Anda di halaman 1dari 25

NUGGET LOBSTER DARI LOBSEA (LOVE SEAFOOD)

Disusun Oleh:

Muhammad Yasir Rachmani – 07181061


Rifqi Dhani Hariyanto – 07191070

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN


BALIKPAPAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat -Nya sehingga penyusunan proposal kewirausahaan dalam rangka lomba National
Business Plan yang diadakan oleh Universitas Ahmad Dahlan dengan judul usaha yang kami
buat yaitu “Nugget Lobster dari Lobsea (Love Seafood)” dapat kami selesaikan dengan tepat
waktu.
Proposal ini berisi tentang bagaimana cara untuk membuka suatu usaha di bidang
kuliner yang terdiri dari strategi usaha yang diperlukan hingga rencana pembiayaan secara
detail.
Kami harap proposal ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang cara
dalam membuka suatu usaha kuliner. Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari
sebuah kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan proposal ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
melindungi dan memberkahi kita dari segala usaha yang sedang kita kerjakan.

Balikpapan, 08 Juli 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Usaha .................................................................................................. 1

1.2 Tujuan Usaha ............................................................................................................... 2

1.3 Manfaat Usaha ............................................................................................................. 2

BAB II ........................................................................................................................................ 3

2.1 Deskripsi Usaha ........................................................................................................... 3

2.2 Rencana Operasi .......................................................................................................... 6

2.3 Metode Pelaksanaan .................................................................................................... 8

2.4 Strategi Pemasaran .................................................................................................... 11

2.5 Analisis Sumber Daya Manusia ................................................................................ 13

BAB III ..................................................................................................................................... 14

3.1 Biaya Produksi ........................................................................................................... 14

3.2 Perencanaan Laba ...................................................................................................... 17

3.3 Income Usaha ............................................................................................................ 18

3.4 Laba Bersih Usaha ..................................................................................................... 18

3.5 Analisis Kelayakan .................................................................................................... 18

3.6 Analisis BEP .............................................................................................................. 20

BAB IV .................................................................................................................................... 21

4.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Usaha


Salah satu produk komoditas perikanan Indonesia yang saat ini sedang berkembang
besar yaitu lobster. Pakar crustacea Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), Rianta Pratiwi menjelaskan bahwa lobster tersebar hampir di seluruh perairan
Indonesia dan hidup di perairan dangkal hingga kedalaman 100 - 200 meter dibawah permukaan
laut. Rianta juga memaparkan bahwa Indonesia memiliki potensi benih lobster alam di laut
yang sangat besar dan diperkirakan mencapai 20 miliar ekor per tahun dimana lobster mutiara
(Panulirus ornatus) dan lobster pasir (Panulirus homarus) menjadi lobster yang paling
potensial untuk dikembangkan melalui sistem budidaya perikanan yang ada di Indonesia.
Kalimantan timur sebagai sebuah provinsi di Indonesia di Pulau Kalimantan memiliki
luas pengelolaan laut sebesar 25.656 km². Pada tahun 2017, produksi perikanan laut di Provinsi
Kalimantan Timur mencapai 113.975,52 ton dimana salah satunya adalah komoditas lobster.
Hal ini menunjukkan bahwa Kalimantan Timur memiliki potensi yang sangat besar pada sektor
perikanan. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Timur,
jumlah lobster hasil tangkapan nelayan Kalimantan Timur mengalami peningkatan dari tahun
2013 berjumlah 232,3 ton menjadi 241,7 ton di tahun 2017 yang tersebar di 10 kabupaten atau
kota besar di Provinsi Kalimantan Timur. Sayangnya, meski dengan potensi lobster yang
melimpah, terdapat banyak tantangan besar dalam mengoptimalkan potensi kekayaan laut
tersebut seperti diperlukannya inovasi dalam membangkitkan kekuatan ketahanan industri
maritim di Indonesia.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan industri maritim
adalah dengan mengolah lobster tersebut menjadi salah satu produk olahan yang disukai oleh
masyarakat seperti nugget. Nugget merupakan salah satu makanan yang kini menjadi tren
konsumsi pangan praktis yang banyak digemari dari anak anak hingga kalangan dewasa dimana
nugget umumnya dibuat dari pangan hewani. Khomsan (2004) mengatakan bahwa pangan
hewani merupakan sumber gizi yang dapat mendukung perbaikan gizi masyarakat. Menurut
Arumugam et al. (2020) melaporkan bahwa lobster memiliki kandungan protein dan kalsium
yang sangat tinggi. Selain itu, kandungan asam lemak tak jenuh serta omega 3 yang terkandung
juga bermanfaat untuk menurunkan risiko terkena serangan jantung. Sehubungan dengan hal
tersebut, menjadikan lobster sebagai bahan dasar pembuatan nugget merupakan sebuah inovasi

1
yang tidak hanya menjadikan nugget sebagai sumber energi saja, tetapi juga sebagai sumber zat
gizi lain yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain untuk memaksimalkan potensi kelautan
yang telah disebutkan sebelumnya, inovasi ini juga hadir sebagai sebuah upaya nyata dalam
mensukseskan program global Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, lebih tepatnya
pada tujuan untuk menciptakan kesehatan yang baik dan kesejahteraan. Oleh karena itu, inovasi
berdirinya “Lobsea” atau Love Seafood sebagai pelopor pertama nugget berbahan dasar lobster
menjadi sebuah solusi untuk masyarakat khususnya menengah ke bawah agar dapat merasakan
kenikmatan dan tingginya kandungan gizi yang terdapat pada lobster dengan harga yang lebih
terjangkau. Dengan tetap menjaga kualitas kandungan gizi yang terdapat pada lobster ,
“Lobsea” berkomitmen untuk mengolah nugget tersebut tanpa menggunakan pengawet dan
mengemasnya secara modern agar kualitas nugget tetap terjaga.

1.2 Tujuan Usaha


Adapun tujuan usaha Lobsea adalah sebagai berikut.
1. Memberikan inovasi berupa produk nugget lobster pertama di Indonesia yang memiliki
gizi tinggi dengan harga yang terjangkau serta digemari oleh seluruh lapisan
masyarakat;
2. Meningkatkan peran UMKM terhadap peningkatan perekonomian lingkungan sekitar
dari sektor perikanan; dan
3. Meningkatkan upaya dalam peningkatan devisa negara di bidang pengolahan produk
lobster serta sebagai perwujudan dalam mensukseskan program global Sustainable
Development Goals (SDGs) 2030 di bidang kesehatan dan kesejahteraan.

1.3 Manfaat Usaha


Adapun manfaat usaha Lobsea yang bisa didapatkan adalah sebagai berikut.
1. Sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan gizi
seimbang untuk tubuh dengan harga produk yang terjangkau;
2. Sebagai langkah dalam memberikan dampak positif terhadap perekonomian lingkungan
sekitar dengan peningkatan peran UMKM dari sektor perikanan; dan
3. Sebagai aksi dalam meningkatkan devisa negara di bidang pengolahan produk lobster
serta mensukseskan program global Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 di
bidang kesehatan dan kesejahteraan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Usaha


Adapun visi dan misi usaha Lobsea adalah sebagai berikut.
• Visi :
Menjadi UMKM terbaik dalam pengolahan produk olahan berbasis lobster yang
mengedepankan kualitas, inovasi dan kebutuhan masyarakat serta memberikan dampak
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di sektor perikanan.
• Misi:
1. Menghasilkan produk olahan berbahan baku lobster yang bergizi tinggi dan inovatif
dengan harga terjangkau untuk para pelanggan;
2. Mengembangkan budidaya tambak lobster sebagai upaya kemandirian bahan baku
produk dan lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat di lingkungan sekitar; dan
3. Melakukan ekspansi dan memanfaatkan pemasaran digital sehingga produk Lobsea
dapat dikenal di lingkup nasional dan mancanegara.

2.1.1 Rencana Usaha


Berdasarkan visi dan misi usaha, Lobsea memiliki dua rencana bisnis di masa depan.
Rencana tersebut dibagi ke dalam rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang
yang diuraikan sebagai berikut.
• Rencana Jangka Pendek
o Menjaga konsistensi kualitas produk Nugget Lobsea dengan memanfaatkan inovasi
teknologi yang relevan dan meningkatkan keterampilan atau kompetensi sumber
daya manusia yang digunakan.
o Melakukan inovasi seperti menciptakan berbagai macam varian produk olahan
berbahan dasar lobster dengan mempertahankan kualitas gizi yang tinggi dan harga
yang tetap terjangkau
o Memanfaatkan media sosial dan membuat event yang dapat menarik minat
masyarakat serta bekerjasama dengan jasa pemesanan makanan online sebagai media
pengembangan bisnis agar memberikan kemudahan akses dan jangkauan oleh
pelanggan Lobsea.

3
o Mengadakan kerjasama dengan berbagai macam minimarket lokal agar produk dapat
dikenal lebih luas lagi oleh masyarakat
• Rencana Jangka Panjang
o Menghidupkan perekonomian masyarakat di lingkungan sekitar serta menjaga
pasokan bahan baku dengan membuat tambak pembudidayaan lobster.
o Melakukan sosialisasi dan mengadakan pelatihan pengolahan lobster ke masyarakat
agar semakin banyak UMKM yang muncul dan mengelola komoditas lobster
tersebut.
o Melakukan ekspansi pemasaran di lingkup nasional melalui kerjasama dengan para
influencer nasional dan mengikuti event kuliner nasional.
o Melakukan ekspansi pemasaran di lingkup internasional dengan memanfaatkan
peran perusahaan eksportir dan media sosial serta dengan mengikuti event kuliner di
luar negeri.

2.1.2 Segmentasi Usaha


Setelah membuat rencana jangka usaha Lobsea, diperlukan sebuah strategi dalam
menentukan target konsumen. Pada penentuan target konsumen, usaha Lobsea menggunakan
strategi STP (Segmentation, Targeting, Positioning) sebagai upaya dalam menentukan secara
spesifik target konsumen yang diinginkan oleh usaha Lobsea. Adapun penerapan strategi STP
adalah sebagai berikut.
• Segmentation
Segmentasi merupakan sebuah proses mengidentifikasi atau menganalisis terkait
perbedaan konsumen di suatu pasar. Terdapat beberapa macam variabel segmentasi yaitu:
• Demografi
Pada hal ini segmentasi dilakukan dengan membagi pasar berdasarkan variabel secara
demografis yaitu.
o Umur
Lobsea dapat dikonsumsi oleh semua kalangan baik itu kalangan anak anak, remaja,
hingga orang dewasa.
o Jenis Kelamin
Lobsea secara aman dapat dirasakan manfaatnya tanpa memandang jenis kelamin
baik itu laki - laki atau perempuan

4
o Pendapatan
Sesuai dengan tagline UMKM Lobsea yaitu “Mewah yang Merakyat”, Lobsea hadir
dengan memberikan sebuah kualitas produk gizi yang tinggi namun dengan harga yang
sangat terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
• Perilaku
Segmentasi perilaku dilakukan dibuat berdasarkan asumsi perilaku konsumen terhadap
produk Lobsea dengan variabel sebagai berikut.
o Kesempatan
Nugget Lobsea hadir secara eksklusif dengan peluang yang sangat besar untuk
dipasarkan dikarenakan belum adanya produk olahan yang menggunakan bahan dasar
lobster ini.
o Manfaat
Dengan harga yang sangat terjangkau, produk Nugget Lobsea hadir dengan
memberikan manfaat berupa kandungan gizi yang sangat tinggi untuk kesehatan
masyarakat, seperti kandungan protein dan kalsium tinggi serta menurunkan risiko
terkena serangan jantung.
o Status Pengguna
Nugget Lobsea hadir dengan tujuan untuk memberikan pengalaman bagi konsumen
agar dapat merasakan manfaat kandungan gizi yang tinggi pada lobster dalam bentuk
produk olahan nugget dengan harga yang terjangkau.
o Status Loyalitas
Pemasaran produk pada Nugget Lobsea memanfaatkan segala potensi yang ada
seperti kerjasama dengan minimarket, media sosial, hingga pemesanan online berbasis
aplikasi . Selain itu, Nugget Lobsea juga secara konsisten akan terus menetapkan harga
produk yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

• Targeting
Merupakan sasaran untuk pemasaran yang telah ditentukan oleh perusahaan melalui
berbagai macam pertimbangan dan analisis dari segmen pasar dengan cara menarik
konsumen agar tertarik pada produk yang ditawarkan. Dalam hal ini, Lobsea membidik
seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kalangan umur dengan menawarkan produk
olahan nugget yang berbahan dasar lobster mewah dan bergizi tinggi namun bisa didapatkan
dengan harga yang terjangkau

5
• Positioning
Merupakan sebuah perencanaan pemasaran yang dibuat dengan tujuan untuk
membangun kesan baik produk di mata konsumen. Dalam hal ini, Lobsea hadir sebagai
pelopor nugget pertama di Indonesia yang memanfaatkan bahan baku lobster. Tidak adanya
pesaing yang mirip, menjadikan Lobsea sebagai sebuah UMKM yang inovatif dan unik.
Selain itu kandungan yang sangat tinggi seperti protein dan kalsium pada lobster pun
dikemas secara baik di dalam produk olahan berbentuk nugget sebagai pemenuhan gizi
masyarakat. Meski terdapat banyak manfaat yang bisa diambil, Lobsea tetap muncul dengan
mematok harga yang sangat terjangkau. Harapannya, produk Lobsea nantinya dapat
menjadi sebuah solusi bagi masyarakat untuk tetap mendapatkan sebuah makanan dengan
gizi tinggi dan bisa didapatkan dengan harga yang murah.

2.1.3 Masalah yang Dipecahkan


Ide munculnya Lobsea berawal dari permasalahan kurangnya inovasi dalam melakukan
pengolahan produk laut di Indonesia, terutama lobster di Kalimantan Timur. Namun sayangnya,
seluruh produk lobster yang dijual dan diekspor masih berupa bahan mentah saja tanpa terlebih
dahulu diolah oleh masyarakat sekitar. Berangkat dari permasalahan tersebut, Lobsea pun hadir
sebagai UMKM yang bertujuan untuk mengolah lobster tersebut menjadi sebuah produk olahan
berbentuk nugget pertama di Indonesia. Kehadiran Lobsea juga diharapkan bisa memberikan
semangat untuk UMKM lainnya serta memberikan dampak positif terhadap perekonomian
lingkungan sekitar.
Selain itu, hadirnya Lobsea juga diharapkan bisa membantu pemenuhan kebutuhan gizi
masyarakat menengah kebawah. Selama ini, untuk mendapatkan sebuah makanan dengan gizi
yang kompleks tentunya dibutuhkan biaya yang cukup besar. Hal ini tentunya menjadi sebuah
permasalahan baru untuk masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Maka dari
itu, Lobsea hadir sebagai solusi dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat dengan
memberikan produk olahan yang bernilai gizi tinggi dan tetap bisa didapatkan dengan harga
yang sangat terjangkau.

2.2 Rencana Operasi


2.2.1 Proses Produksi
Nugget Lobsea memiliki alur produksi yang dimulai dari pemilihan bahan baku hingga
menjadi sebuah produk yang dapat dikonsumsi oleh konsumen. Alur produksi dari pembuatan
Nugget Lobsea mencakup beberapa tahapan yaitu penggilingan, pencetakan, pelapisan perekat

6
tepung, pelumuran tepung roti, penggorengan awal dan pembekuan (Aswar, 1995). Alur
produksi pembuatan Nugget Lobsea ditampilkan pada gambar sebagai berikut.
Gambar 1. Alur Produksi Nugget Lobsea

2.2.2 Quality Control


Menurut Feightbaum (1991), Quality Control merupakan suatu sistem yang efektif dan
berperan dalam mengintegrasikan kegiatan - kegiatan pemeliharaan dan pengembangan mutu
dalam suatu organisasi sehingga dapat diperoleh produksi dan service dalam tingkat yang
paling ekonomis dan memuaskan konsumen. Beberapa tahapan quality control yang dilakukan
pada produk Nugget Lobsea ditulis sebagai berikut:
1. Melakukan pemantauan proses produksi Nugget Lobsea dari awal proses sampai
menjadi barang jadi
2. Melakukan pengambilan sampel untuk menguji kualitas produk Nugget Lobsea
3. Membuat laporan pengamatan proses harian
4. Memastikan produk Nugget Lobsea telah memenuhi persyaratan dari SNI 7758:2013
tentang pengolahan nugget ikan.

2.2.3 Lokasi Produksi


Adapun lokasi produksi Nugget Lobsea berada di Jalan 21 Januari, Kelurahan Baru
Tengah, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan. Adapun letak lokasi dan tampilan
rumah produksi adalah sebagai berikut.
Gambar 2. Lokasi dan Tampilan Rumah Produksi Lobsea

7
2.2.4 Logo Usaha
Gambar 3. Logo Lobsea

Lobsea merupakan gabungan kata dari “Love” dan “Seafood” dimana menggambarkan
sebuah usaha yang menciptakan produk olahan berbahan dasar hewan laut. Adapun makna
elemen yang terdapat pada logo Lobsea adalah sebagai berikut.
1. Huruf O pada tulisan “LOB” dimodifikasi menjadi bentuk dua capit lobster yang saling
berhadapan mencirikan produk Lobsea yang menggunakan bahan dasar lobster di setiap
produknya.
2. Dua capit lobster yang membentuk huruf love mencirikan bahwa produk Lobsea
diharapkan dapat dicintai dan diterima di seluruh lapisan masyarakat.
3. Tagline “Mewah yang Merakyat” mendefinisikan secara utuh tujuan Lobsea didirikan
yaitu membuat sebuah produk olahan dengan gizi tinggi dan bisa didapatkan dengan
harga yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

2.2.5 Pemanfaatan Teknologi


Pemanfaatan teknologi yang digunakan di usaha Lobsea merupakan sebuah upaya yang
dilakukan untuk memasarkan produk agar dapat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia.
Adapun teknologi pemasaran yang digunakan oleh Lobsea adalah sebagai berikut.
A. Media Sosial meliputi Facebook, Instagram, Tiktok dll.
B. Menjual produk di E-Commerce (Shopee, Tokopedia, dll)
C. Menggunakan jasa pengiriman online seperti (Gojek. Grab, dll)

2.3 Metode Pelaksanaan


2.3.1 Tahapan Pembuatan Produk
Tahapan pembuatan Nugget Lobsea sama seperti pembuatan nugget pada umumnya,
hanya saja bahan dasarnya yang mempunyai keunikan tersendiri, yakni daging lobster. Adapun
tahapan pembuatan Nugget lobster per produksi, dimulai dari bahan baku sampai ke proses
pembuatan:

8
Tabel 1. Bahan Baku per Produksi
Bahan Gramasi (gr)
Lobster Mutiara 3000
Merica 60
Ajinomoto/Totole 510
Gula 150
Garam 330
Telur 45 butir (2250)
Bawang Putih 1500
Tepung terigu Protein Tinggi 10500
Tepung roti 900
Total 19200 gr

Setelah mendapatkan adonan nugget yang diakumulasikan dari tabel di atas, dilanjut tahap
pembuatan Nugget Lobsea, yakni
1. Bawang putih dihaluskan menggunakan blender
2. Daging Lobster digiling sampai halus, dicampur dengan bahan-bahan lainnya.
Dicampur menggunakan mixer sampai membentuk adonan. Diberi sedikit air bila
adonan terlalu kental
3. Disiapkan loyang, olesi dengan sedikit minyak goreng. Adonan dikukus selama 40
menit hingga matang, kemudian diangkat dan adonan yang panas didinginkan
sementara.
4. Setelah dingin, adonan dicetak dengan bentuk bulat dengan gramasi 25 gram, dan di
tekan sampai pipih
5. Adonan yang sudah tercetak, dibalut dengan adonan tepung cair
6. Dilumuri adonan dengan remahan tepung roti
7. Disimpan ke dalam lemari pendingin selama 12 jam sampai beku.
8. Dibungkus nugget ke dalam bungkusan Nugget lobster usaha Lobsea

2.3.2 Tahapan Pengemasan


Pengemasan Nugget Lobsea tidak membutuhkan tenaga yang besar, namun
membutuhkan ketelitian agar hasil kemasan yang didapat terlihat rapi. Setelah Nugget lobster
selesai di dinginkan selama 12 jam di freezer, 15 potong Nugget lobster dimasukkan ke dalam

9
kemasan yang telah di cetak, dan di press menggunakan mesin press untuk kemasan. Dilakukan
hal serupa sampai potongan nugget lobster yang didinginkan habis. Berikut adalah tampilan
pengemasan Nugget Lobsea.
Gambar 4. Tampilan Kemasan Produk Nugget Lobsea

2.3.3 Tahapan Pemasaran


Tahapan pemasaran untuk produk Nugget Lobsea memuat beberapa hal, yakni
• Tempat (Place)
Penjualan produk Lobsea dilakukan dengan beberapa cara, yakni pertama, di tempat
produksi kami sendiri, agar memudahkan konsumen membeli produk kami dengan kondisi
fresh. Kedua, menempatkan produk Lobsea ke agen distributor frozen food yang ada di kota
Balikpapan. Ketiga, melalui platform media online, yakni melalui media sosial, seperti
Instagram, Facebook dan Tiktok, dan melalui e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia,
dan Shopee.
• Social Media Marketing
Pemanfaatan pemasaran menggunakan media sosial merupakan salah satu tools utama
Lobsea dalam menjangkau masyarakat lebih luas lagi. Pemanfaatan fitur seperti snapgram
Instagram, story facebook, hingga konten tiktok akan digunakan Lobsea untuk menggaet
masyarakat khususnya kaum milenial yang sangat aktif dalam menggunakan media sosial.
• Sales Promotion
1. Mengadakan promo menarik, seperti diskon produk sebanyak 50 kemasan pada
awal produksi dan akhir produksi dalam 1 bulan produksi
2. Mengadakan giveaway di media sosial dan e-commerce yang bertujuan untuk
meningkatkan engagement media sosial serta penjualan secara tidak langsung.

10
• Public Relation
Kolaborasi, yaitu dengan cara mengadakan kolaborasi dengan perusahaan atau bisnis
lain yang bergerak di bidang FnB.

2.4 Strategi Pemasaran


2.4.1 Analisis SWOT
Strength Weakness
• Sesuai dengan tagline Lobsea yaitu “Mewah • Kemungkinan terjadinya human
yang merakyat” yang dimana membawa error pada produk
kemewahan dengan memberi kandungan gizi • Pembuatan secara manual
yang tinggi dari Lobster ke dalam produk sehingga membutuhkan waktu
olahan dengan harga merakyat produksi yang cukup lama
• Produk nugget lobster tergolong unik, karena • Keterlambatan pasokan bahan
belum ada pesaing yang membuat produk baku utama yakni lobster dari
serupa dengan Lobsea nelayan, yang akan
• Mendukung SDGs 2030 dengan tujuan menyebabkan keterlambatan
menciptakan kesehatan yang baik bagi produksi Nugget lobster
masyarakat • Pemasaran yang akan dilakukan
• Harga yang ditetapkan lebih terjangkau cukup sulit karena
dibandingkan dengan produk serupa memperkenalkan produk/usaha
• Produk nugget lobster dapat menjadi lauk baru
utama bagi konsumen
• Produk memiliki expired date yang lama, dan
dapat digunakan secara efektif dan efisien

Opportunity Threat
• Perkembangan ke arah positif mengenai • Kompetitor dengan perusahaan
pengolahan industri perikanan dalam negeri, besar seperti Fiesta
terutama Lobster Mutiara. • Fluktuasi harga bahan baku
• Perilaku (behavior) calon konsumen dan • Munculnya kompetitor baru
masyarakat yang mempertimbangkan yang memiliki produk serupa
kepraktisan dalam menggunakan produk • Tren yang berubah seiring
berjalannya waktu

11
• Perkembangan media sosial yang berdampak
baik dan terus berkembang yang kemudian
kami gunakan untuk promosi (advertising)
dan engagement kepada calom konsumen
• Kesempatan ekspansi usaha besar (market
value)

2.4.2 Analisis Kompetitif


Di dalam segmentasi threat, di poin pertama yaitu kompetitor dengan perusahaan besar
seperti Fiesta, merupakan salah satu kompetitor besar dari usaha Lobsea. Dari skala produksi
sampai marketing kompetitor kami mempunyai power yang cukup besar, namun diantara
semua kompetitor Lobsea, belum ada yang menggunakan bahan baku Lobster lokal khususnya
jenis Lobster Mutiara sebagai bahan baku utama dalam lini produknya.

2.4.3 Penentuan Strategi Harga


Metode penetapan harga pada Nugget Lobsea yang digunakan adalah metode penetapan
harga Mark Up yang dimana harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh
biaya ditambah jumlah tertentu untuk menutupi laba yang dikehendaki pada unit tersebut
(margin). Penetapan margin dilakukan dengan mengambil persentase keuntungan berdasarkan
jumlah total biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan Nugget Lobsea.
Dikarenakan produk Nugget Lobsea merupakan sebuah terobosan baru dan belum
memiliki kompetitif dengan ide yang mirip, maka penetapan strategi harga yang efektif
dilakukan yaitu dengan strategi harga penetrasi, dimana harga produk Nugget Lobsea dipasang
dengan harga rendah dibandingkan dengan produk kompetitor nugget lainnya untuk
menciptakan pangsa pasar dan meningkatkan permintaan.

2.4.4 Strategi Biaya Pemasaran


Pada rencana jangka pendek, Lobsea secara fokus memanfaatkan peran media sosial (
seperti Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok, dll) sebagai media pemasarannya. Dalam hal ini,
strategi untuk mengenalkan masyarakat menggunakan beberapa cara seperti membuat konten
edukasi yang dapat membranding produk Lobsea, mengadakan giveaway, dan lain – lain.
Dengan menggunakan strategi yang telah disebutkan, usaha Lobsea dapat menghemat
penggunaan biaya pemasaran seminimalisir mungkin.

12
2.4.5 Saluran Distribusi
Strategi saluran distribusi yang digunakan pada produk Nugget Lobsea yaitu Strategi
Struktur Saluran Distribusi dimana strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara
yang digunakan untuk mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen. Alternatif yang
dipilih dapat berupa distribusi langsung atau distribusi tidak langsung.
Pada distribusi langsung, Nugget Lobsea dipasarkan dengan meletakkan nomor
pemesanan di media sosial agar konsumen dapat menghubungi produsen dan membeli produk
Nugget Lobsea tanpa melalui perantara. Pengantaran akan langsung dilakukan dari rumah
produksi ke konsumen dengan memanfaatkan jasa pengiriman online seperti Go-jek, Grab, dan
semacamnya. Sedangkan apabila menggunakan distribusi tidak langsung, produk nantinya akan
diedarkan dulu ke agen - agen terdekat dan nantinya konsumen bisa membeli produk Nugget
Lobsea tanpa terkendala waktu dan jarak dengan mendatangi agen terdekat.

2.5 Analisis Sumber Daya Manusia


2.5.1 Analisis Kebutuhan dan Pengembangan SDM
Dikarenakan usaha lobsea ini masih dalam berbentuk UMKM, kebutuhan sumber daya
manusia pun masih sederhana. Adapun kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan usaha
Lobsea adalah sebagai berikut: Staff Administrasi dan Keuangan berjumlah 1 orang, Staff
Pemasaran berjumlah 1 orang, dan Staff Produksi dan Pengemasan berjumlah 2 orang.
Selain menganalisis kebutuhan, sebagai upaya dalam meningkatkan mutu dan
pelayanan, Lobsea merencanakan langkah pengembangan sumber daya manusia sebagai
berikut.
1. Menambah jumlah karyawan untuk meningkatkan kapasitas produksi Nugget Lobsea
2. Menambah jumlah gaji dan tunjangan karyawan sesuai dengan peningkatan bisnis
3. Memunculkan posisi karyawan baru seperti manajer usaha dan kurir.

13
BAB III
RENCANA PEMBIAYAAN

3.1 Biaya Produksi


Biaya produksi dari usaha Nugget Lobsea adalah biaya yang dikeluarkan pada saat
pelaksanaan usaha. Biaya produksi Nugget Lobsea dibagi menjadi dua yaitu, biaya tetap dan
biaya variabel. Berikut detail biaya peralatan usaha Lobsea.
Tabel 3.1 Biaya Peralatan Lobsea
Uraian Kuantitas Harga (Rp) Harga Total
Mesin Penggiling 1 unit 2.000.000 2.000.000
Mesin Press 1 unit 300.000 300.000
Kompor Gas 1 unit 200.000 200.000
Timbangan 1 unit 150.000 150.000
Mixer 1 unit 800.000 800.000
Freezer 1 unit 2.000.000 2.000.000
Pisau Stainless 5 buah 40.000 200.000
Panci Kukus 2 buah 65.000 130.000
Baskom 4 buah 20.000 80.000
Loyang 4 buah 35.000 140.000
Sendok Aduk 4 unit 20.000 80.000
Total Biaya Peralatan Rp 6.080.000

Berdasarkan total biaya peralatan diatas, didaptkan harga penyusutan alat menggunakan
Metode Garis Lurus (Straight-Line Method) dengan rumus sebagai berikut
(Harga Perolehan ― Nilai Residu) ÷ Umur Ekonomis = Penyusutan
Hasil dari perhitungan diatas menggunakan asumsi masa pakai selama 2 tahun dan dengan nilai
residu sebesar setengah dari harga perolehan yaitu Rp. 253.000. Berikut detail biaya tetap (fixed
cost) usaha Lobsea.
Tabel 3.2 Biaya Operasional Lobsea
Uraian Per Bulan Per Tahun
Depresiasi Rp 253.333 Rp 3.040.000
Air Rp 30.000 Rp 360.000

14
Listrik Rp 600.000 Rp 7.200.000
Sewa Tempat Rp 1.000.000 Rp 12.000.000
Total Biaya Tetap Rp 1.883.333 Rp 22.600.000

Selanjutnya, menentukan harga sumber daya manusia untuk membantu proses produksi dan
pemasaran.
Tabel 3.3 Biaya Pekerja
Harga Total
Uraian SDM Harga (Rp)
Per Bulan Per Tahun
Pekerja Produksi 2 1.000.000 2.000.000 24.000.000
Pekerja Pemasaran 1 1.000.000 1.000.000 12.000.000
Pekerja Administrasi 1 1.000.000 1.000.000 12.000.000
Total Sumber Daya Manusia 4.000.000 36.000.000

Selanjutnya, menentukan harga per produksi dengan melihat harga jual bahan baku di kota
Balikpapan.
Tabel 3.4 Harga Pokok Bahan di kota Balikpapan, Kalimantan Timur
Daftar Bahan Unit Harga (Rp)
Lobster Mutiara kg 150.000-200.000
Merica kg 100.000
Ajinomoto/Totole kg 45.000
Gula kg 15.000
Garam kg 12.000
Telur piring (30 butir) 40.000
Bawang Putih kg 25.000
Tepung terigu Protein Tinggi kg 15.000
Tepung roti kg 15.000

Selanjutnya ditentukan harga per produksi produk Lobster Nugget dari usaha Lobsea.
Tabel 3.5 Harga per Produksi Nugget lobster selama satu hari dan satu bulan
Harga/gramasi
Bahan Gramasi (gr)
Per hari Per bulan
Lobster Mutiara 3000 600.000 18000000

15
Merica 60 6.000 180000
Ajinomoto/Totole 510 22.950 688500
Gula 150 2.250 67500
Garam 330 3.960 118800
Telur 45 butir (2250) 63.000 1890000
Bawang Putih 1500 37.500 1125000
Tepung terigu Protein Tinggi 10500 157.500 4725000
Tepung roti 900 13.500 405000
Total Harga per Produksi 19200 gr Rp 906.660 Rp 27.199.800

Bahan baku per produksi didapat dari hasil wawancara dan diskusi dengan pelaku UMKM Stik
Ikan Pipih Trisna di Samarinda, yang dipimpin oleh Pak Arie dan pemilik usaha Lobster dan
hasil laut CV. Anugerah Alam di Balikpapan, Pak Makmur. Berikut keterangan tambahan
produksi Lobsea dapat dilihat pada Tabel 3.6
Tabel 3.6 Produksi dan biaya bahan baku
Per hari 51 kemasan
Biaya Bahan Baku 51 Kemasan Rp. 906.660
Per Bulan 1530 kemasan
Biaya Bahan Baku 1530 Kemasan Rp. 27.199.800

Satu kemasan Nugget Lobsea berisi 15 potong nugget dengan berat masing-masing nugget
yaitu 25gr. Berikutnya, ditentukan harga kemasan Nugget lobster sebagai berikut :
Tabel 3.7 Harga kemasan
Uraian Kuantitas per bulan Harga (Rp) Total Harga Kemasan
Kemasan 1540 1.000 1.540.000

Selanjutnya, dihimpun biaya tetap dengan dijumlahkan total biaya peralatan dan total biaya
tetap, dan biaya variabel dengan dijumlahkan total harga per produksi dan total biaya kemasan
Tabel 3.8 Total Biaya Produksi
No Keterangan Biaya
1 Biaya Tetap
Biaya Peralatan Rp 6.080.000
Biaya Penyusutan Rp 253.333

16
Biaya Operasional Rp 1.883.333
Biaya SDM Rp 4.000.000
2 Biaya Variabel
Produksi Rp 27.199.800
Biaya Kemasan Rp 1.540.000
Total Biaya Variabel Rp 40.956.467

Dengan demikian, didapat biaya modal yang dibutuhkan, yaitu


Tabel 3.9 Total Biaya Modal
Biaya Produksi Total
Bahan Baku Rp 28.739.800
Biaya Peralatan Rp 6.080.000
Biaya Tetap Rp 5.883.333
Total Kebutuhan Modal Rp 40.703.133

3.2 Perencanaan Laba


Untuk menentukan keuntungan, diperlukan harga per produk (HPP) dari produk Nugget
Lobsea. Adapun didapat harga per produk Nugget Lobsea, yaitu. Rp. 18.784 yang diperoleh
dari hasil pembagian pembuatan adonan nugget lobster per hari dengan total kemasan yang
didapat dari produksi per hari. Perencanaan laba atau keuntungan.dalam bisnis Nugget Lobsea
ialah dengan menggunakan strategi Cost-Plus Pricing dan analisa harga dari kompetitor,
dimana harga pokok produk per kemasan (HPP) di mark-up terlebih dahulu sesuai dengan
persentase laba yang diinginkan dan telah disepakati, yakni sebesar 49%.
Tabel 3.10 Target Margin of Profit

Varian HPP per kemasan Target Margin of Profit Harga Jual

Nugget lobster Rp 18.784 49% Rp 27.988

Penetapan harga jual juga dipertimbangkan harga produk per kemasan dari kompetitor yang
ada di pasar. Dari hasil survei di lapangan, didapat :
1. So Good Fish Nugget : Rp. 35.000
2. Cedea Crab Nugget : Rp. 34.500
3. Figo Golden Seafood Nugget : Rp. 65.500
4. Fura Fish Nugget : Rp. 35.500

17
Didapat rata-rata harga produk per kemasan dari 4 brand yang tersebar di kota Balikpapan ialah
Rp. 42.625 ( menjadi patokan harga maksimal produk Nugget Lobsea)

3.3 Income Usaha


Income usaha adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual.
Income juga ditentukan oleh besar kecilnya hasil produksi yang dihasilkan dan harga jual dari
produksi tersebut. Detail income yang diperoleh dalam usaha pembuatan Nugget Lobsea per
bulan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.11 Total Income
No Keterangan Biaya
1 Produksi 1530
2 Harga per bungkus Rp 27.988
Total Income Rp 42.822.302

3.4 Laba Bersih Usaha


Setelah mengetahui besarnya penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan, selanjutnya
diketahui besar laba bersih (profit) yang diperoleh dari usaha Nugget Lobsea. Proft diperoleh
dengan cara dikurangkan total income dengan total biaya yang dikeluarkan, yaitu fixed cost,
dan harga per produksi. Detailnya dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 3.12 Total Profit
No Keterangan Biaya

1 Income Rp 42.822.302
2 Biaya Tetap Rp 34.623.133
Total Profit Rp 8.199.169

3.5 Analisis Kelayakan


Analisis kelayakan digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan suatu usaha. Hal ini
sangat penting dilakukan sebelum implementasi investasi di satu usaha yang mempertaruhkan
dana yang sangat besar. Kelayakan usaha Nugget Lobsea atau Love Seafood dapat diukur atau
diproyeksikan menggunakan beberapa metode analisa. Beberapa metode analisa yang dapat
digunakan adalah metode Non-Discounted Cash Flow dan Discounted Cash Flow

18
3.5.1 Metode Non-Discounted Cash Flow
Non-Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat
kekuatan pengembalian modal tanpa mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang (time value
of money). Metode yang dipergunakan adalah Payback Period (PBP) Method, dengan formula
umum sebagai berikut :
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑰𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊
Pay Back Period = × 𝟏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆

Dari rumus diatas, didapat hasil Payback Period yaitu 5 bulan. Jadi, modal akan terbayarkan
jika usaha dijalankan selama 5 bulan

3.5.2 Metode Discounted Cash Flow


Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat nilai waktu
uang (time value of money) dalam menghitung tingkat pengembalian modal pada masa yang
akan datang.
1. Net Present Value (NPV)
NPV didefinisikan sebagai selisih antara investasi sekarang dengan nilai
sekarang (present value) dari proyeksi hasil-hasil bersih masa datang yang diharapkan.
Dengan demikian, NPV dapat dirumuskan:
NPV = [Arus kas/ (1+i)^t] – Investasi awal
Dari rumus diatas, didapat hasil Net Present Value (NPV) yaitu Rp. 48.742.343 Jadi,
investasi usaha akan menguntungkan atau hasilnya (return) melebihi tingkat bunga yang
dipakai, karena nilai yang didapat bernilai + (positif).

2. Revenue Cost Ratio (R/C)


Revenue/ Cost Ratio adalah merupakan perbandingan antara total penerimaan
dengan total biaya dengan rumusan sebagai berikut (Soekartawi, 2006).
𝐓𝐑
Revenue Cost Ratio (R/C) = 𝐓𝐂

Dari hasil perhitungan diatas, didapat nilai R/C sebesar 1,24. Nilai 1,24 > 1, sehingga
usaha pembuatan Nugget Lobsea layak untuk diusahakan karena nilai 1,24 dapat
diartikan jika setiap biaya yang dikorbankan oleh pelaku usaha sebesar Rp 1 maka
pelaku usaha akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 1,24.

19
3.6 Analisis BEP
Perhitungan Break Event Point digunakan untuk menentukan batas minimum volume
penjualan dimana pada titik tersebut proyek tidak untung dan tidak rugi (total revenue = total
cost). Selama proyek/perusahaan masih berada di bawah titik BEP, selama itu juga perusahaan
tersebut masih mengalami kerugian. Untuk menghitung BEP Unit dapat digunakan rumus
dibawah ini:
BEP Unit = Biaya Tetap : (harga/unit - biaya variabel/unit)
Dari rumus diatas, didapat hasil Break Event Point Unit (BEP Unit) yaitu 639. Jadi, untuk
mencapai titik impas usaha Lobsea harus menjual 639 kemasan.

Untuk menghitung BEP Rupiah dapat digunakan rumus dibawah ini:


BEP Rupiah = Biaya Tetap : (kontribusi margin : unit harga)
Dari rumus diatas, didapat hasil Break Event Point Rupiah (BEP Rupiah) yaitu Rp. 22.338.446.
Jadi, untuk mencapai titik impas usaha Lobsea harus mendapat income sebesar Rp. 22.338.446.

Untuk menghitung BEP Laba dapat digunakan rumus dibawah ini:


BEP Laba = (Biaya Tetap + Target Laba) : (Harga/unit - Biaya Variabel/unit)
Dari rumus diatas, didapat hasil Break Event Point Laba (BEP Laba) yaitu 1.074 kemasan. Jadi,
untuk mencapai titik laba yang diinginkan dari usaha Lobsea yang dimana target laba yakni Rp.
4.000.000, usaha Lobsea harus mendapat menjual sebanyak 1.074 kemasan.

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari proposal business plan diatas adalah
sebagai berikut.
1. Lobsea hadir sebagai UMKM pertama di Indonesia yang mengolah daging lobster
ke dalam produk olahan berbentuk nugget
2. Lobsea dengan tagline “Mewah yang Merakyat” hadir sebagai solusi masyarakat
dalam memberikan sebuah produk olahan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan
bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau.
3. Berdasarkan rencana pembiayaan, harga produk Nugget Lobsea bisa didapatkan
dengan harga Rp.27.998 per kemasan dengan total income usaha yang bisa
didapatkan perbulan mencapai Rp.42.822.302 dan laba bersih yang bisa didapatkan
yaitu sebesar Rp.8.199.169
4. Dengan menggunakan metode PayBack Period (PBP), didapatkan waktu yang
dibutuhkan untuk pengembalian modal usaha yaitu selama 5 bulan.
5. Dengan menggunakan analisis Net Present Value (NPV), didapatkan nilai sebesar
Rp. 48.742.343 yang mengindikasikan bahwa investasi usaha akan menguntungkan
atau hasilnya (return) melebihi tingkat bunga yang dipakai, karena nilai yang
didapat bernilai + (positif).
6. Dengan menggunakan analisis Revenue Cost Ratio (R/C), didapatkan nilai sebesar
1,24 dimana nilai 1,24 > 1 menandakan bahwa usaha pembuatan Nugget Lobsea
layak untuk diusahakan karena nilai 1,24 dapat diartikan jika setiap biaya yang
dikorbankan oleh pelaku usaha sebesar Rp 1 maka pelaku usaha akan mendapatkan
penerimaan sebesar Rp 1,24.
7. Dengan menggunakan analisis BEP (Break Even Point), didapatkan nilai BEP Unit
sebesar 639 kemasan, BEP Rupiah sebesar Rp. 22.338.446, BEP Laba yaitu
sebesar 1.074 kemasan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Arumugam. A, et.al. 2020. Biochemical Profile of Spiny Lobsters P.homarus and P.ornatus.
The Journal of Agricultural Science Digest. 40 (4):411-417.

Aswar. 1995. Pembuatan Fish Nugget dari Ikan Nila Merah (Oreochromis Sp.). Skripsi.
Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Feightbaum, Armand V. 1991. Total Quality Control. Edisi ke-3. McGraw-Hill. New York.
USA.

Khomsan, Ali. 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

SNI 7758. 2013. Naget Ikan. Badan Standarisasi Indonesia, Indonesia.

Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai