Anda di halaman 1dari 31

EFISIENSI IRIGASI

Menurut Arsyad (2010), irigasi berarti


pemberian air kepada tanah untuk
memenuhi kebutuhan air bagi
pertumbuhan tanaman. Tujuan irigasi
adalah memberikan air kepada
tanaman dalam jumlah yang cukup
dan pada waktu yang diperlukan.

B. Efisiensi Irigasi
Efisiensi irigasi adalah
perbandingan antara jumlah
air yang nyata bermanfaat
bagi tanaman yang
diusahakan dengan jumlah
air yang diberikan yang
dihitung dalam persen (%).
2

Menurut Arsyad (2010), efisiensi irigasi


dipengaruhi oleh efisiensi pemakaian air di
petak sawah dan efisiensi pengaliran air
dari bendung (sumber air) sampai ke
sawah.
Efisiensi Irigasi dipengaruhi oleh:
a)Kondisi tekstur lapisan olah dan
permeabilitas lapisan bawah (sub-soil),
b)Keadaan topografi,
c)Banyaknya air di dalam saluran, dan
d)Sistem pengelolaan air (water
management).
3

Kehilangan air sistem pendistribusian


berbeda tergantung pada metode
distribusi dan pemberian air.
Kehilangan air pada sistem pendistribusian
dengan :
1.sistem distribusi saluran terbuka yang
salurannya tidak dilapisi ditaksir sebesar
40%.
2.Pada sistem irigasi pipa, kehilangan air
berkisar dari 10% untuk sistem irigasi
mikro lokal dan irigasi tetes (drip
irrigation), sedangkan
3.pada sistem irigasi sprinkler sampai 30%
(Arsyad, 2008).

Kehilangan air pada praktik irigasi


dapat terjadi karena :
1.menguap di saluran irigasi,
2.rembesan dari saluran ke luar,
3.Pengambilan untukkebutuhan rumah
tangga;
4.penyadapan air secara ilegal.

Apabila kehilangan air sangat


besar, maka nilai efisiensi irigasi
menjadi lebih rendah
5

Macam Efisensi Irigasi


Menurut Sudjarwadi (1999) efisiensi
irigasi meliputi:
1. Efisiensi Pengaliran (Water
conveyance
effficiency), disebut
juga efisiensi penya-luran air, yaitu
merupakan perbandingan antara
jumlah air yang sampai di areal irigasi
(petak persawahan) terhadap jumlah
air yang dialirkan dari bangunan sadap.
6

Efisiensi Pengaliran (Water conveyance


effficiency).

Asa
EPNG
100%
Adb

EPNG: efisiensi pengaliran


Asa : jumlah air yang sampai di areal
irigasi
Adb : jumlah air yang diambil dari
bangunan sadap.
7

Faktor yang mempengaruhi efisiensi


pengaliran :
1. Kondisi jaringan irigasi, bangunan dan
salurannya; kehilangan air banyak
terjadi waktu pengaliran, baik karena
penguapan maupun peresapan.
2. Penyadapan air secara liar pada
saluran sekunder dan primer guna
dialirkan secara langsung ke petak
persawahan.
8

2. Efisiensi Pemakaian (Water


aplication efficiency) disebut juga
efisiensi pemberian air yaitu
perbandingan antara jumlah air yang
tersimpan di dalam zone perakaran
selama periode pemberian air
terhadap jumlah air yang sampai di
areal irigasi (petak persawahan).
9

Efisiensi Pemakaian

Adzp
EPMK
100%
Asa
EPMK : efisiensi pemakaian air,
Adzp
: jumlah air yang ditahan
(tersimpan)
pada zone
perakaran,
selama
periode pemberian air.
Asa
: jumlah air yang sampai di
areal irigasi
10

Faktor yg mempengaruhi efisiensi


pemakaian:
1.Metode/cara pemberian air pada tanaman,
2.Sifat tanah dan bentuk topografi
wilayahnya,
3.Luas areal pertanaman,
4.Kualitas air irigasi.

11

3. Efisiensi Penyimpanan
(Water storage efficiency)
Apabila keadaan sangat kekurangan
air, jumlah air yang dibutuhkan untuk
mengisi lengas tanah pada zone
perakaran adalah Asp (air simpanan
penuh) dan air yang diberikan hanya
Adk, maka refisiensi penyimpanan
adalah:
12

Efisiensi Penyimpanan (Water storage


efficiency)

Adk
EPNY
100%
Asp
EPNY : efisiensi penyimpanan
Adk : air yang diberikan
Asp : air simpanan penuh

Salah satu sebab yg menimbulkan


kecilnya EPNY adalah sulitnya infiltrasi,
berarti air irigasi sulit melewati
(menembus) permukaan tanah untuk
memasuki zone perakaran.

13

Kecilnya persediaan air dan kecilnya


kapasitas infiltrasi tanah juga
berpengaruh terhadap nilai EPNY.
Faktor yang mempengaruhi efisiensi
penyimpanan:
Tata air tanah,
Permeabilitas dan kapasitas lapang
dari tanah yang bersangkutan,
Kualitas/mutu pengolahan tanah.
14

4. Efisiensi Sebaran

Efisiensi sebaran ini sering pula


disebut efisiensi distribusi. Mengingat
pentingnya keseragaman sebaran air
irigasi dalam zone perakaran.
Keadaan umum menunjukkan suatu
gejala, bahwa makin seragam
sebaran air irigasi pada zone
perakaran, akan makin baiklah
produksi tanaman.

15

Sebagai indikator (petunjuk) tentang


efisiensi sebaran digunakan rumus:

y
ESB 1 100%
d

ESB : efisiensi sebaran


y
: rerata deviasi numerik dari kedalaman
air
tersimpan terhadap nilai d.
d
: rerata kedalaman air tersimpan
selama
periode irigasi.

16

Usaha-usaha untuk meningkatkan


efisiensi pengairan, yaitu:
1. Memperbaiki sarana jaringan irigasi
(bangunan dan salurannya) agar
kehilangan air melalui
resapan/kebocoran dapat dikurangi.
2. Saluran-saluran pengangkut
hendaknya
dibuat lurus, dengan
kemiringan tertentu,
sehingga air
dapat lancar mengalir; hal ini
dapat
mengurangi kehilangan air melalui
evaporasi sepanjang saluran.
17

3. Lahan harus dikerjakan dengan baik dan


rata sebelum ditanami.
4. Curah hujan efektif di daerah irigasi
yang bersangkutan harus dimanfaatkan
semaksimal mungkin.
5. Menerapkan pola bercocok tanam
dengan
sistim giliran (rotasi tanaman).
6. Petak-petak sawah yang letaknya saling
terpencar dan berukuran sempit
seyogianya dikonsentrasikan menyatu
sehinggaa menjadi unit yang lebih efektif.

18

7. Mempersingkat waktu pengolahan


tanah dan membuat persemaian di
satu tempat
untuk masing-masing
kelompok petak
persawahan.
8. Petani-petani pemakai air harus
dilatih dan
dibiasakan
menggunakan air secara wajar,
sehingga mereka dapat melakukan
pemberian air dalam jumlah yang
proporsional pada saat yang tepat,
tidak berlebihan.
19

Kehilangan air utama pada saluran


adalah rembesan. Menurut Arsyad
(2010), penyebab rembesan adalah:
1.Sifat tanah yang dilalui saluran.
Rembesan saluran besarnya dari 50
mm/hari pada tanah liat, sampai 500
mm/hari pada tanah berpasir.
2.Geometri saluran. Lebih dalam air di
dalam saluran semakin besar
rembesan dan semakin besar
parameter basah, semakin besar
kemungkinan rembesan.
20

3. Dalamnya air bawah tanah. Semakin


jauh letak permukaan air bawah
tanah dari saluran semakin besar
rembesan.
4. Kandungan sedimen di dalam air
yang disalurkan. Kandungan
sedimen yang tinggi akan dengan
cepat menutupi pori-pori tanah yang
akan memperkecil rembesan.

21

Kehilangan air pada saluran-saluran


biasanya tinggi, yaitu berkisar antara 2045% untuk saluran primer dan sekunder.
Salah satu cara untuk meningkatkan
efisiensi air yang disalurkan untuk irigasi
adalah
dengan mengurangi volume air yang
hilang oleh rembesan selama perjalanan
air melalui saluran ke lahan-lahan tani
dengan melapisi saluran.
22


Menurut Arsyad (2008), beberapa
alasan teknis untuk melapisi saluran air
adalah:
1)Berkurangnya air hilang oleh rembesan,
2)Meningkatnya kapasitas saluran
melepaskan air (discharge capacity),
3)Terhambatnya pertumbuhan gulma,
4)Berkurangnya waterlogging,
5)Tercegahnya erosi tebing saluran,
6)Distribusi air lebih merata,
7)Terhindarnya kerusakan lahan yg
berdekatan,
8)Berkurangnya biaya drainase.
23

Penelitian di Nebraska, Amerika


Serikat, menunjukkan bahwa pelapisan
saluran primer dengan beton dapat
mengurangi kehilangan air dari 300
mm/hari menjadi 140 mm/hari,
sedangkan di India menunjukkan bahwa
pelapisan dengan beton dapat
mengurangi kehilangan air oleh
rembesan sebesar 50% di saluran primer
dan 45% di saluran distribusi (sekunder
dan tersier) (Plusquellec and Ochs, 2003
dalam Arsyad, 2010).

24

Efisiensi pemakaian air pada tingkat


lapangan atau petak usaha tani akan
meningkat jika air yang masuk
merata ke seluruh petak. Masuk-nya
air ke petak usaha tani secara
merata sulit dicapai jika permukaan
tanah tidak rata, yang akan
mengakibatkan rendahnya efisiensi
pemakaian air dan hasil tanaman
yang tidak baik.

25

Peningkatan efisiensi pemakaian air


pada tingkat lapangan atau petak usaha
tani selain dari meratakan permukaan
tanah, dapat dilakukan dengan:
1)Penggunaan tanaman berumur pendek.
Penggunaan tanaman berumur 90 hari
akan menghemat banyak air dari pada
tanaman berumur 120 hari,
2)Perbaikan genetik tanaman. Seleksi
tanaman yang kebutuhan airnya lebih
rendah,
26

3) Penggenangan air lebih rendah


pada tanaman padi sawah dan cara
pengolahan tanah sawah
memperbaiki efisiensi pemakaian air
pada padi sawah,
4) Pemberian air padi di bawah
kandungan air kapasitas lapang
untuk tanaman bukan padi sawah,
akan meningkatkan efisiensi
pemakaian air.

27

5)

Penggunaan sisa tanaman dan


mulsa plastik dan berbagai metode
konservasi tanah,
6) Pergiliran pemberian air,
berdasarkan saluran sekunder,
tersier atau petak sawah.

28

C. Metode Drainase

Dalam praktek irigasi, kelebihan


air harus dibuang ke luar areal irigasi
agar muka air tanah tidak naik
sampai zone perakaran dan
merendam akar tanaman. Bila akar
tanaman terendam air dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman,
bahkan dapat membusukkan akar.

29

Drainase pada keadaan khusus


kadang-kadang
memerlukan
pemasangan
pipa-pipa
di
bawah
permukaan tanah, dan sistem ini
disebut drainase bawah tanah.

Sistem drainase yang umum dipakai


pada usaha pertanian khususnya untuk
persawahan adalah sistem drainase
permukaan, dengan pembuatan paritparit drainase serta mengalirkan
kelebihan
air
dengan
prinsip
pengaliran pada saluran terbuka.
30

Saluran drainase Permukaan tanah

Saluran
drainase

Garis muka air tanah


Muka air di selokan drainase
Gambar Muka Air Tanah di Antara
Dua Saluran Drainase
31

Anda mungkin juga menyukai