Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL


KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BADUNG

TUGAS AKHIR PELATIHAN DASAR CPNS 2021

ANALISIS PEMETAAN KUALITAS DATA 456 (KW 456)


DI DESA CANGGU, KECAMATAN KUTA UTARA, KABUPATEN BADUNG

Diajukan oleh:
Viky Citrasari Juniandari
NIP. 199606292020122013

PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberi penulis kekuatan, berkat, dan kesempatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir
yang dipercayakan kepada penulis. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat
dalam kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas (PKTBT) Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Tahun 2021 yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia (PPSDM).
Penyusunan Tugas Akhir ini dapat selesai dengan baik berkat dukungan,
bantuan, dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak I Made Daging, A.Ptnh., M.H. selaku Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Badung.
2. Bapak I Gde Witha Arsana, S.SiT., M.H. selaku mentor yang telah
memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam merancang
Tugas Akhir.
3. Bapak/Ibu Widyaiswara dan panitia pelaksana Pelatihan Dasar Golongan III
Kementerian ATR/BPN Tahun 2021 selaku penyelenggara kegiatan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran di masa
mendatang dengan tangan terbuka. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Badung, 9 Agustus 2021

Penulis

III
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ............................................................ II

KATA PENGANTAR ............................................................................................... III

DAFTAR ISI .............................................................................................................. IV

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. VI

DAFTAR TABEL .................................................................................................... VII

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang Penulisan .......................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2

C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 2

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 2

BAB II DATA DAN FAKTA ..................................................................................... 4

A. Profil Unit kerja ......................................................................................... 4

1. Gambaran umum unit kerja. ................................................................ 4

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja ............................................................... 6

B. Isu yang sudah berjalan .............................................................................. 7

BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN .............................................. 8

A. Landasan Teori........................................................................................... 8

1. Pendaftaran Tanah ............................................................................... 8

2. Arsip Pertanahan .................................................................................. 9

3. Komputerisasi Kegiatan Pertanahan .................................................... 9

4. Kualitas Data ...................................................................................... 10


IV
B. Pembahasan.............................................................................................. 10

BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 17

A. Simpulan .................................................................................................. 17

B. Saran ........................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18

V
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Badung .................... 6

Gambar 3.1 Dashboard Kualitas Data di Sistem KKP .............................................. 11

Gambar 3.2 Peta Pajak Desa Canggu ........................................................................ 13

Gambar 3.3 Bidang Tanah KW 456 Terplotting di Peta Kerja.................................. 13

Gambar 3.4 Sertipikat Lama Tanpa SU/GS ............................................................... 14

Gambar 3.5 Surat Ukur Tanpa Informasi Penyanding atau Gambar Situasi ............. 15

VI
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jenis Kualitas Data Bidang Tanah ............................................................. 10

Tabel 3.2 Jumlah Kualitas Data di Desa Canggu ...................................................... 12

Tabel 3.3 Hasil Identifikasi Kualitas Data di Desa Canggu ...................................... 12

VII
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan


Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(ATR/BPN) merupakan salah satu instansi pemerintah yang bertugas untuk
menyelenggarakan pendaftaran tanah di seluruh Indonesia. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria,
pendaftaran tanah penting untuk dilaksanakan demi menjamin kepastian hukum
kepemilikan atas tanah dalam bentuk sertipikat. Demi mempercepat proses
pendaftaran tanah, Kementerian ATR/BPN menyusun program nasional yakni
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Melalui program tersebut seluruh
bidang tanah di Indonesia dapat ditargetkan selesai pada tahun 2025.
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap dilaksanakan secara serentak di suatu
desa atau kelurahan yang meliputi pengumpulan data fisik dan data yuridis. Salah
satu hasil yang diharapkan dari kegiatan PTSL ialah terciptanya desa lengkap
yakni desa yang sudah memenuhi syarat lengkap dan valid secara spasial dan
yuridis. Syarat lengkap mencakup seluruh bidang pada desa tersebut sudah
terdaftar dan terpetakan sesuai dengan arsip buku tanah dan kondisi di lapangan
pada sistem sistem Komputerisasi Kegiatan Pertanahan (KKP). Dengan adanya
desa lengkap akan mempermudah dalam meningkatkan pelayanan pertanahan
berstandar dunia.
Kemajuan teknologi informasi saat ini menjadi pendorong untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Salah satu aspek peningkatan kualitas
pelayanan pertanahan ialah dengan meningkatkan kualitas data spasial.
Peningkatan kualitas data adalah proses meningkatkan data bidang tanah menjadi
kualitas 1 atau KW 1 valid (Juknis PTSL, 2021). Kualitas data 4,5, dan 6 (KW
456) merupakan beberapa jenis kualitas data bidang tanah yang menjadi target
untuk meningkatkan kualitas data bidang tanah yang sudah terdaftar. Desa Canggu
merupakan salah satu desa di Kabupaten Badung yang memiliki jumlah bidang

1
tanah kategori KW 456 cukup banyak yakni 285 bidang tanah. Oleh karena itu,
perlu adanya analisis terkait pemetaan bidang tanah kategori KW 456 di Desa
Canggu guna meningkatkan kualitas data bidang tanah.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis dalam menulis karya tulis ini diantaranya:
1. Menambah wawasan penulis tentang proses pemetaan kualitas data spasial
bidang tanah terutama data KW 456 yang terdaftar di Kantor Pertanahan
Kabupaten Badung;
2. Sebagai salah satu syarat dalam kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis
Bidang Tugas (PKTBT) Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2021;
3. Melakukan analisis terhadap pemetaan kualitas data 456 (KW 456) di Desa
Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung.

C. Pembatasan Masalah
Analisis atas kualitas data memiliki cakupan yang cukup luas dan
komprehensif sehingga penulis menyadari perlu adanya pembatasan ruang
lingkup/masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini. Adapun batasan tersebut ialah
sebagai berikut:
1. Wilayah yang dikaji berada di Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara,
Kabupaten Badung.
2. Objek yang dikaji ialah bidang tanah yang terdaftar di Desa Canggu dan
terkategori ke dalam KW 456.
3. Tugas akhir ini menganalisis pemetaan kualitas data 4,5, dan 6 atau KW 456
yang terdaftar pada dashboard KKP terupdate hingga tanggal 1 Juli 2021 di
Desa Canggu.

D. Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini ialah dengan pengumpulan data
sekunder yakni pengumpulan data secara tidak langsung ke lapangan melainkan

2
inventarisasi data yang sudah dihasilkan oleh pihak lain. Data yang dikumpulkan
ialah berupa arsip buku tanah beserta surat ukur dan gambar ukur terkait bidang
tanah yang termasuk ke dalam KW 456.
Metode kedua yang digunakan ialah metode telaah pustaka yakni
pengumpulan data berupa karya tulis ilmiah maupun jurnal. Informasi yang
didapatkan dari telaah pustaka tersebut dapat membantu dalam menganalisis data
spasial yang didapatkan dan membantu dalam penyusunan solusi terhadap
masalah yang ada.

3
BAB II
DATA DAN FAKTA

A. Profil Unit kerja


1. Gambaran umum unit kerja.
a. Deskripsi singkat.
Kantor Pertanahan Kabupaten Badung merupakan bagian dari unit kerja
vertikal yang berada di bawah naungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Wilayah Provinsi Bali yang
melaksanakan tugas dan fungsi untuk wilayah cakupan Kabupaten Badung.
Kantor Pertanahan Kabupaten Badung berlokasi di Jl. Dewi Saraswati No.3,
Seminyak, Kuta, Badung, Bali. Kabupaten Badung terdiri dari 6 kecamatan yakni
Kec. Kuta Selatan, Kec. Kuta, Kec. Kuta Utara, Kec. Mengwi, Kec. Abansemal,
dan Kec. Petang, serta terdapat 46 desa dan 16 kelurahan. Secara administrasi,
berikut merupakan batas-batas Kabupaten Badung:
 Sebelah Utara : Kabupaten Buleleng
 Sebelah Selatan : Samudera Hindia
 Sebelah Barat : Kabupaten Tabanan
 Sebelah Timur : Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan
Kabupaten Bangli

b. Visi misi.
Kantor Pertanahan Kabupaten Badung ingin memberikan pelayanan yang
bersih, transparan, dan akuntabel. Demi mencapai hal tersebut, maka ditetapkan
visi dan misi seperti yang tertera di bawah ini.
Visi : Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat
Misi :
1. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme pegawai;
2. Mewujudkan komitmen bersama dalam memberikan pelayanan prima;

4
3. Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat yang lebih responsif dan
transparan untuk membangun kepercayaan masyarakat kepada Kantor
Pertanahan Kabupaten Badung;
4. Mewujudkan penyelesaian masalah pertanahan yang berkeadilan; dan
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan.

c. Struktur organisasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional RI No. 17 Tahun 2020 Pasal 21, struktur organisasi di Kantor Pertanahan
terdiri dari 5 seksi dan 1 subbagian tata usaha. Saat ini, Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Badung dijabat oleh Bp. I Made Daging, A.Ptnh.,M.H. Berikut
merupakan penjelasan dari masing-masing seksi dan subbagian tata usaha beserta
pejabatnya:
a. Kepala Subbagian Tata Usaha dijabat oleh Ibu Ni Putu Eka Sriwahyuni,
S.SiT., M.M.
b. Kepala Seksi Survei dan Pemetaan dijabat oleh I Gde Witha Arsana, S.SiT.,
M.M.
c. Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran dijabat oleh I Nyoman
Mertayasa, S.SiT.
d. Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan dijabat oleh Ni Made Sriningsih,
SH, MH.
e. Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan dijabat oleh Ida Bagus
Ketut Sukanta, SH, MH.
f. Kepala Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa dijabat oleh I Gde Arya
Maharta, SH, MH.
Secara terperinci, struktur organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Badung
dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.

5
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Badung

Sumber: Subbagian Tata Usaha Kantor Pertanahan Kabupaten Badung, 2021

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja


Kantor Pertanahan Kabupaten Badung memiliki tugas melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten Badung.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kantor Pertanahan Kabupaten Badung
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana, program, anggaran dan pelaporan;
b. Pelaksanaan survei dan pemetaan;
c. Pelaksanaan penetapan hak dan pendaftaran tanah;
d. Pelaksanaan penataan dan pemberdayaan;
e. Pelaksanaan pengadaan tanah dan pengembangan pertanahan;
f. Pelaksanaan pengendalian dan penanganan sengketa pertanahan;
g. Pelaksanaan modernisasi pelayanan pertanahan berbasis elektronik;
h. Pelaksanaan reformasi birokrasi dan penanganan pengaduan; dan
i. Pelaksanaan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi
Kantor Pertanahan.

6
B. Isu yang sudah berjalan
Isu aktual yang sudah berjalan dan ramai di perbincangkan di masyarakat
ialah mengenai Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Dalam kegiatan
PTSL tersebut terdiri dari kegiatan pengumpulan data fisik dan data yuridis. Peta
kerja merupakan alat yang digunakan dalam menggambarkan wilayah kegiatan
kerja secara sistematis dan jelas. Peta kerja dalam kegiatan PTSL merupakan peta
bidang tanah di suatu wilayah kerja yang berfungsi sebagai acuan dalam
pendaftaran tanah untuk melihat distribusi bidang tanah dan kepemilikan bidang
tanah tersebut. Dalam rangka mendukung kegiatan PTSL yang terlaksana di unit
kerja, terdapat kegiatan penyusunan dan updating peta kerja menggunakan
perangkat lunak AutoCAD yang terintegrasi dengan sistem KKP. Salah satu
proses dalam kegiatan tersebut ialah identifikasi data bidang tanah yang termasuk
ke dalam KW 456.

7
BAB III
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
1. Pendaftaran Tanah
Bidang tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang
yang berbatas. Sedangkan yang dimaksud dengan pendaftaran tanah ialah
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus,
berkesinambungan, dan teratur yang meliputi pengumpulan, pengolahan,
pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam
bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah
susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah
yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak
tertentu yang membebaninya (PP No. 24 Tahun 1997).
Tanah merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, terutama sebagai
aset yang memiliki nilai. Sertipikat hak atas tanah merupakan alat bukti
kepemilikan yang sah dan paling kuat. Oleh karena itu, ke depannya pendaftaran
tanah akan masih berlanjut hingga semua bidang tanah sudah terpetakan dengan
benar dan valid. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) merupakan
kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi
semua objek Pendaftaran Tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu
wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu, yang
meliputi pengumpulan data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa
objek Pendaftaran Tanah untuk keperluan pendaftarannya (Permen ATR/BPN No
6 Tahun 2018). Melalui program PTSL, diharapkan pendaftaran tanah semakin
cepat terselesaikan untuk menuju pelayanan pertanahan yang lebih baik dan
berstandar dunia.

8
2. Arsip Pertanahan
Arsip pertanahan ialah dokumen sertipikat hak atas tanah yang terdiri dari
buku tanah, surat ukur, dan gambar ukur. Buku tanah adalah dokumen dalam
bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik suatu objek pendaftaran
tanah yang sudah ada haknya. Terdapat beberapa kode untuk menuliskan nomor
hak tanah yang tercantum dalam buku tanah yakni kode 1 atau huruf M untuk
mewakili hak milik, kode 3 atau huruf B untuk mewakili hak guna bangunan, kode
4 atau P untuk mewakili hak guna pakai. Surat ukur adalah dokumen pendamping
buku tanah yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam bentuk peta dan
uraian. Terdapat 5 tipe surat ukur yaitu SU, GS, PLL, SUS, dan GT. SU merupakan
tipe yang terbaru, sedangkan keempat tipe lainnya merupakan tipe surat ukur lama.
Gambar Ukur adalah dokumen tempat mencantumkan gambar suatu bidang tanah
atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik
berupa jarak, sudut, azimuth ataupun sudut jurusan dan koordinat baik dalam
bentuk elektronik atau non elektronik (Permen ATR/BPN No 6 Tahun 2018).
Gambar ukur dapat digunakan untuk memperjelas lokasi bidang tanah dilihat dari
penyanding bidang tanah dan informasi lain hasil pengumpulan data di lapangan.

3. Komputerisasi Kegiatan Pertanahan


Komputerisasi Kegiatan Pertanahan (KKP) adalah aplikasi utama dalam
menunjang pelaksanaan kewenangan, tugas dan fungsi Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional berbasis teknologi informasi dan
komunikasi yang dibangun dan dikembangkan mengacu kepada alur, persyaratan,
waktu, biaya, dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan (Permen ATR/BPN No 6 Tahun 2018). Sistem KKP menghubungkan
antara data spasial dan data yuridis yang tersimpan dalam suatu server. Data
spasial yang dimaksud ialah peta bidang tanah, sedangkan data yuridis ialah
berupa buku tanah dan surat ukur.

9
4. Kualitas Data
Kualitas data adalah kesesuaian informasi antara data analog dan data digital
mengenai letak, batas, luas, dan status hukum suatu bidang tanah (Juknis
Pendaftaran Tanah Lengkap Kota/Kabupaten, 2019). Kualitas data pertanahan
menjadi prioritas dalam pekerjaan pemetaan spasial di setiap kantor pertanahan.
Terdapat 6 jenis kualitas data bidang tanah yang diklasifikasikan menjadi KW 1
hingga KW 6 seperti yang tertera pada tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1 Jenis Kualitas Data Bidang Tanah


Ketersediaan Data
Kualitas
Bidang Tanah GS/SU GS/SU Buku
Data
Terpetakan Spasial Tekstual Tanah
KW 1 V V V V
KW 2 V X V V
KW 3 V X X V
KW 4 X V V V
KW 5 X X V V
KW 6 X X X V
Sumber: Juknis PTSL, 2021

B. Pembahasan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Kabupaten Badung pada
tahun 2021 dilaksanakan pada 62 desa/kelurahan yang dibagi ke dalam tiga termin
pekerjaan. Desa Canggu merupakan salah satu desa di Kecamatan Kuta Utara yang
termasuk ke dalam pekerjaan termin 1. Salah satu kegiatan yang menunjang dalam
program PTSL ialah peningkatan kualitas data spasial bidang tanah yang sudah
terdaftar dan terintegrasi melalui sistem KKP. Peningkatan kualitas data termasuk
ke dalam jenis pekerjaan Kluster 4 (K4) yakni bidang tanah yang objek dan
subjeknya sudah bersertipikat, namun belum dapat dipetakan. Kualitas data dibagi
menjadi 6 jenis mulai dari KW 1 hingga KW 6. KW 1 hingga KW 3 merupakan
bidang tanah yang sudah terplotting di sistem KKP, sedangkan KW 4 hingga KW
6 merupakan bidang tanah yang belum terplotting di sistem KKP. Fokus pada
penulisan karya ilmiah ini ialah menganalisis hasil identifikasi pemetaan KW 456
di Desa Canggu.

10
Daftar nomor hak atas tanah yang termasuk ke dalam kategori KW 456 di
Desa Canggu didapatkan dari hasil identifikasi oleh sistem di KKP. Sistem KKP
sudah mengelompokkan data bidang tanah sesuai kategori berdasarkan plotting,
ketersediaan buku tanah, dan ketersediaan surat ukur (SU) atau gambar situasi
(GS). Daftar KW 456 dapat didownload di sistem KKP bagian kualitas data di
menu dashboard (dapat dilihat pada gambar 3.1). Informasi yang ditampilkan dari
hasil download ialah berupa nomor hak, nomor SU, nomor identifikasi bidang
tanah (NIB), luas persil, kategori kualitas data, riwayat kepemilikan bidang tanah,
dan informasi pendukung lainnya yang tercatat pada sistem KKP.
Gambar 3.1 Dashboard Kualitas Data di Sistem KKP

Sumber: Dashboard Sistem KKP


Berdasarkan daftar kualitas data di Desa Canggu yang tertera pada tabel 3.2,
diketahui jumlah bidang tanah total yang terdaftar di desa tersebut sebanyak 6.133
bidang. Kualitas data 1 hingga 3 yakni bidang tanah yang sudah terplotting
sejumlah 5.848 bidang atau 95,35% dari keseluruhan bidang tanah di Canggu.
Kualitas data 4 sejumlah 15 bidang berupa bidang tanah yang memiliki arsip
pertanahan lengkap namun belum terpetakan. Kualitas data 5 sejumlah 214 bidang
berupa bidang tanah belum terpetakan yang memiliki buku tanah dan SU/GS
tekstual. Sedangkan kualitas data 6 sejumlah 56 bidang berupa bidang tanah belum
terpetakan yang hanya memiliki buku tanah sebagai arsip. Kebanyakan data KW
6 merupakan sertipikat hak lama yang belum ada surat ukur atau gambar
situasinya. Data yang akan dianalisis ialah data KW 456 yang berjumlah 285
bidang tanah. Nilai tersebut cukup besar dibandingkan dengan jumlah KW 456

11
desa lainnya, sehingga diperlukan analisis lebih lanjut supaya peningkatan kualitas
data dapat segera dilaksanakan.
Tabel 3.2 Jumlah Kualitas Data di Desa Canggu
Kualitas Data Jumlah (bidang) Persentase (%)
KW 1-KW 3 5.848 95,35
KW 4 15 0,25
KW 5 214 3,49
KW 6 56 0,91
Total 6.133 100
Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2021
Berdasarkan data KW 456 yang didapatkan, dilakukan identifikasi setiap
bidang tanah sehingga dapat didorong menjadi K1 untuk meningkatkan kualitas
datanya. Hasil identifikasi diklasifikasikan ke dalam 5 kategori yaitu data yang
dapat diplotting, buku tanah yang sudah mati, buku tanah tanpa SU/GS, arsip
pertanahan tidak ditemukan, dan lokasi belum ditemukan. Secara terperinci dapat
dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3 Hasil Identifikasi Kualitas Data di Desa Canggu
Hasil KW 4 KW 5 KW 6 Total Persentase
Identifikasi (Bidang) (Bidang) (Bidang) (Bidang) (%)
Dapat Diplotting 10 37 1 48 16,85
Buku Tanah Mati 1 13 13 27 9,47
Tanpa SU/GS 0 85 8 93 32,63
Arsip Tidak 3 46 34 83 29,12
Ditemukan
Lokasi Belum 1 33 0 34 11,93
Ditemukan
Total (Bidang) 15 214 56 285 100
Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2021
Bidang tanah KW 456 di Desa Canggu yang termasuk dalam kategori dapat
diplotting sejumlah 48 bidang atau 16,85% dari keseluruhan jumlah KW 456 Desa
Canggu. Plotting bidang tanah berdasarkan surat ukur atau gambar situasi yang
ada dan informasi pendukung lainnya. Bidang tanah dapat diplotting dengan
mudah apabila informasi pendukung jelas tertera baik di buku tanah maupun surat
ukurnya. Selain dari arsip buku tanah dan surat ukur, terdapat data pendukung lain
yang dapat memudahkan dalam plotting bidang tanah yaitu integrasi peta pajak
(seperti pada gambar 3.2) dan peta kerja untuk melihat kepemilikan tanah, bentuk

12
dan luas bidang tanah, dan penyanding guna memvalidasi kebenaran posisi bidang
tanah. Namun, terdapat beberapa bidang tanah yang terplotting tumpang tindih
dengan bidang tanah lain. Hal tersebut dapat menjadi indikasi adanya sertipikat
ganda dalam satu bidang tanah.
Gambar 3.2 Peta Pajak Desa Canggu

Sumber: Pemerintah Daerah Kabupaten Badung


Gambar 3.3 Bidang Tanah KW 456 Terplotting di Peta Kerja

Sumber: Pengolahan Data, 2021


Kategori kedua yaitu bidang tanah yang buku tanahnya sudah mati. Terdapat
beberapa alasan yang ditemui saat proses identifikasi buku tanah mati yakni
pertama karena adanya ganti desa. Desa Canggu merupakan salah satu wilayah
yang mengalami pemekaran di Kabupaten Badung, sehingga banyak bidang tanah
terdaftar desa canggu berada di administrasi desa lainnya. Buku tanah yang berada
di desa lama dimatikan dan didaftarkan pada desa baru tempat lokasi bidang

13
tersebut berada. Alasan kedua ialah karena adanya pemecahan menjadi beberapa
bidang tanah. Sebagian besar bidang yang mengalami pemecahan ialah bidang-
bidang tanah lama yang memiliki luasan cukup besar dan habis dipecah karena
adanya jual beli dan sebagainya. Alasan ketiga ialah karena adanya penggabungan
dari beberapa bidang tanah yang lokasinya berdekatan. Alasan keempat ialah
karena adanya peningkatan hak dari hak guna bangunan atau hak pakai menjadi
hak milik, sehingga sertipikat lama dihapus dan digantikan oleh sertipikat baru.
Berdasarkan hasil identifikasi, data KW 456 yang termasuk ke dalam kategori mati
berjumlah 27 bidang atau 9,47% dari total KW 456 di Canggu. Sebagian besar
buku tanah mati disebabkan oleh adanya pindah desa dari Desa Canggu ke Desa
Tibubeneng.
Gambar 3.4 Sertipikat Lama Tanpa SU/GS

Sumber: Sistem Dokumen KKP


Kategori ketiga ialah bidang tanah yang tidak memiliki surat ukur atau arsip
pengukurannya tidak ditemukan. Plotting bidang tanah dilakukan berdasarkan
pada surat ukur bidang tanah. Data bidang tanah yang tidak memiliki surat ukur
yang dapat menunjukkan gambar bidang akan sulit diplotting karena tidak dapat
menunjukkan lokasi bidang dan bentuk bidang tanah tersebut. Berdasarkan hasil
identifikasi, data KW 456 tanpa SU/GS di Canggu sejumlah 93 bidang dengan
persentase terbanyak yakni 32,63% dari jumlah KW 456. Data tersebut termasuk

14
ke dalam KW 5 dan 6 yang sebagian besar merupakan buku tanah lama yang tidak
memiliki SU/GS seperti yang tampak pada gambar 3.4.
Kategori keempat ialah arsip tidak ditemukan yakni baik dokumen buku tanah
maupun surat ukur tidak dapat ditemukan. Terdapat dua jenis arsip pengukuran
yakni arsip konvensional berupa arsip tercetak dan disimpan di arsip buku tanah
dan gambar ukur serta arsip digital yang sudah discan dan diupload di server
sistem KKP. Berdasarkan arsip konvensional maupun digital, data KW 456 yang
termasuk ke dalam kategori ini tidak dapat ditemukan sehingga data bidang tanah
tersebut tidak dapat diplotting. Berdasarkan hasil identifikasi, data KW 456
dengan arsip tidak ditemukan sejumlah 83 bidang dengan persentase sejumlah
29,12%. Kategori ini merupakan permasalahan terbanyak kedua yang
menyebabkan data KW 456 di Canggu tidak dapat diplotting.

Gambar 3.5 Surat Ukur Tanpa Informasi Penyanding atau Gambar Situasi

Sumber: Sistem Dokumen KKP

Kategori kelima ialah bidang tanah yang lokasinya sulit untuk ditemukan
berdasarkan SU/GS yang ada. Kategori ini memiliki arsip pertanahan lengkap
terutama gambar bidang tanah. Namun, bidang tanah yang digambarkan pada surat
ukur kurang informasi sehingga menyulitkan dalam proses plotting. Surat ukur
yang memudahkan dalam pencarian lokasi bidang tanah memiliki informasi lain

15
seperti gambar situasi bidang tersebut terhadap fasilitas umum dan fasilitas sosial
dan informasi bidang penyanding baik berupa nomor hak, NIB, maupun nomor
SU. Pada kategori ini, SU/GS yang didapatkan hanya menggambarkan bidang
tanah tanpa ada informasi penyanding dan situasi sekitar bidang tanah seperti yang
tampak pada gambar 3.5. Berdasarkan hasil identifikasi, data KW 456 yang
lokasinya belum diketahui sejumlah 34 bidang dengan persentase sekitar 11,93%
yang dominan berupa data KW 5 yakni sejumlah 33 bidang, 1 bidang lainnya
termasuk ke dalam KW 4.
Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, data KW 456 yang dapat terplotting
dan arsip pertanahan yang sudah mati dapat menurunkan nilai KW 456 dan
menunjang dalam peningkatan kualitas data. Dari jumlah KW 456 di Desa
Canggu, terdapat peningkatan kualitas data sebesar 26,32% berasal dari KW 456
yang dapat diplotting dan sudah mati. Sedangkan 73,68% dari jumlah KW 456
termasuk kedalam kendala identifikasi KW 456 yang harus segera diselesaikan.
Kategori-kategori yang termasuk ke dalam kendala KW 456 harus dilakukan
pengecekan lapangan yang dilakukan seiring dengan kegiatan pengumpulan data
fisik dan yuridis PTSL. Dari kegiatan lapangan tersebut akan menghasilkan
potensi bidang tanah yang dapat menjadi K1. Data tersebut dapat diidentifikasi
yang kemudian dapat diplotting pada peta kerja dan KKP. Namun, apabila dari
hasil pengecekan lapangan terdapat bidang yang tidak dapat diidentifikasi maupun
ditemukan lokasi sebenarnya bidang tersebut, maka dibuatkan berita acara dengan
lampiran berupa peta bidang tanah. Saat ini, pengecekan lapangan belum dapat
optimal dilaksanakan mengingat adanya pembatasan kegiatan masyarakat,
sehingga koordinasi dengan pihak desa maupun pengecekan di lapangan sulit
untuk dilaksanakan secara langsung.

16
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa Desa Canggu memiliki data
KW 456 cukup banyak yakni sejumlah 285 bidang tanah yang terdiri dari 15
bidang tanah termasuk ke dalam KW 4, 214 bidang tanah termasuk ke dalam KW
5, dan 56 bidang tanah termasuk ke dalam KW 6. Data KW 456 yang termasuk
kategori dapat terplotting dan arsip pertanahan yang sudah mati dapat menurunkan
nilai KW 456 dan menunjang dalam peningkatan kualitas data. Dari jumlah KW
456 di Desa Canggu, terdapat peningkatan kualitas data sebesar 26,32%.
Sedangkan 73,68% dari jumlah KW 456 termasuk kedalam kendala identifikasi
KW 456 yang terdiri dari kategori buku tanah tanpa SU/GS, arsip pertanahan tidak
ditemukan, dan lokasi belum ditemukan. Kendala-kendala tersebut harus segera
diselesaikan melalui pengecekan lapangan. Namun, pengecekan lapangan belum
dapat optimal dilaksanakan mengingat adanya pembatasan kegiatan masyarakat,
sehingga koordinasi dengan pihak desa maupun pengecekan di lapangan sulit
untuk dilaksanakan secara langsung.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, dapat diberikan saran untuk
memperbaiki pekerjaan di masa mendatang, antara lain:
1. Penjadwalan berkala untuk kegiatan pengecekan di lapangan dan koordinasi
dengan pihak desa untuk membantu dalam proses identifikasi bidang tanah.
2. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mendukung dalam
peningkatan kualitas data pertanahan.
3. Melakukan validasi data bidang tanah untuk memastikan keakuratan data
elektronik pada KKP.
4. Menyediakan anggaran untuk peningkatan kualitas data bidang tanah
terdaftar.

17
DAFTAR PUSTAKA

Petunjuk Teknis Pendaftaran Tanah Lengkap Untuk Kota/Kabupaten Nomor


003/JUKNIS-300.UK.01.01/II/2019, Kementerian ATR/BPN: Jakarta

Petunjuk Teknis Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Nomor 1/Juknis-


100.Hk.02.01/I/2021 Tanggal 4 Januari 2021, Kementerian ATR/BPN: Jakarta.

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun
2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

18

Anda mungkin juga menyukai