BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pembuatan makalah ini akan dibahas Teknologi Nano. Sesuai dengan
namanya, Nanoteknologi adalah ilmu pengetahuan teknologi dengan skala
nanometer. Nanoteknologi ini merupakan teknologi masa depan. Hal ini dibuktikan
dengan adanya nanoteknologi, semua kebutuhan manusia dapat terselesaikan.
Sejumlah terobosan yang penting terjadi di dalam nanoteknologi. Pengembangan ini
ditemukan dan digunakan di dalam aplikasi produk di seluruh dunia di sepanjang
abad sekarang ini.
1.2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dari Teknologi Nano ?
2. Apa tujuan serta fungsi Teknologi Nano ?
3. Jelaskan sejarah Teknologi Nano ?
4. Jelaskan penggunaan Teknologi Nano di masyarakat dalam kehidupan sehari
hari ?
5. Jelaskan perkembangan Teknologi Nano ?
6. Jelaskan perkembangan Teknologi Nano di Indonesia ?
7. Jelaskan prospek perkembangan Teknologi Nano di masa depan ?
1.3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tujuan
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
BAB II.
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Teknologi Nano
Sesuai dengan namanya, nanoteknologi atau nanosains adalah ilmu pengetahuan
dan teknologi pada skala nanometer, atau sepermilyar meter. Nano teknologi
merupakan suatau teknologi yang dihasilkan dari pemanfaatan sifat-sifat molekul
atau struktur atom apabila berukuran nanometer. Jadi apabila molekul atau struktur
dapat dibuat dalam ukuran nanometer maka akan dihasilakan sifat-sifat baru yang
luar biasa. Sifat-sifat baru inilah yang dimanfaatkan untuk keperluan teknologi,
karena tidak terjadi penumpukan muatan pada elektroda. Hal ini memungkinkan
pembuatan bateray berkapasitas tinggi dan berdaya hidup lama. Sedangkan untuk
saat ini telah ditemukan fuel cell berkapasitas tinggi seperti dari metanol yang
dipakai pada laptop NEC dengan lama hidup 5 jam dan tahun 2005 telah
mengeluarkan produk dengan lama hidup 40 jam. Kedua sumber energi diatas akan
sangat optimal pada era nanoteknologi dan menjadi ancaman bagi sumber energi
minyak bumi dan batu bara.
Nanoteknologi, Revolusi IPTEK dan Industri
Diperkirakan, paling lambat rahun 2015 dunia akan memasuki era nano teknologi.
Pada era ini akan ada banyak industri yang ditutup. Pada saat itu akan terjadi
Revolusi Industri ke II setelah Revolusi Industri pada abat ke 18. Industri
konvensional yang ada akan gulung tikar, karna selain memakan biaya produksi
yang sangat besar, produk konvensional juga menghasilkan polusi yang cukup
besar bagi dunia. Hal inilah yang mungkin akan menjadi pertimbangan dari
organisasi dunia PBB untuk melahirkan kebijakan penyelamatan lingkungan hidup
dengan mengurangi pemanasan global demi keselamatan dunia. Pada saat itu akan
ada resolusi yang memaksa industri untuk memproduksi produk-produk yang ramah
lingkungan.
Disinilah letak kelebihan dari nanoteknologi walaupun teknologi ini masih dalam
pengembangan dan kajian, namun satu hal yang pasti dari produk ini adalah ramah
lingkungandan memiliki kepastian. Dengan demikian nanoteknologi adalah produk
iptek yang sangat tepat untuk masa yang akan datang. Jadi bersiaplah untuk
menyambut nano teknologi dan Revolusi Iptek dan Industri
BAB. III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Nanoteknologi telah merubah cara pandang manusia terhadap iptek itu sendiri.
Dengan menguasai nanoteknologi manusia merasa dapat mewujudkan semua
impiannya untuk menciptakan material apa saja di dunia ini. Dalam level nano
(sepermilyar meter), atom demi atom atau molekul demi molekul dapat disusun dan
dimanipulasi sesuai keinginan kita sehingga tidak terjadi pemborosan atau
ketidakefisienan partikel seperti pada material dalam paradigma iptek selama ini.
Oleh karena itu nanoteknologi telah men-generate konsep-konsep baru dalam
berbagai bidang iptek. Diyakini bahwa nanoteknologi akan membawa revolusi pada
seluruh aspek kehidupan manusia dalam waktu yang singkat dengan dampak
melebihi empat revolusi yang terjadi sebelumnya.
Saran
Pergunakan teknologi yang ada menjadi alat dalam membantu setiap pekerjaan.
Tapi bukan berarti teknologi tersebut menguasai kemampuan yang ada dalam diri
kita.
Bertujuan untuk mendapatkan masukan dalam penyusunanroadmap teknologi nano untuk produk
kesehatan dan obat yang telah berkembang begitu pesat terutama dalam 10 tahun terakhir ini,
BPPT telah mengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas tentang Perkembangan
Terkini Riset dan Aplikasi Teknologi Nano di Institusi Litbang dan Industri Farmasi - Kesehatan serta
Kesiapan Regulasinya, di Lecture Theater LAPTIAB BPPT, PUSPIPTEK Serpong (12/7).
Potensi aplikasi teknologi nano dalam bidang farmasi dan kesehatan sangat diperlukan dengan segera
untuk penyususnan roadmap teknologi nano produk farmasi dan kesehatan, ungkap Direktur Pusat
Teknologi Farmasi dan Medika (PTFM) BPPT, Rifatul Widjhati pada kesempatan tersebut.
Dalam konteks produk farmasi dan obat, ahli teknologi nano dari Sekolah Farmasi ITB, Heni Rachmawati
menjelaskan bahwa suatu partikel dikatakan berukuran nano jika berdiameter antara 1-100 nm. Ukuran
partikel nano tersebut akan meningkatkan sifat kelarutan obat, transportasi dan pelepasan senyawa
aktif yang terkontrol serta memperbaiki stabilitas obat yang bersangkutan.
Pada gilirannya, sambungnya, pemanfatan teknologi nano dalam produk farmasi dapat menekan biaya
dan efek toksik suatu obat pada dosis terapinya. Hal demikian juga disampaikan oleh ahli teknologi
nano
dari
Departemen
Teknik
Kimia
UI,
Muhammad
Sahlan
dari
hasil
penelitiannya.
Manfaat casein sebagai pembawa propolis yang bermanfaat dalam sediaan sunscreen.
Selain dari pihak akademisi, Wahono Sumaryono selaku penasehat ahli Deputi Bidang TAB-BPPT
menyampaikan bahwa dalam pengembangan teknologi nano untuk produk farmasi dan kesehatan
bukan hanya diperlukan sinergi dari perguruan tinggi, melainkan juga diperlukan kerjasama dengan
pihak bisnis dan pemerintah yang harus terjalin dengan baik dan menguntungkan semua pihak.
Senada dengan Wahono, Direktur Pengawasan Produksi Produk Terapeutik dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga BPOM, A. Retno Tyas Utami menekankan akan pentingnya penyusunan pedoman
maupun standar uji dalam menilai mutu suatu obat dari produk teknologi nano. Dalam penyusunannya
harus melibatkan ahli teknologi nano dari berbagai kalangan baik institusi litbang maupun perguruan
tinggi.
Sementara itu, dari pihak industri, Yohannes Sutasurya selaku Manajer R&D dari PT. Bintang Toejoe
menyampaikan bahwa perusahaan di bawah naungan Kalbe Group telah memasarkan produk-produk
farmasi yang berbasis nano teknologi, meskipun bahan bakunya masih diimpor. Pihak industri juga
berkeinginan adanya informasi dan data base tentang hasil riset dan produk produk teknologi nano dari
institusi riset dalam negeri yang bisa diaplikasikan secara cepat," ungkapnya lebih lanjut. (twbTAB/humas)
membawa pengaruh yang penting di bidang medis dan kesehatan; produksi dan konservasi
energi; kebersihan dan perlindungan lingkungan; elektronik, komputer dan sensor; dan keamanan
dan pertahanan dunia.
Nanoteknologi sudak banyak digunakan dalam bidang sains, antara lain biomedis, elektronik,
magnetik, optik, IT, ilmu material, komputer, tekstil, kosmetika, bahkan obat-obatan.
Sejarah Nanoteknologi
Istilah "nanoteknologi" ditakrifkan buat pertama kali oleh Norio Taniguchi , Profesor Universiti
Sains Tokyo , pada tahun 1974 dalam kertas kerjanya, " Mengenai Konsep Asas
'Nanoteknologi', " sebagai berikut: "'Nanoteknologi' terdiri terutamanya daripada pemprosesan
bahan-bahan melalui pemisahan, penyatuan, dan pencacatan bentuk oleh sebiji atom atau sebiji
molekul." Istilah "nanoteknologi" didefinisikan pertama kali oleh Norio Taniguchi , Profesor
Universiti Sains Tokyo , pada tahun 1974 dalam kertas kerjanya, "Tentang Konsep Dasar
'Nanoteknologi'," sebagai berikut: "'Nanoteknologi' terdiri terutama dari pemrosesan bahanbahan dalam pemisahan, persatuan, dan pencacatan bentuk oleh sebiji atom atau sebiji molekul. "
Pada dekad 1980-an , idea asas untuk takrif ini diperiksa dengan teliti oleh Dr. Pada dekade
1980-an , ide dasar untuk definisi ini diperiksa dengan teliti oleh Dr. Eric Drexler . Eric Drexler .
Beliau mempromosikan keertian teknologi untuk fenomena-fenomena dan peranti-peranti skala
nano melalui ucapan-ucapan dan buku-bukunya, "Enjin-enjin Penciptaan: Era Nanoteknologi
Yang Akan Datang " ( Engines of Creation: The Coming Era of Nanotechnology ) dan " Sistemsistem Nano: Jentera Molekul, Pengilangan dan Pengiraan " ( Nanosystems: Molecular
Machinery, Manufacturing, and Computation , ISBN 0-471-57518-6 ) dan disebabkan beliau,
istilah itu memperoleh maksud kini. Ia mempromosikan keertian teknologi untuk fenomenafenomena dan perangkat-perangkat skala nano melalui ucapan-ucapan dan buku-bukunya,
" Mesin-mesin Penciptaan: Era Nanoteknologi Yang Akan Datang "(Engines of Creation: The
Coming Era of nanotechnology) dan" Sistem- sistem Nano: Jentera Molekul, pembuatan dan
Penghitungan "(Nanosystems: Molecular Machinery, Manufacturing, and Computation, ISBN 0471-57518-6 ) dan disebabkan beliau, istilah itu memperoleh maksud kini.
Teknologi kini menggunakan istilah 'nano' tidak terlalu berkaitan dan agak jauh dengan matlamat
teknologi perubahan dan istimewa bagi cadangan pengilangan molekul, tetapi istilah tersebut
sering membawa kepada idea tersebut. Teknologi kini menggunakan istilah 'nano' tidak terlalu
berhubungan dan agak jauh dengan tujuan teknologi perubahan dan istimewa bagi cadangan
pengilangan molekul, tetapi istilah tersebut sering membawa kepada idea tersebut. Maka,
mungkin berbahaya yang "buih nano" akan terbentuk daripada penggunaan istilah tersebut oleh
para saintis dan usahawan untuk mendapatkan keuntungan, tanpa menghiraukan (dan mungkin
kurang) minat dalam kemungkinan perubahan kerja yang lebih kelihatan berwawasan tinggi dan
jauh. Maka, mungkin berbahaya yang "buih nano" akan terbentuk dari petunjuk istilah tersebut
oleh para ilmuwan dan pengusaha untuk mendapatkan keuntungan, tak peduli (dan mungkin
kurang) minat dalam kemungkinan perubahan kerja yang lebih terlihat berwawasan tinggi dan
jauh.
Bahan yang bertambah secara nanoteknologi akan mengurangkan berat dan diikuti dengan
bertambahnya kestabilan dan kegunaan. Bahan yang bertambah secara nanoteknologi akan
mengurangi berat dan diikuti dengan bertambahnya stabilitas dan penggunaan.
Definisi Nanoteknologi
Nanoteknologi adalah sebuah cabang ilmu yang berfokus pada materi-materi pada ukuran antara
1 hingga 100 nanometer (1 nm = 10 -9 meter ). Pada dasarnya, nanoteknologi ialah peluasan
sains-sains yang sedia ada ke skala nano. Pada dasarnya, nanoteknologi adalah perluasan ilmuilmu yang ada ke skala nano.
Salah satu aspek skala nano yang terpenting adalah bahwa semakin objek-objek menjadi kecil,
semakin besar nisbahnya antara luas permukaan dengan isi padu. Salah satu aspek skala nano
yang terpenting adalah bahwa semakin benda menjadi kecil, semakin besar nisbahnya antara luas
permukaan dengan volume. Fenomena ini telah memungkinkan penciptaan bahan-bahan yang
menarik serta penggunaan-penggunaan yang baru. Fenomena ini telah memungkinkan
penciptaan bahan-bahan yang menarik serta petunjuk-petunjuk yang baru.
Umpamanya, bahan-bahan yang legap menjadi lut sinar (tembaga); bahan-bahan yang stabil
menjadi bahan boleh bakar (aluminium); pepejal menjadi cecair pada suhu bilik (emas); dan
penebat menjadi konduktor (silikon). Umpamanya, bahan-bahan yang legap menjadi transparan
(tembaga); bahan yang stabil menjadi bahan dapat bakar (aluminium); padat menjadi cair pada
suhu kamar (emas); dan insulator menjadi konduktor (silikon). Kejayaan-kejayaan cemerlang
dalam nanoteknologi telah menghasilkan alat-alat solek dan losen-loesen pelindung cahaya
matahari yang lebih baik, serta seluar kalis air. Perolehan-perolehan cemerlang dalam
nanoteknologi telah menghasilkan alat-alat solek dan losion-loesen pelindung sinar matahari
yang lebih baik, serta celana kedap air.
Teknologi-Nano adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran sangat kecil.
Materi atau devais ini berada pada ranah 1 hingga 100 nanometer (nm). Satu nm sama dengan
satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut
manusia. Saintis menyebut ukuran pada ranah 1 hingga 100 nm ini sebagai skala nano
(nanoscale), dan material yang berada pada ranah ini disebut sebagai kristal-nano (nanocrystals)
atau material-nano (nanomaterials).
Beberapa terobosan penting telah muncul di bidang nanoteknologi. Pengembangan ini dapat
ditemukan di berbagai produk yang digunakan di seluruh dunia. Sebagai contohnya adalah
katalis pengubah pada kendaraan yang mereduksi polutan udara, devais pada komputer yang
membaca-dari dan menulis-ke hard disk, beberapa pelindung terik matahari dan kosmetik yang
secara transparan dapat menghalangi radiasi berbahaya dari matahari, dan pelapis khusus pakaian
dan perlengkapan olahraga yang dapat meningkatkan kinerja dan performa atlit. Hingga saat ini
para ilmuwan yakin bahwa mereka baru menguak sedikit dari potensi teknologi nano.
Aplikasi Teknologi Nano
Teknologi Nano adalah teknologi masa depan. Diperkirakan dalam 5 tahun kedepan seluruh
aspek kehidupan manusia akan menggunakan produk-produk yang menggunakan teknologi nano
yang diaplikasikan dalam bidang :
1. Medis & Pengobatan
Molekul dalam skala nano yang bersifat multifungsi untuk mendeteksi kanker dan untuk
penghantaran obat langsung ke sel target.
2.
3.
4.
3. Kosmetik
Terobosan nanoteknologi dalam bidang kosmetika dan obat-obatan mampu menciptakan bahan
kosmetika dan obat-obatan dengan efektivitas yang jauh lebih baik. Sebagai contoh adalah
penggunaan liposom dalam formula obat dan kosmetika.
Liposom adalah vesikel berbentuk spheris dengan membran yang terbuat dari dua lapis fosfolipid
(phospholipid bilayer), yang digunakan untuk menghantarkan obat atau materi genetik ke dalam
sel. Liposom dapat dibuat dari fosfolipid alamiah dengan rantai lipid campuran ataupun
komponen protein lainnya. Bagian phospholipid bilayer dari liposom dapat menyatu
dengan bilayer yang lain seperti membran sel, sehingga kandungan dari liposom dapat
dihantarkan ke dalam sel. Dengan membuat liposom dalam formula obat atau kosmetika,
akhirnya bahan yang tidak bisa melewati membran sel menjadi dapat lewat. Manfaat sistem
penghantaran zat aktif kosmetika dengan menggunakan liposom berukuran 90 nm adalah :
1. Mampu menghantarkan zat aktif sampai lapisan bawah kulit.
2. Mampu menghantarkan zat aktif lebih cepatk, sehingga didapatkan recovery yang lebih cepat
pula.
pada
dunia
industri
dan
obat-obatan.
Bahkan saat ini sudah ada obat yang menerapkan tehnologi modern ini. Misalnya saja,
obat
untuk
vitamin
dan
penyakit
lokal
seperti
nyeri
sendi.
Proses riset terhadap teknologi di dunia farmasi pun terus berkembang, sehingga ke
depan dunia obat-obatan dapat menghasilkan formula rendah dosis namun tetap tepat
sasaran.
Nanoteknologi farmasi merupakan ilmu-ilmu farmasi yang menggabungkan teknologi
farmasi, kimia farmasi, biologi farmasi, bioteknologi farmasi dan lainya. Dengan
adanyananoteknologi farmasi, katanya, tentunya memberikan peluang baru dalam
sistem penghantaran obat dan strategi dalam penargetan obat sehingga lebih tepat
sasaran.
"Tapi kami juga perlu mengetahui efek samping seperti apa yang ditimbulkan," kata
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FFUP) Wahono Sumaryono, pada
seminar internasional 'Biopolymeric Micro/nanoparticles for Drug and Protein Delivery,
di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FF UP), Jakarta, Sabtu (26/10/2013).
Seminar tersebut menampilkan pembicara dari luar negeri dan dalam negeri, seperti
adalah Prof Garnpimol C Ritthidej (Chulalangkorn University, Thailand), Jing Zhao
(National University Singapore), Dr Mike Ahern (School of Science, Institute of
Technology
Tallaght,
Dublin
Irlandia).
Sedangkan dari dalam negeri adalah Prof. Habil H. J. Freisleben (Faklutas Farmasi
Universitas Indonesia), Dr Heni Rachmawati (ITB) dan Dr Deni Rahmat (Universitas
Pancasila).
Dengan adanya nanoteknolgi, tentunya akan menguak revolusi dunia di bidang farmasi
lebih
sedikit
dibandingkan
tidak
menggunakan nanoteknologi.
"Biaya bahan baku obat lebih murah dan sekidit, tetapi memang dibutuhkan investasi
besar
dalam
mengembangkan nanoteknologi,"
katanya.
Ditambahkan dia, saat ini perkembangan nanoteknologi bukan hanya di farmasi, tetapi
juga
dibidang
lainnya
seperti
kosmetik.
NERACA
Powered By CapricornusPerkembangan industri farmasi yang menggunakanteknologi nanosaat ini
sudah tumbuh demikian pesat. Nanoteknologi merupakan teknologi yang memungkinkan sebuah
benda dipecah dalam skala nanometer atau satu per semiliar meter dan merupakan salah satu
teknologi yang disebut-sebut mampu mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi di segala
bidang. Di dunia farmasi, nanoteknologi berperan dalam meningkatkan kualitas produksi dan
keamanan.
Ya, nanoteknologi farmasi dapat mengatasi permasalahan yang timbul dalam formulasi obat, protein,
peptida, dan asam nukleat yang menghasilkan bioavailabilitas dan efek klinis yang rendah. Saat ini
perkembangan nanoteknologi bukan hanya di farmasi, melainkan juga di bidang lainnya seperti
kosmetik.
Dalam suatu kesempatan,Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FFUP), Wahono
Sumaryono menuturkan, perkembangan nanoteknologi farmasi di Indonesia akhir-akhir ini makin
maju. Nanoteknologi farmasi merupakan ilmu-ilmu farmasi yang menggabungkan teknologi farmasi,
kimia farmasi, biologi farmasi, bioteknologi farmasi, dan lainnya.
"Dalam lima tahun terakhir ini perkembangan nanoteknologi farmasi di Indonesia cukup maju
Dengan adanya nanoteknologi farmasi, tentunya memberikan peluang baru dalam sistem
penghantaran obat dan strategi dalam penargetan obat sehingga lebih tepat sasaran. Akan tetapi,
kami juga perlu mengetahui efek samping seperti apa yang ditimbulkan," ujar Profesor Doktor
Wahono Sumaryono, Apt, di sela acara seminar internasional yang bertajuk "Biopolymeric
Micro/nanoparticles for Drug and Protein Delivery" di Aula Fakultas Farmasi Universitas Pancasila,
Jakarta belum lama ini.
Menurut dia dengan adanya nanoteknologi farmasi tentunya akan menguak revolusi dunia di bidang
farmasi tersebut karena nanoteknologi mampu mengurangi bahan baku obat sehingga
penggunaannya lebih sedikit daripada tidak menggunakan nanoteknologi.
"Biaya bahan baku obat lebih murah dan sedikit, tetapi memang dibutuhkan investasi besar dalam
mengembangkan nanoteknologi. Negara-negara di Eropa Barat, Jepang, Singapura,
bahkan Thailandperkembangan nanoteknologi sudah maju. Mereka sudah lebih dari sepuluh tahun
lalu mengembangkannya," ujar dia.
Sementara itu, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno memandang perlu peran negara
dalam mengembangkan nanoteknologi farmasi karena biaya yang dikeluarkan untuk investasi di
bidang tersebut relatif sangat besar. Jika tidak dikembangkan, Ede khawatir, Indonesia akan
tertinggal oleh negara-negara lain yang sudah mengembangkannya jauh lebih maju. "Untuk
pembuatan laboratorium nanoteknologi dibutuhkan dana sekitar Rp1 triliun sampai Rp2 triliun.
Pemerintah bisa menugasi BUMN yang berkaitan dengan hal tersebut seperti Kimia Farma ataupun
Biofarma untuk mengembangkan nanoteknologi farmasi. BUMN bidang farmasi ini bisa menjadi
ujung tombak pengembangan nanoteknologi farmasi di Indonesia," imbuh dia.
NANOTEKNOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Definisi Nanoteknologi
Top-down
Bottom-up
2.
3.
a.
Merupakan bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu cangkang keras
atau lunak yang dapat larut.
b.
Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang memiliki
rasa dan berbau tidak enak.
Mudah ditelan dan cepat hancur/larut dalam perut sehingga obat dapat
diabsorbsi
Dapat dikombinasikan dengan beberapa macam obat dan dosis yang
berbeda sesuai dengan kebutuhan pasien
Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan tambahan
seperti pada pembuatan pil dan tablet.
Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap, karena pori-pori
kapsul tidak dapat menahan penguapan
-
Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang
kapsul
-
4.
Unsur karbon (C) memang unik. Kumpulan atomnya bisa beraneka ragam bentuk,
tergantung cara atom-atom karbon itu saling mengikat satu sama lainnya. Kalau
dilihat dari jenis atomnya, arang, graphite, intan,fullerene yang ditemukan tahun
1985 berbentuk seperti bola sepak dannanotube. Bahan-bahan tersebut berasal
dari atom-atom karbon yang sama, perbedaannya terletak pada bentuk dan
Kumpulan nanohorn sebesar 100 nanometer yang mengandung obat (Gambar 2),
setelah disuntikan ke dalam tubuh pasien akan mengalir di dalam darah, tidak
menyebar ke seluruh tubuh melainkan akan terakumulasi di dalam sel-sel kanker.
Hal ini karena sifat sel kanker yang lebih mudah menyerap benda-benda berukuran
sekitar 100 nanometer dibandingkan sel tubuh lainnya. Sehingga, efek
samping chemotherapyyang dapat merusak sel-sel tubuh lainnya seperti selama ini
sering terjadi, dapat dihindarkan. Setelah berkumpul di dalam sel kanker, obat
kanker dalam kapsul nanohorn ini dapat secara perlahan lepas untuk mematikan sel
kanker secara efektif
Banyak manfaat nanokarbon yang tentunya bisa dielaborasi terkait dengan sifat
listriknya. Beberapa riset yang sedang dikembangkan dewasa ini antara lain adalah
pembuatan super kapasitor yang suatu saat kelak dapat digunakan untuk sistem
pembangkit listrik dalam mobil hibrid. NEDO Jepang dewasa ini juga sedang
BAB III
KESIMPULAN
Satu area di mana nanoteknologi memiliki potensi untuk membuat dampak yang signifikan adalah
berupa pemberian obat ( Farokhzad dan Langer 2009; Pridgen et al 2007). Dampak ini sudah
dirasakan dengan penjabaran beberapa sistem translasi obat nano secara klinik , meskipun potensi
keseluruhan dari sistem ini hanya baru dieksplorasi . Penyampaian obat dengan vehikel Nanoscale
telah menunjukkan kemampuan untuk merangkum berbagai agen terapetik seperti molekul kecil
( hidrofilik dan / atau hidrofobik ) ,peptida ,obat berbasis protein ,dan asam nukleat . Dengan
enkapsulasi molekul ini di dalam sebuah nanocarrier ,kelarutan dan stabilitas obat dapat
ditingkatkan , memberikan kesempatan untuk mengevaluasi kembali potensial obat yang
sebelumnya diabaikan karena memiliki farmakokinetika yang buruk ( Langer 1998). Molekul
terenkapsulasi dapat dilepaskan dari nanocarriers dengan cara yang terkendali dari waktu ke waktu
untuk menjaga konsentrasi obat dalam jendela terapeutik atau pelepasan dapat dipicu oleh
beberapa stimulus unik ke situs pengiriman ( Moghimi 2006). Permukaan nanocarrier dapat
direkayasa untuk meningkatkan waktu paruh pada sirkulasi darah dan pengaruh biodistribusi ,
sementara pelampiran target ligan ke permukaan dapat menghasilkan peningkatan absorbsi oleh
jaringan target ( Gref et al 1994; . . Moghimi et al, 2001 ). Ukuran kecil memungkinkan nanocarriers
untuk mengatasi hambatan biologis dan mencapai serapan seluler ( Brigger et al . 2002) . Hasil
bersih dari sifat tersebut adalah untuk menurunkan toksisitas sistemik dari agen terapeutik dan juga
dapat meningkatkan konsentrasi agen di area yang ingin dicapai, sehingga indeks terapeutik agen
terapeutik akan lebih tinggi. Selain obat-obatan terapeutik , agen penggambaran juga dapat
dimasukkan ke nanocarriers untuk meningkatkan deteksi tumor dan penggambarannya( Kimet al .
2006; Montet et al . 2006). Akhirnya , nanopartikel dapat direkayasa menjadi multifungsi dengan
kemampuannya menargetkan pada jaringan yang sakit , membawa agen penggambaran untuk
deteksi , dan menghantarkan beberapa agen terapeutik untuk terapi kombinasi ( Nasongkla et al .
2006) . Kemampuan multimodal dari sistem penghantaran nanopartikel menawarkan kesempatan
untuk mengembangkan pendekatan baru bagi penghantaran obat yang dapat memberikan pilihan
terapi alternatif atau komplementer untuk pengobatan penyakit .
Nano Partikel Teknologi
sistem nano penghantaran obat pertama adalah vesikel lipid , yang pertama dijelaskan pada tahun
1960 dan kemudian dikenal sebagai liposom ( Bangham et al .1965 ) . Sejak itu, sudah ada
beberapa perkembangan penting yang telah membuka jalan bagi teknologi nanopartikel saat ini .
Pada tahun 1976, sistem polimer kontrol-release pertama untuk pengiriman makromolekul telah
ditunjukkan ( Langerdan Folkman 1976). Hal ini diikuti pada tahun 1980 dengan aplikasi pertama
dari target liposom ( Heath et al 1980; . . Leserman et al 1980) . Modifikasi permukaan liposom dan
nanopartikel polimer dengan polietilen glikol ( PEG ) pada tahun 1990 dan 1994, masing-masing
dapat peningkatan waktu sirkulasi , atau khasiat " stealth " ( Gref et al . 1994; Klibanov et al . 1990) .
Perkembangan ini memuncak dalam persetujuan dari Doksorubisin ( James 1995a , b ) , sistem
pengiriman vesikula enckapsulasi doxorubicin yang telah terbukti menjadi pengobatan ampuh untuk
beberapa jenis kanker ( Porche 1996;
Nano Partikel Teknologi untuk Terapi Kanker 59
Tejada - Berges et al. 2002). Sejak itu, penelitian telah menyebabkan kemajuan luar biasa dalam
pengembangan rekayasa nanopartikel untuk memiliki kemampuan multifungsi sebagai serta khasiat
"pintar" sifat seperti kemampuan dalam merespon lingkungan untuk memfasilitasi strategi pemberian
obat yang lebih efektif . Saat ini, ada 70 uji klinis yang mengevaluasi operator nanopartikel trlah
dilaporkan, 208 mengevaluasi konjugat obat , dan 361 mengevaluasi operator berbasis vesikel
( http://www.clinicaltrials.gov ) . Percobaan klinis meliputi terapi kombinasi dan perawatan melalui
berbagai rute administrasi , seperti paru dan mulut . Teknologi nanopartikel untuk terapi kanker
meliputi nanopartikel polimer ( Moghimi 2006; . Pridgen et al 2007 ) , operator berbasis vesikel
seperti liposom ( Kaneda 2000; Torchilin 2005 ) , misel ( Fan 2008; Liggins dan Burt 2002;
Matsumura 2008) , dendrimers ( Florence dan Hussain 2001; Lee et al 2005 . ; McCarthy et al .
2005; Najlah dan D' Emanuele 2007) , konjugasi polimer ( Greco dan Vicent 2008; Li dan Wallace
2008; Thanou dan Duncan 2003), pembawa protein( Hawkins et al 2008; . Wang dan Uludag 2008) ,
nanopartikel anorganik ( Murakamidan Tsuchida 2008 , dan nanocarriers bakteri . Keragaman sistem
penghantaran, masing-masing yang dibahas di bawah ini , memungkinkan nanopartikel untuk
dikembangkan dengan beragam berbagai bentuk, ukuran , dan komponen yang memungkinkan
mereka untuk disesuaikan untuk aplikasi khusus . Namun, pertimbangan utama ketika merancang
sistem pengiriman obat apapun adalah untuk mencapai terapi yang lebih efektif dengan mengontrol
konsentrasi obat
Keuntungan menggunakan Nanopartikel untuk Terapi Kanker :
dalam jendela terapi , mengurangi efek sitotoksik , dan meningkatkan kepatuhan pasien (Gambar 3 )
. Hal ini memungkinkan siklus pengobatan yang efektif untuk dipertahankan sambil mengurangi
kerusakan sel-sel sehat dan meminimalkan periode pemulihan .
Strategi untuk Terapi Kanker Menggunakan Nanopartikel
3.1 metastatik Kanker
Kanker metastasis adalah deskripsi klinis untuk penyebaran sel kanker dari lokasi tumor primer ke
organ lainnya , kemudian mendirikan situs tumor sekunder . Detasemen sel kanker dari lokasi tumor
primer dan sirkulasi dalam darah memungkinkan sel untuk menangkap ke dalam organ seperti paruparu , hati , kelenjar getah bening ,kulit ,ginjal ,otak ,usus ,dan tulang , di mana mereka dapat
ekstravasate dan berkembang biak ( Chambers et al . 2002; Fidler 2003). Meskipun ada
peningkatan yang signifikan dalam pemahaman tentang metastasis patogenesis kanker, diagnosis
dini ,metode bedah , dan pengobatan iradiasi, kematian akibat kanker sebagian besar disebabkan
oleh metastasis yang tidak dapat disembuhkan . Alasan dari hal tersebut termasuk resistensi
terhadap pengobatan , kesulitan mengakses situs tumor dan menghapus semua sel kanker selama
operasi , atau hambatan fisiologis untuk akses obat seperti Blood Brain Barier (BBB). Oleh karena
itu, meningkatkan terapi pada kanker metastatik masih merupakan tantangan meskipun beberapa
pendekatan terapi disetujui atau pada pengembangan klinis. Peningkatkan pemahaman biologis
dari kanker, termasuk mikro fungsi , jalur sinyal , dan metastasis evolusi , telah mengakibatkan
kemajuan yang jelas dalam terapi kanker. Obat pun kini telah dikembangkan terhadap berbagai
target termasuk matriks inhibitor metalloproteinase , inhibitor epidermal growth-factor reseptor ,
inhibitor transferase , penghambat migrasi , dan inhibitor angiogenesis . Namun, karena
kompleksitas perkembangan tumor, komposisi tumor, struktur pembuluh darah , dan mekanisme
resistensi obat , sebagian besar terapi saat ini telah memiliki keterbatasan perpanjangan waktu
dalam kelangsungan hidup di dalam tipe kanker multiple dengan pengecualian imatinib ( tirosin
kinase inhibitor ) untuk tumor stromal gastrointestinal ( Sawaki dan Yamao 2004). Pengetahuan
tentang jalur kerja obat dan mekanisme resistensi obat seluler terhadap obat tertentu telah
memungkinkan pengembangan dan evaluasi kombinasi obat yang menjanjikan ( Kim et al 2008; .
Szakcs et al .2006). Pengujian pada kombinasi dari agen biasanya dirancang untuk meningkatkan
aktivitas agen primer atau menghambat jalur yang berbeda untuk menghindari resistensi obat pada
agen utama . Keuntungan penting menggunakan kombinasi obat adalah untuk mencegah
perkembangan resistensi obat selama terapi kanker tanpa meningkatkan efek samping yang
diketahui dari masing-masing obat . Meskipun diyakini bahwa pertumbuhan tumor dan metastasis
adalah mekanisme yang beradaptasi, dosis tinggi obat tunggal dapat mencegah mekanisme
resistensi in vitro dalam beberapa kasus ( Kim et al . 2008). Namun,resimen multi-drug dengan
kombinasi sinergis telah terbukti lebih berhasil pada pasien , mungkin karena heterogenitas sel
dalam tumor dan faktor dari pasien. Sayangnya , pengobatan multi-drug membutuhkan rejimen dosis
yang rumit . Sistem penghantaran nanopartikel menawarkan solusi untuk kedua pendekatan
tersebut . Penghantaran obat tunggal dalam bentuk nanopartikel dalam konsentrasi obat meningkat
pada tumor, memungkinkan dosis yang lebih tinggi dibandingkan dengan obat gratis menggunakan
kedua non-target dan pengiriman ditargetkan . Nanopartikel juga dapat direkayasa untuk membawa
beberapa obat yang disampaikan bersama-sama dalam satu partikel dengan mengontrol laju
pelepasan dari masing-masing obat, mencegah kebutuhan untuk rejimen dosis multi-drug yang rumit
dan meningkatkan kepatuhan pasien .
3.2 Non - Target Nanopartikel
Nanopartikel non-target yang beredar dalam darah telah terbukti secara signifikan meningkatkan
bioavailabilitas obat dan akumulasi dalam sel tumor melalui peningkatan permeabilitas dan efek
retensi ( EPR ) (Gambar 4 ). Efek EPR memungkinkan penargetan pasif nanopartikel pada tumor
akibat kelainan patologis dalam pembuluh darah tumor ( Maeda 2001; Minko et al 2000.). Gap
Interendothelial yang cacat meningkatkan permeabilitas pembuluh darah pada tumor, yang
memungkinkan ekstravasasi nanopartikel sampai 400 nm ( Hobbs et al . 1998). Akumulasi
nanopartikel adalah lebih ditingkatkan karena drainase limfatik buruk pada tumor. Pelepasan lokal
obat anti - kanker dari nanocarriers dalam ruang ekstravaskuler menghasilkan peningkatan
konsentrasi obat intra - tumoral . Secara umum, obat hidrofobik dirilis pada ekstrasel akan menyebar
dan akan diambil oleh sel-sel kanker, yang mengarah ke peningkatan sitotoksisitas tumor. Karena
populasi sel kanker , densitas sel, ekspresi antigen, mikroenvironment , dan densitas pembuluh
darah yang berbeda secara signifikan di seluruh kanker berbeda dan bahkan di dalam situs
metastasis primer dan sekunder , biodistribusi nanopartikel dan waktu sirkulasi yang merupakan
parameter penting untuk kanker terapi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku farmakokinetik nanopartikel , tetapi muatan
permukaan , ukuran, bentuk nanopartikel dan sifat stealth adalah faktor yang paling kritis ( Alexis et
al 2008b ; . Li dan Huang 2008a ) . Seperti dijelaskan dalam bagian teknologi nanopartikel di atas ,
lima jenis umum nanopartikel disetujui atau dalam tahap akhir uji klinis , termasuk konjugasi polimer
- obat, misel , berbasis protein pembawa , liposom , dan nanopartikel polimer. Secara keseluruhan,
nanopartikel non-target terakumulasi dalam tumor tikus model xenograft di kisaran 1-4 % dari ID / g
jaringan , meskipun angka-angka ini sulit untuk dibandingkan karena penilaian pasca injeksi waktu
yang berbeda ( Alexis et al 2008b ; . Soepenberg et al . 2005). Konjugasi polimer - obat yang terkecil
( 1-20 nm) dan memiliki sirkulasi paruh pada manusia mulai dari jam ke hari tergantung pada sistem.
Untuk pengetahuan kita , dekstran - camptothecin ( DE - 310 ) memiliki waktu paruh sirkulasi
terpanjang ( ~ 300 h) pada manusia dan telah terbukti memiliki toksisitas utama dibandingkan
dengan formulasi obat bebas dalam fase klinis II uji coba ( Soepenberg et al . 2005). Namun,
keberhasilan terapi yang mungkin dibatasi oleh dosis yang rejimen dibandingkan dengan PEG camptothecin dan konjugasi poliglutamat camptothecin (masing-masing 7.000 dan 25 mg m-2 )
( Homsi et al . 2007). Hasil ini menggarisbawahi perbedaan yang signifikan dari parameter
farmakokinetik menggunakan konjugasi polimer - obat yang berbeda karena pembebanan yang
berbeda , profil pelepasan , dan bobot molekuler dari carrier. Hal ini juga berlaku untuk waktu paruh
sirkulasi polimer - obat konjugasi lainnya
Seperti konjugat HPMA-drug, konjugat drug- poliglutamat, konjugat dekstran-drug dan obat-obatan
pegylated seperti PEG arginin deaminase ( Hepacid , 7 hari ) dan PEG - camptothecin ( Prothecan
, 40 h) ( Ascierto et al . 2005; Posey et al . 2005). Secara umum, nanopartikel yang lebih besar
seperti misel dan liposom tampaknya memiliki waktu paruh sirkulasi dalam darah lebih pendek ( 250 jam), tetapi dosis toleransi maksimum dapat lebih tinggi . Rumusan Genexol - PM paclitaxel
adalah diberikan dengan dosis dua kali lipat lebih tinggi daripada HPMA - paclitaxel ( PNU166945 )
dan poliglutamat -paclitaxel ( Xyotax ). Namun, tidak jelas apakah waktu paruh sirkulasi atau dosis
toleransi maksimum adalah yang paling penting untuk akumulasi optimum dalam jaringan tumor .
Misalnya, polycyclodextrin - camptothecin misel ( IT - 101 ) dan konjugat PEG - camptothecin
menunjukkan waktu paruh sirkulasi serupa tetapi secara signifikan akumulasi obat pada model
xenograft tumor berbeda. Namun, hal ini mungkin karena model xenograft berbeda yang digunakan .
Sayangnya , sulit untuk membandingkan kemanjuran sistem terapi yang berbeda pada manusia
karena pasien yang berbeda populasi dan tahap penyakit . Data klinis menunjukkan bahwa sirkulasi
paruh dan biodistribusi nanopartikel terkait dengan sifat fisikokimia kendaraan . Hal ini konsisten
dengan biodistribusi in vivo dan waktu paruh sirkulasi menggunakan model hewan ( Alexis et al .
2008b). Selain itu, juga menetapkan bahwa polimer hidrofilik seperti PEG dapat dicangkokkan ,
terkonjugasi , atau diserap ke permukaan nanopartikel untuk membentuk korona yang menyediakan
stabilisasi sterik dan menganugerahkan khasiat " stealth" dengan mengurangi penyerapan protein
dan clearance yang cepat
Nanoteknologi adalah manipulasi materi pada skala atomik dan skala molekular. Diameter atom
berkisar antara 62 pikometer (atom Helium) sampai 520 pikometer (atomCesium), sedangkan
kombinasi dari beberapa atom membentuk molekul dengan kisaran ukuran nano. Deskripsi awal
dari nanoteknologi mengacu pada tujuan penggunaan teknologi untuk memanipulasi atom dan
molekul untuk membuat produk berskala makro.[1][2] Deskripsi yang lebih umum adalah manipulasi
materi dengan ukuran maksimum 100 nanometer.