Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

Halaman

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR .............................. i


SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ............ ii
KATA PENGANTAR ... ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................. ...................................................................................... v
A. TUJUAN .......... ...................................................................................... 1/19
B. KELOMPOK SASARAN ......................................................... ............... 1/19
C. WAKTU PEMBELAJARAN ...................................................................... 1/19
D. METODE PEMBELAJARAN .................................................................. 1/19
E. PROSES PEMBELAJARAN .................................................................... 1/19
F. MATERI PEMBELAJARAN ..................................................................... 2/19
1. Pengertian Sistem Irigasi Pompa Air Tanah ..................................... 2/19
2. Bagian-Bagian Irigasi Pompa Air Tanah ............................................ 3/19
2.1. Dalam Instalasi Irigasi Pompa Air Tanah ................................... 3/19
2.2. Jenis-Jenis Pompa Yang Biasa Digunakan untuk
Keperluan Irigasi ....................................................................... 3/19
3. Jaringan Irigasi Pompa Air Tanah ...................................................... 4/19
4. Pembangunan Irigasi Pompa Air Tanah ............................................ 4/19
5. Operasi Irigasi Pompa Air Tanah ....................................................... 5/19
6. Pemeliharaan Irigasi Pompa Air Tanah ............................................ 6/19
6.1 Pemeliharaan Sumur Bor (Pipa) ................................................ 6/19
6.2 Pemeliharaan Mesin/Pompa ...................................................... 7/19
6.3 Pemeliharaan Saluran Pembawa dan Bangunan
Pelengkap.................................................................................. 10/19
7. Tanggung Jawab Lembaga Pengelola Irigasi Pompa Air Tanah....... 10/19
7.1 Kegiatan Harian/Mingguan......................................................... 11/19
7.2 Kegiatan Musiman...................................................................... 11/19
7.3 Kegiatan Khusus ........................................................................ 11/19

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan


Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
v
8. Penjadualan Pemberian Air Irigasi ..................................................... 11/19
8.1 Karakteristik Jaringan ................................................................. 12/19
8.2 Kapasitas Pompa ................................................................. 14/19
8.3 Kebutuhan Air di Lahan ............................................................. 15/19
8.4 Lamanya Pengaliran Air ............................................................. 15/19
8.5 Kahilangan Air di Saluran .......................................................... 15/19
9. Pembiayaan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Pompa Air Tanah ... 16/19
9.1 Biaya Operasi dan Pemeliharaan ............................................. 16/19
9.2 Biaya Penggantian Pompa dan Mesin ...................................... 18/19
DAFTAR PUSTAKA ... ...................................................................................... 19/19

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan vi


Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

MODUL TENTANG
SISTEM IRIGASI POMPA AIR TANAH

A. TUJUAN
1. Peserta mampu menjelaskan, mengerti dan memahami sistem irigasi pompa,
sehingga dapat membangun, mengoperasikan, dan memelihara sistem irigasi
pompa air tanah; dan
2. Sebagai bahan acuan untuk menyusun bahan serahan Sistem Irigasi Pompa
Air Tanah.

B. KELOMPOK SASARAN
1. Kelompok sasaran pembelajaran ini adalah para instruktur tata guna air dalam
pelatihan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air ; dan
2. Pejabat/ petugas yang membidangi pengelolaan jaringan irigasi.

C. WAKTU PEMBELAJARAN
Waktu penyampaian pembelajaran yaitu:
1. Pembelajaran di kelas dapat menggunakan waktu 1 (satu) jam pelajaran @ 45
menit; dan
2. Pembelajaran di luar kelas/ di lapangan menggunakan waktu 3 (tiga) jam
pelajaran @ 45 menit.

D. METODE PEMBELAJARAN
Dalam proses ini fasilitator menyampaikan seluruh informasi kepada peserta
tentang sistem irigasi pompa air tanah untuk keperluan irigasi dan peserta dapat
duduk di kursi atau lesehan dengan posisi duduk melingkar atau membentuk hurup
“U” agar supaya peserta dapat menerima informasi dengan jelas.

E. PROSES PEMBELAJARAN
Penyampaian informasi dapat diberikan secara tatap muka secara langsung di
kelas atau juga praktek pelaksanaan kegiatan secara nyata di lapangan.

1. Di dalam kelas
1) fasilitator menjelaskan tentang sistem irigasi pompa air tanah secara
keseluruhan;

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 1/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

2) fasilitator menjelaskan tentang jaringan irigasi dan pembangunan irigasi


pompa air tanah;
3) fasilitator menjelaskan tentang teknis operasi dan pemeliharaan sistem irigasi
pompa air tanah; dan
4) fasilitator menjelaskan tentang perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan.

2. Di luar kelas/di lapangan


Peserta dilibatkan untuk melihat secara langsung pengoperasian sistem irigasi
pompa air tanah untuk menunjang kebutuhan pertanaman, mulai dari sistem
pengambilan, pendistribusian, pembagian, pemeliharaan dan lain sebagainya.

F. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pembelajaran meliputi:
1. Pengertian Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Sesuai ketentuan umum dalam Peraturan Pemerintah tentang Irigasi No.20
Tahun 2006, irigasi pompa adalah salah satu jenis irigasi, setingkat/sama
dengan irigasi permukaan, irigasi rawa, dan irigasi tambak. Dengan demikian
pengertian irigasi pompa adalah penyediaan, pembagian, pemberian,
penggunaan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian dengan
menggunakan pompa air tanah.

Selanjutnya Irigasi pompa air tanah dapat diartikan sebagai usaha pengambilan
air dari bawah permukaan tanah (atau mengangkat/memindahkan air dari
tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi) dengan menggunakan bantuan
pompa air, sehingga dapat didistribusikan dan digunakan untuk keperluan
irigasi. Irigasi pompa air tanah ini mempunyai kelebihan dan kelemahan yaitu:

1.1 Kelebihan irigasi pompa air tanah:


1) adanya kepastian perolehan air dibandingkan dengan irigasi
permukaan sehingga dapat diharapkan tersedia sepanjang tahun;
2) rencana tata tanam dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan
mempertimbangkan jenis tanaman, waktu tanam serta ketersediaan
tenaga kerja; dan
3) petani dapat mengatur sendiri penyediaan air untuk irigasinya.

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 2/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

1.2 Kelemahan irigasi pompa air tanah:


1) Diperlukan investasi/modal yang relatif besar untuk pembangunannya;
2) Perlu perawatan yang intensif dan terus-menerus, sehingga
membutuhkan dukungan tenaga operator yang trampil; dan
3) Diperlukan biaya operasi dan pemeliharaan yang memadai, agar
keberlanjutannya dapat terjaga.

2. Bagian-Bagian Irigasi Pompa Air Tanah


Bagian-bagian irigasi pompa air tanah terdiri:

2.1 Dalam instalasi irigasi pompa air tanah, biasanya terdiri dari:
1) sumur air tanah, dapat jenis sumur gali, bor (pipa), yang berfungsi
untuk mengumpulnya air dari akuifer;
2) pompa air dan mesin penggeraknya (mesin disel, generator set, listrik
dari PLN.);
3) bangunan stasiun pompa (rumah pompa), yang berfungsi sebagai
tempat pompa, mesin, dan alat-alat pendukung lainnya dan juga untuk
menyimpan buku catatan kegiatan O & P pompa dan fasilitanya yang
terkait;
4) bak penampung, yang berfungsi sebagai bak penenang yang biasanya
dilengkapi dengan alat ukur debit;
5) saluran pembawa, yang dapat menggunakan pipa air atau saluran
terbuka; dan
6) bangunan pembagi ke masing-masing box.

2.2 Jenis-jenis pompa yang biasa digunakan untuk keperluan irigasi,


adalah:
1) pompa sentrifugal dengan kedalaman muka air maksimum 8 (delapan)
meter. Pompa ini paling banyak digunakan untuk keperluan irigasi;
2) pompa submersibel, yang merupakan pompa berdiameter kecil dan
dimasukkan kedalam pipa lindung; dan
3) pompa turbin, adalah pompa putar (rotasi) yang dipasang di dalam
sumur dan mempunyai kapasitas yang besar.

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 3/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

3. Jaringan Irigasi Pompa Air Tanah


Sesuai dengan Rencana Peraturan Pemerintah tentang Irigasi Tahun 2004,
jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air
tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi air
tanah termasuk bangunan di dalamnya. Selanjutnya Peraturan Pemerintah
tersebut juga mengisyaratkan bahwa jaringan irigasi air tanah seperti irigasi air
permukaan yang terdiri dari jaringan utama (sumur, pompa air dan mesin
penggeraknya, bangunan stasiun pompa, dan bak penampung air) dan jaringan
tersier (saluran sesudah bak penampung yang berfungsi sebagai saluran
distribusi dan pembagian air irigasi).

Gambar 1. Sistem irigasi dengan menggunakan pompa pompa air

4. Pembangunan Irigasi Pompa Air Tanah


Sesuai dengan Undang-undang No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
maka pembangunan jaringan utama irigasi, termasuk irigasi pompa air tanah
(sumur, pompa, rumah pompa, bak penampung) baik pembangunan, operasi
dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab pemerintah, sedangkan saluran
tersier sesudah bak penampung menjadi tanggung jawab petani (P3A).

Mengingat mahalnya investasi yang dibutuhkan dalam pembangunan instalasi


sistem irigasi pompa air tanah, maka keberadaannya masih merupakan proyek-
proyek yang masih dikerjakan oleh Pemerintah pusat, dan petani sesuai

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 4/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

dengan ketentuan undang-undang tersebut diharapkan untuk membangun


jaringan tersier sesudah bak penampung, serta melaksanakan operasi dan
pemeliharaan jaringan tersier tersebut. Sistem irigasi air tanah memerlukan
biaya O & P yang relatif tinggi, dengan demikian maka petani harus dapat
memperhitungkan dengan baik tingkat pengembalian kegiatan pertanian yang
diusahakannya. Untuk itu petani harus benar-benar intensif dalam pengelolaan
tanaman pertaniannya sehingga dapat menanggung biaya yang dibebankan
untuk pengelolaan sistem irigasi pompa air tanah. Biasanya petani akan
menanam jenis tanaman yang mempunyai peluang produktivitas tinggi dan
bernilai ekonomis tinggi serta membutuhkan air relatif sedikit Tanaman jenis
hortikultura dan buah-buahan biasanya menjadi pilihan para petani, misalnya
tomat, lombok, semangka, melon, dan lain-lain. Untuk melaksanakan
pengelolaan yang baik dibutuhkan suatu institusi atau lembaga pengelolaan
yang baik pula. Lembaga ini biasanya disebut Perkumpulan Petani Pemakai Air
(P3A), Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), Mitra Cai, atau apa saja
namanya sesuai daerahnya.

5. Operasi Irigasi Pompa Air Tanah


Berlainan dengan cara yang lazim digunakan dalam jaringan irigasi air
permukaan, pada sistem irigasi pompa air tanah petani dapat menentukan
sendiri berapa banyak air yang ia perlukan di lahan mereka. Meskipun jumlah
air yang diberikan dapat sesuai dengan permintaan petani yang bersangkutan,
tetapi juga harus dipertimbangkan aspek keadilan dan pemerataan pada petani-
petani yang lain. Disamping itu juga dituntut kesadaran petani agar dapat
menggunakan air sehemat mungkin, maka air harus dibagi secara efektif dan
efisien. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembinaan adalah cara dan
teknik pembagian air termasuk pemberian air di lahan. Hal ini tentunya
menuntut kemampuan operasi yang lebih tinggi dibandingkan irigasi permukaan
agar dapat memenuhi kriteria tepat tempat, tepat jumlah dan tepat waktu agar
tuntutan kebutuhan di kalangan petani dapat terpenuhi.

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 5/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

Agar sistem irigasi pompa air tanah dapat dipertahankan keberlanjutannya,


maka perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1) Mengoperasikan peralatan sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh
pabrik pembuat peralatan (pompa dan mesin);
2) Menyediakan air irigasi sesuai dengan permintaan petani melalui ulu-
ulu/P3A sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, dan hanya pada
waktu tanaman benar-benar membutuhkan;
3) Mengurusi bahan bakar dan suku cadang. Operator harus memesan barang
barang yang dibutuhkan sebelum waktu digunakan, sehingga tidak terjadi
keterlambatan penyediaan bahan; dan
4) Melakukan pekerjaan administrasi yang berhubungan dengan stasiun
pompa, misalnya mencatat jam operasi, kegiatan operasi pemeliharaan,
mencatat debit, mencatat penggunaan air, dan pemakaian / konsumsi bahan
bakar.

6. Pemeliharaan Irigasi Pompa Air Tanah


Pemeliharaan irigasi pompa meliputi:

6.1 Pemeliharaan sumur bor (pipa)


Sumur jenis ini di bor jauh ke dalam lapisan tanah yang mengandung
banyak air, sehingga diperlukan peralatan berat untuk membuatnya.
Sumur jenis ini dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, karena
mampu menghasilkan jumlah pemompaan air yang banyak. Demikian juga
untuk keperluan irigasi yang cenderung mernerlukan jumlah air yang
besar dan kepastian ketersediaan, maka pilihan jenis sumur ini paling
banyak dilakukan.
Seperti peralatan yang lain, sumur juga mengalami keausan akibat
pemompaan yang terus-menerus. Tanda-tanda sumur telah mengalami
keausan adalah:
1) kapasitas sumur berkurang secara berangsur-angsur atau penyusutan
kemampuan sumur; dan
2) air yang dipompa bercampur pasir dan lumpur atau material lain.

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 6/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

Keausan ini disebabkan oleh karat dan kotoran-kotoran lain yang melekat,
sehingga korosi ini mampu menghancurkan bahan pipa dan saringan.
Pemeriksaan berkala sumur bor biasanya dilakukan 10-15 tahun setelah
operasi pertama. Jika dari hasil pemeriksaan sumur menunjukkan perlu
diganti atau direhabilitasi, maka perlu perencanaan dan persiapan yang
matang. Biasanya jika sumur telah menunjukkan penurunan kemampuan
yang berarti, pilihan melakukan pengeboran lagi lebih prioritas dari pada
memperbaiki sumur yang ada.

Gambar 2. Bagan teknis sumur pipa (bor).

6.2 Pemeliharaan mesin/pompa


Pemeliharaan yang baik sesuai dengan petunjuk teknis yang ditentukan
akan memperpanjang umur pakai suatu peralatan. Pada umumnya
perawatan rutin yang dilaksanakan teratur akan mengurangi resiko
kerusakan, sehingga menghemat biaya perawatan dalam jangka panjang.
Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik, diperlukan:

1) operator dan staf yang terlatih dan seperangkat peralatan yang


memadai. Operator ini harus mampu memberikan informasi dan
tanggap masalah yang mungkin timbul serta mampu mengatasi
masalah-masalah yang timbul;

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 7/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

2) montir lapangan yang mampu untuk melakukan perbaikan-perbaikan di


sumur pompa dan montir yang bekerja di bengkel;
3) seperangkat peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan
perbaikan perbaikan rutin.
Secara umum ada tiga jenis pemeliharaan, yaitu:
a. Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan ini termasuk perbaikan-perbaikan kecil yang harus
dilakukan oleh operator, antara lain: mengecek oli, sistem
pelumasan, pengencangan baut/mGur, dan lain sebagainya.

Pemeliharaan rutin:
• Mengecek oli/ sistem
pelumasan;
• Mengecangkanbaut/mur
yang kendor;
• Mengecek Sistem
pendinginan; dan
• Mengecek belt.

Gambar 3. Kegiatan pemeliharaan rutin irigasi pompa.

b. Pemeliharaan berkala
Merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala
yang harus dilakukan oleh operator. Pemeliharaan ini biasanya
ditentukan berdasarkan jam operasi peralatan. Kegiatan ini juga
meliputi perbaikan-perbaikan besar yang dilakukan pada waktu
pompa tidak digunakan, karena tanaman sedang tidak
membutuhkan air. Jadwal pemeliharaan berkala dapat dilihat seperti
pada Tabel 1.

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 8/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

Tabel 1. Bagan umum kegiatan operasi dan pemeliharaan pompa air irigasi

OPERASI JAM PEMAKAIAN POMPA


KET

PEMELIHARAAN 8 50 150 300 500 1000 2500


Komponen
PEMBERSIHAN

Saringan udara terendam oli


Saringan pompa BBM
Tangki BBM
Injektor/bosch pump
Silinder, kipas, radiator

Permukaan oli (tabung pembersih)


Permukaan oli mesin
PEMERIKSAAN

Permukaan air accu/baterai


Tegangan tali kipas
Kerenggangan klep
Permukaan oli roda gigi
Kerenggangan impeler

Oli mesin
Oli saringan udara
PENGGANTIAN

Saringan BBM
Saringan oli
Tali kipas
Oli roda gigi
Minyak gemuk/grease
Sikat stater

Keterangan:
Setiap kegiatan pemeliharaan akan berulang kembali sesuai dengan waktu operasi
yang telah ditetapkan pada tabel tersebut di atas.

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 9/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

c. Pemeliharaan darurat
Pemeliharaan ini dilakukan karena terjadi kerusakan mesin/pompa
secara mendadak, misalnya piston (torak) mesin pecah, impeler
pompa patah. Kejadian ini biasanya terjadi karena perawatan rutin
dan berkala tidak dilaksanakan sesuai prosedur yang seharusnya,
sehingga akan berakibat fatal. Kejadian ini biasanya memerlukan
waktu perbaikan yang relatif lama dengan membutuhkan biaya yang
mahal. Karena kejadian ini tidak direncanakan, maka tentu akan
berakibat pada ketersediaan dana cadangan untuk penanganannya.

6.3 Pemeliharaan saluran pembawa dan bangunan pelengkap


Jika saluran pembawa merupakan saluran terbuka, maka pemeliharaan
yang dilakukan adalah layaknya pada irigasi permukaan. Misalnya
melakukan kegiatan rutin membersihkan kotoran, rumput, menutup
bocoran disepanjang saluran, dan kegiatan semacamnya. Jika saluran
yang digunakan adalah saluran tertutup berupa pipa, maka kebersihan
pada bak-bak pembagi yang terbuka harus lebih diperhatikan, karenanya
harus senantiasa dihindari agar jangan sampai ada kotoran/sampah
masuk yang berakibat pada tersumbatnya saluran pembawa tersebut.

7. Tanggung Jawab Lembaga Pengelola Irigasi Pompa Air Tanah


Seperti telah diketahui, para petani bertanggung jawab sepenuhnya atas
operasi dan pemeliharaan sistem irigasi pompa air tanah. Operasi dan
Pemeliharaan (O & P) sistem irigasi pompa air tanah ini mempunyai tingkat
kesulitan dan resiko yang lebih tinggi. Untuk itu petani harus tergabung dalam
lembaga pengelola (P3A, HIPPA, Mitra Cai, dan sebaginya) yang tangguh,
mandiri dan mempunyai sumber daya yang memadai. P3A akan menjadi
tangguh apabila semua anggotanya berdisiplin yang tinggi dan kesadaran
penuh mematuhi semua aturan yang telah disepakati oleh seluruh anggota.
Peraturan-peraturan tertulis ini biasanya dituangkan dalam bentuk Anggaran
Dasar/Rumah Tangga (AD/ART).
Tanggung jawab P3A dalam pengelola sistem irigasi ini adalah:

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 10/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

7.1 Kegiatan harian/mingguan:


1) melakukan pembinaan kepada anggota untuk mempergunakan air
sehemat mungkin, serta memenuhi faktor tepat tempat, jumlah mutu dan
waktu;
2) melaksanakan cara dan teknik pembagian air yang baik, sehingga
pelayanan penyediaan air dapat memuaskan anggota; dan
3) selalu melakukan kontrol atau kendali administratif dan teknis terhadap
pekerjaan operator dan staf yang dipekerjakan.

7.2 Kegiatan Musiman


1) melakukan pembinaan terhadap operator pompa, tenaga administrasi,
ketua blok, ulu-ulu untuk meningkatkan kemampuannya;
2) melakukan pengaturan rencana tata tanam, penentuan jenis tanaman,
membuat jadwal rencana pembagian air, dan sebagainya. Setiap pola
tanam harus direncanakan berdasarkan perbandingan antara jumlah air
yang dibutuhkan dengan kapasitas pompa;
3) merencanakan kegiatan pemeliharaan instalasi pompa air tanah sesuai
dengan spesifikasinya;
4) Melakukan pembahasan dengan anggota P3A untuk menentukan jumlah
iuran yang disepakati; dan
5) melakukan penarikan iuran pelayanan air irigasi kepada anggota yang
membutuhkan air irigasi.

7.3 Kegiatan Khusus:


Melakukan koordinasi dengan lembaga /organisasi di desa, kecamatan, dan
lain-lain untuk melaksanakan kerjasama yang saling menguntungkan.
Misalnya untuk kegiatan penyediaan sarana produksi pertanian, pemasaran
pertanian dan penyediaan kredit pertanian.

8. Penjadualan Pemberian Air irigasi


Salah satu masalah yang dijumpai dala sistem irigasi pompa air tanah adalah
keterbatasan kemampuan pompa air, namun harus dapat memenuhi
permintaan petani yang-terdiri dari beberapa blok. Untuk itu maka dibuat jadwal
rotasi (giliran) pemberian air.

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 11/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk membuat jadwal rotasi ini


diantaranya adalah:

8.1 Karakteristik Jaringan


Langkah pertama adalah membagi petak tersier ke dalam kelompok rotasi
yang hampir sama besar luasnya dan karakteristiknya. Kelompok ini
dianggap sebagai unit rotasi, kadang-kadang beberapa kelompok rotasi
dapat digabung menjadi satu unit rotasi.

A5 A7
Bak penampung
A3
A6
A1
A A4
Saluran
tersier
A2

B2
B

Saluran
kwarter B4
B1
B6
B3
Keterangan:
Kelompok A terdiri dari 7 blok B5 B7
Kelompok B terdiri dari 7 blok

Gambar 4 Skema Daerah irigasi air tanah wadas.

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 12/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

Contoh:
Daerah irigasi air tanah Wadas mempunyai kapasitas pompa 54,5 L/det,
sedangkan kapasitas saluran kuarter 25 L/det. Daerah irigasi air tanah wadas
dibagi menjadi dua kelompok rotasi yaitu kelompok rotas A dan kelompok
rotasi B. Masing-masing kelompok rotasi terdiri dari tujuh blok.
Cara pembagian airnya diatur sebagai berikut :
1. pada hari ke I yang mendapat air adalah blok A1 dan blok B1;
2. pada hari ke II yang mendapat air adalah blok A2 dan blok B2;
3. pada hari ke III yang mendapat air adalah blok A3 dan blok B3, tetapi
blok A1 dan blok B1 ditutup;
4. pada hari ke IV yang mendapat air adalah blok A4 dan blok B4, tetapi
blok A2 dan blok B2 ditutup;
5. pada hari ke V yang mendapat air adalah blok A5 dan blok B5, tetapi
blok A3 dan blok B3 ditutup;
6. pada hari ke VI yang mendapat air adalah blok A6 dan blok B6, tetapi
blok A4 dan blok B4 ditutup;
7. pada hari ke VII yang mendapat air adalah blok A7 dan blok B7, tetapi
blok A5 dan blok B5 ditutup;
8. pada hari ke VIII pembagian air berulang kembali seperti pada butir 1
yaitu yang mendapat air adalah blok A1 dan blok B1 dan seterusnya.

Cara pembagian air dengan sistem rotasi dapat dilihat pada Tabel 2.

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 13/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

Tabel 2. Pembagian air dengan sistem rotasi

Blok Sub-kelompok A Sub kelompok B


I
VII
VI
V
IV
III
II
I

Hari 8 8
ke 1 2 3 4 5 6 7 1 1 2 3 4 5 6 7 1 1

8.2 Kapasitas Pompa


Besar debit yang dialirkan tergantung pada kapasitas pompa dan saluran.
Selain itu dalam mengoperasikan juga dipertimbangkan spesiflkasi mesin
dan pompa air agar diperoleh kapasitas yang paling optimal. Dalam kaitan
ini, yang dimaksud optimal adalah kapasitas dimana pompa air bekerja
pada debit air yang paling banyak untuk setiap liter bahan bakar yang
dikonsumsi.

Contoh:
Kecepatan
M3 air/liter
Mesin Debit Air Pemakaian Bahan
Bahan Bakar
(RPM)
1.500 40,51/detik 2,8 liter/jam 60 x 60 x 40,51 : 2,8 = 52

1.700 54,51/detik 2,9 liter/jam 60 x 60 x 54,51 : 2,9 = 68

Dari contoh tabel diatas menunjukkan bahwa mengoperasikan pompa pada


kecepatan mesin 1.700 RPM lebih ekonomis, sebab kita dapat memperoleh

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 14/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

debit air lebih banyak untuk tiap liter konsumsi bahan bakar.
Sebenarnya pompa dapat dapat dioperasikan pada kecepatan yang
berbeda-beda, jadi debit yang dihasilkan juga bervariasi. Tetapi hal ini dalam
pelaksanaan mengalami kesulitan, karena jadwal pemberian air yang
bervariasi ini memerlukan operator yang baik dan sulit dalam dalam
pencatataanya. Oleh sebab itu dianjurkan untuk mengoperasikan pada
kecepatan yang sama, yang dianggap paling optimal.

8.3 Kebutuhan air di lahan


Kebutuhan air ini akan tergantung jenis tanaman yang dibudidayakan di
lahan pertanian. Tanaman padi akan berbeda kebutuhan airnya dengan
tanaman palawija, buah-buahan, sayur-sayuran. Demikian juga jenis tanah
juga akan berpengaruh terhadap kebutuhan airnya. Misalnya tanah lempung
mempunyai kemampuan menyimpan air yang relatif lebih lama dibandingkan
tanah berpasir, sehingga jarak waktu pemberian airnya juga lebih lama
dibanding tanah berpasir. Jarak waktu pemberian air ini jangan sampai
terjadi kondisi titik layu permanen, karena tanaman akan menguning dan
mati. Biasanya para petani sudah mengetahui kapan waktunya dan berapa
banyak melakukan pengairan, karena mereka telah mempunyai pengalaman
membudidayakan di lahannya. Meskipun mereka sering tidak
memperdulikan debit yang mereka alirkan.

8.4 Lamanya pengaliran air


Air memerlukan waktu untuk mengalir dari pompa ke sawah. Waktu yang
diperlukan untuk mengalirkan air dari pompa ke lahan tergantung pada
kemiringan, dimensi, tipe, panjang saluran, kebersihan saluran, debit air dan
kelembaban saluran. Sebelum membuat jadwal pembagian air, P3A harus
mempunyai data kecepatan air disaluran. Hal ini bisa dilakukan pengukuran
dengan alat yang sederhana oleh P3A dibantu juru pengairan setempat.
Saluran yang terawat, bersih dari rumput/sampah, tidak banyak bocor, akan
mengalirkan air yang lebih cepat dari saluran yang tidak terawat.

8.5 Kehilangan air di saluran


Air biasanya semakin ke hilir mengalami penurunan debit akibat rembesan,
penguapan dan kehilangan lainnya. Oleh karena itu untuk menutup

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 15/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

kehilangan air di saluran biasanya diberikan air tambahan sebesar 20%.


Kehilangan air disepanjang saluran ini akan terkait erat dengan
pemeliharaan saluran itu sendiri. Jika saluran dirawat dengan baik, maka
kehilangan air akibat rembesan di sepanjang saluran semakin kecil.

9. Pembiayaan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Pompa Air Tanah


Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengoperasikan sistem irigasi air tanah
terdiri dari biaya penggantian suku cadang dan biaya operasi dan pemeliharaan
(O & P). Pengeluarah ini menjadi dasar perhitungan menentukan besarnya
sumbangan/iuran yang harus ditanggung oleh anggota. Adapun biaya yang
harus dihitung meliputi:

9.1 Biaya operasi dan pemeliharaan


Biaya O & P terdiri biaya tetap dan tidak tetap. Biaya tetap mencakup
pengeluaran untuk honor operator, pegawai P3A (staf yang dipekerjakan ),
dan semacamnya. Sedangkan biaya tidak tetap tergantung dari jam operasi
pompa air tanah, misalnya bahan bakar, pelumas dan suku cadang.
Besarnya iuran yang harus dibayar petani ditentukan berdasarkan
kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan P3A. Ada beberapa cara
menentukan besarnya iuran, yaitu:

1) menentukan besarnya iuran berdasarkan luas kepemilikan lahan. Cara


ini mudah dilaksanakan, tetapi kelemahannya adalah tidak ada
hubungan antara besarnya iuran air dengan luas lahan. Hal ini karena
belum tentu tanah yang luas menggunakan air yang lebih banyak;
2) iuran yang ditarik berdasarkan jumlah volume air yang dipakai anggota.
Cara ini akan mendorong petani untuk mempergunakan air seefisien
mungkin, karena semakin boros dia menggunakan air, iuran yang harus
dibayar juga semakin besar. Kelemahan cara ini adalah penanganan
administrasi sulit sehingga menuntut operator dan tenaga administrasi
yang terampil dan teliti; dan
3) gabungan antara kedua cara tersebut diatas, biaya tetap ditutup dengan
iuran yang ditarik berdasarkan luas pemilikan lahan, sedangkan biaya
tidak tetap diperoleh dengan iuran yang berdasarkan jumlah air yang
dipakai.

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 16/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

Ilustrasi contoh Perhitungan Biaya Iuran Anggota P3A Irigasi Pompa Air
Tanah, apabila jaringan irigasi air tanah dikelola oleh petani.
Data dasar:
Luas daerah layanan = 40 ha
Jumlah jam pemompaan = 2.475 jam/th
Pemakaian bahan bakar = 8,71 Liter/jam
Harga bahan bakar (solar) = Rp 600/Liter
Gaji operator = Rp 200.000/bln
Gaji tenaga adiminstrasi = Rp 150.000/bln
Biaya pemeliharaan = Rp 50.000/ha
Operator dan tenaga administrasi waktu kerja dianggap 1 (satu) tahun
penuh
Perhitungan biaya:
1). Biaya tetap/tahun
a. Gaji operator (Rp.200.000 x 12 bulan) = Rp. 2.400.000
b. Gaji tenaga administrasi
(Rp. 150.000 x 12 Bulan) = Rp. 1.800.000
c. Biaya pemeliharaan (Rp.50.000 x 40 ha) = Rp. 2.000.000
Jumlah = Rp. 6.200.000
2). Biaya tidak tetap
a). Biaya operasi:
b). Kebutuhan bahan bakar
8,71liter/jam x Rp.600/liter = Rp. 5.226 /jam
c). Lain-lain sebesar 15%
dari kebutuhan bahan bakar = Rp. 784 /jam
= Rp. 6.010 /jam
d). Biaya tambahan untuk P3A (10 % dari operasi)
Besar biaya ini ditentukan dari kesepakatan
anggota = Rp. 601 /jam
Jumlah = Rp. 6.611 /jam

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 17/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

Perhitungan besar iuran:


Cara I ( persatuan pemilikan lahan)
Biaya tetap = Rp. 6.200.000
Biaya tidak tetap 2475 jam x Rp. 6611,-/jam = Rp. 16.362.225
= Rp. 22.562.225
Besar iuran pemakai air ditetapkan sebesar:
Rp.22.562.225 / 40 ha = Rp.564.055/ha

Cara II ( iuran perjam pemakaian)


Biaya tetap (Rp.6.200.000,-/2475 jam) = Rp. 2.505 /jam
Biaya tidak tetap = Rp. 6.611 /jam
= Rp. 9.116 /jam
Besar iuran pemakai air ditetapkan sebesar = Rp. 9.116 /jam

Cara III ( Gabungan cara I dan II)


Biaya tetap
(perluas pemilikan lahan) Rp.6.200.000/th /40 ha = Rp. 155.000
Biaya tidak tetap (perjam pemakaian) = Rp. 6.611
Besar iuran air Rp. 155.000/ha/th dan biaya operasi perjam Rp. 6.611

9.2 Biaya penggantian pompa dan mesin


Pompa, mesin dan peralatan lainnya akan mengalami keausan setelah lama
digunakan. Misalnya, mesin diesel diperkirakan umur ekonomisnya hanya
sampai 7 (tujuh) tahun dan umur pompa 10 (sepuluh) tahun. Awet tidaknya
suatu peralatan ditentukan oleh baik tidaknya rancangan, waktu operasinya,
kualitas pemeliharaan, kualitas pemakaian, dan ketrampilan operator. Jika
peralatan telah habis umur ekonomisnya dan tidak dapat dipakai lagi, maka
peralatan perlu diganti. Untuk penggantian tersebut tentu membutuhkan
dana yang relatif besar. Cara untuk mendapatkan dana adalah dengan
menyisihkan sebagian dari kekayaan organisasi secara teratur tiap tahun.
Misalnya untuk membeli pompa air yang umurnya 10 tahun, uang yang perlu
disisihkan setiap tahun sekurang-kurangnya 1/10 dari harga pompa air
tersebut Demikian juga untuk membeli sebuah mesin diesel yang umurnya 6
(enam) tahun, perlu disisihkan danasekurang-kurangnya 1/6 dari harga
mesin diesel tersebut Sengaja menggunakan kata "sekurang-kurangnya"
karena harga akan cenderung mengalami kenaikan.

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 18/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang No.7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air

2. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006, tentang Irigasi

3. Proyek Penyuluhan Tata Guna Air, Direktorat Jenderal Pengairan dan Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada, 1986. Seri modul pelatihan tata
guna air secara partisipatif.

4. Direktorat Irigasi II, 1987, Pedoman Pengembangan Irigasi Air Tanah.

Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 19/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

Anda mungkin juga menyukai