Anda di halaman 1dari 5

Isa Bugis lahir di Kota Bakti, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, tahun 1926.

Nama aslinya adalah


Abu Muhammad Isa Bugis. Isa kemudian berpindah ke sejumlah tempat. Pada tahun 2012, Isa
Bugis menetap di salah satu daerah di Jakarta.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menjatuhkan fatwa sesat atas aliran Isa Bugis. Menurut
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, KH Tengku Zulkarnain, aliran Isa Bugis telah memenuhi 10
kriteria ajaran sesat. Salah satu poinnya, ialah aliran Isa Bugis terbukti melawan rukun iman dan
rukun Islam.

"Ya mereka sebagai pengikut aliran Isa Bugis sudah masuk 10 kriteria sesat MUI. Mereka
melawan Alquran dan hadis, juga rukun iman dan rukun Islam," ujar KH Tengku Zulkarnain saat
dihubungi Republika, Kamis (29/1) di Jakarta.

Selain itu, menurut Kiai Tengku, aliran Isa Bugis juga terbukti mengingkari keberadaan mukjizat
Nabi. Demikian pula, para penganut aliran Isa Bugis menerjemahkan Alquran sesuai dengan
selera sendiri. Misalnya, isi surah Al-Fiil (Gajah) diterjemahkan sebagai adanya tentara sepasukan
tank, bukan pasukan Gajah, yang menyerang Mekah pada zaman lahirnya Rasulullah SAW.

"Tentara Gajah dibilang tentara tank. Mereka menerjemahkan Alquran sesuai selera mereka,"
kata KH Tengku Zulkarnain, Kamis (29/1).

Kiai Tengku menuturkan, aliran Isa Bugis sudah dikatakan sesat oleh MUI sejak era 1980-an.
Aliran ini, bermula di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Selain mengingkari mukjizat Nabi, pengikut
aliran ini juga mengingkari sunah.

Pengikut aliran Isa Bugis diketahui juga membuka sekolah-sekolah. Dalam pandangan Kiai
Tengku, sebaiknya sekolah-sekolah ini segera ditutup. Sebab, operasional sekolah-sekolah itu
juga tidak memiliki izin.

"Pengikutnya wajib taubat. Kalau enggak mau taubat, ya tutup saja sekolah-sekolahnya. Suruh
muridnya pindah ke tempat lain," ujar KH Tengku Zulkarnain, Kamis (29/1).

Menurut Kiai Tengku, Isa Bugis dan aliran sesat lainnya mudah berkembang di masyarakat.
Sebab, masyarakat Indonesia masih lemah ilmu dan imannya. Sehingga, bukan rasionalitas yang
menjadi wajah aliran sesat ini, melainkan sebaliknya.
"Yang dibilang aliran Isa Bugis juga tidak rasional. Masak di zaman Nabi ada tank. Rakyat kita
masih lemah iman dan ilmunya, jadi mudah tertipu aliran sesat," tutupnya.
Pemahaman Isa Bugis pernah ditetapkan sebagai aliran sesat oleh MUI pada 1980-an. Isa Bugis
dan pengikutnya diduga menerjemahkan dan menganalisa agama Islam berdasarkan teori
pertentangan antara dua hal seperti ideologi komunis dengan kapitalis, antara nur dan zhulumat.

Ia berusaha mengilmiahkan agama dan kekuasaan serta menolak semua hal-hal yang tidak bisa
di terima oleh akal. Kini, keberadaan aliran ini terdeteksi di Bogor.

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Parung, Kabupaten
Bogor, Dadi Kurnia mengatakan, SMP Proklamasi mengajarkan pendidikan agama tidak
menggunakan buku panduan agama yang ditetapkan dalam kurikulum. Mereka justru
memanfaatkan diktat dan tulisan tangan.

Salanjutnya, kata Dadi, orang tua murid yang belajar di sekolah tersebut merasa curiga terhadap
ajaran agama di SMP Proklamasi. Kemudian ia menanyakan ke seorang guru agama yang
berkompeten dalam agama Islam.

"Setelah itu, guru tersebut melaporkan ke MUI setempat perihal ajaran sesat yang diajarkan di
SMP Proklamasi Parung," ujarnya seperti dilansir Republika.co.id, Senin, 19 Januari 2015.

Dadi menduga, guru agama dan yayasan adalah pengikut aliran Isa Bugis. Namun, hal itu belum
bisa dibuktikan.

Saat dipanggil MUI, sampai hari ini yayasan dan guru agama tersebut belum hadir. Saat
dikonfirmasi, yayasan berdalih ada urusan lain yang harus segera diselesaikan. Sedangkan guru
agama beralasan ibunya sedang sakit.

MUI mengatakan saat ini ada 300 aliran sesat dalam agama Islam yang tersebar di Indonesia.
Peringkat pertama ditempati aliran Ahmadiyah.

Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnain mengatakan sebanyak 300 aliran tersebut
masih minoritas. Tetapi ajaran aliran tersebut masih kemungkinan menyebar.

Salah satu aliran sesat dilaporkan disebar di SMP Proklamasi, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Aliran sesat itu yakni Isa Bugis.
Zulkarnain mengatakan, salah satu yang membuat aliran tersebut menyimpang yakni menolak
mukjizat para nabi, seperti mukjizat Nabi Musa as yang membelah lautan dengan tongkat. Atau
Nabi Ibrahim as yang menyembelih Nabi Ismail as. Menurut aliran ini semua mukjizat nabi
tersebut adalah dongeng.
Aliran Pembaharu Kesesatan ”ISA BUGIS”
oleh : Ustadz Zaenal Abidin Syamsudin, Lc

Majelis Ulama Indonesia pada tahun 2007 menetapkan 10 kriteria aliran sesat, yaitu
sebagai berikut:
1. Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun Islam
2. Meyakini atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i (Al Qur’an dan
Sunnah)
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al Qur’an
4. Mengingkari autentisitas dan kebenaran Al Qur’an
5. Menafsirkan Al Qur’an yang tidak berdasar kaidah-kaidah tafsir
6. Mengingkari kedudukan Hadits sebagai sumber ajaran Islam
7. Melecehkan/ mendustakan Nabi dan Rasul
8. Meningkari Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir
9. Mengurangi/ menambah pokok-pokok ibadah yang tidak ditetapkan syari’ah
10. Mengkafirkan sesama muslim hanya karena bukan kelompoknya

Sampai sekarang aliran sesat Ingkar Sunnah Isa Bugis masih terdengar nyaring gaungnya
dan dan masih tetap populer dikalangan beberapa orang munafik kampus, sebuah pemikiran dan
paham sesat yang dirintis oleh seorang yang bernama Isa Bugis lahir tahun 1926, di kota Bhakti
Aceh Pidie, tinggal di daerah Kayu Manis Jakarta Timur.

Isa Bugis berusaha memahami dan menganalisa ajaran agama Islam berdasarkan teori
pertentangan antara dua hal. Seperti idiologi komunis dengan kapitalis, antara nur dan zhulumat.
Ia berupaya untuk mengilmiahkan agama dan kekuasaan Tuhan dan akan menolak semua
perkara yang tidak bisa diilmiahkan atau tidak bisa diterima oleh akal, sehingga ajaran Isa Bugis
ini banyak diikuti oleh kaum intelektual yang cenderung lebih memberhalakan akal dan pikiran.

Banyak sarjana yang tertarik dengan ajaran Isa Bugis sebelum tahun 1990-an. Banyak
Dosen Agama Islam IKIP Negeri Rawamangun Jakarta (kini namanya UNJ –Universitas Negeri
Jakarta) terdiri dari pengikut Isa Bugis. Kelompok pengikut Isa Bugis di IKIP Negeri Rawamangun
bisa dikatakan sudah menguasai pola pemikiran Isa Bugis pasti akan sulit.
Untuk lulus ujian mata kuliah agama Islam. Para pengajar yang sudah berpaham Isa Bugis
itu menyusun pelajaran agama khusus untuk mahasiswa IKIP dan dijadikan buku wajib untuk
pegangan mahasiswa. Banyak mahasiswa yang menjadi korban (tidak lulus) karena tidak mau
mengikuti materi dalam buku itu. Setiap diadakan perlawanan selalu mahasiswa dikalahkan
(Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, hal. 38 karya Hartono Ahmad Jaiz).

Pokok-pokok Ajaran Isa Bugis:


1. Air Zam-zam di Makkah adalah air bekas bangkai orang Arab.
2. Semua kitab tafsir al-Qur’an yang ada se karang harus dimusiumkan, karena semuanya
salah.
3. Menolak semua mukjizat para Nabi dan Rasul, seperti kisah Nabi Musa membelah laut
dengan tongkatnya dalam al-Qur’an adalah donge ng Lampu Aladin.
4. Nabi Ibrahim menyembelih Ismail adalah dongeng.
5. Ka’bah adalah kubus berhala yang dikunjungi oleh turis setiap tahun.
6. Ilmu Fiqih, Ilmu Tauhid dan sejenisnya adalah syirik. Ulama yang mengejarkan ilmu ini
harus disingkirkan ke Pulau Seribu.
7. Al-Qur’an bukan bahasa Arab, sehingga untuk memahami Al-Qur’an tidak perlu belajar
bahasa Arab, tata bahasa Arab dan sejenisnya.
8. Setiap orang yang intelek diberi kebebasan untuk menafsirkan al-Qur’an walau tidak
mengerti bahasa Arab.
9. Ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pembangkit imperialisme
Arab.
10. Ajaran qurban pada waktu ’Idul Adha tidak ada dasar kebenarannya.
11. Mubaligh-mubaligh Islam yang menyebarkan agama ke luar tanah Arab adalah pemabuk
zhulumat yang haus darah dan harta.
12. Indonesia adalah di antara sekian banyak korban-korban dari kebiadaban Arabisme.
13. Lembaga pembaru (yang dipimpin oleh Isa Bugis) adalah Nur, sedangkan orang atau
golongan di luar Lembaga Pembaru Isa Bugis adalah zhulumat, sesat.
14. Sekarang masih periode Makkah sehingga belum diwajibkan shalat, puasa dan lainnya.
Begitu juga minuman yang memabukkan seperti khamr dan sejenisnya belum
diharamkan.

Disalin dari : Ensiklopedi Penghujatan Terhadap Sunnah, hal 409-410 karya Zaenal Abidin
Syamsudin, Lc
Sumber : ibnura
madan.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai