Anda di halaman 1dari 22

KOMPETENSI PEMBELAJARAN

“Efektifitas Komunikasi bagi Seorang Guru ”

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Aria Pradipta 5115154206
Fahrul hanif 5115155156
Wildan Gunawan 5115154543

PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang efektivitas komunikasi bagi seorang guru ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak soeprijanto
selaku dosen mata kuliah Kompetensi pembelajaran Universitas Negeri Jakarta yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.

kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai efektivitas komunikasi bagi seorang guru,
kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah di susun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata – kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, 12 April 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………....1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………...1
1.4 Manfaat…………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Efektivitas…………………………………………………….3
2.2 Pengertian Komunikasi…………………………………………………...3
2.3 Peranan dan aturan guru dan murid………………………………………4
2.4 Hubungan guru dengan murid……………………………………………15
2.5 Guru sebagai komunikator……………………………………………….15
2.6 Murid sebagai penerima informasi……………………………………….16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….…18
3.2 Saran………………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pentingnya komunikasi dengan murid adalah suatu hal yang tidak bisa
dipungkiri oleh seorang guru, begitu juga halnya dengan pembelajaran. Tidak hanya
pengetahuan dasar tentang komunikasi, pengetahuan dasar tentang pembelajaran
sebagai suatu lingkungan tertentu yang berstruktur, berkarakteristik, serta memiliki
fungsi tertentu adalah suatu hal yang mendukung kelancaran komunikasi bagi
seorang guru.
Komunikasi merupakan aspek penting dan komplek dalam proses belajar dan
mengajar. Interaksi yang terjadi antara berbagai pihak (siswa, guru, kepala sekolah,
keluarga dan masyarakat). Jenis pesan yang dikirim dan diterima dapat terjadi secara
bersamaan dan bisa dalam bentuk komunikasi non-verbal, verbal, dan tertulis.

1.2 Batasan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Efektivitas?
2. Apa yang dimakasud dengan Komunikasi?
3. Bagaimana peranan dan aturan guru dan murid?
4. Bagaimana hubungan guru dengan murid?
5. Apa yang dimaksud dengan guru sebagai komunikator?
6. Apa yang dimaksud dengan murid sebagai penerima informasi?

1.3 Tujuan
Agar mengetahui dan memahami mengenai efektifitas komunikasi bagi guru
terhadap murid dalam pembelajaran.
1.4 Manfaat
1. Pembaca akan lebih memahami tentang efektivitas
2. Pembaca akan lebih memahami tentang komunikasi
3. Pembaca akan lebih memahami tentang peranan dan aturan guru dan
murid
4. Pembaca akan lebih memahami tentang hubungan guru dengan murid
5. Pembaca akan lebih memahami tentang guru sebagai komunikator
6. Pembaca akan lebih memahami tentang murid sebagai penerima informasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Efektivitas

Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh


tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan
pengertian efektivitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa: Efektifitas
adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan
waktu) telah tercapai.

2.2 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti.
Kata “komunikasi” berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti “sama”
atau communicare yang berarti “membuat sama” (Mulyana, 2001:41). Singkatnya
istilah komunikasi sudah sedemikian lazim di kalangan kita semua, meskipun
masing-masing orang mengartikannya secara berlainan (Effendy, 2001:15).
Berkomunikasi adalah aspek yang sangat rumit dan penting dalam sebuah
pengajaran dan pembelajaran. Interaksi terjadi antara berbagai siswa, guru, orang tua
terutama dan anggota masyarakat. Jenis pesan yang dikirim dan diterima dapat terjadi
secara bersamaan dan bisa dalam bentuk komunikasi non verbal, verbal dan tertulis.

Menurut Hovland dalam Effendy (2005:10) komunikasi adalah proses


mengubah perilaku orang lain. Seseorang dapat mempengaruhi sikap, pendapat dan
perilaku orang lain apabila terjalin komunikasi yang komunikatif. Paradigma
Lasswell dalam Effendy (2005) menjelaskan komunikasi meliputi unsur-unsur
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukkan (diantaranya: komunikator, pesan,
media, komunikasi, efektivitas).
Komunikasi dengan orang lain kadang sukses atau efektif mencapai maksud
yang dituju, namun terkadang juga gagal. Adapun makna komunikasi yang efektif
menurut Effendy (2005:11) adalah komunikasi yang berhasil menyampaikan pikiran
dengan menggunakan perasaan yang disadari. Walter Lippman dalam Effendy
(2005:11) juga menjelaskan komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang
berusaha memilih cara yang tepat agar gambaran dalam benak dan isi kesadaran dari
komunikator dapat dimengerti, diterima bahkan dilakukan oleh komunikan.
Komunikasi terjadi ketika seseorang mengirimkan ide atau perasaan kepada
orang lain atau sekelompok orang. Efektivitasnya diukur dengan kesamaan antara
pesan dikirim oleh guru dan pesan yang diterima oleh murid.
Unsur yang berperan dalam proses komunikasi adalah sumber (guru), simbol yang
digunakan untuk mengirim pesan (kata-kata, tulisan, gambar, garis, bahasa tubuh),
dan penerima. Ketiga unsur ini saling terkait.

2.3 Peranan dan aturan antara guru dan murid.

Setiap situasi memiliki peranan dan aturan yang berbeda antar “pengiri” dan
“penerima” (guru dan murid). Jenis-jenis komunikasi akan dibahas secara mendetail
pada bab 15, pada beberapa bagian daam bab ini akan fokus pada
menjelaskan,bertanya dan mendengarkan dalam berkomunikasi.

1. Menjelaskan

Agar dapat membangun sebuah sistem komunikasi yang efektif pada sebuah
kelas, dibutuhkan lingkungan yang terbuka dan saling percaya dengan kesempatan
yang cukup untuk berkomunikasi oleh guru dan murid. Seiring berjalannya waktu,
komunikasi dalam kelas akan berjalan kurang baik atau menurun,maka dorongan atau
motivasi akan membuat kuminikasi menjadi meningkat lebih baik. Pada kebanyakan
kelas seorang guru memulai komunikasi dengan kontak muka atau menulis secara
langsung. Namun itu mungkin baik bagi siswa yang memulai komunikasi agar
mendapat perhatian penting. Lalu itu bisa menjadi yang paling diinginkan untuk
siswa agar dapat berkomunikasi dengan siswa lainnya atau orang tuanya guna
mendapatkan informasi

Menjelaskan merupakan aspek memberikan informasi yang penting bukan


hanya untuk guru tapi juga untuk murid. Guru baru dan murid guru kerap memiliki
kesulitan dalam memberikan penjelasan yang baik di kelas. Strategi yang di gunakan
untuk memperbaikin cara menjelaskan seorang guru.

Poin utama ialah untuk memastikan bahwa sebuah materi dikuasai dengan
baik dan juga agar dalam informasi dapat disampaikan dengan jelas,masuk akal dan
juga tidak terlalu rumit. Ini untuk guru untuk melatih mental yang merupakan
menjadi salah satu poin utama dalam menjelaskan.

Teknik menjelaskan yang efektif untuk guru:

1. Menggunakan penjelasan yang msuk akal untuk menjelaskan sebuah topik


dan memberikan latihan yang berurutan
2. Menggunakan bahasa langsung dan bukan bahasa tertentu.
3. Menyajikan informasi dengan cara yang sesuai kepada murid.
4. Menggunakan contoh saat memberikan ilustrasi.
5. Mengulangi poin yang sulit dimengerti.
6. Menggunakan beberapa alat bantu dalam pembelajaran ( dengan proyektor
atau dengan lisan )
7. Menggunakan suara yang bersemangat.
8. Dapat menggunakan kontak mata untuk mempertahankan perhatian.
9. Membiarkan kesempatan bagi murid untuk bertanya setelah diberikan
penjelasan.
Teknik menjelaskan yang efektif untuk murid

1. Memastikan mereka mendapatkan perhatian dari seluruh kelas


2. Memastikan mereka mengerti dari materi yang dijelaskan.
3. Menyemangati mereka dengan memberikan sebuah pengantar
yang dapat memotivasi pendengar
4. Menyarankan untuk menggunakan alat bantu visual dalam
penjelasannya.
5. Menyarankan untuk cara yang beragam dalam penyampaiannya.

Dalam menjelaskan dibutuhkan langkah yang tepat yang dapat diikuti oleh
murid dan harus sesuai dengan urutan yang dapat mereka pahami.

Penjelasan secara lisan harus disampaikan dengan cara yang bersemangat,


percaya diri dan memiliki antusias sebagai seorang guru, informasi pun juga harus
disampaikan dengan cara yang efektif kepada semua murid. Informasi nonverbal
seperti gerak tubuh (gesture) kontak mata mungkin dapat membuat perubahan yang
siginifikan sehingga dapat membuat penjelasan menjadi lebih efektif. Guru yang
efektif dapat merubah suara mereka ( besar atau kecil ) dan dapat mengatur kecepatan
berbicara ( termasuk jeda berbicara ) untuk memastikan agar murid-murid menjaga
perhatian pada saat penyampaian.

Pada setiap kelas, murid juga harus memiliki kesemparan untuk memberikan
penjelaan kepada yang lain, bisa dalam grup kecil atau seluruh kelas. Dalam beberapa
penjelasan atau membahas pelajaran sebelumnya yang dilakukan oleh murid, penting
untuk mereka sadar akan dasar-dasar poin dalam penyampaian seperti mendapatkan
perhatian kelas, Untuk memastikan agar mereka tahu subjek masalah dan tiga atau
empat kata kunci tentang apa yang mereka jelaskan.
1. Pertanyaan

Pertanyaan merupakan “central tool” untuk keduanya, baik guru dan murid. Guru
akan memberikan pertanyaan kepada murid dengan maksud untuk mencoba atau
menge-tes apakah si murid mampu memahami topik yang disampaikan. Murid akan
memberikan pertanyaan kepada guru untuk memastikan tentang pemahaman yang
mereka memiliki tentang topik yang disampaikan.Pertanyaan dari guru membuat
murid untuk berpikir. Mereka memperkiran tentang bagian yang merekan pahami dari
penjelasan guru sekitar 80 persen. Mereka harus menetapkan jumlah materi yang
dipahami oleh siswa dengan presentase yang tinggi.Tapi kebanyakan sekolah
cenderung memaksakannya sehingga memperkecil kesempatan murid-murid.

Guru memberikan pertanyaan kepadda murid dengan memiliki beragam


maksud, tidak semua langsung mengarah kepada topik pembahasan. Contoh dari
“maksud” tersebut meliputi :

a. Agar siswa khusus untuk ikut memperhatikan dan berpartisipasi dalam


pelajaran.
b. Mengetes kemampuan siswa.
c. Mengulang kembali topic yang sudah dipahami.
d. Mencari kelemahan siswa.
e. Memotivasi siswa.
f. Menstimulus nilai yang harus dipahami.
g. Membangun kewaspadaan siswa pada saat guru mereka bertanya, agar
siswa dapat menjawab secara benar.
h. Mengontrol kebiasaan pada beberapa siswa atau seluruh kelas.

3. Klasifikasi
Salah satu cara untuk berpikir mengenai pertanyaan ialah meng-klasifikasikan
menjadi 2 kategori utama dan psiko-sosial yang dimana dapat mencerminkan
hubungan antara guru dan muridatau antara murid dan pertanyaan pedagogi yang
dimana ter-fokus atas pengajaran dan pembelajaran mengenai pengetahuan yang
spesifik, kemampuan dan nilai. Contoh :

Psiko-sosial : Apakah ada seseorang yang memiliki peliharaan ?

Siapakah namanya?

Pedagogik : Apa nama ibukota dari indonesia ?

Cara lain untuk meng-klasifikasikan pertanyaan adalah mengelompokkan


mereka menjadi pertanyaan analisis, empiris dan penilaian. Pertanyaan analisis untuk
membuat siswa paham tentang maksud dari sebuah istilah, simbol atau konsep.
Pertanyaan empiris memerlukan pembuktian dari pengetahuan yang diolah oleh
kemampuan kita. Sedangkan pertanyaan penilaian untuk memperoleh respon dari
murid tentang pujian, menyalahkan,mengkritik atau sesuatu yang menggambarkan
penilaian dari sebuah orientasi.

Contoh :

a. Analisis : Berapa nilai akar dari 49 ?


b. Empiris : Jika anda meletakkan kotak es dari kulkas ke kursi,
apakah itu akan kursi tersebut akan basah atau tetap kering ?
c. Penilaian : Siapakah politisi kegemaran anda dan mengapa ?

Peng-klasifikasian dikembangkan oleh Bloom (1956) yang telah digunakan


secara luas selama 40 tahun, yaitu Cognitive domain taxonomy. Ada 6 ranah utama
termasuk dalam taksonomi ini telah digunakan secara luas oleh perancang kurikulum
dan guru dalam merencanakan susunan dari pertanyaan dalam kelas. Ke-6 ranah
utama meliputi
Level 1 : Mengetahui = meliputi kemampuan siswa
untuk mengenal atau mengingat informasi.

Contoh : Tahun berapa kapten hook ada di daratan australia ?

Level 2 : memahami = meliputi kemampuan siswa


untuk menerima inofrmasi dan mengolahnya sehingga dapat
menyusunnya dengan kalimatnya sendiri .

Contoh : Apa ide pokok dari yang disampaikan pada paragraf


ini ?

Level 3 : mengaplikasian = Meliputi kemampuan siswa


untuk menerapkan suatu cara atau proses secara khusus.

Contoh : Jika x= 2 dan y = 4 maka 2x +3y =

Level 4 : Menganalisis = Meliputi kemampuan siswa


untuk berfikir secara kritis dan juga untuk menguraikan
suatu informasi menjadi komponen-komponennya, sehingga
struktur informasi serta hubungan antar komponeninformasi tersebut
menjadi jelas.

Contoh : Jelaskan dengan singkat bagaiman langkah-langkah


membuat karya tulis ?

Level 5 : sintesis = Meliputi kemampuan siswa


untuk mengintegrasikan bagian-bagian terpisah menjadi suatu
keseluruhan yang terpadu.

Contoh : Jika kita ingin memperbaiki pemerintahan, apa yang


harus kita lakukan ?
Level 6 : Penilaian = melIputi kemampuan siswa
untuk membuat pertimbangan atau keputusan, kemampuan untuk
menyelesaikan masalah

Contoh : Software yang digunakan untuk keperluan mengetik


naskah, dokumen atau yang lebih dikenal sebagai software pengolah
kata adalah

Ada 6 ranah taksonomi yang sangat membantu tenaga pengajar dalam


perencanaan kurikulum mereka dan khususnya dengan merancang ujian dan soal
ujian. Beberapa peneltian tentang pembelajaran bahwa guru cenderung hanya
menggunakan tingkat rendah untuk memberikan soal pada murid mereka
(pengetahuan dan pemahaman) dan jarang yang menggunakan tingkat tinggi.
Meskipun ada beberapa kritik mengenai enam ranah bloom, tetap saja bahwa enam
ranah bloom meberikan sumber yang tak ternilai bagi seorang guru dan perancang
kurikulum dalam merencanakan secara menyeluruh antara pertanyaan yang membuat
pemikirian siswa semakin luas atau berkembang.

Namun, klasifikasi yang lebih simple yang beberapa pengajar


pendapat sama efektifnya sa

Kata-kata tersebut tidak dapat

Apa ( untuk mendapatkan pengetahuan,mengingat kembali


sebuah ide)

Apa suku asli bangsa jerman ?

Kapan ( mendapatkan informasi tentang susunan sementara )

Kapan jumlah etnis populasi asia di asutralia memiliki jumlah


10 persen dari jumlah keseluruhan populasi warga australia
Bagaimana ( menapatkan informasi tentang sebuah tata cara )

Bagaimana pasukan densus 88 beroperasi ?

Siapa ( mendapatkan informasi tentang individu atau sebuah


grup yang terlibat dalam suatu kejadian )

Siapa yang bertanggung jawab atas demo di instana negara ?

Kenapa ( mendapatkan alasan sebuah kegiatan tertentu atau


sebuah kejadian )

Kenapa indonesia mengadakan perjanian renville pada tahun


1948 saat dimana indonesia sudah merdeka?

Cenderung hanya menggunakan tingkat pertanyaan terendah dengan siswa


mereka (pengetahuan; pemahaman) dan jarang menggunakan tingkat yang lebih
tinggi. (kreitzer & Madaus 1994) level-levelnya adalah sebuah sumber evaluasi
seorang guru dan perencana kurikulum dalam merencanakan rentang pertanyaan
komprehensif yang memperluas mahasiswa.

Namun, klasifikasi yang lebih sederhana yang mana para pendidik berpendapat sama
efektifnya adalah dengan menggunakan Kami disebut di atas apa, kapan, bagaimana,
siapa dan mengapa diambil secara kolektif, kata-kata ini memungkinkan seorang guru
untuk mengejar berbagai ide dan masalah dengan siswa.

1) Pertanyaan rencana

perencanaan pertanyaan yang ingin Anda gunakan dalam pelajaran sangat


penting, terutama bagi guru pemula. Memberikan beberapa petunjuk bermanfaat
dalam persiapan pertanyaan yang jelas dipahami dan kunci. tentu saja pertanyaan lain
akan muncul dari pelajaran yang sebenarnya dan ini akan dimasukkan dalam daftar
rencana Anda

seperti yang disebutkan sebelumnya, penting bahwa pertanyaan diajukan dengan


percaya diri dan cepat dan bahwa kegiatan non-verbal (seperti postur dan ekspresi
wajah-mendukung pertanyaan yang Anda ajukan ke kelas meskipun kecepatan di
mana Anda menanyakan quwstions akan tergantung pada sifat materi, itu berguna
bagi Anda untuk mengajukan pertanyaan dan kemudian menunggu sebelum meminta
jawaban.biasanya, itu diinginkan untuk meminta antrian ke seluruh kelas sebelum
mencalonkan setiap siswa untuk meresponnya

setiap guru menetapkan prosedur kelas untuk bagaimana siswa menanggapi


pertanyaan tetapi harapan umum adalah bahwa siswa tidak akan memanggil tetapi
akan menandakan keinginan mereka untuk menjawab dengan mengangkat tangan
mereka. penting bahwa guru mengakui jawaban setiap siswa dan, jika
memungkinkan. untuk memberikan dukungan dan pujian positif.

2) menanggapi jawaban

Dalam teori, adalah mungkin bagi seorang guru untuk merespon dalam sejumlah
cara untuk menjawab siswa-itu dapat ditolak, dimodifikasi, diabaikan, dikoreksi atau
diterima.

Guru yang sensitif tidak mungkin menolak atau mengabaikan jawaban kecuali
ada faktor-faktor perilaku lain yang telah memunculkan respone, seperti seorang
siswa yang bertindak sebagai badut kelas dan orang yang berkuasa membuat jawaban
provokatif.

Dalam prakteknya, seorang guru harus menerima dan ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara yang mendukung. misalnya, seorang guru dapat menahannya
dengan tanggapan lain untuk pertimbangan umum; atau guru mungkin memberikan
pujian parsial tetapi menyarankan aspek lain yang perlu dipantau terutama, guru
harus menanggapi dengan cara yang terlihat ramah, mendukung, dan tidak
mengancam. beberapa siswa akan membutuhkan bantuan khusus jika mereka pemalu
dan pensiun dan memiliki kesulitan besar ib menawarkan respons terhadap
pertanyaan. siswa harus didorong untuk berusaha mendapatkan jawaban yang lebih
baik dari guru yang memberikan petunjuk dan petunjuk

3) siswa mengajukan pertanyaan.

Bukti penelitian (Jackson 1992; Galton et al 1980) menunjukkan bahwa guru


terus mendominasi pertanyaan yang ditanyakan di ruang kelas namun dengan
menggunakan kegiatan kelompok smail dan diskusi seluruh kelas harus ada peluang
untuk lebih banyak pertanyaan yang diprakarsai siswa. itu masalah yang rumit.
sebagai permulaan, guru perlu menyadari betapa banyak berbicara yang kami lakukan
sangat sulit dan membutuhkan disiplin diri yang cukup besar harapan tentang
perilaku kelas. orang tua mungkin mengharapkan anak-anak mereka menjadi
pendengar yang paling pasif dan bagi para guru untuk paling banyak berbicara.
prosedur dan kebijakan sekolah mengharuskan guru untuk memulai dan mengelola
sebagian besar kegiatan kelas.

Meskipun demikian, para guru dapat mendorong siswa untuk mengajukan lebih
banyak pertanyaan dengan memberi mereka kesempatan selama sesi kelas, yang
tersedia dari waktu kelas untuk menanggapi pertanyaan siswa dan, secara umum,
mendukung iklim kelas yang mendorong siswa untuk mempertanyakan lain.

4) Mendengarkan.

Mendengarkan adalah elemen komunikasi yang sangat penting namun merupakan


penelitian yang paling sedikit dan yang terakhir secara khusus diajarkan (johnson &
johnson 1987).

Beberapa strategi untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan termasuk:


a. Membuat catatan singkat
b. Fokus pada inti gagasan.
c. Mempertahankan kontak mata.
d. Memberikan dukungan kepada pengirim dengan isyarat verbal atau non-
verbal.

Guru yang efektif harus menyadari adanya perbedaan tujuan dan permitaan.
Pollard & Tann (1987) terdapat 3 tipe, yaitu :

a. mendengarkan secara interaktif (diskusi)


b. mendengarkan ecara reaktif (mengikut petunjuk)
c. Mendengarkan secara diskriminatif

Membutuhkan perhatian khusus untuk diberikan kepada elemen penjelasan,


pertanyaan dan mendengarkan. Penting untuk diingat bahwa komunikasi adalah
proceaa dua arah dan bahwa para guru dan siswa perlu mendapatkan keterampilan
yang terkait dengan pengiriman dan pemulihan pesan.

5) refleksi dan masalah

Bagian dari belajar. Menghitung jumlah total guru berbicara dan waktu ynag
dihabiksan oleh siswa berbicara ke guru dan lainnya.dimana berbicara secara
langsug? Apa hal yang dibicarakan? Bagaimana kamu dapat mengatur alikasi waktu
dalam pelajaran kedepa?

Pilih topik urusan terkini dan rencanakan serangkaian pertanyaan yang


mewakili pemikiran tingkat rendah dan tinggi. menyajikan topik ke kelas atau ke grup
kecil. merefleksikan reaksi yang Anda terima pada presentasi ini

Aktivitas mendengar apa yang digunakan siswa di dalam kelas? Saat


pelajaran, sehari-hari, mencoba mencatat bagaimana lama waktu dihabiskan guru
dan murid dalam interaktif, diskriminatif dan bentuk apresiasi dalam mendengar.
Bagaimana perbedaan murid dan siswa saat mendengar?

Sejauh mana komunikasi non-verbal membantu para guru untuk


berkomunikasi dengan siswa mereka?

2.4 Hubungan antara guru dengan murid

Hubungan antara guru dan murid bersifat dinamis dan tergantung bagaimana
arus komunikas antara guru dan murid. Pada saat guru menyampaikan pesan, murid
memberi umpan balik untuk menyesuaikan informasi yang diterimanya. Sebaiknya
guru juga memberi umpan balik terhadap umpan balik yang murid berikan sehingga
memperkuat respon yang diinginkan.

Misalnya, saat kita menerangkan tentang bagaimana cara memfaktorkan


persamaan kuadrat. Murid lantas mengatakan bahwa cara yang diajarkan sama guru
sekolah berbeda dengan cara kita. Selanjutnya kita bertanya, „Bagaimana caranya
yang diajarkan gurumu di sekolah?“. Maka murid akan memperlihatkan catatannya.
Ini hubungan komunikasi dua arah bolak-balik yang diharapkan memberi penguatan
pemahaman murid terhadap pemfaktoran persamaan kuadrat.
Setelah melihat catatan murid, kita bisa menjelaskan ulang bahwa ada
kesamaan tujuan antara cara guru sekolah dan cara kita. Sehingga murid tidak merasa
bingung. Kita tinggal mengatakan, „Boleh memakai cara apapun, yang lebih kamu
mengerti sehingga dapat mengerjakan soal dengan benar.“

2.5 Guru Sebagai komunikator

Efektivitas guru sebagai komunikator ditentukan oleh setidaknya tiga unsur,


yaitu:
1) kemampuan memilih dan menggunakan bahasa.
2) sikap dan bahasa tubuh guru saat menyampaikan materi.
3) materi/ bahan yang disampaikan akurat, up to date, dan menarik perhatian
murid.
Oleh karena itu guru harus senantiasa memiliki informasi terkini dan dapat
meyakinkan murid akan pentingnya materi yang disampaikannya. Guru juga harus
menyadari bahwa efektivitas komunikasi tergantung pada pemahaman murid.
Penyampaian secara verbal misalnya isi dari pesan, pengaturan, dan pemilihan
kata-kata. Sedangkan penyampaian secara non verbal misalnya ekspresi wajah,
postur, dan gerakan tubuh. Sedangkan para verbal, mengacu pada bagaimana kita
menyampaikan sesuatu dan bukan dari apa yang kita katakan. Misalnya intonasi
suara, jeda, tekanan, dan volume suara.
Efektivitas komunikasi diperkuat juga dengan bantuan secara visual (gambar,
garis, titik) dan secara kinestetik (dengan gerakan tangan misalnya guru menerangkan
sambil menggambar bukan memperlihatkan gambar atau menyelesaikan sebuah
contoh soal).

2.6 Murid sebagai penerima informasi.

Guru perlu memahami bahwa terdapat perbedaan tingkat pemahaman murid


dalam menerima materi yang disampaikan. Sehingga guru perlu mengatur strategi
agar materi yang disampaikannya dapat diterima oleh sebagian besar siswa.

Komponen yang tidak kalah pentingnya dalam penyampaian informasi adalah


perhatian dan minat murid. Informasi akan lebih terserap dan mudah dipahami jika
murid bisa memberikan semua perhatiannya terhadap materi yang sedang diajarkan
guru. Pada saat murid mampu memperhatikan dan fokus maka materi pun akan
menancap kuat dan tersimpan lebih lama di memori anak .
Strategi mencapai Komunikasi yang Efektif
Effendy (2005:130) menjelaskan komunikasi yang efektif harus memenuhi
beberapa syarat ditinjau dari pesan komunikasi, diantaranya:
1. Pesan dapat dimengerti
2. Pada saat keputusan diambil, murid percaya bahwa komunikasi yang dilancarkan
cocok dengan tujuan organisasi.
3. Komunikasi cocok dengan kepentingan kperibadian murid.
4. Secara mental dan fisik, murid mampu melaksanakannya.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Komunikasi yang efektif sangat berperan dalam pengambilan keputusan dalam


pembelajaran. Berkomunikasi tidak hanya melalui penggunaan metode yang tepat,
tetapi konten dari komunikasi yang disampaikan. Dimensi strategis komunikasi tidak
semata-mata mendengarkan tetapi juga pada proses kegiatan reflektif pada cara
berkomunikasi yang profesional. Proses terakhir dalam proses komunikasi adalah
feedback atau umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali
pesan yang telah disampaikannya kepada penerima. Umpan balik inilah yang dapat
dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.

3.2 SARAN

Efektivitas komunikasi bagi seorang guru perlu diketahui dan diaplikasikan


ketika sedang proses belajar. Komunikasi ini bermaksud untuk menjaga hubungan
antara guru dan murid sehingga terciptanya proses belajar yang baik. Calon guru
harus memiliki sikap komunikasi yang baik dan harus mengetahui sikap masing-
masing masing murid.
DAFTAR PUSTAKA
Handbook for beginning teaches marsh’s becoming a teacher.
http://koeshartatisaptorini.blogspot.co.id/2012/10/komunikasi-yang-efektif-antara-
guru-dan.html.

http://ibugurusejati.blogspot.co.id/2013/01/efektivitas-komunikasi.html

Anda mungkin juga menyukai