Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Struktur Baja 1

Batang Tarik #2

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

04
Teknik Perencanaan Teknik Sipil MK11052 Ivan Jansen S., ST, MT
dan Desain

Abstract Kompetensi
Modul ini bertujuan untuk memberikan Mahasiswa/i mampu menentukan dan
pemahaman dasar mengenai menghitung kapasitas rencana dari
perencanaan batang tarik pada struktur batang tarik
baja
Batang Tarik ( Tension Member)

5. Luas netto efektif


Kinerja suatu batang tarik dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, dimana hal yang paling
perlu diperhatikan adalah masalah sambungan, karena adanya sambungan pada suatu batang
tarik akan memperlemah batang tersebut. Efisiensi suatu sambungan merupakan fungsi dari
daktilitas material, jarak antar alat pengencang, konsentrasi tegangan pada lubang baut serta
suatu fenomena yang sering disebut dengan istilah shear lag.
Shear lag timbul jika suatu komponen struktur tarik yang hanya disambung sebagian saja,
sebagai contoh adalah sambungan unruk profil siku dalam gambar berikut.
Profil siku ini hanya disambung pada salah satu kakinya saja, sehingga bagian yang
disambung akan mengalami beban yang berlebihan sedangkan bagian lainnya tidak menerima
tegangan yang sama besarnya. Hal ini diatasi dengan memperpanjang sambungan. Masalah
shear lag dalam perhitungan diantisipasi dengan menggunakan istilah luas netto efektif, yang
dapat diterapkan pada sambungan baut maupun las. Pasal 10.2 SNI 03-1729-2002 mengatur
masalah perhitungan luas netto efektif Dinyatakan bahwa luas penampang efektif komponen
struktur yang mengalami gaya tarik harus ditentukan sebagai berikut:

 Jika nilai U > 0,9 , maka gunakan nilai U = 0,9

‘14 Struktur Baja 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3. Nilai untuk Profil Siku

Jika gaya tarik disalurkan dengan menggunakan alat sambung las, maka ada 3 kondisi yang
ditemukan, yaitu:
1. bila gaya tarik disalurkan hanya oleh las memanjang ke elemen bukan pelat, atau
oleh kombinasi las memanjang dan melintang, maka: Ae = Ag

2. bila gaya tarik disalurkan oleh las melintang saja: Ae = luas penam pang yang
disambung las ( U = 1)

‘14 Struktur Baja 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
3. bila gaya tarik disalurkan ke elemen pelat oleh las memanjang sepanjang kedua sisi
bagian ujung elemen: Ae = U.Ag

Gambar4. Eksentrisitas sambungan untuk profil IWF dan sambungan las

‘14 Struktur Baja 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Selain ketentuan di atas, koefisien reduksi U untuk beberapa penampang menurut manual dari
AISC, adalah:
1. Penampang I dengan blh > 2/3 atau penampang T yang dipotong dari penampang I,
dan sambungan pada pelat sayap dengan jumlah baut lebih atau sama dengan 3
buah per baris (arah gaya) U = 0,90
2. Penampang yang lain (termasuk penampang tersusun) dengan jumlah alat
pengencang minimal 3 buah per baris u = 0,85
3. Semua penampang dengan banyak baut = 2 per baris ( arah gaya )
u = 0,75
 Jika nilai U > 0,9 , maka gunakan nilai U = 0,9

‘14 Struktur Baja 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar5. Nilau U untuk berbagai macam tipe sambungan
contoh 5a:

contoh 5b:

Hitunglah tahanan tarik rencana dari profil siku 50.50.5 yang dihubungkan pada suatu pelat
buhul seperti pada gambar berikut. Mutu baja adalah BJ 37

‘14 Struktur Baja 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
 Jika nilai U > 0,9 , maka gunakan nilai U = 0,9

contoh 5c:

Suatu pelat baja setebal 20 mm disambungkan ke sebuah pelat buhul dengan alat sambung
baut berdiameter 1 C) mm. Jika mutu baja BJ 37, hitunglah beban kerja maksimum yang dapat
dipikul oleh pelat tersebut (beban kerja terdiri dari 20% beban mati dan 80% beban hidup)

‘14 Struktur Baja 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
( untuk sambungan pelat  eksentrisitas x, adalah ½ dari tebal pelat sambung)

6. Geser blok (Block Shear)


Elemen pelat tipis menerima beban tarik, dan disambungkan dengan alar pengencang,
tahanan dari komponen tarik tersebut kadang ditentukan oleh kondisi batas sobek, atau sering
disebut geser blok.

Pada gambar diatas, profil siku dengan beban tarik, yang dihubungkan dengan alar
pengencang, dapat mengalami keruntuhan geser blok sepanjang potongan a-b-c. Bagian yang
terarsir dalam gambar akan terlepas/sobek. Keruntuhan jenis ini dapat pula terjadi pada
sambungan pendek yang menggunakan dua alat pengencang atau kurang pada garis searah
bekerjanya gaya. Pengujian menunjukkan bahwa keruntuhan geser blok merupakan
penjumlahan tarik leleh (atau tarik fraktur) pada satu irisan dengan geser fraktur (atau geser
leleh) pada irisan lainnya yang saling tegak lurus. Dan tahanan nominal tarik dalam keruntuhan
geser blok diberikan oleh persamaan:

‘14 Struktur Baja 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Tahanan nominal suatu struktur tarik ditentukan oleh tiga kondisi keruntuhan yakni leleh dari
penampang brutto, fraktur dari penampang efektif dan geser blok pada sambungan. Sedapat
mungkin dalam mendisain suatu komponen struktur tarik, keruntuhan yang terjadi adalah leleh
dari penampang brutonya, agar didapatkan tipe keruntuhan yang daktail.

Contoh 6 :

‘14 Struktur Baja 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Contoh 7 :

‘14 Struktur Baja 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
‘14 Struktur Baja 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Salmon, C.G. & Jojnson, J.E, “ Steel Structure, Design and Behavior” 4 th Edition.
2. SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
3. SNI 03–1726–2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan
Gedung
4. Joseph E Bowles, Structural Steel Design, The Harper and Row Publisher, New York,
USA
5. Segui, W.T., “Steel Design” Cengage Learning 2013
6. Setiawan A.,”Perencanaan Struktur Baja Metode LRFD” Erlangga 2008
7. Aghayere A., Vigil J., “ Structural Steel Design “ Pearson Prentice-Hall 2009

‘14 Struktur Baja 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Ivan Jansen S., ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai