Anda di halaman 1dari 60

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN

PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

BUKU 3

KATA PENGANTAR

Laporan Buku ke-3 (dua) ini merupakan bagian rangkaian sistem pelaporan yang
harus diserahkan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) yang diselenggarakan oleh Dinas
Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Kabupaten Belitung Timur.
Secara keseluruhan laporan ini merupakan laporan yang didalamnya membahas
mengenai data perumahan, proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana yang menjadi
bagian dalam Kawasan permukiman untuk jangka waktu 20 tahun yang akan dating,
Dengan tersusunnya laporan ini diharapkan dapat menjadi acuan pelaksanaan
kegiatan bagi pihak-pihak terkait, khususnya Pihak Pengguna Jasa dan Pokja PKP.
Diharapkan pelaksanaan kegiatan ini dapat lebih terencana, terarah, tepat sasaran dan
sesuai dengan keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini.

Kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penyusunan
dokumen ini, kami ucapkan terima kasih. Semoga semua kontribusi kita dapat bermanfaat
bagi pembangunan Kabupaten Belitung Timur.

Manggar, Desember 2018


Tim Penyusun

i
RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................................. iv

BAB I KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN


KAWASAN PERMUKIMAN

1.1 Visi Dan Misi Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan
Permukiman .................................................................................................................... 2
1.2 Kebijakan Dan Strategi Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan
Permukiman ..................................................................................................................... 3
1.2.1 Kebijakan (1): Pencapaian perumahan dan kawasan permukiman yang layak huni bagi
seluruh masyarakat Kabupaten Belitung Timur. ............................................................... 4
1.2.2 Kebijakan (2): Mewujudkan pemenuhan kebutuhan perumahan bagi seluruh masyarakat
Belitung Timur terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan pengendalian
hunian komersil. ...................................................................................................................... 5
1.2.3 Kebijakan (3): Pelestarian Pembangunan Rumah Adat / Rumah Tradisonal................ 6
1.2.4 Kebijakan (4): Kelembagaan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Yang Harmonis Dan
Berkelanjutan. .......................................................................................................................... 7

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN


KAWASAN PERMUKIMAN

2.1 Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan


Permukiman ............................................................................................................................. 11
2.1.1 Strategi Pengembangan Permukiman Formal .............................................................. 11
2.1.2 Strategi Pengembangan Permukiman Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR) ................................................................................................................................... 12
2.1.3 Strategi Pengembangan Kasiba / Lisiba ........................................................................ 13
2.2 Rencana Kawasan Permukiman ............................................................................................ 14
2.3 Rencana Pembangunan Lingkungan Hunian Baru ............................................................ 15
2.4 Rencana Penyediaan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Untuk Mendukung
Pembangunan Kawasan Fungsi Lain ................................................................................... 17
2.5 Rencana Penyediaan Tanah Untuk Pembangunan, Pengembangan Perumahan
dan Kawasan Permukiman .................................................................................................... 18
ii
2.6 Rencana Pencegahan Tumbuhnya Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh ..... 19
2.7 Rencana Penyediaan Dan Rencana Investasi Prasarana, Sarana Dan Utilitas
Umum ........................................................................................................................................ 24
2.7.1 Strategi dan Rencana Pengembangan Air Bersih .......................................................... 24
2.7.2 Strategi dan Rencana Pengembangan Air Limbah ........................................................ 28
2.7.3 Strategi dan Rencana Pengembangan Sampah .............................................................. 29
2.7.4 Strategi dan Rencana Pengembangan Drainase ............................................................ 30
2.7.5 Strategi dan Rencana Pengembangan Jalan ................................................................... 31
2.8 Penanganan Perumahan dan Kawasan Permukiman ........................................................ 32

BAB III INDIKASI PROGRAM

3.1 Strategi Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman ..................................... 35


3.2 Indikasi Program Pelaksanaan RP3KP Kabupaten Belitung Timur .................................. 36

BAB IV KELEMBAGAAN

4.1 Pengaturan, Pemanfaatan Dan Pengendalian Pembangunan Dan Pengembangan


Perumahan Dan Kawasan Permukiman ............................................................................... 50
4.2 Pengaturan Mekanisme Intensif Dan Disintensif................................................................. 51

iii
RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Kebijakan Dan Strategi RP3KP Provinsi Kabupaten Belitung Timur. ........... - 9 -

Tabel 2. 1 Kebutuhan Perumahan Dan Lahan Kawasan Permukiman

Kab. Belitung Timur Tahun 2038 ........................................................................ - 11 -

Tabel 2. 2 Permasalahan, Strategi Dan Indikator Penataan Permukiman Formal......... - 11 -

Tabel 2. 3 Permasalahan, Strategi Dan Indikator Penataan Permukiman

Untuk MBR............................................................................................................. - 12 -

Tabel 2. 4 Strategi Dan Indikator Penataan Kasiba Dan Lisiba ........................................ - 13 -

Tabel 2. 5 Kebutuhan Rumah / Hunian Baru Pertahun Di Kab. Belitung Timur ......... - 16 -

Tabel 2. 6 Kebutuhan Lahan Dan Rumah / Hunian Baru Pertahun Di Kab.

Belitung Timur ....................................................................................................... - 16 -

Tabel 2. 7 Kawasan Permukiman Yang Berada Di Kawasan Fungsi Lain,

Sebagaimana Pola Ruang Dalam RTRW Kab. Belitung Timur ...................... - 17 -

Tabel 2. 8 Kebutuhan Lahan Rumah Berdasarkan Proporsi Rumah Berimbang........... - 18 -

Tabel 2. 9 Kebutuhan Lahan Pendukung Kawasan Permukiman Dan Ketersediaan Lahan


Pada Pola Ruang Peruntukan Kawasan Permukiman Berdasarkan RTRW Kab.
Belitung Timur Tahun 2014 ................................................................................ - 19 -

Tabel 2. 10 Permasalahan, Strategi Dan Indikator Penataan Permukiman Kumuh ...... - 21 -

Tabel 2. 11 Permasalahan, Strategi Dan Indikator Penataan Permukiman Kumuh ...... - 22 -

Tabel 2. 12 Strategi Dan Rencana Penyediaan Air Bersih ................................................. - 26 -

Tabel 2. 13 Strategi Pengembangan Air Limbah................................................................. - 28 -

Tabel 2. 14 Strategi Dan Rencana Pengembangan Sampah .............................................. - 29 -

Tabel 2. 15 Permasalahan, Arah Kebijakan, Dan Strategi Pengembangan ..................... - 30 -


iv
Tabel 2. 16 Strategi Pengembangan Drainase ..................................................................... - 31 -

Tabel 2. 17 Permasalahan, Arah Kebijakan Dan Strategi Pengembangan

Jalan Lingkungan ................................................................................................ - 31 -

Tabel 2. 18 Strategi Pengembangan Jalan Lingkungan...................................................... - 32 -

Tabel 3. 1 Indikasi Program Kawasan Permukiman .......................................................... - 38 -

Tabel 3. 2 Indikasi Program Peningkatan Kualitas Perumahan Dan Kawasan

Permukiman ............................................................................................................ - 42 -

Tabel 3. 3 Indikasi Program Pengembangan Perumahan Dan Kawasan

Permukiman Khusus ............................................................................................. - 47 -

v
BAB I
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN
BUKU 3

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 -1-
1.1 Visi Dan Misi Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan
Permukiman

Visi
Dengan melakukan kajian dengan teknik persandingan antara visi misi RPJMD dengan
amanat tujuan Undang-Undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, maka draf Visi Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) Kabupaten Belitung Timur adalah:

“Mewujudkan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Belitung Timur yang Aman,
Layak Huni, Berbudaya, Produktif dan Berkelanjutan”

Adapun makna yang terkandung didalam visi tersebut meliputi beberapa hal:
1) Aman: adanya kepastian hukum dalam menguasai rumah dan tapak, sesuai dengan tata
ruang wilayah dan bukti kepemilikan tanah; teknologi perumahan dan kawasan
permukiman yang ramah bencana, beradaptasi dengan kondisi kebencanaan dan memiliki
akses terhadap prasarana dan sarana umum keamanan.
2) Layak huni: adanya kepastian hukum dalam menguasai rumah dan tapak, sesuai dengan
tata ruang wilayah; cerdas dalam pemanfaatan dan pengembangan infrastruktur
perumahan dan kawasan permukiman; teknologi perumahan dan kawasan permukiman
yang ramah bencana, beradaptasi dengan kondisi kebencanaan; memiliki sarana dan
prasarana keamanan dan ketertiban; memiliki akses sarana dan prasarana perumahan dan
kawasan permukiman yang baik; terintegrasi dengan prasarana dan sarana perwilayahan
serta dengan simpul-simpul kegiatan perwilayahan; adanya kemudahan dan kepastian
kualitas dalam pembangunan perumahan terutama bagi MBR;
3) Berbudaya lokal: menghargai dan melindungi ruang bermukim budaya lokal terutama
hak ulayat setempat.
4) Produktif: rumah tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi tempat pengembangan sosial
dan budaya hingga dalam skala yang lebih luas untuk memenuhi kehidupan dan
meningkatkan kehidupan yang lebih baik.
5) Berkelanjutan: memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan dengan adanya
pendayagunaan dan hasil guna sumber daya alam; terkoordinasi antar dan lintas
kewenangan serta pemerintahan.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 -2-
Misi
Dalam rangka untuk mencapai visi diatas, maka beberapa misi hingga tahun 2038 yang harus
diwujudkan meliputi:
1) Mewujudkan perumahan dan kawasan permukiman yang layak huni terutama
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR);
2) Mewujudkan akses prasarana dan sarana umum (PSU) yang layak bagi masyarakat;
3) Mewujudkan perumahan dan kawasan permukiman yang sehat dan terpadu (bebas
kumuh);
Mewujudkan kelembagaan perumahan dan kawasan permukiman yang harmonis dan
berkelanjutan.

1.2 Kebijakan Dan Strategi Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan


Kawasan Permukiman

Kebijakan dan strategi perumahan dan permukiman dirumuskan berdasarkan


berbagai pertimbangan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Rumusan kebijakan
dan strategi tersebut bersifat sangat struktural sehingga diharapkan dapat berlaku dalam
rentang waktu yang cukup, dapat mengakomodasi berbagai ragam kontekstual masing-masing
daerah, dan dapat memudahkan penjabaran yang sistemik pada tingkat yang lebih operasional
oleh para pelaku pembangunan di bidang perumahan dan permukiman, baik dalam bentuk
rencana, program, proyek, maupun kegiatan.

Kebijakan wilayah yang dirumuskan terdiri atas 3 (tiga) struktur pokok, yaitu
berkaitan dengan (i) pencapaian perumahan dan kawasan permukiman yang layak huni; (ii)
pemenuhan kebutuhan perumahan terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan,
(iii) kelembagaan. Sedangkan strategi untuk melaksanakan kebijakan dirumuskan terutama
untuk dapat mencapai secara signifikan substansi strategis dari masing-masing kebijakan.

Selanjutnya rumusan kebijakan dan strategi di dalam penyelenggaraan perumahan


dan permukiman adalah sebagai berikut:

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 -3-
1.2.1 Kebijakan (1): Pencapaian perumahan dan kawasan permukiman yang layak
huni bagi seluruh masyarakat Kabupaten Belitung Timur.

Stratetgi (1):
Pengembangan perumahan yang bertumpu pada keswadayaan masyarakat.
Wilayah Kabupaten Belitung Timur yang luas dan terdiri dari kawasan perwilayahan
dan perdesaan menunjukkan bahwa penyediaan perumahan bagi masyarakat tidak hanya
disediakan melalui mekanisme pembiayaan bank. Daerah-daerah berciri pedesaan dan
beberapa kawasan permukiman tersebar di wilyah Kab. Belitung Timur yang telah terbangun
menunjukkan adanya kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam membangun rumah
secara mandiri. Oleh karenanya dalam upaya untuk menutup kesenjangan (gap) kepemilikan
rumah, pengembangan pembangunan perumahan yang bertumpu pada keswadayaan terus
didorong.

Stratetgi (2):
Penyediaan dan Rehabilitasi rumah korban bencana dan rumah terkena relokasi program
pemerintah daerah Kabupaten Belitung Timur.
Sebagaimana amanat dalam undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah, urusan perumahan dan kawasan permukiman yang sangat penting
adalah soal penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana dan rumah terkena relokasi
program pemerintah daerah Kabupaten Belitung Timur. Sesuai dengan amanat dalam standar
pelayanan minimal bidang perumahan dan kawasan permukiman dan petunjuk teknis yang
telah ada, daerah diminta untuk segera melakukan pendataan dan perencanaan kawasan-
kawasan permukiman yang berada pada daerah rawan bencana dan kawasan yang terkena
program pemerintah Kabupaten Belitung Timur.

Stratetgi (3):
Penyediaan Prasarana dan Sarana Umum (PSU) perumahan dan kawasan permukiman yang
cerdas dan berkualitas
Permasalahan dalam pengembanga hunian terutama kawasan hunian MBR adalah
sulitnya memiliki prasarana dan sarana hunian yang berkualitas dan cerdas. Tidak sama
dengan hunian komersial yang sudah dirancang sedemikian rupa dan memiliki infrastruktur
yang lengkap, modern dan cerdas. Oleh karenanya, pengembangan dan pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman harus dilengkapi dengan infrastruktur hunian yang
layak dan cerdas. Beberapa program/kegiatan dalam upaya untuk memiliki hunian yang

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 -4-
layak seperti program bantuan pemerintah pusat, provinsi dan daerah. Namun,
pengembangan secara swadaya oleh masyarakat juga terus didorong agar lingkungan hunian
menjadi berkualitas.

1.2.2 Kebijakan (2): Mewujudkan pemenuhan kebutuhan perumahan bagi seluruh


masyarakat Belitung Timur terutama masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) dan pengendalian hunian komersil.
Sulitnya memiliki rumah bahkan pemeliharaan rumah dan kawasan agar tidak
kumuh, menunjukkan bahwa tidak semua orang mampu untuk mengelola rumah. Oleh
karenanya beberapa strategi untuk mewujudkan hunian sebagai hak dasar, meliputi:
Strategi (1)
Pengendalian pembangunan hunian komersil

Pengendalian pembangunan hunian komersil terutama pada kawasan strategis


Kabupaten dan kawasan perbatasan antar kabupaten/wilayah melalui penerapan hunian
berimbang, rencana tata ruang kawasan strategis Kabupaten (RTRW KSP-Kabupaten
Belitung Timur) dan memperhitungkan daya dukung dan daya tampung wilayah.
Strategi (2)

Pengembangan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)

Pengembangan pembangunan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)


baik melalui pola swadaya masyarakat, rumah susun umum (MBR) dan rumah susun sewa
dan rumah susun sewa khusus (Karyawan/pekerja). Pengembangan hunian bagi MBR juga
diarahkan dan terus didorong agar didekatkan dengan simpul-simpul pusat kegiatan dan
pusat ekonomi. Selain itu, penyediaan lahan untuk pembangunan perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) melalui stock lahan atau dikenal dengan Bank Lahan dilakukan
oleh pemerintah daerah setiap tahun sebagai upaya untuk menekan laju harga lahan dan
pengendalian backlog.
Strategi (3)

Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Belitung


Timur

Pencegahan dan penanganan kawasan permukiman kumuh di wilayah Kabupaten


Belitung Timur melalui upaya peningkatan kualitas kawasan permukiman. Upaya
peningkatan kualitas dapat dilakukan melalui program/kegiatan seperti pembangunan jalan

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 -5-
lingkungan, drainase, sanitasi dan air minum, persampahan, dan prasarana dan sarana
pemadam kebakaran.
Strategi (4)
Perbaikan rumah tidak layak huni
Fasilitasi perbaikan rumah tidak layak huni. Masih banyaknya masyarakat yang
miskin dan memiliki hunian yang tak layak harus di intervensi oleh pemerintah provinsi,
daerah dan pusat melalui berbagai program seperti perbaikan rumah, bantuan rehab rumah,
dan pemberian bantuan sosial.

1.2.3 Kebijakan (3): Pelestarian Pembangunan Rumah Adat / Rumah Tradisonal.


Pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman perlu
memperhatikan kebijakan dalam penanganan rumah-rumah adat / rumah-rumah tradisonal.
Oleh karenanya beberapa strategi yang harus dijalankan meliputi:
Strategi (1)
Pendataan dan klasifikasi rumah adat / tradisonal di Kab. Belitung Timur
Sebagai identitas daerah, perlu adanya kebijakan yang mengatur dalam pengelolan
dan pelestarian rumah adat / rumah tradisional yang berciri khas daerah. Di Kabupaten
Belitung Timur, kriteria Rumah Adat telah dimuat dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Belitung Timur Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Rumah Adat, Pakaian Adat Dan Pakaian
Pengantin Adat Melayu Belitong. Sebaran dari rumah adat / rumah tradisional di kabupaten
Belitung Timur perlu di data, diklasifikasan dan dipetakan sebagai upaya pelestarian.
Strategi (2)
Perbaikan kualitas bangunan pada rumah adat / rumah tradisional
Penyediaan rumah layak huni, cendrung menggantikan bentuk bangunan. Pada
rumah-rumah adat/tradisonal diperlukan adanya penanganan khusus. Pemberiaan bantuan
dalam kegiatan pembangunan rumah yang berkarakter rumah adat/tradisional tidak bisa
disamakan dengan pembangunan rumah layak huni sebagaimana umumnya.
Strategi (3)
Penyediaan Kawasan perumahan yang berkarakter rumah adat / tradisional di Kab. Belitung
Timur
Penyediaan Kawasan perumahan dengan karakter rumah adat/tradisional diperlukan
sebagai identitas daerah. Kawasan perumahan adat/tradisional dalam satu Kawasan
diharapkan bisa menjadi tujuan wisata dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi daerah.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 -6-
1.2.4 Kebijakan (4): Kelembagaan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Yang
Harmonis Dan Berkelanjutan.
Pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman melibatkan
banyak pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah
Kabupaten, perbankan, lembaga keuangan non perbankan, akademisi, lembaga kajian
perumahan dan kawasan permukiman, professional, asosiasi profesi, pengembang perumahan
dan kawasan permukiman, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat sebagai subyek
dalam pencapaian kondisi perumahan dan kawasan permukiman yang nyaman, aman dan
berkelanjutan. Oleh karenanya beberapa strategi yang harus dijalankan meliputi:
Strategi (1)
Internalisasi peraturan perundang-undangan perumahan dan kawasan permukiman menjadi
produk hukum daerah.
Internalisasi peraturan perundang-undangan perumahan dan kawasan permukiman
mulai dari pusat, provinsi, dan Kabupaten ke dalam peraturan daerah terutama terkait amanat
hukum dengan memperhatikan kontekstual budaya local dan perlindungan terhadap hak
ulayat masyarakat adat serta upaya untuk mencapai standar pelayanan minimal bagi
masyarakat. Beberapa peraturan yang harus diinternalisasikan ke dalam peraturan daerah
meliputi: (i) Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman; (ii) Undang-Undang No. 28 Tahun 2008 tentang Bangunan Gedung; (iii)
Undang-Undang No. 18 Tentang Pengelolaan Persampahan; (iv) Undang-Undang No. 11
Tahun 1974 tentang Pengairan dan PP No. 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya
Air; (v) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; (vi) Undang-Undang No 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Undang-Undang No 2
Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Pembentukan peraturan perundang-undangan daerah
menjadi penting sebagai perwujudan pencapaian perumahan dan kawasan permukiman yang
layak huni dan berkelanjutan. Agar keseimbangan pemanfaatan dan hasil daya guna alam
terwujud dan tidak mengganggu kualitas dan keamanan kawasan permukiman.
Strategi (2)
Harmonisasi hubungan antar pemangku kepentingan perumahan dan kawasan
permukiman yang berkelanjutan.
Dilihat dari faktor luas, sebaran, permasalahan dan isu strategis pembangunan
dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di wilayah Kabupaten Belitung
Timur, maka kelembagaan yang harmonis, kuat, kokoh, bertanggungjawab, peduli,
transparan dan berkeadilan. Maka, diperlukan kelembagaan yang lintas sektor, lintas

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 -7-
kewenangan dan lintas fungsi yang duduk dalam satu kelembagaan dan atau wadah
koordinasi pada level Kabupaten hingga wilayah yang dibina oleh Pemerintah Kabupaten
Belitung Timur sebagai perwakilan pemerintah pusat untuk mengawal amanat peraturan
perundangan dan pengendalian pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.
Strategi (3)
Peningkatan akses pembiayaan pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman.
Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman membutuhkan biaya yang
sangat besar, baik secara swadaya maupun melalui investasi perbankan. Komponen
pembangunan dan pengembangan hunian meliputi rumah, prasarana dan sarana umum serta
upaya pemeliharaan perumahan dan kawasan permukiman. Yang paling penting dan
sesuai dengan isu strategis saat ini adalah peningkatan akses pembiayaan perumahan
bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) khususnya non fix income atau not bankable.
Beberapa scenario pembiayaan perumahan perlu dipadukan mulai dari pembiayaan bank da
non bank.
Sedangkan pembiayaan PSU perumahan dan kawasan permukiman khususnya
untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dapat juga mengakses bantuan dari
pemerintah pusat, provinsi dan daerah.
Strategi (4)
Pengawasan dan peningkatan kualitas orang atau badan hukum yang
menyelenggarakan perumahan dan kawasan permukiman.
Perumahan dan kawasan permukiman yang layak huni merupakan syarat untuk
menjadi aman dan nyaman bagi masyarakat yang tinggal didalamnya. Oleh karenanya
pengawasan dan peningkatan kualitas orang atau badan hukum yang menyelenggarakan
perumahan dan kawasan permukiman menjadi strategi penting dalam upaya
mewujudkannya. Amanat ini juga termakhtub dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah pada lampiran D terkait sub urusan sertifikasi, kualifikasi,
klasifikasi, dan registrasi bidang perumahan dan kawasan permukiman yang dibagi habis
pada pemerintahan yang ada.
Beberapa aturan yang sangat lemah saat ini terkait dengan kualitas penyerahan
prasarana dan sarana umum (PSU) yang dibangun oleh pengembang dan menyebabkan
terjadinya “deadlock” yang panjang sehingga tak semua pengembang menyerahkan PSU
sesuai amanat peraturan perundang-undangan. Selain itu kualitas perumahan terutama

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 -8-
pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) juga terus didorong
untuk ditingkatkan agar penerima manfaat merasa aman dan nyaman.

Tabel 1. 1 Kebijakan dan Strategi RP3KP Provinsi Kabupaten Belitung Timur.

No Kebijakan Strategi
a)
Pengembangan perumahan yang bertumpu pada keswadayaan
masyarakat.
Kebijakan (1): Mewujudkan perumahan b) Penyediaan dan Rehabilitasi rumah korban bencana dan rumah
dan kawasan permukiman yang layak huni terkena relokasi program pemerintah Kabupaten Belitung
1)
bagi seluruh masyarakat Kabupaten Timur
Belitung Timur.
c) Penyediaan Prasarana dan Sarana Umum (PSU) perumahan
dan kawasan permukiman yang cerdas dan berkualitas

Kebijakan (2): Mewujudkan pemenuhan a) Pengendalian pembangunan hunian komersil


kebutuhan perumahan bagi seluruh b) Pengembangan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah
masyarakat Kabupaten Belitung Timur. (MBR)
2)
terutama masyarakat berpenghasilan c) Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman
rendah (MBR) dan pengendalian hunian kumuh kabupaten Belitung Timur
komersil. d) Perbaikan rumah tidak layak huni
a) Pendataan dan klasifikasi rumah adat / tradisonal di Kab.
Belitung Timur
Kebijakan (3): Pelestarian pembangunan b) Perbaikan kualitas bangunan pada rumah adat / rumah
3) tradisional
rumah adat / rumah tradisonal
c) Penyediaan Kawasan perumahan yang berkarakter rumah adat /
tradisional di Kab. Belitung Timur
a) Internalisasi peraturan perundang-undangan perumahan dan
kawasan permukiman menjadi produk hukum daerah.
b) Harmonisasi hubungan antar pemangku kepentingan
Kebijakan (4): Kelembagaan perumahan perumahan dan kawasan permukiman yang berkelanjutan.
4) dan kawasan permukiman yang harmonis
dan berkelanjutan. c) Peningkatan Akses Pembiayaan Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman.
d) Pengawasan dan peningkatan kualitas orang atau badan hukum
yang menyelenggarakan perumahan dan kawasan permukiman.
Sumber: Hasil Kajian RP3KP, 2018

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 -9-
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN
BUKU 3

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 10 -
2.1 Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman

Rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman


Kabupaten Belitung Timur diperlukan strategi sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan
upaya untuk pengelolaan pembangunan pemukiman, yang memungkinkan berkembangnya
prakarsa membangun dari masyarakat sendiri. Dipihak lain, kemampuan membangun
permukiman secara komunitas harus direspon secara tepat oleh pemerintah, sehingga
kebutuhan akan identitas tetap terjaga dalam kerangka pembangunan permukiman yang lebih
menyeluruh. Berikut adalah proyeksi kebutuhan lahan permukiman di Kabupaten Belitung
Timur.

Tabel 2. 1 Kebutuhan Perumahan dan Lahan Kawasan Permukiman Kab. Belitung Timur
Tahun 2038

Kebutuhan Kebutuhan
Kebutuhan
Lahan Lahan
Kebutuhan Lahan Sarana
No. Kecamatan Perumahan Prasarana
Rumah (Unit) Lingkungan
(Ha) Lingkungan
(Ha)
(Ha)
1 Kecamatan Manggar 22.080 662,41 74,50 0,06
2 Kecamatan Gantung 16.162 484,86 45,28 0,04
3 Kecamatan Dendang 7.059 211,76 18,65 0,02
4 Kecamatan Kelapa Kampit 10.326 309,78 28,73 0,02
5 Kecamatan Damar 7.047 211,41 18,65 0,02
6 Kecamatan Simpang Renggiang 4.730 141,91 12,69 0,01
7 Kecamatan Simpang Pesak 4.695 140,85 13,92 0,01
Kabupaten Belitung Timur 72.099 2162,97 212,42 0,17
Sumber : Hasil Proyeksi Tahun, 2038

2.1.1 Strategi Pengembangan Permukiman Formal


Strategi pengembangan permukiman formal dijabarkan dengan menelaah
permasalahan yang ada dan menentukan indikator-indikator sebagai wujud dari strategi
pengembangan ke depan sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Permasalahan, Strategi dan Indikator Penataan Permukiman Formal

Permasalahan Strategi Pemecahan Indikator Penataan

▪ Kepadatan bangunan / ▪ Penataan tata bangunan ▪ Intensitas bangunan (KDB,


perumahan yang terlalu dan lingkungan KLB, GSB dan KDH) yang
tinggi. ▪ Penambahan jaringan tertata.
▪ terbatasnya taman- baru dan peningkatan ▪ Lingkungan/aspek
taman dan ruang pelayanan fasilitas. arsitektural kawasan

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 11 -
Permasalahan Strategi Pemecahan Indikator Penataan

terbuka. berdasarkan karakteristik


▪ terbatasnya jaringan air lingkungan perumahan.
bersih, listrik dan ▪ Jaringan utilitas pendukung
pembuangan air kotor. terpenuhi.
▪ Berkurangnya tingkat ▪ Skala pelayanan fasilitas
pelayanan dan fasilitas yang merata keseluruhan
umum seperti sekolah, kawasan permukiman
tempat pertemuan dan
olah raga, rekreasi dan
lainnya.
▪ Hilangnya ciri-ciri khas
atau karakter spesifik
dari daerah permukiman
tertentu.
Sumber : Hasil Kajian RP3KP tahun 2018

2.1.2 Strategi Pengembangan Permukiman Untuk Masyarakat Berpenghasilan


Rendah (MBR)
Permukiman untuk MBR sangat penting untuk dikembangkan, mengingat hal ini
cukup memberikan dampak dalam hal pemerataan di suatu wilayah. Dengan pengembangan
kawasan permukiman untuk MBR, maka dapat meningkatkan kesetaraan hidup. permukiman
MBR di jadikan sebagai prioritas program penyusunan Rencana Pengembangan Dan
Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) di Kabupaten Belitung Timur.
Untuk mewujudkannya, maka diperlukan beberapa strategi pengembangan dan indikator
dalam mewujudkan strategi tersebut

Tabel 2. 3 Permasalahan, Strategi dan Indikator Penataan Permukiman Untuk MBR

Permasalahan Strategi Pemecahan Indikator

▪ Terbatasnya akses layanan ▪ Mewujudkan kualitas ▪ Layanan dibidang


kesehatan. lingkungan masyarakat kesehatan, pendidikaan dan
▪ Terbatasnya akses layanan yang sejahtera. usaha kerja sangat terbuka
pendidikan. ▪ Meningkatkan pelayanan untuk masyarakat dan
▪ Terbatasnya kesempatan fasilitas dan akses mudah dijangkau.
kerja dan membuka usaha. transportasi. ▪ Sumber daya alam dapat
▪ Terbatasnya akses layanan dikelolah dalam
perumahan. pemenuhan kebutuhan
▪ Terbatasnya akses pangan dan peningkatan
hubungan transportasi mutu pangan.
▪ Lingkungan yang bersih.
Sumber : Hasil Kajian RP3KP tahun 2018

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 12 -
2.1.3 Strategi Pengembangan Kasiba / Lisiba
Pengembangan Kasiba/Lisiba diselaraskan dengan rencana penambahan jumlah
penduduk, sehingga kebutuhan akan permukiman juga dapat diketahui. Dengan mengetahui
jumlah rumah untuk pemenuhan kebutuhan tempat tinggal, maka dapat ditentukan
pengembangan Kasiba/Lisiba di wilayah perencanaan.
Untuk mewujudkan struktur pola ruang Kasiba dan Lisiba, disamping melalui
pentahapan program yang dikembangkan pengelola dan sejalan dengan program
pembangunan daerah, tetap diperlukan dukungan pemerintah di dalam menyediakan
prasarana dan sarana dasar kawasan yang bersifat strategis sebagai kegiatan stimulan dan
pendampingan, yang untuk selanjutnya diharapkan dapat lebih diwujudkan berdasarkan
prinsip kemitraan yang positif dari dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah.
Prinsip-prinsip pembangunan kawasan permukiman yang berkelanjutan, baik secara
internal di dalam kawasan maupun secara eksternal kesalingterkaitannya dengan skala
kawasan yang lebih luas, diterapkan secara efektif di dalam pengembangan Kasiba dan Lisiba,
termasuk Lisiba berdiri sendiri.Penyelenggaraan Kasiba dan Lisiba dengan manajemen
kawasan yang efektif diharapkan juga mampu berfungsi sebagai instrumen untuk
mengendalikan tumbuhnya lingkungan perumahan dan permukiman yang tidak teratur dan
cenderung kumuh.Keragaman fungsi secara relatif terbatas dari Kasiba dan Lisiba, disamping
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan, juga diharapkan dapat menampung secara
seimbang kebutuhan perumahan dan permukiman bagi semua lapisan masyarakat, termasuk
lapisan masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah. Sehingga dengan demikian mereka
dapat terbantu untuk memperoleh kesempatan yang sama untuk menikmati hunian yang
layak, prasarana dan sarana dasar permukiman yang memadai dengan harga yang relatif lebih
terjangkau, termasuk melalui pengembangan sistem subsidi silang bila diperlukan. Dalam
pengembangan Kasiba dan Lisiba serta kaitannya dengan pengelolaan tata guna tanah, juga
perlu dipertimbangkan pengembangan Bank Tanah untuk lebih mengendalikan harga tanah.

Tabel 2. 4 Strategi Dan Indikator Penataan Kasiba dan Lisiba

Permasalahan Strategi Pemecahan Indikator

▪ Belum terbentuknya ▪ Pengembangan ▪ Akan terwujud


badan pengelola, yang Kasiba/Lasiba. pengembangan
akan menangani kawasan ▪ Menyediakan perumahan Kasiba/Lasiba dan
tersebut secara yang layak dan penyediaan sarana dan
independen. terjangkau, sekaligus prasarana untuk

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 13 -
Permasalahan Strategi Pemecahan Indikator

merupakan strategi mempercepat


pembangunan pertumbuhan kawasan
permukiman sebagai tersebut.
upaya perventif ▪ Terdapat lahan
tumbuhnya permukiman permukiman siap bangun.
kumuh. ▪ Terdapat prasarana
penunjang menuju lokasi.
Sumber : Hasil Kajian RP3KP tahun 2018

2.2 Rencana Kawasan Permukiman

Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan


lindung, baik berupa kawasan perwilayahan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan. Berdasarkan dari hasil analisis kebutuhan rumah sampai
tahun 2038 di Kabupaten Belitung Timur adalah sebesar 72.099 unit dengan luas lahan yang
dibutuhkan adalah sebesar 2162,97 Ha, kebutuhan ini masih memadai dari ketersediaan lahan
yang yang dimuat dalam Pola Ruang RTRW Kab. Belitung Timur Tahun 2014-2034 dengan luas
wilayah permukiman sebesar 14.801,57 Ha. Dengan ketersediaan lahan tersebut, masih
memungkinkan membangun hunian baru yang tersebar di wilayah masing-masing desa
berdasarkan kebutuhan proyeksi rumah.

Program penanganan permasalahan dan pengembangan perumahan dan kawasan


permukiman Kabupaten Belitung Timur disusun berdasarkan perumusan potensi dan
permasalahan yang dimiliki. Klasifikasi penanganan terdiri atas 3 klasifikasi yaitu
pembangunan perumahan baru, peningkatan kualitas, dan pembangunan dan peningkatan
kawasan permukiman khusus.

1. Pembangunan Baru Perumahan Dan Kawasan Permukiman


Pembangunan baru dilaksanakan oleh semua pihak terkait yaitu pemerintah, masyarakat,
dan swasta yang bersama-sama bergerak untuk mengurangi backlog perumahan dan
memenuhi demand yang ada. Tipologi perumahan dapat berupa landed maupun vertical,
rumah tunggal maupun nontunggal, rumah sewa maupun milik. Dalam pembangunan
perumahan dan Kawasan permukiman tidak hanya membangun hunian, tetapi juga
mengembangkan infrastruktur dan fasilitas yang akan melayani di dalam system tersebut.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 14 -
Dalam program pembangunan baru tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga system yang
dikembangkan diantaranya system informasi management, system perijinan, dan system
pembiayaan

2. Peningkatan Kualitas Perumahan Dan Kawasan Permukiman


Peningkatan kualitas perumahan dan kawasan permukiman dilkakukan pada Kawasan
eksisting baik yang dalam kondisi baik maupuan yang mengalami permasalahan.
Diantaranya adalah penanganan kawasan permukiman kumuh, penanganan RTLH
(Rumah Tidak Layak Huni), upgrading perkampungan perwilayahan dan perdesaan, serta
pencegahan perumahan swadaya sehingga tidak mengalami kekumuhan.

Klasifikasi program ini memiliki tugas terbesar karena juga akan melakukan penanganan
secara nonfisik yaitu pemberdayaan, pendampingan, dsb. Sedangkan penanganan fisik
yang dilakukan adalah penanganan infrastruktur yang bersifat basic need, penghijauan
kawasan, dan peningkatan sarana lingkungan perumahan.

3. Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus


Dalam penaganganan permukiman kusus yang akan dilakukan treatment secara khusus
yaitu;
a) Penanganan pada kawasan permukiman yang berada pada Kawasan peruntukan
lainnya
b) Penataan pada Kawasan permukiman yang bernilai sejarah
c) Penataan rumah-rumah adat / tradisional.
Program yang akan dikemabngkan adalah bersifat basic need, penghijauan kawasan, dan
peningkatan sarana lingkungan perumahan. Selain itu juga akan dilakukan upaya
pembiayaan dari beberapa sector diantaranya CSR Swasta, Investasi Swasta, HIbah, dsb.

2.3 Rencana Pembangunan Lingkungan Hunian Baru

Pembangunan lingkungan hunian baru dilihat berdasarkan kebutuhan proyeksi unit


rumah di akhir tahun perencanan. Berdasarkan kebutuhan hunian berimabang dengan
komposisi pembangunan 1:2:3. Artinya, pembangunan satu unit rumah mewah oleh
pengembang, mereka wajib membangun dua rumah kelas menengah dan tiga rumah
sederhanarumah. Pada Tahun 2038 diperkirakan kebutuhan rumah hunian sebanyak 72.099 nit.
Kebutuhan rumah besar/mewah sebanyak 7.210 unit, kebutuhan rumah sedang/menengah
sebanyak 21.630 unit, dan rumah kecil sebanyak 43.259 unit.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 15 -
Tabel 2. 5 Kebutuhan Rumah / Hunian Baru Pertahun di Kab. Belitung Timur

Jumlah Kebutuhan Kebutuhan Hunian


Kebutuhan Hunian Kebutuhan
Rumah Rumah Berimbang Setiap
No Kecamatan Berimbang 2038 (Unit) Rumah
Tahun Tahun
Per Tahun Tahun (Unit)
2018 2038 Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil
1 Manggar 8.054 22080 2208 6624 13248 701 70 210 421
2 Gantung 5.941 16162 1616 4849 9697 511 51 153 307
3 Dendang 2.522 7059 706 2118 4235 227 23 68 136
4 Kelapa Kampit 4.497 10326 1033 3098 6196 291 29 87 175
5 Damar 3.102 7047 705 2114 4228 197 20 59 118
6 Simpang Renggiang 1.839 4730 473 1419 2838 145 14 43 87
7 Simpang Pesak 2.114 4695 469 1408 2817 129 13 39 77
Kabupaten Belitung Timur 28.069 72.099 7.210 21.630 43.259 2.202 220 660 1.321
Sumber : Hasil Analisi RP3KP Tahun, 2018

Kebutuhan rumah pertahun didapatkan berdasarkan perhitungan;


Kebutuhan Rumah Tahun 2038 - Jumlah Rumah Tahun 2018

Tahun Akhir Proyeksi (20 Tahun)

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan rumah/hunian baru di Kabupaten


Belitung Timur, kebutuhan tiap tahun perencanaan diperkirakan sebanyak 2.202 unit dengan
proyeksi kebutuhan lahan sebesar 66,05 Ha. Jumlah unit rumah/hunian ini berbeda pada
masing-masing kecamatan. Kebutuhan hunian baru di Kecamatan Manggar merupakan
kebutuhan yang paling besar dibandingkan dengan kecamatan lainnya, dengan kebutuhan
hunian baru sebanyak 701 unit. Kebutuhan rumah/hunian baru di Kecamatan simpang pesak
paling kecil dibandingkan kecamatan lainnya, dengan kebutuhan hunian baru sebanyak 15
unit.

Tabel 2. 6 Kebutuhan Lahan dan Rumah / Hunian Baru Pertahun di Kab. Belitung Timur

Kebutuhan Hunian
Kebutuhan Berimbang Setiap Kebutuhan Lahan Per-Tahun
Jumlah
No Kecamatan Rumah Tahun (Unit)
(Ha)
Per-Tahun Besar Sedang Kecil
Besar Sedang Kecil
600 m ² 400 m ² 200 m ²
1 Manggar 701 70 210 421 42.079,02 84.158,04 84.158,04 21,04
2 Gantung 511 51 153 307 30.663,08 61.326,16 61.326,16 15,33
3 Dendang 227 23 68 136 13.610,12 27.220,25 27.220,25 6,81
4 Kelapa Kampit 291 29 87 175 17.486,61 34.973,22 34.973,22 8,74
5 Damar 197 20 59 118 11.835,17 23.670,35 23.670,35 5,92
6 Simpang Renggiang 145 14 43 87 8.673,67 17.347,33 17.347,33 4,34
7 Simpang Pesak 129 13 39 77 7.742,59 15.485,18 15.485,18 3,87
Kabupaten Belitung Timur 2.202 220 660 1.321 132.090,3 264.180,5 264.180,5 66,05
Sumber : Hasil Analisi RP3KP Tahun, 2018

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 16 -
Angka backlog Kabupaten Beliitung Timur Tahun 2018 sebesar 4.071 unit. Dari Analisa
kebutuhan rumah setiap tahunnya sebesar 2.202 unit, terbagi atas 220 unit rumah
besar/mewah, 660 unit rumah sedang/menegah, dan 1.321 unit rumah kecil/sederhana.
Sementara kebutuhan lahan rumah besar.mewah dengan kavling 600 m² dibutuhkan lahan
hunian sebesar 13,21 Ha/Tahun , rumah sedang/menengah dengan kavling 400 m² kebutuhan
lahan 26,42 Ha/Tahun, dan rumah kecil/sederhana dengan kavling 200 m² dibutuhkan lahan
sebesar 26,42 Ha/Tahun.

2.4 Rencana Penyediaan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Untuk Mendukung


Pembangunan Kawasan Fungsi Lain

Dari hasil interpretasi citra satelit, dengan melihat sebaran permukiman pada pola
ruang wilayah Kabupaten Belitung timur terdapat wilayah permukiman yang berada di zona
pola ruang dengan fungsi peruntukan lainnya. Adapun fungsi peruntukan lainnya diataranya;
Kawasan peruntukan permukiman yang termasuk dalam fungsi Kawasan peruntukan Hutan
Lindung seluas 13,02 Ha, Kawasan peruntukan Permukiman yang berada di Kawasan
peruntukan pertambangan seluas 71,69 Ha, dan Kawasan peruntukan permukiman yang
berada dalam Kawasan peruntukan pertanian seluas 120,51 Ha.

Tabel 2. 7 Kawasan Permukiman yang berada di Kawasan fungsi lain, sebagaimana


Pola Ruang dalam RTRW Kab. Belitung Timur

Kawasan
Kawasan Kawasan
Peruntukan Jumlah Permukiman
Peruntukan Perutukan
No Kecamatan Hutan dalam Kawasan Fungsi
Pertambangan Pertanian
Lindung Lain (Ha)
(Ha) (Ha)
(Ha)
1 Kec. Manggar 2,24 4,14 4,14 10,52
2 Kec. Gantung 3,98 27,70 0,22 31,89
5 Kec. Dendang - 0,31 48,06 48,37
3 Kec. Kelapa Kampit 2,44 8,02 38,17 48,64
4 Kec. Damar 3,79 25,13 4,74 33,66
6 Kec. Simpang Renggiang - 3,70 22,82 26,52
7 Kec. Simpang Pesak 0,57 2,68 2,37 5,62
JUMLAH 13,02 71,69 120,51 205,22
Sumber : Hasil Analisa, Interpretasi citra Satelit 2018

Peruntukan kawasan permukiman pada fungsi peruntukan kawasan lainnya seluas


205,22 Ha perlu strategi dan penangan. Adapun rencana penanganan pada Kawasan fungsi
lainnya :

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 17 -
1) Mendata jumlah rumah dan lahan yang termasuk dalam peruntukan Kawasan
lainnya.
2) Menyusun rekomendasi kebijakan dalam penanganan kawasan permukiman yang
berada di kawasan peruntukan lainnya yang terseber di 7 (tujuh) kecamatan
Kabupaten Belitung Timur.

2.5 Rencana Penyediaan Tanah Untuk Pembangunan, Pengembangan Perumahan Dan


Kawasan Permukiman

Rencana penyediaan Tanah untuk pembangunan perumahan dilihat berdasarkan


kebutuhan proyeksi penambahan rumah berdasarkan komposisi rumah berimbang. Kebutuhan
tanah dengan penambahan setiap tahunnya diperkirakan sebanyak 66,05 Ha Se-Kabupaten
Belitung Timur.

Tabel 2. 8 Kebutuhan Lahan Rumah Berdasarkan Proporsi Rumah Berimbang

Kebutuhan Lahan 2018 Kebutuhan Lahan 2038


No Kecamatan Jumlah Jumlah
(Ha) (Ha)
Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil
600 m ² 400 m ² 200 m ² 600 m ² 400 m ² 200 m ²
1 Manggar 755.400 1.510.800 1.510.800 377,70 1.324.820 2.649.641 2.649.641 662,41
2 Gantung 526.500 1.053.000 1.053.000 263,25 969.722 1.939.443 1.939.443 484,86
3 Dendang 199.020 398.040 398.040 99,51 423.522 847.045 847.045 211,76
4 Kelapa Kampit 371.520 743.040 743.040 185,76 619.552 1.239.104 1.239.104 309,78
5 Damar 258.360 516.720 516.720 129,18 422.823 845.647 845.647 211,41
6 Simpang Renggiang 153.420 306.840 306.840 76,71 283.813 567.627 567.627 141,91
7 Simpang Pesak 164.220 328.440 328.440 82,11 281.692 563.384 563.384 140,85

Kabupaten Belitung Timur 2.428.440 3.035.550 4.856.880 1.214,22 4.325.945 8.651.891 8.651.891 2.162,97
Sumber : Hasil Analisa, RP3KP Tahun 2018

Rencana penyediaan tanah untuk pembangunan, pengembangan perumahan dan


Kawasan permukiman secara peruntukan lahan, sebagaimana muatan pola ruang dalam RTRW
Kab. Belitung Timur Tahun 2014-2034 masih memadai. Ketersediaan lahan untuk peruntukan
pemukiman hingga tahun 2038 sebesar 10.519,31 Ha.

Dari hasil pendataan dan interpretasi citra satelit penggunaan lahan permukiman
eksisting tahun 2018 dan proyeksi kebutuhan lahan permukiman didapat luas lahan yang
digunakan Tahun 2038 sebanyak 4.282,26 Ha atau sebesar 28,93 % dari penggunaan peruntukan
pola ruang Kawasan permukiman Kab. Belitung Timur.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 18 -
Tabel 2. 9 Kebutuhan Lahan Pendukung Kawasan Permukiman dan Ketersediaan
Lahan Pada Pola Ruang Peruntukan Kawasan Permukiman Berdasarkan RTRW Kab.
Belitung Timur Tahun 2014
Penggunaan Lahan Peruntukan Ketersediaan Lahan Untuk
Proyeksi
Pada Penyediaan Peta Kawasan Peruntukan Kawasan
Kebutuhan Lahan
Tematik PSU Kawasan Permukiman Permukiman, sebagaimana
No. Kecamatan Perumahan,
Permukiman Kab. Dalam Rencana diatur dalam RTRW Kab.
Hingga Tahun
Belitung Timur Tahun Pola Ruang RTRW Belitung Timur Tahun 2014-
2038
2018 Tahun 2014-2034 2034
1 Manggar 674,82 495,34 4442,98 3272,83
2 Gantung 563,97 351,95 2587,47 1671,54
3 Dendang 329,23 154,77 856,31 372,32
4 Kelapa Kampit 408,77 203,62 2282,50 1670,11
5 Damar 291,60 137,02 2117,88 1689,25
6 Simpang Renggiang 217,68 99,43 1510,16 1193,04
7 Simpang Pesak 262,68 91,36 1004,26 650,22
Kabupaten Belitung Timur 2748,76 1533,50 14801,57 10519,31
Sumber : Hasil Analisa, RP3KP Tahun 2018

2.6 Rencana Pencegahan Tumbuhnya Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh

Lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh di Kabupaten Belitung Timur


telah diputuskan dalam SK Bupati No.188.45-400 Tahun. Jumlah luas wilayah perumahan
kumuh dan permukiman kumuh di Kabupaten Belitung Timur terdapat 55,78 Ha. Lokasi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh di Kabupaten Belitung Timur terdapat di dua
kecamatan, yaitu Kecamatan Manggar dan Kecamatan Gantung.
Permukiman kumuh berkembang karena beberapa faktor memadatnya kawasan
permukiman di wilayah perwilayahan, sehingga beberapa ruang cenderung didominasi oleh
pengembangan permukiman menengah ke atas. Untuk dapat menampung keberadaan
permukiman kumuh dan agar tidak mengganggu kualitas lingkungan serta menurunnya
kualitas masyarakat, maka diperlukan strategi penataan permukiman kumuh.
Pemukiman kumuh merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua daerah,
telaah tentang permukiman kumuh (slum), pada umumnya mencakup tiga segi, pertama:
kondisi fisiknya, kedua: kondisi sosial ekonomi budaya komunitas yang bermukim
dipemukiman tersebut, dan ketiga: dampak oleh kedua kondisi tersebut. Kondisi fisik tersebut
antara lain tampak dari kondisi bangunannya yang sangat rapat dengan kualitas konstruksi
rendah, jaringan jalan tidak berpola dan tidak diperkeras, sanitasi umum dan drainase tidak
berfungsi serta sampah belum dikelola dengan baik.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 19 -
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berada dikawasan pemukiman kumuh
antara lain mencakup tingkat pendapatan rendah, norma sosial yang longgar, budaya
kemiskinan yang mewarnai kehidupannya yang antara lain tampak dari sikap dan
perilaku yang apatis. Kondisi tersebut sering juga mengakibatkan kondisi kesehatan
yang buruk, sumber pencemaran, sumber penyebaran penyakit dan perilaku menyimpang,
yang berdampak pada kehidupan wilayah keseluruhannya. Oleh karena itu kawasan
pemukiman kumuh dianggap sebagai penyakit wilayah yang harus diatasi. Pertumbuhan
penduduk merupakan faktor utama yang mendorong pertumbuhan permukiman, sedang
kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kemampuan pengelola wilayah akan menentukan
kualitas pemukiman yang terwujud. Permukiman kumuh adalah produk pertumbuhan
penduduk, kemiskinan dan kurangnya pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan dan
menyediakan pelayanan yang memadai.
Permukiman kumuh dan informal bahkan bisa saja mendominasi proses perumahan
wilayah. Untuk itu diperlukan upaya memahami permukiman informal ketimbang melakukan
penggusuran yang tidak menyelesaikan masalah. Pertambahan kumuh dan informal tetap
melaju, apalagi juga tidak menyelesaikan masalah warga yang digusur tersebut. Pemahaman
terhadap permukiman informal memiliki potensi dalam penanggulangan kemiskinan wilayah
karena sifatnya yang dikembangkan secara swadaya, partisipatif, dan sedikit investasi publik,
memberi kontribusi persediaan rumah (housing stock) dan terjangkau oleh masyarakat miskin.
Pemahaman dan pemberdayaan permukiman informal adalah langkah untuk meningkatkan
akses keamanan bermukim. Sejalan dengan perlindungan hak perumahan warga, maka upaya
pemberdayaan permukiman informal merupakan penanganan mendesak yang paling realistis
dan rasional. Dengan demikian diperlukan langkah sebagai berikut:

1. Percontohan penanganan permukiman informal (liar) melalui berbagai bentuk program


percontohan pemukiman kembali (resettlement). Proyek percontohan dapat dilakukan di
berbagai lokasi permukiman liar seperti di bantaran sungai, bantaran rel kereta api, di
tanah negara maupun di tanah lembaga tertentu. Berbagai pola dan skenario dapat saja
digunakan seperti skenario tetap di tempat (in situ resettlements) maupun relokasi (ex situ
resettlements) maupun kombinasinya. Sejalan pula, berbagai ragam bentuk status
bermukim yang lebih mendukung keamanan bermukim dikembangkan secara kreatif di
dalam skema percontohan ini.
2. Peningkatan kapasitas dan pengembangan kelembagaan penanganan permukiman
kumuh dan informal (liar) secara progresif terutama di tingkat wilayah (city-wide level)

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 20 -
melalui unit-unit pemerintah daerah yang terkait. Permukiman kumuh dan informal di
kawasan prioritas perlu dilakukan secara terpadu dengan mengkaitkannya dengan
peningkatan 3 kapasitas kunci:
a) Pengendalian permukiman informal (squatter control) termasuk kegiatan
penataannya.
b) Pemukiman kembali (resettlement) yang mirip dengan pola transmigrasi.
c) Pengembangan kawasan permukiman/wilayah baru (Kasiba-Lisiba) yang dilekatkan
dengan pengembangan kawasan-kawasan pusat pertumbuhan baru.

Ketiga pola penanganan ini membentuk segitiga squatter control/urban renewal –


resettlement – new area development yang perlu dilakukan secara terpadu, sebagai alternatif
yang harus dikembangkan menggantikan pola lama yang terfragmentasi melalui
proyek-proyek peremajaan kawasan kumuh yang sudah terbukti tidak mampu
mengentaskan masalah kumuh dan permukiman squatter kawasan.

Gambar 2. 1 Komprehensif Terpadu: Peremajaan-Resettlement-Kasiba/Lisiba

Tabel 2. 10 Permasalahan, Strategi dan Indikator Penataan Permukiman Kumuh

Permasalahan Strategi Pengembangan Indikator


▪ Ketimpangan tampilan fisik bangunan. ▪ Revitalisasi kawasan ▪ Terfasilitasinya
kumuh dan dukungan PSD prasarana dan sarana
▪ Munculnya bangunan-bangunan tidak
kawasan dan rumah layak permukiman yang
permanen baru di badan jalan maupun di
huni serta penyediaan layak huni dan
trotoar yang mengakibatkan terganggunya
Rusunawa. terjangkau.
fungsi jalan dan kenyamanan pengguna
jalan. ▪ Pembangunan prasarana
sarana serta fasilitas
▪ Tidak adanya jarak antar bangunan yang
penunjang.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 21 -
mengakibatkan rumah menjadi tidak sehat. ▪ Peningkatan kebersihan
lingkungan.
▪ Kumuhnya permukiman akibat aktivitas
kawasan yang terlalu berlebihan, sehingga ▪ Peningkatan kapasitas
menyebabkan lingkungan hunian menjadi penanganan permukiman
tidak sehat dan tidak nyaman untuk informal yang progresif dan
ditinggali. terpadu.

▪ Tidak berfungsinya saluran drainase di


kawasan tersebut secara optimal.

▪ Sampah dan limbah akibat aktivitas warga


yang tidak dikelola dengan baik.

▪ Kurangnya sarana prasarana juga kurang


terpeliharanya sarana prasarana (jalan
lingkungan, tempat sampah, MCK umum).

▪ Terlalu padatnya jumlah penduduk, yang


kurang seimbang dengan daya tampung
ruang hunian dan penataan ruang yang
kurang tepat.
Sumber: Analisa RP3KP, Tahun 2018

Berdasarkan kajian permasalahan, strategi dan indikator penataan permukiman


diatas, maka berikut dirumuskan strategi pengembangan dan program-program
strategis untuk pengembangan permukiman di wilayah perencanaan. Lihat pada Tabel
berikut

Tabel 2. 11 Permasalahan, Strategi dan Indikator Penataan Permukiman Kumuh

Sumber
Aspek Strategi Program strategis Pelaku
Dana
▪ Koordinasi pembangunan Dinas APBD
perumahan dengan Perumahan
lembaga/badan usaha. Rakyat dan
▪ Fasilitasi dan stimulasi Kawasan
pembangunan perumahan Permukiman
masyarakat kurang , PUPR
Penetapan mampu.
kebijakan, ▪ Pembangunan sarana dan
Pengembangan
strategi dan prasarana rumah
Perumahan
program sederhana sehat.
perumahan. ▪ Pengembangan Bank
Tanah untuk lebih
mengendalikan harga
tanah.
▪ Pengembangan penataan
lingkungan permukiman
dan pemantapan standar

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 22 -
Sumber
Aspek Strategi Program strategis Pelaku
Dana
pelayanan minimal
lingkungan permukiman.

▪ Pengembangankawasan Dinas APBD


siap bangun (KASIBA) Perumahan
dan lingkungan siap Rakyat dan
Penyediaan
bangun (LISIBA). Kawasan
prasarana dan
▪ Penyediaan tanah siap Permukiman
sarana dasar
bangun dan kavling tanah , PUPR
permukiman.
matang, serta penyediaan
prasarana dan sarana
dasar permukiman.
Koordinasi ▪ Penyediaan sarana air Dinas APBD
pengawasan bersih dan sanitasi dasar Perumahan
dan terutama bagi masyarakat Rakyat dan
pengendalian miskin. Kawasan
pelaksanaan ▪ Pengendalian dampak Permukiman
kebijakan resiko pencemaran , PUPR
Lingkungan
tentang lingkungan.
Sehat
pembangunan ▪ Penetapan kebijakan dan
Perumahan
perumahan. strategi penyelenggaraan
keserasian kawasan dan
lingkungan hunian
berimbang.
▪ Revitalisasi kawasan
permukiman kumuh.
▪ Fasilitasi pemberian kredit Masyarakat/ Swadaya
mikro untuk Swasata
pembangunan dan
Peningkatan perbaikan perumahan.
pelayanan ▪ Peningkatan peran serta
publik seperti masyarakat dalam
Pemberdayaan
IMB serta pelestarian lingkungan
Komunitas
pelayanan perumahan.
Perumahan
terhadap ▪ Sosialisasi dan fasilitasi
kepemilikan jaminan kepastian hukum
rumah dan perlindungan hukum.
▪ Peningkatan pelayanan
penanggulangan bahaya
kebakaran.
Sumber: Analisa RP3KP, Tahun 2018

Kebutuhan dan pasokan serta harga yang tidak terjangkau oleh MBR itu menjadi salah
satu faktor yang mendorong sebagian masyarakat mengisi lahan-lahan kosong yang bukan
milik mereka dan tidak sesuai dengan peruntukannya untuk membangun rumah.
Salah satu pendekatan yang dilakukan Kementerian Perumahan Rakyat, seperti
tercantum dalam UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman, adalah

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 23 -
pengembangan permukiman berbasis kawasan. Pendekatan kawasan ini dibagi dua, yakni
pengembangan permukiman skala besar melalui pola pembangunan kasiba (kawasan siap
bangun) dan pengembangan permukiman berdasarkan pola Lisiba bs (lingkungan siap bangun
berdiri sendiri). Kasiba menurut undang-undang adalah sebidang tanah yang fisiknya telah
dipersiapkan untuk pembangunan perumahan dan permukiman skala besar. Kasiba ini
kemudian terbagi dalam satu atau lebih lingkungan siap bangun (Lisiba) yang pelaksanaannya
dilakukan secara bertahap. Secara teknis Kasiba dan Lisiba akan menampung rumah dalam
jumlah yang besar. Kasiba mampu memuat sekitar 3.000 - 10.000 unit, Lisiba berkisar 1.000 -
3.000 unit dan Lisiba 1.000 - 2.000 unit.
Kasiba harus dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan
sesuai dengan rencana tata ruang lingkungan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah tingkat
II, dan memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana lingkungan. Dengan
demikian, tujuan penyelenggaraan Kasiba untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
rumah dalam lingkungan hidup yang baik dan terjangkau serta menciptakan perkembangan
wilayah yang lebih terarah bisa dicapai. Dengan Kasiba, pengendalian harga tanah lebih dapat
dilakukan karena adanya penguasaan tanah secara terencana dalam luasan yang besar, baik
oleh badan pengelola maupun atas kerja sama berbagai pihak dengan badan pengelola. Juga
dukungan bantuan sebagian infrastruktur dari program pemerintah, penerapan lingkungan
hunian berimbang dan subsidi silang menjadi lebih dimungkinkan karena skala yang besar.

2.7 Rencana Penyediaan Dan Rencana Investasi Prasarana, Sarana Dan Utilitas Umum

Perencanaan pengembangan prasarana untuk kelengkapan di suatu wilayah tidak


hanya direncanakan dengan melihat satu aspek, tetapi diperlukan perencanaan yang matang
dengan menentukan strategi pengembangan. Sehingga perencanaan dapat terarah dan lebih
fokus, dengan mengkaji permasalahan dan kebijakan yang ada. Berikut dijabarkan beberapa
strategi pengembangan prasarana yang terdiri dari strategi pengembangan untuk air bersih,
limbah, drainase, sampah dan jalan lingkungan.

2.7.1 Strategi dan Rencana Pengembangan Air Bersih


Permasalahan utama air bersih adalah factor ketidakmerataan dan permasalahan
daerah tangkapan. Dari permasalahan tersebut, perlu diarahkan untuk pengembangan kedepan
adalah pemerataan pelayanan sistem distribusi air bersih dengan beberapa strategi
pengembangan akan dispesifik kan kedalam tiga aspek yaitu aspek sosial, ekonomi dan

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 24 -
lingkungan. Ketiga aspek tersebut diharapkan akan menghasilkan dampak positif, dalam hal
ini dapat berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam perencanaan wilayah akan selalu berkaitan dengan pengembangan dan
penyediaan prasarana air bersih bagi penduduknya. Kegiatan perencanaan wilayah secara fisik
akan mempengaruhi penyediaan dan pengembangan prasarana air bersih melalui dua cara:
1) Perencanaan wilayah akan mempengaruhi pola pengembangan struktur tata ruang
wilayah, kondisi tersebut perlu memperhatikan penyediaan air bersih.
2) Jika yang pertama telah dilaksanakan, maka pembangunan prasarana air bersih akan
mempengaruhi perencanaan dan akan sekaligus memperkuat pola pengembangan tata
ruang wilayah berikutnya.

Dengan pengertian di atas, maka proses pelaksanaan perencanaan air bersih harus
memperhatikan rencana wilayah dengan alasan sebagai berikut :
1) Pertumbuhan wilayah akan meningkatkan kebutuhan air bersih.
2) Dengan dapat diketahui kebutuhan peningkatan air bersih, maka ke depan dapat
diantisipasi penyediaannya.
3) Dengan dapat diketahui pola pemekaran wilayah, maka dapat segera ditentukan daerah
pelayanan penyediaan air bersih.

Terkait dengan pengembangan penyediaan air bersih, maka dalam


perencanaannya dirumuskan beberapa strategi dalam setiap aspek dan dikembangkan dalam
program-program strategis

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 25 -
Tabel 2. 12 Strategi dan Rencana Penyediaan Air Bersih

Wilayah Aspek Strategi Program Strategis Pelaku Sumber Dana


Semua Fisik ▪ Peningkatan pelayanan publik ▪ Program pengembangan kinerja PU, PDAM APBN/APBD
kawasan pengelolaan air bersih.
▪ Peningkatan air bersih bagi ▪ Program pengembangan pengelolaan
kepentingan sosial jaringan air bersih
▪ Pengembangan sumber-sumber air ▪ Investasi pengembangan sumber air PU, PDAM APBN/APBD
baku . baku.
▪ Eksplorasi air baku.
▪ Pemeliharaan kualitas air baku. ▪ Evaluasi kualitas air baku dan air
bersih.
▪ System monitoring dini kualitas air.
▪ Penerapan teknologi pengelolaan air
baku.
Kelembagaan ▪ Membangun partisipasi masyarakat ▪ Membentuk jaringan komunikasi PU, PDAM APBN/APBD
dalam pembangunan sektor air dengan stekholder dalam
bersih. pembangunan industry air bersih.
▪ Melakukan analisis konsumsi secara
periodik.
▪ Mengembangkan kelembagaan ▪ Merumuskan hubungan
ekonomi sektor air bersih yang efisien kelembagaan yang kondusif bagi
dan berkelanjutan. pengembangan industri air bersih.
▪ Pengelolaan terpadu, Sharing dan
Merger.
▪ Memperkuat kemandirian dan
otoritas PDAM.
▪ Perumusan standar evaluasi kinerja
PDAM yang mempertimbangkan
aspek lingkungan dan evaluasi
kinerja.
▪ Mengembangan kelembagaan hukum ▪ Membangun mekanisme insentif
sektor air bersih. reward dan punishment.

BUKU 3 - 26 -
Wilayah Aspek Strategi Program Strategis Pelaku Sumber Dana
▪ Peningkatan pendapatan PDAM. ▪ Kebijakan harga yang optimal.
▪ Peningkatan industri (harga) air.
▪ Penetapan harga (price discrimination)
di antara dan dalam kelompok
konsumen.
▪ Peningkatan efisiensi dan keuntungan ▪ Perbaikan dan pemeliharaan sistem
PDAM. distribusi.
▪ Pendidikan dan ketrampilan SDM
(human capital) industri air bersih.
▪ Perbaikan manajemen dan mutu
pelayanan.
Ekonomi ▪ Mempertahankan share sektor air ▪ Peningkatan pertumbuhan PU, PDAM APBN/APBD
bersih. permintaan air bersih.
▪ Peningkatan investasi.
▪ Peningkatan aktifitas ekonomi ▪ Peningkatan aktifitas ekonomi
wilayah yang terkait dengan sektor kedepan.
air bersih. ▪ Pembangunan infrastruktur.
▪ Pembangunan dibidang hukum dan
pertanahan.
▪ Pembangunan ekonomi industri
manufaktur/jasa.
Sosial ▪ Perbaikan kualitas sumber daya alam ▪ Analisis potensi dan panenan PU, PDAM APBN/APBD
dan lingkungan sumber daya air. sumberdaya air.
▪ Konservasi sumber daya hutan, tanah
dan air.
▪ Penerapan baku mutu lingkungan.
▪ Pengendalian alokasi air baku. ▪ Pembinaan dan penyuluhan
lingkungan.
▪ Memperkuat mekanisme
pengawasan dan penerapan hukum.
Sumber : Hasil Analisa, RP3KP Tahun 2018

BUKU 3 - 27 -
2.7.2 Strategi dan Rencana Pengembangan Air Limbah
Pengembangan air limbah diutamakan untuk air limbah rumah tangga, namun tidak
menutup kemungkinan kedepan akan dikembangkan kawasan industry yang juga dapat
menimbulkan pencemaran (limbah). Sehingga, berdasarkan permasalahan dan kajian kebijakan
maka didapatkan strategi pengembangan untuk mengarahkan program-program
pengembangan air bersih dimasa yang akan datang

Tabel 2. 13 Strategi Pengembangan Air Limbah

WILAYAH ASPEK STRATEGI PROGRAM PELAKU SUMBER


STRATEGIS DANA

Semua Fisik ▪ Peningkatan ▪ Pengembangan PUPR, DINAS APBN,


Kawasan Pelayanan kinerja dan LINGKUNGAN APBD
pengelolaan. HIDUP PROV,
APBD
KAB.

Sosial ▪ Peningkatan ▪ Mengelola air limbah PUPR, DINAS


kerjasama dan secara terintegrasi, LINGKUNGAN
Investasi sehingga tepat guna HIDUP
(efektif), berdaya
guna (efisien) dan
terjangkau serta
dapat dioperasikan
secara berkelanjutan,
dengan bertumpu
kepada kemitraan
antara masyarakat,
pemerintah dan
dunia usaha.
Kelembag ▪ Pengembangan ▪ Bantuan Pemerintah PUPR, DINAS
aan kerjasama dan Pusat diberikan LINGKUNGAN
bantuan. untuk pemantapan HIDUP
kelembagaan melalui
pembinaan teknis di
bidang manajemen
pengolahan air
limbah.
▪ Bantuan pemerintah
untuk pengelolaan air
limbah perdesaan
dilaksanakan melalui
Inpres
Sumber : Hasil Analisa, RP3KP Tahun 2018

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 28 -
2.7.3 Strategi dan Rencana Pengembangan Sampah
Pelayanan sistem persampahan yang tidak merata menjadi masalah utama saat ini,
untuk memeratakan pelayanan tersebut, maka strategi pengembangan dilakukan adalah
pengurangan sampah dengan 3R Reduce, Reuse dan Recycle. Strategi tersebut dapat diwujudkan
dengan:
- Tidak terdapat timbunan sampah pada tempat terbuka;
- Pengumpulan sampah harus dilakukan secepat mungkin dan menjangkau seluruh
kawasan perkotaan termasuk kawasan rumah tinggal, niaga, fasilitas umum dan tempat
tempat wisata;
- Sampah hanya dikumpulkan pada TPS atau kontainer sampah yang telah ditentukan;
- Sampah yang terkumpul pada TPS harus sudah diangkat ke TPA
- Pengangkutan dari TPS dan dibuang ke TPA harus tidak menyebabkan kemacetan
lalulintas serta tidak menimbulkan ceceran sampah maupun cairannya di sepanjang jalan;
- Pengoperasian TPA dilakukan dengan sistem Sanitary Landfill;
- Mengoptimalkan manfaat nilai tambah dari sampah dengan menerapkan daur ulang atau
melakukan pengomposan.
- Pengelolaan persampahan harus menerapkan prinsip pemulihan biaya (full cost receovery),
dan sedapat mungkin menghindari dana subsidi dari pemerintah.

Tabel 2. 14 Strategi dan Rencana Pengembangan Sampah

Permasalahan Arah Kebijakan Strategi Pengembangan

▪ Kondisi pelayanan sarana ▪ Peningkatan pelayanan ▪ Melakukan pengurangan


persampahan yang hamper system persampahan timbunan sampah dengan
sepenuhnya digunakan untuk menerapkan Reduce, Reuse
melayani produksi sampah dan Recycle (3R)
kawasan pusat kota saja.

Sumber : Hasil Analisa, RP3KP Tahun 2018

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 29 -
2.7.4 Strategi dan Rencana Pengembangan Drainase
Pengembangan drainase terkait dengan penataan sistem dan saluran. Dalam
pengembangan drainase, dilihat pokok-pokok yang menjadi permasalahan sehingga arah
kebijakan dan strategi pengembangan kedepan dapat terarah serta sinkron. Dengan ini
perencanaan akan terwujud dengan baik, dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 2. 15 Permasalahan, Arah Kebijakan, Dan Strategi Pengembangan

Permasalahan Arah Kebijakan Strategi Pengembangan

▪ Faktor kelerengan wilayah ▪ Meningkatkan kondisi fisik ▪ Mengoptimalkan saluran


yang relatif datar, sehingga jaringan drainase yang ada utama (primer) dengan
memperlambat proses serta mengembangkan mengembalikan kapasitas
pengeringan/drained air jaringan drainase pada saluran dengan melakukan
hujan yang dialirkan. setiap pusat pemukiman pemeliharaan,
▪ Sebagian besar kondisi yang belum mempunyai penggalian/pendalaman
saluran yang ada masih jaringan drainase. pada beberapa ruas dan
dalam bentuk galian tanah, muara dari saluran yang
terutama pada saluran menuju Sungai.
primer. ▪ Membuat saluran drainase
▪ Pada beberapa ruas saluran primer, sekunder dan tersier
drainase terjadi luapan baru yang terintegrasi
pada musim hujan karena sehingga mampu
kapasitas saluran tidak mengurangi tingkat
terpenuhi. genangan.
▪ Tidak berfungsinya dengan ▪ Membuat baru dan
baik beberapa saluran memfungsikan gorong-
pengeringan (drainase) gorong pada saluran yang
akibat genangan. melintas jalan untuk
▪ Pada beberapa wilayah kontinuitas saluran.
tidak adanya gorong- ▪ Menyiapkan Peraturan
gorong untuk saluran Daerah tentang partisipasi
sekunder dan adanya masyarakat untuk membuat
saluran sekunder dan dan memelihara saluran
tersier tidak terawat, pada sekitar permukiman
adanya bangunan di atas dan sanksi bagi masyarakat
saluran, dan penutupan yang membuang sampah
saluran untuk akses pada saluran drainase.
pertokoan, endapan dan
sampah.
▪ Tingkat kesadaran dan
pemahaman masyarakat
yang belum maksimal
dilibatkan untuk bersama-
sama melakukan
pemeliharaan atas saluran
drainase yang ada.
▪ Kendala dan permasalahan

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 30 -
Permasalahan Arah Kebijakan Strategi Pengembangan

lainnya terkait dengan


keterbatasan anggaran
yang mampu disediakan
oleh Pemerintah
Kabupaten Belitung Timur
untuk mempercepat
peningkatan dan
pemeliharaan saluran
drainase sehingga dapat
menurunkan tingkat
genangan yang muncul
pada saat musim
penghujan.
Sumber : Hasil Analisa, RP3KP Tahun 2018

Tabel 2. 16 Strategi Pengembangan Drainase

WILAYAH ASPEK STRATEGI PROGRAM PELAKU SUMBER


STRATEGIS DANA

Semua Fisik ▪ Penataan ▪ Pembangunan PUPR, SDA APBD


Kawasan pembangunan saluran drainase
system drainase dan gorong-
gorong.
▪ Program
Pembangunan
talud.
Sumber : Hasil Analisa, RP3KP Tahun 2018

2.7.5 Strategi dan Rencana Pengembangan Jalan


Strategi dan rencana pengembangan pada jalan, sebagai berikut;
Tabel 2. 17 Permasalahan, Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Jalan Lingkungan
Strategi
Permasalahan Arah Kebijakan
Pengembangan

▪ Panjang jalan dengan kondisi permukaan ▪ Mengharmonisasikan


rusak dan rusak berat 37 % dari total keterpaduan system
panjang jalan yang ada di wilayah jaringan jalan dengan ▪ Peningkatan
Kabupaten Belitung Timur kebijakan tata ruang infrastruktur jalan
▪ Sebagian besar wilayah kecamatan telah wilayah dan jembatan
dilalui jalan provinsi dan jalan kabupaten. ▪ Mempertahankan ▪ Peningkatan
sebagian besar jalan kabupaten menjadi kinerja pelayanan kerjasama dengan
penghubung desa-desa terdekat. Jalan-jalan prasarana jalan yang masyarakat.
penghubung yang telah ada, sebagian besar telah dibangun melalui
kondisinya baik dan rusak ringan pemanfaatan hasil
▪ Perawatan dan pemeliharaan jalan darat penelitian dan

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 31 -
Strategi
Permasalahan Arah Kebijakan
Pengembangan

dan jembatan yang telah dibangun masih pengembangan


sangat rendah dan kurang intensif. teknologi
▪ Rendahnya kesadaran masyarakat ▪ Mendorong
pengguna jalan untuk turut serta dalam keterlibatan peran
pemeliharaan dan pengamanan prasarana dunia usaha dan
jalan darat dan jembatan. Kebanyakan masyarakat dalam
masyarakat beranggapan bahwa kegiatan penyelenggaraan dan
pemeliharaan dan pengamanan prasarana penyediaan prasarana
dan sarana transportasi semata-mata jalan
merupakan tanggung jawab pihak ▪ Melakukan koordinasi
pemerintah. diantara pemerintah
▪ Lemahnya perencanaan dan pengawasan pusat dan pemerintah
terhadap pembangunan prasarana daerah untuk
transportasi serta lemahnya pengawasan memperjelas hak dan
peruntukan penggunaan jalan, kewajiban dalam
menyebabkan kualitas hasil pekerjaan yang penanganan prasarana
rendah sehingga fungsi dan manfaatnya jalan
tidak sesuai dengan umur-guna yang
direncanakan.
Sumber : Hasil Analisa, RP3KP Tahun 2018

Tabel 2. 18 Strategi Pengembangan Jalan Lingkungan


PROGRAM SUMBER
WILAYAH ASPEK STRATEGI PELAKU
STRATEGIS DANA

Semua Fisik ▪ Peningkatan ▪ Peningkatan dan Dinas PUPR APBD


Kawasan Sarana dan pengembangan
Prasarana jalan
Lingkungan.
Semua Sosial ▪ Peningkatan ▪ Peningkatan Dinas PUPR APBD
Kawasan Kerjasama Perkerasan Jalan dan
dengan Non Aspal Masyarakat
Masyarakat
Sumber : Hasil Analisa, RP3KP Tahun 2018

2.8 Penanganan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Dalam penanganan permukiman akan digunakan beberapa skenario sesuai dengan


tingkat kerumitan permasalahan kawasan permukiman serta beberapa aspek lainnya
diantaranya adalah legalitas lahan, nilai lahan, kepadatan kawasan, dsb. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada beberapa poin di bawah ini.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 32 -
A. PENINGKATAN KUALITAS (Upgrading)
Merupakan upaya peningkatan kualitas terhadap permukiman eksisting untuk menjadi
lebih baik. Upgrading dilakukan pada kawasan permukiman yang cenderung kumuh dan
memiliki kualitas lingkungan yang tidak baik. Kriteria kawasan permukiman yang dapat
dilakukan upaya upgrading adalah;
1) Berada di atas lahan yang legal
2) Memiliki kepadatan kawasan sedang dan rendah
3) Memiliki pattern of site yang regular

B. PEREMAJAAN (Renewal)
Merupakan upaya perbaikan total kawasan permukiman sehingga akan mengalami
perubahan yang sangat signifikan. Pada kegiata renewal akan dilakukan perombakan
terhadap kerangka kawasan sehingga menjadi lebih tertata. Di dalam kegiatan renewal
akan dilakukan kegiatan sosialisasi, pembongkaran, konsilidasi lahan, land sharing,
siteplan, dan pelaksanaan pembangunan. Untuk sementara dalam proses peremajaan,
warga akan ditampung di suatu tempat dan akan dikemabalikan saat proses
pembangunan sudah selesai.
Upaya Renewal dilakukan pada kawasan permukiman dengan kriteria sebagai berikut:
• Lahan Legal
• Pattern Iregular
• Kepadatan tinggi
• Nilai strategis kawasan tinggi

C. RELOKASI (Resettlement)
Relokasi merupakan upaya pemindahan kawasan permukiman yang tidak memiliki
legalitas dalam kepemilikan lahan maupun legalitas secara tata ruang. Relokasi dapat
dilakukan secara ex situ maupun in situ.

D. PEMBANGUNAN BARU (New Development)


Merupakan upaya pengembangan permukiman baru untuk memenuhi kebutuhan
permukiman yang terus meningkat. New site development dapat dilakukan diantaranya
dengan pengembangan perumahan baru, penyiapan lahan yang sudah terakses
infrastruktur dan jaminana legalitas (site and services) dalam bentuk kasiba dan lisiba.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 33 -
BAB III
INDIKASI PROGRAM

BUKU 3

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 34 -
3.1 Strategi Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Strategi Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) disusun


untuk lebih memudahkan pengimplementasian kebijakan yang sudah digariskan.
Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman (PKP) akan dicapai melalui beberapa
strategi seperti di bawah ini ;

1. Penanganan dan pengembangan permukiman


a) Mengurangi Luasan Permukiman Kumuh Sesuai SK Bupati Kabupaten Belitung
Timur SK No.188.45-400 Tahun 2018 seluas 55,78 Ha.
b) Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman untuk mencegah timbulnya
kawasan permukiman kumuh baru.
c) Mengurangi Rumah Tidak Layak Huni secara bertahap.
d) Mengembangkan permukiman sesuai dengan tipologi (Pusat Wilayah, Tepi Sungai,
Nelayan, Perkebunan, Tambang).
e) Mengembangkan pusat-pusat permukiman menjadi wilayah kecil (small town).

2. Penyiapan Lahan untuk pengembangan kawasan permukiman


a) Mengarahkan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman sesuai dengan
arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung Timur
b) Menyediakan bank lahan untuk pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman
c) Mengembangkan kawasan siap bangun (site & services) bersama dengan stakeholder
terkait
d) Mengoptimalkan lahan yang dimiliki pemerintah untuk penyediaan perumahan
formal bersifat vertikal

3. Penyiapan Infrastruktur permukiman


a) Penyiapan infrastruktur dasar permukiman di tiap sistem permukiman
b) Pengembangan infrastruktur hijau kawasan permukiman
c) Pengintegrasian infrastruktur kawasan permukiman terhadap sistem wilayah
d) Pengembangan infrastruktur untuk mengarahkan pembangunan (infrastructure led
development)

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 35 -
4. Penyiapan dan pengembangan skema pembiayaan
a) Penyusunan regulasi dan deregulasi peraturan untuk mempermudah investasi di
sektor pembangunan perumahan
b) Penyusunan insentif dan disinsentif untuk pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman
c) Pengembangan sistem government guarantee fund untuk pengembangan perumahan
dan kawasan permukiman terutama untuk permukiman yang ditujukan kepada
MBR serta masyarakat yang tidak memiliki akses ke bank.
d) Penyaluran dana hibah dan CSR untuk pengembangan social housing di kawasan
perwilayahan.
5. Penyiapan dan pengembangan kelembagaan yang kreatif
a) Pengembangan lembaga satu atap dalam penyelenggaraan pembangunan
perumahan dan pengembangan kawasan permukiman.
b) Pengoptimalan peran dan fungsi lembaga satu atap dalam kerjasama dan
pembiayaan pembangunan perumahan dan pengembangan kawasan permukiman.

3.2 Indikasi Program Pelaksanaan RP3KP Kabupaten Belitung Timur

Program penanganan permasalahan dan pengembangan perumahan dan kawasan


permukiman Kabupaten Belitung Timur, disusun berdasarkan perumusan potensi dan
permasalahan yang dimiliki. Klasifikasi penanganan terdiri atas 3 klasifikasi yaitu
pembangunan perumahan baru, peningkatan kualitas, dan pembangunan dan peningkatan
kawasan permukiman khusus.

1) PEMBANGUNAN BARU PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


Pembangunan baru dilaksanakan oleh semua pihak terkait yaitu pemerintah, masyarakat,
dan swasta yang bersama-sama bergerak untuk mengurangi backlog perumahan dan
memenuhi demand yang ada.

Tipologi perumahan dapat berupa landed maupun vertical, rumah tunggal maupun
nontunggal, rumah sewa maupun milik. Dalam pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman tidak hanya membangun hunian, tetapi juga mengembangkan infrastruktur
dan fasilitas yang akan melayani di dalam system tersebut.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 36 -
Dalam program pembangunan baru tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga system yang
dikembangkan diantaranya system informasi management, system perijinan, dan system
pembiayaan

2) PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


Peningkatan kualitas perumahan dan kawasan permukiman dilkakukan pada kawasan
eksisting baik yang dalam kondisi baik maupuan yang mengalami permasalahan.
Diantaranya adalah penanganan kawasan permukiman kumuh, penanganan RTLH
(Rumah Tidak Layak Huni), upgrading perkampungan perkotaan dan perdesaan, serta
pencegahan perumahan swadaya sehingga tidak mengalami kekumuhan.

Klasifikasi program ini memiliki tugas terbesar karena juga akan melakukan penanganan
secara nonfisik yaitu pemberdayaan, pendampingan, dsb. Sedangkan penanganan fisik
yang dilakukan adalah penanganan infrastruktur yang bersifat basic need (7 H + 1),
penghijauan kawasan, dan peningkatan sarana lingkungan perumahan.

3) PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS


Terdapat 3 kategori permukiman khusus yang akan dilakukan treatment secara khusus
yaitu; permukiman tepi air, permukiman industry/Perkebunan, dan permukiman yang
bernilai adat/tradisonal dan bernilai sejarah.

Program yang akan dikemabngkan adalah bersifat basic need (7 H + 1), penghijauan
kawasan, dan peningkatan sarana lingkungan perumahan. Selain itu juga akan dilakukan
upaya pembiayaan dari beberapa sector diantaranya CSR Swasta, Investasi Swasta,
HIbah, dsb.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 37 -
TABEL 3. 1 INDIKASI PROGRAM KAWASAN PERMUKIMAN

PENANGGUNG SUMBER
NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM LOKASI
JAWAB PEMBIAYAAN
1 Penetapan Lokasi a. Penetapan Peta Lokasi Pengembangan Kawasan - BP4D, Dinas Perumahan APBD Kab
Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) yang disahkan melalui perda. Rakyat dan Kawasan
Permukiman Baru (new Perukiman,
development)
2 Penyusunan database a. Pembuatan Sistem Informasi Manajemen (SIM) - BP4D, Dinas Perumahan APBD Kab
permukiman yang Pengembangan Perumahan dan Kawasan Rakyat dan Kawasan
updateable Permukiman Perukiman, Dinas PUPR
- Backlog permukiman
- Sebaran Lokasi Permukiman Formal
- Peta Rencana pengembangan permukiman
di tiap sIstem permukiman
- Peta Rencana Pengembangan Jaringan
Infrastruktur Permukiman
b. Integrasi SIM Tata Ruang dengan SIM - BP4D, Dinas Perumahan APBD Kab
Pengembangan Permukiman Rakyat dan Kawasan
-Advice planning Perukiman, Dinas PUPR,
-Surat keterangan kesesuaian tata ruang BPN
-Surat ijin pemanfaatan ruang
3 Percepatan Proses a. Pembentukan lembaga perijinan pengembangan - BP4D, Dinas Perumahan APBD Kab
Perijinan Pembangunan perumahan yang terpadu Rakyat dan Kawasan
Perumahan Perukiman, Badan
Penanaman Modal dan
Pelayanan Satu Pintu
b. Penyusunan SIM Perijinan Pengembangan - BP4D, Dinas Perumahan APBD Kab
Perumahan Rakyat dan Kawasan
Perukiman, Badan
Penanaman Modal dan
Pelayanan Satu Pintu

BUKU 3 - 38 -
PENANGGUNG SUMBER
NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM LOKASI
JAWAB PEMBIAYAAN
4 Pengembangan a. Pengembangan Jaringan Jalan Seluruh Dinas PUPR, Dinas APBN, APBD
Infrastruktur Utama -Peningkatan Kualitas Kecamatan Perumahan Rakyat dan Prov, APBD Kab,
Kawasan Permukiman di -Penguatan kerangka jalan Kawasan Perukiman Swasta
6 sistem permukiman -Pembangunan jalan baru
(Infrastructure Led
Development)
b. Pengembangan system drainase Utama Dinas PUPR, APBN, APBD
-Peningkatan kualitas Prov, APBD Kab,
-Pembangunan jaringan baru Swasta
c. Pengembangan Jaringan Air Bersih Utama. Seluruh Dinas PUPR, PDAM APBN, APBD
-Pengembangan jaringan air bersih Kecamatan Prov, APBD Kab,
-Pembangunan hydran umum CSR, Grant

d. Pengembangan Jaringan Persampahan Utama Seluruh APBN, APBD


-Pembangunan TPST Kecamatan Dinas PUPR, Dinas Prov, APBD Kab,
Perumahan Rakyat dan CSR, Grant
Kawasan Perukiman,
Dinas Lingkungan
Hidup, Swasta
e. Pengembangan Jaringan Sanitasi Utama, Seluruh APBN, APBD
-Pengemban IPAL pada kawasan permukiman Kecamatan Prov, APBD Kab,
padat dan tepi air CSR, Grant

5 Penjaminan terhadap a. Pengembangan koperasi yang berbadan hukum BP4D, Dinas Perumahan APBN, APBD
masyarakat yang tidak untuk memanfaatkan dana bergulir pembangunan Rakyat dan Kawasan Prov, APBD Kab,
bankable rumah Perukiman, Dinas pinjaman
Perindustrian
Perdagangan Koperasi
dan Usaha Mikro, NGO

BUKU 3 - 39 -
PENANGGUNG SUMBER
NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM LOKASI
JAWAB PEMBIAYAAN
b. Penyiapan dana jaminan pemilikan rumah oleh Kawasan BP4D, Dinas Perumahan APBN, APBD
pemerintah pada bank yang memberikan kredit perkotaan Rakyat dan Kawasan Prov, APBD Kab,
Perukiman,, Swasta, Loan, Grant
NGO
6 Pengembangan a. Pembangunan social housing di sekitar pasar dan Kawasan Dinas PUPR, Dinas APBN, APBD
Perumahan bagi pelabuhan perkotaan Perumahan Rakyat dan Kab, CSR
masyarakat yang tidak Kawasan Perukiman,
affordable Dinas Lingkungan
Hidup, Swasta
b. Pembangunan jaringan transportasi murah Seluruh BP4D, Dinas PUPR Kab, APBN, APBD
dengan konsep TOD untuk mengurangi household Kecamatan Dinas Perhubungan Kab
expenditure
c. Pembangunan infrastruktur permukiman untuk Seluruh BP4D, Dinas PUPR Kab, APBN, APBD
mengurangi household expenditure Kecamatan Dinas Perhubungan Prov, APBD Kab

7 Penyediaan bank lahan a. Pembelian cadangan tanah (land bank) untuk Kawasan BP4D, Badan Pendapatan APBD Kab
(Land bank) untuk PKP pengembangan perumahan dan kawasan perkotaan dan Keuangan Daerah,
permukiman BUMD

b. Pengembangan infrastruktur sebagai kerangka Kawasan BP4D, Dinas PUPR APBN


kawasan permukiman secara bertahap perkotaan
8 Kerjasama dengan a. Bapertarum untuk pengembangsn perumahan Seluruh BP4D Dinas PUPR, Dinas APBN, APBD
lembaga terkait untuk buat PNS Kecamatan Perumahan Rakyat dan Prov, APBD Kab
pengembangan kawasan Kawasan Perukiman ,
perumahan Swasta
b. Pengembang perumahan (developer) untuk Seluruh BP4D, Dinas PUPR, Dinas APBN, APBD
pengembangan Kasiba/lisiba Kecamatan Perumahan Rakyat dan Prov, APBD Kab,
Kawasan Perukiman swasta
c. Pengelola/investor Kawasan industry untuk - Dinas Perindustrian APBN, APBD
penyediaan perumahan pekerja Perdagangan, Koperasi Prov, APBD Kab,
dan Usaha Mikro, Dinas swasta

BUKU 3 - 40 -
PENANGGUNG SUMBER
NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM LOKASI
JAWAB PEMBIAYAAN
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
d. Optimalisasi CSR untuk pengembangan kawasan Seluruh BP4D, Dinas PUPR, CSR
permukiman Kecamatan Swasta

9 Penyediaan sarana dan a. Pengembangan sarana skala kota di tiap pusat kawasan pusat BP4D, Dinas PUPR, Dinas APBN, APBD
RTH kecamatan untuk membentuk small town yang pertumbuhan Perumahan Rakyat dan Prov, APBD Kab
compact. Kawasan Perukiman

b. Pembangunan sarana skala permukiman (lokal) di Seluruh Bappeda Kab, Dinas APBN, APBD
tiap subsistem permukiman Kecamatan PUPR Kab, Diskominfo Prov, APBD Kab

c. Pembangunan Ruang Terbuka / Taman kota di Seluruh Dinas PUPR, Dinas APBN, APBD
tiap sistem permukiman Kecamatan Perumahan Rakyat dan Prov, APBD Kab
Kawasan Perukiman
d. Optimalisasi ruang terbuka hijau yang ada seperti Seluruh BP4D, Dinas PUPR, Dinas APBN, APBD
: Lapangan olah raga, pemakaman, pekarangan Kecamatan Perumahan Rakyat dan Prov, APBD Kab
dan halaman, fasilitas, sempadan sungai dan Kawasan Perukiman,
perairan, sempadan jalan, dsb Dinas Lingkungan
Hidup, Dinas
Kepemudaan dan
Olahraga
10 Pengaturan dan a. Pengaturan intensitas pemanfaatan ruang Seluruh BP4D, Dinas PUPR, Dinas APBD Kab
pengawasan pelaksanaan kawasan permukiman Kecamatan Perumahan Rakyat dan
penataan ruang kawasan -KDB Kawasan Perukiman
permukiman -KLB
-GSB
-KDH
b. Monitoring pelaksanaan pembangunan kawasan Seluruh BP4D, Dinas PUPR, Dinas APBD Kab
perumahan Kecamatan Perumahan Rakyat dan
Kawasan Perukiman
Sumber : Hasil Analisa, RP3KP Tahun 2018

BUKU 3 - 41 -
TABEL 3. 2 INDIKASI PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

SUMBER
NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM LOKASI PENANGGUNG JAWAB
PEMBIAYAAN
1 Pengurangan a. Peningkatan kualitas (upgrading) Sesuai SK Kumuh Bupati BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
& Infrastruktur Dasar Rakyat dan Kawasan Perukiman Prov, APBD Kab,
Pencegahan Permukiman kawasan Swasta
Luasan permukiman kumuh yang
Kawasan bersifat basic need (7 H + 1)
Permukiman b. Pemberdayaan ekonomi Sesuai SK Kumuh Bupati BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
Kumuh masyarakat pada kawasan Rakyat dan Kawasan Perukiman Prov, APBD Kab,
permukiman kumuh Swasta
c. Akses MBR untuk mendapatkan Sesuai SK Kumuh Bupati BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
kredit kepemilikan rumah layak Rakyat dan Kawasan Perukiman, Prov, APBD Kab,
dan rehabilitasi rumah BUMN Swasta
d. Penambahan RTH & Sesuai SK Kumuh Bupati Dinas PUPR Kab, Dinas Perumahan APBN, APBD
penghijauan kawasan Rakyat dan Kawasan Perukiman Prov, APBD Kab,
permukiman kumuh Swasta
2 Pengurangan a. Bantuan Sosial Perbaikan Seluruh Kecamatan BP4D, Dinas Perumahan Rakyat dan APBN, APBD
RTLH secara Rumah Tidak Layak Huni Kawasan Perukiman, Dinas Sosial Prov, APBD Kab
bertahap (RTLH) dan Ketenagakerjaan
b. Pendampingan pelaksanaan Seluruh Kecamatan BP4D, Dinas Perumahan Rakyat dan APBD Kab
perbaikan RTLH sehingga Kawasan Perukiman, Dinas Sosial
efisien dan tepat sasaran dan Ketenagakerjaan
3 Penanganan a. Sosialisasi kepada warga yang tersebar di seluruh kecamatan BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
Kawasan berada pada kawasan yang Rakyat dan Kawasan Perukiman Prov, APBD Kab
permukiman tidak sesuai peruntukan
yang tidak b. Penerapan Zerro Growth dan tersebar di seluruh kecamatan BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
sesuai controlled zone dalam Rakyat dan Kawasan Perukiman Prov, APBD Kab
peruntukan pengembangan kawasan
permukiman yang tidak sesuai
peruntukan

BUKU 3 - 42 -
SUMBER
NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM LOKASI PENANGGUNG JAWAB
PEMBIAYAAN
c. Pengawasan pembangunan tersebar di seluruh kecamatan BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
perumahan pada kawasan yang Rakyat dan Kawasan Perukiman Prov, APBD Kab
tidak sesuai tata ruang
4 Penanganan a. Penanganan permasalahan dan SK Bupati BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
Kawasan pengembangan kawasan Rakyat dan Kawasan Perukiman Prov, APBD Kab
permukiman permukiman yang berbasis
rawan mitigasi Banjir di tepian sungai
bencana b. Penanganan permasalahan dan SK Bupati BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
pengembangan kawasan Rakyat dan Kawasan Perukiman Prov, APBD Kab
permukiman yang berbasis
mitigasi bencana gelombang
dan air pasang di kawasan
permukiman pesisir pantai
5 Upgrading a. Peningkatan kualitas (upgrading) Seluruh Kecamatan Bappeda Kab, Dinas PUPR Kab, Dinas APBN, APBD
Kampung Infrastruktur Dasar Perkim Kab Prov, APBD Kab
Kota Permukiman yang bersifat basic
need (7 H + 1)
b. Penambahan RTH & Seluruh Kecamatan BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
penghijauan kawasan Rakyat dan Kawasan Perukiman Prov, APBD Kab
permukiman kumuh
6 Upgrading a. Peningkatan kualitas Seluruh Kecamatan BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
Permukiman (upgrading) Infrastruktur Dasar Rakyat dan Kawasan Perukiman Prov, APBD Kab
Perdesaan Permukiman yang bersifat basic
(Pendukung need (7 H + 1)
Pertanian) b. Pengembangan jaringan jalan Seluruh Kecamatan BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
(farmland menuju kawasan pertanian Rakyat dan Kawasan Perukiman Prov, APBD Kab
housing) c. Pengembangan sarana dan Seluruh Kecamatan BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
prasarana pendukung produksi Rakyat dan Kawasan Perukiman, Prov, APBD Kab
pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan

BUKU 3 - 43 -
SUMBER
NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM LOKASI PENANGGUNG JAWAB
PEMBIAYAAN
7 Upgrading a. Peningkatan kualitas SK Bupati BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
Permukiman (upgrading) Infrastruktur Dasar Rakyat dan Kawasan Perukiman, Prov, APBD Kab
Pendukung Permukiman yang bersifat basic Dinas Pariwisata
pariwisata need (7 H + 1)
b. Pengembangan jaringan jalan BP4D, Dinas PUPR APBN, APBD
menuju kawasan pariwisata Prov, APBD Kab
c. Pengembangan sarana dan Dinas PUPR, Dinas Pariwisata APBN, APBD
prasarana pendukung Prov, APBD Kab
pariwisata
8 Upgrading a. Peningkatan kualitas (upgrading) Seluruh Kecamatan BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
Permukiman Infrastruktur Dasar Rakyat dan Kawasan Perukiman, Prov, APBD Kab
Pendukung Permukiman yang bersifat basic Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pertanian need (7 H + 1) Pangan
dan b. Pengembangan jaringan jalan Seluruh Kecamatan Dinas PUPR, Dinas Pertanian dan APBN, APBD
Peternakan menuju kawasan peternakan Ketahanan Pangan Prov, APBD Kab
yang c. Pengembangan sarana dan Seluruh Kecamatan Dinas PUPR, Dinas Pertanian dan APBN, APBD
menjadi satu prasarana pendukung Ketahanan Pangan Prov, APBD Kab
sistem peternakan
dengan
farmland

9 Upgrading a. Peningkatan kualitas Kecamatan Pesisir BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
Permukiman (upgrading) Infrastruktur Dasar Rakyat dan Kawasan Perukiman, Prov, APBD Kab
Pendukung Permukiman yang bersifat basic Dinas Kelautan Dan Perikanan
nelayan need (7 H + 1)
b. Pengembangan jaringan jalan Kecamatan Pesisir Dinas PUPR, Dinas Kelautan Dan APBN, APBD
menuju kawasan perikanan Perikanan Prov, APBD Kab
c. Pengembangan sarana dan Kecamatan Pesisir Dinas PUPR, Dinas Kelautan Dan APBN, APBD
prasarana pendukung Perikanan Prov, APBD Kab
Perikanan

BUKU 3 - 44 -
SUMBER
NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM LOKASI PENANGGUNG JAWAB
PEMBIAYAAN
10 Peningkatan a. Peningkatan kualitas (upgrading) SK Bupati BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
Kualitas Infrastruktur Dasar Rakyat dan Kawasan Perukiman, Prov, APBD Kab,
Kampung Permukiman yang bersifat basic Dinas Kepariwisataan CSR
bersejarah, need (7 H + 1)
Rumah Adat b. Peningkatan kualitas BP4D, Dinas Perumahan Rakyat dan APBN, APBD
dan Rumah lingkungan kampung bersejarah Kawasan Perukiman, Dinas Prov, APBD Kab,
Tradisional Kepariwisataan CSR
c. Revitalisasi kawasan kampung BP4D, Dinas Perumahan Rakyat dan APBN, APBD
bersejarah (sekitar istana) Kawasan Perukiman, Dinas Prov, APBD Kab,
Kepariwisataan CSR
11 Peningkatan a. Pengembangan Jaringan Jalan Seluruh Kecamatan Dinas PUPR Kab APBN, APBD
Kualitas -Peningkatan Kualitas Prov, APBD Kab
Infrastruktur -Penguatan kerangka jalan
Permukiman -Pembangunan jalan baru
b. Pengembangan system drainase Seluruh Kecamatan Dinas PUPR Kab APBN, APBD
Utama Prov, APBD Kab
-Peningkatan kualitas
-Pembangunan jaringan baru
c. Pengembangan Jaringan Air Seluruh Kecamatan Dinas PUPR Kab, PDAM, Swasta APBN, APBD
Bersih Utama. Prov, APBD Kab,
-Pengembangan jaringan air CSR, Grant
bersih
-Pembangunan hydran umum
d. Pengembangan Jaringan Seluruh Kecamatan Dinas PUPR Kab, Dinas Lingkungan APBN, APBD
Persampahan Utama Hidup Prov, APBD Kab
-Pembangunan TPS
e. Pengembangan Jaringan Seluruh Kecamatan Dinas PUPR, Dinas Lingkungan APBN, APBD
Sanitasi Utama Hidup, Swasta Prov, APBD Kab,
-Pengembangan IPAL pada CSR, Grant
kawasan permukiman padat
dan tepi air

BUKU 3 - 45 -
SUMBER
NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM LOKASI PENANGGUNG JAWAB
PEMBIAYAAN
12 Penyediaan a. Pengembangan sarana skala kawasan pusat pertumbuhan BP4D, Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
sarana dan kota di tiap pusat kecamatan Rakyat dan Kawasan Perukiman, Prov, APBD Kab
RTH untuk membentuk small town
yang compact.
b. Pembangunan sarana skala Seluruh Kecamatan Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
permukiman (lokal) di tiap Rakyat dan Kawasan Perukiman, Prov, APBD Kab
subsistem permukiman
c. Optimalisasi ruang terbuka Seluruh Kecamatan Dinas PUPR, Dinas Perumahan APBN, APBD
hijau yang ada seperti : Rakyat dan Kawasan Perukiman, Prov, APBD Kab
Lapangan olah raga, Dinas Kepemudaan dan Olah Raga,
pemakaman, pekarangan dan Dinas Lingkungan Hidup
halaman fasilitas, sempadan
sungai dan perairan, sempadan
jalan, dsb
d. Program Pembangunan dan Seluruh Kecamatan Dinas Perkim APBD Kab
Peningkatan Kualitas Kawasan
Permukiman dan Pengelolaan
Areal Pemakaman
13 Pembiayaan a. Pengembangan dana Bergulir Seluruh Kecamatan BP4D, Dinas Perumahan Rakyat dan APBN, APBD
Perbaikan perbaikan rumah swadaya Kawasan Perukiman Prov, APBD Kab
Rumah
Swadaya
b. Penyaluran CSR untuk Seluruh Kecamatan BP4D, Dinas Perumahan Rakyat dan APBN, APBD
perbaikan rumah swadaya Kawasan Perukiman Prov, APBD Kab
khususnya buat MBR
Sumber : Hasil Analisa, RP3KP Tahun 2018

BUKU 3 - 46 -
Tabel 3. 3 INDIKASI PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS

SUMBER
NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM LOKASI PENANGGUNG JAWAB
PEMBIAYAAN

1 Pengembangan Rumah Layak Huni dan PSU Seluruh Kecamatan BP4D, Dinas PUPR, Dinas APBN, APBD Prov,
Perumahan Perumahan Perumahan Rakyat dan APBD Kab,
Kawasan Perukiman, Swasta InvestasiSwasta

2 Pengembangan a. Pembangunan dormitory (rusun Dinas Perumahan Rakyat dan APBN, APBD Prov,
kawasan permukiman sewa pekerja) kawasan industri Kawasan Perukiman, Dinas APBD Kab, Investasi
industri Perindustrian Perdagangan Swasta, CSR
b. Pengembangan perumahan landed
Koperasi dan Usaha Mikro,
untuk pekerja industri
Swasta
c. Pembangunan social housing
untuk pendukung kawasan
industri

d. Penyediaan transportasi umum Dinas PUPR, Swasta


menuju kawasan industry yang
terjangkau

3 Penanganan a. Pembatasan perkembangan Permukiman Pesisir BP4D, Dinas PUPR, Dinas APBN, APBD Prov,
Permukiman Tepi Air permukiman tepi air (zero growth) Pantai, Sungai Perumahan Rakyat dan APBD Kab, Investasi
Kawasan Perukiman, Swasta Swasta, CSR

b. Perbaikan system sanitasi Permukiman Pesisir BP4D, Dinas PUPR, Dinas APBN, APBD Prov,
permukiman tepi air Pantai, Sungai Perumahan Rakyat dan APBD Kab, CSR
Kawasan Perukiman, Dinas
c. Perbaikan system persampahan Permukiman Pesisir APBN, APBD Prov,
Lingkungan Hidup, Swasta
permukiman tepi air Pantai, Sungai APBD Kab, CSR

BUKU 3 - 47 -
SUMBER
NO STRATEGI INDIKASI PROGRAM LOKASI PENANGGUNG JAWAB
PEMBIAYAAN

4 Peningkatan Kualitas a. Peningkatan kualitas (upgrading) BP4D, Dinas PUPR, Dinas APBN, APBD Prov,
Kampung bersejarah / Infrastruktur Dasar Permukiman Perumahan Rakyat dan APBD Kab, CSR
Rumah Adat / yang bersifat basic need (7 H + 1) Kawasan Perukiman, Dinas
Tradisional Pariwisata, Swasta
b, Peningkatan kualitas lingkungan
melalui penghijauan, dsb

c. Revitalisasi kawasan kampung


bersejarah (sekitar istana)

5 Peningkatan Mutu a. Program pendidikan anak usia Seluruh Kecamatan Dinas Pendidikan dan APBD Kab, CSR
(sarana dan Prasarana) dini (PAUD) Kebudayaan, Swasta
pendidikan
b. Pogram pendidikan Non formal Seluruh Kecamatan APBD Kab, CSR

c. Program Pendidikan Sekolah Seluruh Kecamatan APBD Kab, CSR


Dasar

d. Program Pendidikan Sekolah Seluruh Kecamatan APBD Kab, CSR


Menengah Pertama

e. Program Pendidikan Sekolah Seluruh Kecamatan APBD Prov, CSR


Menengah Atas

6 Peningkatan Mutu dan a. Program Pengadaan, Peningkatan Seluruh Kecamatan Kementerian Kesehatan, Dinas APBN PUSAT, APBD
Akses Pelayanan Sarana dan Prasarana Rumah Kesehatan, Swasta Kab, CSR
kesehatan Sakit

Sumber : Hasil Analisa, RP3KP Tahun 2018

BUKU 3 - 48 -
BAB IV
KELEMBAGAAN

BUKU 3

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 49 -
4.1 Pengaturan, Pemanfaatan Dan Pengendalian Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

Kelembagaan perumahan dan permukiman di Kabupaten Belitung Timur dalam


menetapkan peraturan dan pemanfaatan dalam penyelenggaraan pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman membutuhkan penguatan dari lembaga
yang sudah ada khususnya untuk kelembagaan yang secara struktural. Kelembagaan yang
secara struktural terdiri dari SKPD yang terkait dengan penyelenggaraan pembangunan
perumahan dan permukiman.
Bentuk penguatan kelembagaan ini antara lain :
• Koordinasi antar SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan dan
permukiman seperti perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan.
• Untuk pengawasan untuk pembangunan perumahan dan permukiman perlu adanya
ketegasan dan sanksi bagi pihak yang melanggar pembangunan perumahan ini yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
• Kerjasama dan koordinasi dengan kabupaten lain yang terletak di sekitar Kabupaten
Belitung Timur untuk membuat kebijakan dalam pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman]
• Menyusun regulasi tentang penyelenggaraan pembangunan perumahan dan
permukiman baik internal di pemerintahan Kabupaten Belitung Timur maupun secara
eksternal dengan kabupaten lain.

Untuk kelembagaan yang non struktural membutuhkan dukungan dari semua


stakeholder yang terkait dengan perumahan dan permukiman. Adapun bentuk kelembagaan
non struktural diarahkan :
• Pendampingan dari pemerintah dan LSM dalam penyelenggaraan pembangunan
perumahan dan permukiman.
• Penguatan kelembagaan yang sudah ada dengan cara adanya koordinasi dengan
pemerintah wilayah dalam setiap kegiatannya.
• Membentuk lembaga baru di tingkat wilayah agar dapat mengkoordinasikan kegiatan
perumahan dan permukiman secara terorganisir dengan baik.
Pengendalian pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman sebagaimana amanat dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman pada pasal (81) tentang pengendalian dan kawasan

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 50 -
permukiman. Dijelaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya bertanggung jawab melaksanakan pengendalian dalam penyelenggaraan
kawasan permukiman.
Adapun tujuan dari pengendalian tersebut, agar dalam penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman dimaksudkan untuk:
a) menjamin pelaksanaan pembangunan permukiman dan pemanfaatan permukiman sesuai
dengan rencana kawasan permukiman;
b) mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
dan
c) mencegah terjadinya tumbuh dan berkembangnya lingkungan hunian yang tidak
terencana dan tidak teratur.
Selanjutnya dijelaskan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah dan
pemerintah daerah dilakukan mulai tahap perencanaan, pembangunan dan pemanfaatan.
Pengendalian kawasan permukiman dilakukan pada lingkungan hunian perwilayahan dan
lingkungan hunian perdesaan. Pengendalian lingkungan hunian perwilayahan dilakukan pada
pengembangan perwilayahan dan perwilayahan baru, sedangkan lingkungan hunian
perdesaan dilakukan pada pengembangan perdesaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi,
social/budaya perdesaan.
Pengendalian pada tahap perencanaan dilakukan dengan mengawasi rencana
penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum sesuai dengan standar pelayanan minimal
dan memberikan batas zonasi lingkungan hunian dan tempat kegiatan pendukung.
Pengendalian ini dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
Pada tahap pembangunan, dilakukan pengawasan dan pengendalian dengan tujuan
untuk menjaga kualitas pembangunan permukiman, yang dilakukan meliputi kegiatan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Pemantauan yang dilakukan merupakan kegiatan
pengamatan langsung terhadap penyelenggaraan kawasan permukiman secara langsung, tidak
langsung dan/atau melalui laporan masyarakat.

4.2 Pengaturan Mekanisme Intensif Dan Disintensif

Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan pada saat pemanfaatan sebagai
wujud dari pengendalian kawasan permukiman. Adapun pemberian insentif dan disinsentif
dapat dilakukan oleh:

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 51 -
Pemerintah kepada pemerintah daerah;
a) pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya;
b) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada badan hukum; atau
c) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada masyarakat.

Pemberian insentif dan disinsentif dalam penataan ruang diselenggarakan untuk:


a) meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka mewujudkan tata
ruang sesuai dengan rencana tata ruang;
b) memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang agar sejalan dengan rencana tata ruang; dan
c) meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan dalam rangka pemanfaatan
ruang yang sejalan dengan rencana tata ruang.

Bentuk dan Tata Cara Pemberian Insentif


Insentif dapat diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang didorong
pengembangannya. Insentif diberikan dengan tetap menghormati hak orang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,


pemberian insentif berupa:
a) insentif perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan;
b) pemberian kompensasi;
c) subsidi silang;
d) pembangunan serta pengadaan prasarana, sarana, dan utilitas umum; dan/atau
e) kemudahan prosedur perizinan.

Sedangkan berdasarkan PP Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang,


insentif dapat berupa insentif fiskal dan/atau insentif non fiskal. Insentif fiskal dapat berupa:
pemberian keringanan pajak dan/atau penguranganretribusi. Insentif non fiskal dapat berupa:
a) pemberian kompensasi;
b) subsidi silang;
c) kemudahan perizinan;
d) imbalan;
e) sewa ruang;
f) urun saham;
RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 52 -
g) penyediaan prasarana dan sarana;
h) penghargaan; dan/atau
i) publikasi atau promosi.

Insentif dari Pemerintah kepada pemerintah daerah dapat berupa


a) subsidi silang;
b) kemudahan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh
Pemerintah;
c) penyediaan prasarana dan sarana di daerah;
d) pemberiankompensasi;
e) penghargaan dan fasilitasi; dan/atau
f) publikasi atau promosi daerah.

Insentif dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada masyarakat dapat berupa:
a) pemberian keringanan pajak;
b) pemberian kompensasi;
c) pengurangan retribusi;
d) imbalan;
e) sewa ruang;
f) urun saham;
g) penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau
h) kemudahan perizinan.

Mekanisme pemberian insentif yang berasal dari pemerintah daerah kabupaten diatur dengan
peraturan bupati.

- Bentuk dan Tata Cara Pemberian Disinsentif


Disinsentif diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang dibatasi
pengembangannya. Disinsentif diberikan dengan tetap menghormati hak orang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Disinsentif menurut UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan


Permukiman Disinsentif berupa:
a) pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan;

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 53 -
b) pengenaan retribusi daerah;
c) pembatasan fasilitasi program dan kegiatan bidang perumahan dan kawasan
permukiman dan/atau
d) pengenaan kompensasi.

Sedangkan menurut PP Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang,


disinsetif dapat berupa disinsentif fiskal dan disinsentif non fiskal. Disinsentif fiskal berupa
pengenaan pajak yang tinggi. Disinsentif non fiskal berupa:
a) kewajiban memberi kompensasi;
b) pensyaratan khusus dalam perizinan;
c) kewajiban memberi imbalan; dan/atau
d) pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.

Disinsentif dari Pemerintah kepada pemerintah daerah dapat diberikan dalam bentuk:
a) pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan
oleh Pemerintah
b) pembatasan penyediaan prasarana dan sarana di daerah; dan/atau
c) pemberian status tertentu dari Pemerintah.

Disinsentif dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada masyarakat dapat berupa:
a) kewajiban memberi kompensasi;
b) pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan
oleh Pemerintah dan pemerintah daerah;
c) kewajiban memberi imbalan;
d) pembatasan penyediaan sarana dan prasarana; dan/atau
e) pensyaratan khusus dalam perizinan.

Mekanisme pemberian disinsentif yang berasal dari pemerintah daerah diatur dengan
peraturan Bupati Kabupaten Belitung Timur.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP3KP) KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BUKU 3 TAHUN 2018 - 54 -

Anda mungkin juga menyukai