Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AINUR ROCHIMAH NURUK AZIZAH

NIM : 205040201111160
KELAS :N

DASAR ILMU TANAH


KADAR AIR
1. Kapasitas lapangan (field capacity) adalah kondisi di mana tebal lapisan air dalam
pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antara air – udara meningkat hingga
lebih besar dari gaya gravitasi, air gravitasi (pori-pori makro) habis dan air tersedia
(pada pori-pori meso dan mikro) bagi tanaman dalam keadaan optimum. Kondisi ini
terjadi pada tegangan permukaan lapisan air sekitar 1/3 atm atau pF 2,54. (Hanafiah,
2013)
Faktor-faktor kadar dan ketersediaan air tanah salah satunya adalah tektur
tanah. Kadar air tanah bertekstur liat > lempung > pasir, misalnya pada tegangan 1/3
atm (kapasitas lapangan), kadar air tanah pada masing-masingnya adalah sekitar 55%,
40%, 15%. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal,
ruang pori dan luas permukaan adsorptif, yang makin halus teksturnya akan makin
banyak, sehingga makin besar kapasitas-simpan airnya. Hasilnya berupa peningkatan
kadar air tanah (Hanafiah, 2013)
Sehingga dalam soal yang telah diberikan akan memiliki nilai yang berbeda
yaitu nilai berliat lebih tinggi dibandingkan dengan berpasir.

2. Koefisien layu (titik layu permanen atau titik kelembaban kritis) adalah kondisi kadar
air tanah yang ketersediannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman
untuk aktivitas dan mempertahankan turgornya, sehingga tanaman menjadi layu
secara permanen atau tak dapat pulih lagi. Hal ini merupakan akibat terbatasnya
suplai air/hujan padahal adsorpsi (penyerapan) air oleh tanaman dan avaporasi terus
terjadi. Pada kondisi ini air yang tersisa hanya air adhesi dan kohesi yang terikat kuat
oleh oleh gaya tarik menarik tanah, yaitu pada tegangan sekitar 15 atm. (Hanafiah,
2013)
Faktor-faktor kadar dan ketersediaan air tanah salah satunya adalah tektur
tanah. Kadar air tanah bertekstur liat > lempung > pasir, misalnya pada tegangan 1/3
atm (kapasitas lapangan), kadar air tanah pada masing-masingnya adalah sekitar 55%,
40%, 15%. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal,
ruang pori dan luas permukaan adsorptif, yang makin halus teksturnya akan makin
banyak, sehingga makin besar kapasitas-simpan airnya. Hasilnya berupa peningkatan
kadar air tanah (Hanafiah, 2013)
Sama hal nya dengan kapasitas lapangan karena koefisien layu menurut
tekstur tanah berbanding lurus dengan kapasitas lapangan. Jadi tanah berliat lebih
tinggi kadar airnya daripada tanah berpasir seperti pada perhitungan yang telah
dilakukan.

3. Besar air yang tersedia pada tanah berpasir berbeda dengan tanah berliat karena tanah
dengan dominasi fraksi liat akan menyebabkan terbentuknya banyak pori-pori mikro
sehingga luas permukaan sentuhnya menjadi sangat luas, sehingga daya pegang
terhadap air sangat kuat. Kondisi ini menyebabkan air yang masuk ke pori-pori segera
terperangkap dan udara sulit masuk sehingga kadar air di tanah berliat sangat tinggi.
Sedangkan tanah dengan dominasi fraksi pasir akan menyebkan terbentuknya sedikit
pori-pori makro sehingga luas permukaan yang disentuh bahan menjadi sangat
sempit, sehingga daya pegangnya terhadap air sangat lemah. Kondisi ini
menyebabkan air dan udara mudah masuk-keluar, hanya sedikit airr yang tertahan.
(Hanafiah, 2013)
Oleh karena itu, tanah berpasir memiliki kadar air yang lebih rendah
dibandingkan dengan kadar air dalam tanah berliat.

4. Air merupakan komponen penting dalam tanah yang dapat menguntungkan dan
kadangkala merugikan. Secara garis-besar peran air tanah yang menguntungkan
menurut Hanafiah (2013), meliputi:
a. Sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam akar
kemudian ke daun.
b. Sebagai sarana transportasi dan pendistribusi nutrisi jadi dari daun ke seluruh
bagian tanaman.
c. Sebagai komponen kunci dalam proses fotosistesis, asimilasi, sintesis maupun
respirasi tanaman.
d. Sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah dan
diferensiasi horizon.
e. Sebagai pelarut dan pemicu reaksi kimiawi penyediaan unsur hara tidak
tersedia menjadi tersedia bagi tanaman.
f. Sebagai penopang aktivitas mikrobia dalam merombak unsur hara tak tersedia
menjadi tersedia bagi tanaman.
g. Sebagai pembawa oksigen terlarut ke dalam tanah
h. Sebagai stabilisator temperatur tanah
i. Mempermudah pengolahan tanah
j. Di persawahan, genangan air akan menghambat pertumbuhangulma dan
sebagai sarana pemupukan lewat air irigasi (pugasi)
k. Sebagai pelarut pupuk dan pestisida.
Peran merugikan menurut Hanafiah (2013) antara lain:
a. Sebagai pemicu rusaknya tanah, misalnya erosi
b. Sebagai pemicu perubahan horizon melalui pelindian komponen-
komponennya
c. Sebagai pemicu kemiskinan tanah melalui pelindian hara
d. Tanah yang jenuh dengan air dapat menyebabkan terhambatnya aliran udara
ke dalam tanah, sehingga mengganggu respirasi dan serapan hara oleh akar,
serta aktivitas mikrobia yang menguntungkan.
Besarnya kadar air dalam tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman. Kadar air yang jenuh atau terlalu rendah akan menghambat pertumbuhan
tanaman. Oleh karena itu, kadar air dalam tanah harus memiliki kapasitas yang tepat
yang diperlukan oleh tanaman.

Anda mungkin juga menyukai