Anda di halaman 1dari 3

Prof. Dr.

Moestopo adalah seorang dokter gigi dan pencetus berdirinya Universitas Prof Dr Moestopo
(Beragama). Beliau lahir di Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur pada 13 Juli 1913 dan meninggal di Bandung,
Jawa Barat pada 29 September 1986 pada umur 73 tahun. Dia dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional
pada tanggal 9 November 2007 yang berasal dari Jawa Timur karena perjuangannya sebagai salah
seorang tokoh militer PETA.

Moestopo adalah anak keenam dari delapan bersaudara. Ayahnya, Raden Koesoemowinoto sudah
meninggal ketika Moestopo baru kelas V HIS. Moestopo menempuh pendidikan dari HIS, kemudian
MULO. Setelah itu ia melanjutkan ke STOVIT (Sekolah Tinggi Kedokteran Gigi) di Surabaya dan juga
mengikuti pendidikan Orthodontle di Surabaya dan UGM, Yogyakarta. Setelah itu ia mengikuti
pendidikan Oral Surgeon di Fakultas Kedokteran UI, Jakarta dan juga pendidikan sejenis di Amerika
Serikat dan Jepang.

Pada tahun sampai tahun 1941 1937, ia mulai bekerja sebagai Asisten Orthodontle dan Conserven de
Tandheeldunda. Tahun 1941-1942 ia menjabat sebagai Wakil Direktur STOVIT, kemudian sebagai asisten
profesor dari Shikadaigaku Ikabu (Sekolah Tinggi Kedokteran Gigi pada masa pendudukan Jepang di
Indonesia).

Nama lengkap Moestopo yakni Mayor Jenderal TNI Purnawirawan Profesor Dr. Moestopo,
Os.Orth.Opdent.Prosth. Pedo/D.H.Ed. Biol.Panc; yang seluruhnya selalu dia tulis dengan lengkap. Gelar
di depan namanya sudah umum diketahui. Dengan gelar-gelar di belakang itu berarti ia ahli dalam ilmu
bedah rahang mulut, ahli perawatan gigi, ahli pengawetan gigi. Selanjutnya juga ahli kesehatan gigi
masyarakat, ahli gigi palsu, dan ahli dalam biologi. Panc ternyata dari kata Pancasila. Dalam biografinya,
ia mengaku sebagai Bapak Pengamal Pancasila.

Moestopo memang dikenal sebagai orang yang aktif, sejak kecil ia senang menyibukkan diri. Impiannya
untuk melihat dunia yang damai membuat ia mendirikan lembaga Pusat Perdamaian Dunia Berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa pada tahun 1964. Untuk mewujudkan perdamaian dunia melalui lembaga
yang ia dirikan, Moestopo mengirim telegram yang ditujukan ke banyak pemimpin dunia, di antaranya
Leonid Brezhnev, Paus Paulus II, Jimmy Carter, Ronald Reagan, Menachem Begin, Margaret Thatcher,
Presiden Argentina, pemimpin Iran dan Irak.

Moestopo meninggal di Bandung, Jawa Barat pada 29 September 1986 pada umur 73, dan dimakamkan
di Pemakaman Cikutra, Bandung. Pada tanggal 9 November 2007, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
memberi Moestopo anugerah Pahlawan Nasional Indonesia yang bersamaan waktunya dengan Adnan
Kapau Gani, Ida Anak Agung Gde Agung, dan Ignatius Slamet Riyadi berdasarkan Keppres No.
66/TK/2007. Pada tahun yang sama ia dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana.

Karier dan Karya

Di Bidang Pendidikan :

Ikut mendirikan “War Correspondence School”; Ikut mendirikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Trisakti, USU, Fakultas Publisistik (kini Fakultas Ilmu
Komunikasi) dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran; Mendirikan Universitas Prof.
dr. Moestopo (Beragama); Turut membina Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga yang dulunya
Stovit (Sekolah Tinggi Kedokteran Gigi); Pendiri Post Graduate Study Ilmu Kedokteran Gigi Universitas
Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta tahun 1972; Turut mendirikan dan memimpin Pendidikan
Lanjutan 0ral Surgery Fakultas Kedoteran Gigi Universitas Padjajaran; Pendiri dan Pembina Persatuan
Dokter Gigi Indonesia; Mendirikan Akademi Perawat Gigi, Akademi Pertanian, Sekolah Tehnik Gigi
Menengah, Kursus Chair Side Assistant/Teknik Gigi/Dental Higienis Ys. UPDM.

Di Bidang Kemiliteran.

Cudanco tahun 1942 Daidanco tahun 1942; Turut mendirikan BKR; Penaggungjawab Revolusi Jawa
Timur; Pemimpin Besar Revolusi Jawa Timur /Panglima Teritorial Jawa Timur /Menteri Pertahanan Ad-
interin; Penasehat Agung Militer Presiden R.I., 30 September 1945; Penasehat Panglima Besar Jenderal
Sudirman; Pemimpin Pertempuran Bandung Utara; Ahli Perang Gerilya; Panglima Divisi Siliwangi; Wakil
Komandan Divisi Markas Besar Komando Jawa; Staf Spesial Duty dan Deputi KASAD; Wakil Ketua Front
Pembebasan Irian Barat; Turut menyusun berdirinya organisasi militer modern TNI Angkatan Darat;
Anggota Badan Pendiri Yayasan Pembela Tanah Air (PETA) 3 April 1982.

Di Bidang Pemerintahan.

Menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)

Ketua DHN Angkatan 45 bidang Pendidikan, Kebudayaan, Agama dan Kesehatan.

Pembantu Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan

Turut menyusun Undang-undang No. 22 Tahun 1962 tentang Pendidikan Tinggi di Indonesia.
Di Bidang Sosial

Reklasering, merupakan kegiatan merehabilitasi mental,mendidik dan memberikan ketrampilan kepada


bekas narapidana, c0pet,p3l4cur dan penjahat lainnya. Melalui usaha reklasering ini mereka dibina,
diarahkan dan diubah mental serta kepribadiannya sehingga berguna bagi kehidupan dirinya, keluarga,
masyarakat, bahkan bagi negara.

Tanda Penghargaan

Dari Pemerintah Republik Indonesia:

Sebagai Pahlawan Nasional; Bintang Maha Putra Utama Republik Indonesia; Bintang Gerilya; Bintang
Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia; Satya Lencana Kemerdekaan 1945 Republik Indonesia;
Satya Lencana Prajurit Setia VII; Satya Lencana Sapta Marga; Satya Lencana Perang Kemerdekaan I;
Satya Lencana Perang Kemerdekaan II; Satya Lencana Gerakan Operasi Militer (GOM) I; Satya Lencana
Gerakan Operasi Militer (GOM) II; Satya Lencana Gerakan Operasi Militer (GOM) III; Satya Lencana
Gerakan Operasi Militer (GOM) IV; satya Lencana Dwidja Sistha dari Menhankam RI.; Satya Lencana
Satya dari UNPAD; Bintang Karya Bhakti dari UPDM(B); Satya Lencana Badan Keamanan Rakyat.

Dari Luar Negeri.

Dari Pemerintah Yugoslavia : Yogoslavenska Narodna Armija (Non Blok)

Dari Pemerintah Jerman Barat : Um Internationale Fur Verdienste Partnershaft (Liberal).

Masyarakat Internasional : Lion International (dalam bidang sosial).

Anda mungkin juga menyukai