AGAMA
ISLAM
( MEMBANGUN MASYARAKAT ISLAM MODERN)
14
FEB MANAJEMEN U001700001 H. JAZULI SURYADHI. M.Si
Abstract Kompetensi
Islam sebagai ajaran yang Dalam perkuliahan ini mahasiswa
komprehensif telah meng-ajarkan mampu :
DISKRIPSI SINGKAT
Dalam perkuliahan ini anda akan mempelajari pengertian dan makna entrepreneur dalam
Islam, ciri-ciri seorang entrepreneur Islami, etika berbisnis dalam Islam dan Manajemen
Islami yang diterapkan oleh seorang entrepreneur.
BAHAN BACAAN :
1. Kosasih, Ahmad. 2003. HAM dalam Perspektif Islam. Jakarta: Salemba Diniyah.
2. Maulana, Makhrur Adam. 2015. Konsepsi HAM dalam Islam: Antara Universalitas dan
Partikularitas. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
3. Mulia, Siti Musdah. 2010. Islam dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: Naufan Pustaka.
4. Syaukat, Syekh. 1996. Hak Asasi Manusia dalam Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
14. 1. Pengantar Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Islam
Hak asasi manusia (HAM) bukanlah suatu istilah yang baru di dalam masyarakat
kontemporer. Dewasa ini masyarakat semakin familiar dengan istilah tersebut. Baik
masyarakat tingkat atas atau tingkat bawah mulai akrab membicarakan permasalahan HAM.
Media menjadi salah satu faktor semakin dikenalnya istilah ini.
Hak Asasi Manusia dikenal di berbagai agama samawi meskipun dengan istilah yang
berbeda, tidak terkecuali Islam. Islam sangat menjunjung tinggi hak asasi setiap manusia,
meskipun di dalam praktiknya terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup mencolok antara
HAM menurut Islam dan HAM menurut Barat. Perbedaan itu kadangkala menjadi polemik
dan menjadi bahan untuk menyerang umat Islam. Kendati dalam kenyataannya perbedaan itu
bukanlah sebuah masalah yang besar, karena Islam di dalam kitab sucinya dengan jelas
menghormati hak asasi manusia.
Artinya: “Dan pada harta-harta mereka ada hak-hak orang miskin yang tidak
mendapat bahagian.”
Pesan ayat tersebut menyatakan dan menegaskan bahwa siapapun yang minta
pertolongan dan siapapun yang menderita kesulitan mempunyai hak atas bagian harta benda
dan kekayaan seorang muslim, tanpa melihat apakah ia berasal dari bangsa ini, atau itu, dari
negara manapun dan dari ras manapun ia berasal.
Selain itu, Islam memberikan jaminan perlindungan dan keamanan terhadap eksistensi
harta kekayaan masing-masing individu, khususnya terhadap harta benda yang diperoleh
secara legal dan sah menurut hukum. Termasuk di dalamnya hak-hak untuk dapat menikmati
dan mengkonsumsi harta, hak untuk investasi dalam berbagai usaha, hak untuk mentransfer,
serta hak perlindungan individu lain tinggal di atas tanah miliknya.
Islam secara tegas melarang praktek perbudakan, dalam bentuk orang yang merdeka
menjadi hamba sahaya, kemudian diperjualbelikannya. Sebagaimana telah dijelaskan oleh
Rasulullah SAW dalam sebuah hadisnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Ibn
Majah yang bersumber dari `Amr bin `Ash, yaitu: Ada tiga kategori manusia yang aku sendiri
akan menggugatnya pada hari kiamat. Di antaranya adalah mereka yang menyebabkan
seorang yang merdeka menjadi hamba sahaya, lalu menjualnya dan memakan uang hasil
penjualannya.
Perbudakan di Arabia dapat dituntaskan dalam kurun waktu 40 tahun. Dimulai oleh
Rasulullah SAW telah membebaskan sebanyak 63 hamba sahaya, `Aisyah RA telah
Islam menganugerahkan hak kebebasan untuk berfikir dan hak untuk mengungkapkan
pendapat kepada seluruh umat manusia. Kebebasan berekspressi ini tidak hanya diberikan
kepada warga negara ketika melawan tirani, namun juga bagi setiap individu untuk bebas
mengeluarkan pendapat dan sekaligus mengekspressikannya berkait dengan berbagai
masalah. Tentunya kebebasan berpendapat di sini berkait dengan upaya untuk
mensosialisasikan perbuatan kebaikan dan kebajikan, dan berupaya untuk menghimbau dan
mengantisipasi berbagai perbuatan kejahatan dan kezaliman.
Sebagai contoh kasus lain, Rasulullah mengajak bermusyawarah dan ber dialog
dengan para sahabatnya berkait dengan perlakuan terhadap para tawanan perang Badar.
Ketika itu, ada dua pendapat sahabat senior yang muncul, pendapat Abu Bakar Siddiq dan
pendapat Umar bin Khattab. Abu Bakar mengajukan pendapatnya, untuk mengambil tebusan
(fidyah) dari para tawanan itu. Sedangankan Umar bin Khattab berpendapat lebih tegas,
bahwa para tawanan Badar itu harus dibunuh. Menyikapi dua pendapat tersebut, Rasulullah
berijtihad, dengan memilih pendapat Abu Bakar Siddiq (menerima tebusan dari para tawanan
perang Badar itu). Di samping itu, tradisi politik yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakar
Siddiq dan Khalifah Umar bin Khattab biasa mengundang kaum muslimin untuk meminta
kritik mereka terhadap berbagai kebijakannya tanpa ragu-ragu.
Selain adanya persaman hak diantara setiap manusia, Piagam Madinah juga
mengakomodasi adanya kebebasan (yang dimaksud kebebasan disini adalah kebebasan yang
masih dalam ruang lingkup syari’ah) yang berbeda dengan kebebasan yang terdapat dalam
undang-undang lain pada masa sekarang ini, yang mengedepankan hawa nafsu manusia
daripada ketentuan syari’at.
Dalam masalah kebebasan ini, yang dengannya terjaminlah segala kemaslahatan
manusia dari segala bentuk penindasan, ketakutan, dan perbudakan. Selain itu, kebebasan
juga menjadikan manusia seperti apa yang dikehendaki Allah SWT, sebagai khalifah Allah di
bumi ini dan hambanya sekaligus.
Dari uraian diatas dapat diambil sebuah kesimpulan, bahwa Hak Asasi Manusia yang
dimaksud oleh Piagam Madinah adalah Persamaan antara setiap individu manusia dalam
segala segi kehidupan bermasyarakat, dan juga kebebasan manusia dalam beragama dan
hormat-menghormati antar pemeluk agama, Hak-hak politik yang di tandai dengan adanya
persamaan hak antara setiap manusia di muka hukum dan social politik.
Asas Hak Asasi Manusia dalam Piagam Madinah
Hikmah dari kemanusiaan yang ada dalam Islam adalah; Persaudaraan, Kebebasan
dan Persamaan. Dan Islam, menyeru kepada ketiganya itu, menempatkannya dalam
gambaran yang nyata, dan melindunginya dengan akidah dan syari’atnya dengan kuat,
Carilah dan uraikan satu kasus pelanggaran HAM di Indoensia, bagaimana menurut
pandangan Islam ?