Anda di halaman 1dari 20

Mekanika Bahan

TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL


BESARAN MEKANIS BAHAN
ANGKA POISSON
Manfaat Pengetahuan - MEKANIKA BAHAN

BEBAN AMAN

BAIK
RESPON
STRUKTUR
STRUKTUR
BERFUNGSI
SELAMA
 Reaksi Tumpuan WAKTU
STATIKA  Bending Moment RENCANA
 Shear Force BENTUK
 Tegangan (stress) GEOMETRI dan
BAHAN YANG EKONOMIS
MEKANIKA  Regangan (strain)
BAHAN  Peralihan DIGUNAKAN
(displacement)
Aplikasi - 1
PORTAL GEDUNG
BERTINGKAT

50/5 70/7
0 0
Aplikasi - 2
Tegangan dan Regangan Normal
Tegangan Konsep dasar tegangan dan regangan normal dapat
Normal diilustrasikan dengan meninjau sebuah batang prismatis
yang mengalami gaya aksial

Batang Prismatis : elemen struktural lurus + penampang


konstan
Gaya Aksial : beban dengan arah sama dengan sumbu
elemen, mengakibatkan batang tertarik atau tertekan

Gambar (b) dan (c)  perbandingan kondisi awal


penampang sebelum beban diaplikasikan dan sesudah.
Panjang awal = L, pertambahan panjang =  (delta)

Potongan mn diambil tegak lurus sumbu longitudinal 


potongan melintang (penampang)

Gambar (d)  Aksi (oleh bagian kanan mn terhadap


sisanya) yang terdiri dari gaya terdistribusi kontinu yang
bekerja pada seluruh penampang.
Sumber : Mekanika Bahan 1 (Gere dan Timoshenko)
Tegangan  Dengan mengasumsikan tegangan terbagi rata di seluruh
Normal potongan penampang, maka resultannya (P – bekerja melalui
pusat berat penampang) harus sama dengan intensitas
gaya () dikalikan dengan luas penampang (A), dan dapat
dirumuskan :
 satuan N/mm2

Sehingga tegangan normal adalah intensitas gaya yang


searah sumbu longitudinal atau tegak lurus permukaan
potongan (penampang) per unit luasan.

Jika gaya-gaya dikenakan pada ujung batang dalam arah


menjauhi batang, sehingga batang dalam kondisi tertarik, maka
tegangannya dinamakan tegangan tarik (tensile stress) dengan
persamaan :

Jika gaya-gaya dikenakan pada ujung batang dalam arah


mendekati batang, sehingga batang dalam kondisi tertekan,
maka tegangannya dinamakan tegangan tekan (compressive
stress) dengan persamaan :
Sumber : Mekanika Bahan 1 (Gere dan Timoshenko)
Regangan  Suatu batang lurus akan mengalami perubahan panjang apabila
Normal dibebani secara aksial (tarik – panjang dan tekan – pendek)
Gambar (c) Perpanjangan ( atau ) dari batang adalah hasil
komulatif dari perpanjangan semua elemen bahan di seluruh
volume batang.

Pertambahan panjang pada batang dinotasikan dengan  atau 


(delta), dimana satu satuan panjang dari batang akan
memunyai perpanjangan yang sama dengan 1/L kali
perpanjangan total ()
Dengan demikian konsep perpanjangan per satuan panjang,
atau disebut regangan yang diberi notasi  (epsilon) dapat
dihitung dengan persamaan :

Perpanjangan per unit panjang disebut regangan normal,


dinyatakan tidak berdimensi (tidak memunyai satuan).
Regangan () disebut regangan normal, karena regangan ini
berkaitan dengan tegangan normal.
Jika batang mengalami tarik, maka regangannya disebut
regangan tarik (perpanjangan bahan) dan bertanda positif.
Sumber : Mekanika Bahan 1 (Gere dan Timoshenko)
Contoh Soal
Besaran Mekanis
Bahan
Perilaku bahan (deformasi) ketika mengalami pembebanan
(tarik, tekan, lentur, dll) dapat diketahui dengan eksperimen di
laboratorium.
Contoh Uji Tarik Baja
Contoh Uji Tekan
Beton

Gambar Benda Uji Silinder


(Sumber :
Purbolaras.wordpress.com)
Diagram Tegangan
dan Regangan
Hasil – hasil pengujian pada umumnya tergantung pada ukuran benda uji.
Karena sangat kecil kemungkinannya bahwa kita menggunakan struktur yang
ukurannya sama dengan ukuran benda uji, maka kita perlu menyatakan hasil
pengukuran dalam bentuk yang dapat diterapkan pada elemen struktur yang
berukuran berapapun
Cara sederhana untuk mencapai tujuan ini adalah dengan mengkonversikan hasil
pengujian tersebut ke tegangan dan regangan
Diagram tegangan-regangan merupakan karakteristik dari bahan yang diuji dan
memberikan informasi penting tentang besaran mekanis dan jenis perilaku

Diagram tegangan-regangan dirintis oleh Jacob Bernoulli (1645-1705) dan J.V. Poncelet (1788-
Diagram Tegangan-Regangan Baja Struktural OA : hubungan tegangan dan
(Baja Lunak atau Baja Karbon Rendah) regangan linier
proporsional/daerah elastis.
Kemiringan garis lurus OA
disebut modulus elastisitas
fu (young’s modulus)

AB : tegangan meningkat,
fy melewati limit proporsional (fp)
disertai regangan mulai
meningkat lebih cepat

BC : terjadi perpanjangan besar


fp tanpa adanya pertambahan
E gaya tarik (luluh). Titik B disebut
titik luluh (fy)

CD : perpanjangan benda uji


yang membutuhkan
peningkatan beban tarik. Baja
mengalami pengerasan
regangan (strain hardening).
Tegangan luluh dan tegangan ultimit dari suatu bahan Beban mencapai beban
disebut juga kekuatan luluh dan kekuatan ultimit. Kekuatan maksimum di titik D (fu)
adalah sebutan untuk kapasitas struktur dalam menahan
Diagram Tegangan-Regangan berbagai bahan

4. Karet

1. Baja Karbon Medium 2. Baja Campuran 3. Baja Karbon Tinggi

5. Beton 6. Pengelompokan bahan berdasarkan diagram tegangan


•  Bahan Liat (ductile) dan Bahan Getas (brittle) :
Bahan liat mengalami regangan permanen besar sebelum kegagalan
terjadi, sedangkan bahan getas mengalami regangan relatif kecil
sampai dengan titik yang sama.
• Hukum Hook (Robert Hook)
Hubungan tegangan-regangan untuk nilai regangan yang cukup kecil
adalah linier

Persamaa Hook hanya berlaku untuk bahan yang masih bersifat


elastis-linier
Angka Poisson (Poisson’s
Ratio)
Batang yang dibebani aksial selain mengalami perubahan arah
memanjang juga terjadi perubahan arah lateral

Simeon Denis Poisson (1781-1840) matematikawan Perancis yang memberikan banyak


kontribusi di bidang matematika dan mekanika. Rasio Poisson adalah salah satu hasil
Regangan lateral perubahan ukuran pada batang dihitung dengan persamaan :

Sedangkan angka Poisson ( : upsilon) didefinisikan sebagai :

Nilai negatif menunjukkan adanya kontraksi (pengecilan) pada batang yang


dibebani tarik
Tugas 2 :
1. Sebuah pondasi seperti tergambar memikul beban 20 + NIM terkahir
(kN/m2). Hitunglah tegangan yang tejadi pada dasar pondasi. Berat
isi pondasi 24 kN/m3

2. Suatu balok yang panjangnya 12 + NIM terakhir (m) diletakkan kedua


ujungnya pada pondasi A (sendi) dan B (rol) . Jika luas permukaan
pondasi A = 30 x 30 cm2 dan luas permukaan pondasi B = 40 x 40 cm 2 .
Berapa jarak beban P = 1000 kg dari perletakan A, agar tegangan pada
pondasi sama besar ?
3. Sebuah derek mengangkat benda yang beratnya 3,NIM terakhir
(Ton). Panjang kawat 15 m. Berapa garis tengah kawat yang
diperlukan, bila tegangan pada kawat tidak boleh melebihi 1000
kg/cm2 dan mulurnya tidak melebihi 3 cm (E = 2,1 x 10 6 kg/cm2)

4. Dari hasil pengujian silinder beton dengan diameter 15 cm dan


tinggi 30 cm, didapatkan hasil bahwa pada saat pembebanan tekan
P = 250 + NIM terakhir (kN) tercatat adanya penurunan sebesar
0,17 mm dan pembesaran diameter 0,1 mm. Dari data tersebut,
a. Tentukan modulus Elastisitas dan angka Poisson beton.
b. Gambarkan hubungan tegangan dan regangan sampai
pembebanan dalam kondisi elastis

Dikumpulkan hardcopy maksimal Selasa, 15 Maret 2016 pukul


14.00

Anda mungkin juga menyukai