NAMA
: GATOT RIHANDITO
NIM
: 11310014
SEMESTER : IV
Sistem irigasi terus menerus (continuous flow) dilakukan dengan memberikan air kepada
tanaman dan dibiarkan tergenang mulai beberapa hari setelah tanam hingga beberapa hari
menjelang panen. Penggunaan sistem ini, dengan mempertimbangkan : penerimaan respon
yang baik pada waktu pemupukan, menekan pertumbuhan gulma, dan menghemat tenaga
untuk pengolahan tanah. Kebanyakan petani di Indonesia menerapkan sistem pengairan ini.
Selain tidak efisien, cara ini juga berpotensi mengurangi (1) efisiensi serapan hara nitrogen,
(2) meningkatkan emisi gas metan ke atmosfer, (3) dan menaikkan rembesan yang
menyebabkan makin banyak air irigasi yang dibutuhkan.
b)Irigasi bergilir (rotational irrigation) merupakan teknik irigasi dimana pemberian air
dilakukan pada suatu luasan tertentu untuk periode tertentu, sehingga areal tersebut
menyimpan air yang dapat digunakan hingga periode irigasi berikutnya dilakukan.
c)Pengairan berselang (intermittent irrigation) adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi
kering dan tergenang secara bergantian.
4. Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah dapat kita bagi lagi
menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis.
a.
Air Tanah Preatis
Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada
di atas lapisan kedap air / impermeable.
b.
Air Tanah Artesis
Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan kedap
air.
Air Permukaan
3. a)
Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat
oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain
sebagainya. Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a.
Perairan Darat
Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa-rawa,
danau, sungai, dan lain sebagainya.
b.
Perairan Laut
Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut
yang berada di laut.
5. penyimpanan dan pemanfaatan hujan. Penampungan hujan dilakukan dengan membuat bakbak (tandon) penampungan. Pengoperasian sistem dilakukan dengan sistem pemipaan secara
khusus. Teknologi pemanfaatan hujan ini disusun berdasarkan fungsi-fungsi seperti
pengumpulan hujan, penyimpanan hujan, penentuan syarat hujan, pendistribusian, pengaliran
hujan yang berlebih dan pengisian bak penampungan di musim kering.
6. . Kc (kebutuhan air) tanaman padi
Nilai Kc tanaman padi pada berbagai fase pertumbuhan (Allen, 1998).
Fase
Kc
Kcb
Pertunasan
1.05
1.00
Generatif
1.20
1.15
Ahir
0.90
0,70
a) Irigasi kontinyu
Saat pertunasan nilai Kc didasarkan pada kondisi rata-rata RH minimum dalam
kategori sub-humid dan kondisi kecepatan angin pada ketinggian dua meter dalam
kategori light, sehingga nilai Kc pertunasan bernilai 1.05 berdasarkan FAO (1998). Rumus
untuk menghitung nilai Kc saat fase generatif dan fase akhir:
Kc(hit) = Kc(tab) + [0.04(U2-2)-0.004(RHmin-45]
(h/3)0.3 ...(20)
b) Irigasi berselang
Menghitung nilai Kcb (koefisien transpirasi) saat fase generatif dan fase akhir:
Kcb(hit) = Kcb(tab) + [0.04(U2-2)-0.004(RHmin- 45](h/3)0.3...(23)
sedangkan untuk menentukan Kc saat fase pertumbuhan vegetatif dan pematangan bulir
dapat dilakukan interpolasi dari nilai Kc(hit) dengan rumus seperti persamaan (21Nilai Ke
(koefisien evaporasi) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Ke = Kr (Kc(max) Kcb) ...(24)
Dengan
Kc(max) = 1.1+{[0.04(U2-2)-0.004(RHmin- 45)](h/3)0.3} ..(25)
7. Sistem panen hujan adalah sistem menampung air hujan yang turun kehalaman dan
ditampung
dengan desain penampungan meliputi kolam renamng, sumur, dan tengki
penampungan.