NOTA
PERHITUNGAN
DESAIN
Pekerjaan :
KATA PENGANTAR
Laporan ini disusun oleh konsultan agar dapat memberikan gambaran perhitungan
desain dan kriteria desain yang diterapkan di lokasi kegiatan.
Nota Perhitungan Desain ini disusun menjadi beberapa Bab, antara lain:
1. Pendahuluan
2. Deskripsi Wilayah Studi
3. Kriteria Desain
4. Detail Desain
Demi kesempurnaan laporan ini, kami mohon bapak/ibu untuk memberikan saran dan
masukan terhadap Laporan ini. Akhirnya kami ucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................II
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................IV
DAFTAR TABEL..................................................................................................V
1 PENDAHULUAN...........................................................................................1-1
3 KRITERIA DESAIN.......................................................................................3-1
3.1 Umum......................................................................................................3-1
4 DETAIL DESAIN...........................................................................................4-1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4-4 Profil Melintang Kali Pepe Ruas Jembatan Tirtonadi – BM.5/19..4-5
Tabel 2-1 Wilayah administrasi yang masuk ke dalam DAS Kali Pepe.........2-1
Tabel 2-2 Curah hujan rata-rata dalam Sub SWS Solo Hulu.........................2-4
Tabel 2-3 Suhu Rata-Rata Bulanan STA Surakarta (°C)...............................2-4
Tabel 2-4 Kelembaban Udara Rata-Rata Bulanan STA Surakarta...............2-4
Tabel 2-5 Lama Penyinaran Matahari Rata-Rata per Bulan STA Surakarta. 2-5
Tabel 2-6 Kecepatan Angin Rata-Rata Bulanan STA Surakarta...................2-5
Tabel 2-7 Evaporasi Rata-Rata Bulanan STA Surakarta...............................2-5
Tabel 2-8 Identifikasi awal jenis penggunaan lahan di DAS Kali Pepe.........2-6
Tabel 2-9 Gambaran Daerah Administasi dan Kependudukan yang dilewati
aliran sungai Pepe..........................................................................2-9
Tabel 2-10 Jumlah Penduduk Kabupaten Boyolali........................................2-12
Tabel 2-11 Pertumbuhan penduduk Kabupaten Boyolali berdasarkan
kecamatan....................................................................................2-12
Tabel 2-12 Produk Domestik Bruto (PDRB) Kabupaten Boyolali..................2-13
Tabel 2-13 Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Luas Wilayah, Tanah Sawah dan
Tanah Kering menurut Kecamatan Kabupaten Karanganyar (DAS
Bengawan Solo)...........................................................................2-15
Tabel 2-14 Luas Wilayah, Tanah Sawah dan Tanah Kering menurut
Kecamatan Kabupaten Karanganyar (DAS Bengawan Solo).....2-15
Tabel 3-1 Nilai Koefisien Kekasaran Manning...............................................3-5
Tabel 3-2 Koefisien Kontraksi dan Ekspansi untuk Aliran Subkritis..............3-8
Tabel 3-3 Ketentuan Tinggi Muka Air Berdasar Debit Rencana dan Jenis Tata
Guna Lahan..................................................................................3-12
Tabel 3-4 Klasifikasi Beton...........................................................................3-17
Tabel 3-5 Tabel Mutu Baja...........................................................................3-17
Tabel 3-6 Tabel Tegangan Ijin Baja.............................................................3-17
Tabel 3-7 Berat Jenis Material.....................................................................3-18
1 Pendahuluan
Tabel 2-1 Wilayah administrasi yang masuk ke dalam DAS Kali Pepe
Kabupaten Kecamatan Luas (KM2)
BOYOLALI 318.38
AMPEL 48.26
BANYUDONO 16.93
BOYOLALI 33.05
CEPOGO 45.24
MOJOSONGO 23.01
MUSUK 3.61
Sumber: Analisis Konsultan dan Hasil Identifkasi Peta RBI dari Berbagai Sumber
Selain sungai, sumber air permukaan adalah waduk, seperti Waduk Cengklik, Waduk
Mulur, Waduk Delingan, serta yang terbesar adalahWaduk Gajahmungkur.Air
permukaan ini sangat berguna untuk masyarakat, terutama di musim kemarau baik
untuk irigasi sawah maupun untuk kebutuhan sehari-hari. Sedangkan air tanah yang
Untuk air tanah bebas di daerah Surakarta cukup besar, dengan kedalaman bervariasi
tergantung letak topografi dan jenis litologinya.Air tanah ini diambil dari sumur gali dan
sumur bor dangkal.Jumlah ketersediaan air pada air tanah bebas pada cekungan ini
2910 juta m3/tahun, (Harnandi, 2006). Sedangkan air tanah tertekan atau air tanah
yang terdapat di dalam akuifer yang berupa batuan yang relative lulus air, mempunyai
kedalaman bermacam macam juga. Akuifer di daerah ini juga bervariasi dari
kedalaman 8 – 200 m, dengan ketebalan beragam 1–25 m. Jumlah ketersediaan air
pada system akuifer tertekan sebesar 256,29 juta m3/tahun (ibid.).Di CAT ini masih
terjadi penurunan kedudukan muka air tanah dan penurunan kualitas air tanah,
terutama pada system akuifer tertekan.(Harnandi, 2006) hal ini merupakan tanda
bahwa konservasi air tanah belum terlaksana dengan baik.
Kawasan studi (Kota Surakarta) berada dalam daerah yang beriklim tropis dengan
suhu udara, kelembaban, dan curah hujan yang cukup tinggi dan relatif seragam
selama musim hujan. SWS Bengawan Solo memiliki dua musim, yaitu musim kemarau
(biasanya dari bulan Mei sampai Oktober) dan musim hujan (November sampai April).
Pada umumnya angin bertiup dari arah Barat Daya ke arah Barat Laut pada bulan
November sampai April yang mengakibatkan terjadinya musim hujan.Sedangkan pada
periode bulan Juli sampai Oktober, berlangsung musim kemarau dimana angin bertiup
dari arah Selatan dan Tenggara.Suhu udara bulanan rata-rata sekitar 27°C.
Dengan kelembaban rata-rata 80%, suhu bulanan rata-rata 26,7°C, lama penyinaran
rata-rata bulanan 6,3 jam, kecepatan angin rata-rata bulanan 1,2 m/det.
Data klimatologi yang digunakan berasal dari Stasiun Surakarta, terdapat pada Sub
DAS Bengawan Solo Hulu.
1. Curah hujan
Curah hujan rata-rata selama musim hujan dari bulan November sampai April sekitar
80% dari curah hujan tahunan, dan pada umumnya bulan Desember atau Januari
mempunyai curah hujan terbesar. Curah hujan tahunan dalam SWS Bengawan Solo
sekitar 2.100 mm dan sedikit bervariasi untuk beberapa daerah tertentu.Di bagian
barat daya dimana terletak G. Merapi dan G. Merbabu cenderung mempunyai curah
hujan lebih tinggi bila dibandingkan dengan bagian timur laut wilayah sungai. Curah
PT. Daya Cipta Dianrancana 3
DD Penanganan Kali Pepe Secara Menyeluruh
di Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta
hujan tahunan rata-rata bisa mencapai 3.000 mm di sekitar puncak G. Lawu dan
G.Liman, sedangkan di daerah muara Sungai Bengawan Solo dan Pantai Utara hanya
sekitar 1.500 mm.
Curah hujan rata-rata dalam Sub SWS Solo Hulu diestimasi berdasarkan data curah
hujan dari 27 stasiun hujan dapat dilihat pada Tabel 2-2 sebagai berikut (Rencana
Induk SWS Bengawan Solo, 2001):
Tabel 2-2 Curah hujan rata-rata dalam Sub SWS Solo Hulu
Sumber: Laporan Studi Penetapan Sempadan Sungai, 2012 (BBWS Bengawan Solo)
2. Suhu
Suhu rata-rata bulanan di WS Bengawan Solo adalah 26,7°C. Suhu minimum 26,1°C
terjadi pada bulan Juli, sedangkan suhu maksimum 27,2°C terjadi pada bulan Oktober.
Kondisi suhu bulanan rata-rata pada masing-masing stasiun klimatologi adalah seperti
Tabel 2-3 sebagai berikut:
3. Kelembaban
Kelembaban rata-rata bulanan pada WS Bengawan Solo adalah sekitar 80%, dimana
kelembaban rata-rata bulanan minimum terjadi pada bulan September sebesar 77,4%
dan kelembaban rata-rata bulanan maksimum terjadi pada bulan Januari dan Februari
sebesar 82,3%. Nilai Kelembaban Udara Rata-Rata Bulanan di WS Bengawan Solo
dapat dilihat pada Tabel 2-4 berikut:
4. Penyinaran Matahari
Lama penyinaran matahari rata-rata bulanan yang terjadi pada WS Bengawan Solo
adalah sekitar 6,3 jam per hari. Penyinaran rata-rata bulanan minimum terjadi pada
PT. Daya Cipta Dianrancana 4
DD Penanganan Kali Pepe Secara Menyeluruh
di Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta
bulan Desember yaitu 4,2 jam per hari, sedangkan penyinaran rata-rata bulanan
maksimum terjadi pada bulan Agustus yaitu 8,1 jam per hari. Lama Penyinaran
Matahari Rata-Rata per Bulan dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:
Tabel 2-5 Lama Penyinaran Matahari Rata-Rata per Bulan STA Surakarta
No Stasiun Sub DAS Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Rata-rata
1 Surakarta Hulu 10,7 10,4 10,7 11 10,8 10,6 11 11,1 7,4 11,3 10,6 10,7 10,5
Sumber: Laporan Studi Penetapan Sempadan Sungai, 2012 (BBWS Bengawan Solo)
5. Kecepatan Angin
Kecepatan angin rata-rata bulanan untuk WS Bengawan Solo adalah 1,2 m/det. Nilai
kecepatan minimum adalah 1, m/det sedangkan nilai kecepatan maksimum adalah 1,6
m/det. Kecepatan angin rata-rata juga dapat dilihat pada Tabel 2-9 berikut:
6. Evaporasi
Evaporasi rata-rata bulanan yang terjadi pada WS Bengawan Solo adalah 3,9 mm
dimana nilai evaporasi terjadi pada bulan Juni–Oktober saat musim kemarau,
sedangkan saat musim hujan antara bulan Desember–Mei relatif lebih rendah.
Evaporasi rata-rata bulanan dapat dilihat pada Tabel 2 -7 berikut:
Tabel 2-8 Identifikasi awal jenis penggunaan lahan di DAS Kali Pepe
Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persen Penggunaan Lahan (%)
Air Tawar 316.30 0.97%
Kebun / Perkebunan 1,193.31 3.65%
Pemukiman 18,258.61 55.87%
Sawah Irrigasi 3,917.00 11.99%
Sawah Tada Hujan 2,137.68 6.54%
Semak Belukar 477.70 1.46%
Tanah berbatu 9.86 0.03%
Tanah kosong / Rumput 662.96 2.03%
Tegalan Ladang 5,707.93 17.47%
Jumlah Total 32,681.35 100.00%
Kondisi geologi di Surakarta tidak lepas dari kondisi geologi Pulau Jawa pada
umumnya. Pada Paleogen Awal, Pulau Jawa masih berada dalam bagian batas tepi
lempeng mikro Sunda sebagai hasil interaksi (tumbukan) antara lempeng Indo-
Australia dengan lempeng Eurasia. Ketika Kala Eosen, Pulau Jawa bagian utara yang
semula berupa daratan, menjadi tergenang oleh air laut dan membentuk cekungan.
Pada kala Oligosen, hampir seluruh Pulau Jawa mengalami pengangkatan menjadi
geantiklin Jawa. Pada saat yang bersamaan terbentuk jalur gunung api di Jawa bagian
selatan. Pulau Jawa yang semula merupakan geantiklin berangsur-angsur mengalami
penurunan lagi sehingga pada Miosen Bawah terjadi genang laut. Gunung api yang
bermunculan di bagian selatan membentuk pulau-pulau gunung api. Pada pulau -
pulau tersebut terdapat endapan breksi vulkanik dan endapan-endapan laut.Semakin
jauh dari pantai terbentuk endapan gamping koral dan gamping foraminifera.
Pada Miosen Tengah, pembentukan gamping koral terus berkembang dengan diselingi
batuan vulkanik di sepanjang Pulau Jawa bagian selatan. Kemudian pada Miosen Atas
terjadi pengangkatan.Keberadaan pegunungan Jawa bagian selatan ini tetap bertahan
sampai sekarang dengan batuan penyusun yang didominasi oleh batugamping yang di
beberapa tempat berasosiasi dengan batuan vulkanik, dalam bentuk vulcanic neck
atau terobosan batuan beku. Kemudian pada Kala Plistosen paling tidak terjadi dua
kali deformasi, yang pertama berupa pergeseran bongkahan yang membentuk
Pegunungan Baturagung, Plopoh, Kambengan, dan Pejalan Panggung. Sedangkan
yang kedua di Kala Plistosen Tengah yang diduga merubah aliran Bengawan Solo
Purba, yang diikuti aktivitas Gunung Lawu (G. Lawu) dan G. Merapi, serta sesar
Keduwan, akibatnya endapan G. Lawu membendung aliran Bengawan Solo dan
membentuk Danau Baturetno. Secara umum, fisiografi Jawa Tengah bagian tenggara
yang meliputi kawasan G. Merapi, Yogyakarta, Surakarta dan Pegunungan Selatan
dapat dibagi menjadi dua zona, yaitu Zona Solo dan Zona Pegunungan Selatan
(Bemmelen, 1949). Zona Solo merupakan bagian dari Zona Depresi Tengah (Central
Depression Zone) Pulau Jawa.
Bentang alam daerah Surakarta dan sekitarnya berupa perbukitan, pedataran, dan
lereng kerucut gunung api. Daerah perbukitan terletak di selatan Surakarta yang
dibentuk oleh batuan sedimen Miosen – Pliosen, lereng kerucut gunung api di sebelah
barat dan timur Surakarta, dan pedataran terletak di Surakarta dan daerah di utaranya.
Uraian satuan morfologi di daerah ini adalah sebagai berikut ini.
1. Satuan Padataran, tersebar di sekitar Surakarta, Klaten, Sukoharjo, sekitar
Wonogiri, dengan ketinggian 50 – 100 m.
2. Satuan Pedataran dibentuk oleh dataran aluvial sungai, berelief halus, kemiringan
antara 0 – 5%, sungai sejajar agak berkelok, dengan tebing sungai tidak terjal.
Satuan Daerah Kaki Gunung Api, tersebar di sekitar lereng G. Merapi (Klaten,
Boyolali), dan lereng G. Lawu (Karanganyar) dengan ketinggian 75 – 130 m.
PT. Daya Cipta Dianrancana 7
DD Penanganan Kali Pepe Secara Menyeluruh
di Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta
Daerah ini dibentuk oleh endapan gunung api dengan medan agak miring, relief
halus, sungai sejajar dengan tebing sungai agak terjal,
3. Satuan Perbukitan Kars, Terletak di bagian selatan (daerah Wonogiri), dengan
ketinggian 45 – 400 m, dicirikan oleh lembah dan bukit terjal, relief kasar. Satuan
ini disusun oleh batuan karbonat (batugamping) yang mudah larut oleh air,
sehingga membentuk bentang alam kars yang unik. Satuan Perbukitan
Bergelombang landai, Satuan ini terletak di utara Surakarta dengan ketinggian 40
– 100 m, dengan medan miring dan bergelombang landai.
4. Satuan Perbukitan Terjal, Satuan ini tersebar di sekitar Wonogiri dan Klaten bagian
selatan dengan ketinggian 200 – 700 m. Dicirikan dengan perbukitan kasar, terjal,
bukit tajam. Penyusun satuan ini adalah breksi vulkanik, lava andesit, dan
batupasir tufan.
Kota Surakarta merupakan kawasan rawan banjir karena berada di zona depresi (inter
montain plain) yang diapit Vulkan Lawu, Vulkan Merapi, dan Pegunungan Seribu. Air
permukaan yang masuk Kota Surakarta berasal dari tiga arah yaitu dari lereng
tenggara G. Merapi, lereng barat G. Lawu dan Wonogiri dengan 9 anak sungai yang
masuk ke Bengawan Solo. Bentuk DAS Solo hulu yang luas dan melebar, bahkan
mendekati pola radial mengakibatkan waktu konsentrasi air di Bengawan Solo
seragam ketika terjadi hujan. Diperparah dengan hulu Bengawan Solo di Wonogiri
adalah karst / tanah gersang berbatu yang koefisien aliran permukaannya tinggi.
Km2. Letak astronomis 110° 45' 15" dan 110° 45' 35" BT - 7° 36' dan 7° 56' LS. Kota
Surakarta merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian ± 92 m dari
permukaan laut. Hari hujan yang dilihat dari keadaan iklim Kota Surkarta pada bulan
desember dengan jumlah hari hujan 24. Sedangkan curah hujan sebesar 595 mm jatuh
pada bulan Februari. Rata-rata curah hujan pada hari hujan terbesar pada bulan
Oktober sebesar 31.6 mm per hari hujan ( Surakarta dalam Angka Tahun 2007).
Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang ada di Jawa Tengah dengan luas
area sebesar 4.404,06 Ha yang terdiri dari lima kecamatan dengan luasan setiap
kecamatan sebagai berikut:
Pada tahun 2009 dari total luas area Kota Surakarta terbagi menjadi lahan sawah
teririgasi 18,94 Ha (0,43%), sawah tadah hujan seluas 126,52 Ha (2,87%) dan luas
Wilayah Kabupaten Boyolali yang memiliki luas sekitar 1.015 Km2 atau 101.500
Ha secara administratif terbagi kedalam 19 Kecamatan, 263 desa dan 4 kelurahan.
sebagian besar (70%) wilayah kabupaten Boyolali merupakan lahan kering baik berupa
tegalan, pekarangan, maupun hutan dan sisanya berupa sawah, waduk/ kolam, dan
lahan lainnya.
Struktur perekonomian kabupaten Boyolali dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan
dari tahun 2007 sampai tahun 2011 berdasarkan lapangan usahanya penggerak
utamanya adalah sektor pertanian 31,8%, diikuti sektor perdagangan, hotel dan
restoran 24,3% dan industri pengolahan 16,3%.
Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha, yang terdiri dari luas
tanah sawah 22.465,11 Ha dan luas tanah kering 54.912,5 Ha. Tanah sawah terdiri
dari irigasi teknis 12.922,74 Ha,non teknis 7.586,76 Ha,dan tidak berpengairan
1.955,61Ha. Sementara itu luas tanah untuk pekarangan/bangunan 21.197,69 Ha dan
luas untuk tegalan/kebun 17.847,48 Ha.
Tabel 2-13 Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Luas Wilayah, Tanah Sawah dan
Tanah Kering menurut Kecamatan Kabupaten Karanganyar (DAS Bengawan
Solo)
Luas Debit
Nama DAS
(Ha) (M3/Detik)
Sub. DAS Kedaung 257 22.3
Sub. DAS Jlantah — Walikan 11564 3332
Sub. DAS Samin 20412 5881
Sub. DAS Pepe 7254 623
Sub. DAS Mungkung 31129 2571
Sub. DAS Kenatan 7408 895
Tabel 2-14 Luas Wilayah, Tanah Sawah dan Tanah Kering menurut
Kecamatan Kabupaten Karanganyar (DAS Bengawan Solo)
Jumtah Luas Wilayah Tanah Sawah Tanah Kering
Kecamatan
Kelurahan/Desa (Ha) (Ha) (Ha)
Jatipuro 11 4.036,50 1.510,16 2.525,34
Jatiyoso 9 6.716,49 1.319,05 5.397,44
Jumapolo 12 5.567,02 1.740,81 3.826,21
Jumantono 11 5.355,44 1.603,87 3.751,57
Matesih 9 2.626,63 1.272,02 1.354,61
Tawangmangu 10 7.003,16 711,36 6.291,80
Ngargoyoso 9 6.533,94 690,30 5.843,64
Karangpandan 11 3.411,08 1.491,40 1.919,38
Karanganyar 12 4.302,64 1.788,12 2.513,70
Tasikmadu 10 2.759,73 1.677,03 1.081,78
Jaten 8 2.554,81 1.265,53 1.288,53
Colomadu 11 1.564,17 527,52 1.035,53
Gondangrejo 13 5.679,95 1.073,78 4.605,41
Kebakkramat 10 3.645,63 2.102,19 1.542,80
Mojogedang 13 5.330,90 2.018,82 3.312,08
Kerjo 10 4.682,27 1.129,24 3.553,03
Jenawi 9 5.608,28 538,60 5.069,68
Jml. Th. 2010 177 77.378,64 22.459,80 54.917,84
Jml. Th. 2009 177 77.378,64 22.465,11 54.902,73
Jml. Th. 2008 177 77.378,64 22.474,91 54.899,08
Jml. Th. 2007 177 77.378,64 22.478,56 54.547,30
Jml. Th. 2006 177 77.378,64 22.831,34 54.534,38
Jml. Th. 2005 177 77.378,64 22.844,26 54.522,31
3 Kriteria Desain
3.1 Umum
Bangunan direncanakan untuk DD Penanganan Kali Pepe Secara Menyeluruh di
Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta menggunakan debit banjir rancangan sesuai
standar kriteria perencanaan bangunan di sungai dan Standar Nasional Indonesia
(SNI). Perhitungan dimensi bangunan disesuaikan dengan kondisi di lapangan, ditinjau
dari data pengukuran, data survey investigasi, data survey hidrologi / hidrolika, dan
data parameter hasil penyelidikan tanah agar memenuhi standar keamanan yang
ditetapkan dan dapat berfungsi optimal.
Perhitungan struktur bangunan banyak menggunakan data parameter tanah (Φ, γ dan
c) yang menentukan besarnya daya dukung tanah yang menentukan stabilitas
konstruksi dari bahaya guling, geser dan settlement (penurunan tanah dasar).
H H
1 2
h f =L. S f
2
Q
Sf = ( ) K
S f 1+ Sf 2
Sf =
2
dengan :
hf = kehilangan energi akibat gesakan (m)
L = jarak antar sub bagian (m)
Sf = kemiringan garis energi (friction slope)
K = pengangkutan aliran tiap sub bagian
Q = debit air (m3/dt)
Adapun kehilangan tinggi energi akibat perubahan diakibatkan oleh dua kejadian,
yaitu kontraksi dan ekspansi. Kontraksi dan ekspansi terjadi akibat back water
yang disebabkan perubahan penampang atau perubahan kemiringan dasar
saluran yang sangat curam sekali. Kehilangan tinggi energi akibat kontraksi dan
ekspansi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
¿2 . v ¿1 . v
22 12
hc =C| − |
2g 2g
dengan :
C = koefisien akibat kehilangan tinggi kontraksi dan ekspansi
Program ini mengasumsikan bahwa kontraksi terjadi jika kecepatan di hilir lebih
tinggi jika dibandingkan dengan kecepatan di hulu dan ekspansi terjadi pada
kondisi sebaliknya.
3. Pengangkutan Aliran
Penentuan pengangkutan aliran total dan koefisien kecepatan untuk suatu
penampang melintang mengharuskan aliran dibagi menjadi bagian – bagian
dimana kecepatan tersebut akan didistribusikan secara merata. Pendekatan yang
digunakan dalam program ini adalah membagi aliran di daerah pinggir sungai
dengan menggunakan nilai kekasaran n sebagai dasar pembagian penampang
melintang.
dengan :
n = jumlah sub bagian pada suatu penampang melintang sungai.
4. Pengangkutan Aliran
Suatu sungai memiliki nilai kekasaran yang sangat bervariasi dan tergantung pada
beberapa faktor sehingga perlu adanya tinjauan terhadap faktor – faktor yang
memiliki pengaruh besar terhadap nilai koefisien kekasaran. Pada tahun 1889
seorang insinyur Irlandia, Robert Manning mengemukakan sebuah teori mengenai
koefisien kekasaran dimana saat ini dikenal dengan rumus “Manning” sebagai
berikut :
1
v = . R 2/3 . S1/2
n
dengan:
v = kecepatan rerata (m/dt)
R = jari-jari hidrolik (m)
S = kemiringan dasar rerata
n = koefisien kekasaran
Nilai koefisien kekasaran yang diungkapkan oleh Manning, dikenal dengan nilai
koefisien kekasaran Manning (n), memiliki nilai bervariasi sesuai dengan kondisi
yang dikaji. Karena kesederhanaan dan hasil perhitungan yang didapat cukup
memuaskan, maka rumus Manning menjadi sangat banyak digunakan dalam
perhitungan hidrolika saluran terbuka. Sebelum menentukan nilai koefisien
kekasaran Manning, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai faktor – faktor yang
mempengaruhi koefisien kekasaran Manning antara lain :
a. Kekasaran Permukaan.
Angka koefisien kekasaran Manning (n) tergantung dari berbagai macam faktor,
seperti tertera pada Tabel 5.1 berikut ini :
Tabel 3-15 Nilai Koefisien Kekasaran Manning
5. Persamaan Kontinuitas
Dasar persamaan kontinuitas unsteady flow pada saluran terbuka diturunkan
sebagai persamaan berikut (Raju Kg,Rangga, 1986: 289).
6. Persamaan Momentum
Persamaan momentum menyatakan bahwa pengaruh dari semua gaya luar
terhadap volume kontrol dari cairan dalam setiap arah sama dengan besarnya
perubahan momentum dalam arah itu, yaitu (Raju Kg,Rangga, 1986: 11).
Fx = . Q. v
Sesuai dengari Gambar V-3 maka persamaan diatas dapat ditulis seperti
W sin + P1 - P2 - Ff - Fa = Q (v2 - v1)
dengan:
P1 dan P2 = muatan hidrostatis pada potongan 1-4 dan 2-3
W = berat volume kontrol 1-2-3-4
= kemiringan dasar dengan garis mendatar
Ff = gesekan batas terhadap panjang Ax
Fa = tahanan udara pada permukaan bebas
Ladang 15 tahun
Sawah 20 tahun
pemukiman 25 tahun
Batas pelindung tebing ditentukan sebagai berikut :
Untuk keamanan terhadap limpasan atas dibuat setinggi tebing
yang dilindungi;
Untuk keamanan terhadap gerusan samping dibuat setinggi 2/3
sampai 3/4 tinggi muka air banjir;
Untuk keamanan terhadap gerusan lokal atau degradasi yang
tidak lebih dari 2 m dibuat sedalam 1m sampai 1.5 m di bawah
dasar gerusan lokal atau degradasi;
Bila degradasi sulit diperhitungkan, maka kedalaman degradasi
diasumsi sebesar 2 m;
Panjang pelindung tebing minimum sepanjang tebing yang perlu
dilindungi;
Kedalaman pondasi pelindung tebing diletakkan antara 0.5 –
0.75 m kedalaman gerusan lokal atau degradasi terdalam yang
terjadi, diperoleh dengan analisa atau studi lain.
A A
SAMBUNGAN GERAK
0.3 m
0.2 m
0.2 m
0.4 m 0.4 m
RIB
Klasifikasi baja
Tabel 3-19 Tabel Mutu Baja
Berat Jenis
No. Jenis Material
(ton/m3)
1 Air 1.00
2 Besi Baja 7.85
3 Beton Tumbuk 2.30
4 Beton Bertulang (Umum) 2.40
5 Beton Bertulang pelat Jembatan 2.50
6 Plesteran 2.15
7 Pasangan Batu 2.20
8 Bronjong Batu 2.00
4 Detail Desain
Hasil simulasi muka air banjir di Kali Pepe menggunakan program HEC-RAS dalam gambar
berikut ini :
Gambar 4-15 Profil Melintang Kali Pepe Ruas Jembatan Tirtonadi – BM.5/19
B Tanah pondasi
Potongan Parapet gs' = 1.91 t/m3 Angka keamanan (normal) (gempa)
o
18.963 fB = 27.64 Guling |e| < B/6=0.43 B/3=1.02
2.31 cB = 0.15 t/m2 Geser fs > 1.50 1.20
Koefisien geser Reaksi tanah pondasi
m = 0.95 qmaks > qa=qu/3 qae=qu/2
Koef gaya angkat Tegangan ijin
Um = 1.00 Tekan beton s ca = 75 113 kg/cm2
Selimut beton Tarik baja ssa = 2250 3375 kg/cm2
Dinding Geser beton ta = 6.5 9.75 kg/cm2
d belakang = 7 cm Rasio modulus Young's
d depan = 7 cm 21 16
Pondasi
d atas = 7 cm
d bawah = 7 cm
1.1 Dimensi
B = 3.05 m H = 2.60 m
L = 1.00 m (panjang pias )
h2
1.2 Parameter
2. Perhitungan stabilitas
2.1 Kasus 1 (Kondisi normal)
0.00
0.40
0.15
2.60 Pa1 10 7
2.05
qa1
9 8
2.10 11 12
Pa2 6
4 5 13 Pp1 0.20 1.00
Pa3 2 0.35
qa2 0.6 1 3
qa3 qp1
1.00 Pa4 O 1.00
2' 2'' Pp2
Pa5
Pp3
qa5 qa4 qu2 qp2 qp3
qu1 Pu2
Pu
1.50 0.55 1.00
0.25
Cos 2(f+a)
Kp =
Sin(f-d) x Sin(f+)b) 2
Cos 2a x Cos(a -d) x 1-
Cos(a+d) x Cos(a-
o o
a = 4.185 d = 14.036
Cos 2(f+ a) = 0.722 Sin(f-d) = 0.235
Cos 2a = 0.995 Sin(f+b ) = 0.665
Cos(a+ d) = 0.950 Cos(a- )b) = 0.985
Kp = 2.184
(untuk analisis struktur)
o o
a = 4.185 d = 18.427
Cos 2(f-a) = 0.842 Sin(f-d) = 0.160
Cos 2a = 0.995 Sin(f+)b) = 0.665
Cos(a+ d) = 0.923 Cos(a- )b) = 0.985
Kp' = 2.118
qa1 = Ka x ( hw1-h4) x gw = 0.494 ton/m
qa2 = Ka x h4 x gsat = 0.858 ton/m
qa3 = Ka x h4 x gsat = 0.858 ton/m
qa4 = qa2 + qa3 = 1.717 ton/m
qa5 = Ka x h2 x gsat = 0.858 ton/m
qp1 = Kp x h4 x gsoil = 4.176 ton/m
qp2 = qp1 = 4.176 ton/m
S W x X- S H x Y 17.63 - 2.73
X = = = 1.430 m
SW 10.424
B 3.05
e = - X = - 1.430 = 0.095 m < B/6 = 0.508 m OK !
2 2
a) -2 Dengan gaya angkat
B = 3.05 m
S W x X- S H x Y 14.53 - 2.73
X = = = 1.326 m
SW 8.899
B 3.05
e = - X = - 1.326 = 0.199 m < B/6 = 0.508 m OK !
2 2
HR 10.633
Fs = = = 2.431 > 1.50 OK !
SH 4.374
b)-2 Dengan gaya angkat
Gaya geser : SH = 4.648 ton
Tahanan : HR = m x S W = 0.95 x 8.899 = 8.454 ton
(koefisien geser : m = 0.95 )
HR 8.454
Fs = = = 1.819 > 1.50 OK !
SH 4.648
10.698 6x 0.095
q1 = x (1 + ) = 4.163 t/m2 < qa = 17.100 t/m2 OK !
3.05 3.05
10.698 6x 0.095
q2 = x (1 - ) = 2.852 t/m2 < qa = 17.100 t/m2 OK !
3.05 3.05
2.60 Pa1 10 7
2.05
qa1
9 8
2.10 11 12
Pa2 6
4 5 13 Pp1 0.20 1.00
Pa3 2 0.35
qa2 0.6 1 3
qa3 qp1
1.00 Pa4 O 1.00
2' 2'' Pp2
Pa5
Pp3
qa5 qa4 qu2 qp2 qp3
qu1 Pu2
Pu
1.50 0.55 1.00
0.00 1.25
Cos 2(f- F - a)
Kae =
2
Sin(f+)d) x Sin(f- b- F )
CosF x Cos 2a x Cos(a++
d+F ) 1+
d+F ) x Cos(a- b)
Cos(a++
o o
a = 4.185 d = 27.58
2
Cos (f-F +a )= 0.880 Sin(f- d) = 0.001
CosF = 0.980 Sin(f+b -F ) = 0.502
Cos2a = 0.995 Cos(a-b) = 0.950
Cos(a+-d-F )= 0.938
Kpe = 1.009
S W x X- S H x Y 17.63 - 2.90
X = = = 1.413 m
SW 10.424
B 3.05
e = - X = - 1.413 = 0.112 m < B/3 = 1.017 m OK !
2 2
a) -2 Dengan gaya angkat
B = 3.05 m
S W x X- S H x Y 14.53 - 2.90
X = = = 1.306 m
SW 8.899
B 3.05
e = - X = - 1.306 = 0.219 m < B/3 = 1.017 m OK !
2 2
b) Stabilitas terhadap geser
b)-1 Tanpa gaya angkat
Gaya geser : SH = 6.194 ton
Tahanan : HR = m x S W = 0.95 x 10.424 = 9.903 ton
(koefisien geser : m = 0.95 )
HR 9.903
Fs = = = 1.60 > 1.20 OK !
SW 6xe
q1,2 = x (1 + )
B B
10.424 6x 0.112
q1 = x (1 + ) = 4.171 t/m2 < qae = 25.650 t/m2 OK !
3.05 3.05
10.424 6x 0.112
q2 = x (1 - ) = 2.665 t/m2 < qae = 25.650 t/m2 OK !
3.05 3.05
c-2) pada kondisi, B/6 < |e| < B/3 (tidak dipakai)
2xSW
q1' = = = - t/m2 qae = - t/m2
3 x (B/2-|e|)
2.665 t/m2
- t/m2
- t/m2 - t/m2
pada kondisi, e < 0 and |e| < B/6 pada kondisi, e < 0 and B/6 < |e| < B/3
(tidak dipakai) (tidak dipakai)
Perhitungan kapasitas daya dukung tanah ultimate menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Rumus Terzaghi :
a = 1.16 b = 0.40
Bentuk pondasi : 3 (persige, B x L)
Shape of footing a b
1 strip 1.00 0.50
2 segi empat 1.30 0.40
3 persige, B x L 1.16 0.40
(B < L) (= 1.09 + 0.21 B/L)
(B > L) (= 1.09 + 0.21 L/B)
4 lingkaran , diameter = B 1.30 0.30
f Nc Nq Ng
0 5.7 0.0 0.0
5 7.0 1.4 0.0
10 9.0 2.7 0.2
15 12.0 4.5 2.3
20 17.0 7.5 4.7
25 24.0 13.0 9.5
30 36.0 23.0 20.0
35 57.0 44.0 41.0
37 70.0 50.0 55.0
39 > 82.0 50.0 73.0
(a x c x Nc) = 4.283
qu = 51.299 t/m2
Kali Pepe (H = 2 m)
3. Perhitungan Struktur
3.1 Kondisi Normal
(1) Dinding
0.40
0.15
2.00 Pa1
A A
qa1
1.10
qa2
Pa3
Pa2 Pp1
B B 0.45
qa3 0.20
qp1
0.60 0.35
1.00
0.25
1.50 0.55 1.00
Kpa = 2.118
o
a = 4.185
o
d = 18.43
cos (a+ d) = 0.923
Khpa = Kpa x cos (a+d) = 1.955
a) Potongan A - A
h1 = 0.69 m
h2 = 0.31 m
1 = Kha x h x gc = 0.991 ton/m
2 = Kha x h x gc = 0.991 ton/m
qa1 = Kha x h x gw = 0.285 ton/m
qa2 = Kha x h x gsat = 0.245 ton/m
qa3 = Kha x h x gsat = 0.245 ton/m
b) Potongan B - B
(2) Pondasi
Kasus 1 (2.1 Kasus 1 (Kondisi normal)
0.90
5
1
1.10 D C 0.45
0.00 0.20
0.60
4 2
0.35
1.00
D C
0.25
1.50 0.55 1.00
6
1
5
4 2
7
3
2.852 t/m2
3.497 t/m2
3.733 t/m2
4.163 t/m2
3
7
- t/m2 - t/m2
- t/m2 - t/m2
a) Potongan C - C
2.00 Pa1
A A
qa1
1.10
qa2
Pa3
Pa2 Pp1
B B 0.45
qa3
qp1 0.20
0.60 0.35
1.00
0.25
1.50 0.55 1.00
Diagram pembebanan pd dinding untuk kondisi gempa
Kae = 0.824
o
a = 4.185
d = 13.82 o
cos (a+d) = 0.951
Khae = Kae x cos (a+d) = 0.784 Kh = 0.20
Kpe = 1.009
a = 4.185 o
d = 13.82 o
cos (a+d) = 0.951
Khpe = Kpe x cos (a+d) = 0.960
a) Potongan A - A
h1 = 0.69 m
h2 = 0.31 m
1 = K hae x h x gc = 1.881 ton/m
2 = K hae x h x gc = 1.881 ton/m
qa1 = K hae x h x gw = 0.541 ton/m
qa2 = K hae x h x gsat = 0.243 ton/m
qa3 = K hae x h x gsat = 0.243 ton/m
0.90 0.90
5 5
1 1
1.10 D C 0.45 1.10 D 0.45
C
0.00 0.20 0.00 0.20
0.60 0.60
4 2 0.35 4 2 0.35
1.00 1.00 D
D C C
0.25 0.25
1.50 0.55 1.00 1.50 0.55 1.00
5 1 5 1
4 2 4 2
pada kondisi, e > 0 dan e < B/6 pada kondisi, e > 0 dan B/6 < e < B/3
6 6
3 3
3 6
6 3
(2) Momen rencana dan gaya geser yang digunakan untuk perhitungan struktur
|e| = 0.20 m < B/6 = 0.51 m OK! |e| = 0.22 m < B/3 = 1.02 m OK!
Sf = 5.33 > 1.50 OK! Sf = 5 > 1.20 OK!
2
q1 = 4.16 t/m < qa = 17.10 t/m2 OK! q1 = 4.17 t/m2 < qae = 25.65 t/m 2 OK!
Sf = 12.323 > 3.00 OK! Sf = 12.30 > 2.00 OK!
q2 = 2.85 t/m2 < qa = 17.10 t/m2 OK! q2 = 2.67 t/m2 < qae = 25.65 t/m 2 OK!
Sf = 17.987 > 3.00 OK! Sf = 19.25 > 2.00 OK!
qu = (40 x N x A) + (W x fi x li)
= ( 40 x 30.0 x 0.040 )+( 0.800 x 6.00 x 6.0 )
= 48.000 + 28.800 = 76.800 ton/pancang
(angka keamanan : n = 3)
h^4
I = = 13,333.33 cm4 (I : Moment inersia pancang)
12
a = 0.20 E = 28 x N
Kh = a x E x l-3/4
= 0.20 x( 28 x 30.0 )x( 20.0 )-3/4 = 17.764 kg/cm3
4 Kh x D 4 17.764 x 20.0
b = = = 0.013 cm
4 EI 4 x 234,535 x 13,333.3
Kh x D 17.764 x 20.0
Ha = x d = x 1 = 27,366.96 kg
b 0.013
= 27.367 ton
Ha = 2 x b x Ma
L3
W = = 1,333.33 cm3 ; (W : modulus penampang tiang pancang )
6
Ha = 2 x b x Ma
= 2 x 0.013 x 233,333.3 = 6,058.25 kg/pile = 6.058 ton/pancang
Allowable horizontal bearing capacity acting on the pile top depend upon the allowable
stress of pile itself.
Ha 6.058
Jarak antar pancang = = = 5.16 m
Hr 1.175
qa 25.600
Jarak antar pancang = = = 2.46 m
V 10.424
qa 25.600
Jarak antar pancang = = = 0.76 m
Vp 33.518
Jarak antar pancang dapat ditentukan 1.50 m untuk pancang ( f150, L = 6.00 m ),
+ 2.60
D16~200 D16~200
D16~200 D16~100
2.60
A
1.10 A
D16~100 D16~100
D16~100 D16~100
D C D16~200
D16-100
1.00
0.25
1.50 0.55 1.00
3.05
Potongan Parapet
beton = 3.16 m3
tulangan = 253 kg
tulangan = 80.12 kg/m3
B Tanah pondasi
Potongan Parapet gs' = 1.91 t/m3 Angka keamanan (normal) (gempa)
o
18.963 fB = 27.64 Guling |e| < B/6=0.52 B/3=1.02
2.31 cB = 0.15 t/m2 Geser fs > 1.50 1.20
Koefisien geser Reaksi tanah pondasi
m = 0.95 qmaks > qa=qu/3 qae=qu/2
Koef gaya angkat Tegangan ijin
Um = 1.00 Tekan beton s ca = 75 113 kg/cm 2
Selimut beton Tarik baja ssa = 2250 3375 kg/cm 2
Dinding Geser beton ta = 6.5 9.75 kg/cm 2
d belakang = 7 cm Rasio modulus Young's
d depan = 7 cm 21 16
Pondasi
d atas = 7 cm
d bawah = 7 cm
1.1 Dimensi
B = 3.05 m H = 3.10 m
L = 1.00 m (panjang pias )
h2
1.2 Parameter
2. Perhitungan stabilitas
2.1 Kasus 1 (Kondisi normal)
0.00
0.40
0.15
3.10 Pa1 10 7
2.55
qa1
9 8
2.60 11 12
Pa2 6
4 5 13 Pp1 0.20 1.20
Pa3 2 0.35
qa2 0.6 1 3
qa3 qp1
1.00 Pa4 O 1.00
2' 2'' Pp2
Pa5
Pp3
qa5 qa4 qu2 qp2 qp3
qu1 Pu2
Pu
1.50 0.55 1.00
0.25
Cos2(f+a)
Kp =
Sin(f-d) x Sin(f+)b) 2
Cos2a x Cos(a -d) x 1-
Cos(a+d) x Cos(a-
o o
a = 3.366 d = 14.036
Cos 2(f+ a) = 0.735 Sin(f-d) = 0.235
Cos 2a = 0.997 Sin(f+)b) = 0.665
Cos(a+ d) = 0.954 Cos(a- )b) = 0.983
Kp = 2.207
(untuk analisis struktur)
o o
a = 3.366 d = 18.427
Cos 2(f-a) = 0.831 Sin(f-d) = 0.160
Cos 2a = 0.997 Sin(f+)b) = 0.665
Cos(a+ d) = 0.929 Cos(a- )b) = 0.983
Kp' = 2.068
qa1 = Ka x ( hw1-h4) x gw = 0.617 ton/m
qa2 = Ka x h4 x gsat = 1.011 ton/m
qa3 = Ka x h4 x gsat = 1.011 ton/m
qa4 = qa2 + qa3 = 2.022 ton/m
qa5 = Ka x h2 x gsat = 0.842 ton/m
qp1 = Kp x h4 x gsoil = 5.063 ton/m
qp2 = qp1 = 5.063 ton/m
S W x X- S H x Y 19.71 - 3.26
X = = = 1.388 m
SW 11.854
B 3.05
e = - X = - 1.388 = 0.137 m < B/6 = 0.508 m OK !
2 2
a) -2 Dengan gaya angkat
B = 3.05 m
S W x X- S H x Y 15.99 - 3.26
X = = = 1.270 m
SW 10.024
B 3.05
e = - X = - 1.270 = 0.255 m < B/6 = 0.508 m OK !
2 2
HR 12.040
Fs = = = 2.320 > 1.50 OK !
SH 5.190
b)-2 Dengan gaya angkat
Gaya geser : SH = 5.516 ton
Tahanan : HR = m x S W = 0.95 x 10.024 = 9.523 ton
(koefisien geser : m = 0.95 )
HR 9.523
Fs = = = 1.726 > 1.50 OK !
SH 5.516
12.179 6x 0.137
q1 = x (1 + ) = 5.069 t/m 2 < qa = 18.757 t/m2 OK !
3.05 3.05
12.179 6x 0.137
q2 = x (1 - ) = 2.917 t/m 2 < qa = 18.757 t/m2 OK !
3.05 3.05
3.10 Pa1 10 7
2.55
qa1
9 8
2.60 11 12
Pa2 6
4 5 13 Pp1 0.20 1.20
Pa3 2 0.35
qa2 0.6 1 3
qa3 qp1
1.00 Pa4 O 1.00
2' 2'' Pp2
Pa5
Pp3
qa5 qa4 qu2 qp2 qp3
qu1 Pu2
Pu
1.50 0.55 1.00
0.00 1.25
Cos 2(f- F - a)
Kae =
2
Sin(f+)d) x Sin(f- b- F )
CosF x Cos 2a x Cos(a++
d+F ) 1+
d+F ) x Cos(a- b)
Cos(a++
o o
a = 3.366 d = 27.58
2
Cos (f-F +a )= 0.889 Sin(f- d) = 0.001
Cos F = 0.980 Sin(f+b -F ) = 0.502
Cos 2a = 0.997 Cos(a-b) = 0.954
Cos(a+-d-F )= 0.943
Kpe = 1.012
S W x X- S H x Y 19.71 - 4.06
X = = = 1.320 m
SW 11.854
B 3.05
e = - X = - 1.320 = 0.205 m < B/3 = 1.017 m OK !
2 2
a) -2 Dengan gaya angkat
B = 3.05 m
S W x X- S H x Y 15.99 - 4.06
X = = = 1.190 m
SW 10.024
B 3.05
e = - X = - 1.190 = 0.335 m < B/3 = 1.017 m OK !
2 2
b) Stabilitas terhadap geser
b)-1 Tanpa gaya angkat
Gaya geser : SH = 7.600 ton
Tahanan : HR = m x S W = 0.95 x 11.854 = 11.261 ton
(koefisien geser : m = 0.95 )
HR 11.261
Fs = = = 1.48 > 1.20 OK !
SW 6xe
q1,2 = x (1 + )
B B
11.854 6x 0.205
q1 = x (1 + ) = 5.454 t/m2 < qae = 28.135 t/m2 OK !
3.05 3.05
11.854 6x 0.205
q2 = x (1 - ) = 2.319 t/m2 < qae = 28.135 t/m2 OK !
3.05 3.05
c-2) pada kondisi, B/6 < |e| < B/3 (tidak dipakai)
2xSW
q1' = = = - t/m2 qae = - t/m2
3 x (B/2-|e|)
2.319 t/m2
- t/m2
- t/m2 - t/m2
pada kondisi, e < 0 and |e| < B/6 pada kondisi, e < 0 and B/6 < |e| < B/3
(tidak dipakai) (tidak dipakai)
Perhitungan kapasitas daya dukung tanah ultimate menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Rumus Terzaghi :
a = 1.16 b = 0.40
Bentuk pondasi : 3 (persige, B x L)
Shape of footing a b
1 strip 1.00 0.50
2 segi empat 1.30 0.40
3 persige, B x L 1.16 0.40
(B < L) (= 1.09 + 0.21 B/L)
(B > L) (= 1.09 + 0.21 L/B)
4 lingkaran , diameter = B 1.30 0.30
f Nc Nq Ng
0 5.7 0.0 0.0
5 7.0 1.4 0.0
10 9.0 2.7 0.2
15 12.0 4.5 2.3
20 17.0 7.5 4.7
25 24.0 13.0 9.5
30 36.0 23.0 20.0
35 57.0 44.0 41.0
37 70.0 50.0 55.0
39 > 82.0 50.0 73.0
(a x c x Nc) = 4.283
qu = 56.270 t/m2
2.50 Pa1
A A
qa1
1.40
qa2
Pa3
Pa2 Pp1
B B 0.65
qa3
qp1 0.20
0.60 0.35
1.00
0.25
1.50 0.55 1.00
Kpa = 2.068
o
a = 3.366
o
d = 18.43
cos (a+ d) = 0.929
Khpa = Kpa x cos (a+ d) = 1.920
a) Potongan A - A
h1 = 0.69 m
h2 = 0.31 m
1 = K ha x h x gc = 0.977 ton/m
2 = K ha x h x gc = 0.977 ton/m
qa1 = K ha x h x gw = 0.281 ton/m
qa2 = K ha x h x gsat = 0.241 ton/m
qa3 = K ha x h x gsat = 0.241 ton/m
b) Potongan B - B
(2) Pondasi
Kasus 1 (2.1 Kasus 1 (Kondisi normal)
1.10
5
1
1.40 D C 0.65
0.00 0.20
0.60
4 2
0.35
1.00
D C
0.25
1.50 0.55 1.00
6
1
5
4 2
7
3
2.917 t/m2
3.975 t/m2
4.363 t/m2
5.069 t/m2
3
7
- t/m2 - t/m2
- t/m2 - t/m2
a) Potongan C - C
2.50 Pa1
A A
qa1
1.40
qa2
Pa3
Pa2 Pp1
B B 0.65
qa3
qp1 0.20
0.60 0.35
1.00
0.25
1.50 0.55 1.00
Diagram pembebanan pd dinding untuk kondisi gempa
Kae = 0.812
o
a = 3.366
d = 13.82 o
cos (a+d) = 0.955
Khae = Kae x cos (a+d) = 0.776 Kh = 0.20
Kpe = 1.012
a = 3.366 o
d = 13.82 o
cos (a+d) = 0.955
Khpe = Kpe x cos (a+d) = 0.967
a) Potongan A - A
h1 = 0.69 m
h2 = 0.31 m
1 = K hae x h x gc = 1.862 ton/m
2 = K hae x h x gc = 1.862 ton/m
qa1 = K hae x h x gw = 0.535 ton/m
qa2 = K hae x h x gsat = 0.240 ton/m
qa3 = K hae x h x gsat = 0.240 ton/m
1.10 1.10
5 5
1 1
1.40 D C 0.65 1.40 D 0.65
C
0.00 0.20 0.00 0.20
0.60 0.60
4 2 0.35 4 2 0.35
1.00 1.00 D
D C C
0.25 0.25
1.50 0.55 1.00 1.50 0.55 1.00
5 1 5 1
4 2 4 2
pada kondisi, e > 0 dan e < B/6 pada kondisi, e > 0 dan B/6 < e < B/3
6 6
3 3
3 6
6 3
(2) Momen rencana dan gaya geser yang digunakan untuk perhitungan struktur
|e| = 0.26 m < B/6 = 0.51 m OK! |e| = 0.34 m < B/3 = 1.02 m OK!
Sf = 4.9 > 1.50 OK! Sf = 3.94 > 1.20 OK!
2
q1 = 5.07 t/m < qa = 18.76 t/m 2 OK! q1 = 5.45 t/m 2 < qae = 28.14 t/m 2 OK!
Sf = 11.101 > 3.00 OK! Sf = 10.32 > 2.00 OK!
2
q2 = 2.92 t/m < qa = 18.76 t/m 2 OK! q2 = 2.32 t/m 2 < qae = 28.14 t/m 2 OK!
Sf = 19.291 > 3.00 OK! Sf = 24.26 > 2.00 OK!
qu = (40 x N x A) + (W x fi x li)
= ( 40 x 30.0 x 0.040 )+( 0.800 x 6.00 x 6.0 )
= 48.000 + 28.800 = 76.800 ton/pancang
(angka keamanan : n = 3)
h^4
I = = 13,333.33 cm4 (I : Moment inersia pancang)
12
a = 0.20 E = 28 x N
Kh = a x E x l-3/4
= 0.20 x( 28 x 30.0 )x( 20.0 )-3/4 = 17.764 kg/cm3
4 Kh x D 4 17.764 x 20.0
b = = = 0.013 cm
4 EI 4 x 234,535 x 13,333.3
Kh x D 17.764 x 20.0
Ha = x d = x 1 = 27,366.96 kg
b 0.013
= 27.367 ton
Ha = 2 x b x Ma
L3
W = = 1,333.33 cm3 ; (W : modulus penampang tiang pancang )
6
Ha = 2 x b x Ma
= 2 x 0.013 x 233,333.3 = 6,058.25 kg/pile = 6.058 ton/pancang
Allowable horizontal bearing capacity acting on the pile top depend upon the allowable
stress of pile itself.
Ha 6.058
Jarak antar pancang = = = 3.87 m
Hr 1.566
qa 25.600
Jarak antar pancang = = = 2.16 m
V 11.854
qa 25.600
Jarak antar pancang = = = 0.77 m
Vp 33.209
Jarak antar pancang dapat ditentukan 1.50 m untuk pancang ( f150, L = 6.00 m ),
+ 3.10
D16~200 D16~200
D16~200 D16~100
3.10
A
1.60 A
D16~100 D16~100
D16~100 D16~100
D C D16~200
D16-100
1.00
0.25
1.50 0.55 1.00
3.05
Potongan Parapet
beton = 3.40 m3
tulangan = 286 kg
tulangan = 84.28 kg/m3
B Tanah pondasi
Potongan Parapet gs' = 1.91 t/m3 Angka keamanan (normal) (gempa)
o
18.963 fB = 27.64 Guling |e| < B/6=0.60 B/3=1.02
2.31 cB = 0.15 t/m2 Geser fs > 1.50 1.20
Koefisien geser Reaksi tanah pondasi
m = 0.95 qmaks > qa=qu/3 qae=qu/2
Koef gaya angkat Tegangan ijin
Um = 1.00 Tekan beton sca = 75 113 kg/cm 2
Selimut beton Tarik baja ssa = 2250 3375 kg/cm 2
Dinding Geser beton ta = 6.5 9.75 kg/cm 2
d belakang = 7 cm Rasio modulus Young's
d depan = 7 cm 21 16
Pondasi
d atas = 7 cm
d bawah = 7 cm
1.1 Dimensi
B = 3.05 m H = 3.60 m
L = 1.00 m (panjang pias )
h2
1.2 Parameter
2. Perhitungan stabilitas
2.1 Kasus 1 (Kondisi normal)
0.00
0.40
0.15
3.60 Pa1 10 7
3.05
qa1
9 8
3.10 11 12
Pa2 6
4 5 13 Pp1 0.20 1.20
Pa3 2 0.35
qa2 0.6 1 3
qa3 qp1
1.00 Pa4 O 1.00
2' 2'' Pp2
Pa5
Pp3
qa5 qa4 qu2 qp2 qp3
qu1 Pu2
Pu
1.50 0.55 1.00
0.25
Cos 2(f+a)
Kp =
Sin(f-d) x Sin(f+)b) 2
Cos 2a x Cos(a -d) x 1-
Cos(a+d) x Cos(a-
o o
a = 2.816 d = 14.036
Cos 2(f+a) = 0.743 Sin(f-d) = 0.235
Cos 2a = 0.998 Sin(f+b ) = 0.665
Cos(a+ d) = 0.957 Cos(a- )b) = 0.981
Kp = 2.220
(untuk analisis struktur)
o o
a = 2.816 d = 18.427
Cos 2(f-a) = 0.824 Sin(f-d) = 0.160
Cos 2a = 0.998 Sin(f+)b) = 0.665
Cos(a+ d) = 0.932 Cos(a- )b) = 0.981
Kp' = 2.041
qa1 = Ka x ( hw1-h4) x gw = 0.827 ton/m
qa2 = Ka x h4 x gsat = 0.999 ton/m
qa3 = Ka x h4 x gsat = 0.999 ton/m
qa4 = qa2 + qa3 = 1.997 ton/m
qa5 = Ka x h2 x gsat = 0.832 ton/m
qp1 = Kp x h4 x gsoil = 5.093 ton/m
qp2 = qp1 = 5.093 ton/m
S W x X- S H x Y 20.46 - 4.00
X = = = 1.325 m
SW 12.424
B 3.05
e = - X = - 1.325 = 0.200 m < B/6 = 0.508 m OK !
2 2
a) -2 Dengan gaya angkat
B = 3.05 m
S W x X- S H x Y 16.74 - 4.00
X = = = 1.202 m
SW 10.594
B 3.05
e = - X = - 1.202 = 0.323 m < B/6 = 0.508 m OK !
2 2
HR 12.568
Fs = = = 2.532 > 1.50 OK !
SH 4.964
b)-2 Dengan gaya angkat
Gaya geser : SH = 5.275 ton
Tahanan : HR = m x S W = 0.95 x 10.594 = 10.064 ton
(koefisien geser : m = 0.95 )
HR 10.064
Fs = = = 1.908 > 1.50 OK !
SH 5.275
12.735 6x 0.200
q1 = x (1 + ) = 5.818 t/m2 < qa = 18.757 t/m2 OK !
3.05 3.05
12.735 6x 0.200
q2 = x (1 - ) = 2.533 t/m2 < qa = 18.757 t/m2 OK !
3.05 3.05
3.60 Pa1 10 7
3.05
qa1
9 8
3.10 11 12
Pa2 6
4 5 13 Pp1 0.20 1.20
Pa3 2 0.35
qa2 0.6 1 3
qa3 qp1
1.00 Pa4 O 1.00
2' 2'' Pp2
Pa5
Pp3
qa5 qa4 qu2 qp2 qp3
qu1 Pu2
Pu
1.50 0.55 1.00
0.00 1.25
Cos 2(f- F - a)
Kae =
2
Sin(f+)d) x Sin(f- b- F )
CosF x Cos 2a x Cos(a++
d+F ) 1+
d+F ) x Cos(a- b)
Cos(a++
o o
a = 2.816 d = 27.58
2
Cos (f-F +a )= 0.895 Sin(f- d) = 0.001
Cos F = 0.980 Sin(f+b -F ) = 0.502
Cos 2a = 0.998 Cos(a-b) = 0.957
Cos(a+-d-F )= 0.946
Kpe = 1.015
S W x X- S H x Y 20.46 - 5.54
X = = = 1.201 m
SW 12.424
B 3.05
e = - X = - 1.201 = 0.324 m < B/3 = 1.017 m OK !
2 2
a) -2 Dengan gaya angkat
B= 3.05 m
S W x X- S H x Y 16.74 - 5.54
X = = = 1.057 m
SW 10.594
B 3.05
e = - X = - 1.057 = 0.468 m < B/3 = 1.017 m OK !
2 2
b) Stabilitas terhadap geser
b)-1 Tanpa gaya angkat
Gaya geser : SH = 7.478 ton
Tahanan : HR = m x S W = 0.95 x 12.424 = 11.803 ton
(koefisien geser : m = 0.95 )
HR 11.803
Fs = = = 1.58 > 1.20 OK !
SW 6xe
q1,2 = x (1 + )
B B
12.424 6x 0.324
q1 = x (1 + ) = 6.670 t/m2 < qae = 28.135 t/m2 OK !
3.05 3.05
12.424 6x 0.324
q2 = x (1 - ) = 1.477 t/m2 < qae = 28.135 t/m2 OK !
3.05 3.05
c-2) pada kondisi, B/6 < |e| < B/3 (tidak dipakai)
2xSW
q1' = = = - t/m2 qae = - t/m2
3 x (B/2-|e|)
1.477 t/m2
- t/m2
- t/m2 - t/m2
pada kondisi, e < 0 and |e| < B/6 pada kondisi, e < 0 and B/6 < |e| < B/3
(tidak dipakai) (tidak dipakai)
Perhitungan kapasitas daya dukung tanah ultimate menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Rumus Terzaghi :
a = 1.16 b = 0.40
Bentuk pondasi : 3 (persige, B x L)
Shape of footing a b
1 strip 1.00 0.50
2 segi empat 1.30 0.40
3 persige, B x L 1.16 0.40
(B < L) (= 1.09 + 0.21 B/L)
(B > L) (= 1.09 + 0.21 L/B)
4 lingkaran , diameter = B 1.30 0.30
f Nc Nq Ng
0 5.7 0.0 0.0
5 7.0 1.4 0.0
10 9.0 2.7 0.2
15 12.0 4.5 2.3
20 17.0 7.5 4.7
25 24.0 13.0 9.5
30 36.0 23.0 20.0
35 57.0 44.0 41.0
37 70.0 50.0 55.0
39 > 82.0 50.0 73.0
(a x c x Nc) = 4.283
qu = 56.270 t/m2
Kali Pepe (H = 3 m)
3. Perhitungan Struktur
3.1 Kondisi Normal
(1) Dinding
0.40
0.15
3.00 Pa1
A A
qa1
1.90
qa2
Pa3
Pa2 Pp1
B B 0.65
qa3
qp1 0.20
0.60 0.35
1.00
0.25
1.50 0.55 1.00
Kpa = 2.041
o
a = 2.816
o
d = 18.43
cos (a+d) = 0.932
K hpa = Kpa x cos (a+ d) = 1.902
a) Potongan A - A
h1 = 0.69 m
h2 = 0.31 m
1 = Kha x h x gc = 0.969 ton/m
2 = Kha x h x gc = 0.969 ton/m
qa1 = Kha x h x gw = 0.279 ton/m
qa2 = Kha x h x gsat = 0.239 ton/m
qa3 = Kha x h x gsat = 0.239 ton/m
b) Potongan B - B
(2) Pondasi
Kasus 1 (2.1 Kasus 1 (Kondisi normal)
1.10
5
1
1.90 D C 0.65
0.00 0.20
0.60
4 2
0.35
1.00
D C
0.25
1.50 0.55 1.00
6
1
5
4 2
7
3
2.533 t/m2
4.149 t/m2
4.741 t/m2
5.818 t/m2
3
7
- t/m2 - t/m2
- t/m2 - t/m2
a) Potongan C - C
3.00 Pa1
A A
qa1
1.90
qa2
Pa3
Pa2 Pp1
B B 0.65
qa3
qp1 0.20
0.60 0.35
1.00
0.25
1.50 0.55 1.00
Diagram pembebanan pd dinding untuk kondisi gempa
Kae = 0.805
o
a = 2.816
d = 13.82 o
cos (a+ d) = 0.958
Khae = Kae x cos (a+d) = 0.771 Kh = 0.20
Kpe = 1.015
a = 2.816 o
d = 13.82 o
cos (a+ d) = 0.958
Khpe = Kpe x cos (a+ d) = 0.973
a) Potongan A - A
h1 = 0.69 m
h2 = 0.31 m
1 = K hae x h x gc = 1.851 ton/m
2 = K hae x h x gc = 1.851 ton/m
qa1 = K hae x h x gw = 0.532 ton/m
qa2 = K hae x h x gsat = 0.239 ton/m
qa3 = K hae x h x gsat = 0.239 ton/m
1.10 1.10
5 5
1 1
1.90 D C 0.65 1.90 D 0.65
C
0.00 0.20 0.00 0.20
0.60 0.60
4 2 0.35 4 2 0.35
1.00 1.00 D
D C C
0.25 0.25
1.50 0.55 1.00 1.50 0.55 1.00
5 1 5 1
4 2 4 2
pada kondisi, e > 0 dan e < B/6 pada kondisi, e > 0 dan B/6 < e < B/3
6 6
3 3
3 6
6 3
(2) Momen rencana dan gaya geser yang digunakan untuk perhitungan struktur
|e| = 0.32 m < B/6 = 0.51 m OK! |e| = 0.47 m < B/3 = 1.02 m OK!
Sf = 4.18 > 1.50 OK! Sf = 3.02 > 1.20 OK!
2
q1 = 5.82 t/m < qa = 18.76 t/m 2 OK! q1 = 6.67 t/m 2 < qae = 28.14 t/m 2 OK!
Sf = 9.672 > 3.00 OK! Sf = 8.44 > 2.00 OK!
2
q2 = 2.53 t/m < qa = 18.76 t/m 2 OK! q2 = 1.48 t/m 2 < qae = 28.14 t/m 2 OK!
Sf = 22.215 > 3.00 OK! Sf = 38.10 > 2.00 OK!
qu = (40 x N x A) + (W x fi x li)
= ( 40 x 30.0 x 0.040 )+( 0.800 x 6.00 x 6.0 )
= 48.000 + 28.800 = 76.800 ton/pancang
(angka keamanan : n = 3)
h^4
I = = 13,333.33 cm4 (I : Moment inersia pancang)
12
a = 0.20 E = 28 x N
Kh = a x E x l-3/4
= 0.20 x( 28 x 30.0 )x( 20.0 )-3/4 = 17.764 kg/cm3
4 Kh x D 4 17.764 x 20.0
b = = = 0.013 cm
4 EI 4 x 234,535 x 13,333.3
Kh x D 17.764 x 20.0
Ha = x d = x 1 = 27,366.96 kg
b 0.013
= 27.367 ton
Ha = 2 x b x Ma
L3
W = = 1,333.33 cm3 ; (W : modulus penampang tiang pancang )
6
Ha = 2 x b x Ma
= 2 x 0.013 x 233,333.3 = 6,058.25 kg/pile = 6.058 ton/pancang
Allowable horizontal bearing capacity acting on the pile top depend upon the allowable
stress of pile itself.
Ha 6.058
Jarak antar pancang = = = 5.34 m
Hr 1.135
qa 25.600
Jarak antar pancang = = = 2.06 m
V 12.424
qa 25.600
Jarak antar pancang = = = 0.89 m
Vp 28.631
Jarak antar pancang dapat ditentukan 1.50 m untuk pancang ( f150, L = 6.00 m ),
+ 3.60
D16~200 D16~200
D16~200 D16~100
3.60
A
2.10 A
D16~100 D16~100
D16~100 D16~100
D C D16~200
D16-100
1.00
0.25
1.50 0.55 1.00
3.05
Potongan Parapet
beton = 3.63 m3
tulangan = 319 kg
tulangan = 87.89 kg/m3
B Tanah pondasi
Potongan Parapet gs' = 1.91 t/m 3 Angka keamanan (normal) (gempa)
o
18.963 fB = 27.64 Guling |e| < B/6=0.68 B/3=1.02
2.31 cB = 0.15 t/m 2 Geser fs > 1.50 1.20
Koefisien geser Reaksi tanah pondasi
m = 0.95 qmaks > qa=qu/3 qae=qu/2
Koef gaya angkat Tegangan ijin
Um = 1.00 Tekan beton s ca = 75 113 kg/cm 2
Selimut beton Tarik baja ssa = 2250 3375 kg/cm 2
Dinding Geser beton ta = 6.5 9.75 kg/cm 2
d belakang = 7 cm Rasio modulus Young's
d depan = 7 cm 21 16
Pondasi
d atas = 7 cm
d bawah = 7 cm
1.1 Dimensi
B = 3.05 m H = 4.10 m
L = 1.00 m (panjang pias )
h2
1.2 Parameter
2. Perhitungan stabilitas
2.1 Kasus 1 (Kondisi normal)
0.00
0.40
0.15
4.10 Pa1 10 7
3.55
qa1
9 8
3.60 11 12
Pa2 6
4 5 13 Pp1 0.20 1.30
Pa3 2 0.35
qa2 0.6 1 3
qa3 qp1
1.00 Pa4 O 1.00
2' 2'' Pp2
Pa5
Pp3
qa5 qa4 qu2 qp2 qp3
qu1 Pu2
Pu
1.50 0.55 1.00
0.25
Cos 2(f+a)
Kp =
Sin(f-d) x Sin(f+)b) 2
Cos 2a x Cos(a -d) x 1-
Cos(a+d) x Cos(a-
o o
a = 2.420 d = 14.036
Cos 2(f+a) = 0.749 Sin(f-d) = 0.235
Cos 2a = 0.998 Sin(f+b ) = 0.665
Cos(a+d) = 0.959 Cos(a- )b) = 0.980
Kp = 2.231
(untuk analisis struktur)
o o
a = 2.420 d = 18.427
Cos 2(f-a) = 0.818 Sin(f-d) = 0.160
Cos 2a = 0.998 Sin(f+)b) = 0.665
Cos(a+d) = 0.935 Cos(a- )b) = 0.980
Kp' = 2.017
qa1 = Ka x ( hw1-h4) x gw = 0.992 ton/m
qa2 = Ka x h4 x gsat = 1.072 ton/m
qa3 = Ka x h4 x gsat = 1.072 ton/m
qa4 = qa2 + qa3 = 2.144 ton/m
qa5 = Ka x h2 x gsat = 0.825 ton/m
qp1 = Kp x h4 x gsoil = 5.546 ton/m
qp2 = qp1 = 5.546 ton/m
S W x X- S H x Y 21.89 - 4.99
X = = = 1.259 m
SW 13.425
B 3.05
e = - X = - 1.259 = 0.266 m < B/6 = 0.508 m OK !
2 2
a) -2 Dengan gaya angkat
B = 3.05 m
S W x X- S H x Y 17.86 - 4.99
X = = = 1.125 m
SW 11.443
B 3.05
e = - X = - 1.125 = 0.400 m < B/6 = 0.508 m OK !
2 2
HR 13.532
Fs = = = 2.616 > 1.50 OK !
SH 5.173
b)-2 Dengan gaya angkat
Gaya geser : SH = 5.497 ton
Tahanan : HR = m x S W = 0.95 x 11.443 = 10.870 ton
(koefisien geser : m = 0.95 )
HR 10.870
Fs = = = 1.977 > 1.50 OK !
SH 5.497
13.749 6x 0.266
q1 = x (1 + ) = 6.867 t/m2 < qa = 19.585 t/m2 OK !
3.05 3.05
13.749 6x 0.266
q2 = x (1 - ) = 2.149 t/m2 < qa = 19.585 t/m2 OK !
3.05 3.05
4.10 Pa1 10 7
3.55
qa1
9 8
3.60 11 12
Pa2 6
4 5 13 Pp1 0.20 1.30
Pa3 2 0.35
qa2 0.6 1 3
qa3 qp1
1.00 Pa4 O 1.00
2' 2'' Pp2
Pa5
Pp3
qa5 qa4 qu2 qp2 qp3
qu1 Pu2
Pu
1.50 0.55 1.00
0.00 1.25
Cos 2(f- F - a)
Kae =
2
Sin(f+)d) x Sin(f- b- F )
CosF x Cos 2a x Cos(a++
d+F ) 1+
d+F ) x Cos(a- b)
Cos(a++
o o
a = 2.420 d = 27.58
2
Cos (f-F +a)= 0.899 Sin(f- )d) = 0.001
Cos F = 0.980 Sin(f+b-F ) = 0.502
Cos 2a = 0.998 Cos(a-b) = 0.959
Cos(a+-d-F )= 0.948
Kpe = 1.017
S W x X- S H x Y 21.89 - 7.38
X = = = 1.081 m
SW 13.425
B 3.05
e = - X = - 1.081 = 0.444 m < B/3 = 1.017 m OK !
2 2
a) -2 Dengan gaya angkat
B = 3.05 m
S W x X- S H x Y 17.86 - 7.38
X = = = 0.916 m
SW 11.443
B 3.05
e = - X = - 0.916 = 0.609 m < B/3 = 1.017 m OK !
2 2
b) Stabilitas terhadap geser
b)-1 Tanpa gaya angkat
Gaya geser : SH = 8.032 ton
Tahanan : HR = m x S W = 0.95 x 13.425 = 12.754 ton
(koefisien geser : m = 0.95 )
HR 12.754
Fs = = = 1.59 > 1.20 OK !
SW 6xe
q1,2 = x (1 + )
B B
13.425 6x 0.444
q1 = x (1 + ) = 8.246 t/m2 < qae = 29.378 t/m2 OK !
3.05 3.05
13.425 6x 0.444
q2 = x (1 - ) = 0.557 t/m2 < qae = 29.378 t/m2 OK !
3.05 3.05
c-2) pada kondisi, B/6 < |e| < B/3 (tidak dipakai)
2xSW
q1' = = = - t/m2 qae = - t/m2
3 x (B/2-|e|)
0.557 t/m2
- t/m2
- t/m2 - t/m2
pada kondisi, e < 0 and |e| < B/6 pada kondisi, e < 0 and B/6 < |e| < B/3
(tidak dipakai) (tidak dipakai)
Perhitungan kapasitas daya dukung tanah ultimate menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Rumus Terzaghi :
a = 1.16 b = 0.40
Bentuk pondasi : 3 (persige, B x L)
Shape of footing a b
1 strip 1.00 0.50
2 segi empat 1.30 0.40
3 persige, B x L 1.16 0.40
(B < L) (= 1.09 + 0.21 B/L)
(B > L) (= 1.09 + 0.21 L/B)
4 lingkaran , diameter = B 1.30 0.30
f Nc Nq Ng
0 5.7 0.0 0.0
5 7.0 1.4 0.0
10 9.0 2.7 0.2
15 12.0 4.5 2.3
20 17.0 7.5 4.7
25 24.0 13.0 9.5
30 36.0 23.0 20.0
35 57.0 44.0 41.0
37 70.0 50.0 55.0
39 > 82.0 50.0 73.0
(a x c x Nc) = 4.283
qu = 58.756 t/m2
3.50 Pa1
A A
qa1
2.30
qa2
Pa3
Pa2 Pp1
B B 0.75
qa3
qp1 0.20
0.60 0.35
1.00
0.25
1.50 0.55 1.00
Kpa = 2.017
o
a = 2.42
o
d = 18.43
cos (a+d) = 0.935
Khpa = Kpa x cos (a+ d) = 1.885
a) Potongan A - A
h1 = 0.69 m
h2 = 0.31 m
1 = Kha x h x gc = 0.962 ton/m
2 = Kha x h x gc = 0.962 ton/m
qa1 = Kha x h x gw = 0.277 ton/m
qa2 = Kha x h x gsat = 0.238 ton/m
qa3 = Kha x h x gsat = 0.238 ton/m
b) Potongan B - B
(2) Pondasi
Kasus 1 (2.1 Kasus 1 (Kondisi normal)
1.20
5
1
2.30 D C 0.75
0.00 0.20
0.60
4 2
0.35
1.00
D C
0.25
1.50 0.55 1.00
6
1
5
4 2
7
3
2.149 t/m2
4.469 t/m2
5.320 t/m2
6.867 t/m2
3
7
- t/m2 - t/m2
- t/m2 - t/m2
a) Potongan C - C
3.50 Pa1
A A
qa1
2.30
qa2
Pa3
Pa2 Pp1
B B 0.75
qa3
qp1 0.20
0.60 0.35
1.00
0.25
1.50 0.55 1.00
Diagram pembebanan pd dinding untuk kondisi gempa
Kae = 0.8
a = 2.42 o
o
d = 13.82
cos (a+d) = 0.960
Khae = Kae x cos (a+d) = 0.768 Kh = 0.20
Kpe = 1.017
a = 2.42 o
d = 13.82 o
cos (a+d) = 0.960
Khpe = Kpe x cos (a+ d) = 0.976
a) Potongan A - A
h1 = 0.69 m
h2 = 0.31 m
1 = K hae x h x gc = 1.843 ton/m
2 = K hae x h x gc = 1.843 ton/m
qa1 = K hae x h x gw = 0.530 ton/m
qa2 = K hae x h x gsat = 0.238 ton/m
qa3 = K hae x h x gsat = 0.238 ton/m
1.20 1.20
5 5
1 1
2.30 D C 0.75 2.30 D 0.75
C
0.00 0.20 0.00 0.20
0.60 0.60
4 2 0.35 4 2 0.35
1.00 1.00 D
D C C
0.25 0.25
1.50 0.55 1.00 1.50 0.55 1.00
5 1 5 1
4 2 4 2
pada kondisi, e > 0 dan e < B/6 pada kondisi, e > 0 dan B/6 < e < B/3
6 6
3 3
3 6
6 3
(2) Momen rencana dan gaya geser yang digunakan untuk perhitungan struktur
|e| = 0.40 m < B/6 = 0.51 m OK! |e| = 0.61 m < B/3 = 1.02 m OK!
Sf = 3.58 > 1.50 OK! Sf = 2.42 > 1.20 OK!
2
q1 = 6.87 t/m < qa = 19.59 t/m 2 OK! q1 = 8.25 t/m
2
< qae = 29.38 t/m 2 OK!
Sf = 8.556 > 3.00 OK! Sf = 7.13 > 2.00 OK!
2
q2 = 2.15 t/m < qa = 19.59 t/m 2 OK! q2 = 0.56 t/m
2
< qae = 29.38 t/m 2 OK!
Sf = 27.341 > 3.00 OK! Sf = 105.49 > 2.00 OK!
qu = (40 x N x A) + (W x fi x li)
= ( 40 x 30.0 x 0.040 )+( 0.800 x 6.00 x 6.0 )
= 48.000 + 28.800 = 76.800 ton/pancang
(angka keamanan : n = 3)
h^4
I = = 13,333.33 cm4 (I : Moment inersia pancang)
12
a = 0.20 E = 28 x N
Kh = a x E x l-3/4
= 0.20 x( 28 x 30.0 )x( 20.0 )-3/4 = 17.764 kg/cm3
4 Kh x D 4 17.764 x 20.0
b = = = 0.013 cm
4 EI 4 x 234,535 x 13,333.3
Kh x D 17.764 x 20.0
Ha = x d = x 1 = 27,366.96 kg
b 0.013
= 27.367 ton
Ha = 2 x b x Ma
L3
W = = 1,333.33 cm3 ; (W : modulus penampang tiang pancang )
6
Ha = 2 x b x Ma
= 2 x 0.013 x 233,333.3 = 6,058.25 kg/pile = 6.058 ton/pancang
Allowable horizontal bearing capacity acting on the pile top depend upon the allowable
stress of pile itself.
Ha 6.058
Jarak antar pancang = = = 5.91 m
Hr 1.024
qa 25.600
Jarak antar pancang = = = 1.91 m
V 13.425
qa 25.600
Jarak antar pancang = = = 0.99 m
Vp 25.790
Jarak antar pancang dapat ditentukan 1.50 m untuk pancang ( f150, L = 6.00 m ),