Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2018

Invensi, Inovasi dan Riset Keselamatan Dan Kesehatan Kerja untuk Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
2 Oktober 2018, ISSN 2477-00-86

BREAKER PARAMETER PADA OWEC BREAKWATER DAN


PENGARUHNYA TERHADAP DEBIT OVERTOPPING
A.Ildha Dwi Puspita1, Muhammad Saleh Pallu2, Muhammad Arsyad Thaha3 dan Farouk Maricar4

1
Mahasiswa Program Studi S3 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Jln. Poros Malino
KM. 6, Gowa, Email: ildhaandi@gmail.com
2
Professor, Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Jln. Poros Malino KM. 6
Gowa, Email: salehpallu@hotmail.com
3
Asosiasi Professor, Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Jln. Poros Malino
KM. 6 Gowa. Email: athaha_99@yahoo.com
4
Asosiasi Professor, Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Jln. Poros Malino
KM. 6 Gowa. Email: fkmaricar@yahoo.com

ABSTRAK
OWEC (overtopping wave energy converter) breakwater adalah pelindung pantai yang sekaligus
berkonsep konverter energi gelombang. Model pelindung pantai ini dilengkapi dengan reservoir pada
bagian atas yang berfungsi untuk mengumpulkan air yang melimpas dari puncak bangunan melalui
mekanisme overtopping gelombang. Besarnya debit overtopping dipengaruhi oleh banyak faktor,
salah satunya adalah karakteristik gelombang, termasuk karakteristik gelombang pecah pada
permukaan bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik gelombang pecah
(breaker parameter) pada OWEC breakwater dan pengaruhnya terhadap debit overtopping yang
dihasilkan. Penelitian ini berupa uji eksperimental model fisik pada saluran gelombang di
laboratorium. Gelombang yang dibangkitkan pada saluran gelombang adalah gelombang regular.
Model OWEC breakwater akan disimulasi dengan beberapa variasi pada parameter gelombang dan
parameter model. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah didapatkan analisa pengaruh
breaker parameter terhadap debit overtopping yang dihasilkan, yang selanjutnya dapat diketahui jenis
breaker parameter yang dapat memberikan debit overtopping paling besar pada model OWEC
breakwater.

Kata kunci : Breaker Parameter, Overtopping, Wave Energy Converter, Breakwater

1. PENDAHULUAN
Salah satu sumber energi terbarukan yang berlimpah yang tersedia di bumi ini adalah energi gelombang laut.
Lebih dari tujuh puluh persen bagian permukaan bumi adalah lautan. Indonesia sendiri memiliki wilayah
perairan yang sangat luas dan menyimpan potensi energi yang melimpah. Dengan semakin meningkatnya
kebutuhan akan energi saat ini, selayaknya Indonesia mampu memanfaatkan lautnya sebagai sumber energi
alternatif, disaat bahan bakar fosil dan minyak yang tak terbarukan, semakin menipis persediaannya.
Sejauh ini, energi gelombang laut, merupakan sumber energi alternatif yang sangat bersih, ramah lingkungan,
senantiasa ada dan terbarukan, dapat diprediksi, dan telah berkembang menjadi sumber energi alternatif yang
sangat potensial untuk bersaing dengan sumber energi tak-terbarukan saat ini.
Teknologi WEC (Wave Energy Converter) yang pada istilah Indonesia disebut teknologi konverter energi
gelombang, adalah teknologi yang memanfaatkan gelombang laut sebagai sumber energi. WEC dapat
dikategorikan berdasarkan beberapa aspek, antara lain lokasi dioperasikannya, kondisi gelombang, dan prinsip
kerjanya. Berdasarkan aspek tersebut, teknologi WEC terbagi dalam 4 konsep seperti terlihat pada gambar 1.

III-19
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2018
Invensi, Inovasi dan Riset Keselamatan Dan Kesehatan Kerja untuk Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
2 Oktober 2018, ISSN 2477-00-86

Gambar 1. Empat konsep wave energy converter

Salah satu konsep konverter energi gelombang yang masih belum banyak dikembangkan adalah konsep
overtopping WEC, seperti yang terlihat pada gambar 2.

Gambar 2. Presentasi pengembangan wave energy converter (WEC) [1]

Berbagai macam penelitian dalam bidang energi terbarukan telah gencar dikembangkan guna membuka
dimensi baru teknologi energi terbarukan ramah lingkungan yang dapat mengurangi ketergantungan
penggunaan bahan bakar fossil, namun dalam pengaplikasiannya, teknologi sumber energi terbarukan
khususnya energi gelombang laut, masih menghadapi masalah utama, yakni biaya pembuatan yang sangat
besar, jika dibandingkan dengan teknologi energi tak-terbarukan konvensional.
Biaya tinggi pada aspek ekonomi teknologi energi gelombang laut dapat diimbangi dengan meningkatkan
performa dan efisiensi dari sistem teknologi energi gelombang laut. Hal lain yang dapat dilakukan untuk
mengimbangi atau mengatasi masalah utama biaya yang tinggi dari teknologi energi gelombang laut adalah
dengan mengintegrasikannya dengan atau pada struktur maritim lain seperti breakwater atau pelindung pantai.
Berdasarkan dasar tersebut maka penulis memikirkan suatu ide tentang model pelindung pantai yang sekaligus
dapat berfungsi sebagai penangkap energi gelombang, yang selanjutnya diberi nama OWEC breakwater.
Konsep pemikirannya adalah membuat model pelindung pantai yang strukturnya dapat menangkap gelombang
dengan merekayasa profil lereng pelindung pantai yang lebih efektif menghasilkan overtopping, kemudian
menampung limpasannya pada suatu kolam atau reservoir yang dibuat pada puncak model, yang kemudian
dengan memanfaatkan ketinggian kolam tersebut, air yang mengalir keluar dapat menghasilkan konversi
energi. Dari model OWEC breakwater tersebut, kemuadian diteliti breaker parameter yang terjadi pada model
dan pengaruhnya terhadap debit overtopping yang dapat dihasilkan, guna meningkatkan efisiensi dari model
OWEC breakwater.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisa pengaruh breaker parameter terhadap debit overtopping pada OWEC breakwater.
2. Mengidentifikasi breaker parameter yang dominan berpengaruh terhadap debit overtopping pada OWEC
breakwater.
3. Mendapatkan rumusan rekayasa parameter dalam upaya meningkatkan debit overtopping pada OWEC
breakwater.
4. Mendapatkan hubungan debit overtopping dengan breaker parameter yang dominan berpengaruh pada
OWEC breakwater.

III-20
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2018
Invensi, Inovasi dan Riset Keselamatan Dan Kesehatan Kerja untuk Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
2 Oktober 2018, ISSN 2477-00-86

2. TINJAUAN PUSTAKA
Integrasi Overtopping WEC–Breakwater
Penggunaan konsep overtopping WEC pada pemecah gelombang atau breakwater telah mulai diinisiasi oleh
penemuan Sea Slot-Cone Generator (SSG) pada 2002 dan OBREC pada 2013. Pada 2015 satu-satunya
prototype yang telah dikembangkan dari jenis ini adalah OBREC. Unit prototype OBREC telah diaplikasikan
pada breakwater tipe rubble mount di pelabuhan Naples, Italia. Alasan menggunakan konsep ini (integrasi
WEC-breakwater) dipicu oleh kesesuaian aspek yang cocok dengan design breakwater caisson beton horizontal
yang ada di pelabuhan tersebut [1]. Sebenarnya, kemiringan lereng yang ada pada bidang depan breakwater,
didesain untuk menghancurkan gelombang melalui pengurangan kedalaman laut. Ketika kedalaman laut
berkurang, gelombang akan mulai pecah dalam beberapa bentuk gelombang pecah. Dapat berupa spilling,
collapsing, plunging atau surging, tergantung dari sudut area garis pantai.
Pada konsep penggabungan overtopping WEC-breakwater, gelombang pecah tipe surging akan dimanfaatkan.
Gelombang tersebut akan naik dan melimpas (overtopping) kemudian dikumpulkan pada reservoir dan
digunakan kembali untuk membangkitkan listrik menggunakan hidro-turbin low head. Dengan kata lain,
konsep penggabungan ini, dapat meningkatkan secara optimal kemampuan breakwater konvensional satu
fungsi menjadi dual fungsi yaitu, sebagai pelindung pantai dan sekaligus teknologi converter energy
gelombang.

Overtopping Gelombang
Overtopping gelombang merupakan suatu kondisi dimana ketika gelombang menghantam suatu bangunan,
gelombang tersebut terlebih dahulu akan naik (run-up) pada permukaan bangunan, dan kemudian akan
melimpas melewati puncak bangunan tersebut yang disebut dengan overtopping, seperti terlihat pada sketsa
gambar 3.

Gambar 3. Skema dari proses overtopping [2]

Debit overtopping gelombang bervariasi hingga beberapa kali lipat dari satu gelombang ke yang lain dalam
kondisi gelombang acak. Overtopping gelombang tidak hanya tergantung pada parameter gelombang seperti
tinggi gelombang, periode gelombang, panjang gelombang, permukaan air tetapi juga pada geometris tata letak
dan bahan sifat struktur [3].
Sebagian besar metode dan prediksi untuk rumus jumlah overtopping rata-rata yang berasal dari pemodelan
numerik dan fisik pada fasilitas laboratorium, mengarah pada pengembangan hubungan empiris antara jumlah
debit overtopping dengan parameter gelombang, geometri dan sifat struktur atau parameter struktur.
Breaker Parameter
Breaker parameter atau Irribaren number adalah bilanagn tak berdimensi yang digunakan untuk memodelkan
beberapa efek gelombang pecah pada pantai atau struktur pantai. Breaker parameter atau Irribaren number ini
berasal dari nama seorang ahli Teknik dari Spanyol bernama Ramón Iribarren Cavanillas (1900–1967), yang
memperkenalkan pertama kali gambaran gelombang pecah yang terjadi pada pantai yang miring. Breaker
parameter dirumuskan seperti persamaan 1.

tan 𝛼 (1)
𝜉=
(
'
)*

III-21
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2018
Invensi, Inovasi dan Riset Keselamatan Dan Kesehatan Kerja untuk Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
2 Oktober 2018, ISSN 2477-00-86

dengan 𝜉 adalah bilangan tak berdimensi breaker parameter, 𝑡𝑎𝑛𝛼 adalah kemiringan struktur, 𝐻 adalah tinggi
gelombang, dan L0 adalah panjang gelombang.
Debit overtopping yang melimpas pada struktur miring selain dipengaruhi oleh ketinggian gelombang dan
kondisi struktur juga sangat dipengaruhi oleh kondisi pembentukan gelombang atau tipe bentukan gelombang
pecah pada struktur. Tipe bentukan gelombang pecah yang selanjutnya disebut dengan breaker parameter yang
terjadi ketika menghempas atau melalui struktur atau bidang miring dapat berupa Spilling breaker, Plunging
breaker, dan Surging breaker. Gambar 4 menunjukkan klasifikasi breaker parameter.

Gambar 4. Klasifikasi breaker parameter [4]

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tipe breaker parameter dikatakan Spilling breaker apabila nilai breaker
parameternya 𝜉 < 0.4, pada kondisi Plunging breaker apabila nilai breaker parameter-nya 0.4≤ 𝜉 ≤ 2 dan
dikatakan pada kondisi Surging breaker apabila nilai breaker parameter 𝜉 > 2.

3. METODE PENELITIAN
Studi Eksperimental
Tes model fisik dengan skala 1:20 dilakukan di saluran gelombang pada laboratorium hidrolika departemen
Teknik sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

a. Saluran Gelombang (wave flume)


Penelitian gelombang dilakukan pada saluran gelombang (wave flume) yang berukuran panjang 15 m dan
lebar 30cm. Kedalaman efektif saluran adalah 45 cm. Pada bagian ujung saluran terdapat wave absorber miring
yang berfungsi untuk menyerap dan mengurangi pemantulan gelombang, saluran gelombang yang digunakan
terlihat pada gambar 5.

Gambar 5. Saluran gelombang (wave flume) pada laboratorium

III-22
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2018
Invensi, Inovasi dan Riset Keselamatan Dan Kesehatan Kerja untuk Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
2 Oktober 2018, ISSN 2477-00-86

b. Mesin pembangkit gelombang (wave generator)


Mesin pembangkit gelombang (wave generator) adalah tipe flap. Gerakan gelombang diciptakan oleh wave
making flap, bagian bawah flap merupakan engsel dan bagian atas flap dihubungkan dengan piringan
penggerak menggunakan stroke, piringan inilah yang dapat diatur variasi nya untuk menghasilkan ketinggian
gelombang yang berbeda-beda. Gerakan flap adalah gerakan rotasi yang dikontrol melalui gerak putar piringan
penggerak. Gerakan/kepakan bolak-balik flap inilah yang membangkitkan gelombang, seperti terlihat pada
Gambar 6.

Gambar 6. Ilustrasi gerakan flap pembangkit gelombang [5]

c. Karakteristik gelombang yang dibangkitkan di laboratorium


Karakteristik gelombang yang bisa dibangkitkan oleh wave generator pada saluran gelombang adalah berkisar
2-12 cm dengan periode berkisar 0.6-6 detik. Sedangkan jenis gelombang yang dibangkitkan adalah
gelombang reguler. Tinggi gelombang dapat divariasikan dengan melakukan penyetelan pada stroke atau
piringan dalam beberapa variasi untuk merubah besaran simpangan flap. Demikian juga periode gelombang
(T) dapat divariasikan dengan menyetel kecepatan putar piringan, seperti terlihat pada gambar 7.

Gambar 7. Stroke pembangkit gelombang

Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian dan untuk membuktikan hipotesa yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka variabel yang diteliti adalah debit overtopping gelombang (𝑞) yang dipengaruhi oleh
breaker parameter (ξ). Adapun rancangan penelitian yang dilakukan

a. OWEC breakwater
Pada penelitian ini, model yang dibuat didasarkan pada konsep pelindung pantai yang sekaligus penangkap
gelombang. Breakwater yang tadinya berfungsi menghancurkan gelombang, dirubah paradigmanya menjadi
breakwater penangkap gelombang dengan melengkapinya dengan reservoir yang dibuat pada pada puncak
bangunan, model breakwater ini selanjutnya dinamakan OWEC breakwater (overtopping wave energy
converter breakwater). Fungsi reservoir adalah untuk menangkap dan mengumpulkan limpasan gelombang
overtopping yang melewati puncak model tersebut. Gelombang yang tertangkap ke dalam reservoir tersebut
dalam bentuk debit overtopping akan menghasilkan beda tinggi muka air antara reservoir dengan muka air laut
yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan daya. Namun kajian dari penelitian ini dibatasi

III-23
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2018
Invensi, Inovasi dan Riset Keselamatan Dan Kesehatan Kerja untuk Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
2 Oktober 2018, ISSN 2477-00-86

hanya pada kajian kemampuan model dalam menangkap gelombang yang melimpas pada puncak struktur
melalui mekanisme overtopping yang disebut debit overtopping, yang dipengaruhi oleh parameter gelombang
dan parameter struktur, dan tidak membahas mengenai turbin dan sisi ke-listrikan-nya. Gambar 8
memperlihatkan ilustrasi model OWEC breakwater, dan gambar 9 memperlihatkan sketsa OWEC breakwater
beserta dengan parameter-parameter yang terkait.

Gambar 8. Ilustrasi OWEC breakwater

Gambar 9. Sketsa OWEC breakwater dengan parameter yang terkait

b. Variasi Parameter Model dan Parameter Gelombang


Penelitian ini mengkaji mengenai breaker parameter pada OWEC breakwater dan pengaruhnya terhadap debit
overtopping, dimana dilakukan variasi terhadap parameter gelombang dan parameter model serta parameter
kedalaman. Parameter modelnya adalah ketinggian freeboard model (Rc), kemiringan sisi depan model (tan
𝜃), parameter gelombangnya adalah tinggi gelombang datang di depan model (Hi), dan periode gelombang
(T), sedangkan parameter dasar laut adalah kedalaman laut dangkal (d’), sebagaimana yang dipe rlihatkan pada
table 1.

Tabel 1. Variasi parameter model dan parameter dasar laut

No. Jenis Variasi Jumlah Variasi


1 Tinggi Freeboard (Rc) 3 variasi
2 Kemiringan Model (tan 𝜃) 3 variasi
3 Kedalaman laut dangkal (d’) 3 variasi

Untuk variasi parameter gelombang yaitu periode gelombang (T) dan ketinggian gelombang (H) yang
digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada table 2.

Tabel 2. Variasi parameter gelombang

No. Jenis Variasi Jumlah Variasi


1 Tinggi Gelombang (H) 3 variasi
2 Periode Gelombang (T) 3variasi

III-24
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2018
Invensi, Inovasi dan Riset Keselamatan Dan Kesehatan Kerja untuk Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
2 Oktober 2018, ISSN 2477-00-86

c. Rancangan Simulasi
Model diletakkan di tengah wave flume, pada bagian depan model terdapat mesin pembangkit gelombang yang
menyuplai gelombang datang dengan tinggi dan periode tertentu, terdapat juga mistar-mistar ukur sembilan
titik di depan dan belakang model untuk pengukuran tinggi gelombang. Pada bagian belakang model terdapat
wave absorber untuk mereduksi pengaruh gelombang refleksi pada wave flume, seperti pada gambar 10.

Gambar 10. Sketsa tampak samping wave flume dan posisi model uji

Rancangan simulasi model dengan parameternya diperlihatkan pada tabel 3.

Tabel 3. Rancangan simulasi

Model tan ϴ Rc Hi T d’

M-1 ϴ-1 Rc1 3 variasi 3 variasi 3 variasi


Rc2 3 variasi 3 variasi 3 variasi
Rc3 3 variasi 3 variasi 3 variasi
M-2 ϴ-2 Rc1 3 variasi 3 variasi 3 variasi
Rc2 3 variasi 3 variasi 3 variasi
Rc3 3 variasi 3 variasi 3 variasi
M-3 Θ-3 Rc1 3 variasi 3 variasi 3 variasi
Rc2 3 variasi 3 variasi 3 variasi
Rc3 3 variasi 3 variasi 3 variasi

4. EKSPEKTASI HASIL PENELITIAN


Berdasarkan uraian singkat di atas, hasil yang diharapkan dalam penelitian antara lain :
1. Didapatkan analisa breaker parameter yang terjadi pada OWEC breakwater dan pengaruhnya terhadap
debit overtopping.
2. Dapat diidentifikasi breaker parameter yang paling dominan berpengaruh terhadap debit overtopping pada
OWEC breakwater.
3. Didapatkan rumusan rekayasa parameter dalam upaya meningkatkan debit overtopping pada OWEC
breakwater.
4. Didapatkan hubungan debit overtopping dengan breaker parameter yang dominan berpengaruh pada
OWEC breakwater.

III-25
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2018
Invensi, Inovasi dan Riset Keselamatan Dan Kesehatan Kerja untuk Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
2 Oktober 2018, ISSN 2477-00-86

DAFTAR PUSTAKA
Mustapa, M. (2017). Wave energy device and breakwater integration: A review. Renewable and Sustainable
Energy Reviews, 43-58.
[Brito, S. F. (2010). Study of Overtopping at coastal structures.Unknown.
Mozahedy, A. B. (2010). Composite seawall for wave energy conversion. Netherland: Delft University of
Technology.
LeichtweiB-Institute. (2007). Hydraulic Model test of an innovative dike crest design. Germany: ComCoast.
Alegre, A. d. (2011). Overtopping converter prototype for electrical generation from wave energy. Swiss:
KTH school of industrial engineering and management.

III-26

Anda mungkin juga menyukai