Halaman
MODUL TENTANG
SISTEM IRIGASI POMPA AIR TANAH
A. TUJUAN
1. Peserta mampu menjelaskan, mengerti dan memahami sistem irigasi pompa,
sehingga dapat membangun, mengoperasikan, dan memelihara sistem irigasi
pompa air tanah; dan
2. Sebagai bahan acuan untuk menyusun bahan serahan Sistem Irigasi Pompa
Air Tanah.
B. KELOMPOK SASARAN
1. Kelompok sasaran pembelajaran ini adalah para instruktur tata guna air dalam
pelatihan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air ; dan
2. Pejabat/ petugas yang membidangi pengelolaan jaringan irigasi.
C. WAKTU PEMBELAJARAN
Waktu penyampaian pembelajaran yaitu:
1. Pembelajaran di kelas dapat menggunakan waktu 1 (satu) jam pelajaran @ 45
menit; dan
2. Pembelajaran di luar kelas/ di lapangan menggunakan waktu 3 (tiga) jam
pelajaran @ 45 menit.
D. METODE PEMBELAJARAN
Dalam proses ini fasilitator menyampaikan seluruh informasi kepada peserta
tentang sistem irigasi pompa air tanah untuk keperluan irigasi dan peserta dapat
duduk di kursi atau lesehan dengan posisi duduk melingkar atau membentuk hurup
“U” agar supaya peserta dapat menerima informasi dengan jelas.
E. PROSES PEMBELAJARAN
Penyampaian informasi dapat diberikan secara tatap muka secara langsung di
kelas atau juga praktek pelaksanaan kegiatan secara nyata di lapangan.
1. Di dalam kelas
1) fasilitator menjelaskan tentang sistem irigasi pompa air tanah secara
keseluruhan;
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 1/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
F. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pembelajaran meliputi:
1. Pengertian Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Sesuai ketentuan umum dalam Peraturan Pemerintah tentang Irigasi No.20
Tahun 2006, irigasi pompa adalah salah satu jenis irigasi, setingkat/sama
dengan irigasi permukaan, irigasi rawa, dan irigasi tambak. Dengan demikian
pengertian irigasi pompa adalah penyediaan, pembagian, pemberian,
penggunaan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian dengan
menggunakan pompa air tanah.
Selanjutnya Irigasi pompa air tanah dapat diartikan sebagai usaha pengambilan
air dari bawah permukaan tanah (atau mengangkat/memindahkan air dari
tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi) dengan menggunakan bantuan
pompa air, sehingga dapat didistribusikan dan digunakan untuk keperluan
irigasi. Irigasi pompa air tanah ini mempunyai kelebihan dan kelemahan yaitu:
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 2/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
2.1 Dalam instalasi irigasi pompa air tanah, biasanya terdiri dari:
1) sumur air tanah, dapat jenis sumur gali, bor (pipa), yang berfungsi
untuk mengumpulnya air dari akuifer;
2) pompa air dan mesin penggeraknya (mesin disel, generator set, listrik
dari PLN.);
3) bangunan stasiun pompa (rumah pompa), yang berfungsi sebagai
tempat pompa, mesin, dan alat-alat pendukung lainnya dan juga untuk
menyimpan buku catatan kegiatan O & P pompa dan fasilitanya yang
terkait;
4) bak penampung, yang berfungsi sebagai bak penenang yang biasanya
dilengkapi dengan alat ukur debit;
5) saluran pembawa, yang dapat menggunakan pipa air atau saluran
terbuka; dan
6) bangunan pembagi ke masing-masing box.
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 3/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 4/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 5/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 6/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Keausan ini disebabkan oleh karat dan kotoran-kotoran lain yang melekat,
sehingga korosi ini mampu menghancurkan bahan pipa dan saringan.
Pemeriksaan berkala sumur bor biasanya dilakukan 10-15 tahun setelah
operasi pertama. Jika dari hasil pemeriksaan sumur menunjukkan perlu
diganti atau direhabilitasi, maka perlu perencanaan dan persiapan yang
matang. Biasanya jika sumur telah menunjukkan penurunan kemampuan
yang berarti, pilihan melakukan pengeboran lagi lebih prioritas dari pada
memperbaiki sumur yang ada.
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 7/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Pemeliharaan rutin:
• Mengecek oli/ sistem
pelumasan;
• Mengecangkanbaut/mur
yang kendor;
• Mengecek Sistem
pendinginan; dan
• Mengecek belt.
b. Pemeliharaan berkala
Merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala
yang harus dilakukan oleh operator. Pemeliharaan ini biasanya
ditentukan berdasarkan jam operasi peralatan. Kegiatan ini juga
meliputi perbaikan-perbaikan besar yang dilakukan pada waktu
pompa tidak digunakan, karena tanaman sedang tidak
membutuhkan air. Jadwal pemeliharaan berkala dapat dilihat seperti
pada Tabel 1.
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 8/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Tabel 1. Bagan umum kegiatan operasi dan pemeliharaan pompa air irigasi
Oli mesin
Oli saringan udara
PENGGANTIAN
Saringan BBM
Saringan oli
Tali kipas
Oli roda gigi
Minyak gemuk/grease
Sikat stater
Keterangan:
Setiap kegiatan pemeliharaan akan berulang kembali sesuai dengan waktu operasi
yang telah ditetapkan pada tabel tersebut di atas.
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 9/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
c. Pemeliharaan darurat
Pemeliharaan ini dilakukan karena terjadi kerusakan mesin/pompa
secara mendadak, misalnya piston (torak) mesin pecah, impeler
pompa patah. Kejadian ini biasanya terjadi karena perawatan rutin
dan berkala tidak dilaksanakan sesuai prosedur yang seharusnya,
sehingga akan berakibat fatal. Kejadian ini biasanya memerlukan
waktu perbaikan yang relatif lama dengan membutuhkan biaya yang
mahal. Karena kejadian ini tidak direncanakan, maka tentu akan
berakibat pada ketersediaan dana cadangan untuk penanganannya.
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 10/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 11/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
A5 A7
Bak penampung
A3
A6
A1
A A4
Saluran
tersier
A2
B2
B
Saluran
kwarter B4
B1
B6
B3
Keterangan:
Kelompok A terdiri dari 7 blok B5 B7
Kelompok B terdiri dari 7 blok
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 12/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Contoh:
Daerah irigasi air tanah Wadas mempunyai kapasitas pompa 54,5 L/det,
sedangkan kapasitas saluran kuarter 25 L/det. Daerah irigasi air tanah wadas
dibagi menjadi dua kelompok rotasi yaitu kelompok rotas A dan kelompok
rotasi B. Masing-masing kelompok rotasi terdiri dari tujuh blok.
Cara pembagian airnya diatur sebagai berikut :
1. pada hari ke I yang mendapat air adalah blok A1 dan blok B1;
2. pada hari ke II yang mendapat air adalah blok A2 dan blok B2;
3. pada hari ke III yang mendapat air adalah blok A3 dan blok B3, tetapi
blok A1 dan blok B1 ditutup;
4. pada hari ke IV yang mendapat air adalah blok A4 dan blok B4, tetapi
blok A2 dan blok B2 ditutup;
5. pada hari ke V yang mendapat air adalah blok A5 dan blok B5, tetapi
blok A3 dan blok B3 ditutup;
6. pada hari ke VI yang mendapat air adalah blok A6 dan blok B6, tetapi
blok A4 dan blok B4 ditutup;
7. pada hari ke VII yang mendapat air adalah blok A7 dan blok B7, tetapi
blok A5 dan blok B5 ditutup;
8. pada hari ke VIII pembagian air berulang kembali seperti pada butir 1
yaitu yang mendapat air adalah blok A1 dan blok B1 dan seterusnya.
Cara pembagian air dengan sistem rotasi dapat dilihat pada Tabel 2.
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 13/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Hari 8 8
ke 1 2 3 4 5 6 7 1 1 2 3 4 5 6 7 1 1
Contoh:
Kecepatan
M3 air/liter
Mesin Debit Air Pemakaian Bahan
Bahan Bakar
(RPM)
1.500 40,51/detik 2,8 liter/jam 60 x 60 x 40,51 : 2,8 = 52
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 14/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
debit air lebih banyak untuk tiap liter konsumsi bahan bakar.
Sebenarnya pompa dapat dapat dioperasikan pada kecepatan yang
berbeda-beda, jadi debit yang dihasilkan juga bervariasi. Tetapi hal ini dalam
pelaksanaan mengalami kesulitan, karena jadwal pemberian air yang
bervariasi ini memerlukan operator yang baik dan sulit dalam dalam
pencatataanya. Oleh sebab itu dianjurkan untuk mengoperasikan pada
kecepatan yang sama, yang dianggap paling optimal.
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 15/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 16/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Ilustrasi contoh Perhitungan Biaya Iuran Anggota P3A Irigasi Pompa Air
Tanah, apabila jaringan irigasi air tanah dikelola oleh petani.
Data dasar:
Luas daerah layanan = 40 ha
Jumlah jam pemompaan = 2.475 jam/th
Pemakaian bahan bakar = 8,71 Liter/jam
Harga bahan bakar (solar) = Rp 600/Liter
Gaji operator = Rp 200.000/bln
Gaji tenaga adiminstrasi = Rp 150.000/bln
Biaya pemeliharaan = Rp 50.000/ha
Operator dan tenaga administrasi waktu kerja dianggap 1 (satu) tahun
penuh
Perhitungan biaya:
1). Biaya tetap/tahun
a. Gaji operator (Rp.200.000 x 12 bulan) = Rp. 2.400.000
b. Gaji tenaga administrasi
(Rp. 150.000 x 12 Bulan) = Rp. 1.800.000
c. Biaya pemeliharaan (Rp.50.000 x 40 ha) = Rp. 2.000.000
Jumlah = Rp. 6.200.000
2). Biaya tidak tetap
a). Biaya operasi:
b). Kebutuhan bahan bakar
8,71liter/jam x Rp.600/liter = Rp. 5.226 /jam
c). Lain-lain sebesar 15%
dari kebutuhan bahan bakar = Rp. 784 /jam
= Rp. 6.010 /jam
d). Biaya tambahan untuk P3A (10 % dari operasi)
Besar biaya ini ditentukan dari kesepakatan
anggota = Rp. 601 /jam
Jumlah = Rp. 6.611 /jam
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 17/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 18/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Modul Tentang Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
DAFTAR PUSTAKA
3. Proyek Penyuluhan Tata Guna Air, Direktorat Jenderal Pengairan dan Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada, 1986. Seri modul pelatihan tata
guna air secara partisipatif.
Modul Pelatihan Instruktur Tata Guna Air Dalam Rangka Pemberdayaan 19/19
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)