BAB 4
DESAIN BALOK SRMK
Pada bab ini, akan dibahas terkait pasal- pasal di SNI 2847:2013 terkait persyaratan
desain balok SRMK. Persyaratan meliputi desain tulangan lentur balok dan desain tulangan
geser balok.
4.6.1 Persyaratan Desain Tulangan Lentur Balok SRMK seusai SNI 2847:2013.
Pada tahap ini akan dibahas persyaratan lentur SRMK berdasarkan pasal- pasal yang ada
di SNI 2847:2013. Adapun persyaratan SRMK untuk balok adalah sebagai berikut:
Syarat ukuran balok SRMK : (SNI 2847:2013; Pasal 21.5.1.1 s/d 21.5.1.4).
a. Gaya tekan aksial terfaktor, Pu , tidak lebih dari Pu Ag f c 10 .
b. Panjang bentang bersih, l n , harus lebih besar dari 4 kali tinggi efektif ln 4d .
c. Lebar penampang, bw , tidak kurang dari 0,3 kali tinggi penampang namun tidak boleh
diambil kurang dari 250 mm ( bw 0,3h atau 250mm).
d. Lebar penampang, bw , tidak boleh melebihi lebar kolom pendukung ditambah nilai
terkecil dari lebar kolom atau ¾ kali dimensi kolom dalam arah sejajar komponen lentur.
Sedikit harus disediakan dua buah tulangan menerus, baik di sisi atas maupun sisi bawah
penampang.
b. Kapasitas momen positif M pada tumpuan tersebut tidak boleh kurang dari
setengah kapasitas momen negatif M nya.
M A M A ; Tumpuan kiri.
1
2
M B M B ; Tumpuan kanan.
1
2
c. Kapasitas momen (positif atau negatif) pada setiap penampang disepanjang bentang
(tumpuan-lapangan-tumpuan) tidak boleh kurang dari ¼ kuat kapasitas momen lentur terbesar.
M atau M
1
M max
4
Momen positif atau negatif pada persamaan diatas biasanya mengambil momen pada daerah
lapangan. Karena dipastikan nilainya lebih kecil dibandingkan momen ada pada tumpuan. Pada
dasarnya pasal tersebut membatasi kapasitas momen terkecil yang ada pada balok (khususnya
daerah tumpuan) agar tidak lebih kecil dari ¼ kapasitas momen terbesarnya (biasanya terletak
pada derah tumpuan).
d. Sambungan lewatan pada balok hanya diijinkan jika ada tulangan sengkang tertutup
atau spiral yang mengikat bagian sambungan lewatan tersebut. Adapun spasi sengkang adalah
tidak melebih d / 4 atau 100 mm.
4.6.2 Persyaratan Desain Tulangan Geser Balok SRMK seusai SNI 2847:2013.
Pada tahap ini akan dibahas persyaratan geser SRMK berdasarkan pasal- pasal yang ada
di SNI 2847:2013. Adapun persyaratan geser SRMK untuk balok adalah sebagai berikut:
Persyaratan gaya geser rencana balok SRMK (SNI 2847:2013; Pasal 21.5.4.1).
Gaya geser yang akan digunakan dalam desain tulangan sengkang diambil berdasarkan
kapasitas tulangan lentur yang terpasang dan gaya dari beban gravitasi. Adapun persamaan
yang digunakan adalah
Q l M M pr
Ve u n pr
2 ln
dimana :
Ve = Gaya geser ultimate balok yang digunakan untuk mendesain tulangan sengkang pada
balok SRMK (Jadi Vu BUKAN diambil dari SAP).
Qu = Beban terfaktor dari kombinasi beban mati (DL) dan beban hidup (LL). Adapun
kombinasi beban nya adalah Qu 1,2DL LL .
ln = Panjang bersih balok yang diukur dari muka kolom (bukan as ke as).
M pr = Kapasitas momen positif pada balok akibat beban gempa bolak- balik disalah satu
tumpuan balok (mutu baja tariknya 1,25 f y ).
M pr = Kapasitas momen negatif pada balok akibat beban gempa bolak- balik disalah satu
tumpuan balok (mutu baja tariknya 1,25 f y ).
Persyaratan nilai Vc pada perhitungan geser balok SRMK (SNI 2847:2013; Pasal 21.5.4.2).
a. Gaya geser Vc 0 jika, gaya geser maksimum yang diakibatkan oleh gempa lebih besar
dari pada gaya geser total.
1
Vu ( gempa) Vu ( gravittasi gempa)
2
dimana :
Vu ( gempa) = Gaya geser yang dihasilkan hanya memperhitungkan pengaruh gempa tanpa
memperhitungkan beban mati dan hidup. Contohnya : Vu yang diakibatkan murni gaya
gempa kiri.
Vu ( gravittasi gempa) =Gaya geser yang dihasilkan dengan memperhitungkan pengaruh gempa serta
beban mati dan hidup.
b. Gaya geser Vc 0 jika, gaya tekan aksial terfaktor (yang diperoleh dari output
SAP2000) lebih besar dari.
Ag f c
Gaya tekan aksial Pu
20
dimana :
Pu = Gaya Aksial pada Balok (SAP2000).
Ag
= Luasan penampang balok Ag b h .
f c = Mutu beton (Mpa).
Bila dua syarat ini memenuhi maka Vc harus dianggap NOL dalam proses desain tulangan
geser. Artinya adalah bahwa diasumsikan beton tidak menyumbang kekuatan geser sehingga
semua beban akan dipikul semua oleh baja tulangan. Sehingga tidak heran kenapa tulangan
sengkang pada struktur SRMK akan lebih banyak dibandingkan dengan desain struktur
lainnya.
Namun bila salah satu tidak terpenuhi maka Vc TETAP diperhitungkan Vc 0 . Artinya
dalam proses desain, beton diasumsikan tetap menyumbang kekuatan geser pada balok.
Sehingga baja tidak memikul sendiri gaya geser yang terjadi.
Persyaratan pemasangan tulangan geser pada balok SRMK (SNI 2847:2013; Pasal 21.5.3).
a. Sengkang tertutup harus disediakan pada daerah dua kali tinggi balok 2h diukur
dari muka tumpuan pada kedua ujung balok. Perlu diketahui bahwa pada daerah sepanjang 2h
dimuka kolom merupakan daerah yang akan terjadi sendi plastis (seperti pada Gambar 4.14).
b. Sengkang tertutup pertama harus dipasang tidak lebih dari 50 mm dari muka
tumpuan. Jarak antar sengkang pada daerah muka kolom sepanjang 2h , tidak boleh melebihi
dari nilai terkecil antara :
- d 4 (tinggi effektif balok dibagi 4)
- 6d ( 6x diameter tulangan memanjang)
- 150 mm
c. Daerah diluar sendi plastis 2h harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari d 2
disepanjang bentang balok.
d. Sengkang tertutup berupa dua buah tulangan dengan kait pada kedua ujungnya dan
ditutup oleh pengikat silang.
Pada bab ini akan dijelaskan perhitungan detail bagaimana mengaplikasikan konsep
SRMK pada sebuah balok. Perhitungan yang dimaksud meliputi desain lentur dan geser dari
balok . Disini akan diasumsikan sebuah kasus yang akan dijadikan bahan untuk proses desain.
Adapun detail kasusnya adalah sebagai berikut:
Diketahui:
Mu = 416.070.841 N-mm = 416,07 kN-m (Tumpuan A & B)
Mu = 345.087.075 N-mm = 345,087 kN-m (Lapangan)
d =600-(40+14+(0,5x25) = 533,5 mm
= 0,9 (SNI 2847:2013)
b = 400 mm f c = 25 MPa
h = 600 mm = 0,85
fy = 320 MPa ts = 40 mm
Dtul = 25 mm L = 6000 mm
Dgeser = 14 mm ln = 5400 mm
Pada bab ini akan dihitung besaran momen positif dan negatif dari tumpuan balok
dengan metode perhitungan tulangan tunggal. Sehingga tulangan tekan akan diabaikan.
Dikarenakan tumpuan kanan dan kiri sama, maka perhitungan momen negatif dan positif cukup
dilakukan satu kali pada penampang A (MA = MB).
Nilai a :
a =
As pasang fy = 1962,5 320 = 73,882 mm
0,85 f c b 0,85 25 400
Nilai Cc :
Cc = 0,85 f c b a = 0,85 25 400 73,882 = 627.997 N
Momen Kapasitas :
a
M n = Cc d
2
73,882
M n = 627.997 533,5
2
= 311.837.562,3 N-mm = 311,837 kN-m
Jadi momen positif (+) dari penampang A dengan perhitungan tulangan tunggal adalah
311.837.562,3 N-mm = 311,837 kN-m.
Dalam kondisi M , yang menjadi tulangan tarik pada penampang A adalah 8D25,
seperti yang terlihat pada Gambar 4.20.
y =
4 490,63 66,5 4 490,63 66,5 40 25 99 mm
8 490,63
d = H y 600 99 501 mm
Nilai a :
a=
As pasang fy = 3925 320 = 147,764 mm
0,85 f c b 0,85 25 400
Nilai Cc :
Cc = 0,85 f c b a = 0,85 25 400147,764 = 1.256.000N
Momen Kapasitas :
a
M n = Cc d
2
147,764
M n = 1.256.000 501,5
2
M n = 537.088.208 N-mm = 537,088 kN-m
Momen negatif (-) dari penampang A dengan perhitungan tulangan tunggal adalah
537.088.208 N-mm = 537,088 kN-m.
Syarat ukuran balok SRMK (SNI 2847:2013; Pasal 21.5.1.1 s/d 21.5.1.4)
Ag f c
a. Cek Pu
10
Nilai aksial ultimate yang diperoleh dari SAP2000 sebesar
Pu = 154.767 N.
As = 400mm x 600mm = 240.000 mm2
f c = 25MPa
Ag f c
Pu
10
240.000 25
154.767
10
154.767 600.000 (Memenuhi Syarat)
b. Cek ln 4d
Bentang bersih dari balok adalah l n = 5400 mm (lihat soal).
5.400 4 501
5.400 2.004 mm (Memenuhi Syarat)
b. Kapasitas momen positif M pada tumpuan tersebut tidak boleh kurang dari setengah
kapasitas momen negatif M nya. Dikarenakan tulangan tumpuan kanan dan kiri sama,
maka tinjauan cukup salah satu dari tumpuan A atau B. Dalam hal ini yang diambil adalah
tumpuan A:
M A M A
1
2
1
311,837 537,088 kN-m
2
311,837 268,544 kN-m (Memenuhi Syarat)
c. Kapasitas momen (positif atau negatif) pada setiap penampang disepanjang bentang
(tumpuan-lapangan-tumpuan) tidak boleh kurang dari ¼ kuat kapasitas momen lentur
terbesar.
M atau M
1
M max
4
Nilai M max adalah kapasitas yang terbesar dibentang balok dan itu biasanya terdapat pada
tumpuan. Maka dari itu Mmax akan diambil dari nilai M A = M B = 537,088 kN-m
Sedangkan M & M akan diambil yang terkecil dan biasanya terdapat pada lapangan.
Jumlah tulangan terkecil pada lapangan adalah 2D25. Maka dari itu akan dihitung terlebih
dahulu kapasitas momennya.
Nilai a :
a =
A s pasang fy = 981,25 320 = 36,941mm
0,85 f c b 0,85 25 400
Nilai Cc :
Cc = 0,85 f c b a = 0,85 25 400 36,941 = 314.000 N
Momen Kapasitas :
a
M n = Cc d
2
36,941
M n = 314.000 533,5
2
M n = 161.719.263N-mm = 161,719 kN-m
Jadi kapasitas momen daerah lapangan dengan perhitungan tulangan tunggal adalah 161,719
kN-m.
Sehingga :
M atau M
1
M max
4
1
161,719 537,088 kN-m
4
161,719 134,272 kN-m (Memenuhi Syarat)
Artinya adalah bahwa tulangan 2-D25 mm (Gambar 4.18) yang dipasang pada sisi atas
balok lapangan sudah memenuhi syarat sebagai penampang balok SRMK. Bila persyaratan ini
tidak memnuhi maka julah tulangan pada serat atas lapangan harus ditambah hingga kapasitas
momennya memenuhi persyaratan diatas. Pemilihan tulangan 2-D25 mm sebagai perwakilan
karena ini adalah tulangan yang paling sedikit, sehingga bila tulangan ini memenuhi syarat
maka otomatis yang lainya memenuhi persyaratan. Jadi dapat disumpulakn bahwa persyaratan
lentur untuk balok SRMK dalam kasus ini adalah memenuhi syarat (OK).
Nilai a :
a =
A
s pasang 1,25 f y = 1962,5 1,25 400 = 92,353mm
0,85 f c b 0,85 25 400
Nilai Cc :
Cc = 0,85 f c b a = 0,85 25 400 92,353 = 785.000N
Momen Kapasitas :
a
M n = Cc d
2
92,353
M n = 785.000 533,5
2
M n = 382.548.947,5 N-mm = 382,548 kN-m
Jadi momen positif (+) dari penampang A dengan perhitungan tulangan tunggal adalah
382,548 kN-m
y =
4 490,63 66,5 4 490,63 66,5 40 25 99 mm
8 490,63
d = H y 600 99 501mm
Nilai a :
a =
As pasang 1,25 f y = 3.925 1,25 320 = 184,705mm
0,85 f c b 0,85 25 400
Nilai CC :
Cc = 0,85 f c b a = 0,85 25 400184,705 = 1.570.000 N
Momen Kapasitas :
a
M n = Cc d
2
184,705
M n = 1.570.000 501,5
2
M n = 642.361.575 N-mm = 642,361 kN-m
Jadi momen negatif (-) dari penampang A dengan perhitungan tulangan tunggal adalah
642,361 kN-m.
Jadi momen negatif dan positif balok untuk analisis geser balok SRMK sebagai berikut :
M A = M B = 382,548 kN-m
M A = M B = 642,361 kN-m
Tahap-2 :
Konsep perhitungan nilai Vu akibat beban gempa dari arah kiri dapat dilihat pada Gambar 4.22.
Nilai Vu bisa diperoleh dengan :
M A M B 382,548 642,361
Vu = =
ln 5,4
Vu = 189,798 kN = 189.798 N
Jadi Vu akibat gempa kiri; Vu = 189.798 N
Tahap-3 :
Dikarenakan tulangan penampang A dan B sama, maka nilai Vu akibat beban gempa dari
arah kanan sama dengan gempa kiri, seperti yang terlihat pada Gambar 4.23:
Nilai Vu bisa diperoleh :
M A M B 642,361 382,548
Vu = =
ln 5,4
Vu = 189,798 kN = 189.798 N
Jadi Vu gempa kanan; Vu = 189.798 N
Tahap-4 :
Nilai Vu kombinasi dari beban gravity dan beban gempa (Gambar 4.24 dan 4.25) sebagai
berikut :
Gempa Kiri : (Gambar 4.24)
Vu (gempa kiri) = Vu (gravitasi) + Vu (gempa kiri)
Vu (gempa kiri) = 101,046 kN + 189,798 kN
Vu (gempa kiri) = atau -88,753 kN
Dan nilai inilah yang akan digunakan untuk menentukan dimensi dan jarak tulangan geser pada
balok. Berbeda halnya dengan desain pada struktur SRMB atau SRMM yang dimana besaran
Vu (geser ultimate) diambil dari hasil output SAP2000.
Vn Vc Vs
dimana :
Vn = Gaya geser nominal (N).
Vc = Gaya geser kontribusi dari beton.
Vs = Gaya geser kontribusi dari baja.
Dalam desain tulangan geser SRMK, perlu dipastikan terlebih dahulu nilai Vc yang akan
digunakan. Hal ini terkait pasal yang mengatur kontribusi Vc dalam perhitungan tulangan
sengkang.
Sesuai SNI 2847:2013; pasal 21.5.3.1, gaya Vc dianggap sama dengan Nol apabila :
Ag f c
Pu
20
Nilai aksial ultimate yang diperoleh dari SAP2000 sebesar
Pu = 154.767 N
As = 400 mm x 600 mm = 240.000 mm2
f c = 25MPa
Ag f c
Pu
20
154.767
240.000 25
20
154.767 300.000 N (Memenuhi Syarat)
1
Vu (Gempa) Vu (GravitasiGempa)
2
Nilai gaya geser berdasarkan Gambar 4.24:
Vu (Gempa) = 189.798 N; Nilai yang diperoleh murni akibat beban gempa tanpa beban gravitasi.
Sedangkan nilai dengan kombinasi gempa adalah Vu (GravitasiGempa) = 290.843,5 N.
1
Vu (Gempa) Vu (GravitasiGempa)
2
1
189.798 N 290.843,5 N
2
189.798 N 145.421,75 N (Memenuhi Syarat)
Selanjutnya akan dihitung kebutuhan luasan tulangan sengkang yang dibutuhkan. Jarak
sengkang yang disyaratkan SNI 2847:2013; Pasal 21.5.3 adalah sebagai berikut:
- d 4 = 501,5 mm/4 =125 mm
- 6D = 6 x 25 mm = 150 mm
- 150 mm
Jarak yang ditentukan tidak boleh melebihi dari nilai terkecil perhitungan tersebut. Sehingga
ditentukan jaral sengkang yang akan digunakan (s) = 120 mm.
Vs S 387.791,6 120
As = = = 386,632 mm2
fy d 240 501,5
Jumlah kaki sengkang ( n ) yang dibutuhkan dengan tulangan sengkang D12 mm adalah:
386,632
n = = 3,420 4 buahtulangan
1 2
12
4
Jadi untuk Balok B1 digunakan tulangan sengkang pada daerah tumpuan (daerah sendi
plastis) berupa 4-D12-120 mm, seperti yang terlihat pada Gambar 4.26 dan 4.27. Untuk daerah
diluar sendi plastis, nilai Vu diambil dari hasil analisis struktur (SAP200) namun jarak tulangan
harus sesuai SNI 2847:2013; Pasal 21.5.3, yaitu sengkang harus dipasang tidak lebih dari d/2
sepanjang bentang komponen lentur.