Anda di halaman 1dari 18

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

BAB 4
DESAIN BALOK SRMK

4.6. Persyaratan Desain Balok SRMK Sesuai SNI 2847:2013.

Pada bab ini, akan dibahas terkait pasal- pasal di SNI 2847:2013 terkait persyaratan
desain balok SRMK. Persyaratan meliputi desain tulangan lentur balok dan desain tulangan
geser balok.

4.6.1 Persyaratan Desain Tulangan Lentur Balok SRMK seusai SNI 2847:2013.

Pada tahap ini akan dibahas persyaratan lentur SRMK berdasarkan pasal- pasal yang ada
di SNI 2847:2013. Adapun persyaratan SRMK untuk balok adalah sebagai berikut:

 Syarat ukuran balok SRMK : (SNI 2847:2013; Pasal 21.5.1.1 s/d 21.5.1.4).
a. Gaya tekan aksial terfaktor, Pu , tidak lebih dari Pu  Ag f c 10 .
b. Panjang bentang bersih, l n , harus lebih besar dari 4 kali tinggi efektif ln  4d  .
c. Lebar penampang, bw , tidak kurang dari 0,3 kali tinggi penampang namun tidak boleh
diambil kurang dari 250 mm ( bw  0,3h atau 250mm).
d. Lebar penampang, bw , tidak boleh melebihi lebar kolom pendukung ditambah nilai
terkecil dari lebar kolom atau ¾ kali dimensi kolom dalam arah sejajar komponen lentur.

 Syarat tulangan lentur balok SRMK : (SNI 2847:2013; Pasal 21.5.2).


a. Jumlah tulangan lentur (tulangan tarik atau tulangan tekan) sepanjang bentang baik
pada daerah tumpuan atau lapangan tidak boleh kurang dari :
0,25 f c
bw d
fy
 As  0,025bwd
1,4
bw d
fy

Sedikit harus disediakan dua buah tulangan menerus, baik di sisi atas maupun sisi bawah
penampang.
b. Kapasitas momen positif M   pada tumpuan tersebut tidak boleh kurang dari
setengah kapasitas momen negatif M  nya.
M A    M A   ; Tumpuan kiri.
1
2
M B    M B   ; Tumpuan kanan.
1
2
c. Kapasitas momen (positif atau negatif) pada setiap penampang disepanjang bentang
(tumpuan-lapangan-tumpuan) tidak boleh kurang dari ¼ kuat kapasitas momen lentur terbesar.

M   atau M   
1
M max
4

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 1 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

Momen positif atau negatif pada persamaan diatas biasanya mengambil momen pada daerah
lapangan. Karena dipastikan nilainya lebih kecil dibandingkan momen ada pada tumpuan. Pada
dasarnya pasal tersebut membatasi kapasitas momen terkecil yang ada pada balok (khususnya
daerah tumpuan) agar tidak lebih kecil dari ¼ kapasitas momen terbesarnya (biasanya terletak
pada derah tumpuan).
d. Sambungan lewatan pada balok hanya diijinkan jika ada tulangan sengkang tertutup
atau spiral yang mengikat bagian sambungan lewatan tersebut. Adapun spasi sengkang adalah
tidak melebih d / 4 atau 100 mm.

4.6.2 Persyaratan Desain Tulangan Geser Balok SRMK seusai SNI 2847:2013.

Pada tahap ini akan dibahas persyaratan geser SRMK berdasarkan pasal- pasal yang ada
di SNI 2847:2013. Adapun persyaratan geser SRMK untuk balok adalah sebagai berikut:

 Persyaratan gaya geser rencana balok SRMK (SNI 2847:2013; Pasal 21.5.4.1).
Gaya geser yang akan digunakan dalam desain tulangan sengkang diambil berdasarkan
kapasitas tulangan lentur yang terpasang dan gaya dari beban gravitasi. Adapun persamaan
yang digunakan adalah

 
Q l M  M pr
Ve  u n  pr
2 ln
dimana :
Ve = Gaya geser ultimate balok yang digunakan untuk mendesain tulangan sengkang pada
balok SRMK (Jadi Vu BUKAN diambil dari SAP).
Qu = Beban terfaktor dari kombinasi beban mati (DL) dan beban hidup (LL). Adapun
kombinasi beban nya adalah Qu  1,2DL  LL .
ln = Panjang bersih balok yang diukur dari muka kolom (bukan as ke as).

M pr = Kapasitas momen positif pada balok akibat beban gempa bolak- balik disalah satu
tumpuan balok (mutu baja tariknya 1,25 f y ).

M pr = Kapasitas momen negatif pada balok akibat beban gempa bolak- balik disalah satu
tumpuan balok (mutu baja tariknya 1,25 f y ).

 Persyaratan nilai Vc pada perhitungan geser balok SRMK (SNI 2847:2013; Pasal 21.5.4.2).

a. Gaya geser Vc  0 jika, gaya geser maksimum yang diakibatkan oleh gempa lebih besar
dari pada gaya geser total.

1
Vu ( gempa)  Vu ( gravittasi gempa)
2

dimana :
Vu ( gempa) = Gaya geser yang dihasilkan hanya memperhitungkan pengaruh gempa tanpa
memperhitungkan beban mati dan hidup. Contohnya : Vu yang diakibatkan murni gaya
gempa kiri.

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 2 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

Vu ( gravittasi gempa) =Gaya geser yang dihasilkan dengan memperhitungkan pengaruh gempa serta
beban mati dan hidup.

b. Gaya geser Vc  0 jika, gaya tekan aksial terfaktor (yang diperoleh dari output
SAP2000) lebih besar dari.
Ag  f c
Gaya tekan aksial Pu 
20
dimana :
Pu = Gaya Aksial pada Balok (SAP2000).
Ag 
= Luasan penampang balok Ag  b  h . 
f c = Mutu beton (Mpa).
Bila dua syarat ini memenuhi maka Vc harus dianggap NOL dalam proses desain tulangan
geser. Artinya adalah bahwa diasumsikan beton tidak menyumbang kekuatan geser sehingga
semua beban akan dipikul semua oleh baja tulangan. Sehingga tidak heran kenapa tulangan
sengkang pada struktur SRMK akan lebih banyak dibandingkan dengan desain struktur
lainnya.
Namun bila salah satu tidak terpenuhi maka Vc TETAP diperhitungkan Vc  0 . Artinya
dalam proses desain, beton diasumsikan tetap menyumbang kekuatan geser pada balok.
Sehingga baja tidak memikul sendiri gaya geser yang terjadi.

 Persyaratan pemasangan tulangan geser pada balok SRMK (SNI 2847:2013; Pasal 21.5.3).

a. Sengkang tertutup harus disediakan pada daerah dua kali tinggi balok 2h  diukur
dari muka tumpuan pada kedua ujung balok. Perlu diketahui bahwa pada daerah sepanjang 2h
dimuka kolom merupakan daerah yang akan terjadi sendi plastis (seperti pada Gambar 4.14).

b. Sengkang tertutup pertama harus dipasang tidak lebih dari 50 mm dari muka
tumpuan. Jarak antar sengkang pada daerah muka kolom sepanjang 2h , tidak boleh melebihi
dari nilai terkecil antara :
- d 4 (tinggi effektif balok dibagi 4)
- 6d ( 6x diameter tulangan memanjang)
- 150 mm

c. Daerah diluar sendi plastis 2h  harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari d 2
disepanjang bentang balok.

d. Sengkang tertutup berupa dua buah tulangan dengan kait pada kedua ujungnya dan
ditutup oleh pengikat silang.

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 3 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

Gambar 4.14 Jarak Tulangan Sengkang pada Daerah Sendi Plastis.

Gambar 4.15 Tulangan Geser Balok SRMK.

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 4 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

4.7 Desain Balok SRMK.

Pada bab ini akan dijelaskan perhitungan detail bagaimana mengaplikasikan konsep
SRMK pada sebuah balok. Perhitungan yang dimaksud meliputi desain lentur dan geser dari
balok . Disini akan diasumsikan sebuah kasus yang akan dijadikan bahan untuk proses desain.
Adapun detail kasusnya adalah sebagai berikut:

Gambar 4.16 Contoh kasus desain balok SRMK.

Diketahui:
Mu = 416.070.841 N-mm = 416,07 kN-m (Tumpuan A & B)
Mu = 345.087.075 N-mm = 345,087 kN-m (Lapangan)
d =600-(40+14+(0,5x25) = 533,5 mm
 = 0,9 (SNI 2847:2013)
b = 400 mm f c = 25 MPa
h = 600 mm  = 0,85
fy = 320 MPa ts = 40 mm
Dtul = 25 mm L = 6000 mm
Dgeser = 14 mm ln = 5400 mm

4.7.2 Analisis Momen Negatif dan Momen Positif.

Pada bab ini akan dihitung besaran momen positif dan negatif dari tumpuan balok
dengan metode perhitungan tulangan tunggal. Sehingga tulangan tekan akan diabaikan.
Dikarenakan tumpuan kanan dan kiri sama, maka perhitungan momen negatif dan positif cukup
dilakukan satu kali pada penampang A (MA = MB).

a. Analisis Momen Positif M   Penampang A.


Dalam kondisi M   , yang menjadi tulangan tarik pada penampang A adalah 4-D25
mm,seperti yang terlihat pada Gambar 4.19.

 Hitung As' dan As (yang terpasang).


As' = 8 x 0,25 x 3,14 x 25² = 3925 mm² (diabaikan)
As = 4 x 0,25 x 3,14 x 25² = 1962,5 mm²

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 5 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

 Titik Berat Pada Tulangan Tarik (4-D25) :


d = H  t s  Dsengkang  1 2DTul
d = 600  40  10  0,5  25  533,5 mm

Gambar 4.19 Kondisi Balok saat Pengaruh Gempa Kiri.

 Nilai a :
a =
As  pasang  fy  = 1962,5  320 = 73,882 mm
0,85  f c  b 0,85  25  400

 Nilai Cc :
Cc = 0,85  f c  b  a  = 0,85 25 400 73,882 = 627.997 N

 Momen Kapasitas :
 a
M n = Cc   d  
 2
 73,882 
M n = 627.997   533,5  
 2 
= 311.837.562,3 N-mm = 311,837 kN-m
Jadi momen positif (+) dari penampang A dengan perhitungan tulangan tunggal adalah
311.837.562,3 N-mm = 311,837 kN-m.

b. Analisis Momen Negatif (M-) Penampang A.

Dalam kondisi M  , yang menjadi tulangan tarik pada penampang A adalah 8D25,
seperti yang terlihat pada Gambar 4.20.

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 6 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

 Hitung As' dan As (yang terpasang).


As = 8 x 0,25 x 3,14 x 25² = 3925 mm²
As' = 4 x 0,25 x 3,14 x 25² = 1962,5 mm² (diabaikan)

 Titik Berat Pada Tulangan Tarik (8-D25) :


y =
n1  As  l1   n2  As  l2 
ntotal  As

y =
4  490,63 66,5  4  490,63 66,5  40  25  99 mm
8  490,63
d = H  y  600  99  501 mm

 Nilai a :
a=
As  pasang  fy  = 3925 320 = 147,764 mm
0,85  f c  b 0,85  25  400

 Nilai Cc :
Cc = 0,85  f c  b  a  = 0,85 25 400147,764 = 1.256.000N

 Momen Kapasitas :
 a
M n = Cc   d  
 2
 147,764 
M n = 1.256.000  501,5  
 2 
M n = 537.088.208 N-mm = 537,088 kN-m

Momen negatif (-) dari penampang A dengan perhitungan tulangan tunggal adalah
537.088.208 N-mm = 537,088 kN-m.

Gambar 4.20 Kondisi Balok saat Pengaruh Gempa Kanan.

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 7 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

Dari perhitungan diatas, diperoleh momen kapasitas tumpuan balok (tumpuan A=


tumpuan B) dalam kondisi positif dan negatif. Nilai momen kapasitas yang diperoleh disini,
hanya digunakan untuk analisis lentur balok SRMK. Jadi besar momen kapasitas tumpuan
balok akibat beban gempa :
M A   = M B   = 311.837.562,3 N-mm = 311,837 kN-m
M A  = M B  = 537.088.208 N-mm = 537,088 kN-m

4.7.3 Persyaratan Lentur Balok SRMK.

 Syarat ukuran balok SRMK (SNI 2847:2013; Pasal 21.5.1.1 s/d 21.5.1.4)

Ag  f c
a. Cek Pu 
10
Nilai aksial ultimate yang diperoleh dari SAP2000 sebesar
Pu = 154.767 N.
As = 400mm x 600mm = 240.000 mm2
f c = 25MPa
Ag  f c
Pu 
10
240.000  25
154.767 
10
154.767  600.000 (Memenuhi Syarat)

b. Cek ln  4d
Bentang bersih dari balok adalah l n = 5400 mm (lihat soal).
5.400  4  501
5.400  2.004 mm (Memenuhi Syarat)

c. Cek Lebar Penampang.


bw  0,3h atau 250 mm
bw  0,3  600  180 mm
400 mm > 180 mm atau 400 mm > 250 mm (Memenuhi Syarat)
Jadi persyaratan terkait ukuran balok SRMK memenuhi syarat.

 Syarat tulangan lentur balok SRMK (SNI 2847:2013; Pasal 21.5.2).

a. Jumlah tulangan lentur.


0,25 f c 0,25 25
 bw  d =  400 501 = 626,25 mm2
fy 400
1,4 1,4
 bw  d =  400 501 = 701,4 mm2
fy fy
0,25  bw  d = 0,25 400 50 = 5.010 mm2

Berdasarkan hasil desain, tulangan pada balok terdiri dari :


Tulangan Tekan Lapangan = 2-D25 = 2 x 490,625 = 981,25 mm2.

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 8 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

Tulangan Tarik Lapangan = 6-D25 = 6 x 490,625 = 4.943,75 mm2.


Tulangan Tekan Tumpuan = 4-D25 = 4 x 490,625 = 1.962,5 mm2.
Tulangan Tarik Lapangan = 8-D25 = 8 x 490,625 = 3.925 mm2.
Cek Syarat minimal :
0,25 f c
 bw  d  Luasan 2  D25
fy
626,25 mm  981,25
2
mm2 (Memenuhi Syarat)

Cek Syarat max :


0,25 bw  d  Luasan 8  D25
6.010mm2  3.025 mm2 (Memenuhi Syarat)

b. Kapasitas momen positif M   pada tumpuan tersebut tidak boleh kurang dari setengah
kapasitas momen negatif M  nya. Dikarenakan tulangan tumpuan kanan dan kiri sama,
maka tinjauan cukup salah satu dari tumpuan A atau B. Dalam hal ini yang diambil adalah
tumpuan A:
M A    M A  
1
2
1
311,837   537,088 kN-m
2
311,837  268,544 kN-m (Memenuhi Syarat)

c. Kapasitas momen (positif atau negatif) pada setiap penampang disepanjang bentang
(tumpuan-lapangan-tumpuan) tidak boleh kurang dari ¼ kuat kapasitas momen lentur
terbesar.
M   atau M   
1
M max
4
Nilai M max adalah kapasitas yang terbesar dibentang balok dan itu biasanya terdapat pada
tumpuan. Maka dari itu Mmax akan diambil dari nilai M A  = M B  = 537,088 kN-m

Sedangkan M  & M   akan diambil yang terkecil dan biasanya terdapat pada lapangan.
Jumlah tulangan terkecil pada lapangan adalah 2D25. Maka dari itu akan dihitung terlebih
dahulu kapasitas momennya.

 Hitung As (yang terpasang).


As = 2 x 0,25 x 3,14 x 25² = 981,25 mm²

 Titik Berat Pada Tulangan Tarik (4D25) :


d = H  t s  Dsengkang  1 2DTul
d = 600  40  14  1 225  533,5 mm

 Nilai a :
a =
A s  pasang  fy  = 981,25  320 = 36,941mm
0,85  f c  b 0,85  25  400

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 9 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

 Nilai Cc :
Cc = 0,85  f c  b  a  = 0,85  25  400 36,941 = 314.000 N

 Momen Kapasitas :
 a
M n = Cc   d  
 2
 36,941
M n = 314.000  533,5  
 2 
M n = 161.719.263N-mm = 161,719 kN-m
Jadi kapasitas momen daerah lapangan dengan perhitungan tulangan tunggal adalah 161,719
kN-m.

Sehingga :
M   atau M   
1
M max
4
1
161,719  537,088 kN-m
4
161,719  134,272 kN-m (Memenuhi Syarat)

Artinya adalah bahwa tulangan 2-D25 mm (Gambar 4.18) yang dipasang pada sisi atas
balok lapangan sudah memenuhi syarat sebagai penampang balok SRMK. Bila persyaratan ini
tidak memnuhi maka julah tulangan pada serat atas lapangan harus ditambah hingga kapasitas
momennya memenuhi persyaratan diatas. Pemilihan tulangan 2-D25 mm sebagai perwakilan
karena ini adalah tulangan yang paling sedikit, sehingga bila tulangan ini memenuhi syarat
maka otomatis yang lainya memenuhi persyaratan. Jadi dapat disumpulakn bahwa persyaratan
lentur untuk balok SRMK dalam kasus ini adalah memenuhi syarat (OK).

4.7.4 Desain Tulangan Geser Balok SRMK.


Seperti yang telah dijelaskan diawal bahwa secara konsep, perhitungan momen positif
dan negatif untuk geser tidak berbeda dengan perhitungan untuk analisis lentur. Yang menjadi
perbedaan hanyalah mutu baja tulangan tarik ( As ) yang dirubah menjadi 1,25 f y . Sehingga
perhitungan momen kapasitasnya sebagai berikut:

a. Perhitungan Momen Positif untuk Analisis Geser Penampang A.


 Hitung As' dan As (yang terpasang).
As' = 8 x 0,25 x 3,14 x 25² = 3925 mm² (diabaikan)
As = 4 x 0,25 x 3,14 x 25² = 1962,5 mm²

 Titik Berat Pada Tulangan Tarik (4-D25) :


d = H  t s  Dsengkang  1 2DTul
d = 600  40  14  1 225  533,5 mm

 Nilai a :
a =
A
s  pasang  1,25 f y  = 1962,5 1,25 400 = 92,353mm
0,85  f c  b 0,85  25  400

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 10 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

 Nilai Cc :
Cc = 0,85  f c  b  a  = 0,85  25  400 92,353 = 785.000N

 Momen Kapasitas :
 a
M n = Cc   d  
 2
 92,353 
M n = 785.000  533,5  
 2 
M n = 382.548.947,5 N-mm = 382,548 kN-m

Jadi momen positif (+) dari penampang A dengan perhitungan tulangan tunggal adalah
382,548 kN-m

b. Perhitungan Momen Negatif untuk Analisis Geser Penampang A.


 Hitung As' dan As (yang terpasang).
As = 8 x 0,25 x 3,14 x 25² = 3925 mm²
As' = 4 x 0,25 x 3,14 x 25² = 1962,5 mm² (diabaikan)

 Titik Berat Pada Tulangan Tarik (8-D25) :


y =
n1  As  l1   n2  As  l2 
ntotal  As

y =
4  490,63 66,5  4  490,63 66,5  40  25  99 mm
8  490,63
d = H  y  600  99  501mm

 Nilai a :
a =
As  pasang  1,25 f y  = 3.925 1,25  320 = 184,705mm
0,85  f c  b 0,85  25  400

 Nilai CC :
Cc = 0,85  f c  b  a  = 0,85 25 400184,705 = 1.570.000 N

 Momen Kapasitas :
 a
M n = Cc   d  
 2
 184,705 
M n = 1.570.000   501,5  
 2 
M n = 642.361.575 N-mm = 642,361 kN-m

Jadi momen negatif (-) dari penampang A dengan perhitungan tulangan tunggal adalah
642,361 kN-m.
Jadi momen negatif dan positif balok untuk analisis geser balok SRMK sebagai berikut :

M A   = M B   = 382,548 kN-m
M A  = M B  = 642,361 kN-m

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 11 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

c. Perhitungan Gaya Geser Berdasarkan M   dan M  .


Pada tahap ini desain tulangan geser SRMK akan dilakukan. Sebelum itu, perhitungan
gaya geser ultimate Vu harus dilakukan berdasarkan tulangan lentur yang terpasang. Agar
mempermudah pemahaman, proses pengerjaannya akan dilakukan mengikuti tahap- tahap
yang telah dijelaskan (Tahap 1 s/d 4) pada bab sebelumnya. Adapun tahapannya adalah sebagai
berikut:
Tahap-1 :
Tahap ini akan dilakukan perhitungan Vu akibat beban gravitasi, seperti yang terlihat pada
Gambar 4.21. Sementara ini, nilai Qu diambil sama dengan yang ada pada bab 4.5 karena hanya
sebagai contoh. Perhitungan detail akan dijelaskan pada bab akhir.
Qu = 1,2DL  LL = 1,2 (4.509) + (731,626)
= 3.742,426 kg/m = 37,424 kN/m
Qu  l n
Vu =
2
37,424  5,4
Vu = =101,046 kN = 101.046 N
2
Dimana bentang bersih : ln = 5400mm = 5,4 m.

Gambar 4.21 Gaya Geser akibat Beban Gravitasi.

Tahap-2 :
Konsep perhitungan nilai Vu akibat beban gempa dari arah kiri dapat dilihat pada Gambar 4.22.
Nilai Vu bisa diperoleh dengan :
M A    M B   382,548  642,361
Vu = =
ln 5,4
Vu = 189,798 kN = 189.798 N
Jadi Vu akibat gempa kiri; Vu = 189.798 N

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 12 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

Gambar 4.22 Gaya Geser akibat Beban Gempa Kiri-Kanan.

Tahap-3 :
Dikarenakan tulangan penampang A dan B sama, maka nilai Vu akibat beban gempa dari
arah kanan sama dengan gempa kiri, seperti yang terlihat pada Gambar 4.23:
Nilai Vu bisa diperoleh :
M A    M B   642,361 382,548
Vu = =
ln 5,4
Vu = 189,798 kN = 189.798 N
Jadi Vu gempa kanan; Vu = 189.798 N

Gambar 4.23 Gaya Geser akibat Beban Gempa Kanan-Kiri.

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 13 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

Tahap-4 :
Nilai Vu kombinasi dari beban gravity dan beban gempa (Gambar 4.24 dan 4.25) sebagai
berikut :
Gempa Kiri : (Gambar 4.24)
Vu (gempa kiri) = Vu (gravitasi) + Vu (gempa kiri)
Vu (gempa kiri) = 101,046 kN + 189,798 kN
Vu (gempa kiri) = atau -88,753 kN

Gempa kanan : (Gambar 4.25)


Vu (gempa kanan)= Vu (gravitasi) + Vu (gempa kanan)
Vu (gempa kanan) = 101,046 kN + 189,798 kN
Vu (gempa kanan) = 290,844 kN atau -88.753 kN
Dikarenakan tulangan penampang A dan B sama, jadi besaran nilai akibat gaya gempa
kiri dan gempa kanan adalah sama. Gambar 4.24 dan 4.25 menunjukkan bahwa besaran Vu
yang akan digunakan dalam desain geser sebesar Vu = 290,844 kN

Gambar 4.24 Gaya Geser Gabungan dari Pengaruh Gravitasi


dan Pengaruh Gempa (Kiri ke Kanan).

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 14 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

Dan nilai inilah yang akan digunakan untuk menentukan dimensi dan jarak tulangan geser pada
balok. Berbeda halnya dengan desain pada struktur SRMB atau SRMM yang dimana besaran
Vu (geser ultimate) diambil dari hasil output SAP2000.

Gambar 4.25 Gaya geser gabungan dari pengaruh gravitasi


dan pengaruh gempa (kanan ke kiri).

d. Perhitungan kebutuhan tulangan sengkang.

Rumus umum yang digunakan untuk mendesain tulangan sengkang adalah :

Vn  Vc  Vs
dimana :
Vn = Gaya geser nominal (N).
Vc = Gaya geser kontribusi dari beton.
Vs = Gaya geser kontribusi dari baja.
Dalam desain tulangan geser SRMK, perlu dipastikan terlebih dahulu nilai Vc yang akan
digunakan. Hal ini terkait pasal yang mengatur kontribusi Vc dalam perhitungan tulangan
sengkang.
Sesuai SNI 2847:2013; pasal 21.5.3.1, gaya Vc dianggap sama dengan Nol apabila :

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 15 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

Ag  f c
 Pu 
20
Nilai aksial ultimate yang diperoleh dari SAP2000 sebesar
Pu = 154.767 N
As = 400 mm x 600 mm = 240.000 mm2
f c = 25MPa
Ag  f c
Pu 
20
154.767 
240.000 25
20
154.767  300.000 N (Memenuhi Syarat)

1
 Vu (Gempa)  Vu (GravitasiGempa)
2
Nilai gaya geser berdasarkan Gambar 4.24:
Vu (Gempa) = 189.798 N; Nilai yang diperoleh murni akibat beban gempa tanpa beban gravitasi.
Sedangkan nilai dengan kombinasi gempa adalah Vu (GravitasiGempa) = 290.843,5 N.
1
Vu (Gempa)  Vu (GravitasiGempa)
2
1
189.798 N  290.843,5 N
2
189.798 N  145.421,75 N (Memenuhi Syarat)

Berarti nilai Vc =0, sehingga : Vc


Vn = Vc  Vs
Vu
= 0  Vs

Vu 290.843,5
Vs = = = 387.791 N = 387,791 kN
 0,75

Cek kapasitas geser penampang balok :


2
Vs  f c  bw  d (Pasal 11.4.7.9).
3
2
387.791 N  25  400 501
3
387.791 N  668.000 N (Memenuhi Syarat)

Selanjutnya akan dihitung kebutuhan luasan tulangan sengkang yang dibutuhkan. Jarak
sengkang yang disyaratkan SNI 2847:2013; Pasal 21.5.3 adalah sebagai berikut:
- d 4 = 501,5 mm/4 =125 mm
- 6D = 6 x 25 mm = 150 mm
- 150 mm
Jarak yang ditentukan tidak boleh melebihi dari nilai terkecil perhitungan tersebut. Sehingga
ditentukan jaral sengkang yang akan digunakan (s) = 120 mm.

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 16 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

Vs  S 387.791,6 120
As = = = 386,632 mm2
fy  d 240 501,5

Jumlah kaki sengkang ( n ) yang dibutuhkan dengan tulangan sengkang D12 mm adalah:
386,632
n = = 3,420  4 buahtulangan
1 2
    12 
4 

Jadi kapasitas geser nominalnya adalah


 1 2
 4     12   240  501,5
=  
As f y d 4
Vs =
s 120
V s = 453.516,48 N
Vn  Vu
 Vc  Vs   Vu
0,75 (0 + 453.516,48 N) > 290.843,5 N
340.137,36 N > 290.843,5 N (Memenuhi Syarat)

Jadi untuk Balok B1 digunakan tulangan sengkang pada daerah tumpuan (daerah sendi
plastis) berupa 4-D12-120 mm, seperti yang terlihat pada Gambar 4.26 dan 4.27. Untuk daerah
diluar sendi plastis, nilai Vu diambil dari hasil analisis struktur (SAP200) namun jarak tulangan
harus sesuai SNI 2847:2013; Pasal 21.5.3, yaitu sengkang harus dipasang tidak lebih dari d/2
sepanjang bentang komponen lentur.

Gambar 4.26 Potongan Penulangan pada Daerah Sendi Plastis Balok.

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 17 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

Gambar 4.27 Detail Penulangan Tumpuan Balok (Penampang A-A).

STRUKTUR BETON II Disusun oleh :


BALOK SRMK 18 Dr. Yudha Lesmana, S.ST, M.T

Anda mungkin juga menyukai