Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI :

ANGGARAN PENDAPATAN

DAN BELANJA DAERAH

PROVINSI BENGKULU PERIODE 2017-2021


1,* 2
Mutiara Rizki Utami Yefriza

1 Development Economics,
Faculty of Economics and Business, Bengkulu University

2 Development Economics,
Faculty of Economics and Business, Bengkulu University

E-mail : Mutiararizkiutami01@gmail.com

ABSTRACT

Kinerja pemerintah daerah dapat dinilai melalui evaluasi kinerja, dengan melakukan analisis keuangan terhadap pelaksanaan APBD yang telah disusun dan dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis tingkat efektivitas dan efisiensi pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi Bengkulu periode 2017-2021. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder berupa laporan realisasi APBD Provinsi Bengkulu periode 2017-2021 yang diperoleh dari berbagai instansi terkait,
seperti Dinas Keuangan Provinsi Bengkulu, Biro Statistik Provinsi Bengkulu, dan laporan anggaran resmi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah . Alat analisis yang digunakan adalah rasio
efektivitas dan rasio efisiensi dimulai dari reduksi data,penyajian data,dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Tingkat efektivitas pengelolaan APBD Provinsi
Bengkulu periode 2017-2021 rata-rata sebesar 91% yang menunjukkan bahwa pengelolaan APBD Provinsi Bengkulu sudah efektif dalam mencapai target pendapatan dan belanja daerah.
Tingkat efisiensi pengelolaan APBD Provinsi Bengkulu periode 2017-2021 rata-rata sebesar 69% yang menunjukkan bahwa pengelolaan APBD Provinsi Bengkulu sudah efisien dalam
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.

Kata kunci: Efektivitas, Efisiensi, APBD, Provinsi Bengkulu

PENDAHULUAN menghadapi wilayah yang luas dan beragam seperti Provinsi Bengkulu. Penggunaan

anggaran pendapatan dan belanja daerah menjadi instrumen kunci dalam melaksanakan
Otonomi daerah adalah Pelimpahan wewenang yang dilimpahkan oleh pemerintah pusat berbagai program pelayanan publik serta membuka peluang bagi partisipasi aktif
kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan berbagai system/program masyarakat setempat dalam mengambil bagian dalam menentukan arah dan
pemerintahan sesuai dengan karakteristik daerahnya. Pemberian otonomi yang luas perkembangan wilayahnya. Oleh karena itu,penting untuk melakukan analisis mendalam
kepada daerah bertujuan untuk mempercepat dan mempermudah pencapaian terhadap analisis efektivitas dan efisiensi anggaran pendapatan dan belanja Provinsi
kesejahteraan masyarakat dengan cara meningkatkan pelayanan dan mendukung Bengkulu selama periode 2017-2021 .
pemberdayaan masyarakat. Selain itu, penyelenggaraan pemerintahan daerah

dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing dengan memperhatikan potensi dan Periode lima tahun tersebut merupakan periode yang signifikan dalam perencanaan dan

keberagaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta pengelolaan keuangan daerah, di mana pemerintah daerah memiliki tanggung jawab

nilai-nilai demokrasi, kesetaraan, keadilan, keistimewaan, dan keutamaan besar dalam mengalokasikan sumber daya publik untuk berbagai program pembangunan

yang mencakup infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan sektor-sektor penting lainnya.


Perancangan anggaran untuk tahun mendatang didasarkan pada kinerja anggaran yang Pada saat yang sama, pentingnya tata kelola yang efektif dan efisien tak bisa dibiarkan.
telah dicapai pada tahun sebelumnya. Kinerja anggaran sebelumnya digunakan sebagai Pemerintah daerah harus memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan dari
acuan dalam menyusun anggaran untuk tahun yang akan datang. Ketiadaan kehati-hatian anggaran pendapatan dan belanja digunakan dengan bijak, menghasilkan dampak yang
dalam menganalisis anggaran yang akan disusun dapat berdampak pada pencapaian hasil signifikan, dan memberikan pelayanan publik yang optimal.
yang sesuai dalam keuangan DPKKAD Provinsi Bengkulu. Ini, pada gilirannya, dapat

mempengaruhi pencapaian kinerja yang optimal. Meskipun memiliki otonomi yang lebih besar dalam mengelola keuangan daerahnya,

Provinsi Bengkulu juga menghadapi berbagai tantangan ekonomi. Perubahan pendapatan


Salah satu provinsi yang mengalamai tantangan dalam implementasi otonomi daerah daerah, fluktuasi ekonomi nasional, dan tekanan fiskal menjadi faktor yang
adalah Provinsi Bengkulu yang merupakan salah satu Provinsi termiskin No.2 di Pulau mempengaruhi kemampuan pemerintah daerah dalam menjalankan program
Sumatera dengan tingkat kemiskinan sebesar 14,43% pada tahun 2021 (Sumber: BPS pembangunan. Oleh karena itu, penting untuk memahami sejauh mana efektivitas dan
Provinsi Bengkulu). Selain itu,tingkat pengangguran,dan ketimpangan pendapatan di efisiensi anggaran pendapatan dan belanja Provinsi Bengkulu periode 2017-2021 dapat
daerah ini juga masih tinggi. Namun Provinsi Bengkulu memiliki tingkat desentraslisasi mengatasi tantangan ini dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil.
fiscal yang cukup tinggi sebesar 0,64% pada tahun 2019. Hal ini menunjukan bahwa

pemerintah daerah memiliki kewenangan yang besar dalam mengelola sumber daya Selain hal itu, dalam rangka pembangunan ekonomi daerah, perlu ditekankan penerapan

keuangannya. Pembangunan dan pengelolaan keuangan daerah menjadi inti dari tata kebijakan yang mengoptimalkan karakteristik unik dan potensi lokal. Provinsi Bengkulu

kelola pemerintahan yang baik di dalam suatu daerah tersebut, terutama ketika memiliki keunikan dan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya

1
fisik yang harus dimaksimalkan dalam upaya pembangunan. Oleh karena itu, analisis Struktur APBD yang didasarkan kebijakan penyusunan anggaran menurut (Halim dan

efektivitas dan efisiensi anggaran pendapatan dan belanja harus mencerminkan Iqbal (2012:85) terdiri atas :

karakteristik daerah ini, dengan memanfaatkan potensi sumber daya secara lokal.
1. Pendapatan

Dalam menghadapi berbagai tantangan ini, pengelolaan keuangan daerah yang efisien 2. Belanja
dan efektif menjadi kunci. Dana pembangunan yang berasal dari Anggaran Pendapatan
3. Pembiayaan
dan Belanja Daerah (APBD) menjadi fondasi bagi pelaksanaan berbagai program

pembangunan. Namun, seringkali terjadi ketidaksesuaian antara target dan realisasi Pendapatan daerah meliputi seluruh uang yang ada Dalam rekening kas umum daerah,

penggunaan anggaran daerah. Hal ini mengundang pertanyaan yang perlu dijawab, yaitu terdapat dua komponen penting yang perlu diperhatikan. Pertama, ada pendapatan daerah

mengapa terjadi ketidaksesuaian ini dan bagaimana cara memperbaiki pengelolaan yang bertambahkan kekayaan daerah, dan merupakan hak dari suatu daerah dalam satu

keuangan daerah sehingga dana pembangunan dapat tersedia dengan lebih baik dan tahun anggaran, tidak akan dikembalikan oleh daerah tersebut. Kedua, terdapat belanja

berkelanjutan. daerah yang mencakup semua pengeluaran uang dari rekening kas umum daerah yang

mengurangi kekayaan daerah, dan merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
Menganalisis pengeluaran daerah menjadi sangat penting dalam menilai Apakah
anggaran, yang tidak dapat dikembalikan oleh daerah. Selain itu, ada juga pembiayaan
pemerintah daerah telah memanfaatkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
daerah yang mencakup seluruh penerimaan uang yang harus dikembalikan dan/atau
Daerah (APBD) dengan cara yang ekonomis, efisien, dan efektif. Dalam analisis ini, kita
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada periode anggaran yang sama maupun
dapat menilai sejauh mana pemerintah daerah telah berhasil mengatur anggarannya
pada periode tahun anggaran berikutnya.
dengan efisien, menghindari pemborosan dan pengeluaran yang tidak sesuai dengan

target yang diinginkan. Pemerintah tidak lagi perlu berfokus pada penghabisan anggaran Kinerja Keuangan Daerah

semata, yang dapat menyebabkan pemborosan, melainkan lebih berfokus pada hasil dan
Kinerja (perestasi) adalah gambaran dari sejauh mana suatu kegiatan, program, atau
dampak yang dicapai melalui penggunaan anggaran (Mahmudi, 2010).
kebijakan mencapai sasaran, tujuan, misi, dan visi yang tercantum dalam perencanaan

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, Penelitian ini diharapkan dapat strategis sebuah organisasi (Mahsun, 2006: 25). kinerja adalah penjelasan mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam
memberikan wawasan yang berharga tentang pengelolaan anggaran belanja dan
mewujudkan suatu target/ sasaran, tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam
pendapatan daerah Provinsi Bengkulu selama periode 2017-2021. Hasil analisis ini bisa
perumusan skema strategi suatu organisasi. Dengan kata lain, kinerja adalah ukuran
digunakan untuk menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam merancang kebijakan
seberapa baik organisasi menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam mencapai
anggaran yang semakin efektif dan efisien, serta memastikan kesejahteraan masyarakat
tujuan dan sasaran yang telah ditargetkan. Kinerja juga dapat menunjukkan seberapa
secara lebih merata untuk tahun berikutnya. Analisis efektivitas dan efisiensi anggaran
efisien, efektif, dan akuntabel dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh suatu
ini dapat memberikan pandangan tentang sejauh mana pemerintah daerah telah mencapai organisasi .(Bastian 2001:329),
tujuan dan target yang ditetapkan dalam anggaran mereka selama periode tersebut.

Analisis ini dapat membantu menilai apakah program-program prioritas telah Sedangkan, (Menurut Inpres No.7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
mendapatkan dukungan finansial yang memadai dan apakah mereka berhasil mencapai Pemerintah), Kinerja merupakan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebuah instansi
tujuan yang ditetapkan. Pemerintah daerah perlu memastikan bahwa pengeluaran mereka atau organisasi pemerintah yang harus dipertanggungjawabkan dalam mencapai tujuan
dilakukan dengan cara yang efisien untuk menghindari pemborosan dan memaksimalkan dan sasaran yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja dilakukan secara berkala melalui alat

manfaat dari anggaran yang tersedia. Analisis ini juga dapat membantu mengidentifikasi pertanggungjawaban. Dengan kata lain, kinerja adalah ukuran seberapa baik instansi

area di mana pelayanan publik dapat ditingkatkan dengan alokasi anggaran yang lebih pemerintah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam melayani masyarakat

efektif. rumusan masalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah bagaimana sesuai dengan visi, misi, dan strategi organisasi. Kinerja juga dapat menunjukkan
seberapa efisien, efektif, dan akuntabel penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh
tingkat efektifitas dan efisiensi pengelolaan Anggaran pendapatan dan belanja (APBD)
instansi pemerintah.
pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu selama periode 2017-2021? ,Tujuan Penelitian

ini adalah untuk melakukan analisis mendalam terhadap efektivitas dan efisiensi
Pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu proses evaluasi kemajuan
Pengelolaan anggaran belanja dan pendapatan daerah (APBD) Provinsi Bengkulu selama
pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Ini melibatkan
periode tahun 2017-2021.
pengumpulan informasi mengenai efisiensi penggunaan sumber daya untuk

menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa (sejauh mana barang dan jasa
TINJAUAN PUSTAKA memenuhi kepuasan pelanggan), perbandingan hasil kegiatan dengan tujuan yang

diinginkan, dan seberapa efektif tindakan tersebut dalam mencapai tujuan (Robertson,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
2002, mengutip dalam Mahsun, 2006: 25).

APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran
Jadi, Pendekatan anggaran kinerja merupakan suatu sistem penganggaran yang berfokus
terhitung 1 Januari sampai 31 Desember ( Permendagri No.13 tahun 2006).
pada upaya mencapai hasil kerja (output) sesuai dengan alokasi biaya (input) yang telah

Menurut Mardiasmo (2005:65), anggaran adalah pernyataan mengenai perkiraan ditetapkan, seperti yang diatur dalam PP tahun 2000 pasal 8 Nomor 105. Kinerja ini

pencapaian kinerja yang akan dicapai dalam periode tertentu, yang dinyatakan dalam mencerminkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, serta harus berfokus pada

istilah keuangan. Penganggaran, di sisi lain, adalah proses atau metode untuk merancang kepentingan masyarakat umum, yaitu mengoptimalkan Penggunaan anggaran bertujuan
suatu anggaran. Dalam mengelola kekayaan sebuah organisasi publik, penting untuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di sutau wilayah tersebut. Anggaran Pendapatan
menggunakan strategi yang bersifat strategis. Organisasi sektor publik memiliki tujuan dan Belanja Daerah (APBD) adalah perencanaan keuangan tahunan yang dipersiapkan
memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, namun seringkali terkendala
dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan kemudian diresmikan
oleh keterbatasan sumber daya yang tersedia.
melalui Peraturan Daerah. Oleh karena itu, APBD merupakan aspek dari manajemen

2
keuangan daerah yang diatur setiap tahun melalui Peraturan Daerah. Struktur keuangan - antara 90%- 100% kategori kurang efisien;

daerah, sesuai dengan Kepmendagri 29 Tahun 2002, terdiri dari Pendapatan Daerah, - antara 80% - 90% kategori cukup efisien;

Belanja Daerah, dan Pembiayaan, yang membentuk kesatuan yang utuh. - antara 60% - 80% kategori efisien;

- dibawah 60% kategori sangat efisien.


Efektifitas Pengelolaan APBD

Dalam konteks pengukuran efisiensi, efisiensi dikatakan sangat tinggi jika hasil
Rasio efektivitas menggambarkan kapabilitas Pemerintah Provinsi (Pemprov) dalam
perhitungan berada di bawah 60%. Karena efisiensi melibatkan perbandingan antara
melaksanakan pengeluaran anggaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
pengeluaran dan penerimaan, upaya untuk meningkatkan efisiensi dapat dilakukan
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan berdasarkan potensi yang sebenarnya
dengan berbagai cara:
dari suatu daerah. Dalam konteks ini, efektivitas mencerminkan perbandingan antara apa

yang telah dihasilkan (pengeluaran) dengan sasaran yang telah ditentukan. Dengan 1. Meningkatkan pengeluaran tanpa meningkatkan pemasukan yang sama.

demikian, untuk menilai efektivitas pengelolaan keuangan, kita perlu membandingkan


2. Meningkatkan pengeluaran dengan tingkat peningkatan yang lebih besar
realisasi belanja dengan target belanja yang telah ditetapkan (Halim, 2008). dibandingkan dengan peningkatan pemasukan.

Spending Realization 3. Mengurangi pemasukan pada tingkat pengeluaran yang tetap.


Effectiviness Ratio= ×100 %
Spending Targets 4. Mengurangi pemasukan dengan penurunan pengeluaran yang lebih besar
dibandingkan dengan penurunan pemasukan.
Berikut persyaratan dan kriteria yang telah ditetapkan dalam Kepmendagri Tahun 1996
Analisis efisiensi ini bermanfaat untuk menilai seberapa baik pemerintah daerah
No. 690.900-327 Untuk mengukur Tingkat efektivitas kinerja keuangan:
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk memenuhi belanja daerah. Dengan

1. Tingkat pencapaian di atas 100%, menunjukan tingkat efektivitas yang sangat demikian, analisis ini dapat menemukan kemungkinan penghematan anggaran,

tinggi. menyesuaikan alokasi anggaran, dan memperbaiki kualitas barang dan jasa yang

ditawarkan oleh pemerintah daerah. Manfaat lainnya yaitu untuk membantu pemerintah
2. Hasil perbandingan antara 90% hingga 100%, menunjukan tingkat efektivitas
daerah mencapai sasaran fiskal, yaitu memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui
yang efektif.
penentuan, penyaluran, dan penyeimbangan anggaran yang ideal. Selanjutnya, analisis

3. Hasil perbandingan antara 80% hingga 90%, menunjukkan tingkat efektivitas efisiensi APBD ini juga dapat menciptakan prioritas belanja pemerintah daerah, yaitu

yang cukup efektif. menetapkan urutan dan nilai dari program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan daerah.


4. Hasil perbandingan antara 60% hingga 80%, menunjukan tingkat efektivitas

yang kurang efektif. Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Endah dan rekan-rekannya pada tahun 2014,

mereka menggunakan analisis rasio efisiensi dan efektivitas untuk mengevaluasi


5. Hasil perbandingan di bawah 60%, menunjukan tingkat efektivitas yang bagimana pemerintah kabupaten Minahasa Utara mengelola keuangan untuk
rendah/tidak efektif. meningkatkan perekonomiannya. Hasil perhitungan rasio menunjukkan bahwa efisiensi

rata-rata selama periode penelitian dari tahun 2009 hingga 2013 adalah di atas 75%.
Analisis efektivitas ini bermanfaat mengukur kinerja pemerintah daerah dalam mencapai
Sementara itu, dalam hal kinerja efektivitas, angka rata-rata mencapai 90% setiap
tujuan dan sasaran yang telah direncanakan dalam anggaran pembangunan daerah.
tahunnya.
Dengan demikian, analisis ini dapat menilai seberapa baik pemerintah daerah

melaksanakan program-program pembangunan daerah yang sesuai dengan kebutuhan Dalam penelitian Agustina (2013) hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat rasio
dan aspirasi Masyarakat. Analisis ini juga dapat membantu pemerintah daerah dalam efektivitas mencapai 105%, mengindikasikan tingkat efektivitas yang sangat tinggi.
merencanakan, menganggarkan, melaksanakan, dan mengawasi pengelolaan keuangan Rasio efisiensi juga mencerminkan tingkat efisiensi yang tinggi dengan rata-rata sekitar
Dengan demikian,
daerah secara akuntabel, transparan, dan partisipatif. 4,89%, yang menandakan efisiensi yang sangat baik. Ini menunjukkan bahwa kinerja
analisis ini dapat meningkatkan fungsi APBD pengelolaan keuangan daerah dan tingkat kemandirian daerah Kota Malang terus
sebagai instrumen fiskal, koordinasi, efisiensi, mengalami perbaikan yang positif.
prioritas, dan akuntabilitas.
Penelitian sebelumnya tentang efisiensi dan efektivitas pengeluaran anggaran telah
Efisiensi Pengelolaan APBD dilakukan oleh Hasanah dan Anitasari pada Kota Bengkulu dalam periode 2014-2017.

Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa secara umum, tingkat efisiensi


Rasio Efisiensi yaitu rasio yang menunjukkan seberapa besar tingkat efisiensi dari suatu
pengeluaran di Kota Bengkulu dari tahun 2014 hingga 2017 cenderung tidak efisien,
pelaksanaan kegiatan/proyek dengan melakukan perbandingan antara pengeluaran dan
dengan rata-rata rasio sekitar 98%. Ini berarti ada banyak dana yang digunakan secara
pemasukan.Rasio efisiensi adalah rasio yang membandingkan realisasi pengeluaran
tidak efisien. Di sisi lain, tingkat efektivitas pengeluaran, yang dihitung dengan
(belanja) dengan realisasi pendapatan daerah (Halim, 2007).
menggunakan suatu rumus untuk mengukur tingkat efektivitas belanja daerah pemerintah

Spending Realization Kota Bengkulu dari tahun 2008-2017, menunjukkan angka rata-rata sekitar 93% setiap
Efficiency Ratio= × 100 %
Revenue Realization tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah Kota Bengkulu telah

berjalan secara efektif, karena hasil perhitungan menunjukkan angka yang melebihi 90%.

menurut (Kepmendagri No. 690.900-327 Tahun 1996) Kriteria untuk mengukur efisiensi
Penelitian ini berfokus pada eksplorasi mengenai aspek prinsip-prinsip keuangan daerah,
pengelolaan keuangan daerah yaitu :
yakni melakukan penghematan anggaran dengan cara yang ekonomis, efisien, dan

- lebih dari 100% kategori tidak efisien; efektif. Konsep ekonomis mengacu pada pilihan dan penggunaan sumber daya yang

3
sesuai dalam kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan, dengan harga yang sangat rendah. Dalam menganilisis efektivitas pengelolaan APBD Provinsi Bengkulu, data realisasi

Prinsip efisiensi berarti penggunaan anggaran dana publik tersebut harus optimal atau belanja dan target belanja menjadi faktor yang sangat signifikan. Dengan

bermanfaat. Sedangkan prinsip efektivitas menekankan bahwa penggunaan anggaran membandingkan hasil target dengan realisasi, evaluasi tingkat efektivitas pengelolaan

harus mencapai sasaran atau tujuan yang menguntungkan masyarakat umum. keuangan daerah Provinsi Bengkulu dilakukan berdasarkan kriteria penilaian dan kinerja

Berdasarkan rangkaian penelitian ini, dibuat kerangka analisis penelitian yaitu sebagai keuangan yang tersedia dalam Tabel 1..

berikut:
Tabel 1 Kriteria Kinerja Keuangan (Efektifitas)

Gambar 1. Kerangka Analisis Penelitian Presentase Kinerja Keuangan Kategori

>100% Sangat Efektif

90%-100% Efektif
KEUANGAN
DAERAH 80%-90% Cukup Efektif

60%-80% Kurang Efektif

<60% Tidak Efektif


Sumber: Kepmendagri (1996 No.690.900.327)
APBD
2. Analisis Efisiensi

Dalam melakukan analisis efisiensi pengelolaan keuangan, perbandingan antara realisasi


PENDAPATAN BELANJA
dan anggaran belanja digunakan sebagai indikator. Semakin kecil rasio ini, maka

semakin tinggi tingkat efisiensinya, dan sebaliknya, semakin besar rasio menunjukkan

tingkat efisiensi yang lebih rendah, sebagai berikut ini:


Realisasi Target Realisasi Target
Spending Realization
Efficiency Ratio= × 100 %
Revenue Realization
EFISIENSI EFEKTIFITAS Dengan melihat perbandingan antara realisasi pengeluaran dan realisasi penerimaan

daerah, tingkat efisiensi dalam pengelolaan keuangan daerah Provinsi Bengkulu dinilai

berdasarkan kriteria penilaian dan kinerja keuangan yang tersedia dalam Tabel 2.
METODE PENILITIAN
Tabel 2 Kriteria Kinerja Keuangan (Efisiensi).
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dan metode deskriptif kuantitatif.
Presentase Kinerja Keuangan kategori
Sumber data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu laporan realisasi APBD
>100% Tidak Efisien
Provinsi Bengkulu selama periode 2017-2021 yang mencakup belanja daerah dan
90%-100% Kurang Efisien
pendapatan daerah Provinsi Bengkulu, termasuk data anggaran pendapatan anggaran
80%-90% Cukup Efisien
belanja, realisasi pendapatan, dan realisasi belanja. Data ini diperoleh dari berbagai
60%-80% Efisien
instansi terkait, seperti Dinas Keuangan Provinsi Bengkulu, Biro Statistik Provinsi
<60% Sangat Efisien
Bengkulu, dan laporan anggaran resmi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah. Data
Sumber: Kepmendagri (1996 No.690.900.327).
tersebut kemudian diolah menggunakan rumus-rumus rasio keuangan untuk menghitung

tingkat efektivitas dan efisiensi APBD Provinsi Bengkulu selama periode tersebut. Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
perhitungan tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan kriteria penilaian yang

telah ditetapkan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen 1. Analisis Efektifitas Pengelolaan APBD Provinsi Bengkulu 2017-2021

terkait dari berbagai institusi melalui data yang disusun berdasarkan urutan waktu (time Tabel 3. Efektivitas Pengelolaan APBD Provinsi Bengkulu tahun 2017-2021 (dalam Rupiah)
series).

Metode analisis yang diterapkan untuk menggambarkan hasil penelitian ini adalah

metode analisis deskriptif, yang bertujuan untuk memaparkan, mengilustrasikan,

membandingkan, dan menguraikan data atau kondisi tertentu sehingga dapat diambil

suatu kesimpulan yang sesuai dengan teori. Alat analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Efektivitas

Analisis efektivitas digunakan untuk menilai sejauh mana pengelolaan keuangan APBD Sumber : bengkuluprov.go.id,keuangan daerah,laporan realisasi anggaran provinsi Bengkulu
telah berhasil mencapai efektivitasnya, yang dilihat dari perbandingan antara realisasi 2017-2021 (Data Diolah)

belanja dengan target belanja, seperti yang berikut ini:

Spending Realization Berdasarkan hasil perhitungan tabel 3. efektifitas pengelolaan APBD Provinsi Bengkulu,
Effectiviness Ratio= ×100 %pada tahun 2017 dan 2018, tingkat efektifitas mencapai lebih dari 80% yang termasuk
Spending Targets kriteria cukup efektif, dimana tingkat efektifitas pada tahun 2017 mencapai sebesar

4
83,60% (cukup efektif), pada tahun 2018 sebesar 89,11%(cukup efektif), dan ditahun 1. Tingkat efektifitas pengelolaan keuangan APBD yang dilaksanakan oleh
2019-2021 mencapai lebih dari 90% yang artinya termasuk kategori efektif dimana di pemerintah daerah pada tahun 2017-2021 berada antara 83,60% sampai 94,23%.

tahun 2019 mencapai sebesar 94,37%(efektif),dan tahun 2020 sebesar 95,61%(efektif), Dan secara keseluruhan rata-rata perkembangan tingkat efektifitas selama 5 tahun

Kemudian pada tahun 2021 mencapai sebesar 94,23% (efektif). secara keseluruhan rata- tersebut mencapai rasio rata-rata sebesar 91,38%. Angka pencapaian ini

rata tingkat efektifitasnya sebesar 91.38% yang artinya tingkat efektivitas pengelolaan menunjukan bahwa tingkat efektifitas pemerintah daerah Provinsi Bengkulu
dalam mengelola keuangan daerahnya sudah efektif pada periode 5 tahun
APBD Provinsi Bengkulu dari tahun 2017-2021 tergolong sudah efektif dalam mencapai
tersebut. artinya pemerintah daerah telah berhasil mencapai sebagian besar tujuan
target pendapatan dan belanja daerah yang ditetapkan dalam APBD. Hal ini
dan sasaran pembangunan daerah yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan
menunjukkan bahwa pemerintah daerah Provinsi Bengkulu mampu mengelola sumber
bahwa pemerintah daerah memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan
daya publik dengan baik dan sesuai dengan rencana pembangunan daerah.
program-program pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
Masyarakat.
2. Analisis Efisiensi Pengelolaan APBD Provinsi Bengkulu tahun 2017-
2021 2. Tingkat efisiensi pengelolaan keuangan daerah Provinsi Bengkulu tahun 2017-
2021mencapai rata-rata sebesar 69,60% Hal ini menunjukan bahwa sistem
pengelolaan APBD oleh pemerintah daerah Provinsi Bengkulu rata-rata
Tabel 4. Efisiensi Pengelolaan APBD Provinsi Bengkulu Tahun 2017-2021 (dalam Rupiah)
berkembang ke kondisi yang efisien. Artinya Pengelolaan anggaran APBD ini
berhasil memenuhi pelaksanaan perkiraan belanja tidak jauh dari rencana target
belanja anggaran.

SARAN

Pemerintah daerah Provinsi Bengkulu perlu terus meningkatkan pendapatan daerahnya,

khususnya pendapatan asli daerah, meskipun kinerja saat ini masih cukup baik. Upaya ini

melibatkan eksplorasi potensi pendapatan yang belum dioptimalkan sepenuhnya.

Meskipun demikian, tingkat efisiensi pengelolaan keuangan daerah baru mencapai

tingkat yang cukup efisien. Oleh karena itu, dalam tahun-tahun mendatang, perlu terus

meningkatkan rasio efisiensi pengelolaan anggaran daerah hingga mencapai tingkat yang
Sumber : bengkuluprov.go.id,keuangan daerah,laporan realisasi anggaran provinsi Bengkulu

2017-2021 (Data Diolah) sangat efisien, yaitu dengan rasio di bawah 60%.

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4, tingkat efisiensi pengelolaan APBD Provinsi Tingkat efektivitas pengelolaan anggaran APBD sudah mencapai atau melebihi target

Bengkulu tahun 2017 sampai dengan tahun 2021,mengalami fluktuasi dimana tingkat yang telah ditetapkan, menunjukkan bahwa pemerintah daerah Provinsi Bengkulu telah

efisiensi pengelolaan APBD tertinggi terjadi di tahun 2017 dan 2018 yaitu dengan rasio efektif dalam mengelola keuangan daerah, terutama dalam hal pendapatan daerah.

mencapai sebesar 102,23% dan 104,48% termasuk kriteria tidak efisien, dan tingkat Namun, perlu melakukan peninjauan kembali terhadap target yang telah ditetapkan,

efisiensi terendah pada tahun 2019 dan 2020 yaitu sebesar 15,80% dan 31,13% yang karena kemungkinan target tersebut masih belum mencapai optimal

artinya sangat efisien, kemudian ditahun 2021 meningkat kembali menjadi 94,38%
Dalam rangka untuk meningkatkan pembangunan di era otonomi daerah, pemerintah
kurang efisien, secara keseluruhan perkembangan tingkat efisiensi pengelolaan APBD
daerah harus terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan
provinsi Bengkulu tahun 2017-2021 rata-rata mencapai sebesar 69,60% yaitu sudah
pelatihan yang berfokus pada pengelolaan keuangan daerah. Selain itu, penempatan
efisien artinya pemerintah daerah Provinsi Bengkulu telah menggunakan pendapatan
personil sumber daya manusia perlu dilakukan sesuai dengan kualifikasi dan kemampuan
daerah secara optimal untuk membiayai belanja daerah. Hal ini menunjukkan bahwa
individu masing-masing, sehingga prinsip "the right man in the right place" bukan hanya
pemerintah daerah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola keuangan daerah
menjadi slogan, melainkan dapat diimplementasikan secara konkret dalam pemerintahan
sesuai dengan rencana anggaran yang telah ditetapkan.
daerah Provinsi Bengkulu.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh endah,et al (2014) DAFTAR PUSTAKA
dimana hasil penelitian menunjukan tingkat efektifitas kinerja mencapai angka rata-rata
90% per tahun artinya saudah efektif dan tingkat efisiensi rata-rata menunjukan angka Annisa. (2018). Kontribusi Pajak Hotel Dan Pajak Restoran Terhadap Peningkatan

mencapai 75% artinya (efisien) di kabupaten Minahasa Utara. Yang artinya pemerintah Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Maros. Skripsi, 1–78.

daerah kabupaten Minahasa sudah optimal dan tepat sasaran dalam pengelolaan APBD https://doi.org/10.1017/Cbo9781107415324.004
dan sumber daya yang dimilikinya yang menunjukan bahwa kinerja pemerintahan
Badan Pusat Statistik, Provinsi Bengkulu Dalam Angka, Beberapa edisi,
daerahnya dalam 5 tahun tersebut sudah cukup baik. Namun penelitian ini tidak sejalan
https://bengkulu.bps.go.id/
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hery,Susanto (2014), meneliti di provinsi Nusa
Tenggara Barat tahun 2003-2007 hasil penelitiannnya menunjukan tingkat efektifitas dan
Cicilia, V. S. E., Murni, S., & Engka, D. 2015. Analisis Efisiensi dan Efektivitas
efisiensi yang menunjukan rata-rata yang sangat efektif dan tingkat efisiensi yang tidak
Serta Kemandirian Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Minahasa Utara.
efisien. artinya pemerintah provinsi NTB sudah optimal dalam mencapai target anggaran
Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah. 17(2): 1-12.
yang direalisasikan namun belum mampu merealisasikan belanja daearah nya sehingga
masih ada penggunaan dana yang tidak sesuai atau tidak tepat sasaran dalam
Dep, H. O. P. I. (1999). Inpres 7/1999: AKIP. 1–6.
menjalankan program prioritas Pembangunan daerahnya.

Geovani, V., & Susanti, E. (2020). Tingkat Efektivitas Dan Kontribusi Pendapatan Asli
Terhadap Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Di Kabupaten Berau. In Eco-Build
KESIMPULAN
Journal Economy (Vol. 4, Issue 1, pp. 54–60). jurnal.umberau.ac.id.

Berdasarkan Hasil dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan : http://jurnal.umberau.ac.id/index.php/ecobuild/article/view/486%0Ahttp://

5
jurnal.umberau.ac.id/index.php/ecobuild/article/download/486/287 Nooraini, A., Afif, &, & Yahya, S. (2018). Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Pajak

Daerah Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Batu (Studi Pada Dinas
Hasanah, M., & Anitasari, M. (2020). Evaluasi Pengeluaran Pemerintah Daerah di Kota
Pendapatan Daerah Kota Batu Provinsi Jawa Timur). In Jurnal Ekonomi & Keuangan
Bengkulu Tahun 2014-2017 (Studi Mengenai Efisiensi dan Efektivitas). Jurnal
Publik (Vol. 5, Issue 2). neliti.com. https://ejournal.ipdn.ac.id/JEKP/article/view/416
Convergence: Jurnal Pengembangan Ekonomi, 1(2), 1–12.
https://doi.org/10.33369/convergence- Onibala, A., Rotinsulu, T. O., & Rorong, I. P. F. (2021). Dampak Pandemi Covid-19
jep.v1i2.10905 Terhadap Kinerja Keuangan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal

Pembangunan Ekonomi Dan Keuangan Daerah, 22(2), 67–89.


Keuangan
Indeks pengelolaan keuangan daerah pemerintah provinsi Bengkulu,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jpekd/article/view/35097/32880
Daerah – PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU
(bengkuluprov.go.id)
Putra,Windhu.(2018) Tata Kelola Ekonomi Keuangan Daerah (Edisi 1). Penerbit

Kementerian keuangan direktorat jendral perimbangan keuangan, Rajawali Pers.

https://djpk.kemenkeu.go.id/
Realisasi, A., Pendapatan, A., Belanja, D. A. N., & Bitung, P. K. (n.d.). ISSN 2303-1174

Kepmendagri No.690.900.327 Tahun 1994 Ardon F. Honga., Ventje Ilat. 2(4), 278–288.

Mahmudi. (2016). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Edisi Rondonuwu, R. H., Tinangon, J. J., & Budiarso, N. (2015). Analysis Efficiency and

Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Effectiveness Regional Financial Management in Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Mahsun, M. (2006). Pengukuran Kinerja Sektor Publik Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Minahasa. Jurnal EMBA, 23(4), 23–32.

Yogyakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.


Suparto, E. A. B., Suhendro, & Masitoh, E. (2020). Efektivitas Dan Kontribusi Pajak

Manopo, N., Rotinsulu, D. C., & Murni, S. (2019). Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. License Jurnal

Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Pembangunan KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi, 12(1), 190–196.

Ekonomi Dan Keuangan Daerah, 17(2). https://doi.org/10.35794/jpekd.10249.17.2.2015 https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/krisna

Mardiasmo. (2018). Akuntansi Keuangan Sektor Publik (Edisi Terbaru). Trianto, A. (2016). Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Pengelolaan Keuangan Daerah Di

Penerbit Andi. Kota Palembang. Akuisisi: Jurnal Akuntansi, 12(1), 65–77.

Martini, R., Pambudi, S. B., & Mubarok, M. H. (2019). Analisis Kontribusi https://doi.org/10.24127/akuisisi.v12i1.92
Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang. Pub-
likasi Penelitian Terapan Dan Kebijakan, 2(1), 90–95. Yulianti (2001) “ Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Dalam Menghadapi Otonomi

https://doi.org/10.46774/pptk.v2i1.95 Daerah (Kasus Kabupaten Malang)”

Anda mungkin juga menyukai