Anda di halaman 1dari 22

WILAYAH KERJA BWSS I BERDASARKAN PERMEN PUPR No 04/PRT/M/2015

TENTANG
KRITERIA PENETAPAN WILAYAH SUNGAI

TANGGAL 9 NOVEMBER 2018

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T
D I R E K T O R A T J E N D E R A L S U M B E R D A Y A A I R
B A L A I W I L A Y A H S U N G A I S U M A T E R A - I
Jl. Ir.MOHD. THAHER No.14 LUAENG BATA-BANDA ACEH Telp. (0651) 22701 Fax. (0651) 21118
OUTLINE
II. STRUKTUR ORGANISASI
BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA-I

Menteri PUPR

Direktur Jendral
SDA

Kepala Balai
WSS-I

Kasubbag Tata Usaha Kasi Pelaksanaan

Kasi Program dan Perencanaan Umum Kasi Operasi dan Pemeliharaan

Ka Satker Pemb.
Ka Satket BWSS1 Ka Satker PJPA Ka Satker PJSA Ka Satker O dan P
Bendungan

PPK PPK Program dan PPK Irigasi dan PPK Irigasi dan PPK Sungai dan PPK Sungai dan PPK Perencanaan PPK Pemb.
PPK O dan P I PPK O dan P II
Ketatalaksanaan Perencanaan Rawa I Rawa II Pantai I Pantai II Bendungan Bendungan I

PPK Sungai dan PPK Sungai dan PPK Pemb. PPK Danau, Situ
PPK ATAB I PPK ATAB II PPK O dan P III
Pantai III Pantai IV Bendungan II dan Embung

Unit Sisda, UPB, Hidrologi,


BMN, Satgas BA
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor:
20/PRT/M/2016 Balai Wilayah Sungai Sumatera -
I Mempunyai Tugas:
Melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air Di
Wilayah Sungai Yang Meliputi Perencanaan,
Pelaksanaan Konstruksi, Operasi Dan
Pemeliharaan Dalam Rangka Konservasi Dan
Pendayagunaan Sumber Daya Air Dan
Pengendalian Daya Rusak Air Pada Sungai,
Pantai, Bendungan, Danau, Situ, Embung, Dan
Tampungan Air Lainnya, Irigasi, Rawa, Tambak,
Air Tanah, Dan Air Baku Serta Pengelolaan
Drainase Utama Perkotaan.
• Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;
• Penyusunan program pengelolaan sumber daya air dan rencana kegiatan pengelolaan sumber daya air pada
wilayah sungai;
• Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan/penerapan pola pengelolaan sumber daya air dan rencana
pengelolaan sumber daya air;
• Penyusunan studi kelayakan dan perencanaan teknis/desain/pengembangan sumber daya air;
• Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa serta penetapan pemenang selaku Unit Layanan Pengadaan (ULP);
• Penyelenggaraan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3);
• Pengelolaan sumber daya air yang meliputi konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai;
• Pengelolaan drainase utama perkotaan;
• Pengelolaan sistem hidrologi;
• Pengelolaan sistem informasi sumber daya air;
• Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada wilayah sungai;
• Pelaksanaan bimbingan teknis pengelolaan sumber daya air yang menjadi kewenangan provinsi dan
kabupaten/kota;
• Penyusunan dan penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian izin penggunaan sumber daya air dan izin
TUPOKSI pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai
• Fasilitasi kegiatan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai;
• Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air;
• Pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi barang milik negara selaku Unit
Akuntansi Wilayah;
• Pelaksanaan pemungutan, penerimaan dan penggunaan biaya jasa pengelolaan sumber daya air (BJPSDA)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai serta komunikasi publik;
• Penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja Balai; dan
• Menyelenggarakan pemantauan dan pengawasan penggunaan sumber daya air dan penyidikan tindak pidana
bidang sumber daya air (PPNS)
PETA PEMBAGIAN WILAYAH SUNGAI ACEH

WS 01.01.A3 WS 01.03.B
SABANG
ACEH - MEUREUDU PASE - PEUSANGAN
P. W eh
Panjang Sungai : 1.442,00 Km Panjang Sungai : 1.836,00 Km
Jumlah Sungai : 100,00,00 Bh Jumlah Sungai : 107,00 Bh
P. Aceh
Total Genangan : 13.482,00 Ha Total Genangan : 11.275,00 Ha
Luas DPS : 4.888,00 Km2 Luas DPS : 6.134,00 Km2

SIGLI
Km 112 LHOKSEUMAWE
WS 01.05.A3
Kr. Jreue
BANDA ACEH Km 274
Kr. Aceh BIREUEN Lhoksukon
JAMBO AYE
Km 0 Meureudu Km 210
WS 01.02.B Kr. Baro
Km 161 Km 305

TEUNOM - LAMBESO
Panjang Sungai : 1.514,06 Km
Kr. Tiro
Idi Jumlah Sungai : 525,00 Bh
Kr. Baro Kr. Meureudu Total Genangan : 22.457,00 Ha
Panjang Sungai : 413,80 Km Kr. Lambeso Km 370
Jumlah Sungai : 99,00 Bh Kr. Pase Luas DPS : 7.408,00 Km2
LAMNO
Total Genangan : 11.312,00 Ha
Km 81
Luas DPS : 4.901,00 Km2
Kr. Peureulak Peurelak
TAKENGON Km 392
Calang Kr. Sabee
Km 156 Kr. Teunom
Km 310
WS 01.06.B
LANGSA
Km 430
TAMIANG - LANGSA
WS 01.04.A3
Kr. Woyla
Teunom Panjang Sungai : 802,20 Km
Jumlah Sungai : 29,00 Bh
WOYLA - BATEUE
Km 190 Kr. Seunagan
Kr. Tamiang Total Genangan : 16.330,00 Ha
Panjang Sungai : 547,40 Km Luas DPS : 6.039,00 Km
Jumlah Sungai : 12.400,00 Bh MEULABOH
Total Genangan : 2.809,20 Ha KUALA SIMPANG
Km 245 Kr. Tripa
Luas DPS : 10.466,00 Km2 Km 470

ke MEDAN
ALUE BILIE
Km 315
Kr. Kuet

WS 01.07.B BLANG PIDIE KUTACANE


BARU - KLUET Km 371 Km 580

Panjang Sungai : 103,00 Km


Jumlah Sungai : 62,00 Bh WS 01.09.A2
Total Genangan : 5.689,00 Ha TAPAKTUAN ALAS – SINGKIL
Luas DPS : 4.240,00 Km2
U
Kr. Bakongan

Km 445
Panjang Sungai : 1.639,80 Km
Jumlah Sungai : 32,00 Bh
Bakongan
SINABANG Total Genangan : 20.768,00 Ha
Km 505
Luas DPS : 11.867,00 Km2
ke Kabanjahe

Kr. Trumon

ke Sidikalang

Trumon
Km 530
Subussalam
Km 585

WS Wewenang & Tanggungjawab Pem.Pusat (LN,LP,SN) WS 01.08.C


WS Wewenang & Tanggungjawab Pem. Aceh PULAU SIMEULUE SINGKIL KEPPRES 12 TH 2012 Tentang
Km 681
Panjang Sungai : 622,22 Km
WS Wewenang & Tanggungjawab Pem. Kab. Simeulue Jumlah Sungai : 40,00 Bh PENETAPAN WILAYAH SUNGAI /
Total Genangan : 5.111,48
Luas DPS : 360,00
Ha
Km2 PERMEN PUPR NO. 04 TAHUN 2015
REVIEW PEMAHAMAN WILAYAH
SUNGAI / RIVER BASIN DISTRICT
DASAR HUKUM DALAM PERIZINAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
No. Dasar Hukum Pasal/Ayat UraIan
1. UU No. 11/1974 Bab III Pemerintah berwenang :
tentang Pengairan tentang Hak Penguasaan dan c.mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin peruntukan, penggunaan, penyediaan air, dan atau
Wewenang sumber-sumber air
Pasal 3 ayat (2) d.Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin pengusahaan air, dan atau sumber-sumber air

Bab VI 1) Pengusahaan air dan atau sumber-sumber air yang ditujukan untuk meningkatkan kemanfaatannya
tentang Pengusahaan bagi kesejahteraan Rakyat pada dasarnya dilakukan oleh Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah.
Pasal 11 2) Badan Hukum, Badan Sosial dan atau perorangan yang. melakukan pengusahaan air dan atau sumber-
sumber air, harus memperoleh izin dari Pemerintah, dengan berpedoman kepada asas usaha bersama dan
kekeluargaan.

Bab X 1. Diancam dengan hukuman penjara selama-lamanya 2 (dua) tahun dan atau denda setinggi-
Ketentuan Pidana tingginya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah):
Pasal 15
a. barang siapa dengan sengaja melakukan pengusahaan air dan atau sumber-
sumber air yang tidak berdasarkan perencanaan dan perencanaan teknis tata
pengaturan air dan tata pengairan serta pembangunan pengairan sebagaimana
tersebut dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-undang ini;
b. barang siapa dengan sengaja melakukan pengusahaan air dan atau sumber-
sumber air tanpa izin dari Pemerintah sebagaimana tersebut dalam Pasal 11 ayat
(2) Undang-undang ini;
c. barang siapa yang sudah memperoleh izin dari Pemerintah untuk pengusahaan air
dan atau sumber-sumber air sebagaimana tersebut dalam Pasal 11 ayat (2) Undang-
undang ini, tetapi dengan sengaja tidak melakukan dan atau sengaja tidak ikut
membantu dalam usaha-usaha menyelamatkan tanah, air, sumber-sumber air dan
bangunan-bangunan pengairan sebagaimana tersebut dalam Pasal 13 ayat (1)
huruf a, b, c, dan d Undang-undang ini.
2. Perbuatan pidana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini adalah kejahatan
DASAR HUKUM DALAM PERIZINAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
No. Dasar Hukum Pasal/Ayat UraIan
2. PP No. 121/2015 Pasal 5 3) Pengusahaan Sumber Daya Air dapat dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha
Tentang berdasarkan Izin Pengusahaan Sumber Daya Air atau Izin Pengusahaan Air Tanah dari
Pengusahaan Sumber Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.
Daya Air 4) Pemberian izin dilakukan secara ketat dengan urutan prioritas :
a. pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari bagi kelompok yang memerlukan Air dalam
jumlah besar;
b. pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari yang mengubah kondisi alami Sumber Air;
c. pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada;
d. Pengusahaan Sumber Daya Air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari melalui
sistem penyediaan Air Minum;
e. kegiatan bukan usaha untuk kepentingan publik;
f. Pengusahaan Sumber Daya Air oleh badan usaha milik negara atau badan usaha milik
daerah; dan
g. Pengusahaan Sumber Daya Air oleh badan usaha swasta atau perseorangan.

1) Izin Pengusahaan Sumber Daya Air diberikan dengan mempertimbangkan rekomendasi


teknis dari Pengelola Sumber Daya Air.
Pasal 19 2) Rekomendasi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pertimbangan
teknis dan saran kepada pemberi Izin Pengusahaan Sumber Daya Air.
DASAR HUKUM DALAM PERIZINAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
No. Dasar Hukum Pasal/Ayat UraIan
PP No. 121/2015 Pasal 47 1) Pengawasan atas Pengusahaan Sumber Daya Air Permukaan bertujuan untuk menjamin ditaatinya ketentuan
Tentang Pengusahaan yang tercantum dalam izin.
Sumber Daya Air 2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Sumber Daya Air, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
dan dapat melibatkan peran masyarakat.
3) Peran masyarakat dalam pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diwujudkan dalam
bentuk laporan atau pengaduan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Sumber Daya Air, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

Pemegang Izin Pengusahaan Sumber Daya Air yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Pasal 49 30 ayat (2), Pasal 30 ayat (3), dan/atau Pasal 30 ayat (4) dikenai sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara pelaksanaan seluruh kegiatan; dan/atau
c. pencabutan izin.

Pasal 50 Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Sumber Daya Air, gubernur, dan/atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya mengenakan sanksi administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 49 kepada pemegang Izin Pengusahaan Sumber Daya Air yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2), Pasal 30 ayat (3), dan/atau Pasal 30 ayat (4).
DASAR HUKUM DALAM PERIZINAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
No. Dasar Hukum Pasal/Ayat UraIan
3. Permen PUPR
Nomor : Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
01/PRT/M/2016 8.Pengusahaan Sumber Daya Air adalah upaya pemanfaatan Sumber Daya Air untuk memenuhi
tentang Tata Cara kebutuhan usaha.
Perizinan 9.Penggunaan Sumber Daya Air adalah upaya pemanfaatan Sumber Daya Air untuk memenuhi
Pengusahaan kebutuhan bukan usaha.
Sumber Daya Air 10.Izin Pengusahaan Sumber Daya Air adalah izin untuk memperoleh dan/atau mengambil Sumber
dan Penggunaan Daya Air Permukaan untuk melakukan kegiatan usaha.
Sumber Daya Air 11.Izin Penggunaan Sumber Daya Air adalah izin untuk memperoleh dan/atau mengambil Sumber Daya
Air Permukaan untuk melakukan kegiatan bukan usaha.
12.Rekomendasi Teknis adalah persyaratan teknis yang harus dipenuhi dalam pemberian izin.

2)Pengusahaan sumber daya air atau penggunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat
Pasal 5 (1), dapat berbentuk :
a.pengusahaan sumber daya air atau penggunaan sumber daya air sebagai media;
b.pengusahaan air dan daya air atau penggunaan air dan daya air sebagai materi baik berupa
produk air maupun produk bukan air;
c.pengusahaan sumber air atau penggunaan sumber air sebagai media; dan/atau
d.pengusahaan air, sumber air, dan/atau daya air atau penggunaan air, sumber air, dan/atau daya
air sebagai media dan materi.
 PERIZINAN SDA merupakan instrumen pengendali untuk
mewujudkan ketertiban dalam Pengelolaan SDA.

TUJUAN :
 menjaga kondisi alami sumber daya air, penggunaan secara hemat dan bijak,
mencegah/mengendalikan dampak negatif kegiatan terhadap sumber daya
air (kerusakan sumber air/sarana prasarana, dan pencemaran)
 terjaminnya hak atas air bagi kebutuhan sehari-hari dan pertanian rakyat
(prioritas) dan kebutuhan lainnya sesuai alokasi air secara tertib, adil, dan
akuntabel.
 mencegah bencana daya rusak air yang timbul akibat penggunaan
sumber daya air (banjir, tanah longsor, dll)
 meningkatkan peran masyarakat dan swasta khususnya dalam hal
pembiayaan sumber daya air
 tersedianya data & informasi tentang kondisi sumber daya air, pemanfaatan,
untuk mendukung pengelolaan sumber daya air di masa
mendatang

Dalam mewujudkan pengelolaan SDA, BWSS-I memiliki salah satu tupoksi untuk menyusun Rekomendasi
Teknis untuk penerbitan Izin Pengusahaan dan Penggunaan SDA di WS Kewenangan Pemerintah Pusat.
sumber daya air • transportasi dan arung jeram; pembangkit tenaga listrik; transportasi; olahraga; pariwisata; atau
sebagai media perikanan budi daya pada sumber air.

• pengusahaan air baku sebagai bahan baku produksi; usaha industri; usaha makanan; usaha
air dan daya air
sebagai materi perhotelan; usaha perkebunan; usaha air minum oleh Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah; usaha air minum dalam kemasan; atau kegiatan usaha lain.
 PENGUSAHAAN
SUMBER DAYA • pemanfaatan ruang pada sumber air berupa jembatan, tanggul,dermaga, jar pipa, kabel listrik:
sumber air sebagai
AIR media tempat budi daya pertanian semusim atau budi daya ikan pada bantaran sungai; tempat budi daya
dan tanaman tahunan pada sabuk hijau; pemanfaatan bantaran dan/atau sempadan; atau pemanfaatan
PENGGUNAAN sempadan danau dan badan danau.
air, sumber air,
SUMBER DAYA dan/atau daya air • eksplorasi, eksploitasi, dan pemurnian bahan tambang; kegiatan perikanan yang menggunakan
AIR YANG sebagai media dan karamba atau jaring apung; kegiatan pembuangan air limbah; kegiatan pengambilan komoditas
MEMERLUKAN materi tambang di sungai; atau pemanfaatan ruang sumber air untuk konstruksi bendungan dan bendung
IZIN :
sumber daya air •pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan sehari-hari bagi kelompok yang memerlukan air dalam
sebagai media; air
jumlah besar;
dan daya air
sebagai materi;
•pemenuhan air irigasi untuk petani atau kelompok petani bagi pertanian rakyat di dalam sistem
sumber air sebagai irigasi yang sudah ada yang dilakukan dengan cara mengubah kondisi alami sumber air;
media; air, sumber •pemenuhan air irigasi untuk petani atau perkumpulan petani pemakai air bagi pertanian rakyat di
air, dan/atau daya luar sistem irigasi yang sudah ada; dan
air sebagai media •kegiatan bukan usaha untuk kepentingan publik, al : jembatan, dermaga, jaringan pipa, jar kabel
dan materi listrik/ telepon
 TAHAPAN PROSES PERIZINAN

Permen PUPR Nomor 01/PRT/M/2016 tentang


Tata Cara Perizinan Pengusahaan Sumber Daya
Air dan Penggunaan Sumber Daya Air

> 60 hari Tim UPP Tim UPP


tidak
rekomendas Tim Verifikasi
i teknis 
mengajukan
tidak
permohona
berlaku
n izin
VERIFIKASI
PENGAJUAN (DJ-SDA)
•surat permohonan PERMOHONAN Verifikasi dilakukan Surat
izin nama, pekerjaan, dan EVALUASI AWAL untuk memeriksa : Keputusan
•lampiran yang alamat pemohon; (DJ-SDA) rekomendasi Menteri cq
PEMOHON terkait
•rekomendasi
teknis dari Kepala
maksud dan tujuan
penggunaan Air; dan
rencana tempat atau SESUAI
teknis; kesesuaian
antara
permohonan izin
Direktur
Jenderal
PERSYARATAN ? dengan Sumber
lokasi penggunaan,
BBWS/BWS bukti bayar rekomendasi Daya Air
(Pengelola SDA) (perpanjangan) teknis; dan
kelayakan teknis
pemberian izin.
PEMBERIAN
REKOMTEK

PERMINTAAN Proses Tidak penolakan


Kembali ke Tidak
REKOMTEK penetapan Memenuhi permohon
pemohon Setuju
rekomendasi Syarat an izin
PENGELOLA SUMBER teknis dalam
DAYA AIR jangka waktu
23 (dua puluh Pemberian izin pengusahaan sumber daya air dan izin penggunaan
(BBWS/BWS) tiga) hari kerja sumber daya air dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja
SE Dirjen SDA No.12A/SE/D/2016
 V. PERMASALAHAN Dalam PROSES Pengajuan Rekomtek saat ini :

Pemohon kurang memahami regulasi perizinan SDA, terkait ketentuan, tata


cara dan dokumen yang dipersyaratkan

Pemohon tidak menyerahkan data teknis dan data pendukung secara lengkap (
al : Peta lokasi, Nota Desain, Gbr Teknis, Amdal/UKL, Bukti kepemilikan lahan,
BA PKM, dsb )

Pemohon kesulitan dalam berkonsultasi terkait revisi data dan analisa teknis
karena lokasi kantor BWSS-I di Banda Aceh
Pengumpulan data dan informasi terkait proses perizinan masih dikerjakan
secara manual

Proses rekomtek > 23 hari kerja

Pasca izin rekomtek , BWSS-I kesulitan melakukan Monev saat pelaksanaan


konstruksi dan kondisi sumber air pasca konstruksi, karena tidak ada laporan
tertulis dari pemegang izin
TUJUAN DAN MANFAAT PROSES REKOMENDASI TEKNIS
SECARA ELEKTRONIK ( e-REKOMTEK)

TUJUAN : MANFAAT :

MEWUJUDKAN SUATU SISTIM  MEMUDAHKAN PEMOHON (INVESTOR/ SWASTA/ BUMN/


PENYUSUNAN REKOMENDASI TEKNIS BUMD/ INSTANSI PEMERINTAH) DALAM PENGUSULAN
YANG CEPAT, TEPAT DAN TRANSPARAN PERMOHONAN REKOMTEK KEPADA BWSS-I
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI,  PROSES REKOMTEK SECARA CEPAT, TEPAT DAN TRANSPARAN
AGAR DAPAT MEMBERIKAN KUALITAS  TERINTEGRASINYA PROSES PEMBERIAN IZIN REKOMTEK
PELAYANAN PUBLIK YANG LEBIH BAIK. DENGAN MONITORING DAN EVALUASI PENGUSAHAAN DAN
PENGGUNAAN SDA
 PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP PERMASALAHAN
DAPAT DILAKUKAN DENGAN CEPAT
 EFFISIENSI WAKTU PENGURUSAN REKOMTEK
VI. PROSES REKOMTEK SECARA ELEKTRONIK (e_REKOMTEK)
PADA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA-I ACEH

Sosialisasi Menanggapi dan Mengelola sistem Merawat sistem Mengembangkan Monitoring dan
Rekomtek ke menindaklanjuti e -rekomtek e -rekomtek sistem e -rekomtek evaluasi sistem
Stakeholder terkait pengaduan masyarakat e -rekomtek

Tim FGD Tim IT

(1)

KEPALA BWSS1

(2 ) Sekretariat

(1 1 )

(4 )
(7 )

T idak
(9a)
(1 0 )
(5) (8 )

Sekretariat

Ya
(9b -1 )
(6)
(9b -2 )
T idak
Ya
(Jika diperlukan)
Tim Rekomtek Tim Monev
KORELASI MODEL REKOMTEK KONVENSIONAL VS e_REKOMTEK:

Rekomtek
Konvensional` e-Rekomtek

1. Pemahaman terhadap perizinan


1. Kurangnya pemahaman dapat ditingkatkan dengan adanya
regulasi perizinan oleh akses terkait regulasi perizinan di E-
pemohon. Rekomtek.
2. Penyerahan data teknis & 2. Data teknis & pendukung dapat
pendukung tidak lengkap diserahkan dengan lengkap oleh
oleh pemohon. pemohon.
3. Kesulitan dalam konsultasi Aplikasi Website: 3. Konsultasi revisi data dan analisa
revisi data dan analisa bwssum1.info/rekomtek teknis lebih interaktif, cepat, tepat
teknis. dan transparan.
4. Pengumpulan data dan 4. Tersedianya data dan informasi
informasi kegiatan kegiatan perizinan berbasis
perizinan masih manual. teknologi informasi.
5. Proses rekomtek > 23 hari 5. Proses rekomtek < 23 hari kerja.
kerja.
6. Memudahkan BWSS-I Monev
6. BWSS-I kesulitan Monev terhadap perizinan yang telah
terhadap perizinan yang terbit.
telah terbit.
LAPORAN PELAKSANAAN REKOMTEK
BWSS I TAHUN ANGGARAN 2017/2018

Dalam kurun waktu dari tahun 2017 s.d 2018 PEMOHON (INVESTOR/ SWASTA/ BUMN/ BUMD/ INSTANSI
PEMERINTAH) dalam pengusulan permohonan Rekomtek kepada BWSS I sejumlah 57 pemohon,

Dari ke 57 pemohon tersebut ditemui berbagai permasalahan menjadi tantangan tersendiri bagi TIM REKOMTEK
didalam melaksanakan pelayanan kepada pemohon diantaranya:

1. Belum familiar menggunakan aplikasi e_Rekomtek, sehingga prosesi Rekomtek terhambat dan hasilnya
berdampak tidak sesuai dengan harapan pemohon, terutama bagi pemohon perorangan yang akan
mengeksploitasi komoditas batuan non logam pada lokasi-lokasi DAS yang merupakan sumber air .

2. Pengajuan permohonan Rekomtek sebagai dasar diterbitkannya izin Pengusahaan maupun Penggunaan SDA
dan/atau ruang sumber air acapkali setelah dan/atau bangunan pisik sedang dikerjakan dilapangan, sehingga
TIM Rekomtek kesulitan mendiskusikan secara teknis kelayakan NSPM yang diharapkan dalam persetujuan
REKOMTEK
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai