Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER 2 Jurusan TEKNIK SIPIL

Semester Gazal 2009 - 2010 Fakultas Sains dan Teknik UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Mata Kuliah STRUKTUR BAJA-1 Tanggal: 23 Oktober 2009


Nama Peserta: Tanda Tangan:
NIM:

Dosen Jusuf J. S. Pah, MSc 1. Petunjuk Pengerjaan


Jangka Waktu 120 menit (i)
Sebelum mulai mengerjakan soal, tulislah identitas anda:
Keketatan BUKU TERTUTUP nama, NIM dan tanda tangan pada tempat yang tersdia di
dalam tabel di atas. Identitas anda (nama, NIM dan tanda
tangan) harus pula ditulis di tempat yang tersedia pada setiap lembaran soal dan jawaban.
(ii) Baca dan pelajarilah soal dengan saksama sebelum mulai mengerjakan. Peserta boleh bertanya pada
dosen/pengawas ujian jika sungguh-sunggah terdapat hal yang kurang jelas pada lembaran soal.
(iii) Selama ujian, peserta tidak diperkenankan berkomunikasi dengan sesama peserta lain dalam bentuk apapun, baik
berbicara, meminjam atau memberi pinjam alat tulis/alat hitung, mendiskusikan soal dll. Dosen/pengawas ujian
berhak untuk membatalkan ujian peserta yang melanggar ketentuan ini.
(iv) Setelah selesai mengerjakan ujian, peserta menyerahkan lembaran soal dan jawaban kepada dosen/pengawas ujian.
(v) Tulislah jawaban dengan rapi, dan pada kotak/tempat yang tersedia. Jika tempat jawaban yang disediakan tidak
mencukupi, gunakanlah halaman belakang lembaran soal, dengan terlebih dahulu menuliskan identitas nomor soal
yang dikerjakan!

2. Soal dan Lembar Jawaban


Soal

Suatu balok AEBC berperletakkan sendi di A dan rol di B seperti yang ditunjukkan Gambar a. Balok dibebani
beban merata 10 kN/m’ sepanjang A-E-B dan beban terpusat 20 kN berarah ke bawah di C. Analisalah struktur
tersebut, hitung dan tentukanlah:
(i) besar gaya geser pada penampang di E,
(ii) besar momen lentur pada penampang di E,
(iii) besar momen lentur maksimum, dan
(iv) lokasi dari penampang yang padanya momen maksimum tersebut terjadi!
Jika penampang balok ini adalah persegipanjang yang berdimensi 100 x 300 mm2 seperti yang ditunjukkan
Gambar b,
(v) hitung dan tentukanlah besar tegangan geser maksimum yang terjadi pada balok akibat pembebanan
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar a!

Pertolongan
SQmaks 1 2 yang untuk penampang persegi adalah
f s − maks = penampang persegi adalah bh
bI 8 1 3
bh .
f s − maks adalah tegangan geser dengan b adalah lebar penampang 12
[mm],
maksimum [MPa].
dan h adalah tinggi penampang [mm].
S adalah Gaya Geser [N].
I adalah momen inersia penampang
Qmaks adalah momen luasan terhadap [mm4],
sumbu netral [mm3], yang untuk

1/ 5
UJIAN TENGAH SEMESTER 2 Jurusan TEKNIK SIPIL
Semester Gazal 2009 - 2010 Fakultas Sains dan Teknik UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Mata Kuliah STRUKTUR BAJA-1 Tanggal: 23 Oktober 2009


Nama Peserta: Tanda Tangan:
NIM:

Penyelesaian:

(1). Besar gaya geser pada penampang di E.


Sebelum besar gaya geser pada penampang di E dan pada penampang – penampang lainnya diperoleh, harus
dihitung dan ditentukan terlebih dahulu reaksi – reaksi perletakan. Untuk itu, reaksi sendi di A diasumsikan
sebagai gaya terpusat VA vertikal berarah ke atas, dan reaksi rol di B diasumsikan sebagai gaya terpusat VB
vertikal berarah ke atas. Idealisasi struktur sekarang tampak seperti dalam Gambar a1.

Menerapkan ketentuaan kesetimbangan rotasional terhadap titik A, memberikan:


ΣMA = 0
⇒ 10(6 )3 − V B (6 ) + 20(10 ) = 0
380
⇒ 180 − 6V B + 200 = 0 , maka 380 = 6V B sehingga VB = = 63.33 kN. Jadi VB = 63.33 kN (↑).
6
Menerapkan ketentuan kesetimbangan translasional vertikal memberikan:
ΣV = 0
⇒ V A − 10(6 ) + VB − 20 = 0
⇒ V A − 60 + 63.33 − 20 = 0 , maka ⇒ V A = 60 − 63.33 + 20 = 16.67 kN. Jadi VA = 16.67 kN (↑).

Sekarang1, setelah reaksi – reaksi perletakan telah berhasil ditentukan, besar gaya geser di E (SE) dapatlah
dihitung. Dengan memotong balok di titik E dan memperhatikan bagian di sebelah kiri titik E, seperti yang
ditunjukkan Gambar a1.1, dengan menerapkan keseimbangan translasional vertikal pada bagian ini, dapatlah
dijabarkan:
S E = +V A − 10(3) = 16.67 − 30 = −13.33 kN. Maka gaya geser pada penampang di E adalah -13.33 kN
(jawaban).

1
Ada baiknya sebelum sampai ke tahap ini, dilakukan terlebih dahulu verifikasi atas hasil hitung dan hasil penentuan besar
dan karakteristik reaksi – reaksi perletakan yang baru saja diperoleh. Untuk balok ini, verifikasi dapat dilakukan misalnya,
dengan menerapkan ketentuan kesetimbangan rotasional terhadap titik B, terhadap titik C, atau terhadap titik tertentu
manapun.

2/ 5
UJIAN TENGAH SEMESTER 2 Jurusan TEKNIK SIPIL
Semester Gazal 2009 - 2010 Fakultas Sains dan Teknik UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Mata Kuliah STRUKTUR BAJA-1 Tanggal: 23 Oktober 2009


Nama Peserta: Tanda Tangan:
NIM:

Penyelesaian:

(2). Besar momen lentur pada penampang di E.


Momen lentur pada penampang di E (ME) dapat ditentukan dengan cara yang sama seperti ketika menentukan
gaya geser yaitu dengan memperhatikan bagian struktur di kiri E. Dengan menerapkan keseimbangan
rotasional terhadap E, dapatlah dijabarkan:
M E = V A (3) − 10(3)(1.5)
= 16.67(3) − 10(3)(1.5) = 50.01 − 45
= 5 kNm
Jadi momen lentur pada penampang di E adalah 5 kNm (jawaban).
(3). Besar momen lentur maksimum.
Untuk maksud ini, diagram gaya geser dan diagram momen lentur untuk balok di atas harus dikonstruksikan
terlebih dahulu.
1. Konstruksi Diagram Gaya Geser
Diagram gaya geser akan dikonstruksikan dengan terlebih dahulu menghitung untuk menentukan besar gaya
geser pada penampang – penampang penting sepanjang balok. Gaya geser pada penampang di A (SA);
S A = V A = +16.67 kN.
Gaya geser pada penampang di B, tepat sebelum titik B (SB1);
S B1 = S A − 10(6 ) = 16.67 − 60 = −43.33 kN.
Gaya geser pada penampang di B, tepat di titik B (SB);
S B = S B1 + VB = −43.33 + 63.33 = 20 kN.
Gaya geser pada penampang di C, tepat sebelum titik C (SC1);
S C1 = S B = 20 kN.
Gaya geser pada penampang di C, tepat di titik C (SC);
S C = S C1 − 20 = 20 − 20 = 0 .

Setelah besar gaya geser pada penampang – penampang penting telah berhasi ditentukan, diagram gaya geser
sekarang dapat dikonstruksikan. Hasil konstruksi diagram gaya geser ditunjukkan dalam Gambar a2. Titik F
pada diagram di atas menunjukkan penampang yang padanya gaya geser adalah nol. Lokasi/letak penampang
ini pada balok adalah penting dalam mengkonstruksi diagram momen lentur, sehingga harus ditentukan. Akan
ditentukan letak penampang ini terhadap titik A, dengan menghitung jarak penampang ini ke titik A, yang pada
gambar di atas ditandai sebagai x.
Menerapkan hukum segitiga – segitiga sebangun atas segitiga – segitiga yang dibentuk oleh diagram gaya geser
sepanjang A-F-B, menghasilkan:

3/ 5
UJIAN TENGAH SEMESTER 2 Jurusan TEKNIK SIPIL
Semester Gazal 2009 - 2010 Fakultas Sains dan Teknik UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Mata Kuliah STRUKTUR BAJA-1 Tanggal: 23 Oktober 2009


Nama Peserta: Tanda Tangan:
NIM:

Penyelesaian:

16.67 43.33
= ⇒ 16.67(6 − x ) = 43.33x , yang kemudian memberikan:
x 6− x
100.02 − 16.67 x = 43.33 x
⇒ 100.02 = 43.33 x + 16.67 x = 60 x
Maka:
100.02
x= = 1.667 m.
60
2. Konstruksi diagram momen lentur.
Setelah diagram gaya geser berhasil dikontstuksi, maka diagram momen lentur dapat dikonstruksi pula
berdasarkan diagram gaya geser. Karena A adalah ujung paling kiri dari balok dan tidak ada momen terpusat
yang bekerja padanya maka dapat dipastikan momen lentur pada penampang di titik A adalah nol, sehingga
MA = 0.
Momen lentur pada penampang di titik F (MF) dapat dihitung dengan menjumlahkan MA dengan luasan
diagram geser sepanjang A-F;
1 1
MF = MA + x(16.67 ) = 0 + (1.667 )16.67 = 13.89 kNm.
2 2
Momen lentur pada penampang di titik B (MB) dapat dihitung dengan menjumlahkan MF dengan luasan
diagram geser sepanjang F-B;
1
MB = MF + (6 − x )(− 43.33)
2
1
= 13.89 + (6 − 1.667 )(− 43.33)
2
1
= 13.89 − (4.33)43.33 = −80 kNm.
2
Momen lentur pada penampang di C (MC) dapat dihitung dengan menjumlahkan MB dengan luasan diagram
geser sepanjang B-C;
M C = M B + 20(4) = −80 + 80 = 0 .
Setelah momen pada penampang – penampang penting dari balok telah berhasil ditentukan, maka diagram
momen dapat dikonstruksi. Hasil konstruksi diagram momen ditunjukkan dalam Gambar a3.

Sekarang, dengan memeriksa diagram momen yang baru saja dikonstruksi, besar momen maksimum dapat
dengan mudah diketahui. Diagram momen menunjukkan dengan jelas bahwa momen lentur maksimum adalah
80 kNm. Dengan demikian, besar momen lentur maksimum adalah 80 kNm (jawaban).
(4). Lokasi penampang temapt momen maksimum terjadi.

4/ 5
UJIAN TENGAH SEMESTER 2 Jurusan TEKNIK SIPIL
Semester Gazal 2009 - 2010 Fakultas Sains dan Teknik UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Mata Kuliah STRUKTUR BAJA-1 Tanggal: 23 Oktober 2009


Nama Peserta: Tanda Tangan:
NIM:

Penyelesaian:
Penampang tempat momen maksimum 80 kNm terjadi dapat diketahui dengan mengamati diagram momen
lentur. Jelas dari diagram tersebut bahwa penampang tempat terjadi momen maksimum 80 kNm berlokasi di
titik B (jawaban).
(5). Besar tegangan geser maksimum yang terjadi pada balok.
Tegangan geser maksimum terjadi pada penampang yang padanya gaya geser adalah maksimum1. Dari diagram
gaya geser yang telah dikonstruksi, dapatlah dengan jelas dilihat bahwa penampang tempat terjadinya gaya
geser maksimum adalah penampang di titik B, dengan gaya geser 43.33 kN. Tegangan geser maksimum dapat
dihitung dengan mengambil besar gaya geser (S) sebesar gaya geser maksimum tersebut, dan dengan
menggunakan rumus untuk menentukan tegangan geser maksimum yang telah disediakan di bagian
pertolongan. Karena tegangan geser akan dihitung dalam satuan megapaskal [MPa], maka besar gaya geser2
harus terlebih dahulu dikonversi dari bersatuan kilo Newton [kN] ke bersatuan Newton [N], dan dimensi harus
dinyatakan dalam satuan milimeter [mm].
S B = 43.33 kN = 43330 N, maka:
S = 43330 N;
Kemudian b = 100 mm dan h = 300 mm, memberikan:
1 1 1 1
Qmaks = bh 2 = (100)300 2 = 1125000 mm3, dan I = bh 3 = (100)300 3 = 225000000 mm4.
8 8 12 12
Selanjutnya, tegangan geser maksimum f s − maks dapat ditentukan seperti berikut ini:

SQmaks 43330(1125000)
f s − maks = = = 2.167 MPa.
bI 100(225000000)
Maka tegangan geser maksimum yang terjadi pada balok adalah 2.167 MPa (jawaban).

1
Demikian pula tegangan lentur maksimum terjadi pada penampang yang padanya momen lentur adalah maksimum.
2
Hal yang sama berlaku bagi tegangan lentur dan tegangan - tegangan lainnya. Jika tegangan lentur, misalnya, hendak
dinyatakan dalam satuan MPa, maka momen harus dinyatakan dalam atau dikonversi dahulu ke satuan Newton-milimeter
[Nmm], dan dimensi penampang harus dinyatakan dalam satuan milimeter [mm].

5/ 5

Anda mungkin juga menyukai