Anda di halaman 1dari 26

SPESIFIKASI

TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan, dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan


digunakan produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 1


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS

SPESIFIKASI/SYARAT-SYARAT TEKNIK

A. SPESIFIKASI UMUM

PASAL ST.1

FASILITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN

ST.1 - 1. PEKERJAAN PERSIAPAN

Mobilisasi dan Demobilisasi, penyedia jasa harus mengadakan mobilisasi dan


demobilisasi setelah menerima SPMK dari Pengguna Jasa antara lain drop alat-alat,
bahan dan tenaga di lokasi pekerjaan dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

ST.1 - 2. LINGKUP PEKERJAAN

Penyedia jasa harus menyediakan, membuat, memelihara dan selalu memperbaiki


fasilitas pelayanan konstruksi yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung sesuai
dalam Spesifikasi Teknik.

ST.1 - 3. JALAN MASUK DAN JALAN LINGKUNGAN

Penyedia jasa harus bertanggung jawab dalam membuat, memelihara dan memperbaiki
semua jalan masuk dan jalan lingkungan berikut bangunan pelengkap dan fasilitas
penunjangnya yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung, termasuk pekerjaan
pembongkaran dan atau perbaikan yang harus dilakukan penyedia jasa di akhir
pekerjaan terhadap jalan, bangunan pelengkap dan fasilitas penunjang. Selama hal yang
berhubungan dengan jalan masuk dan jalan lingkungan harus dilakukan sesuai
persetujuan Direksi.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 2


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS
ST.1 - 4. KANTOR DIREKSI DAN FASILITAS PENUNJANG KONTRAKTOR

1. Fasilitas dan Bangunan Sementara

Penyedia jasa harus menyediakan, memelihara dan memperbaiki semua fasilitas


sementara untuk kantor, perumahan dan sebagainya yang akan digunakan Pemilik
Pekerjaan dan Direksi selama pekerjaan berlangsung. Detail fasilitas sementara
yang harus dibangun akan disampaikan dalam aanwijzing (Pre Bid Tender
Conference) dan dikonfirmasikan pada saat Negosiasi Lelang.
2. Bangunan Permanen

Jika terdapat bangunan yang akan difungsikan secara permanen setelah pekerjaan
selesai, maka akan dijelaskan dalam aanwijzing dan dikonfirmasikan lagi pada saat
Negosiasi. Penyedia jasa dapat melakukan jenis pengujian yang lain atau
bersifat tambahan terhadap jenis pengujian yang disebutkan dalam spesifikasi
teknik, asal masih relevan dan dapat dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan dari Direksi.
3. Papan Nama Proyek

Penyedia jasa harus membuat dan memelihara semua bentuk, jenis, ukuran papan
nama proyek yang dibutuhkan selama pekerjaan berlangsung. Detail jumlah,
lokasi, bentuk, cara pemasangan papan nama proyek akan dijelaskan pada saat
aanwijzing dan pembayaran pekerjaan ini harus sudah diperhitungkan dan masuk
dalam harga satuan pekerjaan.

ST.1 - 5. GAMBAR-GAMBAR YANG HARUS DIMILIKI KONTRAKTOR

1. Gambar-gambar pekerjaan tetap

a) Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh penyedia jasa haruslah gambar-
gambar yang telah ditandatangani Direksi, dan apabila ada perubahan harus
diserahkan kepada Diresksi untuk mendapat persetujuan sebelum program
pelaksanaan dimulai. Perubahan- perubahan tersebut harus sesuai dengan Pasal
23 (perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan) dalam syarat-syarat
umum.
b) Gambar-gambar pelaksanaan
c) Kontraktor harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar
untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar ini

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 3


TUANG
SPESIFIKASI
dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap danTEKNIS
sedapat mungkin
memperlihatkan penampang melintang dan memanjang, tipe bahan yang
digunakan harus bermutu serta tepat ukurannya.
d) Gambar-gambar bengkel/Gedung Gambar-gambar bengkel atau gedung
disiapkan oleh penyedia jasa untuk keperluan penyimpanan peralatan dan
bahan-bahan milik penyedia jasa.
e) Penyedia jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar- gambar lengkap di
lapangan.
f) Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah
menjadi resiko penyedia jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab penyedia jasa atas kebenaran
gambar-gambar tersebut.

2. Gambar-gambar pekerjaan sementara

a) Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh penyedia jasa harus terperinci dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal program pelaksanaan atau dalam
waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak.
b) Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan sementara seperti
cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya. Gambar
perencanaan yang diusulkan penyedia jasa dan dipakai dalam pelaksanaan
konstruksi juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap.
c) Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan.
Penyedia jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan
dengan pekerjaan tetap, secara lebih detail dan diserahkan kepada Direksi
untuk mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal
dimulainya pelaksanaan.

3. Gambar- gambar yang sebenarnya terbangun / terpasang (as built drawing).

Selama masa pelaksanaan, penyedia jasa harus memiliki satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan, yaitu gambar yang
memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak,
dimana gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap (sudah
dilaksanakan). Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di
lapangan oleh Direksi dan setiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila
ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 4


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS yang sudah
harus diperiksa kembali selama 6 (enam) hari kerja. Gambar
diperiksa tersebut kemudian disampaikan kepada Direksi Pekerjaan paling lambat
14 (empat belas) hari setelah pemeriksaan akhir pekerjaan berupa asli dan 2 (dua)
copy.

ST.1 - 6. STANDAR

1. Semua bahan dan mutu untuk pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dari Normalisasi Standar Indonesia.
2. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini
atau tidak dicakup oleh Standar Nasional, penggunaannya harus mendapat
persetujuan secara tertulis dari Direksi.
3. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan atau
diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan
keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.

ST.1 - 7. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN

1. Program pelaksanaan

Kontraktor harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan Syarat-


syarat Kontrak dengan menggunakan CPM network. Program tersebut harus
dibuat dalam dua bentuk, yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap
kegiatan :
a) Mulai tanggal paling awal
b) Mulai tanggal paling akhir
c) Waktu yang diperlukan
d) Waktu float
e) Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan. Aktivitas yang
terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan
dan persetujuan gambar- gambar, pengiriman peralatan dan bahan ke
lapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun
keagamaan.

2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 5


TUANG
SPESIFIKASI
Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu TEKNIS
yang ditentukan oleh
Direksi, penyedia jasa harus menyerahkan 4 (empat) salinan laporan Kemajuan
Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan ini
sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
a) Presentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan
laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
b) Presentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang
dicapai pada bulan laporan.
c) Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalah
tanggal permulaan dan penyelesaian.
d) Daftar tenaga buruh setempat.
e) Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
f) Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
a. Jumlah volume untuk pekerjaan Konstruksi
b. Jumlah volume dari pekerjaan galian dan timbunan.
g) Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
h) Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan untuk bulan berikutnya.
i) Hal-hal lain yang diminta sesuai kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.

3. Laporan kerja harian, mingguan dan bulanan.

a) Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang


sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir minggu dan minggu-minggu
berikutnya.
b) Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah.
Pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan bahan dan peralatan lainnya yang
diminta Direksi.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 6


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS
Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis mencakup semua kemajuan yang disetujui oleh Direksi, maupun
rencana kerja untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup
pekerjaan tanah, pekerjaan pasangan, serta kegiatan yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar
chart pada akhir bulan dan untuk bulan- bulan berikutnya. Rencana kerja ini
harus memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan umum
dengan volume pekerjaan. Rencana Kerja ini harus diserahkan kepada Direksi
pada hari ke tiga tiap-tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.

4. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan Rapat tetap antara


Direksi dan penyedia jasa diadakan seminggu sekali pada waktu yang telah
disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini adalah untuk
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.

ST.1 - 8. BAHAN DAN PERLENGKAPAN YANG HARUS DISEDIAKAN OLEH


PENYEDIA JASA
1. Umum
a) Penyedia jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
b) Semua bahan dan perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus
memenuhi syarat yang sesuai dengan standar yang diberikan dalam
Spesifikasi Teknis atau standar dalam Spesifikasi Umum.
c) Bila penyedia jasa dalam mengusulakn penyediaan bahan dan perlengkapan
tidak sesuai dengan standar seperti tersebut diatas, penyedia jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi.

2. Perlengkapan konstruksi

Penyedia jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan kornstruksi yang


diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi
memandang belum cukup sesuai dengan kontrak, maka penyedia jasa harus

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 7


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS
segera memenuhi kekurangannya. Dalam penyediaan semua perlengkapan dan
peralatan harus lengkap dengan suku cadang (spare parts) yang cukup dan
memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurnya.

3. Bahan pengganti

Kontraktor harus menandatangani bahan yang ditentukan, bila bahan tidak tersebut
tidak tersedia di pasaran, maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat
ijin tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan
disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan
dengan bahan pengganti.
4. Pemeriksaan bahan dan perlengkapan.

Perlengkapan dan bahan disediakan oleh penyedia jasa akan dilakukan pemeriksaan
sesuai dengan ketentuan dalam kontrak pada salah satu atau lebih tempat yang telah
ditentukan Direksi.
a) Tempat produksi dan pembuatan
b) Tempat pengapalan
c) Lapangan.

Penyedia jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan dan


bahan kepada Pemberi Tugas sesuai yang diminta untuk tujuan pemeriksaan,
tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan penyedia jasa dari
tanggungjawabnya untuk menyediakan perlengkapan dari bahan sesuai dengan
Spesifikasi.

5. Spesifikasi, brosur dan data yang harus disediakan oleh penyedia jasa.
Penyedia jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang
lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapatkan
persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan kontrak dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari
Spesifikasi, brosur dan data bangunannya juga tidak meringankan penyedia jasa
dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan kontrak.

ST.1 - 9. SURVEY PENGUKURAN PEKERJAAN

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 8


TUANG
SPESIFIKASI
1. Bench Mark TEKNIS

a) Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak lokasi
seperti terlihat pada gambar. Ketinggian dari Bench Mark ini adalah
didasarkan pada titik tetap utama.
b) Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada gambar diberikan
kepada penyedia jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench
Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan,
penyedia jasa perlu melakukan pengukuran/ pemeriksaan kembali atas
ketelitiannya. Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab atas ketelitian Bench
Mark yang lain begitu juga dengan titik referensinya.
c) Penyedia jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk
kemudahannya, tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan merupakan
rencana dan tempatnya disetujui oleh Direksi dan akan merupakan ketelitian
yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi.

2. Permukaan tanah asli untuk tujuan pengukuran

a) Muka tanah yang terlihat pada gambar dianggap benar sesuai dengan kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari penyedia jasa tentang kebenaran dari muka tanah
tersebut, sekurang- kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pekerjaan
dilaksanaan penyedia jasa harus memberitahkan kepada Direksi secara tertulis
untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka
tanah tersebut.
b) Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa akan mengukur
dan mengambil ketinggian terhadap daerah sasaran pekerjaan, dengan
menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui Direksi
secara tertulis, untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali
ketinggian muka tanah tersebut.
c) Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, penyedia jasa akan
mengukuran dan mengambil ketinggian terhadap daerah sasaran pekerjaan
dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui
Direksi pada saat wakil Direksi berada. Ketinggian muka tanah yang
ditentukan perlu mendapat persetujuan direksi. Pengukuran volume yang
dikerjakan dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.

3. Bantuan pengukuran staf Direksi

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 9


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS
a) Penyedia jasa bekerja sama dengan Direksi dalam pemeriksaan setting
out dan dalam melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti
kemajuan pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembayaran.
b) Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga,
cetakan profil dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan
pengukuran kemajuan pekerjaan harus sesuai penunjuk Direksi. Semua biaya
untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut diatas merupakan beban
penyedia jasa. Dan biaya tersebut sudah termasuk dalam harga satuan didalam
pekerjaan lain-lain pada daftar volume pekerjaan.

ST.1 - 10. PEKERJAAN SEMENTARA

1. Umum

a) Penyedia jasa akan bertanggung jawab hasil yang sesuai perencanaan,


spesifikasi, pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara
untuk pelaksanaan pekerjaan sebaik- baiknya.
b) Detail dari pekerjaan sementara, dimana penyedia jasa bermaksud untuk
melaksanakan di lapangan, pertama-tama diserahkan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan sesuai dengan prosedur dalam Spesifikasi Umum.
c) Apabila penyedia jasa bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan
sementara diluar daerah lapangan seperti pada gambar, semua biaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah
dan sebagainya, ditanggung oleh penyedia jasa dan biayanya sudah termasuk
pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan.
d) Keterlambatan tidak akan meringankan penyedia jasa terhadap tanggung
jawab untuk memenuhi ketentuan dalam kontrak. Dalam hal tersebut tidak
diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.

2. Lapangan pekerjaan

a) Lapangan pekerjaan seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk


pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh pemberi tugas dan bebas dari biaya
pembebasan tanah.
b) Penyedia jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah
tadi seperti pada gambar atau seperti petunjuk Direksi.
c) Penyedia jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya pada
tanah yang sudah dibebaskan termasuk arah jalan masuk yang sudah disetujui

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 10


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS
Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman/ pemilikan dan kerusakan
tanah.
d) Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki, sebelum diterimanya
pekerjaan oleh pemberi tugas, tanah harus dikembalikan pada keadaan semula.
e) Penyedia jasa bertanggung jawab langsung kepada pemberi tugas untuk semua
kerusakan, misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik
Pemberi Tugas atau orang lain. Penyedia jasa mengganti semua kehilangan dan
tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.

ST.1 - 11. KANTOR PENYEDIA JASA, PENAMPUNGAN, GUDANG,

BENGKEL, PEMONDOKAN BURUH DAN SEBAGAINYA

1. Penyedia jasa harus menyediakan, memelihara, mengerjakan dan memindahkan


bangunan sementara seperti kantor penyedia jasa, penampungan staffnya, gudang,
bengkel, pemondokan buruh dan bangunan sementara lainnya setelah selesai
pekerjaan, supaya diserahkan kepada pemberi tugas.
2. Penyedia jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan
sementara secara umum kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan
pada waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum mendapat persetujuan Direksi.
3. Pernampungan staf penyedia jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan
semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan jalan, jalan
gang, tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran
dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam kontrak.
4. Kontraktor supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang
cukup untuk kantor penyedia jasa, penampungan stafnya, pemondokan buruh,
bengkel dan tempat lainnya di daerah kerja.

ST.1 - 12. PEKERJAAN PENGERINGAN SELAMA PELAKSANAAN

1. Pembuangan air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti cofferdam, saluran,


drainase dan genangan atau bangunan sementara yang lain pada saat pembuangan
air dilaksanakan. Penyedia jasa harus memasang, mengerjakan, memelihara
semua pipa dan peralatan lain yang diperlukan untuk pembuangan
air dari bermacam-macam pekerjaan dan untuk pemeliharaan pondasi serta
bagian pekerjaan yang lain agar bebas dari air dan pekerjaan konstruksi sesuai
dengan syarat- syarat. Penyedia jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 11


TUANG
SPESIFIKASI
kerusakan akibat banjir atau kegagalan pembuangan air atauTEKNIS
pekerjaan pengaman
atas biaya penyedia jasa.
2. Setelah cofferdam, semua tanggul atau pembuangan air sementara seudah
berfungsi segera dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak
mengganggu kelancaran saluran dan bangunan yang berhubungan dengan
pembuangan atau aliran parit alam.
3. Cara pembuangan air yang dilakukan oleh penyedia jasa harus mendapat
persetujuan Direksi kecuali lebih jauh sebagaimana disetujui atau diijinkan oleh
Direksi untuk pekerjaan pembuangan air. Penyedia jasa tidak akan mengganggu
jalannya air yang dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.
4. Apabila pelaksanaan pekerjaan berada dibawah muka air tanah, air tersebut supaya
dipompa dahulu sebelum melakukan penggalian.
5. Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara
kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan
konstruksi dikerjakan dalam keadaan kering.

ST.1 - 13. KEAMANAN DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN

1. Umum

a) Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama


pelaksanaan pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan
lapangan, bahan peledak dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan
pencegahan kebakaran dibuat dan dipelihara oleh penyedia jasa atas biaya
penyedia jasa.
b) Penyedia jasa harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan
pemeriksaan kesehatan dan menyerahkan pengaturan dan organisasi untuk
mendapatkan persetujuan Direksi.
c) Tidak ada pembayaran tambahan dan dalam hal ini semua biaya sudah
termasuk dalam harga kontrak.
2. Sistem pengawasan keamanan

a) Penyedia jasa supaya mengatur sistem pengawasan keamanan dan


organisasinya dan diserahkan untuk mendapat persetujuan kepada Direksi
b) Sistem pengawasan keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang
cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan
barang milik yang bersangkutan.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 12


TUANG
SPESIFIKASI
c) Sistem pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuaiTEKNIS
dengan program
yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di
Indonesia.

3. Peraturan kesehatan

a) Penyedia jasa harus mengusahakan agar tempat kerja dalam keadaan bersih
serta melengkapi/ memelihara kemudahan untuk para tenaga kerja yang
dipekerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi dan penguasa
setempat.
b) Penyedia jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil
langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan tetap
bersih.
4. Bahan yang sensitif

a) Penyedia jasa hendaknya membuat peraturan yang menyangkut


penyimpanan atau mengendalikan bahan yang sensitif terhadap bahaya
kebakaran dan peledakan sesuai hukum dan peraturan keamanan yang berlaku.
b) Penyedia jasa harus memiliki semua surat keterangan yang diperlukan dan
membayar semua biaya untuk pemindahan bahan- bahan tersebut ke tempat
lain dan menyimpan dengan baik seperti semula.
5. Pencegahan kebakaran

a) Penyedia jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi setiap


bahaya yang terjadi, misalkan kebakaran pada atau sekitar tempat kerja dan
harus menyediakan segala peralatan untuk mencegah kebakaran, dan siap
digunakan pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan
yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal,
pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya.
b) Penyedia jasa akan memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam
kebakaran yang dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima
oleh pemberi tugas. Penyedia jasa harus berusaha keras untuk memadamkan
kebakaran yang terjadi di lapangan kerja.
c) Dalam hal ini penyedia jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak
diperlukan dan tenaga buruh yang dipekerjakan di lapangan, termasuk
peralatan dan tenaga Sub Kontraktor.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 13


TUANG
SPESIFIKASI
ST.1 - 14. BIAYA KEGIATAN ST.1 TEKNIS

Biaya pembayaran kegiatan pekerjaan ST.1 ini harus sudah diperhitungkan dan
dimasukkan dalam harga satuan pekerjaan.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 14


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS

B. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

PASAL ST.2

PEKERJAAN PERSIAPAN

ST.2 - 1. PEMBERSIHAN LAPANGAN

1. Penyedia jasa harus membersihkan lokasi pekerjaan, yakni alur sungai,


tebing sungai yang ada dari semua tumbuhan dan pepohonan yang
diperkirakan akan mengganggu kelancaran pekerjaan.
2. Penyedia jasa harus menggali akar-akar pepohonan yang tertinggal,
kemudian mengisi kembali bekas lubang-lubang galian tanah tersebut dengan
tanah dan dipadatkan, kemudian membuang dari tempat pekerjaan semua
bahan-bahan hasil pembersihan lapangan.
ST.2 - 2. PEKERJAAN BOUWPLANK

1. Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga tidak
mudah dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
2. Jarak patok dari sisi galian minimal 1,00 m dan jarak patok satu dengan
patok lainnya maksimal 2,00 m.
3. Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran

2/20 cm dan bidang sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata.


4. Penentuan tinggi bouwplank disesuaikan dengan elevasi

rencana dn harus disetujui oleh Direksi.

5. Pemasangan bouwplank harus siku-siku 90°.

6. Untuk mendapatkan garis horisontal bouwplank yang maksimal,


pemasangan bouwplank dapat dilakukan dengan menggunakan selang air atau
pesawat ukur seperti waterpass dan theodolite.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 15


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS
ST.2 - 3. PEKERJAAN TANAH

1. Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan


menurut ukuran dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut
ukuran dan ketinggian lain yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi.
2. Ukuran berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah atau jarak
terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai
pekerjaan tanah pada setiap tempat.
3. Yang dimaksud dengan ketinggian tanah dalam spesifikasi adalah tinggi
”permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan
tanah dimulai.
4. Tanah untuk lokasi bangunan harus diratakan lebih dahulu dan dibersihkan dari
akar-akar pepohonan sampai yang sekecil- kecilnya harus digali; kemudian
dibuang/ disingkirkan dari daerah dimana bangunan tersebut akan dibangun.
5. Galian tanah harus cukup lebarnya, sehingga tidak menyusahkan
posisi bekerja bagi para pekerja dalam pelaksanaan konstruksi.
6. Urugan kembali lubang galian dapat diambilkan dari tanah galian yang
sudah dibersihkan dari kotoran dan akar-akar. Urugan ini dilaksanakan
berlapis-lapis sesuai dengan gambar rencana.
7. Tanah sisanya dapat digunakan untuk meratakan halaman atau diangkut
keluar bila ternyata tanah tersebut berlebihan.
8. Tanah untuk urugan tidak boleh diambil dari halaman pembangunan,
kecuali seijin Direksi.
9. Kedalaman galian harus mencapai tanah keras dan harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
10. Tanah keras galian yang mengandung sampah humus tidak dibenarkan
untuk pekerjaan urugan.
11. Bahan urugan tanggul/tanah timbunan harus baik dan harus dipertimbangkan
terhadap sifat gradasi butiran, berat satuan asli, kering, kohesi dan sudut geser
dalam dan kepadatan memenuhi kriteria 85% angka kepadatan. Dimana tanah
yang merupakan tanah terpilih dan dilakukan proses pemadatan dengan
tahapan : penggalian, pengangkutan, penghamparan serta penyiraman bila
perlu, kemudian dipadatkan sesuai persyaratan. Proses pemadatan ini bisa
menggunakan bantuan kombinasi alat berat (excavator, bulldozer, vibrator
roller dll.).
12. Permukaan atas tanggul/timbunan tanah dihampar dengan tanah bekas galian
untuk memudahkan rumput tumbuh pada waktu musim hujan sebagai upaya
pencegahan erosi.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 16


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS
13. Untuk tanah galian agar memperhatikan lokasi buangnya, sehingga tidak
menyebabkan bekas galian tersebut masuk kembali kedalam alur sungai.

ST.2 - 4. JALAN MASUK

Penyedia jasa harus memanfaatkan dan memelihara jaringan jalan masuk yang
sudah ada beserta bangunan pelengkapnya yang dilalui selama pelaksanaan fisik
berlangsung guna pengangkutan material, pengukuran dan pengawasan pekerjaan.

ST.2 - 5. LUASNYA PENGGALIAN

Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut petunjuk Direksi untuk


pekerjaan bangunan. Penggalian dimulai dari muka tanah dengan harus mengambil
lebar yang cukup sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 17


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS

PASAL ST.3

PERLENGKAPAN DIREKSI

ST.3 - 1. KANTOR SEMENTARA DI LAPANGAN

Penyedia jasa harus menyediakan sebuah kantor sementara di lapangan, termasuk


tempat berteduh mobil, jalan-jalan, lorong- lorong dan sebagainya, lengkap dengan
alat-alat untuk dipakai sendiri oleh Direksi berserta stafnya. Kantor sementara itu
harus ditempatkan di lapangan pada tempat yang diputuskan dan disediakan oleh
Direksi.
Bahan-bahan yang dipakai untuk pembuatan kantor Direksi harus sesuai dengan
spesifikasi dan apabila tidak ada haruslah dari bahan-bahan yang baik. Pada
dasarnya penyedia jasa harus menyesuaikan dengan standar umum konstruksi.
Luas lantai dari kantor harus dibagi-bagi dalam beberapa kamar menurut
petunjuk Direksi. Pemukaan tanahnya harus dibersihkan dan diratakan, dan daerah
sekitarnya dibuat dengan kemiringan keluar dari kantor Direksi. Konstruksi kantor
Direksi boleh dibuat dari kayu, pasangan bata atau balok-balok semen.
Penyedia jasa boleh menyewa rumah penduduk untuk dipakai sebagai kantor
Direksi. Kalau perlu rumah tersebut harus diperbaiki lebih dahulu, sehingga sesuai
yang disyaratkan. Semua ini harus atas persetujuan Direksi.
Halaman kantor sementara itu harus diratakan dan diberi kemiringan serta
dilengkapi dengan lapisan perkerasan cukup untuk dua kendaraan. Kantor, alat-
alat perlengkapan dan pelayanan harus disiapkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
mulai tanggal Direksi memberi perintah untuk menyiapkannya. Pemborong harus
menjaga supaya kantor tetap dalam keadaan baik, termasuk semua peralatan
perabot, perlengkapan dan alat- alat dan halaman sebagaimana ditentukan diatas.
Penjagaan demikian harus termasuk penyediaan air, kerosin, perawatan,
pembersihan setiap hari, penjaga, pesuruh dan semua hal-hal dan barang-barang
lainnya yang diperlukan untuk memperlancar dan efisiensi pekerjaan
pembangunan dalam rangka memenuhi tujuan dari perjanjian.
Apabila diperintahkan oleh Direksi, kantor sementara itu harus dipindahkan dan
lapangan dikembalikan kekeadaan semula, sejauh mungkin dapat dikerjakan
sampai memuaskan Direksi. Semua bahan-bahan dan perlengkapan tetap menjadi
milik pemborong.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 18


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS
ST.3 - 2. KANTOR YANG DAPAT DIPINDAHKAN

Jika diperintahkan oleh Direksi, penyedia jasa harus menyediakan kantor yang
dapat dipindahkan, dilengkapi sebagaimaa akan diterangkan dibawa, untuk dipakai
sendiri oleh Direksi pelaksana dan stafnya pada tempat yang ditunjukkan oleh
Direksi dan harus memindahkannya dari lapangan pada waktu pekerjaan telah
selesai atau pada tanggal yang lebih duluan sebagaimana akan diputuskan oleh
Direksi.
Dalam waktu pelaksanaan pemborongan, penyedia jasa apabila

diperintahkan harus membongkar kantor itu, mengangkatnya ke dan


membangunnya kembali pada tempat baru yang ditunjuk oleh Direksi.

ST.3 - 3. BANTUAN UNTUK DIREKSI

Peyedia jasa harus memberikan bantuan kepada Direksi dengan menyediakan


tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan setiap saat atau dari waktu ke waktu.

ST.3 - 4. PERALATAN PENGUKURAN DAN PERLENGKAPANNYA

Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran dan


perlengkapannya untuk dipakai oleh Direksi seperti terdaftar dalam spesifikasi
khusus. Alat dan perlengkapan itu harus baru atau apabila tidak baru harus menurut
persetujuan Direksi, serta dijaga supaya tetap dalam keadaan baik, jika ada
kehilangan atau rusak harus diganti segera. Semua alat-alat dan perlengkapan itu
tetap menjadi milik pemborong.

Penjelasan secukupnya harus diserahkan bersama penawaran, untuk memungkinkan


Direksi menilai mutu alat-alat perlengkapan yang akan disediakan penyedia jasa.
Alat-alat perlengkapan tersebut tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan
pemborongan, kecuali dengan ijin atau perintah dari Direksi.

ST.3 - 5. TRANSPORTASI

Penyedia jasa harus menyediakan sebuah kendaraan roda empat dan sebuah
kendaraan roda dua untuk dipakai oleh Direksi dan stafnya, untuk tugas dinas
yang berhubungan dengan kontrak. Kendaraan itu harus terpelihara sehingga setiap
waktu berada dalam keadaan baik.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 19


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS
Apabila kendaraan tersebut menurut pandangan Direksi tidak dapat dipakai,
penyedia jasa harus segera menggantinya tanpa penundaan.
Penyedia jasa hatus menyediakan pengemudi yang cakap, serta semua keperluan
lain seperti bahan bakar, pelumas dan sebagainya dan harus menanggung
semua biaya yang berhubungan dengan pemakaian, pemeliharaan, perijinan dan
asuransi. Setelah selesai kontrak, kendaraan dikembalikan kepada penyedia jasa.
Kendaraan itu tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan kontrak, kecuali
dengan ijin atau atas perintah Direksi.

ST.3 - 6. FOTO-FOTO

Penyedia jasa harus menyediakan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh
tukang foto yang berpengalaman. Foto-foto harus berwarna dan ditunjukkan
sebagai laporan tentang tahap pelaksanaan, yaitu pada awal, pertengahan dan
akhir dari suatu bagian tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi.
Pada setiap pengambilan gambar setiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan
arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya. Bilamana mungkin
maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda khusus untuk
memudahkan mengenali lokasi tersebut. Foto negatif dan cetakannya tidak boleh
diubah atau ditambah apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana/denah yang
menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian
diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto diberi catatan sebagai berikut :

a) Nama lokasi pekerjaan


b) Detail kontrak
c) Nama bangunan atau lokasi
d) Tanggal pengambilan
e) Tahap pelaksanaan (0%, 25%,50%, 75% dan 100%)

Berita acara pembayaran dan laporan bulanan harus dilengkapi dengan satu set
pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut juga pada akhir
pelaksanaan kontrak, maka foto- foto harus diserahkan kepada Direksi dalam
album-album. Foto- foto ditempelkan dalam album secara berurutan menurut
lokasinya masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya, yakni 0%, 50%
dan 100% dan ditempel pada satu halaman.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 20


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) rangkap bersama 1 (satu) set album
negatifnya. Semua album menjadi milik pemberi tugas dan tanpa ijin tidak boleh
dipinjamkan kepada siapapun.

ST.3 - 7. GAMBAR KERJA (WORKING DRAWING)

Penyedia jasa harus menyediakan gambar kerja berdasarkan gambar desain,


gambar standar dan gambar MC0 asli dan lain-lain persyaratan dari Direksi. Ukuran
dan susunan gambar harus sama dengan gambar standar dari kontrak.

ST.3 - 8. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)

Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan pekerjaan yang
dilaksanakannya. Cetakan dari gambar-gambar harus diserahkan kepada Direksi
untuk disetujui.
Gambar-gambar yang telah disetujui kemudian disalin diatas kertas kalkir tebal
100 mg dengan memakai tinta dan diserahkan kepada Direksi setelah bagian
pekerjaan tersebut selesai.
Semua gambar-gambar harus berukuran standar (A1) seperti gambar-gambar
pemborongan. Gambar-gambar harus menunjukkan semua penjelasan dari
pekerjaan yang dilaksanakan.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 21


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS

PASAL ST.4

PEKERJAAN PASANGAN BATU

ST.4 - 1. LINGKUP PEKERJAAN

Penyedia jasa harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pasangan untuk drainase


pasangan batu, seperti ditunjukkan dalam gambar atau yang ditentukan oleh
Direksi.

ST.4 - 2. BAHAN

1. Batu belah yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan pasangan, harus


padat tahan lama dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
2. Permukaan batu yang terbuka (Expossed) harus mempunyai luas tidak kurang
dari 0,03 m2.
3. Adukan untuk pasangan harus terdiri dari campuran empat bagian volume
pasir pasang, bersih dan satu bagian volume semen Pórtland.
4. Adukan yang digunakan untuk pasangan batu adalah :1 PC : 3 Pasir untuk
Pasangan batu tanggul sungai.
5.
ST.4 - 3. PELAKSANAAN

1. Dasar dari konstruksi pasangan harus digali dan dipersiapkan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
2. Uraian sebagai berikut :
a) Semua batu untuk pasangan sebelum digunakan harus disiram/dicuci
dengan disemprot air agar seluruhnya basah dan bersih.
b) Adukan harus dicampur dalam jumlah yang cukup untuk segera dapat
digunakan dan semua adulan yang tidak digunakan lagi dalam waktu 30
menit setelah air dicampurkan harus dibuang. Memberi air pada adukan
yang telah mengeras dengan maksud akan digunakan lagi tidak
diperbolehkan.
c) Permukaan terbuka (Exposed) harus diatur rapi untuk dapat nampak lebih
menarik dan harus bersih bebas dari coretan adulan. Lebar siar harus tidak
lebih dari 20 mm

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 22


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS
d) Air yang digunakan adalah air tawar atau air sungai yang bersih, jernih dan
tidak mengandung material yang merugikan.
3. Apabila hujan, maka kegiatan-kegiatan pasangan harus dihentikan, pasangan
yang belum keras harus dilindungi dari air hujan.
4. Pelaksanaan pasangan batu pada konstruksi dilatasi dan bagian konstruksi lainnya
dimana dituntut bentuk atau keadaan permukaan dan lain-lain yang khusus,
harus menggunakan acuan (cetakan/mal) yang disetujui oleh Direksi.

ST.4 - 4. PERAWATAN

1. Semua pasangan batu termasuk siaran dan plesterannya harus dirawat dengan
air atau cara-cara lain yang dapat diterima menurut persetujuan Direksi.
2. Jika perawatan dilaksanakan dengan air, pasangan batu harus dijaga agar tetap
basah paling tidak 14 (empatbelas) hari kecuali ada petunjuk lain dari Direksi.
3. Pembasahan dengan cara menutupi pasangan dengan bahan yang direndam air
atau dengan pipa-pipa alat penyiram, pipa berpori, menggenanginya atau cara
lain yang disetujui agar permukaan yang dirawat selalu basah.
4. Air yang dipakai untuk perawatan harus memenuhi ketentuan- ketentuan pada
spesifikasi untuk air.

ST.4 - 5. PERBAIKAN PASANGAN BATU

Jika sesudah penyelesaian pekerjaan, pasangan batu berada diluar garis ketentuan
atau tidak datar, atau tidak sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana,
pasangan batu tersebut dibuang dan diganti atas biaya penyedia jasa.

ST.4 - 6. PEMBAYARAN

1. Perhitungan volume untuk pekerjaan pasangan pada pekerjaan tersebut


didasarkan atas volume pasangan yang telah dikerjakan atau yang ditentukan
oleh Pengguna Jasa, termasuk acuan dan peralatan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan.
2. Pekerjaan dilaksanakan dengan kontrak “unit price”, untuk pekerjaan
pasangan batu adalah menurut harga perkalian antara volume pekerjaan yang
dilaksanakan dalam meter kubuk dan dengan harga satuan pekerjaan per meter
kubik.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 23


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS

PASAL ST.5

PEKERJAAN PLASTERAN

ST.5 - 1. LINGKUP PEKERJAAN

Penyedia jasa harus mengerjakan pekerjaan plasteran untuk tanggul pasangan


batu ditunjukkan dalam gambar atau yang ditentukan oleh Direksi.

ST.5 - 2. BAHAN

1. Semen dan Pasir


2. air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam campuran atau

larutan minyak, asam garam/basa dan bahan organis lainnya


3. air yang digunakan tersebut harus sesuai persyaratan yang sudah ditentukan.

ST.5 - 3. PELAKSANAAN

ST.5 - 3.1 Derah Plasteran

1. Daerah plesteran ialah pasangan batu 1 pc : 3 psr dan pada daerah yang
disesuaikan dengan Gambar Teknis.

ST.5 - 3.2 Pelaksanaan Pekerjaan Plsteran

1. Tebal plesteran harus berkisar setebal 1 s/d 2 cm, disesuaikan dengan Gambar
Teknis.
2. Sebelum pekerjaan plesteran dimulal terlebih dahulu permukaan pasangan batu
bata dibasahl atau disiram air terlebih dahulu.

ST.5 - 3.3 Adukan Plsteran

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 24


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS
1. Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan jenis campuran
yang disetujul Direksi,
2. plesteran harus rata vertikal dan horizontal
3. ketebalan plesteran merupakan lapisan dengan permukaan halus untuk
mencapai bidang rata dan lebih teliti.

4. sebelum Pemborong melanjutkan pekerjaan plesteran, maka Pemborong


diwajibkan membuat contoh bidang plesteran.
5. Air yang digunakan adalah air tawar atau air sungai yang bersih, jernih
dan tidak mengandung material yang merugikan.
6. Apabila hujan, maka kegiatan-kegiatan pasangan harus dihentikan,
pasangan yang belum keras harus dilindungi dari air hujan.
7. Pelaksanaan pasangan batu pada konstruksi dilatasi dan bagian konstruksi
lainnya dimana dituntut bentuk atau keadaan permukaan dan lain-lain
yang khusus, harus menggunakan acuan (cetakan/mal) yang disetujui oleh
Direksi.
8. Pekerjaan siaran menggunakan siaran tenggelam dengan adulan 1 PC:3
pasir dengan lebar 2 cm.

ST.4 - 4. PERAWATAN

1. Semua plesterannya harus dirawat dengan air atau cara-cara lain yang dapat
diterima menurut persetujuan Direksi.
2. Jika perawatan dilaksanakan dengan air, pasangan batu harus dijaga agar tetap
basah paling tidak 14 (empatbelas) hari kecuali ada petunjuk lain dari Direksi.
3. Pembasahan dengan cara menutupi pasangan dengan bahan yang direndam air
atau dengan pipa-pipa alat penyiram, pipa berpori, menggenanginya atau cara
lain yang disetujui agar permukaan yang dirawat selalu basah.
4. Air yang dipakai untuk perawatan harus memenuhi ketentuan- ketentuan pada
spesifikasi untuk air.

ST.4 - 5. PERBAIKAN PLASTERAN

1. Bilamana Direksi mendapatkan bidang plesteran yang tidak memenuhi syarat


misalnya tidak rata, tidak siku dan lain-lain maka Pemborong harus memperbaiki
pekerjaan tersebut,

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 25


TUANG
SPESIFIKASI
TEKNIS
2. bagian-bagian yang diperbalki harus dibobok secara teratur dan plesteran hasil
perbalkan barus rata dengan sekitamya.

ST.4 - 6. PEMBAYARAN

1. Perhitungan volume untuk pekerjaan pasangan pada pekerjaan tersebut


didasarkan atas volume pasangan yang telah dikerjakan atau yang ditentukan
oleh Pengguna Jasa.

DINAS CIPTA KARYA, BINA KONTRUKSI, DAN TATA 26


TUANG

Anda mungkin juga menyukai