Anda di halaman 1dari 15

Aisyah Shiddiiqah

240110150101

BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini materi yang dibahas adalah mengenai pengerjaan las pada
besi. Pengerjaan las sendiri dapat terdiri dari penyambungan dua bagian komponen,
pelubangan, pemotongan dan lainnya. Namun pengerjaan las yang akan dilakukan
pada benda kerja di praktikum kali ini hanyalah pengelasan untuk penyambungan
dua benda kerja. Benda kerja yang dibuat sendiri adalah besi siku untuk penyanggah
rak pada dinding. Pengejaan lainnya yang dilakukan pada praktikum ini selain
pengelasan juga penghalusan permukaan benda kerja dan pembuatan dengan
mengebor benda kerja menggunakan mesin frais.
Benda kerja yang akan dibuat dihaluskan terlebih dahulu bagian ujungnya
agar tidak melukai praktikan. Yang kemudian akan dilubangi dengan mesin frais.
Berbeda dengan pelubangan dibenda kerja praktikum sebelumnya, pada praktikum
kali ini pelubangan dibuat memanjang sebapanjang 3 cm. Pengerjaannya dilakukan
dengan menempatkan ujung mata bor pada permukaan benda kerja dan seiring
dengan berjalannya mata bor juga dibarengi dengan memutar crossfeed handwhell
untuk menggeser meja (bed) nya secara horizontal.
Sebelum pengerjaan las berlangsung pastikan bahwa keperluan keselamatan
telah digunakan. Penggunaan peralatan keselamatan kerja sangatlah penting untuk
digunakan karena saat pengerjaan las akan ada banyak kemungkinan kecelakaan
terjadi. Seperti asap las, percikan cahaya las, panas dari besi sehabis dilas dan
sebagainya. Dan dalam pengerjaan las ada banyak hal yang harus diperhatikan
seperti memerhatikan arah angin yang berhembus agar tidak terkena paparan asap
dari las yang dapat mengakibatkan iritasi dan bengkak pada mata. Penggunaan kaca
mata juga penting walaupun tidak mengakibatkan iritasi namun cukup menyilaukan
mata untuk beberapa saat.
Saat pengerjaan las berlangsung ada beberapa kendala bagi seorang pemula.
Seperti ketika awal mengelas, bagiorang yang tidak biasa pada awal pengelasan
biasanya elektroda akan cepat mengering sehingga eletroda akan menempel pada
benda kerja. Sebelum memulai pastikan bahwa ujung elektroda masih berwaran
merah atau dalam kondisi panas sehingga elektroda tidak akan menempel pada
permukaan benda kerja. Gerakan pada pengelasanpun ada beberapa jenis
diantaranya adalah gerakan melingkar dan lurus. Dan bentuk-bentuk sambungan
yag dibuatpun ada berbagai macam seperti sambungan tepi, sambungan T, dan
sambungan sudut. Masing-masing sambungan dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan dan keperluan penggunaan benda kerja nantinya.
Aisyah Shiddiiqah
240110150101

BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini adalah
1. mengelas adalah suatu cara menyambung dua buah plat/logam atau lebih
dengan melelehkan logam dengan menggunakan panas, baik
menggunakan bahan tambah atau tanpa bahan tambah sehingga menyatu.
2. Ada dua jenis pengelasan yaitu las listrik dan las karbit.
3. Peralatan keselamatan kerja saat keselamatn kerja sangat penting untuk
menghindari dari kemungkinan kecelakaan.
4. Kecelakaan kerja yang dapat terjadi selama pengelasan diantaranya adalah
terkena asap las, percikan cahaya api, dan tersenga listrik.
5. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil
lasan. Jika terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang
waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda
menembus bahan dasar.
6. Dalam mengelas arah angin yang berhembus harus diperhatikan agar
terhindar dari paparan asap las.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Frais


Proses pemesinan frais (milling) adalah proses penyayatan benda kerja
menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses
penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pisau ini bisa
menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa
berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Permukaan benda kerja bisa juga
berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk. Mesin yang digunakan untuk
memegang benda kerja, memutar pisau, dan penyayatannya disebut Mesin Frais
(Milling Machine)

Gambar 2. Skematik dari gerakan-gerakan dan komponen-komponen


dari (a) Mesin Frais vertical tipe column and knee, dan (b) Mesin
Frais horizontal tipe column and knee.
(sumber: http://fiandruva.com. 2013)

Mesin Frais ada yang dikendalikan secara mekanis (konvensional manual)


dan ada yang dengan bantuan CNC. Mesin konvensional manual posisi spindelnya
ada dua macam yaitu horizontal dan vertical. Sedangkan Mesin Frais dengan
kendali CNC hampir semuanya adalah Mesin Frais vertical.
Gambar 3. Mesin Frais turret vertical horizontal.
(sumber: http://fiandruva.com. 2013)
2.3.1 Bagian-bagian Utama Mesin Frais
Dalam mesin frais terdapat beberapa bagian, diantaranya:
1. Head
Merupakan tempat mekanisme motor penggerak terpasang untuk
menggerakkan spindel.
2. Spindel
Merupakan bagian yang menggerakkan arbor (tempat mata pahat/cutter).
3. Arbor (poros tempat cutter/pahat frais)
Arbor digunakan untuk mencekan pahat frais yang terpasng pada sumbu
utama. Arbor juga disebut poros frais, berfungsi sebagai tempat
kedudukan pisau frais dan ditempatkan pada sumbu mesin. Bentuknya
panjang dan sepanjang badannya diberi alur spie (pasak), pada ujungnya
berbentuk tirus dan ujung lainnya berulir, dilengkapi ring penekan (collar).
Arbor juga dibuat dengan bentuk yang pendek untuk pengikatan pisau-
pisau frais sisi. Ukurannya sesuai dengan standar lubang pisau frais,
misalnya 22, 27, dan 23 mm atau 7/8 inch, 1 inch, dan 11/4 inch. Arbor
dibuat dari baja paduan yang tahan puntiran dan bengkokan.
4. Arbor support
Merupakan bagian dimana mata potong dan arbor terpasang.
5. Column
Column berfungsi untuk menyokong dan menuntun knee saat bergerak
vertikal.
6. Knee
Merupakan bagian yang terapsang pada column, tempat mekanisme
(transmisi penggerak) pengaturan pemakanan (feed) dan menopang
saddle.
7. Saddle
Saddle terpasang pada knee yang bergerak keluar masuk ke arah operator
secara manual dengan mengatur handwheel maupun secara otomatis.
Saddle digunakan untuk menopang meja.
8. Feed dial
Feed dial digunakan untuk mengatur gerakan meja saat pemakanan.
9. Crossfeed handwhell
Crossfeed handwhell digunakan unruk menggerakkan meja (bed) secara
hroisontal di depan column.
10. Base
Merupakan landasan mesin yang terletak menyatu dengan lantai. Base
juga berfungsi sebagai reservoir (penampung fluida pendingin)
11. Kepala pembagi
Benda kerja dapat dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam
lubang dalam spindel kepala pembagi dan senter lainnya dipasang pada
kepala lepas.
12. Kepala lepas
Kepala lepas digunakan untuk menahan benda kerja yang panjang, kepala
lepas sebagai salah satu senter pada mesin frais.
13. Meja putar
Untuk mesin frais tegak, meja putar digunakan sebagai kepala
pembaginya. Pada alat ini dibuat alur T untuk mencekam benda kerja
dengan baut jepit.
14. Ragum

2.3.2 Macam-macam Pisau Frais


Pisau frais memiliki berbagai macam bentuk sesuai dengan kebutuhannya,
bentuk-bentuk pisau frais adalah sebagai berikut:
1. Pisau frais aksial (axial)
Pisau frais aksial digunakan unrtuk memotong rata dan sejajar dengan
putaran arbor.

Gambar 4. pisau frais aksial


(sumber: http://fiandruva.com. 2013)
2. Pisau frais radial
Pisau frais radial digunakan untuk mengefrais permukaan menyudut
terhadap putaran arbor.

Gambar 5. pisau frais radial


(sumber: http://fiandruva.com. 2013)
3. Pisau frais profil
Pisau frais profil digunakan untuk membuat bentuk yang berjari-jari
(concave, convex, corner rounding).

Gambar 6. pisau frais profil


(sumber: http://fiandruva.com. 2013)
4. Pisau frais special
a. Pisau frais alur T (tee)

Gambar 7. pisau frais alur T (tee)


(sumber: http://fiandruva.com. 2013)
b. Pisau frais ekor burung

Gambar 8. pisau frais ekor burung


(sumber: http://fiandruva.com. 2013)
c. Pisau frais alur pasak

Gambar 9. Pisau frais alur pasak


(sumber: http://fiandruva.com. 2013)
d. Pisau frais bilah
e. Pisau frais gergaji (slitting saws)
f. Pisau frais pasangan (inserted tool cutter)
g. Pisau frais jari (end mill cutter)

Gambar 10. pisau frais jari (end mill cutter)


(sumber: http://fiandruva.com. 2013)

2.3 Prinsip kerja las Listrik


Pada pengelasan dengan las listrik, panas yang dihasikan berasal dari busur
listrik yang timbul dari menempelnya benda kerja dengan elektroda. Elekttroda
pengisian dipanaskan mencapai titik cair dan diendapkan pada sambungan, hingga
terbentuk sambungan las. Panas yang dihasilkan oleh busur listrik mencapai
55000C.
Pada saat pengelasan menggunakan las listrik, dilepaskan energi dalam
jumlah yang sangat besar dalam bentuk panas dancahaya ultraviolet. Agar mata kita
terlindungi dari sinar ultra violet ini, kita harus menggunakan kacamata pelindung
yang mampu, menangkal cahaya tersebut demi keselamatan kerja.
Penyalaan busur listrik pada pengelasan dapat dilakukan dengan melakukan
hubungan singkat ujung elektroda dengan logam induk,kemudian memisahkannya
lagi sampai jarak tertentu sebagai panjang busur. Dimana panjang busur normal
yaitu antara 1.6 3.2 mm. Pemadaman busur listrik dilakukan dengan menjauhkan
elektrode daribahan induk . untuk menghasilkan penyambungan manik las yang
baikdapat dilakukan sebagai berikut : Sebelum elektrode dijauhkan dari logam
induk sebaiknya panjang busurlistrik dikurangi lebih dahulu, baru kemudian
elektrode dijauhkan dalamposisi lebih dimiringkan secukupnya.
Ada berbagai cara didalam menggerakkan (mengayunkan) elektrode
lasyaitu :
Elektrode digerakkan dengan melakukan maju dan mundur, metodeini salah
satu bentuk metode weaving.
Bentuk weaving lainnya yaitu dengan melakukan gerakan seperti
setengah bulan
Gerakan elektrode yang menyerupai bentuk angka 8.
Elektrode dengan melakukan gerakan memutar.
Gerakan elektrode dengan membentuk hesitation.

2.2 Peralatan las bengkel


1. Mesin las
Mesin las listrik merupakan sumber aliran energi untuk melakukan
pengelasan. Untuk beroperasi, alat las tentu memerlukan listrik. Namun, listrik
yang dibutuhkan jumlahnya sangatlah besar. Oleh karena itu, las listrik tidak akan
berfungsi tanpa bantuan mesin las listrik. Di dunia pengelasan, mesin ini juga sering
disebut sebagai las inventer. Mesin las listrik memiliki daya yang berbeda-beda.
Besar daya yang sering ditemui ialah 450 Watt serta 650 Watt.
Mesin las atau sering disebut pesawat mesin las dapat digunakan pada
bermacam-macam pengelasan busur listrik manual, bila ditinjau dari jenis arus
terdapat 2 jenis yaitu :
a. Mesin Las Arus Bolak-balik (AC)
Arus bolak-balik terdiri dari beberapa macam pesawat mesin las,
yaitu transformator las, pembangkit listrik motor diesel. Pesawat mesin las
yang sering digunakan adala transformator las yang mempunyai kapasitas
200 sampai 500 Ampere. Sehingga banyak digunakan karena harganya
relatif murah, biaya operasinya yang rendah dan Voltase yang keluar antara
36 sampai 70 Volt.
b. Mesin Las Searah (DC)
Pesawat las arus searah terdiri dari pesawat transformator pembangkit
listrik motor disel, rectifier, pesawat yang digerakkan oleh motor listrik.

2. Alat Bantu Las


a. Kabel Las
Kabel las atau Lead superfleksibel adalah alat untuk menghantar
arus dari mesin pengelasan ke benda kerja dan sebaliknya. Kabel las terdiri
dari Lead dengan lapisan karet, kain, dan penguat lapisan
fabric holder elektroda atau Lead elektroda. Lead dari benda kerja ke mesin
dikenal sebagai Lead benda kerja. Tegangan pada Lead bervariasi antara 14
dan 80 Volt. Lead memilikibeberapa ukuran, yang semakin kecil nomornya,
semakin
besar diameter Lead. Sebuah Lead harus fleksibel agar bisa mereduksi
regangan pada tangan welder dan untuk memudahkan instalasi
kabel sehingga dapat digunakan 800 sampai 2500 kawat pada masing
masing kabel. Lead elektroda maupun Lead benda kerja harus
menggunakan kabel listrik yang berdiameter sama karena panjang
Lead mempengaruhi ukuran kapasitas mesin las.
b. Palu Las
Palu las digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada
jalur las dengan cara memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.
c. Pemegang kawat las (Holder Electrode)
Pemegang kawat las atau holder elektroda adalah peralatan las busur
yang dipegang oleh welder ketika mengelas. Holder ini digunakan
untuk menahan elektroda logam atau karbon. Handle pemegang terbuat dari
bahan pelapis yang mempunyai tahanan panas tinggi dan tahanan listrik
yang rendahdan dibuat untuk menyeimbangkan pegangan tangan. Ada
sejumlah metode yang digunakan untuk menjepit elektroda dalam holder
yang salah satunya adalah konstruksi pincer dan pegas untuk menghasilkan
tekanan sehinnga diperoleh sambungan yang baik. Membersihkan daerah
kontak dengan menggunakan sikat kawat agar daerah kontak antara
elektroda dengan holder elektroda bersih. Rahang holder elektroda juga
harus dibersihkan dengan menggunakan ampelas atau alat lain yang sesuai.
Holder elektroda bagusnya dilengkapi dengan shield (plat kecil tahan
panas) untuk mencegah panas radiasi dari las ke tangan welder.
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang
elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan
yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai
mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel
digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.
d. Sikat Kawat
Sikat kawat yang digunakan untuk membersihkan benda kerja yang
akan dilas dan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan palu
las.
e. Klem Massa
Klem massa sebagai alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda
kerja yang terbuat dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga).
Sebuah klem masa dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit
benda kerja dengan baik. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan
penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat
mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang
kuat.Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan
klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti
karat, cat, minyak.
f. Penjepit
Penjepit dapat digunakan untuk memegang atau memindahkan benda
kerja yang masih panas seetelah pengelasan.
g. Kawat Las (Elektroda)
Kawat Las perlu disiapkan sesuai metode las, bahan sambungan. Kawat
las memiliki berbagai macam bahan dan ukuran. Jika terjadi kesalahan
pemilihan kawat las, dapat menyebabkan cacat las.
Macam-macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada
jenis selaputnya. Sedang kan kawat intinya sama.
E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat
dipakai untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam.
Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang tipis dapat
dengan mudah dibersihkan. Deposit las biasanya mempunyai sifat
sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan
pengujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5% pada
waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011
mengandung Kalium untuk mambantu menstabilkan busur listrik
bila dipakai arus AC.
E 6012 dan E 6013
Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat
manghasilkan penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai untuk
pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E 6013 sangat baik
untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah. Jenis E 6012
umumnya dapat dipakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E
6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudahkan
pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan
diameter kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.
E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang
dan teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda
terutama mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang
terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan
dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut.
(Nisa, 2016)

PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA (K3)


1. Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata
dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun
mata, Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung
sampai jarak 16 meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat
mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca Ias yang
dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan.
Umumnya penggunaan kaca las adalah sebagai berikut:
No. 6. dipakai untuk Ias titik
No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper.
No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper.
No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper.
No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper.
No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper.
Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam
dilapisi dengan kaca putih.
2. Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang
pemegang elektroda.
DAFTAR PUSTAKA

Hairun, Nisa. 2016. Mengenal Peralatan Bengkel Las Serta Produk yang
diHasilkannya. Terdapat pada http://kaloo.info/mengenal-peralatan-di-
bengkel-las-serta-produk-yang-dihasilkannya.html (diakses pada 5 Desember
2017 pukul 15:21 WIB)

http://hima-tl.ppns.ac.id/alat-bantu-pengelasan/

Soefiyandono, B. 2014. Pengertian Mesin Frais. Terdapat pada


http://fiandruva.com (diakses pada 5 Desember 2017 pukul 15:10 WIB)

Anda mungkin juga menyukai