Anda di halaman 1dari 19

KARYA ILMIAH

WIDYAWISATA JAKARTA - BANDUNG

15 - 18 OKTOBER 2019

Disusun oleh : 1. Dinar Ayu Rengganis (07)

2. Nia Yoliandini (

3. Oryza olmetya salikha (

SMP NEGERI 2 PURWOKERTO

Jln. Gereja no 20 Purwokerto - Banyumas

Tahun Pelajaran 2019/2020


LAPORAN KARYA WISATA JAKARTA - BANDUNG

"OBJEK-OBJEK DI MONUMEN PANCASILA SAKTI"

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing

Pada Rabu, November 2019

Penulis. Pembimbing

Dinar Ayu Rengganis. Eko Febri Prasetyo, S.Pd.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan rahmat
karunia dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan
karya wisata ini. Proses pembuatan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, maka dari itu kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan laporan ini.

Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas bahasa indonesia skaligus sebagai
syarat mengikuti PAS tahun pelajaran 2019/2020. Laporan ini memuat informasi
seputar objek wisata yang telah dikunjungi pada kegiatan karya wisata SMPN 2
Purwokerto yang dilakukan pada tanggal 15 - 18 Oktober 2019, khususnya obyek
wisata lubang buaya.

Kami mengharapkan atas dibuatnya laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan dapat menambah informasi serta pengetahuan khususnya
mengenai Moneumen Pancasila Sakti (lubang buaya). Laporan ini juga disertai
gambar obyek sebagai keterangan pada materi yang diberikan.

Kami sebagai penyusun tentunya tidak luput dari kesalahan, maka dari itu kami
mohon maaf.

Purwokerto, Oktober 2019

( penyusun )

DAFTAR ISI
Halaman pengesahan.......................................................................i

Kata pengantar.............................................................................ii

Daftar isi....................................................................................iii

Bab 1 PENDAHULUAN......................................................................1

A. Latar belakang ................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................2

C. Tujuan penulisan..............................................................3

Bab 2 ISI...................................................................................4

Bab 3. PENUTUP..........................................................................

A. Simpulan.......................................................................

B. Saran...........................................................................

Daftar pustaka...........................................................................

Lampiran...................................................................................

Bab 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Menurut KBBI, widya wisata merupakan perjalanan (keluar daerah kampus, dll)
dalam rangka kunjungan studi (biasanya berombongan)
Bab 2 Pembahasan

A. Sejarah Monumen Pancasila Sakti dan Lubang Buaya

Lubang buaya adalah sebuah tempat di kawasan Pondok Gede,


Jakarta yang menjadu tempat pembuangan para korban G30S-PKI
(Gerakan 30 September) yang terjadi pada tahun 1965. Monumen
Pancasila Sakti yang tetdapat di wilayah Lubang Buaya ini diresmikan
oleh Jenderal TNI Soeharto yang bertujuan mengingat perjuangan
para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi
negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.
Monumen ini dibangun diatas areal tanah seluas 14,6 hektar pada
pertengahan Agustus 1967 dan diresmikan pada tanggal 1 Oktober
1973 oleh Presiden Soeharto bertepatan dengan Peringatan Hari
Kesaktian Pancasila. Dan sejak saat itu berdasarkan Surat Keputusan
Menpangad No. Kep 977/9/1966 tanggal 17 September 1966, setiap
tahun dilakukan peringatan Hari Kesaktian Pancasila.

1. Asal Mula Lubang Buaya

Nama Lubang Buaya sendiri berasal dari sebuah legenda yang


menyatakan bahwa terdapat buaya-buaya putih di sungai yang
terletak di dekat kawasan Pondok Gede. Secara spesifik, sumur
Lubang Buaya terletak di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan
Cipayung, Jakarta Timur.

Lubang Buaya memang merupakan saksi bisu atas tragedi


pembantaian besar yang dilakukan oleh gerakan kiri di Indonesia
pada masa itu. Dalam pembantaian G30S-PKI, para Jenderal yang
sebagai korban ini sebelum dibunuh dikelilingi terlebihi dahulu
seakan-akan mereka sedang melakukan pesta kemenangan.

Pada dini hari 1 Oktober 1965, anggota Gerakan 30 September,


meninggalkan pangkalan mereka di Lubang Buaya dalam misi untuk
menculik tujuh jenderal, semua anggota Staf Umum Angkatan Darat.

Malamnya, mereka kembali membawa mayat tiga jenderal yang


terbunuh dalam upaya penculikan serta empat tahanan yang masih
hidup.

Para korban dibunuh dan dimasukkan ke dalam sebuah Sumur


Lubang Buaya yang berdiameter 75 cm dengan kedalaman 12 m yang
menjadi sumur maut bagi para korban kebiadaban PKI.

Para Jenderal yang menjadi korban penyiksaan keji adalah Jenderal


Ahmad Yani, Jenderal Siswandono Parman, Jenderal Suprapto,
Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, Jenderal MT Haryono, Jenderal Donald
Ifak Panjaitan, dan Kapten Pierre Andreas Tendean.
Pada 4 Oktober, mayat-mayat itu ditemukan menggunakan
peralatan khusus. Dan semua jenazah dipindahkan ke Taman Makam
Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan. Suharto secara pribadi
mengawasi operasi.

Aksi pasukan G30S yang dikomandani Letkol Untung Sjamsuri tak


cuma menculik pucuk pimpinan TNI Angkatan Darat pada dini hari 1
Oktober 1965. Mereka juga menduduki sejumlah tempat strategis di
Jakarta.

Sehari setelah peristiwa penculikan berlangsung, Untung


memerintahkan sejumlah pasukan bernama 'Divisi Ampera' untuk
menguasai Radio Republik Indonesia (RRI). Lewat media inilah Untung
mengumumkan pengambilalihan kekuasaan sekaligus membentuk
'Dewan Revolusi. Saat itu radio merupakan sarana informasi yang
sangat vital. Jangkauan RRI sampai ke seluruh pelosok Indonesia.

Letkol Untung memandang RRI dapat menggerakkan seluruh


simpatisan PKI di Indonesia agar mendukung upaya mereka merebut
kekuasaan.

Panglima Kostrad Mayjen Soeharto segera memerintahkan


Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), Kolonel
Sarwo Edhie Wibowo bergerak cepat merebut RRI. Propaganda
Untung dkk harus dibungkam secepatnya.
Keberhasilan RPKAD merebut RRI ini telah membalikkan keadaan.
Letkol Untung yang semula berada di atas angin mulai terdesak. Batal
sudah rencana Ketua CC PKI D.N. Aidit untuk mengumumkan kabinet
Dewan Revolusi tanggal 4 Oktober 1965. Sebaliknya, pidato Mayjen
Soeharto menyatukan seluruh kekuatan antikomunis yang semula
ragu-ragu tak tahu mana kawan mana lawan.

Keesokan harinya, RPKAD dan satuan lainnya berhasil menduduki


basis tentara pro-PKI di sekitar Halim. Komplotan ini pun melarikan
diri.

Tak butuh waktu lama hingga Letkol Untung dan anggota lainnya
bisa ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

B. Objek yang berada di area Monumen Pancasila Sakti

Objek yang dapat dijumpai di kawasan Monumen Pancasila Sakti


terdiri dari objek yang berada diluar area dan di dalam area.

1) Objek yang berada di luar area Monumen Pancasila Sakti


•Museum Pengkhianatan atau Pemberontakan PKI

Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) diresmikan oleh Presiden


kedua RI HM. Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1992 atau sebelas
tahun setelah beliau meresmikan Monumen Pancasila Sakti pada
tanggal 1 Oktober 1981.

Monumen Pancasila Sakti berisi tentang rekam sejarah bagaimana


kegilaan dan kekejaman PKI (Komunis) pada peristiwa G30S/PKI 1965
dalam menculik, menyiksa, sekaligus membunuh dan 7 Jenderal
penting Angkatan Darat yang kemudian dianugerahi gelar oleh negara
sebagai Pahlawan Revolusi. Dan diawal pintu masuk kita akan
disambut dengan beberapa koleksi foto Pemberontakan PKI,
Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan revolusi, dan beberapa diorama
yang menceritakan tentang Pemberontakan PKI di berbagai Daerah di
Indonesia.

•Sumur Maut

Sumur tua ini adalah tempat membuang 7 pahlawan revolusi, yaitu :

- Jend. Anumerta Ahmad Yani


- Mayjen. Anumerta Donald Isaaccus Panjaitan

- Letjen. Anumerta M.T. Haryono

- Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean

- Letjen. Anumerta Siswandono Parman

- Letjen. Anumerta Suprapto

- Mayjen. Anumerta Sutoyo Siswomiharjo

Jenazah ke-7 pahlawan itu ditemukan di sebuah sumur tua yang


sekarang dinamai Lubang Buaya , di daerah Lubang Buaya , dekat
lapangan terbang Halim Perdanakusumah, Jakarta. Sedangkan
jenazah Brigjen Katamso Dharmakusumo dan Kol. Sugiyono
Mangunwiyoto ditemukan di Desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu,
gugur pula AIP II Brimob Karel Sasuit Tubun dan Ade Irma Suryani
Nasution, putri dari Jend. A.H: Nasution.

•Rumah Penyiksaan
Rumah Penyiksaan adalah tempat para Pahlawan Revolusi
disiksa untuk menandatangani surat pernyataan untuk
mendukung komunisme di Indonesia, mereka disiksa seblum akhirnya
dibunuh, ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7 pahlawan
Revolusi beserta kisah dimulainya Pemberontakan PKI, dahulu tempat
ini merupakan sebuah sekolah rakyat atau sekarang lebih
dikenal SD dan dialih fungsikan oleh PKI sebagai
tempat penyiksaan kejam para Pahlawan Revolusi.

•Pos Komando

Tempat ini adalah milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya


bernama Haji Sueb. Tempat ini dipakai oleh
pimpinan G/30S/PKI yaitu Letkol Untung dalam rangka
perencanaan Penculikan terhadap 7 Pahlawan Revolusi, di dalamnya
masih ada barang-barang asli yang menjadi saksi bisu
kekejaman PKI seperti : 3 buah Petromaks, Mesin Jahit,
dan Lemari Kaca.

•Dapur Umum
Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang dialihfungsikan
oleh PKI sebagai Dapur Umum, rumah yang statusnya milik Ibu Amroh
ini dipakai sebagai tempat sarana konsumsi anggota G30S/PKI, oleh
karena itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan Pakaian keliling
meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan
oleh para anggota PKI untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan
terkunci, tetapi saat kembali ternyata rumahnya sudah dalam
keadaan berantakan, hampir semua benda di rumah tersebut
menghilang.

•Museum Paseban

Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen Pahlawan


Revolusi ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1
Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi Windu Hari Kesaktian
Pancasila, di dalam ruangan ini terdapat beberapa diorama sebagai
berikut :

Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan (September 1965)


Latihan sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli-30 September 1965)

Penculikan Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani (1 Oktober 1965)

Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)

Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)

Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi (4 Oktober 1965)

Proses lahirnya Supersemar (11 Maret 1966)


Pelantikan Jenderal Soeharto sebagai Presiden (12 Maret 1967)

Tindak Lanjut Pelarangan PKI (26 Juni 1982)

Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila


telah dua kali dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal
sebagai pemberontakan PKI Muso di Madiun dan yang kedua ialah
pemberontakan G 30 S PKI dalam bulan September 1965. Selain itu
tempat ini juga terdapat Foto ke 7 Pahlawan Revolusi, yang ukuran
foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya.

Dan adanya Ruang Relik yang merupakan tempat dipamerkannya


barang-barang, terutama pakaian yang mereka kenakan ketika
mereka di culik, di siksa, sampai akhirnya di bunuh, berikut dengan
hasil visum dari dokter. Selain itu terdapat pula Aqualung sebuah alat
bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah
7 Pahlawan Revolusi dari dalam sumur tua.

Selain itu terdapat pula Ruang Teater yang memutar rekaman


bersejarah pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi, Pemakaman
ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, dan lain-lain, masa putar
rekaman ini kurang lebih 30 menit.

Dan terdapat Ruang pameran Foto yang menyajikan foto-foto


pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi dan pemakamannya
di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Anda mungkin juga menyukai