Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH NANO TECHNOLOGY

BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pembuatan makalah ini akan dibahas Teknologi Nano. Sesuai dengan
namanya, Nanoteknologi adalah ilmu pengetahuan teknologi dengan skala
nanometer. Nanoteknologi ini merupakan teknologi masa depan. Hal ini dibuktikan
dengan adanya nanoteknologi, semua kebutuhan manusia dapat terselesaikan.
Sejumlah terobosan yang penting terjadi di dalam nanoteknologi. Pengembangan ini
ditemukan dan digunakan di dalam aplikasi produk di seluruh dunia di sepanjang
abad sekarang ini.
1.2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dari Teknologi Nano ?
2. Apa tujuan serta fungsi Teknologi Nano ?
3. Jelaskan sejarah Teknologi Nano ?
4. Jelaskan penggunaan Teknologi Nano di masyarakat dalam kehidupan sehari
hari ?
5. Jelaskan perkembangan Teknologi Nano ?
6. Jelaskan perkembangan Teknologi Nano di Indonesia ?
7. Jelaskan prospek perkembangan Teknologi Nano di masa depan ?
1.3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tujuan
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui

pengertian dari Teknologi Nano


tujuan beserta fungsi dari Teknologi Nano
sejarah dari Teknologi Nano
penggunaan Teknologi Nano dalam kehidupan
perkembangan dari Teknologi Nano
perkembangan Teknologi Nano di Indonesia
prospek Teknologi Nano di masa depan

BAB II.
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Teknologi Nano
Sesuai dengan namanya, nanoteknologi atau nanosains adalah ilmu pengetahuan
dan teknologi pada skala nanometer, atau sepermilyar meter. Nano teknologi
merupakan suatau teknologi yang dihasilkan dari pemanfaatan sifat-sifat molekul
atau struktur atom apabila berukuran nanometer. Jadi apabila molekul atau struktur
dapat dibuat dalam ukuran nanometer maka akan dihasilakan sifat-sifat baru yang
luar biasa. Sifat-sifat baru inilah yang dimanfaatkan untuk keperluan teknologi,

sehingga teknologi ini disebut nano teknologi.


2.2. Tujuan serta Fungsi Teknologi Nano
Teknologi nano saat ini berada pada masa pertumbuhannya, dan tidak seorang pun
yang dapat memprediksi secara akurat apa yang akan dihasilkan dari
perkembangan penuh bidang ini di beberapa dekade kedepan. Meskipun demikian,
para ilmuwan yakin bahwa teknologi nano akan membawa pengaruh yang penting
di bidang medis dan kesehatan; produksi dan konservasi energi; kebersihan dan
perlindungan lingkungan; elektronik, komputer dan sensor; dan keamanan dan
pertahanan dunia.
Nanoteknologi sudak banyak digunakan dalam bidang sains, antara lain biomedis,
elektronik, magnetik, optik, IT, ilmu material, komputer, tekstil, kosmetika, bahkan
obat-obatan.
Fungsi dan Keunggulan:
1.
Menghemat biaya produksi serta meningkatkan produktifitas.
2. Merangsang pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah.
3. Mengandung unsur hara makro, mikro dan protein tinggi sebagai hasil
senyawa organik bahan alami nabati dan hewani yang mengandung sel sel hidup
aktif.
4. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit
sekaligus menekan populasi hama dan
penyakit tanaman.
5. Mencegah kelayuan dan kerontokan daun dan buah.
6. Mempercepat panen
7. Aman digunakan karena sangat bersahabat dengan lingkungan dan tidak
membunuh musuh alami
8. Dapat digunakan bersaman dengan cairan jenis lain(insektisida)
9. Dapat diaplikasikan pada semua jenis tanaman.
2.3. Sejarah Teknologi Nano
Istilah "nanoteknologi" ditakrifkan buat pertama kali oleh Norio Taniguchi , Profesor
Universiti Sains Tokyo , pada tahun 1974 dalam kertas kerjanya, " Mengenai Konsep
Asas 'Nanoteknologi', " sebagai berikut: "'Nanoteknologi' terdiri terutamanya
daripada pemprosesan bahan-bahan melalui pemisahan, penyatuan, dan
pencacatan bentuk oleh sebiji atom atau sebiji molekul." Istilah "nanoteknologi"
didefinisikan pertama kali oleh Norio Taniguchi , Profesor Universiti Sains Tokyo ,
pada tahun 1974 dalam kertas kerjanya, "Tentang Konsep Dasar 'Nanoteknologi',"
sebagai berikut: "'Nanoteknologi' terdiri terutama dari pemrosesan bahan-bahan
dalam pemisahan, persatuan, dan pencacatan bentuk oleh sebiji atom atau sebiji
molekul. "
Pada dekad 1980-an , idea asas untuk takrif ini diperiksa dengan teliti oleh Dr. Pada
dekade 1980-an , ide dasar untuk definisi ini diperiksa dengan teliti oleh Dr. Eric
Drexler . Eric Drexler . Beliau mempromosikan keertian teknologi untuk fenomenafenomena dan peranti-peranti skala nano melalui ucapan-ucapan dan bukubukunya, " Enjin-enjin Penciptaan: Era Nanoteknologi Yang Akan Datang " ( Engines
of Creation: The Coming Era of Nanotechnology ) dan " Sistem-sistem Nano: Jentera

Molekul, Pengilangan dan Pengiraan " ( Nanosystems: Molecular Machinery,


Manufacturing, and Computation , ISBN 0-471-57518-6 ) dan disebabkan beliau,
istilah itu memperoleh maksud kini. Ia mempromosikan keertian teknologi untuk
fenomena-fenomena dan perangkat-perangkat skala nano melalui ucapan-ucapan
dan buku-bukunya, " Mesin-mesin Penciptaan: Era Nanoteknologi Yang Akan Datang
"(Engines of Creation: The Coming Era of nanotechnology) dan" Sistem- sistem
Nano: Jentera Molekul, pembuatan dan Penghitungan "(Nanosystems: Molecular
Machinery, Manufacturing, and Computation, ISBN 0-471-57518-6 ) dan disebabkan
beliau, istilah itu memperoleh maksud kini.
2.4. Teknologi Nano di masyarakat dalam kehidupan sehari hari
a. Dalam bidang kesehatan, melalui nanoteknologi dapat diciptakan mesin nano
yang disuntikan ke dalam tubuh guna memperbaiki jaringan atau organ tubuh yang
rusak. Penderita hipertensi, misalnya, kini tak perlu lagi disuntik atau mengonsumsi
obat, cukup hanya disemprot saja ke bagian tubuh tertentu. Nanoteknologi
mencakup pengembangan teknologi dalam skala nanometer, biasanya 0,1 sampai
100 nm (satu nanometer sama dengan seperseribu mikrometer atau sepersejuta
milimeter). Untuk industri logam, dapat diciptakan sebuah materi logam alternatif
yang murah, ringan dan efisien, yang dapat menekan biaya produksi kendaraan,
mesin dan lainnya. Nanoteknologi telah dapat merekayasa obat hingga dapat
mencapai sasaran dengan dosis yang tepat, termasuk peluang untuk mengatasi
penyakit-penyakit berat seperti tumor, kanker, HIV dan lain lain.
b. Aplikasi nanoteknologi dalam industri sangat luas yaitu orang dapat membuat
pesawat ruang angkasa dari bahan komposit yang sangat ringan tetapi memiliki
kekuatan seperti baja. Orang dapat memproduksi mobil yang beratnya hanya 50
kilogram.
c. Mantel hangat yang sangat tipis dan ringan bisa menjadi tren di masa
mendatang dengan bantuan nanoteknologi.
d. Bidang teknologi tahan gempa
Nanoteknologi jadikan beton kokoh dan tahan gempa. Konstruksi bangunan menjadi
dua kali lebih kokoh, tahan gempa, kedap air laut dengan ditemukannya bahan
konstruksi nanosilika, suatu jenis mineral yang melimpah ruah di Indonesia dan
diolah melalui teknologi nano.Dengan mencampur beton dengan 10 persen bahan
nano-silica, kekuatan bertambah menjadi dua kali lipatnya.
2.5. Perkembangan Teknologi Nano
Berdasarkan sejarah perkembangan nanoteknologi, kesimpulan ilmu dan teknologi
nano secara garis besar adalah suatu kemampuan para ilmuwan dalam
menggunakan implementasi ilmu (khususnya perpaduan antara ilmu fisika dan
kimia) dalam rangka mengatur atau memanipulasi susunan molekul atau atom
pada skala nano untuk mencapai tujuan tertentu. Realita yang dapat kita saksikan
secara nyata di Indonesia adalah bukti nyata upaya miniaturisasi produk dan
informasi.
Sejak tahun 2008, beragam produk nano telah beredar di sekeliling kita.

Implementasi-implementasi dari nanoteknologi ini dapat berupa lapisan pelindung,


peralatan, aksesoris otomotif, komputer, hingga makanan dan kemasan.
Berdasarkan beragam berita yang beredar dalam masyarakat global, terlihat jelas
bahwa para ilmuwan, pelaku industri, dan bahkan lembaga pemerintah maupun
masyarakat dunia sedang menaruh perhatian besar pada nanoteknologi, khususnya
mereka yang berada di Eropa. Perhatian tersebut tidak hanya ditujukan sebagai
upaya untuk mengenal nanoteknologi, namun juga potensi, aplikasi dan bahkan
risiko ilmu maupun aplikasi nanoteknologi di berbagai sektor. Sementara pada
tahun 2001 Presiden Bill Clinton telah meluncurkan proyek NNI (National
Nanotechnology Initiative). Pada pertengahan tahun 2004, Komisi Eropa juga turut
berusaha dalam menyatukan diskusi tentang nanoteknologi untuk mengusulkan
strategi bertanggung jawab dan terintegrasi untuk kepentingan Eropa. Jika
berbicara tentang wilayah Asia, maka Jepang adalah salah satu negara yang paling
responsif terhadap topik ini. Minister of Education, Culture, Sports, Science and
Technology (MEXT) Jepang telah mendirikan nanonet (Nanotechnology Network
Centre) sejak lama. Nanonet ditujukan untuk menyediakan akses bagi para peneliti
nanoteknologi terhadap beragam fasilitas penelitian yang modern di tiga belas
institusi yang turut berpartisipasi dalam nanonet ini. Tidak hanya Jepang, namun
negara-negara seperti Korea, Shanghai, dan China pun telah menunjukkan
minatnya pada nanoteknologi.
2.6. Perkembangan Teknologi Nano di Indonesia
Pemerintah Indonesia belum menunjukkan minat yang besar maupun prioritas
terhadap topik ini. Lembaga pemerintah maupun lembaga penelitian yang
membahas topik ini pun masih sangat terbatas. Pengembangan nanoteknologi
terkesan ditempatkan di bawah ilmu-ilmu lain yang sudah mapan tanpa
mempertimbangkan potensi besar yang berada di balik ilmu dan teknologi nano.
Meskipun beberapa ilmuwan Indonesia telah berhasil membuktikan kemampuan
mereka yang diakui oleh masyarakat global dalam rangka mendukung
perkembangan nanoteknologi, namun pihak pemerintah Indonesia tampak kurang
memberikan apresiasi yang berarti. Padahal, jika dipertimbangkan kembali,
nanoteknologi mungkin saja menjadi solusi yang memajukan bagi Indonesia
mengingat beragam sumber daya alam yang berada di Indonesia. Sumber daya
alam tersebut dapat menjadi sumber bahan baku yang berarti bagi nanoteknologi.
Di lain pihak nanoteknologi menjadikan beton konstruksi bangunan dua kali lebih
kokoh, tahan gempa, kedap air laut dengan ditemukannya bahan konstruksi
nanosilika, suatu jenis mineral yang melimpah ruah di Indonesia dan diolah melalui
teknologi nano. Dengan mencampur beton dengan 10 persen bahan nano-silica,
kekuatan bertambah menjadi dua kali lipatnya.
Pengembangan nanoteknologi di Indonesia tidak kalah gaungnya. Diakui bersama
bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam mineral yang melimpah untuk
digunakan sebagai bahan baku nanomaterial dan sumber energi. Sejak didirikannya
Masyarakat Nano Indonesia (MNI) tahun 2005, penelitian dan pengembangan
(litbang) nanoteknologi kian gencar dilakukan oleh peneliti/perekayasa baik di

lembaga riset maupun universitas. Dukungan pemerintah mengalir dengan


dikeluarkannya Roadmap Pengembangan Industri Berbasis Nanoteknologi oleh
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tahun 2008. Bidang material maju yang
mayoritas berbasis nanoteknologi juga menjadi salah satu bidang fokus dalam
Agenda Riset Nasional (ARN) Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Hasil
survei terhadap industri juga menunjukkan bahwa 20.3% industri di Indonesia
sudah menerapkan nanoteknologi, meskipun hampir 89% bahan bakunya masih
impor. Kondisi di atas menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang dan potensi
baik secara sumber daya manusia maupun stackholder untuk melakukan
pengembangan nanoteknologi untuk mengatasi permasalahan di masyarakat.
Berbagai produk berteknologi nano, seperti komputer, produk elektronika, kosmetik,
pupuk, bahan polimer, suplemen makanan hingga ramuan herbal membanjiri
Indonesia. Sayangnya semua produk itu menggunakan teknologi nano impor,
bukan hasil karya para peneliti Indonesia yang sebenarnya telah menguasai
teknologi tersebut.
2.7. Prospek Perkembangan Teknologi Nano di Masa Depan
Nanoteknologi datang dengan berbagai aspek dan salah satunya adalah
kemampuan untuk mengatasi persoalan polusi.
Pertama, dengan kemajuan nanoteknologi akan menyebabkan berkurangnya
penggunaan bahan bakar pada teknologi transportasi. Akibatnya polusi udara dari
gas hidrokarbon dapat di minimalisir dan bahkan di tiadakan. Ini dapat terjadi
karena nanoteknologi akan menemukan produk baru yang sangat ringan tapi
sangat kuat untuk menggantikan baja jadi berat kendaraan yang berkurang akan
mengurangi penggunaan bahan bakar minyak 10-20 % per kilometer.
Kedua, industri-industri yang menerapkan nanoteknologi akan mengemisikan gas
buangan dan limbah yang sangat sedikit sekali. Ini terjadi karena sensitivitas
fabrikasi barang berbasis nanoteknologi yang sangat tinggi terhadap gas kotor dan
limbah.
Ketiga, penggunaan nanofilter akan mampu menyaring debu-debu yang berukuran
dibawah orde 1 mikron. Polusi disebabkan pengatur udara oleh gas, debu dan
partikel. Masalahnya hanya bagi debu yang berukuran dibawah 1 mikronmeter
masih lolos dari filter konvensional. Dengan menggunakan nanofilter personal ini
dapat diatasi.
Keempat, pembuatan berbagai barang industri berbasis nanoteknolgi akan
memerlukan bahan yang sangat sedikit namun kualitasnya sama dengan atau lebih
dari prosduk konvensional.
Kelima, solar cell yang efisiensinya tinggi akan ditemukan lewat nanoteknologi.
Solar cell ini memiliki efisiensi tinggi dan akhirnya mengurangi pemakaian sumber
energi senyawa karbon (minyak bumi dan batu bara).
Keenam, penemuan bateray dan fuel cell berkapasitas tinggi serta daya hidup lama
dengan nanoteknologi akan membantu mengurangi tekanan polusi pada konsumsi
yang besar. Nanoteknologi akan menemukan bahan-bahan elektroda yang memiliki
potensial elektrokimia yang tinggi sehingga memiliki daya hantar listrik yang tinggi

karena tidak terjadi penumpukan muatan pada elektroda. Hal ini memungkinkan
pembuatan bateray berkapasitas tinggi dan berdaya hidup lama. Sedangkan untuk
saat ini telah ditemukan fuel cell berkapasitas tinggi seperti dari metanol yang
dipakai pada laptop NEC dengan lama hidup 5 jam dan tahun 2005 telah
mengeluarkan produk dengan lama hidup 40 jam. Kedua sumber energi diatas akan
sangat optimal pada era nanoteknologi dan menjadi ancaman bagi sumber energi
minyak bumi dan batu bara.
Nanoteknologi, Revolusi IPTEK dan Industri
Diperkirakan, paling lambat rahun 2015 dunia akan memasuki era nano teknologi.
Pada era ini akan ada banyak industri yang ditutup. Pada saat itu akan terjadi
Revolusi Industri ke II setelah Revolusi Industri pada abat ke 18. Industri
konvensional yang ada akan gulung tikar, karna selain memakan biaya produksi
yang sangat besar, produk konvensional juga menghasilkan polusi yang cukup
besar bagi dunia. Hal inilah yang mungkin akan menjadi pertimbangan dari
organisasi dunia PBB untuk melahirkan kebijakan penyelamatan lingkungan hidup
dengan mengurangi pemanasan global demi keselamatan dunia. Pada saat itu akan
ada resolusi yang memaksa industri untuk memproduksi produk-produk yang ramah
lingkungan.
Disinilah letak kelebihan dari nanoteknologi walaupun teknologi ini masih dalam
pengembangan dan kajian, namun satu hal yang pasti dari produk ini adalah ramah
lingkungandan memiliki kepastian. Dengan demikian nanoteknologi adalah produk
iptek yang sangat tepat untuk masa yang akan datang. Jadi bersiaplah untuk
menyambut nano teknologi dan Revolusi Iptek dan Industri
BAB. III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Nanoteknologi telah merubah cara pandang manusia terhadap iptek itu sendiri.
Dengan menguasai nanoteknologi manusia merasa dapat mewujudkan semua
impiannya untuk menciptakan material apa saja di dunia ini. Dalam level nano
(sepermilyar meter), atom demi atom atau molekul demi molekul dapat disusun dan
dimanipulasi sesuai keinginan kita sehingga tidak terjadi pemborosan atau
ketidakefisienan partikel seperti pada material dalam paradigma iptek selama ini.
Oleh karena itu nanoteknologi telah men-generate konsep-konsep baru dalam
berbagai bidang iptek. Diyakini bahwa nanoteknologi akan membawa revolusi pada
seluruh aspek kehidupan manusia dalam waktu yang singkat dengan dampak
melebihi empat revolusi yang terjadi sebelumnya.
Saran
Pergunakan teknologi yang ada menjadi alat dalam membantu setiap pekerjaan.
Tapi bukan berarti teknologi tersebut menguasai kemampuan yang ada dalam diri
kita.

Bertujuan untuk mendapatkan masukan dalam penyusunanroadmap teknologi nano untuk produk
kesehatan dan obat yang telah berkembang begitu pesat terutama dalam 10 tahun terakhir ini,
BPPT telah mengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas tentang Perkembangan
Terkini Riset dan Aplikasi Teknologi Nano di Institusi Litbang dan Industri Farmasi - Kesehatan serta
Kesiapan Regulasinya, di Lecture Theater LAPTIAB BPPT, PUSPIPTEK Serpong (12/7).
Potensi aplikasi teknologi nano dalam bidang farmasi dan kesehatan sangat diperlukan dengan segera
untuk penyususnan roadmap teknologi nano produk farmasi dan kesehatan, ungkap Direktur Pusat
Teknologi Farmasi dan Medika (PTFM) BPPT, Rifatul Widjhati pada kesempatan tersebut.

Dalam konteks produk farmasi dan obat, ahli teknologi nano dari Sekolah Farmasi ITB, Heni Rachmawati
menjelaskan bahwa suatu partikel dikatakan berukuran nano jika berdiameter antara 1-100 nm. Ukuran
partikel nano tersebut akan meningkatkan sifat kelarutan obat, transportasi dan pelepasan senyawa
aktif yang terkontrol serta memperbaiki stabilitas obat yang bersangkutan.
Pada gilirannya, sambungnya, pemanfatan teknologi nano dalam produk farmasi dapat menekan biaya
dan efek toksik suatu obat pada dosis terapinya. Hal demikian juga disampaikan oleh ahli teknologi
nano

dari

Departemen

Teknik

Kimia

UI,

Muhammad

Sahlan

dari

hasil

penelitiannya.

Manfaat casein sebagai pembawa propolis yang bermanfaat dalam sediaan sunscreen.
Selain dari pihak akademisi, Wahono Sumaryono selaku penasehat ahli Deputi Bidang TAB-BPPT
menyampaikan bahwa dalam pengembangan teknologi nano untuk produk farmasi dan kesehatan
bukan hanya diperlukan sinergi dari perguruan tinggi, melainkan juga diperlukan kerjasama dengan
pihak bisnis dan pemerintah yang harus terjalin dengan baik dan menguntungkan semua pihak.
Senada dengan Wahono, Direktur Pengawasan Produksi Produk Terapeutik dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga BPOM, A. Retno Tyas Utami menekankan akan pentingnya penyusunan pedoman
maupun standar uji dalam menilai mutu suatu obat dari produk teknologi nano. Dalam penyusunannya
harus melibatkan ahli teknologi nano dari berbagai kalangan baik institusi litbang maupun perguruan
tinggi.
Sementara itu, dari pihak industri, Yohannes Sutasurya selaku Manajer R&D dari PT. Bintang Toejoe
menyampaikan bahwa perusahaan di bawah naungan Kalbe Group telah memasarkan produk-produk
farmasi yang berbasis nano teknologi, meskipun bahan bakunya masih diimpor. Pihak industri juga
berkeinginan adanya informasi dan data base tentang hasil riset dan produk produk teknologi nano dari
institusi riset dalam negeri yang bisa diaplikasikan secara cepat," ungkapnya lebih lanjut. (twbTAB/humas)

Nanoteknologi dan Manfaatnya bagi Manusia


Teknologi nano saat ini berada pada masa pertumbuhannya, dan tidak seorang pun yang dapat
memprediksi secara akurat apa yang akan dihasilkan dari perkembangan penuh bidang ini di
beberapa dekade kedepan. Meskipun demikian, para ilmuwan yakin bahwa teknologi nano akan

membawa pengaruh yang penting di bidang medis dan kesehatan; produksi dan konservasi
energi; kebersihan dan perlindungan lingkungan; elektronik, komputer dan sensor; dan keamanan
dan pertahanan dunia.
Nanoteknologi sudak banyak digunakan dalam bidang sains, antara lain biomedis, elektronik,
magnetik, optik, IT, ilmu material, komputer, tekstil, kosmetika, bahkan obat-obatan.
Sejarah Nanoteknologi
Istilah "nanoteknologi" ditakrifkan buat pertama kali oleh Norio Taniguchi , Profesor Universiti
Sains Tokyo , pada tahun 1974 dalam kertas kerjanya, " Mengenai Konsep Asas
'Nanoteknologi', " sebagai berikut: "'Nanoteknologi' terdiri terutamanya daripada pemprosesan
bahan-bahan melalui pemisahan, penyatuan, dan pencacatan bentuk oleh sebiji atom atau sebiji
molekul." Istilah "nanoteknologi" didefinisikan pertama kali oleh Norio Taniguchi , Profesor
Universiti Sains Tokyo , pada tahun 1974 dalam kertas kerjanya, "Tentang Konsep Dasar
'Nanoteknologi'," sebagai berikut: "'Nanoteknologi' terdiri terutama dari pemrosesan bahanbahan dalam pemisahan, persatuan, dan pencacatan bentuk oleh sebiji atom atau sebiji molekul. "
Pada dekad 1980-an , idea asas untuk takrif ini diperiksa dengan teliti oleh Dr. Pada dekade
1980-an , ide dasar untuk definisi ini diperiksa dengan teliti oleh Dr. Eric Drexler . Eric Drexler .
Beliau mempromosikan keertian teknologi untuk fenomena-fenomena dan peranti-peranti skala
nano melalui ucapan-ucapan dan buku-bukunya, "Enjin-enjin Penciptaan: Era Nanoteknologi
Yang Akan Datang " ( Engines of Creation: The Coming Era of Nanotechnology ) dan " Sistemsistem Nano: Jentera Molekul, Pengilangan dan Pengiraan " ( Nanosystems: Molecular
Machinery, Manufacturing, and Computation , ISBN 0-471-57518-6 ) dan disebabkan beliau,
istilah itu memperoleh maksud kini. Ia mempromosikan keertian teknologi untuk fenomenafenomena dan perangkat-perangkat skala nano melalui ucapan-ucapan dan buku-bukunya,
" Mesin-mesin Penciptaan: Era Nanoteknologi Yang Akan Datang "(Engines of Creation: The
Coming Era of nanotechnology) dan" Sistem- sistem Nano: Jentera Molekul, pembuatan dan
Penghitungan "(Nanosystems: Molecular Machinery, Manufacturing, and Computation, ISBN 0471-57518-6 ) dan disebabkan beliau, istilah itu memperoleh maksud kini.
Teknologi kini menggunakan istilah 'nano' tidak terlalu berkaitan dan agak jauh dengan matlamat
teknologi perubahan dan istimewa bagi cadangan pengilangan molekul, tetapi istilah tersebut
sering membawa kepada idea tersebut. Teknologi kini menggunakan istilah 'nano' tidak terlalu
berhubungan dan agak jauh dengan tujuan teknologi perubahan dan istimewa bagi cadangan
pengilangan molekul, tetapi istilah tersebut sering membawa kepada idea tersebut. Maka,
mungkin berbahaya yang "buih nano" akan terbentuk daripada penggunaan istilah tersebut oleh
para saintis dan usahawan untuk mendapatkan keuntungan, tanpa menghiraukan (dan mungkin
kurang) minat dalam kemungkinan perubahan kerja yang lebih kelihatan berwawasan tinggi dan
jauh. Maka, mungkin berbahaya yang "buih nano" akan terbentuk dari petunjuk istilah tersebut
oleh para ilmuwan dan pengusaha untuk mendapatkan keuntungan, tak peduli (dan mungkin
kurang) minat dalam kemungkinan perubahan kerja yang lebih terlihat berwawasan tinggi dan
jauh.
Bahan yang bertambah secara nanoteknologi akan mengurangkan berat dan diikuti dengan
bertambahnya kestabilan dan kegunaan. Bahan yang bertambah secara nanoteknologi akan
mengurangi berat dan diikuti dengan bertambahnya stabilitas dan penggunaan.

Definisi Nanoteknologi
Nanoteknologi adalah sebuah cabang ilmu yang berfokus pada materi-materi pada ukuran antara
1 hingga 100 nanometer (1 nm = 10 -9 meter ). Pada dasarnya, nanoteknologi ialah peluasan
sains-sains yang sedia ada ke skala nano. Pada dasarnya, nanoteknologi adalah perluasan ilmuilmu yang ada ke skala nano.
Salah satu aspek skala nano yang terpenting adalah bahwa semakin objek-objek menjadi kecil,
semakin besar nisbahnya antara luas permukaan dengan isi padu. Salah satu aspek skala nano
yang terpenting adalah bahwa semakin benda menjadi kecil, semakin besar nisbahnya antara luas
permukaan dengan volume. Fenomena ini telah memungkinkan penciptaan bahan-bahan yang
menarik serta penggunaan-penggunaan yang baru. Fenomena ini telah memungkinkan
penciptaan bahan-bahan yang menarik serta petunjuk-petunjuk yang baru.
Umpamanya, bahan-bahan yang legap menjadi lut sinar (tembaga); bahan-bahan yang stabil
menjadi bahan boleh bakar (aluminium); pepejal menjadi cecair pada suhu bilik (emas); dan
penebat menjadi konduktor (silikon). Umpamanya, bahan-bahan yang legap menjadi transparan
(tembaga); bahan yang stabil menjadi bahan dapat bakar (aluminium); padat menjadi cair pada
suhu kamar (emas); dan insulator menjadi konduktor (silikon). Kejayaan-kejayaan cemerlang
dalam nanoteknologi telah menghasilkan alat-alat solek dan losen-loesen pelindung cahaya
matahari yang lebih baik, serta seluar kalis air. Perolehan-perolehan cemerlang dalam
nanoteknologi telah menghasilkan alat-alat solek dan losion-loesen pelindung sinar matahari
yang lebih baik, serta celana kedap air.
Teknologi-Nano adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran sangat kecil.
Materi atau devais ini berada pada ranah 1 hingga 100 nanometer (nm). Satu nm sama dengan
satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut
manusia. Saintis menyebut ukuran pada ranah 1 hingga 100 nm ini sebagai skala nano
(nanoscale), dan material yang berada pada ranah ini disebut sebagai kristal-nano (nanocrystals)
atau material-nano (nanomaterials).
Beberapa terobosan penting telah muncul di bidang nanoteknologi. Pengembangan ini dapat
ditemukan di berbagai produk yang digunakan di seluruh dunia. Sebagai contohnya adalah
katalis pengubah pada kendaraan yang mereduksi polutan udara, devais pada komputer yang
membaca-dari dan menulis-ke hard disk, beberapa pelindung terik matahari dan kosmetik yang
secara transparan dapat menghalangi radiasi berbahaya dari matahari, dan pelapis khusus pakaian
dan perlengkapan olahraga yang dapat meningkatkan kinerja dan performa atlit. Hingga saat ini
para ilmuwan yakin bahwa mereka baru menguak sedikit dari potensi teknologi nano.
Aplikasi Teknologi Nano

Teknologi Nano adalah teknologi masa depan. Diperkirakan dalam 5 tahun kedepan seluruh
aspek kehidupan manusia akan menggunakan produk-produk yang menggunakan teknologi nano
yang diaplikasikan dalam bidang :
1. Medis & Pengobatan
Molekul dalam skala nano yang bersifat multifungsi untuk mendeteksi kanker dan untuk
penghantaran obat langsung ke sel target.

Molekul nano menempel pada sel kanker


2. Farmasi
Sebagian besar obat-obatan dan kosmetika yang beredar di pasaran saat ini bekerjanya kurang
optimal disebabkan karena zat aktifnya :
1.

memiliki tingkat kelarutan yang rendah.

2.

membutuhkan lemak agar dapat larut.

3.

mudah teragregasi menjadi partikel besar

4.

tidak mudah diabsorpsi dan dicerna

3. Kosmetik

Terobosan nanoteknologi dalam bidang kosmetika dan obat-obatan mampu menciptakan bahan
kosmetika dan obat-obatan dengan efektivitas yang jauh lebih baik. Sebagai contoh adalah
penggunaan liposom dalam formula obat dan kosmetika.
Liposom adalah vesikel berbentuk spheris dengan membran yang terbuat dari dua lapis fosfolipid
(phospholipid bilayer), yang digunakan untuk menghantarkan obat atau materi genetik ke dalam
sel. Liposom dapat dibuat dari fosfolipid alamiah dengan rantai lipid campuran ataupun
komponen protein lainnya. Bagian phospholipid bilayer dari liposom dapat menyatu
dengan bilayer yang lain seperti membran sel, sehingga kandungan dari liposom dapat
dihantarkan ke dalam sel. Dengan membuat liposom dalam formula obat atau kosmetika,
akhirnya bahan yang tidak bisa melewati membran sel menjadi dapat lewat. Manfaat sistem
penghantaran zat aktif kosmetika dengan menggunakan liposom berukuran 90 nm adalah :
1. Mampu menghantarkan zat aktif sampai lapisan bawah kulit.
2. Mampu menghantarkan zat aktif lebih cepatk, sehingga didapatkan recovery yang lebih cepat
pula.

Sindonews.com - Era nanoteknologi di Indonesia saat ini mulai berkembang. Sejak


masuk ke Indonesia pada lima tahun lalu, nanoteknologi telah membawa banyak
manfaat

pada

dunia

industri

dan

obat-obatan.

Bahkan saat ini sudah ada obat yang menerapkan tehnologi modern ini. Misalnya saja,
obat

untuk

vitamin

dan

penyakit

lokal

seperti

nyeri

sendi.

Proses riset terhadap teknologi di dunia farmasi pun terus berkembang, sehingga ke
depan dunia obat-obatan dapat menghasilkan formula rendah dosis namun tetap tepat
sasaran.
Nanoteknologi farmasi merupakan ilmu-ilmu farmasi yang menggabungkan teknologi
farmasi, kimia farmasi, biologi farmasi, bioteknologi farmasi dan lainya. Dengan
adanyananoteknologi farmasi, katanya, tentunya memberikan peluang baru dalam
sistem penghantaran obat dan strategi dalam penargetan obat sehingga lebih tepat
sasaran.
"Tapi kami juga perlu mengetahui efek samping seperti apa yang ditimbulkan," kata
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FFUP) Wahono Sumaryono, pada
seminar internasional 'Biopolymeric Micro/nanoparticles for Drug and Protein Delivery,
di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FF UP), Jakarta, Sabtu (26/10/2013).
Seminar tersebut menampilkan pembicara dari luar negeri dan dalam negeri, seperti
adalah Prof Garnpimol C Ritthidej (Chulalangkorn University, Thailand), Jing Zhao
(National University Singapore), Dr Mike Ahern (School of Science, Institute of
Technology

Tallaght,

Dublin

Irlandia).

Sedangkan dari dalam negeri adalah Prof. Habil H. J. Freisleben (Faklutas Farmasi
Universitas Indonesia), Dr Heni Rachmawati (ITB) dan Dr Deni Rahmat (Universitas
Pancasila).
Dengan adanya nanoteknolgi, tentunya akan menguak revolusi dunia di bidang farmasi

tersebut. Karena nanoteknologi mampu mengurangi bahan baku obat, sehingga


penggunaannya

lebih

sedikit

dibandingkan

tidak

menggunakan nanoteknologi.

"Biaya bahan baku obat lebih murah dan sekidit, tetapi memang dibutuhkan investasi
besar

dalam

mengembangkan nanoteknologi,"

katanya.

Ditambahkan dia, saat ini perkembangan nanoteknologi bukan hanya di farmasi, tetapi
juga

dibidang

lainnya

seperti

kosmetik.

"Banyak industri kosmetik yang memanfaatkan keungggulan nanteknologi tersebut,"


ujarnya.

NERACA
Powered By CapricornusPerkembangan industri farmasi yang menggunakanteknologi nanosaat ini
sudah tumbuh demikian pesat. Nanoteknologi merupakan teknologi yang memungkinkan sebuah
benda dipecah dalam skala nanometer atau satu per semiliar meter dan merupakan salah satu
teknologi yang disebut-sebut mampu mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi di segala
bidang. Di dunia farmasi, nanoteknologi berperan dalam meningkatkan kualitas produksi dan
keamanan.
Ya, nanoteknologi farmasi dapat mengatasi permasalahan yang timbul dalam formulasi obat, protein,
peptida, dan asam nukleat yang menghasilkan bioavailabilitas dan efek klinis yang rendah. Saat ini
perkembangan nanoteknologi bukan hanya di farmasi, melainkan juga di bidang lainnya seperti
kosmetik.
Dalam suatu kesempatan,Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FFUP), Wahono
Sumaryono menuturkan, perkembangan nanoteknologi farmasi di Indonesia akhir-akhir ini makin
maju. Nanoteknologi farmasi merupakan ilmu-ilmu farmasi yang menggabungkan teknologi farmasi,
kimia farmasi, biologi farmasi, bioteknologi farmasi, dan lainnya.
"Dalam lima tahun terakhir ini perkembangan nanoteknologi farmasi di Indonesia cukup maju
Dengan adanya nanoteknologi farmasi, tentunya memberikan peluang baru dalam sistem
penghantaran obat dan strategi dalam penargetan obat sehingga lebih tepat sasaran. Akan tetapi,
kami juga perlu mengetahui efek samping seperti apa yang ditimbulkan," ujar Profesor Doktor
Wahono Sumaryono, Apt, di sela acara seminar internasional yang bertajuk "Biopolymeric
Micro/nanoparticles for Drug and Protein Delivery" di Aula Fakultas Farmasi Universitas Pancasila,
Jakarta belum lama ini.
Menurut dia dengan adanya nanoteknologi farmasi tentunya akan menguak revolusi dunia di bidang
farmasi tersebut karena nanoteknologi mampu mengurangi bahan baku obat sehingga
penggunaannya lebih sedikit daripada tidak menggunakan nanoteknologi.

"Biaya bahan baku obat lebih murah dan sedikit, tetapi memang dibutuhkan investasi besar dalam
mengembangkan nanoteknologi. Negara-negara di Eropa Barat, Jepang, Singapura,
bahkan Thailandperkembangan nanoteknologi sudah maju. Mereka sudah lebih dari sepuluh tahun
lalu mengembangkannya," ujar dia.
Sementara itu, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno memandang perlu peran negara
dalam mengembangkan nanoteknologi farmasi karena biaya yang dikeluarkan untuk investasi di
bidang tersebut relatif sangat besar. Jika tidak dikembangkan, Ede khawatir, Indonesia akan
tertinggal oleh negara-negara lain yang sudah mengembangkannya jauh lebih maju. "Untuk
pembuatan laboratorium nanoteknologi dibutuhkan dana sekitar Rp1 triliun sampai Rp2 triliun.
Pemerintah bisa menugasi BUMN yang berkaitan dengan hal tersebut seperti Kimia Farma ataupun
Biofarma untuk mengembangkan nanoteknologi farmasi. BUMN bidang farmasi ini bisa menjadi
ujung tombak pengembangan nanoteknologi farmasi di Indonesia," imbuh dia.

NANOTEKNOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dewasa ini pembuatan obat-obatan dalam dunia farmasi dapat dilakukan
menggunakan macam-macam teknologi. Teknologi yang berkembang saat ini
adalah nanoteknologi yang merupakan suatu design yang memanfaatkan material
dan struktur dengan ukuran berskala nanometer. Nanoteknologi sangat bermanfaat
dalam produk-produk yang dihasilkan farmasi karena obat-obat yang dihasilkan
memiliki ukuran molekul dengan skala nanometer sehingga dapat mempercepat
proses absorbsi obat. Oleh karena itu, efek terapi yang terdapat dalam obat dapat
diserap secara maksimal.
Produk-produk yang dihasilkan dalam dunia farmasi sangatlah banyak, dari sediaan
obat yang berupa obat oral, injeksi bahkan obat yang digunakan pada rectal.
Pembuatan produk-produk tersebut dapat menggunakan teknologi yang berupa
nanoteknologi. Oleh karena itu, kami mengambil spesifikasi pembahasan tentang
peranan nanoteknologi terhadap salah satu sediaan farmasi yang berupa kapsul.
Dengan demikian, kami mengangkat judul Peran Nanoteknologi Dalam Pembuatan
Kapsul.

I.2 Tujuan

- Untuk mengetahui inovasi dalam pembuatan kapsul


- Untuk mengetahui design terbaru dalam produk-produk farmasi yang
menggunakan nanoteknologi
- Untuk mengetahui aplikasi nanoteknologi dalam bidang farmasi

BAB II
PEMBAHASAN

1.

Definisi Nanoteknologi

Nanoteknologi merupakan desain, fabrikasi, karakterisasi dan pemanfaatan atas


material, struktur dan piranti yang memiliki ukuran kurang dari seratus nanometer
(1 nm = 10-9 m; 100 nm = 10-7 m) paling tidak pada satu dimensi.
Nanoteknologi berkembang karena dorongan kebutuhan pada material dengan
karakteristik bahan atau material yang tidak secara alami terdapat di alam atau
belum ditemukan. Daripada mencari material dengan karakteristik yang sesuai di
alam para peneliti mencoba meniru bagaimana alam melakukan proses manipulasi
pada skala nano dan kemudian mencoba membuat material baru dengan
nanoteknologi.
Ada dua pendekatan nominal untuk membuat material dengan nanoteknologi,
sebagai berikut :
a.

Top-down

Pembuatan struktur skala nano dengan teknik-teknik machining, coating, atomisasi,


dispersi dan etching. Cara pertama ini relatif lebih sederhana disbanding cara
kedua.
b.

Bottom-up

Disebut juga molecular nanotechnology, pembuatan struktur skala nano dengan


menyusun struktur organic maupun anorganik secara atom-per-atom atau molekulper-molekul.

2.

Perkembangan Nanoteknologi secara Global

Aktivitas pengembangan nanoteknologi secara global melonjak secara drastis pada


kurun waktu beberapa tahun terakhir, karena secara ekonomis nanoteknologi sudah
mulai menampakkan hasil yang dijanjikan.Lebih dari 500 grup riset mengklaim
bahwa aktivitas inti mereka adalah pengembangan nanoteknologi. Ratusan
perusahaan high-tech start-up mengusung dan menjual penemuan nanoteknologi
mereka.
Banyak perusahaan farmasi, kimia dan IT multinasional memiliki proyek penelitian
dan pengembangan untuk nanoteknologi. Sejak 2005 nanoteknologi telah
memasuki tipping point dan mulai berkembang cepat. Dengan prospek seperti ini,
tidaklah mengherankan apabila hampir semua negara maju telah membuat rencana
strategis serta melakukan aktivitas-aktivitas guna mengembangkan kompetensi dan
kapabilitas yang berhubungan dengan nanoteknologi.
Perkembangan riset nano-bioteknologi dapat dibagi menjadi dua yaitu aplikasi
teknologi nano ke dalam bioteknologi dan aplikasi molekul biologi sebagai material
nano. Untuk yang pertama dapat dibagi menjadi tiga berdasar kegunaannya yaitu
teknologi untuk melihat seperti pengembangan partikel nano dan penggunaan
scanning probe microscopy, kemudian teknologi untuk menganalisa dengan contoh
biochip seperti DNA dan protein chip, selanjutnya yang ketiga adalah teknologi
untuk merekayasa molekul biologi seperti berbagai kapsul nano untuk drug delivery
system, dsb.
Untuk aplikasi kedua, biologi molekul yang digunakan beragam mulai dari DNA,
peptida dan protein yang digunakan untuk membuat material nano seperti kabel
nano, tabung nano, dll. Menurut trend perkembangannya, riset nano-bioteknologi
dimulai dari aplikasi pertama dan sekarang mengarah kepada aplikasi kedua. Dari
sektor industri, investasi yang dikeluarkan untuk membentuk perusahaanperusahaan baru bidang nano-teknologi, hampir separuhnya diperuntukkan untuk
perusahaan nano-bioteknologi. Hampir seluruh dari perusahaan nano-bioteknologi
bergerak di bidang kesehatan seperti diagnostik, pencarian obat, penghantaran
obat

3.
a.

Kapsul sebagai aplikasi dari nanoteknologi


Definisi Kapsul

Merupakan bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu cangkang keras
atau lunak yang dapat larut.
b.

Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan Kapsul;


Keuntungan bentuk sediaan kapsul, antara lain:
Bentuknya menarik dan praktis

Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang memiliki
rasa dan berbau tidak enak.
Mudah ditelan dan cepat hancur/larut dalam perut sehingga obat dapat
diabsorbsi
Dapat dikombinasikan dengan beberapa macam obat dan dosis yang
berbeda sesuai dengan kebutuhan pasien
Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan tambahan
seperti pada pembuatan pil dan tablet.

Kerugian bentuk sediaan kapsul, antara lain:

Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap, karena pori-pori
kapsul tidak dapat menahan penguapan
-

Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis

Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang
kapsul
-

Tidak dapat diberikan untuk balita

Tidak dapat dibagi-bagi

4.

Peran Nanoteknologi dalam Pembuatan Kapsul

Unsur karbon (C) memang unik. Kumpulan atomnya bisa beraneka ragam bentuk,
tergantung cara atom-atom karbon itu saling mengikat satu sama lainnya. Kalau
dilihat dari jenis atomnya, arang, graphite, intan,fullerene yang ditemukan tahun
1985 berbentuk seperti bola sepak dannanotube. Bahan-bahan tersebut berasal
dari atom-atom karbon yang sama, perbedaannya terletak pada bentuk dan

susunan molekul atom-atomnya. Keunikan lainnya adalah masing-masing bentuk


mempunyai karakteristik sendiri-sendiri.
Partikel nanokarbon bermacam-macam bentuknya, diantaranya
adalah nanotube dan nanohorn. Nanotube berbentuk seperti selembar jala dengan
rongga-rongga segienam yang digulung membentuk sebuah tabung (Gambar 1).
Tabung mungil karbon dengan diameter beberapa nanometer (seperseratus juta
meter) ini, mempunyai sifat yang kuat terhadap tarikan dan tidak mudah patah jika
dilenturkan. Sifat lainnya adalah penghantar listrik yang baik. Sejak pertama kali
ditemukan pada tahun 1991 oleh Iijima Sumio, nanotube banyak diharapkan
penggunaannya pada berbagai aplikasi.
Sifat mekaniknya yang kuat, menyebabkan nanotube bila dicampurkan pada bahan
plastik akan diperoleh komposit plastik yang kuat dan ringan. Contoh produknya
dapat kita temukan pada mobil NISSAN X-trail, raket badminton NANOSPEED
produksi YONEX.
Penggunaan nano karbon lain yang menarik adalah sebagai penghantar obat kanker
atau tumor di bidang kedokteran (drug delivery system). Baru-baru ini NEC
bekerjasama dengan Japan Science and Technology Agency (JST) dan Cancer
Insitute Japan, berhasil membuat sistem penghantar obat di dalam aliran darah
menggunakan nanohorn.Nanohorn, sejenis nanotube yang salah satu ujung
silindernya meruncing dan tertutup seperti tanduk. Bersifat aman bagi tubuh karena
berasal dari unsur karbon dan butiran obat kanker (cisplatin) sebesar sekitar 1-2
nanometer dapat dimasukkan dalam rongga nanohorn, layaknya obat dalam kapsul.
Sistem penghantar obat ini lebih efektif untuk pemusnahan sel penyakit dan sel
tumor.

Kumpulan nanohorn sebesar 100 nanometer yang mengandung obat (Gambar 2),
setelah disuntikan ke dalam tubuh pasien akan mengalir di dalam darah, tidak
menyebar ke seluruh tubuh melainkan akan terakumulasi di dalam sel-sel kanker.
Hal ini karena sifat sel kanker yang lebih mudah menyerap benda-benda berukuran
sekitar 100 nanometer dibandingkan sel tubuh lainnya. Sehingga, efek
samping chemotherapyyang dapat merusak sel-sel tubuh lainnya seperti selama ini
sering terjadi, dapat dihindarkan. Setelah berkumpul di dalam sel kanker, obat
kanker dalam kapsul nanohorn ini dapat secara perlahan lepas untuk mematikan sel
kanker secara efektif

Banyak manfaat nanokarbon yang tentunya bisa dielaborasi terkait dengan sifat
listriknya. Beberapa riset yang sedang dikembangkan dewasa ini antara lain adalah
pembuatan super kapasitor yang suatu saat kelak dapat digunakan untuk sistem
pembangkit listrik dalam mobil hibrid. NEDO Jepang dewasa ini juga sedang

mengembangkan proyek riset penggunaan nanotube dalam LSI sebagai bahan


penghantar listrik pengganti tembaga dan aplikasi nanotube dalam
monitor display dan FET transistor.

BAB III
KESIMPULAN

Semakin majunya perkembangan zaman maka semakin berkembang pula


teknologi dalam segala bidang,khususnya farmasi. Pada bidang farmasi
teknologinya pun semakin maju salah satunya adalah nanoteknologi dalam
pembuatan kapsul.
Nanoteknologi terbagi menjadi dua yakni :

Nanotube merupakan bentuk seperti selembar jala dengan rongga-rongga


segienam yang digulung membentuk sebuah tabung karbon dengan diameter
beberapa nanometer (seperseratus juta meter) ini, mempunyai sifat yang kuat
terhadap tarikan dan tidak mudah patah jika dilenturkan. Sifat lainnya adalah
penghantar listrik yang baik.

Nanohorn merupakan sejenis nanotube yang salah satu ujung silindernya


meruncing dan tertutup seperti tanduk. Bersifat aman bagi tubuh karena berasal
dari unsur karbon dan butiran obat kanker (cisplatin) sebesar sekitar 1-2 nanometer
dapat dimasukkan dalam rongga nanohorn, layaknya obat dalam kapsul. Sistem
penghantar obat ini lebih efektif untuk pemusnahan sel penyakit dan sel tumor.
Aplikasi nanoteknologi dalam bidang dunia farmasi salah satunya dalam
pembuatan kapsul antikanker. Obat antikanker dengan nanoteknologi menggunakan
nanohorn. Teknologi ini dapat dilakukan dengan cara obat kanker dalam kapsul
nanohorn ini dapat secara perlahan lepas untuk mematikan sel kanker secara
efektif. Hal ini berdasarkan sifat sel kanker yang lebih mudah menyerap bendabenda berukuran sekitar 100 nanometer dibandingkan sel tubuh lainnya.
DAFTAR PUSTAKALachman, Leon. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi
ketiga. Jakarta : UI Press
Syamsyuni, Apt. Drs. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
JST News, vol. 2 No. 11 (2006)

Batrakova et al., British Journal of Cancer., 74 (1996) p.1545


NEC press release, http://www.nec.co.jp/press/ja/00511/0903

NANOTEKNOLOGI sediaan farmasi


Nanoteknologi merupakan bidang multidisiplin yang menggunakan prinsip dari kimia ,biologi, fisika ,
dan teknik untuk merancang dan membuat perangkat nano( Farokhzad dan Langer 2009; Ferrari
2005; Fox 2000; . Jiang et al 2007; Peppas2004; Sinha et al . 2006; Uchegbu 2006) . Dalam
definisi , nanoteknologi mengacu pada struktur dengan rentang ukuran 1-100 nm dan setidaknya
merupakan struktur satu dimensi .56 F. Alexis et al .
Namun, lebih sering mengacu pada bahan sampai beberapa ratus nanometer yang dikembangkan
menggunakan r ekayasatop-down atau bottom-up . Nanomaterials yang dihasilkan menunjukkan
kemampuan yang unik yang didasarkan pada sifat intrinsik seperti bentuk dan ukuran serta sifat
fungsional yang diberikan melalui modifikasi permukaan.
Bidang kedokteran berdiri menjadi pewaris yang signifikan bagi kemajuan dalam nanoteknologi ,
dimana dengan onkologi sudah mulai menuai keuntungan untuk novel teknologi nano ( Alexis et al
2008b ; . 2008c Alexis et al ; . Davis et al .2008; Euliss et al . 2006; Farokhzad 2008; Farokhzad et al
. 2006b ; Farokhzad danLanger 2006; Freitas 2005; Jain 2008; Kawasaki dan Pemain 2005; Lanza
et al .2006; Levy - Nissenbaum et al . 2008; Moghimi et al . 2005; rekan et al . 2007; Pridgenet al .
2007; Riehemann et al . 2009; Rosen dan Abribat 2005; Salvador - Moraleset al . 2009a ; Venugopal
et al . 2008; Zhang et al . 2008b ) . Manfaat nanoteknologi pun member kemajuan dalam deteksi ,
pengobatan , dan terapi penyakit . The National Cancer Institute ( NCI ) telah mengidentifikasi
bahwa nanoteknologi memiliki potensi untuk membuat perubahan paradigma pada deteksi ,
pengobatan , dan pencegahan kanker . Tingkat kepentingan dalam nanoteknologi dengan baik
akademik dan industry peneliti telah menghasilkan peningkatan pengembangan platform
nanoteknologi baru untuk aplikasi medis , peningkatan tajam dalam pendanaan pemerintah , dan
usaha penanaman modal . Kombinasi pendanaan dan keberhasilan klinis awal telah memberikan
sumber daya dan kesempatan bagi nanoteknologi untuk memecahkan tantangan medis yang
penting . Keberhasilan awal dalam onkologi telah menjadi katalis bagi penerapan nanoteknologi
untuk masalah medis lainnya , seperti penyakit kardiovaskular dan vaksin.

Satu area di mana nanoteknologi memiliki potensi untuk membuat dampak yang signifikan adalah
berupa pemberian obat ( Farokhzad dan Langer 2009; Pridgen et al 2007). Dampak ini sudah
dirasakan dengan penjabaran beberapa sistem translasi obat nano secara klinik , meskipun potensi
keseluruhan dari sistem ini hanya baru dieksplorasi . Penyampaian obat dengan vehikel Nanoscale

telah menunjukkan kemampuan untuk merangkum berbagai agen terapetik seperti molekul kecil
( hidrofilik dan / atau hidrofobik ) ,peptida ,obat berbasis protein ,dan asam nukleat . Dengan
enkapsulasi molekul ini di dalam sebuah nanocarrier ,kelarutan dan stabilitas obat dapat
ditingkatkan , memberikan kesempatan untuk mengevaluasi kembali potensial obat yang
sebelumnya diabaikan karena memiliki farmakokinetika yang buruk ( Langer 1998). Molekul
terenkapsulasi dapat dilepaskan dari nanocarriers dengan cara yang terkendali dari waktu ke waktu
untuk menjaga konsentrasi obat dalam jendela terapeutik atau pelepasan dapat dipicu oleh
beberapa stimulus unik ke situs pengiriman ( Moghimi 2006). Permukaan nanocarrier dapat
direkayasa untuk meningkatkan waktu paruh pada sirkulasi darah dan pengaruh biodistribusi ,
sementara pelampiran target ligan ke permukaan dapat menghasilkan peningkatan absorbsi oleh
jaringan target ( Gref et al 1994; . . Moghimi et al, 2001 ). Ukuran kecil memungkinkan nanocarriers
untuk mengatasi hambatan biologis dan mencapai serapan seluler ( Brigger et al . 2002) . Hasil
bersih dari sifat tersebut adalah untuk menurunkan toksisitas sistemik dari agen terapeutik dan juga
dapat meningkatkan konsentrasi agen di area yang ingin dicapai, sehingga indeks terapeutik agen
terapeutik akan lebih tinggi. Selain obat-obatan terapeutik , agen penggambaran juga dapat
dimasukkan ke nanocarriers untuk meningkatkan deteksi tumor dan penggambarannya( Kimet al .
2006; Montet et al . 2006). Akhirnya , nanopartikel dapat direkayasa menjadi multifungsi dengan
kemampuannya menargetkan pada jaringan yang sakit , membawa agen penggambaran untuk
deteksi , dan menghantarkan beberapa agen terapeutik untuk terapi kombinasi ( Nasongkla et al .
2006) . Kemampuan multimodal dari sistem penghantaran nanopartikel menawarkan kesempatan
untuk mengembangkan pendekatan baru bagi penghantaran obat yang dapat memberikan pilihan
terapi alternatif atau komplementer untuk pengobatan penyakit .
Nano Partikel Teknologi
sistem nano penghantaran obat pertama adalah vesikel lipid , yang pertama dijelaskan pada tahun
1960 dan kemudian dikenal sebagai liposom ( Bangham et al .1965 ) . Sejak itu, sudah ada
beberapa perkembangan penting yang telah membuka jalan bagi teknologi nanopartikel saat ini .
Pada tahun 1976, sistem polimer kontrol-release pertama untuk pengiriman makromolekul telah
ditunjukkan ( Langerdan Folkman 1976). Hal ini diikuti pada tahun 1980 dengan aplikasi pertama
dari target liposom ( Heath et al 1980; . . Leserman et al 1980) . Modifikasi permukaan liposom dan
nanopartikel polimer dengan polietilen glikol ( PEG ) pada tahun 1990 dan 1994, masing-masing
dapat peningkatan waktu sirkulasi , atau khasiat " stealth " ( Gref et al . 1994; Klibanov et al . 1990) .
Perkembangan ini memuncak dalam persetujuan dari Doksorubisin ( James 1995a , b ) , sistem
pengiriman vesikula enckapsulasi doxorubicin yang telah terbukti menjadi pengobatan ampuh untuk
beberapa jenis kanker ( Porche 1996;
Nano Partikel Teknologi untuk Terapi Kanker 59

Tejada - Berges et al. 2002). Sejak itu, penelitian telah menyebabkan kemajuan luar biasa dalam
pengembangan rekayasa nanopartikel untuk memiliki kemampuan multifungsi sebagai serta khasiat
"pintar" sifat seperti kemampuan dalam merespon lingkungan untuk memfasilitasi strategi pemberian
obat yang lebih efektif . Saat ini, ada 70 uji klinis yang mengevaluasi operator nanopartikel trlah
dilaporkan, 208 mengevaluasi konjugat obat , dan 361 mengevaluasi operator berbasis vesikel
( http://www.clinicaltrials.gov ) . Percobaan klinis meliputi terapi kombinasi dan perawatan melalui
berbagai rute administrasi , seperti paru dan mulut . Teknologi nanopartikel untuk terapi kanker
meliputi nanopartikel polimer ( Moghimi 2006; . Pridgen et al 2007 ) , operator berbasis vesikel
seperti liposom ( Kaneda 2000; Torchilin 2005 ) , misel ( Fan 2008; Liggins dan Burt 2002;
Matsumura 2008) , dendrimers ( Florence dan Hussain 2001; Lee et al 2005 . ; McCarthy et al .
2005; Najlah dan D' Emanuele 2007) , konjugasi polimer ( Greco dan Vicent 2008; Li dan Wallace
2008; Thanou dan Duncan 2003), pembawa protein( Hawkins et al 2008; . Wang dan Uludag 2008) ,
nanopartikel anorganik ( Murakamidan Tsuchida 2008 , dan nanocarriers bakteri . Keragaman sistem
penghantaran, masing-masing yang dibahas di bawah ini , memungkinkan nanopartikel untuk
dikembangkan dengan beragam berbagai bentuk, ukuran , dan komponen yang memungkinkan
mereka untuk disesuaikan untuk aplikasi khusus . Namun, pertimbangan utama ketika merancang
sistem pengiriman obat apapun adalah untuk mencapai terapi yang lebih efektif dengan mengontrol
konsentrasi obat
Keuntungan menggunakan Nanopartikel untuk Terapi Kanker :
dalam jendela terapi , mengurangi efek sitotoksik , dan meningkatkan kepatuhan pasien (Gambar 3 )
. Hal ini memungkinkan siklus pengobatan yang efektif untuk dipertahankan sambil mengurangi
kerusakan sel-sel sehat dan meminimalkan periode pemulihan .
Strategi untuk Terapi Kanker Menggunakan Nanopartikel
3.1 metastatik Kanker
Kanker metastasis adalah deskripsi klinis untuk penyebaran sel kanker dari lokasi tumor primer ke
organ lainnya , kemudian mendirikan situs tumor sekunder . Detasemen sel kanker dari lokasi tumor
primer dan sirkulasi dalam darah memungkinkan sel untuk menangkap ke dalam organ seperti paruparu , hati , kelenjar getah bening ,kulit ,ginjal ,otak ,usus ,dan tulang , di mana mereka dapat
ekstravasate dan berkembang biak ( Chambers et al . 2002; Fidler 2003). Meskipun ada
peningkatan yang signifikan dalam pemahaman tentang metastasis patogenesis kanker, diagnosis
dini ,metode bedah , dan pengobatan iradiasi, kematian akibat kanker sebagian besar disebabkan
oleh metastasis yang tidak dapat disembuhkan . Alasan dari hal tersebut termasuk resistensi
terhadap pengobatan , kesulitan mengakses situs tumor dan menghapus semua sel kanker selama
operasi , atau hambatan fisiologis untuk akses obat seperti Blood Brain Barier (BBB). Oleh karena

itu, meningkatkan terapi pada kanker metastatik masih merupakan tantangan meskipun beberapa
pendekatan terapi disetujui atau pada pengembangan klinis. Peningkatkan pemahaman biologis
dari kanker, termasuk mikro fungsi , jalur sinyal , dan metastasis evolusi , telah mengakibatkan
kemajuan yang jelas dalam terapi kanker. Obat pun kini telah dikembangkan terhadap berbagai
target termasuk matriks inhibitor metalloproteinase , inhibitor epidermal growth-factor reseptor ,
inhibitor transferase , penghambat migrasi , dan inhibitor angiogenesis . Namun, karena
kompleksitas perkembangan tumor, komposisi tumor, struktur pembuluh darah , dan mekanisme
resistensi obat , sebagian besar terapi saat ini telah memiliki keterbatasan perpanjangan waktu
dalam kelangsungan hidup di dalam tipe kanker multiple dengan pengecualian imatinib ( tirosin
kinase inhibitor ) untuk tumor stromal gastrointestinal ( Sawaki dan Yamao 2004). Pengetahuan
tentang jalur kerja obat dan mekanisme resistensi obat seluler terhadap obat tertentu telah
memungkinkan pengembangan dan evaluasi kombinasi obat yang menjanjikan ( Kim et al 2008; .
Szakcs et al .2006). Pengujian pada kombinasi dari agen biasanya dirancang untuk meningkatkan
aktivitas agen primer atau menghambat jalur yang berbeda untuk menghindari resistensi obat pada
agen utama . Keuntungan penting menggunakan kombinasi obat adalah untuk mencegah
perkembangan resistensi obat selama terapi kanker tanpa meningkatkan efek samping yang
diketahui dari masing-masing obat . Meskipun diyakini bahwa pertumbuhan tumor dan metastasis
adalah mekanisme yang beradaptasi, dosis tinggi obat tunggal dapat mencegah mekanisme
resistensi in vitro dalam beberapa kasus ( Kim et al . 2008). Namun,resimen multi-drug dengan
kombinasi sinergis telah terbukti lebih berhasil pada pasien , mungkin karena heterogenitas sel
dalam tumor dan faktor dari pasien. Sayangnya , pengobatan multi-drug membutuhkan rejimen dosis
yang rumit . Sistem penghantaran nanopartikel menawarkan solusi untuk kedua pendekatan
tersebut . Penghantaran obat tunggal dalam bentuk nanopartikel dalam konsentrasi obat meningkat
pada tumor, memungkinkan dosis yang lebih tinggi dibandingkan dengan obat gratis menggunakan
kedua non-target dan pengiriman ditargetkan . Nanopartikel juga dapat direkayasa untuk membawa
beberapa obat yang disampaikan bersama-sama dalam satu partikel dengan mengontrol laju
pelepasan dari masing-masing obat, mencegah kebutuhan untuk rejimen dosis multi-drug yang rumit
dan meningkatkan kepatuhan pasien .
3.2 Non - Target Nanopartikel
Nanopartikel non-target yang beredar dalam darah telah terbukti secara signifikan meningkatkan
bioavailabilitas obat dan akumulasi dalam sel tumor melalui peningkatan permeabilitas dan efek
retensi ( EPR ) (Gambar 4 ). Efek EPR memungkinkan penargetan pasif nanopartikel pada tumor
akibat kelainan patologis dalam pembuluh darah tumor ( Maeda 2001; Minko et al 2000.). Gap
Interendothelial yang cacat meningkatkan permeabilitas pembuluh darah pada tumor, yang
memungkinkan ekstravasasi nanopartikel sampai 400 nm ( Hobbs et al . 1998). Akumulasi
nanopartikel adalah lebih ditingkatkan karena drainase limfatik buruk pada tumor. Pelepasan lokal

obat anti - kanker dari nanocarriers dalam ruang ekstravaskuler menghasilkan peningkatan
konsentrasi obat intra - tumoral . Secara umum, obat hidrofobik dirilis pada ekstrasel akan menyebar
dan akan diambil oleh sel-sel kanker, yang mengarah ke peningkatan sitotoksisitas tumor. Karena
populasi sel kanker , densitas sel, ekspresi antigen, mikroenvironment , dan densitas pembuluh
darah yang berbeda secara signifikan di seluruh kanker berbeda dan bahkan di dalam situs
metastasis primer dan sekunder , biodistribusi nanopartikel dan waktu sirkulasi yang merupakan
parameter penting untuk kanker terapi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku farmakokinetik nanopartikel , tetapi muatan
permukaan , ukuran, bentuk nanopartikel dan sifat stealth adalah faktor yang paling kritis ( Alexis et
al 2008b ; . Li dan Huang 2008a ) . Seperti dijelaskan dalam bagian teknologi nanopartikel di atas ,
lima jenis umum nanopartikel disetujui atau dalam tahap akhir uji klinis , termasuk konjugasi polimer
- obat, misel , berbasis protein pembawa , liposom , dan nanopartikel polimer. Secara keseluruhan,
nanopartikel non-target terakumulasi dalam tumor tikus model xenograft di kisaran 1-4 % dari ID / g
jaringan , meskipun angka-angka ini sulit untuk dibandingkan karena penilaian pasca injeksi waktu
yang berbeda ( Alexis et al 2008b ; . Soepenberg et al . 2005). Konjugasi polimer - obat yang terkecil
( 1-20 nm) dan memiliki sirkulasi paruh pada manusia mulai dari jam ke hari tergantung pada sistem.
Untuk pengetahuan kita , dekstran - camptothecin ( DE - 310 ) memiliki waktu paruh sirkulasi
terpanjang ( ~ 300 h) pada manusia dan telah terbukti memiliki toksisitas utama dibandingkan
dengan formulasi obat bebas dalam fase klinis II uji coba ( Soepenberg et al . 2005). Namun,
keberhasilan terapi yang mungkin dibatasi oleh dosis yang rejimen dibandingkan dengan PEG camptothecin dan konjugasi poliglutamat camptothecin (masing-masing 7.000 dan 25 mg m-2 )
( Homsi et al . 2007). Hasil ini menggarisbawahi perbedaan yang signifikan dari parameter
farmakokinetik menggunakan konjugasi polimer - obat yang berbeda karena pembebanan yang
berbeda , profil pelepasan , dan bobot molekuler dari carrier. Hal ini juga berlaku untuk waktu paruh
sirkulasi polimer - obat konjugasi lainnya

Seperti konjugat HPMA-drug, konjugat drug- poliglutamat, konjugat dekstran-drug dan obat-obatan
pegylated seperti PEG arginin deaminase ( Hepacid , 7 hari ) dan PEG - camptothecin ( Prothecan
, 40 h) ( Ascierto et al . 2005; Posey et al . 2005). Secara umum, nanopartikel yang lebih besar
seperti misel dan liposom tampaknya memiliki waktu paruh sirkulasi dalam darah lebih pendek ( 250 jam), tetapi dosis toleransi maksimum dapat lebih tinggi . Rumusan Genexol - PM paclitaxel
adalah diberikan dengan dosis dua kali lipat lebih tinggi daripada HPMA - paclitaxel ( PNU166945 )
dan poliglutamat -paclitaxel ( Xyotax ). Namun, tidak jelas apakah waktu paruh sirkulasi atau dosis
toleransi maksimum adalah yang paling penting untuk akumulasi optimum dalam jaringan tumor .
Misalnya, polycyclodextrin - camptothecin misel ( IT - 101 ) dan konjugat PEG - camptothecin

menunjukkan waktu paruh sirkulasi serupa tetapi secara signifikan akumulasi obat pada model
xenograft tumor berbeda. Namun, hal ini mungkin karena model xenograft berbeda yang digunakan .
Sayangnya , sulit untuk membandingkan kemanjuran sistem terapi yang berbeda pada manusia
karena pasien yang berbeda populasi dan tahap penyakit . Data klinis menunjukkan bahwa sirkulasi
paruh dan biodistribusi nanopartikel terkait dengan sifat fisikokimia kendaraan . Hal ini konsisten
dengan biodistribusi in vivo dan waktu paruh sirkulasi menggunakan model hewan ( Alexis et al .
2008b). Selain itu, juga menetapkan bahwa polimer hidrofilik seperti PEG dapat dicangkokkan ,
terkonjugasi , atau diserap ke permukaan nanopartikel untuk membentuk korona yang menyediakan
stabilisasi sterik dan menganugerahkan khasiat " stealth" dengan mengurangi penyerapan protein
dan clearance yang cepat

Nanoteknologi adalah manipulasi materi pada skala atomik dan skala molekular. Diameter atom
berkisar antara 62 pikometer (atom Helium) sampai 520 pikometer (atomCesium), sedangkan
kombinasi dari beberapa atom membentuk molekul dengan kisaran ukuran nano. Deskripsi awal
dari nanoteknologi mengacu pada tujuan penggunaan teknologi untuk memanipulasi atom dan
molekul untuk membuat produk berskala makro.[1][2] Deskripsi yang lebih umum adalah manipulasi
materi dengan ukuran maksimum 100 nanometer.

Anda mungkin juga menyukai