KATA PENGANTAR
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan “DED Gedung Laboratorium Terpadu dan Gedung
OSCE Center Fakultas Kesokteran” berdasarkan Surat Perjanjian Kontrak antara Pejabat
Pembuat Komitmen Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi Universitas Malikussaleh
dengan ESA PRATAMA - POLICON dengan Nomor: 01/PPK-3/SP-JK/2023 tanggal 27
September 2023, dengan ini kami sampaikan Perhitungan Struktur, dalam laporan ini diuraikan
mengenai perhitungan struktur dan analisis struktur bangunan gedung laboratorium terpadu
fakultas kedokteran.
Harapan kami Laporan Pendahuluan ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, dalam hal ini Pembuat Komitmen Pekerjaan Konstruksi dan
Jasa Konsultansi Universitas Malikussaleh dan semua pihak yang terkait.
Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan untuk melaksanakan pekerjaan
ini.
i
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
DAFTAR ISI
2.5.1. Beton............................................................................................................... 18
iii
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
5.1. Kesimpulan................................................................................................................. 46
iv
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
DAFTAR GAMBAR
v
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Gambar 3.21. Diskontinuitas arah bidang dalam ketidakberaturan elemen penahan gaya lateral
vertikal ...................................................................................................................................... 41
Gambar 3.22. Diskontinuitas dalam ketidakberaturan kuat lateral tingkat .............................. 42
vi
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.19. Pengecekan ketidakberaturan kuat lateral tingkat berlebihan arah X ................... 43
Tabel 3.20. Pengecekan ketidakberaturan kuat lateral tingkat berlebihan arah Y ................... 43
viii
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi
Universitas Malikussaleh telah memiliki Fakultas Kedokteran sejak beberapa tahun
dengan 4 (empat) Program Studi yaitu Program Studi Pendidikan Dokter, Program Studi
Psikologi, Program Studi Keperawatan dan Program Studi Pendidikan Profesi Dokter. Fakultas
Kedokteran Universitas Malikussaleh saat ini belum memiliki Laboratorium yang memadai
untuk pelaksanaan praktikum mahasiswa dan penelitian dosen. Untuk itu pembangunan DED
Gedung Laboratorium sangat dibutuhkan untuk pelaksanaan praktikum mahasiswa dan juga
dapat digunakan untuk pelaksanaan penelitian bagi dosen dan civitas akademika Universitas
Malikussaleh. Kebutuhan ruang untuk Gedung Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran ini
terdiri dari Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Parasitologi, Laboratorium Farmakologi,
Laboratorium Fisiologi, Laboratorium Patologi Anatomi, Laboratorium Patologi Klinik,
Laboratorium Biokimia, Laboratorium Histologi, dan Laboratorium Anatomi. Luas ruang yang
dibutuhkan untuk masing-masing laboratorium disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
Bangunan yang akan dibangun merupakan bangunan bertingkat. Bangunan ini berfungsi
sebagai gedung perkuliahan, penunjang aktivitas penelitian. Berikut merupakan data umum dari
bangunan.
a. Nama Bangunan : Gedung Laboratorium Teknik Energi Terbarukan Universitas
Malikussaleh.
b. Fungsi Bangunan : Perkuliahan.
c. Lantai Bangunan :
Lt. 1 = R. Laboratorium, R. Karantina peserta ujian, R. Kantor, Mushalla, dan Toilet
Lt. 2 = R. Laboratorium, R. Kantor, R. Ujian CBT, Mushalla, dan Toilet
Lt. Atap = Atap baja berat dan dak
d. Elevasi Lantai :
Lt. 1 = ± 0.00 m
Lt. 2 = + 4.20 m
Lt. Atap = + 8.40
1.2. Lokasi
Lokasi pembangunan Gedung Laboratorium Universitas Malikussaleh berada pada
Kampus Reuleut Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh.
1
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
2
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
BAB II
KRITERIA DESAIN
Perhitungan pondasi dilakukan secara manual, didasarkan pada rumus rumus dan
standar yang sesuai. Data diolah dengan software Micfosoft Excel. Data beban support reaction
diambil dari hasil running program ETABS, dikombinasikan dengan data hasil Penyelidikan
Tanah pada site.
Berikut adalah peraturan dan standar desain yang digunakan sebagai acuan/referensi
dalam perhitungan struktur:
1. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-
Gedung tahun 2019 (SNI 1726-2019);
2. Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait untuk Bangunan Gedung dan Struktur
Lain (SNI 1727-2020);
3. Baja Tulangan Beton (SNI 2052-2017);
4. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847-2019); dan
5. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 2052-2017).
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari gedung itu. Beban mati itu terdiri dari:
3
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
1. Beban mati sendiri element struktur (self weight) meliputi berat sloof, berat balok dan
kolom.
2. Beban mati element tambahan (Superimposed Dead Load ) meliputi beban dinding (batu
bata, partisi, dan lainnya), keramik, plesteran, plumbing, dan mekanikal elektrikal.
4
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
5
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Berdasarkan SNI 1727-2020, beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh
pengguna dan penghuni bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban
konstruksi dan beban lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir
atau beban mati.
Beban hidup adalah beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang
dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga
mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap tersebut.
Beban hidup lantai di input sebagai beban seragam di atas pelat lantai dengan nama
beban Live Load yaitu sebagai beban hidup.
6
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Distribusi beban angin pada bangunan terbuka dengan atap miring sepihak dapat dilihat
pada Gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1. Distribusi beban angin pada bangunan terbuka atap pelana
Struktur bangunan dirancang agar mampu menahan beban mati, beban hidup, dan
beban gempa yang sesuai dengan peraturan SNI Gempa 1726-2019 dimana gempa rencana
ditetapkan mempunyai periode ulang 500 tahun, sehingga probabilitas terjadinya terbatas pada
7
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
10% selama umur gedung 50 tahun. Kombinasi yang digunakan mengacu pada SNI Beton
2847-2019 sebagai berikut:
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr atau R)
3. 1,2D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2D + 1,0W+ L + 0,5 (Lr atau R)
5. 1,2D + 1,0E + L
6. 0,9D + 1,W
7. 0,9D + 1,E
Keterangan:
D : beban mati (dead load), meliputi berat sendiri gedung (self weight) dan beban mati
tambahan.
L : beban hidup (live load), berdasarkan fungsi gedung
Lr : beban hidup yang direduksi dengan faktor pengali 0,5
E : beban gempa (earthquake load)
8
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Beban Gempa (Earthquake Load) ditinjau terhadap beban gempa statik Equivalent
Lateral Forces (ELF) dan beban dinamik Modal Response Spectrum (MRS).
1. Beban Gempa Static Equivalent Lateral Force (ELF)
SNI 1726:2019 Pasal 7.5.3 menyebutkan untuk Kategori Desain Seismik (KDS) C, D, E
dan F, struktur harus dianalisis menggunakan prosedur analisis gaya lateral ekivalen, dengan
pembebanan yang diterapkan secara terpisah dalam semua dua arah ortogonal yakni 100
persen gaya untuk satu arah ditambah 30 persen gaya untuk arah tegak lurus.
9
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
SNI 1726-2019 merupakan standar tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non-gedung dengan memberikan persyaratan minimum terhadap
ketahanan gempa. SNI ini merupakan revisi dari SNI 1726-2012, dengan lahirnya SNI ini maka
secara langsung standar ini membatalkan dan menggantikan SNI 1726-2012.
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk, antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori risiko
I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan II
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
10
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Risiko
- Gedung perkantoran
- Gedung apartemen/ rumah susun
- Pusat perbelanjaan/ mall
- Bangunan industry
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang
memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar dan/atau
gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi III
kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV,
(termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan,
penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya,
bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak)
yang mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah kandungan
bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang
dan cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas Pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah
dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi
kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan tempat IV
perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas lainnya
untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan pada
saat keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki penyimpanan
bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun listrik, tangki air
pemadam kebakaran atau struktur rumah atau struktur pendukung air atau
11
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Risiko
material atau peralatan pemadam kebakaran) yang disyaratkan untuk
beroperasi pada saat keadaan darurat
- Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi
struktur bangunan lain yang masuk ke dalam kategori risiko IV.
12
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Sedangkan untuk penentuan jenis tanah dasar, sesuai dengan SNI 1726-2019 tertulis
dalam SNI 1726-2002 Pasal 4.6.3 ditentukan dengan menggunakan rumus:
Sedangkan untuk penentuan jenis tanah dasar, sesuai dengan SNI 1726-2019 tertulis
dalam SNI 1726-2002 Pasal 4.6.3 ditentukan dengan menggunakan rumus:
̅
N = Nilai hasil test penetrasi standar rata-rata
13
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Gambar 2.3. Peta respon spektra percepatan 0.2 detik (SS) di batuan dasar (SB) untuk
probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun
Gambar 2.4. Peta respon spektra percepatan 1.0 detik (S1) di batuan dasar (SB) untuk
probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun
14
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
15
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Tabel 2.10. Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada periode pendek
Kategori Risiko
No. Nilai SDs
I atau II atau III IV
Tabel 2.11. Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada periode 1 detik
Kategori Risiko
No. Nilai SD1
I atau II atau III IV
Berdasarkan SNI 1726-2019 pasal 5.8.2, arah pembebanan utama dihitung sebesar
100% dan arah tegak lurus pembebanan utama, dihitung sebesar 30%. Faktor Skala dihitung
dengan menggunakan formula:
Dimana:
16
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Untuk mendapatkan parameter respon spektra desain, untuk perioda pendek dan perioda
1,0 detik dapat diperoleh melalui perumusan berikut dengan menggunakan ASCE 7–16 dengan
gempa 2500 tahun menggunakan nilai π = 2/3 tahun.
17
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
2.5. Material
2.5.1. Beton
1. Material beton yang digunakan mutu beton fc’ = 24,9 MPa
2. Modulus elastisitas beton, Ec = 4700 √(fc') = 23452,95 MPa
3. Angka poisson Ʋ = 0,2
4. Modulus geser beton G = (Ec / (2 x (1+ Ʋ))) = 8920,63 MPa
5. Mass per unit volume = 24 kN/m3
6. Tebal plat lantai = 13 cm
18
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
19
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
BAB III
ANALISIS STRUKTUR
20
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
21
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Periode fundamental struktur (T), dibatasi oleh koefisien untuk batasan atas pada periode yang
dihitung (Cu) dan periode fundamental pendekatan (Ta). Apabila batasan tersebut dibandingkan
dengan periode yang dihitung dengan bantuan software (Tp), maka dapat dituliskan sebagai
berikut:
Tabel 3.1. Koefisienn untuk batas atas pada periode yang dihitung
𝑇𝑎 = 𝐶𝑡 . ℎ𝑛𝑥
22
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
𝑇𝑎 = 𝐶𝑡 . ℎ𝑛𝑥
𝑇𝑎 = 0,0466 . 12,40,9
𝑇𝑎 = 𝐶𝑢 . 𝑇𝑎
𝑇𝑎 = 1,40 . 0,45
BLOK 2
Period
Case Mode UX UY UZ
sec
Modal 1 0,38 0,83 0,00 0,00
Modal 2 0,38 0,01 0,73 0,00
Modal 3 0,36 0,00 0,09 0,00
Modal 4 0,13 0,16 0,00 0,00
Modal 5 0,13 0,00 0,15 0,00
Modal 6 0,12 0,00 0,02 0,00
Modal 7 0,01 0,00 0,00 0,00
Modal 8 0,01 0,00 0,00 0,00
Modal 9 0,01 0,00 0,00 0,00
Modal 10 0,01 0,00 0,00 0,00
Modal 11 0,01 0,00 0,00 0,00
Modal 12 0,01 0,00 0,00 0,00
BLOK 3
Period
Case Mode UX UY UZ
sec
Modal 1 0,36 0,00 0,85 0,00
Modal 2 0,36 0,86 0,00 0,00
Modal 3 0,34 0,01 0,00 0,00
Modal 4 0,13 0,13 0,00 0,00
Modal 5 0,12 0,00 0,15 0,00
Modal 6 0,12 0,01 0,00 0,00
Modal 7 0,01 0,00 0,00 0,00
Modal 8 0,01 0,00 0,00 0,00
Modal 9 0,01 0,00 0,00 0,00
Modal 10 0,01 0,00 0,00 0,00
Modal 11 0,01 0,00 0,00 0,00
Modal 12 0,01 0,00 0,00 0,00
BLOK 5
Period
Case Mode UX UY UZ
sec
Modal 1 0,38 0,00 0,79 0,00
Modal 2 0,34 0,56 0,01 0,00
Modal 3 0,34 0,27 0,01 0,00
Modal 4 0,14 0,00 0,19 0,00
Modal 5 0,13 0,15 0,00 0,00
Modal 6 0,12 0,02 0,00 0,00
Modal 7 0,06 0,00 0,00 0,00
Modal 8 0,02 0,00 0,00 0,00
Modal 9 0,01 0,00 0,00 0,00
24
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Menurut SNI 1726:2019 untuk menentukan faktor skala gempa menggunakan rumus (G
x I)/R untuk arah x dan faktor skala gempa arah y adalah 30% dari arah x.
𝐼𝑒 1,5
Faktor skala arah x = 𝑔 . 𝑅 = 9,81 . = 1,8394 m/s2 = 1839,375 mm/s2
8
Nilai gaya geser dasar nominal yang telah dilaksanakan tidak boleh kurang dari 100%
V. Apabila besarnya gaya geser dasar respons spektra kurang dari 100% V, maka gaya geser
dasar harus diperbesar dengan skala gaya. Nilai gaya geser dasar nominal akibat spektrum
respons merupakan hasil analisis ETABS yang telah disesuaikan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
Geser dasar seismik (V) pada arah yang ditetapkan dapat ditentukan menggunakan
persamaan berikut:
V = Cs W
Keterangan:
SDS
Cs = R
( )
Ie
Keterangan:
25
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
SDS 0,620
Cs = R = 8 = 0,116
( ) (1,5)
Ie
V = Cs . W = 0,116 . 8675,958
V = 1008,875 kN
Dengan faktor skala gempa statik awal memiliki gaya geser sebagai berikut:
Model
Tujuan
Blok 1 Blok 2 Blok 3 Blok 5
Base Vx (kN) 865,070 859,882 861,730 693,581
Shear Vy (kN) 828,830 834,807 846,080 675,866
V > Cs.W (kN) 1008,875 1008,875 1010,078 984,867
Keterangan OK NOT OK NOT OK NOT OK
Karena nilai Vx dan Vy masing-masing blok tidak memenuhi yaitu kurang dari 100%
V, maka dilakukan penyekalaan gaya dengan mengalikan gaya faktor skala dengan V/Vi yang
kemudian dimasukan ke aplikasi perhitungan sebagai faktor skala yang baru.
1008,875
Faktor skala baru blok 1 = 1839,375 . = 2144,409 mm/s2
865,070
Model
Tujuan
Blok 1 Blok 2 Blok 3 Blok 5
Base Vx (kN) 1008,883 1010,083 984,879 818,617
Shear Vy (kN) 1008,876 1010,083 984,873 818,619
V > Cs.W (kN) 1008,875 1010,078 984,867 818,615
Keterangan OK OK OK OK
Faktor redundansi ρ, harus dikenakan pada sistem penahan gaya gempa dalam masing-
masing kedua arah ortogonal untuk semua struktur. Berdasarkan SNI 1726:2019 pasal 7.3.4.2
untuk kategori desain seismik D, maka digunakan faktor redundansi ρ = 1.30.
26
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Eksentrisitas bawaan yang diakibatkan oleh offset di pusat massa dan kekakuan pada
setiap tingkat harus dipertimbangkan dalam analisis. Selain itu, untuk struktur dengan
ketidakberaturan horizontal Tipe 1a atau Tipe 1b, maka eksentrisitas tak terduga yang terdiri
dari perpindahan yang diasumsikan dari pusat massa masing-masing dari lokasi sebenarnya
dengan jarak sama dengan 5% dimensi diafragma dari struktur yang sejajar dengan arah
pergeseran massa harus dipertimbangkan.
Antara pusat massa dan pusat rotasi lantai tingkat harus ditinjau suatu eksentrisitas
rencana ed. Apabila ukuran horizontal terbesar denah struktur gedung pada lantai tingkat itu,
diukur tegak lurus pada arah pembebanan gempa, dinyatakan dengan b, maka eksentrisitas
rencana ed harus ditentukan sebagai berikut:
Berdasarkan SNI 1726:2019, penentuan simpangan antar tingkat desain () harus
dihitung sebagai perbedaan simpangan pada pusat massa di atas dan di bawah tingkat yang
ditinjau. Simpangan antar lantai tingkat desain (Δ) tidak boleh melewati besarnya simpangan
lantai tingkat ijin (Δa) seperti yang berada pada tabel berikut.
27
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Defleksi pusat massa pada tingkat X (δX) dapat ditentukan melalui persamaan berikut:
Cd .δ𝑒 𝑥
δX =
Ie
Keterangan:
δX : Defleksi pusat massa pada arah X
δex : Simpangan lateral elastis akibat gaya gempa desain pada tingkat x
Berikut merupakan hasil simpangan dari software terhadap gaya statik arah X dan Y:
28
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Contoh perhitungan penentuan simpangan antar tingkat pada lantai 2 blok 1 untuk
gempa arah X adalah sebagai berikut:
Cd . δ𝑥𝑒𝐿𝑡.2
δxLt.2 =
Ie
5,5 . 2,917
δxLt.2 =
1,5
δxLt.2 = 10,696 mm
Δa = 0,010 hsx
Δa = 0,010 . 4200
Δa = 32,308 mm
Δa > δxLt.2
29
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
3
Atap
2,5
Lt.22
1,5
Lt.11
0 5 10 15 20 25 30 35 40
30
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Atap
3
2,5
Lt.22
1,5
Lt.11
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Pengaruh P-delta pada geser tingkat dan momen, gaya dan momen elemen struktur yang
dihasilkan, dan simpangan antar tingkat yang diakibatkannya tidak perlu diperhitungkan bila
31
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
koefisien stabilitas () seperti ditentukan oleh persamaan berikut sama dengan atau kurang dari
0,10:
Px Δ𝐼𝑒
θ=
Vx ℎ𝑠𝑥 𝐶𝑑
Keterangan:
Koefisien stabilitas () tidak boleh melebihi max yang ditentukan sebagai berikut:
0,5
θ= ≤ 0,25
𝛽𝐶𝑑
Dimana adalah rasio kebutuhan geser terhadap kapasitas geser untuk tingkat antara
tingkat dan x – 1. Rasio ini diizinkan secara konservatif diambil sebesar 1,0.
Contoh perhitungan penentuan P-delta pada lantai 2 blok 1 untuk gempa arah X adalah
sebagai berikut:
Px Δ𝐼𝑒
θ=
Vx ℎ𝑠𝑥 𝐶𝑑
θ = 0,00706
32
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
0,5
θmax = ≤ 0,25
𝛽𝐶𝑑
0,5
θmax = ≤ 0,25
1,0 . 5,5
θ < θmax
hsx Vx Δx P
Blok Lantai θ θmax Ket
mm kN mm kN
1 0 0 0 0 0 0,09091 Stabil
1 2 4200 1008,883 10,696 10252,879 0,00706 0,09091 Stabil
Atap 4200 536,023 13,545 3500,553 0,00574 0,09091 Stabil
1 0 0 0 0 0 0,09091 Stabil
2 2 4200 1010,082 10,729 10321,363 0,00712 0,09091 Stabil
Atap 4200 532,248 14,428 3414,215 0,00601 0,09091 Stabil
1 0 0 0 0 0 0,09091 Stabil
3 2 4200 984,879 10,274 10575,459 0,00716 0,09091 Stabil
Atap 4200 480,477 11,609 3391,105 0,00532 0,09091 Stabil
1 0 0 0 0 0 0,09091 Stabil
5 2 4200 818,617 8,851 8923,473 0,00627 0,09091 Stabil
Atap 4200 411,128 12,441 2592,121 0,00509 0,09091 Stabil
hsx Vy Δy P
Blok Lantai θ θmax Ket
mm kN mm kN
1 0 0 0 0 0 0,09091 Stabil
1 2 4200 1008,876 14,164 10253 0,00935 0,09091 Stabil
Atap 4200 547,767 19,397 3501 0,00805 0,09091 Stabil
1 0 0 0 0 0 0,09091 Stabil
2 2 4200 1010,081 10,846 10321 0,0072 0,09091 Stabil
Atap 4200 534,583 15,239 3414 0,00632 0,09091 Stabil
1 0 0 0 0 0 0,09091 Stabil
3 2 4200 984,873 9,808 10575 0,00684 0,09091 Stabil
Atap 4200 493,868 12,492 3391 0,00557 0,09091 Stabil
33
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
hsx Vy Δy P
Blok Lantai θ θmax Ket
mm kN mm kN
1 0 0 0 0 0 0,09091 Stabil
5 2 4200 818,619 11,825 8923 0,00837 0,09091 Stabil
Atap 4200 422,919 16,694 2592 0,00664 0,09091 Stabil
1b. Ketidakberaturan torsi berlebihan didefinisikan ada jika simpangan antar tingkat
maksimum yang dihitung termasuk akibat torsi tak terduga degan Ax = 1,0, di salah satu ujung
struktur melintang terhadap suatu sumbu adalah lebih dari 1,4 kali simpangan antar tingkat rata-
rata di kedua ujung struktur. Persyaratan ketidakberaturan torsi berlebihan dalam pasal-pasal
referensi berlaku hanya untuk struktur di mana diafragmanya kaku atau setengah kaku.
34
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
3,2
Atap
2,8
2,6
2,4
2,2
2
1,00 1,05 1,10 1,15 1,20 1,25 1,30 1,35 1,40 1,45 1,50
Lt. 2
Blok 1 Blok 2 Blok 3 Blok 5 Batas Torsi 1a Batas Torsi 1b
3,2
Atap 3
2,8
2,6
2,4
2,2
Lt. 2 2
1,00 1,05 1,10 1,15 1,20 1,25 1,30 1,35 1,40 1,45 1,50
35
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
36
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
37
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Stiffnes Y
Blok Lantai 70% Keterangan
kN/m
2 298584,06 209008,84 Tidak Ada
1
3 116433,90 81503,73
2 351578,98 246105,29 Tidak Ada
2
3 129064,69 90345,28
2 368290,70 257803,49 Tidak Ada
3
3 144293,90 101005,73
2 290265,01 203185,51 Tidak Ada
5
3 99454,04 69617,83
38
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Stiffnes X
Blok Lantai 60% Keterangan
kN/m
2 352203,18 211321,91 Tidak Ada
1
3 145998,67 87599,20
2 351578,98 210947,39 Tidak Ada
2
3 129064,69 77438,81
2 364806,78 218884,07 Tidak Ada
3
3 154474,93 92684,96
2 340347,26 204208,36 Tidak Ada
5
3 122669,53 73601,72
Stiffnes Y
Blok Lantai 60% Keterangan
kN/m
2 298584,06 179150,44 Tidak Ada
1
3 116433,90 69860,34
2 351578,98 210947,39 Tidak Ada
2
3 129064,69 77438,81
2 368290,70 220974,42 Tidak Ada
3
3 144293,90 86576,34
2 290265,01 174159,01 Tidak Ada
5
3 99454,04 59672,43
39
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Massa
Blok Lantai Keterangan
Kg
1 280577,65 Tidak Ada
1 2 596263,32 Ada
3 288438,19 Tidak Ada
1 325724,77 Tidak Ada
2 2 606177,23 Ada
3 279580,00 Tidak Ada
1 292057,46 Tidak Ada
3 2 604359,18 Ada
3 259289,32 Tidak Ada
1 261053,08 Tidak Ada
5 2 506823,44 Ada
3 211035,48 Tidak Ada
40
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Gambar 3.21. Diskontinuitas arah bidang dalam ketidakberaturan elemen penahan gaya lateral
vertikal
41
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
42
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
43
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
BAB IV
DESAIN ELEMEN STRUKTUR
4.1. Balok
Perhitungan struktur balok dilakukan dengan ETABS, dilakukan secara 3D. Untuk
kontrol perhitungan, dilakukan juga perhitungan dengan cara manual. Beban mati yang bekerja
pada balok, mengacu pada Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 2013. Dimensi
balok, diambil sesuai SNI 2847:2019 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung Dan Penjelasan, Pasal 9.3.1. Tinggi balok minimum diambil minimal 1/16 bentangan.
Lebar balok diambil sesuai SNI 2847:2019 Pasal 18.6, minimal 0,3 dari tinggi balok, dan tidak
kurang dari 25 cm. Berat sendiri balok telah termasuk dengan dihitung 1 pada Dead Load
Selftweight.
Ketentuan agar tulangan yang digunakan tidak terlalu sedikit dengan syarat sebagai
berikut:
0,25√fc′
a. As min > bw . d
fy
1,4
b. As min > bw . d
fy
Input beban mati pada balok : Dinding batu bata = 250 kg/m = 0,25 kN/m
4.2. Pelat
Plat lantai :
44
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
Plat dak :
Plat lantai :
Plat dak :
4.3. Kolom
Perhitungan struktur kolom sudah dilakukan dengan Program ETABS, dilakukan secara
3D. Untuk mengontrol keamanan struktur, dilakukan pengecekan terhadap terjadinya kolom
kuat balok lemah (Strong Column Weak Beam). Dimensi kolom, diambil sesuai SNI 2847:2019
tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung Dan Penjelasan, Pasal 18.7.
Lebar kolom minimum 30 cm. Hasil running Program ETABS, diperoleh hasil berupa jumlah
tulangan longitudinal yang dibutuhkan kolom dan diameter tulangan, persentase luas tulangan
terhadap luas penampang kolom, serta tulangan transversal.
45
ESA PRATAMA - POLICON
PERHITUNGAN STRUKTUR
DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengecekan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Syarat bentuk ragam dan partisipasi massa ragam terkombinasi terpenuhi.
2. Syarat simpangan terpenuhi.
3. Syarat ketidakberaturan terpenuhi dengan menerapkan konsekuensi.
4. Syarat lendutan terpenuhi.
5. Syarat kekuatan terpenuhi.
6. Rasio kekuatan struktur untuk menahan beban yang bekerja pada umumnya masih
dalam batasan aman sehingga profil dan dimensi elemen struktur tersebut yang
digunakan dalam perencanaan struktur mampu memikul beban rencana sesuai desain.
46
ESA PRATAMA - POLICON