol hasil samping biodiesel dapat dibuat dari minyak jarak
dengan cara menambahkan asam sulfat pekat tetes demi tetes. Konversi reaksi
3
pembuatan pupuk kalium sulfat sebesar 2,8% dengan recovery sebesar 18%.
Hasil pengujian pupuk kalium sulfat menunjukkan kadar air sebesar 7,76%,
dari kotoran burung puyuh yang mengandung K2O dengan cara menambahkan
asam sulfat yang berasal dari air kawah Gunung Ijen. Proses ini menghasilkan
kadar K2SO4 sebesar 44.503,5403 (mg/L) dan konversi reaksi sebesar 86,62%,
akan dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan menambahkan asam sulfat
pekat tetes demi tetes ke dalam crude glycerol yang dihasilkan dari limbah
biodiesel minyak goreng bekas. Pupuk kalium sulfat yang dihasilkan diuji
kualitasnya sesuai SNI tahun 2005 tentang pupuk kalium sulfat. Analisa
kualitas pupuk meliputi, penentuan kadar unsur kalium dengan metode AAS
instrumentasi spektrofotometri.
4
1.3. Hipotesis
1. Adanya pengaruh waktu reaksi, suhu, dan konsentrasi asam sulfat yang
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pupuk
makhluk hidup
2. Pupuk buatan (sintetik) yaitu pupuk yang tidak berasal dari pembusukan
makhluk hidup.
4, yaitu:
1. Pupuk tunggal yaitu pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara
utama
3. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur
hara di dalamnya
6
4. Pupuk majemuk khusus adalah pupuk majemuk yang dibuat secara
pembentukan jaringan dan kegiatan hidup lainnya (Idrus, F., 1987). Selain
3. Bahan mantel (coated) ialah bahan yang melapisi pupuk supaya pupuk
tinggi sering diberi filler agar ratio fertilizernya dapat sesuai dengan
yang diinginkan, juga dengan maksud agar mudah disebar lebih merata
7
Dalam praktik, perlu diketahui istilah-istilah khusus yang sering
kadar hara tanaman utama (N, P, dan K) yang dikandung oleh pupuk
yang dinyatakan dalam persen N total, P2O5 dan K2O. Misalnya pupuk
Rustika Yellow 15-10-12 berarti kadar N 15%, P2O5 10% dan K2O
12%.
c. Mixed fertilizer atau pupuk campur ialah pupuk yang berasal dari
non esensial.
8
unsur-unsur mikro yaitu zat hara tambahan, misalnya Fe, Mn, Cu, Mo,
a. Pupuk makro ialah pupuk yang hanya mengandung hara makro saja,
b. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja,
nutrien lain. Kalium tidak menjadi bagian langsung pada struktur tanaman
tetapi bertindak sebagai pengatur keseimbangan air, peredaran nutrisi dan gula
dalam jaringan tanaman, sintesis protein dan pati serta mengatur fiksasi
menjadi lemah, hasil panen (yield) rendah, biji atau buah menjadi layu, mudah
9
terserang penyakit dan tidak tahan pada musim dingin, penggunaan air kurang
osmotik, efisiensi penggunaan air, serapan unsur nitrogen, sintesis protein, dan
dalam dua aspek, yaitu: (1) aspek biofisik dimana kalium berperan dalam
pengendalian tekanan osmotik, turgor sel, stabilitas pH, dan pengaturan air
melalui kontrol stomata, dan (2) aspek biokimia, kalium berperan dalam
membentuk senyawa lignin yang lebih tebal, sehingga dinding sel menjadi
lebih kuat dan dapat melindungi tanaman dari gangguan dari luar (Syakir dan
yaitu berkisar antara 50-300 kg/ ha/ musim tanam (Laegreid,et al. 1999).
10
sawah dan kering (Fageria, et al. 2001). Hal ini menunjukkan bahwa
kebutuhan K oleh tanaman cukup tinggi dan apabila kebutuhan tersebut tidak
tanaman dan mutu hasil menjadi rendah (Syakir dan Gusmaini, 2012).
Pupuk kalium yang banyak digunakan di Indonesia saat ini adalah KCl
(Kalium Klorida) dengan kadar 60% K2O. Selain itu terdapat pula pupuk
2007). Hal ini disebabkan karena di dalam pupuk kalium sulfat selain
11
2.1.2. Pupuk Kalium Sulfat.
mempunyai kapasitas panas sebesar 33,l J/K (Perry R.H.,1998). Pupuk kalium
sulfat (K2SO4) banyak digunakan baik untuk perkebunan maupun petani kecil.
kalium yang penting bagi area yang membutuhkan nutrien Kalium sekaligus
Sulfur.
klorida (Cl). Kalium sulfat juga merupakan pupuk yang paling populer di
kalium sulfat.
(K2SO4) merupakan jenis pupuk yang banyak tersedia di dunia sebagai sumber
S. Setiap tahunnya sekitar 75% dari 10 juta ton produksi sulfur digunakan
12
sebagai pupuk. Kebanyakan pupuk sulfat berasal dari anion SO42- (Messick
Garam komplek ini dilarutkan dalam air kemudian diberi KCl, dengan
persamaan reaksi:
tanaman serat misalnya rami, rosella, dan kapas, dengan adanya pemupukan K
Mereka juga menyatakan bahwa pupuk kalium sulfat dapat digunakan sebagai
reaksi ini bersifat irreversibel. Pada reaksi irreversibel, laju reaksi dipengaruhi
13
1. Waktu Reaksi
2. Suhu Reaksi
didih pelarutnya. Hal ini dimaksudkan agar pelarut tidak ikut menguap.
3. Kecepatan Pengadukan
(Damayanti, 1999).
2.2. Biodiesel
Biodiesel merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari
14
ester yang diproduksi melalui proses alkoholisis (transesterifikasi) antara
basa/asam menjadi alkil ester dan gliserol. Biodiesel juga dapat dibuat dari
reaksi esterifikasi asam-asam lemak (bebas) dengan metanol atau etanol serta
sisa katalis, metanol, dan gliserol atau air. Untuk memurnikannya, biodiesel
tersebut larut ke dalam air dan terbawa oleh fase air pencuci yang selanjutnya
atau basa untuk menetralkan sisa-sisa katalis ( Yuniwati dan Karim, 2009).
jarak, minyak sawit, minyak kelapa dan lain sebagainya. Minyak goreng bekas
dapat juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Minyak ini
dengan petroleum diesel (solar) yang komponen utamanya hanya terdiri dari
15
Biodiesel terdiri dari metil ester asam lemak nabati, sedangkan petroleum
salah satu pereaksinya juga merupakan senyawa ester. Jadi disini terjadi
pemecahan senyawa trigliserida dan migrasi gugus alkil antara senyawa ester
(Aziz, 2007). Umumnya, katalis yang digunakan adalah NaOH atau KOH.
digunakan alkohol dalam jumlah berlebih atau salah satu produk yang
16
Pada proses transesterifikasi selain menghasilkan biodiesel, hasil
gliserol kasar. Gliserol kasar ini dapat dimurnikan menggunakan H2SO4 pekat.
Dari hasil pemurnian ini diperoleh limbah yang kaya akan kalium sehingga
cairan jernih, higroskopis, kental, dan terasa manis. Gliserol terdapat pada
susunan minyak dan lemak nabati maupun hewani namun jarang ditemukan
berkombinasi dengan asam lemak seperti asam stearat, asam oleat, asam
palmitat, dan asam laurat. Berikut ini sifat fisik dari gliserol terdapat pada
Tabel 3.
Sifat Nilai
Bobot molekul 92,09382 g/mol
Viskositas pada suhu 200C 1499 cP
Panas spesifik pada suhu 260C 0,5795 kal/g
Densitas 1,261 g/cm3
Titik leleh 180C
Titik didih 290 0C
Sumber: Kern, 1966
dengan soda kaustik sehingga menghasilkan garam sabun dan gliserol. Kedua,
17
Gliserol juga dihasilkan dari proses pembuatan biodiesel. Pada reaksi
adanya asam atau basa kuat. Produk yang dihasilkan adalah metil ester sebagai
pelembut, plasticizer, stabilizer es krim ,pelembab kulit, pasta gigi, dan obat
batuk. Dan juga digunakan sebagai media pencegah reaksi pembekuan sel
darah merah, sperma, kornea, dan jaringan lainnya, sebagai tinta printing dan
bahan aditif pada industri pelapis dan cat, sebagai bahan antibeku, sumber
nutrisi dalam proses fermentasi, dan bahan baku untuk nitogliserin. Rumus
unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25°C) dan lebih banyak
Minyak yang berbentuk padat biasa disebut dengan lemak. Minyak dapat
18
kelapa, dan minyak bunga matahari. Minyak dapat juga bersumber dari
hewan, misalnya minyak ikan sardin, minyak ikan paus dan lain-lain
(Ketaren, 1986).
dalam skala besar. Hingga tahun 2010 diperkirakan produksi minyak sawit
tersusun atas trigliserida yang mempunyai rantai panjang, yaitu ester antara
minyak nabati yang baru terletak pada komposisi asam lemak jenuh dan tak
jenuh. Hal ini disebabkan pada proses penggorengan terjadi perubahan rantai
tak jenuh menjadi rantai jenuh pada senyawa penyusunnya. Komposisi lemak
19
tak jenuh dalam minyak jelantah adalah 30% sedangkan asam lemak jenuh
pada suhu tinggi 170C-180C dalam waktu yang cukup lama. Hal ini
( Ketaren, 1986 ).
20
2.4. Spektrofotometri UV
spektrofotometri.
21
Terdapat dua jenis alat spektrofotometer, yaitu berkas tunggal
1. Sumber Sinar
22
digunakan untuk daerah visibel (tampak) sedangkan untuk lampu hidrogen
2. Monokromator
semua garis yang tidak diserap yang dipancarkan oleh sumber radiasi.
Alatnya dapat berupa prisma atau grating. Proses kerja dari monokromator
23
3. Sel Penyerap
pada pengukuran daerah tampak, kuvet kaca corex dapat digunakan tetapi
karena pada daerah ini gelas tidak tembus cahaya. Umumnya tebal kuvet
adalah 10 nm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar digunakan.
4. Detektor
24
2. Waktu respon yang pendek.
atom di dalam nyala api pada alat spektrofotometer serapan atom, atom
eksitasi ini berasal dari pancaran sinar sebuah sumber cahaya lampu, dimana
eksitasi yang pertama disebut garis resonansi. Garis resonansi ini sangat
25
penting artinya pada atom absorpsi, sebab pada atom absorpsi ini tiap
elemen dalam sampel akan menyerap sinar dengan jumlah jarak gelombang
yang terbatas dalam kawasan spektrum yang sempit. Dari spektrum serapan
ini akan dapat diperoleh data-data mengenai zat sampel. Nyala api gas
Ukuran lebar alami garis resonansi ini terletak dalam kisaran 0,005 nm. Pada
garis ini tidak akan muncul pelebaran garis akibat peralihan vibrasi dan
500 nm. Untuk unsur-unsur natrium, kalium dan kalsium dapat diukur
26
dangan alat spektrofotometer serapan atom tanpa saling mengganggu
analisis kuantitatif atom-atom logam, hingga saat ini sudah ada sekitar 70
27
Pada sistem instrumentasi spektrofotometer serapan atom dikenal dua jenis
sistem optik yaitu berkas tunggal dan berkas ganda, namun yang banyak
1. Sumber Cahaya
28
dengan bahan gelas. Lampu ini diisi dangan gas mulia seperti argon, neon,
katoda berongga ini adalah bahwa pada alat spektrofotometer serapan atom
harus dipergunakan lampu dengan katoda yang dibuat dari elemen atau unsur
2. Monokromator
atom. Ada dua jenis monokromator yang dipakai yaitu monokromator celah
dua jenis gas pembakar yang bersifat oksidasi dan bahan bakar. Gas
sebagai bahan bakar adalah gas alam, propana, butana, asetilen dan H2. Gas
pembakar dapat pula berupa campuran udara dengan propana, udara dengan
4. Kuvet
Kuvet merupakan suatu tempat untuk nyala api dan atom-atom yang
5. Detektor
telah melewati sampel. Syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah detektor
29
adalah memiliki respon yang linear terhadap energi sinar dalam kawasan
30
BAB III
METODE PENELITIAN
dilaksanakan selama 5 bulan mulai dari bulan Februari sampai Juni 2013.
3.2.1. Alat
corong pisah, beaker glass, labu ukur, buret, penyaring TSS, kertas saring,
3.2.2. Bahan
goreng bekas yang berasal dari salah satu Rumah makan di Jakarta, padatan
KOH, metanol, etanol 96%, akuades, larutan baku kalium, larutan baku
31
3.3. Prosedur Kerja
(1L), kemudian dipanaskan minyak goreng bekas (4L) sampai suhu 600C,
sebesar 400 rpm. Biarkan reaksi selama 60 menit dan dijaga suhunya agar
Lapisan bawah inilah yang nantinya akan digunakan untuk pembuatan pupuk
kalium sulfat.
suhu 40oC setelah itu ditambahkan H2SO4 pekat 2,5%, (v/v) sedikit demi
sedikit. Reaksi dijalankan selama 15, 30, 60 dan 120 menit. Larutan yang
dari residu yang tidak ikut bereaksi. Larutan garam kemudian diuapkan di
atas hot plate sampai terbentuk kristal. Kristal yang terbentuk kemudian
disaring dengan penyaring vakum sambil dicuci dengan etanol 96% sehingga
32
terbentuk pupuk K2SO4. Selanjutnya ditimbang massa pupuk yang
dihasilkan.
(30, 40, 60, 80oC) dan variasi konsentrasi asam sulfat (1%, 2%, 2,5%, 5%
v/v).
kualitas pupuk meliputi : uji kadar Kalium (K), kadar Sulfur (S), kadar klorin,
dan kadar air. Kemudian dihitung pula konversi reaksi pembuatan kalium
= 100% …………………………...… (1)
kalium 100 mg/L, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Kemudian
33
ditambahkan akuades sampai tanda tera sehingga diperoleh konsentrasi
menit hingga larut. Lalu didinginkan dan dimasukkan ke dalam labu ukur
volume 250 mL. Kemudian ditambahkan akuades hingga tanda tera, lalu
Dimana:
2004)
1. Pereaksi Kondisi
akuades hingga 100 mL (larutan ini stabil kira-kira 2 minggu pada suhu
kamar).
2. Kristal BaCl2.2H2O
34
3. Larutan Baku Sulfat 100 mg/L
ukur 1L.
ukur 100 mL. Kemudian ditambahkan akuades sampai tanda tera sehingga
5. Cara Kerja
= …………………………..……… (3)
Dimana:
= ………………..…….. (4)
Ditimbang 2,5 gram sampel ke dalam labu ukur 250 mL, ditambah
35
kecepatan 400 rpm. Kemudian ditambah akuades sampai tera 250 mL,
dikocok dengan tangan (cara bolak balik). Larutan disaring dengan kertas
ditambah beberapa tetes indikator kromat 5%. Dititar dengan larutan AgNO3
0,01N, sampai terbentuk endapan merah bata, dicatat volume titran (V),
Keterangan:
4-6 jam pada suhu 130oC. Cawan didinginkan dalam desikator dan ditimbang
Keterangan:
36
BAB IV
glycerol dari limbah biodiesel minyak goreng bekas yang mengandung katalis
KOH dengan asam sulfat pekat. Sebagai katalis, KOH merupakan katalis
homogen yang bersifat basa, yang dalam reaksinya tidak membutuhkan suhu dan
tekanan yang tinggi (Kirk & Othmer, 1980; Yucel, et al., 2000). Selain itu, KOH
juga memiliki beberapa kelebihan yaitu, nilai konversi yang tinggi, tidak bersifat
korosif seperti katalis asam, dan lebih aman dalam penggunaannya (Schuchardt, et
al., 1998).
dihasilkan kembali pada produknya. Dimana dalam hal ini KOH akan cenderung
berada lebih banyak pada crude glycerol dibandingkan pada biodiesel. Hal ini
disebabkan karena sifat katalis KOH yang mudah larut dalam air, seperti halnya
dengan crude glycerol. Katalis KOH yang terdapat dalam crude glycerol ini dapat
dalam penelitian ini berwarna coklat kehitaman. Hal ini disebabkan masih banyak
minyak goreng bekas yang tidak bereaksi (Aziz, 2009) . Berikut ini pada Gambar
37
Biodiesel
Crude glycerol
volume H2SO4 dilakukan sedikit demi sedikit agar larutan dapat tercampur secara
homogen dan terjadi reaksi yang sempurna antara crude glycerol dengan asam
sulfat pekat, pada saat penambahan H2SO4 pekat ke dalam crude glycerol terjadi
perubahan larutan menjadi kuning kecokelatan dan larutan yang lebih kental
38
terjadi pemisahan antara residu dengan endapan K2SO4 yang terbentuk. Gambar
Endapan K2SO4
Residu
cokelat kekuningan, hal ini disebabkan karena masih terkandungnya residu dan
asam lemak bebas yang tidak ikut bereaksi. Residu yang dihasilkan yaitu berupa
senyawa alkena dan air, dimana pada kondisi ini terjadi reaksi dehidrasi alkohol
Selanjutnya endapan K2SO4 dilarutkan dengan air agar endapan yang terbentuk
Gambar 14. Pemisahan Larutan K2SO4 dengan Residu dan Asam Lemak Bebas
39
Larutan K2SO4 ditampung, selanjutnya dilakukan proses kristalisasi yaitu
Setelah itu sisa larutan didinginkan pada suhu ruang, kemudian dilanjutkan
dengan pendinginan dengan es. Setelah dingin, larutan K2SO4 akan mengkristal
disaring, pupuk tersebut ditambahkan dengan etanol. Hal ini bertujuan untuk
5,21 gram dari penggunaan 100 mL crude glycerol dan 2,5% asam sulfat pekat.
dahulu untuk mendapatkan hasil pupuk yang maksimal. Kondisi optimum ini
40
Parameter yang digunakan meliputi waktu reaksi, suhu reaksi, dan konsentrasi
H2SO4.
penelitian ini dimulai dari penentuan waktu reaksi. Pada penentuan waktu reaksi
digunakan waktu yang bervariasi yaitu 15, 30, 60, dan 120 menit. Pada kondisi
ini, suhu dan konsentrasi dari H2SO4 yang digunakan dibiarkan tetap, yaitu pada
suhu 40 0C dan konsentrasi H2SO4 2,5% (v/v). Hal ini mengacu pada penelitian
Tabel 6. Pengaruh Waktu Reaksi Terhadap Massa Pupuk K2SO4 yang Dihasilkan
Waktu (menit) Massa Pupuk K2SO4 (gram)
15 4.23
30 5.18
60 Tidak terbentuk kristal
120 Tidak terbentuk Kristal
yang dihasilkan. Pada waktu reaksi 15 menit pupuk K2SO4 yang dihasilkan
sebanyak 4,23 gram, kemudian waktu reaksi 30 menit pupuk K2SO4 yang
dihasilkan meningkat menjadi 5,18 gram (Gambar 16). Selanjutnya pada waktu 60
menit dan 120 menit tidak dihasilkan pupuk. Hal ini disebabkan pada saat waktu
41
reaksi berlangsung selama 60 menit, endapan K2SO4 yang terbentuk mengalami
lisis atau terlarut kembali. Endapan K2SO4 kembali larut akibat lamanya proses
(a) (b)
Gambar 16. Hasil Pupuk K2SO4 Variasi Waktu (a) 15 Menit, (b) 30 Menit
Seperti halnya pada sampel variasi waktu reaksi 60 menit, pada variasi
waktu reaksi 120 menit juga menunjukkan hasil yang sama. Endapan K2SO4 yang
dihasilkan larut kembali, hal ini disebabkan karena gliserol yang terlalu lama
bereaksi dengan H2SO4 pekat. Sehingga viskositas dari endapan yang dihasilkan
semakin meningkat. Hal ini dapat diamati dari tampilan endapan yang terlihat
42
Gambar 18. Hasil Endapan Variasi Waktu 120 Menit
ini adalah pada waktu reaksi 30 menit. Menurut Damayanti (1999) pembuatan
kalium sulfat dari limbah pabrik tanah serap (bleaching earth) dan ekstrak abu
sulfat dari kotoran burung puyuh dan air kawah Gunung Ijen, dicapai kondisi
optimum reaksi dalam waktu 25 menit pada suhu 90 0C. Menurut Setyaningsih, et
al. (2007) dalam penelitiannya mengenai pembuatan pupuk kalium dari proses
pemurnian gliserol hasil samping industri biodiesel waktu optimum reaksi terjadi
selama 30 menit. Perbedaan ini dilihat dari bahan baku yang digunakan pada
optimum reaksi. Penentuan suhu optimum reaksi dilakukan dengan variasi suhu
30, 40, 60, dan 80 0C. Konsentrasi H2SO4 yang digunakan dibiarkan tetap yaitu
2,5% (v/v) dengan waktu reaksi yang digunakan yaitu 30 menit sebagai waktu
43
Tabel 7. Pengaruh Suhu Terhadap Massa Pupuk K2SO4 yang Dihasilkan
Suhu (0C) Massa PupukK2SO4(gram)
30 5.16
40 5.18
60 5.21
80 4.68
yang dihasilkan dari masing-masing variasi suhu reaksi. Penggunaan suhu reaksi
30 0C menghasilkan massa K2SO4 sebanyak 5,16 gram. Pada suhu 400C massa
K2SO4 yang dihasilkan 5,18 gram dan pada suhu 600C dihasilkan massa K2SO4
5,21 gram.
digunakan maka semakin banyak massa pupuk K2SO4 yang dihasilkan. Meskipun
kenaikan massa pupuk yang dihasilkan tidak signifikan, yaitu hanya sekitar 0,48%
dari pupuk yang dihasilkan. Semakin tinggi suhu, menyebabkan energi kinetik
molekul pereaksi juga meningkat. Hal ini menyebabkan kecepatan reaksi semakin
penurunan. Hal ini terjadi karena suhu yang terlalu tinggi menyebabkan semakin
Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa suhu terbaik yang
44
menghasilkan massa pupuk terbanyak didapatkan pada suhu 600C. Berikut ini
Gambar 19. Hasil Pupuk K2SO4 Variasi Suhu (a) 300C,(b) 400C,(c) 600C,(d) 800C
dari ekstrak abu batang pisang dan limbah pabrik tanah serap (bleaching earth)
juga terjadi pada suhu 600C dengan kecepatan alir 10 ml/detik dengan konversi
terbaik pada penelitiannya mengenai pembuatan kalium sulfat dari kotoran burung
puyuh dan air kawah gunung ijen dicapai pada suhu 900C, lama pengadukan 25
menit dan kadar kalium sulfat yang terbentuk 44.503,5403 (mg/L) dengan
45
penggunaan waktu dan suhu optimum yang telah didapat yaitu waktu 30 menit
K2SO4 yang dihasilkan. Pada konsentrasi H2SO4 1% (v/v) tidak dihasilkan pupuk
K2SO4, hal ini disebabkan karena konsentrasi H2SO4 yang digunakan terlalu kecil.
Sehingga ion SO4-2 tidak dapat mengikat ion K+ seluruhnya. Akibatnya tidak
gram, dan pada konsentrasi H2SO4 2,5% (v/v) dihasilkan massa K2SO4 sebanyak
5,21 gram. Hal ini menunjukan terjadinya peningkatan jumlah massa K2SO4
46
setiap penambahan konsentrasi H2SO4. Sedangkan pada konsentrasi H2SO4 5%
(v/v) massa K2SO4 yang dihasilkan mengalami penurunan drastis. Hal ini terjadi
karena masih banyaknya pengotor-pengotor yang terdapat pada bahan baku crude
tetapi ketiga faktor ini tidak dapat mengubah konstanta kesetimbangan apabila
suhunya tidak berubah. Akibatnya pada saat proses kristalisasi kristal pupuk
konsentrasi H2SO4 optimum dari reaksi adalah 2,5%. Pada Gambar 21 dapat
Gambar 21. Hasil Pupuk K2SO4 Variasi Konsentrasi (a) 2%, (b) 2.5%, (c) 5%
suhu 60 0C, waktu reaksi 30 menit dan konsentrasi H2SO4 yang digunakan 2,5%
(v/v).
47
4.3. Hasil Analisa Sifat Fisik dan Kimia Pupuk Kalium Sulfat
Pupuk kalium sulfat yang dihasilkan dari proses reaksi asam basa antara
KOH (crude glycerol) dengan H2SO4 pekat berlangsung secara cepat dengan
waktu reaksi 30 menit, suhu reaksi 60 0C, dan konsentrasi H2SO4 2,5% (v/v) dari
kalium sulfat yang dihasilkan paling maksimal. Kadar kalium yang didapat
sebesar 55% dengan konversi reaksi sebesar 31% yang didapat dari hasil
5).
Penentuan sifat fisik dan kimia pupuk kalium sulfat meliputi analisa kadar
kalium, kadar sulfur, kadar klorin dan kadar air. Hasil analisa yang didapat
Tabel 9. Hasil Analisa Sifat Fisik dan Kimia Pupuk Kalium Sulfat
parameter yang diuji sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh SNI tahun 2005
48
4.3.1. Analisa Kadar Kalium Pada Pupuk Kalium Sulfat
diketahui kadar kalium yang terkandung dalam pupuk kalium sulfat adalah 55%.
Hal ini sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh SNI, bahwa kadar kalium
dalam kalium sulfat sebesar 44,57% (Lampiran 12). Hal ini menunjukkan bahwa
ada beberapa ion K+ yang berikatan dengan ion lain yaitu OH- dan Cl- pada saat
reaksi berlangsung.
nilai optimum pupuk kalium adalah 136 ± 3 K2O (kg/ha). Hal ini berkaitan
2008).
Menurut Haris dan Krestiani (2005), apabila kadar kalium yang diberikan
pada tanaman kurang dari 50% maka tanaman akan menunjukkan gejala pada
daun bawah ujungnya menguning dan mati, kemudian menjalar ke bagian pinggir
daun. Meskipun kekurangan kalium masih mampu berbuah, tetapi tongkol yang
49
4.3.2. Analisa Kadar Sulfur Pada Pupuk Kalium Sulfat
Kadar sulfur yang terkandung dalam pupuk kalium sulfat diuji dengan
bertujuan untuk membentuk anion sulfat dalam suasana asam (SNI, 2004).
Pereaksi kondisi dibuat dari campuran garam NaCl yang berfungsi sebagai
pembentuk ion Cl-, HCl pekat sebagai pembentuk suasana asam, etanol dan
barium sulfat, yang berwarna putih keruh dengan persamaan reaksi sebagai
berikut.
pada panjang gelombang 340 nm. Sehingga didapatkan konsentrasi sulfat yang
terukur sebesar 5.511,75 ppm, dengan faktor pengenceran 200 kali. Konsentrasi
antara atom S dengan anion sulfat. Sehingga didapatkan konsentrasi sulfur sebesar
1.837,25 ppm, dan jika dikonversi dalam bentuk persen menjadi 18%. Hal ini
sesuai dengan perhitungan teoritis kadar sulfur yang terkandung dalam kalium
dalam pupuk kalium sulfat sesuai dengan ketetapan dari SNI, yaitu minimal 17%.
50
merupakan unsur hara esensial bagi pertumbuhan tanaman. Kekurangan Sulfur
protein akan menurun dan juga menurunkan kandungan asam-asam amino cystine,
ikatan disulfida antara rantai-rantai peptida (Tisdale, et al., 1985). Sulfur juga
berfungsi sebagai aktivator, kofaktor atau regulator enzim dan berperan dalam
endapan putih, dan kelebihan Ag+ akan membentuk endapan merah bata (Effendi
51
membentuk endapan berwarna putih, yaitu endapan AgCl. Lalu dengan adanya
ion CrO4-2 endapan AgCl berubah warna menjadi merah bata membentuk endapan
pupuk kalium sulfat sebesar 0,006%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar klorin
masih berada dalam batas aman dari SNI. Menurut Marschner (1995) kisaran
optimal konsentrasi Cl dalam tanaman adalah 0,3 – 1,0 g Cl/kg berat kering. Jika
dilihat dari fungsinya, klor memiliki fungsi yang cukup penting dalam proses
pembukaan stomata dan respirasi daun tanaman. Apabila kadar klorin dalam
pupuk tinggi maka akan menyebabkan semakin tinggi pula kandungan klorin yang
gravimetri, berdasarkan data penelitian kadar air yang dihasilkan sebesar 1%. Hal
ini menunjukkan bahwa kandungan air yang terdapat pada pupuk telah memenuhi
Kadar air dalam pupuk kalium sulfat sangat berpengaruh pada penampilan
kristal yang dihasilkannya. Apabila kadar air dalam pupuk kalium sulfat berlebih
52
maka akan terbentuk kristal yang tidak sempurna, dan juga tidak tahan lama
dalam penyimpanannya.
morfologi (Ai dan Banyo, 2011). Kekurangan air yang terus menerus akan
menyebabkan perubahan tidak dapat balik dan pada akhirnya tanaman akan mati
(Winarno, 1991).
tanaman apabila tidak terkontrol dengan baik. Sehingga kadar air yang terkandung
dalam pupuk kalium sulfat harus dijaga agar tidak melebihi standar SNI.
perhitungan perbandingan mol KOH yang bereaksi terhadap mol KOH mula-
mula. Dimana mol KOH yang bereaksi berasal dari perbandingan koefisien K2SO4
Sehingga didapatkan mol K2SO4 setengah dari mol K+ yaitu 0,0175 mol (lampiran
53
Mol KOH reaksi dapat dicari dengan perbandingan koefisien antara KOH
dengan K2SO4. Dimana mol KOH dua kali dari mol K2SO4, sehingga diperoleh
mol KOH reaksi sebesar 0,035 mol. Kemudian untuk mol KOH awal didapat dari
perhitungan KOH yang terdapat pada crude glycerol, dengan estimasi KOH hasil
konversi reaksi pembuatan pupuk kalium sulfat sebanyak 31%. Sedangkan pada
54
BAB V
5.1. Kesimpulan
2. Pupuk kalium sulfat yang dihasilkan dari proses ini memiliki kadar
kalium sebesar 55%, kadar sulfur 18%, kadar klorin 0,006% dan
5.2. Saran
kalium sulfat yang dihasilkan pada sampel tanaman uji sebagai aplikasi dari
55
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, I., S. Nurbayti dan F. Luthfiana. 2009. Pemurnian Gliserol dari Hasil
Samping Pembuatan Biodiesel Menggunakan Bahan Baku Minyak Goreng
Bekas. 157-162.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Damayanti, I. 1999. Pemanfaatan Limbah Pabrik Tanah Serap dan Ekstrak Abu
Batang Pisang Untuk Pembuatan Kalium Sulfat. UPN "Veteran" Jawa
Timur.
Depag RI. 1987. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: PT. Sygma Examedia
Arkanleema.
Edahwati, L. 2010. Sulphate Potasium Extraction From Banana Stem Ash With
Bleaching Earth Waste Liquid. Jurnal Teknik Kimia Vol. 4, No. 2: 314-
317.
56
Fageria, N.K., M.P.B. Filho, and J.H.C. Da Costa. 2001. Potassium Use
Efficiency In Common Bean Genotype. J. Plant Nutr. 24:1937-1945.
Fageria, N.K., M.P.B. Filho, and J.H.C. Da Costa. 2009. Potassium In The Use Of
Nutrients In Crop Plants. Crc Press Taylor & Francis Group, Boca Raton,
London, New York. 131-163.
Farhad, I.S.M., M.N. Islam, S. Hoque, and M.S.I. Bhuiyan. 2010. Role Of
Potassium And Sulphur On The Growth, Yield, And Oil Content Of
Soybean (Glycine Max L.). Ac. J. Plant Sci. 3(2): 99-103.
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 1 Edisi Kedua.
Erlangga: Jakarta.
Gunadi, N. 2009. Kalium Sulfat Dan Kalium Klorida Sebagai Sumber Pupuk
Kalium Pada Tanaman Bawang Merah.J. Hort. 19(2):174-185.
Husin, I., dkk. 2007. Kinetika Reaksi Pembentukan Pupuk Kalium Sulfat dari
Ekstrak Abu Kelopak Batang Pisang dan Gibs dalam Reaktor
Berpengaduk. Fakultas Teknik Kimia Universitas Syiah Kuala
57
Kirk R.E., and D.F. Othmer, 1980.Encyclopedia of Chemical Technology, vol. 9,
th
3 ed., John Wiley and Sons, New York.
Kumar, A., H.K. Patro, and Kewalanand. 2010. Effect Of Zinc And Sulphur On
Herb, Oil Yield, And Quality Of Menthol Mint (Mentha Arvensis L.) Var.
Kosi. J. Chem. Pharm. Res. 2(4):642-648.
Laksono, M. A., V.P.Bintoro, dan S.Mulyani.2012. Daya Ikat Air, Kadar Air, dan
Protein Nugget Ayam yang Disubstitusi dengan Jamur Tiram Putih
(Pleourotus Ostreatus). Animal Agriculture Journal.Vol. 1, No. 1: 685-
696.
Marschner, H. 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants. 2nd ed. Academic Press,
San Diego,NY.
Robson, A.D. and M.G. Pitman. 1983. Interaction between nutrient in higher
plants. Encyclopedia of Plant Physiology. 154: 147 –180.
58
Setyaningsih, D., E.Hambali, dan O.Farobie.2007. Pembuatan Pupuk Potassium
Dari Proses Pemurnian Gliserol Hasil Samping Industri Biodiesel.
Surfactant And Bioenergy Research Centre (Sbrc), LPPM-IPB.276-289
SNI 06-6989.20-2004. Air dan Limbah- Bagian 20: Cara Uji Sulfat, SO4-2 secara
Turbidimetri.
Sundaryono, Agus. 2005. Karakterisasi Biodiesel dan Blending Biodiesel dari Oil
Losses Limbah Cair Pabrik Minyak Kelapa Sawit.Universitas Bengkulu.
Sutiyono. 2007. Pembuatan Kalium Sulfat Dari Kotoran Burung Puyuh Dan Air
Kawah Gunung Ijen.Saintek, Vol. 11, No. 1: 73-78.
Tisdale, S.L., W.L. Nelson, and J.D. Beaton. 1985. Soil Fertility and Fertilizers.
4th ed. MacMillan Publishing Company. New York.
Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Yucel S.O., and Turkay, S., 2000. Fatty Acids Ethyl Esters from Rice Bran Oil by
In-Situ Esterification as A Biodiesel Fuel, Research Submitted to Istanbul
Technical University, Chemical and Metallurgical Faculty, Chemical
Engineering Department, Maslak- Istanbul.
59
Yuniwati, M. dan A.A. Karim.2009. Kinetika Reaksi Pembuatan Biodiesel dari
Minyak Goreng Bekas (Jelantah) dan Metanol dengan Katalisator KOH.
Jurnal Teknologi, Vol 2 No 2:130-136.
60
Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian
+
Minyak Goreng Bekas Metanol + KOH 1%
(MGB)
Reaktor
Suhu 600C, diaduk selama 60menit dan
dipisahkan
Biodiesel
Crude Gliserol
H2SO4 Pekat
Endapan
Ditambahkan air
61
Lampiran 2. Perhitungan Kadar Kalium dalam Kalium Sulfat
FP = 1000
V = 250 mL
Ditanya: Kadar K = …?
× ×
Dijawab: = 100%
. × × .
= × 100%
. ×
= 55%
62
Lampiran 3. Perhitungan Mol KOH yang Bereaksi
FP = 1000
V = 250 mL
Ar K = 39,0983 gram/mol
= 1368,75
= 1,36875
,
=
= ,
= 0,035008 ≈ 0,035
= ×
= × 0,035 = 0,0175
= ×
= × 0,0175
= 0,035
63
Lampiran 4. Perhitungan Mol KOH Mula-mula
V Gliserol = 100 mL
Dijawab : = ( + )
= 13% ( / ) × 1,25
= 0,1625
= 162,5
= ,
× 10 = 6,15385
,
= =
,
= 0,109683 ≈ 0,11
64
Lampiran 5. Perhitungan Konversi Reaksi
,
= ,
× 100%
= 31%
65
Lampiran 6. Perhitungan Kadar Sulfur
C2 = 28,0295 mg/L
FP = 200
Mr SO4 = 96
Dijawab : = ×
. .
− = = 5511.75
=
×
= × 5511.75 = 1837.25
×
= × 100%
. × .
= . ×
× 100%
= 18%
66
Lampiran 7. Perhitungan Perbandingan Mol Sulfat
C2 = 28,0295 mg/L
FP = 200
Mr SO4 = 96
= 1377,9375
= 1,3779375
,
= = = 0,014344 ≈ 0,014
,
67
Lampiran 8. Perhitungan Standarisasi AgNO3 dengan NaCl 0,01N
VNaCl = 10 mL
VAgNO3 = 9,4 mL
0,01 ×10
3
= 9,4
3
= 0,010638 ≈ 0,01
68
Lampiran 9. Perhitungan Kadar Klorin (Cl-)
Diketahui : V = 0,4 mL
N = 0,01 N
. × . × .
( )= × 100%
. ×
( ) = 0,006%
69
Lampiran 10. Perhitungan Kadar Air
W2 = 26,11 gram
W3 = 25,88 gram
Dijawab : = × 100%
. .
= × 100%
.
= 1%
70
Lampiran 11. Perhitungan Massa K2SO4 Teoritis
Dijawab: = ×
= × 0,11
= 0,05
= ×
= 0,05 × 174
= 8,7
71
Lampiran 12. Perhitungan Kadar Kalium dalam K2SO4 Secara Teoritis
Diketahui: Ar K = 39 gram/mol
Dijawab : = × 100%
2 × 39
= × 100%
175
= 44,57%
72
Lampiran 13. Perhitungan Kadar Sulfur dalam K2SO4 Secara Teoritis
Diketahui: Ar S = 32 gram/mol
Dijawab : = × 100%
=
× 100%
= 18,28%
73
Lampiran 14. Kurva Kalibrasi Standar Kalium
180
160
140
120 y = 15.364x + 3.3304
R² = 0.9986
100
80
60
40
20
0
0 2 4 6 8 10 12
konsentrasi (ppm)
74
Lampiran 15. Kurva Kalibrasi Standar Sulfat
0.7
0.6
0.5 y = 0.0153x + 0.0246
R² = 0.9936
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50
75