Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE

“Penjadwalan Irigasi”

Disusun oleh :
Mala Ekawati F14160006
Yasmin Fixs Nisa F14160039

Doesn Pengajar :
Dr. Liyantono, S.TP., M.Agr

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air irigasi di Indonesia umumnya bersumber dari sungai, waduk, air tanah
dan sistem pasang surut. Salah satu usaha peningkatan produksi pangan adalah
tersedianya air irigasi di sawah-sawah sesuai dengan kebutuhan. Irigasi adalah
suatu usaha untuk pemanfaatan air yang tersedia di sungai-sungai atau sumber air
lainnya dengan jalan menggunakan jaringan irigasi sebagai prasarana pengairan dan
pembagi air tersebut untuk pemenuhan kebutuhan air pertanian (Partowiyoto 1977
dalam Prihandono 2005). Sistem irigasi sangatlah penting dilakukan karena irigasi
dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang tersusun dari berbagai komponen,
menyangkut upaya penyediaan, pembagian, pengelolaan, dan pengaturan air dalam
rangka meningkatkan produksi pertanian dengan kualitas yang baik. Sedangkan,
kebutuhan air yang diperlukan pada areal irigasi besarnya bervariasi sesuai
keadaan.
Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan evapotranspirasi, kebutuhan air untuk tanaman dengan
memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi
air tanah. Besarnya kebutuhan air irigasi juga bergantung kepada cara pengolahan
lahan (Priyonugroho 2014). Jumlah air irigasi yang terdapat pada kolam bergantung
dari hujan. Pada saat curah hujan rendah, ketersediaan air irigasi juga akan semakin
berkurang akibat adanya evaporasi, oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk
melakukan penghematan air dengan cara meningkatkan efsiensi penggunaan air.
Dwiratna, dkk (2007) menyebutkan bahwa usaha penghematan air irigasi dapat
dilakukan dengan penentuan waktu tanam yang optimum, menetapkan jadwal
tanam dan jadwal penyaluran air yang tepat, dan penyusunan pola tanam yang
seimbang dengan air yang tersedia dari sumbernya.

Tujuan
Praktikum bertujuan untuk menentukan penjadwalan irigasi yang
optimum.

METODOLOGI
Alat dan Bahan
1. Data cuacah harian BMKG di Stasiun Maritim Tanjung Priuk periode waktu
10 tahun mulai Januari 2009 sampai dengan Januari 2019
2. Laptop
3. Software CROPWAT 8.0

Prosedur Praktikum
Praktikum menghitung kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air irigasi
dilakukan pada hari Selasa, 12 Februari 2019 di ruang kuliah Suswadhi Soeparjo.
Alat yang digunakan berupa perangkat laptop yang sudah ter-install aplikasi
Cropwat. Data sekunder yang digunakan merupakan data sekunder iklim rata-rata
10 tahun di stasiun Geofisika Yogyakarta dari tahun 2008-2018 yang telah disimpan
sebelumnya. Sehingga, pemasukan data iklim cukup dengan mengambil data yang
telah tersimpan.
Data iklim berupa temperatur, kecepatan angin, kelembapan, dan sinar
matahari dimasukkan dalam tabel pilihan “Climate/ETo” pada aplikasi Cropwat.
Lalu dimasukkan data curah hujan ke tabel pilihan “Rain”. Fitur “Crop” pada
aplikasi diisi dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Jenis tanaman yang dipilih
dapat dilihat melalui perintah “Open” yang didalamnya tersedia berbagai jenis
tanaman. Tanaman yang akan dianalisa pada praktikum ini merupakan jenis
tanaman satu musim, yaitu kubis, melon, dan tomat. Kemudian, fitur “Soil” diisi
dengan jenis tanah atau lahan yang disesuaikan dengan jenis tanaman serta jenis
lahan yang sesuai pada daerah asli pada data yang digunakan. Informasi jenis lahan
yang sesuai dengan daerah tersebut didapatkan dengan mencari literasi pada mesin
pencari google. Selanjutnya pemberian air irigasi dapat ditentukan dengan beberapa
pilihan cara pemberian irigasi yang telah tersedia pada aplikasi, maka data
penurunan hasil dan nilai efisiensi irigasi dapat diketahui dari beberapacara
pemberian irigasi tersebut. Dari data faktor iklim, kebutuhan air tanaman, dan
kebutuhan air irigasi akan didapatkan secara otomatis dengan menggunakan
software Cropwat.

Anda mungkin juga menyukai