Anda di halaman 1dari 9

ACARA 3-5

POPULASI

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TERESTRIAL

Oleh

Tyara Wahyu Wardhani

221810401086

Kelompok 3/B

LABORATORIUM EKOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2023
I. Judul : Populasi
II. Tujuan: Mahasiswa mampu menentukan pola distribusi populasi
menggunakan index morisita dan system informasi geografis (SIG)
III. Metode Praktikum
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Pengukuran Populasi menggunakan Metode Plot
- Pipa paralon - Alat tulis
- Patok - Penggaris
III.1.2 Pengukuran Populasi menggunakan Sistem Informasi
Geografis
- GPS
- Komputer (Software ArcGIS)
III.2 Cara Kerja
3.2.1 Pengukuran Populasi menggunakan Metode Plot
Ditentukan area bersemak di sekitar kampus. Dipilih salah satu
populasi semak atau herba yang mudah dilakukan perhitungan
densitasnya secara individual

Diletakkan plot 1x1 m2 pada lokasi populasi pilihan kelompok

Dilakukan perhitungan jumlah individu pada spesies target disetiap


plotnya

3.2.2 Pengukuran Populasi menggunakan Sistem Informasi


Geografis
Ditentukan satu spesies pohon di lingkungan FMIPA UNEJ

Dilakukan pengambilan titik koordinat objek pohon


IV. Hasil dan Pembahasan
IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Hasil Pengukuran Populasi Morisita

Jumlah
Plot X2 (ΣX)2 Id
Individu (X)
50 818 70034 669124 5,178466152
Id=>1
Id=Mengelompok

IV.2 Pembahasan
Praktikum ini membahas tentang pengukuran penyebaran populasi
menggunakan metode pengukuran morisita dan system informasi geografis
(SIG) dengan software ArcGIS. Populasi adalah sekumpulan individu dengan
karakteristik dan ciri yang sama serta dapat hidup pada ruang yang sama pada
waktu tertentu (Lesmana, 2021). Pola penyebaran populasi adalah pola hidup
organisme yang terdapat pada populasi tertentu serta individu di dalam
populasi tersebut saling berhubungan satu sama lain. Pola penyebaran populasi
dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu pola penyebaran seragam, acak, dan
mengelompok.
Menurut Haruna dkk (2022), ciri bahwa organisme tersebut memiliki pola
penyebaran seragam adalah organisme tersebut bersifat territorial sehingga
organisme tersebut sering ditemukan atau terlihat berbaris pada jarak yang
sama. Pola penyebaran seragam dapat terjadi karena persaingan antar individu
dan kompetisi yang tinggi sehingga menyebabkan organisme tersebut
cenderung memiliki pembagian tempat yang sama. Contoh organisme yang
memiliki pola persebaran seragam yaitu pohon dalam hutan. Hal ini terjadi
karena pohon yang tumbuh terlalu dekat akan bersaing memperebutkan nutrisi
yang terbatas sehingga pohon-pohon tersebut tumbuh dengan jarak yang tetap
untuk menghindari persaingan.
Organisme dapat dikatakan memiliki persebaran acak jika individu atau
organisme tersebut tersebar secara acak di suatu area tanpa pola dan struktur
tertentu. Pola persebaran acak terjadi karena faktor lingkungan yang seragam,
seperti angin yang dapat menyebarkan biji-bijian dan spora jamur. Contoh
organisme yang memiliki pola persebaran acak yaitu jamur, bakteri, dan pohon
di lahan pertanian yang benihnya disebar secara acak oleh petani (Sulistiyowati
dkk., 2021).
Menurut Afiyah dkk (2020), ciri organisme tersebut termasuk ke dalam
pola persebaran mengelompok yaitu individu dalam populasi tersebut
cenderung terdistribusi ke dalam kelompok-kelompok tertentu di suatu area.
Pola persebaran mengelompok disebabkan karena sumber-sumber nutrisi atau
makanan yang diperlukan tidak tersebar secara merata. Contoh organisme
dengan pola penyebaran mengelompok adalah serigala, kawanan sapi,
tumbuhan akuatik di laut, dan sebagainya.
Karakteristik populasi adalah keadaan suatu populasi di suatu habitat yang
menggambarkan keterikatan antara individu dengan habitatnya. Karakteristik
populasi dapat dilihat dengan mengamati kepadatan, pola distribusi, kelompok
umur, rasio seks, sebaran frekuensi panjang, serta hubungan panjang dengan
bobot tubuh (Riyandi dkk., 2022).
Pengukuran populasi menggunakan indeks morisita dilakukan untuk
mengamati jenis tumbuhan Blechum pyramidatum di depan rusunawa. Indeks
morisita adalah suatu indeks yang berfungsi untuk mengukur pola sebaran
spasial suatu populasi. Indeks morisita banyak digunakan karena memberikan
hasil yang relatif stabil, tidak bergantung pada populasi dan ukuran sampel.
Hal ini disebabkan karena indeks morisita bersifat independen terhadap tipe-
tipe distribusi, jumlah sampel, dan nilai rata-rata perhitungan dari data yang
diamati (Widiyanti dkk., 2020). Rumus menghitung data menggunakan
morisita adalah sebagai berikut:
………………………………………………………..(1)

Keterangan:
Id = Indeks distribusi morisita
n = Jumlah seluruh plot
Σx = Jumlah individu setiap plot
Σx2 = Jumlah kuadrat individu setiap plot (Widiyanti, 2020).
Hasil yang didapat dari pengamatan tumbuhan dengan metode morisita
menunjukkan bahwa terdapat 50 plot yang diamati dengan jumlah total
individu sebanyak 818, dengan indeks dispersi morisita (ID) sebesar 5,17.
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Musak dkk (2023), hasil
indeks dispersi lebih kecil dari 1 (Id < 1) menunjukkan bahwa pola sebaran
populasi tersebut tergolong pada pola sebaran seragam, hasil indeks dispersi
sama dengan 1 (Id = 1) menunjukkan bahwa pola sebaran populasi tersebut
tergolong dalam pola sebaran acak, hasil indeks dispersi lebih besar dari 1 (Id >
1) menunjukkan bahwa pola sebaran populasi tersebut tergolong pada pola
sebaran mengelompok. Berdasarkan tabel hasil, didapatkan bahwa pengamatan
populasi tumbuhan Blechum pyramidatum memiliki indeks dispersi sebesar
5,17 yang menunjukkan bahwa pola persebaran populasi tersebut termasuk
dalam pola sebaran mengelompok. Berdasarkan literatur yang telah disebutkan,
dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan yang didapat sesuai dengan
literatur.
Pengukuran dengan sistem informasi geografis (SIG) dilakukan dengan
mengukur persebaran populasi pohon Swietenia mahagoni di samping
lapangan shaun the sheep. Sistem informasi geografis (SIG) adalah sistem
informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengambil, mengecek,
mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan data secara
spasial dengan mereferensikan kondisi bumi. Sistem informasi geografis
banyak digunakan karena teknologi SIG berfungsi dalam mengintegrasikan
operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa statistik
menggunakan kemampuan visualisasi dan analisa dengan menitik fokuskan
pada pemetaan (Perrina, 2021). Analisis data pola distribusi pohon dapat
dihitung menggunakan rumus berikut:
rA
R= ………………………………………………………………………..(2)
rE
Keterangan :
R = Rasio pola penyebaran
rA = Jarak rata-rata yang diamati
rE = Jarak rata-rata uang diharapkan
P = Kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi (Perrina, 2021).
Hasil pengukuran penyebaran populasi menggunakan sistem informasi
geografis (GIS) dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1

Gambar 3.2
Gambar 3.3
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa nilai z-score yang didapat
sekitar 3,511 dan nilai p-value yang didapat sekitar 0,000445. Kotak merah
yang terletak pada z-score menunjukkan bahwa data z-score yang didapat lebih
besar dari 2,58 (>2,58). Kotak merah pada data yang didapat menunjukkan
bahwa data tersebut dispersed yang artinya populasi pohon Swietenia
mahagoni di sekitar lingkungan lapangan shaun the sheep memiliki pola
distribusi merata. Hasil analisis Nearest Neighbor Index (NNI) menunjukkan
bahwa jarak rata-rata pohon Swietenia mahagoni sebesar 7,1411 m dengan
jarak rata-rata yang diharapkan sebesar 4,5974 m. Rasio tetangga terdekatnya
yaitu 1,5534. Nilai z-score yang didapat sebesar 3,5116. Nilai p-value yang
didapat adalah 0,000445. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Annisa dkk
(2022), nilai rasio NNI dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu R=1 yang
menunjukkan pola distribusi acak, R<1 menunjukkan pola distribusi
mengelompok, dan R>1 menunjukkan pola distribusi merata. Berdasarkan
literatur tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapat sesuai dengan
literatur.

V. Kesimpulan
Populasi adalah sekumpulan individu dengan karakteristik dan ciri yang
sama serta dapat hidup pada ruang yang sama pada waktu tertentu.
Karakteristik populasi adalah keadaan suatu populasi di suatu habitat yang
menggambarkan keterikatan antara individu dengan habitatnya. Karakteristik
populasi dapat dilihat dengan mengamati kepadatan, pola distribusi, kelompok
umur, rasio seks, sebaran frekuensi panjang, serta hubungan panjang dengan
bobot tubuh.

LAMPIRAN

Pengukuran Blechum pyramidatum Pengukuran Swietenia mahagoni


menggunakan morisita menggunakan GIS
Perhitungan excel morisita

Anda mungkin juga menyukai