MINI TUTORIAL
IDENTIFIKASI KERUSAKAN
Studio Ichio Global GIS
ICHIO GROUP
HUTAN MANGROVE
MENGGUNAKAN CITRA
LANDSAT TAHUN 2003 DAN 2013
Langkah-Langkah Untuk L7
1. Stack Layer (Penggabungan Band)
Tahap awal yang harus dilakukan dalam pengolahan citra penginderaan jauh yaitu layer
stacking dimana tahap ini merupakan proses penggabungan beberapa band menjadi satu
sehingga menjadi citra multilayer. Pada penelitian ini digunakan citra Landsat 7 ETM+ dengan
band yang digunakan yaitu band 1-5 dan 7. Adapun proses layer stacking dijelaskan pada
gambar sebagai berikut:
B1=((191.6+6.2)/(255-1))*((i1-1)-6.2)
B2=((196.5+6.4)/(255-1))*((i1-1)-6.4)
B3=((152.9+5)/(255-1))*((i1-1)-5)
B4=((141.1+5.1)/(255-1))*((i1-1)-5.1)
B5=((31.06+1)/(255-1))*((i1-1)-1)
B7=((10.8+0.35)/(255-1))*((i1-1)-0.35)
- Duplikat pseudo layer sebanyak band yang ada Klik , dalam hal ini ada 6 band, kemudian beri
nama B1 – B6 dan cocokan input sesuai Band.
- Setelah itu Klik , maka muncul tampilan formula editor, masukan formula yang telah
didapat dengan rumus di atas sesuai dengan bandnya.
Setelah input formula selesai pada semua band Save As dengan nama baru. Disimpan
dengan nama L7radians.ers
b) Radians ke Reflectance
Where:
Langkah-langkahnya sama dengan radians di atas hanya kali ini inputnya adalah file .ers
dari radian L7radians.ers. berikut formula yang akan diinput dalam formula editor:
B1=((3.1459*i1*1.00155*1.00155)/(1997*0.414513481))
B2=((3.1459*i1*1.00155*1.00155)/(1812*0.414513481))
B3=((3.1459*i1*1.00155*1.00155)/(1533*0.414513481))
B4=((3.1459*i1*1.00155*1.00155)/(1039*0.414513481))
B5=((3.1459*i1*1.00155*1.00155)/(230.8*0.414513481))
B7=((3.1459*i1*1.00155*1.00155)/(84.9*0.414513481))
- Duplikat pseudo layer sebanyak band yang ada Klik , dalam hal ini ada 6 band, kemudian beri
nama B1 – B6 dan cocokan input sesuai Band.
- Setelah itu Klik , maka muncul tampilan formula editor, masukan formula yang telah
didapat dengan rumus di atas sesuai dengan bandnya.
Setelah input formula selesai pada semua band Save As dengan nama baru.
3. Koreksi Geometrik
Geometrik merupakan posisi geografis yang berhubungan dengan distribusi keruangan
(spatial distribution) yang memuat informasi data yang mengacu bumi (geo-referenced data),
baik posisi (sistem koordinat lintang dan bujur) maupun informasi yang terkandung di dalamnya
(Purwadhi dan Sanjoto, 2008:83). Data citra harus dikoreksi geometrik terhadap sistem koordinat
bumi, supaya semua informasi data citra yang telah sesuai keberadaannya di bumi. Dalam
koreksi geometrik mengenal dua istilah yaitu registrasi dan rektifikasi.
Registrasi adalah proses koreksi geometrik dari citra belum terkoreksi dengan citra yang
sudah terkoreksi. Rektifikasi adalah proses koreksi geometrik antara citra belum terkoreksi
dengan peta. Dalam Er Mapper 7.1 sendiri terdapat empat tipe pengoperasian rektifikasi yaitu:
image to map rectification, image to image rectification, map to map transformation
(mentransformasikan data yang terkoreksi menjadi datum atau map projection yang baru), image
rotation (memutar citra menjadi beberapa derajat).
Koreksi geometrik diperlukan untuk menempatkan piksel-piksel citra pada posisi
koordinat yang tepat. Kesalahan penempatan piksel terjadi karena berbagai faktor baik faktor
internal maupun eksternal sensor penginderaan jauh. Citra Landsat 7ETM+ yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan citra landsat level 1T yang artinya pada level tersebut citra sudah
terkoreksi geometri. Namun acuan yang digunakan dalam koreksi geometri menggunakan data
DEM. Dalam penelitian ini dilakukan koreksi geometri ulang dengan acuan citra QuickBird
tahun 2002 yang telah terkoreksi geometri dari BAPPEDA Brebes dengan harapan untuk
menurunkan tingkat RMSE (kesalahan geometri). Adapun hasil dari koreksi geometri yang
dilakukan pada Landsat 7RTM+ 2003 mendapatkan hasil RMSE terkecil 0.00 dan RMSE
terbesar 0.13 dengan rata-rata RMSE sebesar 0.15 dari 20 titik GCP yang dibuat.
Proses koreksi geometrik dapat dijelaskan sebagai berikut,
1. Panggil citra yang akan dikoreksi
2. Dari menu bar pilih procces > geocoding wizard
3. Pada kotak dialog geocoding wizard terdapat 5 tahap yang dilakukan
4. Start: masukkan citra yang akan dikoreksi, pilih polynomial
sesuai dengan daerah penelitian, di mana diketahui ukuran satu scene citra (Purwadhi dan
Sanjoto, 2008:279). Pemotongan daerah pada pekerjaan ini menggunakan data vektor dan Save
As.
7. Reklasifikasi
Setelah citra berhasil diklasifikasi akan didapatkan kelas klasifikasi sebanyak 30 kelas.
Karena sasaran dalam pekerjaan ini adalah mangrove maka peneliti hanya akan mengklasifikasi
laut, mangrove dan non-mangrove. Maka perlu dilakukan reklasifikasi atau klasifikasi ulang
untuk menentukan kelas laut, mangrove dan non-mangrove. Dalam proses reklasifikasi ini
peneliti menggunakan metode penggabungan kelas yang sama pada tiap kelas dengan bantuan
citra komposit band 453 yang difusikan dengan citra Quickbird tahun 2002. Dengan komposit
band 453 terlihat warna untuk laut ; hitam, warna untuk mangrove ; merah, dan selain itu adalah
non-mangrove.
b) Membuat Kelasnya
Kelas 1 = Laut
Kelas 2 = Non Mangrove
Kelas 3 = Kerapatan Mangrove Jarang
Kelas 4 = Kerapatan Mangrove Sedang
Kelas 5 = Kerapatan Mangrove Lebat
rumus untuk membedakan kelas kerapatan vegetasinya :
Langkah-Langkah Untuk L8
Pengolahan pada Citra Landsat 8 ini sama seperti pengolahan pada Citra Landsat 7
1. Stack Layer (Penggabungan Band)
Tahap awal yang harus dilakukan dalam pengolahan citra penginderaan jauh yaitu layer
stacking dimana tahap ini merupakan proses penggabungan beberapa band menjadi satu
sehingga menjadi citra multilayer
conversion DN ke Reflectance
3. Koreksi Geometrik
Geometrik merupakan posisi geografis yang berhubungan dengan distribusi keruangan
(spatial distribution) yang memuat informasi data yang mengacu bumi (geo-referenced data),
baik posisi (sistem koordinat lintang dan bujur) maupun informasi yang terkandung di dalamnya
(Purwadhi dan Sanjoto, 2008:83). Data citra harus dikoreksi geometrik terhadap sistem koordinat
sesuai dengan area of interest. Pemotongan daerah pada pekerjaan ini menggunakan data vektor
Untuk menyimpan hasil pemotongan agar tetap menjadi citra multispektral 9 band, maka
pada RGB diubah menjadi pseudo layer dan copy menjadi 9 band dan beri nama sesuai bandnya.
a) Citra hasil penajaman (L8penajaman.ers) dihitung nilai pixcell nya dengan cara klik
menu Process lalu pilih Calculate Statistics
b) Setelah dihitung nilai pixcellnya klik menu Process kembali terus pilih Classification
dan pilih ISOCLASS Unsupervised Classification
Maximum Iteration 99999
Desired percent unchanged 98.0
Sampling Row Interval 1
Sampling Column Interval 1
Maximum number of classes 30
Minimum members in a class (%) 0.01
Maximum standard deviation 4.5
Split separation value 0.0
Min. distance between class means 1
7. Reklasifikasi
Setelah citra berhasil diklasifikasi akan didapatkan kelas klasifikasi sebanyak 30 kelas.
Karena sasaran dalam pekerjaan ini adalah mangrove maka peneliti hanya akan mengklasifikasi
laut, mangrove dan non-mangrove. Maka perlu dilakukan reklasifikasi atau klasifikasi ulang
untuk menentukan kelas laut, mangrove dan non-mangrove. Dalam proses reklasifikasi ini
peneliti menggunakan metode penggabungan kelas yang sama pada tiap kelas dengan bantuan
citra komposit band 453. Dengan komposit band 543 terlihat warna untuk laut ; hitam, warna
untuk mangrove ; merah, dan selain itu adalah non-mangrove.
9. Menggabungkan Layer
Menggabungkan NDVI dan class nya dan disave
Disimpan dengan nama L8Class+NDVI.ers
Mengkelaskan kerapatan_mangrove_2013.ers
Kritik, saran, masukan ,pertanyaan mengenai tutorial ini dan info lebih lanjut silahkan ke
link di bawah ini :
https://www.facebook.com/thyeo.ciril?ref=tn_tnmn
https://www.facebook.com/IchioGlobalGis?ref=hl
http://thyeogeografi.blogspot.com/
https://www.facebook.com/groups/624926300858796/?fref=ts