Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
Bab 5 KONSE
PENGE
5.1. PERUMUSAN TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN
RUANG RTRW KABUPATEN BELU TAHUN 2015-2035
V-1
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
No
Kebijakan Tujuan / Visi
.
sejahtera, dengan tetap memperhatikan aspek
mitigasi bencana.
5. RTRW Kabupaten Balu Tujuan :
Terwujudnya tata ruang kabupaten belu yang
produktif dan berwawasan lingkungan sebagai pusat
distribusi barang dan jasa pada kawasan perbatasan
negara yang berbasis pertanian
6. RPJP Kabupaten Belu Visi :
Belu sebagai kabupaten perbatasan yang maju,
mandiri, adil dan sejahtera 2025
Tujuan / visi dari maing-masing kebijakan tersebut diatas, menghasilkan kata kunci
sebagai berikut :
aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan
maju, mandiri dan adil,
berkualitas, sejahtera dan demokratis,
provinsi kepulauan, maritim, sumber daya alam dan budaya lokal yang terpadu dan
berkelanjutan, masyarakat berkualitas, adil dan sejahtera serta mitigasi bencana,
Produktif, berwawasan lingkungan, pusat distribusi barang dan jasa, perbatasan
negara, berbasis pertanian,
kabupaten perbatasan yang maju, mandiri, adil dan sejahtera
Sehingga rumusan tujuan dari penataan ruang RTRW Kabupaten Belu adalah :
“Terwujudnya tata ruang Kabupaten Belu yang produktif dan berkualitas sebagai
pusat distribusi barang dan jasa dan kawasan perbatasan negara yang maju dan
mandiri berbasis pertanian”.
V-2
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
Pengertian dari tujuan penataan ruang RTRW Kabupaten Belu tersebut di atas
sebagaimana pengertia dari masing-masing kata kunci adalah sebagai berikut :
“Terwujudnya tata ruang Kabupaten Belu yang selalu menghasilkan barang atau jasa yang
mempunyai nilai ekonomi dan berlangsung secara terus menerus dan mempunyai mutu
yang baik sebagai pusat distribusi barang dan jasa dan kawasan perbatasan negara yang
telah mencapai atau berada pada tingkat peradaban yang tinggi dan dapat berdiri sendiri
atau tidak bergantung pada orang lain.”
V-3
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-4
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-5
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-6
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-7
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-8
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-9
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
Pengembangan kota-kota dan hirarki kota terbagi atas kota sebagai pusat
pertumbuhan, pusat pemerintahan dan pusat kegiatan ekonomi dan keterkaitannya
dengan wilayah hinterlandnya. Konsepsi pengembangan di masa datang meliputi :
1. Pengembangan sistem hirarki kota guna meningkatkan struktur pelayanan sebagai
pusat pertumbuhan ataupun pusat permukiman;
2. Pengembangan transportasi darat untuk meningkatkan aksesibilitas ibukota kabupaten
dengan ibukota kecamatan (IKK), antar IKK maupun IKK dengan wilayah
hinterlandnya;
3. Pengembangan transportasi laut sebagai upaya memacu pertumbuhan ekonomi dengan
mendukung pergerakan manusia, barang dan jasa dengan kabupaten/kota lainnya;
4. Pengembangan transportasi udara sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi wilayah
melalui pengembangan kegiatan pariwisata;
5. Pengembangan wilayah Kabupaten Belu dititikberatkan pada kegiatan koleksi dan
distribusi barang dan jasa didalam dan di luar wilayah melalui pengembangan pusat-
pusat kegiatan ekonomi.
6. Mengembangkan potensi-potensi yang memiliki daya saing dan peluang tinggi yang
dimiliki Kabupaten Belu;
7. Pengembangan wilayah perbatasan dalam upaya pengendalian dan pengawasan
penggunaan lahan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka konsep struktur ruang wilayah Kabupaten
Belu adalah sebagai berikut :
1. Sistem perwilayah Kabupaten Belu adalah sebagai berikut:
a. Wilayah Pengembangan I
Perkotaan yang menjadi pusat adalah Kota Atambua
Peran/fungsi sebagai ibukota kabupaten
Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Kota Atambu, Atambua Selatan,
Atambua Barat dan sebagian Kecamatan Tasifeto Timur bagian selatan.
V-10
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
b. Wilayah Pengembangan II
Perkotaan yang menjadi pusat adalah Perkotaan Umarese (Kecamatan
Kalkuluk Mesak),
Peran/fungsi sebagai pusat sub wilayah 2
Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Kalkuluk Mesak dan sebagian
Kecamatan Tasifeto Timur bagian utara.
c. Wilayah Pengembangan III
Perkotaan yang menjadi pusat adalah Perkotaan Kimbana (Kecamatan
Tasefeto Barat),
Peran/fungsi sebagai pusat sub wilayah 3
Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Tasefeto Barat, Kecamatan Nanaet
Duabesi dan Kecamatan Raimanuk.
d. Wilayah Pengembangan IV
Perkotaan yang menjadi pusat adalah Perkotaan Eokpuran (Kecamatan
Lamanen),
Peran/fungsi sebagai pusat sub wilayah 4
Wilayah pendukungnya adalah Kecamatan Lasiolat, Lamaknen Selatan,
Lamaknen, Raihat.
2. Pusat kegiatan pelayanan dan permukiman, adalah sebagai berikut :
a. Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan (PKWp) adalah Kota Atambua
Kota Atambu berfungsi sebagai :
pusat pemerintahan Kabupaten Belu,
pusat pengembangan wilayah Kabupaten Belu,
pusat perdagangan dan jasa skala Kabupaten,
pusat koleksi dan distribusi hasil-hasil bumi dari kecamatan-kecamatan yang
menjadi wilayah pengaruhnya.
Pusat pelayanan umum skala kabupaten.
V-11
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-12
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-13
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-14
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
Lamaknen, Atambua Barat, Atambua Selatan, Kota Atambua, Tasifeto Barat, dan
Raimanuk,
4. Kawasan cagar budaya,
Kawasan cagar budaya di Kabupaten Belu terdiri atas rumah dan perkampungan
adat, yaitu :
a. Rumah Adat Matabesi di Kecamatan Atambua Barat,
b. Rumah Adat Loe Gatal di Kecamatan Lamaknen,
c. Rumah Adat Nualain di Kecamatan Lamaknen Selatan,
d. Rumah Adat Sadan Takirin di Kecamatan Tasifeto Timur,
e. Perkampungan Adat Fatuketi di Kecamatan Kota Atambua, dan
f. Benteng Makes di Kecamatan Lamaknen.
5. Kawasan Pantai Berhutan Bakau,
Merupakan kawasan wilayah pesisir utara yang mempunyai hutan bakau
(mangrove) seluas 779,7 ha berada Kecamatan Kalkuluk Mesak dan Tasifeto Timur.
6. Kawasan Rawan Bencana Alam Longsor,
Berada pada kawasan hutan yang gundul yang berada di semua kawasan di
Kabupaten Belu.
B. Kawasan Budidaya, meliputi:
1. Kawasan Hutan Produksi,
Kawasan hutan produksi seluas 970,85 hektar tersebar di Kecamatan Tasifeto Barat,
Tasifeto Timur dan Atambua Selatan.
2. Kawasan Pertanian,
Kawasan pertanian meliputi:
Lahan pertanian tanaman pangan, meliputi :
o Lahan sawah untuk tanaman padi seluas 5.578 hektar yang tersebar di semua
kecamatan kecuali Kecamatan Atambua Barat dan Lamaknen Selatan.
V-15
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-16
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-17
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-18
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-19
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-20
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
3. Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak terakomodasi di dalam rencana
struktur dan rencana pola ruang;
4. Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kabupaten;
5. Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten.
V-21
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-22
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-23
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
Kawasan strategis ini berfungsi sebagai kawasan untuk kegiatan yang sangat terkait
dengan penjagaan keamanan lingkungan dan kawasan serta sistem pertahanan negara
terhadap kemungkinan ancaman dari luar, sehingga kawasan ini erat hubungannya dengan
aparat TNI dan POLRI sebagai penjaga pertahanan dan keamanan lingkungan serta wilayah
kedaulatan Republik Indonesia.
V-24
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
V-25
Laporan Fakta Dan Analisa
Peninjauan Kembali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belu Tahun 2015-2035
Tahun Anggaran 2015
5.2.3.4. Kawasan Strategis Dari Sudut Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan
Teknologi Tinggi.
Pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dari sudut kepentingan
Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tinggi, yaitu: KSK PLTU Afuik yang
terletak di Desa Dualaus Kecamatan Kakuluk Mesak yang mampu melayani kebutuhan
energi listrik Pulau Timor bagian barat yang meliputi Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka,
Kabupaten TTU, Kabupaten TTS.
V-26