Anda di halaman 1dari 9

Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No.

2 Juli 2015 Purnawarman, Nurchayati, Yesung : Pengaruh komposisi


ISSN: 2088-088X briket biomassa kulit kacang tanah & arang tongkol jagung

PENGARUH KOMPOSISI BRIKET BIOMASSA KULIT KACANG TANAH DAN


ARANG TONGKOL JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET
1 2 3
Purnawarman , Nurchayati , Yesung Allo Padang
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram
Jl. Majapahit No.62 Mataram Nusa Tenggara Barat Kode Pos: 83125
Telp. (0370) 636087; 636126; ext 128 Fax (0370) 636087

ABSTRACT
Energy crisis in the world especially from fossil fuels which caused by the depletion of
non-renewable petroleum reserves. It is therefore necessary to find sources of alternative fuels
that are renewable. Biomass is a solid waste that can be used as a fuels source. Peanuts shell
and cobs are biomass from agricultural waste which is quite abundant so it is potential to be
used as a source of alternative fuels.
In this study, peanuts shell biomass combined with charcoal cobs to be made into
briquettes by varying the percentage composition of peanuts shell biomass and charcoal cobs
as follows 75 : 25, 50 : 50, and 25 : 75. Briquettes that have been printed and then tested its
characteristic include heating value, moisture content and ash content.
The results show that as the increasing percentage of the charcoal cobs have a
significant influence on the characteristic of the briquettes. Briquettes with mix KKT 25 : ATJ 75
has an higher heating value (HHV) and lower heating value (LHV) the highest is equal to 28.718
kJ/kg and 28.279 kJ/kg, and the lowest percentage of moisture content is equal to 5.854%, but
the highest result percentage of ash content is equal to 9.326%. Based on the test of these
characteristic, biomass briquettes peanuts shell - charcoal cobs meet quality standards that have
been established and eligible to became a source of alternative fuels.

Keywords: Biomass, Briquettes, Heating Value, Moisture Content, Ash Content

PENDAHULUAN sebagai bahan bakar dapat dilakukan dengan


Krisis energi yang terjadi di dunia proses karbonisasi dan pembriketan. Sifat-
khususnya dari bahan bakar fosil yang sifat penting briket meliputi nilai kalor, kadar
bersifat non renewable disebabkan semakin air, berat jenis, kadar abu, fixed carbon, dan
menipisnya cadangan minyak bumi. Hal volatile matter (Kardianto, 2009).
tersebut mengakibatkan meningkatnya harga Pada tahun 2009 produksi rata-rata
bahan bakar minyak (BBM). Kondisi ini jagung di NTB mencapai 37,88 kuintal/Ha,
memicu kenaikan biaya hidup dan naiknya dengan total produksi mencapai 308.863 ton,
biaya produksi. Oleh karena itu perlu dicari sedangkan produksi rata-rata kacang tanah di
sumber-sumber bahan bakar alternatif yang NTB mencapai 13,43 kuintal/Ha, dengan total
bersifat renewable (terbaharukan). Pada produksi mencapai 38.615 ton. Hal tersebut
tahun 2006 Pemerintah Indonesia melalui berpotensi menimbulkan sampah yang
Perpres no. 5 tahun 2006 mencanangkan semakin banyak antara lain tongkol jagung
kebijakan energi nasional yang bertujuan dan kulit kacang tanah (Statistik NTB, 2010).
untuk mengembangkan energi yang bisa Kualitas pembakaran biomassa limbah
memenuhi kebutuhan masyarakat secara tongkol jagung dapat ditingkatkan dengan
murah dan terjangkau. Pemanfaatan bahan proses karbonisasi (pengarangan). Dari hasil
bakar nabati atau bahan bakar dari tanaman pengujian proximate analysis didapatkan
ini sebagai energi alternatif yang terbarukan bahwa nilai kalor tongkol jagung non
(Yudha, 2008). karbonisasi yaitu sebesar 4.186,54 kKal/kg
Biomassa adalah suatu limbah benda sedangkan nilai kalor tongkol jagung
padat yang dapat dimanfaatkan sebagai karbonisasi yaitu sebesar 6.566,88 kKal/kg
sumber bahan bakar. Sifat yang (Surono, 2010).
menguntungkan dari biomassa adalah Selain tongkol jagung, Widodo (1987)
sumber energi yang dapat dimanfaatkan telah meneliti tentang analisis termofisik pada
secara lestari karena sifatnya yang dapat briket kulit kacang tanah, didapatkan bahwa
diperbaharui (renewable resource). Biomassa kulit kacang tanah memiliki sifat kimia seperti
dapat dikonversi menjadi bahan bakar padat, kadar abu sebesar 5,3% - 7,3%, sedangkan
cair dan gas. Untuk membuat biomassa sifat fisika seperti kadar air sebesar 4,95% -
limbah pertanian menjadi lebih bermanfaat 7,7% dan nilai kalor kulit kacang tanah dalam

131
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Purnawarman, Nurchayati, Yesung : Pengaruh komposisi
ISSN: 2088-088X briket biomassa kulit kacang tanah & arang tongkol jagung

bentuk bahan baku yaitu sebesar 4.344 didefinisikan sebagai nilai kalor bahan bakar
kKal/kg sedangkan nilai kalor briket kulit (Tjokrowisastro dan Widodo, 1990).
kacang tanah yaitu sebesar 4.201,01 – Biomassa adalah suatu sumber karbon
4.640,44 kKal/kg. yang dapat diperbaharui, antara lain diperoleh
Berdasarkan uraian di atas maka dalam bentuk jerami, sampah pertanian, kayu,
peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar kacang-kacangan, tepung, benih tanaman,
pengaruh komposisi briket campuran kertas, karton, lemak dan minyak. Biomassa
biomassa kulit kacang tanah - arang tongkol dapat menggantikan semua sumber energi
jagung terhadap karakteristik yang dihasilkan. bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan
gas alam). Dalam rangka mengubah
Landasan Teori biomassa ke bentuk energi, beberapa proses
Bahan bakar adalah suatu materi dasar dapat dilakukan seperti pembakaran,
apapun yang dapat diubah menjadi energi. proses gasifikasi, pirolisis, pencairan (proses
Biasanya bahan bakar mengandung energi thermo-chemical), dan peragian (proses
panas yang dapat dilepaskan dan biologi) (Schoff, 2004). Beberapa penerapan
dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar teknologi konversi biomassa yaitu:
digunakan manusia melalui proses 1. Densifikasi
pembakaran (reaksi redoks), dimana bahan Praktek yang mudah untuk
bakar tersebut akan melepaskan energi meningkatkan manfaat biomassa adalah
panas setelah direaksikan dengan oksigen di membentuk menjadi briket atau pellet.
udara (Anonim 2, 2011). Menurut Briket atau pellet akan memudahkan
Tjokrowisastro dan Widodo (1990), Bahan dalam penanganan biomassa. Tujuannya
bakar diklasifikasikan menurut kondisi adalah untuk meningkatkan densitas,
fisiknya: memudahkan penyimpanan dan
1. Bahan bakar padat: batubara, kokas, kayu, pengangkutan. Secara umum densifikasi
briket, arang, dan ampas (bagasse). (pembentukan briket atau pellet)
2. Bahan bakar cair: mempunyai beberapa keuntungan yaitu
a. Produk minyak bumi (petroleum): menaikan nilai kalor per unit volume,
bensin (gasoline), solar (diesel oil), mudah disimpan, diangkut, mempunyai
minyak tanah (kerosene), dan minyak ukuran dan kualitas yang seragam.
residu (residual oil). 2. Karbonisasi
b. Produk peragian (fermentation Karbonisasi merupakan suatu
product): etanol (ethylalcohol), dan proses untuk mengkonversi bahan organik
metanol (methylalcohol). menjadi arang. Pada proses karbonisasi
c. Minyak sintetis (synthetic oil): minyak akan melepaskan zat yang mudah
yang didapat dari hidrogenisasi batu terbakar seperti CO, CH4, H2, formaldehid,
bara. methana, formik dan acetil acid serta zat
d. Shale oil: minyak yang didapat dari yang tidak terbakar seperti seperti CO2,
destilasi batu-batuan. H2O dan tar cair. Gas-gas yang dilepaskan
3. Bahan bakar gas: natural gas, petroleum pada proses ini mempunyai nilai kalor
gas, blast furnace gas, coke oven gas, yang tinggi dan dapat digunakan untuk
blue water gas, coal gas dan biogas. memenuhi kebutuhan kalor pada proses
Pembakaran dapat didefinisikan karbonisasi.
sebagai kombinasi secara kimiawi yang 3. Pirolisis
berlangsung dengan cepat antara oksigen Pirolisis atau biasa disebut
dengan unsur yang mudah terbakar dari thermolisis adalah proses dekomposisi
bahan bakar pada suhu dan tekanan tertentu. kimia dengan menggunakan pemanasan
Di dalam bahan bakar secara umum hanya tanpa kehadiran oksigen. Proses ini
terdapat tiga unsur penting yaitu karbon, sebenarnya bagian dari proses karbonisasi
hidrogen dan belerang. Di dalam proses yaitu proses untuk memperoleh karbon
pembakaran bahan bakar diperoleh suhu atau arang, tetapi sebagian menyebut
yang tinggi dari hasil proses tersebut, dan pada proses pirolisis merupakan high
karena perbedaan suhu antara titik proses temperature carbonization (HTC), lebih
o
pembakaran dan lingkungan maka terjadilah dari 500 C. Proses pirolisis menghasilkan
perpindahan energi yang berupa panas produk berupa bahan bakar padat yaitu
(heat). Jumlah energi panas maksimum yang karbon, cairan berupa campuran tar dan
dibebaskan oleh suatu bahan bakar melalui beberapa zat lainnya. Produk lain adalah
reaksi pembakaran sempurna persatuan gas berupa karbon dioksida (CO2), metana
massa atau volume bahan bakar tersebut

132
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Purnawarman, Nurchayati, Yesung : Pengaruh komposisi
ISSN: 2088-088X briket biomassa kulit kacang tanah & arang tongkol jagung

(CH4) dan beberapa gas yang memiliki Tabel 1. Standar kualitas briket arang.
kandungan kecil (Pambudi, 2008).
Arang adalah residu hitam berisi karbon
tidak murni yang dihasilkan dengan
menghilangkan kandungan air dan komponen
volatile dari hewan atau tumbuhan. Arang
umumnya didapatkan dengan memanaskan
kayu, tulang, dan benda lain. Arang yang
hitam, ringan, mudah hancur, dan menyerupai
batu bara ini terdiri dari 85% sampai 98%
karbon, sisanya adalah abu atau unsur kimia
lainnya (Anonim 1, 2011). Proses
pengarangan terjadi bila ada suatu benda (Sumber: Hendra, 1999 dalam Sunyata, dan
yang dipanasi sampai mencapai titik bakarnya Wulur, 2008).
sehingga benda terlihat membara, kemudian
pemasukan oksigen dihentikan/dibatasi Nilai kalor bahan bakar adalah jumlah
dengan menutup sebagian lubang agar benda energi panas maksimum yang dibebaskan
tersebut tidak terbakar menjadi abu. Proses oleh suatu bahan bakar melalui reaksi
pengarangan ternyata mampu meningkatkan pembakaran sempurna persatuan massa atau
nilai kalor dan kadar karbon terikat serta volume bahan bakar tersebut. Analisa nilai
mampu menurunkan kadar air, kadar abu, kalor suatu bahan bakar dimaksudkan untuk
dan kadar zat terbang (Suheryanto, dan memperoleh data tentang energi kalor yang
Haryanto, 2010). dapat dibebaskan oleh suatu bahan bakar
Briket adalah suatu padatan yang dengan terjadinya reaksi atau proses
dihasilkan melalui proses pemampatan pada pembakaran (Tjokrowisastro dan Widodo,
tekanan tertentu sehingga bentuknya menjadi 1990). Alat yang digunakan untuk mengukur
lebih teratur. Briket yang terkenal adalah nilai kalor dinamakan bomb calorimeter.
briket batubara namun tidak hanya batubara Bomb calorimeter bekerja dengan prinsip
saja yang dapat dibuat menjadi briket. adiabatik, yang berarti tidak ada kalor yang
Biomassa lain seperti sekam, arang sekam, masuk ataupun keluar dari sistem, sehingga
serbuk gergaji, serbuk kayu, dan limbah- kondisinya ideal (Anonim 3, 2011).
limbah biomassa yang lainnya juga dapat Dengan menggangap bahwa bomb
dibuat menjadi briket. Pembuatan briket tidak calorimeter terisolasi sempurna dari sekitar,
terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak maka hukum kekekalan energi pada sistem
terlalu rumit (Rikmajati, 2009). Mutu briket adalah energi yang dibebaskan oleh proses
arang dan briket biomassa lainnya ditentukan pembakaran sama dengan energi yang
berdasarkan sifat fisik dan kimianya, antara diserap oleh air dan perangkat kalorimeter
lain kadar air, kadar abu, kadar zat mudah (Tjokrowisatro dan Widodo, 1990).
menguap, kadar karbon terikat, kerapatan Nilai kalor atas (NKA) suatu bahan
(densitas), ketahanan tekan, dan nilai kalor. bakar dapat dihitung menggunakan
Menurut Hendra dan Pari (2000), briket yang persamaan:
( ) ·Δ Δ ·
memiliki mutu baik mempunyai ciri-ciri antara NKA = (1)
lain: Dimana:
1. Berwarna hitam dan apabila dibakar api
(m + M ) . c = 10.341,396 J/°C.
yang dihasilkannya berwarna kebiru-
Nilai 10.341,396 J/°C adalah nilai ketetapan
biruan.
yang digunakan setiap bahan yang dibakar
2. Terbakar tanpa berasap, tidak memercikan
untuk menaikan 1°C temperatur air dan
api dan tidak berbau.
perangkat kalorimeter.
3. Tidak terlalu cepat terbakar.
Briket yang baik harus memenuhi NKA = nilai kalor atas bahan bakar (J/gr).
standar yang telah ditentukan agar dapat NK = nilai kalor pematik (kalor lebur)
dipakai sesuai dengan keperluannya. = 2,3 kal/cm = 9,6296 J/cm.
Penentuan kualitas briket arang umumnya ΔL = panjang kawat pematik yang
dilakukan terhadap komposisi kimia seperti terbakar (cm).
kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar m = massa air dalam bejana (2.000 gr).
karbon terikat dan sifat fisika seperti kadar air, M = nilai tara air kalorimeter (473,781 gr).
berat jenis, nilai kalor serta sifat mekanik. c = panas jenis air (4,1804 J/gr °C pada
Kualitas briket arang yang berada di pasaran T = 25°C, tekanan 1 atm).
dapat dilihat pada tabel berikut. ΔT = kenaikan suhu yang terkoreksi (°C).

133
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Purnawarman, Nurchayati, Yesung : Pengaruh komposisi
ISSN: 2088-088X briket biomassa kulit kacang tanah & arang tongkol jagung

Sedangkan nilai kalor bawah dihitung METODE PENELITIAN


dengan menggunakan persamaan: Dalam penelitian ini terdapat tiga
macam pengujian yaitu pengujian nilai kalor,
NKB = NKA - x · LH (2) pengujian kadar air dan pengujian kadar abu.
Dimana: Pengujian nilai kalor dilakukan dengan
NKB = nilai kalor bawah bahan bakar (J/gr). menggunakan bomb calorimeter yang
x = massa H O yang terkondensasi bertujuan untuk mengetahui nilai kalor atas
(NKA) dan nilai kalor bawah (NKB) briket
per massa bahan bakar (gr H O/gr
yang dihasilkan pada proses pembakaran
bahan bakar).
sempurna persatuan massa bahan bakar.
LH = panas laten penguapan H O diukur
Sedangkan pengujian kadar air dilakukan
pada suhu 25°C yaitu 2.442,3 J/gr.
dengan menggunakan oven pengering yang
Analisa kadar air suatu bahan bakar
bertujuan untuk mengetahui persentase kadar
dimaksudkan untuk memperoleh data tentang
air yang terkandung dalam briket sehingga
kadar air yang dapat mempengaruhi besarnya
persentase bahan keringnya dapat diketahui.
energi kalor pada bahan bakar tersebut.
Pengujian kadar abu dilakukan dengan cara
Untuk mengetahui kadar air dari suatu bahan
memasukan bahan bakar (biket) tersebut ke
bakar padat (briket) maka dilakukan
dalam tanur (tungku pengabuan) pada suhu
pengovenan dengan menggunakan oven
600 - 750°C sampai bahan bakar (briket)
listrik, kemudian dianalisis dengan
tersebut menjadi abu.
menggunakan persamaan berikut:
Bahan baku yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tongkol jagung dan kulit
% kadar air = × 100% (3) kacang tanah. Proses awal pembuatan briket
% bahan kering = 100% - % kadar air (4) yaitu proses pengeringan tongkol jagung dan
Dimana: kulit kacang tanah dengan menggunakan
m = massa cawan dan sampel dikurangi sinar matahari hingga kering kemudian
massa cawan kosong (gr). dilanjutkan dengan proses pengarangan
m = massa cawan dan sampel sebelum tongkol jagung. Bahan baku tersebut
dioven (gr). kemudian ditumbuk atau dihaluskan dengan
m = massa cawan dan sampel setelah menggunakan lumpang dan antan (alu) lalu
dioven pada suhu 105°C (gr). kemudian diayak agar memproleh ukuran
Abu merupakan kotoran yang tidak partikel yang homogen (seragam). Proses
akan terbakar. Kandungannya berkisar antara pencampuran kedua bahan baku tersebut
5% hingga 40%. Kadar abu mempengaruhi dilakukan setelah semua bahan baku
efisiensi dari suatu proses pembakaran bahan ditimbang dengan persentase kulit kacang
bakar (Rohmawati dkk, 2011). Pengujian tanah dan arang tongkol jagung (% massa)
kadar abu bertujuan untuk mengetahui yaitu:
besarnya kadar abu yang terkandung dalam 1. KKT 100 (90 gram kulit kacang tanah).
suatu bahan bakar (briket) setelah proses 2. KKT 75 : ATJ 25 (67,5 gram kulit kacang
pembakaran bahan bakar. Untuk mengetahui tanah : 22,5 gram arang tongkol jagung).
kadar abu dari suatu bahan bakar maka 3. KKT 50 : ATJ 50 (45 gram kulit kacang
dilakukan proses pengabuan dengan cara tanah : 45 gram arang tongkol jagung).
memasukan bahan bakar tersebut ke dalam 4. KKT 25 : ATJ 75 (22,5 gram kulit kacang
tanur (tungku pengabuan) pada suhu 600 - tanah : 67,5 gram arang tongkol jagung).
750°C sampai bahan bakar tersebut menjadi 5. ATJ 100 (90 gram arang tongkol jagung).
abu, lalu kemudian dianalisis dengan Pada setiap perbandingan (campuran
menggunakan persamaan berikut: 90 gram kulit kacang tanah dan arang tongkol
jagung) tersebut kemudian dicampur dengan
Massa sampel (m ) = m - m (5) perekat (lem kanji) dengan perbandingan 15 :
1 (90 gram total massa campuran : 6 gram
% kadar abu = × 100% (6) lem kanji). Bahan-bahan tersebut kemudian
diaduk hingga tercampur rata dan dicetak
Dimana: dengan menggunakan alat cetak briket
m = massa cawan dan sampel (gr). berbentuk silinder lalu kemudian dikeringkan
m = massa cawan + abu (gr). dengan menggunakan sinar matahari selama
m = massa cawan kosong (gr). beberapa hari hingga benar-benar kering.
m = massa sampel (gr). Setelah briket tersebut kering kemudian
dilakukan pengujian nilai kalor, kadar air dan
kadar abu.

134
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Purnawarman, Nurchayati, Yesung : Pengaruh komposisi
ISSN: 2088-088X briket biomassa kulit kacang tanah & arang tongkol jagung

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Data rata-rata pengujian nilai kalor


Pengujian nilai kalor dilakukan dengan briket biomassa kulit kacang tanah - arang
menggunakan alat bomb calorimeter yang tongkol jagung
tujuannya untuk mengetahui besar nilai kalor
yang terdapat pada briket yang terdiri atas
nilai kalor atas (NKA) dan nilai kalor bawah
(NKB). Data hasil pengujian nilai kalor briket
biomassa kulit kacang tanah - arang tongkol
jagung dapat dilihat pada tabel 2.

Gambar 1. Nilai kalor briket biomassa kulit kacang tanah - arang tongkol jagung.

Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa campuran biomassa kulit kacang tanah -
briket yang memiliki nilai kalor atas (NKA) dan arang tongkol jagung lainnya.
nilai kalor bawah (NKB) tertinggi adalah briket Dari gambar 1 juga dapat dilihat bahwa
arang tongkol jagung (ATJ 100%) yaitu nilai kalor atas (NKA) briket campuran
sebesar 31,610 kJ/kg dan 31,184 kJ/kg. biomassa kulit kacang tanah dan arang
Sedangkan briket yang memiliki nilai kalor tongkol jagung pada masing-masing
atas (NKA) dan nilai kalor bawah (NKB) perlakuan semakin meningkat seiring dengan
terendah dimiliki oleh briket biomassa kulit bertambahnya persentase arang tongkol
kacang tanah (KKT 100%) yaitu sebesar jagung dalam briket. Nilai kalor atas (NKA)
22,797 kJ/kg dan 21,977 kJ/kg. Hal ini tertinggi terdapat pada briket dengan
disebabkan karena arang tongkol jagung yang campuran KKT 25 : ATJ 75 yaitu sebesar
merupakan salah satu bahan baku dari briket 28,718 kJ/kg, atau terjadi peningkatan nilai
tersebut sebelumnya telah terlebih dahulu kalor atas (NKA) sebesar 25,97% jika
mengalami proses karbonisasi sehingga dibandingkan dengan nilai kalor atas (NKA)
mengakibatkan kadar karbon yang briket KKT 100% sedangkan nilai kalor atas
terkandung dalam arang tongkol jagung (NKA) terendah terdapat pada briket dengan
semakin meningkat maka hal ini campuran KKT 75 : ATJ 25 yaitu sebesar
mempengaruhi peningkatan nilai kalor atas 24,287 kJ/kg, terjadi peningkatan nilai kalor
(NKA) dan nilai kalor bawah (NKB) briket atas (NKA) sebesar 6,53%.
tersebut. Nilai kalor atas (NKA) dan nilai kalor Hal ini disebabkan karena arang
bawah (NKB) briket arang tongkol jagung tongkol jagung memiliki kadar karbon yang
(ATJ 100%) dan briket biomassa kulit kacang cukup tinggi setelah dilakukan proses
tanah (KKT 100%) dijadikan sebagai karbonisasi. Menurut Surono (2010), tongkol
pembanding yang digunakan untuk jagung yang telah dikarbonisasi (diarangkan)
membandingkan dengan nilai kalor atas memiliki kadar karbon sebesar 62,583%. Oleh
(NKA) dan nilai kalor bawah (NKB) briket karena itu setiap unsur karbon yang

135
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Purnawarman, Nurchayati, Yesung : Pengaruh komposisi
ISSN: 2088-088X briket biomassa kulit kacang tanah & arang tongkol jagung

terkandung dalam arang tongkol jagung yang karena nilai kalor yang dihasilkan dari proses
teroksidasi saat berlangsungnya proses pembakaran briket sebagian digunakan untuk
pembakaran briket dalam silinder bomb menguapkan H O yang masih terkandung
calorimeter akan menghasilkan panas (kalor) dalam briket dari fase cair ke fase gas. Hal ini
sehingga berpengaruh terhadap peningkatan dibuktikan dari hasil pengujian bomb
nilai kalor atas (NKA) briket tersebut. Selain calorimeter, dimana briket dengan campuran
itu peningkatan nilai kalor briket juga KKT 75 : ATJ 25 yang memiliki kadar air
dipengaruhi oleh faktor kadar air yang sebesar 6,715% diperoleh nilai kalor bawah
terkandung dalam briket tersebut, dari hasil (NKB) sebesar 23,671 kJ/kg sedangkan briket
pengujian kadar air menunjukan bahwa briket dengan campuran KKT 25 : ATJ 75 memiliki
dengan campuran KKT 25 : ATJ 75 memiliki persentase kadar air yang lebih rendah yaitu
persentase kadar air sebesar 5,854% lebih sebesar 5,854% memiliki nilai kalor bawah
rendah jika dibandingkan dengan briket (NKB) yang lebih tinggi yaitu sebesar 28,279
campuran KKT 75 : ATJ 25 yaitu sebesar kJ/kg. Jika dibandingkan dengan nilai kalor
6,715%. Hal ini membuktikan bahwa dengan bawah (NKB) briket KKT 100%, briket dengan
semakin rendah kadar air suatu briket maka campuran KKT 75 : ATJ 25 mengalami
nilai kalor yang dihasilkan oleh briket tersebut peningkatan nilai kalor bawah (NKB) sebesar
semakin tinggi. 7,71% sedangkan briket dengan campuran
Persentase kadar air briket tersebut KKT 25 : ATJ 75 mengalami peningkatan nilai
juga akan mempengaruhi besarnya nilai kalor kalor bawah (NKB) sebesar 28,68%.
bawah (NKB) yang dihasilkan oleh briket, Pengujian kadar air pada briket
apabila kadar air briket semakin tinggi maka dilakukan untuk mengetahui persentase kadar
jumlah H O yang terkondensasi setelah air yang terkandung pada briket yang
proses pembakaran briket dalam silinder nantinya akan menentukan kualitas briket
bomb calorimeter akan semakin banyak tersebut. Data hasil pengujian kadar air briket
sehingga akan diperoleh nilai kalor bawah biomassa kulit kacang tanah - arang tongkol
(NKB) briket yang cenderung semakin rendah jagung dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Data rata-rata pengujian kadar air briket biomassa kulit kacang tanah - arang tongkol
jagung.

Gambar 2. Persentase kadar air briket biomassa kulit kacang tanah - arang tongkol jagung.

136
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Purnawarman, Nurchayati, Yesung : Pengaruh komposisi
ISSN: 2088-088X briket biomassa kulit kacang tanah & arang tongkol jagung

Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa persentase kadar air tertinggi terdapat pada
persentase kadar air briket pada masing- briket dengan campuran KKT 75 : ATJ 25
masing perlakuan berkisar antara 5,698% - yaitu 6,715% sedangkan persentase kadar air
7,747% dengan rata-rata 6,419%. Persentase terendah terdapat pada briket dengan
kadar air tertinggi terdapat pada briket kulit campuran KKT 25 : ATJ 75 yaitu 5,854%. Hal
kacang tanah (KKT 100%) yaitu 7,747%. ini mempertegas penjelasan di atas bahwa
Sedangkan persentase kadar air terendah arang memiliki pori-pori yang cukup banyak,
terdapat pada briket arang tongkol jagung sehingga ketika persentase arang tongkol
(ATJ 100%) yaitu 5,698%. Hal ini karena jagung dalam campuran briket semakin
briket arang tongkol jagung (ATJ 100%) bertambah maka jumlah pori-pori pada briket
memiliki pori-pori yang lebih banyak daripada tersebut akan semakin banyak yang
briket kulit kacang tanah (KKT 100%), karena menyebabkan ketika proses pengeringan
arang merupakan suatu padatan (material) briket kandungan air pada briket lebih mudah
yang berpori-pori cukup banyak, dimana pori- untuk menguap ke lingkungan sehingga
pori tersebut merupakan akibat dari proses persentase kadar air dalam briket tersebut
penguapan unsur-unsur volatile matter (C0, semakin rendah. Persentase kadar air briket
CH , H , CH dan lain-lain) serta unsur yang ini akan berpengaruh terhadap nilai kalor
tidak terbakar seperti CO , H O dan tar cair briket, apabila kadar air suatu briket semakin
yang terjadi pada bahan baku (tongkol rendah maka nilai kalor yang dihasilkan
jagung) ketika berlangsung proses semakin tinggi.
karbonisasi. Sehingga apabila jumlah pori-pori Pengujian kadar abu dilakukan untuk
pada briket cukup banyak maka ketika proses mengetahui besarnya kadar abu yang
pengeringan briket kandungan air pada briket terkandung dalam briket setelah proses
ATJ 100% lebih banyak yang menguap ke pembakaran briket, kadar abu yang diperoleh
lingkungan daripada kandungan air pada dari hasil pengujian dinyatakan dalam bentuk
briket KKT 100%. persentase. Data hasil pengujian kadar abu
Dari gambar 2 juga dapat dilihat bahwa briket biomassa kulit kacang tanah – arang
briket dengan campuran biomassa kulit tongkol jagung dapat dilihat pada tabel 4.
kacang tanah – arang tongkol jagung,

Tabel 4. Data rata-rata pengujian kadar abu briket biomassa kulit kacangtanah - arang tongkol
jagung.

Gambar 3. Persentase kadar abu briket biomassa kulit kacang tanah - arang tongkol jagung.

137
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Purnawarman, Nurchayati, Yesung : Pengaruh komposisi
ISSN: 2088-088X briket biomassa kulit kacang tanah & arang tongkol jagung

Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa campuran KKT 75 : ATJ 25 yaitu sebesar
dengan semakin meningkatnya persentase 23,671 kJ/kg.
arang tongkol jagung dalam briket 3. Briket yang memiliki persentase kadar air
mengakibatkan persentase kadar abu dalam tertinggi terdapat pada campuran KKT 75 :
briket semakin meningkat, hal ini disebabkan ATJ 25 yaitu sebesar 6,715%, sedangkan
karena kandungan silika pada arang tongkol briket yang memiliki persentase kadar air
jagung lebih tinggi dibandingkan pada terendah terdapat pada campuran KKT 25
biomassa kulit kacang tanah, karena menurut : ATJ 75 yaitu sebesar 5,854%.
Hendra dan Darmawan (2000) dalam Ndraha 4. Briket yang memiliki persentase kadar abu
(2009) silika merupakan salah satu unsur tertinggi terdapat pada campuran KKT 25 :
penyusun abu, sehingga dengan semakin ATJ 75 yaitu sebesar 9,326%, sedangkan
meningkatnya persentase arang tongkol briket yang memiliki persentase kadar abu
jagung dalam briket maka kadar abu dalam terendah terdapat pada campuran KKT 75
briket tersebut semakin meningkat. : ATJ 25 yaitu sebesar 4,314%.
Dari gambar 3 juga dapat dilihat bahwa
persentase kadar abu briket pada masing- SARAN
masing perlakuan berkisar antara 3,000% - Untuk menyempurnakan dan
10,174% dengan rata-rata 6,312%. mengembangkan penelitian selanjutnya,
Persentase kadar abu tertinggi terdapat pada maka perlu diperhatikan saran-saran berikut
briket arang tongkol jagung (ATJ 100%) yaitu ini:
10,174%, sedangkan persentase kadar abu 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
terendah terdapat pada briket kulit kacang mengenai pengujian kadar karbon terikat
tanah (KKT 100%) yaitu 3,000%. Pada briket (fixed carbon), dan kadar zat mudah
campuran biomassa kulit kacang tanah – menguap (volatile matter) pada briket
arang tongkol jagung, persentase kadar abu biomassa kulit kacang tanah – arang
tertinggi terdapat pada briket dengan tongkol jagung ini.
campuran KKT 25 : ATJ 75 yaitu 9,326% 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
sedangkan persentase kadar abu terendah mengenai lama nyala dari briket biomassa
terdapat pada briket dengan campuran KKT kulit kacang tanah – arang tongkol jagung
75 : ATJ 25 yaitu 4,314%. Hal ini ini.
membuktikan bahwa kandungan silika pada 3. Alat cetak briket yang digunakan untuk
arang tongkol jagung lebih tingi dibandingkan mencetak briket sebaiknya dimodifikasi
dengan biomassa kulit kacang tanah. Kadar atau dipasangi alat pengukur tekanan agar
abu yang dihasilkan oleh briket juga sangat peneliti dapat mengetahui tekanan yang
erat hubungannya dengan jenis bahan digunakan saat pencetakan briket dan
penyusun briket tersebut, cara pengabuannya dapat menyeragamkan tekanan
serta mineral yang terkandung dalam briket pencetakan yang digunakan sehingga
(Ndraha, 2009). Persentase kadar abu briket didapatkan hasil cetakan (briket) yang
berpengaruh terhadap kualitas suatu briket, lebih bagus.
semakin rendah kadar abu suatu briket maka
semakin baik kualitas briket tersebut. DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim 1., 2011, Arang.
KESIMPULAN http://www.wikipedia.org. Diunduh
Dari hasil penelitian yang telah tanggal 15 Oktober 2011.
dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa [2] Anonim 2., 2011, Bahan Bakar.
hal sebagai berikut: http://www.wikipedia.org. Diunduh
1. Briket yang memiliki nilai kalor atas (NKA) tanggal 2 Maret 2012.
tertinggi terdapat pada campuran KKT 25 : [3] Anonim 3., 2011, Konversi Energi.
ATJ 75 yaitu sebesar 28,718 kJ/kg, http://www.file.upi.edu/direktori/konver
sedangkan briket yang memiliki nilai kalor _energi_bag_I.pdf. Diunduh tanggal 21
atas (NKA) terendah terdapat pada April 2012.
campuran KKT 75 : ATJ 25 yaitu sebesar [4] Hendra, D., dan Pari, G., 2000,
24,287 kJ/kg. Penyempurnaan Teknologi Pengolahan
2. Briket yang memiliki nilai kalor bawah Arang, Balai Penelitian dan
(NKB) tertinggi terdapat pada campuran Pengembangan Hutan, Bogor.
KKT 25 : ATJ 75 yaitu sebesar 28,279 [5] Kardianto, P., 2009, Pengaruh Variasi
kJ/kg, sedangkan briket yang memiliki nilai Jumlah Campuran Perekat terhadap
kalor bawah (NKB) terendah terdapat pada Karakteristik Arang Briket Batang
Jagung, Jurusan Teknik Mesin

138
Dinamika Teknik Mesin, Volume 5 No. 2 Juli 2015 Purnawarman, Nurchayati, Yesung : Pengaruh komposisi
ISSN: 2088-088X briket biomassa kulit kacang tanah & arang tongkol jagung

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Sampah Kota Sebagai Bahan Bakar


Semarang. Alternatif, Jurusan Teknik Kimia
[6] Ndraha, N., 2009, Uji Komposisi Bahan Fakultas Teknik Universitas
Pembuat Briket Bioarang Tempurung Diponegoro, Semarang.
Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap [13] Sunyata, A., dan Wulur, P.D., 2008,
Mutu Yang Dihasilkan, Jurusan Teknik Pengaruh Kerapatan dan Suhu Pirolisa
Pertanian Fakultas Pertanian, Terhadap Kualitas Briket Arang Serbuk
Universitas Sumatera Utara. Kayu Sengon, Fakultas Kehutanan,
[7] Pambudi, N.A., 2008, Energi Alternatif Institut Pertanian Yogyakarta.
Itu Bernama Biomassa. [14] Surono, U.B., 2010, Peningkatan
http://www.netsains.com. Diunduh Kualitas Pembakaran Biomassa
tanggal 5 April 2012. Limbah Tongkol Jagung Sebagai
[8] Rikmajati, I., 2009, Energi Biomassa. Bahan Bakar Alternatif Dengan Proses
http://www.endarikmajati.blogspot.com. Karbonisasi dan Pembriketan, Jurnal
Diunduh tanggal 21 April 2012. Rekayasa Proses, Vol.4, No.1.
[9] Rohmawati, I., Sarwono., dan Hamtoro, [15] Tjokrowisastro, E.H., dan Widodo,
R., 2011, Studi Eksperimental B.U.K., 1990, Teknik Pembakaran
Karakteristik Briket Organik Bahan Dasar dan Bahan Bakar, Jurusan
Baku Dari Twa Gunung Bau, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi
Teknik Fisika, Institut Teknologi Industri, Institut Teknologi Surabaya,
Surabaya, Surabaya. Surabaya.
[10] Schoff, A., 2004, Biomass Green Tool [16] Widodo, B.U.K., 1987, Analisis
for Energy Transition in The Termofisik Kulit Kacang Tanah.
Netherland, Ministry of Economic Affair, http://www.digilib.its.ac. Diunduh 15
Dutch. Desember 2011.
[11] Statistik NTB, B.P., 2010, Nusa [17] Yudha., 2008, Krisis Energi Dunia.
Tenggara Barat Dalam Angka, Badan http://www.google.co.id.
Pusat Statistik NTB, Mataram. Diunduh 15 Desember
[12] Suheryanto, D., dan Haryanto, T.,
2010, Arang Briket Biomassa Dari

139

Anda mungkin juga menyukai