Anda di halaman 1dari 28

i

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH


CHEMISTRY EDUCATION FAIR 2018
PENGOLAHAN SAMPAH ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI
MENJADI BIOGAS
Sub Tema
Pengelolahan dan Pemanfaatan Limbah Tepat Guna

Diusulkan oleh:
0010593794 (Anisa Kholifatur Rosidah)
0003405045 (Elya Agustin)
(Meydia Alviodella)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BANI SALEH


BEKASI
i

HALAMAN PENGESAHAN
ii
iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala
karena atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pengolahan Sampah Eceng Gondok Dan
Kotoran Sapi Menjadi Biogas”.
Tujuan pembuatan karya tulis ini adalah untuk mengikuti lomba karya tulis
ilmiah (LKTI) yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
Lomba Karya Tulis Ilmiah Chemistry Education Fair 2018. Selain itu juga untuk
menambah pengetahuan tentang pemanfaatannya.
Dalam pembuatan makalah ini kami mendapat bantuan dari berbagai pihak
baik moral maupun material, maka pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Drs. H. Jainuddin, M.Pd.I selaku Kepala SMK Bani Saleh yang telah
memberikan izin dan merekomendasikan kepada kami untuk mengkuti lomba
LKTI.
2. Ibu Annisa Pramesti selaku Pembina Kelompok Ilmiah Remaja yang telah
memberikan bimbingan kepada kami dalam pembuatan karya tulis ini.
3. Segenap Dewan Guru yang telah memberikan ilmu kepada kami.
4. Orang tua di rumah yang telah membiayai dan memberikan dukungan kepada
kami untuk menyelesaikan karya tulis ini.
5. Rekan-rekan sejawat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
baik dilihat dari isi atau cara penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi
para pembaca.
Bekasi, 4 September 2018

Penyusun
iv

DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
LEMBAR ORISINALITAS KARYA ................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
RINGKASAN ..................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang masalah ...............................................................................1
2. Identifikasi masalah......................................................................................2
3. Tujuan penelitian ..........................................................................................2
4. Manfaat penelitian .......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Sejarah Singkat Biogas.................................................................................3
2. Definisi Biogas .............................................................................................4
3. Definisi Eceng Gondok ................................................................................6
4. Klasifikasi Eceng Gondok ............................................................................7
5. Isi Kandungan Nutrisi/Gizi Eceng Gondok .................................................8
6. Definisi Kotoran Sapi ...................................................................................9
7. Isi Kandungan Kotoran Sapi ......................................................................10
8. Biogas dari Kotoran Sapi dan Eceng Gondok ............................................10
9. Hipotesis .....................................................................................................10
BAB III METODE PENULISAN
1. Metode Penulisan .......................................................................................11
a. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ....................................................11
b. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................11
c. Kerangka Berpikir ................................................................................11
2. Metode Penelitian .......................................................................................12
a. Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................12
b. Alat dan Bahan .....................................................................................12
v

c. Cara Pembuatan Biogas .......................................................................13


d. Pengolahan Data...................................................................................14
e. Analisis Data ........................................................................................14
BAB IV PEMBAHASAN
1. Pembahasan ...............................................................................................15
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan.................................................................................................16
2. Saran ...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................18
vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Biogas ...................................................................................4


Tabel 2.2 Karakteristik Kotoran Sapi .....................................................................6
Tabel 2.3 Kandungan Eceng Gondok ......................................................................6
Tabel 2.4 Nama Umum Eceng Gondok...................................................................7
Tabel 3.1 Uji Organoleptik Bahan ........................................................................14
Tabel 3.2 Hasil Tingkat Kepuasan.........................................................................14
vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kotoran Sapi .......................................................................................6


Gambar 2.2 Eceng Gondok.....................................................................................9
viii

RINGKASAN

Kebutuhan masyarakat akan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau jenis Gas (LPG)
pada dasarnya dapat tergantikan oleh energi alternatif lain seperti Biogas yang di hasilkan
dari proses biodigester dari bahan baku Eceng Gondok dan Kotoran Sapi, potensi energi
biogas tersebut sangat berkaitan dengan jumlah populasi Eceng Gondok dan Kotoran Sapi
itu sendiri serta dengan pola pemanfaatannya. Tujuan dari percobaan ini untuk
mengetahui mengapa eceng gondok dan kotoran sapi dapat menghasilkan gas yang
dapat dijadikan Biogas sebagai pengganti bahan bakar yang umum.
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau
fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan
hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah
organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. kotoran sapi sebagai bahan
baku biogas cukup mengandung biakan mikroba-mikroba atau starter maupun
biang didalamnya. Keadaan tersebut memberikan keterangan dalam kotoran sapi
telah terdapat mikroba yang berperanan dalam proses produksi biogas. Sedangkan
eceng gondok (Latin: Eichornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air
mengapung. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini
dianggap sebagai Gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok yang
memiliki kandungan hemiselulosa yang tinggi dibanding dengan tanaman lain,
ternyata berpotensi sebagai penghasil biogas.
Energi biogas memproses limbah bio atau biomassa di dalam air kedap
udara yang disebut digester. Biomassa berupa limbah dapat berupa kotoran ternak
bahkan tinja manusia, sisa-sisa panenan seperi jerami, sekam dan daun-daunan
sotiran sayur, dan sebagainya. Kesimpulan dari makalah yang kami buat bahwa
tanaman dan hasil kotoran yang ada di sekitar lingkungan kita, yang bahkan banyak
di nilai buruk oleh kebanyakan masyarakat ternyata mempunyai banyak manfaat,
seperti Eceng gondok dan kotoran sapi yang mempunyai manfaat untuk mengganti
bahan bakar dan menghasilkan biogas. Keduanya dapat dikombinasikan menjadi
bahan bakar untuk sehari-hari yang mudah untuk dibuat dan digunakan.

Kata kunci: eceng gondok, biogas, fermentasi, kotoran sapi.


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat akan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau jenis Gas
(LPG) pada dasarnya dapat tergantikan oleh energi alternatif lain seperti Biogas
yang di hasilkan dari proses biodigester dari bahan baku Eceng Gondok dan
Kotoran Sapi, potensi energi biogas tersebut sangat berkaitan dengan jumlah
populasi Eceng Gondok dan Kotoran Sapi itu sendiri serta dengan pola
pemanfaatannya.
Eceng gondok atau enceng gondok (Latin:Eichornia crassipes) adalah
salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Selain dikenal dengan nama eceng
gondok, di beberapa daerah di Indonesia, eceng gondok mempunyai nama lain
seperti di daerah Palembang dikenal dengan nama Kelipuk, di Lampung dikenal
dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung, di Manado
dikenal dengan nama Tumpe. Eceng gondok pertama kali ditemukan secara
tidak sengaja oleh seorang ilmuwan bernama Carl Friedrich Philipp von
Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika
sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil. Eceng gondok memiliki
kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai Gulma
yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah
menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Eceng gondok yang memiliki
kandungan hemiselulosa yang tinggi dibanding dengan tanaman lain, ternyata
berpotensi sebagai penghasil biogas.
Sedangkan Kotoran sapi adalah limbah hasil pencernaan sapi dan hewan
dari subfamili Bovinae lainnya (kerbau, yak, bison). Kotoran sapi memiliki
warna yang bervariasi dari kehijauan hingga kehitaman, tergantung makanan
yang dimakan kerbau. Setelah terpapar udara, warna dari kotoran sapi
cenderung menjadi gelap. Penggunaan kotoran sapi sebagai bahan baku biogas
cukup mengandung biakan mikroba-mikroba atau starter maupun biang
didalamnya. Keadaan tersebut memberikan keterangan dalam kotoran sapi telah
terdapat mikroba yang berperanan dalam proses produksi biogas. Adapun laju

1
dari pembentukan biogas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah suhu, rasio C/N dan pengaruh pengadukan dalam selang waktu tertentu.
Hal inilah yang menjadi menarik untuk dikaji lebih lanjut, yaitu
bagaimana meningkatkan nilai guna dari eceng gondok dan kotoran sapi
menjadi lebih baik lagi. Kemudian setelah dilakukan berbagai percobaan
akhirnya ditemukan solusi yang cukup efektif untuk menggantikan bahan bakar
yang biasa digunakan oleh masyarakat yaitu memanfaatkan tumbuhan eceng
gondok dengan diproses terlebih dahulu sehingga dapat menjadi bahan bakar.
Gagasan dan solusi ini diberi judul “PENGOLAHAN ECENG GONDOK DAN
KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS”.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari karya tulis ini adalah:
a. Bagaimana cara pembuatan biogas dari eceng gondok dan kotoran sapi?
b. Bagaimana karakteristik biogas yang dihasilkan?
c. Bagaimana hasil tingkat kepuasan konsumen terhadap biogas yang
dihasilkan?

3. Tujuan
Tujuan dari karya tulis ini adalah:
a. Mengetahui cara pembuatan biogas dari eceng gondok dan kotoran sapi.
b. Mengetahui karakteristik biogas yang dihasilkan.
c. Mengetahui hasil tingkat kepuasan konsumen terhadap biogas yang
dihasilkan.

4. Manfaat
Manfaat dari karya tulis ini adalah:
a. Menyebarluaskan pemanfaatan eceng gondok dan kotoran sapi.
b. Menyebarluaskan penggunaan energi alternatif selain BBM dan LPG.
c. Menyebarluaskan pengolahan eceng gondok dan kotoran sapi menjadi
biogas.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Sejarah Singkat Biogas


Pada awal perkembangan biogas, Kebudayaan Mesir, Cina dan Roma
kuno diketahui telah memanfaatkan gas alam dengan cara dibakar untuk
menghasilkan panas. Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk
menghasilkan biogas tersebar di benua Eropa. Penemuan ilmuwan Volta
terhadap gas yang dikeluarkan di rawa-rawa terjadi pada tahun 1770, beberapa
dekade kemudian Avogadro mengidentifikasikan tentang gas metana. Setelah
tahun 1875, dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik
digestion. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian tentang biogas
menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi landasan untuk
penelitian biogas hingga saat ini. Sejak tahun 1975, instalasi biogas mulai
diperkenalkan di Cina. Cina memiliki biogas dengan skala rumah tangga dan
telah dimanfaatkan oleh sepertiga rumah tangga di pedesaan. Tahun 1992,
sekitar lima juta rumah tangga menggunakan instalasi biogas sehingga biogas
merupakan bahan bakar utama penduduk Cina. Reaktor biogas yang banyak
digunakan adalah model sumur tembok dengan bahan baku kotoran ternak dan
manusia serta limbah pertanian. Tahun 1981 mulai dikembangkan instalasi
biogas di India. Pengembangan instalasi biogas dilakukan oleh Departemen
Sumber Energi non-Konvensional melalui program “The National Project on
Biogas Development” dengan melakukan riset terhadap pengembangan model
instalasi biogas. Reaktor biogas yang digunakan sama dengan reaktor biogas
yang dikembangkan di Cina yaitu menggunakan model sumur tembok dan
dengan drum serta dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian.
Tahun 1999, sekitar tiga juta rumah tangga di India menggunakan instalasi
biogas.
Teknologi biogas mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970-an.
Pada awalnya teknik pengolahan limbah dengan instalasi biogas dikembangkan
di wilayah pedesaan, tetapi saat ini teknologi ini sudah mulai diterapkan di
wilayah perkotaan. Pada tahun 1981, pengembangan instalasi biogas di

3
Indonesia dikembangkan melalui Proyek Pengembangan Biogas dengan
dukungan dana dari Food and Agriculture Organization (FAO) dengan
dibangun contoh instalasi biogas di beberapa provinsi. Mulai tahun 2000-an
telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan
konstruksi sederhana yang terbuat dari plastik secara siap pasang dan dengan
harga yang relatif murah.

2. Definisi Biogas
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau
fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia
dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap
limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan
utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat dibakar
seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat digunakan sebagai pembangkit
energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber energi alternatif yang ramah
lingkungan dan terbarukan. Rentangan komposisi pada umumnya:
Tabel 2.1 Kandungan Biogas
Komponen %
Metana (CH4) 55-75
Karbon dioksida (CO2) 25-45
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Hidrogen sulfida (H2S) 0-3
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt/jam yang setara
dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok
digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti
minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal
dari fosil. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan, biogas
sudah dikembangkan sebagai energi alternatif yang bisa memanfaatkan
berbagai kotoran hewan. Selain kotoran sapi, biogas juga bisa dihasilkan dari
kotoran ayam. Limbah kotoran ayam umumnya hanya digunakan sebagai pupuk
secara langsung oleh peternak, pemanfaatan lain yang bisa dilakukan adalah

4
dengan memprosesnya menjadi sumber energi dalam bentuk biogas.
Pengolahan kedua limbah tersebut bisa dilakukan secara bersamaan, sehingga
dapat menghasilkan produk yang bernilai ekonomis (Sanjaya,2015).
Pada dasarnya dimana penggunaan kotoran sapi sebagai bahan baku
biogas cukup mengandung biakan mikroba-mikroba atau starter maupun biang
didalamnya. Keadaan tersebut memberikan keterangan dalam kotoran sapi telah
terdapat mikroba yang berperanan dalam proses produksi biogas. Adapun laju
dari pembentukan biogas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah suhu, rasio C/N dan pengaruh pengadukan dalam selang waktu tertentu.
Pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber pupuk organik sangat
mendukung usaha pertanian tanaman sayuran. Dari sekian banyak kotoran
ternak yang terdapat di daerah sentra produksi ternak banyak yang belum
dimanfaatkan secara optimal, sebagian di antaranya terbuang begitu saja,
sehingga sering merusak lingkungan yang akibatnya akan menghasilkan bau
yang tidak sedap. Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya
(slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein,
selulose, lignin dan lain-lain tidak dapat digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk
organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah dan
padi.
Bahan baku yang tak akan pemah kehabisan dan mudah didapat
bagi para peternak kambing adalali kotoran, tinja (faeces) kambing. Kambing
tiap hari akan mengeluarkan sisa-sisa pencemaan makanan sebagai kotoran
kambing yang disebut tinja atau feaces kambing. Secara matematis volume tinja
kambing akan bertambah terns seiring dengan pertambahan ternak kambing.
Dalam pemanfaatan tinja kambing sebagai sumber energi biogas ini merupakan
salah satu potensi energi yang perlu mendapat perhatian, karena bukan saja
dapat menambah suplai energi tetapi dapat menghemat bahan bakar dan
mengurangi pemakaian gas elpiji yang relatif mahal harganya. Sisa-sisa
pembuatannya (setelah menghasilkan biogas) dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk tanaman, karena baunya sudah berkurang. Di samping itu sedikit
mengurangi menumpuknya jumlah volume tinja kambing, dan mengeliminir

5
pembuangan tinja kambing di sembarang tempat. Pada umunya komposisi
kotoran sapi memiliki karakteristik yang dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Karakteristik Kotoran
Komponen Massa (gr)
Total padatan 3-6
Total padatan volatile (mudah menguap) 80-90
Total Kjeldahl Nitrogen 2-4
Selulosa 15-20
Lignin 5-10
Hemiselulosa 20-25

3. Definisi Eceng Gondok

Gambar 2.1Eceng gondok (Eichhornia crassipes)


Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah tanaman yang hidup
mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar
0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval.
Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung.
Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga
majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Akarnya merupakan
akar serabut.
Tabel 2.3 Kandungan Eceng Gondok
Calsium Ca
Magnesium Mg

6
Kalium K
Natrium Na
Chlorida Cl
Cupper Cu
Mangan Mn
Ferum Fe
Pada akarnya terdapat senyawa sulfat dan fosfat. Daunnya kaya
senyawa carotin dan bunganya mengandung delphinidin-3-diglcosida. Dengan
seluruh kandungan kimia yang ada itu, Eceng Gondok dapat menyembuhkan
tenggorokan terasa panas, kencing tidak lancar, biduran, bisul. Kandungan
senyawa penting tadi terdapat diseluruh organ tanaman dari akar sampai daun
dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional dan bunganya yang
menawan juga bagus dijadikan sebagai bahan obat tradisional, Bahkan tanaman
ini juga mengandung selulosa dalam jumlah yang cukup banyak dan dapat
digunakan untuk bahan bakar alternatif.
Tabel 2.4 Nama umum Eceng Gondok:

Indonesia: Eceng gondok, kelipuk, kembang bopong, weweyan.

Jepang: hotei aoi.

4. Klasifikasi Eceng Gondok


Kingdom : Plantae ( Tumbuhan)
Subkingdo : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Tracheophyta (Tumbuhan Berbunga)
Kelas : Magnoliopsida ( Berkeping satu / Monokotil)
Sub Kelas : Alismatidae
Ordo : Commelinales
Famili : Pontederiaceae
Genus : Eichhornia kunth
Spesies : Eichhornia crassipes (Mart.) Solms

7
5. Isi Kandungan Nutrisi/Gizi Eceng Gondok
Eceng Gondok adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Eceng Gondok mengandung energi sebesar 18
kilokalori, protein 1 gram, karbohidrat 3,8 gram, lemak 0,2 gram, kalsium 80
miligram, fosfor 45 melakukan penelitian terhadap 100 gram Eceng Gondok,
dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 70 % miligram, dan zat besi 4
miligram. Selain itu di dalam Eceng Gondok juga mengandung vitamin A
sebanyak 1000 IU, vitamin B1 0,08 miligram dan vitamin C 50 miligram. Hasil
tersebut didapat dari Informasi Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada
Eceng Gondok:
 Nama Bahan Makanan: Eceng Gondok
 Nama Lain/Alternatif:Eceng
 Banyaknya Eceng Gondok yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
 Bagian Eceng Gondok yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible)= 70%
 Jumlah Kandungan Energi Eceng Gondok = 18 kkal
 Jumlah Kandungan Protein Eceng Gondok = 1 gr
 Jumlah Kandungan Lemak Eceng Gondok = 0,2 gr
 Jumlah Kandungan Karbohidrat Eceng Gondok = 3,8 gr
 Jumlah Kandungan Kalsium Eceng Gondok = 80 mg
 Jumlah Kandungan Fosfor Eceng Gondok = 45 mg
 Jumlah Kandungan Zat Besi Eceng Gondok = 4 mg
 Jumlah Kandungan Vitamin A Eceng Gondok = 1000 IU
 Jumlah Kandungan Vitamin B1 Eceng Gondok = 0,08 mg
 Jumlah Kandungan Vitamin C Eceng Gondok = 50 mg
 Khasiat / Manfaat Eceng Gondok : - (Belum Tersedia)

8
6. Definisi Kotoran Sapi

Gambar 2.2 Kotoran sapi


Kotoran sapi adalah limbah hasil pencernaan sapi dan hewan dari
subfamili Bovinae lainnya (kerbau, yak, bison). Kotoran sapi memiliki warna
yang bervariasi dari kehijauan hingga kehitaman, tergantung makanan yang
dimakan kerbau. Setelah terpapar udara, warna dari kotoran sapi cenderung
menjadi gelap.
Kotoran sapi biasanya digunakan sebagai pupuk kandang. Di berbagai
tempat di dunia, kotoran sapi yang dikeringkandigunakan sebagai bahan bakar.
Kotoran sapi juga digunakan untuk menghasilkan biogas untuk dibakar dan
menghasilkan listrik dan panas. Biogas memiliki kandungan gas metana dan
telah digunakan secara luas di berbagai pedesaan di India dan Pakistan sebagai
sumber energi terbarukan. Di Afrika Tengah, masyarakat suku Maasai
membakar kotoran sapi di dalam rumah untuk menangkal nyamuk. Di tempat
dingin, kotoran sapi dijadikan bahan insulasi termal. Kotoran sapi juga
merupakan salah satu pilihan bahan baku pembuatan bahan bangunan setara
dengan bata. Di Beaver, Oklahoma, kepingan kotoran sapi kering dijadikan
bahan untuk permainan cow chip throwing (lempar kepingan kotoran), yang
sudah populer sejak tahun 1970an.
Kotoran sapi menjadi habitat bagi berbagai jenis organisme yang
memecahkan kandungan nutrisi yang ada di dalamnya untuk didaur ulang dan

9
disatukan dengan molekul tanah. Di tempat di mana sapi belum berdiam pada
waktu yang lama, organisme pendegradasi kotoran sapi belum banyak sehingga
keberadaan kotoran sapi dapat menjadi sarang tumbuhnya organisme
merugikan. Di Australia, kumbang kotoran harus didatangkan dari luar untuk
membantu mendaur ulang kotoran sapi di lahan penggembalaan hewan.

7. Isi Kandungan Kotoran Sapi


Kotoran sapi ternyata memiliki serat atau selulosa dengan dosis yang
tinggi baik dalam bentuk padat atau juga air kencing sapi. Kotoran sapi
merupakan senyawa karbon yang dapat mengalami proses pelapukan lebih
cepat.
Secara alamiah proses pelakukan tersebut di karenakan adanya berbagai
jenis Mikroba yang sangat membutuhkan unsur Nitrogen dalam jumlah yang
besar terhadap kotoran sapi.

8. Biogas dari Kotoran Sapi dan Eceng Gondok


Dalam proses pembuatan biogas ini bahan utama yang di gunakan
adalah kotoran sapi dan eceng gondok. Eceng gondok yang di cincang
dimasukkan kedalam galon beserta kotoran sapi dan air lebih kurang setengah
galon. Tutup rapat dan diamkan selama 7-21 hari. Campuran dari eceng gondok
dan kotoran sapi akan menghasilkan gas metana.

9. Hipotesis
Berdasarkan teori yang didapatkan, dapat diketahui bahwa eceng
gondok yang dianggap sebagai gulma serta kotoran sapi yang dianggap sebagai
limbah, ternyata memiliki manfaat yang begitu besar sebagai bahan bakar alami
atau biasa disebut dengan biogas.

10
BAB III
METODE PENULISAN

1. Metode Penulisan
a. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Alat : - Angket tingkat kepuasan produk
Teknik pengumpulan : - Kuisioner tingkat kepuasan produk
b. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan : analisis kualitatif
Analisis data : analisis kualitatif
c. Kerangka berpikir
Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang telah kami lakukan.
Hasil pengamatan yang sudah kami amati yaitu banyak masyarakat
Indonesia belum tahu ternyata eceng gondok dan kotoran sapi yang
dianggap sebagai limbah serta dapat menghambat sistem pertumbuhan di
daerah perairan contohnya danau ataupun sungai ternyata berdasarkan
Analisa kami eceng gondok dan kotoran sapi dapat di olah dengan baik dan
mudah yang dapat menguntungkan untuk masyarakat terutama di Indonesia
yaitu eceng gondok dan kotoran sapi dapat menghasilkan Biogas sebagai
pengganti gas elpiji yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mengapa kami ingin melakukan penelitian ini? Karena banyak
diantara masyarakat tidak mengetahui bahwa kotoran sapi dan eceng
gondok memiliki banyak manfaat. Banyak masyarakat Indonesia
beranggapan kotoran sapi dan eceng gondok hanya limbah dan sampah.
Namun, Kotoran sapi dan eceng gondok memiliki banyak manfaat. Salah
satunya sebagai bahan dari pembuatan biogas yang dapat berguna untuk
lingkungan dan masyarakat. Selain dapat menghemat biaya, dan cara
membuatnya pun mudah.

Pengamatan

11
Masyarakat Hasil
Pengamatam
C

Penelitian

Eceng
Kotoran Sapi
Gondok

Biogas

2. Motode Penelitian
a. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : 28 Agustus 2018 – 3 September 2018
Tempat : SMK Bani Saleh
b. Alat dan bahan
Alat :
 Galon air mineral 20 L
 Cat hitam
 Paralon ukuran 3/4
 Sambungan paralon bentuk L
 Ban dalam motor bekas
 Lem Korea
 Selang ukuran ¼
 Kran
 Kuas
 Sambungan T
 Tutup paralon
 Solder
Bahan:

12
 Kotoran Sapi
 Eceng Gondok
 Air
c. Cara Pembuatan Biogas:
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Lubangi galon sebesar diameter paralon ¾ menggunakan solder di
bagian atas tepatnya samping tutup galon dan di tubuh galon bagian
tengah atas.
3) Lubangi bagian atas mulut galon sebesar diameter selang ukurang ¼
menggunakan solder.
4) Ukur paralon setinggi galon dan selebar galon untuk dimasukkan
kelubang bagian tubuh galon, lalu gergaji paralon yang telah diukur.
5) Potong selang sepanjang 2 m menjadi 3 bagian
6) Masukkan paralon dan selang yang telah diukur kedalam lubang tetapi
jangan sampai dasar galon.
7) Lem paralon dan selang menggunakan lem tembak, agar lebih kuat lem
kembali menggunakan pasir dan lem korea.
8) Sambungkan ketiga selang menggunakan sambungan T lalu pasang kran
A pada salah satu selang didekat ban dan pasang kran B pada selang
yang satunya.
9) Cat seluruh permukaan galon menggunakan kuas dan cat berwarna
hitam.
10) Cincang Eceng gondok atau dihaluskan.
11) Encerkan kotoran sapi dengan menggunakan air dengan perbandingan
1:1.
12) Masukkan eceng gondok yang telah dicincang atau dihaluskan dan
kotoran sapi ke dalam galon.
13) Kemudian tutuplah dengan rapat (jangan sampai ada lubang sedikit
pun).
14) Diamkan selama 7-21 hari.
15) Tunggu hasilnya hingga ban terisi oleh gas (menggelembung).
d. Rincian Biaya

13
No.

e. Pengelolahan Data
Tabel 3.1 Uji Organoleptik Bahan
No. Nama bahan Wujud Bau Warna
1. Eceng gondok Padat Berbau khas Hijau
2. Kotoran sapi Semi padat Berbau khas Cokelat
f. Analisis Data
Tabel 3.2 Hasil Tingkat Kepuasane
Tingkat
No. Nama Alamat Ket
Kepuasan
1. Endang Jl. Flamboyan I, 4 -
Tambun Selatan.
2. Hindun Jl. Flamboyan I, 5 -
Tambun Selatan.
3. Yani Jl. Flamboyan II, 4 -
Tambun Selatan.
4. Puja Jl. Flamboyan II, 4 -
Tambun Selatan.
5. Rahayu Jl. Flamboyan II, 4 -
Tambun Selatan

14
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa 4 dari 5 responden mengaku
puas dengan biogas yang digunakan.

15
BAB IV
PEMBAHASAN

Biogas merupakan Energi terbarukan yang dapat dihasilkan dengan


teknologi tepat guna yang lebih relative sederhana dan sesuai untuk daerah
pedesaan. Energi biogas memproses limbah bio atau biomassa di dalam alat kedap
udara yang disebut digester. Untuk menanggulangi krisis energi adalah dengan
mendaur ulang sampah atau limbah rumah tangga yang ada disekitar kita. Jenis
sampah yang berpotensial untuk dimanfaatkan adalah sampah organik, yang dapat
terurai secara alami oleh decomposer.
Biogas adalah salah satu energi alternatif yang merupakan suatu campuran
gas-gas yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam
keadaan anaerobik (Sahidu, 1983). Dengan semakin langkanya sumber energi yang
sangat penting dikehidupan ini, kita dituntut untuk mengembangkan energi
alternatif yang dapat menggantikan kelangkaan tersebut.
Dalam karya ilmiah ini kami menggunakan eceng gondok sebagai bahan
pembuatan biogas, tanaman yang dianggap gulma air bagi masyarakat justru dapat
bermanfaat bagi kehidupan ini. Seperti yang dipaparkan dalam teori, eceng gondok
mengandung 95% air dan menjadikannya terdiri dari jaringan yang berrongga,
mempunayi energi yang tinggi, terdiri dari bahan yang dapat difermentasikan dan
berpotensi sangat besar dalam menghasilkan biogas (Chanakya et al., 1993
Gunnarsson dan Cecilia, 2006). Selain itu kami juga menggunakan kotoran sapi
sebagai bahan baku biogas cukup mengandung biakan mikroba-mikroba atau starter
maupun biang didalamnya. Keadaan tersebut memberikan keterangan dalam
kotoran sapi telah terdapat mikroba yang berperanan dalam proses produksi biogas.
Adapun laju dari pembentukan biogas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah suhu, rasio C/N dan pengaruh pengadukan dalam selang waktu
tertentu . Dari hal tersebut maka perlu adanya pengembangan agar energi alternatif
yang terbuat dari eceng gondok dan kotoran sapi kini dapat diketahui oleh
masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian data yang diperoleh bahwa 4 dari 5 responden
mengaku puas dengan biogas yang digunakan.

16
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan dari karya tulis ini bahwa tanaman dan hasil kotoran yang
ada di sekitar lingkungan kita, yang bahkan banyak di nilai buruk oleh
kebanyakan masyarakat ternyata mempunyai banyak manfaat, seperti tanaman
eceng gondok dan kotoran sapi yang sudah kami bahas pada makalah ini. Eceng
gondok dan kotoran sapi yang mempunyai manfaat untuk mengganti bahan
bakar dan menghasilkan biogas. Keduanya dapat dikombinasikan menjadi
bahan bakar untuk sehari-hari yang mudah untuk dibuat dan digunakan.

2. Saran
Saran untuk sediaan kami yaitu, sediaan kami belum mengalami uji coba
klinis sehingga banyak kemungkinan yang terjadi pada bahan bakar yang
digunakan, dalam makalah ini kami memberikan ide untuk para masyarakat di
Indonesia untuk memanfaatkan dan meningkatkan nilai guna segala sesuatu
yang ada di alam, yang bahkan dianggap sebagai sampah yang tidak berguna.

17
DAFTAR PUSTAKA

Biogasganesha, 2011, Biogas: Energi Alternatif Masa Depan (Tugas Akhir


Semester SAS)
http://biogasganesha.wordpress.com
http://chyrun.com/kandungan-nutrisi-gizi-eceng-gondok/
https://www.amazine.co/26428/apa-itu-biogas-proses-pembentukan-kegunaannya/
Wikipedia, 2018, https://id.wikipedia.org/wiki/Biogas
Wikipedia, 2018, https://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok

18
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama peneliti
Ketua
a. Nama Lengkap : Anisa Kholifatur Rosidah
b. NIS : 161710058
c. NISN : 0010593794
d. Nama Sekolah : SMK Bani Saleh
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Perum. Papan Mas Blok F 34 No 5
Tambun, Bekasi.
f. Alamat email : anisakholifaturrosidah@yahoo.com

Anggota I
a. Nama Lengkap : Elya Agustin
b. NIS : 161710066
c. NISN : 0003405045
d. Nama Sekolah : SMK Bani Saleh
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Ds. Cikedokan Kampong Kamurang
RT. 1/1 Cikarang Barat
f. Alamat email : elyagstn@gmail.com

Anggota II
a. Nama Lengkap : Meydia Alviodella Putri. P
b. NIS : 161710073
c. NISN : 0017817663
d. Nama Sekolah : SMK Bani Saleh
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Taman Juanda Blok L No. 09/04 Duren
Jaya Bekasi Timur
f. Alamat email : meydiaalviodella29@gmail.com

19

Anda mungkin juga menyukai