Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KIMIA NANO TEKNOLOGI

DISUSUN OLEH :

PUTRA FAJAR INDRA SETIAWAN

X MIPA 4 (25)

NIS : 16622

SMA 67 JAKARTA

Jalan Squadron No.35-36 Jalan Halim Perdana Kusuma, RT.003/004, Halim Perdana Kusuma, Kec.
Makasar, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan Makalah Nano Teknologi ini dengan baik.

Adapun maksud dari pembuatan Makalah Nano Teknologi ini agar bisa memahami lebih


mendalam tentang Nano Teknologi. Dalam menyelesaikan Makalah Nano Teknologi ini
penulis mengalami banyak kesulitan namun atas dukungan dari berbagi pihak maka dapat
diselesaikan dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada guru kimia dan Masyarakat, teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka berbagai saran,


kritikan, dan masukan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan demi
penyempurnaan makalah ini.

Jakarta, 15 Juni 2022

Penulis,
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah.........................................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan..........................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
2.1. Pengertian Teknologi Nano.........................................................................................5
2.2. Sejarah Teknologi Nano Menurut Para Ahli...............................................................6
2.3. Perkembangan Teknologi Nano...................................................................................6
2.4. Tujuan dan Fungsi.......................................................................................................7
2.5. Penggunaan Teknologi Nano di masyarakat dana kehidupan sehari-hari...................7
2.6. Perkembangan Teknologi Nano di Indonesia..............................................................9
2.7. Perkembangan Teknologi Nano di Masa Depan.......................................................10
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP............................................................................................................................11
4.1. Kesimpulan................................................................................................................11
4.2. Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang sangat pesat menghasilkan teknologi yang semakin tinggi pula dan para
ahli fisika, biologi, kimia dan lainnya berlomba- lomba untuk menciptakan teknologi yang semakin
tinggi, tepat guna dan bebas polusi. Dengan ditemukannya teknologi nano tanpa disadari kita sudah
berada didepan revolusi iptek yang akan membawah dampak yang sangat berpengaruh dalam segala
aspek kehidupan manusia.

Nanoscience adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan materi
yang berukuran 0,1 nm sampai 100 nm. Sedangkan nano teknologi merupakan teknologi yang
berusaha mengembangkan dan memanfaatkan semua yang sudah dipelajari dalam nano science. Nano
teknologi dapat mengubah suatu bahan/ material yang tidak berguna dengan menyusun kembali
susunan unsusr-unsurnya.

Mengingat dasyatnya dampak yang akan dihasilkan oleh teknologi nano pada masa mendatang maka
perlu untuk dibahas apa sebenarnya nanoteknologi, apa kelebihan dibandingkan teknologi
konvensianal, bagaimanana penerapannya dan bagaimana prospeknya untuk masa depan.

Setelah dibahas tentang nano teknologi diharapkan dapat mengetahui apa sebenarnya nano
teknologi dan dapat mengetahui perkembangan yang ada, juga agar supaya mempersiapkan
diri pada revolusi iptek yang akan terjadi.

1.2.Rumusan Masalah

Rumusan masalah membahas mengenai perkembangan teknologi nano: pengertian, sejarah


penemuan, perkembangan, tujuan dan fungsi, penggunaan teknologi nano di masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari, perkembangan teknologi nano di Indonesia, serta prospek
perkembangan teknologi nano di masa depan.

1.3. Tujuan Penulisan

Untuk mencapai tujuan dari penulisan makalah ini maka metode yang diambil dalam
menyusun makalah ini adalah yaitu dengan menentukan topik serta permasalahan yang akan
dibahas. Sebagai sumber awal kemudian diadakan pengkajian terhadap literatur yang
berhubungan dengan nanoteknologi dengan cara studi internet, studi kepustakaan yang
berhubungan dengan pembahasan pada pada penulisan makalah ini.

Tujuan dari membuat makalah ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapat nilai tugas dalam mata kuliah Komputer dan
Masyarakat.

2. Dapat melatih mahasiswa untuk membuat makalah.

4
3. Menambah pengetahuan dalam mata kuliah Komputer dan masyarakat mengenai Nano
Teknologi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Teknologi Nano

Nanoteknologi adalah sebuah cabang ilmu yang berfokus pada materi-materi pada ukuran
antara 1 hingga 100 nanometer (1 nm = 10 -9 meter ). Pada dasarnya, nanoteknologi ialah
peluasan sains-sains yang sedia ada ke skala nano. Pada dasarnya, nanoteknologi adalah
perluasan ilmu-ilmu yang ada ke skala nano. Salah satu aspek skala nano yang terpenting
adalah bahawa semakin objek-objek menjadi kecil, semakin besar nisbahnya antara luas
permukaan dengan isi padu. Salah satu aspek skala nano yang terpenting adalah bahwa
semakin benda menjadi kecil, semakin besar nisbahnya antara luas permukaan dengan
volume. Fenomena ini telah memungkinkan penciptaan bahan-bahan yang menarik serta
penggunaan-penggunaan yang baru. Fenomena ini telah memungkinkan penciptaan bahan-
bahan yang menarik serta petunjuk-petunjuk yang baru. Umpamanya, bahan-bahan yang
legap menjadi lut sinar (tembaga); bahan-bahan yang stabil menjadi bahan boleh bakar
(aluminium); pepejal menjadi cecair pada suhu bilik (emas); dan penebat menjadi konduktor
(silikon). Umpamanya, bahan-bahan yang legap menjadi transparan (tembaga); bahan yang
stabil menjadi bahan dapat bakar (aluminium); padat menjadi cair pada suhu kamar (emas);
dan insulator menjadi konduktor (silikon). Kejayaan-kejayaan cemerlang dalam
nanoteknologi telah menghasilkan alat-alat solek dan losen-loesen pelindung cahaya matahari
yang lebih baik, serta seluar kalis air. Perolehan-perolehan cemerlang dalam nanoteknologi
telah menghasilkan alat-alat solek dan losion-loesen pelindung sinar matahari yang lebih
baik, serta celana kedap air.

Teknologi-Nano adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran sangat
kecil. Materi atau devais ini berada pada ranah 1 hingga 100 nanometer (nm). Satu nm sama
dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran
rambut manusia. Saintis menyebut ukuran pada ranah 1 hingga 100 nm ini sebagai skala nano
(nanoscale), dan material yang berada pada ranah ini disebut sebagai kristal-nano
(nanocrystals) atau material-nano (nanomaterials).

Skala nano terbilang unik karena tidak ada struktur padat yang dapat diperkecil. Hal unik
lainnya adalah bahwa mekanisme dunia biologis dan fisis berlangsung pada skala 0.1 hingga
100 nm. Pada dimensi ini material menunjukkan sifat fisis yang berbeda; sehingga saintis
berharap akan menemukan efek yang baru pada skala nano dan memberi terobosan bagi
teknologi.

Beberapa terobosan penting telah muncul di bidang nanoteknologi. Pengembangan ini dapat
ditemukan di berbagai produk yang digunakan di seluruh dunia. Sebagai contohnya adalah
katalis pengubah pada kendaraan yang mereduksi polutan udara, devais pada komputer yang
membaca-dari dan menulis-ke hard disk, beberapa pelindung terik matahari dan kosmetik
yang secara transparan dapat menghalangi radiasi berbahaya dari matahari, dan pelapis

5
khusus pakaian dan perlengkapan olahraga yang dapat meningkatkan kinerja dan performa
atlit. Hingga saat ini para ilmuwan yakin bahwa mereka baru menguak sedikit dari potensi
teknologi nano.

Teknologi nano saat ini berada pada masa pertumbuhannya, dan tidak seorang pun yang
dapat memprediksi secara akurat apa yang akan dihasilkan dari perkembangan penuh bidang
ini di beberapa dekade kedepan. Meskipun demikian, para ilmuwan yakin bahwa teknologi
nano akan membawa pengaruh yang penting di bidang medis dan kesehatan; produksi dan
konservasi energi; kebersihan dan perlindungan lingkungan; elektronik, komputer dan sensor;
dan keamanan dan pertahanan dunia.

2.2. Sejarah Teknologi Nano Menurut Para Ahli

Pertama kali konsep nanoteknologi diperkenalkan oleh Richard Feynman pada sebuah pidato
ilmiah yang diselenggarakan oleh American Physical Society di Caltech (California Institute
of Teknologi), pada 29 Desember 1959. dengan judul "There's Plenty of Room at the
Bottom".

Richard Feynman adalah seorang ahli fisika dan pada tahun 1965 memenangkan hadiah
Nobel dalam bidang fisika.

Istilah nanoteknologi pertama kali diresmikan oleh Prof Norio Taniguchi dari Tokyo Science
University tahun 1974 dalam makalahnya yang berjudul: 'On the Basic Concept of Nano
Teknologi' , Proc. Intl. Conf. Prod. Eng. Tokyo, Part II, Japan Society of Precision
Engineering, 1974".

Pada tahun 1980-an definisi Nano Teknologi dieksplorasi lebih jauh lagi oleh Dr. Eric
Drexler melalui bukunya yang berjudul "Engines of Creation: The coming Era of
Nanoteknologi".

2.3. Perkembangan Teknologi Nano

Jepang dan AS merupakan dua negara terdepan dalam riset nanoteknologi. Berdasarkan data
tahun 2002, pemerintah Jepang mengeluarkan dana riset US$1 miliar, sementara AS US$550
juta, dan Uni Eropa US$450 juta. Jepang memulai risetnya pada 1985. Untuk itu pemerintah
Jepang, melalui Federasi Organisasi Ekonomi Jepang, Kaidanren, membentuk Expert Group
on Nanoteknologi sebagai motor penelitian nanoteknologi. AS mulai serius mengembangkan
nanoteknologi di era Bill Clinton, yang tahun 2000 lalu mendirikan National Nanoteknologi
Initiative.

Selain badan pemerintahan, perusahaan swasta juga serius mengadakan riset pengembangan
nanoteknologi. IBM, misalnya, melalui IBM Zurich Research Laboratory yang dipimpin oleh
Petter Yettiger dan Gerd Binning, sedang mengembangkan instrumen penyimpan data
sebesar jarum nano dengan teknik scanning tunneling microscope. Dengan teknologi ini,
IBM mampu menyimpan 25 juta halaman buku dalam alat penyimpanan yang ukurannya
hanya sebesar perangko (bandingkan dengan hard disk yang ada saat ini).

Prototipe alat penyimpan data ini akan dinamakan Millipede. Tak mau kalah, Intel
Corporation pun mengembangkan prosesor yang memiliki kemampuan sepuluh kali lipat
dibanding Pentium 4, yang rencananya dilepas ke pasar pada 2007.]

6
Bagaimana dengan Indonesia? Kita juga tak kalah. Adalah PT Dirgantara Indonesia, bekerja
sama dengan Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara dari Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN), merancang satelit nano yang dinamakan Indonesia nano
satelit-1 (Inasat-1). Mochtar Riady dari Grup Lippo dan Prof. Yohanes Surya (pelopor Tim
Olimpiade Fisika Indonesia) dan kawan-kasan juga telah mendirikan Center for
Nanoteknologi. Dengan ukuran lebih kecil, lebih kuat dan lebih efisien. Hal ini akan
berdampak positif bagi perkembangan teknologi. Bahkan, kini sedang dikembangkan
komputer quantum dengan nanoteknologi.

2.4. Tujuan dan Fungsi

Teknologi nano hijau memiliki dua tujuan utama: memproduksi material nano tanpa merusak
lingkungan dan kesehatan manusia, dan memproduksi produk nano untuk menyelesaikan
masalah lingkungan. Teknologi ini memanfaatkan prinsip kimia hijau dan teknologi hijau[2]
untuk membuat material nano dan produk nano tanpa bahan beracun, menggunakan energi
yang lebih sedikit, mengkonsumsi sumber daya yang dapat diperbarui jika memungkinkan,
dan menggunakan pola pikir siklus (produksi-pakai-daur ulang) dalam segala tahap desain
dan keteknikannya.

Sebagai tambahan, untuk membuat material nano dan produk nano dengan dampak yang
lebih sedikit bagi lingkungan, teknologi nano hijau juga berarti penggunaan teknologi nano
untuk membuat proses manufaktur untuk material dan produk bukan nano dan diproduksi
secara ramah lingkungan. Seperti contoh, membran sintetis berukuran nano mampu
memisahkan hasil reaksi kimia dengan mudah sehingga produk bisa lebih bersih tanpa
menggunakan banyak energi atau katalis konvensional yang berpotensi menambah limbah,
seperti pada proses kimia konvensional.

Tujuan kedua dari teknologi nano hijau melibatkan pengembangan produk yang
menguntungkan lingkungan secara langsung maupun tidak langsung. Material atau produk
nano secara langsung mampi membersihkan limbah berbahaya, melakukan desalinasi,
membersihkan polutan, atau mendeteksi dan memantau tingkat polusi. Secara tidak langsung,
nanokomposit yang ringan untuk otomotif berarti mengurangi energi dan penggunaan bahan
bakar bagi kendaraan. Teknologi nano juga bisa digunakan untuk membuat fuel cell sehingga
menghemat input dan menghasilkan energi lebih banyak; dan LED sehingga menghemat
penggunaan listrik. Nano coating atau pelapis berskala nano, mampu membersihkan diri (self
cleaning) sehingga mengurangi penggunaan bahan kimia pembersih.[3] Teknologi nano juga
mampu meningkatkan daya tahan baterai dengan mengefisiensikan reaksi kimia di dalamnya
sehingga lebih sedikit baterai yang akan dibuang.

Teknologi nano hijau memperlebar potensi dan cara pandang penggunaan material nano
sehingga konsekuensi produksi dan penggunaan material nano sepanjang siklus hidupnya
bisa diantisipasi sebelum diproduksi secara luas.

2.5. Penggunaan Teknologi Nano di masyarakat dana kehidupan sehari-hari

1. Bidang Kesehatan

7
Dalam bidang kesehatan, melalui nanoteknologi dapat diciptakan "mesin nano" yang
disuntikan ke dalam tubuh guna memperbaiki jaringan atau organ tubuh yang rusak.
Penderita hipertensi, misalnya, kini tak perlu lagi disuntik atau mengonsumsi obat, cukup
hanya disemprot saja ke bagian tubuh tertentu. Nanoteknologi mencakup pengembangan
teknologi dalam skala nanometer, biasanya 0,1 sampai 100 nm (satu nanometer sama dengan
seperseribu mikrometer atau sepersejuta milimeter). Untuk industri logam, dapat diciptakan
sebuah materi logam alternatif yang murah, ringan dan efisien, yang dapat menekan biaya
produksi kendaraan, mesin dan lainnya. Nanoteknologi telah dapat merekayasa obat hingga
dapat mencapai sasaran dengan dosis yang tepat, termasuk peluang untuk mengatasi
penyakit-penyakit berat seperti tumor, kanker, HIV dan lain lain.

2. Bidang Industri

Aplikasi nanoteknologi dalam industri sangat luas. Dengan nanoteknologi, kita bisa membuat
pesawat ruang angkasa dari bahan komposit yang sangat ringan tetapi memiliki kekuatan
seperti baja. Kita juga bisa memproduksi mobil yang beratnya hanya 50 kilogram. Industri
fashion pun tidak ketinggalan. Mantel hangat yang sangat tipis dan ringan bisa menjadi tren
di masa mendatang dengan bantuan nanoteknologi.

Berbagai terobosan dapat dilakukan dengan nanoteknologi untuk menggantikan bahan baku
industri yang kian langka. Jepang, misalnya, pada 1997 membuat proyek ultra baja untuk
mengembangkan teknologi konservasi baja. Baja super ini dilaporkan memiliki kekuatan dua
kali lipat dari baja biasa, sehingga pemakaiannya dapat lebih efisien. Hal ini dapat menjadi
solusi bagi krisis baja yang melanda dunia beberapa bulan terakhir akibat melonjak tajamnya
permintaan baja dari Cina.Diperkirakan tahun 2010, produk-produk industri dalam skala apa
pun akan menggunakan material hasil rekayasa nanoteknologi. Tidak heran kalau Bill
Clinton-saat menjabat Presiden AS-sejak 1993 telah menginstruksikan kepada National
Science and Teknologi Council (NSTC) untuk meriset bidang nanoteknologi ini. (dapat
dilihat di www.whitehouse.gov/WH/EOP/OSTP/ NSTC/).Perkembangan pesat ini akan
mengubah wajah teknologi pada umumnya karena nanoteknologi merambah semua bidang
ilmu. Tidak hanya bidang rekayasa material seperti komposit, polimer, keramik,
supermagnet, dan lain-lain. Bidang-bidang seperti biologi (terutama genetika dan biologi
molekul lainnya), kimia bahan dan rekayasa akan turut maju pesat. Misalnya, manusia akan
mengecat mobil dengan cat nanopartikel yang mampu memantulkan panas sehingga
kendaraan tetap sejuk walau diparkir di panas terik matahari. Atau, kawat tembaga akan
sangat jarang digunakan (terutama dalam hardware computer) karena digantikan dengan
konduktor nanokarbon yang lebih tinggi konduktivitasnya.

3. Bidang Luar Angkasa

Nanoteknologi juga sudah berhasil menyodorkan suatu material hebat yang sangat ringan,
tetapi kekuatannya 100 kali lebih kuat dari baja! Material hebat ini diberi nama Carbon Nano-
Tube (CNT). Material ini hanya tersusun dari atom karbon (C), seperti grafit dan berlian.

Kuat tetapi sangat ringan sehingga menara dapat dibuat lebih tinggi dan kabel dapat dibuat
lebih panjang dan kuat tanpa takut jatuh/roboh karena beratnya sendiri. Hal berikut yang
sangat dibutuhkan adalah sesuatu yang cukup berat yang mengorbit mengelilingi bumi.
Asteroid dapat dimanfaatkan untuk tujuan ini! Asteroid ini berfungsi sebagai beban yang
menstabilkan kabel serta satelit geostasioner yang sedang mengorbit itu. Tanpa beban
penstabil (counterweight), kabel dan satelit bisa jatuh menimpa bumi karena tertarik
gravitasi, walaupun bahan konstruksinya merupakan material yang sangat ringan. Asteroid ini

8
nantinya dihubungkan dengan satelit menggunakan kabel yang sama. Asteroid ini dapat
diarahkan supaya mengorbit pada ketinggian tertentu mengelilingi bumi dengan cara
menembaknya dengan rudal. Tabrakan dengan rudal tersebut dapat menggeser posisi asteroid
sehingga berada pada jangkauan gravitasi bumi. Dengan demikian asteroid akan terus
mengorbit mengelilingi bumi pada ketinggian yang sama. Rencana konstruksi bangunan dan
lintasan/kabelnya tampaknya sudah cukup baik. Lalu bagaimana dengan 'lift'nya sendiri?
Yang pasti bentuknya tidak sama dengan lift yang biasa kita lihat di gedung-gedung
bertingkat. Lift ke luar angkasa ini berupa sebuah pesawat luar angkasa yang akan membawa
penumpang dari bumi menuju satelit yang sedang mengorbit. Pesawat ini berbeda dengan
pesawat luar angkasa yang saat ini digunakan para astronot untuk menjalankan misi-misi
mereka.

4. Bidang Teknologi Tahan Gempa

Nanoteknologi jadikan beton kokoh dan tahan gempa. Konstruksi bangunan menjadi dua kali
lebih kokoh, tahan gempa, kedap air laut dengan ditemukannya bahan konstruksi nanosilika,
suatu jenis mineral yang melimpah ruah di Indonesia dan diolah melalui teknologi
nano.Dengan mencampur beton dengan 10 persen bahan nano-silica, kekuatan bertambah
menjadi dua kali lipatnya.

5. Bidang Teknologi Informasi

Dunia informatika dan komputer/elektronik bisa menikmati adanya kuantum yang mampu
mengirimkan data dengan kecepatan sangat tinggi. Superkomputer di masa depan tersusun
dari chip yang sangat mungil, tetapi mampu menyimpan data jutaan kali lebih banyak dari
komputer yang kita gunakan saat ini. Begitu kecilnya superkomputer itu, kita mungkin hanya
bisa melihatnya dengan menggunakan mikroskop cahaya/elektron. Peran teknologi nano
dalam pengembangan teknologi informasi (IT,information teknologi), sudah tidak diragukan
lagi. Bertambahnya kecepatan komputer dari waktu ke waktu, meningkatnya kapasitas
hardisk dan memori, semakin kecil dan bertambahnya fungsi telepon genggam, adalah
contoh-contoh kongkrit produk teknologi nano di bidang IT.

2.6. Perkembangan Teknologi Nano di Indonesia

Nano Teknologi Mengambil Contoh Dari Alam Alam merupakan ahli teknologi yang
sesungguhnya. Ahli biologi sebenarnya telah meneliti proses biologis yang terjadi pada alam
namun sulit untuk menemukan rahasia kesempurnaan proses itu karena berukuran sengat
kecil dan susuah diamati. Namun dengan dikembangkannya nano teknologi para ahli biologi
bisa menguak rahasia alam itu dengan mudah. Dibawah ini akan dibahas contoh proses
biologis secara sempurna yang dilakukan oleh alam

1. Bakteri

Bakteri merupakan organisme kecil dengan ukuran 1000 nm yang menyimpan kehebatan
yang tidak bisa ditandingi oleh para ahli kimia. Hal ini dapat dilihat dalam dunia tumbuhan.

Yang dibutuhkan oleh tumbuhan agar dapat tumbuh besar adalah nitrogen. Jumlah gas
nitrogen yang terdapat di sekitar kita tersedia sangat melimpah bahkan jumlahnya hampir
empat kali lebih banyak dari oksigen tetapi karena atom nitrogen di udara telah memiliki
pangan, maka sangat sukar diikat oleh tumbuh tumbuhan.

9
Orang yang gemar bercocok tanam biasanya memberikan pupuk yang banyak mengandung
nitrogen yang bahan dasarnya amoniak. Amoniak adalah molekul yang tersusun dari satu
atom nitrogen dan dua atom hidrogen. nitrogen dalam amoniak sangat mudah untuk
dipiasahkan sehingga tumbuhan bisa memanfaatkannya. Proses pembuatannya amoniak
sangat sukar yaitu memaksa gas nitrogen agar terlepas dangan pasangannya dengan cara
menggabungkannya dengan gas nitrogen dan metode ini disebut metode Haber-Bosh yaitu
dengan mengunakan tekanan 200 kali dari tekanan udara normal dan memberikan panas
sekitar 5000C. Hasil yang diperoleh dalam metode ini hanya 18% dari atom nitrogen yang
bisa membentuk amoniak, sangat kurang jika dibandingkan dengan usaha yang dilakukan.

Gambar 1. Bakteri Cynobacteria

Bakteri cyanobacteria dan rhizombium melakukan metode yang lebih hebat dari metode
Haber-Bosh, yaitu dengan melakukan manipulasi atom-atom untuk mengikat nidrogen
diudara yang sangat sukar sekali untuk terlepas dengan atom nitrogen lainnya dan hal ini
berlangsung pada suasana yang biasa. Hal ini merupak rahasia dari bakteri yang sampai sat
ini belum bisa diungkap.

2.7. Perkembangan Teknologi Nano di Masa Depan

 Tiga Teknologi Masa Depan

Era nanoteknologi pasti datang. Ia akan merevolusi segala pemahaman kita tentang segala
sesuatu. Nanoteknologi akan mengguncang industri, bisinis, lingkungan, pendidikan, dan
riset dan akhirnya seluruh peranata sosial kita. Karena itu pemikiran kita tidak lagi dalam
kerangkan bagaimana menjawab pertanyaan, jika era nanoteknologi datang tetapi hanya
menantikan kapan persisnya era nanoteknologi itu akan datang.

Segala sesuatu yang telah diuraikan dalam karya ilmiah ini tentang nano teknologi yang akan
membawah pada revolusi iptek dimasa depan ini didasarakn pada empat hal yaitu:

Pertama, riset dibidang nanosains, yaitu ilmu yang mempelajari sifat-sifat material/bahan bila
strukturnya dalam nano meter, sudah sangat matang bukan pada tahap awal. Sudah banyak
hasil-hasil riset dalm bidang ini seperti. Material dari bahan kimia organik sampai pada
biomaterial, komputer DNA, motor molekul, membran molekul serta hasili riset lainnya.

Kedua, telah banyak dana yang dikucurkan pemerintah, industri dan universitas diseluruh
dunia. Hal ini menunjukkan keseriusan mereka dalam pengembangan nanosains ke penerapan
dala teknologi yaitu nano teknologi.

Ketiga, kemajuan teknologi di dunia masa mendatang ditopang tiga teknologi yang saling
berhubungan dan saling mempercepat. Ketiga hal ini yaitu Nanoteknologi, Rekayasa Biologi

10
(bio engineering) dan Teknologi Informasi (information teknologi). Kemajuan di bidang
nanoteknologi akan mempercepat penemuan piranti-piranti elektronik yang menunjang
kinerja komputer dalam hal kapasitas penyimpanan data, pengolahan data dan kemampuan
bateraynya. Akibat kemajuan ini, pada akhirnya juga mempecepat riset di bidang rekayasa
bioloogi seperti pemanfaatan DNA untuk membuat komputer DNA. Sebaliknya kemajuan di
bidang rekayasa biologi akan memacu penemuan nano material baru yang disintesa dari
molekul hidup, hal ini sangat penting karena kemampuan pengolahan material an organik
menjadi nano material mengalami kendala demisional. Penemuan DNA dan lain-lain akan
memacu perkembangan nanoteknologi dan teknologi informasi.

Keempat nanoteknologi datang dari dasar yang sudah dikuasai berabat- abat sebut saja
pengetahuan tentang atom, molekul, zat padat, keramik,logam polimer dan lain-lain. Bahkan,
dunia riset dan industri sudah sangat berpengalaman dalam sintesa dan analisi material-
material industri tersebut. Nenoteknologi bergerak pada dasar ini hanya membutuhkan sedikit
saja usaha, maka dunia riset dan industri akan masuk dalam dunia nano teknologi.

BAB III

PENUTUP

 4.1. Kesimpulan

Nanoteknologi atau nanosains adalah ilmu pengetahuan dan teknologi pada skala nanometer,
atau sepermilyar meter dengan ukuran inilah atom dan molekul dapat dimanipulasi disusun
kembali sehingga menghasilakan sifat-sifat yang sesuai dhengan keinginan.

Investasi untuk nanoteknologi sangat tinggi yang didominasi oleh amerika dan jepang
menyusul negara eropa barat dengan jumlah total 434 juta USD. Investasi tersebut
dialokasikan pada bidang-bidang: manufaktur memproduksi, elektronik, farmasi dan
kesehatan dan industri kimia.

Nanoteknologi datang dengan berbagai aspek yaitu kemampuan untuk mengatasi persoalan
polusi dan merupakan teknologi yang ramah lingkungan. kemajuan teknologi di dunia masa
mendatang ditopang tiga teknologi yang saling berhubungan dan saling mempercepat. Ketiga
hal ini yaitu Nanoteknologi, Rekayasa Biologi (bio engineering) dan Teknologi Informasi
(information teknologi).

4.2. Saran

Sebagai penutup, penulis mengajak pemerintah, pemerhati IPTEK, akademisi, pengusaha dan
seluruh komponen masyarakat Indonesia untuk mulai menaruh perhatiannya pada
nanoteknologi, mengembangkan dan merumuskan kebijakan yang tepat untuk riset
nanoteknologi yang tepat guna bagi bangsa dan masyarakat Indonesia.

11
 

DAFTAR PUSTAKA

Alert, C. (2007). Nano Teknologi Risk Framework Spurs Controversy .


Aprilihyani, A. (2019). Nanoteknologi. Bandung.
Berger, M. (2007). Food nanoteknologi And Public Acceptance . Phillipe Martin.
Nanoparticles. (2017). Joint Symposium on Food Safety and Nutrition - Nanoteknologi in
food and Cosmetics Greenblet.
Subari. (2021). Pengertian Nanoteknologi . Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai