com 1
[Tutorial] Membuat Slope di QGIS
Kemiringan (slope) sebuah area dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut :
Dari gambar di atas, maka dapat diketahui bahwa untuk mencari derajat kemiringan
(alpha), dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :
maka :
Dari rumus perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa semakin rendah nilai derajat
kemiringan atau presentase kemiringannya, maka area itu semakin datar dan juga
sebaliknya, semakin besar nilai derajat kemiringan atau presentase kemiringannya,
maka semakin curam area tersebut.
Kawan-kawan dapat mengunduh software Quantum GIS (QGIS) secara gratis pada link
berikut ini :
http://www.qgis.org/en/site/forusers/download.html
1). Buka software QGIS Desktop (disini kami menggunakan QGIS Brighton 2.6.0),
dengan cara klik dua kali icon dari QGIS yang terdapat pada desktop komputer.
2). Setelah kita berada pada jendela tampilan utama dari QGIS, buka data DEM yang
hendak kita buatkan slope-nya (sebagai contoh pada tutorial ini, kami menggunakan
data DEM SRTM dengan resolusi 30 meter), dengan cara sebagai berikut :
Klik tool Add Raster Layer (ditunjukkan oleh angka 1 pada Gambar 2), dimana
setelah itu akan muncul jendela tampilan untuk memilih data yang hendak dimasukkan
pada lembar kerja QGIS. Seleksi data DEM SRTM dengan cara klik sekali (ditunjukkan
angka 2 pada Gambar 2), sampai nama dari data tersebut tampil pada bagian input box
File name (ditunjukkan oleh area berwarna biru pada Gambar 2), dan terakhik klik
tombol Open (ditunjukkan oleh angka 3 pada Gambar 2), untuk memasukkan data
yang telah kita pilih sebelumnya pada lembar kerja QGIS.
3). Setelah data DEM SRTM sudah berada pada lembar kerja QGIS, klik pada bagian
menu bar : Raster | Analysis | DEM (Terrain Models)... , seperti yang ditunjukkan
oleh Gambar 4 di bawah ini :
Pada bagian Output file, klik tombol Select (ditunjukkan oleh angka 1 pada Gambar
5), untuk memilih lokasi penyimpanan dari file slope yang akan kita buat. Ketik nama
file pada bagian input box File name, dimana pada tutorial kali ini, kami memberi nama
file-nya : DEMSRTM_30m_Slope (ditunjukkan oleh angka 2 pada Gambar 5). Pilih
format data dari file pada bagian Files of type, dimana pada tutorial kali ini, kami
memilih format data GeoTIFF (ditunjukkan oleh angka 3 pada Gambar 5). Jika sudah
selesai melakukan pengaturan, klik tombol Save (ditunjukkan oleh angka 4 pada
Gambar 5).
Untuk bagian Mode Options, kami memilih untuk menampilkan slope dalam bentuk
presentase dan bukan derajat (ditunjukkan oleh angka 2 pada Gambar 6), dimana
kami centang bagian check box yang berada pada bagian samping tulisan Slope
expressed as percent (instead of as degrees). Jika sudah melakukan pengaturan, klik
tombol OK (ditunjukkan oleh angka 3 pada Gambar 6).
4). Selesai dengan pengaturan pada langkah sebelumnya, maka tunggu sebentar karena
proses pembuatan slope sedang berlangsung. Jika sudah selesai proses-nya, maka akan
muncul kotak dialog, seperti terlihat pada Gambar 7 di bawah ini :
Klik tombol OK (ditunjukkan oleh area berwarna orange pada Gambar 7), untuk
menuntaskan proses pembuatan slope. Jika sudah selesai, klik tombol Close, untuk
keluar dari jendela tampilan DEM (Terrain models), seperti yang diperlihatkan oleh
area berwarna hijau Gambar 8 di bawah ini :
Gambar 8. Klik Tombol Close Untuk Keluar dari Jendela Tampilan DEM (Terrain
models)
Gambar 9. Slope dari Data DEM SRTM Sudah Tampil Pada Lembar Kerja QGIS
5). Untuk membuat tampilan slope lebih menarik dan informatif, beri pewarnaan
berdasarkan kelas kemiringan lereng, dengan cara sebagai berikut :
Setelah berada pada jendela tampilan Layer Properties dari slope, klik tab Style
(ditunjukkan oleh angka 2 pada Gambar 11), kemudian pada bagian Render type,
pilih Singleband pseudocolor (ditunjukkan oleh angka 3 pada Gambar 11), hal
tersebut agar data slope yang terdiri dari 1 band dan mempunyai warna hitam – putih
(pankromatik), dapat diberi pewarnaan selain warna awalnya.
Selanjutnya, pada bagian Generate new color map, kami memilih warna dengan kode
YlOrRd (ditunjukkan oleh angka 4 pada Gambar 11), yang merupakan gradasi
warna dari warna merah muda sampai dengan warna merah yang pekat. Beranjak ke
bagian bawahnya yaitu pada bagian Mode, pilihlah opsi Equal Interval dengan jumlah
Classes 3 (ditunjukkan oleh angka 5 pada Gambar 11), dimana dengan pengaturan
Berdasarkan Pedoman Penyusunan Pola Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah tahun
1986., klasifikasi kelas kemiringan lereng dibagi menjadi lima kelas, dengan detail
sebagi berikut :
Berdasarkan bagian Keterangan dari Tabel 1 di atas, maka slope yang dibuat
sebelumnya - dengan nilai kemiringan lereng dari 0 persen sampai dengan 25.7595
persen, merupakan area yang datar, landai, dan agak curam. Untuk itu pada bagian
Label (ditunjukkan oleh angka 7 pada Gambar 11), kita bisa memberikan penamaan
dari nilai kemiringan lereng, seperti untuk nilai kemiringan lereng dari 0 persen
sampai dengan di bawah nilai 12.879750 persen, kami beri label Datar, sedangkan
untuk interval nilai kemiringan lereng dari 12.87975 persen sampai dengan di
bawah 25.7595 persen, kami beri label Landai, dan untuk nilai kemiringan lereng
25.7595 persen, kami memberikan label Agak Curam. Untuk menyudahi pengaturan,
klik tombol OK (ditunjukkan oleh angka 8 pada Gambar 11).
Dari hasil pengaturan warna, dapat kita ketahui area mana yang mempunyai tingkat
kemiringan yang cukup tinggi.
6). Agar tampilan lebih menarik, kita dapat menambahkan efek hill shade pada data
slope yang telah kita atur warnanya tersebut, dengan cara sebagai berikut :
• Pada bagian menu bar, klik : Raster | Analysis | DEM (Terrain Models)...
(langkah ini dapat dilihat juga pada Gambar 4)
• Setelah itu muncul jendela tampilan pengaturan dari DEM (Terrain Models), dan
lakukan pengaturan sebagai berikut :
- Pada bagian Input file (DEM raster), pastikan data masukannya adalah data
slope yang telah kita buat sebelumnya.
- Pada bagian Output file, klik tombol Select... (ditunjukkan oleh angka 1
pada Gambar 13), untuk memilih lokasi penyimpanan dan pemberian nama
file dari data slope yang nantinya telah diberi efek hill shade. Tentukan lokasi
penyimpanan, kemudian beri nama file pada input box File name
(ditunjukkan oleh angka 2 pada Gambar 13), dan pilih format datanya
pada bagian Files of type (ditunjukkan oleh angka 3 pada Gambar 13).
Untuk tutorial ini, kami memberi nama file :
DEMSRTM_30m_Slope_Hillshade dengan format data GeoTIFF (.TIFF).
Selesai melakukan pengaturan, klik tombol Save (ditunjukkan oleh angka 4
pada Gambar 13).
Gambar 14. Data Slope yang Sudah Diberi Efek Hill Shade
Hasil dari data slope yang telah diberi efek hill shade ternyata berwarna hitam-putih
(pankromatik), dan tidak berwarna sesuai dengan pengaturan warna yang telah
dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, untuk tetap dapat menampilkan warna dari
data slope yang telah dibuat sebelumnya, buat layer data slope yang telah diberi efek hill
shade menjadi lebih transparan, dengan cara sebagai berikut :
- Pastikan layer dari data slope yang telah diberi efek hill shade berada pada
posisi teratas, dan layer dari data slope yang diatur pewarnaannya berada
pada layer di bawahnya. Seleksi layer data slope yang telah diberi efek hill
shade dengan cara klik sekali, kemudian klik kanan dan pilih Properties
(ditunjukkan oleh angka 1 pada Gambar 15).
- Setelah itu akan muncul jendela tampilan dari Properties. Pilih tab
Transparency (ditunjukkan oleh angka 2 pada Gambar 15). Pada bagian
Global Transparency, atur tingkat ketransparanan dengan mengatur slider
yang ditunjukkan oleh angka 3 pada Gambar 15, dimana pada tutorial kali
ini, kami mengatur tingkat ketransparanan sampai tingkat 30 persen.
Terlihat lebih menarik bukan?. Sekian tutorial kali ini, semoga bermanfaat dan sampai
bertemu pada tutorial-tutorial berikutnya.