SMK/MAK
jilid 1
irigasi dan
drainase
Kusnu Sutedy
Suci Riswayanti
Esti Setia Ningsih
IRIGASI DAN DRAINASE
REDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis:
Kusnu Sutedy
Esti Setia Ningsih
Suci Riswayanti
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor:
Nur Aini Farida
Desain Sampul
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Indah Mustika Ar Ruum
Apfi Anna Krismonita
Ratna Murni Asih
KATA PENGANTAR
KATA PEN-
GANTAR
Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.
iv MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
PRAKATA
PRAKATA
Buku teks Irigasi dan Drainase XI ini merupakan salah satu sumber pengetahuan
tentang pengelolaan irigasi dan drainase di bidang pertanian.
Buku teks ini merupakann salah satu upaya yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan ajar untuk kegiatan belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan yang
memberikan informasi dan wawasan tentang irigasi dan drainase. Dalam bahan ajar
ini dibahas tentang bagaimana peranan irigasi di bidang pertanian, hubungan antara
tanah, air, dan tanaman, kemudian proses evapotranspirasi, sumber-sumber air irigasi,
dan kebutuhan air tanaman serta penjadwalan irigasi.
Dalam penyusunannya, buku ini sudah berpedoman pada standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Buku ini tidak terlepas dari kesalahan, oleh karenanya kami
membutuhkan kritik dan saran untuk perbaikan berikutnya.
Terima kasih
Kusnu Sutedy
Esti Setia Ningsih
Suci Riswayanti
MEKANISASI PERTANIAN v
IRIGASI DAN DRAINASE
KATA PENGANTAR................................................................................................. iv
PRAKATA............................................................................................................... v
DAFTAR ISI........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................... viii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU............................................................................ ix
PETA KONSEP BUKU............................................................................................... x
APERSEPSI............................................................................................................ xi
BAB I IRIGASI DAN PERANANNYA DALAM BIDANG PERTANIAN................................ 1
A. Pengertian Irigasi....................................................................................................2
B. Sejarah‘Pertumbuhan Irigasi................................................................................4
C. Fungsi,‘Tujuan dan Manfaat Irigasi...................................................................... 6
D. Klasifikasi‘Irigasi......................................................................................................7
E. Peraturan‘dan Perundangan Irigasi.....................................................................8
BAB II HUBUNGAN AIR, TANAH, DAN TANAMAN.................................................... 13
A. Tekstur Tanah........................................................................................................ 14
B. Struktur Tanah....................................................................................................... 16
C. Potensial Air Tanah.............................................................................................. 17
D. Pergerakan Air dalam Tanah.............................................................................. 20
BAB III EVAPOTRANSPIRASI................................................................................. 25
A. Proses Evapotranspirasi..................................................................................... 26
B. Evaporasi................................................................................................................ 28
C. Transpirasi.............................................................................................................. 28
D. Evapotranspirasi Tanaman................................................................................. 29
PENILAIAN AKHIR SEMSESTER GASAL.................................................................. 33
BAB IV SUMBER-SUMBER AIR IRIGASI................................................................... 39
A. Sumber Air dan Penggunaannya...................................................................... 40
B. Siklus Hidrologi.................................................................................................... 43
BAB V KEBUTUHAN AIR IRIGASI........................................................................... 51
A. Kebutuhan Air Tanaman...................................................................................... 52
B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Air Irigasi............................ 55
C. Evaporasi, Transpirasi, dan Evapotranspirasi................................................. 56
BAB VI PENJADWALAN IRIGASI............................................................................ 60
A. Kebutuhan Air Irigasi........................................................................................... 61
B. Analisis Kebutuhan Air Irigasi........................................................................... 66
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP.................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 76
GLOSARIUM......................................................................................................... 77
BIODATA PENULIS................................................................................................ 79
vi MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
PETUNJUK
PETUNJUK PENG- PENGGUNAAN BUKU
GUNAAN BUKU
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Irigasi dan Drainase yang diharapkan
dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan pengetahuan
dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan
mmemperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam
buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum
benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing
saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Akhir Bab. Jika anda
belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk
mempelajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila anda masih mengalami
kesulitan memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan
teman atau guru anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebuut adalah:
MEKANISASI PERTANIAN ix
IRIGASI DAN DRAINASE
BAB 1
BAB 4
Irigasi dan Peranannya dalam Bidang
SUMBER-SUMBER AIR IRIGASI
Pertanian
BAB 5
BAB 2
Kebutuhan Air Tanaman
Hubungan Air, Tanah, dan Tanaman
BAB 3 BAB 6
Evapotranspirasi Penjadwalan Irigasi
x MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
APERSEPSI
APERSEPSI
MEKANISASI PERTANIAN xi
IRIGASI DAN DRAINASE
BAB
IRIGASI DAN PERANANNYA DALAM BIDANG PERTANIAN
I
BAB I IRIGASI DAN PERANANNYA DALAM BIDANG
PERTANIAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
PENGERTIAN IRIGASI
IRIGASI DAN PERANANNYA DALAM
SEJARAH PERTUMBUHAN
BIDANG PERTANIAN
IRIGASI
IRIGASI PERMUKAAN
FUNGSI IRIGASI
IRIGASI BAWAH
PERMUKAAN
KLASIFIKASI IRIGASI
IRIGASI CURAH
PERATURAN DAN PERUN-
DANGAN IRIGASI
IRIGASI TETES
KATA KUNCI
Irigasi, Irigasi Permukaan, Irigasi Bawah Permukaan, Irigasi Curah, Irigasi Tetes
MEKANISASI PERTANIAN 1
IRIGASI DAN DRAINASE
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Irigasi
Sebelum mempelajari peranan irigasi dan peranannya dalam bidang pertanian,
sebaiknya Anda memahami terlebih dahulu beberapa istilah atau pengertian yang
berkaitan dengan irigasi dan drainase, misalnya pengertian-pengertian yang
digunakan dalam PP No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi. Beberapa istilah yang
digunakan dalam PP No. 20 tahun 2006 tentang irigasi yaitu sebagai berikut:
1. Irigasi‘yaitu usaha penyediaan, pengaturan dan pengembangan air irigasi
untuk menunjang pertanian yang macamnya meliputi irigasi permukaan,
irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak.
2 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
Sistem Irigasi
Gambaran‘umum irigasi mulai dari sumber airnya sampai pada pemberian
air ke petak-petak sawah umumnya meliputi:
1. Sumber‘air: danau, situ, embung, bending di sungai
2. Pengambilan (intake)
3. Saluran‘primer: di awalnya ada kantong lumpur untuk membersihkan sedimen
yang masuk dan dibuag/dialirkan ke sungai hilir pengambilan secara periodik.
4. Dari‘saluran primer, air dibagi dengan pintu pembagi menjadi saluran
sekunder. Untuk memastikan debit ke masing-masing saluran pembagi maka
disamping pintu pembaagi dua juga dilengkapi dengan alat ukur debit
5. Dari‘saluran sekunder ke saluran tersier kemudian ke saluran kwarter atau
langsung ke sawah
6. Dari‘sawah dibuang melalui drainase dan kembali ke sungai
MEKANISASI PERTANIAN 3
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
B. Sejarah‘Pertumbuhan Irigasi
Sistem irigasi sudah mulai dikenal sejak jaman peradaban Mesir Kuno yang
memanfaatkan Sungai Nil untuk pengairan pertanian mereka. Di Indonesia irigasi
tradisional pun telah berlangsung sejak jaman nenek moyang. Hal tersebut dapat
dilihat dari cara pengairan dan bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang
ada di Indonesia yaitu dengan cara membendung sungai secara bergantian untuk
dialirkan ke sawah-sawah. Cara lain untuk pengairan yaitu mencari sumber air
pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang disambungkan dan ada juga yang
menggunakan cara dengan membawa ember yang terbuat dari daun pinang atau
menimba dari sungai atau sumber air yang dilemparkan ke sawah dengan ember
daun pinang juga.
‘Di Bali, sistem irigasi juga sudah ada sebelum tahun 1343 M, hal ini terbukti
dengan adanya sedahan atau disebut juga petugas yang melakukan koordinasi
atas subak-subak dan mengurus pemungutan pajak atas tanah wilayahnya. Sistem
irigasi di Bali dikenal dengan istilah subak. Pengertian subak sendiri yaitu suatu
masyarakat hukum adat di Bali yang bersifat sosio agraris religius yang secara
historis tumbuh sebagai suatu organisasi di bidang tata guna air di tingkat usaha
tani.
‘Demikian juga pada zaman penjajahan Belanda sistem irigasi sudah tumbuh
dengan upaya mendukung pelaksanaan kegiatan tanam paksa (Cultuur stelsel) yang
dilaksanakan pada tahun 1830. Dalam kegiatan tanam paksa tersebut, pemerintah
kolonial Belanda mengupayakan agar semua lahan yang dibuat untuk persawahan
maupun perkebunan harus menghasilkan panen yang optimal dan menguntungkan.
Sejarah irigasi di Indonesia dapat terbagi menjadi 5 periode yaitu:
1. Masa‘Sebelum Penjajahan
‘Irigasi sebelum masa penjajahan ditandai dengan wujud kegiatan dengan
kuatnya kearifan lokal yang sangat tinggi. Teknologi dan kelembagaan lokal,
sangat menentukan keberadaan sistem irigasi yang dibangun saat itu. Sistem
irigasi yang ada, umumnya mempunyai skala irigasi untuk melayani sawah
dengan luasan yang kecil dan terbatas. Sehingga pada masa ini, pengelolaanya
hanya mengandalkan capital sosial dari masyarakat sendiri.
2. Masa‘Penjajahan
‘Pada masa penjajahan, pembangunan irigasi sudah mulai diintervensi
untuk kepentingan pemerintah kolonial. Pembangunan dan pengelolaan irigasi
yang sebelumnya banyak dikelola oleh masyarakat, sebagian telah diambil
alih pengelolaannya oleh pemerintah kolonial. Teknologi yang digunakan
dan kelembagaan pengelola juga sudah dikombinasikan antara kemampuan
masyarakat lokal dengan teknologi dan kelembagaan yang dibawa oleh
pemerintah kolonial. Akibatnya manajemen pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi merupakann kombinasi antara potensi kapital sosial yang ada di
masyarakat dengan kemampuan birokrasi pemerintah kolonial.
3. Masa‘Revolusi/Pascakolonial
‘Pada masa revolusi atau pascakolonial kegiatan irigasi tidak banyak yang
dilakukan, karena pemerintahan saat itu masih memprioritaskan pembangunan
politik yang diwarnai terjadinya polarisasi kekuatan politik internasional
pascaperang dunia ke-2, serta suasana konfrontasi dengan negara tetangga
4 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
yang terjadi pada saat itu. Sehingga kondisi dan peran kapital sosial dalam
pembangunan dan pengelolaan irigasi yang ada pada saat itu tidak banyak
berbeda dengan masa kolonial.
4. Masa‘Orde Baru.
‘Pada‘masa Orde Baru, oleh sebagian pengamat disebut sebagai
kebangkitan rezim pemerintah. Pada masa ini ditandai dengan adanya
kebangkitan peran pemerintah dalam memperkuat sektor pangan nasional.
Sehingga aspek pembangunan dan pembenahan secara besar-besaran di bidang
irigasi, banyak dilakukan oleh pemerintah. Pada masa ini, pemerintah berhasil
menggantikan undang-undang pengairan versi pemerintah Kolonial, menjadi
UU No. 11/1974 tentang Pengairan. ‘Akibat sangat kuatnya upaya pemerintah
untuk meraih swasembada pangan/beras, maka kegiatan pengembangan dan
pengelolaan irigasi banyak dilakukan oleh pemerintah. Pendekatan tersebut
berakibat pada ditinggalkannya peranan masyarakat lokal dalam kegiatan
keirigasian, dan bahkan banyak terjadi marjinalisasi kapital sosial masyarakat.
Pendekatan tersebut membawa konsekuensi ketidakjelasan peran masyarakat
dalam kegiatan keirigasian yang akibat selanjutnya menjadikan masyarakat
lokal pasif terhadap kegiatan irigasi.
5. Masa‘Pasca Orde Baru/Reformasi.
Pada‘masa ini dapat juga disebut sebagai respon masyarakat terhadap
sistem pembangunan dan pendekatan pembangunan yang totaliter dan
sentralistis yang terjadi pada Orde Baru. Sehingga masyarakat menuntut adanya
reformasi pelaksanaan dan pendekatan pembangunan, termasuk melakukan
regulasi ulang dalam berbagai sektor pembangunan. Dalam masa ini lahirlah
undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang Undang-undang Sumber Daya Air,
dan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi. Seharusnya pada
masa ini tidak mengulang pendekatan pembangunan sebagaimana yang terjadi
pada masa Orde Baru, dimana pemerintah sangat mendominasi perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan. Pada masa ini perlu dibangun suatu sistem
dan mekanisme pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang memberi
peran yang lebih nyata kepada masyarakat, dan juga perlu dijadikan masa
kebangkitan kapital sosial masyarakat dalam sistem keirigasian Indonesia pada
saat sekarang dan untuk kedepannya. Sistem irigasi sejak dulu telah mengenal
saluran primer, sekunder, ataupun tersier. Tetapi sumber air belum memakai
sistem waduk. Air dalam sistem irigasi lama disalurkan dari sumber air seperti
sungai yang disusun dalam sistem irigasi terpadu, untuk memenuhi pengairan
persawahan, para petani diharuskan membayar uang iuran sewa pemakaian
air untuk sawahnya. Baru pada tahun 1955 Waduk Jatiluhur dibangun di Jawa
Barat. Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta
(±9 km dari pusat Kota Purwakarta).
‘Air yang ditampung pada waduk Jatiluhur digunakan untuk irigasi, pasok
air baku untuk air minum, industri dan perkotaan, perikanan serta pembangkitan
listrik. Manfaat lain bendungan yaitu untuk pengendalian banjir dan pariwisata.
Waduk Jatiluhur merupakan waduk terbesar di Indonesia, membendung aliran
Sungai Citarum di dan membentuk waduk dengan genangan seluas ± 83 km2
dan keliling waduk 150 km pada elevasi muka air normal +107 m di atas
MEKANISASI PERTANIAN 5
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
permukaan laut (dpl), dengan Luas daerah tangkapan sebesar 4.500 km2.
‘Pada awalnya Waduk Jatiluhur dirancang memiliki kapasitas tampungan
3 milyar m, namun saat ini tinggal 2,44 milyar m3 (hasil pengukuran batimetri
tahun 2000) akibat sedimentasi. Namun demikian setelah dibangun Bendungan
Saguling dan Cirata di atasnya, laju sedimentasi semakin menurun. Bendungan
Jatiluhur merupakann bendungan multiguna, dengan fungsi sebagai pembangkit
listrik dengan kapasitas terpasang 187.5 MW, pengendalian banjir di Kabupaten
Karawang dan Bekasi, irigasi untuk 242.000 hektar, pasok air untuk rumah
tangga, industri dan penggelontoran kota, pasokan air untuk kegiatan budidaya
perikanan air payau sepanjang pantai utara Jawa Barat seluas 20.000 ha, dan
pariwisata.
6 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
D. Klasifikasi‘Irigasi
‘Sejalan dengan pertumbuhan irigasi di Indonesia dapat dilihat ada beberapa
sistem irigasi yang digunakan di Indonesia. Jika ditinjau dari proses penyediaan,
pemberian, pengelolaan dan pengaturan air, sistem irigasi dapat dikelompokkan
menjadi 4 yaitu sebagai berikut :
1. Sistem‘Irigasi Permukaan (Surface Irrigation System)
Metode pemberian air yang paling awal dikembangkan yaitu
Irigasi‘permukaan (surface irrigation). Irigasi yang terluas cakupannya di
seluruh dunia, terutama di Asia yaitu Irigasi Permukaan. Pada sistem irigasi
permukaan, air irigasi disebarkan ke permukaan tanah kemudian dibiarkan
meresap (infiltrasi) ke dalam tanah. Air yang dibawa dari sumber ke lahan
melalui saluran terbuka maupun melalui pipa dengan tekanan rendah. Biaya
yang diperlukan untuk mengembangkan sistem irigasi permukan relatif lebih
kecil, bila dibandingkan dengan sistem irigasi tetes maupun curah, kecuali bila
diperlukan pembentukan lahan, seperti untuk membuat teras.
‘Sistem irigasi permukaan, khususnya irigasi alur (furrow irrigation)
banyak dipakai untuk tanaman palawija, karena penggunaan air irigasi
permukaan oleh tanaman lebih efektif dan efisien. Pemberian air di atas lahan
melalui alur-alur kecil atau melalui selang atau pipa kecil dan megalirkannya
sepanjang alur dalam lahan disebut Sistem Irigasi Alur.
2. Sistem‘Irigasi Bawah Permukaan (Sub Surface Irrigation System)
Sistem irigasi yang diaplikasikan dengan cara meresapkan air ke dalam
tanah di bawah zona perakaran melalui sistem saluran terbuka ataupun
dengan menggunakan pipa berlubang disebut Sistem‘irigasi bawah permukaan
(subsurface irrigation). Air tanah digerakkan oleh gaya kapiler menuju zona
areal perakaran dan selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman.
3. Sistem Irigasi‘Curah (sprinkler irrigation)
Sistem irigasi yang menggunakan tekanan untuk membentuk curahan air
yang mirip hujan ke permukaan lahan pertanian disebut dengan Sistem Irigasi
curah (sprinkler irrigation). Sistem ini digunakan untuk mencegah pembekuan,
mengurangi erosi lahan, memberikan pupuk serta memenuhi kebutuhan air
tanaman. Pada irigasi curah, air dialirkan dari sumber air melalui jaringan pipa
yang disebut pipa utama (mainline), pipa subutama (sub-mainline) ke beberapa
pipa cabang (lateral) yang masing-masing mempunyai beberapa alat pencurah.
4. Sistem Irigasi‘Tetes (Drip Irrigation)
‘‘Sistem irigasi dimana pemberian air dilakukan melalui pipa/selang
berlubang dengan menggunakan tekanan yang kecil, dan air yang keluar berupa
tetesantetesan langsung pada daerah perakaran tanaman disebut dengan Irigasi
tetes (drip irrigation). Tujuan penggunaan sistem irigasi tetes yaitu memenuhi
kebutuhan air tanaman dengan harus membasahi keseluruhan lahan, sehingga
mengurangi kehilangan air akibat penguapan yang berlebihan, pemakaian air
lebih efisien, mengurangi limpasan air melimpah (aliran permukaan), serta
menekan atau mengurangi pertumbuhan gulma.
MEKANISASI PERTANIAN 7
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
‘Ciri- ciri irigasi tetes yaitu debit air kecil selama periode waktu tertentu,
interval (selang) yang sering, atau frekuensi pemberian air yang tinggi, air
diberikan pada daerah perakaran tanaman, aliran air bertekanan rendah dan
efisiensi serta keseragaman pemberian air lebih baik.
E. Peraturan‘dan Perundangan Irigasi
Umum
‘Pengembangan dan pengelolaan irigasi merupakan salah satu wujud
dari pengelolaan sumber daya air terpadu sesuai dengan amanat dalam UU No.
7 Tahun 2004 tentang sumber daya air. Peran sektor pertanian sangat strategis
dalam perekonomian nasional dan tidak dapat terlepas dari air. Oleh sebab itu,
pengembangngan dan pengelolaan sistem irigasi, yang merupakan salah satu
komponen pendukung keberhasilan pembangunan pertanian, mempunyai peran
yang penting dan strategis.
‘‘Kebijakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi perlu
ditetapkan karena adanya perubahan tujuan pembangunan pertanian dan
meningkatkan produksi swasembada beras menjadi melestarikan ketahanan
pangan, meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan kesempatan kerja di
pedesaaan dan perbaikan gizi keluarga, serta sejalan dengan semangat demokrasi,
desentralisasi, dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
‘‘Beberapa hal substansi yang perlu diperhatikan, antara lain (PP No. 20 Tahun
2006):
1. Penyelenggaraan‘otonomi daerah dengan berdasarkan atas desentralisasi,
dekonsentralisai, dan tugas pembantuan. Dalam pelaksanaan sesentralisasi
diberikan keleluasan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah
dengan prinsip pendekatan pelayanan kepada masyarakat di berbagai bidang
termasuk bidang irigasi.
2. Penyelenggaraan otonomi daerah pada dasarnya mempunyai tujuan antara
lain untuk memberdayakan dan meningktakan kemampuan perekonomian
daerah, termasuk pembiayaan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
3. Kebijakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang efisien dan
efektif diperlukan untuk menjamin keberlanjutan sistem irigasi dan hak guna
air untuk irigasi.
4. Pengaturan hak guna air diwujudkan melalui hak guna air untuk irigasi, yang
terdiri atas hak guna pakai air dan hak guna usaha air untuk irigasi. Hak guna
pakai air untuk irigasi bagi pertanian rakyat yang berada dalam sistem irigasi
yang sudah diperoleh izin, sedangkan untuk pertanian rakyat pada sistem
irigasi baru dan pada sistem irigasi yang ditingkatkan diperoleh berdasarkan
permohonn izin pemakaiaan air utuk irigasi. Hak guna usaha air untuk irigasi
diberikan untuk keperluan pengusahaan di bidang pertanian dan diperoleh
berdasarkan permohonan izin pengusahaan air untuk irigasi.
5. Untuk menjamin pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang efisien
dan efektif dilakukan pembagian wewenang dan tanggung jawab pengembangn
dan pengelolaan sistem irigasi antara pemerintah, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota
6. Pelaksanaan pembiayaan pengembangaan dan pengelolaan sistem irigasi
menjadi tangggung jawab pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
8 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
MEKANISASI PERTANIAN 9
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
10 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
MEKANISASI PERTANIAN 11
IRIGASI DAN DRAINASE
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Petunjuk:
Siswa menyiapkan video tentang sistem irigasi
a. Amati sistem irigasi yang ada!
b. Kenali macam sistem irigasi dan komponen-komponennya!
c. Amati prinsip kerjanya!
d. Buat catatan tentang prinsip kerja sistem irigasi, klasifikasi irigasi!
e. Buat laporan pengamatan Anda untuk dipresentasikan di kelas!
REFLEKSI
12 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
BAB
IRIGASI DAN PERANANNYA DALAM BIDANG PERTANIAN
II
BAB II HUBUNGAN AIR, TANAH, DAN TANAMAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
LIAT
TEKSTUR TANAH
HUBUNGAN AIR, TANAH, DAN TANAMAN
DEBU
STRUCTUR TANAH
PASIR
KATA KUNCI
MEKANISASI PERTANIAN 13
IRIGASI DAN DRAINASE
PENDAHULUAN
Struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting karena dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta tidak langsung berupa perbaikan
peredaran air, udara dan panas, aktivitas jasad hidup tanah, tersedianya unsur
hara bagi tanaman, perombakan bahan organik, dan mudah tidaknya akar dapat
menembus tanah lebih dalam. Tanah yang berstruktur baik akan membantu
berfungsinya faktor-faktor pertumbuhan tanaman secara optimal, sedangkan tanah
yang berstruktur jelek akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.
Pengetahuan tentang pergerakan air dalam tanah sangat penting perannya
dalam ketersediaan air bagi tanaman. Ketersediaan air bagi tanaman di lahan kering
sampai saat ini masih menjadi masalah. Hujan yang merupakan sumber air utama pada
lahan kering, datangnya tidak selalu sinkron dengan kebutuhan air tanaman. Untuk
mengoptimalkan ketersediaan air bagi tanaman di lahan kering tersebut, diperlukan
ilmu tentang hubungan antara pergerakan air dalam tanah dengan sifat-sifat hujan
maupun sifat-sifat pori yang mengikat dan menghantarkan air.
MATERI PEMBELAJARAN
A. Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan komposisi butiran penyusun tanah, yang pada
umumnya terdiri dari pasir, debu dan liat, yang mempunyai ukuran kurang dari
2 mm. Pasir biasanya didominasi oleh mineral kuarsa (SiO2) yang sangat tahan
terhadap pelapukan, sedangkan debu biasanya berasal dari mineral feldspar dan
mika yang dengan mudah melapuk dan pada saat pelapukannya mengeluarkan
sejumlah hara sehingga tanah bertekstur debu pada umumnya lebih subur
daripada tanah bertekstur pasir. Liat merupakann koloid yang bermuatan listrik
yang aktif sebagai pertukaran anion dan kation, maka liat lebih berperan secara
kimiawi (Hanafiah 2005).
Struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting karena dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta tidak langsung berupa perbaikan
peredaran air, udara dan panas, aktivitas jasad hidup tanah, tersedianya unsur
hara bagi tanaman, perombakan bahan organik, dan mudah tidaknya akar dapat
14 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
menembus tanah lebih dalam. Tanah yang berstruktur baik akan membantu
berfungsinya faktor-faktor pertumbuhan tanaman secara optimal, sedangkan tanah
yang berstruktur jelek akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.
Struktur tanah dapat dikatakan baik apabila di dalamnya terdapat penyebaran
ruang pori-pori yang baik, yaitu terdapat ruang pori di dalam dan di antara
agregat yang dapat diisi air dan udara dan sekaligus mantap keadaannya. Agregat
tanahsebaiknya mantap agar tidak mudah hancur oleh adanya gaya dari luar,
seperti pukulan butiran air hujan. Dengan demikian tahan erosi sehingga pori-pori
tanah tidak gampang tertutup oleh partikel-partikel tanah halus, sehingga infiltrasi
tertahan dan run-off menjadi besar. Struktur tanah yang jelek tentunya sebaliknya
dengan keadaan diatas. Dan kegiatan yang berupa pengolahan tanah, pembajakan,
pemupukan termasuk pengapuran dan pupuk organik, lebih berhubungan dengan
aspek struktur daripada aspek tekstur tanah (Sarief, 1986: 50-51).
‘Kelas tekstur tanah ditentukan berdasarkan proporsi dari pasir, debu, dan liat
yang terkandung dalam tanah. Menurut Hardjowigeno (2003) tanah dikelompokkan
kedalam beberapa macam kelas tekstur, yaitu:
1. Tanah bertekstur kasar meliputi pasir dan pasir berlempung.
2. Tanah bertekstur agak kasar meliputi lempung berpasir dan lempung berpasir
halus.
3. Tanah bertekstur sedang meliputi lempung berpasir sangat halus, lempung,
lempung berdebu dan debu.
4. Tanah bertekstur agak halus meliputi lempung liat, lempung liat berpasir dan
lempung liat berdebu.
5. Tanah bertekstur halus meliputi liat berpasir, liat berdebu dan liat.
‘Tekstur tanah yaitu satu faktor penting yang mempengaruhi kapasitas
tanah untuk menahan air dan permeabilitas tanah serta berbagai sifat fisik dan
kimia tanah lainnya. Tekstur tanah dikelompokkan ke dalam 12 kelas, tekstur
menurut sistem USDA seperti tertera pada gambar 2.1, yaitu: pasir, debu, pasir
berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu,lempung liat berdebu,
liat berpasir, liat berdebu, liat, lempung berliat.
Gambar 2.2 Diagram Segitiga Tekstur Tanah dan Sebaran Besar Butir (USDA)
Sumber: Sarwono, 2003
MEKANISASI PERTANIAN 15
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
B. Struktur Tanah
Struktur tanah yaitu penyatuan butiran primer dan butiran sekunder ke
dalam suatu bentuk susunan tertentu, dengan ruang pori diantaranya. Struktur
merupakan salah satu sifat dasar tanah yang mempengaruhi sifat tanah
yang lain. Struktur tanah juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman.
Bentuk struktur tanah digolongkan menjadi sebagai berikut:
1. Struktur Sederhana : Bidang belah alami tidak ada atau tidak nampak jelas, ada
dua:
a. Struktur butir tunggal : terdapat pada tanah-tanah pasir, pasir berlempung
dan pasir berdebu
b. Struktur pejal/masif: terdapat pada gumpalan tanah pejal hasil pembajakan
1) Kohesinya besar sekali
2) Ruang pori bersambung
3) Terdapat pada horizon yang lebih bawah
4) Contohnya gumpalan tanah pejal hasil pembajakan
2. Struktur Gabungan / pautan : mempunyai permukaan bidang belah alami yang
dapat dilihat dengan jelas, dapat digambarkan menurut panjang relatif sumbu-
sumbu horizontal vertikalnya, dapat dibagi menjadi :
a. Struktur Kubus
1) Gumpalan bersudut/membulat
2) Sumbu vertikal = horizontal
3) Struktur gumpalan bersudut: Rusuknya bersegi tajam
4) Struktur gumpal membulat: rusuknya bersegi tumpul
b. Struktur Gumpal :
1) Terdapat pada tanah liat
2) Pori mikro yang berisi air lebih banyak terdapat
3) Pori makro rendah shg tata udara kurang baik
c. Struktur Lempeng
1) Sumbu Horizontal > vertical
2) Permukaan bidang belah lebih dominan
3) Hor. A2 pada lapisann padas, liat
d. Struktur Tiang
1) Sumbu vertikal > sb. Horizontal
2) Ujung rusuknya tajam disebut : Perismatic
3) Ujung rusuknya tumpul disebut : Kolumnar
4) Terdapat pada Hor. B yaitu tanah datar iklim kering
e. Struktur Remah
1) Bentuknya bulat
2) Sangat Porous
3) Terdapat pada horzon A
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan stuktur tanah
1. Bahan penyusun tanah (liat, bahan organik, oksida besi/Al)
a. Agregat terbentuk karena adanya penyatuan butiran tanah yang dimulai
dari flokulasi atau terjadi retakan yang dipengaruhi gaya elektrostatik
b. Agar tanah‘mantap perlu ada pengikat (liat, bo, oksida besi dan Al)
16 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
MEKANISASI PERTANIAN 17
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
dapat menghasilkan air yang cukup banyak untuk keperluan manusia (Winter et al.,
2005). ‘Konsep lain mengatakan, bahwa air tanah terdiri atas dua zona, yaitu zona
tidak jenuh (unsaturated zone) dan zona jenuh (saturated zone) atau ground water
(Gambar 1). Pada zona tidak jenuh terdapat air tanah (soilwater) dimana tanaman
dapat memanfaatkannya, tetapi bisa hilang karena evaporasi. Di atas zona jenuh
terdapat water table, dan air yang berada pada zona tidak jenuh tidak dapat diambil
(dipompa) karena ditahan oleh gaya kapiler (Winter et al., 2005)
‘Dalam suatu daur hidrologi, air tanah merupakan salah satu komponen yang
dapat terbarukan (renewable) walaupun memerlukan waktu yang lama. Pengisian
kembali (recharge) air tanah berasal dari air yang ada di permukaan tanah seperti
air hujan, air sungai, air danau dan sebagainya, selanjutnya meresap ke dalam
tanah secara vertikal dan masuk ke water table dan akhirnya masuk ke ground
water. Berdasarkan ground-water system, pergerakan vertikal tergantung kepada
sebaran energi potensial yang berada di bawah water table, dan penyebaran energi
yang dapat digunakan untuk menentukan komponen-komponen aliran yang dekat
dengan permukaan air. Air dalam ground water akan bergerak atau mengalir secara
vertikal dan lateral (Winter et al., 2005).
‘Potensi air tanah di dalam suatu cekungan (aquifer) sangat tergantung
kepada porositas dan kemampuan tanah untuk meloloskan (permeability) dan
meneruskan (transmissivity) air. Di Indonesia, telah terindentifikasi 263 cekungan
air tanah dengan total kandungan 522,2 milyar m³ air tahun-1, 72 cekungan air
tanah terletak di Pulau Jawa dan Madura dengan kandungan 43,314 milyar m³
air tahun-1. Adanya pengambilan air tanah yang banyak dan melampaui jumlah
rata-rata tambahan akibat persaingan berbagai kepentingan dapat menyebabkan
penurunan permukaan air tanah secara kontinu dan pengurangan potensi air
tanah di dalam akuifer. Hal ini akan memicu terjadinya dampak negatif, seperti
instrusi air laut, penurunan kualitas air tanah, dan penurunan permukaan tanah
(Rejekiningrum, 2005; Winter et al., 2005). Berdasarkan kondisi yang demikian,
maka diperlukan upaya untuk mengetahui ketersediaan air tanah yang akan
digunakan untuk berbagai kepentingan, baik untuk pertanian maupun industri.
Untuk itu, perlu diketahui potensi sumber daya air yang ada di suatu wilayah, baik
air permukaan maupun air tanah berupa sebaran, volume maupun kedalamannya.
Untuk mengetahui potensi sumber daya air suatu wilayah dapat dilakukan dengan
identifikasi dan karakterisasi potensi air tanahnya dengan berbagai cara dan alat
yang tersedia, seperti (1) tensiometer; (2) piezometer; dan (3) terrameter.
1. Tensiometer
Tensiometer yaitu suatu alat praktis untuk mengukur kandungan air tanah,
tinggi hidrolik, dan gradien hidrolik. Alat ini terdiri atas cawan sarang, secara
umum terbuat dari keramik yang dihubungkan melalui tabung ke manometer,
dengan seluruh bagian diisi air. Saat cawan diletakkan di dalam tanah pada
waktu pengukuran hisapan dilaksanakan, air total di dalam cawan melakukan
kontak hidrolik, dan cenderung untuk seimbang dengan air tanah melalui pori-
pori pada dinding keramik. Pada saat tensiometer diletakkan di permukaan
tanah, air yang terdapat dalam tensiometer umumnya berada pada tekanan
atmosfer, sedangkan air tanah secara umum mempunyai tekanan lebih kecil
dari tekanan atmosfer, sehingga terjadi hisapan dari alat tensiometer karena
18 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
perbedaan tekanan, dan air dari alat tersebut keluar, serta tekanan dalam alat
turun yang ditunjukkan oleh manometer
‘Tensiometer yaitu alat yang dapat mengukur matriks potensial air
tanah, yang merupakan variabel penting dari lingkungan tanah yang dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, produksi/hasil tanaman,
recharge akuifer, dan pembuangan serta penimbunan buangan / menghilangkan
buangan (buried waste disposal). Total potensial air tanah yaitu jumlah dari
komponen-komponen yang tergantung dari gaya/kekuatan yang menahannya.
Komponen-komponen tersebut yaitu,
a. Potensial gravitasi (φg) yang proporsional dengan perbedaan elevasi/
ketinggian dari pemilihan pustaka yang berubah-ubah.
b. Potensial matriks (φm), termasuk pengaruh adsorpsi dan kapiler dari fase
padat (solid).
c. Pneumatik tekanan (pressure) potensial (φa) hasil dari tekanan gas luar
yang digunakan terhadap air.
d. Potensial osmotik (φo) yang disebabkan oleh solute dalam air.
e. Overburden potensial (φf) yang dipengaruhi oleh berat dari batuan
diatasnya, di atas air pada kondisi nonrigir porous material
2. Piezometer
‘Piezometer yaitu suatu alat yang berguna untuk mengukur beberapa
parameter penting di dalam sistem aliran hidrolik tanah. Salah satu parameter
tersebut yaitu tinggi hidrolik (hydraulic head), digunakan sebagai konsep
mekanika fluida yang mengandung pengertian status energi air di dalam sistem
pergerakan aliran air. Hal ini sangat berguna untuk menggambarkan aliran, tidak
saja dalam saluran-saluran atau dalam bentuk struktur hidrolik lainnya, tetapi
juga di dalam tanah atau media berpori lainnya. Tinggi hidrolik dalam sistem
aliran air dianalogikan sama dengan potensial atau voltase dalam masalah-
masalah aliran listrik, dan suhu bilamana aliran panas termasuk didalamnya.
Pengukuran tinggi hidrolik secara spesifik berguna untuk menentukan arah
aliran air dari dalam tanah (ground water).
3. Terrameter
Pada dasarnya, penetapan atau pengukuran air tanah dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu (1) pengukuran secara langsung dari permukaan
tanah menggunakan terrameter SAS 1000 dan (2) penetapan secara tidak
langsung, yaitu membuat lubang terlebih dahulu sampai mencapai air tanah
menggunakan electric contact gauge. Pengukuran air tanah dengan terrameter
menghasilkan potensi air tanah secara keseluruhan berdasarkan interpretasi
dari kondisi batuan, khususnya akuifer di dalam tanah, baik volume maupun
posisi atau kedalamnya. Pengukuran air tanah dengan electric contact gauge
dapat menentukan volume atau debit air yang tersedia secara langsung,
demikian juga pengisian kembali (recharge). Secara prinsip, ke dua alat tersebut
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Akan lebih baik bila pengukuran air
tanah dilakukan langsung menggunakan terrameter dan electric contact gauge
setelah dibuat sumur (lubangnya), karena kedua alat ini saling melengkapi.
MEKANISASI PERTANIAN 19
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
20 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
struktur tanah, seperti distribusi pori, kontinuitas pori, dan tortuositas pori (Hillel,
1980). Akibat berbagai pengelolaan tanah yang telah dilakukan oleh petani, tanah
lahan kering memiliki struktur tanah yang sangat bervariasi, sehingga berpengaruh
pada karakteristik porinya.
‘Bagarello et al. (2004) menyatakan bahwa perbedaan struktur tanah akibat
berbagai pengelolaan, dapat mempengaruhi kemampuan tanah meretensi air
maupun pergerakan air baik jenuh maupun tak jenuh dalam tanah. Adapun Perfect
et al. (2002) menyatakan bahwa laju pergerakan air dapat mempengaruhi distribusi
air dan kelarutan hara dalam tanah, sehingga hara terdistribusi secara merata pada
zone perakaran. Pergerakan dan distribusi air yang ada dalam tanah juga sangat
tergantung pada sifat-sifat hujan yang jatuh (Edwards et al., 1992; Toor et al., 2004)
‘Kadar air tanah optimum bagi pertumbuhan tanaman yaitu kondisi air di
mana tanaman dengan mudah dapat menyerap air. Air yang dapat dengan mudah
diambil berada dalam pori-pori yang berukuran sedang. Setelah air itu dipakai
tumbuhan, air yang tersisa berada dalam pori-pori yang lebih halus atau merupakan
lapisan tipis menyelimuti zarah-zarah tanah. Daya tarik antara zarah-zarah tanah
dengan air sangat kuat dan ikatan ini dapat mengatasi daya hisap tanaman,
akibatnya tidak semua air yang ditahan tanah tersedia bagi tanaman. Sebagian dari
air tetap tertinggal di tanah, lambat laun tanaman layu dan akhirnya mati sebagai
akibat dari kekurangan air (Soepardi, 1983).
Hantaran Hidrolik Tanah
‘Secara kuantitatif hantaran hidrolik yaitu kecepatan bergeraknya suatu cairan
pada media berpori, atau didefinisikan sebagai kecepatan air untuk melewati tanah
pada periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam sentimeter per jam (Baver,
1959). Sedangkan Hillel mendefinisikan hantaran hidrolik sebagai rasio daripada
fluk terhadap gradien hidrolik. Menurut O’neal (1949) hantaran hidrolik tanah
didefinisikan sebagai kapasitas tanah untuk melalukan air, atau tingkat kecepatan
perkolasi air melalui kolom air tanah di bawah kondisi jenuh. Hantaran hidrolik
tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas infiltrasi tanah,
makin tinggi hantaran hidrolik tanah makin tinggi pula kapasitas infiltrasi yang
akan terjadi. Penetapan hantaran hidrolik tanah baik vertikal maupun horisontal
sangat penting peranannya dalam pengelolaan tanah dan air.
‘Baver (1959) mengemukakan bahwa tanah dengan hantaran hidrolik lambat
lebih mudah tererosi daripada tanah dengan hantaran hidrolik cepat. Namun
sebaliknya hantaran hidrolik tanah yang terlalu besar akan menurunkan produktivitas
lahan pertanian akibat proses pencucian unsur hara tanah. Oleh karena itu perlu
adanya pengaturan jumlah, waktu aliran, dan kualitas air sejauh mungkin melalui
pengelolaan tanah yang baik. Permeabilitas tanah merupakan salah satu sifat
lapisan tanah yang sangat berpengaruh terhadap kepekaan tanah terhadap erosi.
Tanah yang bersifat permeable relatif kurang peka terhadap erosi dibandingkan
dengan tanah yang permeabilitasnya rendah. Berdasarkan kecepatannya Uhland
dan O’neal (1951 dalam Sitorus et al., 1983) mengklasifikasikan hantaran
hidrolik tanah ke dalam beberapa ketegori seperti yang dapat dilihat pada Tabel
. Banyak faktor yang mempengaruhi hantaran hidrolik tanah, terutama tekstur,
struktur, stabilitas agregat, porositas, distribusi ukuran pori, kekontinuan pori, dan
kandungan bahan organik (Hillel, 1971). Hantaran hidrolik tanah meningkat bila
MEKANISASI PERTANIAN 21
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
(a) agregasi butir-butir tanah menjadi remah, (b) adanya saluran bekas lubang akar
tanaman yang terdekomposisi, (c) adanya bahan organik, dan (d) porositas tanah
yang tinggi (Mohr dan Van Bahren, 1954), struktur tanah, distribusi ukuran pori,
dan pori total berhubungan dengan aliran air. Pergerakan air dalam keadaan jenuh
berkorelasi negatif dengan pasir halus dan debu, tetapi berkorelasi positif dengan
pasir kasar, stabilitas agregrat, dan kandungan bahan kation dalam komplek jerapan
(Lal, 1975 dalam Lal and Greenland, 1979).
‘Faktor lain yang mempengaruhi hantaran hidrolik tanah yaitu interaksi antar
ruang pori dan cairannya, mikroorganisme, kualitas air, dan pertukaran kation
(Hillel, 1980). Umumnya pergerakan air dalam tanah tidak konstan karena adanya
variasi proses-proses kimia, fisika, dan biologi tanah. Perubahan dapat terjadi
dalam komposisi kompleks pertukaran ion, juga konsentrasi bahan terlarut yang
memasuki tanah tersebut berbeda dengan konsentrasi larutan tanah. Hal ini
didukung oleh pernyataan Hillel (1971) yang menyatakan bahwa hantaran hidrolik
dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk ruang pori yang dilalui air dan viskositas
cairan tanah, di mana hantaran hidrolik yang mempunyai porositas tinggi dengan
jumlah pori besar sedikit akan lebih rendah daripada tanah-tanah yang mempunyai
porositas rendah dengan jumlah pori yang besar. Berbagai sifat-sifat tanah
tersebut pengaruhnya tidak sama, diduga sifat fisik mempunyai pengaruh yang
paling menentukan terhadap hantaran hidrolik. Secara umum hantaran hidrolik
tanah dipengaruhi oleh tekstur, struktur, porositas total, dan distribusi ukuran pori,
kemantapan agregrat serta peristiwa yang terjadi selama proses aliran.
CAKRAWALA
‘Pergerakan Air Tanah Tiga Dimensi di Tanah Berhutan dan Agroforestry
(Prihatmaja. E14051536. 2011. Institut Pertanian Bogor)
22 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
1. Tekstur tanah merupakan komposisi butiran penyusun tanah, yang pada
umumnya terdiri dari pasir, debu dan liat, yang mempunyai ukuran kurang dari
2 mm.
2. Struktur tanah yaitu penyatuan butiran primer dan butiran sekunder ke dalam
suatu bentuk susunan tertentu, dengan ruang pori diantaranya. Struktur
merupakan salah satu sifat dasar tanah yang memengaruhi sifat tanah yang
lain. Struktur tanah juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman.
MEKANISASI PERTANIAN 23
IRIGASI DAN DRAINASE
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Petunjuk:
Siswa menyiapkan video tentang Hubungan Air, Tanah, dan Tanaman
a. Amati viedo Hubungan Air, Tanah, dan Tanaman yang diperoleh!
b. Kenali macam sistem irigasi dan komponen-komponennya!
c. Amati prinsip kerjanya!
d. Buat catatan tentang prinsip kerja Hubungan Air, Tanah, dan Tanaman!
e. Buat laporan pengamatan Anda untuk dipresentasikan di kelas!
REFLEKSI
24 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
BAB
EVAPOTRANSPIRASI
III
BAB III EVAPOTRANSPIRASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
EVAPORASI
EVAPOTRANSPIRASI
TRANSPIRASI
KATA KUNCI
MEKANISASI PERTANIAN 25
IRIGASI DAN DRAINASE
PENDAHULUAN
‘Evapotranspirasi sebagai salah satu proses yang ada dalam siklus hidrologi.
Evapotranspirasi ini akan memengaruhi beberapa proses yang terjadi sesudahnya,
sehingga dengan mengetahui berapa besar evapotranspirasi yang terjadi dapat
memprediksi beberapa hal yang ada di dalam siklus hidrologi berikutnya.
‘Pengukuran data evapotranspirasi di Indonesia masih sangat dipengaruhi
oleh data perhitungan manual yang didapat dari beberapa stasiun iklim yang ada,
sedangkan di Indonesia sendiri stasiun iklim yang memiliki fasilitas dan data yang
lengkap masih sangat sedikit sehingga jika menggunakan pemetakan evapotranspirasi
pada daerah Indonesia yang luas pasti akan sangat diperlukan banyak stasiun iklim.
Data yang didapatkan dari stasiun iklim yang ada memang masih data titik dan
beberapa data dalam perhitungan evapotranspirasi memerlukan data yang masih
sulit untuk diinterpolasi dengan jumlah stasiun yang terbatas.
MATERI PEMBELAJARAN
A. Proses Evapotranspirasi
‘Evapotranspirasi yaitu perpaduan dua proses yakni evaporasi dan transpirasi.
Evaporasi yaitu proses penguapan atau hilangnya air dari tanah dan badan-badan
air (abiotik), sedangkan transpirasi yaitu proses keluarnya air dari tanaman (boitik)
akibat proses respirasi dan fotosistesis.
‘Kombinasi dua proses yang saling terpisah dimana kehilangan air dari
permukaan tanah melalui proses evaporasi dan kehilangan air dari tanaman melalui
proses transpirasi disebut sebagai evapotranspirasi (ET). Proses hilangnya air
akibat evapotranspirasi merupakan salah satu komponen penting dalam hidrologi
karena proses tersebut dapat mengurangi simpanan air dalam badan-badan air,
tanah, dan tanaman. Untuk kepentingan sumber daya air, data ini digunakan untuk
menghitung kesetimbangan air dan lebih khusus untuk keperluan penentuan
kebutuhan air bagi tanaman dalam periode pertumbuhan atau periode produksi.
Oleh karena itu data evapotranspirasi sangat dibutuhkan untuk tujuan irigasi atau
26 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
MEKANISASI PERTANIAN 27
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
B. Evaporasi
‘Evaporasi yaitu proses dimana air dalam bentuk cair diubah menjadi uap air
(vaporization) dan dipindahkan dari permukaan penguapan. Air dapat menguap
dari berbagai permukaan seperti danau, sungai, tanah dan vegetasi hijau. Energi
dibutuhkan untuk merubah bentuk molekul air dari fase cair ke fase uap. Radiasi
matahari langsung dan faktor lingkungan yang mempengaruhi suhu udara
merupakan sumber energi. Gaya penggerak untuk memindahkan uap air dari
permukaan penguapan yaitu perbedaan tekanan antara uap air di permukaan
penguapan dan tekanan udara atmosfir. Selama berlangsungya proses, udara
sekitar menjadi jenuh secara perlahan dan selanjutnya proses akan melambat
dan kemungkinan akan berhenti jika udara basah tidak dipindahkan ke atmosfir.
Pergantian udara jenuh dengan udara kering sangat tergantung pada kecepatan
angin. Oleh karena itu, radiasi matahari, suhu udara, kelembaban udara dan
kecepatan angin merupakan parameter iklim yang dipertimbangkan dalam
penentuan proses evaporasi.
‘Jika permukaan penguapan yaitu permukaan tanah, maka tingkat penutupan
tanaman pelindung (crop canopy) dan jumlah air tersedia pada permukaan
penguapan juga menjadi faktor yang memengaruhi proses evaporasi. Kejadian
hujan, irigasi dan gerakan vertikal air dalam tanah dari muka air tanah dangkal
merupakan sumber pembasahan permukaan tanah. Jika tanah dapat menyuplai
air dengan cepat yang memenuhi kebutuhan evaporasi, maka evaporasi dari tanah
ditentukan hanya oleh kondisi meteorologi. Akan tetapi, bila interval antara hujan
dan irigasi cukup lama dan kemampuan tanah mengalirkan air ke dekat permukaan
tanah kecil, maka kandungan air di lapisan tanah bagian atas akan menurun dan
menyebabkan permukaan tanah menjadi kering. Pada lingkungan dimana air
terbatas, maka jumlah air tersedia menjadi faktor pembatas. Berkurangnya supplai
air ke permukaan tanah menyebabkan evaporasi menurun drastis. Proses ini
mungkin akan terjadi dalam beberapa hari.
C. Transpirasi
‘Proses transpirasi meliputi penguapan air dalam bentuk cairan yang
terkandung pada jaringan tanaman dan dipindahkan dalam bentuk uap ke atmosfir.
Tanaman umumnya kehilangan air melalui stomata. Stomata merupakan saluran
terbuka pada permukaan daun tanaman melalui proses penguapan dan perubahan
wujud menjadi gas seperti disajikan pada air bersama beberapa nutrisi lain diserap
oleh akardan ditransportasikan ke seluruh tanaman. Proses penguapan terjadi
dalam daun, yang disebut ruang intercellular, dan pertukaran uap ke atmossfir
dikontrol oleh celah stomata (stomatal aperture). Hampir semua air yang diserap
oleh akar keluar melalui proses transpirasi dan hanya sebahagian kecil saja yang
digunakan dalam tanaman.
‘Transpirasi seperti evaporasi langsung tergantung pada suplai energi, tekan
uap air dan angin. Kandungan lengas tanah dan kemampuan tanah melewatkan
air ke akar juga menentukan laju transpirasi, termasuk genangan air dan salinitas
air tanah. Laju transpirasi juga dipengaruhi oleh karakteristik tanaman, aspek
lingkungan dan praktik pengolahan dan pengelolaan lahan. Perbedaan macam
tanaman akan memberikan laju transpirasi yang berbeda. Bukan hanya tipe
28 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
D. Evapotranspirasi Tanaman
‘Evapotranspirasi tanaman (ETc) yaitu perpaduan dua istilah yakni evaporasi
dan transpirasi. Kebutuhan air dapat diketahui berdasarkan kebutuhan air dari
suatu tanaman. Apabila kebutuhan air suatu tanaman diketahui, kebutuhan air yang
lebih besar dapat dihitung. Evaporasi yaitu penguapan di atas permukaan tanah,
sedangkan transpirasi yaitu penguapan melalui permukaan dari air yang semula
diserap oleh tanaman. Atau dengan kata lain, evapotranspirasi yaitu banyaknya
air yang menguap dari lahan dan tanaman dalam suatu petakan karena panas
matahari. Faktor-faktor yang memengaruhi evaporasi yaitu suhu air, suhu udara
(atmosfir), kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari.
‘Pada waktu pengukuran evaporasi, kondisi/keadaan iklim ketika itu harus
diperhatikan, mengingat faktor itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan.
Transpirasi pada dasarnya merupakan proses dimana air menguap dari tanaman
melalui daun ke atmosfer. Sistem perakaran tanaman mengadopsi air dalam jumlah
yang berbeda-beda dan ditransmisikan melalui tumbuhan dan melalui mulut daun.
Ada dua bentuk transpirasi yaitu :
a. Transpirasi stomata, dimana air lepas melalui pori-pori pada stomata daun
b. Transpirasi kutikular, dimana air menguap dari permukaan daun ke atmosfir
melalui kutikula.
MEKANISASI PERTANIAN 29
IRIGASI DAN DRAINASE
CAKRAWALA
Limbah pupuk kimia dan pestisida dari kegiatan irigasi pertanian menjadi
salah satu penyebab pencemaran air di muka bumi. Padahal sektor pertanian
sendiri menggunakan air untuk irigasi sekitar 70 persen hingga 90 persen dari
seluruh kebutuhan air di bumi. Melihat kondisi ini, mahasiswa Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) merancang penelitian yang diharapkan mampu
membantu mereduksi pencemaran air tersebut.
Mahasiswa doktoral dari Departemen Teknik Lingkungan yang bernama
Kiki Gustinasari ini melakukan penelitian berjudul Constructed Wetlands –
Microbial Fuel Cells (CWs – MFCs) sebagai Pereduksi Herbisida Glifosat dan
Aplikasi Biosensor untuk Toxicity Warning pada Limpasan Persawahan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuktikan bahwa CWs MFCs
sebagai infrastruktur ramah lingkungan mampu mereduksi residu herbisida
glifosat, yang merupakan macam pestisida pada sektor pertanian.
Penggunaan herbisida glifosat memberikan dampak buruk terhadap mahluk
hidup di perairan. Dampak tersebut dapat menyebabkan tingkat kematian yang
tinggi untuk binatang amfibi, serta berefek letal bagi beberapa macam plankton.
MFCs sendiri merupakan teknologi pembangkit energi dan pengurangan polusi
melalui bakteri. Sedangkan CWs merupakan sistem berbasis alam yang banyak
digunakan pada bidang pertanian sebagai filter areal pertanian dengan badan air.
Penggabungan MFCs ke dalam CWs terbukti dapat meningkatkan kinerja
CWs dalam mengurangi residu herbisida glifosat. Anoda pada MFCs memicu reaksi
anaerob CWs. Pendekatan ini mempunyai keuntungan ganda seperti intensifikasi
kinerja CWs dan penghasil listrik.
MFCs-CWs pada penelitian ini juga bertujuan sebagai peringatan dini terhadap
masuknya bahan-bahan yang tidak diinginkan pada limpasan persawahan. Hal ini
disebabkan macam infrastruktur hijau tersebut dapat menghasilkan sinyal listrik
melalui kinerja mikroba.
30 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Petunjuk:
Siswa menyiapkan video tentang Evapiotranspirasi
a. Amati viedo Evapiotranspirasi!
b. Kenali perbedaan Transpirasi dan Evaporasi!
c. Amati prinsip kerjanya!
d. Buat catatan tentang prinsip kerja Evapiotranspirasi!
e. Buat laporan pengamatan Anda untuk dipresentasikan di kelas!
MEKANISASI PERTANIAN 31
IRIGASI DAN DRAINASE
REFLEKSI
32 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
PENILAIAN AKHIR
PENILAIAN AKHIR SEMSESTER
SEMESTER GASAL
GASAL
A. PILIHAN BERGANDA
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu dari jaringan primer atau
jaringan sekunder ke petak tersier yaitu.…
a. Penyediaan air irigasi
b. Pengaturan air irigasi
c. Pemberian air irigasi
d. Penggunaan air irigasi
e. Jaringan irigasi
2. Kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi yaitu….
a. Jaringan irigasi
b. Daerah irigasi
c. Pembagian air irigasi
d. Jaringan irigasi primer
e. Jaringan irigasi sekunder
4. Penentuan volume air persatuan waktu yang dialokasikan dari suatu sumber air
untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan
kebutuhan untuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya yaitu….
a. Penyediaan air irigasi
b. Pengaturan air irigasi
c. Pemberian air irigasi
d. Penggunaan air irigasi
e. Jaringan irigasi
5. Kegiatan yang meliputi pembagian, pemberian, dan penggunaan air irigasi yaitu…
a. Penyediaan air irigasi
b. Pengaturan air irigasi
c. Pemberian air irigasi
d. Penggunaan air irigasi
e. Jaringan irigasi
MEKANISASI PERTANIAN 33
IRIGASI DAN DRAINASE
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
6. Kegiatan membagi air dibangunan bagi dalam jaringan primer dan atau jaringan
sekunder disebut….
a. Jaringan irigasi
b. Penggunaan air irigasi
c. Pembagian air irigasi
d. Pemberian air irigasi
e. Pengaturan air irigasi
7. Bagian dari jaringan irigasi air tanah dimulai setelah bangunan pompa sampai
lahan yang diairi yaitu….
a. Jaringan irigasi tersier
b. Jaringan irigasi air tanah
c. Saluran irigasi air tanah
d. Jaringan irigasi sekunder
e. Jaringan irigasi primer
8. Jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak
tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, box
tersier, box kuarter serta bangunan pelengkapnya yaitu….
a. Jaringan irigasi tersier
b. Jaringan irigasi air tanah
c. Saluran irigasi air tanah
d. Jaringan irigasi sekunder
e. Jaringan irigasi primer
9. Jaringan irigasi yang airnya berasal dari air tanah, mulai dari sumber dan instalasi
pompa sampai dengan saluran irigasi air tanah termasuk bangunan di dalamnya
yaitu….
a. Jaringan irigasi tersier
b. Jaringan irigasi air tanah
c. Saluran irigasi air tanah
d. Jaringan irigasi sekunder
e. Jaringan irigasi primer
10. Bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran sekunder, saluran pembuangan,
bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya yaitu….
a. Jaringan irigasi tersier
b. Jaringan irigasi air tanah
c. Saluran irigasi air tanah
d. Jaringan irigasi sekunder
e. Jaringan irigasi primer
34 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
11. Di Bali, sistem irigasi juga sudah ada sebelum tahun 1343 M, hal ini terbukti
dengan adanya sedahan yang disebut dengan…
a. Saluran
b. Subak
c. Langgam
d. Jembatan
e. Sungai
12. Pertumbuhan irigasi di Indonesia ditandai dengan masa berikut, kecuali…
a. Masa penjajahan
b. Masa sebelum penjajahan
c. Masa orde lama
d. Masa orde baru
e. Masa reformasi
13. Teknologi dan kelembagaan lokal sangat menentukan keberadaan sistem irigasi
yang dibangun saat itu. Sistem irigasi yang ada, umumnya mempunyai skala
irigasi untuk melayani sawah dengan luasan yang kecil dan terbatas. Hal tersebut
merupakan sejarah irigasi di Indonesia pada masa…
a. Masa penjajahan
b. Masa sebelum penjajahan
c. Masa orde baru
d. Masa reformasi
e. Masa revolusi
14. Kegiatan irigasi tidak banyak yang dilakukan, karena pemerintahan saat itu
masih memprioritaskan pembangunan politik yang diwarnai terjadinya polarisasi
kekuatan politik internasional pasca perang dunia ke-2, serta suasana konfrontasi
dengan negara tetangga. Pertumbuhan irigasi tersebut terjadi pada masa….
a. Masa penjajahan
b. Masa sebelum penjajahan
c. Masa orde baru
d. Masa reformasi
e. Masa revolusi
15. Irigasi ini dilakukan dengan menyebarkan air ke permukaan tanah dan membiarkan
air meresap ke dalam tanah, irigasi ini disebut….
a. Irigasi basin method
b. Irigasi tetes
c. Irigasi permukaan
d. Irigasi curah
e. Irigasi bawah permukaan
MEKANISASI PERTANIAN 35
IRIGASI DAN DRAINASE
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
16. Sistem irigasi yang diaplikasikan dengan cara meresapkan air ke dalam tanah
di bawah zona perakaran melalui sistem saluran terbuka ataupun dengan
menggunakan pipa berlubang. Air tanah digerakkan oleh gaya kapiler menuju
zona perakaran dan selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman. Irigasi ini disebut…
a. Irigasi basin method
b. Irigasi tetes
c. Irigasi permukaan
d. Irigasi curah
e. Irigasi bawah permukaan
17. Sistem irigasi yang menggunakan tekanan untuk membentuk curahan air yang
mirip hujan ke permukaan lahan pertanian. Irigasi ini disebut…
a. Irigasi basin method
b. Irigasi tetes
c. Irigasi permukaan
d. Irigasi curah
e. Irigasi bawah permukaan
18. Komposisi butiran penyusun tanah, yang pada umumnya terdiri dari pasir, debu
dan liat, yang mempunyai ukuran kurang dari 2 mm disebut…
a. Unsur tanah
b. Struktur tanah
c. Tekstur tanah
d. Lapisan tanah
e. Warna tanah
19. Penyatuan butiran primer dan butiran sekunder ke dalam suatu bentuk susunan
tertentu dengan ruang pori disebut…
a. Unsur tanah
b. Struktur tanah
c. Tekstur tanah
d. Lapisan tanah
e. Warna tanah
36 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
22. Struktur tanah yang mempunyai permukaan bidang belah alami yang dapat
dilihat dengan jelas, dapat digambarkan menurut panjang relatif sumbu-sumbu
horizontal vertikalnya disebut struktur tanah….
a. Sederhana
b. Butir tunggal
c. Pejal
d. Gabungan
e. Tidak beraturan
23. Untuk mengetahui potensi sumber daya air suatu wilayah dapat dilakukan dengan
menggunakan alat…
a. 1,2, dan 3
b. 1,2, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 3, 4, dan 5
e. 1,2, dan 5
24. Suatu alat pengukuran potensi air yang berguna untuk mengukur beberapa
parameter penting di dalam sistem aliran hidrolik tanah disebut…
a. Tensiometer
b. Barometer
c. Spetrameter
d. Piezometer
e. Terrameter
25. Suatu alat praktis untuk mengukur kandungan air tanah, tinggi hidrolik, dan
gradien hidrolik disebut…
a. Tensiometer
b. Barometer
c. Spetrameter
d. Piezometer
e. Terrameter
MEKANISASI PERTANIAN 37
IRIGASI DAN DRAINASE
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
27. Proses penguapan atau hilangnya air dari tanah dan badan-badan air (abiotik)
disebut…
a. Infiltrasi
b. Perced aquifer
c. Perkolasi
d. Transpirasi
e. Evaporasi
28. Proses keluarnya air dari tanaman (boitik) akibat proses respirasi dan fotosistesis
disebut…
a. Infiltrasi
b. Perced aquifer
c. Perkolasi
d. Transpirasi
e. Evaporasi
B. ESSAY
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan pengertian dan tujuan utama irigasi!
2. Jelaskan sejarah irigasi di Indonesia!
3. Apa fungsi mengetahui pergerakan air dalam tanah?
4. Jelaskan proses evapotranspirasi!
5. Jelaskan faktor apa yang mempengaruhi evapotranspirasi!
38 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
BAB
SUMBER-SUMBER AIR IRIGASI
IV
BAB IV SUMBER-SUMBER AIR IRIGASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
AIR PERMUKAAN
SUMBER AIR
AIR TANAH
SUMBER-SUMBER AIR IRIGASI
SIKLUS TERTUTUP
SIKLUS HIDROLOGI
SIKLUS TERBUKA
MACAM-MACAM SUMBER
IRIGASI
KATA KUNCI
Irigasi, Irigasi Permukaan, Irigasi Bawah Permukaan, Irigasi Curah, Irigasi Tetes
MEKANISASI PERTANIAN 39
IRIGASI DAN DRAINASE
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
40 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
b. Ground water, yaitu air permukaan yang meresap ke dalam tanah dan
berkumpul dibagian lapisan bawah tanah, kemudian secara perlahan akan
ke luar melalui mata air-mata air tanah.
c. Ground water run off, yaitu limpasan air tanah
Untuk mengetahui potensi air permukaan yang berada di sungai, waduk, danau
secara pasti diperlukan data primer dan data sekunder yang berkaitan dengan
hidrologi, diantaranya meliputi:
a. Data primer
Data air permukaan dan yang berkaitan dikumpulkan secara in-situ, yakni
dari suatu kegiatan survei lapangan berupa:
1) Pengukuran topografi detail
2) Penyelidikan geologi teknik
3) Penelusuran sungai-sungai dan sumber air permukaan lainnya
4) Survey tempat penampungan air, seperti waduk, danau, embung dll
5) Lokasi-lokasi yang memungkinkan untuk penampungan air dll
b. Data sekunder
Data air permukaan dan yang berkiatan dengan dikumpulkan dari berbagai
sumber antara lain:
1) Peta topografi dan tata guna skala 1: 25.000 atau lebih besar
2) Klimatologi (curah hujan)
3) Permukaan muka air
4) Pengukuran debit
5) Karakteristik dan kondisi sumber air permukaa
2. Air tanah
‘Air tanah yaitu air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah. Sumber air tanah antara lain cekungan air tanah yang terdiri
atas confinend aquifer dan unconfined aquifer.
Daerah penampungan air tanah berada di lapisan bagian bawah tanah,
tepatnya di lapisan padat atau bebatuan yang terbentuk dari bahan-bahan pasir
dan kerikil, tufa vulkanis, dan beberapa bahan lainnya. Lapisan pengandung air
atau aquifer dikenal sebagai lapisan penampungan air tanah kemudian dikenal.
Berkaitan dengan kondisi dan letaknya di dalam tanah, lapisan pengandung air
(aquifer) dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Unconfined Aquifer
Lapisan pengandung air tanah yang bebas atau tidak terbatas disebut
Unconfined aquifer. Lapisan ini merupakan lapisan yang dibatasi oleh
lapisan kedap air, sedangkan lapisan atas tanah dilapisi oleh muka air yang
berhubungan dengan atmosfer. Lapisan akifer bebas yang mengandung air
tanah bebas dan biasanya lapisan ini mengandung air dalam jumlah yang
tak terbatas. Keadaan air tanah bebas sangat tergantung pada kapilaritas
tanah.
Adapun sifat-sifat air tanah bebas yaitu sebagai berikut:
1) Aquifer berhubungan dengan zona aerasi yang menjadi permukaan
air tanah bebas yaitu batas antara zona aerasi dan zona yang jenuh
dengan air tanah
MEKANISASI PERTANIAN 41
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
2) Permukaan air tanah bebas akan selalu tampak tidak berubah pada
saat tidak ada pengambilan air, akan tetapi jika berlangsungnya
pengambilan air, maka perubahan permukaan akan terjadi secara
perlahan-lahan, hal ini karena kepeka-an lapisan tanahnya terhadap
air curah hujan serta keadaan aliran sungai;
3) Permukaan air tanah bebas tidak dipengaruhi oleh tekanan udara dan
pasang surut (tidal effect).
b. Confined Aquifer
‘Confined aquifer yaitu pengandung air tanah yang tertekan atau terbatas.
Lapisan bawah dan atas tanah dilapisi oleh lapisan kedap air. Air tanah
pada akifer tertekan ditentukan oleh gradien antara titik pemasukan dan
titik pengeluaran serta karakteristik lapisan aquifernya.
Adapun sifat-sifat air tanah tertekan yaitu sebagai berikut:
1) Permukaan air tanah tertekan tertutup dengan lapisan yang tidak
dapat tembus air (impermeable).
2) Sifat permukaannya terkekang dikarenakan berbagai tekanan;
3) Permukaan air tanah tertekan akan menyebar secara sangat cepat
dengan bervariasi sesuai dengan adanya kekuatan tekanan,
4) Permukaan air tanah menjadi agak peka terhadap tekanan udara
dan pengaruh pasang surut, namun demikian permukaan tadi tidak
dipengaruhi banyak oleh air curah hujan dan keadaan aliran sungai.
c. Perched Aquifer
Lapisan pengandung air tumpang disebut juga lapisan Perched aquifer.
Lapisan ini terletak di atas lapisan kedap air yang tidak begitu luas dan
berada pada zona aerasi di atas water table. Volume lapisan air tanah
tumpang ini tidak banyak sehingga tidak dapat diandalkan untuk dijadikan
sebagai sumber air irigasi. Jika ada pengambilan air, maka air ini akan
segera berkurang dan habis. Aquifer ini akan terisi kembali jika ada sumpai
dari hujan. Keberadaan air tanah di dalam tanah seperti di atas sangat
tergantung dari curah hujan dan lapisan-lapisan tanah yang mudah dilalui
dalam rembesan. Jika akan memanfaatkan air pada aquifer ini, maka perlu
dipelajari sifat-sifatnya, karena ada lapisan yang mudah ditembus air
(permeabel layer) dan ada yang sulit ditembus air.
Adapun sifat-sifat akifer tumpang yaitu sebagai berikut:
1) Lapisan tanah yang mudah ditembus air umumnya memiliki lapisan
pasir dan lapisan kerikil. Lapisan ini biasanya jenuh dengan air
tanah dan lapisan seperti inilah yang disebut aquifer atau lapisan
pengandung air tanah.
2) Lapisan tanah yang sulit dilalui air tanah umumnya merupakan lapisan
liat dan disebut lapisan kedap air (aquiclude), sedang lapisan yang
menahan air umumnya merupakan lapisan batuan padas dan disebut
lapisan kebal air (aquifuge)
Untuk mengetahui potensi air tanah secara pasti diperlukan data primer dan
sekunder yang berkaitan dengan hidrogeologi, diantaranya meliputi:
a. Data primer
Data air tanah dan yang berkaitan dikumpulkan secara in-situ, yakni dari
42 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
B. Siklus Hidrologi
‘Siklus hidrologi yaitu perputaran air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfir ke bumi dan kembali lagi ke atmosfir melalui serangkaian proses
seperti, evaporasi transpirasi, kondensasi dan turun sebagai hujan
dipermukaan bumi mengisi tanah dan cekungan di permukaan bumi.
Kemudian menjadi sumber air yang diperlukan dalam kehidupan.
MEKANISASI PERTANIAN 43
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
1. Siklus Tertutup
‘Hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak
langsung melalui vegetasi atau media lainnya akan membentuk siklus aliran air
mulai dari tempat tinggi (gunung, pegunungan) menuju ke tempat yang rendah
di permukaan tanah maupun di dalam tanah yang berakhir di laut.
‘Air wujud menjadi berupa gas/uap akibat panas matahari dan disebut
dengan penguapan atau evaporasi. Uap ini bergerak di atmosfer (udara)
kemudian akibat perbedaan temperatur di atmosfer dari panas menjadi dingin
maka air akan terbentuk akibat kondensasi dari uap menjadi keadaaan cairan
(from air to liquid state). Bila temperature berada di bawah titik beku (freezing
point) kristal-kristal es terbentuk. ‘Tetesan air kecil (tiny droplet) tumbuh oleh
kondensasi dari bebenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh
gerakan udara turbulen sampai pada kondisi yang cukup besar menjadi butir-
buti air. Apabila jumlah butir air sudah cukup banyak dan akibat berat sendiri
(secara gravitasi) butir-butir air itu akan turun ke bumi dan proses turunnya
butiran air ini disebut dengan hujan. Bila temperatur udara turun sampai di
bawah 00 Celcius, maka butiran air akan berubah menjadi salju (Chow dkk, 1988
dalam Kodoatie, 2008)
‘Siklus hidrologi tersebut dan menunjukkan bahwa “air” baik itu berupa
gas/uap, fluida maupun padat secara global melakukan sirkulasi di dalam suatu
sistem siklus yang tertutup dan tidak pergi dari atau dating ke sistem siklus
tersebut. Dengan kata lain, volume air di dalam sistem itu tetap kuantitasnya
dan melakukan peredaran melewati subsistem-subsistem. Seluruh sistem
dalam siklus tersebut dikendalikan oleh radiasi matahari yang dating (incominfg
radiation) ataupun radiasi matahari yang pergi (outgoing radiation).
44 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar di atas dalam matematis dapat ditulis sebagai (Vershuren, 1988 dan
1990; Wanielista et all., 1997)
Dimana :
I = aliran yang masuk (inflow)
O = aliran yang keluar (outflow)
S = simpanan (storage)
T = waktu (time)
MEKANISASI PERTANIAN 45
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
pengendalian b anjir
f. Daerah retensi berupa retensi alam seperti daerah-daerah cekungan, danau,
tempat-tempat yang rendah, maupun retensi buatan manusia seperti
tampungan, sumur, embung, waduk
g. Laut
h. Litosfera
2. Siklus Terbuka
‘Aliran air tanah bias merupakan salah satu atau lebih subsistem dan tidak
lagi tertutup, karena sistem tertutup itu dipotong pada suatu bagian tertentu
dari seluruh sistem aliran. Transportasi aliran di luar bagian aliran air tanah
merupakan masukan dan keluaran dari subsistem aliran tanah tersebut.
‘Demikian pula aliran air permukaan merupakan satu atau lebih subsitem
dan tidak lagi tertutup, karena sistem tertutup itu terpotong pada suatu bagian
tertentu dari seluruh sistem aliran. Transportasi aliran di luar bagian aliran
air permukaan merupakan masukan dan keluaran dari subsistem aliran air
permukaan tersebut.
46 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
MEKANISASI PERTANIAN 47
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI MENGGUNAKAN METODE CROPWAT VERSION
8.0
CROPWAT‘yaitu program berbasis Windows yang digunakan untuk
menghitung kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi berdasarkan tanah,
iklim dan data tanaman. CROPWAT dapat dipergunakan untuk menghitung
evapotranspirasi potensial, evapotranspirasi aktual, kebutuhan air irigasi satu
macam tanaman maupun beberapa macam tanaman dalam satu hamparan, serta
merencanakan pemberian air irigasi.
‘Kelebihan dan kekurangan CROPWAT Metode CROPWAT sangat mudah
digunakan dibandingkan dengan metode lain yang bersifat konvensional. Dengan
adanya CROPWAT, menghitung kebutuhan air tanaman menjadi lebih praktis.
Kita dapat mengetahui kapan waktu penanaman, jadwal irigasi, dan kebutuhan
air tanaman setiap bulannya. File-file jadwal irigasi dapat disimpan sehingga
dapat digunakan di kemudian hari, sedangkan metode lainnya tidak. Program ini
merupakan cara perhitungan yang paling efektif karena program ini mempunyai
human error yang paling kecil. Kelebihan dari prangkat lunak CROPWAT 8 (Prijono,
2009) yaitu sebagai berikut:
48 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
MEKANISASI PERTANIAN 49
IRIGASI DAN DRAINASE
RANGKUMAN
1. Air permukaan yaitu semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
2. Air tanah yaitu air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
3. Siklus hidrologi yaitu perputaran air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfir ke bumi dan kembali lagi ke atmosfir.
4. Kualitas air irigasi dipengaruhi oleh zat unsur hara yang terkandung dalam
tanah seperti unsur garam yang larut dalam air, unsur Natrium, dan unsur
Boron.
5. Klasifikasi air irigasi dapat digolongkan berdasarkan penilaian oleh SAR, US
Salinity Laboratory Staff, dan Scofield.
TUGAS MANDIRI
Petunjuk:
1. Setiap siswa menyiapkan video tentang irigasi di suatu daerah tertentu
2. Setelah menonton video, siswa mengidentifikasi:
a. Sumber air irigasi
b. Kualitas sumber air irigasi
REFLEKSI
50 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
BAB
KEBUTUHAN AIR IRIGASI
V
BAB V KEBUTUHAN AIR IRIGASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
SECARA LANGSUNG
PENGUKURAN DEBIT AIR
KEBUTUHAN AIR TANAMAN
SECARA TIDAK
LANGSUNG
EVAPORASI
EVAPOTRANSPIRASI
TRANSPIRASI
KATA KUNCI
Irigasi, Irigasi Permukaan, Irigasi Bawah Permukaan, Irigasi Curah, Irigasi Tetes
MEKANISASI PERTANIAN 51
IRIGASI DAN DRAINASE
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
52 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
diatasi. Pengukuran debit air dapat dilakukan secara langsung maupun secara
tidak langsung, dapat dilakukan dengan beberapa metode dan alat-alat pengukur,
sehingga dalamannya tidak mengalami kesulitan.
1. Pengukuran Debit Secara Langsung
Dalam pengukuran debit air secara langsung digunakan beberapa alat pengukur
yang langsung dapat menunjukkan ketersediaan air pengairan bagi penyaluran
melalui jaringan-jaringan yang telah/ada dibangun. Alat pengukur yang biasa
digunakan yaitu pelaksana alat ukur pintu rominjn, sekat ukur tipe cipoletti,
sekat ukur tipe Thompson dan alat ukur Parshall Flume.
a. Alat Ukur Pintu Rominjn
Ambang dari pintu rominjn dalam pelaksanaan pengukuran dapat dinaik-
turunkan, yaitu dengan bantuan alat pengangkat. Pengukuran debit air
dengan pintu ukur romijn yaitu dengan menggunakan rumus:
Q = 1.71 b h3/2
Dimana:
Q = debit air (liter/detik)
b = lebar ambang (meter)
h = tinggi permukaan air (cm)
MEKANISASI PERTANIAN 53
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
54 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
MEKANISASI PERTANIAN 55
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
laju evaporasi dan evapotranspirasi, hal ini sangat bergantung pada jumlah jam
penyinaran matahari dan radiasi matahari. Untuk penentuan tahun/periode
dasar bagi rancangan irigasi harus dikumpulkan data curah hujan dengan jangka
waktu yang cukup lama. Disamping data curah hujan diperlukan juga pengkajian
tentang evapotranspirasi, kecepatan angin, arah angin, suhu udara, jumlah jam
penyinaran matahari dan kelembaban.
3. Curah hujan
‘Tersedianya air permukaan dan air tanah dari curah hujan efektif yang
dapat dimanfaatkan bagi pertumbuhan dan pertumbuhan tanaman yaitu sangat
tergantung dari lebat, lama, dan seringnya lahan pertanaman mendapatkan
curah hujan. Keadaan tersedianya air itu secara langsung menunjukkan pula
besarnya tingkt kebutuhan air pada lahan pertanaman, terutama setelah musim
penghujan berakhir.
4. Lamanya penyinaran matahari
‘Penggunaan air (evaporasi) dari permukaan air bebas, permukaan air tanah
dan dari daun-daun tanaman berlangsung di bawah teriknya matahari yang
menimpa lahan pertaniannya. Penguapan berarti kehilangan air dan besarnya
kehilangan air itu akan sangat tergantung dari lamanya penyinaran matahari.
5. Keadaan musim sepanjang tahun
‘Lama berlangsungnya musim kemarau akan sangat menentukan tentang
kebutuhan air pengairan pada lahan pertanian, namun demikia karena sumber-
sumber air pengairan pun mengalami pula banyak penyusutan selama musim
kemarau.
6. Topografi
‘Keadaan topografi memengaruhi kebutuhan air irigasi. Untuk lahan yang
miring membutuhkan air yang lebih banyak dari pada lahan yang datar, karena
air akan lebih cepat mengalir menjadi aliran permukaan dan hanya sedikit yang
mengalami infiltrasi, dengan kata lain kehilangan air di lahan miring akan lebih
besar.
7. Luas lahan pertanian
‘Unit lahan pertanaman yang luas pemakaian air pengairan biasanya dapat
dihemat atau lebih sedikit, hal ini dikarenakan air pengairan yang masuk ke
unit lahan pertanaman itu dari bagian hulu (terdepan) akan dimanfaatkan terus
sampai di bagian hilir.
‘Kebutuhan air tanaman dipengaruhi oleh faktor-faktor evaporasi, transpirasi
yang kemudian dihitung sebagai evapotranspirasi.
56 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
2. Transpirasi
Transpirasi‘yaitu suatu proses pada peristiwa uap air meninggalkan tubuh
tanaman dan memasuki atmosfir. Fakta iklim yang mempengaruhi laju
transpirasi yaitu : intensitas penyinaran matahari, tekanan uap air di udara,
suhu, kecepatan aingin. Transpirasi dari tubuh tanaman pada siang hari dapat
melampaui evaporasi dari permukaan. air atau permukaan tanah basah, tetapi
sebaliknya pada malam hari lebih kecil bahkan tidak ada transpirasi.
3. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi‘sering disebut sebagai kebutuhan konsumtif tanaman yang
merupakan jumlah air untuk evaporasi dari permukaan areal tanaman dengan
air untuk transpirasi dari tubuh tanaman.
CAKRAWALA
MEKANISASI PERTANIAN 57
IRIGASI DAN DRAINASE
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Petunjuk:
1. Setiap siswa menyiapkan video tentang pengukuran debit air.
2. Setelah menonton video, siswa mengidentifikasi:
a. Fungsi dan tujuan mengukur debit air
b. Alat dan metode yang digunakan untuk pengukuran debit air
58 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
REFLEKSI
MEKANISASI PERTANIAN 59
IRIGASI DAN DRAINASE
BAB
PENJADWALAN IRIGASI
VI
BAB VI PENJADWALAN IRIGASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
TANAMAN PALAWIJA
BERDASARKAN KEBUTUHAN
AIR IRIGASI
KATA KUNCI
60 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
PENDAHULUAN
Air yaitu sumber daya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup
semua makhluk hidup. Air juga sangat diperlukan untuk kegiatan industri, perikanan,
pertanian dan usaha-usaha lainnya. Dalam penggunaan air sering terjadi kurang hati-
hati dalam pemakaian dan pemanfaatannya sehingga diperlukan upaya untuk menjaga
keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air melalui pengembangan,
pelestarian, perbaikan dan perlindungan. Dalam pemanfaatan air khususnya lagi
dalam hal pertanian, dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan serta pengembangan
wilayah
Jika besarnya kebutuhan air irigasi diketahui maka dapat diprediksi pada
waktu tertentu, kapan ketersediaan air dapat memenuhi dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan air irigasi sebesar yang dibutuhkan. Jika ketersediaan tidak dapat
memenuhi kebutuhan maka dapat dicari solusinya bagaimana kebutuhan tersebut
tetap harus dipenuhi. Kebutuhan air irigasi secara keseluruhan perlu diketahui
karena merupakan salah satu fase penting yang diperlukan dalam perencanaan dan
pengelolaan sistem irigasi. Berdasarkan pemaparan diatas perlunya dilakukan suatu
kajian analisis kebutuhan air untuk penjadwalan irigasi.
MATERI PEMBELAJARAN
MEKANISASI PERTANIAN 61
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
M = Eo + P (2)
di mana :
Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 ETo selama penyiapan lahan
(mm/hari)
P = Perkolasi (mm/hari)
K = M.T/ S (3)
di mana :
T = Jangka waktu penyiapan lahan (hari)
S = Kebutuhan air, untuk penjenuhan di tambah dengan lapisan air 50 mm
Untuk petak tersier, jangka waktu yang dianjurkan untuk penyiapan lahan
yaitu 1,5 bulan. Bila penyiapan lahan terutama dilakukan dengan peralatan
mesin, jangka waktu satu bulan dapat dipertimbangkan.
Kebutuhan air untuk pengolahan lahan sawah (puddling) bisa diambil 200
mm. Ini meliputi penjenuhan (presaturation) dan penggenangan sawah,
pada awal transplantasi akan ditambahkan lapisan air 50 mm lagi. Angka
200 mm di atas mengandaikan bahwa tanah itu “bertekstur berat, cocok
digenangi dan bahwa lahan itu belum bera (tidak ditanami) selama lebih
dari 2,5 bulan. Jika tanah itu dibiarkan bera lebih lama lagi, ambillah 250
mm sebagai kebutuhan air untuk penyiapan lahan. Kebutuhan air untuk
penyiapan lahan termasuk kebutuhan air untuk persemaian (KP-01 2010).
b. Penggunaan Konsumtif
Penggunaan konsumtif yaitu jumlah air yang dipakai oleh tanaman untuk
proses fotosintesis dari tanaman tersebut. Penggunaan konsumtif dihitung
dengan rumus berikut :
ETc = Kc . ETo (4)
Dengan :
Kc = Koefisien tanaman
ETo= Evapotranspirasi potensial (Penanaman modifikasi) (mm/hari)
62 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
besarnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dalam zona tidak jenuh yang
terletak antara permukaan tanah dengan permukaan air tanah.
Pada tanah-tanah lempung berat dengan karakteristik pengelolahan
(puddling) yang baik, laju perkolasi dapat mencapai 1-3 mm/ hari. Pada
tanah-tanah yang lebih ringan laju perkolasi bisa lebih tinggi.
di mana :
R : curah hujan daerah (mm)
n : jumlah titik-titik (pos-pos)pengamatan
R1, R2, ... Rn :curah hujan di tiap titik pengamatan (mm) Hasil yang
diperoleh dengan cara ini tidak berbeda jauh dari hasil yang didapat
dengan cara lain, jika titik pengamatan itu banyak dan tersebar merata
di seluruh daerah itu.
Keuntungan cara ini ialah objektif yang berbeda dengan umpama cara
isohiet, dimana faktor subjektif turut menentukan (Sosorodarsono
dan kensaku : 2003).
MEKANISASI PERTANIAN 63
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
64 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
Pola Tanam
Untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman, penentuan pola tanam
merupakan hal yang perlu dipertimbangkan. Tabel 6.3 di bawah ini merupakan
contoh pola tanam yang dapat dipakai.
Tabel 6.3 Tabel Pola Tanam
Ketersediaan air untuk Pola tanam dalam satu
jaringan irigasi tahun
1. Tersedia air cukup banyak Padi – Padi – Palawija
2. Tersedia air dalam jumlah Padi – Padi – Bera
cukup Padi – Palawija – Palawija
3. Daerah yang cenderung Padi – Palawija – Bera
kekurangan air Palawija – Padi – Bera
Sumber : S.K. Sidharta, Irigasi dan Bangunan Air, 1997.
MEKANISASI PERTANIAN 65
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
di mana :
IR = Kebutuhan air irigasi (mm/hr)
e = Efisiensi irigasi secara keseluruhan
di mana :
DR = Kebutuhan pengambilan air pada sumbernya (lt/dt/ha)
1/8,64 = Angka konversi satuan dari mm/hari ke lt/dt/ha
66 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
SRI dan Irigasi Hemat Air, Inovasi Baru Budidaya Tanaman Padi
MEKANISASI PERTANIAN 67
IRIGASI DAN DRAINASE
JELAJAH INTERNET
RANGKUMAN
1. Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu fase penting yang
diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistern irigasi. Kebutuhan
air sawah untuk padi ditentukan oleh faktor-faktor berikut penyiapan lahan,
penggunaan konsumtif, perkolasi dan rembesan, pergantian lapisan air, dan
curah hujan efektif.
2. Tujuan analisis kebutuhan air untuk tanaman palawija terutama untuk
mengetahui luas lahan yang direncanakan untuk tanaman padi maupun
palawija berkaitan dengan ketersediaan air pada bangunan pengambilan
sehingga kegagalan usaha pertanian dapat dihindari. Dengan kata lain
hitungan kebutuhan air untuk palawija digunakan sebagai dasar untuk
melakukan usaha pertanian sesuai dengan jumlah air yang tersedia
3. Untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman, penentuan pola tanam
merupakan hal yang perlu dipertimbangkan
TUGAS MANDIRI
Petunjuk:
1. Setiap siswa menyiapkan video tentang penjadwalan irigasi
2. Setelah menonton video, siswa mengidentifikasi:
a. Metode penjadwalan irigasi
b. Mempresentasikan hasil analisis di kelas
68 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
REFLEKSI
MEKANISASI PERTANIAN 69
IRIGASI DAN DRAINASE
2. Sumber air yang berasal dari sungai, danau, dan waduk disebut….
a. Ground water
b. Surface source
c. Aquifer
d. Confined aquifer
e. Unconfined aquifer
6. Aliran air yang meresap ke lapisan tanah permukaan kemudian mengalir kembali
ke luar dari lapisan tanah permukaan tersebut ke permukaan tanah disebut….
a. Ground water
b. Surface source
c. Interflow
d. Confined aquifer
e. Unconfined aquifer
70 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
7. Lapisan bawah dan atas tanah dilapisi oleh lapisan kedap air. Air tanah pada aquifer
tertekan ditentukan oleh gradien antara titik pemasukan dan titik pengeluaran
serta karakteristik lapisan aquifernya….
a. Ground water
b. Surface source
c. Interflow
d. Confined aquifer
e. Unconfined aquifer
8. Lapisan tanah yang mudah ditembus air umumnya memiliki lapisan pasir dan
lapisan kerikil. Lapisan ini biasanya jenuh dengan air tanah dan lapisan seperti
inilah yang disebut…
a. Ground water
b. Surface aquifer
c. Aquifer
d. Confined water
e. Unconfined water
9. Lapisan pengandung air tumpang. Lapisan ini terletak di atas lapisan kedap air
yang tidak begitu luas dan berada pada zona aerasi di atas water table disebut….
a. Ground water
b. Surface source
c. Perched aquifer
d. Confined aquifer
e. Unconfined aquifer
10. Lapisan tanah yang menahan air umumnya merupakan lapisan batuan padas atau
lapisan kebal air yang disebut dengan….
a. Ground water
b. Aquicluide
c. Aquifer
d. Confined water
e. Aquifuge
11. Lapisan tanah yang sulit dilalui air tanah umumnya merupakan lapisan liat atau
lapisan kedap air disebut….
a. Aquifuge
b. Aquicluide
c. Aquifer
d. Confined water
e. Unconfined water
12. Klasifikasi air pengairan berdasarkan SAR dengan nilai AR 8-16 digolongkan
kepada….
MEKANISASI PERTANIAN 71
IRIGASI DAN DRAINASE
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
a. Baik sekali
b. Baik
c. Sedang
d. Kurang baik
e. Buruk
13. Klasifikasi air pengairan menurut perhitungan US Salinity laboratory Staff dengan
nilai DHL 1000-3000 dapat digolongkan kepada…
a. Baik sekali
b. Baik
c. Sedang
d. Cukup baik
e. Buruk
14. Dalam pengukuran debit air secara langsung digunakan beberapa alat pengukur
yaitu, kecuali….
a. Pelaksana Alat Ukur Pintu Rominjn
b. Sekat Ukur Tipe Cipoletti
c. Alat Ukur Arus
d. Sekat Ukur Tipe Thompson
e. Alat Ukur Parshall Flume
15. Alat ukur tipe ini ditentukan oleh lebar dari bagian penyempitan, yang artinya
debit air diukur berdasarkan mengalirnya air melalui bagian yang menyempit
(tikoro, tenggorokan)dengan bagian desar yang direndahkan. Alat ini disebut…
a. Pelaksana Alat Ukur Pintu Rominjn
b. Sekat Ukur Tipe Cipoletti
c. Alat Ukur Arus
d. Sekat Ukur Tipe Thompson
e. Alat Ukur Parshall Flume
16. Dalam pengukuran debit air secara tidak langsung yang sangat diperhatikan
yaitu….
a. Kecepatan aliran dan suhu
b. kecepatan aliran dan luas penampang aliran
c. luas penampang aliran dan volume aliran
d. volume aliran dan kecepatan aliran
e. volume aliran dan suhu
17. Biasanya digunakan untuk mengukur aliran pada air rendah, jadi kurang
bermanfaat jika digunakan untuk pengukuran kecepatan aliran pada keadaan air
sungai sedang membanjir karena hasilnya akan kurang teliti. Alat yang dimaksud
yaitu….
72 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
18. Berbentuk segitiga sama kaki dengan sudut 900, dapat dipindah-pindahkan karena
bentuknya sangat sederhana (potable), lazim digunakan untuk mengukur debit air
yang relative kecil. Alat ini disebut….
a. Pelaksana Alat Ukur Pintu Rominjn
b. Sekat Ukur Tipe Cipoletti
c. Alat Ukur Arus
d. Sekat Ukur Tipe Thompson
e. Alat Ukur Parshall Flume
19. Cara ini dapat dengan mudah dilakukan walaupun keadaan permukaan air sungai
tinggi, dan selain itu karena dalam pelaksanaannya tidak dipengaruhi oleh kotoran
atau kayu-kayuan yang terhanyutkan. Alat yang dapat digunakan pada situasi
tersebut yaitu….
a. Pelampung (Float Method)
b. Sekat Ukur Tipe Cipoletti
c. Alat Ukur Arus
d. Sekat Ukur Tipe Thompson
e. Alat Ukur Parshall Flume
20. Alat ini berbentuk trapesium, perbandingan sisi 1 : 4 lazim digunakan untuk
mengukur debit air yang relatif besar. Alat yang dimaksud yaitu….
a. Pelampung (Float Method)
b. Sekat Ukur Tipe Cipoletti
c. Alat Ukur Arus
d. Sekat Ukur Tipe Thompson
e. Alat Ukur Parshall Flume
21. Dalam pelaksanaan pengukuran dapat dinaik-turunkan, yaitu dengan bantuan alat
pengangkat. Alat yang dapat digunakan dalam situasi tersebut yaitu….
a. Pelampung (Float Method)
b. Sekat Ukur Tipe Cipoletti
c. Alat Ukur Arus
d. Sekat Ukur Tipe Thompson
e. Alat Ukur Parshall Flume
22. Lapisan ini terletak di atas lapisan kedap air yang tidak begitu luas dan berada
pada zona aerasi di atas water table disebut….
MEKANISASI PERTANIAN 73
IRIGASI DAN DRAINASE
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
a. Ground water
b. Perched aquifer
c. Interflow
d. Confined aquifer
e. Unconfined aquifer
23. Lapisan pengandung air tanah yang bebas atau tidak terbatas disebut….
a. Ground water
b. Surface source
c. Interflow
d. Confined aquifer
e. Unconfined aquifer
25. Perputaran air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali lagi
ke atmosfir melalui serangkaian proses seperti, evaporasi transpirasi, kondensasi
dan turun sebagai hujan dipermukaan bumi mengisi tanah dan cekungan
dipermukaan bumi disebut….
a. Evaporasi
b. Transpirasi
c. Interflow
d. Siklus hidrologi
e. Siklus bumi
26. Jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evapontranspirasi,
kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah air
yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air tanah disebut….
74 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
27. Kebutuhan air sawah untuk padi ditentukan oleh faktor-faktor berikut, kecuali….
a. Penyiapan lahan
b. Penggunaan konsumtif
c. Perkolasi dan rembesan
d. Alat mesin pertanian
e. Pergantian lapisan air
28. Jumlah air yang dipakai oleh tanaman untuk proses fotosintesis dari tanaman
disebut….
a. Penyiapan lahan
b. Penggunaan konsumtif
c. Perkolasi dan rembesan
d. Alat mesin pertanian
e. Pergantian lapisan air
29. Untuk perhitungan kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan, digunakan metode
yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlsha pada tahun….
a. 1967
b. 1968
c. 1977
d. 1978
e. 1988
30. Gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh, yang tertekan di antara permukaan
tanahsampai ke permukaan air tanah (zona jenuh) disebut….
a. Infiltrasi
b. Perced aquifer
c. Perkolasi
d. Komulatif infiltrasi
e. Evapotranspirasi
B. ESSAY
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan sumber-sumber air irigasi!
2. Jelaskan perbedaan siklus hidrologi tertutup dan terbuka!
3. Jelaskan faktor yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman!
4. Apakah fungsi dari pengukuran debit air?
5. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman padi!
MEKANISASI PERTANIAN 75
IRIGASI DAN DRAINASE
Bagarello, V., M. lovino, and D. Elrick. 2004. A Simplified falling-head technique for
rapid determination of field - saturated hydraulic conductivity. Soil Sci. Soc. Am.
J. 68:66-73.
Edwards, W.M., M.J. Shipitalo, W.A. Dick, and L.B. Owens. 1992. Rainfall intensity affects
transport of water and chemicals through macropores in no-till soil. Soil Sci. Soc.
Am. J. 56:52-58
Haryono. 1983. Mekanisasi pertanian. Jakarta: CV Genep Jaya Baru.
Hillel, D. 1980. Fundamentals of Soil Physics. New York : Academic Press.
Kartasapoetra, A.G. dan Mulyani, Sutedjo. 1991. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Kodoatie, Robert J. dan Sjarief, Roestam. 2008. Pengelolaan sumber daya air terpadu.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Priyonugroho , Anton. 2014. Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus Pada Daerah
Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang). Jurnal Teknik Sipil
dan Lingkungan Vol.2.No.3,September 2014. ISSN: 2355-374X
Sidharta, SK. 1997. Irigasi dan Bangunan Air. Jakarta:Gunadarma.
Subagyono, K., U. Haryati, dan S.H. Tala’ohu. 2004. Teknologi konservasi air pada
pertanian lahan kering. Dalam U. Kurnia, A. Rachman, dan A. Dariah (Eds.)
Teknologi Konservasi Tanah pada Lahan Kering Berlereng. Pusat Litbang Tanah
dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.
Torr, G.S., L.M. Condron, H.J.Di, and K.C. Cameron. 2004. Seasonal fluctuations in
phosphorus loss by leaching from a grassland soil. Soil Sci. Soc. Am. J. 68: 1429-
1436.
Wahjuni, Enni, Haridjaja1, Soedodo. dan Sudarsono. 2008. Pergerakan Air pada Tanah
dengan Karakteristik Pori Berbeda dan Pengaruhnya pada Ketersediaan Air bagi
Tanaman. Jurnal Tanah Dan Iklim No. 28/2008 IPB, Bogor. ISSN 1410 – 7244
http://www.kintamani.id/mengenai-system-irigasi-tradisional-subak-di-bali-yang-
menjadi-warisan-budaya-dunia-008993.html
http://media.neliti.com/media/publications/132937-ID-none.pdf
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/buku/
buku%2520sifat%2520fisik%2520tanah/ 09pengu_potensi_air_tanah.
ahUKECsKHa8XA4kQFjAAegQIBhAB&usg=AOvVaw0wWILGtVuRdLqxImiry43G
https://kupang.tribunnews.com/2018/11/01/debit-air-realtime-bisa-dipantau-
melalui-aplikasi-smartphones-berbasis-android-begini-caranya
https://bsd.pendidikan.id/
https://id.scribd.com/
https://repositoy.ipb.ac.id/
https://materipelajaranterbaryips.blogspot.com/?m=1
https://jurnalcicil.blogspot.com/?=1
76 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
GLOSARIUM
Air Tanah Yaitu air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan
di bawah permukaan tanah
Aquifer Lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat
mengalirkan air
Debit air Sejumlah besar volumeair yang mengalir dengan
sejumlah sedimen padatan, mineral terlarut, dan bahan
biologis yang ikut bersamanya melalui luas penampang
tertentu
Evaporasi Proses penguapan atau hilangnya air dari tanah dan
badan-badan air (abiotic)
Evapotranspirasi Penguapan air melalui evaporasi langsung dan transpirasi
melalui daun tumbuhan secara bersamaan
Irigasi Usaha penyediaan, pengaturan dan pengembangan air
irigasi untuk menunjang pertanian yang macamnya
Irigasi Bawah Sistem irigasi yang diaplikasikan dengan cara meresapkan
Permukaan air ke dalam tanah di bawah zona perakaran melalui
sistem saluran terbuka ataupun dengan menggunakan
pipa berlubang
Irigasi Curah Sistem irigasi yang menggunakan tekanan untuk
membentuk curahan air yang mirip hujan ke permukaan
lahan pertanian
Irigasi Permukaan Sistem irigasi yang air irigasi disebarkan ke permukaan
tanah dan dibiarkan meresap (infiltrasi) ke dalam tanah
Irigasi Tetes Suatu sistem irigasi dimana pemberian air dilakukan
melalui pipa/selang berlubang dengan menggunakan
tekanan yang kecil, dan air yang keluar berupa tetesan-
tetesan langsung pada daerah perakaran tanaman.
Kebutuhan air irigasi Jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan evapontranspirasi, kehilangan air, kebutuhan
air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah air
yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air
tanah.
Padi Sawah Padi yang ditanam di lahan sawah
Penggunaan Konsumtif Yaitu jumlah air yang dipakai oleh tanaman untuk proses
fotosintesis dari tanaman
Pergerakan Air Pergerakan air dari permukaan tanah ked an melalui tanah
Potensi Air Jumlah air yang terkandung dalam suatu sel atau jaringan
tanaman
MEKANISASI PERTANIAN 77
IRIGASI DAN DRAINASE
GLOSARIUM
78 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
BIODATA
BIODATA PENULIS PENULIS
BIODATA PENULIS 1
MEKANISASI PERTANIAN 79
IRIGASI DAN DRAINASE
BIODATA
PENULIS
BIODATA PENULIS 2
80 MEKANISASI PERTANIAN
IRIGASI DAN DRAINASE
BIODATA
PENULIS
BIODATA PENULIS 3
Riwayat Pendidikan
S1 Agribisnis, Universitass Andalas (Tahun Lulus 2019)
MEKANISASI PERTANIAN 81